penilaian kinerja keuangan menggunakan analisis rasio pada bank

advertisement
Jurnal Ilmu & Riset Manajemen Vol. 3 No. 11 (2014)
PENILAIAN KINERJA KEUANGAN MENGGUNAKAN ANALISIS RASIO
PADA BANK MANDIRI DI BEI
MEIDITA KARTIKASARI
[email protected]
Aniek Wahyuati
Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi Indonesia (STIESIA)
ABSTRACT
This research is meant to find out whether the financial ratio analysis can be used to assess the
company’s financial performance of PT Bank Mandiri, Tbk during 2008-2012 periods. This research
is a description research. The data is the secondary data in the form of company’s financial statement
which has been obtained from Indonesia Stock Exchange (IDX). The data analysis is carried out by
using financial ratio analysis i.e.: liquidity, profitability, and solvability. The internal analysis shows
that PT Bank Mandiri Tbk is reviewed from liquidity, profitability, solvability ratio that tend to
undergo enhancement. From the external analysis it has been found that from the liquidity ratio on
quick ratio there is an unhealthy result of recapitulation since it does not fulfil the standard which
has been set by Bank Indonesia. On the profitability ratio and solvability ratio the result of
recapitulation is tend to be healthy since it has fulfilled the standard which has been set by Bank
Indonesia.
Keywords: financial statements, financial ratio analysis, and healthy level
ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui apakah dengan analisis rasio keuangan dapat
digunakan untuk menilai kinerja keuangan perusahaan pada PT.Bank Mandiri, Tbk selama
periode 2008-2012. Penelitian ini merupakan penelitian Deskripsi. Data yang digunakan
adalah data sekunder berupa laporan keuangan dari perusahaan yang diperoleh dari Bursa
Efek Indonesia (BEI).Analisis data yang dilakukan dengan menggunakan analisis rasio
keuangan, yaitu likuiditas, profitabilitas dan solvabilitas. Dengan analisis internal
menunjukkan bahwa PT. Bank Mandiri,Tbk ditinjau dari rasio Likuiditas, Provitabilitas dan
Solvabilitas cenderung mengalami peningkatan. Dari analisis eksternal juga dapat diketahui
dari rasio Likuiditas terdapat pada quick ratio hasil rekapitalisasi tidak sehat, karena tidak
menenuhi standar yang ditetapkan oleh Bank Indonesia. Pada rasio Profitabilitas dan
Solvabilitas hasil dari rekapitalisasi cenderung sehat karena memenuhi standar yang
ditetapkan oleh Bank Indonesia.
Kata Kunci : laporan keuangan, analisis rasio keuangan, dan tingkat kesehatan
PENDAHULUAN
Analisis rasio keuangan PT. Bank Mandiri Tbk, di Bursa Efek Indonesia merupakan
suatu alat atau cara yang paling umum digunakan dalam membuat analisis laporan
keuangan. Analisis rasio menggambarkan hubungan matematis antara suatu jumlah dengan
jumlah lainnya. Karena penginterprestasikan terhadap rasio-rasio ini cukup kompleks,
maka keefektifan rasio keuangan ini sebagai suatu alat analisis sangat tergantung dan
kemampuan dan keahlian analisis dalam menginterprestasikan.
Jurnal Ilmu & Riset Manajemen Vol. 3 No. 11 (2014)
Untuk menilai kinerja perusahaan dapat dilihat dari laporan keuangan yang disajikan
oleh pihak manajemen perusahaan. Dalam neraca dapat dilihat apakah jumlah harta, hutang
dan modal perusahaan bertambah ataupun berkurang, semua tergambar didalamnya.
Untuk melihat apakah operasi perusahaan selama periode tertentu mengalami kerugian
atau tidak, dapat dilihat dalam laporan laba rugi.
Laporan keuangan dapat dianalisa dengan alat perhitungan berupa rasio-rasio
keuangan. Salah satu metode analisis adalah dengan menggunakan analisis rasio yaitu
dengan menganalisis hubungan antara, satu pos dengan pos lainnya didalam laporan
keuangan, yang dapat memberikan petunjuk gejala-gejala mengenai kondisi keuangan
perusahaan. Sehingga angka dari hasil analisis rasio laporan keuangan dapat menunjukkan
aktivitas perusahaan dalam keadaan menguntungkan atau tidak. Namun dengan
mengetahui rasio keungan yang dinilai tidak wajar maka penyebabnya keberhasilan atau
kesulitan perusahaan, dapat diketahui dengan meneliti yang lebih dalam.
Oleh karena itu, PT. Bank Mandiri Tbk, di Bursa Efek Indonesia ini juga harus
memperhatikan kewajiban seperti dengan melakukan evaluasi kinerja keuangannya.
