Skripsi Rusnia Zaidun F14063547

advertisement
II.
TINJUAUAN PUSTAKA
A. KINCIR ANGIN
Manga (1985) mengemukakan bahwa kincir angin dapat didefinisikan sebagai alat perubah energi
kinetis aliran udara atau angin menjadi energi mekanis yang biasanya dalam bentuk putaran. Angin adalah
salah satu bentuk energi yang tersedia di alam. Pembangkit listrik tenaga angin mengkonversikan energi
angin menjadi energi listrik dengan menggunakan kincir angin. Cara kerjanya cukup sederhana, energi
angin yang memutar kincir angin, diteruskan untuk memutar rotor pada generator di bagian belakang kincir
angin, sehingga akan menghasilkan energi listrik. Energi Listrik ini biasanya akan disimpan ke dalam
baterai sebelum dapat dimanfaatkan.
Udara
Pergerakan
vertikal dan horisontal
Perbedaan temperatur
Angin
Energi putar
(memutar blade/bilah kincir)
Sistem transmisi gear box
Memutar generator
Gerak translasi
Energi kinetis angin
Baterai (penyimpanan)
Energi listrik
Aplikasi
Gambar 1. Aliran proses energi angin hingga menjadi energi listrik
B. ENERGI ANGIN
Angin adalah udara yang bergerak dari tekanan udara yang lebih tinggi ke tekanan udara yang lebih
rendah. Perbedaan tekanan udara disebabkan oleh perbedaan suhu udara akibat pemanasan atmosfir yang
tidak merata oleh sinar matahari. Energi kinetik diperoleh dari angin yang bergerak. Energi angin dapat
dikonversi ke dalam bentuk energi lain seperti listrik atau mekanik dengan menggunakan kincir angin atau
turbin angin. Oleh karena itu, kincir angin atau turbin angin sering disebut sebagai Sistem Konversi Energi
Angin atau di singkat SKEA (Anwar 2008).
Perlu diketahui bahwa kecepatan angin bersifat fluktuatif, sehingga pada daerah yang memiliki
kecepatan angin rata-rata 3 m/dtk, akan terdapat pada saat-saat dimana kecepatan anginnya lebih besar dari
3 m/dtk. Pada saat inilah turbin angin dengan cut-in win speed 3 m/dtk akan bekerja. Selain untuk
pembangkitan listrik, kincir angin sangat cocok untuk mendukung kegiatan pertanian dan perikanan, seperti
untuk keperluan irigasi, aerasi tambak ikan, dan sebagainya.
Tenaga angin spesifik dapat dihitung dengan menggunakan rumus pada persamaan berikut:
P ρ V …………………………………………….………………….................(1)
Keterangan :
P
= Densitas udara (kg/m3)
V
= Kecepatan angin (m/dtk)
= Tenaga angin spesifik (Watt/m2)
Jika kecepatan angin diukur di stasiun pengamatan pada ketinggian tertentu maka harus dikonversi ke
kecepatan angin pada elevasi tinggi poros rotor. Contoh format penentuan tenaga angin terdapat pada
Lampiran 1. Syarat-syarat dan kondisi angin yang dapat digunakan untuk menghasilkan energi listrik dapat
dilihat pada tabel berikut :
Tabel 1. Syarat-syarat dan kondisi angin yang dapat digunakan untuk menghasilkan energi listrik
Kelas
Kecepatan angin
angin
(m/dtk)
Kondisi alam di daratan
1
0.00-0.02
2
0.30-1.50
Angin tenang, asap lurus ke atas
3
1.60-3.30
Asap bergerak mengikuti arah angin
4
3.40-5.40
Wajah terasa ada angin, daun-daun bergoyang pelan, petunjuk arah
angin bergerak
5
5.50-7.90
Debu jalan, kertas beterbangan, ranting pohon bergoyang
6
8.00-10.70
Ranting pohon bergoyang, bendera berkibar
7
10.80-13.80
Ranting pohon besar bergoyang
8
13.90-17.10
Ujung pohon melengkung, hembusan angin terasa di telinga
9
17.20-20.70
Dapat mematahkan ranting pohon, jalan berat melawan arah angin
10
20.80-24.40
11
24.50-28.40
12
28.50-32.60
13
32.70-36.90
Sumber : Atmaja 2010
Dapat mematahkan ranting pohon, rumah rubuh
Dapat merubuhkan pohon, menimbulkan kerusakan
Menimbulkan kerusakan parah
Tornado
Angin kelas 3 adalah batas minimum dan angin kelas 8 adalah batas maksimum energi angin yang
dapat dimanfaatkan untuk menghasilkan energi listrik. Lebih dari kelas 8 adalah angin yang bukan dapat
dimanfaatkan, tetapi angin yang membawa bencana.
