TELAAH BAHAN AJAR KETERAMPILAN MENULIS DALAM BUKU

advertisement
TELAAH BAHAN AJAR KETERAMPILAN MENULIS
DALAM BUKU SEKOLAH ELEKTRONIK (BSE)
BAHASA DAN SASTRA INDONESIA KELAS VII
Nur Aminatus Sholichah, Kusubakti Andajani, Indra Suherjanto
Universitas Negeri Malang
E-mail: [email protected]
ABSTRAK: Penelitian ini dilakukan dengan menelaah bahan ajar
keterampilan menulis yang terdapat dalam Buku Sekolah Elektronik Bahasa
dan Sastra Indonesia Kelas VII. Tujuan Penelitian ini adalah untuk
mendeskripsikan kelayakan isi, penyajian, dan bahasa yang terdapat dalam
Buku Sekolah Elektronik Bahasa dan Sastra Indonesia Kelas VII. Metode yang
digunakan dalam penelitian ini adalah kuantitatif. Berdasarkan jenis data,
penelitian ini termasuk dalam penelitian analisis isi. Hasil penelitian ini adalah
deskripsi kelayakan isi, penyajian, dan bahasa yang terdapat dalam BSE
Bahasa dan Sastra Indonesia Kelas VII.
Kata Kunci: telaah teks, bahan ajar keterampilan menulis, BSE Bahasa dan
Sastra Indonesia Kelas VII
ABSTRACT: The research was conducted by studying the writing skills of
teaching materials that appear in the Electronic School Book Indonesian
Language and Literature Class VII. Purpose of this study was to describe the
feasibility of content, presentation, and language contained in the Electronic
School Book Indonesian Language and Literature Class VII. The method used
in this study is quantitative. Based on the type of data, the study was included
in the content analysis research. The results of the feasibility study is a
description of the content, presentation, and language contained in the
Electronic School Book Indonesian Language and Literature Class VII.
Key Words: study of texts, teaching materials writing skills, Electronic School
Book Indonesian Language and Literature Class VII.
Dalam setiap kegiatan pembelajaran selalu dibutuhkan sumber belajar.
Sumber belajar yang banyak digunakan di sekolah adalah buku teks atau buku
pelajaran. Buku merupakan bagian dari kelangsungan pendidikan. Dengan buku,
pelaksanaan pendidikan dapat berjalan lebih lancar. Guru dapat mengelola
kegiatan pembelajaran secara efektif dan efisien. Siswa pun dapat lebih optimal
dalam mengikuti pembelajaran dengan menggunakan sarana buku (Muslich,
2010:23).
Mengingat begitu pentingnya peran buku dalam pendidikan, pada tahun
2008 pemerintah mencanangkan buku murah dalam bentuk buku elektronik (ebook) yang diberi nama Buku Sekolah Elektronik (BSE). Buku yang hak ciptanya
telah dibeli pemerintah ini dapat diakses oleh siapa saja secara gratis (Muslich,
2010: 26).
BSE pada dasarnya sama dengan buku teks yang sudah ada. Cakupan isi
yang ada di dalamnya juga didasarkan pada kurikulum yang berlaku.
Perbedaannya hanya terletak pada bentuk. Buku teks umum dicetak dalam
lembaran kertas, sedangkan BSE disajikan dalam bentuk elektronik. Meski
demikian, BSE juga ada dalam bentuk cetak karena pemerintah memberi
kebebasan untuk menggandakan, mencetak, memfotokopi, mengalihmediakan,
dan/atau memperdagangkan BSE tanpa prosedur perijinan, dan bebas biaya royalti
87 | JPBSIOnline, Volume 1, Nomor 1, April 2013
sesuai dengan kebutuhan yang diberlakukan menteri pendidikan. BSE adalah
buku teks resmi dari pemerintah yang banyak dipakai di sekolah-sekolah dari
tingkat sekolah dasar hingga menengah atas (Muslich, 2010: 27).
