1 f .- '/ C R K - ;. W M c rn I ' .- 2 c : 3 Z I: C 2 E 2 I .c .C I I . .2 c m ,E ! :$: 2 ( ."" :- 8 g ; 3 a %5 g .? X urn - z-5 2 F? 2 m a .a .- 2 ii 5 * -5 E w I -4 T c; :: cc <i 0 2 : QC, 3~2; wgc: ;5s S ?a:v); -4 tindakan-tindakan yang tepat dalam mitigasi bencana secara aktif. Sebagai praktisi d a n sekaligus peneliri masalah-rnasalah d a n gejala-gejala yang terjadi di lingkungan hidup, saya berharap buku ini d ~ p a menjadi t penambah khazanah pengetahuan kita tentang bencana dan mitigasinya. Mataram, Desember 2014 Dr. L. Sukardi Peneliti Kebencanaan dan Lingkungan Hidup Universitas Mataram - f- t. KABA PENGAMTAR Dr. Nana Sutrisna (Peneliti Pertanian dan Linokungan Hirltrp BPTP Lembang Jawa Barat) . - &- dengan p e r t u m b u h a n penduduk )rang relatif cepat dari produ ksi pangan a h n n~engz!-,iba:l:an mnsyarakat d u n i a suartl saat a k a n mengalami JAi, , . . . h~ 1 5 1 s~ v n g a l~~ .p a y aun:vk mcncegali klisis . , -,._ .*_w-.. .:.- .-... pangan tersehut mengakibatkan setiap negara m~nyl1.!a?-!:X! k?b;j:!:2:: *;;' . ,:>c >,ri-,:b~j?iil&5iL I I I L L I ~ ketersediaan pangan yang cukup. Upava untuk merealisasi kan ha1 +----I , , , ., ~ . ; ~ x ! c~~ :~z i2r n ~: ~ ~;udh ~~:~ u11tuk pangal. P c n ~ ~ lmencoba is men?ingntknn kira qpml.l;l !I:?!I\,!~:: p~nn:r,bnhni~ l u a s lahan pangan clapat mengganggu sistem dalarn siklus hidrolnfi dnn dqpnr ro~-.r>iniL)ulka~ bcncnna dcgr-ail as^ I;~l>iin, aj?nhiia ~engelolaanIah2r-1pan5an t w p n memcrhntil.:nn tind,~k~l:~-tir?dal;an ::lii~igasid c g r a d a s ~lahan. Semoga huku ini bermanfaat untuk kita scmua, tcrutarna u n t u k para mahasis\va dan r n a r l ; a r ~ k ? tp!-~ktizi pertmian, !in~kunnanhidup, J A Irn;llsv;7rakar I 1ahn)~a. --. *.LC.. 5 + .C% . < . I C -..a I ~ I I : Dr. N a n a S u t r i s n a Peneliti Pcrtanian dan Lingkungan Hidup CPTF L ~ ' I I I L , ~j aIwI ~a Bnrar I I p's;r'.. . VI GEOGRAFI BENCANA A L A M ____-.- I --. ^- -- _ - __.____--. -- KATA PENGANTAR hecara geograhs sebagian bcsar wilayah Indonesia berada pada kawasan rawan bencana, baik bencana aktual maupun hencana potensial. Bencana aktual dapat dikelompokkan pada hrrnr-?.n? +-.----. hnn-nn --L-rur ! ~ t ~ i b d i~ i U ~ I L Iilpi, I I ~ banjir, b ~ n j l r bandang, longsor, dan bencana-bencana yang bersifat kekinian. Sedangkan h ~ n c a n apotensial m e r ~ l p a k a nh r n r ~ ~ r ? a - E ? ~ n ~ z n ~ yang terjadi akibat eksploitasi su~nberdaya alarn oleh generasi c e k z r z n ~ ,s t h i n .w ~ 1m ~ n i c i . !t t . . t ] : ~ t . f ; r l ~ , : ~ "r,c>r?c::na kckcringan dan hancurnva keanekaragaman havati, bencana degrad2si Ishan dan kelaparan untuk generasi yang akan datang. Bencana alam merilnakar! ~eristinrnntnu rangk2iqn p~ristiwayang mengancam atau mengganggu kehidupan dan penghidupan masynraknt yang di sebahk.311 oleh gejala-gejala - . alarn, balk itu gejala-gejala di perut bumi maupun akibat gejala-gejala cuaca dan perubahan iklim. Mirigasi h ~ n c a n dilakukan a untuk mcmperkecil jurnlah korhan jiwa .. R p .n-"-1-1, 1 - -1~..-.;. clan kpnlPianhgrtg hend-q n i t v ? n-n+;noq~.,,-. .;.. ...-.*... iiri:iiL i!;sci-:r>crikacl cukun menyirn svtiqp negqrn ilnti~lrhers2tx d,n beke rja sarna untuk mengatasi pennasalahan tersebut, agar terjadi keseimbangan ekosistem dalam mendukung proses kehidupan di L L U ~ L ~ A A L ; . - 7 C_, I ',LA. A.L"L,*L',* 1cjr33 I iF .. . . , ..*.. : . .... .. . - .. - , . , ,: . . . .. -- < ~ ~ ~ ~ ~ ~ , r a r ; ~ n i ; ~ ~ a e ~ e ~ ~ ~ ~ ~ ~ ~ ~ 1 i r ; ~ r : ~ i ! ~ I-. '.L:;,,r...".i ~C ~ h O t "'-?A~ atasnya, termasuk manusia. Keinginan Penulis untuk menyusun buku Geografi Bencana Alum ini sudah lama muncul, retapi karena keterbatasan waktu selalu menjadi alasan untuk menundanya. Penulis berharap, buku ini dapat menarnbah khazanah 1'Ireratur isu kebencanaan dan lingkungan hidup bagi masyarakat. Padang, Desember 2014 Dedi Hermon ?b L. .- -.. . . , . +.'L<%.l. , '. ( ~, .- T-..- ., .- ~ ~ >..?..=>?+.8 ~ - . ~ ? , .- . I d . ~ , ' . ... $ ~ ~ . '. t.. - . . .. .. f 6 i DARAR ISI KATA PENGAhTAR L. Sukardi: Peneliti Kebencanaan dan Lingkungan Hidup Universitas Matararn KATA PFNCAhJAR Nana Sutrisna: Peneliti Pertanian dan Lingkungan Hidup BPTP Lembang Jawa Barat vi i ix Y1 DAFTAR TAREL BAFTAR GAMBAR BAE 1. EENCAKA ALAhI BAE 2 KLASIFIKASI BENCANA A U M BAB 3 xxi 1 15 PEhlETAAN DALAM MITIGASI BENCANA ALAM BAR 4 xv 0 METODE DAN TEKNTK RTSFT MTTTGAST SISTEM INFORMASI GEOGRAFI (SIG) QRrrra ' x GEOGRAFI BENCANA ALAM 25 35 ,q -5 ~ BAB 5 A. Riset Mitigasi Bencana Banjir B. Riset Mitigasi Bencana Longsor B. KAJIAN BIOGEOGRAFI DALAM MITIGASI BENCANA EKOLOGI A. Ilmu Ekologi sebagai Dasar Ilmu Biogeografi Bencana Alarn B. Peranan Tumbuhan dalarn Mitigasi Bencana Ekologi C. Desain Kebijakan Tanggap Darurat dan Pemulihan Bencana Letusan Gunung Sinabung (Oleh: Deni Hermonnim Research of Geography M.Pd.G FlS UN? 25-27 Agustus 2014 139 D. Reinstitusionalisasi Pengetahuan Lokal Tradisional untuk Mitigasi Bencana Gunung Api (Oleh: Erianioni. Peneliti M Pd Cr FTC UNP 25-27 Agustus 2014) 22 1 C . Bioma Penciri Tejadinya Bencana Ekologi D. Pengelolaan Hutan Berbasis Mitigasi Bencana Ekologi E. Pengelolaan Pertanian Berbasis Mitigasi BAB 8 E f ? . Pengelolaan Mangrove Berbasis Mitigasi Bencana Ekologi D , . m " ~ l ~ l - ~P-l - - ? :---..-c.LhLLvAr+rll~ & Z . C I ~ ~ ~ L L IL I I d ~ uit r t t>risis 7 . 1 Analisis Kerentanan Sosial Ekonomi Akibat Letusan Gunung Sinabung Provinsi Sumatera Utara (Oleh: Paus Iskarni dan Yudi Antoni/ Tim Research of Geography M.Pd.G FIS UNP, 25-27 Agnstus 2014) 184 KONSEP DAN PENDEKATAN MITIGAS1 BENCANA ALAM Dl INDONESIA DAFTAR PUSTAKA A Mitigasi Bencana Ekologi BAS 6 RAR 7 TEmIk RISE'I' MITIGASI RENCANA nEGF,A,ASI LL4EL\N A. Evaluasi Tingkat Kemarnpuan Lahan R. Evaluasi Tingkat Kesesuaian Lahan -WEIJAKAN DAN MITIGASI GGOGRAFI BENCANA LETLJSAN GUNUNG API A. Analisis Rahan Letusan Gunung Sinabung Prov~nsiSumatera Utara (Oleh: Suratrnan Karim dan Helfirla T d ~ a l / 'Frr, .'lesca:c!: c f Ccqqapl';p :.:.F:.G TI5 'c:KE 25-27 Agustus 2014) GEOGRAFI BENCANA ALAM BIOGRAFI PENULIS 221 1. 'I Garnbar 9 Klasifikasi Bencana Alarn Garnbar 10 Peta Tingkat Kapasistas Bencana Gempa Kawasan Sumatera Barat (Waindo SpecTerra, 201 1) Gambar 11 Peta Tingkat Kerentanan Bencana Gempa Kawasan Sumatera Barat (Waindo SpecTerra, 201 1) Garnbar 12 Peta Tingkat Kerentanan Bencana Tsunami Kawasan Sumatera Barat (Waindo SpecTerra. 201 1) Gambar 13 PetaTingkat Risiko Rencana Longsnr Ka~.vasan Sumatera Barat (Waindo SpecTerra, 201 1) C~amhar14 Kawasan DAS sebagai Indikator Penentu Renczr,z ? ? = ~ i i!F?zrmcn. r 201 ?? Gambar 15 Banjir di Kuranji Kota Padang (2012) Gambar 1 G Banjir Bandang Pasaman (2012) Gambar 17 Raniir Randanp K l ~ r a n i iKnta P l r l q n ~(301 3 ) Gambar 18 Banjir Bandagg Ambon (2013) Garnbar 19 Tion~sordi Kenagarian Suneai Batang Mnninjg~l Agam (2013) :~zmhar70 H a l ~ t ~ r l g T. ~ irn nl l Grcy,rxfi cicngan EiogeograS dan Ilmu Lainnva (smile-lv.blogs~orr n m , 20 12) Ga~nbar21 Ruang Lingkup Kaiian Ekologl dan Il~ogeografi Gambar 22 Biodiversity sebagai Kornponen Utama dalarn Ekologi (warungbiologi.blogspot.com, 201 2) G Z Z I ~2X 23 ?zr?:cxbangaii Ti-us: d i d Tun: seld111aTcii~ur~ 201 1 (trustnet.com, 2022) (;anitrat 3 4 I I I Garnbar 26 Populasi Kuda Sumbawa dan Populasi Burung Flamingo Gambar 27 Suksesi (Ilmu212.hlogspot.com, 2012) Garnbar 28 Klimaks (kiteklik.blogspot.com) Cambar 23 Zona Bioma di Bumi (http://www.learner. org/courses, 2012) Gambar 30 Bioma Tundra di Pegunungan Alaska (amersol. edu-pe, 2012) Gambar 3 i Bioma Hutan BerdaunJarum (rahmatkusnadi6. blogspot.com, 20 12 ) Gambar 32 Bioma Hutan Berdaun Lebar (rahmatkusnadi6. hlcrr~-n:.com, 291 2; Gambar 33 Bioma Hutan Tin~cri - S I ITmr;ric ~ (?nClix-~,~*:;:~. A L Piorna Padang Rumpuc (bioiogipedia.blogspot. com, 2012) (-?,-L d a L l l -~2a2l Herbs (thefreegeorge.com, 20 12) Gambar .34 qr Gambar 36 ( A ) Annuals, (B) Biennials, ( C ) Parenninl jfoxleas.com~20 12; gardenguides.com, 20 12; Gambar 37 Savana (antropocene-it, 2012) Gambar 3 8 Wadi (omantourism.gov.om, 2012) Gamhnr 19 Bioms H u t m Flujan Tropis (id.wikipcdia. org. 2012) Gambar 40 Eadak Sumatera dan Betet (himabio.ub.ac.id, 201 2 dan en.wikipedia.nrg, mi?) Gambar 41 I l l ~ ~Logging ol (kleanindustries.con< 2012) S ~ e s i ~ v iqn ? T ~ l i h P~ip-~h Gambar 25 Proses Fotosintesis dan Respirasi (bio. miarni.edu, 2012) Daftar Gambar [I 1 Gambar 43 Wanatani Beradasarkan Kemiringan Lereng (echonaturalis.blogspot.com, 20 12) Gambar 6 1 Batu Andesit Terbungkus Talk (Hasil Penelitian, 2014) Gambar 62 Peta arah Penyebaran Bahan Letusan Gunung Sinabung (Sumber PVMBG Badan Geologi, 20 14) Gambar 6 3 Danau Lao Kawar Gambar 64 Hierarki Kebijakan Gambar 65 Consistency Ratio (<0,1) Gambar 66 Prioritas Kebijakan Gamhar 44 Illegal Logging dan Bencana (echonaturalis. blogspot.com, 2012) Ganibar 45 Skema Pertanian Terpadu (livestockreview. com, 2012) Gambar 46 Mindazbesi (livestockreview.com, 2012) , I Gambar 47 Cara Tanarn Sistem Legowo 2: 1 (singingtaco. corn, 2012) Gamhar 48 P~ndekatanP~mhanzilnanR~~rk~lanjtitan Gambar 49 Ekosistem Mangrove (singingtaco.com, 2012) (Sarxbnr 3';' R n n t a ~Mnkanan pada !-,!<oclctcrn hlansrove (qin~invtarornm, 7 0 1 71 Ganlbar 5 1 Terumbu Karang (singingtaco.com, 201 2) Garnbar 52 Kerusakan Mangrove akibat Pencemaran (singingtaco.com, 201 2) Gambar 53 Dampak Kerusakan Mangrove (singingtaco. corn, 2012) Gambar 54 Fauna Ekosistem Mangrove (singingtaco.com, 2012) Gambar 55 Tipe Interaksi a n t a r a Ekosistem Padang Lamun, Terumhu Karang, clan Mangr-ove (Tetelepta, 2001) Gambar 56 Wanamina Pola Empang Parit (Bengen, 2002) Gambar 57 Ekosistem Laut (slnglngtaco.com, 2012) Gambar 58 Sea Mount di Lantai Samudera Sebelah Barat Rengkulu B,>,,I LI~LU>:+ tAu!l~1lg ~~ iik)i Ganibal GO E a t u a n Pasir V u i k a ~ ~ i (Surrci k S t o n e ) ('riaail Penelitian, 2014) C S - n ~ i t . :m a xvm C-. -b-t r - GEOGRAFI BENCANA ALAM .-- I I.) _I -.---, D a f t a r Gambar ----.-- 177 182 195 205 206 206 'SQ 2. F? 0 2. L N 0 P, IS" '" 7i .-m -5 $,-. c - - 2 g ;: 72 C7 , d r- 4 - $ % cc ..-c c2 rd rd -c -s.:;/ 23 Cf-l cd y i 3 .m c 1: ; 5 13. ' (TI - r( ~" :; U, sc. * bO + . 2 . I [= 0 2L: $ 2 !. c, - * --2+ a, CL, C: c- z c, 2 5 'n * 23 z., Lombok, Nusa Tenggara, Flores, dan sebagian Pulau Sulawesi dan berakhir di Laut Banda. Outer arc meliputi kepulauan yang terdapat di bagian barat Pulau Sumatera seperti Pulau Mentawai, Sipora, Siberut, Nias, Enggano terus ke Pantai Selatan Jawa, dan Kepulauan Nusa Tenggara meliputi Pulau Sumba, dan Pulau Rote. Dinamika geologi Indonesia terus terjadi akihar siklus gempa di pantai barat Sumatera dalam 12 tahun terakhir, menyebabkan terjadinya anomali kerentanan dan perubahan batimetri kelautan serta terbentuknya seamount di sekitar Palung Jawa. Indonesia juga merupakan negara cincin api di dunia karena dikelilingi oleh deretan gunung api aktif dari barat hingga timur. Oleh sebab itu, berbagai fenomena seperti gempa bumi dan erupsi gunung api sering terjadi di Indonesia. Saat ini gunung api yang sedang aktif erupsi adalah Gunung Sinabung di Karo Sumatera T-~T-F- tr9-n / <, C - O ~ D ; ? ; >C O > ; - A ~ I ~ r A I~ W It? : t ! , ~ t k-rm~i?i2n n,-?t-t:l? memengaruhi terjadinya perubahan bentang lahan. Gempa dengan skala besar (>6,s SR) tanah longsor, sedangkan gempa skda kecil (<6,5 SR) dapat mengakibatkan berlangsungnya proses detactmmt atau hancurnya agregat tanah. sehingga butir-butir tanah terlepas. ~utir-butirtanah tersebut akan menjadi bahan rombakan yang halus dan bersifat sangat labil, sehingga berpotensi tinggi untuk tererosi, dan apabila butir-butir tanah halus tersebut dipengaruhi oleh hujan akan berpotensi menyumbat pori-pori tanah, dengan demikian proses erosi akan intensif karena konsentrasi run off akan hesar mengikis dan rnenghan~utkantanah-tanah permukaan (Hermon, 20 12). !:~z~z!j. Kemunculnya deretan gunung api tersebut diakibatkan oleh faktor geologis, yaitu let& Indonesia yang Serada pada zona p-Prtemuan 3 lempeng aktif dunia yaitu Eurasia, Indo-Australia dan Pasifik. Interaksi ketiga lempeng itulah yang membentuk busur kepillauafi vulkanik, Indonesia juga merupakan negara cincin api di dunia karena dikeiiiingi oieh cieretan gunung api aktirddi i barat hingga ~irnur.