MENINGKATKAN KREATIVITAS DAN HASIL BELAJAR SISWA PADA MATA PELAJARAN MATEMATIKA DENGAN MEGGUNAKAN STRATEGI PEMBELAJARAN CREATIF PROBLEM SOLVING DI KELAS V SDN NO. 51/I SP. KUBU KANDANG Riri Handayani ABSTRAK Kurang efektifnya pembelajaran dan minat siswa pada pelajaran Matematika di kelas V SDN No. 51 / I Sp. Kubu Kandang memeberikan dampak pada kreatifitas dan hasil belajar siswa yang belum mencapai ketuntasan sesuai dengan kriteria ketuntasan minimal yang ditetapkan sekolah. Saat proses pembelajaran, siswa kelas V terlihat kurang serius dalam pembelajaran. Sebagian siswa lebih menikmati bermain dengan temannya. Pembelajaran yang diberikan guru tidak meningkatkan kreatifitas siswa, yang diawali dengan pemberian materi dan mengerjakan latihan. Sehingga tidak ada terlihat proses pembelajaran yang aktif, inovatif, kreatif maupun menyenangkan. Siswa hanya dituntut untuk mampu menyelesaikan tugas-tugas yang diberikan guru. Penelitian tindakan kelas ini bertujuan untuk meningkatkan kreativitas dan hasil belajar siswa pada mata pelajaran Matematika siswa kelas V SDN No. 51/I Sp. Kubu Kandang dengan menggunakan strategi pembelajaran melalui creatif problem solving. Penelitian tindakan kelas ini dilaksanakan di kelas V SDN No. 51/I Sp. Kubu Kandang dengan jumlah siswa 21 siswa, yang dilakukan dalam tiga siklus. Dari masing-masing siklus diperoleh data peningkatan yang terjadi pada aktifitas dan hasil belajar siswa. Hasil penelitian tindakan kelas ini menunjukkan peningkatan kreatifitas dan hasil belajar siswa pada tiap-tiap siklus. Pada siklus I persentase kreatifitas siswa 55,16%, siklus II 60,05%, siklus III mencapai 75,09%. Untuk hasil belajar pada siklus I 46,05%, siklus II 72,43% dan pada siklus III 80,95%. Dari data tersebut maka dapat disimpulkan bahwa dengan menerapkan strategi pembelajaran creatif problem solving pada pelajaran matematika materi operasi hitung campuran bilangan bulat di kelas V SDN No. 51/I Sp. Kubu kandang dapat meningkatkan kreatifitas dan hasil belajar siswa. Kata kunci : pembelajarn matematika, hasil belajar, strategi creatif problem solving PENDAHULUAN Komponen permasalahan atau hambatan yang terkait dalam suatu proses pembelajran adalah kemempuan pendidik dalam pengajaran (pendidik), pihak yang diberi materi pembelajaran (peserta didik), bahan yang diajarkan(bahan ajar), proses pembelajaran (strategi, metode, teknik mengajar), sarana dan prasarana belajar, serta sistem evaluasi yang diterapkan. Masing-masing komponen tersebut saling mempengaruhi dan saling berkaitan satu sama lainnya dalam pencapaian tujuan pembelajaran. Pembelajaran Matematika di Sekolah Dasar dapat dilihat sebagai sistem dari proses. Sebagai suatu sistem mempunyai komponen yang satu sama lainnya saling berhubungan. Sebagai suatu proses akan mengalami perbaikan dan penyempurnaan yang orientasinya adalah peningkatan. Upaya yang dapat dilakukan untuk peningkatan tersebut adalah dengan pemilihan strategi ataupun model pembelajaran yang tepat. Jadi keberhasilan dan kegagalan suatu pendidikan atau pembelajaran merupakan suatu proses yang kompleks dan sangat dipengaruhi oleh seluruh komponen yang ada, baik itu pendidik, peserta didik, bahan ajar, proses belajar, tempat dan waktu belajar, dan kelengkapan sarana dan prasarana. Pemilihan strategi ataupun model pembelajaran yang tepat sangatlah pentingnya, bagaimana guru dapat memilih kegiatan pembelajaran yang efektif dan efisien untuk menciptakan pengalaman yang baik. Yaitu dengan menyediakan fasilitas yang dibutuhkan, dan model-model pembelajaran yang diterapkan dalam suatu proses belajar mengajar. Berdasarkan pengamatan, guru