1 KONTRIBUSI KEPUASAN KERJA DAN KUALITAS JASA

advertisement
KONTRIBUSI KEPUASAN KERJA DAN KUALITAS JASA TERHADAP
KEPUASAN NASABAH
(Studi Kasus Pelayanan Jasa Telemarketing di sebuah Bank)
Dewi Marianah
Jl. Raya Bojong Gede Pabuaran No. 61, Bojong Gede – Bogor 16320
[email protected]
ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan mengetahui kontribusi kepuasan kerja dan kualitas jasa
terhadap kepuasan nasabah. Saat ini pembicaraan mengenai kepuasan pelanggan
selalu menjadi topik utama dalam berbagai media dan menjadi faktor utama yang
harus diperhatikan oleh para pemimpin perusahaan. Selain itu persaingan bank yang
semakin ketat juga mengharuskan setiap perusahaan menempatkan kepuasan
pelanggan pada prioritas utama. Hal ini dilakukan dengan tujuan untuk memperoleh
loyalitas pelanggan.Untuk itulah penelitian ini dilakukan agar diperoleh pemahaman
yang lebih lengkap lagi tentang kepuasan nasabah yang diukur berdasarkan kepuasan
kerja dan kualitas jasa. Sehingga dengan adanya pemahaman tersebut, maka akan
dapat tercipta loyalitas pelanggan. Metode pengumpulan data dalam penelitian ini,
menggunakan metode angket atau kuesioner. Subyek dalam penelitian ini adalah
karyawan di sebuah Bank yang berlokasi di Jabodetabek. Analisa data menggunakan
metode analisis regresi ganda (mulitple regression). Hasil dari penelitian membuktikan
bahwa tidak ada kontribusi yang signifikan antara kepuasan kerja terhadap kepuasan
nasabah dan ada kontribusi yang signifikan antara kualitas jasa terhadap kepuasan
nasabah.
Kata Kunci : Kepuasan Kerja, Kualitas Jasa dan Kepuasan Nasabah
PENDAHULUAN
Era globalisasi yang melanda dunia menjadikan suatu peluang dan tantangan bagi
industri perbankan. Di suatu sisi keadaan tersebut dapat memperluas pasar produk dan
jasa perbankan yang semakin terbuka dan lebih mudah dimasuki serta lebih inovatif,
namun disisi lain keadaan tersebut menimbulkan persaingan yang semakin tajam. Selain
itu kemajuan teknologi infomasi dan komunikasi juga ikut berperan meningkatkan
intensitas persaingan, karena memberi pelanggan akses informasi yang lebih banyak
tentang berbagai macam produk yang ditawarkan.
Seperti ungkapan futurolog teknologi Nicholas Negroponte bahwa dunia makin lama
makin digital. Hal ini ditengarai oleh pesatnya perkembangan transaksi bisnis dan
kegiatan non-bisnis yang makin beralih ke pemanfaatan komputer on-line. Dipicu oleh
perkembangan Internet, makin meningkatnya kemampuan hardware dan software
dengan kecepatan tinggi dan penyebaran komputer, makin menyadarkan nasabah bank
akan berbagai kemudahan yang didapatkan dengan ketersediaan layanan On-line
banking. Perkembangan teknologi telekomunikasi dan informatika mengarah ke
konvergensi dan dipicu oleh ketatnya kompetisi, melahirkan berbagai inovasi dan
lompatan teknologi Telematika. Paradigma diatas sangat mempengaruhi pola dan
1
2
strategi bisnis, tidak terkecuali industri perbankan. Tuntutan keragaman, kemudahan,
kecepatan dan harga jasa yang sangat murah semakin cepat mengemuka.
Saat ini pembicaraan mengenai kepuasan pelanggan selalu menjadi topik utama dalam
berbagai media dan menjadi faktor utama yang harus diperhatikan oleh para pemimpin
perusahaan. Kepuasan pelanggan telah menjadi konsep sentral dalam wacana bisnis dan
manajemen (Tjiptono dan Chandra, 2005). Selain itu persaingan bank yang semakin
ketat juga mengharuskan setiap perusahaan menempatkan kepuasan pelanggan pada
prioritas utama. Hal ini dilakukan dengan tujuan untuk memperoleh loyalitas pelanggan.
Tujuan utama dari kepuasan pelanggan adalah untuk membangun dan memperbaiki
serta mempertahankan loyalitas pelanggan terhadap perusahaan dan produk yang
dihasilkannya. Loyalitas pelanggan terhadap perusahaan tidak dapat diperoleh dengan
mudah. Terlebih dahulu perusahaan harus mengetahui apa saja kebutuhan dan keinginan
pelanggan.
Bagi perusahaan jasa, ada satu hal yang paling penting dalam memberikan kepuasan
pelanggan, yaitu pelayanan (service). Persaingan yang semakin ketat akhir-akhir ini
menuntut sebuah lembaga penyedia jasa/layanan untuk selalu memanjakan
konsumen/pelanggan dengan memberikan pelayanan terbaik. Para pelanggan akan
mencari produk berupa barang atau jasa dari perusahaan yang dapat memberikan
pelayanan yang terbaik kepadanya (Assauri, 2003).
Sebuah perusahaan tidak cukup apabila hanya mengejar kepuasan pelanggan.