@!eh sebab itu, h~rhagaifenornena seperti eempa bumi dan erupsi gunung api sering terjadi di Indonesia. Faktor tersebui menyebabkan incionrsia Laya akan sumber dava dm d x h v a juga akan bencana (Setiawan, 2014). Bencana genlpa me~upakanbencana darn yang mcnirnbulkan getnrnn di kulit bumi. sehingga dapat rnerllsak tatanan kulit bumi. Gempa sangat berbahava sekali karena terjadi secara ~ ~ ~dlae y a i g mendadak dan tlba-tiba, dan sampai saat ini b e i u dcld marnpu memprediksi waktu akan terjadinya gempa. Gempa dapat C.__L_.. , dusnou~*. P I . t j c x v v d mr, Z C l G ) :ii ip.;;grugf ~ ~ J ~ ~ ~ , > . L J . L~Uu>~ I I> ~~ J u Garnbar 1Cincin A p i Pasific (Pacific Rina of Fire) rl2n T i n r ~ nA n i di Indnnnci- GEOGRAFl BENCANA A L A M .. .-- . - -- - --... _.% .... -. -.-.. -- B A B 1 ) Bencana Alam -.-. --. .,-..-- -.___ .. ,_._ ..- .- 'Y. 3 ' II P II .I I I I 1 ' temperatur rnengakibatkan terjadinya peristiwa kondensasi (pembentukan molekul air (H,O), dalam proses pengawanan. Angin berperan rnemindahkan awan yang berisi butir-butir air ke tempat lain (darat) dan jatuh menjadi hujan. Hujan yang sampai ke daratan mengalir lagi ke laut melalui run off, perkolasi, dan sungai. Turnbuhan (daun) berperan sebagai pelindung tanah dari hantaman langsung butir hujan, batang kayu berfungsi sebagai penghambat run off agar alirannya tidak berbahaya rerhadap kelestarian tanah dan lahan, dan akar tumhuhan berperan sebagai penahan air d;ll?m tanah, sehingga tcrjadi kescimbangan air pada musim hujan dan musim kemarau. Tanah yang tidak tertutup tumbuhan dapat menyebabkan pecahnya agregat tanah (erosi percikan). Butir tanah hasil erosi percikar, diendankan k ~ r n h a l i d m bcrpotensi rnenyumbat pori-pori tanah, ha1 ini mengakibatkan -- -~ .. o . . . -..--.. <,. , , ,, ,L-22r-t I A ~ . I ; ~ : ~ ~.., r ~ r ~ ~ n ~ n~ ;~ :!:; dzi;+i, l , L i ~ ~ l k~ I I K ~ lereng, air yang tergenang mengalir menjadi aliran permukaan (run ~$9 sehingga terjadi erosi permukaan. Kekuatan run offsemakin ccpat karena alirannya tidak terhambat olch batane-batan~k n y l bcrpotensi n~eriir~~bulkan erosi alur, erosi parit, dan erosi lembah. Pada lahan-lahan berlereng yang tersusun atas bahan-bahan rorrlbakan yallg terbentuk cii atas batuan yang kedap air berpotensi , lapisan Satuan k e d a p a i l menimbulkan bencnn;l I v g ~ o r lczrensl Li bawd1 ballan rornbakan berfungsi sebagai bidang luncur bagi b3han di atasnya. Lrbih h ~ r l r a i ! a s aiagi padn saat hujan yang di iringi oleh gempa akan mempercepat proses terjadinva longsor clenga11r ingkat hahaya clan risiko ynng tinggi sckali. Feristiwa ini sccara langsung akan memcngaruhi eksistensi t ~ i r n b ~ t h adan n I~han sebagai subsistem hidrologi tidak dapat berfilngsi optimal dalam ciklllc hk!mlcgI. Sz!zir, icii, gcmpa d a p i ~l~e~liinbuikan bencana susulan, selain longsor, bencana lain yang terjadi setelah terjadinva g.-.illl'a bum: ;viaran r;c.hakaran. h ; i r i i i r . :jkih?t yr'cnhn).? +!nd;!?gdillding pembatas Lcl~dungan,penlngkatan aktivitas gunung api, I 8 u Gambar 2 Longsor Akibat Gempa 6,2 SR di C C : ~Scrcmpah Acch Tengah 2013 d i,c_rl~g.;nryang r e q a d l zk?at gempa Sum1 secara !angsung dapat memengaruhi hilangnya keanekaragaman hayati (bencana r l * n l ~ c j~CJJ ) ruszl.rn\i? !?h2r.(benca!:a .'egra&:;i !:!:zn). RLs;l!:n;.n dan hilangnya kcanckaragaman hayati (tumbuhan dan hewan) .. . - .. . :!;:?n .rlcmcr,gru-u!~j r;?::::;~ hldro:ogi scsclra lokd nlclupun sei2l.d ~lobal.Sikius hidrologi mrrl1p3kan c1r2t11 cict~m rl~n~a q?lhsjct~rr! n air (laut, sungai, danau, dan air dalam tanah) subsistcm atmosfel(.?figin, l~:c.lcn~l:ab;:n,tc:?~pcl;x:us, dan cn!;nyn ~nntahari),subsistcl.rl lahan (tanah, tumt-.uh3n, hewnn, dan m a n ~ l s i a )fisik, yang s a l i n ~ berkaitan satu sama lainriya untu k mencapai proses kesimbangan di humi. Penvinaran cahaya matahari v a n s menvehnhkan tcriadinya fluktuasi tenlperatur- c l i 1>11rni;rka13 rneny,>kih>!kan . . , +--;-A; ---.-..-.-,-, ... . , . -,., . . !-.,, :. ...,, < ~ . I I I n ~o r ~z i 8~ I ~ . . g i r t2nsh ( , m ~ l l !p~r ~ n si ~ ct.~r.?yflr?.i n!~!? t?l?:l!l d32 !r~;'nl-'n:1-:::1 I' oleh timbuhan: evapotranspirasi) ke atmosfer. Akibat fluktuasi - 7 - - - ? ! 4 L GEOGRAFl B E N C A N A A L A M 7 L,,L 1 '<,, .,,~.t+.,at, ,ano .. - -.. .- . .-.. .---.-. ..- --. .-. . - B A B 1 I Bencana A l a m - .-.- -..---- ...+.r..:* -..-- 5 '. I ~ bisa begitu mudah keluar melalui kerak burni karena terletak pada mantel yang sama, ha1 ini ditunjukkan oleh gerakan-gerakan konvektif besar yang menyebabkan turunnya magma bagian atas yang lebih dingin, digantikan oleh magma bagian dalarn yang lebih panas dalam siklus terus-menerus, rnirip dengan air mendidih dalarn kecel. Konveksi aliran ini banyak terciapat di dalam mantel dan bergerak seperti ban berjalan, marnpu bergerak seluas kerak bumi. Untuk alasan ini, dibagi menjadi banyak lempeng kerak yang bergerak antara satu dengan lainnya beberapa centimeter setiap tahun. Hanya tepi lempeng kerak ini merupakan daerah lemah dan tidak stabil dari kerak bumi di mana magma dari mantel dengan mudnh dapat muncul untuk membcntuk gurlurlg berapi. Kerak bumi adalah terpendek (hanya 5-10 krn) kedekatannya dengan I . 1 l4.u~JL!!!LC% calir?r: di 'Sa\s.ail p c ~ ~ ~ n ~giunung ~ n ~ ,u lt ann a , tapi sebagian besar terbentuk atail masih nedanp t ~ r h ~ n t l lhka ~ i In1 hanya scpanjang batas antara dua lempeng kerak di rnana terjadi tabrakan antara satu dengan yang lain. ladi. salah satu dari dua lempeng (A) mereda/~nenyurutclan bergerak ke bawah - - . ,. . ~.~ EPLC~CQ ! ~ = p ~ f ikiiil g (E): L C , igsvidi I I ( I I ~1aua111 1 1 1 2 1 1 1 (-13.12 rnenj2ck kurang padat; magma baru ini rnemberikan kontribusi mendorong tepi lernpeng kerak R kr x t g c dan mrmhentl-~l-l : i s ~ ~gu,rlnnn c P (pegunungan), sejajar dengan tepi kerak. Ini terjadi pada lempeng 1- A : trtna d ~ i l z ~ I1 I I ~1 : I I . ~ ! > ~ ; : ~ . . c1.!'? ~~w:.t)nl:norma] di ban.311 icmpcng Asia clan hasil dari tekanan besar adalah pcsunungan Himalaya dan dataran tinggi Tibet. Hal yang sarna terjadi di sepanjang pantai barnr selunih A m ~ r i k a rlj , mann I:crdr S ~ l i l u d :P~sifil.: ~ rncnyurut di bawah lempeng Penua Amerika untuk membentuk Pegunungqn Andcs dan Rockv. klalya di sini, ada banyak kesalahan dan celah dalarn kerak bumi, yang disebabkan oleh tekanan yane cenderun3 rnembengltok dan alcibatnva banvali gunung berapi. Letusan 1 ,.ts,t L . I 1 q , !!laulna ;C - A I ," . . ,,- . *-.. " 3 0 -.-I -....*.,.-.-, 2: . J ^ l l - - ,..<,. -.I *,-,... + L L . .- . L.LCI.I.C, 1 .,. dari batuan di sepanjang jalan. Jadi magma jenuh di bawah tekanan besar dengan gas-gas seperti CO,, SO,, HCI, HE H,O, dan lainnya. Ketika magma naik sepanjang lubang utama dari gunung berapi, tekanan berkurang dan gas terpisah dari magma membentuk gelembung. Ini cenderung untuk naik ke atas dan meningkatkan tekanan yang diberikan ke atas oleh lava. Penting untuk diketahui bahwa magma meletus dari gunung berapi tidak datang langsung dari mantel, tetapi dari ruang magmatik besar atau "kaldera" dan terletak di dalam kerak bumi. Kaldera tersebut terletak pad3 beberapa kilometer di bawah gunung berapi, langsung berhubungan dengan kawahnva. Viskositas magma sangat penling untuk menjelaskan letusan gunung berapi karena sangat bervariasi. Magma vancr pal in^ k ~ n t n m~mhent::l: l C : I K ; ; ~ ; ~ k<i-,ii-i; cli rnana batuan cair cenderung mernadat segera setelah letusan . . ... . . . . . . , . I U ~ t I u d I.~ .h ~ ( \ ~ Ak~barnya, ni~. magma ~ n i cenderung menyumbat vulkanik dan menyumbat lubang dengan tutup dari rriagrna padat pada akhir setiap letusan. Kesirnpulnn untuk setiap letusan e k s ~ l o s i hanva f r n ~ r l l y k ~ )qn~!:?h n ?;3cr:a;T;z menuju letusan berikutnya, walaupun terjadi setelah beberapa abad, bahkan tekanan dari dasar magma dan gas. cepat atmi larnbat ccncicrun~mcnlbuat tutup tersebut meledak sehingga letusan dari gl.lnunp, bernpi Sir;sanya mentja~l~L. ( ; > I rk~?!ncitC ) _cere!n!: p c r i c d r waktu paniang yang tenang. Kerasnya Ictusan di dacrah sekitarnva t-Iipic I! l ~ ! e iedak3n h yang discbabkan ole11%as-gas )rang dilepaskan dengan keras oleh magma vang sangat kental, hprpprak hersnmn ejurnl311 nbu, bara dan pui~ig-puingyang berasal dari bagianbayian dari guntlng.~jl2nr hancur O ! P ~I d a k a n . Ini n ~ c ~ r i ~ b t ~ ~ i ~ u k . . awan gas panas yang tinggi dan besar dan partikl padat yang dapat rxn;ii:i pddd bibi-~isigunung berapi da11rnembrnrtlk mirnr, dnri zbu dan gas yang membakar segalr; sesuatu di senaniane ialan m r r r k ? o f . j t , . r,qk-brq- I - - # . --6-.-#..- - . - - A 7 4.LL . J . U - J C A I C 4 rneiintasi iapirqn keralr h ~ i r n !Clan rn~nrfeknm_pn:lsi1?2~i2!? GEOGRAFI BENCANA ALAM ----------- - -- ----- BAB 1 I Bencana Alam 9 L Lubang Kepundan -53."~~~ E r u p s i samping, L e l e r a n lava - ...sl . Letusan gunung api juga mengeluarkan lahan yang sangat berbahaya terhadap kelestarian keanekaragaman hayati dan lahan. Lahar juga mempakan salah satu ancaman bagi kelestarian ekosistem dan lahan. Lahar merupakan banjir bandang di lereng gunung yang terdiri dari campuran bahan vulkanik berukuran lempung sarnpai bongkah, yang bisa bersifat panas atau dingin. Lahar panas berasal dari letusan gunung api yang memiliki danau kawah yang berubah menjadi panas, sedmgkan lahan dingin terjadi karena percarnpuran material letusan dengan air hujan di sekitar gunung yang kemudian membuat lumpur kental dan mengalir dari lereng gunung. Hasil letusan gunung api yang lain adalah Serupa abu ~ ~ u l k a n Fang i k bcrsifat panas yang kcluar bersamaan dengan awan panas. Abu dan awan panas yang bergerak secara .. ,ii-.d-!~ !!lc.!!.icTna~k;ln ~lcrosc!i \.:rl~t!..al d a y mcrusak komposisi atmosfer dan laoisan ozon. sedanekan yane bergerak r n e n ~ ~ r ~ l n i arah lereng akan rnengakibatkan rusaknya ekosistem dan lahan, sehingga memicu terjadinya bencana ekologi d a n bencana degradasi lahan pada kawasan tersebut. Letusan gunung api juga di~j;*; i i i t - i i 5 ; i * i l ~ ~ kdil t eku>isLcltj i d k i t t , k 4 1 A ~ I S i IIIII;>I~;I~II laut) dan tsunami apabila rerjadi pada gunung bawah laut atau gununc-gunun~y 3 . n ~terdnp3t di l211t. T . ~ t i ~ c n_qlin1ins n api yanz paling berbahaya terjadi di Indonesia padat tanggal 27 Agustus Erupsi 7ksentrik E r u p s i s a1 mping I, u . 1 .. , ... ,., , _ > .. , .. .._. I . . ... . i , . Gambar 3 Proses Letusan Gunung Api Letusan gunung api selalu mengeluarkan gas-gas vulkanik yang cukup berbahaya dan dapal menlengaruhi keberlanjutan lingkungan hidup, baik secara lokal maupun secara global. -kornposisi gas-gas atmosCcr cia11 uzon yang berubah a k a n menimhrilkan r l i n a m i k a gejala-gejala cuaca dan iklim vann relatit' cepat, ha1 ini memengaruhi unsur-unsur ciiaca dalam w a k t i l yang sangat cepat. Gas-gas yang di!cc!uzr!:az sant teri:ldl letusan gunung api antara lain Karbon Monoksida (CO), Karbon Dioksida (CO,), Hidrngen Si~lfida(H,S), SIIJLIT IJioksida (SO,) dan Nitrogen (N,) vang mernbahavakan bagi marlusia karena berl~bahnyapola hidrometeoro~o~i. sehingga memicu terjadinya hcncana hic!izrr,c:ccic!zgi. Se!2I2 itr?, ! e t ~ s 2 gvnl-lng ~? api j i i y rnengeluarkan lava, berupa cairan magma bersuhu sangat tinggi . . r-anp menoal~rkc pcrrnuman mcta:u: ~aivnl:~ U I I L I I I ' , : r l ~ ) ~~ . a v encer rnarnpu ~ r ~ c l ~ g ajaull l i r da-i sumbernya riiengikutl sungai atau lembah yang ada, sedangkan lava kental mengalir tidak jauh dari sumbcrnva (Hcrmon, 201 2). f?? 1 s d ? l t l 3 ! ? , . , l ,. . '. :c,},' ~ ! ! l t! ?;; '!)*-'>'!!., y ( t ' ~ ? - : ?!:#'r:l>, c ? ~ ' c,' ! ~ ' *' ? sLf?:;l *~ ' letusan rerdengar sampai 4.000 kn? dari pusat letusan, sedangkan semburan debu vulkanisnya sejauh SO km. Letusan gunung api ln11r dapnt rncnirnh1,rlkan tsunami y.1ng sangat hesal-, ~ i . l ~ i l ~ ~ - a oh dapar menrhsnrl~rkankera~amanhavati (ekosistem) pesisir dan lahan. Hal ini dapat nlengakibatkan terjadinya flegradasi lahan yang sangat lama dan memunculkan lahan kritis akibat hanyaknva tcrl~oscntrasihTaCldi pcrrnukaan tanah. 1Vaktu pemulihan Idla11 hnl-qr tnrl-onl t r v l ..r . - - ; ;.,n- r n f i r n l - \ , . c , , L ~ - - - ,I-:-..? nqd? , -.<,' . .~ - . . . - -. - - . - .-... . -. y:lny snnfar h ~ s n rr.i a n h ~ ~ t l 11nava-11p2ya ih ~rki?maslI a h a n !mng berkesinambungan agar kembali tercipta lahan-lahan potensial dan rnempunyai fungsi yang beikelan jutan (Hermon, 20 12). , ~ ..+, *..*-* GEDGRAFl B E N C A N A A L A M j L . - .-. - - -. . - BAB 1 I Bencana Alsm . .... 