BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Menurut Krugman dan Maurice (1994) dalam Aziz (2011), kurs adalah harga sebuah mata uang dari suatu negara yang diukur dan dinyatakan dengan mata uang lainnya. Karena nilai tukar ini mencakup dua mata uang,maka titik keseimbangannya ditentukan oleh sisi penawaran dan permintaan dari kedua mata uang tersebut (Abimanyu, 2004). Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) merupakan indeks gabungan dari seluruh jenis saham yang ada atau tercatat di bursa efek (Okky dan Setiawan, 2012). Terdapat beberapa pendapat tentang pengertian IHSG, seperti yang dikatakan Widoatmojo (1996) dalam Aziz (2011), yaitu mengatakan IHSG merupakan ringkasan dari dampak simultan dan kompleks atas berbagai macam faktor yang berpengaruh, terutama fenomenafenomena ekonomi, bahkan dewasa ini IHSG dijadikan barometer kesehatan ekonomi suatu negara dan sebagai landasan analisis statistik atas kondisi pasar terakhir. Fluktuasi nilai tukar rupiah terhadap mata uang asing khususnya terhadap dollar Amerika begitu luar biasa pada beberapa tahun ini. Bahkan, range nilai tukar rupiah sejak awal tahun 2013 sampai awal tahun 2014 ini ada di kisaran Rp 9.615/USD – Rp 12.278/USD (yahoo.finance.com). Tentu saja ini menimbulkan beberapa gejolak di sektor – sektor ekonomi, khususnya pada pasar modal. Ajayi dan Mougoue (1996) dalam Aziz (2011) meneliti hubungan dinamis antara harga saham dan nilai tukar pada “Delapan Besar” pasar saham, yaitu Kanada, Perancis, Jerman, Italia, Jepang, Belanda, Inggris, dan Amerika Serikat dengan menggunakan bivariate error correction model. Hasil penelitian mereka menunjukkan hubungan yang signifikan antara nilai tukar (kurs) dan harga saham (pasar modal dan pasar uang). Menurut Kewal (2012) yang meneliti hubungan antara kurs dengan IHSG 1 dengan metode regresi parametrik, kurs merupakan variabel makro ekonomi yang turut mempengaruhi volatilitas harga saham. Depresiasi kurs akan menaikkan harga saham yang tercermin pada IHSG dalam perekonomian yang mengalami inflasi. Ini berarti perubahan yang terjadi pada nilai tukar rupiah, khususnya terhadap USD juga dapat berdampak pada harga saham maupun IHSG. Dengan kata lain, penelitian yang dilakukan tersebut menunjukkan hubungan yang negatif antara kurs dengan IHSG. Senada dengan yang ditunjukkan pada penelitian Kewal tersebut, Okky dan Setiawan (2012) juga menunjukkan hubungan negatif antara kurs dengan IHSG melalui metode Vector Autoregressive. Ekonometri, sebagai ilmu yang menjembatani antara statistika, matematika dan ekonomi bisa menjadi alat yang berguna untuk melihat hubungan tersebut. Seperti yang dikatakan Azizah (2008), ekonometri dapat diartikan sebagai bidang studi yang mempelajari gejala ekonomi dan atau teori ekonomi yang bersifat kuantitatif, secara empiris, berdasarkan rumusan matematis dan analisis statistika. Ekonometri membantu dalam mencapai 3 tujuan utama sebagai berikut : 1. Membuktikan atau menguji validitas teori – teori ekonomi (verifikasi) 2. Menghasilkan taksiran – taksiran menarik bagi koefisien – koefisien hubungan ekonomi (estimasi) 3. Meramalkan nilai besaran – besaran ekonomi di masa yang akan datang dengan derajat probabilitas tertentu (forecasting). Banyak metode – metode ekonometri yang dapat diterapkan untuk menjawab hubungan antara perubahan nilai tukar rupiah terhadap nilai IHSG. Salah satunya adalah analisis regresi. Analisis regresi adalah analisis statistik yang mempelajari bagaimana membangun sebuah model fungsional dari data untuk dapat menjelaskan ataupun meramalkan suatu fenomena alami atas dasar fenomena yang lain (Soemartini, 2008). Menurut Halim dan Bisono (2006), tujuan dasar dalam sebuah analisis regresi adalah untuk mempelajari bagaimana respon sebuah peubah 𝑌 terhadap perubahan yang terjadi pada peubah lain yaitu 𝑋. Hubungan antara 𝑋 dan 𝑌 dapat dituliskan sebagai berikut : 𝑌 = 𝑚(𝑋) + 𝜀 ; 𝜀~𝑁(0, 𝜎 2 ) 2 dimana 𝑚 adalah fungsi matematik yang disebut sebagai fungsi regresi dan 𝜀 adalah error yang mengijinkan terjadinya deviasi dari hubungan yang murni deterministik. Pendekatan yang digunakan untuk mengestimasi fungsi regresi ada dua jenis, yaitu pendekatan parametrik dan nonparametrik. Data – data ekonomi seringkali memberikan kenyataan bahwa data tersebut harus diselesaikan dengan pendekatan nonparametrik. Ini terjadi karena data – data tersebut tidak memenuhi asumsi yang disyaratkan oleh metode – metode parametrik. Begitu pula dengan objek pada tulisan ini, yaitu kurs dan IHSG yang kemungkinan besar tidak akan memenuhi asumsi parametrik dan diduga terdapat outlier. Oleh karena itu akan dilakukan pemodelan hubungan antara kurs dengan IHSG menggunakan pendekatan nonparametrik, yaitu dengan metode smoothing dan juga robust. 