selalu menjadi tudingan kesalahan atau ketidak berhasilan pembelajaran. Nasution (1994:52) menyatakan “Guru-guru dan tenaga pengajar umumnya cenderung untuk tenggelam dalam kreatifitas mengajar yang didasarkan atas pengalaman dan kebiasaan tanpa mengetahui betapa kompleks sebenarnya proses belajar mengajar itu”. Maka dari itu, guru harus menyadari bahwa pelajaran yang menarik perhatian siswa sebagaimana juga setiap siswa menaruh perhatian pada bahan pelajaran yang sama. Karena itu mutlak diperlukan kecakapan guru untuk dapat memberi motivasi, membangkitkan minat dan perhatian siswa terhadap pelajaran yang sedang diajarkan serta menjadikan siswa yang aktif agar dapat hasil belajar yang lebih baik. Pembelajaran Matematika di SD Negeri No. 51/I Sp. Kubu Kandang masih belum diminati oleh siswanya, khususnya di kelas V. Hal ini terlihat pada proses pembelajaran Matematika belum terlaksana dengan baik. Saat proses pembelajaran berlangsung, siswa kelas V terlihat menyimak materi yang disampaikan guru, kemudian mengerjakan latihan yang ada di buku panduan sesuai perintah guru. Ada beberapa siswa yang bertanya sehubungan dengan latihan operasi hitung campuran bilangan bulat tersebut . Akan tetapi pertanyaan yang diajukan tersebut hanya seputar soal latihan saja (ada soal yang tidak jelas). Jadi tidak ada terlihat proses pembelajaran yang aktif, kreatif, inovatif, maupun menyenangkan. Siswa hanya dituntut untuk mampu menyelesaikan tugas-tugas yang telah diberikan guru. Sehingga nilai rata-rata pada pelajaran Matematika yang berhasil dicapai siswa kelas V SDN No. 51/I Sp. Kubu Kandang hanya mencapai angka dibawah Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM). Padahal, pembelajaran matematika diharapkan bisa membentuk dan mengembangkan karakter dan kecerdasan Bangsa Indonesia untuk menghadapi era globalisasi serta perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi yang diiringi arus modernisasi seperti sekarang ini. Hal tersebut sesuai dengan Depdiknas (2006 : 215) bahwa: Peserta didik perlu memiliki kemampuan memperoleh, memilih dan mengelola informasi untuk bertahan pada keadaan yang selalu berubah, tidak pasti dan kompetetif, kritis, sistematis, logis, kreatif dan kemampuaan bekerja yang efektif yang dapat dikembangkan melalui pembelajaran matematika yang memiliki struktur dan keterkaitan yang jelas antar konsepnya sehingga memungkinkan terampil berpikir yang rasional. Sedangkan tujuan mata pelajaran matematika yang tercantum dalam KTSP pada SD/MI adalah sebagai berikut: a. Memahami konsep matematika, menjelaskan keterkaitan antar konsep dan mengaplikasikan konsep atau algoritma, secara luwes, akurat, efisien, dan tepat, dalam pemecahan masalah. b. Menggunakan penalaran pada pola dan sifat, melakukan manipulasi matematika dalam membuat generalisasi, menyusun bukti, atau menjelaskan gagasan dan pernyataan matematika. c. Memecahkan masalah yang meliputi kemampuan memahami masalah, merancang model matematika, menyelesaikan model dan menafsirkan solusi yang diperoleh d. Mengkomunkasikan gagasan dengan simbol, table, diagram, atau media lain untuk memperjelas keadaan atau masalah e. Memiliki sikap menghargai kegunaan matematika dalam kehidupan, yaitu memiliki rasa ingin tahu, perhatian, dan minat dalam mempelajari matematika, serta sikap ulet dan percaya diri dalam pemecahan masalah. Menurut Subarinah (2006:1) bahwa “Matematika merupakan ilmu pengetahuan yang mempelajari struktur yang abstrak, dan pola hubungan yang ada di dalamnya”. Diterimanya hasil KKM pada mata pelajaran di kelas V SDN No. 51/I Sp. Kubu Kandang dari guru kelasnya, maka peneliti melakukan observasi