RUTRK Kulawi - Kabupaten Donggala

advertisement
PEMERINTAH DAERAH KABUPATEN DONGGALA
PERATURAN DAERAH KABUPATEN DONGGALA
NOMOR 16 TAHUN 2003
TENTANG
RENCANA UMUM TATA RUANG KOTA KULAWI
IBUKOTA KECAMATAN KULAWI
KABUPATEN DONGGALA
DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA
BUPATI DONGGALA,
Menimbang :
a. bahwa dalam rangka pembangunan Kota Kulawi guna
kepentingan pemanfaatan ruang yang lebih luas perlu ditata dan
dikelola secara teratur, terarah, dan terpadu guna
memakmurkan dan mensejahterakan seluruh masyarakat;
b. bahwa untuk memenuhi maksud sebagaimana tersebut pada
huruf a, maka perlu adanya Rencana Umum Tata Ruang Kota
Kulawi sebagai pedoman bagi semua kegiatan pemanfaatan
ruang secara optimal, serasi, seimbang, terpadu, tertib, lestari,
dan berkelanjutan;
c. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud pada
huruf a dan huruf b, perlu diatur dengan Peraturan Daerah
Kabupaten Donggala.
Mengingat
:
1. Undang-undang Nomor 29 Tahun 1959 tentang Pembentukan
Daerah-daerah Tingkat II di Sulawesi (Lembaran Negara
Republik Indonesia Tahun 1959 Nomor 74, Tambahan Lembaran
Negara Nomor 1822);
2. Undang-undang Nomor 13 Tahun 1980 tentang Jalan (Lembaran
Negara Republik Indonesia Tahun 1980 Nomor 83, Tambahan
Lembaran Negara Nomor 3186);
3. Undang-undang Nomor 24 Tahun 1992 tentang Penataan Ruang
(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1992 Nomor 115,
Tambahan Lembaran Negara Nomor 3501);
4. Undang-undang Nomor 23 Tahun 1997 tentang Pengelolaan
Lingkungan Hidup (Lembaran Negara Republik Indonesia
Tahun 1997 Nomor 68, Tambahan Lembaran Negara Nomor
3699);
-2-
5. Undang-undang Nomor 22 Tahun 1999 tentang Pemerintahan
Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1999
Nomor 60, Tambahan Lembara Negara Nomor 3839);
6. Undang-undang Nomor 41 Tahun 1999 tentang Kehutanan
(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1999 Nomor 167,
Tambahan Lembaran Negara Nomor 3868);
7. Peraturan Pemerintah Nomor 26 Tahun 1985 tentang Jalan
(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1985 Nomor 37,
Tambahan Lembaran Negara Nomor 3293);
8. Peraturan Pemerintah Nomor 28 Tahun 1985 tentang
Perlindungan Hutan (Lembaran Negara Republik Indonesia
Tahun 1985 Nomor 39, Tambahan Lembaran Negara Nomor
3294);
9. Peraturan Pemerintah 35 Tahun 1991 tentang Sungai (Lembaran
Negara Republik Indonesia Tahun 1991 Nomor 3445);
10. Peraturan Pemerintah Nomor 27 Tahun 1999 tentang Analisis
Mengenai Dampak Lingkungan Hidup (Lembaran Negara
Republik Indonesia Tahun 1999 Nomor 59, Tambahan Lembaran
Negara Nomor 3838);
11. Keputusan Presiden Republik Indonesia Nomor 32 Tahun 1990
tentang Pengelolaan Kawasan Lindung;
12. Keputusan Presiden Republik Indonesia Nomor 33 Tahun 1990
tentang Penggunaan Tanah Kawasan Industri;
13. Keputusan Presiden Republik Indonesia Nomor 44 Tahun 1999
tentang Teknik Penyusunan Peraturan Perundang-undangan
dan Bentuk Rancangan Undang-undang, Rancangan Peraturan
Pemerintah dan Rancangan Keputusan Presiden;
14. Peraturan Daerah Propinsi Daerah Tingkat I Sulawesi Tengah
Nomor 2 Tahun 1994 tentang Rencana Tata Ruang Wilayah
Propinsi Daerah Tingkat I Sulawesi Tengah;
15. Peraturan Daerah Propinsi Daerah Tingkat I Sulawesi Tengah
Nomor 11 Tahun 1996 tentang Sempadan Sungai;
16. Peraturan Daerah Kabupaten Daerah Tingkat II Donggala
Nomor 12 Tahun 1992 tentang Penyidik Pegawai Negeri Sipil di
Lingkungan Pemerintah Dearah Tingkat II Donggala (Lembaran
Daerah Kabupaten Daerah Tingkat II Donggala Tahun 1993
Nomor 6 Seri C Nomor 4);
17. Peraturan Daerah Kabupaten Donggala Nomor 8 Tahun 2000
tentang Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten Donggala
-3-
(Lembaran Daerah Kabupaten Donggala Tahun 2000 Nomor 8
Seri C Nomor 3);
18. Peraturan Daerah Kabupaten Donggala Nomor 1 Tahun 2001
tentang Kewenangan Kabupaten Donggala sebagai Daerah
Otonom (Lembaran Daerah Kabupaten Donggala Tahun 2001
Nomor 1 Seri C Nomor 1).