Perusahaan harus mencari dan menciptakan pelanggan baru serta tetap mempertahankan
pelanggan-pelanggan setia yang sudah ada. Seperti yang dikatakan oleh Ellitan (2001)
bahwa memberikan pelayanan-pelayanan unggul merupakan sebuah strategi yang
menang karena menghasilkan lebih banyak pelanggan baru, lebih sedikit kehilangan
pelanggan, lebih banyak penyekatan dari persaingan harga dan lebih sedikit kesalahan
yang membutuhkan kinerja pelayanan. Pelayanan merupakan komponen nilai yang
pokok yang menggerakan setiap perusahaan untuk sukses.
Dalam hal ini yang mempunyai andil besar dalam memberikan pelayanan serta
kepuasan kepada pelanggan adalah karyawan. Dalam industri perbankan, karyawan
terutama karyawan front liner berfungsi sebagai perantara perusahaan. Para karyawan
ini bertugas untuk menyampaikan produk serta pelayanan yang dimiliki perusahaan.
Mereka diharuskan untuk dapat memberikan pelayanan yang terbaik kepada pelanggan
sesuai dengan visi dan misi perusahaan. Namun demikian, tidak semua karyawan dapat
memberikan pelayanan terbaik kepada pelanggan perusahaan. Hal ini berkaitan dengan
tingkat kepuasan karyawan atau yang biasa disebut kepuasan kerja terhadap perusahaan
dan pekerjaannya. Apabila seorang karyawan tidak puas dengan pekerjaan yang
diberikan ataupun terhadap kondisi lingkungan perusahaan maka karyawan tersebut
tentunya tidak akan mampu memberikan pelayanan serta meningkatkan kepuasan
pelanggan.
Berdasarkan fenomena yang telah dikemukakan, maka diperlukan penelitian mengenai
kepuasan pelanggan, yang dalam industri perbankan yang bisa disebut dengan nasabah.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kontribusi kepuasan kerja dan kualitas jasa
3
dari Telesales (Telesales Officer) terhadap kepuasan nasabah bank, yaitu Card Holder
(nasabah kartu kredit).
TINJAUAN PUSTAKA
Kepuasan kerja dapat didefinisikan sebagai perasaan seseorang terhadap pekerjaannya
(Wexley & Yulk, 1977). Sementara itu definisi yang lainnya menyebutkan, bahwa
kepuasan kerja merupakan suatu pola tetap dari pemikiran, perasaan, dan perilaku yang
dimiliki karyawan terhadap beberapa aspek dari pekerjaan (Berry & Houston, 1993).
Locke (dalam Berry, 1998) mendefinisikan kepuasan kerja sebagai emosi positif atau
perasaan senang, sebagai hasil dari penilaian seorang karyawan terhadap faktor
pekerjaan atau pengalaman-pengalaman kerjanya. Menurut Berry (1998) karyawan
yang memiliki kepuasan kerja ditunjukkan oleh sikap yang tidak pernah absen, datang
tepat waktu, bersemangat dan memiliki motivasi yang tinggi. Seperti dikemukakan oleh
Tiffin (dalam As’ad, 2003) kepuasan kerja berhubungan erat dengan sikap dari
karyawan terhadap pekerjaannya sendiri, situasi kerja, kerjasama antara pimpinan
dengan sesama karyawan.
Dimensi Kepuasan Kerja
Tingkat kepuasan karyawan terhadap pekerjaan mencakup beberapa hal. Smith,
Kendall, dan Hullin, 1969 (dalam Gibson, dkk, 2000) berupaya mengembangkan lima
dimensi kepuasan kerja yang dirasakan karyawan, yaitu: Jenis pekerjaan, Kesempatan
untuk promosi, Supervisor atau atasan, Gaji atau upah, dan Rekan sekerja.
Jasa
Zeithaml and Bitner (2003) mengemukakan definisi jasa sebagai berikut: Include all
economic activities whose output is not a physical product or construction, is generally
consumed at the time it is produced, and provided added value in forms (such as
convenience, amusement,timeliness, comfort, or health) that are essentially intangible
concerns of its first purchaser.
Jasa pada dasarnya adalah seluruh aktivitas ekonomi dengan output selain produk dalam
pengertian fisik, dikonsumsi dan diproduksi pada saat bersamaan, memberikan nilai
tambah dan secara prinsip tidak berwujud bagi pembeli pertamanya.
Kualitas Jasa
Menurut The American Society for Quality Control, kualitas adalah keseluruhan cirriciri dan karakteristik-karakteristik dari produk atau jasa dalam hal kemampuannya
untuk memenuhi kebutuhan-kebutuhan yang telah ditentukan.
Menurut Tjiptono dan Chandra (2005) ada dua faktor yang mempengaruhi kualitas jasa,
yaitu : jasa yang diharapkan (expected services) dan jasa yang dipersepsikan (perceived
service), apabila perceived service sesuai dengan expected services, maka kualitas jasa
dipersepsikan naik atau positif, jika perceived service melebihi expected services, maka
kuaitas jasa dipersepsikan sebagai kualitas ideal, sebaliknya apabila perceived service
lebih jelek dibandingkan expected services, maka kualitas jasa dipersepsikan negative
atau buruk. Oleh sebab itu baik tidaknya kualitas jasa tergantung pada kemampuan
penyedia jasa dalam memenuhi harapan pelanggannya secara konsisten.
4
Menurut Zeithaml dkk. (1990), ada lima dimensi dari kualitas jasa yaitu Tangibles
(bukti fisik), Reliabilitas (reliability), Ketanggapan (responsiveness), Jaminan
(assurance), Empati (empathy),
Kepuasan Pelanggan
Beberapa penulis memberikan definisi mengenai kepuasan pelanggan. Spreng et al.