Adanya BSE merupakan gebrakan baru dalam dunia pendidikan karena
pemerintah mencanangkan buku murah dan berkualitas untuk jenjang sekolah
dasar hingga menengah atas. Diharapkan dengan adanya BSE ini dapat membantu
proses pembelajaran agar lebih optimal tanpa terbebani masalah biaya buku yang
relatif mahal. BSE direkomendasikan pemerintah sebagai buku unggulan yang
layak digunakan dalam pembelajaran. Namun hal ini agaknya disikapi berbeda
oleh masyarakat. Banyak masyarakat yang menilai kelayakan BSE masih kurang,
baik dari segi materi, pemberian contoh dan ilustrasi, serta dalam penggunaan
istilah dan ejaan. Selain itu masih banyak sekolah yang lebih memilih untuk
menggunakan buku terbitan swasta daripada BSE, seperti Erlangga, Yudhistira,
Ganeca Excat, dan sebagainya.
Penelitian ini menggunakan BSE Bahasa dan Sastra Indonesia pada
tingkat SMP karena SMP merupakan masa pengembangan awal sehingga siswa
harus mendapatkan materi yang benar-benar tepat agar tidak terjadi kesalahan di
masa yang akan datang.
Penelitian ini hanya akan menelaah kompetensi dasar menulis pada bidang
bahasa karena keterampilan menulis bahasa merupakan keterampilan dasar yang
akan terus dipakai pada tingkat perguruan tinggi sehingga materi yang didapat
tidak boleh salah. Selain itu menulis bahasa juga merupakan keterampilan yang
paling sulit dilakukan karena banyak hal yang harus diperhatikan ketika akan
menulis, mulai dari ide dasar penulisan, wawasan penulis, hingga pemahaman
terhadap penggunaan istilah dan penulisan ejaan.
Panen dan Purwanto menyebutkan bahan ajar mempunyai struktur dan
urutan yang sistematis, menjelaskan tujuan instruksional yang akan dicapai,
memotivasi peserta didik untuk belajar, mengantisipasi kesukaran belajar peserta
didik sehingga menyediakan bimbingan bagi peserta didik untuk mempelajari
bahan tersebut, memberikan latihan yang banyak, menyediakan rangkuman, dan
secara umum berorientasi pada peserta didik secara individual. Biasanya, bahan
ajar bersifat mandiri, artinya dapat dipelajari oleh peserta didik secara mandiri
karena sistematis dan lengkap (dalam Suparmin dan Pujiastuti, 2010:2).
Tarigan (1986:3) mendefinisikan menulis sebagai suatu keterampilan
berbahasa yang dipergunakan untuk berkomunikasi secara tidak langsung dan
tidak bertatap muka dengan orang lain. Menulis merupakan suatu kegiatan yang
produktif dan ekspresif. Dalam kegiatan menulis ini, penulis harus terampil
memanfaatkan grafologi, struktur kata, dan kosa kata. Keterampilan menulis tidak
akan datang secara otomatis, melainkan harus melalui latihan dan praktek yang
banyak dan teratur.
Tarigan dan Tarigan (1986:13) mendefinisikan buku teks sebagai buku
pelajaran dalam bidang studi tertentu, yang merupakan buku standar, yang
disusun oleh para pakar dalam bidang tersebut untuk maksud-maksud dan tujuan
instruksional, yang diperlengkapi dengan sarana-sarana pengajaran yang serasi
dan mudah dipahami oleh para pemakainya di sekolah-sekolah dan perguruan
tinggi sehingga dapat menunjang suatu program pengajaran.
Dari uraian di atas dapat disimpulkan bahwa bahan ajar keterampilan
menulis adalah isi pembelajaran keterampilan menulis yang termuat di dalam
88 | JPBSIOnline, Volume 1, Nomor 1, April 2013
buku yang mempunyai struktur dan urutan yang sistematis, ditulis oleh penulis
untuk kepentingan pembelajaran dan dapat dipelajari oleh peserta didik secara
mandiri.
Tujuan penelitian ini adalah untuk mendeskripsikan kelayakan isi,
kelayakan penyajian, dan kelayakan bahasa yang terdapat dalam Buku Sekolah
Elekronik (BSE) Bahasa dan Sastra Indonesia Kelas VII. Dengan diketahuinya
kelayakan buku teks, diharapkan dapat membantu pengguna buku untuk memilih
buku yang berkualitas.