Dengan persetujuan
DEWAN PERWAKILAN RAKYAT DAERAH KABUPATEN DONGGALA
MEMUTUSKAN :
Menetapkan : PERATURAN DAERAH KABUPATEN DONGGALA TENTANG
RENCANA UMUM TATA RUANG KOTA KULAWI IBUKOTA
KECAMATAN KULAWI KABUPATEN DONGGALA.
BAB I
KETENTUAN UMUM
Pasal 1
Dalam Peraturan Daerah ini, yang dimaksud dengan :
1. Daerah adalah Kabupaten Donggala.
2. Pemerintah Daerah adalah Kepala Daerah beserta perangkat
Daerah Otonom yang lain sebagai Badan Eksekutif Daerah
Kabupaten Donggala.
3. Bupati adalah Kepala Daerah Kabupaten Donggala.
4. Rencana Umum Tata Ruang Kota, yang selanjutnya disingkat
RUTRK, adalah rencana pengembangan kota yang disiapkan
secara teknis dan non teknis pemanfaatan muka bumi wilayah
kota termasuk ruang diatasnya yang menjadi pedoman, pengarah
dan pengendalian dalam pelaksanaan pembangunan kota.
5. Wilayah perencanaan adalah wilayah yang diarahkan
pemanfaatan ruangnya sesuai dengan masing-masing jenis
rencana kota.
6. Bagian Wilayah Kota, yang selanjutnya disingkat BWK, adalah
satu kesatuan wilayah dari kota yang terbentuk secara fungsional
dalam rangka pencapaian daya guna pelayanan fasilitas umum
kota.
7. Garis sempadan sungai adalah garis batas luar pengamanan
sungai.
-4-
8. Garis sempadan saluran adalah garis batas luar pengamanan
saluran.
9. Garis sempadan mata air adalah garis batas luar pengamanan
mata air.
10. Garis sempadan bangunan adalah garis yang diatasnya atau
sejajar dibelakangnya yang dapat didirikan bangunan.
11. Koefisien Dasar Bangunan, yang selanjutnya disingkat KDB,
adalah bilangan pokok atas perbandingan antara luas lantai dasar
bangunan dengan luas kapling atau persil.
12. Koefisien Lantai Bangunan, yang selanjutnya disingkat KLB,
adalah bilangan pokok atas perbandingan antara total luas lantai
bangunan dengan luas kapling atau persil.
13. Daerah Milik Jalan, yang selanjutnya disebut DAMIJA, adalah
sejalur tanah tertentu di luar daerah pengamanan jalan yang
dibatasi dengan tanda batas atau patok, dimaksudkan untuk
memenuhi persyaratan keluasan keamanan penggunaan jalan
antara lain untuk keperluan pelabaran daerah milik jalan
dikemudian hari.
14. Penyidikan adalah serangkaian tindakan yang dilakukan oleh
Penyidik Pegawai Negeri Sipil di lingkungan Pemerintah Daerah
Kabupaten Donggala dalam hal dan menurut cara yang diatur
dalam Undang-undang Nomor 8 Tahun 1981 tentang Hukum
Acara Pidana untuk mencari serta mengumpulkan bukti yang
dengan bukti itu membuat terang tindak pidana yang terjadi dan
guna menemukan tersangkanya.