(1996) menyatakan bahwa perasaan puas pelanggan timbul ketika pelanggan
membandingkan persepsi mereka mengenai kinerja produk atau jasa dengan harapan
mereka. Tse and Wilson (1988) menguraikan dua variabel utama yang menentukan
kepuasan pelanggan, yaitu expectations dan perceived performance. Apabila perceived
performance melebihi expectations maka pelanggan akan puas, tetapi apabila
sebaliknya maka pelanggan merasa tidak puas. Sedangkan menurut Nigel Hill (1996),
kepuasan pelanggan adalah persepsi pelanggan terhadap penyedia produk atau jasa
untuk memenuhi atau melebihi harapannya.
Persepsi
Menurut Zanden (1984), persepsi merupakan proses dimana individu dapat merasakan
dan mengartikan informasi dari lingkungan. Jadi persepsi nasabah terhadap bank
merupakan hasil dari pengalamannya terhadap semua informasi yang dimiliki bank
tersebut.
Harapan
Harapan terbentuk pada saat sebelum pembelian produk/jasa dan digunakan sebagai
acuan untuk membandingkan performa produk/jasa yang diterima (Reynold & imintiras,
2000).
Menurut Kotler & Armstrong (1994), Harapan dibentuk dan didasarkan oleh beberapa
faktor, diantaranya pengalaman mengkonsumsi dimasa lampau, opini teman atau
keluarga serta informasi dan janji-janji dari para pesaing. Beberapa penyebab utama
tidak terpenuhinya harapan pelanggan adalah kinerja karyawan perusahaan jasa yang
buruk, miskomunikasi layanan yang diinginkan, pelanggan keliru menafsirkan signal
(harga, positioning, dll) serta miskomunikasi rekomenasi dari mulut ke mulut. Seperti
pada gambar 1.
Gambar 1. Model Harapan dan Kepuasan Pelanggan
5
Hubungan Kepuasan Kerja dan Kualitas Jasa Terhadap Kepuasan Nasabah
Hasil penelitian sebelumnya sebagaimana dilaporkan oleh Hendrajana (2005) tentang
pengaruh kualitas pelayanan medis, paramedis, dan penunjang medis terhadap kepuasan
pelanggan rawat jalan di RSUD Dr. Moewardi Surakarta menunjukkan bahwa terdapat
pengaruh signifikan antara berbagai variabel kualitas pelayanan terhadap kepuasan
pelanggan rawat jalan di RSUD Dr. Moewardi Surakarta.
Hasil penelitian Host (2004) dalam Dodik Agung dkk (2005) yang menyatakan ada
hubungan antara kepuasan pelanggan dan kualitas jasa yang indikatornya adalah
reliability, responsiveness, empathy, assurance, dan tangible.
Muhaemin (2005) dalam penelitiannya menguji faktor-faktor yang mempengaruhi
kepuasan nasabah PT. Bank BPD Jateng Cabang Surakarta. Hasilnya menunjukkan
bahwa terdapat pengaruh signifikan antara variabel keandalan, ketanggapan, dan
kepastian terhadap kepuasan nasabah; sedangkan pengaruh variabel ketegasan dan
keperwujudan terhadap kepuasan nasabah tidak signifikan.
Hasil penelitian yang dilakukan Feuss et. al (2004), menunjukan bahwa persepsi
karyawan dan pelanggan memiliki hubungan yang positif yang mana secara spesifik
digambarkan bahwa kepuasan karyawan menimbulkan kepuasan pada pelanggan.
Beberapa penelitian juga menyatakan bahwa kualitas pelayanan dan kepuasan kerja
karyawan memiliki hubungan positif dengan kepuasan pelanggan (Allred, 2001).
Sedangkan menurut Parasuraman, A. Zeithaml, V.A & Berry, L.L., 1985) menyatakan
bahwa kepuasan pelanggan merupakan hasil dari persepsi pelanggan terhadap kualitas
pelayanan. Selain itu menurut Bowen dan Floger (1999), menyatakan beberapa
penelitian mengindikasikan bahwa ketika mereka mendapatkan perlakuan adil dari
perusahaan maka mereka juga akan memberikan perlawanan yang sama terhadap
pelanggan.
Selanjutnya, dari semua uraian yang telah disampaikan maka dapatlah kiranya disusun
sebuah skema yang mendasari penelitian ini, sebagaimana yang tampak pada gambar 2.
Gambar 2. Skema Penelitian
Hipotesis
Berdasarkan penjelasan di atas, maka dapat ditarik hipotesis sebagai berikut:
1. Ada kontribusi yang signifikan antara kepuasan kerja terhadap kepuasan nasabah.
2. Ada kontribusi yang signifikan antara kualitas jasa terhadap kepuasan nasabah.
3. Ada kontribusi yang signifikan antara kepuasan kerja dan kualitas jasa secara
bersama-sama terhadap kepuasan nasabah.
6
METODE PENELITIAN
Variabel dalam penelitian ada tiga. Dua variabel bertindak sebagai variabel bebas
(independet variable) dan satu variabel lainnya sebagai variabel terikat (dependent
variable). Adapun variabel-variabel tersebut sesuai dengan posisinya sebagai variabel
bebas maupun terikat adalah sebagaimana terlihat pada gambar 3.
