1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Peningkatan kualitas

advertisement
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Peningkatan kualitas pendidikan sangat erat kaitannya dengan kegiatan
pembelajaran di sekolah. Kegiatan pembelajaran yang dilaksanakan harus mampu
membuat siswa dapat belajar dengan baik. Belajar menurut teori konstruktivisme
adalah proses aktif yang dialami oleh siswa dalam membangun pengetahuannya
(Syarifudin, 2006: 70), dan tentunya hal tersebut berpengaruh terhadap
penguasaan konsep. Salah satu faktor yang mempengaruhi keberhasilan belajar
adalah kemampuan guru dalam melaksanakan pembelajaran. Jika pembelajaran
yang dilaksanakan oleh guru menyenangkan dan membuat suasana menjadi
kondusif untuk belajar, maka informasi yang diperoleh siswa dapat diterima
secara lengkap. Begitu juga sebaliknya, jika pembelajaran yang dilaksanakan oleh
guru tidak menyenangkan menurut siswa, maka siswa tidak akan terlibat aktif
dalam proses pembelajaran karena siswa merasa tidak nyaman. Kondisi tersebut
mengakibatkan informasi yang diperoleh oleh siswa mengenai materi yang
mereka pelajari menjadi tidak lengkap. Kenyamanan yang dirasakan oleh siswa
akan membuat mereka lebih berani mengambil resiko menghadapi kesulitan dan
belajar lebih banyak lagi (DePorter et al., 2002: 47).
Kegiatan pembelajaran yang akan dilaksanakan oleh guru harus berorientasi
kepada siswa. Model pembelajaran yang baru banyak bermunculan saat ini, akan
1
2
tetapi dalam pelaksanaannya guru lebih sering menggunakan model pembelajaran
yang hampir sama setiap tahunnya. Banyaknya materi pembelajaran merupakan
alasan utama permasalahan tersebut. Padahal dengan model pembelajaran yang
monoton akan membuat siswa merasa jenuh untuk belajar. Kejenuhan akan
membuat pembelajaran menjadi kurang berkualitas. Caroll dan rekan-rekannya
mengemukakan bahwa faktor dominan yang mempengaruhi taraf penguasaan
belajar adalah kualitas pengajaran (the quality of instruction) dan taraf
kemampuan siswa untuk memahami pengajaran itu (Makmun, 2005: 235).
Kemampuan guru untuk memilih model pembelajaran yang sesuai dengan
materi pelajaran serta kondisi siswa sangat diperlukan saat ini. Motivasi belajar
siswa saat pembelajaran berlangsung menjadi faktor pendorong hal tersebut. Jika
guru terus menggunakan model atau metode pembelajaran yang monoton, maka
tingkat motivasi belajar siswa akan menurun sehingga mempengaruhi penguasaan
konsep. Salah satu faktor yang mempengaruhi penguasaan konsep siswa terhadap
suatu materi pembelajaran adalah motivasi (Sudjana, 2005; Syarifudin, 2006).
Dalam proses pembelajaran, motivasi siswa diibaratkan sebagai pemasok daya
untuk melakukan kegiatan belajar (Syah, 2003: 136).
Saat ini banyak sekali bermunculan pembelajaran inovatif yang membuat
kegiatan belajar siswa menjadi lebih menyenangkan. Salah satu contoh
pembelajaran inovatif yang dimaksud adalah quantum teaching. Dalam
aplikasinya, quantum teaching memiliki empat konteks yaitu suasana yang
memberdayakan, landasan yang kukuh, lingkungan yang mendukung, serta
rancangan belajar yang dinamis. Konteks yang keempat mengenai rancangan
3
pembelajaran yang dinamis diwujudkan melalui model pembelajaran TANDUR
sebagai basis struktural quantum teaching.
Model pembelajaran TANDUR telah diterapkan pada sebuah lembaga
pendidikan internasional yang menekankan perkembangan keterampilan akademis
dan keterampilan pribadi yaitu SuperCamp. Lembaga tersebut menerapkan model
pembelajaran TANDUR sebagai bagian dari quantum teaching dalam kegiatan
belajar siswanya. Hasil penelitian yang dilakukan di SuperCamp menunjukkan
bahwa quantum teaching yang berbasis model pembelajaran TANDUR dapat
meningkatkan motivasi, nilai, rasa percaya diri, harga diri, dan penggunaan
keterampilan (DePorter et al., 2002: 4).
Di Indonesia penggunaan quantum teaching dalam proses pembelajaran
sudah banyak diteliti, salah satunya adalah penelitian yang telah dilakukan oleh
Irvanto. Penelitian tersebut mengungkapkan bahwa pembelajaran edutainment
menggunakan quantum teaching dapat meningkatkan hasil belajar dan motivasi
siswa pada pembelajaran biologi. Hasil belajar siswa meningkat dari 85% menjadi
92% sedangkan motivasi belajar siswa meningkat dari 35,9% menjadi 82,1%
(Irvanto, 2009). Penelitian tersebut dan penelitian lainnya yang telah dilakukan di
Indonesia mengenai quantum teaching jarang sekali mengungkapkan pengaruh
konteks yang ada di dalamnya, misalnya rancangan pembelajaran yang dinamis
melalui model pembelajaran TANDUR.