BAB II
ASAS, MAKSUD, DAN TUJUAN
Pasal 2
RUTRK berasaskan :
a. pemanfaatan ruang bagi semua kepentingan secara terpadu,
berdayaguna dan berhasilguna, serasi, selaras, seimbang, dan
berkelanjutan; dan
b. keterbukaan, persamaan, keadilan, dan perlindungan hukum.
Pasal 3
RUTRK dimaksudkan sebagai landasan hukum dan pedoman yang
mengikat bagi Pemerintah Daerah dan masyarakat dalam
memanfaatkan ruang kota secara terencana, terarah, dan
berkesinambungan.
-5-
Pasal 4
RUTRK bertujuan :
a. meningkatkan peranan kota dalam pelayanan yang lebih luas agar
mampu berfungsi sebagai pusat pembangunan dalam sistem
pengembangan wilayah;
b. terselenggaranya pemanfaatan ruang yang berwawasan
lingkungan;
c. terselenggaranya pengaturan pemanfaatan runag kawasan
lindung dan budidaya; dan
d. terciptanya pemanfaatan ruang yang berkualitas untuk :
1. mewujudkan perlindungan fungsi ruang yang dapat
mencegah dan menanggulangi dampak negatif terhadap
lingkungan; dan
2. mewujudkan keseimbangan kepentingan, kesejahteraan, dan
keamanan.
BAB III
KEDUDUKAN DAN WILAYAH PERENCANAAN
Pasal 5
Kedudukan RUTRK Kulawi adalah penjabaran dari Rencana Tata
Ruang Wilayah Kabupaten Donggala yang menjadi dasar
pertimbangan dalam penyusunan rencana pembangunan kota.
Pasal 6
(1) Wilayah perencanaan RUTRK Kulawi mencakup 5 (lima) desa,
dengan luas 498,27 ha, yang meliputi :
a. Desa Bolapapu seluas 195,05 ha;
b. Desa Boladangko seluas 95,68 ha;
c. Desa Sungku seluas 49,99 ha;
d. Desa Matauwe seluas 51,31 ha; dan
e. Desa Tangkulowi seluas 106,24 ha.
(2) Wilayah perencanaan sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
mempunyai batas-batas sebagai berikut :
a. sebelah utara berbatasan dengan pegunungan Dusun III Desa
Bolapapu;
b. sebelah timur berbatasan dengan Kawasan Taman Nasional
Lore Lindu;
c. sebelah selatan berbatasan dengan Bukit Tawewe; dan
-6-
d. sebelah barat berbatasan dengan kawasan pegunungan Desa
Tangkulowi, Desa Boladangko dan jalan Palu - Gimpu.
Pasal 7
Batas-batas wilayah perencanaan sebagaimana dimaksud dalam Pasal
6 ayat (2) dituangkan dalam peta wilayah kawasan perencanaan pada
lampiran 1 dan merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari
Peraturan Daerah ini.
BAB IV
RENCANA UMUM TATA RUANG KOTA
Bagian Pertama
Penetapan Peranan dan Fungsi Kota
Pasal 8
Peranan Kota Kulawi dalam wilayah Kabupaten Donggala adalah
sebagai motor penggerak pembangunan Daerah pada umumnya dan
di Kecamatan Kulawi pada khususnya.
Pasal 9
Fungsi Kota Kulawi dalam wilayah Kecamatan Kulawi adalah
sebagai berikut :
a. pusat pemerintahan kecamatan dan desa;
b. pusat perdagangan dan jasa;
c. pusat pelayanan sosial dan pendidikan;
d. pusat perumahan; dan
e. pusat pengumpul dan hasil pertanian.
Bagian Kedua
Perwilayahan Kota
Pasal 10
Wilayah perencanaan Kota Kulawi sebagaimana dimaksud dalam
Pasal 6, dibagi menjadi 3 (tiga) BWK yang terdiri dari :
a. BWK tengah seluas 151,035 ha;
b. BWK selatan seluas 163,635 ha; dan
c. BWK utara seluas 183,600 ha.
-7-
Bagian Ketiga
Penetapan Jumlah dan Kepadatan Penduduk
Pasal 11
Jumlah penduduk Kota Kulawi pada akhir tahun 2013 ditetapkan
sebesar 6.282 jiwa.