Gambar 3. Identifikasi Variabel Penelitian
Populasi dan Sampel Penelitian
Penelitian dilakukan di Bank ABC yang berlokasi di wilayah Jabodetabek. Perusahaan
ini adalah perusahaan jasa yang bergerak di bidang perbankan. Salah satu divisinya
adalah Telemarketing yang menawarkan beberapa produk Bank ABC via telepon
kepada Card Holder (pemegang kartu kredit). Orang yang melakukan penawaran
produk tersebut disebut Telesales. Populasi Telesales yang bekerja di Bank ABC lebih
kurang sekitar 250 Telesales yang tersebar di berbagai daerah dan dibagi dalam 11 sub
produk. Sampel dalam penelitian ini diambil dari salah satu Sub Departemen
Telemarketing Bank ABC yaitu Telemarketing XXX yang berjumlah 56 Telesales.
Sedangkan populasi Card Holder Bank ABC di Jabodetabek sebesar 100 000 nasabah.
Analisis Data
Teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisis regresi.
Analisis regresi digunakan ketika bila peneliti melakukan prediksi seberapa jauh nilai
variabel terikat bila variabel bebas diubah (Sugiyono, 2001). Analisis regresi dapat
digunakan untuk melihat ada atau tidaknya kontribusi antara kepuasan kerja dan iklim
organisasi terhadap komitmen organisasi pada karyawan. Analisis regresi yang
digunakan adalah analisis regresi ganda (Multiple Regression) dengan bantuan program
SPSS Versi 12.0.
Menurut Supratiknya (2000), analisis regresi ganda adalah metode untuk menganalisis
baik secara kolektif atau bersama-sama maupun secara sendiri-sendiri sumbangan dari
dua atau lebih variabel bebas terhadap variasi yang terjadi di dalam suatu variabel
tergantung. Sedangkan taraf signifikansi yang digunakan dalam analisis regresi ganda
dalam penelitian ini adalah p < 0,05 (Sugiyono, 2001).
HASIL PENELITIAN
Untuk mengetahui hasil penelitian ini, penulis menggunakan beberapa tahap, yaitu : Uji
Validitas, Uji Realiabilitas, Uji Asusmsi dan Uji Regresi. Berikut hasil penelitiannya.
Uji Validitas
Berikut adalah hasil perhitungan validitas dari kuesioner kepuasan kerja, kualitas jasa
dan kepuasan nasabah.
7
Validitas item pada kuesioner kepuasan kerja ini secara keseluruhan bergerak dari 0,246
sampai dengan 0,764. Dari hasil uji validitas, diketahui bahwa dari 50 item Kuesioner,
terdapat satu item yang tidak valid. Secara jelasnya distribusi item yang valid dapat
dilihat pada Tabel 1. Hasil perhitungan SPSS dapat dilihat di lampiran.
Tabel.1
Distribusi Item Kuesioner Kepuasan Kerja
Keterangan: * adalah item yang bersifat unfavorable
Validitas item pada kuesioner kualitas Jasa ini secara keseluruhan bergerak dari 0,053
sampai dengan 0,856. Hasil perhitungan SPSS dapat dilihat di lampiran. Dari hasil uji
validitas, diketahui bahwa dari 28 item Kuesioner, terdapat 4 item yang tidak valid.
Secara jelasnya distribusi item yang valid dapat dilihat pada Tabel 2.
Tabel 2.
Distribusi Item Kuesioner Kualitas Jasa (X2)
Keterangan: * adalah item yang bersifat unfavorable
Validitas item pada kuesioner kualitas jasa ini secara keseluruhan bergerak dari 0,316
sampai dengan 0,806. Hasil perhitungan SPSS dapat dilihat di lampiran.
Tabel 3.
Distribusi Item Kuesioner Kepuasan Nasabah (Y)
8
Berdasarkan tabel 3, dapat diketahui bahwa untuk kuesioner kepuasan nasabah (Y), dari
22 item yang diujicobakan, terdapat 1 item yang tidak valid sehingga item yang valid
berjumlah 24 item.
Uji Reliabilitas
Untuk kuesioner kepuasan kerja, koefisien reliabilitas keseluruhan adalah 0,931. Untuk
kuesioner kualitas jasa, koefisien reliabilitas keseluruhan adalah 0,930. Sedangkan
untuk kuesioner kepuasan nasabah, koefisien reliabilitas keseluruhan adalah 0,909. Hal
ini berarti item kuesioner 90 % bersifat konsisten, stabil, dapat memprediksi dan akurat.
Tabel 4.
Hasil Uji Reliabilitas untuk Variabel Kepuasan Kerja (X1)
Tabel 5.
Hasil Uji Reliabilitas untuk Variabel Kualitas Jasa (X2)
Tabel 6.
Hasil Uji Reliabilitas untuk Variabel Kepuasan Nasabah (Y)
Uji Asumsi
Uji Linearitas
Hasil uji linearitas untuk variabel Y * X1 adalah linier. Hal ini dapat dilihat di Tabel 7
dimana Deviation from Linearity adalah sebesar 0,848 yang berarti lebih besar dari
0,05. Selain itu dapat dilihat pada gambar 4.1 bahwa grafik Y * X1 membentuk garis
9
lurus. Sehingga dapat disimpulkan bahwa hubungan antara kepuasan kerja (X1) dan
kepuasan nasabah (Y) adalah linear.
Tabel 7.
Hasil Untuk Uji Linearitas Y * X1
Y
Observed
Linear
110.00
100.00
90.00
80.00
120.00 140.00 160.00 180.00 200.00 220.00 240.00 260.00
X1
Gambar 5. Grafik Uji Linearitas kepuasan kerja (X1) dan kepuasan nasabah (Y)
Sedangkan hasil uji linearitas untuk variable Y * X2 juga linier. Hal ini dapat dilihat di
Tabel 7 dimana Deviation from Linearity adalah sebesar 0,231 yang berarti lebih besar
dari 0,05. Selain itu dapat dilihat pada gambar 4 bahwa grafik Y * X2 membentuk garis
lurus sehingga dapat disimpulkan bahwa hubungan antara kualitas jasa (X2) dan
kepuasan nasabah (Y) adalah linear.