Berdasarkan Handbook of Wind Pumping koreksi kecepatan angin untuk ketinggian tertentu
dilakukan dengan menggunakan persamaan sebagai berikut :
/ /
/
………………………………..............................................................(2)
Keterangan :
z = tinggi di lokasi (m)
zo
= height roughness of site (m)
zr = tinggi referensi data (m)
4
zor
ln
= panjang kekasaran (roughness length) di lokasi referensi (m)
= natural logarithm
Untuk nilai zo dapat dilihat pada Tabel 2.
Tabel 2. Klasifikasi kekasaran (zo)
Topografi
Jenis lahan
Datar
Pantai, es, salju dan lautan
Rumput pendek, lapangan udara, lahan pertanian
Terbuka
Rumput tinggi dan tanaman pendek
Kasar
Tanaman tinggi dan hutan pendek
Sangat kasar
Hutan dan perkebunan
Tertutup
Perkampungan
Perkotaan
Pusat kota dan lahan terbuka di hutan
Sumber : Van Meel et al. 1989 diacu dalam Shabrina 2007
Nilai zo (m)
0.005
0.030
0.100
0.250
0.500
> 1.000
> 2.000
Persamaan 2 di atas, secara grafik pada ketinggian 10 m dapat dilihat pada nomogram Lampiran 2.
Densitas udara tergantung pada elevasi lokasi di atas permukaan laut seperti yang terlihat pada Tabel 3,
densitas udara di atas permukaan laut adalah 1,2 kg/m3.
Tabel 3. Densitas udara kering pada berbagai ketinggian pada kondisi standar
Height above sea level
Density of dry air at 20oC
Density of dry air at 0oC
(kg/m3)
(kg/m3)
0
1.204
1.292
500
1.134
1.217
1000
1.068
1.146
1500
1.005
1.078
2000
0.945
1.014
2500
0.887
0.952
3000
0.833
0.894
3500
0.781
0.839
4000
0.732
0.786
4500
0.686
0.736
5000
0.642
0.689
Sumber : Van Meel et al. 1989 diacu dalam Shabrina 2007
C. KARAKTERISTIK KINCIR ANGIN
Perencanaan kincir angin harus disesuaikan untuk keperluan apa kincir angin tersebut digunakan.
Dari data pada Tabel 4 di bawah ini, kita dapat menentukan berapa jumlah blade yang harus digunakan
untuk berbagai penggunaan kincir angin.
Sesuai dengan data pada Tabel 4, untuk membuat kincir angin yang akan digunakan untuk
memproduksi tegangan listrik harus digunakan kincir angin dengan 3 blade (Sudu). Kincir angin dengan
menggunakan 3 blade akan menghasilkan kecepatan tinggi dengan torsi rendah dan mempunyai solidity
yang rendah, dan khusus digunakan untuk menghasilkan tegangan listrik.