mencari penyebab kenapa belum optimalnya hasil belajar mata pelajaran Matematika di kelas tersebut. Dan peneliti menemukan permasalahannya antara lalin: 1) Rendahnya motivasi belajar yang dimiliki siswa, 2) Kurangnya efektifitas strategi atau model pembelajaran guru kelasnya. Selain itu, melalui diskusi dengan wali kelas V di SDN. 51/1 Simpang Kubu Kandang tersebut, diperoleh informasi bahwa guru masih menggunakan metode lama yaitu metode ceramah juga sedikit inprovisasi dengan metode latihan dan penugasan, selain itu tidak adanya penggunaan media dalam pelaksanaan pembelajaran. Guru dan siswa hanya fokus pada materi yang ada dalam buku pelajaran tanpa adanya unsur kreativitas dalam pelaksanaan pembelajaran. Berangkat dari kondisi tersebut diperlukan strategi pembelajaran yang memungkinkan berkembangnya kemampuan berfikir kreatif-kritis agar mencapai prestasi belajar yang memuaskan. Pendekatan konvensional yang berupa metode ceramah merupakan metode yang paling lama yang masih sangat mendominasi proses pembelajaran di hampir seluruh lembaga pendidikan. Pendekatan ini memang sangat susah untuk dilaksanakan di samping sangat efesien untuk mentransfer informasi, tapi kelebihan ini sekaligus merupakan titik kelemahan. Dalam era perkembangan teknologi di mana informasi dan sejumlah besar sumber pengetahuan telah tersedia, peserta didik dapat menyerapnya sendiri dari media massa. Majid (2007:24) mendefinisikan bahwa “Kegiatan pembelajaran harus diarahkan untuk memberdayakan semua potensi peserta didik untuk menguasai kompetensi yang diharapkan”. Kegiatan pembelajaran mengembangkan kemampuan untuk mengetahui, memahami, melakukan sesuatu, hidup dalam kebersamaan, dan mengaktualisasikan diri. Dengan demikian, kegiatan pembelajaran perlu: 1) Berpusat pada peserta didik; 2) Mengembangkan kreativitas peserta didik; 3) Menciptakan kondisi yang menyenangkan dan menantang; 4) Bermuatan nilai, etika, estetika, logika, dan kinestetika; dan 5) Menyediakan pengalaman belajar yang beragam (Puskur dalam Majid, 2007:24). Dari uraian di atas dapat disimpulkan bahwa pembelajaran matematika pada hakekatnya adalah belajar konsep, struktur konsep, dan mencari hubungan antara konsep dan strukturnya. Oleh karena itu, dalam rangka meningkatkan hasil belajar siswa kelas V SDN SDN No. 51/I Sp. Kubu Kandang khususnya pada mata pelajaran Matematika diperlukan upaya pengembangan dengan memilih dan menerapkan strategi pembelajaran tertentu yang sekaligus dapat menghasilkan peningkatan hasil belajar siswa kelas V SDN SDN No. 51/I Sp. Kubu Kandang. Setelah mempelajari berbagai strategi ataupun model pembelajaran yang telah dikembangkan dan diaplikasikan dengan dunia pendidikan maka secara hipotesis strategi pembelajaran yang memungkinkan dapat tercapainya suatu masalah yaitu hasil belajar yang sesuai dengan KKM pada mata pelajaran Matematika di kelas tersebut maka strategi pembelajaran yang dipakai adalah strategi pembelajaran melalui Creatif Problem Solving. Berdasarkan uraian di atas penulis tertarik melakukan penelitian tindakan kelas dengan judul “Meningkatkan Kreativitas Dan Hasil Belajar Siswa Pada Mata Pelajaran Matematika Dengan Meggunakan Strategi Pembelajaran Creatif Problem Solving di Kelas V SDN No. 51/I Sp. Kubu Kandang”. Berdasarkan latar belakang masalah seperti yang telah diuraikan di atas, maka yang akan dicoba dipecahkan dalam PTK ini adalah kesenjangan hasil belajar siswa kelas V SDN No. 51/I Sp. Kubu Kandang pada mata pelajaran Matematika, harapannya hasil belajar siswa kelas V SDN No. 51/I Sp. Kubu Kandang tersebut minimal mencapai nilai rata-rata 70. Kenyataannya nilai ratarata