METODE PENELITIAN
Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian
deskriptif kuantitatif. Penelitian deskriptif adalah penelitian yang dirancang untuk
memperoleh informasi yang menggambarkan objek yang diteliti pada waktu itu.
Penelitian deskriptif melakukan penelitian hanya pada sampai tahap deskripsi,
yaitu menganalisis dan menyajikan data secara sistematik sehingga mudah
dipahami dan disimpulkan. Berdasarkan jenis data yang diperoleh, penelitian ini
digolongkan penelitian analisis isi, yaitu penelitian yang bersifat pembahasan
mendalam terhadap isi suatu informasi tertulis atau tercetak. Rancangan penelitian
ini digunakan untuk mendeskripsikan kelayakan isi, penyajian dan bahasa dalam
BSE bahasa dan sastra Indonesia kelas VII.
Sumber data dalam penelitian ini adalah BSE yang berjudul Bahasa
Indonesia Bahasa Kebanggaanku Untuk SMP/MTs Kelas VII oleh Sarwiji
Suwandi dan Sutarmo yang diterbitkan Pusat Perbukuan Departemen Pendidikan
Nasional pada tahun 2008. Buku ini memiliki beberapa ciri, yaitu sampul
berwarna coklat, ukuran buku 17,6 x 25 cm, dan tebal buku sebanyak 198
halaman. Sedangkan data dalam penelitian ini adalah keseluruhan isi materi,
penyajian, dan bahasa yang ada dalam BSE tersebut pada keterampilan menulis
dalam bidang bahasa pada KD menulis buku harian, menulis surat pribadi,
menulis pengumuman, menulis teks narasi dari hasil wawancara, serta menulis
pesan singkat.
Pengumpulan data dalam penelitian ini dilakukan dengan teknik
dokumenter, karena keseluruhan data yang dikumpulkan berupa dokumen yang
bersumber dari BSE Bahasa dan Sastra Indonesia kelas VII. Prosedur
pengumpulan data dilakukan melalui beberapa tahap, yaitu (1) mengidentifikasi
seluruh KD-KD menulis dalam BSE bahasa dan sastra Indonesia kelas VII, (2)
kodifikasi data pada masing-masing KD menulis, (3) pengklasifikasian data pada
kelayakan isi, penyajian dan kelayakan bahasa, dan (4) memasukkan data pada
tabel instrumen penilaian kelayakan isi, penyajian, dan bahasa.
Teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah (1)
pencocokan dengan kurikulum. Kegiatan yang dilakukan adalah mencocokkan SK
dan KD yang ada dalam BSE bahasa dan sastra Indonesia kelas VII dengan SK
dan KD yang ada dalam kurikulum. (2) Menganalisis kelayakan isi, penyajian dan
penggunaan bahasa dalam BSE bahasa dan sastra Indonesia kelas VII. Analisis ini
dilakukan dengan memberikan skor pada masing-masing butir instrumen
penelitian dan melakukan penghitungan dari skor yang diperoleh.Penilaian ini
89 | JPBSIOnline, Volume 1, Nomor 1, April 2013
didasarkan pada dua puluh empat butir instrumen yang telah ditentukan. Skor
yang diperoleh akan dipersentasekan menggunakan rumus berikut ini.
Skor Perolehan
x 100%
Skor maksimum
HASIL PENELITIAN
Dalam hal kelayakan isi, ada tiga subkomponen yang harus diperhatikan,
yaitu kesesuaian uraian materi dengan Standar Kompetensi (SK) dan Kompetensi
Dasar (KD) yang terdapat dalam kurikulum mata pelajaran yang bersangkutan;
keakuratan materi; serta materi pendukung pembelajaran.
Tiap-tiap subkomponen terdapat beberapa butir penilaian. Dalam
subkomponen kesesuaian uraian materi dengan SK dan KD terdapat lima butir
penilaian, yaitu kesesuaian indikator dengan KD, kesesuaian materi dengan
indikator, kelengkapan materi, keluasan materi, dan kedalaman materi. Sedangkan
dalam subkomponen keakuratan materi terdapat tiga butir penilaian, yaitu
keakuratan konsep, keakuratan contoh, dan keakuratan soal atau latihan. Pada
subkomponen materi pendukung pembelajaran, terdapat delapan butir penilaian,
yaitu kesesuaian dengan perkembangan ilmu dan teknologi, keterkinian fitur,
keterkaitan antarkonsep, komunikasi, penerapan, kemenarikan materi, mendorong
siswa untuk memperoleh informasi lebih jauh, serta materi pengayaan.