5
Tabel 4. Tipe kincir angin dan kegunaannya
Type
Speed
Torque
Cp
Solidity (%)
Horizontal
Multi blade
Low
High
0.25 - 0.40
50-80
axis
Three-blade aerofoil
High
Low
Up to 0.45
Less than 5
Vertical
Panemone
Low
Medium
Less than 0.1
50
Moderate
Very low
0.25 - 0.35
10-20
axis
Darrieus
Sumber : Anwar, 2008
Use
Mechanical
power
Electricity
production
Mechanical
power
Electricity
production
Menurut Anwar (2008), untuk mendesain sebuah kincir angin, ada banyak hal yang harus
diperhatikan. Hal pertama yang harus dipertimbangkan yaitu berapa besar daya yang kita butuhkan,
kemudian kecepatan angin, setelah itu yang tidak kalah penting yaitu berapa jumlah blade yang harus
digunakan, dan masih banyak hal teknis lainnya. Hal pertama yang diperhatikan dalam desain kincir angin
yaitu TSR (Tip Speed Ratio) atau perbandingan kecepatan di tip kincir angin (ujung) dan kecepatan angin
yang didapat oleh kincir.
Menghitung TSR (λ) dapat menggunakan persamaan (Anwar 2008) :
! "#$
………………………………….................................................................................(3)
Keterangan :
λ
= TSR (Tip Speed Ratio)
ω
= Rotasi putaran kincir angin (Rad/s)
R
= Radius rotor kincir angin (m)
Rotor
%
= Kecepatan angin (m/dtk)
TSR mempengaruhi kecepatan putaran kincir (rpm). Hubungan TSR dengan kecepatan putar yaitu
(Anwar 2008) :
&
'(
…………………………………......................................................................................(4)
)*
Keterangan :
w kecepatan putar kincir (rpm)
D = Diameter rotor (m)
Torsi dari sebuah kincir angin dapat dihitung menggunakan persamaan (Anwar 2008) :
,-./0 1 "2
'1
………………………………………………………………..….………………(5)
Keterangan :
V = kecepatan angin (m/dtk)
R = Radius rotor kincir angin (m)
λ = TSR (Tip Speed Ratio)
6
Koefisien tenaga (power coefficient) adalah rasio antara tenaga mekanik kincir dengan tenaga angin
referensi (Van Meel et al. 1989 diacu dalam Shabrina 2007) :
34 6
1
5
78 2
…………………………………………………………………...…………………...(6)
Keterangan :
P = Tenaga mekanik kincir (Watt)
ρ = Densitas udara (kg/m3)
A = Luas rotor (m2)
V = Kecepatan angin (m/dtk)
Koefisien torsi (torque coefficient) adalah rasio antara torsi yang dihasilkan rotor dengan torsi angin
referensi (Van Meel et al. 1989 diacu dalam Shabrina 2007) :
39 6
1
9
78 1 "
…………………………………………………………………..…………………..(7)
Keterangan :
39 = Koefisien torsi
:
ρ
A
V
R
torsi rotor (Nm)
= Densitas udara (kg/m3)
= Luas rotor (m2)
= Kecepatan angin (m/dtk)
= Radius rotor kincir angin (m)
Bulan Rancangan/Design Month (DM)
Bulan rancangan dalam hal ini diartikan sebagai bulan kritis dimana keperluan akan listrik
tertinggi dalam kaitannya dengan tenaga angin yang tersedia, atau dengan kata lain adalah bulan
dimana beban kerja sistem kincir angin terberat. Design Month (DM) dihitung dengan rasio antara
keperluan tenaga listrik dengan tenaga angin yang tersedia setiap bulan. Angka ini bersatuan luas (m2)
disebut sebagai luas referensi (reference area). Dalam perhitungan ukuran komponen kincir angin,
angka ini dikonversi ke luas rotor dengan memasukan parameter kincir angin. Contoh penentuan DM
terdapat pada Lampiran 3 (Van Meel et al. 1989 diacu dalam Shabrina 2007).
D. KOMPONEN KINCIR ANGIN PEMBANGKIT TENAGA LISTRIK
a.
Secara garis besar bagian-bagian dari kincir angin terdiri atas :
Tower (Menara)
Menara bisa dibuat dari pipa baja, beton, rangka besi. Karena kencangnya angin bertambah
dengan ketinggian, maka makin tinggi menara makin besar tenaga yang didapat. Tinggi tower standar
untuk skala sedang sekitar 4 sampai 15 m sedangkan untuk skala besar sekitar 40 sampai 90 m. Pada
umumnya dalam pemilihan tinggi tower berada pada ketinggian yang lebih tinggi dari pepohonan
maupun bangunan di sekitar lokasi pemasangan.