11 .. I u II 1 I I I sangat kompleks untuk segera diselesaikan, demi terjaganya keseimbangan suatu daerah atau kawasan. Demikian pula halnya dengan keberlanjutan unsur-unsur ekosistem dan mencegah kerusakan dari suatu ekosistem, sehingga kepunahan-kepunahan spesies secara massal dapat dihindarkan. Mitigasi bencana merupakan kajian untuk meminimalkan darnpak kerugian akibat kejadian-kejadian bencana, baik kerugian materil maupun kerugian moril. Mitigasi bencana harus bersifat tuntas, sehingga masvarakat yang hidup pada kawasan bencana dituntut untuk dapat bersikap proaktif, baik pada masa pra Dencana, masa kejadian bencana, maupun pada masa pasca bencana. Menurut Hermon (2012), secara umum tindakan-tindakan mitigasi bencana adalah sebagai berikut. Sosiogeografi dalam mitigasi bencana diperlukan untuk menciptakan masyarakat yang responsif terhadap tanggap darurat hencana, sehingga pola-pola mitigasi Sencana yang dibangun dan dikembangkan, bukan lagi berbasis fisik dan teknologi, tapi mitigasi berbasis masyarakat. Menurut Horton dan Hunt (i992), banyaknya kerugian akibat bencana selalu berkaitan d e n ~ a n perilaku masyarakat yang terkena dampak suatu bencana. Perilaku ;, - , . 1 , I 1 I . . r I , r - _ _ - - . _ -_---.-- ------ 2. Pengawasan terhadap pelaksanaan berbagai peraturan tentang p e n a t a a n ruang, izin mendirikan l)ar~gunan(IMB), dan peraturan lain yang berkaitan dengan pencegahan bencana. - A- 1 I / L ~ ~ I ~> Ir >) * De-<-A-L-,-.>.,.,,,-,t.,,t,*, ~,-I-,,!,,,?l,L ,:,>v; < : o n w - L . ----.-.. 7 . - - - . , ~ " IJLIILCIIId aA U ~ .VCAI, kt;: daerah yang lebih arnan. 5. Fenyulul~andan peningkatan ke~vaspadagnmasyarakat. 6. Perenrana2n rlne-qh y - ? m ; = ~ ; ; : ~;:; T ; ; ; , - , ; ~ c, r~d i I ,,d :,I , I - ; u- ;-, r-r evakuasi jika terjadi bencana. 7 J 7. Penvu~ilnanperaturan 8. Pembuatan peta rawan bencana dan pernetaan I'clrl'ouatan pedoman atau standar prosedur. . i (3 I cr. --"--"~-"- prr1~ndann-r1nA3n-,>r> 0 rn~?a!gh, n r r ~ i ~ h ~ r abrosur, tan !eaflc;. dan poster. 11. Penelitian dan penpkaiian karnkteristik h c n r n n n . 12. l'engkajian analisis risiko b ~ n c a n a . 13. lrllernalisasi penanggulangan bencana dalam muatan lokal !4. I mrpjqrli 4 l c q r C l q i q v .L,. pendidikan. Pembentukan organisasi atau satuan gugus tugas bencana. l'~rk11;91;trl ~ i r ~ i r - ~ c~ nv ci ivq f cIqI?-. v+;+c,,.LrGj;u;. - - t L.n ~ r 16. Mengutarnakan penanggulangan bencana dalam perencanaan mengatasl dampak darl suatu bencana. Keberlanjutan kehidupan masyarakat pasca bencana rnerupakan permasalahan sosial yang GEOGAAFI BENCANA A L A M Pembuatan dan penempatan tanda-tanda peringatan, bahava, dan larangan memasuki daerah rawan bencana. 2. .vc.inc:l~nndasar kebcncanaan bagi aparat dan maayarakat. dan histeria massa. Informasi geografi tentang keruangan suatu bcncana sangat dipcrlukan masyarakat agar isu bencana, kepnnikan, clan histeria massa tidak lagi tcrjadi pada masyarakat. Geografi kebencanaan lebih menekankan pada konsep keruangan (spatial concept), konsep regional (regional concept), konsep ekologi (ecologycal concept), dalam me~akukanmitigasi :erhadap bcncana. K o n s c ~k c r ~ a n g a nmcrupakan konscp van5 paling utama dalam melakukan mitigasi bencana. Perurnusan peta-peta kerentanan, per3 icerawanan, peta r:slko, dan pet3 Sahava bencana tergolong pada Sistem Peringatan Dini suatu bencana. Pendckatan regional lebih menekankan pada perencanaan region pra hencana clan paqcq henrana, s e h i n- -~ wpen\lusun?n F.enc?m Trita Ruang W i l a ~ a h(RTRW) sebaiknva lcbih beroricntasi pada L ~ I I C ~d ~e ~I ~l ~, del~likid~l a~l sccara 6sik masaiah icebencanaan bisa diatasi. Konscp ekologi dan lingkungan hidup, baik fisik maupun ~ r l ~ i arln r r i ~ ~ - - t kirlilr?tnr ~n 1 1 t 3 r n l ~,p 1. .- .-.--. ,..-- pembangunan. I .~ ~ . - .-..> ... . , BAB 1 I Bencana Alam -- - ..- -- . --. A 2.5: - ..-' 1 3 Gempa bumi menimbulkan getaran pada kulit bumi, baik oleh akibat tenaga tektonisme, vulkanisme, maupun akibat runtuhanruntuhan di perut atau di kulit bumi. Gempa tektonisme terjadi akibat adanya penekanan magma pada zona subduksi lempeng tektonik yang mengakibatkan terjadinya perubahan energi pada magma, sehingga akan rnemicu energi magma untuk keluar dari dapur magma. Apabila energi magma tidak bisa keluar melalui saluran kawah, energi magma ini akan mendesak lempeng bumi sehingga bergerak. Gerakan dari lempeng bumi ini akan memicu gempa tektonik. Namun, apabiia energi magma dapat keluar melalui saluran kawah gunung api akan menimbulkan pelepasan cnergi magma (magma) yang relatif besar ke permukaan bumi, secara langsung zkan rnenimbulkan getaran di kulit bumi, ha1 ini d i k e d dengan isciiai~<ernpa 1~1ji;21:il;.G c I I ! ?'~~!kd~>li. ~~ i ! ~ iLC!jddi Ittljih fluktuatif dan herulanp- dencran area vane, relatif semnit kalau dibandingkarl dengan gempa tektonik. Gempa vulkanik secara meteorologis dikenzl dengan gempa tremor, yaitu gempa vulkanik \rang - datanya digunakan untuk penciri atau penanda tahapan . 1 . h t - w r ( ~ ~ ~ i l ~i ;r ~ i i rl s( i~l r~) ~ ( I I I ~ J AI ! I) ; .~ (terban) merupakan gempa yang rerjadi akibat runtuhan material ri~ntnhnnynnz disebnbkfln oleh alam, maupun runtuhan yang disebabkan oleh aktivitas . V I , : I ! ? ~ ~ ~ {17F~n:?pli~:~n2:!!l>, ~:! 5,*111~1(1!1:! t1f1?La11;411 !?I .,oi menimbulkan yetaran pada kulit bumi. ,JL> I ,.:1.!!1!1t3:. it--: Gempa tektonisme (tektonik) terjadi akibat tiga pola pergerakan (pergeseranl lernpena . . bumi. Gcmpa tektonik akibat tubrukan lempeng umumnya terjadi antara pergerakan d u a lempeng yang saline menekan, lempeng )rang lemah akan terdorong ke ntnq, c~rlanzkanI ~ r n p e n gvan? k ~ i a takan menghlljam ke bawzh dan menjadi pernicu terjadinya penekanan magma. l3ilih;ll - ., '.!+.I ~ . < ~ . L A L . ~! .C~ !l b . (yi>~i[~a?i]x, : a ~ i 1- ~ i - - l t ~ . i I i i , ',v , o , i , ~ , i ~ I L > a o ~ t I>J,-?, s i n j i t - snmudcrn (!cmpcng s.~n;udcrn)mcmp!:n;-?i 1 0 et !:lrx!::tris~i!: 0 6 l1r n*n' D, 7 kuat dan tebal, sedangkan lempeng-lempeng yang menyusun p?!? . 6 GEOCRAFI BENCANA ALAM I__a_ __ . _ . Gambar 4. Lernpeng-lempeng Bumi (Noor, 2009) 1 f,cud~lghdil g t l i ~ p di U l l i u : l d l l di prrilt atall rli yrrm~ikggnhirmi; hni!: . benua mempunyai karakteristik yang tipis dan lemah, sehingga mempunyai potensi yang cukup besar untuk patah. ..-- ~ ~ -.-.._ ^ >_ - - -~--. Lempeng Asia )rang menjwsun Benua Asia beradu dengan L ~ m ~ e Pn ugs t r a ! i Z ;.ar,g d s z i r , z r : :c;go!ong pad; Icmpeng samudcra. Zona subduksi terjadi pada wilayah barat dari nunusan . . -~- c p x I a u a nNias dan Xlentau-ai. Kuaktcr-istik icrilpcng y a ~ lemah g menyusiln _pliylrm K~prllaiianNiss dsrz .Ment..ivai tersehut a k ~ n mempunyai potensi yang sangat besar terhadap perubahan bentang ;:l~lnigugusun kcpulauan tersebut. Gugusan Kepulauan Nias dan Mentnwai aknn tenggelam dan tvila.ynh pesisir Pulau Sumatera akan rurun apabila patahnya lempeng Renua (Asia) akibat tubrukan dua lempeng tersebut. namun g u p s a n K ~ p l l l a i ~ aNinc n rlan Mentawai akan hertamhah 11.1asapahila lempeng Benua (Asia) d ~ i i , i t , , , ,;!n knncisten meng!?ujzm LC Peru: burni. Z Z ! ~ ! : !?22~1:~21> :irdi<:.~:. :t t ,. .. ,y,,i;ii.itTt:-i+. \I , .- ~ l . ! > [ ~ ~ & !jhga !.~, Batas subduksi adalah batas lempeng yang berupa tumbukan lernpeng di mana salah satu lcrnpcng mcnvusup kc dalam perut - -. - . < -. - ---------- 21 - ------BAB ---- Klasifikasc Bencana Alam m 17 bumi dan lempeng lainnya terangkat ke permukaan. Contoh batas lempeng konvergen dengan tipe subduksi adalah Kepulauan Indonesia sebagai bagian dari lempeng Benua Asia Tenggara dengan lempeng Samudra Hindia-Australia bi sebelah selatan SumatraJawa-NTB dan m.Batas kedua lempeng ini berupa suatu zona subduksi yang terletak di laut yang berbentuk palung (trench) yang memanjang dari Sumatra, Jawa, hingga ke Nusa Tenggara Timur. Contoh lainnya adalah Kepulauan Philipina, sebagai hasil subduksi antara lempeng Samudra Philipina dengan lempeng Samudra Pasifik. Obduksi !C)hd~rrtinv)ada!nh Satas lempeng yang merupakan hasil tumbukan lempeng benua dengan benua yang membentt~l,suatu rangkalan pegunungan (Garnbar 4). Contoh batas lempeng tipe obduksi adalah Fegunungan Himalava vane r-rlcrupakan hasil tumbukan lempeng Benua India (Asia) dengan lempenq ~ RP;~,-19 ~ Munculnya tsunami adalah akibat pergerakan lempeng yang saling bertubrukan, karena akibat dari tubrukan lempeng (konvergen) ini akan menghasilkan perubahan morfologi dasar laut secara vertikal dan tiba-tiba, sehingga terjadi perubahan energi air laut yang juga secara tiba-tiba. Tsunami terjadi umumnya pada kekuatan gempa > 6 , s SR, terjadi pergeseran atau zona subduksi lempeng di laut, pada kedalaman <10 krn. r /,fi,;;~;~~li;(: ~ ~ i ~ :11 7 3 f i o ; !;.\:tit liumber: jfuoor, 2009) Gamhar 6 . Icaraktericti!: Konvcr~en: Obduction/Ohr(~rk~i !>+a+) d3n Subductron/Subduksi (bawah) Potensi megathrust atau gempa besar terjadi akibat energi )Ian;; di!cpasi;an sangat besar dalam waktu yang lama, dan sistem perserakan lcmpeng adalah saling bertubrukan. Paniang gerakan lempeng yang bertubrukan minimal >500 km, seperti yang terjadi pada gempa Aceh tahrln 301?C;,~ 1 2 "dilk.~:l ~ c!eh :ssnami yang sangat dahsyar. Pergerakan !empeng yang saling bertubrukan ini, ---L:l...,.....,., L- .,l ~ . .~, , i~i i i~ :t:ii:i-be!ig , pii~i3i1,:!kan ~ c r p o r c n sr~ n~nr;ntak>>r~ r a l ~ l.zr Iln~l t t ;*lng scrnpit 2ar1 dalml. Apsljila ~ i d a k ~erjadipatahan lempeng, maka akan terbentuk punggung-punggung laut dan juga berpotensi memhentlrk gunung-gunung bawah laut. - 7 LL Garnbar 5. Konvergen (atas), Divergen (tengah) d a n Transforms (bawah) (Noor, 2009) - .- ,.-, 18 GEOGRAFI B E N C A N A A L A M , -. A*-.-- - .. . BAB 2 1 KIasifikasi Bencana I l a r n Accretionary wedge Oceanic crust Trench / Forearc Volcank Island arc Backarc region Sumber: (Noor, 2009) Gambar 8. Komponen Zona Subduksi, Palung (Trench),Jalur Busur Gunung api (Volcanic Arc) Nnnr Gambar 7. Punggung Samudera - P -nm -n . ir 4 tnl.tnq;lr .--AA-. ;.,mi ,-- -.- rlln-tt tnrilrli -dr-- -. - ii-ihqt n a r q l i n .- - . - . " ". ' - lemnenrr I- &>. yang saling menjauh (divergetz), yang tidak memiliki poteilsi tsunami wala~.~pun pergerakan lempeng terjadi di laut. Potensi tsunami muncul apabila terjadi longsoran pada dinding-dinding -..... c i m ~ l d e r ? (c!indinz , p c r . r ; ~ c n c - ~ r : n z z z r ?!nzt e 3cac dir?dir?c pegunungan laut) akibat besarnva gempa yang terjadi. Tsunami akibat terjadinya longsoran dinding samudera pernah terjadi di Papr.l:, Nl-lgini t a h ~ ~! W n R . rmlai.lp11n cernpa vany terjadi t 6 S R Gerakan lempeng yang sejajar (slip atau transfirm) juga dapat menin~l>ulkan gernpn y m g C L I F ; I I ~ besal; seper-ti gcmpa Pariaman tahun 2009 dan gempa darat sepanjang Patahan Semangko. Gempa ini ;lk;ln menimhulknn b ~ n c a n ;)rang , ,sangat h c n r , a p h i l a tcrjadi ~ ~ r ~ e r a kl ~ar n n e n vdarnr (Patahan S e m a n ~ k o ) . QnnQ) j1.1wa m c n i ? l a c k a n , h a h w a hat:,< diverpen nrlal2h batas antar lempeng yang saling menjauh satu dan lainnya. Pcmisahan ini disebabkan karena adanva gava tarik (tensionalforce) yang - meneakibatkan naiknva magma keperrnukaan d m menlbcn~uk . rnacerla! barn kern2 r iava y m g bemudian berda~~lp;?:Kp:-)(.i;!ic;.mpc~y yang saling menjauh. Contoh yang paling terkenal dari batas ! e z vL..e ~ > ~ n,-..-i n~ n i cT ~ ~ -T , Q-*P T C T ------1D A~ c a l ~ hV ---go--~ t n n o t ~ nTeng;rh g S?rn~.!dra {%.lid Oceanic Ri4qes) yang berada di dasar Samudra Atlantiic, di sarnping . ,- .. itu contof~la;nnya adai21 ri;r::ing yang rcrjadi nntnra E c n ~ l nl\,r:!