Lembaran Informasi 684--Simeprevir

advertisement
Yayasan Spiritia
Lembaran Informasi 684
SIMEPREVIR
Apa Itu Simeprevir?
Simeprevir adalah obat yang dipakai
sebagai bagian dari terapi antiviral
terhadap virus hepatitis C (HCV). Nama
merek di Amerika Utara adalah Olysio.
Waktu dalam perkembangan, obat ini
disebut sebagai TMC435. Obat ini dibuat
oleh Janssen Pharmaceuticals.
Simeprevir adalah protease inhibitor
HCV. Obat golongan ini menghambat
pekerjaan enzim protease. Dengan ini,
replikasi virus menjadi lebih sulit. Lihat
langkah 6 dalam siklus hidup HCV pada
Lembaran Informasi (LI) 670.
Simeprevir menghambat siklus hidup
HCV secara langsung. Obat yang dikembangkan sebelumnya untuk mengobati
HCV adalah interferon dan ribavirin
(lihat LI 680). Obat macam itu terutama
bekerja dengan menguatkan sistem
kekebalan tubuh untuk melawan infeksi.
Simeprevir harus dipakai dalam paduan
bersamaan dengan interferon pegilasi dan
ribavirin (pegIFN/RBV). Simeprevir
tidak boleh dipakai tanpa obat lain.
Siapa Sebaiknya yang Memakai
Simeprevir?
Simeprevir disetujui pada 2013 sebagai
obat antiviral untuk orang terinfeksi HCV
genotipe 1, dengan hati yang masih
berfungsi. Orang dengan sirosis hati yang
dekompensasi (labil) sebaiknya tidak
memakai simeprevir. Tanda sirosis
dekompensasi dapat termasuk perdarahan akibat varises (vena yang
terpuntir) di tenggorokan dan perut, asites
(pengumpulan cairan di perut) atau
ensefalopati (kerusakan pada otak yang
menyebabkan perubahan kepribadian
atau kesulitan pada pikiran).
Simeprevir belum diteliti pada orang
berusia di bawah 18 tahun, atau pasien
pencangkokan hati. Hanya ada sedikit
informasi mengenai penggunaan oleh
orang terinfeksi HIV atau virus hepatitis
B (HBV).
Penggunaan simeprevir bersamaan
dengan pegIFN/RBV meningkatkan
kemungkinan pemberantasan infeksi
HCV genotipe 1 dibandingkan penggunaan hanya pegIFN/RBV.
Bagaimana dengan Resistansi
terhadap Obat?
Beberapa virus HCV baru dapat membawa mutasi, yang berarti virus tersebut
sedikit berbeda dengan virus asli. Beberapa virus bermutasi dapat tetap
replikasi walau kita memakai obat antiHCV. Jika ini terjadi, obat tidak bekerja
lagi. Hal ini disebut sebagai ‘mengembangkan resistansi’ terhadap obat tersebut.
Resistansi dapat segera berkembang.
Sangat penting memakai ARV sesuai
dengan petunjuk dan jadwal, serta
tidak melewati atau mengurangi dosis.
Jika viral load HCV masih terlalu tinggi
setelah empat minggu pengobatan, dokter
mungkin akan mengusulkan kita berhenti
penggunaan simeprevir agar menghindari
perkembangan resistansi.
Bagaimana Simeprevir Dipakai?
Simeprevir dipakai sekali sehari melalui mulut sebagai kapsul 150mg.
Simeprevir harus dipakai bersamaan
dengan pegIFN/RBV. Interferon disuntik
di bawah kulit, dan ribavirin dipakai
melalui mulut (lihat LI 680).
Penggunaan simeprevir berdasarkan
“terapi dituntun oleh tanggapan/response
guided therapy.” Jangka waktu pengobatan tergantung pada bagaimana viral
load HCV dikendali pada awal pengobatan.