Analisis kinerja keuangan tersebut sangat diperlukan dan juga evaluasi yang diperoleh
dapat dijadikan sebagai salah satu informasi dalam pengambilan keputusan manajemen,
selain itu juga dengan dilakukan pengevaluasian kinerja keuangan ini diharapkan mampu
mencapai komitmen kinerja keuangannya.
Secara teori, modal memang sangat fundamental dan merupakan bagian yang sangat
vital bagi dunia perbankan. Modal Bank akan memungkinkan suatu Bank dalam mengatur
entitas perbankan tersebut melalui penyaluran dana yang dibutuhkan untuk mendapatkan
sumber daya fisik maupun sumber daya manusia yang dibutuhkan, selain itu juga sangat
bermanfaat untuk menghidupkan kembali entitas perbankan dalam kapasitasnya sebagai
perusahaan (hempel el al., 1994). Atas dasar ini, modal (capital) saja, menjadi topic yang
sangat penting bagi dunia perbankan yang antara lain tidak hanya membahas mengenal
makna pentingnya kecukupan modal (Capital Adequacy) saja, namun juga membahas
mengenai perlunya penentuan standart minimum (total risk-based capital standart) dan
harus dipenuhi oleh suatu bank yaitu minimum sebesar 81/0’ seperti yang ditetapkan oleh
Bank for Internasional Settlement (BIS), dan bahkan membahas mengenai perlunya sistem
penilian resiko oleh suatu bank (Risk Rating System) baik melalui internal bank sendiri
maupun melalui external rating agency agar kecukupan modal naik tidak terganggu dan
dapat terhindar dari kebangkrutan (altman & saunders, 2001 : crouhy et al, 2001).
Dunia perbankan merupakan bagian dari perekonomian Indonesia yang mendapatkan
peranan yang sangat besar saat itu karena kebijakan deregulasi saat itu mengahasilkan dua
dimensi yang sangat penting bagi dunia perbankan yaitu Pakjun dan Pakto. Esensi dan
reformasi secara keseluruhan dalam sektor keuangan ini diwujudkan dalam UU no 7/1992
tentang perbankan. Pakjun menghapuskan pagu kredit sistem kredit bersaing disertai
dengan subsidi bunga, serta membiarkan masing-masing bank bersaing untuk menentukan
suku bunga kredit dan penghimpunan dana kredit likuiditas juga tidak diberikan lagi,
dengan maksud agar tercipta iklim yang mendorong persaingan yang sehat. Sedangkan
Pakto 1988 mencakup hal yang lebih luas kerena merupakan serangkaian kebijakan yang
penting dibidang moneter.
Lembaga keuangan dan pasar modal yang tercakup dalam paket tersebut antara lain
mendorong mengembangkan pasar modal, mempermudah pembukuan kantor cabang dan
pendirian baik baru dan memberikan kebebasan yang lebih besar kepada perbankan untuk
menetapkan harga produknya dan menciptakan produk-produk baru didalam pengerahan
dana.
Berdasarkan uraian seperti yang telah dijelaskan dalam latar belakang diatas. maka
dapat dirumukan permasalah sebagai berikut; “ Apakah analisis rasio keuangan dapat
Jurnal Ilmu & Riset Manajemen Vol. 3 No. 11 (2014)
digunakan untuk menilai kinerja keuangan pada PT. Bank Mandiri Tbk, di Bursa Efek
Indonesia ”
Berdasarkan rumusan masalah diatas, adapun tujuan penelitian ini adalah: Untuk
mengetahui kinerja keuangan yang dinilai dengan analisis rasio keuangan melalui laporan
keuangan pada PT. Bank Mandiri Tbk, di Bursa Efek Indonesia.
TINJAUAN TEORETIS DAN PERUMUSAN HIPOTESIS
Tinjauan Teoretis
Pengertian Bank menurut undang-undang N0. 10 tahun 1998 yang merupakan
perubahan dari undang-undang N0.7 tahun 1992 tentang perbankan, menyatakan bahwa:
“ Bank adalah bank usaha yang menghimpun dana dari masyarakat dalam bentuk
simpanan dan menyalurkan kepada masyarakat dalam bentuk kredit dan atau bentukbentuk lainnya dalam rangka meningkatkan tarif hidup orang rakyat banyak.”
Sedangkan menurut Kasmir (2003:11), bank secara sederhana dapat diartikan sebagai:
“ lembaga keuangan yang kegiatan utamanya adalah menghimpun dana dari
masyarakat dan menyalurkannya kembali dana tersebut ke masyarakat serta memberikan
jasa bank lainnya.”
