BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Sumber belajar

advertisement
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Sumber belajar biologi merupakan segala sesuatu baik benda maupun
gejalanya yang dapat dipergunakan untuk memperoleh pengalaman dalam
rangka pemecahan permasalahan biologi tertentu. Sumber belajar biologi
dalam proses pembelajaran biologi dapat didapatkan diluar sekolah ataupun
didalam sekolah. Sumber belajar biologi harus dipersiapkan sebaik-baiknya
karena akan mempengaruhi pencapaian tujuan pembelajaran. Pengembangan
sumber belajar biologi merupakan suatu keharusan dalam sistem pembelajaran
yang semakin berkembanga pesat saat ini. Peristiwa tersebut terjadi karena
tuntutan kebutuhan siswa yang bersamaan dengan perkembangan ilmu
pengetahuan dan teknologi (Suhardi, 2012 :4).
Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi memberikan peluang dan
kesempatan kepada guru sebagai pengelola proses pembelajaran, untuk
memanfaatkan suatu objek atau gejalanya sehingga dapat diangkat sebagai
sumber belajar dengan persyaratan tertentu. Persyaratan tersebut dapat dilihat
didalam kurikulum yang sedang berlaku. Kurikulum yang sedang digunakan
oleh pihak sekolah yang akan dijadikan tempat penelitian adalah Kurikulum
Tingkat Satuan dan Pendidikan atau KTSP.
KTSP merupakan suatu kurikulum yang dikembangkan sesuai dengan
satuan pendidikan, potensi sekolah atau daerah, karakteristik sekolah atau
1
daerah, sosial budaya masyarakat setempat dan karakter siswa (Mulyasa,
2009:168). Acuan operasional yang digunakan dalam penyusunan KTSP
antara lain yaitu keragaman potensi, karakteristik daerah dan lingkungan.
Setiap daerah memiliki keragaman potensi, karakteristik ingkungan,
kebutuhan, dan tantangan yang berbeda-beda. Oleh karena itu, kurikulum
sebaiknya memuat keragaman tersebut untuk menghasilkan lulusan yang
dapat menghasilkan suatu kontribusi bagi pengembangan daerah (Sanjaya,
2010:168).
Banyumas merupakan salah satu daerah di Jawa Tengah yang memiliki
potensi lokal baik di perairan maupun daratan. Namun, potensi lokal yang ada
belum dimanfaatkan secara optimal sebagai sumber belajar biologi. Potensi
tersebut jika digunakan sesuai dengan topik-topik yang relevan akan
memberikan berbagai
alternatif kegiatan yang pada akhirnya
akan
memberikan wawasan dan pengetahuan yang memadai bagi guru dan siswa.
Beberapa sekolah belum memanfaatkna potensi-potensi lokal yang ada
didaerah Banyumas sebagai sumber belajar biologi. Beberapa faktor yang
mempersulit hal tersebut adalah waktu, biaya dan pembagian materi
pembelajaran.
Salah satu potensi daerah yang dapat dimanfaatkan sebagai salah satu
sumber belajar didaerah Banyumas adalah adanya berbagai macam spesies
tumbuhan di Kebun Raya Baturaden. Didalam kebun raya tersebut terdapat
berbagai macam spesies tumbuhan berbiji atau ada keanekaragaman tumbuhan
berbiji pada kebun raya tersebut yang dapat dijadikan sumber belajar yang
2
menarik. Kawasan kebun raya tersebut merupakan daerah atau kawasan kebun
raya yang lebat. Keanekaragaman tanaman atau tumbuhan yang ada pada
daerah kebun raya tersebut sangat menarik untuk dimanfaatkan sebagai
sumber belajar biologi. Hal ini juga terkait dengan adanya beberapa sumber
belajar yang digunakan belum mencakup atau meliputi potensi lokal yang ada
di daerah tersebut.
