BAB I PENDAHULUAN A.Latar belakang masalah Timut

advertisement
BAB I
PENDAHULUAN
A.Latar belakang masalah
Timut-Tengah merupakan kawasan yang sejak lama menjadi kawasan
terpenting di dunia. Hal ini dikarenakan posisi geografis kawasan tersebut yang
memiliki arti strategis dimana letaknya berada pada pertemuan benua Eropa, Asia
dan Afrika, negara-negara yang berada pada kawasan Timur-Tengah secara umum
kondisi sosial politiknya terhubung satu sama lain. Kawasan Timur-Tengah
memang selalu menarik perhatian bagi masyarakat Indonesia. Pergolakan yang
tidak henti-hentinya makin menjadi perhatian sekaligus keprihatinan bangsa
Indonesia. Salah satu faktor penyebab tingginya perhatian pada kawasan itu,
adalah adanya kedekatan emosional (keagamaan) antara bangsa Indonesia dan
Negara-negara di Timur-Tengah. Selain itu, masyarakat Indonesia umumnya
mempunyai cukup pengetahuan mengenai kawasan Timur-Tengah.
Di samping itu, di kawasan Timur-Tengah ada semacam “muatan sakral”,
yaitu dengan adanya kota-kota suci seperti Mekkah, Madinah, yang tetap di Arab
Saudi Yerussalem (Al,Quds), Karbala, Qom. Setiap tahun, puluhan ribu warga
Indonesia menunaikan ibadah haji di Arab Saudi, salah satu negara yang secara
ekonomis paling berpengaruh pada kawasan Timur-Tengah. Umat islam pun
setiap hari menunaikan ibadah shalat lima waktu menghadap Ka’bah yang terletak
di Mekkah. Kesemuanya itu membuat makin lengkap, dan menjadikan kawasan
Timur-Tengah menjadi perhatian masyarakat Indonesia.
1
Pada akhir tahun 2010 hingga awal 2011, kawasan Timur-Tengah
mengalami
pergolakan
politik
berupa
Revolusi,
yang bertujuan
untuk
menumbangkan penguasa otoriter di negara-negara kawasan Timur-Tengah, yang
dimulai dari Tunisia menyusul Mesir, Aljazair, Yaman, Bahrain, Libya dan
negara-negara yang berada di Timur-Tengah. Namun, baru tiga pemimpin negara
yang harus meninggalkan jabatannya, yakni mantan Presiden Tunisia Zine Abidin
Ben Ali, mantan Presiden Mesir Hosni Mubarak, dan mantan Presiden Libya
Moammar Khadafi. Sedangkan pemimpin negara lainnya belum dipastikan,
karena negaranya masih bergejolak menuntut pengunduran diri para pemimpin di
negara-negara Timur-Tengah.
Peristiwa yang memicu terjadinya revolusi dimulai dari kasus “aksi bakar
diri” seorang pemuda bernama Muhamed Bouazizi di Tunisia sebagai bentuk
ekspresi keputususaan yang tidak menemukan jalan keluar atas kondisi ekonomi
yang dihadapinya, perlakuan kasar dari pihak keamanan negaraya berupa
perlakuan pembakaran terhadap lapak jualannya, sejak aksi bakar diri tersebut,
menjadi pemicu demonstrasi yang mengarah pada tuntutan pengunduran diri
Presiden Tunisia Zine El Abidine Ben Ali. rakyat Tunisia sudah tidak percaya lagi
kepada pemerintahnya, Korupsi dinilai telah menodai nilai perjuangan rakyat
untuk memperoleh kehidupan yang lebih baik. Imbasnya adalah pengangguran
merata pengangguran dan tingginya biaya hidup turut mengobarkan rakyat
Tunisia untuk bangkit dari keterpurukan akibat tidak adanya perhatian dari
pemerintah yang berkuasa.
2
Sejak peristiwa tersebut, terjadi aksi demonstrasi menuntut pengunduran
diri Presiden Tunisia, aksi tersebut dilakukan oleh masyarakat Tunisia yang sudah
bosan dan jenuh terhadap kondisi di negaranya, setelah beberapa hari melakukan
aksi demonstrasi, kekuasaan Presiden, akhirnya lepas pada tanggal 14 februari
2011.1 Setelah mengundurkan diri Zein Al-Abidin Ben Ali langsung melarikan
diri ke negara lain untuk mencari perlindungan.
Kesuksesan rakyat Tunisia menumbangkan rezim penguasa Ben Ali,
mengilhami rakyat Mesir, untuk melakukan hal yang sama, mengingat rakyat
Mesir memiliki persoalan yang sama, yakni kemiskinan dan pengangguran yang
merajalela, serta sifat kekuasaan otoriter Presiden Hosni Mubarak yang telah
berkuasa selama tiga puluh tahun lebih. penyebab revolusi di Mesir dikarenakan
seorang warga Mesir membuat laman web di situs jejaring sosial tentang keadaan
negaranya, sejak itu warga tersebut menjadi korban dari kebrutalan rezim
Mubarak yang disiksa sejumlah polisi berpakaian sipil di suatu warung internet di
Kota Alexandria.2
Secara demikian demonstrasi di Mesir terispirasi oleh revolusi yang sukses
di Tunisia, dimana ribuan orang mulai “turun” ke jalan untuk memprotes
kemiskinan, pengangguran yang merajalela, korupsi pemerintah dan pemerintahan
otoriter dari Presiden
Hosni Mubarak, yang telah lama memerintah negara
tersebut. Revolusi di Mesir merupakan kumpulan kekecewaan publik yang selama
puluhan tahun dikekang oleh rezim Hosni Mubarak, kumpulan kekecewaan ini
1
2
. Tamburaka Ariadi . 2011. Revolusi Timur-Tengah. Jakarta: PT Buku Seru. Hal 34
. Ibid Hal.75
3
pararel dengan krisis politik di Tunisia, sehingga rakyat Mesir menemukan
momentum yang tepat untuk segera menggulingkan rezim Mubarak, setelah aksi
demonstrasi di Mesir, akhirnya Presiden Mesir Hosni Mubarak mengundurkan
diri sebagai Presiden pada tanggal 11 Februari 2011.3
Mengacu pada hukum sebab-akibat, Revolusi di kawasan Timur-Tengah
bukan tanpa sebab, dikarenakan suatu peristiwa yang dimulai dari suatu alasan
untuk melakukannya. demikian pula rakyat yang melakukan revolusi memilih
alasan untuk menumbangkan penguasa mereka yang dinilai korup, otoriter, dan
menyebabkan termajinalkannya kehidupan rakyat baik di bidang politik, sosial,
dan ekonomi. Apa yang dilakukan oleh rakyat di wilayah merepresentasikan
gerakan people power sebagai strategi untuk mendorong perubahan sosial politik
dan terciptanya demokrasi.
Apa yang terjadi di Mesir dan Tunusia tentang revolusi, tentu saja
membawa kosekuensi-kosekuensi baik masalah internal negara masing-masing,
maupun yang berkaitan dengan urusan hubungan luar negerinya. Begitu pun
sebaliknya, bagi negara-negara lain yang memiliki hubungan dengan kedua
negara tersebut, mengalami kosekuensi, berupa peninjauan kembali atau
memformat ulang bentuk-bentuk hubungan bilateralnya dengan kedua negara
tersebut. Indonesia sebagai salah satu negara yang telah lama menjalin hubungan
bilateral dengan kedua negara tersebut, termaksud terkena imbas dari peristiwa
revolusi yang terjadi di Tunisia dan Mesir yang akan berakibat pada terganggunya
kepentingan nasional Indonesia. secara demikian, Indonesia harus dengan cermat
3
.Tamburaka Apriadi. 2011. Revolusi Timur-Tengah. Jakarta: PT Buku Seru. Hal 97
4
untuk melakukan evaluasi dan mereformulasikan kembali kebijakan luar negeri,
sehingga kepentingan nasionalnya dikedua negara tersebut dapat tetap terjamin
dan berkesinambungan.
Sebagai mana kita ketahui Politik luar negeri suatu negara adalah
merupakan suatu perangkat formula yang berisikan nilai, sikap, arah serta sasaran
untuk mempertahankan, mengamankan, dan memajukan kepentingan nasional di
dalam percaturan dunia internasional. Suatu komitmen yang pada dasarnya untuk
mencapai tujuan, baik dalam konteks dalam negeri maupun luar negeri, serta
sekaligus untuk menentukan keterlibatan suatu negara di dalam isu-isu
internasional atau lingkungan sekitar.4
Politik luar negeri Indonesia yang menganut prinsip bebas-aktif telah
diamanatkan untuk menempatkan diri sebagai pihak yang berhak menentukan
sikap dan tujuannya sendiri, dan bukannya sebagai obyek dalam pergaulan
internasional. Pada tataran Timur-Tengah, kawasan tersebut masih menjadi
wilayah yang penting Indonesia dan memiliki makna istimewa tersendiri. Dari
pandangan Indonesia, wilayah Timur-Tengah, dapat dilihat dari berbagai sudut
dan kepentingan. Sebagai negara dengan penduduk muslim terbesar di dunia,
Indonesia tentu memiliki hubungan emosional yang erat dengan kawasan tersebut,
mengingat Timur-Tengah merupakan wilayah tempat kelahiran dan pusat spiritual
agama Yahudi, Kristian dan terutama Islam.
4
. Anak Agung Banyu Perwita.op.cit 47
5
Hubungan Indonesia dengan negara-negara Arab di Timur-Tengah, sudah
lama terjalin. Secara makro Indonesia melihatnya sejak masuknya Islam ke
Indonesia. Hubungan itu juga dilakukan melalui pertemuan-pertemuan resmi
dengan keikutsertaan organisasi-organisasi Islam di Indonesia dalam kongreskongres Islam. Dalam rangka menjajaki dan menggalang dukungan bagi upaya
peningkatan peran Indonesia dalam proses perdamaian di Timur-Tengah,
Indonesia juga telah secara aktif terlibat dalam memecahkan isu-isu konflik di
negara-negara Timur-Tengah, seperti Palestina, Irak, dan Lebanon. Untuk
mendukung formulasi kebijakan peningkatan peran Indonesia dalam proses
perdamaian Timur-Tengah, khususnya dalam penyelesaian konflik Arab-Israel,
dan untuk mendukung program pembangunan kapasitas Palestina sebagai negara
yang menuju kemerdekaan.
Melihat hubungan yang dijalin oleh negara-negara Timur-Tengah kepada
Indonesia atau sebaliknya, maka akan mendapati hubungan solidaritas yang
didasari atas rasa persaudaraan (ukhwah Islamiyah). Upaya diplomasi Indonesia di
kawasan Timur-Tengah, yang difokuskan pada dua target utama, yakni
peningkatan hubungan kerja sama bilateral Indonesia dengan negara-negara di
kawasan Timur-Tengah, khususnya dalam bidang ekonomi dan maksimalisasi
peran serta Indonesia dalam proses perdamaian Timur-Tengah.5
Dalam pelaksanaan politik luar negeri bebas aktif Indonesia yang
diabadikan
kepada
kepentingan
nasional,
terutama
untuk
kepentingan
pembangunan di segala bidang. Indonesia dapat dan harus meningkatkan
6..
http://www.google.co.id/url?sa=t&rct=j&q=kebijakan+politik+luar+negeri+Indonesia+t
erhadap+timur-tengah. Di akses pada tanggal 20.12.2011 Jam 20.00
6
hubungan-hubunganya dengan negara-negara Timur-Tengah. Sehubungan dengan
itu Indonesia perlu membina dan meningkatkan persahabatan dan kerjasama
dengan negara-negara Timur-Tengah yang saling menguntungkan, bersama-sama
dengan mereka memperkokoh kesetiakawanan, persatuan dan kerjasama dalam
segala bidang.
Hubungan kerjasama bilateral antara Indonesia dan Mesir telah
berlangsung cukup lama, Untuk memperkuat hubungan di berbagai bidang, kedua
negara telah menyepakati pembentukan forum Konsultasi Bilateral di tingkat
Pejabat Senior Kementerian Luar Negeri masing-masing sejak tahun 2001 dengan
ditandatanganinya MoU on Consultation. Pertemuan Konsultasi Bilateral telah
dilaksanakan sebanyak empat kali, dua kali di Indonesia, (di Bali, 19–20 Juli 2004
dan di Jakarta, 14 Agustus 2006) dan dua kali di Mesir (di Cairo, 9–10 Mei 2005
dan 29 Oktober 2008). Melalui forum tersebut, kedua negara membahas berbagai
isu hubungan dan kerjasama bilateral serta melakukan pertukaran pandangan
tentang berbagai isu internasional dan regional yang menjadi perhatian bersama.6
Selain Mesir, Indonesia juga melakukan Hubungan kerjasama Bilateral
dengan Tunisia, Hubungan kerjasama dengan tunisia ini telah lama terjalin begitu
erat antara lain:
Di bidang politik, Hubungan bilateral di bidang politik antara RI dan
Tunisia telah terjalin baik bahkan sejak sebelum kemerdekaan Tunisia. Indonesia
pertama kali membuka Kedutaan Besarnya di Tunis pada tahun 1960, yang
6
.http://www.kemlu.go.id/Pages/IFPDisplay.aspx?Name=BilateralCooperation&IDP=43
&P=Bilateral&l=id di akses pada tanggal 25.3.2012 jam.10.15
7
sekaligus menandai pembukaan hubungan diplomatik antara kedua negara.
Namun karena terbatasnya keuangan negara, Perwakilan RI di Tunis terpaksa
ditutup pada tahun 1967 dan baru dibuka kembali pada tahun 1977. Sementara itu,
Kedutaan Besar Tunisia di Jakarta dibuka pada tanggal 14 Oktober 1987. Di
bidang ekonomi, volume perdagangan bilateral RI-Tunisia pada tahun 2010
menunjukkan peningkatan 26% dari periode yang sama tahun sebelumnya, dari
US$ 62,7 juta menjadi US$ 88,6 juta. Neraca perdagangan RI Tunisia masih
menunjukkan surplus bagi Indonesia, ekspor dari Indonesia ke Tunisia pada tahun
2010 mencapai US$ 78,8 juta, meningkat dibanding tahun sebelumnya yang
mencapai US$ 67,8 juta. Adapun ekspor Tunisia ke Indonesia juga menunjukkan
peningkatan yang cukup signifikan, yaitu sebesar 42%, dari US$ 7,5 juta pada
tahun 2009 menjadi US$ 10,7 juta pada tahun 2010.7
Dari berbagai pemaparan diatas, oleh karena itu sangat menarik untuk
dikaji “Reformulasi kebijakan politik luar negeri Indonesia dengan kawasan
Timur-Tengah pasca revolusi, studi kasus Mesir”.
7
.http://www.kemlu.go.id/Pages/IFPDisplay.aspx?Name=BilateralCooperation&IDP=209
&P=Bilateral&l=id di akses pada tanggal 25.3.2012 Jam.10.00
8
B.Batasan dan rumusan masalah
Begitu luasnya penulisan yang akan diteliti antara Tunisia dan Mesir,
maka penulis hanya membatasi pada Reformulasi kebijakan politik luar negeri
Indonesia terhadap kawasan Timur-Tengah pasca Revolusi, Studi kasus Mesir.
Berdasarkan batasan masalah tersebut, maka penulis merumuskan dua hal
yang perlu dikaji lebih lanjut yakni sebagai berikut:
A. Apa yang melatarbelakangi Reformulasi kebijakan Politik Luar Negeri
Indonesia?
B. Mengapa Reformulasi itu dilakukan?
C.Tujuan dan kegunaan penelitian
1. Tujuan penelitian
a. Tujuan penelitian adalah untuk mengetahui dan menjelaskan apa yang
melatarbelakangi Reformulasi kebijakan politik luar negeri Indonesia
b. Untuk mengetahui dan menjelaskan mengapa Reformulasi tersebut
dilakukan
2. Kegunaan penelitian
Penelitian ini diharapkan bermanfaat untuk:
a. Penelitian ini diharapkan dapat memberikan sumbangan bagi
pengembangan studi Hubungan Internasional di masa mendatang serta
dapat menjadi bahan kajian para penstudi Hubungan Internasional
serta pemerhati masalah-masalah internasional.
9
b. Sebagai bahan bagi penentu kebijakan dalam pemerintahan Republik
Indonesia khususnya kementerian luar negeri sebagai pelaku kebijakan
politik luar negeri Indonesia
c. Diharapkan dapat memberi tambahan pengetahuan dan wawasan
terhadap pengembangan studi ilmu hubungan internasional, utamanya
bagi peminat masalah hubungan internasional
D.Kerangka konseptual
Politik luar negeri merupakan kepanjangan tangan dari politik dalam
negeri, kebijakan politik luar negeri merupakan strategi atau rencana tindakan
yang dibuat oleh para pembuat keputusan negara dalam menghadapi negara lain
atau unit politik internasional lainnya. Politik luar negeri suatu negara merupakan
pedoman atau penuntun dalam berinteraksi dengan negara lain dalam arena
internasional, politik luar negeri merupakan kumpulan kebijakan luar negeri yang
mengatur hubungan luar negeri suatu negara.
Tanpa politik luar negeri suatu negara dalam menjalankan hubungan luar
negeri akan mengalami kesimpang-siuran karena tidak ada tujuan. Politik luar
negeri suatu negara tidak dapat dilepaskan dari aspirasi yang berkembang di
dalam negeri negara tersebut, demikian juga dengan politik luar negeri Indonesia
tak dapat dilepaskan dari falsafah dan ideologi Pancasila maupun UUD 1945
sebagai sumber hukum yang berlaku di negara Indonesia, Sejak kemerdekaan 17
10
Agustus 1945, Pancasila dan UUD 1945 telah dijadikan landasan utama bagi
pelaksanaan politik luar negeri Indonesia.8
politik luar negeri adalah kumpulan kebijaksanaan suatu negara untuk
mengatur hubungan luar negerinya. Ia merupakan bagian dari
kebijaksanaan nasional semata-mata dimaksudkan untuk mengabdi kepada
tujuan-tujuan yang sedang dihadapi, lazim disebut kepentingan nasional.
Pada hakikatnya ia merupakan suatu pola sikap atau respon terhadap
lingkungan ekologisnya. Respon tersebut mempunyai latar belakang yang
berinteraksi dengan persepsi pengalaman, kekayaan alam serta kebudayaan
yang biasanya dimanifestasikan sebagai falsafah bangsa dan
diakomodasikan dalam konstitusi.9
Kebijakan luar negeri merupakan strategi atau rencana tindakan yang
dibuat oleh para pembuat keputusan negara dalam menghadapi negara lain atau
unit politik internasional lainnya, dan dikendalikan untuk mencapai tujuan
nasional spesifik, yang dituangkan dalam terminologi kepentingan nasional.10
setiap entitas negara yang berdaulat memiliki kebijakan yang mengatur
hubungannya dengan dunia internasional, begitu pula Indonesia, kebijakan
tersebut merupakan bagian dari politik luar negeri yang merupakan pencerminan
dari kepentingan nasionalnya.