Pasal 12
Persebaran jumlah kepadatan penduduk pada masing-masing BWK
ditetapkan sebagai berikut :
a. BWK tengah dengan kepadatan 146 sampai dengan 250 jiwa per
ha dan 25 sampai dengan 100 jiwa per ha;
b. BWK selatan dengan kepadatan 25 sampai dengan 100 jiwa per ha
dan 101 sampai dengan 145 jiwa per ha; dan
c. BWK utara dengan kepadatan 146 sampai dengan 250 jiwa per ha
dan 25 sampai dengan 100 jiwa per ha.
Pasal 13
Persebaran jumlah kepadatan penduduk sebagaimana dimaksud
dalam Pasal 12, dituangkan dalam peta rencana kepadatan penduduk
BWK A, BWK B, dan BWK C pada lampiran 2a, 2b, dan 2c yang
merupakan bagian tidak terpisahkan dari Peraturan Daerah ini.
Bagian Keempat
Struktur Pemanfaatan Ruang Kota
Pasal 14
Struktur pemanfaatan ruang dalam wilayah perencanaan Kota
Kulawi, ditetapkan sebagai berikut :
a. kawasan permukiman
55,14 ha;
b. kawasan perkantoran
2,33 ha;
c. kawasan pendidikan
5,84 ha;
d. kawasan kesehatan
2,75 ha;
e. kawasan peribadatan
2,58 ha;
f. kawasan perdagangan
0,98 ha;
g. kawasan pekuburan
2,10 ha;
h. jalan
84,42 ha;
i. lahan cadangan untuk pengembangan
pemukiman, pertanian lahan basah dan
lahan kering
134,58 ha;
-8-
j.
k.
l.
m.
ruang terbuka hijau dan lapangan
jalur hijau pinggiran sungai
jalur hijau konservasi lereng/hutan
sungai
4,64 ha;
19,00 ha;
140,16 ha; dan
43,75 ha.
Pasal 15
Struktur pemanfaatan ruang sebagaimana dimaksud dalam Pasal 14,
dituangkan dalam peta rencana penggunaan lahan tahun 2011 pada
lampiran 3 dan merupakan bagian tidak terpisahkan dari Peraturan
Daerah ini.
Bagian Kelima
Struktur Utama Tingkat Pelayanan Kota
Pasal 16
Fasilitas kota sesuai dengan fungsi dan peranannya sebagaimana
dimaksud dalam Pasal 8, ditetapkan sebagai berikut :
a. perkantoran berada di BWK tengah, selatan, dan utara;
b. perdagangan dan jasa berada di BWK tengah dan utara;
c. pendidikan berada di BWK tengah dan selatan;
d. kesehatan berada di BWK selatan dan utara;
e. olah raga berada di BWK tengah;
f. ruang terbuka berada di BWK tengah, selatan, dan utara; dan
g. perumahan berada di BWK tengah, selatan, dan utara.
Pasal 17
Fasilitas kota sebagaimana dimaksud dalam Pasal 16, dituangkan
dalam peta arahan pemanfaatan BWK A, BWK B, dan BWK C pada
lampiran 4a, 4b, dan 4c yang merupakan bagian tidak terpisahkan
dari Peraturan Daerah ini.
Bagian Keenam
Sistem Utama Transportasi
Pasal 18
Jaringan transportasi jalan raya di Kota Kulawi, terdiri dari :
a. jalan kolektor primer melewati jalan Palu - Gimpu;
b. jalan lokal melewati lingkungan permukiman; dan
-9-
c. jalan lingkungan melewati setiap permukiman.
Pasal 19
Terminal angkutan jalan raya atau pangkalan, ditetapkan berada di
luar kawasan perencanaan.
Pasal 20
Sistem utama transportasi sebagaimana dimaksud dalam Pasal 18,
dituangkan dalam peta rencana jaringan jalan pada lampiran 5 dan
merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari Peraturan Daerah ini.
Bagian Ketujuh
Sistem Utama Jaringan Utilitas
Pasal 21
Jaringan utilitas dalam RUTRK Kota Tompe, terdiri dari :
a. jaringan telepon;
b. jaringan listrik;
c. jaringan air bersih;
d. jaringan air kotor;
e. jaringan drainase; dan
f. persampahan.
Pasal 22
Sistem jaringan telepon ditetapkan mengikuti jaringan jalan yang ada.
Pasal 23
Sistem jaringan listrik ditetapkan mengikuti jaringan jalan yang ada.
Pasal 24
(1) Sistem jaringan air bersih ditetapkan mengikuti jaringan jalan
kota.