tersebut belum pernah tercapai. Untuk memecahkan masalah tersebut akan dipilih tindakan berupaya menerapkan strategi pembelajaran melalui creatif problem solving. Oleh karena itu masalah PTK ini dirumuskan sebagai berikut: “Bagaimanakah cara menerapkan strategi pembelajaran melalui creatif problem solving sehingga dapat meningkatkan kreativitas dan hasil belajar siswa kelas V SDN No. 51/I Sp. Kubu Kandang mencapai nilai KKM (63) pada mata pelajaran Matematika?. Sesuai dengan rumusan masalah yang ditetapkan di atas, secara spesifik tujuan penelitian ini adalah untuk meningkatkan kreativitas dan hasil belajar siswa pada mata pelajaran Matematika siswa kelas V SDN No. 51/I Sp. Kubu Kandang dengan menggunakan strategi pembelajaran melalui creatif problem solving. METODE PENELITIAN Data yang digunakan dalam penelitaian ini adalah Data kuantitatif, berupa hasil belajar siswa yang diperoleh dari hasil tes yang dilakukan pada akhir pembelajaran. Data ini berupa nilai dalam bentuk angka. Dan Data kuantitatif, berupa hasil observasi yang diperoleh dari lembar observasi setiap pembelajaran yang bersumber dari keadaan siswa pada saat pembelajaran berlangsung. Pengumpulan data dapat dilakukan dengan menggunakan observasi instrumen yang akan digunakan dengan dasar melihat presentasi siswa secara autentik adalah lembar kerja siswa, hasil tes tertulis. HASIL PENELITIAN Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilaksanakan pada siklus I, siklus II, dan siklus III dengan menggunakan strategi creatif problem solving untuk meningkatkan kreatifitas siswa dalam melakukan operasi hitung campuran bilangan bulat dapat dipresentasikan melalului tabel berikut : No 1 2 3 Siklus I II III Kreatifitas Siswa 55,16 60,05 75,09 Aktifitas Guru 81,94 84,72 91,67 Tes 46,05 72,43 80,95 Produk 78,70 79,63 89,81 Selama pelaksanaan pembelajaran pada siklus I kreatifitas siswa belum begitu terlihat, ini tampak pada hasil observasi siswa selama mengikuti proses pembelajaran. Untuk itu peneliti dan guru kelas lebih berupaya lagi medorong kreatifitas siswa dengan memberi motivasi sebelum melakukan kegiatan pembelajaran. Selain itu perlunya pemantauan dan perhatian pada kelompok yang memperoleh skor rendah dibanding kelompok lain. Hal tersebut berdasarkan data observasi, dimana siswa memperoleh rata-rata nilai adalah 55,16%, namun yang sudah berhasil adalah kreatifitas guru dengan nilai observasi guru 81,94%. Dari data tersebut dapat disimpulkan bahwa kegiatan pembelajaran menggunakan creatif problem solving pada siklus I belum cukup berhasil. Selain itu tes hasil belajar yang dilaksanakan pada siklus I memperoleh nilai rata-rata 46,05% dengan ketuntasan secara klasikal 70,83% dan masuk katagori belum berhasil. Sebagai wujud kreatifitas siswa, dalam proses pembelajaran adanya produk/ unjuk kerja yang dihasilkan oleh siswa berupa hasil tes belajar siswa perkelompok yang berbentuk LKS. Nilai rata-rata siswa adalah 78,70% sudah dikatakan berhasil tetapi masih perlu ada perbaikan. Observasi kegiatan pembelajaran yang dilaksanakan siswa dan guru pada siklus II sudah terlihat adanya perubahan dibanding pada siklus I yang memperoleh nilai rata-rata untuk observasi siswa 55,16%. Observasi kreativitas selama siklus II yaitu dengan perolehan nilai rata-rata 60,05% dan nilai observasi guru 84,72%. Dari data tersebut dapat disimpulkan bahwa kegiatan pembelajaran menggunakan strategi creatif problem solving pada siklus II belum memuaskan. Untuk itu perlu perbaikan pada siklus selanjutnya. Tes hasil belajar yang dilaksanakan pada siklus II memperoleh nilai rata-rata 72,43% dan masuk katagori berhasil. Selain