Kebijakan politik luar negeri merupakan alat bagi Indonesia untuk
membangun sinergitas peranan dalam lingkup regional ataupun global, kebijakan
yang dibuat pun tidak terlepas dari kepentingan-kepentingan Indonesia, sebagai
salah satu aktor dalam sistem internasional. Menurut Holsti, Lingkup kebijakan
luar negeri meliputi semua tindakan serta aktifitas negara terhadap lingkungan
8
. Riza Sihbudi. 1997. Indonesia Timur-Tengah Masalah Dan Prospek. Jakarta:Gema
Insani Press, Hal.59
9
Teuku May Rudy. Teori, Etika Dan Kebijakan Hubungan Internasional. Bandung:.
Penerbit Angkasa. Hal 100
10
.Anak Agung Banyu Perwita, op.cit 49
11
eksternalnya dalam upaya memperoleh keuntungan dari lingkungan tersebut, serta
hirau akan berbagi dalam kondisi internal yang menopang formulasi tindakan
tersebut.11
Menurut kamus besar bahasa Indonesia arti dari kata formulasi adalah
perumusan, Reformulasi membahas tentang bagaimana merumuskan atau
menyusun, atau pun memperbaharui misi serta strategi yang tepat. Konsep
Reformulasi digunakan oleh setiap pihak yang terlibat dalam pengambilan
keputusan pada lembaga atau organisasi maupun negara. Pada tataran negara,
konsep Reformulasi identik dengan aktor yang terlibat dalam pengambilan yang
mengarah pada keputusan yang berlaku secara internal dan eksternal. Secara
eksternal, konsep ini digunakan untuk melihat bagaimana perumusan kembali
kebijakan politik luar negeri Indonesia terhadap kawasan lain khususnya Mesir
pasca revolusi, yang akan menjadi kajian dalam penulisan ini.
Dewasa
ini
kehidupan
setiap
bangsa
semakin
terkait
dengan
perkembangan keadaan dibagian-bagian lain di dunia. Tidak ada satu negara pun
di dunia yang mampu memecahkan masalah pokoknya dalam alam isolasi terlepas
dari bagian dunia lainnya. Selain itu akibat kebijaksanaan dari satu negara
terkadang menentukan kebijaksanaan negara lainnya.
11
. KJ.Holsti,1992.Politik Internasional:suatu kerangka analisis. Bandung: Bina Cipta.
Hal 21
12
Negara dalam mengejar tujuan yang erat berkaitan dengan kepentingan
nasionalnya tidak jarang terjadi perbedaan-perbedaan bahkan kadang-kadang
bahkan terjadi bentrokan-bentrokan kepentingan. Meurut K.J.Holsti, kebijakan
luar negeri secara umum menganalisis tindakan suatu negara terhadap lingkungan
dan kondisi ekternal yang biasanya bersifat domestik. Bentuk-bentuk output
kebijakan luar negeri yaitu tindakan atau gagasan yang dirancang oleh pembuat
kebijakan untuk memecahkan masalah atau mempromosikan suatu perubahan
dalam lingkungan berupa kebijakan, sikap atau tindakan negara lain.
Kebijakan luar negeri memiliki dua komponen yang mencerminkan
kepentingan yang lebih luas, yaitu orientasi dan peran nasional. Hal ini kadangkadang menggambarkan secara garis besar, kadang secara samar dan kadang
secara rinci bagaimana suatu negara dan pemerintahnya pada umumnya akan
menghubungkan diri mereka sendiri sebelum satu jangka waktu dengan dunia
luar. Mereka mencerminkan sikap-sikap dan kebutuhan nasional yang utama dan
juga kondisi ekternal.
13
E.Metode penelitian
1.Tipe penelitian
Dalam penelitian ini, penulis menggunakan metode deskriptif, metode
deskriptif bertujuan untuk menggambarkan fakta-fakta tentang kebijakan politik
luar negeri Indonesia terhadap Mesir pasca revolusi.
2.Jenis data
Jenis data yang penulis gunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder,
dimana data-data yang berasal dari telaah pustaka dari berbagai literatur yang
menyangkut permasalahan yang akan penulis teliti.seperti Buku-buku, Jurnal,
Koran, Majalah dan situs Internet.
3.Teknik pengumpulan data
Teknik pengumpulan data yang akan digunakan oleh penulis adalah telaah
pustaka (library research), yaitu pengumpulan data dengan menelaah sejumlah
literatur baik berupa buku-buku, jurnal, dokumen, surat kabar, makalah dan artikel
yang berhubungan dengan masalah yang akan dibahas dan kemudian
menganalisanya.
Adapun tempat penelitian yang dikunjungi :
A1. Kedutaan besar Republik Mesir
A.2. Kementerian luar negeri RI
A.3. Perpustakaan Nasional RI
14
A.4. Perpustakaan wilayah Makassar
A.5. Perpustakaan Pusat Universitas Hasanuddin
4.Teknik analisis data
Teknik analisis data yang digunakan adalah teknik analisis data kualitatif,
dimana permasalahan di negara Mesir mengalami Revolusi dan untuk itu juga
melihat bagaimana Indonesia mereformulasi kebijakan politik luar negeri
Indonesia. dan mengaitkan antara masalah yang satu dengan yang lain dan ditarik
sebuah kesimpulan.
5.Teknik penulisan
Metode penulisan yang penulis gunakan adalah metode deduktif, dimana
penulis terlebih dahulu akan menggambarkan secara umum, yakni kondisi
konstalasi Politik di Timur-Tengah dan sampai masalah internal negara.
15
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A.Konsep tentang Kebijakan Politik Luar Negeri
Politik luar negeri merupakan suatu perangkat formula, nilai, sikap, arah
serta
sasaran
untuk
mempertahankan,
mengamankan,
dan
memajukan
kepentingan nasional di dalam percaturan dunia internasional. Politil luar negeri
terdiri dari dua komponen dasar yaitu politik (policy) dan luar negeri, politik
(policy) merupakan seperangkat keputusan yang menjadi pedoman untuk
bertindak, atau seperangkat aksi yang bertujuan untuk mencapai sasaran yang
telah ditetapkan sebelumnya.12
Politik suatu negara merupakan pedoman atau penuntun dalam berinteraki
dengan negara lain dalam arena sistem internasional, politik luar negeri
merupakan kumpulan kebijakan luar negeri yang mengatur hubungan luar negeri
suatu negara. Kebijakan Politik Luar negeri merupakan kumpulan kebijakan suatu
negara untuk mengatur hubungan luar negerinya. Hal tersebut merupakan bagian
dari kebijakan nasional yang semata-mata dimaksudkan untuk tujuan-tujuan yang
biasanya telah ditentukan dalam jangka waktu tertentu.
Kebijakan Politik luar negeri sangat ditentukan oleh tujuan yang ingin
dicapai oleh negara tersebut sesuai dengan kepentingan nasionalnya. Tujuantujuan yang dimaksud adalah tujuan politik, keamanan, dan ekonomi.
Kepentingan nasional itu ditentukan oleh para penentu kebijakan politik luar
negeri sebagai hasil dari proses politik.
12
. Anak Agung Banyu Perwita.op.cit 47, 48
16
Kebijakan luar negeri suatu negara di pengaruhi oleh faktor luar negeri dan
faktor dalam negeri ialah :13
a. Faktor Luar negeri
Faktor luar negeri, misalnya akibat globalisasi. Dengan globalisasi seakan
dunia ini sangat kecil dan begitu dekat. Maksudnya dunia ini seperti tidak ada
batasnya. Hubungan satu negara dengan negara lainnya sangat mudah dan cepat.
Apalagi dengan adanya kemajuan teknologi komunikasi seperti sekarang ini.
Peristiwa-peristiwa yang terjadi di negara lain dengan mudah diketahui oleh
negara lain.
b. Faktor Dalam Negeri
Faktor dalam negeri juga akan mempengaruhi kebijakan politik luar negeri
suatu negara. Misalnya sering terjadinya pergantian pemimpin pemerintahan.
Setiap pemimpin pemerintahan mempunyai kebijakan sendiri terhadap politik luar
negeri.
Politik luar negeri sebagai sekumpulan komitmen dan rencana bertindak
mengacu pada strategi (strategies), keputusan-keputusan (decisions), atau
kebijaksanaan-kebijaksanaan (policies), yang memuat tujuan-tujuan khusus (
specific goals) dan sarana-sarana (means) untuk mencapainya; dan dianggap
sebagai tindakan yang memadai dalam menghadapi peluang dan hambatan dari
13
.http://www.scribd.com/doc/68254972/Peranan-Politik-Luar-Negeri-RI-DalamPercaturan-Internasional-6 di akses pada tanggal 19.2.2012 Jam. 20.00
17
lingkungannya. Komitmen dan rencana bertindak ini lebih mudah diamati dan
diarahkan pada situasi yang berlangsung, negara, kawasan, atau isu tertentu.14
Kebijakan politik luar negeri suatu negara, dapat dipengaruhi oleh faktorfaktor internal dan eksternal suatu negara, secara umum, faktor-faktor internal
antara lain faktor historis, geografis, demografis, sistem politik, cara-cara pandang
aktor politik (pemberi pengaruh, pembuat dan penentu kebijakan), terhadap sistem
internasional, serta kepentingan dan peran yang diinginkan oleh negara didalam
sisem internasional. Faktor-faktor ekternal yang mempengaruhi kebijakan luar
negeri suatu negara antara lain ialah lingkungan regional dan internasional,
termaksud dalam hal ini konstalasi politik, ekonomi dan keamanan internasional.
Serta kebijakan negara atau sekelompok negara lain terhadap negara tersebut.15
Kebijakan politik luar negeri yang bersifat umum terjadi atas serangkaian
keputusan yang diekspresikan melalui pernyataan-pernyataan kebijakan dan
tindakan-tindakan langsung. Sedangkan keputusan luar negeri yang bersifat
administratif dibuat oleh anggota-anggota birokrasi pemerintah yang bertugas
melaksanakan hubungan luar negeri negaranya.
Kebijakan politik luar negeri juga merupakan strategi atau rencana
tindakan yang di bentuk oleh para pembuat keputusan suatu negara dalam
menghadapi negara lain atau unit politik internasional lainnya, dan di kendalikan
14
.Teuku May Rudy. Teori, Etika Dan Kebijakan Hubungan Internasional. Bandung:
Penerbit Angkasa. Hal. 108
15
.http://www.google.co.id/url?sa=t&rct=j&q=konsep%20kebijakan%20politik%20luar%
20negeri&source=web&cd=23&ved=0CCgQFjACOBQ&url=http%3A%2F%2Felib.pdii.lipi.go.id
%2Fkatalog%2Findex.php%2Fsearchkatalog%2FdownloadDatabyId%2F1673%2F1674.pdf&ei=_
qEXT87MKbCfmQXAtZXQAw&usg=AFQjCNGnkRxFQqhiB3CV98dOSr6UhKTNYg&cad=rja
di akses pada tanggal 19,1,2012 Jam 14.00
18
untuk mencapai tujuan nasional spesifik yang dituangkan dalam terminologi
kepentingan nasional, politik luar negeri yang spesifik dilaksanakan oleh sebuah
negara sebagai sebuah inisiatif atau sebagai reaksi terhadap inisiatif yang
dilakukan oleh negara lain.
Politik luar negeri mencakup proses dinamis dari penerapan pemaknaan
kepentingan nasional yang relatif tetap terhadap faktor situsional yang sangat
fluktuatif di lingkungan internasional dengan maksud untuk mengembangkan
suatu cara tindakan yang diikuti oleh upaya untuk mencapai pelaksanaan
diplomasi sesuai dengan panduan kebijaksanaan yang telah ditetapkan. 16 Politik
luar negeri juga menganalisis tindakan negara terhadap lingkungan ekternal serta
berbagai kondisi domestik yang menopang formulasi tindakan; perhatiannya pada
tujuan negara, variabel yang mempengaruhi pilihan, dan teknik yang
dipergunakan untuk mencapainya.
Kebijakan politik luar negeri memiliki tiga konsep untuk menjelaskan
suatu negara dengan kejadian dan situasi diluar negaranya, yaitu:17
Kebijakan luar negeri sebagai sekumpulan orientasi ( as a cluster of
orientation) politik luar negeri sebagai sekumpulan orientasi merupakan menjadi
pedoman pembuat keputusan dan tindakan berdasarkan orientasi, yang terdiri dari
sikap, persepsi, dan nilai-nilai yang dijabarkan dari pengalaman sejarah dan
keadaan strategis yang menentukan posisi negara dalam politik internasional.
16
. C. Plano jack.Roy Olton. 1999. Kamus Hubungan Internasional. Putra Abardin.
Bandung. Hal. 5
17
.http://www.docstoc.com/docs/82805440/Teori-Politik-Luar-Negeri di akses pada
tanggal 1.2.2012 Jam 21.00
19
Politik luar negeri sebagai seperangkat komitmen dan rencana untuk
bertindak (as a set of commitmens to palan for action). Dalam hal ini kebijakan
luar negeri berupa rencana dan komitmen konkret yang dikembangkan oleh para
pembuat keputusan untuk membina dan mempertahankan situasi lingkungan
ekternal yang konsisten dengan orientasi kebijakan luar negeri. Rencana tindakan
ini termaksud tujuan yang spesifik serta alat atau cara untuk mencapainya yang
dianggap cukup memadai untuk menjawab peluang dan tantangan dari luar negeri.
Rencana tindakan ini merupakan terjemahan dari orientasi umum dan reaksi
terhadap keadaan yang konkret (immediate context).
Kebijakan luar negeri sebagai bentuk perilaku atau aksi (as a form of
behavior). Pada tingkat ini kebijakan luar negeri berada pada tingkat yang lebih
empiris, yaitu berupa langkah-langkah nyata yang diambil oleh para pembuat
keputusan yang berhubungan dengan kejadian serta situasi di lingkungan ekternal.
Langkah-langkah tersebut dilakukan berdasarkan orientasi umum yang dianut
serta dikembangkan berdasarkan komitmen dan sasaran yang lebih spesifik.18
Sumber-sumber utama yang menjadi input dalam perumusan kebijakan
politik luar negeri yaitu19 :
Sumber sistemik merupakan sumber yang berasal dari
lingkungan
eksternal suatu negara, sumber ini menjelaskan struktur hubungan antar negaranegara besar, pola-pola aliansi yang terbentuk negara-negara dan fungsi situsional
18
.Anak Agung Banyu Perwita, 2006, Pengantar Ilmu Hubungan Internasional, Bandung:
PT. Remaja Rosda Karya. Hal 53
19
.http://www.docstoc.com/docs/82805440/Teori-Politik-Luar-Negeri di akses pada
tanggal 1.2.2012 Jam 21.00
20
ekternal dapat berubah isu area dan krisis. Yang dimaksud dengan struktur
hubungan antara negara besar adalah jumlah negara besar yang ikut andil dalam
struktur hubungan internasional dan bagaimana pembagian kapabilitas diantara
mereka, sementara faktor situsional ekternal merupakan stimulan tiba-tiba yang
berasal dari situasi internasional terkhir. sumber masyarakat, merupakan sumber
yang berasal dari lingkungan internal, sumber ini mencakup faktor kebudayaan
dan sejarah, pembangunan ekonomi, struktur sosial, dan perubahan opini publik,
kebudayaan dan sejarah mencakup nilai, norma, tradisi dan pengalaman masa lalu
yang mendasari kepentingan negara tersebut untuk berhubungan negara lain.
Struktur sosial mencakup sumber daya manusia yang dimiliki suatu negara
atau seberapa besar konflik dan harmoni internal dalam masyarakat, opini publik
dapat menjadi faktor dimana penstudi dapat melihat perubahan sentimen
masyarakat terhadap dunia luar. Sumber pemerintahan, merupakan sumber
internal yang menjelaskan tentang pertanggung jawaban politik dan struktur
dalam pemerintahan, pertanggung jawaban seperti pemilihan umum, kompetensi
partai dan kemampuan dimana pembuat keputusan dapat secara fleksibel
merespon situasi ekternal, sementara dari struktur kepemimpinan dari kelompok
dan invidu yang terdapat dalam pemerintahan. Sumber ideosintratik merupakan
sumber internal yang melihat nilai-nilai pengalaman, bakat serta kebribadian elit
politik yang mempengaruhi persepsi, kalkulasi, dan perilaku mereka terhadap
kebijakan luar negeri.
Dalam membahas politik luar negeri, terdapat tiga determinan penting
yang tidak terpisahkan satu sama lain, yaitu; kepentingan nasional (nasional
21
interest), kemampuan nasional(national capability) dan kondisi internasional yang
melingkupinya dengan segala dinamikanya.20
Determinan yang pertama adalah kepentingan nasional, pelaksanaan
politik luar negeri merupakan salah satu upaya pemenuhan tercapainya
kepentingan nasional, maka segala langkah-langkah yang diambil dalam rangka
kebijaksanaan luar negerinya tidak lepas dari apa yang menjadi kepentingan
nasionalnya.
Hal ini sejalan dengan apa yang di kemukakan oleh Cris Brown21
Politik luar negeri dapat dipahami sebagai cara untuk mengartikulasikan
Dan memperjuangkan kepentingan nasional terhadap dunia luar kebijakan
politik luar negeri merupakan upaya pemenuhan kepentingan nasional
dalam ruang lingkup internasional.
Setiap strategi atau rencana tindakan yang dibuat oleh para pembuat
keputusan negara didalam menghadapi negara lain atau unit politik internasional
lainnya, dikendalikan untuk mencapai tujuan nasional yang dituangkan dalam
terminologi kepentingan nasional. Tindakan negara dalam politik luar negeri
senantiasa bertujuan untuk mencapai sasaran yang dianggapnya sebagai
kepentingan nasional, suatu sasaran mungkin meminta perubahan dalam situasi
atau menghendaki dipertahankannya hubungan-hubungan baik yang sedang
berlangsung. Karena itu penting adanya perumusan suatu sasaran secara konkret
20
. http://www.docstoc.com/docs/82805440/Teori-Politik-Luar-Negeri di akses pada
tanggal 1.2.2012 Jam 21.20
21
.Ganewaty Wuryandar dkk. 2008. Politik luar Negeri Indonesia Di Tengah Pusaran
Politik Domestik.Pustaka pelajar. Yogyakarta. Hal 14
22
dan jelas sesuai dengan kondisi yang ada dan pilihan tindakan yang diambil
negara.22
Suatu sasaran bersumber dari penerapan kepentingan nasioanal pada
situasi umum, dimana kebijakan sedang dibuat. Penetapan tujuan yang berakar
pada faktor-faktor tetap dari lingkungan keputusan, akan memberi bantuan
material dalam peningkatan kekuatan dinamik yang akan membentuk sasaran
khusus yang dipilih. Dengan demikian, dalam situasi kebijakan, hubungan
kepentingan nasional, tujuan yang ditetapkan dan sasaran yang dipilih pada
umumnya merupakan fungsi ananlisis dari kurun waktu yang berbeda.