(2) Sistem penyediaan air bersih ditetapkan sebagai berikut :
a. sistem penampungan air bersih; dan
b. mencari sumber-sumber air baru.
- 10 -
Pasal 25
Sistem jaringan drainase ditetapkan mengikuti jaringan jalan yang
ada.
Pasal 26
Tempat pembuangan sampah akhir ditetapkan di luar wilayah Ibu
Kota Kecamatan Kulawi.
Pasal 27
Jaringan utilitas sebagaimana dimaksud dalam Pasal 21, dituangkan
dalam peta rencana jaringan listrik, jaringan telepon, jaringan air
bersih, dan jaringan drainase pada lampiran 6, 7, 8, dan 9 yang
merupakan bagian tidak terpisahkan dari Peraturan Daerah ini.
Bagian Kedelapan
Pengembangan Pemanfaatan Air Baku
Pasal 28
Air baku yang dimaksud dalam Peraturan Daerah ini, meliputi :
a. air permukaan;
b. air tanah dangkal; dan
c. air sungai.
Pasal 29
Pengembangan pemanfaatan air baku sebagaimana dimaksud dalam
Pasal 28, harus mempertimbangkan kelestarian lingkungan dan
ketentuan peraturan perundang-undangan yang berlaku.
Bagian Kesembilan
Kepadatan Penduduk
Pasal 30
(1) Kepadatan bangunan ditetapkan dengan pembatasan KDB pada
setiap peruntukan.
(2) Setiap BWK dapat ditetapkan lebih dari 1 (satu) peruntukan.
- 11 -
Pasal 31
(1) BWK tengah dengan peruntukan :
a. permukiman
KDB
ditetapkan
b. perkantoran
KDB
ditetapkan
c. pendidikan
KDB
ditetapkan
d. peribadatan
KDB
ditetapkan
e. perdagangan
KDB
ditetapkan
(2) BWK selatan dengan peruntukan :
a. permukiman
KDB
ditetapkan
b. perkantoran
KDB
ditetapkan
c. kesehatan
KDB
ditetapkan
d. pendidikan
KDB
ditetapkan
e. peribadatan
KDB
ditetapkan
(3) BWK utara dengan peruntukan :
a. permukiman
KDB
ditetapkan
b. perdagangan
KDB
ditetapkan
c. perkantoran
KDB
ditetapkan
d. kesehatan
KDB
ditetapkan
e. peribadatan
KDB
ditetapkan
40 % - 60 %;
30 % - 50 %;
30 % - 50 %;
30 % - 50 %; dan
40 % - 80 %.
40 % - 60 %;
30 % - 50 %;
30 % - 50 %;
30 % - 50 %; dan
40 % - 80 %.
40 % - 60 %;
30 % - 50 %;
30 % - 50 %;
30 % - 50 %; dan
30 % - 50 %.
Pasal 32
Kepadatan bangunan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 31,
dituangkan dalam peta KDB dan KLB BWK A, BWK B, dan BWK C
pada lampiran 10a, 10b, dan 10c yang merupakan bagian tidak
terpisahkan dari Peraturan Daerah ini.
Bagian Kesepuluh
Ketinggian Bangunan
Pasal 33
Ketinggian bangunan ditetapkan dengan KLB pada setiap
peruntukan sepanjang tidak bertentangan dengan peraturan
perundang-undangan yang berlaku.
Pasal 34
(1) BWK tengah dengan peruntukan :
a. permukiman
KLB
ditetapkan
b. perkantoran
KLB
ditetapkan
c. pendidikan
KLB
ditetapkan
d. peribadatan
KLB
ditetapkan
1-2
1-3
1-3
1-2
lantai;
lantai;
lantai;
lantai; dan
- 12 -
e. perdagangan
KLB
ditetapkan
(2) BWK selatan dengan peruntukan :
a. permukiman
KLB
ditetapkan
b. perkantoran
KLB
ditetapkan
c. kesehatan
KLB
ditetapkan
d. pendidikan
KLB
ditetapkan
e. peribadatan
KLB
ditetapkan
(3) BWK utara dengan peruntukan :
a. permukiman
KLB
ditetapkan
b. perdagangan
KLB
ditetapkan
c. perkantoran
KLB
ditetapkan
d. kesehatan
KLB
ditetapkan
e. peribadatan
KLB
ditetapkan
1 - 3 lantai.