<:? rlrn~anJa7irahArah van? mcmbcntilk l a l ~ merah. t Sednnsk,m. batas transform adalah batas antar lempeng yang saling berpapasan d m saling bcrgcscr sntu d m illinnya rncngl~as;ill.culsulltu sesal ~ l l c ~ l c l r l t ~ r jenis Strikr Slip Fnlrlt. Contoh h t n s lempeng jenis transforms adalah patahan San Andreas di Amerika Serikat yang merupakan pergeseran lempeng Samudra Pasifik dengan lempeng Benua Amerika LJtara. Rer-r~lnsarksnreor-i tektoriik lempeng, lempeng-lempeng vane ada - - A . --- - - - - --. BAB 2 1 Klasifikasi Bencana Alam -- ------ -- ' m 21 saling bergerak d m berinteraksi satu dengan lainnya. Pergerakan lempeng-lempeng tersebut juga secara tidak langsung dipengaruhi oleh rotasi bumi pada sumbunya. Sebagaimana diketahui bahwa kecepatan rotasi yang . - teriadi bola bumi akan akan sernakin cepat ke arah ekuator. Prinsip-prinsip dari pergerakan lempeng bumi, di mana pada hagian kutub (Eulerpo!e) masuk kc dalarn lingkaran besar sedangkan kearah ekuator masuk ke dalarn lingkaran kecil. Interaksi antar lempeng dapat saling mendekat (subduction), saling menjauh dan saling berpapasan (strike slip fault). ,- ! ,I Bencana Alam (Geohidromefeorolo~i) + I I Bencana gempa bumi dan letusan gunung api tergolong pada bencana geologi akibat dominannya tenaga endogen (tenaga perut bumi) sebagai pemicu utarna te jadinya bencana, sehingga tsunami juga digolongkan ke dalam bencana geologi. Bencana longsor, banjir, degradasi lahan, bencana ekologi, bencana puting beliung, dan bencana kebakaran hutan, dikelompokkan ke dalam bencana hidrometeorologi, yaitu bencana yang terjadi akibat hilangnya keseimbangan air di bumi akibat rusaknya sistem dalam siklus hidrologi. Bencana alam potensial merupakan bencana alam yang tejadi perlahan. waktu vans lama, dalarn ulilayah prig sangat !uas, dan menimbulkan bahaya yang mematikan dan berdampak untuk . ~c.~~-,!ai:s P m i i a L-~hiCll!p?~! 5; J T V ! < ~hum:. Ccncana a l n i i i I-vr~i.t:rr>!a! olah dianggap hukan sebagai suatu bencana, karena d a m ~ a k L t . ~ l c d ! l ni ~ l i~ttrjadiunttiK generasl yang akan datang akibat perbuatan generasi sekarang y m g terlalu mengeksploitasi sumber dava alam. Bencana kekeringan yang menimpa negara-negara di Afrikn Tenvah (Fthinpil! mnr::yk~:: 2;:;; i;;di&,; vdlls mencirikan bencana potensial itu telah mulai pada saat ini. Dalam kajian Biogeografi untuk kebencanaan, bencana e k o l o ~ iat311 punahnya keanekarzgaman hayati, dapat memberikan dampak 1 r Bencana Geolog~ \L- I Bencana Hidrometeorologi I . . L. A*!:: terhatla!> r i l r n l l r l l n n ? l p L e m ~ m ~ z ~ e!<r;sis:crn :: 4. Banjir Bandang I 4 4=, 72 . - GEOGRAFI BENCANA ALAM - . - --..- d-l,l!-l,lmm ~ n i + i . i : ~ t ~ r ~ keberlangsungan kehidupan manusia. Selain itu, degradasi lahan juga tergolong pada hencana potensial, bencana ini berpotensi vang sangat besar terhadap mlinc!!!nva bcncana kelnpnran ~intilk senma inakhluk hidup di rnuka bum;. ---- -- --BAB 2 1 Klasifikasi Bencana Alam m ; 23 CI3-t Tinggi I i -~ ! i I I i I ! -.-., ~. 1 I I -- - - - - .. -- -- r- . . . . A Sumber: IWainrln Z n ~ r T o r r a7ni 1 ! Garnbar 10. Peta Tingkat Kapasistas Bencana Gempa Kawasan Garnbar 11. Peta Tingkat Kerentanan Bencana Gempa Kawasan 'Sumatera Barat Sumatera Barat 7 . ,*--- rSarlrer 1,14?1), starr (1999), Baban dan Yosof (2001), distribusi keruangan (spatial distribution) renr3ng knrv;7wn rat&-gnhcnra-na secarg t e t n k rektcrd adalah ukuran untuk menentukan bahwa pemanfaatan ruang dalam k 3 i v ~ ~ a7 vrr 1 1 1 c , l r ) 4 cl ipqr c;;?mz~i sccnra jcias, sehlngga &an mcmheri sinergi yang sanzat besar terhadap p~mcrint2hrlalam mengusahakan kenyamanan dan kesejahteraan masyarakat. :.:~;;iirlit -T;i~isseii ddil Riel vrlc I ( I ??l..r!, Hasil analisis keruangan dengan sistem informasi geografi yang berupa peta-peta kawasan rawan bencana dapat rli~unzkan sebagai dasar penyusunan penggunaan lahan untuk permukiman yang tepat bagi masvarakat variu hrrrlutim di kn:~rzsan r;iivan bencana, sehingga jumlah kerugian harta benda dan jiwa dapat ditekan seminimal mungkin kaiau terjadi bencana (Dake, 1991; Mather, 1997; Carver et al. 2000: serta Renscrn dan 7;!67igc;, 2Q04). Ada beberapa aIasan penggunaan SIG di berbagai disiplin ilmu, vaitu: ( 1 ) SIG sangat efekrif d i dnlarn membantu proses-proses pembentukan, pengembangan atau perbaikan petamental yang ..-I L C L ~ ICii~~~iiiki oieh setiap orang. (2) STC mrnggunakan dnta spasial maupun atribut secara terintegrasi h i n ~ c~i cat ~ m n v nday?* .,., . ~ t, ~ l l ~ l l l v U a n rr~r~ninn~nh n c r t n n - T q ? n r jn ' q'.'r'; . ~ ' ' ( 2 ) SIC; ~ i i ~ f i i , ,~, c kemampuan untuk menguraikan unsur-unsur yang terdapat di ~ LA GEOGAAFI BENCANA ALAM LL BAB 3 1 Pernetaan dalarn Mitigasi Bencana Alam I i permukaan bumi ke dalam bentuk layer atau coverage data spasial, (4) SIG memiliki kemampuan-kemarnpuan yang sangat baik dalam memvisualkan data spasial berikut atribut-atributnya, dan (5) SIG sangat membantu pekerjaan-pekerjaan yang erat kairannya dengan bidang-bidang spasial dan geo-informmi (West et al., 2000; Chust eta!., 2004; d m Prahasta, 2005). untuk masa yang akan datang. Beberapa produk SIG yang sering digunakan untuk analisis spzsial wilayah adalah GIs Arc View, Arc GIs, R2V, Arc/info, ER Mapper, ERDAS, Spans GIs, dan sebagainya. Arc View merupakan salah satu perangkat lunak desktop SIG dan pemetaan yang telah dikembangkan oleh ESRI, sehingga pengguna dapat memiliki kemampuan-kemampuan untuk melakukan visualisasi, meng-explore, menjawab query, menganalisis data secara geografis, dan sebagainya. Secara umum kemampuan Arc View adalah: (1) pertukaran data, membaca, dan menuliskan data dala~nformat perangkat lunak GIs lainnya, (2) melakukan analisis statistik dengan operasi-operas; rn2ternatis, (3) menampilkan informasi (basisdata) spasial maupun atribut, (4) menjawab query svasial rnallnlln ntrihlrt ( 4 ) m~!7bul-nn fring<i-fcjii3~;1:,15:ir S!G. ( 6 ) membuat peta tematik, (7) meng-costumize aplikasi denean -_------- L I C 1 ~ t d 3~d K .I L (6) ~ , melaKukan tungsl-fungsi SIG dengan menggunakan extension yang ditujukan untuk mendukung penggunaan perangkat lunak Arr 16rur (Wesr et al., 2000). 1 ..-..trt.dA4LL,."'L 1. Sumber: (Waindo SpecTerra, 2011) Gambar 12. Petd Tingkat Kerentanan Bencana Tsunami Kawasan S u m a t ~ r aRarat Wenurur Herrmflnn dnn Osinski (!Q9Q), T c r n c ~ ~ cr tn n l . (2001), Appleton dan Lovet (20031, serta Wane et al. (20041, pengguliaari SIC untuk melakukan suaru pemodelan sangat diperlukan dalarn memberikan arahan dalarn penataan suatu lahan. Selanjtirnya Vanlnzaki dan Gesite (1Q!33),Zain (2002), Kato dan Ynknh2ri f 1945) Gertn 7 n i n pt nl I?nn6~\ r n t ~ n ; ~ l ~ c L qh rq ,h v r q SIG C L I ~ U P r r c k ~ ~ddidlll i ~ ~ ~ e ~ r l ~ r e d l kemampuan ks~kan suatu lahan terhadap kerusakan dan konservasi air sehingga menghasilkan arahan yang sangat tepat dalam pengelolaan lahan s;ihll:4si j?K GEOGRAFI BENCANA *LAM 1 1 . Memantau luas wilayah bencana alam Ezer:h tcrdampak L c ~ ~ c a r lseperti n banj~r,longsor, lumpur panas, letusan p n u n g m ~ r a p i ,Fexafirauan kcrusakan daeral~aiiran sungai (DAS), dan sebagainya dapat dideteksi dari c l t r ~pezginderaan jauh, iial ini ,.lirr?~~ngkinitan karcna seluruh daerah terdampak bencana dapat diamati dari atas pada citra penginderaan jailh. Sehingg:! sccarsl jelas, scluruh dacrah terdanlpak bcncana dapat dil~itungluasnva dengsn memfungsikan skala citra penginderaan jauh. Sebagai contoh pcrllhgh?n Gnndisi hiZrc!~gi ZAS Lare11a Jampak pprluasan !ahan kaxvasan budidava yang tidnk terkendali tanpa , .. . ... , , i u ' . ~ t . ~ . ; i . ! & . : ~ i iF . : + I L : ; ~ I I - K ~ kons~rxq<i I~~~~ I ; ~ T I : I dpn ~~ 3ir ~ + r ; n !-.2!i mengnra5 pada kondisl yarlg kurang di~nginkan,yaitu peningkatan erosi dan sedimentasi, penurunan produktivitas ~ peruhahnn lahan, dan percepatan decradasi lahan. I T R S ~akhir L> ----.-_-. BAB 3 ( Pemetaan dalam Mitigasi Bencana Alam I _ -.- ------ - .......... Penelitian merupakan cara ilmiah untuk mendapatkan data/ informasi sebagaimana adanya dun bukan sebagaimana seharusnya, dengan tujuan dan kegunaan. tertentu .................. ...........-.. (Hermon, 2009). Pernyataan di atas menunjukkan bahwa penelitian mitigasi bencana tidak b l e h dimanipulasi yang disesuaikan oleh keinginan peneliti. Penelitian kebencanaan yang bersifat kuantitatif yang dilakukan dengan benar dan 'sebagaimana adanya' tidak mustahil diperoleh hipotesis H1 ditolak dan hipotesis HO diterima, tapi dalam kenvataannva sering dipaksakan hipotesis H1 diterima, sehingga kalau mengacu pada 'sebagaimana seharusnya', terbuka i s t a t i s t i k . Daiam ha1 i n i , peluang unruk n ~ c m a n i p l ~ l a sdata penelitian mitigasi bencana disarankan untuk menggunakan pene!::inn kuniltar11; hcrjn!an a p adanya, ~ sct~lnggn prlunng ~ n r u k r n ~ m a n i p ~ ~ ldata a s i hisa dihindarkan dzn data vacy ditarnnilkan bersifat valid. Hasil penelitian rnitigasi bencana berupa peta-peta mitigasi bencana, baik itu peta kerawanan suatu bencana, peta kerentanan suatu bencana, peta risiko suatu bencana, maupun . pL~d ~vnkudb~ pdud bddi L C I ~ ~ U I I I Y ~Lt~~cclild. 1 1. Penelitian mitigasi bencana berbasis SIG dianjurkan tidak menggunakan istilah populasi d a n sampel, tapi sebaiknya menggunakan istilah teknik pengurnpulan data dan teknik analisis data. Karakterisrik penelirian mitigasi bencana adalah, naturalistik (alamiah, terkait konteks), descriptive data (kata-kata atau gambar), coqcern with process (penekanan pada proses), inductive analysis (analisis secara induktif), participant perspective (melihat dari perspektif individu subjek), transferability, analytic generalization, extrapolation, moderategeneralization. Oleh karena itu, istilah sampel dan poplllasi tidak p p u l e r dipakai dalarn penelitian mitigasi bencana (Hermon, 2009). A. Riset Mitigasi Bencana Banjir Bencana banjir adalah peristiwa atau rangkaian peristiwa , c c ~ ,I ~ L t i l111~11ggci11ggu ~eniclupandan p e n g h ~ d ~ p a n ----,, i I i i ~ ~ ~ c l l UL1A5 I rnasvarakat yang disebabkan oleh meluapnya air sungai yang disebabkan oleh faktor alamiah akihat rusaknya bufler zone pnda kawasan umer dar frl2erqh qlirqn c l l n y ; ) c~hin;~::rr,zn;:l:i'Jat:;a,; timbulnya korban jiwa manusia, kerusakan lingkungan, kerugian harta benda, dan dampak psikologis. Sedangkan, mitigas1 bencana banjir merupakan serangkaian upaya untuk mengurangi risiko bcncana hanji t h i k r n ~ l a l ~~ Pi I Z ~ ~ ~ ~ S I I Zt?r;if: ~ : : iriaiiyiifi penyadaran dan peningkarnn kemarnpuan menghadapi ancaman bencana banllr (I'aimin et a/., 2009 dninrn Herrnon, 2012). Kerawanan bqnjir ~ d n l 3 hmernp-rcrkiraknndaet d~-d,lct ,111 )rani: mungkin meniadi sasaran banjir. Wilavah-wilayah van$ rentan hanjir biacany,t terletak pada daerah datar, dekat dengan sungai, berada di daerah cekungan dan di daerah pasang surut air laut. Sedangkan h ~ n r i l kI a l ~ a r abcntukan baniir pada umumnva terdapar pada daerah rendah s e h q c r q i 1 L i h q t h?nj;r :r-n; +?-;?:Ji !--:L!-,,;, .ul;l;s<, .T L;d.dii)~ic i a ~ . ~ 1111 a i ~~llernll~k~ trnnkar ~rlrmh;lh?nt3n2!? yang tinggi dibanding daerah-daerah lain yang jarang terlanda banjir. Kondisi kelembaban tanah yang tinggi ini disebabkan karena L Garnbar 13. Peta Tingkat Risiko Bencana Longsor Kawas~nSumatera Barat --.. &.F* 36 GEOGRAFI BENCANA ALAM -- _ ..__._ -.._.-_____._CI I --- - - - - . - - - * - - I - - . -. - . - - - - . - - BAB 4 ( Metode dan Teknik Riset Mitigasi Bencana ---.---. - 37 7. bentuk lahan tersebut rerdiri dari material halus yang diendapkan dari proses banjir dan kondisi drainase yang buruk sehingga daerah tersebut mudah terjadi penggenangan air. Sedangkan tipologi kawasan rawan bencana banjir adalah klasifikasi kawasan rawan bencana banjir sesuai dengan karakter dan kualitas kawasannya berdasarkan aspek fisik alamiah vang menghasilkan tipe-tipe zona berpotensi bencana banjir (PVMBG, 2007). alih untuk pemukiman, pabrik-pabrik, industri, dan lainnya (Asdak, 2010 dalam Hermon, 2012). Kawasan DAS dikenal juga dengan watershed, merupakan kawasan penampung hujan untuk sungai, kawasan ini harus memiliki hutan sekitar 40% dari luas kawasan (Hermon, 20 12). Indonesia merupakan salah satu negara dengan tingkat kerawanan tinggi terhadap berbagai ancaman bencana alam. Bencana alam baniir. tanah longsor, da.n de9radasi lahan memiliki frekuensi kejadian sangat tinggi di Indonesia. Posisi geografis Indonesia cli cdaerah tropis terietak di antara dua benua dan dua samudera menjadikan Indonesia memiliki sistem cuaca dan ~ k i t r nkonrrnen maritim yang khas. h.leskipun po!a iklim terjadi n ~ r p i l i r l ntFr?ttJr ~??-\prtih P T Z ~ " t i pmyrim ~;~ !;*zr: ?nn m::zirn kemarau, jika terjadi gangguan tropis, sering timbul cuaca ekstrem yang dapat mrmic-11terjadiny~hencana a J a ~(FTerrnen, 2012). Bencana alam banjir di Indonesia tampaknya dari tahun ke ?a.i~unr n e r n ~ i ~kecenberungm kl rnenlngkat, Scgitl: juga bcncana banjir yang setiap tahun terjadi di seluruh penjuru tanah air. K e c ~ n d e r n n g ~~?er.ingk-xr.yz n benczna bnzjir di !zdoncsia tidak hanya luasnya saja melainkan kerugiannya juga ikut bertambah p d a . Jika C I I ~ I I U ~ Ubcncrtna banjlr hanya mclanda Lola-Aota Lcsar di Indonesiar akan trrapi parla w;lt s ~ k a r a n gini hencana tersebut telah melanda dan merambah sampai ke pelosok tanah air. Lima fal..to~ pentin:< pcn),cb;lb banjir di Indonesia vaitu: faktor h i ~ i a n , faktor hancurnyn rctcnsi DAS, faktor kcsalahan perencanann pembangunan alur sungai, faktor pendangkalan sungai dan faktor kesalahan tata wilavah d m pembanzunan saran2 rlan prasarana Kota-kota besar di Indonesia nirngalami peningkatan pcrpulasi . *_'_ 1 . .... ..,.., ......,.,,.. 