BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kabupaten Banyumas merupakan kawasan yang rawan akan terjadinya bencana longsorlahan. Bila musim penghujan datang dibeberapa wilayah Kecamatan dapat dipastikan akan terjadi adanya bencana longsorlahan baik yang berskala kecil maupun besar yang dapat mengancam keselamatan masyarakat dan lingkungan yang ada (Junaedi, 2004). Bencana alam yang sering terjadi di daerah Daerah aliran Sungai (DAS) Logawa adalah bencana Longsorlahan. Sub-Daerah Aliran Sungai (Sub-DAS) Logawa yang berhulu di lereng Gunungapi Slamet dan bermuara pada Sungai Serayu. Sub-DAS ini dapat lihat dari kondisi geomorfologi terbagi atas bentukan vulkanik dan struktural. Kedua bentukan ini memiliki karakteristik yang berbeda, pada bentukan vulkanik banyak tersusun atas material vulkanik lepas-lepas seperti lahar, sedang bentukan struktural tersusun atas batuan sedimen yang berumur Tersier. Sifat dari material lepas seperti lahar dan batuan sedimen yang berumur Tersier tersebut merupakan kondisi yang mudah terjadi longsorlahan. Faktor penyebab terjadinya longsorlahan tersebut adalah kemiringan lereng, curah hujan yang tinggi, litologi, tanah, jenis penggunaan lahan, dan aktifitas manusia (Sartohadi, 2008, dalam Suwarno dan Sutomo, 2013). Berdasarkan penelitian terdahulu yang dilakukan oleh Devi Anggitasari (2015), diperoleh hasil bahwa di daerah penelitian Sub-Daerah Aliran Sungai Logawa terdapat Kejadian Longsorlahan di Desa Melung, Desa Kaliputra 1 Kedungbanteng, Desa Sambirata, Dusun Persawahan, Desa Baseh, Desa Semaya, 1 Hubungan Tingkat Pendidikan..., Heni Munfahida Rihandani, FKIP, UMP, 2016 Desa Kalimengaji, Desa Sokawera, Desa Sunyalungu dan Desa Gununglurah. Setelah dilakukan survai lapangan diperoleh titik longsorlahan sebanyak 82 titik longsorlahan. Jumlah penduduk yang dilalui Sub-Daerah Aliran Sungai Logawa yakni, Kecamatan Karanglewas dengan jumlah penduduk pada tahun 2014 adalah 61.291 jiwa, Kecamatan Cilongok berjumlah 114.508 jiwa, dan Kecamatan Kedungbanteng berjumlah 53.517 jiwa (BPS Banyumas, 2015). Berdasarkan data statistik dari masing-masing Kecamatan diperoleh data pendidikan terakhir masyarakat yang bertempat tinggal di Sub-Daerah Aliran Sungai Logawa pada tahun 2013, yakni: Tabel 1.1 Jenjang Pendidikan Jumlah Jiwa Jenjang Pendidikan Terakhir Karanglewas 1 Tidak Lulus SD 5.658 46.167 17.429 2 SD 18.858 25.653 20.497 3 SLTP 9.280 15.389 5.152 4 SLTA 5.843 12.928 4.362 5 Perguruan Tinggi/ Akademi 1.397 2.462 631 41. 036 102.599 48.071 No Jumlah Cilongok Kedungbanteng Sumber: BPS Kecamatan (Karanglewas, Cilongok, Kedungbanteng Dalam Angka 2014) Pengetahuan seseorang dilihat dari jenjang pendidikan yang mereka tempuh dapat menunjukan bagaimana seseorang dalam menanggapi adanya permasalah bencana longsor yang ada disekitar tempat tinggal mereka. 2 Hubungan Tingkat Pendidikan..., Heni Munfahida Rihandani, FKIP, UMP, 2016 Berbagai macam kemungkinan dan kekhawatiran akan terancamnya kelangsungan hidup manusia oleh bencana longsorlahan, maka manusia lalu memikirkan upaya penanggulangannya. Dalam upaya penanggulangan bencana longsorlahan perlu adanya mitigasi bencana longsorlahan bagi masyarakat. Mitigasi bencana longsorlahan merupakan upaya melakukan tindakantindakan untuk mengurangi dampak buruk longsorlahan sebelum bahaya itu terjadi. Tindakan mitigasi ini mencangkup semua tindakan perlindungan mulai dari penyiapan sarana fisik yang memadai, pendidikan dan latihan bagi masyarakat, hingga pemberian informasi dan peringatan dini (Primus Supriyono, 2014). Kondisi gawat darurat akibat bencana longsorlahan bisa terjadi kapanpun dan dimanapun sehingga individu dan komunitas perlu memiliki kesiapan untuk menghadapi bahaya yang mungkin terjadi disekitar lingkungan tempat tinggal. Penanaman pengetahuan terhadap mitigasi bencana longsorlahan dilakukan melalui sosialisasi atau pendidikan bencana longsorlahan dan memastikan keamanan lingkungan terhadap faktor risiko penyebab bencana longsorlahan. Pengetahuan kebencanaan diantaranya diberikan pada masyarakat daerah rawan bencana longsorlahan. B. Perumusan Masalah Penulis merumuskan masalah sebagai berikut : Bagaimana hubungan tingkat pendidikan dengan pengetahuan masyarakat tentang mitigasi bencana longsorlahan di Sub-DAS Logawa? 3 Hubungan Tingkat Pendidikan..., Heni Munfahida Rihandani, FKIP, UMP, 2016 C. Tujuan Penelitian Tujuan dilakukannya penelitian ini adalah untuk mengetahui hubungan tingkat pendidikan dengan pengetahuan masyarakat tentang mitigasi bencana longsorlahan di Sub-Daerah Aliran Sungai Logawa. D. Manfaat Penelitian a. Secara teoristis hasil dari penelitian ini dapat memberikan manfaat sebagai bahan pengembangan pengetahuan mitigasi bencana longsorlahan, baik di level individu maupun komunitas. b. Sebagai acuan kepada Pemerintah dan Bandan SAR Daerah agar dapat memberikan sosialisasi atau pengetahuan kepada masyarakat dan membangun jalur-jalur evakuasi di sekitar Daerah Aliran Sungai Logawa. c. Bagi masyarakat Penelitian ini bermanfaat untuk mengetahui gambaran umum pengetahuan mitigasi bencana longsorlahan sehingga memicu masyarakat untuk menggali pengetahuan kebencanaan secara lebih mendalam. Upaya ini diharapkan dapat terealisasi menjadi perubahan perilaku masyarakat yang memiliki pengetahuan tentang mitigasi bencana longsorlahan yang baik. 4 Hubungan Tingkat Pendidikan..., Heni Munfahida Rihandani, FKIP, UMP, 2016