Ruang Udara dan Stomata Daun Lotus… RUANG UDARA DAN STOMATA DAUN LOTUS (Nelumbo nucifera Gaertn ) YANG TERAPUNG DAN TIDAK TERAPUNG Laini Durrotun Nashihah, Trias Jaya Susanti, Sheila Fahreza, Nur Fitria Rachmayanti, Septi Dwi Prastiani, Rinie Pratiwi P., Ahmad Bashri Jurusan Biologi, FMIPA, Universitas Negeri Surabaya [email protected] ABSTRAK Tumbuhan Lotus (Nelumbo nucifera Gaertn) adalah tumbuhan air yang memiliki daun terapung (salah satu permukaan daun menyentuh air), dan daun tidak terapung (kedua permukaan daun tidak menyentuh air). Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui perbedaan ruang udara dan stomata antara dua tipe daun tersebut. Pengamatan dilakukan dengan membuat sayatan melintang dan membujur kedua tipe daun, kemudian diamati menggunakan mikroskop dengan perbesaran 40X. Hasil pengamatan menunjukkan bahwa daun yang terapung memiliki ruang udara lebih besar dibandingkan daun yang tidak terapung. Kedua tipe daun tersebut memiliki lilin dan tipe stomata epistomatik. Jumlah stomata pada daun terapung lebih sedikit daripada daun yang tidak terapung dengan perbandingan sekitar 2:5. Perbedaan jumlah stomata berkaitan dengan perkembangan daun. Daun yang terapung merupakan daun muda yang belum mengalami perkembangan secara sempurna seperti pada daun tidak terapung, yang merupakan daun dewasa pada tumbuhan tersebut. Ditemukan juga kristal bentuk pasir pada sisi adaksial daun terapung dan abaksial daun yang berada di atas permukaan air. Kata Kunci: daun lotus (Nelumbo nucifera), ruang udara, stomata PENDAHULUAN Tumbuhan hidrofit merupakan tumbuhan yang hidup di air. Penyebaranya meliputi perairan air tawar, payau sampai ke lautan dengan beranekaragam jenis, bentuk dan sifatnya. Jika memperhatikan sifat dan posisi hidupnya di perairan, tumbuhan air dapat dibedakan dalam 4 jenis, yaitu ; tumbuhan air yang hidup pada bagian tepian perairan, disebut marginal aquatic plant ; tumbuhan air yang hidup pada bagian permukaan perairan, disebut floating aquatic plant ; tumbuhan air yang hidup melayang di dalam perairan, disebut submerge aquatic plant ; dan tumbuhan air yang tumbuh pada dasar perairan, disebut deep aquatic plant (Yusuf, 2008). Sesuai dengan habitatnya maka tumbuhan air juga melakukan adaptasi. Adaptasi tumbuhan air dapat dilihat dari morfologi dan anatomi organ tumbuhannya. Misalnya pada daun teratai yang mempunyai daun lebar dan tipis serta dapat mengapung di air. Daun teratai dapat mengapung karena memiliki ruang udara yang besar pada struktur anatomi daunnya. Kebanyakan tumbuhan air juga mengalami adaptasi pada jaringan epidermis dengan membentuk stomata pada permukaan atas daun untuk mengambil oksigen di udara. Tumbuhan lain yang juga hidup di air contohnya ialah lotus (Nelumbo nucifera Gaertn). Sering kali orang awam menganggap kedua tumbuhan ini sama namun Prosiding Seminar Nasional Biologi 2016_ ISBN: 978‐602‐0951‐11‐9 secara kasat mata kedua tumbuhan ini bisa dibedakan dari keberadaan bunga dan daunnya. Bunga lotus tidak terapung, berbeda dengan teratai yang bunganya terapung sama seperti daunnya. Kebanyakan daun lotus tidak terapung (kedua permukaan daun tidak menyentuh air) seperti daun teratai yang semua daunnya terapung (salah satu permukaan daun menyentuh air), namun tidak semua daun lotus tidak terapung, ada juga daun lotus yang terapung. Oleh karena itu, dilakukan penelitian untuk melihat perbedaan anatomi daun lotus yang terapung dan tidak terapung, khusunya pada ada tidaknya perbedaan ruang udara dan stomata daun. METODE PENELITIAN Penelitian dilaksanakan pada hari Jumat, 15 Januari 2016 di Laboratorium Struktur dan Perkembangan Gedung C10 Jurusan Biologi Universitas Negeri Surabaya. Alat-alat yang diperlukan meliputi silet, tabung urin, pipet tetes, kaca obyek, kaca penutup dan mikroskop. Sedangkan bahannya adalah daun lotus (N.nucifera Gaertn) yang terapung dan tidak terapung. Kemudian menyayat kedua tipe daun secara melintang dan membujur. Sayatan membujur dilakukan pada kedua sisi daun. Sayatan diamati menggunakan mikroskop dengan perbesaran 40x10. Hasil pengamatan kemudian dibandingkan untuk dilihat ada atau tidaknya perbedaan pada 564 Perbedaan Struktur Anatomi Jaringan… ruang udara dan stomata daun terapung dan tidak terapung. lotus yang HASIL DAN PEMBAHASAN Berdasarkan hasil pengamatan (Gambar 1) diketahui bahwa ruang udara pada daun yang terapung lebih besar daripada daun tidak terapung karena berkaitan dengan kondisinya yang menyentuh air. Daun tidak terapung