2 . . . - . I , . .. . .>.II~:, i i ~ . ~ i t i i : ? i r <~ ; a ? i - i j i i ! ~ ~ n ~ ! dar! rlipnl I-P I I Y ! ~ ? . L2!?2n-!nl??.!?y3r.s s c b r ~ n r n y nun~c!:d ~ e m h preservasi dan konservasi untuk menjaga keseimbangan, diambil .... :L. .. kc,. 4 y,I.LLL , LL1l+ z 1 8 i I ' 8 1 ; : G3mbz: 14. Kawasaii ZAS setjagai indiicdtur Penentu Bencana Banjir n .-?!I !r,t:.:!n ci:~er:!.il-c!ncrni? ).an&memlliki tingkat bahaya barijil perlu dilakukan a3ar pemerintah dapat mrngamhi! I;et\ij&ar! yang tepat untuk menanggulanginya. Peta merupakan salah satu snrgng yang haik da!31n n~c!:).ajil;an data dan infarrnasi. Melalui pets dapat dilcetahui informnsi tentang ruang muka bumi yang sebenarnya. ldentifikasi kerawanan banjir dengan menggunakan SIG dspat dilakukan dengan cepat. mudah dan a.kurat. K ~ r a w a n a n baniir dapat diidentifikasi secara cepat melalui .SIG dengan menwnrrnml-err m ..... n+-Ar i _. . L.....,.. ;:I; :,,. 1 1 j i ~ i ,!iiit.ic,! , ,. . pnrnmerrr hanllr; S P ~ P T intiltrasi ~ ~ : tnr?nh, kcmirin~nnIc-cng, dan penggunaan lahan. Melalui SIG diharapkan akan mempermudah penyajian informasi spasial khususnva yang terkait d r n ~ a n +:.-7- -.;L. l , c t < a . ~ j i - . -'*- .-4- ' 'IS! GFOGRAF! BENCANA ALAM ................ BAB 4 1 Metode dan Teknik Riset Mitigasi Bencana ............................ ......-.--.--. . . . . 39 i I penentuan tingkat kerawanan banjir serta dapat menganalisis dan memperoleh informasi baru dalam mengidentifikasi daerah-daerah yang sering rnenjadi sasaran banjir. Prediksi daerah-daerah yang memiliki kernungkinan terlanda banjir telah dilakukan oleh Lapan di seluruh wilayah Indonesia, dengan demikian seharusnya ada tindak lanjut dari berbagai instansi vane terkait supava seluruh kornponen rnasyarakat )rang ada di daerah tersebut merniliki persiapan dalam menghadapi kemungkinan banjir yang bisa saja terjadi (Hermon, 20 12). dan dilanjutkan dengan pengisian skor yang dikalikan dengan kepangkatan masing-masing peta. Gabungan skor dilakukan dengan teknik overlay ketiga peta yang kemudian diklasifikasikan tingkat potensi bencana banjir suaor kawasan atau wilayah tersebut (Hermon et al., 2008 dalam Hermon, 2012). Sebaran skor untuk menelisi potensi bencana banjir suatu wilayah dapai dilihat pada Tabel 1. Tabel 1. lndikator Tingkat Kerawanan Bencana Banjir No 1. Tingkat Kerawanan Bencana Banjir 1 Metode analisis yang dlgunakan untuk mcncapai mencliti tingkat kerawanan bencana banjir adalah menggunakan metode pendekatan analisis overlay dcngan SIG. Overiay dilakukan dengan :y::t ?jp: ?;:: : ? ~ 2 : : ! : . -,-2:r:;: n,-:2 T<ri7:7i:rz3 ! > r P r s - ~2~- .7 2 Infiltrasi Tanah, dan Peta Penggunaan Lahan, di mana ketiga peta tprsetrut m ~ r u p a t a npzrarneter-parameter kunci untuk rr,ene!iti tingkat kerawanan bcncana I~anjir.Prosedur pemberian harkat dnn SoSm pada masing-masing parameter atau variabe: berbeda-beda, yaitu dengan memerhatikan seberapa besar pengaruh parameter...-..----..-.. * ^ ,?L..* LCr;.t I lerl?ad;lp ierj;idinj;a banjir. S2iliakiii kte>a t L pengaruh parameter tersobut terhadap banjir rnaka nilai bobotnva ~ u g bcsa~, a scbaliAr~yajiAa pengaruhnya keciI nlaka nilai bobotnya i ~ l g 2k c i ! (P.limi:~rt r:!., 2009 da!cz Xermon, 2012). lndikator Harkat Bobot Skor Tekstur Halus &at) . I;-+Ir".-,.-< 15 5 Agak Halus (liat berlernpung, liat berdebu, u , Ly d 4 s3c:L,: Sodang (Iernpung, debu) 3 HgaK haSar (Ilat Derpaslr, lempung berpasir, liat lernpung berpasir) 2 Kasar (pasir, pasir berliat, pasir berlempung, 1 -- 9 6 pasir herdebu) LICI pCLLCliLh, PBB = 3T PDI3 T L LU + 51, + 21,IJ (Herman p t n l . , 3008) : Kerawanan : Peta :P ~ t alcrrncq : Peta R#P+,??O -... IZencana Uanjir tckstur tanah - penggunaan l a l ~ a n ;!>i ...,,,, . .,,,.,, >-..-.,,,.,.,.* -1. nq.,,l .I ,-? L.IC... - A a n % + --.!LC: * . U L U I I L2::gJ;1 ;;;;&A;: >21 - 3 5 1 Penggunaan Lahan l a h a n T r r h l ~ k a ,Sungai, \r?raduk, Rawa, Alang-alang 5 P~rrnirkiman,YPOUII Campuran, T.rnaman Pekarangan 4 6 2 VEit~i-ridl~, Sdwdil, Tegdidrl 3 6 Perkebunan, Sernak 2 4 tilltan 1 3 -- Surnhrr: : l ? r i i ? ~ i > , rt UI'., jliiuaj uuiom Hcrmon ( 2 ~ 1 2 ) menganalisis peta tekstur tanah, peta lcreng, dan peta penggunaan lahan suatu kawasan atau wilayah dengan SIG (Arc Vew 3.3), &. A0 - GFnGRAFI PENCANA ALAM .- . > --- - .- - _ . . _ ~ - _ . _-_- __ .- - - ---- BAB 4 1 Metode dan Teknik Riset Mitigasi Bencana --.------ ---- --- -41 -Aa*.- Pembuatan nilai interval kelas kerawanan banjir bertujuan untuk membedakan kelas kerawanan banjir antara yang satu dengan yang lain. Rumus yang digunakan untuk membuat kelas interval adalah digunakan formula yang dikemukakan oleh Dibyosaputro (1999) dalam Hermon (2012), yaitu: I=- C-b k Di rnana: I : besar jarak interval kelas; c : jumlah skor tertinggi (50) b : jumlah skor terendah (10) k : jurnlah kelas yang diinginkan (3) <23,3 11 111 Tingkat Kerawanan Rencana Baviir Lahan Sangat Stabil Rendah 23,3-36,6 Cahan Agak Stabil Sedang >36,6 Lahan Tidak Stabil Tinggi Surr~ber:tielmon i 2 i r l i i Zonasi tingkat kerawanan bencana banjir rerdiri atas tiga (3) zona: a. b. Zona A: tingkat kerawanan bencana banjir rendah: tidak ,jut s;j.inln a ~ k ~ rballa),a li b c ~ ~ c a nbanjir a yang mcngancam pemukiman masyarakat. Zona C: tingkat kcrawanan bencarla banjir sedung: peluang +nv:qJ;...., . . -? _ . ^ _ _ LI1.<. L -,.::,- i ._I...,.. GEOGRAFI BENCANA ALAM . .- . . a-- - A I. ..<?/ ,!I : Peta kerentanan bencana banjir dihasilkan dari tumpang susun dari peta penggunaan lahan, kemiringan lereng, bentuk lahan, dan kelem baban tanah (Hermon, 20 12). Adapun formula yang digunakan untuk mendapatkan peta kerentanan banjir adalah: + (KL x 3) + (JTx 1.5) + (PL x 1,5).....,. KB = Kerentanan Banjir BL = Bentuk lahan KL = Kemiringan Lereng - - 1 2. Tingkat Kerentanan Bencana Banjir (Hermon, 2012) Karakteristik Lahan Intewal Zona C: tingkat kerawanan bencana banjir tinggi: peluang terjadinya bencana banjir 1 kali dalam 1 tahun. KB = (BL x 4) Tabel 2. Hasil Perhitungan Interval Tingkat Kerawanan Bencana Banjir Zona c. J-I--- . 6 . . l . L . T T PI, I . - , , . I , , < 8 . >r>'3*3 = Penggunaan Lahan Menurut Hcrmon (20121, uji ketelitinn dimaksudkan untuk r?~r_n.c~cc?kk,an amu rnenguji kcbenaran hdsil i ~ ~ ~ e r p r e rdengan asi keadaan sesungguhn~~a di larangan. dalam ha1 ini uji ketelitian me.nr?l:zp heheraps ?:cgia;;lr; j ~ a i t i i . ( i j llre~lriiiiici~ik-titikpada peta yang akan digunakan untuk ufi ketelitisn, mptnrle :7?.ng bigundcan a6;11ah purposive jurtlplirlg d a r ~stratified samplzng, (2) mencocokkw~par?.rl?eter I I ~ S I ! ?r,aIisis p,-nslndcraan jauli c-lrr~girr! parameter yang ada di lapangan, dan (3) wawancara dengan per.~duduksctcmpat untuk memperolrh k c r e r a n p n mengenai bnnjir, meliputi: pcristinrn banjir ( t n h u n tcl-jadinva baniir) dan karakteristik banjir (periode ulang, lama genangan dan kedalaman genangan) . -...- r +L I-/ .I. L 1 . . . i B A B 4 ( Metode dan Teknik Riset Mitigasi Bencana . . .. 43 Unit Model Pennguriaan . Pt Skar No - Unit Model Podzols Regosol Kriteria Skor 3 Kriterla Zona Da tara an Rer 4 I Grumus Lona vataran Ilnggi Lapangan Golt Area Tabel 3. Kriteria Kerentanan Banjir (Pemilihan Kriteria Berdasarkan MAFF-Japan, Zain: 2002 ) dalam Hermon (2012) 1 No Lahan-PL (Tipe) Kuburan Zona Perbukitan, kemiringan<l5% 5 lndustri 3 Zona Daltaran Reridah Pantai Industrial Estate Zona Perbukitan, kemiringan>=15%- (40% 2 Bentuklahan Sawah (2 kaii dalam setahun) Zcna Pcrbukitan, kemiringan>=40% 3 6 Sawah (satu kali dalam setahun) Zona Pegunungan, kemiringan<l5% -. Kebun Campura 2 ..--- Lcna verunun,"an. k~mii;ngan>=i5?< - <4-40% n--I--L 1 7 untuk menentukan , , --*- * / P -.. I ~ ~ ~ ~ ~r y , : ~ ( ~ ~1n ~ l T 2 r r ~ n zonasi Surnber: MAFF-Japan (Zain, 2002) dolorn H e r r n o n (2012) Annlisis 7 ? ~ ~ X ~ : ! L Z X $ ~ i - ~ i L i : c I:<Aiig LIikcii~~kdk.-i~ 1 OIPII yaitu: i : besar jarak i n t e r v a l kelas c . j u n i l a l ~<lk(:)t !t.r!i~~ggi (19) b : jumlah s k o r t e r e n d a h (5) ~ Tabcl 4. . . - - .- .. .- - ~ ... . .. . . .. BAB 4 / Metode dan Teknik Riset M ~ t i g a s Bencana i - 45 .,- , P c n ~ k ! a s i f i l : ~ s i ~tingkat n k c r e n t 11.111 b , , ~ ~ j dilakukan il pada hasil a k h i r a p l i k a s i m o d e l p a d a d a t a a t r i b u t SlG. Llari p e r s a m a a n di atas, maka Interval tingkat kerentnnnn hnnjir rlnpnt dilihat p n d a k : j u n ~ l a lkeias ~ v a n g cliinzinkan (3) kvrentanan banjir 7ona P~vlrnllnvan,k e r n i r i n ~ s n \ - 4 A W ois Padang Runiput Hutan Iahan GEOGRAFl BENCANA ALAM # I I 11 -1 I 3 --. . --- '1 I- - ..'I? .t-*...-. c2 ,4 r- .: f *3 1 - 4 J J !! j .. '> r: .- 6 t;' I M 1 - -1 1 A .-?O 5 '! p 2' ? T 3 3 a U ' r.: lo,:,y or. 4. Analisis Kesesuaian Lahan untuk Perrnukirnan Bebas Banjir Selain penentuan zona tingkat potensi kerawanan bencana banjir, mitigasi bencana banjir juga dapat dilakukan dengan penelitian tingkat kesesuaian lahan untuk permukiman bebas banjir, ha1 ini disebabkan karena permukiman merupakan indikator utama yang harus diselamatkan dari potensi bencana banjir. Analisis data untuk mengidentifikasikan kesesuaian lahan untuk permukiman bebas banjir dikembangkan berdasarkan USDA (1971). Perumusan zona tingkat kesesuaian lahan untuk permukiman bebas banjir dilakukan dengan GIs Arc GIs 10.1 (Hermon, 20 12). Tabel 7. Kriteria Kesesuaian Lahan untuk Permukiman Bebas Banjir Simbol Kriteria Kesesuaian Lahan u n t u k Permukiman Harkat Skor 1 Peta Tingkat Potensl Bencana f PPBl Rendah 1 3 PPB2 Sedang 2 6 3 9 1' i t i PPB3 Tinggi Peta Lereng ngat Curam iring- Curam Peta Tanah - P; : ~ o t i z o l s .A n r l i s n l s sols, 5podosols, u~sisols Histosols i PB1 >50% volume tanah Banyak 1 1 PB2 15-50 % volume tanah Sedang 7 2 4 5 % volume tanah -..- r . . - - - Tanpa-Sedikit 3 3 PB3 n-*- -T:--t--. I ' a . *. .1llw..\01 I I,,.. ! PE1 Rahaya erosi tirleei Erosi Berat 1 1 E PE2 Bahaya erosi rendah-sedang Erosi Sedang 2 2 PF? Rahayz crczi rcr?d,?l? Erosi ! ? ; n ~ ~ n .3, i Sumber: pdu'dnpmedia.com (2012) r-c<? r,,,n!lr,vn - 1 - - - Surnber: USDA (1971) r l ~ r n o r l ~ f i ko al ~~~Hprrnnn h (7017) G a r n b a r 15. B a n j i i di Kuranji K o t a Padang (2012) . - -50 -=h GEOGRAFI BENCANA ALAM --....- - ----- BAB 4 1 Metode dan Teknik Riset Mitigasi Bencana ----.-- ----. 1 51 Analisis model kesesuaian lahan untuk permukiman bebas banjir (Hermon, 20 12) adalah sebagai berikut. PFB = PE + PB + PT + PL + 3 (PPB) PFB : Permukiman Bebas Banjir PE : Peta Tingkat Erosi (Bahaya Erosi) PB : Peta Sebaran Ratuan PT : Peta Tanah PL : Peta Lereng (Kemiringan Lereng, %) PBB : Peta Bahaya Banjir 5. Tingkat Bahaya Bencana Banjir Bandang Banjir bandang merupakan satu bahaya alam (natural hazard) yang terjadi pada kawasan Daerah Aliran Sungai (DAS) dengan kecepatan aliran yang dapat merusak daerah yang dilaluinya. Penelitian tingkat bahaya banjir bandang, dapat dilakukan melalui penelitian pemetaan dengan analisis citra satelit (Landsat) pada kawasan sepanjang aliran sungai. Tabel 8. Hasil Perhitungan Interval T i n ~ k a tK ~ w q ~ r a i aLahan n untuk Permukiman yang Bebas Banjir(Hermon, 2012) Interval Zona II 11,6-16,2 >15,2 !II Agak Sesuai untuk Perrnukiman Tidal. Scsual untuk Pcrmuklman --.. - .~ - .. -- - K O ~ P~nnhitvrno3n . Intnn,*l ~ n c n r ~ ~ , i ,!,hqVc ,,n+l.L n..--..L:-.... . - - - -..- n-.-:;- -. nr.l. .,. L- - I . . - i , memasukkan skor pengkalian pada rurnus Hermon (20 12j, menjelaskan bahwa zonasi tingkat kesesuaian Iahau 1int11lr ~ern?,ukimzn yang bet.3~Sanjir Terdiri aras tiga (3) zona: a. Zona A: sesuai untuk permukirnan: tidak acla sama sekali bahava bencana baniir vang meneancam pemukiman n~asyarakat. I. Zorltr B: agak scsuai untuk pcrrnukiman: pcluang terjadinya bencana baniir 1 kali dalam 5 t a h u n vang m e n i m p a permukirnan rn2sy3rakat. Gembar 16.Banjlr Bandang Pasarncln (2012) b<eur,jiji~l!anpern2kaix-1Cicra Lnndsa: ur,ruk ana!isis tingkat bahaya banjir bandang disebabkan karena Citra Landsat 7+ ETM dapar rr~erekambebcrapa pararnetrr tentans kerawanan rerharlap bahaya banjir banclang, sepcrti kerniringan Icrcng, penggunaan lahan, bentuk lahan dan kelembaban tanah vang dianalisis rlrnzan m ~ n g g i i n a k a nF 9 n A . C ?t?uF?. a.Iqpr. u e r r ? i r i z c a--v - n l-.