Setelah dilakukan penghitungan, dapat diketahui persentase dari butir-butir
penilaian dalam subkompnen kesesuaian dengan SK/KD, keakuratan materi, dan
materi pendukung pembelajaran. Persentase kelayakan isi yang paling tinggi
terdapat dalam KD menulis surat pribadi dan KD menulis narasi dari teks
wawancara. Perolehan persentase mencapai 92%. Sedangkan yang terendah
terdapat dalam KD menulis teks pengumuman dengan persentase mencapai 73%.
Pada masing-masing butir penilaian, persentase tertinggi terdapat dalam
butir kesesuaian indikator dengan KD dan kesesuaian materi dengan indikator.
Kedua butir ini mencapai persentase dengan angka maksimal, yaitu 100%.
Sedangkan presentase terendah terdapat dalam butir materi pengayaan dengan
perolehan 60%. Persentase kelayakan isi secara keseluruhan mencapai 86%.
Dalam hal kelayakan penyajian, ada dua subkomponen yang harus
diperhatikan, yaitu teknik penyajian dan penyajian pembelajaran. Tiap-tiap
subkomponen terdapat beberapa butir penilaian. Dalam subkomponen teknik
penyajian terdapat satu butir penilaian, yaitu sistematika penyajian. Sedangkan
dalam subkomponen penyajian pembelajaran terdapat dua butir penilaian, yaitu
berpusat pada peserta didik dan mengembangkan keterampilan proses.
Dari hasil penghitungan, diketahui persentase kelayakan penyajian pada
semua KD mencapai nilai maksimal yaitu 100%. Pada masing-masing butir
penilaian pun juga mencapai angka maksimal.
Dalam hal kelayakan bahasa, ada tiga subkomponen yang harus
diperhatikan, yaitu kesesuaian pemakaian bahasa dengan tingkat perkembangan
siswa, pemakaian bahasa yang komunikatif, dan pemakaian bahasa memenuhi
syarat keruntutan dan keterpaduan alur berpikir.
Tiap-tiap subkomponen terdapat beberapa butir penilaian. Dalam
subkomponen kesesuaian pemakaian bahasa dengan tingkat perkembangan siswa
90 | JPBSIOnline, Volume 1, Nomor 1, April 2013
terdapat dua butir penilaian, yaitu kesesuaian dengan tingkat perkembangan
intelektual siswa dan kesesuaian dengan tingkat perkembangan emosional siswa.
Dalam subkomponen pemakaian bahasa yang komunikatif terdapat dua butir
penilaian, yaitu keterbacaan pesan dan ketepatan kaidah bahasa. Dalam
subkomponen pemakaian bahasa memenuhi syarat keruntutan dan keterpaduan
alur berpikir, terdapat satu butir penilaian, yaitu keruntutan dan keterpaduan
antarparagraf.
Setelah dilakukan penghitungan, dapat diketahui bahwa persentase
kelayakan bahasa yang paling tinggi terdapat dalam KD menulis buku harian
dengan perolehan persentase mencapai 95%. Persentase terendah terdapat dalam
KD menulis narasi dari teks wawancara dengan persentase sebesar 85%.
Pada masing-masing butir penilaian, persentase tertinggi terdapat dalam
butir kesesuaian dengan tingkat perkembangan emosional serta keruntutan dan
keterpaduan antarparagraf yang mencapai persentase maksimal, yaitu 100%.
Sedangkan presentase terendah terdapat dalam butir ketepatan kaidah bahasa
dengan perolehan persentase sebesar 65%. Persentase kelayakan bahasa secara
keseluruhan mencapai 90%.
PEMBAHASAN
Terdapat lima KD menulis dalam bidang bahasa dalam BSE kelas VII,
yaitu menulis buku harian, menulis surat pribadi, menulis teks pengumuman,
menulis narasi dari teks wawancara, serta menulis pesan singkat. Kelima KD
tersebut dijabarkan menjadi beberapa indikator. KD menulis buku harian dan
menulis teks pengumuman dijabarkan menjadi dua indikator, KD menulis narasi
dari teks wawancara dijabarkan menjadi empat indikator dan KD menulis surat
pribadi serta menulis pesan singkat dijabarkan menjadi tiga indikator.