Kepentingan nasional mempunyai sifat abadi, sehingga negara akan selalu terlibat
dalam permasalahannya atau selama sistem politiknya tetap berdiri. Suatu tujuan
ditentukan dalam kurun waktu maksimal yang dapat diharapkan secara analitik.
Selama bentuk situasinya masih konstan, tujuan yang diterapkan akan terus
berlaku, tetapi bila terjadi perubahan drastis, maka diperlukanlah pilihan tujuan
yang baru yang lebih sesuai dengan sifat masalahnya.23
Tujuan dari kebijakan politik luar negeri merupakan fungsi dari proses
dimana tujuan negara disusun, Tujuan tersebut dipengaruhi oleh sasaran yang
dilihat berdasarkan masa lalu dan aspirasi untuk masa yang akan datang, Tujuan
kebijakan politik luar negeri sendiri dibedakan atas tujuan jangka panjang, jangka
22
.Dahlan
Nasution.1991.Politik
Internasional
Erlangga:Jakarta.Hal.7
23
.Dahlan Nasution.1991.op.cit hal. 8
konsep
dan
teori.Penerbit
23
menengah, dan jangka pendek, Pada dasarnya tujuan kebijakan luar negeri jangka
panjang adalah untuk mencapai perdamaian, kemanan dan kekuasaan.24
Kondisi internasional yang dinamis mengharuskan suatu negara yang ingin
memenuhi kepentingan nasionalnya diluar batas-batas teritorialnya untuk
membuat penyesuaian-penyesuaian dengan lingkungan internasionalnya dengan
asumsi bahwa lingkungan internasional umumnya memiliki kekuatan untuk
mempengaruhi suatu negara ketimbang sebaliknya, dalam hal ini keberhasilan
sautu politik luar negeri akan sangat bergantung pada bagaimana suatu negara
melihat dan membaca suatu kondisi internasional, kemudian menyesuaikan
dengan kebijakan politik luar negerinya.
Determinan kedua yang berhubungan dengan politik luar negeri dan
politik internasional adalah kekuatan nasional. Kekuatan nasional adalah
kemampuan yang dimiliki oleh suatu negara yang bersifat aktual maupun yang
tersimpan. Kekauatan aktual adalah kekuatan nyata yang dimiliki oleh suatu
negara yang dapat dimunculkan pada saat-saat tertentu.
Determinan yang ketiga adalah kondisi internasional dengan sifatnya yang
dinamis. Suatu negara dalam menuangkan kepentingan nasionalnya dalam
kebijakan politik luar negeri harus mampu melihat dan menyesuaikan dengan
kondisi domestik, regional maupun kondisi global yang melingkupinya, hal ini
penting karena dinamika sistem internasional selalu mengalami perubahan setiap
waktu disebabkan interaksi yang terus menerus antara negara di dunia.
24
.K.J.Holsti.1983.Politik
Erlangga:Jakarta.Hal. 145-147
internasional
kerangka
untuk
analisis.Penerbit
24
Tujuan politik luar negeri dapat dikatakan sebagai citra mengenai keadaan
dan kondisi di masa depan suatu negara dimana pemerintah melalui para perumus
kebijaksanaan nasional mampu meluaskan pengaruhnya kepada negara-negara
lain dengan mengubah atau mempertahankan tindakan negara lain.25 Ditinjau dari
sifatnya, tujuan politik luar negeri dapat bersifat konkret dan abstrak, sedangkan
dilihat dari waktunya, tujuan politik luar negeri dapat bertahan lama dalam suatu
periode waktu tertentu dan dapat pula bersifat sementara, berubah sesuai dengan
kondisi waktu tertentu.26
Proses konversi yang terjadi dalam perumusan politik luar negeri suatu
negara akan mengacu pada pemaknaan situasi, baik yang berlangsung dalam
lingkungan ektenal maupun internal dengan mempertimbangkan tujuan yang ingin
dicapai berdasarkan sarana dan kapabilitas yang dimiliknya. Politik luar negeri
dari suatu negara merupakan iringan kebijaksanaan disertai rentetan tindakan yang
rumit tetapi dinamis, yang ditempuh oleh negara dalam hubungannya dengan
negara-negara lain atau sebagai kegiatan dalam organisasi-organisasi regional dan
internasional, politik luar negeri bukanlah hanya merupakan jumlah dari
kebijaksanaan-kebijaksanaan di bidang luar negeri. Tiap-tiap pemerintah negara
mempunyai semacam hubungan dengan pemerintah dari negara-negara lain, dan
pemerintah menetapkan suatu pola cara kerjasama. Dengan menentukan tindakantindakan yang perlu diambil atau tidak perlu diambil terhadap pemerintahan lain.
25
.Anak Agung Banyu Perwita.op.cit.Hal 51
.http://www.docstoc.com op.cit di akses pada tanggal 1.2.2012 Jam 21.30
26
25
Kebijaksanaan-kebijaksanaan yang disusun dan keputusan-keputusan yang
diambil dalam bidang politik luar negeri ditentukan oleh manusia dan manusia itu
didorong oleh kepentingan-kepentingan tertentu dan pandangan hidupnya. Oleh
karena itu politik luar negeri sangat bergantung dari ideologi bangsa dan untuk
mengetahui strategi atau sasaran jangka panjang dari politik luar negeri suatu
negara.27 Dalam hubungan internasional dan politik luar negeri, faktor-faktor
memainkan peranan sebagai unsur dari kekuatan negara dan dapat berbentuk baik
secara spiritual maupun material.
B.Konsep Reformulasi
Dalam kamus Besar Bahasa Indonesia dikatakan bahwa arti kata
Reformulasi ialah merumuskan atau menyusun dalam bentuk yang tepat. Dalam
penjabaran maksud dari kata Reformulasi ialah merumuskan, menyusun, dan
mengekspresikan.28 Formulasi merupakan turunan dari formula, yang berarti
untuk mengembangkan rencana, metoda resep, dalam hal ini untuk meringankan
suatu kebutuhan untuk tindakan dalam suatu masalah.29 Ini merupakan suatu
permulaan dari kebijakan. Pengembangan fase aktifitas dan tidak ada metoda yang
pasti dalam menjalankan. Formulasi adalah istilah yang lebih menyeluruh; ini
termaksud perencanaan dan usaha kurang sistemis untuk menentukan apa yang
harus dilakukan terhadap masalah umum.
27
. Yusuf Sufri.1989. Hubungan Internasional Dan Politik Luar Negeri, Pustaka Sinar
harapan. Jakarta. Hal. 114
13.00
28
. http://artikata.com/arti-327347-formulasi.html di akses pada tanggal 21.2.2012 Jam.
29
.Ismail Nawawi.2009.Public Policy.PMN.Surabaya.Hal.107
26
Secara ringkas formulasi digunakan untuk menyatukan perencanaan yang
rasional dan apa yang dapat diartikan sebagai bereaksi subyektif. Untuk
menampikan pedoman untuk memperluas lingkup dari formulasi sebagai aktifitas
kebijakan dengan ketentuan sebagai berikut:
1. Tidak ada kebetulan antara formulasi dengan institusi tertentu.
2. Formulasi dan reformulasi dapat terjadi setelah jangka waktu yang
lama setelah meninggalkan dukungan yang cukup untuk satu pun
usaha.30
Formulasi kebijakan memberikan perhatian yang sangat dalam pada sifatsifat (perumusan) permasalahan kebijakan politik luar negeri. Karena (perumusan)
permasalahan kebijakan politik luar negeri merupakan fundamen dasar dalam
merumuskan kebijakan politik luar negeri sehingga arahnya menjadi benar, tepat
dan sesuai. Perumusan kebijakan dapat dipandang sebagai kegiatan yang
dikemudian hari kelak akan menentukan masa depan suatu kebijakan politik luar
negeri apakah lebih baik atau sebaliknya. Karenanya, perumusan kebijakan tidak
dapat dianggap sebagai sebuah kegiatan yang main-main.
Kebijakan politik luar negeri yang merupakan pencerminan kepentingan
nasional yang ditujukan ke luar negeri secara elementer dianggap sebagai unit
kajian dan unit analisa, menurut Warsito dicirikan sebagai berikut :
30
.Ibid.Hal.108
27
a. Isu politik luar negeri dapat saja ditimbulkan oleh masalah-masalah
politik, keamanan atau militer (high politics) atau bisa juga masalahmasalah ekonomi, sosial budaya atau yang lain (low politics).
b. Aspek dari isu politik luar negeri adalah kepentingan nasional dan
kekuatan nasional pada masing-masing permasalahan yang terjadi
berdasarkan persepsi negara-negara yang bersangkutan.
c. Untuk memperjelas eksistensi aspek ekternal maka perlu dijelaskan
pihak luar bisa berarti negara-negara lain atau organisasi nasional
ataupun internasional diluar jangkauan sistem negara bangsa.
Dalam kaitan politik luar negeri, perkembangan dan bahkan perubahan
baik yang terjadi di lingkungan internasional dan internal suatu negara merupakan
faktor-faktor signifikan yang perlu diperhatikan oleh para pengambil keputusan.
Perubahan-perubahan fundamnetal yang terjadi dalam hubungan internasional
beberapa waktu terakhir ini, seperti berakhirnya perang dingin secara faktual telah
memaksa aktor-aktor negara bangsa untuk mengubah agenda politik luar negeri
suatu negara. Dalam hal perumusan kebijakan politik luar negeri Indonesia
terhadap Mesir diharapkan dapat membuka peluang dan meningkatkan kerjasama
hubungan Bilateral kedua negara yang sempat tergamggu saat Mesir mengalami
Revolusi pada tahun 2011.
28
BAB III
Gambaran umum tentang kebijakan politik luar negeri Indonesia dan
Revolusi Timur-Tengah
A.Kebijakan politik luar negeri Indonesia
Setiap entitas negara yang berdaulat memiliki kebijakan yang mengatur
hubungannya dengan dunia internasional, begitu pula Indonesia, kebijakan
tersebut merupakan bagian dari politik luar negeri yang merupakan pencerminan
dari kepentingan nasionalnya. Sejak deklarasi kemerdekaan Indonesia pada tahun
1945, Indonesia sebagai negara yang merdeka dan berdaulat serta negara yang
aktif telah ikut berkiprah dalam arena politik internasionalnya. Politik luar negeri
Indonesia yang pada awal abad 21 ini telah melewati usia lebih dari enam puluh
tahun, gelombang pasang surut perjuangan para pionir Indonesia di bidang
diplomasi dan politik luar negeri Indonesia telah menjadi bagian yang tidak
terpisahkan dari perjuangan mereka di forum internasional untuk membela
kepentingan nasional Indonesia. Sebagaimana yang diamanatkan oleh pembukaan
oleh pembukaan UUD 1945. Pasang surut politik luar negeri Indonesia yang
dinamis ini seiring dengan perubahan dan perkembangan kehidupan politik dalam
negeri Indonesia dan konstlasi politik internasional.
Kebijakan politik yang diorentasikan diluar batas teritorial sebuah negara
yang lazim disebut politik luar negeri suatu negara merupakan perpaduan antar
kepentingan nasional, tujuan nasional, kedudukan atau konfigurasi geopolitik dan
sejarah nasionalnya, dipengaruhi oleh faktor domestik (internal) dan faktor
internasional (ekternal). Dengan kata lain politik luar negeri merupakan upaya
29
untuk mempertemukan kepentingan nasional, khususnya rencana pembangunan
nasional dengan perkembangan dan perubahan lingkungan internasional.
Dengan berkiprah di kancah internasional, suatu negara diharapkan
mampu mengartikulasikan kepentingan dan kebutuhan dalam negeri, lebih
penting lagi politik luar negeri diarahkan pada upaya untuk mengaitkan strategi
dan kebijakan pembangunan nasional dengan langkah yang ditempuh ditingkat
internasional. Oleh karena itu dalam menjalankan kebijakan politik luar negeri
diperlukan semacam dasar dan landasan kebijakan politik luar negeri, tidak
terkecuali Indonesia.
1.Dasar kebijakan politik luar negeri Indonesia
Politik luar negeri suatu negara merupakan hasil perpaduan dari sejumlah
faktor, baik yang bersifat obyektif maupun subyektif, yaitu kepentingan nasional,
tujuan nasional bangsa, kedudukan atau konfigurasi geopolitik dan sejarah
nasionalnya, Bagi negara-negara yang baru merdeka, proses pertumbuhan dalam
mencapai kemerdekaan nasionalnya juga merupakan faktor yang sangat
berpengaruh. Posisi geografis Indonesia yang strategis, antara dua benua dan dua
samudera, potensi sumber daya alam dan sumber daya manusia, susunan
demografis, sistem sosial politik mempengaruhi sikap cara pandang Indonesia
dalam memposisikan diri di dunia internasional. Politik luar negeri Indonesia
dijiwai pula oleh pengalaman perjuangan mencapai kemerdekaan nasional, serta
perjuangan dalam memberi wujud dan mengisi kemerdekaan.
30
Kebijakan luar negeri suatu negara akan berjalan sesuai dengan
perkembangan internasional dan domestik, begitu pula yang terjadi pada
kebijakan luar negeri Indonesia, kebijakan luar negeri Indonesia sangat di
pengaruhi oleh konstalasi politik di dalam negeri. Dalam rezim pemerintahan
yang pernah berkuasa di Indonesia, nampak jelas pada pola kebijakan yang
diambil pada masing-masing pemerintahannya yang dipengaruhi oleh politik
dunia serta juga disesuaikan dengan kondisi politik dan ekonomi di dalam
negeri.31
Sebagai negara berdaulat, Indonesia telah menggariskan suatu landasan
bagi politik luar negeri Indonesia sebagai bagian yang tidak terpisahkan dari
tujuan dan cita-cita bangsa Indonesia sebagaimana termaktub dalam UUD 1945
dan pancasila, dalam bingkai kenegaraan, pemerintah merupakan pemeran utama
dalam menjalankan politik luar negeri Indonesia, Pembukaan UUD 1945 secara
tegas menggariskan kewajiban bagi pemerintah. Landasan konstitusional politik
luar negeri Indonesia tercantum dalam Pembukaan UUD 1945 Alinea pertama dan
Alinea keempat, serta pada batang tubuh UUD 1945 Pasal 11 dan Pasal 13
Ciri utama atau landasan pokok politik luar negeri ini tersimpul dalam
alinea pertama pembukaan UUD 1945 yang berbunyi : Sesungguhnya
kemerdekaan itu adalah hak segala bangsa dan oleh sebab itu maka penjajahan
di atas dunia harus dihapuskan karena tidak sesuai dengan peri-kemanusiaan dan
peri-keadilan. Nilai-nilai tersebut mencerminkan hak asasi manusia yang paling
31
.Teuku Rezasyah. 2008. Politik luar negeri Indonesia antara idealisme dan praktik.
Humaniora:Bandung. Hal. 22
31
mendasar yaitu hak untuk menentukan nasib sendiri, komitmen Indonesia bagi
kemajuan dan perlindungan hak asasi manusia juga bersumber pada pasal-pasal
yang relevan dalam UUD 1945. Orientasi internasional bangsa Indonesia juga
tercantum dengan jelas dalam alinea keempat pembukaan UUD 1945 yaitu ikut
melaksanakan ketertiban dunia yang berdasarkan kemerdekaan, perdamaian
abadi dan keadilan sosial.32 Dalam Undang-undang dasar 1945 pasal 11 Presiden
dengan persetujuan dewan perwakilan rakyat menyatakan perang, membuat
perdamaian, dan perjanjian dengan negara lain. Dan dalam Undang-dasar 1945
pasal 13. Ayat 1 ialah Presiden mengangkat duta dan konsul, Ayat 2 ialah Dalam
mengangkat duta, Presiden memperhatikan pertimbangan Dewan Perwakilan
Rakyat. Dan Ayat 3 ialah Presiden menerima penempatan duta negara lain dengan
memperhatikan pertimbangan Dewan Perwakilan Rakyat.33
Dalam perkembangan dasar kebijakan politik luar negeri Indonesia
ditetapkan dalam ketetapan MPR No.IV/MPR/1999 tentang GBHN. Di dalam
GBHN di gariskan bahwa sasaran penyelenggaraan hubungan luar negeri
Indonesia adalah “perwujudan politik luar negeri yang berdaulat bermatabat,
bebas dan pro-aktif bagi kepentingan nasional dalam menghadapi perkembangan
global”34.
32
.Badan pengakjian dan pengembangan kebijakan. 2003 .Buku putih politik luar negeri
Indonesia. Kementerian luar negeri. Jakarta Hal . 9-10
33
.http://www.crayonpedia.org/mw/Landasan_Politik_Luar_Negeri_6.2 di akses pada
tanggal 19.2.2012 Jam. 22.00
34
.Athiqah Nur Alami.”Landasan dan prinsip politik luar negeri Indonesia”, Ganewaty
Wuryandari(ed). 2008. Politik luar negeri Indonesia di tengah pusaran politik domestik. pustaka
pelajar. Yogyakarta. Hal. 26-27
32
Pancasila dan UUD 1945 khusus pembukaannya merupakan landasan idiil
dan konstitusional politik luar negeri Indonesia. Politik bebas aktif yang
diabadikan kepada kepentingan nasional, terutama kepentingan pembangunan di
segala bidang, merupakan prinsip dasarnya, sedangkan tujuan pokoknya pada
intinya dapat dirumusakan sebagai upaya untuk menegakkan kemerdekaan,
perdamaian serta keadilan di dunia melalui pembangunan bangsa-bangsa,
pembinaan persahabatan dan kerjasama bilateral, regional dan internasional
atas dasar persamaan derajat, kepentingan dan kemanfaatan bersama.35
Dalam ketetapan MPR No. IV/MPR/1999 tentang GBHN, Bab IV Arah
Kebijakan, huruf C angka 2 tentang Hubungan Luar Negeri, dirumuskan hal-hal
sebagai berikut:36
1. Menegaskan arah politik luar negeri Indonesia yang bebas aktif dan
berorientasi pada kepentingan nasional, menitik beratkan p
2. ada solidaritas antar negara berkembang, mendukung perjuangan
kemerdekaan bangsa-bangsa, menolak penjajahan dalam segala bentuk,
serta meningkatkan kemandirian bangsa dan kerjasama internasional bagi
kesejahteraan rakyat.