--,*\-diperoleh dari mode! tiga dimensi daernh pcnelitian. Sccara .. . . . ..-1!!1 s ~ . ! t '!ii d l i d F.c~1111 I!i!:arl ~ C ell:: I nier~1:3;1K;1n penurunnn narl modc! :iga dimci~si.Xlodcl tiga climensi diperole!~i l a i a~laiisis peta kontur, yaitu mengubah garis kontur menjadi data Digital &3 .. . 8 , permukiman masyarakat. e'm 52 ---- GEOGRAFI BENCANA A L A M -- ----.--- -- ---..-. - -..- ----------. - --. -. . -- BAB 4 1 Metode dan Teknik Riset Mitigasi Bencana --~.- - - -. -.-------.- .------.-.- ~. - 6.;.; : ~- 53 I Elevation Model (DEM). Dari model tiga dimensi ini juga dapat diturunkan informasi kemiringan lereng, dan dengan digabungkan dengan informasi pada citra dapat juga diperoleh bentuklahan daerahpenelitian (Hermon, 2012). Scrrnber: 4a:kus.co.rd (2i)l~: Gambar 18. Banjir Bandang A m b o n (2013) I ..- I - . t - : I .. - .. . i~cls-'t.-t-e--9eks-?-- q..,.31,.,~. ..-A t ..---- A $ - .-.-,-,---, \ , 1 Gambar 17. Banjir Bandang Kuranji Kota Padang (2012) TBB = ( B l x 0 . 1 5 ) b i + (B2x0.19) + (B3x0.32) + I I ~ ! ? 4 x - O . ~ &) i ( R 5 ~ 0 . 7 1 )i1:T77~(-0:15)j (gcrmon, 251 3'! Ketet .i!lgarl: B 1 = Landsat TM band B 2 = 1,andsar T M hand E 3 = Landsat T M band B 4 = Landsat TM band B 5 = Landsat TM band w 7 = Landsat TM band U , I Mitigasi bcncana banjir bandang sccara pasif juga harus diiakukar~r ~ ~ e i a l upenyidikan i yang [erst! uktur de11gan nietodernetode penelitian yang berbasis keruangan dengan out put petapeta. Peta-peta yang ciihasilkan dapat digunakan untuk acuan pelaksanaan mitigasi bencana banjir bandang secara akti f, ha1 ini batasan kawasan potcnsi bencana banjir bandang dan batasan k~nrnsane v ~ k u a s jelas i dan rnxdah diaplikasikan pcnzcnasiannya di lapangan. B. Riset Mitigasi Bencana Longsor 1 2 3 4 5 Bencana longsor adalah peristiwa atau rangkaian peristiwa yang mcngancam dan mengganggu kehidupan dan penghidupnn masyarakat yang disebabkan oleh bergeraknya massa tanah dari puncd: lercng ke barivxh lereng sehingga rnengdibatkm tirnbulnya 7 Lorhin iixari L~riiniqnh3rtq hp0r-l~ rnlnlicil L ~ q i c - t t i linnjrirnn~n n L dan darnr)di. pslk.oiorls. seciancrkan rrllLlt?asl bencdlia ionesor merupakan serangkaian upaya untuk mengurangi risiko bencana longsor, baik melalui pembangunan fisik maupun penyadaran I p?!? 54 - GEOGRAFI BENCANA ALAM .---- -.. -- - - i - -- .- BAB 4 1 Metode dan Teknik Riset Mitigasi Bencana -- .---.---------- =-, ---- .--- v 55 dan peningkatan kemampuan menghadapi ancaman bencana longsor. Selain itu, tipologi kawasan rawan bencana longsor adalah klasifikasi kawasan rawan bencana longsor sesuai dengan karakter dan kualitaq kawasannya herdasarkan aspek fisik alamiah yang menghasilkan tipe-tipe zona berpotensi bencana longsor (PVMBG, 2007 dalam Hermon, 20 12). dilakukan melalui pertimbangan-pertimbangan pada aspek-aspek penggunaan ruang yang didasarkan pada perlindungan terhadap keseimbangan ekosistem dan jaminan terhadap kesejahteraan rnasyarakat vang dilakukan secara harrnonis, vaitu: penilaian pada struktur ruang dan pola ruang pada kawasan rawan bencana longsor sesuai dengan tipologi serta tingkat kerawanan fisik alami dan tingkat risiko, serta menjaga kesesuaian antara kegiatan pelaksanaan pemanfaatan ruang dengan fungsi kawasan yang telah ditetapkan dalaln rencana tata ruang wilayahnya. Hermon (2012), menjelaskan bahwa penelitian mitigasi bencana longsor dapat dilakukan dengan penelitian tingkat bahaya longsor yang berbasis keruangan dengan memanfaatkan SIG sebagai alat analisis. Pendekatan keruangan dapat dilakukan herdasarkan pada kriteria yang dikembangkan oleh MAFF-Japan ,- . ,~-n ?JtY0: a r t , , : ~ - , i , : , ; ! A ~ N :.,:I.,,, : . r i ~ ~ . ~ ~ ~ - : ~ n a : > ? ; \ - ; i ~ ~ ! ~ ; ; r ; ~ ~ dilakukan dalam pengumpulan data penelitian tingkat bahava longsor Mode! PdillT-Japan (Zain, 2092) adalah: ! P e r u m u s a n n e t a nenacrunaan I s h a n . R u m u s a n p e t a penggunaan lahan dilakukan berdasarkan pada interpretasi Citra Landsat 7 + ETM dengan alat analisis ERDAS 8.6. Klasifikasi penggunaan lahan dianalisis dengarl teknlk supervised classification. s c h i n ~ ~ dirurnuskan a cnam po!a penggunaan lahan sementara, yaitu: (1) hutan, (2) kebun campuran, ( 3 ) semak, ( I j lahan terbuka, (5) sawah, dan (6) pemukirnan. Survei lapang dilakukan untuk mengoreksi hetepatan clan keakuratan hasil analisis citra dcngan CPS, sehingga d i h a s i l k ~ n~ o l apr.nqcylnaan Iahan v a n g t ~ p a t dan akurat untuk dijadikan scbagai peta penggunaan lahan iokasi peneiirian. 'u'nruk rnengeiuarkarl cia~aurribui-11yd dianalis~smelalui tooIs Vector (raster t o vector) dan dianalisis I Gambar 19. Longsor di Kenagarian Sungai Batang IV?n;nj;r~! ,4gam (.!131dtj Myesrer e t nl. (1997) dan PVMBG (2007) dalam Hcrmon !7nI?), r n e n j ~ l a s k n nbah1:n ndn 2 !dun) p e n d e k n t a n unr~lll: melakukan penelitian tingkat bahaya longsor, vaitu: (1) pendekatan rekayas.1, dilah~tkaiiiilcia!ui pcrtimbarlgan-pcrtimbangan pada aspek-aspek rekayasa geologi dan rekayasa teknik sipil. Rekavasa ~colozi~7i-1itu melalui keginran p n g a m n r n n yang berkaitan dengan qtrllkt~~r, ieniq hatiian nrnrnnrfnlnni tnnnnrlfr, ?~nhidrnInni+ln . > c i ~ r dI bI I I L I ~~ I L B Y ,V~ ~ I I Kc i ~ i c ~ ~ ~Ge~icd~i k d ~ l i kd11a11 cevive~(Siwi e.31962-1990) atau kajian yang didasarkan pada kriteria fisik alami dan kriteria aktivitas manusia, dan (2) pendekatan keruangan yang 7 7 . / 7 VOTII I ? n t ~ r + r l p n ,I n?n t - l___ ---. IGrlr- 2 3 \4rnrlrr~tC r 1 r 4 ~ c dri t 0 ! 13nnfi'i proses pengolahan citra menggunakan perangkat anallsls ERDAS 8.6, yang mencakup: (1) koreksi radiometrik guna ~ .z- p!!~, , 56 GEOGRAFI BENCANA ALAM -..- .- (1IC A r r -- -l_-__---_ _ . ~ - - .---- -.- -. -- .-.- --- , --.- -- .- . . BAB 41 Metode dan Teknik Riset Mitigasi Bencana - - -- - - -- -- ---. --- 57 meminimalkan pengaruh tutupan awan, (2) koreksi geometrik untuk standardisasi citra ke dalam standar geodetik peta rupa bumi, (3) interpretasi dan klasifikasi jenis tutupan lahan, dan (4) konversi data citra ke dalarn format vektor. Dari data yang sudah diperoleh dilakukan analisis dan simulasi model dengan perangkat analisis Arc Mew 3.3. 2. 3. 4. Peta Bentuk lahan skala 1:50.000 dianalisis dengan GIs Arc View 3.3. untuk mengeluarkan data atribut-nya. Peta Jenis Tanah skala 1:50.000 dianalisis dengan GIs Arc Vim 3.3. untuk mengeluarkan data atribut-nya. P ~ t aCurah Hujan ~ k 2 l a1:5O.O(lQ clian2liqiq cl~nz;lnGTC Arc View 3.3. untuk mengeluarkan data atribut-nya. 7 -. Geo!c.ci skala 1:50.000 d:malisis densan G!S Arc l/icLc, 3.3. untuk rneneeluarkan data atrihut-nva. 6. Peta Lereng skala 1:50.000 dianalisis dengan GlS Arc Viav.3.3. nntuk mengeluarkan data ntribut-nyz. 7. Dari data yang sudah diperoleh dilakukan analisis dan simulasi model dengan perangkat analisis Arc Vim 3.3 (Suwedi et al., 2006). Zonasi tingkat bahaya longsor dilakukan dengan simulasi model Ministry of Agriculture Forestry and Fishery-Japan (Hamazaki dan Gesite, 1993; Zain, 2002; Zain et al., 2006), yaitu: 'eta Peta Administrasi skala 1:50.000 dianalisis dengan GIs Arc View 3.3. untuk mengeluarkan data atribut-nya. Langkah-langkah analisis untuk perumusan zona tingkat bahaya longsor model MAFF-Japan (Zain, 2002) dalam Hermon (2012) ada:ah sebaeai berikilt. 1. Peta penggunaan lahan diperoleh dari proses pengolahan data citra menjadi data digital. Proses pengolahan citra menggunakan perangkat analisis ERDAS 8.6, yang mencakup: (1) koreksi radiornetrik guna meminima!kan pengaruh tutupan awan, (2) koreksi geometrik untuk standardisasi citra ke dalam standar gcodetik peta rupa bumi, (3) interpretasi dan klasifikasi jenis tutupan lahan, dan (4) konversi data citra ke dalam format vektor. Menganalisis dan mcrumuskan data-data digital dari bermacam peta dengan GIS Arc View 3 . 3 . a. Pets Curah Ilujan sl.a!<l 1.50.000 b. Peta Eentuklahan skala 1:50.000 c. Peta Lereng skala 1:50.000 ci. Peta jenis lanah skala 1 :5U.C100 Peta Genlnni skala 1 -r;n nnn P Gi I P LU S ST G I I ~ I J ~ : : Curah Hujan; Lahan; : Lerenq; :Jenis Tanah; : Tipe Geologi; Li-' : S C I I Li aLi l aI1~1 TBL : Tincrkat Bahava Longsor : Penggunaan Analisis data dilakukan d e n p n GTS ynz tcrdiri d2ri cm?nt tahap, yaitu (1) tahap tumpang susun data spasial, (2) tahap editing data atr-ihut, (3) taliap a ~ ~ a l i stabulcr, is d311 (d) p r ~ s c ~ ~ t a s i grafis (spasictl) hasil analisis. Metode ynng digunnknn dnlnm tnhnp analisis tabuler adalah metode scoring. Setiap parameter penentu tingkat bahava longsor diberi skor tertentu, dan kemudian pada setiap unit analisis skor tersel->utdijumlahkan. Hasil penj~~rnlal~an -1 ..+-,..l I . . - 1 . -..... -JI: .l.-CL-1;,l.*.-,.~:i;lc l . ~ - : l . - .L. , ......, 1 ... ,. . . . . I . ~ . -. ., .-. a:.. .;-.,,.I L A , , < . U.ILU.. A,.< I n n y n r K i n q i t i k n ~ it)ncC-at hnhny! * l , i l l L l l L U I . C L , I L"I*L,.C'L. ~ L L I . L ~ U J !cr?gscr hcrdls?rl.3.n J l - ~ r ~ ! ? h skor parameter longsor. LIF @T- 58 GEOGRAFl BENCANA ALAM ------ BAB 4 ( Metode dan Teknik Riset Mitigasi Bencana -- . -"**- . ...* - .. _ ' 59 I -,_.-_IC_ Tabel 9. Harkat Kriteria Tingkat Bahaya Lonsor MAFF-Japan (Hermon, 2012) No 4 Unit M a Unit Model Jenis Tanah Skor Kriteria Curah HL I .-- ,> Harkat Skor Histosols 5 10 Ferralsols 3 6 Gleysols 5 10 Acrisols 5 10 Lithosols 3 6 Podzols 2 4 Andosols 3 6 .L nnn --.. 5 Lzhar: ( I :DC! Tipe Geologi L3CIzncan k c Tarnan Kuburan lnrl~j~tri 2 4 5 10 Alluvium 1 1 Pleistocene, endapan sedirncn 2 2 P!:#:,*:,T~, . 1 Pleistocene, endapan vulkanik 2 2 Miocene, batu kapur 3 J P G , < ~ ~ Z 5&; d : i X ~ p ? 3 9 Material Vulkanik Muda 1 1 Sawah (2 kali daiam setahun) + 12 Material Vulkanik Tua 3 3 Sawah (satu kali dalani setahun) 4 12 - 6 - - - Bentuklahan Per,kebcrnar! Paclang RumPut . - . . Penggunaan Regosols ~;IYJWIU~O~ industrial Estate Kebun Lampuran 2 Kriteria Kawa 4 Miocene, Vulkanik - - -- - . - -Zona Dataran Rendah Pantai 3 5 5 Zona Dataran Rendall 5 5 Zona Dataran Tinggi 3 3 Zona P~rbukitan,kernirinean<lS% 4 4 Zona Perbukitan. kernirin~an,=40% 2 Z Zona Pegunungan, k~rnirineancl59;; 3 3 Zona P e ~ u n u n ~ akernirin~anz=15% n. - <40% 2 --- - 3 12 Laban (Ti 7n-7 P n n i t v ~ f n o n nkomirinnnv\-/ln* ~ ~ ~ ~- 1 ~ Surnber: MAFF-Japan (Zain, 2002) dalom Hermon (2012) 7 GEOGRAFI BENCANA ALAM ---.-. - - -- BAB 4 1 Metode dan Teknik Riset Mitigasi Bencana ----- -. -* 61 I I Mengingat I l m u Geografi m e r u p a k a n ibu dari ilmu pengetahuan (mother of science), maka bahasan bidang ilmu dalarn geografi selalu bersifat makro dan global dalam konteks ke lingkungan (environmental/ecology) , keruangan (spatial), dan kewilayahan (region). Berdasarkan ha1 tersebut Ilmu Biogeografi dikhususkan rnembahas penyebaran, interaksi, dan adaptasi hewan dan tumbuhan dalam aspek kelingkungan, keruangan, dan kewilayahan. Kaitan antara hewan dan tumbuhan dengan lingkungannya dipelajari daiam ilmu ekologi. Ilmu ekologi ini dibahas dan dikembangkan dalam perspektif ilmu geografi, s ~ h i n g g asecara otomatis kajian hewan dan tumbuhan juga dalam konteks keruangan dan kewilayahan. Dengan demikian, terjadi sintesis ilmu ekoloei menuiu ilmu biogeografi yang bersifat kompleks dan menghasilkan bidang-bidang kajian yang dibai~as --.---?. .,-"..+,...+-.- L - .&>. .. A-.s-,- -.. ..,,.. ? ..,,,,, ",,Vr-7.,,4 3 , I 1 #.',< . ,487. membuat rumah tangga tersebut dapat dihuni. Dalarn hal ini ekologi mengandung makna zdanya hubungan timbal balik antara makhluk hidup (biotik) dengan lingkungan (abiotik). Eko!ogi merupakan ilmu/ studi tentang kehidupan dalam rumah tangga lingkungan dengan penekanan pada keseluruhan pola hubungan antar; makhluk hidup dengan lingkungan. Levels of organization . 1 ~ k ~ , t < i cst l* d : ~ ~ ! i ii - i j ' i . i i @ i i ! < & ~ P . I , , C , Ruang Lingkup Ekologi : I ~ i i iZ C Z t Z : ; z .I - .1 - 1 ] , \ t . l [ $ - - i ~ i !vtqiij~di - ~ ~ n ~ fii!2i.