7
b.
Rotor
Bilah kipas pada kincir bersama porosnya dinamakan rotor. Diameter rotor dapat ditentukan
dengan ukuran yang biasanya digunakan dalam pemasangan kincir angin pembangkit tenaga listrik.
Ukuran diameter rotor dalam pembuatan program ini termasuk dalam input. Umumnya ukuran diameter
rotor yang digunakan sekitar 2.5 sampai 8 m untuk skala sedang dan untuk skala besar sekitar 50
sampai 90 m.
Besarnya daya maksimum ideal yang dapat diserap oleh rotor dari energi angin (Harijono 1980)
adalah :
C
@AB = D E F……………………………………………………………….………..…....(8)
Keterangan :
@AB = Daya maksimum ideal (Watt)
ρ
A
= Densitas udara (kg/m3)
= Area penangkapan angin (m2)
E
= Kecepatan angin (m/dtk)
Daya output yang dihasilkan oleh kincir angin (Harijono 1980) adalah :
@ 3G @AB ……………………………………………...………………………………….(9)
Keterangan :
P
= Daya output kincir (Watt)
Cp
= Koefisien tenaga (power coefficient)
@AB = Daya maksimum ideal (Watt)
Untuk menentukan luas area penangkapan angin menggunakan persamaan:
F H IJ ……………………………………………...…………………………………...(10)
Keterangan :
A = Area penangkapan angin (m2)
D = Diameter rotor (m)
Energi kinetik dari setiap m3 udara yang bergerak, ditentukan dengan rumus:
E ρE ……..……………………….……………………………………………………..(11)
Keterangan :
E = Energi (Joule)
= Densitas udara (kg/m3)
v = Kecepatan angin (m/dtk)
c.
Blade (Bilah Kipas)
Kebanyakan kincir angin mempunyai 2 atau 3 bilah kipas. Angin yang menghembus
menyebabkan kincir angin tersebut berputar.
Untuk menentukan jumlah blade yang digunakan, dapat digunakan persamaan (Anwar 2008) :
8
L
C
'1
…………………………...………………………………………………………...…(12)
Keterangan :
L = jumlah blade yang digunakan
λ = TSR (Tip Speed Ratio)
d.
Gear box (Roda Gigi)
Alat ini berfungsi untuk mengubah putaran rendah pada kincir menjadi putaran tinggi. Roda gigi
menaikkan putaran dari 30-60 rpm menjadi kira-kira 1000-1800 rpm yaitu putaran yang biasanya
disyaratkan untuk memutar generator listrik. Biasanya Gearbox yang digunakan sekitar 1:60.
e.
Brake System
Alat ini digunakan untuk menjaga putaran pada poros setelah gearbox agar bekerja pada titik
aman saat terdapat angin yang besar. Alat ini perlu dipasang karena generator memiliki titik kerja aman
dalam pengoperasiannya. Generator akan menghasilkan energi listrik maksimal pada saat bekerja pada
titik kerja yang telah ditentukan. Kehadiran angin diluar akan menyebabkan putaran yang cukup cepat
pada poros generator, sehingga jika tidak diatasi maka putaran ini dapat merusak generator. Dampak
dari kerusakan akibat putaran berlebih diantaranya : overheat, rotor breakdown, kawat pada generator
putus, karena tidak dapat menahan arus yang cukup besar.
f.