3. Dalam
melakukan
perjanjian
dan
kerjasama
internasional
yang
menyangkut kepentingan dan hajat hidup rakyat banyak harus dengan
persetujuan lembaga perwakilan rakyat.
35
.Badan pengakjian dan pengembangan kebijakan. Op.cit.Hal . 10
36
.http://www.ideelok.com/politik/politik-luar-negeri-bebas-aktif-republik-indonesia
diakses pada tanggal 7.2.2012 Jam 21.00
33
4. Meningkatkan kualitas dan kinerja aparatur luar negeri agar mampu
melakukan diplomasi pro-aktif dalam segala bidang untuk membangun
citra positif Indonesia di dunia internasional, memberikan perlindungan
dan pembelaan terhadap warga negara dan kepentingan Indonesia, serta
memanfaatkan setiap peluang positif bagi kepentingan nasional.
5. Meningkatkan kualitas diplomasi guna mempercepat pemulihan ekonomi
dan pembangunan nasional, melalui kerjasama ekonomi regional maupun
internasional dalam rangka stabilitas, kerjasama dan pembangunan
kawasan.
6. Meningkatkan kesiapan Indonesia dalam segala bidang untuk menghadapi
perdagangan bebas, terutama dalam menyongsong pemberlakuan AFTA,
APEC dan WTO.
7. Memperluas perjanjian ekstradisi dengan negaranegara sahabat serta
memperlancar prosedur diplomatik dalam upaya melaksanakan ekstradisi
bagi penyelesaian perkara pidana.
8. Meningkatkan kerjasama dalam segala bidang dengan negara tetangga
yang berbatasan langsung dan kerjasama kawasan ASEAN untuk
memelihara stabilitas, pembangunan dan kesejahteraan.
Politik Luar Negeri Indonesia terdapat dalam UU No. 37 tahun 1999 Pasal
1 ayat (2) tentang hubungan luar negeri yang menjelaskan bahwa Politik Luar
Negeri Indonesia adalah “Kebijakan, sikap, dan langkah pemerintah RI yang
diambil dalam melakukan hubungan dengan negara lain, organisasi internasional
dan subyek hukum internasional lainnya dalam rangka menghadapi masalah
34
internasional guna mencapai tujuan nasional. UU No. 37 tahun 1999 pasal 3 dan
pasal 4 menegaskan, bahwa prinsip politik luar negeri kita adalah bebas aktif dan
dilaksanakan melalui proses diplomasi yang kreatif, aktif dan antisipatif, tidak
sekedar rutin dan reaktif, teguh dalam prinsip dan pendirian serta rasional dan
luwes dalam pendekatan.37
Pelaksanaan politik luar negeri yang bebas dan aktif, Bebas adalah dalam
pengertian bahwa Indonesia tidak memihak pada kekuatan-kekuatan yang pada
dasarnya tidak sesuai dengan keprebadian bangsa sebagaimana dicerminkan
dalam pancasila, Aktif adalah berarti bahwa di dalam menjalankan kebijaksanaan
luar negerinya, Indonesia tidak bersikap pasif-reaktif atas kejadian-kejadian
internasionalnya, melainkan bersikaf aktif.38 Dengan politik luar negeri yang
bebas aktif itu, Indonesia mendudukan dirinya sebagai subyek dalam hubungan
luar negerinya dan tidak sebagai obyek, sehingga Indonesia tidak dapat
dikendalikan oleh haluan politik negara lain yang berdasarkan pada kepentingankepentingan nasional negara lain itu sendiri.
Prinsip dari politik luar negeri Indonesia adalah politik luar negeri
Indonesia yang “bebas aktif”, dan politk bebas aktif pun ditetapkan sebagai
landasan operasional politik luar negeri Indonesia, sebagai sebuah landasan
operasional, politik luar negeri Indonesia yang bebas aktif namun selalu merujuk
pada apa yang menjadi kepentingan nasional, yang dimaksud dengan bebas aktif
37
.http://setkab.go.id/index.php?pg=detailartikel&p=3405. Di akses pada tanggal
17.2.2012. Jam. 13.00
38
. Mochtar kusumadja. 1983. politik luar negeri Indonesia dan pelaksanaanya dewasa
ini. Bandung: Penerbit Alumni Hal. 7
35
adalah politik luar negeri yang pada hakekatnya bebas menetukan sikap dan
kebijakan terhadap permasalahan internasional dan tidak mengikat diri pada salah
satu kekuatan dunia. Dengan kata lain dalam menjalankan politk luar negeri,
Indonesia tetap menjunjung tinggi apa yang menjadi amanat UUD 1945 dan rasa
nasionalisme serta menolak ketergantungan terhadap pihak luar yang dapat
mengurangi kedaulatan Indonesia.39
Politik luar negeri merupakan pencerminan dari kepentingan nasional yang
ditujukan ke luar negeri dan merupakan bagian dari keseluruhan kebijaksanaan
untuk mencapai tujuan-tujuan nasional, politik luar negeri adalah komponen dari
kebijaksanaan politik nasioanal yang tidak dapat dipisahkan dari kondisi-kondisi
real di dalam negeri.40 Dalam rangka mendukung penyenggalaraan politik luar
negeri yang lebih terarah, terpadu dan berlandaskan kepastian hukum yang lebih
kuat, pemerintah Indonesia telah memberlakukan UU nomor 37 tahun 2000
tentang hubungan luar negeri dan UU nomor 24 tahun 2000 tentang perjanjian
internasional, kedua produk hukum tersebut merupakan landasan hukum bagi
pemerintah pusat dan pelaku hubungan luar negeri, termaksud pemerintah daerah,
dalam melaksanakan hubungan luar negeri akan berpengaruh tidak hanya terhadap
kepentingan daerah tetapi juga tidak boleh bertentangan dengan politik luar negeri
Indonesia.41
39
. Mohammed Hatta.dalam Athiqah Nur Alami.op.cit Hal.43
.Kusumaatmadja Mochtar. 1983. politik luar negeri Indonesia dan pelaksanaanya
dewasa ini. Bandung: Penerbit Alumni. Hal. 7
41
. Badan pengakjian dan pengembangan kebijakan. Op.cit Hal. 11
40
36
Pada dasarnya politik luar negeri Indonesia selama ini tidak mengalami
perubahan yaitu tetap bersifat bebas dan aktif yang mengacu pada pembukaan
UUD 1945 dan ketetapan majelis permusyawaratan rakyat (MPR) No.
IV/MPR/1999 tentang Garis-Garis Besar Haluan Negara (GBHN) yang
menegaskan arah politik yang bebas aktif dan beriorentasi untuk kepentingan
nasioanl, menitikberatkan kepada solidaritas antar negara bekembang, mendukung
perjuangan kemerdekaan bangsa, menolak segala bentuk penjajahan serta
meningkatkan kemandirian bangsa dan kerjasama internaional bagi kesejahteraan
masyarakat.
Politik luar negeri yang bebas aktif ini pertama kali dicetuskan oleh
almarhum Bung Hatta selaku perdana menteri pada tanggal 2 dan 16 September
1948 di hadapan sidang Badan Pekerja Komite Nasional Indonesia Pusat (KNIP)
di Yogyakarta, yang kemudian dikenal dengan “Mengayuh di antara dua karang”.
Politik bebas aktif ini bukanlah merupakan suatu politik “Netral”, politik “tidak
memihak” atau mengambil “jarak seimbang” (equidistance) secara pasif, bukan
pula suatu politik yang “tak acuh” ataupun menjauhkan diri dari perkembangan
dan permasalahan dunia. Politik luar negeri yang “bebas” berarti berhak
menentukan penilaian dan mempunyai sikap sendiri terhadap permasalahanpermasalahan dunia, bebas dari keterikatan blok kekuatan politik dan militer
manapun di dunia : “aktif” berarti aktif dan konstruktif berusaha menyumbang
bagi tercapainya kemerdekaan, perdamaian dan keadilan di dunia.42
42
. Badan pengakjian dan pengembangan kebijakan.op.cit.Hal .11
37
Prinsip politik luar negeri bebas aktif dalam perspektif Bung Hatta pernah
disampaikan melalui slogan politik luar negerinya, yang menyatakan bahwa frase
tersebut bukan hanya sebuah retorika tetapi ada makna penting yang tersimpan di
baliknya. Makna pertama ialah politik luar negeri bebas aktif tidak bisa dilepaskan
dari nila-nilai pancasila yang tertanam di dalamnya. Kedua, bahwa politik luar
negeri bebas aktif harus bertujuan sebagai penyelamat dan penuntun bangsa
Indonesia dalam mencapai kepentingan nasionalnya. Ketiga, bahwa dalam
pencapaian guna mendapat apa yang menjadi kepentingan nasional bangsa
Indonesia diperlukan kebijakan-kebijakan yang bersifat independen, dan yang
terakhir bahwa kebijakan politik luar negeri Indonesia harus dibangun secara
praktis melalui pencarian solusi yang sesuai dengan its own national interest dan
melihat pada situasi juga fakta yang ada.43
2.Tujuan Dan Sasaran Kebijakan Politik Luar Negeri Indonesia
Sebagaimana politik luar negeri pada umumnya, maka politik luar negeri
Indonesia memiliki tujuan yakni mendukung pelaksanaan pembangunan nasional.
Untuk itu tugas pokok politik luar negeri Indonesia sebagaimana tercantum dalam
alinea keempat pembukaan Undang-undang dasar 1945. Adalah “...ikut
melaksanakan ketertiban dunia yang berdasarkan kemerdekaan, perdamaian
abadi dan keadilan sosial....”. Berdasarkan keputusan Presiden No. 7 Tahun 2005
tentang rencana pembangunan jangka menengah Nasional 2004-2009, telah
43
.http://setkab.go.id/index.php?pg=detailartikel&p=3405.
17.2.2012. Jam. 13.00
Di
akses
pada
tanggal
38
digaris bawahi bahwa untuk memperkuat kebijakan politik luar negeri Indonesia
dan meningkatkan kerjasama Internasional.
Prioritas tersebut dipahami akan dapat meningkatkan peranan Indonesia
dalam hubungan internasional dan akan dapat juga membantu menciptakan dunia
yang damai, serta untuk mewujudkan dan menjaga citrapositif Indonesia dan
kepercayaan internasional terhadap Indonesia selanjutnya akan mendorong
penciptaan tatanan dan kerjasama ekonomi regional dan internasional yang baik.
Untuk menerapkan kebijakan politik luar negeri dalam tingkatan regional
pemerintah republik Indonesia mengelompokkan negara-negara yang berada di
kawasan sekitarnya dalam bentuk lingkaran-lingkaran konsentrik yang terdiri dari
tiga lingkaran. Masing-masing lingkaran dibuat berdasarkan pendekatan
geopolitik dan geostrategik yang ditinjau dari kepentingan nasional Indonesia.
Lingkaran-lingkaran dibuat untuk menunjukkan pengelompokan negara-negara
yang menjadi perhatian utama Indonesia karena mempunyai kepentingan
langsung dengan Indonesia secara timbal balik, baik dilihat dari segi kepentingan
politik, ekonomi, keamanan, maupun kebudayaan.
Pada lingkaran dalam (konsentrik pertama) Indonesia menempatkan
konsentrasinya pada kawasan yang terletak di bagian utara yaitu negara-negara
anggota ASEAN, karena ASEAN merupakan pilar utama politik luar negeri
Indonesia dan dalam mengadakan hubungan luar negerinya. Hampir semua
negara-negara anggota ASEAN mempunyai hubungan perbatasan darat atau laut
dengan Indonesia, sebagai pilar utama kebijakan luar negeri terkonsentrasi pada
perluasaan, pengintegrasian, dan peningkatan struktur dan mekanisme ASEAN.
39
Pada lingkaran yang lebih luas (konsentrik kedua dan lingkaran kosentrik
ketiga), Indonesia menempatkan kawasan sebelah timur dan tenggara yang
disebut sebagai kawasan pasifik selatan dan negara asia timur. Untuk kawasan
Asia timur tujuan kebijakan luar negeri Indonesia adalah untuk membangun,
mengembangkan dan memperkuat dialog kerjasama dengan negara di kawasan
tersebut. Kawasan pasifik selatan mempunyai nilai penting bagi Indonesia karena
dalam hal hal-hal tertentu berkaitan dengan masalah kesatuan wilayah Indonesia
bagian timur, orientasi kebijakan politik luar negeri Indonesia terhadap kawasan
pasifik ini, selain memanfaatkan untuk kepentingan pembangunan ekonomi dan
menciptakan kawasan yang aman, damai dan stabil, juga dalam rangka
mengamankan wilayah Indonesia dari gangguan kelompok separatis yang
memperoleh dukungan dari negara-negara di kawasan pasifik tersebut.
faktor-faktor tersebut merupakan aset bangsa yang sifatnya dinamis.44
a. Kedudukan Geostrategis
Sebagai sebuah negara kepulauan yang letaknya sangat strategis,
Indonesia memiliki potensi ekonomi yang kuat didukung oleh sumber daya alam,
jumlah penduduk serta keanekaragaman budaya.
b. Demokrasi
Semenjak reformasi digulirkan pada tahun 1998, disusul pemilu 1999,
Indonesia berusaha menempatkan diri sebagai salah satu negara yang
mengembangkan sistem demokrasi. Semangat demokratisasi
44
telah membawa
. Badan pengakjian dan pengembangan kebijakan. Op.cit Hal .16
40
perubahan pada sistem kepartaian yang multi partai, pers yang semakin bebas,
perekomonian yang menganut sistem pasar, dan diamandemenya UUD 45,
mengacu pada UU no. 22 Tahun 1999 tentang otonomi daerah, Indonesia telah
mengubah sistem pemerintahan daerah dari sentralisasi menjadi desentralisasi.
Salah satu perubahan menonjol yang dihasilkan oleh reformasi adalah makin
besarnya peran badan legislatif, daerah, masyarakat termaksud media massa
dalam
merumuskan
kebijakan
dan
pelaksanaan
pembangunan
secara
komprehensif.
c. Multi kultural/etnis
Indonesia merupakan salah satu negara yang sangat majemuk di dunia
dilihat dari segi suku bangsa, bahasa dan agama yang memiliki bahasa
nasional/persatuan dan sepakat membentuk negara kesatuan. Kesadaran dan
semangat persatuan Indonesia merupakan hasil dari suatu proses sejarah bangsa
sejak masa sebelum kemerdekaan. Faktor ini adalah salah satu modal dasar
terpenting bagi kesatuana negara kini dan ke depan.
Konsep negara kesatuan Republik Indonesai (NKRI) dengan semboyan
Bhinneka Tunggal Ika mengandung semangat persatuan dan kesatuan serta
semangat keberagaman atau pluralisme yang kuat. Manifestasi maupun refleksi
dari kenyataan tersebut akan terus mewarnai rumusan dan pelaksanaan politik
luar negeri Indonesia. Dalam konteks proses demokratisasi kehidupan berbangsa
dan bernegara, dan dalam konteks dunia dengan proses globalisasinya. Indonesia
41
dituntut untuk benar-benar sensitif dan artikulatif namun tetap arif dalam
mengakomodasi aspirasi kesukuan/kedaerahan yang beragam.
Kekayaan budaya dan multi-etnis dapat memberikan manfaat ganda bagi
Indonesia, yakni peluang perolehan devisa dan peningkatan pendapatan daerah
melalui pariwisata, dan sekaligus mendukung pembentukan citra positif Indonesia
di dunia internasional. Akan tetapi, keberagaman budaya dan etnik tersebut juga
dapat berpotensi menimbulkan efek negatif yang ditandai oleh munculnya
sentimen promordial atau kedaerahan yang sempit dan bahkan potensi munculnya
separatisme.
d. Potensi ekonomi
Dengan jumlah penduduk lebih dari 220 juta keempat terbesar didunia dan
tingkat pertumbuahan ekonomi yang secara kuantitatif mulai meningkat dewasa
ini, Indonesia memilih daya tarik tersendiri bagi produsen dan investor dalam
maupun luar negeri. Potensi ekonomi Indonesia juga didukung oleh kekayaan
alam Indonesia yaitu minyak dan mineral yang memberikan kontribusi besar pada
Gross Domestic Product (GDP), disusul dengan pertanian dan berbagai komoditi
serta jasa dan sektor lainnya. Faktor pentig lainnya adalah besarnya angkatan
kerja, namun masih perlu ditingkatkan kualitasnya.
e. Penduduk muslim terbesar
Dengan penduduk muslim terbesar sekitar 85% dari jumlah penduduk,
Indonesia adalah negara dengan jumlah masyarakat muslim terbesar di dunia.
Sejarah perkembangan penyebaran islam di Indonesia dan partisipatif aktif umat
42
islam Indonesia dalam sejarah perjuangan bangsa merupakan faktor yang
memperkokoh berdirinya negara kesatuan republik Indonesia (NKRI) yang
merupakan aset penting yang harus dilestarikan. Sepanjang perjalana bangsa dan
sejalan dengan budaya politik internasional, posisi umat islam sebagai mayoritas
lebih tampak sebagai faktor penyatu jika terjadi perbedaan kepentingan antar
golongan.
Sejarah juga mencatat bahwa kondisi di atas telah memberikan sumbangan
positif di bidang diplomasi Indonesia, berupa solidaritas negara-negara islam
untuk mengakui dan mendukung kemerdekaan Indonesia, solidaritas serupa juga
muncul ketika Indonesia menghadapi berbagai krisis lainnya kondisi tersebut pula
terus dijaga dan dikembangkan untuk memperkuat jalinan kerjasama internasional
di berbagai bidang, khususnya dengan negara-negara islam atau bependuduk
muslim lainnya.
Aspek-aspek sensitif yang berpotensi mengganggu kestabilan politik di
dalam negeri maupun hubungan luar negeri dari faktor ini dapat muncul apabila
timbul kecenderungan ektrimisme dan sektarianisme, karena adanya perbedaan
penafsiran atas suatu masalah yang terkait dengan keyakinan. Persoalan ini perlu
dikelola dengan bijak, khususnya untuk menghindarkan kemungkinan adanya
politisasi yang mengarah pada destabilisasi sosial dan politik.