-ni!ni di ,\I "^'"'""""" o , ~ a c t ~ > ~ a3 ~ t ~ (power) dan menuiu pada gerakan snsial baru (ncw social movement). Berdasarkan perkembangan tersebut dan mulai rusaknya sistemsistcm cl.:n!ngi J Y I ~ ~ tJr, r h l ~ k t ihnnynknvn kcmsnknn ( l . i ~ 6 i ? l p r ~ i t ~ ) . sehinsga kcseimhangan alam rerpanggu, maka disepakati ekologi menjadi suatu ilmu (sience). Eknlncqi hcraqal dari kataoicos (rumah) dan locos (ilmu), S e h i n ~ ~ a ekclogi mempakan ilm~!tentans rurnnh. Ekologi juga dikatakan ilrnu n . .. . ..1 . ....-,._ J : -:,.:I.,, i t ' l I i i ~ i i Qii.c!!i?d:j , ,. .,.... L-I-..n-.? ._..-LI.I a d ~ ? "rnd;';;!u'c: hi?::~ dnn !Ingkungn jrmg ~ a ! i n gh ~ r i n t ~ r 3 k ~ l . Ekologi merupakan ilmu rumah tangga lingkungan yang meliputi selunvh r n a k h l i ~ khidup dan seluruh proses-proses fungsional yang 7 (.iii:',!:.t 1 O , ~ ~ ~ . I . . A L A C . , ~ A.ur,,LLI, . ~ . GEOGRAFI BENCANA ALAM LLL.,L-.I Ruang Lingkup Biogeografi Gambar 21. Ruang Lingkup Kcljian Ekologi dan BiogeografI Lc)~cv~ m ~ jmi 2 a ia11~q ~ tentmuo arimya -.. -- rnCnlli>si r -----'r ~ i r l . n . ~ p a3 1k1 !cc!:~~'ZF~Z alarn yang tergolong tidak merupakan penpetahuan ilmiah, tetapi trrzolnnz pndn ilhnm. pencerah. filsafat. nilai dan nnrma. D r n ~ a n adanya perkembangan masyarakat menuju pada masyarakat modern, I>!I:I!-J~!!(IIb . t ' j ! i C I L ~ f > . . j l ) Universe llryn A. Ilmu Ekologi sebagai Dasar llmu Bioqeoqrafi Bencana Aiam Tr. ~alyl-> S"'"svyRms I- - b* kumpulan dari makhluk hidup-makhluk hidup sejenis yang hidup yang ada d a n hidup pada s u a t u wilayah t e r t e n t u . Secara sedcrhana, ei.:ologi scia!u mcmbahns tcncang ckosisrcm, )'37g m~rlipakanc l l a t i i sictcm di maria cli dal2mnya terdapat interaksi antara faktor-faktor biotik dan abiotik. Sedangkan tempat beropcrasinya ekosistc::l clil.cri~l Jcngan Liosfw. Siht-sifat suatu ckosistcrn adnlgh: (1) terhukn, (2) memhutuhkan makanan atau bahan hakar untuk memperbarui energi clan materi yang habis dipakai. ( 3 ) m e n ~ a n d u -n eseiumlah . subsistem, (4) mempunvai l i r ~ l ~ r ~ n zsirnl)intik, an parasitik, atau kornensalistik baik dengan i $ 1 . . . .. 1 .. . ... .: . .,..- , I - : -,+:T. J - , / r \ +,,A,,,+ r.... I l . ? L \ . , 1 ' I,,<,L,,\ l l l l l U V U I . CtC.,+L,.1 c " . ' L C * I I .Ir,r..l.. UU.. r ' z ! n z !innl,!iqn?i>, r-qnn lrrI!?.:yih DL--' D L * ' L * - ~ r(2p -. ' \ - , L'_.-._ tr/rtPnt?l <\Virakr~siirn~h~ 2003). -->--- .:-.- BAB 5 1 Kajian Biogeografi dalam Mitigasi Bencana Ekologi AL--.--.-. *. . ...-- -. - -- .-.---- -.- . 65 Ekologi dapat dibagi atas dua, yaitu: autecology dan synecology. Autecology merupakan ilmu yang mempelajari hubungan antara satu individu dengan individu lain dalam lingkungannya. Sedangkan, Synecology adalah ilmu yang mempelajari hubungan antara beberapa individu (unit individu) dengan lingkungannya. Selain itu, berdasa~karl pada jenis lingkungan dan habitat (tempat hidupnya), ekologi dapat dibedakan menjadi ekologi laut (marine ecology), ekologi air tawar (fresh water ecology) ekologi daratan (terrestrial ecology). Berdasarkan makhluk hidupnya, ekologi dapat lagi dibagi menjadi ekologi populasi, ekologi komunitas, dan ekologi ekosistem. Sedangkan berdasarkan jenis individunya, ekologi dapat dibagi alas ekologi hewan dan ecology tumbuhan. penting berupa konvensi tentang biodiversity (CBD) yang ditanda tangani oleh 158 negara. Hingga tahur! 2000, konvensi tersebut telah ditandatangani dan diratifikasi oleh 180 negara, termasuk Indonesia. Adapun tujuan dari konvensi biodiversity tersebut adalah melestarikan dan mendayagunakan secara berkelanjutan biodiversity dan berbagai keuntungannya secara adil dan merata dari hasil pemanfaatan sumber genetika tersebut, alih teknologi yang relevan serta pembiayaan yang mencukupi dan memadai. Herrnon (2010) menielaskan h a h v ~ ahinllilt~rritlrr n e r ~ - ~ ~ ? L ? n istilah yang sering kali dipergunakan oleh para ahli biologi , . .. .. . , . ir,,...-,.....--. .--A- -- . - @ - - I - - . u d L ~ ~ . v n. 1 . ~ u vr v t~ - t tr a c. r , . , r r , I I I. v \ r r r ~ ~ t O s L L~1~i Vl t f > I L j 1 d l d U UlUCIlL'C??,11)') m e r u p a k a n istilah yang d i g u n a k a n u n t u k m e n e r a n g k a n keragaman ekosistem dan herbagai bentuk variabilitas hewan, tumbuhan. sena iasad renjk dj alam. Denyan rlemi t i n n h i n r l i ~ ~ ~ r r i t ; mencakup keragaman ekosistem (habitat) jenis (spesies) dan genetik (varietashas). Konvensi tentang biodiversity (Convention on Biological Diversity,CBD)mendefinisikan bahwa biodiversity sebanai variasi vans terdapat i l i a n t a r a r n a k l ~ l ~ l~>ki r i ~ ! pd?ri semua sumber termasuk di antaranya ekosistem daratan, lautan, dan sumber ekositcm perairan lain, serta kornpleks-kornpleks ekologis yana merupakan bagian dari keanekarapamannva. Tni mlncakup keanekaragaman cli dalanl spesies, di antara spesies, dan eknsistem. Dengan demikim, definisi hindillcrtity terscbrlt secara luas dipergunakan untuk tiga ( 3 ) tingkatan dari organisasi bioiogi, yairu keanekaragaman genet~k,speses, dan ekosistem. Meneineat nentinonvl hindi~r~vcittr h~criI r ~ h i r l ~ l ~ r n qqnn ~ r r A; i ~ pcrm~!;;i; !,~~ni;, Lciidkd L i J r i ~ l L1 1 i e i ~ s ~ d l i k d 1 1s1d1~~ld~ d~peri~rknn at Konferensi tentang lingkungan dan pembangunan PBB di Rio d e Janeiro pada 1992 telah menghasilkan satu (1) dokumen GEOGRAFI BENCANA A L A M --_.. _ I . _-_-_-_____ ._-.__I- -._._ __-_I____ _- wbagai K O I T I ~ U ~ I i~i It aI r n a daiam Ekoiog~ Garnbar 22. 2lcdivc;;i:): * an . djn t ~ ~ ; L l l ~ a m n y ~ ckosistern k e dalam aeenda politil: sehg~aic i l a t l ~ma.sa!l~!~ sl~rn??e~ daya merupakan prioritas yang harus dilaksanakan. Piagam Riini? 11nr11k A l n r n , j r m g ditcri!l~nPOI3 p ~ l c l abulan Olctobel- 1982. merupakan suatu lanykah pentiny rnencnpni t1.1juanin;. Pcrnerintah harus mempeialari dan menerapkan hasil kesepakatan yang tertuang dalam "Konvensi tentane. Biodiversitv" yang menvatakan spesies d m licbcragaman genetik selw~aiw;lriwrl bersarna. ~ v ~ ~ ? I - ~ ~ I ~ ~ II r~ ~I l. :!l ~c :.I> ~: t.~>: ;! -IL I T I > ~ R - ; ~ T rclll> II I,, 8 . .. I . I ~ L , I1 ~- r c ~ L c ~ P . I !4!1 . 1 5\ V , L ! I ~ . . I I I l3rrS;lma lru t1GaK I~CTartl !?;!1'. intcrn?-.ionnl jug2 bci;;f,ii k ~ ~ : c h i iclliddclp if ~ U I I I ~ Cddya I tertentu dalam suatu negara. Pendekatan ini tidak mencampuri saeasan kedaiilatan naqio~al.. 4 k m ret2pi ini Scrrnakna bahwa BAS 5 1 ..*. .lwj Kajian Biogeografi dalam Mitigasi Bencana Ekologi .- . 67 suatu negara tidak akan dibiarkan sendirian dalarn melindungi spesies-spesies yang ada dalarn batas-batas nasiondnya. Konvensi ini perlu didukung oleh suatu rancangan finansial yang disokong secara aktif oleh masyarakat internasional. Rancangan ini tidak hanya berupaya untuk menjamin konservasi sumber daya genetik Sagi semua bangsa, namun rnenjarnin bahwa bangsa yang memiliki sumber daya tersebut akan mendapat bagian yang adil dari setiap manfaat dan penerimaan yang diperoleh dari pengembangan sumber daya tersebut, sehingga sangat mendorong kegiatan konservasi spesies pada setiap n e p r a . Rancangan juea dapat berupa suatu Dana Perwalian (Trust Fund), di mana semua negara dapat memberikan sumber daya pada negara lain, dengan catatan negara penerima sumber daya tersebut akan memberikan sumbangan dana yang sesuai dengan nilai sumber daya yang l,i-.r.. rerr,erintz)l T?PC?TI-Z?PZ~~? xr3ny c!i:m'.i!zw. !?c?r=nr! memiliki kawasan hutan tropik dapat menerima sumbangan dana untnk terns melakukan konvrv;rci hutan. A- W W C r B - m-FnnnnplOn ~ ~ W - W ~ T ~ T H K TethnOlowInc TR In bQ WfSIW mmm-OMm011O r n ~ F E m l l Surnber: (trustn~t.corn,2012) Cadan-badan pembangunan il~ternasional(Bank Dunia dan bank-bank utarna lainnya), badan-badan FBB, d m badan-badan bilateral harus memberi perhatian yang iuas dan bersistem pada berbagai masalah dan kesempatan konservasi spesies. Meski pun perdagangan internasionai daiam aiam asii dan produk-produk alarrl a ~ l ic~-!ltnph ~ s 3 . rs2mpsi ~ szat ir,i ni!ai ekoncn?i yang terkandung dalarn keberagarnan geneti k dan proses-proses ekologi i i l i 11131t1t11 nirncl'apat 1lr.1llal ;ill! l ~ r ~ r i c 1 1Ti!~c.laka!l-ri!~claE:a~~ 1. yang dapat diambil mencakup analisis dampak lingkungan dari proyekproyek p~mbangunan)Tang perhatian uta,manya pada habitathabitat spesies dan sistem penvanyga kehidupan, identifikasi kawasan yang mernpunyai kepadatan spesies luar biasa dengan A,,--:-+ ;ndc;;zi;mc :iaggi dzn i i i ~ i i g h a d ~ pzncaiiiaii i besal; si-rta Dana yang diperlukan u n t u k mcnjalankan konservasi yang efektif sangat besar. Kebutuhan konservasi hutan troyik memerlukan pembiayaan sebesar $170 juta setahun selama sekurang-kurangnya iima tahun (Hermon, 2 G i O j. Seiain i t u d i ~ ~ r l n k a!agi n k~giatan-k~giatan knnservasi rli Iliar kawasan yang dil~ndungi,pengelolaan alarn as11 (wlldlijej, daerah-daerah rc ~ I ~ : P V V I ' ~ T ~ M P I I I , karnpanytl prndidikar~,dar. lain scbagainya. Pendekatan lain yang biayanya lebih ringan adalah konservasi cadangan Sen yang sangat penting melalui "kax~lasnnkonservasi genetik" di negara-negara vang memi liki kekavaan biologis. Kegiatan semacam ini banyak yang dapat dikerjakan oleh organisasi masyx&at d a i Sad=, anon ~cmcria:zh !nlz;'.yz. ,,,,,,,,, kesempatan-kesernpatan khusus u n t u k nlengaitkan kor~servasi c p c s ~ c sdcnean h n n t l i a n ~~rnhancl11n~3n. - GEOGRAFl B E N C A N A A L A M - I - - - . . .. B A B 5 1 Kajian Biogeografi dalarn Mitigasi Bencana Ekologi . . . ... ... . ~ - 69 C T R mendapat perhatian selayaknya. Selanjutnya, pemerintah harus mendukung dan memperluas program pendidikan rnasyarakat, agar masalah-masalah spesies mendapat perhatian selayaknya dari seluruh masyarakat. Setiap bangsa memiliki sumber daya terbatas dalarn kaitannya dengan prioritas-prioritas konservasi. Dilemanya adalah bagaimana memanfaatkan sumher daya ini s e e f i s i ~ n mungkin. Kerja sama dengan negara tetangga yang rnempunyai spesies dan ekosistem yang sama dapat mengefisienkan program dan meringankan beban biaya bagi inisiatif regional. Secara lokal, pernerintah perlu rnengikuti pendekatan baru yaitu dengan mengantisipasi dampak kebijakan yang diambil dalarn berbagai sektor dan mencegah konsekuensi-konsekuensi vang tidak dikehendaki. Pemerintah harus meninjau kembali program-program di berbagai bidang seperti pertanian, kehutan?, dan permukiman yang mungkin rnerusak dan menghancurkan biodiversity. Pemerintah harus bisa menentukan berapa banyak kawasan lindung yang diperlukan, terutarna dalam kaitannya dengan kemampuan kawasan itu dalam m e m b a n t u tujuan pembangunan nasional, dan membuat ketentuan-ketentuan lebih !anjut untuk melindungi cadangan gen (varietas primitif) yang rnungkin saja tidal: terlindungi o!ch kawasan lindungkonvensional. Selain i tu, pemerintah per1u melaksanakan dan z i , c m p c r ~ ~S a~ Ts A ~ ~ Z ! ~,,~!!ng ; ; ; i ~ i ~ ! . -. ! \ , : ! - ~ g ~ ~ ~ ! ~ ~ ! > - > . ~ b\rafiar ~ l :bu ] ~ ~ ~ : , mendesak antara lnin r n e n c a k u ~~ c n e c l o l a a nalarn asli clan Kawasan llndung secara lebih baik, pcrlunya kawasan lindung non konvensional (seperti pos-pos ekologi yanp, rnemperlihatkan krberhasilan di Rrazil), provck-pro~rel;ka~vasanperburuan dan - ,- I I ---J---.dA- + ,d+,,.-AL* -p ~ .- - 1 ~ ~ ~ i ~ c Lud!d i r \ a ~ I l 1. 111u1d. .. n . - I ~ L ) U ~ I VI I I S I I I I , Thailand, dan Zimbabwe), promosi pariwisata cagar alarn, upava ~encegahanpcrburuan tanpa izin frnrsklpur? hnnyn relntif ~ r d i k i t spesies vang terancam akibnt perhuruan gelap ini, dibandingkan ri~nnqn -l.:L,l; I.-.. ss.I ~!lil,l:'t TI, ,Lt<,-l: nasional, seperti vnng t ~ l a l idisiapkar~di Iehih dari 25 liegar-a, d-1pat menjadi alat penting bagi pcngoordinasian program-program krrnscrvasi d?n y e r n h n n g ~ l n n n . - 3 . h L . .A t,v,-,,- L C I I L 1 I L. , , I , ,,,,I, 11, 4 0 1 - 4 r ~ 1 l l ~ ~ ~ Tindakan lnin y a n s dnpat dinmbil pcmcrintah u n t u k n ~ e l ~ g h a d a pkrisis i punallnya biodiversitj~adalah melakukan konservasi soesies dalam perencanaan tata stlna l a h 2 n rlan percncanaan sccara ekspl i s i t caclangan rnl~wl!l;l..ya genetik mereka d-,lq- ";,-t*. .. . . . . . 1 :,.: * , i n 'iiri*.iih.d.ii sl_r!?l'_.crd3!-3 :i!:;r? d c ~ g l n mcmf:3ku:!;r?n - . -..,,- ,,,,,,,,, -;-,--*- !.. ~ , 7 . . ~ 1 ' r1 s i~ i I tlenyan s~srernp e n i l n i ? g perhatian pada spesies-spesies yang bernilai tinggi namun belum GEOGRAFI R F N C A N A A L A M ~ I ~ ~ : l ~ i K L I ; I I&~ A~L .