Dari kelima KD tersebut, terdapat dua KD yang dijabarkan menjadi dua
indikator, yaitu KD menulis buku harian dan KD menulis teks pengumuman. Hal
ini tidak sesuai dengan panduan pengembangan indikator yang telah dikeluarkan
oleh BSNP. Dalam panduan pengembangan indikator tersebut dijelaskan bahwa
“setiap KD dikembangkan sekurang-kurangnya menjadi tiga indikator” (BSNP,
2010:9). Indikator inilah yang nantinya akan dikembangkan menjadi uraian materi
dalam BSE atau buku ajar lainnya.
Uraian materi yang terdapat dalam BSE telah sesuai dengan indikator yang
sudah dirumuskan. Pengembangan materi pembelajaran harus sesuai dengan
indikator yang dikembangkan. Indikator inilah yang nantinya menjadi acuan
dalam pengembangan materi pada setiap KD. Hal ini sesuai dengan pedoman
pengembangan indikator yang terdapat dalam BSNP (2010:3) yang menyebutkan
“indikator yang dirumuskan secara cermat dapat memberikan arah dalam
pengembangan materi pembelajaran yang efektif sesuai dengan karakteristik mata
pelajaran, potensi dan kebutuhan peserta didik, sekolah, serta lingkungan”.
Dari kelima KD yang diteliti, terdapat satu KD yang tidak disertai
pemberian contoh, yaitu KD menulis teks pengumuman. Materi yang terdapat
dalam KD menulis teks pengumuman berisi rumusan indikator, konsep
pengumuman, unsur-unsur dalam pengumuman, serta latihan yang harus
dikerjakan siswa. Sedangkan kelengkapan materi pada empat KD yang lain, yaitu
KD menulis buku harian, menulis surat pribadi, menulis narasi dari teks
wawancara, serta, menulis pesan singkat telah memenuhi standar kelengkapan
91 | JPBSIOnline, Volume 1, Nomor 1, April 2013
materi yang berisi rumusan indikator, materi, contoh, serta latihan yang harus
dikerjakan siswa.
Dalam setiap uraian materi perlu diberikan contoh untuk mempermudah
siswa dalam memahami materi serta pengerjaan latihan. Pemberian contoh
merupakan hal yang penting dalam dalam buku teks karena siswa akan mendapat
gambaran yang jelas dalam memahami materi dan pengerjaan latihan. Hal ini
sesuai dengan pendapat Kusmana (2008) yang menyatakan bahwa “buku teks
pelajaran berisi kesatuan materi bahan ajar, cara penyajian materi bahan ajar,
contoh, serta latihan agar memberi kemudahan untuk dipahami dan dipraktikkan,
baik oleh siswa maupun guru”.
Dalam penyajian materi ajar, perlu diperhatikan keakuratan materi yang
meliputi keakuratan konsep dan definisi, keakuratan contoh, serta keakuratan soal.
Dalam KD menulis buku harian dan KD menulis surat pribadi tidak memuat
konsep dan definisi yang jelas sehingga bisa menyebabkan miskonsepsi terhadap
siswa.
Definisi atau konsep yang jelas perlu diberikan agar siswa dapat
memahami obyek dengan baik. Singarimbun mengemukakan bahwa “konsep
adalah istilah dan definisi yang digunakan untuk menggambarkan secara abstrak
suatu kejadian atau keadaan” (dalam Dikasari, 2012). Melalui konsep, siswa
diharapkan dapat menyederhanakan pemikiran dengan menggunakan satu
istilah. Seperti yang diungkapkan Nasution bahwa “bila seseorang dapat
menghadapi benda atau peristiwa sebagai suatu kelompok, golongan, kelas, atau
kategori, maka ia telah belajar konsep” (dalam Junaidi, 2011).