Tabel 8. Hasil Untuk Uji Linearitas Y * X2
Y
Observed
Linear
110.00
100.00
90.00
80.00
20.00
40.00
60.00
80.00
100.00
120.00
140.00
X2
Gambar 6. Grafik Uji Linearitas Kualitas Jasa (X2) dan Kepuasan Nasabah (Y)
10
Uji Normalitas
Dari hasil uji menggunakan Kolmogorov-Smirnov Test diketahui bahwa data-data dalam
penelitian ini berdistribusi normal (Asymp Sig. (2-tailed) > 0,05). Berikut output dari
SPSS.
Tabel 9.
Hasil Untuk Uji Normalitas
Berdasarkan Tabel 9, terlihat bahwa harga koefisien Asymp. Sig. (2-tailed) lebih besar
dari alpha 5%, maka disimpulkan bahwa data tersebut berasal dari populasi berdistribusi
normal
Grafik Normal Kepuasan Nasabah
Grafik Normal Kualitas Pelayanan
Grafik Normal Kepuasan Kerja
15
14
10
12
12
8
6
Frequency
Frequency
Frequency
10
8
6
9
6
4
4
3
2
2
Mean = 198.3333
Std. Dev. = 31.58933
N = 36
0
120.00
140.00
160.00
180.00
200.00
x1
220.00
240.00
260.00
Mean = 86.1944
Std. Dev. = 22.27339
N = 36
0
20.00
40.00
60.00
80.00
100.00
Mean = 96.00
Std. Dev. = 9.38996
N = 36
0
120.00
x2
80.00
90.00
100.00
110.00
y
Gambar 6. Grafik Uji Normalitas
Gambar 6 menunjukkan bahwa data yang diperoleh dari hasil pengisian kuesioner
kepuasan kerja berdistribusi normal, terlihat dari distribusi datanya yang mengumpul ke
tengah dan kurva yang berbentuk lonceng.
Uji Multikolinearitas
Menurut Winarsunu (2002) dijelaskan bahwa multikolinearitas dapat terjadi bila (rxy) ≥
0,80. Dari hasil pengolahan SPSS pada tabel 10, dapat dilihat bahwa signifikansi (rxy)
hasil korelasi yang diperoleh antar variabel bebas dalam penelitian ini adalah 0.630
yang berarti bahwa tidak terjadi multikolinearitas antara dua variabel bebas, yaitu
kepuasan kerja dan kualitas jasa.
Tabel 10.
Hasil Uji Multikolinearitas
11
Uji Korelasi
Sebelum melakukan perhitungan analisis regresi, perlu juga diketahui korelasi masingmasing variabel, yaitu antara kepuasan kerja, kualitas jasa dan kepuasn nasabah.
Korelasi selengkapnya dapat dilihat pada tabel 11.
Tabel 11.
Hasil Uji Korelasi Xi, X2 dan Y
Dari hasil penghitungan, untuk X1 dan Y tidak ditemukan korelasi yang signifikan (sig.
(2-tailed) yaitu 0,708, berarti lebih besar dari 0,05). Sehingga disimpulkan bahwa
kepuasan kerja karyawan tidak memiliki hubungan dengan kepuasan nasabah.Untuk X2
dan Y ditemukan korelasi yang signifikan (sig. (2-tailed) yaitu 0,002, berarti lebih kecil
dari 0,005). Sehingga disimpulkan bahwa kualitas jasa memiliki hubungan dengan
kepuasan nasabah, dengan korelasi sebesar 0,497.
Uji Hipotesis
Dalam penelitian ini, penulis melakukan uji hipotesis menggunakan perhitungan regresi
dengan bantuan software pengolah data statistik, yaitu: SPSS Versi 12.0.
Hipotesis 1: ”Ada kontribusi yang signifikan antara kepuasan kerja terhadap kepuasan
nasabah.”
Berdasarkan hasil penghitungan uji korelasi pada tabel 11, tidak ditemukan korelasi
yang signifikan antara kepuasan kerja (X1) dan kepuasan nasabah (Y) dimana
signifikasi-nya (sig. (2-tailed)) sebesar 0,708, yang berarti tidak lebih kecil dari 0,05.
Sehingga disimpulkan bahwa kepuasan kerja karyawan tidak memiliki hubungan
dengan kepuasan nasabah. Hal ini dapat diperjelas dari penghitungan SPSS yang
diperoleh dimana tingkat signifikansi kontribusi kepuasan kerja terhadap kepuasan
nasabah (Sig. F Change) sebesar 0,708 yang berarti tidak lebih kecil dari 0,005 sehingga
kepuasan kerja tidak dapat dapat dipakai untuk memprediksi kepuasan nasabah.
12
Sedangkan koefisien determinasi (R Square) kepuasan kerja terhadap kepuasan nasabah
hanya sebesar 0,004 yang berarti hanya 0,4% saja kepuasan nasabah dapat dijelaskan
oleh variabel kepuasan kerja. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada tabel 12.
Tabel 12.