Generator
Generator adalah salah satu komponen terpenting dalam pembuatan sistem kincir angin
pembangkit tenaga listrik. Generator ini dapat mengubah energi putar menjadi energi listrik. Prinsip
kerjanya dapat dipelajari dengan menggunakan teori medan elektromagnetik. Singkatnya, mengacu
pada salah satu cara kerja generator yaitu poros pada generator dipasang dengan material ferromagnetik
permanen. Setelah itu disekeliling poros terdapat stator yang bentuk fisisnya adalah kumparankumparan kawat yang membentuk loop. Ketika poros generator mulai berputar maka akan terjadi
perubahan fluks pada stator yang akhirnya karena terjadi perubahan fluks ini akan dihasilkan tegangan
dan arus listrik tertentu. Tegangan dan arus listrik yang dihasilkan ini disalurkan melalui kabel jaringan
listrik untuk akhirnya digunakan oleh masyarakat. Tegangan dan arus listrik yang dihasilkan oleh
generator ini berupa AC (alternating current) yang memiliki bentuk gelombang kurang lebih
sinusoidal.
g.
Penyimpan energi
Karena keterbatasan ketersediaan akan energi angin (tidak sepanjang hari angin akan selalu
tersedia) maka ketersediaan listrik pun tidak menentu. Oleh karena itu digunakan alat penyimpan
energi yang berfungsi sebagai back-up energi listrik. Ketika beban penggunaan daya listrik masyarakat
meningkat atau ketika kecepatan angin suatu daerah sedang menurun, maka kebutuhan permintaan akan
daya listrik tidak dapat terpenuhi. Oleh karena itu kita perlu menyimpan sebagian energi yang
dihasilkan ketika terjadi kelebihan daya pada saat kincir angin berputar kencang atau saat penggunaan
daya pada masyarakat menurun. Penyimpanan energi ini diakomodasi dengan menggunakan alat
penyimpan energi. Contoh sederhana yang dapat dijadikan referensi sebagai alat penyimpan energi
listrik adalah aki mobil. Aki mobil memiliki kapasitas penyimpanan energi yang cukup besar. Aki 12
volt, 65 Ah dapat dipakai untuk mencatu rumah tangga selama ± 0.5 jam pada daya 780 W.
Kendala dalam menggunakan alat ini adalah alat ini memerlukan catu daya DC (Direct Current)
untuk mengisi energi, sedangkan dari generator dihasilkan catu daya AC (Alternating Current). Oleh
karena itu diperlukan rectifier-inverter untuk mengakomodasi keperluan ini.
9
h.
Rectifier-inverter
Rectifier berarti penyearah. Rectifier dapat menyearahkan gelombang sinusoidal (AC)
yang dihasilkan oleh generator menjadi gelombang DC. Inverter berarti pembalik. Ketika
dibutuhkan daya dari penyimpan energi (aki/lainnya) maka catu yang dihasilkan oleh aki akan
berbentuk gelombang DC. Karena kebanyakan kebutuhan rumah tangga menggunakan catu
daya AC, maka diperlukan inverter untuk mengubah gelombang DC yang dikeluarkan oleh aki
menjadi gelombang AC, agar dapat digunakan oleh rumah tangga.
i.
Nacelle (Rumah Mesin)
Rumah mesin ini terletak di atas menara. Di dalamnya berisi gear-box, poros putaran
tinggi/rendah, dan generator.
E. LOKASI PEMASANGAN KINCIR ANGIN
Secara umum tempat-tempat yang baik untuk pemasangan kincir angin antara lain (Anwar 2008) :
1. Celah di antara gunung
Tempat ini dapat berfungsi sebagai nozzle, yang dapat mempercepat aliran angin.
2. Dataran terbuka
Karena tidak ada penghalang yang dapat memperlambat aliran angin, dataran terbuka yang
sangat luas memiliki potensi energi angin yang besar.
3. Pesisir pantai
Perbedaan suhu udara antara di laut dan di daratan menyebabkan angin bertiup secara terus
menerus.
Walaupun pada dasarnya kincir angin dapat dipasang di mana saja, di tempat-tempat tersebut di atas
merupakan pengkajian tempat-tempat potensi angin tetap harus dilakukan untuk mendapatkan sistem
konversi energi angin yang tepat. Pengkajian potensi energi angin di suatu tempat dilakukan dengan
mengukur dan menganalisis kecepatan dan arah angin. Analisis data angin dilakukan dengan menggunakan
metoda statistik untuk mencari kecepatan angin rata-rata, durasi kecepatan angin dan distribusi frekuensi
data angin (Anwar 2008).