Materi pendukung pembelajaran diarahkan pada kesesuaian dengan
perkembangan ilmu dan teknologi. Dari hasil penelitian yang dilakukan, materi
yang terdapat dalam lima KD yang diteliti sesuai dengan perkembangan ilmu dan
teknologi. Hal ini selaras dengan konsep yang menyatakan “fitur (termasuk uraian,
contoh, dan latihan) mencerminkan peristiwa atau kondisi terkini dengan menggunakan
rujukan lima tahun terakhir” (Muslich, 2010:295).
Teknik penyajian yang digunakan dalam kelima KD menulis, mulai dari
menulis buku harian, menulis surat pribadi, menulis teks pengumuman, menulis
narasi dari teks wawancara, serta menulis pesan singkat diawali dengan sajian
indikator yang harus dikuasai siswa. Kemudian dilanjutkan dengan uraian materi,
pemberian contoh, serta latihan atau soal yang harus dikerjakan siswa. Teknik
penyajian tersebut telah sesuai dengan sistematika penulisan yang memuat
pendahuluan, isi, penutup, dan evaluasi/umpan balik.
Penilaian penyajian pembelajaran diarahkan pada butir penilaian berpusat
pada peserta didik dan mengembangkan keterampilan proses. Dalam BSE ini,
arahan butir penilaian berpusat pada peserta didik sudah terlihat. Hal ini dapat
dibuktikan dengan adanya tugas-tugas mandiri dalam setiap KD. Selain itu,
penyajian materi yang interaktif dan partisipatif juga mendukung fakta pada butir
penilaian berpusat pada peserta didik.
Pada butir penilaian berpusat pada peserta didik, peserta didik akan menjadi
subjek pembelajaran untuk menyelesaikan latihan yang diberikan. Dengan adanya
latihan-latihan yang dapat dikerjakan secara mandiri, maka peserta didik akan
memperoleh pengetahuan dengan caranya sendiri dan mendapat pengetahuan
yang mendalam. Hal ini selaras dengan pendapat Afiatin (2010:2) berikut ini.
Proses pembelajaran yang berpusat pada siswa/peserta didik, maka siswa
memperoleh kesempatan dan fasilitas untuk dapat membangun sendiri
92 | JPBSIOnline, Volume 1, Nomor 1, April 2013
pengetahuannya sehingga mereka akan memperoleh pemahaman yang
mendalam yang pada akhirnya dapat meningkatkan mutu kualitas siswa.
Melalui penerapan pembelajaran yang berpusat pada siswa, maka siswa
diharapkan dapat berpartisipasi secara aktif, selalu ditantang untuk memiliki
daya kritis, mampu menganalisa dan dapat memecahkan masalahnya sendiri.
Secara umum, penggunaan bahasa dalam BSE kelas VII sudah sesuai
dengan tingkat perkembangan siswa baik dalam hal intelejensi siswa maupun
emosional siswa. Hal ini dibuktikan dengan penggunaan bahasa yang mudah
dipahami dan dekat dengan kehidupan siswa.
PENUTUP
Simpulan
Secara umum materi, persentase kelayakan isi dari enam belas butir
penilaian mencapai 86%. Dari persentase yang didapat, dapat disimpulkan bahwa
bahwa kelayakan isi dalam BSE Bahasa dan Sastra Indonesia masuk dalam
kategori sangat layak. Materi dalam BSE Bahasa dan Sastra Indonesia telah
memenuhi syarat kelayakan isi sesuai dengan butir penilaian yang meliputi
kesesuaian materi dengan SK-KD, keakuratan materi, dan materi pendukung
pembelajaran.
Secara umum, persentase kelayakan penyajian dari tiga butir penilaian
mencapai angka maksimal yaitu 100%. Dari persentase ini, dapat disimpulkan
bahwa kelayakan penyajian dalam BSE Bahasa dan Sastra Indonesia masuk dalam
kategori sangat layak. Materi yang terdapat dalam BSE Bahasa dan Sastra
Indonesia kelas VII telah memenuhi syarat kelayakan penyajian sesuai dengan
indikator kelayakan penyajian yang meliputi teknik penyajian dan penyajian
pembelajaran. Teknik penyajian yang digunakan dalam BSE Bahasa dan Sastra
Indonesia diawali dengan menyajikan indikator yang harus dikuasai siswa, materi
ajar, pemberian contoh, dan latihan yang harus dikerjakan siswa. Pada indikator
penyajian pembelajaran ditekankan pada arahan indikator berpusat pada peserta
didik dan mengembangkan keterampilan proses.