Koefisien Determinasi pada Regresi antara Kepuasan terhadap Kepuasan nasabah
Model Summary(b)
Model
1
R
0,065
R
Square
0,004
Adjusted R
Square
-0,025
Std. Error
of the
Estimate
9,50719
Change Statistics
R Square
Change
0,004
F Change
0,142
df1
Sig. F
Change
0,708
df2
34
1
DurbinWatson
2,573
a. Predictors: (Constant), X1
b. Dependent Variable: Y
Dengan demikian, maka hipotesis pertama pada penelitian ini ”ditolak”, yaitu tidak ada
kontribusi yang signifikan antara kepuasan kerja terhadap kepuasan nasabah.
Hipotesis 2: ”Ada kontribusi yang signifikan antara kualitas jasa terhadap kepuasan
nasabah.”
Berdasarkan hasil penghitungan uji korelasi pada tabel 13, ditemukan korelasi yang
signifikan antara kualitas jasa (X2) dan kepuasan nasabah (Y) dimana signifikasi-nya
(sig. (2-tailed)) sebesar 0,002, yang berarti lebih kecil dari 0,05. Sehingga disimpulkan
bahwa kualitas jasa memiliki hubungan dengan kepuasan nasabah. Hal ini dapat
diperjelas dari penghitungan SPSS yang diperoleh dimana tingkat signifikansi
kontribusi kualitas jasa terhadap kepuasan nasabah (Sig. F Change) sebesar 0,002 yang
berarti lebih kecil dari 0,005 sehingga kualitas jasa dapat dapat dipakai untuk
memprediksi kepuasan nasabah.
Koefisien determinasi (R Square) kualitas jasa terhadap kepuasan nasabah adalah 0,247
yang berarti 24,7% kepuasan nasabah dapat dijelaskan oleh variabel kualitas jasa,
sedangkan sisanya (100% - 24,7% = 75,3%) dijelaskan oleh variabel lain. Untuk lebih
jelasnya dapat dilihat pada tabel 13.
Tabel 13.
Koefisien Determinasi pada Regresi antara Kualitas Jasa terhadap Kepuasan Nasabah
Model Summary(b)
Model
1
R
0,497
R Square
0,247
Adjusted R
Square
0,225
Std. Error
of the
Estimate
8,26643
Change Statistics
R Square
Change
0,247
F Change
11,161
df1
1
df2
34
Sig. F
Change
0,002
DurbinWatson
2,315
a. Predictors: (Constant), X2
b. Dependent Variable: Y
Dengan demikian, maka hipotesis kedua pada penelitian ini ”diterima”, yaitu ada
kontribusi yang signifikan antara kualitas jasa terhadap kepuasan nasabah.
13
Hipotesis 3: ”Ada kontribusi yang signifikan antara kepuasan kerja dan kualitas jasa
secara bersama-sama terhadap kepuasan nasabah.”
Berdasarkan hasil penghitungan uji regresi pada tabel 16, signifikasi (sig. (2-tailed))
sebesar 0,007, yang berarti lebih kecil dari 0,05. Sehingga disimpulkan bahwa kepuasan
kerja karyawan dan kualitas jasa secara bersama-sama memiliki kontribusi terhadap
kepuasan nasabah.
Koefisien determinasi (R Square) kepuasan kerja karyawan dan kualitas jasa secara
bersama-sama terhadap kepuasan nasabah adalah 0,258 yang berarti 25,8% kepuasan
nasabah dapat dijelaskan oleh variabel kepuasan kerja dan kualitas jasa.
Tabel 16.
Koefisien Determinasi pada Regresi antara Kepuasan Kerja dan Kualitas Jasa terhadap
Kepuasan Nasabah
Model Summary(b)
Change Statistics
Model
1
R
0,508
R
Square
0,258
Adjusted R
Square
0,213
Std. Error of
the Estimate
8,32765
R
Square
Change
0,258
F
Change
df1
df2
Sig. F
Change
5,750
2
33
0,007
DurbinWatson
2,296
a. Predictors: (Constant), X2, X1
b. Dependent Variable: Y
Dengan demikian, maka hipotesis ketiga pada penelitian ini ”diterima”, yaitu ada
kontribusi yang signifikan antara kepuasan kerja dan kualitas jasa secara bersama-sama
terhadap kepuasan nasabah.
Pembahasan
Penelitian ini ditujukan untuk menguji adanya kontribusi kepuasan kerja dan kualitas
jasa dari Telesales terhadap kepuasan Card Holder-nya. Berdasarkan hasil perhitungan
telah diketahui bahwa tidak ada kontribusi yang signifikan antara kepuasan kerja
terhadap kepuasan Card Holder. Tetapi ada kontribusi yang signifikan antara kualitas
jasa terhadap Card Holder. Dan ada kontribusi yang signifikan antara kepuasan kerja
dan kualitas jasa secara bersama-sama terhadap kepuasan Card Holder.
Hasil tersebut tidak sejalan dengan pernyataan Feuss et. al (2004), yang menyatakan
bahwa persepsi karyawan dan pelanggan memiliki hubungan yang positif yang mana
secara spesifik digambarkan bahwa kepuasan karyawan menimbulkan kepuasan pada
pelanggan. Serta pernyataan (Allred, 2001) yang menyatakan bahwa kualitas jasa dan
kepuasan kerja karyawan memiliki hubungan positif dengan kepuasan pelanggan.
Berdasarkan hasil analisis bahwa nilai koefisien determinasi (R2) untuk kualitas jasa
adalah sebesar 0,247. Hal ini menunjukan bahwa sebesar 24,7% kualitas jasa mampu
mempengaruhi kepuasan nasabah secara signifikan. Sedangkan sebesar 75,3%
dipengaruhi oleh variabel lain yang tidak dibahas dalam penelitian ini. Sebagai salah
satu hal yang dapat mempengaruhi kepuasan nasabah, kualitas jasa memiliki korelasi
positif dengan kepuasan nasabah sebesar 0,497 (p < 0,05). Hal ini berarti bahwa apabila
semakin tinggi kualitas jasa maka akan semakin tinggi kepuasan nasabah Bank ABC.