F. DESAIN PERANGKAT LUNAK
Perangkat lunak secara umum merupakan suatu solusi terhadap sejumlah persoalan. Persoalan ini
kemudian direpresentasikan menjadi sejumlah kebutuhan. Kebutuhan yang mana berasal dari proses-proses
yang ada pada sistem dimana perangkat lunak tersebut akan menjadi salah satu komponen pendukungnya.
Untuk perangkat lunak sistem informasi, kebutuhan berasal dari proses bisnis yang ada dalam organisasi
dimana perangkat lunak diimplementasikan. Pada tingkatan yang paling abstrak perangkat lunak memiliki
alur mulai dari pemasukan data, pengolahan dan/atau penyimpanan data, dan pengeluaran data dalam
bentuk informasi. Data dapat berasal dari masukan langsung dari user, keluaran langsung dari perangkat
atau sistem eksternal, data sistem lain yang telah tersimpan di basis data, dan file-file yang tersimpan di
perangkat penyimpanan seperti harddisk. Data diolah, berubah status dan lain-lain, sesuai dengan proses
bisnis yang ada. Jika diperlukan data dapat disimpan secara permanen untuk kemudian diolah dilain waktu.
Pada akhirnya data ditampilkan kembali dalam format yang beragam. Data keluaran tersebut dapat
dikonsumsi oleh user langsung maupun oleh sistem eksternal (Shabrina 2007).
10
Program komputer merupakan suatu aplikasi yang dibuat dengan menggunakan bahasa program
tertentu dan telah ter-install di dalam komputer. Program komputer merupakan contoh perangkat lunak
komputer yang menuliskan aksi komputasi yang akan dijalankan oleh komputer. Komputasi ini biasanya
dilaksanakan berdasarkan suatu algoritma atau urutan perintah tertentu. Urutan perintah merupakan suatu
perangkat yang sudah termasuk dalam program komputer tersebut. Tanpa algoritma tersebut program
komputer tidak dapat berjalan dengan baik (Shabrina 2007).
G. MICROSOFT VISUAL BASIC 6.0
Microsoft Visual Basic 6.0 merupakan salah satu aplikasi pemograman visual yang memiliki bahasa
pemrograman yang cukup populer dan mudah dipelajari. Basis bahasa pemrograman yang digunakan dalam
Visual Basic adalah bahasa BASIC (Beginners All-Purpose Symbolic Instruction Code) yang merupakan
salah satu bahasa pemrograman tingkat tinggi yang sederhana dan mudah dipelajari. Dengan Visual Basic
6.0, kita bisa membuat program dengan aplikasi GUI (Graphical User Interface) atau program yang
memungkinkan pengguna komputer berkomunikasi dengan komputer tersebut menggunakan grafik atau
gambar (Tim Divisi Penelitian dan Pengembangan 2008).
Microsoft Visual Basic 6.0 merupakan salah satu bahasa pemrograman yang dapat digunakan untuk
menyusun dan membuat program aplikasi pada lingkungan sistem operasi Windows. Dengan menggunakan
Visual Basic 6.0, kemampuan Windows dapat dimanfaatkan secara optimal. Kecanggihan yang dimiliki
oleh Visual Basic 6.0 akan menjadikan betapa mudahnya menyusun program aplikasi dengan tampilan
grafis yang menawan dalam waktu yang relatif singkat. Program aplikasi dapat berupa program database,
program grafis, program kendali, dan lain sebagainya (Firawan 2006).
Didalam Visual Basic 6.0 sudah terdapat komponen-komponen yang sangat membantu pembuatan
program aplikasi. Beberapa keuntungan menggunakan Visual Basic 6.0 daripada bahasa pemrograman
yang lain diantaranya (Firawan 2006) :
1. Tampilan grafis (under Windows) sehingga lebih “bersahabat”.
2. Cara pemrograman relatif lebih mudah sehingga cocok untuk segala tingkat programer.
3. Hubungan dengan perangkat luar (hardware) tidak begitu rumit sehingga cukup mudah untuk
mengimplementasikan sebagai pengendali peralatan elektronik.