1-2
1-3
1-2
1-3
1-2
lantai;
lantai;
lantai;
lantai; dan
lantai.
1-2
1-3
1-3
1-2
1-2
lantai;
lantai;
lantai;
lantai; dan
lantai.
Pasal 35
Ketinggian bangunan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 34,
dituangkan dalam peta KDB dan KLB BWK A, BWK B, dan BWK C
pada lampiran 10a, 10b, dan 10c yang merupakan bagian tidak
terpisahkan dari Peraturan Daerah ini.
Bagian Kesebelas
Garis Sempadan
Pasal 36
Garis sempadan bangunan ditetapkan sebagai berikut :
a. untuk jalan kolektor primer ditetapkan 15 meter dari as jalan;
b. untuk jalan lokal sekunder ditetapkan 10 meter dari as jalan;
c. untuk jalan lokal ditetapkan 8 meter dari as jalan; dan
d. untuk jalan lingkungan ditetapkan 6 meter dari as jalan.
Pasal 37
(1) Garis sempadan sungai bertanggul ditetapkan 3 (tiga) meter
sebelah luar sepanjang kaki tanggul.
(2) Garis sempadan sungai tidak bertanggul ditetapkan berjarak
sebagai berikut :
a. sungai berkedalaman kurang dari 3 (tiga) meter adalah 10
meter;
b. sungai berkedalaman 3 – 20 meter adalah 15 meter; dan
c. sungai berkedalaman lebih dari 20 meter adalah 30 meter,
masing-masing dihitung dari tepi sungai.
(3) Garis sempadan Sungai Uwerehe ditetapkan 50 meter.
- 13 -
(4) Garis sempadan Sungai Rarono dan Sungai O’o ditetapkan 25 – 30
meter.
Pasal 38
(1) Garis sempadan bangunan ditepi sungai yang tidak bertanggul
ditetapkan 9 meter dan diukur dari sebelah luar sungai kaki
tanggul.
(2) Garis sempadan bangunan ditepi sungai yang bertanggul
ditetapkan :
a. sungai berkedalaman kurang dari 3 (tiga) meter adalah 15
meter;
b. sungai berkedalaman 3 – 20 meter adalah 20 meter; dan
c. sungai berkedalaman lebih dari 20 meter adalah 35 meter.
Pasal 39
Garis sempadan saluran bertanggul ditetapkan dari luar kaki tanggul
dengan jarak :
a. 3 meter untuk saluran irigasi dan pembuangan dengan debit 4 m³
/detik atau lebih;
b. 2 meter untuk saluran irigasi dan pembuangan dengan debit 1 – 4
m³/detik; dan
c. 1 meter untuk saluran irigasi dan pembuangan dengan debit
kurang dari 1 m³/detik.
Pasal 40
(1) Garis sempadan bangunan di tepi sungai saluran bertanggul
ditetapkan dari luar kaki tanggul dengan jarak :
a. 5 (lima) meter untuk saluran irigasi dan pembuangan dengan
kemampuan 4 m³/detik atau lebih;
b. 3 (tiga) meter untuk saluran irigasi dan pembuangan dengan
kemampuan 3 m³/detik atau lebih; dan
c. 2 (dua) meter untuk saluran irigasi dan pembuangan dengan
kemampuan 1 m³/detik atau lebih.
(2) Garis sempadan bangunan di tepi sungai saluran tidak bertanggul
ditetapkan dari luar tepi saluran dengan jarak :
a. 4 (empat) kali kedalaman saluran ditambah 5 (lima) meter
untuk saluran irigasi dan pembuangan dengan kemampuan 4
m³/detik atau lebih;
b. 4 (empat) kali kedalaman saluran ditambah 3 (tiga) meter
untuk saluran irigasi dan pembuangan dengan kemampuan 3
m³/detik atau lebih; dan
- 14 -
c. 4 (empat) kali kedalaman saluran ditambah 2 (dua) meter
untuk saluran irigasi dan pembuangan dengan kemampuan 1
m³/detik atau lebih.
Pasal 41
(1) Pada kawasan perdagangan dan jasa dengan kepadatan bangunan
tinggi, garis sempadan bangunan ditetapkan sama dengan
ketentuan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 36, Pasal 38, dan
Pasal 40 setelah mempertimbangkan faktor parkir keamanan.
