Karakteristik Planet

advertisement
Karakteristik Planet
Suatu benda angkasa dapat disebut sebagai planet apabila memiliki
syarat-syarat sebagai berikut:



Berada dalam suatu orbit yang mengelilingi matahari.
Mempunyai berat yang cukup untuk gravitasi dirinya dalam
mengatasi tekanan rigid supaya ia menjadi satu ekuilibrium
hidrostatik (bentuk hampir bulat).
Merupakan objek yang dominan dalam orbitnya sendiri.
Berikut ini beberapa karakteristik khas dari planet-planet
dalam Tata Surya
Planet Merkurius
erupakan planet terdekat dengan Matahari. Kedekatan ini mengakibatkan suhu di
Merkurius sangat panas. Panas siang hari di Merkurius sangat tinggi, konon mampu
melelehkan timah yang melapisi kaleng. Jarak antara Matahari dengan Merkurius kurang
lebih 57 juta km. Sedangkan jarak dengan Bumi sekitar 92 juta km. Ukurannya hanya
27% dari ukuran Bumi. Merkurius mengelilingi matahari (revolusi) memerlukan waktu
88 hari, sedangkan rotasinya memerlukan waktu 59 hari. Planet tersebut begitu lambat
berputar sehingga satu hari hampir sama lamanya dengan satu tahun di Bumi.
Planet Venus
Planet terdekat kedua dari Matahari adalah Venus. Salah satu yang khas dari planet ini
adalah adanya awan tebal yang menyelimutinya. Awan itu membuat cahaya Matahari
terpantulkan. Akibatnya, Venus menjadi planet yang paling terang. Cahayanya akan
tampak pada waktu Matahari terbit dan tenggelam. Oleh karenanya, planet ini sering
disebut sebagai Bintang Fajar atau Bintang Senja.Venus juga merupakan planet yang
paling dekat dengan Bumi. Jarak Venus dengan matahari sekitar 108 juta kilometer. Satu
tahun di Venus sama dengan 225 hari di Bumi. Sedangkan satu hari di sana sama dengan
243 hari di Bumi. Dengan demikian, masa revolusinya lebih cepat dibandingkan masa
rotasinya
Planet Bumi
Bumi seperti planet yang lain, tidak memiliki cahaya. Bumi pun mempunyai satelit
seperti planet lainnya. Bulan sebagai satelit alami Bumi, mempunyai gerakan
mengelilingi Bumi dengan waktu putaran 29,5 hari. Bumi mempunyai masa rotasi sekitar
23 jam 56 menit dan memiliki masa revolusi sekitar 365 hari 6 jam.
Planet Mars
Planet Mars adalah planet luar yang paling dekat dengan Bumi. Pada malam hari kadang
kita melihat sebuah ”bintang” cemerlang yang bercahaya kemerahan. Itulah Mars atau
planet merah. Namanya berasal dari nama dewa perang Romawi. Planet ini memiliki
diameter kira-kira 6.800 km atau sekitar setengah diameter Bumi. Masa rotasi Mars
adalah 24 jam 37 menit dan masa revolusinya 687 hari. Mars memiliki dua buah satelit,
yaitu Deimos dan Phobos, temperaturnya lebih rendah dibandingkan dengan temperatur
di Bumi.
Planet Yupiter
piter adalah planet terbesar yang ada di dalam Tata Surya.
Jika kita bayangkan Yupiter sebagai wadah, maka ia mampu menampung sebanyak 1310
planet seukuran Bumi. Tetapi tidak sebanding dengan besarnya, berat Yupiter hanya dua
setengah kali Bumi. Planet ini lembek, permukaannya hanya berupa gas helium dan
hidrogen cair yang terbungkus awan yang bergerak. Keunikan lain yang dimiliki Yupiter,
yaitu rotasi yang paling cepat, hanya membutuhkan 10 jam. Sedangkan masa revolusinya
membutuhkan waktu yang sangat lama, yaitu 12 tahun.