Langkah pertama dalam membuat program aplikasi dengan Visual Basic 6.0 adalah membuat sebuah
project. Pembuatan sebuah project dapat dilakukan dengan beberapa cara, diantaranya dengan meng-klik
Start | Program | Microsoft Visual Studio 6.0 | Microsoft Visual Basic 6.0. Setelah itu akan terlihat tampilan
pilihan jenis New Project, pilih Standart EXE maka akan terlihat tampilan IDE (Integrated Development
Environment) Visual Basic 6.0 (Tim Penelitian dan Pengembangan Wahana Komputer 2004).
Struktur aplikasi pada Visual Basic 6.0 terdiri atas bagian-bagian sebagai berikut (Tim Penelitian dan
Pengembangan Wahana Komputer 2004) :
Form
Sebuah bidang dimana kita dapat mendesain program dengan meletakkan objek-objek yang
merupakan rangkaian dari perintah-perintah yang akan dikerjakan oleh aplikasi tersebut.
Control
Mempunyai bentuk gambar grafis yang akan diletakkan di atas bidang kerja yang disebut form
yang dapat berinteraksi dengan user, seperti textbox, labelbox, dan commanbutton. Form dan
control merupakan objek dalam pemograman ini.
11
Properties
Variabel atau predikat yang melekat pada setiap objek (form dan control). Contoh
properties adalah nama, caption, ukuran, warna, posisi dan isi. Visual Basic 6.0 memberikan
nilai baku dan nilai ini dapat diubah pada waktu program dijalankan.
Method
Prosedur yang sudah dibuat pada setiap objek yang sewaktu-waktu dapat digunakan sesuai
dengan tujuan method tersebut.
Event Procedure
Kode yang berhubungan dengan setiap objek, yang akan melaksanakan tugasnya sesuai
dengan nama event yang dimaksud. Kode ini akan bereaksi apabila ada aksi dari user pada
objek yang bersangkutan.
General Procedure
Kode-kode yang tidak berhubungan langsung dengan objek yang ada. Prosedur ini akan
dijalankan apabila dipanggil namanya dalam sebuah pernyataan pada baris program.
Modules
Kumpulan dari beberapa general procedure, deklarasi variabel, dan definisi konstanta yang
digunakan dalam sebuah aplikasi.
H. ADOBE FLASH CS3 PROFESSIONAL
Flash CS3 menyediakan berbagai macam tools dalam menggambar sebuah objek. Dalam aplikasi
flash ini diberikan kebebasan dalam menggambar suatu objek, objek yang dibuat tergantung dari imajinasi
masing-masing user. Di dalam Flash CS3 terdapat berbagai macam objek yang sangat unik diantaranya
oval tool (yang sering digunakan untuk menggambar sebuah lingkaran) dan rectangle tool (yang sering
digunakan untuk menggambar sebuah bujur sangkar atau persegi panjang). Kedua tool tersebut bersifat
paten yakni sudah menjadi bawaan Flash CS3 itu sendiri.
Terdapat 2 metode pembuatan animasi pada Flash CS3 ini yakni :
1. Frame by Frame Animation
Frame by frame animation merupakan suatu metode pembuatan animasi dalam flash CS3
yang menggunakan frame pada timeline. Biasanya animasi yang dibuat dengan metode ini
prinsipnya sama dengan membuat sebuah film pada windows movie maker, tetapi bedanya
pada flash CS3 ini harus menyesuaikan kuncinya terlebih dahulu dan meletakkan film
tersebut pada kunci yang telah dibuat dan disesuaikan.
2. Tweened Animation
Tweened animation merupakan suatu animasi yang memanfaatkan fasilitas motion dari flash
CS3. Untuk membuat suatu animasi motion sangatlah mudah, hanya dengan menentukan
panjang animasi tersebut lalu dijalankan dengan menggerakkan objek dari satu sisi ke sisi
lainnya. Biasanya objek yang telah di tween pada timeline akan terlihat tanda panah.