(2) Pada kawasan kepadatan bangunan tidak tinggi, garis sempadan
bangunan perdagangan dan jasa, bangunan perkantoran dan
pergudangan ditetapkan sama dengan ketentuan sebagaimana
dimaksud dalam Pasal 36, Pasal 38, dan Pasal 40.
Pasal 42
Garis sempadan bangunan di tepi mata air ditetapkan berjarak paling
sedikit 200 meter dihitung dari tepi mata air.
BAB V
JANGKA WAKTU PERENCANAAN KOTA
Pasal 43
(1) Jangka waktu perencanaan RUTRK Kota Kulawi adalah 10
(sepuluh) tahun setelah berlakunya Peraturan Daerah ini.
(2) RUTRK Kota Kulawi dapat ditinjau setiap 5 (lima) tahun sekali
untuk diubah sesuai dengan keadaan.
(3) Perubahan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) ditetapkan
dengan Peraturan Daerah.
(4) Buku rencana dan album peta merupakan penjelasan yang lebih
rinci dan merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari
Peraturan Daerah ini.
Pasal 44
RUTRK bersifat terbuka untuk umum dan dapat ditempatkan di
setiap organisasi perangkat daerah Kabupaten Donggala atau di
tempat-tempat lain yang mudah dilihat oleh orang.
- 15 -
Pasal 45
Setiap orang berhak untuk memperoleh informasi mengenai RUTRK
secara cepat dan mudah.
BAB VI
RENCANA PENGELOLAAN PEMBANGUNAN KOTA
Pasal 46
Tahap pelaksanaan pembangunan di Kota Kulawi berdasarkan
RUTRK Kota Kulawi adalah sebagai berikut :
a. tahap pertama dari tahun 2003 - 2008; dan
b. tahap kedua dari tahun 2009 - 2013.
Pasal 47
Penyusunan dan pelaksanaan setiap program dan kegiatan yang
dilaksanakan oleh Pemerintah Pusat, Pemerintah Propinsi Sulawesi
Tengah dan Pemerintah Daerah, swasta, dan masyarakat luas, harus
berdasarkan pada pokok-pokok kebijaksanaan sebagaimana
dimaksud dalam Pasal 46.
BAB VII
PENGAWASAN DAN PENGENDALIAN PEMANFAATAN RUTRK
Pasal 48
Pengawasan dan pengendalian RUTRK guna menjamin tercapainya
maksud dan tujuan rencana sebagaimana dimaksud dalam Pasal 3
dan Pasal 4 dilakukan oleh Bupati berdasarkan ketentuan peraturan
perundang-undangan yang berlaku.
Pasal 49
(1) Pengawasan terhadap pemanfaatan ruang dilakukan dalam
bentuk pemantauan, pelaporan, dan evaluasi.
(2) Pengendalian pemanfaatan ruang dilakukan dalam bentuk
perizinan sesuai dengan ketentuan peraturan perundangundangan yang berlaku.
(3) Pengawasan dan pencegahan segala kegiatan pembangunan atau
pemanfaatan ruang selain yang diatur dalam Peraturan Daerah
- 16 -
ini, menjadi wewenang Camat atau satuan kerja setempat dan
dalam waktu paling lama 3 kali 24 jam wajib melaporkan kepada
Bupati atau satuan kerja teknis yang terkait.
BAB VIII
PENYIDIKAN
Pasal 50
(1) Pejabat Pegawai Negeri Sipil tertentu di lingkungan Pemerintah
Daerah diberi wewenang khusus sebagai Penyidik untuk
melakukan penyidikan terhadap pelanggaran Peraturan Daerah
ini.
(2) Wewenang Penyidik sebagaimana dimaksud pada ayat (1),
adalah :
a. menerima laporan dari seseorang tentang adanya tindak
pidana;
b. melakukan tindakan pertama pada saat itu ditempat kejadian
dan melakukan pemeriksaan;
c. menyuruh berhenti seseorang tersangka dan memeriksa tanda
pengenal diri tersangka;
d. mengambil sidik jari dan memotret seseorang;
e. memanggil seseorang untuk didengar dan diperiksa sebagai
tersangka atau saksi;
f. mendatangkan orang ahli yang diperlukan dalam
hubungannya dengan pemeriksaan perkara;
g. mengadakan penghentian penyidikan setelah mendapat
petunjuk dari Penyidik pejabat Polisi Negara Republik
Indonesia bahwa tidak terdapat cukup bukti atau peristiwa
tersebut bukan merupakan tindak pidana dan selanjutnya
melalui Penyidik pejabat Polisi Negara Republik Indonesia
memberitahukan hal tersebut kepada Penuntut Umum,
tersangka atau keluarganya;
h. mengadakan tindakan lain menurut hukum yang dapat
dipertanggungjawabkan.