1.2. Batasan Masalah Dalam tulisan ini masalah yang dibahas adalah mengenai pemodelan untuk pengaruh nilai tukar rupiah terhadap nilai IHSG sepanjang tahun 2013 menggunakan regresi kernel dengan beberapa nilai bandwidth dan metode Theil. Regresi metode Theil atau Theil’s Incompelete Method (TIM) akan digunakan untuk melakukan verifikasi terhadap beberapa teori ekonomi mengenai hubungan antara kurs dengan nilai IHSG dan juga untuk mengestimasi model yang terbentuk. Selanjutnya, regresi kernel juga akan digunakan untuk mengestimasi model. Dari model yang didapat melalui kedua metode tersebut akan dipilih model terbaik dengan menggunakan beberapa parameter sebagai kriterianya. 1.3. Tujuan Penulisan Sesuai dengan batasan masalah yang diberikan di atas, maka sudah jelas tujuan dari penulisan karya ini. Ada hal - hal pokok yang ingin dicapai, yaitu : a. Mengetahui metode – metode nonparametrik, diantaranya adalah regresi kernel dan metode Theil. 3 b. Mendapatkan hubungan antara kurs dengan IHSG melalui metode nonparametrik. c. Mendapatkan metode dan model terbaik dari hubungan antara kurs dengan IHSG berdasarkan beberapa parameter seperti MSE, MAE dan MAPE. 1.4. Tinjauan Pustaka Pembahasan metode regresi kernel maupun metode Theil ini sudah cukup banyak dibahas dalam berbagai tulisan maupun dalam berbagai buku, khususnya untuk regresi kernel. Dalam beberapa laporan tugas akhir dalam bentuk skripsi maupun tesis juga sudah cukup banyak yang membahas tentang kedua metode ini. Seperti pada karya Azizah (2008) yang membahas tentang aplikasi regresi kernel Nadaraya – Watson pada data finansial. Pada tulisan tersebut dijelaskan tentang pemilihan bandwidth optimum sampai dengan mencari model smoothing terbaik. Yudistira (2011) membahas tentang pemodelan dengan metode Theil sampai dengan inferensi modelnya. Pembahasan tentang metode Theil ini juga ada pada tulisan Soemartini (2008). Sujatha dan Sundaram (2010) juga membuat tulisan tentang penggunaan metode Theil untuk forecasting indeks harga saham. Sedangkan tulisan lain yang membahas mengenai regresi kernel adalah Aydin (2007) dan Purnamasari (2013) yang membandingkan antara regresi kernel dan regresi spline. Terdapat juga Halim dan Bisono (2006) serta Sukarsa dan Srinadi (2012) yang menggunakan regresi kernel Nadaraya – Watson dan Gasser – Muller untuk mengestimasi suatu data. Buku acuan yang digunakan adalah karya Haerdle (1990) yang membahas berbagai metode regresi nonparametrik, khususnya metode – metode smoothing seperti kernel, spline, k-NN dan metode lainnya 1.5. Metodologi Penelitian Dalam penulisan karya ini dilakukan studi literatur dan kajian teori sehingga 4 berbagai referensi yang digunakan sebagian besar dari literatur berupa jurnal – jurnal, skripsi – skripsi maupun sumber lainnya. Data yang digunakan untuk studi kasus merupakan data sekunder yang diperoleh dari berbagai sumber. Dalam pengolahan data nantinya akan digunakan beberapa software olah data statistika seperti R, paket program SPSS, MS Excel dan lain lain. 1.6. Sistematika Penulisan Penulisan karya ini ditulis sesuai dengan kaidah penulisan karya ilmiah. Tulisan ini dibagi menjadi beberapa bab, yaitu : 1. Bab I Berisi tentang latar belakang masalah, batasan permasalahan, tujuan penulisan dan metode penulisan. 2. Bab II Pada bagian ini akan dipaparkan teori – teori yang nantinya akan mendukung pembahasan utama, yaitu mengenai regresi kernel dan metode Theil. 3. Bab III Bab ini berisi penjelasan mengenai metode Theil, mulai dari algoritma perhitungan modelmya sampai dengan pengujian parsial terhadap estimator variabel independennya. Juga berisi penjelasan mengenai regrsi kernel, termasuk tentang pemilihan bandwidth serta ide dasar dari metode smoothing. Pada bagian ini dijelaskan pula beberapa metode pendeteksian outlier. 4. Bab IV Bagian ini berisikan pembahasan mengenai model hubungan antara kurs dengan IHSG yang dibentuk berdasarkan metode pada bab sebelumnya. Pada bab ini juga nanti akan dipilih metode manakah yang memberikan model terbaik berdasarkan beberapa parameter kriteria. 5. Bab V Dalam bab ini disampaikan kesimpulan yang didapat dari kajian teori 5 dan studi kasus pada bab – bab sebelumnya. Selain itu juga dipaparkan saran dan masukan untuk pengembangan teori ini. 6. Lampiran – lampiran Pada bagian ini dimuat gambar – gambar, tabel serta output dari software yang digunakan dalam menyelesaikan studi kasus. 6