Adobe flash CS3, dipilih dengan pertimbangan karena software ini memiliki kemampuan yang baik
dalam perancangan animasi dasar. Berikut ini adalah peran software dalam animasi :
a. Untuk perancangan animasi dasar, setelah gambar yang akan dianimasikan telah melalui
proses pewarnaan pada proses sebelumnya.
b. Mengatur pewaktuan animasi dasar sebelum ditransfer ke gambar sekuen PNG (*.png).
c. Untuk mentransfer dan memperbanyak rangkaian sekuen, sebelum memasuki proses
selanjutnya yakni komposisi (Supriadi 2010).
12
I. KEADAAN UMUM DAERAH NUSA TENGGARA BARAT
Letak geografis Nusa Tenggara Barat (NTB) terletak antara 8o 5’ - 9o 5’ LS dan 115o 45’ - 119o 10’
BT. Ketinggian dari permukaan laut rata-rata daerahnya berkisar 0 - 3726 m dari permukaan laut (dpl).
Daerah ini terdiri atas pulau besar dan banyak lagi pulau kecil lainnya yang tidak berpenghuni. Kedua
pulau besar tersebut adalah pulau Lombok dan pulau Sumbawa. Apabila dilihat dari segi iklim dan
kesuburan tanahnya, keadaan pulau ini berbeda. Keadaan iklim dan kesuburan tanah di pulau Lombok lebih
baik dari pulau Sumbawa yang termasuk daerah kurang hujan, kering dan panas (Aribowo 1996).
Berdasarkan sirkulasi udara/angin musim, periode satu tahun di Nusa Tenggara dapat dibedakan atas
dua musim. Selama November-Februari angin muson barat laut yang lembab bertiup dari daratan Asia.
Kelembapan nisbi angin tersebut semakin meningkat dengan adanya deretan pegunungan di bagian utara
pulau Lombok dan bagian tengah pulau Flores. Sehingga selama periode ini hujan tercurah di sebagian
besar wilayah tersebut. Selama Maret-Oktober, angin muson tenggara yang kering dari daratan Australia
bertiup secara dominan. Sehingga selama periode ini daerah Nusa Tenggara mengalami musim kemarau.
Daerah Nusa Tenggara karena letaknya dekat dengan benua Australia, lebih banyak dipengaruhi oleh angin
muson tenggara, sehingga sebagian besar wilayahnya merupakan daerah kering dan panas (Aribowo 1996).
J. KEADAAN UMUM DAERAH KALIMANTAN TIMUR
Propinsi Kalimantan Timur dengan ibukota Samarinda, luasnya 211 440 km2 terletak di antara 113o
44' – 119o 00' BT, 40o 24' LU dan 20o 25' LS, dengan batas-batas di sebelah utara dengan negara bagian
Sabah (Malaysia Timur), sedangkan di sebelah barat dengan Kalimantan Tengah, Kalimantan Barat dan
Sarawak (Malaysia Timur). Di sebelah timur berbatasan dengan selat Makasar dan laut Sulawesi,
sedangkan di sebelah selatan dengan Kalimantan Selatan (Divisi Informasi dan Dokumentasi 2010).
Wilayah Kalimantan Timur didominasi topografi bergelombang, dari kemiringan landai sampai
curam, dengan ketinggian berkisar antara 0-1500 m dpl dengan kemiringan 60%. Provinsi Kalimantan
Timur termasuk iklim Tropika Humida dengan curah hujan berkisar antara 1500-4500 mm per tahun.
Temperatur udara minimum rata-rata 21°C dan maksimum 34°C dengan perbedaan temperatur siang dan
malam antara 5°-7°C. Temperatur minimum umumnya terjadi pada bulan Oktober sampai Januari,
sedangkan temperatur maksimum terjadi antara bulan Juli sampai dengan Agustus. Kelembaban udara ratarata mencapai 86 % dengan kecepatan angin rata-rata 5 Knot/jam. Data curah hujan selama 5 tahun dari
tahun 1994-1998 mencatat bahwa rata-rata curah hujan mencapai 2060.2 mm per tahun (Agusmincom,
2009).
13
Download