~ l - i ~ l ~ Yi ~~ aI 9 1 I ~ t ~ l a hpunah (horanan. b l o g s p o t . c o m , 2012) Cambar 24. i ~ . , ~ . t l y ~ J ~ ~ , ;t <L~ ,l ii q~b idi, ,t;<t;, AID5 yang t e l a l ~puno:, I.l.rLtLdua/alo. hloespot.com, 2 n l 2 ) Spc;ic; yang Teldh P u n a h hlcningkatnva perhatian masyarakat dapat dilihat pada tumbuhnva Wildlife Club di Kenya, sekarang jurnlahnya lebih dari 1.SOP club dcngan se1:itar 100.000 anEqota. Pcrl:cn~banganyang nirilcl r191qw-i nonrlirlil-?n L n n c n r x r ? c i ,irin? r p r i ? r l i r l ; 7qmhiq L n; i ~ ~ c i o ~ ~srlumiah c s ~ d , -it!(, keio~npoukonqervns, I~er!rnhlln~ dl hnwah Wahana Lingkungan Hidup Indonesia (WALHI) yang mempunyai pengaruh politik kuat. Di Amerika Serikat, kcanggotaan Audubon B A B 5 1 Kajian Biogeografi dalam Mitigasi Bencana Ekologi 71 Society mencapai 38.500 pada tahun 1985. Di Uni Soviet, organisasiorganisasi pencinta alam mempunyai anggota lebih dari 35 juta. Semua ini menunjukkan bahwa masyarakat memberi nilai pada alam lebih daripada hanya sekadar kepentingan ekonomi semata. Sebagai jawaban atas perhatian masyarakat ini, pernerintah sudah seharusnya rnelindnngi spcsics-spesies yarlg terancam musnah, terutama melalui penciptaan kawasan hutan lindung. Sekarang ini, total kawasan lindung di seluruh dunia mencapai lebih dari 4 juta kilometer persegi, kurang lebih sama dengan luas negara-negara Eropa Barat diphungkan, atau dua kali luas Indonesia. Luas total ka-wasan lindung di Eropa (di luar Uni Soviet) pada tahun 1985 mencapai 3,9910 dari luas wilayah keseluruhan, di Uni Soviet 2,5470, Amerika Utara 8,196, Amerika Selatan 6.1Yo. d A ~ f ; ;:,a C',>:o. dan di A s i a (di luar Uni Soviet) dan Australia masing-masine 4 . 3 % Spj?? f ? h y ~?1179. ji;z< ? - ~ \ A . , I L a r t .. . in1 bertambah rnenjadi lebih dari 8090, sekirar dua per tiganya untuk mcnyelamatkan berada di Dunia Ketiea. M;lsih nda ivakt~? biodivcrsity dan ekosistemnya. Dan ini merupakan prasyarat n~irtlu:; Ld5i !)t.~-ti;>angnnan berkclanjutan. Kegagaian kita untuk melakukannya tidak akan dimaafkan olch generasi mendatang. -- Kegunaan energi oleh turnbuhan ialah untuk: (1) mengambil s e n y a w a - s e n y a w a o r g a n i k , (2) fotosintesis, (3) merombak bahan-bahan organik melalui proses respirasi dan transpirasi, dan (4) berturnbuh dan berkembang biak. Perubahan energi radiasi menjadi energi kimia oleh tumbuhan hijau dilakukan melalui proses fotosintesis. Sedangkan proses respirasi adalah kebalikan dari proses fotosintesis, yaitu melalui: (1) tahap perombakan gula menjadi asam piruvat yang biasa disebut glikolisa atau fermentasi sampai terbentuk alkohol, (2) tahap perornbakan asam pinivat rnccjadi karbondioksida, dan (3) tahap transfer energi yang biasa disebut tahap posporilasi oxidative. UQ, r- 1lnr.1.n~ Cl' ()? 94 U G M (?.-,PI, e- M A *)6"-"*w6 . A + OWz+ - 0 3 W B. Beranan Tumbuhan dalam Mitiaasi B ~ n c s n aEkololqi Perbedaan antara tumbuhan dan hewan (tingkat tinggi) ialah b a h w a ;)?\van ridak dapat meng1,lasilkan rnakanannya sendiri. Oleh sebab itu, tumbuhan disebut iuga makhlu k h irliin v 2 n t~e r g o l o n ~ k r p a d a s e l f nutrisirlg organism, selain cendawan dan bakteri. Dengan d e m i k i a n , turnbuhan mcrcpakan rnaF;ll!uk hidup yang punya peranan penting dalam mengubah energi di alam menjadi c -..c~gi . kimia &II encrgi potensial vans d;7pat rlirn?nf;ratk2n olch rnakhluk !lidup lainnya. Menurut Odurn(lQq?\ e n ~ r n i-++~l?h .-, T . U ; ~ ~R,3n7arnl?i~nn II lrntlrl- m~l?~:!;!:;'~: ="i;;;c;a : ; c - . i . j ~ (trlt,!,ql US . . , ~sc~elln~O he abiiity to do work). .-.. . 72 GEOGRAFl BENC4MA ALAM . ~ ....... . . - . - . - .- ..A. .. . - . Garnbar 2 5 . Proses Fotosintesis d a n Respirasi rilnutuiian snnRat h ~ r p e r ? n d i 3 1 n n Za!anl p i o s e s menciptakan keseimbangan alam, ha1 ini karena tumbuhan merupakan salah satu subsistem v a n s sangat penting di T I BAB 5 Kajian Biogeografi dalam Mitigasi Bencana Ekologi Fl~ktora ~ i o t ~t iingicun~an k tisik), adaiah aiam Ilnsliunyan yang berasai daj-I b u k a n m a k h l u k h i d u p . Pada prinsipnvn iingkungall ~ ~ b i o r ciapat ik dibagi atas beberapa faktor-: (1) suhu. ( 7 )ni r, mcr11p;li;an tal;ror iitama vang sangat penting untuk proses kehidupan, (I:? tnnah, merupakan media untuk pertumbuhan tumbuhan. K o m p o n e n ekosistem ada dua vaitu: (1) uutotrophic (auto/sendiri dan trophic/makanan), merupakan makhluk hidup yang dapat menghasilkan makanan sendjri dengan menggunakan sinar matahari sebagai sumber e n e r g i . Energi radiasi d a r i m a t a h a r i s e l a n j u t n y a d i u b a h rnenjadi energi potensiai dengan mengambil bahan-bahan sederhana, atau ion-ion, kemudian m e n g o l a h n y a rnenjndi m ~ l c k u lkomp!tks sepcrti karSohidrnt, protcin, Icmnli, dnn s e b a g a i n v i l . ( 2 ) Hctcrotropic (hetero/lainnva d a n tropic' d a l a m s u a t u ekosistem, a n t a r a lain a d a l a h sebagai berikut. (1) dapat memanfaatkan energi radiasi matahari secara langsung untuk kebutuhan fisiologinva dan mengubahnya menjadi energi potensial d a n energi kinetik, (2) u n t u k t u m b u h a n tingkat tinggi berperan sebagai produser, terutama t u m b u h a n yang mempunyai zat hijau d a u n (chlorophvl), (3) u n t u k t u m b u h a n tingkat rendah berperan sebagai dekomposer untuk proses-proses humifikasi dan mineralisasi, rnengubah bahan-bahan o r g a n i k m e n j a d i b a h a n b a h a n anorganik, d a n (4) p e m b e r s i h u d a r a d e n g a n mengambil CO, d a n mensuplai 0,. Ekosistem ialah sesuatu sistem di m a n a di dalamnya terdapat interaksi antara faktor-fdktor hiotik d a n ahiotik. nerdasarkan definisi tersebut, lautan, h u t a n , rawa, danau, dan areal pertanian d a p a t dikategorikan sehagal ekosisrcrn. I-ak:or hio:li dapa: ~ j r j ~h <?) l x r ~ j t ~! ~f 1 : ) t ~ ~ r ~n h ~ . ~ f3'1 h a ~nhrtxr2n , dnn ~ f?! manusia. Tumbuhar! dengan lingkungan biotiknya mempunyai h i l h ~ i n p nyanz arat, teriltama dalam sistem kehidupan a n t a r organisme. M ~ n u r r l tO d u m (1 ?92), hubungan a n t a r individu . .. . . dapa: serupa: ( 1 ) nerra!isme, y x c u h u b u n g a n 2nrar ! I ? ~ ! J V ! ~ ! I - I yang tidak merugikan a n t a r a individu yang satu d ~ n g a nindividu !nir,n~,.n, (2) zur::a!i:;r;Ac, )'zitE 11c5U~g2r.3 2 ~ 7 : iT1di\,jd:! x r- -g.nmo s a l i n g m e n g u n t u n g k a n , (3) p r o t o k o p e r a s i yaitu h u b u n g a n i11dii.idu ~ n i r i pd e n g a n m u t u a l ~ s m e ,tap1 ridnl: 5crsifn: nhlisatif, (4) l : n m ~ n ~ ? l i s ryna~i t i ~h i i h i ~ n g a nanrar individll. di m a n a s a t u individu b e r u n t u n g sedangkan individu lain tidak mengalami kerugian, (5) kompcti:;i y a i r u I l u b u n g ; i ~ ii l l i t a r i n d i v i d u , d i m a n a s a t u i n d i \ l i d ~ im c n z n s d n n i n d i v i d u lainnya m e n g a l a m i k e k a l a h a n , (6) amensalisnle yaitu huhllnpan a n t a r i n d i v i d u yang tidak t e r p e n e a r u h s a t u s a m a n lainnya, clan (7) p a r a s i t i s n ~r~a n p r e ~ l a l i s r n r ,l ~ t ~ i ) a n $ aantar ., . i i ~ r t i ~-r;ii . '.., , 1 ' 1 " 1 I - : ....... ~ s f i \ ~ r r~, c i I~.L~.....<.L ,I 1. t i 8 1 11; . I I I I ~ !, # I t i ~ a tner.gz!.?mi I : e r a ~ i n n . ~ s r ~ r a ~ h r c; . ~ , , , ~ , L I ~ L ~ I \ i.~~l,i;,,ili,jl;;, ~ 1 l ; I I\ 1 ..-. , % I !~ . I ; - ,I, Il ~ b , ! j ~ . IiI L ! , . . . (llt.!L!! 1 \ :!!!>;! l ! t ! i ( J l ~ . ,.. l ~ ; ~! ~! ! !: ~ ! ~ . . ~ ! ! ; j j ~ PL" ' ' ' bcr.t1:mh1ih dnn h c r k c m l a n e biali d c r l e a r ~1:1en\7usurr kcmball b a h ~ nyL711g s u d a h ;~cla.S c l a i r ~i t u , clcrnen-elejnen c k o s i s t e m d a p a t d i b e i l a k a l ~ar a s : ( 1 ) c ~ l ~ i o t i yaitu k, elemenelemen van:,: ticlal, I i i d ~ i p ,,.cpci-ti: ~ a t ~ a ;iir, ! ~ , dan udara, (2) -.... . J ...-- I.. .I- - . I . " . 1 . ~. I I\CJI LC I ~ ~ C I . A ~u n t u k /'7\ v I v u u a L r i r L ~ . ~ , ~ u I * c IIIILLU. A ~ I I.-)UIIIC.II. \.A s ~ ) : ~ i ~ s 1 1 IIC,WC~II vang mernakan t u m b u h a r m a u p u n hewan lainnva. d a n (4) dekomposer. vaitu n?ak!?lul,. hidup \Inns Ix>r-sif;lthrtc!-c>t rnf ynn!?, dapat mensintesis rnakhluk hidup yang telah mati. Elemen-elemen ;;?; ...-- - - -- - -. p<..i-~i v, c ),.I~B! ~!L.:I!I 1 + ~ J ~ . J , : ! \ I , .. ,sukscsi, dan klimaks ilala~ilekosisrern. ;at>,.., ., -,,I ;I-I~/, IL:,,, ~.:>!<,*I~I 1 t 8-1:- I . )~:!II. I Populasi m e r u p a k a n makhluk h i d u p sejenis yang h i d u p bet-asosiasi :;oIlingg;~~-ncl.upak,~n sari^ ikat;ill kclonipok k(tcrl dalarn l i n g l c u n p n . Knml~nitnqmcrupakan qnntri kumpulan mnkhlul; hidcrp yang niempunyai hubungan timbal hnlik sesamanya dnn l i n ~ k u n p ndi mnnn mereka hidiln. S ~ l a t kniii~initxq i~ d2n pn?iilasi t iclak a k ~ n r c . ~ . l > r1n1 k~ <cak;jlig!~.q sr;vrti aya v a l ~ gterljhat sei.rarang, .L ~. L L .~ i -1' , , ~ S L C A * ~: , L ,-. f.. i .. l ~.... ~ ~ L I , < * 8 a , 11, 1 ! t,o( , t r t 6 i i~ 8 ~ ' i d n i j i . I~i.1 $ ( . . f!'?L~:-~C~>: ~ ~ ; ~ .!c'~:~c?!:[I! h<?r;c,~:!: d.1~::!cd2!: ,.! .:,!; - . ~~ I~ I , i l i ! , bl: ! !~! !?i,?!:]?j~i?< \,<!!I,< I;id;lp, - .. 4 GEOGRAFI BENCANA A L A M -. DCE 5 ) Krtjian Eiogcografi dalarn Mitigasi Bencana Ekologi 75 kemudian menjadi beberapa makhluk hidup yang mungkin hidup di sana, barulah kemudian datang pula jenis-jenis lain dan hidup lagi di tempat tersebut sehingga akhirnya terbentuk komunitas yang kompleks. Gambar 26. Populasi Kuda Sumbawa dan Populasi Burung Flamingo 7 - - . . - r ~ . - k . ~ ht . . - ~ ~ . . k q . . J ; i r q c o i r e . . - Proses pencapaian komunitas yang kompleks di~nulaioleh rum hn h - t ~ ~h m ~ ~ h atin3k;lt n rendah. Proses-proses yang teriadi n ~ u l a idari keaclaan kosong makhluk hidup rerscbut sampai menladl suaru tlngkarL2 komunlras y m g kempleks il.;rhvr < I ~k\t+i (succession). Suksesi d i p e n g a r ~ h ioleh dua faktor ekologi, yaitu :arm!: dZr: j!;!;;;',. K!im2t.,s .;~z;: terjgC1_i 21:jhlt n r~ -n -ac ar ~ . i rha n a h disebut klimaks edapik, sedangkan yang dipengaruhi oleh iklim disebut hlin~dks,kllm. Kalau suatu i;iimal:s dirus2k, ' r , c ~ ~ ! ? i i n cylihiarkan tanpa diyn,qzl~, maka k~nrlaanaknn berancsur-angsur berubah menuju keadaan sebelum diganggu sehingga mencapai . . kenlantapan ekologi kcmbali, xnai,,~plusc:. .ir,:lll; c!e~n:!.i;lnJ i s c l ~ u t suksesi kedua (secondnry strccrs<ion). r6 . -' "".. ""' . i F . m . - n-- A r ---"A A*-* e"".. .-- -..- *.. '..,"'"'""" i.-...-. '""" kalau tumbuh-tumbuhan tersebut menentukan sifat habitat atau kanopinva liarnpir memenuhi seluruh areal komunitas. Variasi vane kecil dalarn suatu lokasi akan menimbulkan sita. Suatu komunitas tumbuhan yang terdiri dari dua spesies yang dominan atau lebih disebut asosiasi. Bila pada suatu daerah kontingen t e r s e b ~ tmacam-macam asosiasi dari tipe-tipe tumbuhan yang Sam2 disebuc for.~asi. I, I C - . b": , - . GEOGRAFl BENCANA ALAM .-- . _ . , __ ._ _ _.__.__ .-__. _ _",.* _._^ . -~ BAB 5 ( Kajian Biogeografi dalam Mitigasi Bencana Ekologi _.-^ 77 4. Bioma Hutan Tinggi Sub Tropis Daerah yang mendapat curah hujan banyak, mempunyai t u m b u h a n h u t a n dengan pohon-pohonan yang tingpi. Hutannya mempunyai sifat-sifat yang dapat menyesuaikan diri dengan keadaan iklim yang lembab. Sumber: (thcfreegeorge.com, 2012) Gambar 35. Herbs Ada tiga jenis lurnput-rurnputan yairu: (1) annuals, yang siklus illclupn\la beslangsung dalam I tai-ruri, ! ? i i - n ~ . i ~ nr:2ny :r !-I;>! .::::, .... .... - ! ? >L.. l r , . , i ? r * n n r r .? . ,-I.-m Gambar 33. Bioma Hutan Tinggi Sub Tropis 5. EiomaPadanr~Rumput Tumbuhan yang berbuilga yang tidak bcrkqu dlscbu: fierl;:. Rumput-rumputan rnerupakan bagian terbcsar dari herbaceous. Rnialig 1 ~ 1 1 n p ubsi-i~as-ruas t yang dihatasi o:ch h u k i i - h u h t - , ~ % . ~ . h,. n.v 1 . - ? r n h ~ n r r n l r l ~r-nl~rimn c r t ~ ~ m h r l h n - : ~ a d asuaru tahun dan mulai berbunga.:berbuah ~ a d atali^^!! h c r i k ~ ~ ~ t n jarli y a , c i k l i i q hirllrpnva h c r l a n ~ s u n g2 tahun. d:~:: ( 3 ) pnrcltni,!l:, y a n g hid1113lama dari rahun ke tahun. Rumr~:i:rumpucan merupa1:an b3glan caripaca L,ornun!r,as h a : : ! ! ) ataupun sernak bclukar. (nod~q). - D Gambar 34. Bioma Padang Rumput Sumber: (foxleas.com, 2012; gardenguides.com, 2012; naampruitt.com, 2012) Gambar 36. (A) Annuals. fB) Biennials. (C1 Perennials 82 GEOGRAFl BENCANA ALAM BAB 5 1 Kajian Biogeografi dalam Mitigasi Bencana Ekologi - .- - - .- -- -- - ---- -- --- ,* 83 . I". ., ,:3 * . 2 3 *.; ; . Tt,. .;. *..: ';.:, , f' . [