Planet Saturnus
Planet keenam dalam Tata Surya mempunyai keunikan, dikelilingi dengan cincin yang
terbentuk dari potongan jutaan es. Jarak Saturnus dengan Matahari sekitar 1,4 miliar kilo
meter. Masa revolusinya sekitar 30 tahun, sedangkan masa rotasinya sekitar 10,5 jam.
Planet ini mempunyai sifat seperti Yupiter, keduanya berputar begitu cepat sehingga
dianggap sebagai planet yang paling berangin. Kecepatan anginnya lebih dari 10
kecepatan angin Hurricane di Bumi.
Planet Uranus
Ditemukan oleh William Herschel pada tahun 1782 dengan bantuan teleskop di kebun
belakang rumahnya di Bath, Inggris. Planet ini merupakan salah satu planet yang jauh
dari Matahari. Terdiri atas gas utama yang berupa
hidrogen, metana, dan helium, serta mengandung es. Keadaan ini membuat Uranus
dingin dan beku. Seperti halnya Saturnus, Uranus juga mempunyai cincin. Cincin Uranus
tipis dan hingga saat ini telah ditemukan sembilan lapis cincin Uranus.
Keunikan lain juga dimiliki oleh planet ini, rotasinya yang berlawanan dengan arah rotasi
Bumi membuat salah satu sisinya seperti sebuah gasing yang rebah. Masa revolusi
Saturnus sekitar 84 tahun dan masa rotasinya sekitar 11 jam. Akibatnya satu sisi planet
terus-menerus mengalami siang selama 42 tahun, sedangkan sisi yang lain terus-menerus
mengalami malam selama 42 tahun.
Planet Neptunus
ondisi di Neptunus tidak berbeda jauh dari Uranus, terdiri atas gas. Ukuran Neptunus
juga besar, meskipun tidak sebesar Yupiter. Jika diumpamakan wadah kosong, Neptunus
mampu menampung 60 planet seukuran Bumi. Satu tahun di Neptunus sama dengan 165
tahun di Bumi sedangkan satu hari di sana sekitar 16 jam di Bumi. Sejak tahun 1984, para
ahli telah menduga bahwa Neptunus mempunyai cincin.
Dugaan ini terbukti setelah pesawat angkasa Voyager 2 berhasil mendekati Neptunus dan
memastikan bahwa Neptunus memiliki paling tidak tiga lapis cincin.
Anggapan tentang Jagat Raya dan Alam Semesta
Berikut ini adalah penjelasan anggapan-anggapan manusia tentang jagat raya dan alam
semesta sejak dahulu hingga sekarang seperti Heliosentris, Antroposentris, Geosentris,
Galaktosentris. Penjelasannya adalah sebagai berikut:
Anggapan Heliosentris
Pandangan heliosentris (helios = matahari) dianggap sebagai pandangan yang
revolusioner yang menempatkan matahari sebagai pusat alam semesta.
Seorang mahasiswa kedokteran, ilmu pasti dan Astronomi, Nicholas Copernicus (1473–
1543) pada tahun 1507 menulis buku ”De Revolutionibus Orbium Caelestium”
(tentang revolusi peredaran benda-benda langit).
Ia mengemukakan bahwa matahari merupakan pusat jagat raya yang dikelilingi planetplanet, bahwa bulan mengelilingi Bumi dan bersama-sama mengitari matahari, dan
bahwa Bumi berputar ke timur yang menyebabkan siang dan malam.
Anggapan Antroposentris atau Egosentris
Anggapan ini dimulai pada tingkat awal manusia atau pada masa manusia primitif yang
menganggap bahwa manusia sebagai pusat alam semesta. Pada waktu menyadari ada
Bumi dan langit, manusia menganggap matahari, bulan, bintang, dan Bumi serupa
dengan hewan, tumbuhan, dan dengan dirinya sendiri.