Hasil wawancara dengan salah satu guru Biologi yang ada di SMA
Negeri Sumpiuh menyatakan bahwa potensi lokal yang ada di Kebun Raya
Baturaden belum dimanafaatkan sebagai sumber belajar. Salah satu sumber
belajar yang menarik yang dapat digunakan oleh siswa dalam memperdalam
suatu materi pembelajaran adalah modul. Menurut Nasution (2006 :206),
keuntungan belajar yang dapat diperoleh siswa dengan menggunakan modul
adalah siswa dapat mengetahui taraf hasil belajar, ketuntasan penguasaan,
kejelasan tujuan belajar, dan kecepatan belajar.
Kebun Raya Baturaden merupakan salah satu tempat wisata dan
tempat penelitian yang memiliki berbagai macam jenis tumbuhan. Salah satu
jenis tumbuhan yang ada disana adalah tumbuhan berbiji. Berdasarkan hal
tersebut, maka dilakukan penilitian awal mengenai keanekaragaman tumbuhan
berbiji. Penelitian tersebut menggunakan metode transek dan lokasi
penelitiannya terletak di salah satu sisi kantor Kebun Raya Baturaden. Pada
penelitian ini meliputi dua prosedur yang terdiri dari penentuan lokasi dan
pengambilan data. Setelah penelitian, didapatkan 17 spesies tumbuhan berbiji.
Spesies spesies tersebut adalah Tradescantia spathacea, Evodia suaveolens,
3
Macaranga triloba, Clerodendrum serratum, Phaleria macrocarpa, Allium
tuberosum, Cananga odorata ,Amaranthus caudatus, Peperomia pellucida,
Sansevieria trifasciata, Orthosiphoon aristatus, Annona reticulata, Lavandula
angustifolia, Hibiscus tiliaceus, Excoecaria cochinchinensis, Curcuma
zedoaria, Boesenbergia pandurata dan Morus alba.
Hasil
penelitian
pada
penelitian
awal
yang
terkait
dengan
keanekaragaman tumbuhan berbiji Kebun Raya Baturaden digunakan untuk
penelitian lanjutan mengenai keanekaragaman tumbuhan berbiji di kawasan
Kebun Raya Baturaden. Penelitian lanjutan tersebut berupa penyusunan modul
yang merupakan penelitian dengan tujuan agar siswa mampu memaksimalkan
salah satu pengetahuan tentang ilmu biologi yang berwawasan potensi lokal,
dengan demikian dapat mencapai tujuan pembelajaran secara tuntas melalui
proses pembelajaran sesuai petunjuk yang diberikan oleh guru.
B. Identifikasi Masalah
Berdasarkan
latar
belakang
masalah
yang
ada
diatas,
dapat
diidentifikasikan permasalahan sebagai berikut :
1. Penilaian kualitas modul pengayaan oleh guru biologi dan peserta didik
kelas X semester 1 SMA Negeri 1 Sumpiuh belum ada.
2. Respon siswa terhadap modul keanekaragaman tumbuhan berbiji tingkat
spesies di Kebun Raya Baturaden sebagai Bahan Ajar belum diketahui.
C. Batasan Masalah
Agar penelitian lebih terarah dan terpusat, maka penelitian ini dibatasi
pada hal-hal berikut :
1. Tempat yang dijadikan sebagai sumber penyusunan bahan ajar dalam
bentuk modul adalah Kebun Raya Baturaden Banyumas.
4
2. Materi yang diangkat dalam penelitian ini adalah keanekaragaman
tumbuhan berbiji tingkat spesies berdasarkan hasil observasi dan
identifikasi di Kebun Raya Baturaden, sesuai dengan standar kompetensi
(SK) memahami manfaat keanekaragaman hayati, dan kompetensi dasar
(KD) mendiskripsikan keanekaragaman gen, jenis, ekosistem melalui
kegiatan pengamatan.
3. Hasil penelitian keanekaragaman tumbuhan berbiji tingkat spesies di
kawasan Kebun Raya Baturaden, kemudian dikemas dalam bentuk bahan
ajar berupa modul. Modul tersebut kemudian dinilai kualitasnya dari segi
aspek materi, aspek penyajian dan aspek bahasa berdasarkan penilaian ahli
materi, ahli media, ahli bahasa, peer reviewer, dan diuji cobakan terbatas
kepada guru biologi, serta siswa SMA Negeri Sumpiuh kelas X untuk
mengetahui respon terhadap modul.
