PENDAHULUAN Latar Belakang Bagi negara beriklim

advertisement
PENDAHULUAN
Latar Belakang
Bagi negara beriklim tropis seperti Indonesia, keadaan cuaca yang panas,
sangat kering atau lembab sering mempengaruhi status kesehatan hewan. Variasi
perubahan cuaca akan mempengaruhi fluktuasi prevalensi penyakit yang dalam
kondisi tertentu dapat mencapai titik intensitas yang sangat tinggi maupun sangat
rendah. Bila suhu dan kelembaban udara sangat tinggi, prevalensi parasit atau
penyakit dapat berkembang dan meningkat sampai situasi kesehatan hewan, sehingga
hewan tidak dapat dipertahankan lagi keseimbangannya (Dewi, 2011).
Salah satu penyakit yang disebabkan oleh parasit protozoa adalah
Koksidiosis. Koksidiosis disebabkan oleh Coccidia famili Eimeridae yang meliputi
genus Crytosporidium, Isospora, Tyzzeria dan Eimeria. Dari keempat genus tersebut
yang paling berbahaya adalah genus Eimeria. Parasit ini dapat menyebabkan
kerusakan lapisan-lapisan usus pada berbagai hewan seperti domba/kambing, sapi,
kerbau, anjing, kucing dan kelinci dll (Supriyanto,2007).
Angka kejadian koksidiosis di lapangan masih sangat tinggi, sebagai pihak
yang bertugas melaksanakan penyidikan, pengujian veteriner, pengembangan teknik,
metode penyidikan dan pengujian veteriner, Balai Besar Veteriner Wates perlu
melakukan monitoring guna menanggulangi dan mencegah koksidiosis, sehingga
dapat memperkecil angka kejadian koksidiosis (Supriyanto, 2007).
1
Tujuan
Tujuan dari kajian ini adalah mengetahui situasi kejadian penyakit yang
disebabkan oleh koksidia, dengan mengetahui presentase kejadian berdasarkan
wilayah, jenis hewan dan bulan yang tercatat di BBVet Wates dari tahun 2012.
Manfaat
Manfaat dari tugas akhir ini adalah memberikan informasi tentang situasi
kejadian koksidiosis tahun 2012 kepada penulis maupun pembaca, memberikan
wawasan dan pengetahuan tentang penyakit koksidiosis, mengetahui dampak yang
ditimbulkan, dan pencegahan yang bisa dilakukan.
2
TINJAUAN PUSTAKA
PROTOZOA
Sejarah Protozoa
Protozoa membentuk suatu subkerajaan dari kerajaan Protista dalam
klasifikasi lima kerajaan makhluk hidup (Monera, Protista, Plantae, Fungi,
Animalia) (Whittaker, 1977). Mereka lebih primitif dari hewan. Bagaimanapun
kompleks badan-badan mereka, dan banyak dari mereka sangat kompleks, semua
struktur yang berbeda itu berada di dalam satu sel. Tetapi beberapa protozoa
mempunyai stadium “syntical” di dalam siklus hidupnya di dalam spesies mana
tidak ada dinding-dinding sel antara nukleit, dan beberapa spesies membentuk
koloni-koloni yang berenang sebagai satu unit dan berisi organisme-organisme
somatik dan reproduktif yang kelihatannya berbeda.
Protozoa ukuran besarnya mikroskopik, hanya sedikit dapat dilihat
dengan mata telanjang. Beberapa flagelata berisi klorofil dan oleh beberapa orang
dianggap sebagai algae. Banyak spesies protozoa yang tidak berwarna berbeda
dari hijau karena tidak mempunyai kromatofor, namun kehilangan kromatofor itu
dapat dibuat secara eksperiental.
Sejak penemuan oleh Antony Van Leeuwenhoek dalam abad ke-18,
sekitar 65.000 spesies protozoa telah diuraikan. Mereka praktis terdapat dalam
semua habitat dimana ada kehidupan dan mereka adalah antara mata rantai-mata
rantai pertama dari rantai makanan di mana tergantung semua kehidupan yang
lebih tinggi. Jika mengambang dalam plankton dari lautan tropika, mereka
menyebabkan cahaya terang pada gelombang dan baling-baling kapal.
3
Download