Anggapan Geosentris
Anggapan ini menempatkan Bumi sebagai pusat dari alam semesta.
Geosentris (geo = Bumi; centrum = titik pusat). Anggapan ini dimulai sekitar abad VI
Sebelum Masehi (SM), saat pandangan egosentris mulai ditinggalkan. Salah seorang
yang mengemukakan anggapan geosentris adalah Claudius Ptolomeus. Ia melakukan
observasi di Alexandria, kota pusat budaya Mesir pada masa lalu. Ia menganggap bahwa
pusat jagat raya adalah Bumi, sehingga Bumi ini dikelilingi oleh matahari dan bintangbintang.
Anggapan Galaktosentris
Galaktosentris (Galaxy = kumpulan jutaan bintang) merupakan anggapan yang
menempatkan galaksi sebagai pusat Tata Surya. Galaktosentris dimulai tahun 1920 yang
ditandai dengan pembangunan teleskop raksasa di Amerika Serikat, sehingga dapat
memberikan informasi yang lebih banyak mengenai
galaksi
Lapisan-Lapisan Atmosfer
Lapisan-lapisan Atmosfer dibagi menjadi 5 macam menurut ketinggiannya. yaitu:
Troposfer (0–15 km)
Troposfer berada pada lapisan atmosfer paling bawah. Manusia dan makhluk hidup lain
hidup di lapisan ini. Lapisan ini menjadi tempat akumulasi gas-gas oksigen, nitrogen, dan
karbon dioksida. Uap air dan karbon dioksida yang banyak terdapat pada lapisan ini
berfungsi menjaga
keseimbangan panas permukaan Bumi, terutama yang ditimbulkan oleh radiasi sinar
inframerah dari Matahari. Pada lapisan ini terjadi penurunan suhu seiring dengan
peningkatan ketinggian karena sangat sedikit penyerapan radiasi gelombang pendek dari
Matahari.
Stratosfer (15–50 km)
Stratosfer mempunyai dua lapisan molekul-molekul gas tipis yang tidak terdapat
troposfer. Lapisan bawah mengandung bahan sulfat yang memengaruhi terjadinya hujan.
Di stratosfer bagian atas terdapat lapisan ozon terbesar. Stratosfer adalah lapisan inversi,
yaitu semakin tinggi dari permukaan Bumi, suhu udara akan meningkat. Kenaikan suhu
ini disebabkan oleh lapisan ozon yang menyerap radiasi ultraviolet dari Matahari. Bagian
stratosfer paling atas disebut stratopause, yaitu lapisan yang membatasi stratosfer dan
mesosfer.
Mesosfer (50–85 km)
Suhu udara di lapisan mesosfer sangat dingin mencapai –100°C. Suhu yang sangat dingin
ini menyebabkan meteor-meteor dari luar angkasa yang sangat panas pecah dan berubah
menjadi batuan-batuan kecil yang tidak membahayakan kehidupan di Bumi. Di mesosfer
terdapat lapisan ion atau udara bermuatan listrik yang disebut lapisan D. Lapisan D
terbentuk karena sinar ultraviolet pada molekul-molekul udara bertemu dengan elektron
bermuatan listrik negatif. Awan sinar malam yang berasal dari uap air atau debu meteorit
muncul pada lapisan ini.
Termosfer (85–500 km)
Pada lapisan termosfer terjadi ionisasi gas-gas oleh radiasi matahari sehingga lapisan ini
dikenal juga dengan ionosfer. Berkat adanya gasgas yang mengalami ionisasi ini, sinyalsinyal radio komunikasi dari permukaan Bumi dapat dipantulkan kembali ke Bumi,
sehingga aktivitas komunikasi dapat terjadi. Pada lapisan ini terdapat pula sinar kutub
(aurora) yang muncul di kala fajar atau petang.