D. Rumusan Masalah
1. Bagaimanakah kualitas modul pengayaan yang telah disusun berdasarkan
penilaian dari guru biologi dan peserta didik kelas X semester 1 SMA
Negeri Sumpiuh ?
2. Bagaimana respon siswa terhadap modul keanekaragaman tumbuhan
berbiji tingkat spesies di Kebun Raya Baturaden sebagai Bahan Ajar?
5
E. Tujuan Penelitian
1. Menyusun modul keanekaragaman tumbuhan berbiji tingkat spesies
berbasis potensi lokal untuk siswa SMA Negeri Sumpiuh kelas X.
2. Mengetahui kualitas modul yang telah disusun ditinjau dari aspek materi,
aspek penyajian, dan aspek bahasa berdasarkan penilaian dari ahli materi,
ahli media, ahli bahasa, peer reviewer dan guru biologi.
3. Mengetahui respon siswa terhadap modul keanekaragaman tumbuhan
berbiji tingkat spesies di Kebun Raya Baturaden sebagai bahan ajar.
F. Manfaat Penelitian
Hasil penelitian diharapkan dapat bermanfaat untuk:
1. Guru, yaitu mengetahui potensi lingkungan sekitar khususnya kawasan
Kebun Raya Baturaden sebagai sumber belajar biologi bagi siswa SMA
Negeri Sumpiuh dan memberikan informasi keanekaragaman tumbuhan
berbiji tingkat spesies di kawasan Kebun Raya Baturaden sebagai bahan
ajar.
2. Siswa,
yaitu
menambah
pengetahuan
mengenai
keanekaragaman
tumbuhan berbiji tingkat spesies di kawasan Kebun Raya Baturaden dan
meningkatkan motivasi siswa dalam proses belajarnya
3. Peneliti, yaitu dapat mengembangkan potensi daerah lokal sebagai bahan
ajar berupa modul dan memperoleh pengalaman dalam pembuatan modul.
6
G. Definisi Operasional
1. Keanekaragaman hayati adalah tingkat keanekaragaman yang meliputi
keanekaragaman gen, jenis dan ekosistem baik persamaan maupun
perbedaan
yang
dikelompokan
berdasarkan
ciri
maupun
bentuk
morfologis. Penelitian ini lebih mengutamakan pada keanekaragaman
tingkat jenis pada tumbuhan di Kebun Raya Baturaden.
2. Kawasan Kebun Raya Baturaden adalah adalah salah satu lokasi wisata di
kabupaten Banyumas Provinsi Jawa Tengah yang didalamnya terdapat
berbagai jenis tumbuhan dan pepohonan.
3. Bahan ajar merupakan suatu perangkat bahan yang memuat materi atau isi
pelajaran yang berupa ide, fakta, konsep, isi, faidah, atau teori yang
tercakup dalam mata pelajaran yang sesuai dengan disiplin ilmunya serta
informasi
lainnya
dalam
pembelajaran
untuk
mencapai
tujuan
pembelajaran. Bahan ajar dapat digunakan secara mandiri atau dalam kelas
secara klasikal dan kelompok (Sungkono, dkk,2013 :1-2). Bahan ajar yang
dimaksud yaitu seperangkat materi keanekaragaman tumbuhan berbiji
tingkat spesies berdasarkan potensi lokal Kebun Raya Baturaden.
4. Modul adalah suatu unit yang lengkap yang berdiri sendiri dan terdiri atas
suatu rangkaian belajar yang disusun dalam bentuk cetak untuk membantu
siswa mencapai sejumlah tujuan yang dirumuskan secara khusus dan jelas.
Modul keanekaragaman tumbuhan berbiji merupakan bahan ajar yang
disusun secara menarik dan sistematis yang berisi materi keanekeragaman
tumbuhan berbiji tingkat spesies di Kebun Raya Baturaden dan dapat
7
digunakan secara mandiri oleh siswa SMA Negeri Sumpiuh kelas X untuk
mencapai ketuntasan belajar pada materi tersebut.
8
Download