BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Tumor jinak adalah

advertisement
BAB 1
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Tumor jinak adalah suatu pertumbuhan baru jaringan yang sifatnya terlokalisasi
dan tidak memiliki kemampuan untuk menginfiltrasi, menginvasi, atau menyebar ke
tempat lain. Sebaliknya, tumor ganas atau kanker adalah suatu penyakit yang ditandai
dengan pertumbuhan baru jaringan dan penyebaran jaringan secara abnormal
(metastasis) serta merusak struktur di dekatnya. Tumor jinak dan tumor ganas
merupakan suatu neoplasma, yaitu massa abnormal jaringan yang pertumbuhannya
berlebihan dan tidak terkoordinasikan dengan pertumbuhan jaringan normal
walaupun rangsangan yang memicu perubahan tersebut telah berhenti (Crum, 2007).
Data statistik Badan Kesehatan Dunia (WHO) tahun 2008 menunjukkan bahwa
7,6 juta kematian di seluruh dunia (13% dari total kematian) disebabkan oleh kanker.
Kanker serviks menempati urutan ke-2 terbanyak di dunia dan Asia Tenggara setelah
kanker payudara. Di wilayah Asia Tenggara, WHO mencatat 20,7% kasus kanker
serviks. Di Indonesia, kanker serviks menempati urutan ke-2 terbanyak setelah
kanker payudara dengan angka kejadian 16 per 100.000 wanita (SIRS, 2007).
Lebih dari 30% kematian akibat kanker dapat dicegah (WHO, 2008). Dalam
perjalanannya, kanker serviks membutuhkan waktu yang cukup lama untuk
berkembang dari kondisi normal, prainvasif, sampai menjadi kanker stadium lanjut
(Bustan, 2007). Semakin dini stadiumnya, maka perkembangan kanker ke tahap
lanjut akan lebih lama. Bahkan banyak yang tidak mengalami perubahan dan
mengalami regresi.
Selain kanker serviks, terdapat beberapa tumor jinak pada serviks. Tumor-tumor
tersebut yaitu kondiloma akuminata, papiloma skuamosa, papiloma Mullerian, dan
polip endoservikal (WHO, 2002). Dari kanker serviks sendiri, 75% - 90% adalah
karsinoma sel gepeng yang umumnya berkembang dari prekursor CIN. Sisanya
adalah adenokarsinoma atau variannya (Crum, 2007).
Universitas Sumatera Utara
Hampir 80% kasus kanker serviks saat ini dihubungkan dengan infeksi genital
oleh Human Papilloma Virus. Kanker serviks banyak ditemukan pada wanita usia
reproduktif (15-44 tahun) dan wanita dewasa (20-59 tahun). Kanker serviks memiliki
angka kematian yang sangat tinggi di negara berpendapatan rendah. Hal ini
disebabkan kurangnya akses untuk melakukan skrining (deteksi dini) dan pengobatan
(WHO, 2009).
Menurut Prawirohardjo dan Wiknjosastro (2007), deteksi dini saat tumor masih
prainvasif menjadi masalah utama. Hal ini disebabkan tidak adanya gejala yang
menimbulkan keluhan pada wanita. Skrining kanker serviks dilakukan pada wanita
yang asimtomatik. Untuk skrining kanker serviks, dapat dilakukan Visual Inspection
with Acetic Acid (VIA) dan Papanicolau Smear (PAP Smear). Dengan penerapan
PAP smear, insidensi tumor invasif telah secara drastis menurun. Sebaliknya,
insidensi neoplasia intraepitelial serviks (cervical intraepithelial neoplasia, CIN)
meningkat. Hal ini disebabkan oleh adanya perbaikan penemuan kasus (Crum, 2007).
Namun, hasil pemeriksaan sitologi ini tidak menunjukkan suatu diagnosa pasti.
Diagnosa harus dipastikan dengan pemeriksaan histologi dari jaringan yang diperoleh
dengan melakukan biopsi. Semua lesi serviks yang terlihat secara klinis
membutuhkan identifikasi biopsi walaupun hasil pap smear normal. Biopsi serviks
adalah prosedur yang dilakukan untuk mengambil jaringan dari leher rahim (serviks)
untuk pemeriksaan secara mikroskopis. Hasil biopsi tidak hanya memberikan
diagnosis, tetapi juga membantu menentukan jenis dan luasnya pengobatan yang akan
dilakukan ( Sulaini, 2006 ).
Berdasarkan data-data di atas, penulis tertarik untuk melakukan pengamatan
terhadap gambaran histopatologi tumor serviks di Instalasi Patologi Anatomi RSUP
H.Adam Malik Medan.
Universitas Sumatera Utara
1.2.Rumusan Masalah
Berdasarkan uraian latar belakang di atas, maka penulis merumuskan masalah sebagai
berikut : Bagaimana gambaran histopatologi tumor ganas, tumor mikroinvasif, dan
tumor jinak serviks di Instalasi Patologi Anatomi RSUP H.Adam Malik?
2. Tujuan Penelitian
1.3.1.Tujuan Umum
Untuk mengetahui berbagai tipe gambaran histopatologi tumor ganas, tumor
mikroinvasif, dan tumor jinak di Instalasi Patologi Anatomi RSUP H.Adam Malik
Medan.
1.3.2.Tujuan Khusus
Yang menjadi tujuan khusus dalam penelitian ini adalah:
1. Mengetahui prevalensi penderita tumor ganas serviks di RSUP H. Adam Malik.
2. Mengetahui prevalensi penderita tumor mikroinvasif serviks di RSUP H. Adam
Malik.
3. Mengetahui prevalensi penderita tumor jinak serviks di RSUP H. Adam Malik.
4. Mengetahui tipe tumor ganas serviks di RSUP H. Adam Malik.
5. Mengetahui tipe tumor mikroinvasif serviks di RSUP H. Adam Malik.
6. Mengetahui tipe tumor jinak serviks di RSUP H. Adam Malik.
7. Mengetahui usia tersering menderita tumor ganas serviks RSUP H. Adam Malik.
8. Mengetahui usia tersering menderita tumor mikroinvasif serviks RSUP H. Adam
Malik.
9. Mengetahui usia tersering menderita tumor jinak serviks RSUP H. Adam Malik.
Universitas Sumatera Utara
1.4. Manfaat Penelitian
Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat untuk :
1. Informasi untuk masyarakat dan pasien sebagai bahan edukasi untuk melakukan
pencegahan, skrining, dan pengobatan lebih awal.
2. Informasi untuk RSUP H.Adam Malik tentang prevalensi tumor ganas, tumor
mikroinvasif, dan tumor jinak serviks berdasarkan kelompok usia dan tipe
gambaran histopatologi.
3. Informasi untuk Dinas Kesehatan Kota Medan untuk merencanakan tindakan lebih
lanjut dalam menangani insiden tumor ganas, tumor mikroinvasif, dan tumor jinak
serviks terutama kanker serviks.
4. Sebagai sumber informasi data epidemiologi untuk penelitian ilmiah tentang tumor
ganas, tumor mikroinvasif, dan tumor jinak serviks di masa mendatang.
5. Sebagai bahan referensi di perpustakaan FK USU Medan.
Universitas Sumatera Utara
Download