Sumber daya alam dan sumber daya manusia menentukan pula derajat
kekuatan dan kualitas politik luar negeri suatu negara. Di samping itu, situasi dan
kondisi sosial politik (termaksud demokratisasi dan perlindungan HAM), ekonomi
43
dan budaya, kekuatan militer serta good governence dan penegakan hukum
merupakan pula aktor penentu berhasil tidaknya pelaksanaan politik luar negeri.
Pengertian dan dukungan pubik menentukan pula keberhasilan suatu politik luar
negeri. Politik luar negeri tidak dapat hanya dipandang sebagai refleksi kebijakan
dalam negeri, melainkan juga merupakan kelanjutan dari kebijakan dalam negeri,
keterkaitan erat ini menekankan pentingnya para pelaksana diplomasi Indonesia
mengetahui dengan baik pula konstelasi di bidang politik, ekonomi, dan militer.
Dalam keutuhan NKRI.45
B.Revolusi Timur-Tengah
Revolusi merupakan suatu perubahan mendasar dalam kelembagaan dan
prinsip politik, ekonomi atau sosial suatu negara disebabkan oleh penggulingan
pemerintah yang sah. Revolusi biasanya mencakup pemberontakan rakyat serta
pemakaian kekerasan terhadap elite pemerintah. Jika berhasil, pemimpin revolusi
akan mengambil alih kekuasaan pemerintah dan kemudian menerapkan perubahan
mendasar sesuai dengan tujuan revolusi. 46
Pada penghujung 2010 hingga tahun 2011, kawasan di Afrika utara dan
Timur-Tengah mengalami pergolakan politik yang dikenal dengan “Jasmine
Revolution”
(Revolusi
Melati).
Suatu
revolusi
yang
bertujuan
untuk
45
. Badan pengakjian dan pengembangan kebijakan. Op.cit Hal. 23-24
. C.Plano jack.Roy Olton. 1999. Kamus Hubungan Internasional. Putra A bardin.
Bandung loc.cit Hal. 164
46
44
menumbangkan penguasa mereka yang dimulai dari Tunisia menyusul Mesir,
Aljazair, Yaman, Bahrain, Libya dan negara-negara lainnya.47
Masyarakat Timur-Tengah menuntut perubahan pemerintahan dalam
sistem politik, perubahan kebijakan ekonomi dan sosial yang pro rakyat. Mereka
mendesak adanya sistem politik yang demokratis, kebijakan ekonomi dan sosial
yang mendukung pemenuhan kebutuhan hidup. Pemimpin negara di TimurTengah telah berkuasa mulai dari 30 tahun sampai 40 tahun dan dinilai sudah
tidak mampu melakukan perubahan untuk menjawab tuntutan rakyat dan tidak
mampu menjalankan pemerintahan yang efektif untuk mengatasi meluasnya
pengangguran serta kemiskinan.
Berbagai cara dilakukan oleh rakyat negara-negara Timur-Tengah dan
Afrika utara untuk mendesak perubahan demokratis dan menuntut pemimpin
mereka yang tidak mampu untuk lengser secara ikhlas guna kepentingan bangsa
dan negara. Mesir adalah negara tetangganya yang bernasib sama, masih hangat di
telinga kita revolusi ini akhirnya mampu menumbangkan rezim otoriter presiden
Hosni Mubarak. Layaknya kartu domino yang terus berjatuhan tidak hanya
sampai di Mesir revolusi ini terus menjalar. Yaman pun terjadi pergolakan yang
sama dengan menuntut mundurnya Presiden Ali Abdullah Saleh. Tidak
ketinggalan juga Aljazair Presiden Abdelaziz Bouteflika.48
47
.Tamburaka Apriadi. 2011. Loc.cit.Hal. 9
.http://inspirasionline.com/index.php?option=com_content&view=article&id=173:belaj
ar-dari-revolusi-melati-yang-mengharumkan-dunia&catid=86:opini&Itemid=270 di akses pada
tanggal 1.3.2012. Jam. 13.00
48
45
Gelombang revolusi memang terus menjalar di beberapa negara Timur
Tengah dan Afrika. Dimana sekarang ini mungkin waktu yang tepat untuk
melakukan perubahan di negara mereka. Sebetulnya tak ada asap jika tak ada api,
maka adanya api inilah yang membuat terjadinya kepulan asap dimana-mana.
Negara-negara yang bergejolak tersebut ibaratnya merupakan sebuah “Tangkai”
yang berada satu di Afrika utara dan kawasan Timur-Tengah, satu persatu kuncup
itu mulai bermekaran mengeluarkan “baunya yang harum” yaitu peristiwaperistiwa yang memicu terjadinya revolusi.
1.Penyebab Revolusi
Awal tahun 2011, beberapa Negara Arab dilanda revolusi. Awalnya terjadi
di Tunisia yang merembet ke negara lain seperti Mesir. Alhasil, perubahan
kekuasaan pun terjadi di kedua negara tersebut. Mantan Presiden Zine El Abidine
Ben Ali terpaksa menyerahkan kekuasaannya pada 15 Januari lalu saat desakan
rakyat Tunisia tidak berhasil dia bendung. Lengsernya Ben Ali ini dipicu oleh
kejadian
kecil
yang
pada
akhirnya
membawa
perubahan
besar
di
Tunisia. Awalnya fenomena bakar diri yang dilakukan pertama kali oleh pemuda
yang bernama Muhammed Bouzizi terbebut di usir dan dianggap tidak memiliki
izin oleh pihak keamanan untuk berjualan ditempat biasanya dia berjualan.
Padahal Bouzizi sendiri telah berjualan sekitar tujuh tahun.
Saat dia di usir oleh petugas keamanan setempat pada tanggal 17 desember
2010. Bouzizi telah memberikan uang sebesar 10 dinar dan ditambah lagi sekitar
7 dolar. Namun, dia hanya dapat tamparan dan perlakuan tidak pantas, di ludahi
46
bahkan sampai ayahnya yang sudah meninggal pun dihina. Tidak terima atas
perlakuan seperti itu, Bounzizi ingin melaporkan kepihak propoinsi. Namun,
pejabat terkait enggan bertemu, dan akhirnya Bounzizi mengambil langkah sendiri
dengan menuangkan minyak keseluruh tubuhnya dan membakar dirinya sendiri.
Kejadian inilah yang membuat revolusi memanas di Tunisia, hingga akhirnya
berhasil membuat pemimpin diktator itu lengser, Peristiwa itu pun menyulut
kemarahan rakyat yang melihat masih banyaknya pengangguran, di saat Ben Ali
dan keluarganya hidup bermewah-mewahan. 49
Sontak gelombang protes menentang kematian warga itu dan menilai
kegagalan Pemerintahan Ben Ali pun mulai berkecamuk. Aksi protes pun
berlangs]ung di beberapa kota termasuk Tunisia. Berkuasa selama 23 tahun, Ben
Ali di mata rakyat Tunisia dianggap hanya sibuk memperkaya diri. Ketimpangan
ekonomi yang dirasakan rakyat Tunisia menjadi sebab pecahnya protes. Namun
Ben Ali justru bertindak represif terhadap rakyat. Desakan rakyat Tunisia yang
menginginkan dirinya turun dari kursi presiden, tidak pernah digubris saat itu.
Bahkan imbauan dunia internasional pun tidak diindahkannya, Bentrokan antara
pihak keamanan dan kelompok pengunjuk rasa pun tak terhindarkan.
Ketika rezim Tunisia di bawah Zine El Abidine Ben Ali menghadapi
revolusi kini Mesir, di bawah rezim Hosni Mubarak menghadapi arus yang sama
ketika Revolusi Tunisia menyampaikan pesan pada rakyat Mesir: “Kekuasaan
lama dapat digulingkan”. Di Mesir, aksi puluhan ribu massa yang berpusat di
49
. http://news.okezone.com/read/2011/12/26/349/547503/tragedi-tunisia-mesir-tonggakrevolusi-timur-tengah di akses pada tanggal 9.2.2012 Jam 09.00
47
Tahrir Squere, Kairo, disatukan oleh satu perasaan untuk Hosni Mubarak turun.
Kekecewaan rakyat Mesir atas perilaku Mubarak yang korup, otoriter, oligarkis,
dan antidemokrasi menjadi pemicu utama kemarahan rakyat negeri Piramid itu.
Di bawah kekuasaan Mubarak, ekonomi rakyat Mesir kian jauh dari
sejahtera. Ketika rezim Mubarak dan para elite militer berpesta pora di singgasana
kekuasaan, rakyat Mesir semakin sulit memenuhi kebutuhan hidup, akibat
tingginya angka pengangguran, maraknya kemiskinan, dan terus melambungnya
harga kebutuhan pokok. Angka kemiskinan dan pengangguran yang terus
menyebar tak lagi dipahami rezim Mubarak sebagai bentuk kegagalan negara
dalam menciptakan kesejahteraan yang nyata bagi rakyat Mesir. Di sektor politik
dan ketatanegaraan, penyalahgunaan kekuasaan berlangsung kian parah dengan
maraknya perilaku korup yang terus dipertontonkan rezim Mubarak.50
Mengacu pada hukum sebab-akibat, revolusi melati di kawasan TimurTengah ada bukan tanpa sebab, dikarenakan suatu peristiwa pasti dimulai dari
suatu alasan untuk melakukannya, demikian pula rakyat yang melakukan revolusi
memiliki alasan untuk menumbangkan penguasa mereka. Gerakan revolusi yang
terjadi di Timur-Tengah ada beberapa hal yang menyebabkan mereka melakukan
revolusi, yaitu sebagai berikut :51
Pertama rakyat di kawasan Timur-Tengah memiliki kultur budaya yang
hampir sama, yaitu bangsa Arab dan didominasi oleh kaum muslimin yang
dulunya memiliki kejayaan di masa lampau, sehingga meski terpecah-pecah
50
.http://www.kabarindonesia.com/berita.php?pil=20&jd=Mesir+di+Bawah+Rezim+Mub
arak&dn=20110208025559 di akses pada tanggal 24.2.2012. Jam. 12.00
51
. Tamburaka Apriadi. 2011. Revolusi Timur-Tengah. Jakarta: PT Buku Seru. Hal. 97
48
dalam beberapa negara namun mereka merasa senasib dan sepenanggungan.
Sebagai contoh Revolusi Tunisia yang berhasil menumbangkan Presiden Ben Ali
dan berimbas juga kepada Negara Mesir yang di pimpin presiden Hosni Mubarak
yang berhasil ditumbangkan.
Kedua, mereka sama-sama merasakan pahitnya penjajahan koloanialisme
selama beberapa dekade meskipun pewaris selanjutnya adalah kaum generasi
muda. namun, mereka juga merasakan penderitaan yang diwariskan pendahulu di
masa lampau dan menyebabkan keterbelakangan mereka dalam segala hal.
Contohnya Tunisia dan Aljazair pernah dijajah oleh negara Prancis, dan Mesir
oleh negara Inggris. Ketiga, pasca-kemerdekaan dari kolonialisme mereka belum
mengecap kemerdekaan dalam arti sebenarnya, baik ekonomi dan politik
termaksud merasakan “manisnya” arti sebuah demokrasi. Justru para penguasa
menjadi dikatator dan ototarian.
Kondisi kemiskinan, pengangguran
yang dirasakan sejak zaman
kolonialisme hingga sekarang masih dialami, padahal kawasan kawasan TimurTengah memiliki sumber daya alam minyak. Sementara negara-negara tetangga
mereka di kawasan Eropa telah menikmati kemakmuran di abad ke 20. Kekayaan
alam memang dikelola oleh negara, namun dikuasai oleh segelintir orang yang
berupa perusahaan dan badan usaha, sehingga kekayaan itu hanya menumpuk
pada penguasa dan orang-orang yang dekat dengannya. Para kaum muda
terpelajar lulusan perguruan tinggi tidak bisa menggunakan ijazahnya untuk
mendapatkan pekerjaan yang layak. Contohnya, Mohamad Bouazid yang
memiliki keterampilan komputer, namun hanya bisa bekerja sebagai penjual buah,
49
kondisinya merupakan keterwakilan dari kegagalan kaum muda di negara-negara
Timur-Tengah yang frustasi akan masa depan.
Faktor lain dalam sebab revolusi di Timur-Tengah yakni 52 Faktor diktator
Ini dilihat dari berapa lama para pemimpin di Timur-Tengah memimpin negara
masing-masing pertama Pemimpin Mesir Hosni Mubarak yang memimpin Mesir
lebih dari 30 tahun, Pemimpin Tunisia Ben Ali memimpin Tunisia lebih dari 24
tahun dan Pemimpin Libya Moammar Khadafi selama lebih dari 42 tahun. Faktor
yang kedua ialah faktor angka pengangguran Saat revolusi Tunisia meletus di
bulan Januari lalu, faktor yang dianggap sebagai pemicu penyebab terjadinya
revolusi adalah tingginya tingkat pengangguran di negara tersebut. Dan ini masuk
akal. Tukang buah yang membakar diri tersebut konon adalah seorang yang
berpendidikan sarjana akan tetapi terpaksa menjadi tukang buah karena sulitnya
memperoleh pekerjaan di Tunisia.
Faktor selanjutnya ialah Dorongan kaum muda adanya dorongan dari
kaum urban yang rata-rata berusia muda (20-25 tahun), mnggunakan sosial media
sebagai wadah pergerakan. Aroma ini sangat pekat terasa saat revolusi meletus di
Tunisia maupun di Mesir. Di Tunisia misalnya, para aktifis yang mendorong
gerakan revolusi banyak menggunakan twitter dan Facebook. Seorang blogger
yang juga seorang aktifis sempat menjadi menteri di pemerintahan transisi Tunsia.
Goheim salah satu eksekutifnya Google banyak disebut-sebut sebagai orang yang
paling berperanan mendorong gerakan revolusi di Mesir. Meskipun internet
52
.http://politik.kompasiana.com/2011/03/03/apa-penyebab-revolusi-di-timur-tengahsebenarnya/ di akses pada tanggal 10.2.2012 Jam 22.00
50
sempat di blokir, gerakan ini terlanjur mengakar dan terus berkembang hingga
menumbangkan kekuasaan Hosni Mubarak. Di Libya, gerakan aktifis di sosial
media untuk meruntuhkan Qadaffi di nisbikan dengan menutup bukan hanya
internet tetapi satelit.
Namun, seperti banyak terjadi dalam sejarah, gerakan pemuda hampir
mustahil untuk bisa dibendung, kaum muda tersebut terhubung melalui jejaring
sosial di internet sehingga keprihatinan mereka dengan mudah menyebar dan ikut
dirasakan rakyat di negara-negara lain, terutama di kawasan yang memiliki
kesamaan identitas sebagai negara Arab dan persoalan sosial ekonomi.
Penyebaran informasi yang bersifat real-time di dunia maya memberi ruang bagi
mereka untuk memberikan dukungannya dan pada akhirnya mendorong mereka
untuk menuntut perubahan dan demokrasi.53
Gerakan dahsyat di Libya justru terjadi di jalanan-jalanan ibu kota.
Dimanapun medannya sosial media maupun di jalanan, faktor dorongan kaum
muda ini sangat signifikan dan jelas terlihat. Faktor selanjutnya ialah pendapatan
perkapita Faktor yang tak kalah pentingnya adalah yang berkaitan dengan
moneter.
Meskipun
mungkin
pengaruhnya
tidak
sebesar
faktor-faktor
sebelumnya, pendapatan perkapita dan prosentase penduduk yang hidup di bawah
garis kemiskinan rasanya juga cukup berpengaruh atas revolusi yang terjadi di
Timur-tengah tersebut.
53
. A.M.Fachir.2011.Jurnal luar negeri.Gerakan Rakyat Untuk Perubahan:Pembelajaran
dari Timur-Tengah.Jakarta:BPKP.Hal. 21
51
2.Tujuan Revolusi
Hingga kini Kawasan Timur-Tengah masih terus bergejolak, dimulai
Tunisia, Mesir, Libya, Aljazair, Bahrain, Yaman, dan Suriah sebagian negara ada
yang sudah jatuh rezimnya dan sebagian lainnya sedang menunggu waktu yang
tepat untuk mengakhiri rezim diktatornya, dan bukan tak mungkin pula revolusi
ini akan menjalar kesaantero kawasan Timur-Tengah dan bukan tak mungkin pula
Saudi Arabia. Suriah yang tadinya damai dan tentram kini hampir setiap hari
selalu terdengar ada massa yang turun kejalan menuntut rezim yang sedang
berkuasa, untuk segera turun jika tak mampu mewujudkan kesejahteraan dan
keadilan bagi rakyatnya, ribuan nyawa rakyat Suriah sudah banyak berjatuhan
untuk mewujudkan reformasi ini.
Gerakan rakyat di Timur-Tengah yang menuntut terciptanya demokrasi
merupakan bentuk ketidakpuasaan mereka atas pemerintah yang dinilai korup,
otoriter dan menyebabkan termajinalkannya kehidupan rakyat baik di bidang
politik, sosial dan ekonomi, apa yang dilakukan oleh rakyat di Timur-Tengah
mempresentasikan gerakan people power sebagai strategi untuk mendorong
perubahan sosial, politik dan terciptanya demokrasi. Gerakan tersebut bersifat
damai, dilakukan oleh rakyat dengan kaum terpelajar dan pemuda sebagai
motornya. Secara umum, negara-negara di kawasan Timur-Tengah memiliki
permasalahan ekonomi dan sosial yang mirip, antara lain tingginya angka
pengangguran, belum meratanya tingkat kesehjateraan dan pendidikan serta
terbatasnya kebebasan menyatakan pendapat. Disisi lain, secara demografis
52
mayoritas penduduk
di negara-negara Timur-Tengah adalah kaum muda,
sehingga kebutuhan terhadap lapangan kerja sangat signifikan, meski umumnya
memiliki tingkat pendidikan yang cukup, namun banyak dari mereka yang tidak
mendapatkan pekerjaan yang tetap. Kaum muda dan terpelajar inilah yang paling
lantang menyuarakan keprihatinan mereka terhadap situasi sosial ekonomi, serta
menuntut perubahan oleh pemerintah.54
Proses demokratisasi di Timur-Tengah mengarah pada tuntutan perubahan
sistem pemerintahan. Rakyat menghendaki sistem yang lebih egaliter dan
aspiratif. Untuk itu, sasaran utama pergerakan mereka adalah pergantian
pemimpin dan melakukan pemilihan umum yang jujur dan adil. Rakyat menuntut
kebebasan berpendapat dan berserikat serta mendapatkan akses terhadap
informasi. Perubahan sosial yang terjadi kini menandakan bahwa umur politik
para pemimpin sudah habis, walaupun umur biologis mereka masih panjang,
wajar apabila banyak pemimpin dunia kini khawatir akan posisi mereka dan
melakukan banyak cara dan upaya untuk mengamankan kedudukan mereka.55
Ibnu Taymiyah menyebut dalam siyasah syariyah bahwa sebuah
pemerintahan
sesungguhnya
terbentuk
dan
menjadi
legetimid
karena
pemimpinnya dipercaya mampu melakukan dua hal, pertama harus mampu
mewujudkan kesejahteraan bagi rakyatnya, dan kedua juga harus mampu
54
A.M.Fachir.2011.Jurnal luar negeri.Gerakan Rakyat Untuk Perubahan:Pembelajaran
dari Timur-Tengah.Jakarta:BPKP.Hal. 21
55
.Amany Lubis.2011.Jurnal Luar Negeri.Perubahan Sosial-Politik di TimurTengah.Jakarta: BPKP.Hal.45
53
menciptakan rasa keadilan bagi semua warga tanpa padang bulu 56. Jika penguasa
tak mampu menyediakan lapangan pekerjaan yang layak bagi rakyatnya,
pengangguran terus meningkat, gizi buruk warganya terlihat nyata ditengah
bergelimangnya sumber daya alam dalam negeri dan bermewahnya para
pemimpin, maka seharusnya secara jantan pemerintah meletakkan jabatan, sebab
jika tidak mau turun juga atau kekuasaan tak mau ia letakkan maka kata revolusi
adalah sebuah keharusan yang harus dilaksanakan. Terkadang rakyat TimurTengah sudah tak ingin lagi tertipu dengan islam yang hanya formalitas namun
esensinya hilang dan tak berbekas, secara teks formalitas hukum islam namun
esensinya sangat jauh dari keadilan dan kesejahteraan.