Pada kurikulum mata pelajaran biologi, kemampuan yang harus dimiliki oleh
siswa setelah mempelajari materi sistem endokrin adalah menjelaskan keterkaitan
struktur, fungsi, dan proses serta kelainan atau penyakit yang dapat terjadi pada
4
sistem endokrin (BSNP, 2006). Materi yang harus dikuasai tersebut mengandung
banyak sekali konsep yang menggunakan bahasa ilmiah sehingga siswa
menganggapnya sebagai materi yang sulit. Pernyataan tersebut didukung oleh
penelitian yang dilakukan oleh Tekkaya et al. (2001) mengenai konsep biologi
yang dianggap sulit oleh siswa sekolah menengah atas. Dari hasil penelitian
tersebut diketahui bahwa mayoritas siswa menganggap materi sistem endokrin
merupakan materi yang sangat rumit dan hanya dapat dipelajari dengan cara
hafalan. Berdasarkan penelitian tersebut, maka pembelajaran yang dilaksanakan
saat siswa mempelajari konsep tersebut harus melibatkan kegiatan yang
bermakna. Dengan adanya model pembelajaran TANDUR yang berlandaskan
teori kecerdasan berganda diharapkan akan membantu siswa menguasai konsep
sistem endokrin. Oleh karena itu penulis merasa tertarik untuk meneliti ”Pengaruh
Model Pembelajaran TANDUR Terhadap Penguasaan Konsep dan Motivasi
Belajar Siswa pada Materi Sistem Endokrin”.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan di atas, maka rumusan
masalah dalam penelitian ini adalah, “Bagaimanakah pengaruh model
pembelajaran TANDUR terhadap penguasaan konsep dan motivasi belajar siswa
pada materi sistem endokrin?”.
Untuk memperjelas masalah penelitian ini, maka rumusan masalah tersebut
dapat dijabarkan dalam bentuk pertanyaan penelitian, yaitu:
5
1.
Bagaimanakah penguasaan konsep siswa pada materi sistem endokrin
sebelum dan setelah diterapkannya model pembelajaran TANDUR?
2.
Bagaimanakah tingkat motivasi belajar siswa setelah diterapkannya model
pembelajaran TANDUR?
3.
Bagaimanakah hubungan motivasi belajar dengan penguasaan konsep siswa
setelah diterapkannya model pembelajaran TANDUR?
4.
Bagaimanakah tanggapan guru dan siswa terhadap penerapan model
pembelajaran TANDUR pada materi sistem endokrin?
5.
Kendala apa sajakah yang dihadapi guru dalam menerapkan model
pembelajaran TANDUR?
C. Batasan Masalah
Untuk lebih mengarahkan penelitian yang dilakukan, maka peneliti
membatasi permasalahan sebagai berikut:
1.
Model pembelajaran dalam penelitian ini adalah model pembelajaran
TANDUR dengan melibatkan teori kecerdasan berganda yang dikembangkan
oleh Gardner. Model pembelajaran tersebut merupakan bagian dari quantum
teaching.
2.
Penguasaan konsep yang diukur dalam penelitian ini meliputi kemampuan
siswa dalam menjawab soal pilihan ganda lima opsi, dengan jenjang kognitif
C1-C3 pada Taksonomi Bloom yang telah direvisi.
3.
Motivasi belajar diukur melalui tes motivasi belajar dengan indikator yang
dikembangkan oleh Gottfried. Indikator tersebut meliputi kesenangan untuk
6
belajar, orientasi terhadap penguasaan materi, hasrat ingin tahu, keuletan
dalam mengerjakan tugas, keterlibatan yang tinggi pada tugas, serta orientasi
terhadap tugas-tugas yang menantang, sulit, dan baru.
4.
Materi pembelajaran yang digunakan dalam penelitian ini adalah sistem
endokrin.
D. Tujuan Penelitian
Sesuai dengan permasalahan yang telah dirumuskan, maka tujuan dari
penelitian ini adalah adalah untuk menganalisis pengaruh model pembelajaran
TANDUR terhadap penguasaan konsep dan motivasi belajar siswa pada materi
sistem endokrin. Tujuan penelitian yang dipaparkan tersebut dapat dijabarkan
dalam tujuan khusus yaitu:
1.
Menganalisis penguasaan konsep siswa pada materi sistem endokrin sebelum
dan setelah diterapkannya model pembelajaran TANDUR.
2.
Menganalisis tingkat motivasi belajar siswa setelah diterapkannya model
pembelajaran TANDUR.
3.
Menganalisis hubungan motivasi belajar dengan penguasaan konsep siswa
setelah diterapkannya model pembelajaran TANDUR.
4.
Menganalisis tanggapan guru dan siswa terhadap penerapan model
pembelajaran TANDUR.
5.
Menganalisis kendala yang dihadapi guru dalam menerapkan model
pembelajaran TANDUR.
7
E. Manfaat Penelitian
Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat bagi berbagai
pihak, di antaranya:
1.
Bagi siswa, diharapkan dapat memberikan suatu pengalaman belajar yang
baru untuk meningkatkan penguasaan konsep dan motivasi belajar.
2.
Bagi pengajar, hasil penelitian ini diharapkan dapat dijadikan bahan
rekomendasi dalam memilih model pembelajaran pada materi biologi lainnya.
3.
Bagi peneliti lain, hasil penelitian ini diharapkan dapat dijadikan bahan
rujukan untuk mengembangkan aspek lain dari model pembelajaran
TANDUR yang belum diteliti.
F. Asumsi
Asumsi yang menjadi dasar penelitian ini adalah, “Fase-fase yang terdapat
pada model pembelajaran TANDUR membuat materi pembelajaran menjadi nyata
bagi siswa untuk mencapai sukses dalam belajar serta memberinya motivasi
untuk belajar berulang-ulang (DePorter et al., 2002: 88 dan 93)”.
G. Hipotesis
Berdasarkan asumsi di atas, hipotesis penelitian (H1) yang dapat dirumuskan
adalah terdapat perbedaan yang signifikan antara penguasaan konsep dan motivasi
belajar siswa yang diberikan model pembelajaran TANDUR dengan siswa yang
diberikan pembelajaran konvensional.
Download