(3) Penyidik sebagaimana dimaksud pada ayat (1) memberitahukan
dimulainya penyidikan dan menyampaikan hasil penyidikannya
kepada Penuntut Umum melalui Penyidik pejabat Polisi Negara
Republik Indonesia, sesuai dengan ketentuan yang diatur dalam
Undang-undang Hukum Acara Pidana yang berlaku.
- 17 -
BAB IX
KETENTUAN PIDANA
Pasal 51
(1) Diancam dengan pidana kurungan paling lama 6 (enam) bulan
atau denda paling banyak Rp. 5.000.000,- (lima juta rupiah),
terhadap :
a. setiap orang pribadi atau badan yang memanfaatkan ruang
fisik kota melebihi luas sebagaimana dimaksud dalam Pasal
14;
b. setiap orang pribadi atau badan yang mendirikan bangunan
atau memanfaatkan fasilitas kota dan tidak sesuai fungsi dan
peranannya sebagaimana dimaksud dalam Pasal 16;
c. setiap orang pribadi atau badan yang mendirikan bangunan
dan tidak memenuhi ketentuan garis sempadan bangunan
sebagaimana dimaksud dalam Pasal 36, garis sempadan
bangunan ditepi sungai bertanggul dan tidak bertanggul
sebagaimana dimaksud dalam Pasal 38, garis sempadan
bangunan ditepi sungai saluran bertanggul dan tidak
bertanggul sebagaimana dimaksud dalam Pasal 40 atau garis
sempadan bangunan ditepi mata air sebagaimana dimaksud
dalam Pasal 42.
(2) Tindak pidana sebagaimana dimaksud pada ayat (1) adalah
pelanggaran.
BAB X
KETENTUAN PERALIHAN
Pasal 52
Dengan berlakunya Peraturan Daerah ini, maka :
a. kegiatan yang telah ditetapkan dan keberadaannya tidak sesuai
dengan RUTRK Kota Kulawi, dapat diteruskan sepanjang tidak
mengganggu fungsi peruntukan ruang; dan
b. dalam hal kegiatan yang telah ada dinilai mengganggu fungsi
peruntukan ruang berdasarkan ketentuan yang diatur dalam
Peraturan Daerah ini, maka harus segera dicegah atau
dipindahkan ke tempat yang sesuai dengan peruntukannya paling
lama 3 (tiga) tahun sejak tanggal diundangkannya Peraturan
Daerah ini.
- 18 -
BAB XI
KETENTUAN PENUTUP
Pasal 53
Pada saat mulai berlakunya Peraturan Daerah ini, semua peraturan
perundang-undangan yang telah ada dan mengatur penataan ruang
Kota Kulawi beserta dengan ketentuan pelaksanannya, dinyatakan
dicabut dan tidak berlaku lagi.
Pasal 54
Hal-hal yang belum diatur dalam Peraturan Daerah ini, sepanjang
mengenai teknis pelaksanaannya akan diatur dengan keputusan
Bupati.
Pasal 55
Peraturan Daerah ini mulai berlaku pada tanggal diundangkan.
Agar setiap orang mengetahuinya, memerintahkan pengundangan
Peraturan Daerah ini dengan penempatannya dalam Lembaran
Daerah Kabupaten Donggala.
Disahkan di Donggala
pada tanggal 9 Agustus 2003
BUPATI DONGGALA,
ttd
NABI BIDJA
Diundangkan di Donggala
pada tanggal 9 Agustus 2003
SEKRETARIS DAERAH KABUPATEN DONGGALA,
ttd
ALI HANAFIE PONULELE
LEMBARAN DAERAH KABUPATEN DONGGALA TAHUN 2003 SERI E NOMOR 16.
Salinan sesuai dengan aslinya :
- 19 -
SEKRETARIAT DAERAH KABUPATEN DONGGALA
KEPALA BAGIAN HUKUM,
Hj. ANDI BESE DG. MALIMPO. P, SH., MM
NIP : 570 007 619.-
Download