Karenanya sistem demokrasi mungkin pilihan yang akan diambil negaranegara Timur-Tengah untuk mewujudkan dua tujuan politik islam ini,
mewujudkan keadilan dan kesejahteraan. Keadilan yang terus dilupakan, hukum
seolah hanya berpihak untuk orang kaya sementara si miskin terus dizalimi dan
diinjak, kekuasaan hanya terbatas hanya pada segelintir orang saja tanpa melihat
kemampuan dan kapasitasnya maka revolusi segera akan tiba. Karena pada
hakikatnya tersebut, terlibat dalam pemerintahan serta politik karena ingin
terbentuknya kesejahteraan dan keadilan, jika dua hal ini tak terwujud maka sekali
lagi rakyat akan marah dan bergerak memprotes menuntut pemerintah yang jika
tak sanggup untuk meletakkan pemerintahannya dan memberikan kepada yang
mampu untuk mewujudkan kesejateraan dan keadilan. Jika pemimpin Timur-
56
http://www.islamedia.web.id/2011/09/refleksi-revolusi-timur-tengah.html di akses pada
tanggal 14.2.2012. Jam 13.00
54
Tengah tak berkenan revolusi ini terus menjalar maka jawabannya sangat
sederhana, segera wujudkan kesejahteraan dan tegakkan keadilan tanpa pandang
bulu, jika dua hal ini tak mampu diwujudkan maka sekuat apapun partai politik
yang mendukungnya, kekuatan rakyat akan melawannya.
Kepercayaan terhadap sebuah institusi memiliki makna yang strategis bagi
kebelangsungan dan kelancaran proses transisi. Dalam kasus Mesir, institusi yang
dipercaya tersebut adalah Dewan Tertinggi Angkatan Bersenjata Mesir (Supreme
Council of the Armed Forces – SCAF ), meskipun lembaga ini sebelumnya
dipimpin langsung oleh Presiden Mubarak sebagai Panglia Tertinggi Angkatan
Bersenjata. Sejak awal, bahkan sebelum proses Revolusi 2011 bergulir, Angkatan
Bersenjata Mesir memang sudah memiliki reputasi yang lebih baik di mata publik
daripada lembaga kepolisian (keamanan). AB Mesir dipersepsikan sebagai
lembaga profesional yang mengedepankan keselamatan negara, sedangkan
lembaga kepolisian pada era Presiden Mubarak lekat dengan citra “abdi
penguasa” yang penuh dengan praktik korupsi dan kekerasan terhadap warga
secara sistemik. 57
Penunjukan SCAF sebagai penguasa sementara (carateker) segera
mendapatkan penerimaan yang luas dari rakyat. Fenomena ini tidak aneh jika
memperhatikan latar belakang reputasi SCAF. Terlebih lagi, reputasi dimaksud
tetap dijaga oleh Angkatan Bersenjata (AB) Mesir dengan mengambil posisi dan
sikap yang sangat persuasif dan simpatik terhadap para demosntran selama
57
. A.M.Fachir.2011.Jurnal luar negeri.Gerakan Rakyat Untuk Perubahan:Pembelajaran
dari Timur-Tengah.Jakarta:BPKP.Hal.17
55
gerakan revolusi 25 Januari 2011 berlangsung. Keharmonisan tentara-rakyat
setidaknya masih dielukan oleh warga secara umum meskipun dalam proses
transisi Mesir sejauh ini keharmonisan tersebut sempat mengalami sejumlah ujian
dan tantangan.58
Bermodalkan kepercayaan rakyat, SCAF dalam pernyataan penerimaan
peralihan kekuasaan dari presiden Muabrak (11 Februari 2011) menegaskan
komitmennya untuk mengantarkan proses transisi politik dan kekuasaan di Mesir
kepada terbentuknya sebuah pemerintahan sipil yang demokratis sesuai dengan
amanat revolusi. Setelah itu, SCAF merancang sejumlah kebijakan dan tahapan
bagi proses transisi dengan menunjukkan pendekatan yang akomodatif terhadap
berbagai aspirasi yang berkembang, termaksud melalui proses dialog dan
konsultasi dengan berbagai elemen politik dan masyarakat.
Hanya berselang dua hari sejak menerima kekuasaan dari presiden
Mubarak, SCAF mengeluarkan Deklarasi Konstitusional (I ) yang memuat
beberapa hal berikut:
a. Pembekuan konstitusi Mesir
b. Pembubaran dua lembaga parlemen (Majelis Shaab dan Majelis Shoura)
c. Penegasan sifat sementara kekuasaan SCAF selama enam bulan atau
hingga pelaksanaan pemilu parlemen dan pemilu presiden
d. Keputusan untuk mempertahankan kabinet PM Ahmed Shafiq
e. Keputusan untuk membentuk komite amandemen konstitusi, dan
58
.Ibid Hal. 18
56
f. Komitmen untuk tetap menghormati perjanjian internasional yang
mengikat Mesir. Deklarasi konstitusional pertama ini kemudian menjadi
landasan bagi penetapan sejumlah langkah/tahapan berikutnya. 59
Langkah/tahapan penting yang telah dilakukan SCAF hingga sejauh ini
mencakup hal-hal berikut:
a. Pembentukan komite Amandemen Konstitusi pada 14 Februari 2011
b. Pembentukan kabinet baru, dengan mengangkat Essam Sharaf (Tokoh
Revolusi) sebagai perdana menteri, menggantikan Ahmed Shafik yang
mengundurkan diri pada 3 maret 2011.
c. Pembubaran State Security Agency pada 15 Maret 2011
d. Referendum Amandemen Konstitus, 19 Maret 2011, yang dimenangkan
oleh suara yang setuju (77,2%)
e. Pengesahan revisi UU parta politik 28 Maret 2011, yang melonggarkan
syarat dan mekanisme perizinan pendirian partai politik
f. Deklarasi konstitusional II, 30 Maret;dan
g. Pembubaran mantan partai penguasa, National Democratic party (NDP),
melalui keputusan pengadilan Tinggi Administrasi, 16 April 2011
Deklarasi konstutusional II merupakan pemantapan dari deklarasi
konstutusioanal I. Deklarasi kedua menjadi semacam “Konstitusi Interim” yang
memuat 63 pasal, termaksud pasal-pasal yang diamandemen melalui referendum,
dan mengatur berbagai aspek ketatanegaraan Mesir serta kekuasaan transisional
59
.Ibid Hal.18
57
SCAF hingga pelaksanaan pemiu Legislatif dan pemilu presiden. Pokok-pokok
amandemen yang tercakup dalam konstitusi interim ini, sesuai hasil referendum,
a.I. pelonggaran mekanisme pencalonan presiden, pembatasan masa jabatan
presiden (maksimal 2 periode berturut-turut), pengembalian fungsi supervisi
penuh lembaga peradilan terhadap pelaksanaan pemilu/referendum untuk
menjamin asas bebas/jurdil, pembatasan pemberlakuan keadaan darurat (6 bulan
dan selanjutnya harus melalui referendum), dan pengaturan mekanisme
penyusunan konstitusi baru oleh lembaga legislatif mendatang. 60 Setelah
mundurnya Mubarak, Mesir hingga saat ini tengah menjalani masa transisi
pemerintahan dan mencari bentuk sistem politik yang baru. Berbagai pihak
mengharapkan
sistem
politik
yang
demokratis.
Baik
kekuatan
politik
liberal/sekular maupun kekuatan politik berbasis agama kini mendapatkan ruang
gerak yang jauh lebih luas. Hingga akhir Agustus 2011, setidaknya pemerintahan
transisi telah mengesahkan sebanyak 19 partai politik.61
Sebagai negara pertama di dunia yang mengakui kemerdekaan Indonesia,
Mesir menjadi salah satu sahabat Indonesia dalam kancah diplomatik
internasional. Mesir yang mengakui kemerdekaan Indonesia pada 18 November
1946, menjadi bukti kedua negara memiliki hubungan emosional yang kuat serta
berpandangan sama tentang hakikat kemerdekaan. Mesir bagi Indonesia sangat
penting karena memiliki hubungan historis yang panjang, terutama tercatat dalam
sejarah sebagai negara pertama mengakui kemerdekaan Republik Indonesia.
60
.Ibid hal.19
. http://www.kemlu.go.id/cairo/Pages/AboutUs.aspx?IDP=4&l=id di akses pada tanggal
10.4.2012.Jam.19.00
61
58
Indonesia dan Mesir membuka hubungan diplomatik secara resmi pada tanggal 10
Juni 1947 melalui penandatanganan Perjanjian Persahabatan (Treaty of Friendship
and Cordiality) kemudian dilanjutkan dengan pembukaan perwakilan RI di Cairo
pada 1949.62
Sejak menjalin hubungan diplomatik, kedua negara senantiasa menjaga
hubungan yang baik dan erat secara politis. Hubungan yang baik dan akrab
tersebut ditandai antara lain dengan intensitas kunjungan pejabat antara kedua
negara, kesamaan pandangan dalam berbagai isu internasional dan regional yang
menjadi perhatian bersama, dan koordinasi serta saling dukung dalam pencalonan
masing-masing di berbagai organisasi dan forum internasional. Puncak keemasan
hubungan bilateral terjadi saat Presiden Soekarno dan Presiden Mesir Gamal
Abdel Nasser menjadi dua dari empat peletak batu pertama berdirinya Gerakan
Non-Blok (GNB), di samping Presiden Yugoslavia Josip Broz Tito dan Perdana
Menteri India Jawaharlal Nehru.63
Sejak sebelum kemerdekaan Indonesia, Mesir telah menjadi “rumah
kedua” bagi ratusan, bahkan hingga kini ribuan, mahasiswa Indonesia yang
menuntut ilmu di Mesir, khususnya mereka yang mengambil ilmu-ilmu
keagamaan di Universitas Al Azhar. Sejumlah besar tokoh/pemuka agama di
Indonesia juga merupakan lulusan Al Azhar Mesir yang berperan dalam
membentuk kehidupan moderat beragama di Indonesia. jika umumnya hubungan
bilateral cenderung disederhanakan atas dasar saling menghormati dan
62
. http://www.suarakarya-online.com/news.html?id=294256 di akses pada tanggal
16.3.2012. Jam. 10.00
63
.Ibid.di akses pada tanggal 16.3.2012.Jam.10.00
59
menguntungkan, tetapi itu tak cukup untuk Indonesia dan Mesir, harus ada
pertalian emosional kental.
Saat ini Mesir berada dalam kendali pemerintahan konstitusi sementara
yang dipegang oleh Dewan Tertinggi Angkatan Bersenjata, dan saat ini juga
dalam masa transisi kepemimpinan, Secara umum proses transisi belum berjalan
secara transparan dan inklusif, tidak ada yang tahu bagaimana sebuah undangundang dibuat dan juga tidak ada dialog yang berarti didalam proses transisi
undang-undang dan masalah-masalah lainnya. Namun demikian memang sudah
ada beberapa perubahan positif seperti: fasilitasi pembentukan partai politik ;
fasilitasi untuk calon presiden; para pemilih dapat memberikan suara dengan
hanya menunjukkan KTP, pembatasan masa jabatan presiden; pembatasan campur
tangan pemerintah dalam serikat pekerja; pembatasan campur tangan polisi dalam
proses pemilu dan memastikan dilakukannya pengawasan terhadap hakim.64
Mengingat berbagai tantangan yang di hadapi Mesir saat ini, Mesir berharap dapat
belajar dari pengalaman Indonesia dalam proses transisi demokrasi serta
mengambil ide-ide dan model yang dapat digunakan untuk meningkatkan proses
demokratisasi di Mesir.
Saat ini Pemerintah Indonesia menyampaikan ucapan selamat kepada
seluruh bangsa Mesir yang telah mampu mengatasi tantangan yang dihadapi saat
ini. atas nama Pemerintah RI menyampaikan posisi Pemerintah RI dalam
menyikapi perkembangan situasi terakhir di Mesir. Pemerintah Indonesia
64
.http://www.tabloiddiplomasi.org/previous-isuue/138-juni-2011/1145-mesir-perlubelajar-dari-pengalaman-indonesia-dalam-proses-transisi-demokrasi.html di akses pada tanggal
19.3.2012.Jam.14.00
60
berkeyakinan, sesuai pilihan rakyat Mesir, hal ini akan mengawali bergulirnya
proses transisi demokrasi yang damai dan inklusif yang mengikutsertakan seluruh
elemen bangsa Mesir. Pemerintah Indonesia percaya bahwa Mesir akan tetap
memainkan peran penting di kawasan, termasuk dalam mendorong proses
perdamaian di Timur Tengah, serta tali persahabatan yang selama ini telah terjalin
antara kedua negara dapat terus berkembang dan akan semakin ditingkatkan.
Sebagai negara yang telah mengalami masa transisi demokrasi.
61
BAB IV
Wujud Reformulasi kebijakan politik luar negeri Indonesia terhadap Mesir
A.Perumusan Format Baru
Menyikapi kondisi di kawasan Timur-Tengah yang dilanda revolusi
tersebut khususnya Mesir, maka kebijakan politik luar negeri Indonesia dengan
sendirinya telah mengalami Reformulasi dengan hal ini merumuskan kembali
format baru dalam kaitan dengan kepentingan nasional yang ingin dicapai oleh
Indonesia. Memasuki abad ke dua satu, bangsa Indonesia menghadapi lingkungan
internasional yang semakin berbeda dari yang dihadapi para pendiri Republik
pada awal kemerdekaan, perubahan-perubahan dalam lingkungan startegis ini
menuntut terus menerus beradaptasi dengan perkembangan zaman, perubahanperubahan ini juga membuat prinsip bebas aktif, menjadi lebih penting dalam
pelaksanaan kebijakan politik luar negeri Indonesia.
Kebijakan politik luar negeri suatu negara selalu diabadikan sepenuhnya
pada kepentingan nasional suatu negara, karena merupakan bagian dari kebijakan
nasional dan perumusannya senantiasa memperhatikan lingkungan strategis luar
negeri suatu negara. Perumusan dan pelaksanaan kebijakan politik luar negeri
Indonesia, dalam kurun waktu tertentu, dapat berbeda dari kurun waktu
sebelumnya, ini mengingat dinamika lingkungan dalam negeri maupun luar negeri
Indonesia. Selain itu, terdapat sejumlah faktor yang senantiasa dipegang teguh
dalam melaksanakan kebijakan politik luar negeri seperti faktor filosofis idiil yang
berlatar belakang sejarah bangsa dan geografis yang ditetapkan dalam konstitusi
negara.
62
Sumber daya alam dan sumber daya manusia menentukan pula derajat
kekuatan dan kualitas kebijakan politik luar negeri suatu negara. Di samping itu,
situasi dan kondisi sosial politik, ekonomi dan budaya, kekuatan militer serta
good governance, dan penegakan hukum merupakan pula faktor penentu berhasil
tidaknya pelaksanaan politik luar negeri. Pengertian dan dukungan publik
menentukan pula keberhasilan suatu politik luar negeri. Politik luar negeri tidak
dapat hanya dipandang sebagai refleksi kebijakan dalam negeri, melainkan juga
merupakan kelanjutan dari kebijakan dalam negeri. Politik luar negeri Indonesia
yang menganut prinsip bebas aktif, telah mengamanatkan Indonesia sebagai
subjek yang berhak menentukan sikap dan tujuannya sendiri, dan bukan sebagai
objek dalam pergaulan internasional.
Di era Reformasi saat ini, bangsa Indonesia memilih corak demokrasi
yang tidak dimiliki oleh negara lain, demokrasi Indonesia bersifat inclusive,
karena didalamnya diterapkan demokrasi modern, demokrasi pemerintahan, dan
demokrasi sosial. Citizenship dan civil society berperan aktif, di samping
hubungan antara negara dan agama tetap erat. Ini bisa dijadikan contoh bagi Mesir
dalam menjalankan masa transisi politik.
Gejolak atau revolusi yang terjadi di Mesir penting untuk ditanggapi
serius,
dikarenakan
banyak
masalah
bersama
yang
terganggu
dengan
ketidakpastian situasi revolusi tersebut. Kerjasama ekonomi, sosial, politik dan
pendidikan. dari akibat revolusi yang terjadi di Mesir, yang terpengaruh masalah
nyata adalah kondisi mahasiswa Indonesia di Mesir dan juga kepentingan
hubungan bilateral di antara kedua negara, oleh karena itu pemerintah Indonesia
63
sudah sepatutnya memberikan sumbang saran dan aksi nyata, untuk pemecahan
masalah di Mesir pasca terjadinya perubahan dan gejolak di Mesir.
Beberapa hal yang dapat dijadikan perumusan format baru atau starting
point guna membangun demokrasi di Mesir yakni : 65
A.1 Konstitusi hendaknya disusun secara seksama dengan melibatkan berbagai
unsur, dari konstitusi inilah negara terbentuk dengan konsep baru. Termaksud
penting di dalamnya adalah keberadaan mahkamah konstitusi yang akan
mengawal
pelaksanaan
pasal-pasal
konstitusi.