Dalam sebagian besar kasus, simeprevir dipakai selama 12 minggu. Pengobatan diteruskan dengan pegIFN/RBV.
Pasien dengan tanggapan yang baik
terhadap simeprevir meneruskan untuk
12 minggu lagi. Pasien lain memakai
pegIFN/RBV untuk 36 minggu, dengan
total 48 minggu pengobatan. Pengobatan
dianggap gagal bila viral load lebih dari
1.000 IU pada minggu ke-4. Jika ini
terjadi, penggunaan simeprevir sebaiknya
dihentikan.
Simeprevir harus dipakai dengan makan. Cara ini meningkatkan tingkat obat
dalam darah. Simeprevir membutuhkan
lemak dalam perut agar diserap dengan
baik. Jangan hanya memakai makanan
lemak rendah atau bebas lemak. Simeprevir harus disimpan pada suhu ruang.
Apa Efek Samping Simeprevir?
Simeprevir dapat menyebabkan penurunan pada hitung sel darah merah
(anemia, lihat LI 552). Suatu efek sam-
ping lain yang penting adalah ruam kulit,
yang dapat dialami oleh lebih dari
separuh pengguna. Pajanan pada cahaya
matahari dapat memicu atau memburukkan ruam ini. Diusulkan penggunaan pelindungan terhadap cahaya
matahari dengan sunscreen dan pakaian.
Efek samping lain yang umum disebabkan oleh simeprevir termasuk gatal, mual,
diare (lihat LI 554), dan muntah.
Oleh karena simeprevir selalu dipakai
bersamaan dengan ribavirin, yang dapat
menyebabkan cacat lahir yang berat, kita
tidak boleh memakai simeprevir bila kita
atau pasangan kita hamil atau merencanakan kehamilan. Kita atau pasangan
kita harus menghindari menjadi hamil
untuk enam bulan setelah penggunaan
terapi paduan dengan simeprevir dihentikan.
Lihat LI 680 untuk informasi lebih
lanjut mengenai efek samping interferon
dan ribavirin.
Pastikan dokter diberi tahu mengenai
semua efek samping yang kita alami.
Bagaimana Simeprevir
Berinteraksi dengan Obat Lain?
Terapi paduan simeprevir dapat berpengaruh pada penguraian obat lain oleh
hati kita. Interaksi ini dapat mengubah
jumlah masing-masing obat yang
masuk ke aliran darah kita dan mengakibatkan overdosis atau dosis rendah.
Obat yang harus diperhatikan termasuk
ARV, obat untuk mengobati kolesterol
tinggi (statin), rifampisin untuk mengobati TB, obat untuk disfungsi ereksi
(mis. Viagra), obat antijamur dengan
nama yang diakhiri dengan “-azol”, obat
untuk tekanan darah tinggi, antibiotik,
obat sedatif (benzodiazepin), obat
antidepresi, hormon KB, dan lain-lain.
Jamu St. John’s Wort (lihat LI 729)
menurunkan tingkat beberapa jenis
protease inhibitor dalam darah. Jangan
memakai jamu ini bersamaan dengan
simeprevir.
Interaksi baru terus-menerus diketahui. Pastikan dokter tahu SEMUA
obat, suplemen dan jamu yang kita
pakai.
Dibuat 4 Februari 2014 berdasarkan FS 684 The
AIDS InfoNet 2 Desember 2013
Diterbitkan oleh Yayasan Spiritia, Jl. Johar Baru Utara V No. 17, Jakarta 10560. Tel: (021) 422-5163/8 E-mail: [email protected] Situs web: http://spiritia.or.id/
Semua informasi ini sekadar untuk menambah wawasan dan pengetahuan. Sebelum melaksanakan suatu pengobatan sebaiknya Anda berkonsultasi dengan dokter.
Seri Lembaran Informasi ini berdasarkan terbitan The AIDS InfoNet. Lihat http:// www.aidsinfonet.org
Download