Eksosfer (lebih dari 500 km)
Kandungan gas utama pada lapisan eksosfer adalah hidrogen. Kerapatan udaranya
semakin tipis sampai hampir habis di ambang luar angkasa. Cahaya redup yaitu cahaya
zodiakal dan gegenschein muncul pada lapisan eksosfer. Cahaya ini sebenarnya
merupakan pantulan sinar matahari oleh partikel debu meteorit yang jumlahnya banyak
dan melayang di angkasa. Satelit-satelit buatan biasanya berada di lapisan ini
GALAKSI
Galaksi adalah suatu sistem bintang atau tatanan bintang-bintang. Galaksi tersusun
secara menggerombol dan tiap-tiap anggota galaksi memiliki gaya tarik-menarik
(gravitasi). Matahari bersama-sama planet yang mengitarinya terletak pada sebuah
galaksi yang diberi nama galaksi Bimasakti. Galaksi Bimasakti termasuk galaksi spiral
dan berbentuk seperti cakram, garis tengahnya kira-kira 100.000 tahun cahaya. Istilah
“tahun cahaya” menggambarkan jarak yang ditempuh oleh cahaya dalam waktu satu
tahun.
Dengan kecepatan 300.000 km/detik, dalam waktu satu tahun cahaya akan ditempuh
jarak sekitar 9,5 triliun kilometer.
Jadi, satu tahun cahaya adalah 9,5 triliun km. Ini berarti garis tengah galaksi kita sekitar
100.000 × 9,5 triliun km atau 950 biliun km (950 diikuti dengan 15 buah nol di
belakangnya). Untuk memudahkan perhitungan, maka digunakan satuan jarak yaitu
tahun cahaya. Dengan satuan ini, tebal bagian pusat galaksi kita sekitar 10.000 tahun
cahaya.
Teori Terjadinya Jagat Raya
Proses terjadinya jagat raya merupakan salah satu misteri yang dicoba dipecahkan oleh
manusia. Berikut ini adalah teori-teori dan video yang menjelaskan proses pembentukan
jagat raya;
Teori Big Bang
Menurut teori ini, jagat raya terbentuk dari ledakan dahsyat yang terjadi kira-kira
13.700 juta tahun yang lalu. Akibat ledakan tersebut materi-materi dengan jumlah sangat
banyak terlontar ke segala penjuru alam semesta. Materi-materi tersebut akhirnya
membentuk bintang, planet, debu kosmis, asteroid, meteor, energi, dan partikel-partikel
lain.
Teori ”Big Bang” ini didukung oleh seorang astronom dari Amerika Serikat, yaitu Edwin
Hubble.
Berdasarkan pengamatan dan penelitian yang dilakukan, menunjukkan bahwa jagat raya
ini tidak bersifat statis. Semakin jauh jarak galaksi dari Bumi, semakin cepat proses
pengembangannya. Penemuan tersebut dikuatkan lagi oleh ahli astrofisika dari Amerika
Serikat, Arno Pnezias dan Robert Wilson pada tahun 1965 telah mengukur tahap
radiasi yang ada di angkasa raya
Teori Keadaan Tetap
Teori ”keadaan tetap” atau teori ciptaan sinambung menyatakan bahwa jagat raya
selama berabad-abad selalu dalam keadaan yang sama dan zat hidrogen senantiasa dicipta
dari ketiadaan. Penambahan jumlah zat, dalam teori ini memerlukan waktu yang sangat
lama, yaitu kira-kira seribu juta tahun untuk satu atom dalam satu volume ruang angkasa.
Teori ini diajukan oleh ahli astronomi Fred Hoyle dan beberapa ahli astrofisika Inggris.
Dalam teori ”keadaan tetap”, kita harus menerima bahwa zat baru selalu diciptakan
dalam ruang angkasa di antara berbagai galaksi, sehingga galaksi baru akan terbentuk
guna menggantikan galaksi yang menjauh. Orang sepakat bahwa zat yang merupakan
asal mula bintang dan galaksi tersebut adalah hidrogen.
Download