Penegakan
hukum
dan
demokratisasi birokrasi perlu dilakukan, di samping good corporate governance.
A.2 Hak Asasi Manusia (HAM) dilaksanakan di bawah pengawasan wadah
organisasi independen yang mengurus permasalahan seputar HAM.
A.3 Hubungan agama dan negara hendaknya bersifat simbiosis mutualistik, Hal
ini penting untuk menjaga praktek kebebasan beragama di bawah pengawasan
negara guna menghindari konflik horizontal dan vertical. Untuk kondisi sekarang
agama tetap penting, hal yang penting diperhatikan adalah aturan dan mekanisme
yang menjamin kerukunan dan kedamaian antar dan inter umat beragama, dalam
hal ini Indonesia memiliki pengalaman panjang dalam konflik-konflik beragama
yang akan diterapkan dalam negara Mesir.
A.4 berperan aktifnya Undang-undang kewarnegaraan dan lembaga serta
organisasi masyarakat di dalam pelaksanaan dan pengawasan program
65
.Lubis Amany.2011.Jurnal Luar Negeri.Perubahan Sosial-Politik di Timur-Tengah.Jakarta:
BPKP
64
pemerintah, masalah ini adalah paling sulit dilaksanakan di dunia Arab karena
dalam kurun waktu yang panjang negara-negara Arab tidak memiliki dan
mengizinkan ormas/LSM berkiprah luas di dalam masyarakat, tekanan dan
kekangan terhadap ruang gerak berbagai komunitas dibatasi. Untuk itu, Indonesia
dapat memberikan contoh keberadaan masyarakat madani yang aktif membela
kebenaran dan membantu pemerintah di dalam proses pembangunan terkhususnya
buat negara Mesir pasca revolusi.
A.5 Perlu diupayakan adanya Mindset baru di dalam menangani dan mengelola
konflik, baik dari pihak rakyat maupun pemerintah, Transformasi sosial
dibutuhkan untuk kembali hidup damai dan aman, dan Indonesia memiliki
pengalaman di dalam pengelolaan konflik bersenjata, konflik berdasarkan SARA,
konflik menuntut disintegrasi,Dll.
A.6 Proses demokrasi juga tidak lepas dari pendistribusian yang adil terhadap
modal dan wewenang yang dimiliki oleh pemerintah. Oleh karena itu, Mesir harus
rela melakukan desentralisasi kekuasaan dengan melakukan sistem politik dan
ekonomi pro rakyat dan menjamin kesehjateraan dan ketahanan di segala bidang
kehidupan.
A.7 Pemilihan umum yang jujur, bebas dan adil adalah harapan negara baru
bergejolak dan juga semua negara yang telah berdiri, tantangan pemilu ialah
money politics dan intervensi luar negeri. Untuk itu, perlu perangkat dan
mekanisme Undang-undang yang jelas bagi pelaksanaan pemilu, sebagaimana
65
Indonesia telah memiliki perundangan tetap yang mengatur pemilihan legislatif,
pemilihan presiden dan wakilnya, serta pemilihan kepala daerah.
Bangsa Indonesia tidak mengenal mental ekspansi atau pun keinginan
untuk menjajah bangsa lain apalagi mengintervensi perpolitikan sebuah negara
karena konstitusi
kita menekankan ketertiban dunia
yang berdasarkan
kemerdekaan abadi dan keadilan sosial. Dalam titik ini, pemerintah Indonesia
sangat tepat karena Indonesia tidak memiliki kepentingan apa pun selain
menolong Mesir yang telah banyak memberikan bantuan baik pra dan pasca
kemerdekaan dalam bentuk persenjataan atau pun bantuan pendidikan.
Posisi Indonesia pada dasarnya dapat diterima oleh semua kalangan dan
golongan politik yang ada di Mesir. Posisi inilah yang sangat penting untuk
digerakkan agar dapat memulihkan keadaan Mesir. Mendialogkan Pancasila akan
sangat tepat di Mesir pada saat ini untuk kemudian diformulasikan sesuai kondisi
dalam negeri Mesir dan kawasan Timur Tengah demi menjaga perdamaian dan
kemerdekaan abadi.
Indonesia sebagai negara yang memiliki hubungan Bilateral dengan Mesir,
merasa terkena pengaruh akibat revolusi yang terjadi di Mesir, revolusi tersebut
mengakibatkan beberapa kepentingan nasional Indonesia terganggu, oleh karena
itu, Indonesia dituntut untuk meresponnya dalam bentuk Mereformulasi kebijakan
politik luar negerinya dalam segala bidang terhdap Mesir.
Dalam bidang pendidikan, Universitas Al Azhar, Universitas terkemuka di
Mesir, adalah salah satu universitas favorit yang menjadi tujuan pelajar Indonesia
66
yang melakukan studi ke Mesir. Jumlah pelajar Indonesia yang studi di Mesir
sangat banyak, pada tahun 2009 sampai 2010 jumlah mahasiswa Indonesia yang
berada di Mesir berjumlah 3184 orang66. dan pada tahun 2011 sampai 2012
mahasiswa Indonesia yang belajar di Universitas al-Azhar berjumlah sekitar 3500
orang, 800 di antaranya adalah mahasiswi.67
Ini menandakan bahwa jumlah mahasiswa Indonesia yang berada di Mesir
untuk studi mengalami peningkatan dari tahun ke tahun jumlahnya meskipun
Mesir sedang mengalami tragedi revolusi. Sudah tidak terhitung lulusannya dan
tidak sedikit yang menjadi pejuang, intelektual, pendakwah, dan pendidik di
nusantara Indonesia. ini menandakan bahwa Universitas Al-Azhar Mesir akan
tetap menjadi magnet untuk studi, bagi lulusan pesantren dan madrasah di
Indonesia.
Dalam hal perumusan format baru menyangkut kebijakan pendidikan
antara Indonesia dan Mesir yakni berupa pembangunan asrama mahasiswa
Indonesia yang berada di Universitas Al-Azhar Mesir. Saat ini Indonesia sedang
bekerja sama dengan pihak Universitas al-Azhar Mesir untuk membangun gedung
asrama mahasiswa, dimana Indonesia berkomitmen untuk mengusahakan dana
130 milyar untuk membangun 18 gedung asrama untuk menampung mahasiswa
Indonesia dan sebagian mahasiswa Mesir di universitas al-Azhar Cairo.68
66
. http://www.dikbudcairo.org/lp/ di akses pada tanggal 24.4.2012 jam.10.00
.http://indonesiarayanews.com/index.php?option=com_content&view=article&id=3548:pen
tingnya-asrama-mahasiswa-indonesia-di-mesir&catid=176:internasionalheadlines&Itemid=713 di
akses pada tanggal 2.4.2012 Jam.09.00
68
.http://www.kemlu.go.id/cairo/Pages/Embassies.aspx?IDP=257&l=id di akses pada tanggal
3.4.2012
67
67
Pembangunan asrama mahasiswa Indonesia ini merupakan kerjasama
antara bangsa Indonesia dan bangsa Mesir yang telah melewati sejarah yang
sangat panjang, dan juga Mesir memberikan apresiasi tinggi kepada Indonesia
atas kepeduliannya terhadap dunia pendidikan, yang mengambil bagian dalam
proyek pembangunan asrama mahasiswa Indonesia di Universitas Al-Azhar, yang
pada dasarnya merupakan sumbangsih nyata yang sangat berharga dalam dunia
Islam. upaya kedua negara dalam pembangunan asrama tersebut merupakan
sumbangsih nyata dalam menciptakan masa depan dunia Islam dengan baik
terutama dalam rangka menyiapkan para pemimpin-pemimpin yang sangat
berkualitas di masa yang akan datang. Tak dapat dipungkiri, bahwa banyak
pemimpin-pemimpin di Indonesia yang lahir dari pendidikan yang berada di
Universitas Al-Azhar Mesir.69
Pembangunan asrama mahasiswa Indonesia di Universitas al-Azhar
dengan tujuan agar mahasiswa Indonesia lebih dekat berinteraksi dengan
mahasiswa asing lainnya dalam memperdalam ilmu serta memperluas wawasan.
Mahasiswa Indonesia tak hanya berprestasi menggali keberkahan Universitas AlAzhar, tetapi juga sekaligus menjadi duta bangsa yang turut ikut dalam merajut
kembali hubungan kemesraan yang telah di buat oleh para pendahulu Bangsa
Indonesia.
Selain itu beberapa universitas di Indonesia yang memiliki kerjasama
pendidikan dengan berbagai universitas di Mesir perlu menambah jumlah
69
.http://www.kemlu.go.id/cairo/Pages/Embassies.aspx?IDP=255&l=id di akses pada tanggal
2.4.2012 Jam.10.00
68
penerima beasiswa bagi mahasiswa Mesir sebagai bentuk konkrit dan nyata.
Selain itu, berbagai program dalam bentuk seminar yang bertemakan
pembangunan ekonomi, sejarah reformasi Indonesia, pengenalan dasar-dasar
konstitusi Indonesia dan paling penting adalah perenungan kembali hubungan
kedua negara dalam upaya perdamaian dunia. Bentuk lain adalah dapat dengan
diadakan lomba cerdas cermat Sejarah Hubungan Indonesia Mesir yang diikuti
oleh peserta dari Indonesia dan Mesir dengan buku Sejarah Hubungan Indonesia
Mesir karya Duta Besar AM Fachir sebagai bahan perlombaan. Ini akan semakin
menyadarkan mahasiswa Mesir bahwa stabilitas kedua negara sangatlah penting
dalam upaya perdamaian dan kedua negara selalu saling mendukung dalam upaya
perdamaian dan ketertiban dunia.
Selain perumusan format baru dalam bidang pendidikan, Indonesia juga
membuat perumusan format baru dalam hal kebijakan sosial budaya yakni
Indonesia aktif dalam melaksanakan beragam kegiatan budaya baik yang bersifat
promosi maupun melalui kerjasama dengan berbagai pusat-pusat kebudayaan
yang ada di Mesir. Pada tahun 2011, terutama setelah Revolusi Mesir, kegiatan
budaya yang telah dilakukan oleh KBRI di Mesir di antaranya adalah pagelaran
"Ramadhan Lifestyle in Indonesia" pada tanggal 10 Agustus 2011 di Cairo Opera
House dan tanggal 12 Agustus 2011 di Opera Damenhur, peringatan hari anak
nasional bekerja sama dengan Yayasan 6 Oktober pada 27 Juli 2011,
keikutsertaan dalam Festival Music Sufi Internasional (15-25 Agustus 2011).
Salah satu sarana utama dalam mempromosikan budaya Indonesia kepada
masyarakat Mesir adalah dengan menyelenggarakan kursus bahasa Indonesia
69
yang telah diefektifkan sejak tanggal 3 Agustus 2008 oleh Pusat Kebudayaan dan
Informasi (PUSKIN). Tujuan utamanya adalah untuk menjembatani kedua Negara
dalam meningkatkan people to people contact untuk saling mengenalkan budaya
kedua negara. Hingga bulan September 2011 jumlah alumni dan siswa PUSKIN
berjumlah sekitar 200 orang. Selain belajar bahasa, siswa PUSKIN juga
diperkenalkan dengan budaya-budaya di Indonesia, seperti musik angklung,
kecapi, suling, seni Pencak Silat, nonton bersama (film Indonesia), dan mengenal
kuliner Indonesia, dll.70
Saat ini Mesir belum mempunyai Presiden dan parlemen, posisi kepala
negara serta penjaga undang-undang dipegang oleh Majelis Militer. Untuk
mengakhiri masa transisi, Mesir harus menempuh jalan panjang: diawali dengan
referendum, pemilu legislatif, dan juga parlemen membentuk kepanitiaan
amendemen undang-undang, referendum undang-undang, dan diakhiri pemilu
presiden. Namun, setiap kali mendekati tujuan tersebut, Mesir seringkali harus
melewati masalah di masa transisinya tersebut.
Dengan demikian Indonesia dalam mengawal transisi di Mesir dengan ini
membuat perumusan format baru dalam menyangkut kebijakan politik luar negeri
Indonesia terhadap Mesir, setelah Presiden Hosni Mubarak mengundurkan diri,
Indonesia berada di samping Mesir untuk membangun negara Mesir menuju tahap
demokasi. Dengan ini pemerintah Indonesia siap dengan mempunyai pengalaman
dala hal proses demokrasi yang terjadi sebelumnya, dengan ini berbagi
70
.http://www.kemlu.go.id/cairo/Pages/AboutUs.aspx?IDP=4&l=id di akses pada tanggal
10.4.2012 Jam.20.00
70
pengalaman Indonesia dalam melakukan proses reformasi, transisi demokrasi dan
transformasi sistem politik Indonesia, dan juga menyatakan akan selalu berada di
sisi Mesir dalam hal upaya bangsa Mesir menuju transisi yang demokratis serta
dalam upaya bersama mewujudkan perdamaian yang damai dan aman di Timur
Tengah.
Pasca lengsernya Hosni Mubarak dari kursi presiden, Mesir mengalami
transisi politik. yakni rakyat menginginkan pemilihan umum yang demokratis.
rakyat Mesir membutuhkan lembaga penyelenggara pemilu. Lembaga yang
independen, jujur dan adil. baik dari sistem pemilu, kelembagaan, prosedur, dan
administrasi. Oleh karena itu lembaga yang bisa mengakomodir seluruh kegiatan
pemilihan umum di Mesir yakni komisi pemilihan umum Indonesia yang
menyatakan bahwa siap membantu Mesir dalam menggelar pemilihan parlemen
dan pemilihan presiden yang jujur, adil, dan demokratis. Pengalaman sistem
transisi demokrasi di Indonesia pasca lengsernya presiden Soeharto, dapat
berguna bagi rakyat Mesir yang mengalami proses transisi pasca lengsernya
Mubarak. Proses transisi politik di Indonesia akan bermanfaat bagi proses transisi
politik di Mesir.71
Selain itu juga, Indonesia pernah diminta Mesir untuk berbagi pengalaman
dalam melewati masa transisi demokrasi, karena Indonesia dipandang memiliki
pengalaman sukses dalam transisi politik. Pada tanggal 5-6 Juni 2011, Prof Dr.
Ing. B.J. Habibie, (Presiden Indonesia 1998-1999) dan Prof. Dr. Amien Rais
71
.http://www.solopos.com/2011/channel/internasional/kpu-ri-siap-bantu-pemilu-mesir85560 di akses pada tanggal 27.4.2012 jam .08.30
71
(Ketua MPR 1999-2004) diundang ke Kairo untuk berbicara pada Forum
Internasional bertajuk "Pathways on Democratic Transitions - International
Experiences and Lessons Learned”.72
Tujuan dari perumusan format baru Indonesia terhadap Mesir yakni
Indonesia akan mengedepankan kepentingan nasional dalam menanggapi gejolak
politik di Mesir. Di samping itu, pemerintah akan memposisikan diri sebagai
negara demokratis yang turut memajukan prinsip hak asasi manusia. sebagai
negara yang telah mengalami transisi demokrasi, Indonesia siap berbagi
pengalaman Indonesia dalam proses reformasi, transisi demokrasi dan
transformasi sistem politik. Melalui second-track diplomacy, Indonesia juga
secara aktif membantu meningkatkan kapasitas para stakeholders yang terkait
dengan institusi demokrasi di Mesir melalui penyelenggaraan sejumlah seminar
dan pelatihan terkait pelaksanaan pemilu parlemen dan presiden di Mesir.
Sepanjang tahun 2011, telah dilaksanakan 3 kali pelatihan (2 kali di Indonesia dan
1 kali di Mesir) yang mempertemukan para penggiat pemilu dari kedua negara
baik dari kalangan pemerintahan maupun non-pemerintah.73
Pasca lengsernya Hosni Mubarak dari kursi presiden, Mesir mengalami
transisi politik oleh sebab itu Indonesia ingin membuat format baru dalam hal
kebijakan politik luar negeri, format baru ini tidak hanya saja dalam pernyataan
sikap atau saran-saran yang di tujukan oleh pemerintah Indonesia terhadap Mesir,
72
.http://indonesiacairo.org/index.php?option=com_content&view=article&id=983:indonesiabagi-pengalaman-transisi-demokrasi-&catid=1:latest-news&Itemid=54 di akses pada tanggal
9.4.2012.Jam.13.00
73
. http://www.kemlu.go.id/cairo/Pages/Embassies.aspx?IDP=257&l=id di akses pada tanggal
3.4.2012
72
tetapi harus juga dengan melakukan kegiatan yang real dalam merumuskan
format baru dalam penyusunan kebijakan politik luar negeri Indonesia.
Hingga
saat
ini
dalam
pemerintahan
Mesir
belum
mempunyai
pemerintahan yang tetap dengan demikian Indonesia siap mengawal transisi Mesir
yang lebih demokratis nantinya, dengan berdasarkan dari kepentingan nasional
yang ingin dicapai oleh Indonesia. Sebagai negara yang telah mengalami masa
transisi demokrasi, Indonesia siap berbagi pengalaman Indonesia dalam
melakukan proses reformasi, transisi demokrasi dan transformasi sistem politik.
Kedepannya pemerintahan Indonesia dapat bekerjasama aktif dengan
pemerintahan yang baru di Mesir, ini dilakukan dengan melihat sejarah panjang
hubungan bilateral dari kedua negara. Yang sama-sama merupakan negara
berpenduduk muslim terbesar di dunia. Dan kedekatan hubungan emosional yang
sangat erat dengan kedua negara.
B.Penyesuaian Tujuan
Saat ini Mesir dalam masa-masa transisi peralihan pimpinan dari Hosni
Mubarak ke Kepala Negara Mesir yang sementara ini dipegang oleh Ketua Dewan
Tertinggi Militer (Supreme Council of the Armed Forces/SCAF), Marsekal
Mohamed Hussein Tantawi. Dalam menyesuaikan tujuan kerjasama Bilateral
antara Indonesia dan Mesir, Indonesia menyampaikan kesiapan Pemerintah
Indonesia untuk selalu mendampingi Mesir dalam masa-masa transisi seperti
sekarang ini, dan Indonesia menyatakan komitmen untuk meningkatkan kerja
sama kedua negara dalam berbagai bidang. Indonesia juga berperan aktif dalam
73
membantu Mesir melalui masa transisinya dengan membagi pengalaman saat
menjalani reformasi pada tahun 1998 silam. Hal itu ditunjukkan melalui
serangkaian kunjungan sejumlah pejabat dan tokoh nasional ke Mesir dalam
rangka membantu negara itu membangun sistem pemerintahan yang demokratis.