Hal ini mendukung hasil penelitian Host (2004) dalam Dodik Agung dkk (2005) yang
14
menyatakan ada hubungan antara kepuasan pelanggan dan kualitas Jasa yang
indikatornya adalah reliability, responsiveness, empathy, assurance, dan tangible.
Berdasarkan hasil penghitungan uji regresi dapat disimpulkan juga bahwa kepuasan
kerja karyawan dan kualitas jasa secara bersama-sama memiliki kontribusi terhadap
kepuasan nasabah. Koefisien determinasi (R Square) kepuasan kerja karyawan dan
kualitas jasa secara bersama-sama terhadap kepuasan nasabah adalah 0,258 yang berarti
dapat mendongkrak kepuasan nasabah sebesar 25,8%.
PENUTUP
Kesimpulan
Berdasarkan hasil analisis data dari penelitian yang telah dilakukan, hasil hipotesis
pertama yaitu kepuasan kerja Telesales Bank ABC untuk divisi Telemarketing XXX
tidak memberikan kontribusi terhadap kepuasan nasabah dalam hal ini Card Holder
(pemegang kartu kredit). Kemungkinannya, hal ini disebabkan oleh adanya sistem
penggajian Incentive (Bonus) dan Allowence (Upah pokok) yang diberikan kepada Bank
ABC. Variabel yang bergerak adalah Incentive. Semakin banyak Telesales berhasil
mem-follow up Card Holder, maka semakin banyak pula Incentive yang diterima oleh
Telesales. Sehingga salary-nya pun akan semakin besar. Dari penjelasan di atas dapat
disimpulkan bahwa setidak puas apapun Telesales terhadap pekerjaannya, tetapi mereka
harus tetap mengejar salary mereka hingga setinggi-tingginya.
Hasil hipotesis kedua dari penelitian ini adalah adanya kontribusi yang signifikan antara
kualitas jasa Telesales terhadap Card Holder dengan persentase sebesar 24,7%. Seperti
yang telah dijelaskan di atas bahwa Telesales mendapatkan incentive jika ada card
holder yang tertarik dengan berbagai produk Bank ABC yang ditawarkan. Yang berarti
bahwa semakin baik kualitas jasa yang diberikan Telesales maka akan semakin
kemungkinan Card Holder tertarik terhadap penawaran produk tersebut. Kualitas jasa
yang diberikan Telesales ini bisa berupa kejelasan informasi produk, intonasi suara,
keramahan, profesionalisme dan lain-lain. Hasil penelitian ini menunjukkan pula
korelasi positif antara kualitas jasa dan kepuasan nasabah. Yang artinya bila semakin
tinggi kualitas jasa yang dirasakan oleh Card Holder, maka akan semakin tinggi pula
kepuasan nasabah terhadap Bank.
Untuk hasil hipotesis ketiga yaitu kepuasan kerja dan kualitas jasa secara bersama-sama
memiliki kontribusi terhadap kepuasan nasabah. Jika kontribusi tersebut dilakukan
secara bersamaan, maka hasil yang dperoleh dapat meningkatkan persentase kepuasan
Card Holder sebanyak 25,8% yang artinya, semakin baik kepuasan kerja Telesales
maka Telesales akan semakin memberikan kualitas jasa yang terbaik pula kepada Card
Holder.
Saran
Untuk meningkatkan kepuasan nasabah yang masih sedang, Bank ABC perlu
meningkatkan kualitas jasa yang diberikan oleh Telesales kepada Card Holder. Salah
satu contohnya adalah dengan memberikan beberapa training kepada Telesales
mengenai Marketing, Phone Attitude, dan lain-lain. Selain itu juga Bank ABC dapat
memberikan kepuasan kerja bagi Telesales seperti Reward, kualitas sistem aplikasi dan
infrastruktur, kenyamanan lingkungan kerja, keterbukaan dan lain-lainnya yang data
lebih meningkatkan kinerja pelayanannya terhadap Card Holder.
15
Dari sisi produk, Bank ABC juga harus selalu memberikan terobosan atau inisiatif
tehadap produk yang ditawarkan agar produk tersebut dapat menarik minat Card
Holder, serta yang tidak kalah pentingnnya adalah pemberian bunga yang kompetitif
dari bank lain. Yang hasilnya tidak lain adalah agar dapat menimbulkan kepercayaan
yang lebih dari nasabah.
Selain itu, bagi sempurnanya penelitian ini disarankan pula untuk melakukan penelitian
terhadap faktor-faktor lain yang mempengaruhi kepuasan nasabah. Hal ini mengingat
kepuasan kerja dan kualitas jasa hanyalah beberapa dari sekian faktor-faktor yang
mempengaruhi kepuasan nasabah, artinya ada faktor lain yang mesti diteliti yang juga
berpengaruh terhadap tinggi rendahnya kepuasan nasabah.
DAFTAR PUSTAKA
Aktami, Bayu. 2008. Kontribusi Kepuasan Kerja dan Iklim Organisasi terhadap
Komitmen Organisasi. Tesis Universitas Gunadarma, Jakarta.
As’ad, M. 2003. Psikologi Islami: Seri Sumber Daya Manusia. Liberty, Yogyakarta.