itu nilai produk/unjuk kerja siswa yaitu sebesar 79,63% juga sudah berhasil dan mengalami kenaikan dari siklus I. Lewat penggunaan strategi creatif problem solving untuk meningkatkan kreatifitas siswa yang dilaksanakan bertahap selama dua siklus yaitu siklus I dan siklus II dapat dilihat adanya perubahan yang cukup berarti karena nilai yang dihasilkan siswa meningkat. Pada siklus III, observasi kreatifitas siswa adalah 75,09% dan nilai rata-rata observasi katifitas guru 91,67%. Dari data tersebut dapat disimpulkan bahwa kegiatan pembelajaran menggunakan strategi creatif problem solving pada siklus III berhasil karena telah melebihi kriteria ketuntasan yang diharapkan yaitu 65%. Berdasarkan tes hasil belajar yang dilaksanakan pada siklus III dapat disimpulkan bahwa siswa kelas V SDN No. 51/I Sp. Kubu Kandang memperoleh nilai rata-rata 80,95% dan ketuntasan klasikal 75% dan masuk katagori berhasil karena memenuhi kriteria ketuntasan yang diharapkan. Nilai rata-rata unjuk kerja yang diperoleh siswa adalah 89,81% dan dapat dikatakan siswa kelas V berhasil dalam pembelajaran karena nilai rata-rata tersebut di atas target nilai ketuntasan yang diharapkan yaitu 65%. PEMBAHASAN Peningkatan hasil penelitian yang terjadi dari siklus I, II, III tidak terlepas dari upaya guru memfasilitasi dan mendorong siswa untuk kreatif membangun kreatifitas siswa kelas V. Seperti yang dikatakan Mednick dalam Suryosubroto (2009 : 192) mendefinisikan kreatifitas “sebagai bagian dari unsur-unsur asosiatif dalam kombinasi baru yang memenuhi syarat-syarat tertentu atau dengan beberapa cara yang berguna, makin jauh timbal balik unsur-unsur kombinasi baru, makin kreatif pemecahan masalah itu”. Masing-masing memberikan timbal balik pada kombinasi baru, sehingga lebih kreatif dalam proses pemecahan masalah. Penilaian-penilaian yang dilakukan guru dari siklus I, II, III tidak terlepas dari tujuan penilaian strategi creatif prob;em solving itu sendiri. Dalam Suryosubroyo (2009:202) kegunaan penilaian yang dilakukan dalam strategi creatif problem solving dilakukan yaitu untuk menghimpun, mengolah, dan menyajikan data atau informasi yang dapat digunakan sebagai masukan dalam pengambilan keputusan. SIMPULAN DAN SARAN Meningkatkatkan kreatifitas siswa dalam operasi hitung campuran bilangan bulat, guru dapat menggunakan strategi creatif problem solving. Dimana strategi ini menekankan pada kreatifitas siswa untuk mengolah kemampuannya dalam pembelajaran khususnya pada materi operasi hitung campuran bilangan bulat. Hal tersebut ditunjang oleh data yang dirangkum peneliti selama pelaksanaan siklus I sampai siklus III. Nilai kreatifitas siswa yaitu 55,16%, 60,05%, dan 75,09%. Selain itu nilai hasil belajar siswa adalah 46,05%, 72,43%, dan 80,95%. Dan nilai rata-rata produktifitas yang dilakukan siswa sebagai wujud kreatifitasnya yaitu 78,70%, 79,63%, dan 89,81%. Saran-saran yang peneliti sampaikan berkenaan dengan penggunaan strategi creatif problem solving yaitu guru dapat menggunakan strategi ini untuk materi lain dan bidang studi lainnya karena dalam creatif problem solving adanya inovasi/pembaharuan pembelajaran meningkatkan kreatifitas siswa. sehingga relevan digunakan untuk DAFTAR RUJUKAN Departemen pendidikan Nasional. 2006. Pendidikan Matematika. Jakarta. Depdiknas .Majid, Abdul. 2007. Perencanaan Pembelajaran. Bandung; PT. Remaja Rosdakarya. Subarinah, Sri. 2006. Inovasi Pembelajaran Matematika Sekolah Dasar. Jakarta; Departemen Pendidikan Nasional Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi Direktorat Kenegaraan. Suryosubroto. 2009. Proses Belajar Mengajar Di Sekolah. Jakarta: Rineka Cipta.