Keberhasilan
Mesir
dalam
melaksanakan
Pemilu
legislatif
yang
demokratis dengan aman lancar, sebagaimana yang diimpikan oleh masyarakat
internasional sebagai pemilu yang sangat sukses dan keyakinan bahwa ini
merupakan langkah besar dalam proses transisi Mesir. Melihat hubungan ini
kerjasama
Indonesia
dan
Mesir
untuk
komitmen
bekerjasama
saling
menguntungkan antara Indonesia dan Mesir yang merupakan negara pertama yang
mengakui kedaulatan Indonesia yang lalu. Dalam pengalaman Indonesia dalam
proses demokratisasi dalam kaitannya dengan proses yang sama yang tengah
dilakukan dibeberapa negara-negara Arab, seperti Mesir, pasca revolusi.
pengalaman Indonesia dalam melakukan amandemen terhadap UUD yang sejalan
dengan spirit reformasi. Hal ini seirama dengan proses yang tengah dilakukan
oleh Mesir dalam menyusun konstitusinya.
Dalam kerjasama Bilateral antara Indonesia dengan Mesir perlu inovasi
untuk menggairahkan kembali pertalian emosional antara Indonesia dan Mesir
pasca revolusi. Hal ini dilihat dari keikutsertaaan Indonesia dalam proses
kerjasama Bilateral antara Indonesia dan Mesir, dimana Indonesia turut serta
menciptakan citra positif Mesir pasca revolusi untuk memulihkan stabilitas Mesir
di berbagai bidang. Selain itu juga Indonesia memiliki pengalaman dalam
74
mengatasi krisis oleh karena itu Indonesia akan selalu berbagi pengalaman dengan
Mesir dalam upaya pemulihan citra Mesir kedepannya.74
Dalam penyesuaian tujuan dalam kebijakan pendidikan antara Indonesia
dan Mesir, Indonesia perlu mendukung Mesir secara lebih nyata. Pasalnya,
melihat dari sejarah Negeri Piramida itu merupakan negara pertama yang
mengakui kemerdekaan Indonesia pada tahun 1945. Hubungan kedua negara yang
sudah berlangsung dengan baik terus berlanjut hingga kini dan terwujud dalam
berbagai bidang, seperti bidang pendidikan, bisa dilihat dari kerja sama
Universitas Al-Azhar Mesir dan universitas-universitas di Indonesia. Banyak
sekali mahasiswa Indonesia yang belajar di Universitas Al-Azhar Cairo sampai
saat ini.
Dengan
bergolaknya
situasi
di
Mesir
ini
membuat
Indonesia
menyesuaikan tujuannya dalam bidang pendidikan, dimana pemerintah Indonesia
memilih untuk memulangkan warga negaranya yang berada di Mesir. Jika situasi
di Mesir sudah dinyatakan aman, mahasiswa Indonesia yang turut dievakuasi akan
di pulangkan kembali ke Mesir, tentunya ini tergantung dari keadaan terkini dari
Mesir apakah sudah aman dan kondusif untuk para pelajar dan masyarakat
Indonesia melakukan kegiatan-kegiatannya.
Beberapa universitas di Indonesia yang memiliki kerjasama pendidikan
dengan berbagai universitas di Mesir perlu menambah jumlah penerima beasiswa
bagi mahasiswa Mesir sebagai bentuk konkrit dan nyata. Selain itu, perlu juga
74
. http://beritasore.com/2012/03/22/indonesia-turut-ciptakan-citra-positif-mesir/ di akses
pada tanggal 2.4.2012 Jam.08.30
75
diadakan berbagai program dalam bentuk seminar yang bertemakan pembangunan
ekonomi, sejarah reformasi Indonesia, pengenalan dasar-dasar konstitusi
Indonesia dan paling penting adalah perenungan kembali hubungan kedua negara
dalam upaya perdamaian dunia. Ini akan semakin menyadarkan mahasiswa Mesir
bahwa stabilitas kedua negara sangatlah penting dalam upaya perdamaian dan
kedua negara selalu saling mendukung dalam upaya perdamaian dan ketertiban
dunia.
Gelombang Arab spring akhirnya membawa dampak, baik secara langsung
maupun tidak secara langsung, bagi iklim demokrasi di Timur-Tengah. Indonesia
bisa menjadi contoh bagi berjalannya demokrasi di tengah kondisi masyarakat
Mesir yang sebagian besar beragama Muslim. Upaya untuk merapatkan hubungan
tak hanya dalam bentuk-bentuk kegiatan formal, tetapi juga perlu mengedepankan
semangat persaudaraan, menghormati perbedaan, dan itiikad tulus untuk saling
mendukung dan membantu sesama beragama.
Dalam menangani aneka dinamika dan implikasi yang timbul dalam
proses interaksi tersebut, semua bersikap bijak, correct dan proporsional dalam
kemaslahatan yang lebih besar. semangat ini diharapkan bergelora antara
Indonesia dan Mesir. Hubungan Indonesia dan Mesir telah melewati sejarah
cukup panjang, sehingga perlu dikembangkan dari sekedar hubungan yang
bersifat emosional ke dalam aksi nyata yang dapat memberikan manfaat besar
bagi kedua negara.
76
Hubungan Mesir dan Indonesia yang bersahabat lama dimana Mesir
negara pertama yang mengakui kedaulatan Indonesia. Hubungan ini harus terus
diselaraskan. Dengan menjaga hubungan persahabatan antara Indonesia dengan
Mesir, yang sudah terjalin sejak lama sangat penting dilakukan agar kedepannya
kerjasama ini dapat terus bersahabat setelah Mesir mengalami revolusi. Indonesia
percaya Mesir akan tetap memainkan peran penting di kawasan Timur-Tengah,
termasuk dalam mendorong proses perdamaian di Timur-Tengah.
Yang tak kalah penting juga, tali persahabatan yang selama ini telah
terjalin antara kedua negara pun pasti dapat terus berkembang dan akan semakin
ditingkatkan. Stabilitas Mesir perlu dibantu untuk pulih dengan cepat dan normal
kembali. Posisi Indonesia sebagai negara netral yang memiliki kedekatan sejarah
dan keilmuan, menjadi sangat strategis bagi Mesir jika dikucilkan lagi oleh
negara-negara Arab beberapa dekade yang lalu. Sebagai bangsa yang tidak
ekspansionis, Indonesia akan lebih dipercaya dari pada negara-negara Super
Power.
77
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
A.KESIMPULAN
1. Kawasan Timur-Tengah, khususnya kurun waktu 1 tahun terakhir ini,
mengalami gejolak atau revolusi, sebagai produk dari rakyatnya terhadap
pemerintahannya akibat penderitaan dan kesewenang-wenangan para pemimpin di
Timur-Tengah. Hal ini terjadi pada negara-negara : Tunisia, Mesir dan Libya.
2. Revolusi di Mesir, pada hakekatnya merupakan imbas dari revolusi Tunisia,
dimana momentum tersebut mengilhami rakyat Mesir, untuk menggugat
Presidennya, yakni Hosni Mubarak untuk segera lengser dari jabatannya sebagai
Presiden karena sifat otoriternya secara 32 tahun yang berkuasa di Mesir.
3. Indonesia sebagai negara yang memiliki hubungan bilateral dengan Mesir,
merasa terkena pengaruh akibat revolusi di Mesir tersebut, oleh karena itu,
Indonesia dituntut untuk meresponnya dalam bentuk Mereformulasi kebijakan
politik luar negeri Indonesia, sebagai apa yang menjadi kepentingannya di Mesir,
dapat disesuaikan.
78
B.SARAN-SARAN
1. Revolusi yang terjadi di Tunisia, hendaknya menjadi pelajaran dan bahan
instropeksi diri bagi para pemimpin lainnya di kawasan tersebut, untuk memimpin
negara dan rakyatnya secara adil dan bijaksana, sebagai gejolak revolusi tersebut
tidak semakin meluas ke negara lain.
2.
Pihak pemerintahan yang diberi kepercayaan di Mesir, pasca lengsernya
presiden Hosni Mubarak, kiranya secara sungguh-sungguh untuk memulihkan
keadaan dalam negara dalam bentuk melakukan rekonsiliasi dari pihak-pihak yang
bertikai, untuk membangun kekuatan Mesir yang bersatu.
3.
Bagi Indonesia, kiranya harus terus-menerus mengikuti perkembangan di
Mesir,
demi
melakukan
penyesuaian-penyesuaian
tujuan
kepentingan
nasionalnya.
79
DAFTAR PUSTAKA
BUKU-BUKU
Banyu,
A.A & Yani Y. M. 2006. Pengantar
Internasional.Bandung: PT. Remaja Rosda Karya
Ilmu
Hubungan
Badan pengakjian dan pengembangan kebijakan. 2003 .Buku putih politik luar
npegeri Indonesia. Kementerian luar negeri. Jakarta
Holsti KJ. 1992.Politik Internasional:suatu kerangka analisis. Bandung: Bina
Cipta
Kusumaatmadja Mochtar. 1983. politik luar negeri Indonesia dan pelaksanaanya
dewasa ini. Bandung: Penerbit Alumni
Leifer Michael. 1989.Politik Luar Negeri Indonesia. Gramedia. Jakarta
Nur Alami Athiqah.”Landasan dan prinsip politik luar negeri Indonesia”,
Ganewaty Wuryandari(ed). 2008. Politik luar negeri Indonesia di
tengah pusaran politik domestik. pustaka pelajar. Yogyakarta
Nasution
Dahlan.1991.Politik
Erlangga:Jakarta
Internasional
Konsep
dan
Teori.Penerbit
Nawawi Ismail.2009.Public Policy.Penerbit PMN.Surabaya
Plano,
Jack.C, Olton 1999. kamus Hubungan Internasional. Putra Abardin.
Bandung
Rudy, T May. Teori, Etika Dan Kebijakan Hubungan Internasional. Bandung:.
Penerbit Angkasa.
Rezasyah Teuku. 2008. politik luar negeri Indonesia antara idealisme dan
praktik. Humaniora:Bandung
Sihbudi Riza. 1997. Indonesia Timur-Tengah Masalah Dan Prospek. Jakarta:
Gema Insani Press
Tamburaka Apriadi. 2011. Revolusi Timur-Tengah. Jakarta: PT Buku Seru
Wuryandari Ganewaty dkk. 2008. Politik luar Negeri Indonesia Di
Pusaran Politik Domestik.Pustaka pelajar. Yogyakarta
Wiriaatmadja Suwandy.1970.Pengantar
Alumni: Bandung
Hubungan
Tengah
Internasional.Penerbit
80
Yusuf Sufri, S.H.1989. Hubungan Internasional Dan Politik Luar Negeri, Pustaka
Sinar harapan. Jakarta
JURNAL
Lubis Amany.2011.Jurnal Luar Negeri.Perubahan Sosial-Politik di TimurTengah.Jakarta: BPKP
Fachir,.A.M.2011.Jurnal
luar
negeri.Gerakan
Rakyat
Untuk
Perubahan:Pembelajaran dari Timur-Tengah.Jakarta:BPKP
INTERNET
Agusdin
M.Syah. (2011).Peta baru Timur-Tengah.pada:http://www.suaraislam.com/news/tabloid/laporan-khusus/2075-peta-baru-timurtengah di akses pada tanggal 14.2.2012 Jam. 13.30
Asnessa Devania. (2011) Hubungan Indonesia dan Timur-Tengah dan Australia
pada:http://www.google.co.id/url?sa=t&rct=j&q=kebijakan+politik+
luar+negeri+Indonesia+terhadap+timur-tengah.
Di akses pada
tanggal 20.12.2011 Jam 20.00
Apa
penyebab
revolusi
di
Timur-Tengah
sebenarnya?
Pada:http://politik.kompasiana.com/2011/03/03/apa-penyebabrevolusi-di-timur-tengah-sebenarnya/ di akses pada tanggal
10.2.2012 Jam 22.00
Diplomat.
Dubes
(2012).Indonesia mesir punya hubungan historis pada:
http://www.suarakarya-online.com/news.html?id=294256 di akses
pada tanggal 16.3.2012. Jam. 10.00
RI
Serahkan
Kredensial
kepada
Ketua
SCAF
Mesir.
pada:http://www.kemlu.go.id/cairo/Pages/Embassies.aspx?IDP=257
&l=id di akses pada tanggal 3.4.2012
Fadlillah
Syaifuddin.
(2011).Refleksi
revolusi
Timur-Tengah
http://www.islamedia.web.id/2011/09/refleksi-revolusi-timurtengah.html di akses pada tanggal 14.2.2012. Jam 13.00
Hubungan
Indonesia
dan
Mesir.
pada:
http://www.kemlu.go.id/Pages/Embassies.aspx?IDP=7890&l=id di
akses pada tanggal 23.3.2012 Jam.02.15
KPU RI siap bantu Pemilu Mesir pada:
http://www.solopos.com/2011/channel/internasional/kpu-ri-siapbantu-pemilu-mesir-85560 di akses pada tanggal 27.4.2012
Jam.08.30
81
Indonesia akan selalu siap dampingi Mesir dalam masa-masa transisi.
pada:http://www.kemlu.go.id/perth/Pages/News.aspx?IDP=5478&l=
id di akses pada tanggal 18.3.2012.Jam. 16.00
Indonesia
turut
ciptakan
citra
positif
Mesir.
pada:http://beritasore.com/2012/03/22/indonesia-turut-ciptakancitra-positif-mesir/ diakses pada tanggal 23.3.2012 Jam.08.30
Indonesia
bagi
pengalaman:
Transisi
Mesir.Pada:http://indonesiacairo.org/index.php?option=com_content
&view=article&id=983:indonesia-bagi-pengalaman-transisidemokrasi-&catid=1:latest-news&Itemid=54 di akses pada tanggal
9.4.2012.Jam.13.00
Korashy Mona. (2011). Mesir perlu belajar dari pengalaman Indonesia dalam
proses
transisi
demokrasi
pada:http://www.tabloiddiplomasi.org/previous-isuue/138-juni2011/1145-mesir-perlu-belajar-dari-pengalaman-indonesia-dalamproses-transisi-demokrasi.html
di
akses
pada
tanggal
19.3.2012.Jam.14.00
Launa.
(2011)
Mesir
di
bawah
rezim
Mubarak
(http://www.kabarindonesia.com/berita.php?pil=20&jd=Mesir+di+B
awah+Rezim+Mubarak&dn=20110208025559 di akses pada tanggal
24.2.2012. Jam. 12.00
Landasan
politik
luar
negeri
Indonesia
pada:http://www.crayonpedia.org/mw/Landasan_Politik_Luar_Nege
ri_6.2 di akses pada tanggal 19.2.2012 Jam. 22.00
Margianto
Heru. (2012). Inilah sikap Indonesia terhadap Mesir
pada:http://internasional.kompas.com/read/2011/02/02/13373676/Ini
lah.Sikap.Indonesia.terhadap.Mesir di akses pada tanggal 16.3.2012
Jam. 11.00
Meneropong
perubahan
Timur-Tengah
dari
revolusi
Mesir
pada:http://www.timurtengah.com/news/news_article/read/2012/01/
13/10/Meneropong.Perubahan.Timteng.dari.Revolusi.Mesir di akses
pada tanggal 9.2.2012 Jam 21.00
Mesir;
profil
negara
kerjasamanya
dengan
Indonesia.
pada:http://www.kemlu.go.id/cairo/Pages/AboutUs.aspx?IDP=4&l=i
d di akses pada tanggal 10.4.2012 Jam.20.00
82
Nugraha Fajar. (2011) Tunisia dan Mesir tonggak revolusi di Timur-Tengah
pada:http://news.okezone.com/read/2011/12/26/349/547503/trageditunisia-mesir-tonggak-revolusi-timur-tengah di akses pada tanggal
9.2.2012 Jam 09.00
Pedia Crayon. (2011).Peranan politik luar negeri RI dalam percaturan
internasional,pada:http://www.scribd.com/doc/68254972/PerananPolitik-Luar-Negeri-RI-Dalam-Percaturan-Internasional-6 di akses
pada tanggal 19.2.2012 Jam. 20.00
Peletakan Batu pertama pembangunan asrama mahasiswa Indonesia di Mesir.
pada:http://www.kemlu.go.id/cairo/Pages/Embassies.aspx?IDP=255
&l=id di akses pada tanggal 2.4.2012 Jam.10.00
Rahman
Mustafa.(2012).
Transisi
Mesir
pada:http://internasional.kompas.com/read/2012/02/28/16160178/In
donesia.Siap.Bantu.Sukseskan.Masa.Transisi.Mesir di akses pada
tanggal 18.3.2012.Jam.15.30
Revolusi
Mesir,
Indonesia
berharap
transisi
berjalan
baik
pada:http://wartapedia.com/dunia/dunia/1679-revolusi-mesir-riberharap-transisi-berjalan-baik.html di akses pada tanggal
18.3.2012.Jam. 17.00
Soleh
Hafny.
(2011).Teori
politik
luar
negeri
pada:http://www.docstoc.com/docs/82805440/Teori-Politik-LuarNegeri di akses pada tanggal 1.2.2012 Jam 21.00
Soleh
Hafny.
(2011).Teori
politik
luar
negeri
http://www.docstoc.com/docs/82805440/Teori-Politik-Luar-Negeri
di akses pada tanggal 1.2.2012 Jam 21.30
___________(2012) defenisi formulasi pada:http://artikata.com/arti-327347formulasi.html di akses pada tanggal 21.2.2012 Jam. 13.00
Sihotang
Sekretaris
Bedeniktus.(2010).Politik luar negeri Bebas Aktif Republik
Indonesia.pada:http://www.ideelok.com/politik/politik-luar-negeribebas-aktif-republik-indonesia diakses pada tanggal 7.2.2012 Jam
21.00
gabungan.
http://setkab.go.id/index.php?pg=detailartikel&p=3405.
pada tanggal 17.2.2012. Jam. 13.00
Di
Pada:
akses
Transisi demokrasi Mesir momentum penguatan kerjasama Indonesia-Mesir.
pada:http://www.indonesiacairo.org/index.php?option=com_content
83
&view=article&id=979:transisi-demokrasi-mesir-momentumpenguatan-kerjasama-indonesia-mesir&catid=3:embassyactivities&Itemid=58 di akses pada tanggal 22.3.2012 Jam. 20.00
Wijoseno Gaqah. (2012). Komjen pol Nurfaizi mulai emban tugas Dubes
Indonesia
untuk
Mesir
pada:
http://news.detik.com/read/2012/01/26/211653/1826388/10/komjenpol-nurfaizi-mulai-emban-tugas-dubes-ri-untuk-mesir?n991103605
di akses pada tanggal 16.3.2012 Jam.11.15
84
Download