Secara umum materi yang terdapat dalam BSE Bahasa dan Sastra
Indonesia kelas VII telah memenuhi syarat kelayakan bahasa sesuai dengan
indikator kelayakan bahasa yang meliputi kesesuaian pemakaian bahasa dengan
tingkat perkembangan siswa, pemakaian bahasa yang komunikatif, dan pemakaian
bahasa memenuhi syarat keruntutan dan keterpaduan alur berpikir. Persentase
kelayakan bahasa ini mencapai angka 90%. Hal ini menunjukkan bahwa
kelayakan bahasa dalam BSE bahasa dan sastra Indonesia kelas VII masuk dalam
kategori sangat layak.
Saran
Pertama, untuk guru dan pengguna buku teks agar lebih teliti dalam
memilih buku teks yang akan dijadikan sebagai pendukung kegiatan belajar
mengajar. Guru sebaiknya memilih buku teks yang sesuai dengan kebutuhan
siswa. Selain itu, sebaiknya guru tidak hanya menggunakan buku teks sebagai
sumber belajar yang utama karena yang mengetahui karakteristik siswa adalah
guru, bukan penulis buku teks.
Kedua, untuk penyusun buku teks hendaknya lebih teliti dalam menyusun
buku teks. Kelengkapan materi, pemilihan contoh dan penggunaan bahasa lebih
93 | JPBSIOnline, Volume 1, Nomor 1, April 2013
disesuaikan dengan tingkat perkembangan siswa baik intelektual maupun
emosional.
Ketiga, untuk peneliti selanjutnya dapat mengembangkan penelitian ini
karena penelitian ini hanya didasarkan pada satu aspek keterampilan berbahasa,
yaitu menulis. Peneliti selanjutnya dapat meneliti pada aspek yang lain seperti
menyimak, berbicara, atau membaca. Peniliti selanjutnya juga dapat melakukan
penelitian menggunakan buku pada jenjang pendidikan sekolah dasar atau
menengah atas.
DAFTAR RUJUKAN
Afiatin, Tina. 2010. Pembelajaran Berbasis Student-Centered Learning.
Yogyakarta: Fakultas Psikologi UGM
Badan Standar Nasional Pendidikan. 2010. Panduan Pengembangan Indikator.
Jakarta: Badan Standar Nasional Pendidikan.
Dikasari, Bidaulan, Eni Ermawati, Fandi Akhmad, Muhammad Syafi’i
Nurhasanal, Rafiq Ridho, dan Wahyu Prastiyani. 2012. Penelitian Survei.
Yogyakarta: FAI UMY
Junaidi, Wawan. 2011. Pengertian Konsep, (Online),
(http://wawanjunaidi.blogspot.com/2011/06/pengertian-konsep.html),
diakses 18 Oktober 2012
Kusmana, Suherli. 2008. Bagaimana Memilih Buku Teks di Sekolah?, (Online),
(http://suherlicentre.blogspot.com/2008/11/bagaimana-memilih-buku-teksdi-sekolah.html), diakses 17 Juli 2012
Muslich, Masnur. 2010. Textbook Writing. Jogjakarya: Ar-Ruzz Media
Suparmin dan Desy Pujiastuti. 2010. Pengembangan Bahan Ajar, (Online),
(http://dc182.4shared.com/img/VQHeCead/preview.html), diakses 15 Mei
2012
Suwandi, Sarwiji dan Sutarmo. 2008. Bahasa Indonesia Bahasa Kebanggaanku
Untuk SMP/MTs Kelas VII. Jakarta: Pusat Perbukuan Departemen
Pendidikan Nasional
Tarigan, Henry Guntur. 1986. Menulis Sebagai Suatu Keterampilan Berbahasa.
Bandung: Angkasa
Tarigan, Henry Guntur dan Djago Tarigan. 1986. Telaah Buku Teks Bahasa
Indonesia. Bandung: Angkasa
94 | JPBSIOnline, Volume 1, Nomor 1, April 2013
Download