Sama halnya pada daun teratai yang terapung, ruang udara atau aerenkim (parenkim yang berdiferensiasi dengan membentuk ruang udara yang besar) daun lotus berfungsi untuk membantu transpirasi dan menyimpan oksigen. Jika ditemukan ruang udara yang lebih besar maka aerenkim akan memaksimalkan fungsi tersebut dengan menyesuaikan keberadaan daun itu sendiri. Daun terapung Gambar 1. Penampang melintang daun lotus (N.nucifera Gaertn) yang terapung dan tidak terapung. A. Epidermis atas, B. Jaringan palisade, C. Jaringan spons, D. Epidermis bawah, E. Ruang udara, F. Xilem, G. Floem. A B Gambar 2. Stomata pada penampang membujur sisi adaksial daun lotus (N.nucifera Gaertn) yang terapung dan tidak terapung. Stomata daun terapung (A), Stomata daun tidak terapung (B). Prosiding Seminar Nasional Biologi 2016_ ISBN: 978‐602‐0951‐11‐9 565 Perbedaan Struktur Anatomi Jaringan… Kedua tipe daun lotus (N.nucifera Gaertn) memiliki lapisan lilin tahan air pada epidermis atas (Gambar 3.1). Lapisan lilin juga berfungsi untuk mengurangi transpirasi (Ningsih, 2012). Tipe stomata pada tumbuhan ini adalah epistomatik yaitu stomata hanya terdapat pada sisi epidermis atas daun. Terdapat perbedaan sebaran stomata pada sisi adaksial daun terapung dan di atas permukaan air, pada perbesaran yang sama 40x10 perbandingan stomata dalam satu lapang pandang berkisar antara 2:5 (Gambar 2). Perbedaan tersebut berkaitan dengan perkembangan pada daun. Daun yang terapung merupakan daun muda yang belum mengalami perkembangan sempurna sedangkan daun yang tidak terapung merupakan daun dewasa. Perkembangan daun lotus didukung oleh tangkai daun yang pertumbuhannya tidak terbatas sehingga daunnya selalu di atas air atau menjadi tidak terapung. Selain itu, stomata pada daun terapung perkembangannya juga sangat terbatas. Dengan keadaan stomata tersebut mengindikasikan bahwa daun yang mengalami pertukaran gas paling banyak adalah daun yang berada di atas permukaan air sedangkan daun yang terapung minim melakukan pertukaran gas. Tabel 1. Perbedaan ruang udara, stomata, dan kristal pada daun lotus (N.nucifera Gaertn) yang terapung dan tidak terapung. Pembeda Daun terapung Ruang udara Ada, lebih besar Stomata Ada, lebih sedikit (sekitar 2 dalam satu lapang pandang) Daun tidak terapung Ada Ada (sekitar 5 dalam satu lapang pandang) Kristal Ada, pada sisi abaksial Ada, pada sisi adaksial SIMPULAN Daun lotus (N.nucifera Gaertn) yang terapung memiliki ruang udara yang lebih besar dibandingkan daun tidak terapung. Memiliki lilin dan tipe stomata epistomatik. Jumlah stomata pada daun terapung lebih sedikit daripada daun yang tidak terapung dengan perbandingan sekitar 2:5. Perbedaan jumlah stomata berkaitan dengan perkembangan daun. Daun yang terapung merupakan daun muda yang belum mengalami perkembangan secara sempurna seperti pada daun tidak terapung, yang merupakan daun dewasa pada tumbuhan tersebut. Ditemukan juga kristal bentuk pasir pada sisi adaksial daun terapung dan abaksial daun yang tidak terapung. DAFTAR PUSTAKA Biology Discussion. “Plant Adaptations: Introduction and Ecological Classification of Plants”. http://www.biologydiscussion.com/ plants/plant-adaptations-introduction-andecological-classification-of-plants/6902 diakses pada tanggal 10 Februari 2016 pukul 09.35 WIB. A B Gambar 3 . Penampang membujur sisi adaksial daun terapung (A) dan sisi abaksial daun tidak terapung (B) tanaman lotus (N.nucifera Gaertn). Pada daun N.nucifera Gaertn juga ditemukan adanya kristal kalsium oksalat bentuk pasir pada sisi adaksial daun terapung dan sisi abaksial daun yang berada di atas permukaan air (Gambar 3). Oksalat merupakan salah satu hasil metabolit tanaman (Santoso, tanpa tahun). Ningsih, Rita. 2012. Penuntun Praktikum Anatomi Fisiologi Tumbuhan. Kendari: Universitas Haluoleo. Puspitawati, Rinie Pratiwi. 2015. Anatomi Tumbuhan. Surabaya: Unesa University Press. Santoso, Agus Muji. Tanpa Tahun. “Distribution of Calcium Oxalate Cristal, Reduction of Oxalates and The Effect of Cultivation Methods on Its Formation in Some Vegetables”. Prosiding Seminar Nasional X Pendidikan Biologi FKIP UNS. Prodi Pendidikan Biologi Universitas Nusantara PGRI Kediri. Journal Online. http://download.portalgaruda.org/article.php diakses tanggal 10 Januari 2016 pukul 20.35 WIB. Yusuf,G. 2008. “Bioremediasi Limbah Rumah Tangga Dengan Sistem Simulasi Tanaman Air”. Jurnal Bumi Lestari, Vol. 8 No. 2, Agustus 2008.hal. 136-144. Prosiding Seminar Nasional Biologi 2016_ ISBN: 978‐602‐0951‐11‐9 566