Lesson 4 for April 22, 2017 1 AJARAN PETRUS … Hubungan dengan Negara (1 Petrus 2:1317) 2 Hubungan kerja (1 Petrus 2:18-25) 3 Hubungan pernikahan (1 Petrus 3:1-7) BATASAN-BATASAN DALAM HUBUNGAN KITA 5 AJARAN PAULUS … 4 1 Petrus 2:13-17 “Tunduklah, karena Allah, kepada semua lembaga manusia, baik kepada raja sebagai pemegang kekuasaan yang tertinggi, maupun kepada wali-wali yang diutusnya untuk menghukum orang-orang yang berbuat jahat dan menghormati orang-orang yang berbuat baik.” (1 Petrus 2:13-14) “Hormatilah raja.” (1 Pet 2:17). “Raja” yang sedang dibicarakan oleh Petrus adalah Nero. Dia memenggal kepala Paulus, menyalibkan Petrus dan membunuh banyak orang Kristen. Mengapa kita harus tunduk pada institusi manusia bahkan ketika mereka sepertinya tidak layak untuk dihormati? Meskipun mereka memiliki kekurangan, Kekaisaran Romawi membawa kedamaian, sarana komunikasi yang stabil, sistem hukum yang masih digunakan saat ini... Sebagai warga kita harus menjadi teladan “karena Allah.” Dia telah memberi izin kepada institusi manusia untuk memerintah di bumi. 1 Petrus 2:18-25 “Hai kamu, hamba-hamba, tunduklah dengan penuh ketakutan kepada tuanmu, bukan saja kepada yang baik dan peramah, tetapi juga kepada yang bengis.” (1 Petrus 2:18) Nasehat bagi para pelayan masih berlaku bagi pekerja abad ke 21: Perbudakan sangatlah umum pada masa Kekaisaran Romawi. Sang tuan adalah pemilik kehidupan sang budak, namun budak itu dapat dilepaskan oleh penebusan (Efesus 1: 7; Rom 3:24; Kol 1:14). Para hamba dalam ayat ini adalah budak rumah tangga yang dapat memiliki tanggung jawab yang penting. Mereka harus tunduk kepada atasan mereka dengan kelembutan (ayat 18-19). Mereka tidak melakukan apa-apa yang dapat membuat mereka layak menerima teguran (ayat 20-22). Mereka tidak boleh kembali dengan cara yang buruk dan tidak boleh menggunakan kekerasan atau ancaman (ayat 23-25). 1 Petrus 3:1-7 “Demikian juga kamu, hai isteri-isteri, tunduklah kepada suamimu, supaya jika ada di antara mereka yang tidak taat kepada Firman, mereka juga tanpa perkataan dimenangkan oleh kelakuan isterinya,” (1 Petrus 3:1) Petrus menasihati tentang bagaimana seorang istri sebagai Kristen harus memperlakukan suaminya yang bukan Kristen (ayat 1-4). Orang beriman harus menghidupkan suatu kehidupan yang dapat diteladani di rumah sehingga orang yang tidak seiman tertarik kepada Kristus “tanpa perkataan” tetapi “oleh kelakuan” pasangannya. Namun, nasihat yang sama masih berlaku bila kedua pasangan itu orang Kristen (ayat 5-7). Apa yang dapat Anda lakukan untuk memenangkan pasangan Anda yang tidak seiman? “Demikian juga kamu, hai suami-suami, hiduplah bijaksana dengan isterimu, sebagai kaum yang lebih lemah! Hormatilah mereka sebagai teman pewaris dari kasih karunia, yaitu kehidupan, supaya doamu jangan terhalang.” (1 Petrus 3:7) NASIHAT BAGI PARA ISTRI NASIHAT BAGI PARA SUAMI Tunduklah kepada suamimu Jadilah murni dan penuh hormat. Jangan menarik perhatian melalui penampilan luar Anda. Jangan menghabiskan uang Anda dengan perhiasan atau pakaian mahal. Biarlah karaktermu menjadi kecantikan terbesar yang menyenangkan Allah. Bijaksanalah dalam memperlakukan istrimu. Hormatilah istrimu; dia adalah orang yang paling berharga dalam hidupmu. Ingatlah bahwa dia akan memiliki warisan kekal yang sama sepertimu. Allah tidak akan mendengar doamu jika engkau menganiaya istrimu. HUBUNGAN DENGAN NEGARA • “Tiap-tiap orang harus takluk kepada pemerintah yang di atasnya, sebab tidak ada pemerintah, yang tidak berasal dari Allah; dan pemerintahpemerintah yang ada, ditetapkan oleh Allah.” (Roma 13:1) • “Sebab itu perlu kita menaklukkan diri, bukan saja oleh karena kemurkaan Allah, tetapi juga oleh karena suara hati kita.” (Roma 13:5) • “Bayarlah kepada semua orang apa yang harus kamu bayar: pajak kepada orang yang berhak menerima pajak, cukai kepada orang yang berhak menerima cukai; rasa takut kepada orang yang berhak menerima rasa takut dan hormat kepada orang yang berhak menerima hormat.” (Roma 13:7) HUBUNGAN KERJA • “Hai hamba-hamba, taatilah tuanmu yang di dunia dengan takut dan gentar, dan dengan tulus hati, sama seperti kamu taat kepada Kristus.” (Efesus 6:5) • “Dan kamu tuantuan, perbuatlah demikian juga terhadap mereka dan jauhkanlah ancaman. Ingatlah, bahwa Tuhan mereka dan Tuhan kamu ada di sorga dan Ia tidak memandang muka.” (Efesus 6:9) HUBUNGAN PERNIKAHAN • “Dan kalau ada seorang isteri bersuamikan seorang yang tidak beriman dan laki-laki itu mau hidup bersama-sama dengan dia, janganlah ia menceraikan laki-laki itu... Sebab bagaimanakah engkau mengetahui, hai isteri, apakah engkau tidak akan menyelamatkan suamimu? Atau bagaimanakah engkau mengetahui, hai suami, apakah engkau tidak akan menyelamatkan isterimu? (1 Korintus 7:13, 16) • “Hai suami, kasihilah isterimu sebagaimana Kristus telah mengasihi jemaat dan telah menyerahkan diri-Nya baginya.” (Efesus 5:25) “Tetapi Petrus dan rasul-rasul itu menjawab, katanya: "Kita harus lebih taat kepada Allah dari pada kepada manusia.’” (Kisah 5:29) Kata kunci dalam nasihat Petrus dan Paulus adalah “tunduk.” Tunduk kepada pihak berwenang, kepada atasan, kepada pasangan. Haruskah kepatuhan itu mutlak ataukah hal itu memiliki batasan-batasan? 1. “Kasihilah Tuhan, Allahmu, dengan segenap hatimu.” Jika terjadi pertentangan: Allah sebagai yang pertama, lalu manusia. 2. “Dan sesamamu manusia seperti dirimu sendiri.” Seorang Kristen mungkin mengalami ketidakadilan; kita harus dengan damai membawa perubahan positif kepada mereka yang menderita ketidakadilan. NASIHAT ELLEN G. WHITE TENTANG “Ada orang yang di atas kita menjadi pemerintah, dan undang-undang mengatur masyarakat. Sekiranya tidak ada undang-undang ini, maka dunia kita akan lebih jahat daripada yang sekarang ini. Beberapa di antara undangundang ini ada yang baik dan ada pula yang tidak baik. Namun Allah akan memeliharakan umat-Nya karena keteguhan imannya dan karena menghidupkan prinsipprinsip firman-Nya.. Saya menyadari bahwa kita bertanggung jawab mentaati undang-undang negara di dalam setiap keadaan, kecuali bertentangan dengan undang-undang yang lebih tinggi yang diucapkan oleh Allah dengan suara yang terang di bukit Sinai, serta menuliskannya kemudian di atas loh batu oleh tangan-Nya sendiri.” E.G.W. (Counsels for the Church, cp. 57, p. 314) NASIHAT ELLEN G. WHITE TENTANG “Selama kita berada di dunia ini, kita akan berurusan dengan hal-hal dunia. Akan ada keperluan untuk transaksi sementara, bisnis sekular; namun ini tidaklah semuanya – menyenangkan... Apapun bidang pekerjaan kita, baik itu pekerjaan rumah tangga atau pekerjaan lapangan atau pekerjaan intelektual, kita dapat melakukannya untuk kemuliaan Allah selama kita menjadikan Kristus sebagai yang pertama dan terakhir serta terbaik dalam segala hal.” E.G.W. (Testimonies for the Church, vol. 5, cp. 52, p. 434) “Orang-orang yang menyatakan dirinya sebagai anak-anak Allah tidak mempunyai alasan apapun untuk menggabungkan diri mereka ke dalam serikat-serikat pekerja. Tuhan melarangnya. Tak dapatkah mereka yang mempelajari nubuatan melihat dan mengerti apa yang terbentang di hadapan kita?” E.G.W. (Selected Messages, vol. 2, cp. 14, p. 144) NASIHAT ELLEN G. WHITE TENTANG “Dalam hubungan Tuhan Yesus dengan jemaat-Nya belum digambarkan dengan sempurna oleh banyak suami dalam hubungan mereka kepada istrinya, karena mereka tidak memelihara jalan Tuhan. Mereka menyatakan bahwa istrinya harus taat kepada mereka di dalam segala perkara. Tetapi bukanlah maksud Allah supaya suami yang memerintah sebagai kepala rumah, bilamana dia sendiri tidak taat kepada Kristus. Dia haruslah di bawah perintah Kristus supaya ia boleh mengibaratkan perhubungan Kristus kepada jemaat. Kalau ia seorang yang kasar, tak senonoh, galak, menyombongkan diri, bengis dan sombong, dan penganiaya, janganlah ia berkata bahwa suami itulah kepala istri, dan istri harus tunduk kepadanya dalam segala hal; karena ia bukanlah Tuhan, ia bukanlah suami arti yang benar dari perkataan itu....” E.G.W. (The Adventist Home, cp. 17, pg. 117)