Asnawi, A. 1999. Analisa Berbagai Faktor yang Mampu Meningkatkan Kepuasan
Kerja Karyawan pada PT Wiharta Karya Agung Gresik. Laporan Internship
Program Studi MM Universitas Gadjah Mada, Yogyakarta.
Azwar, S. 1998. Tes Prestasi: Fungsi dan Pengembangan Pengukuran Prestasi Belajar.
Pustaka Pelajar, Yogyakarta.
Azwar, S. 1999. Dasar-Dasar Psikometri. Pustaka Pelajar, Yogyakarta.
Azwar, S. 2000. Reliabilitas dan Validitas. Pustaka Pelajar, Yogyakarta.
Azwar, S. 2001. Penyusunan Skala Psikologi. Pustaka Pelajar, Yogyakarta.
Berry, L. M. & Houston, J. P. 1993. Psychology at Work. WCB Brown & Benchmark
Publishers. Singapore.
Berry, L. M. 1998. Psychology at Work: An Introduction to Industrial and
Organizational Psychology. Second Edition. McGrand Hill. Inc., New York.
Dharmayanti, Diah 2006. Analisis Dampak Service Performance dan Kepuasan. Jurnal
Manajemen Pemasaran, VOL. 1, NO. 1.
Dharmayanti, Diah. Analisis Dampak Service Performance Variable terhadap Loyalitas
Nasabah (Studi pada Nasabah Tabungan Bank Mandiri Cabang Surabaya).
Gibson, J. L., J. M. Ivancevich & J. H. Donnelly. 2000. Organizations: Behavior,
Structure and Processes. McGraw-Hill Companies, Inc., New York.
Hendrajana. 2005. Pengaruh Kualitas Pelayanan terhadap Kepuasan Pelanggan Rawat
Jalan di RSUD Dr. Moewardi Surakarta (Tesis). Surakarta: Program
Pascasarjana Universitas Muhammadiyah Surakarta.
Host, Viggo & Andersen, Michael Knie. 2003. Modeling Customer Satisfaction in
Mortgage Credit Companies. Emerald The International Journal of Bank
Marketing, Denmark.
Indra, Dodik Agung & Tri Gunarsih. Pengaruh Kualitas Layanan terhadap Kepuasan
Nasabah Kredit Perorangan dan Kelompok : Studi Kasus pada PD BPR
Pasar kabupaten Karanganyar.
Istijanto. 2005. Riset Sumber Daya Manusia. Gramedia Pustaka Utama, Jakarta.
Jewell, L.N. & Siegall, M. 1998. Psikologi Industri Organisasi Modern. Edisi Bahasa
Indonesia. Arcan, Jakarta.
16
Judge, T. A. 1993. “Does Affective Disposition Moderate The Relationship Between Job
Satisfaction and Voluntary Turnover?”. Journal of Applied Psychology. Vol.
85. No. 5. p. 751-765.
Kasmir. 2006. Etika Customer Service. PT Raja Grafindo Persada, Jakarta.
Kotler, J. P. 1988. The Leadership Factor. The Free Press, New York.
Kotler, Philip & Armstrong, Gary. 1994. Principles of Marketing. Prentice-Hall. New
Jersey
Kotler, Philip and Armstrong, Gary. 1994. Dasar-Dasar Pemasaran. Edisi Enam, Jilid
Pertama.
Kotler, Philip and Kevin Lane Keller. 2006. Marketing Management, twelfth edition,
New Jersey: Pearson Education, Inc.
Palilati, Alida. 2004. Pengaruh Tingkat Kepuasan terhadap Loyalitas Nasabah
Tabungan Perbankan di Wilayah Etnik Bugis. Jurnal Analisis, Volume 1,
Nomor 2. Kendari.
Parasuraman, A. Zeithaml, V.A., Berry L.L. 1985. “A Conceptual Model of Service
Quality and Its Implications for Future Research”. Journal of Marketing,
Vol. 49, Fall.
Pujisari, Y. 2001. Pengaruh Jenis Kelamin dan Peran Jenis terhadap Kepuasan Kerja,
Stress Kerja dan Keinginan Berpindah. Tesis Universitas Gadjah Mada,
Yogyakarta.
Rahayu, E. T. 2000. Analisis Kepuasan Kerja dan Kinerja Pada Karyawan Bagian
Engineering PT Bukaka Teknik Utama. Skripsi Fakultas Ekonomi S1
Ekstension Universitas Gadjah Mada, Yogyakarta.
Rangkuti, Freddy .2002. Riset Pemasaran. Jakarta: Gramedia Pustaka Ulama.
Riggio, R. F. 1990. Introduction to Industrial & Organizational Psychology. Scott,
Foreman/ Little, Brown Higher Education, Illinois.
Stanton, William J, 2002. Fundamentals of Marketing, 10th Edition, Singapore: Mc
Graw-Hill International.
Tjiptono, Fandi & Gregorius Candra .2005. Service, Quality, and Satisfaction.
Yogyakarta: Andi Offset.
Tjiptono, Fandy. 2005. Pemasaran Jasa. Bayumedia Publishing. Malang.
Wexley, K. N. & G. A. Yukl. 1977. Organizational Behavior and Personel Psychology.
Richard D. Irwin, Inc., Home Woods, Illinois.
Zeithaml, Valarie, A. Marry Jo Bitner. 2003. Third Edition. Services Marketing –
Integrating Customer Focus Across The Firm. International Edition,
McGraw-Hill Companies Inc.
_________________, Parasuraman, Marry Jo Bitner. 1990. Delivering Quality Service
Balancing Customer Perceptions and Expections. New york: The Free Press A Division
of Macmillan Inc.
Download