Adapun pengertian lain bank menurut Standar Akuntansi Keuangan dalam Akuntansi
Perbankan, menyatakan bahwa :
“ Bank adalah suatu lembaga yang berperan sebagai perantara keuangan ( financial
Intermediary ) antara pihak-pihak yang memiliki kelebihan dana (surplus unit) dengan
pihak-pihak yang memerlukan dana (deficit unit) serta sebagai lembaga yang berfungsi
memperlancar lalu lintas pembayaran.”
Dari beberapa pengertian diatas, dapat disimpulkan bahwa bank adalah suatu lembaga
keuangan yang memliki fungsi sebagai perantara peredaran lalu lintas uang. Meliputi
kegiatan operasi yaitu menghimoun dana dari masyarakat yang kelebihan dana, kemudian
menyalurkan ke masyarakat yang memerlukan dana dalam bentuk kredit, dengan tujuan
untuk meningkatkan tariff hidup orang banyak.
Tujuan Laporan Keuangan
Tujuan laporan keuangan adalah untuk memberikan informasi kepada pihak yang
membutuhkan tentang kondisi suatu perusahaan dari sudut angka-angka dalam satuan
moneter. SFAC (Statement of Financial Accounting Concept) no.1 menyatakan tujuan dari
pelaporan keuangan perusahaan yaitu menyediakan informasi yang bermanfaat bagi
perusahaan keputusan bisnis dan ekonomi oleh investor yang ada dan yang potensial,
kreditur, manajemen, pemerintah, dan pengguna lainnya (Finally Accounting Standart
Board FASB, 1978).
Menurut standard akuntansi keuangan (Ikatan Akuntan Indonesia,1998) bahwa ‘tujuan
laporan keuangan adalah menyediakan informasi yang menyangkut posisi keuangan,
kinerja serta perubahan posisi keuangan suatu perusahaan yang bermanfaat bagi sejumlah
besar pemakai dalam pengambilan keputusan ekonomi’. Namun demikian laporan
keuangan tidka menyediakan semua informasi yang mungkin dibutuhkan pemakai dalam
pengambilan keputusan. Laporan keuangan hanya menyediakan informasi yang bersifat
historis, artinya laporan keuangan berisi ringkasan kejadian yang terjadi pada periode
sebelumnya.
Jenis dan Usaha Bank
Jenis Bank
Jenis perbankan yang dikemukakan oleh Kasmir (2003:20) ditinjau dari berbagi segi,
adalah sebagai berikut :
Jurnal Ilmu & Riset Manajemen Vol. 3 No. 11 (2014)
Dilihat dari Segi Fungsinya
Berdasarkan Undang-Undang RI. Nomor 10 tahun 1998 maka jenis perbankan menurut
fungsinya terdiri dari.
Bank Umum merupakan bank yang melaksanaka kegiatan usaha secara konversional dan
atau berdasarkan prinsip syariah yang dalam kegiatannya memberikan jasa dalam lalu
lintas pembayaran. Sifat jasa yang diberikan umum, dalam arti dapat memberikan seluruh
jasa perbankan yang ada. Begitu pula dengan wilayah operasinya dapat dilakukan
diseluruh wilayah. Bank Umum sering disebut Bank komersil ( commercial Bank). Misalnya:
Bank Perkreditan Rakyat (BPR) merupakan bank yang melaksanakan kegiatan usaha secara
kovensional atau berdasarkan prinsip syariah yang dalam kegiatannya tidak memberikan
jasa dan lalu lintas pembayaran. Artinya disini kegiatan BPR jauh lebih sempit
dibandingkan dengan kegiatan Bank Umum.
Dilihat dari Segi Kepemilikannya
Jenis Bank dilihat dari segi kepemillikannya adalah sebagai berikut : Pertama,Bank Milik
Pemerintah Dimana baik akte pendirian maupun modalnya dimiliki oleh pemerintah,
sehingga seluruh keuntungan Bank ini dimiliki oleh pemerintah pula. Kedua, Bank Milik
Swasta Nasional Merupakan Bank yang seluruh atau sebagian besarnya dimiliki oleh swasta
nasional serta akte pendiriannya pun didirikan oleh swasta, begitu pula pembagian
keuntungannya diambil oleh swasta pula. Ketiga, Bank Milik Asing merupakan cabag dari
bank yang ada diluar negeri, baik milik swasta asing maupun pemerintah asing suatu
Negara. Keempat, Bank milik Campuran merupakan Bank yang kepemilikan seharusnya
dimiliki oleh pihak asing dan pihak swasta nasional. Dimana kepemilikan sahamnya secara
mayoritas dipegang oleh warga Negara Indonesia.
Dilihat dari Segi Status
Bank Devisa adalah Bank yang berstatus devisa atau Bank Devisa merupakan bank yang
dapat melaksanakan transaksi ke luar negeri atau yang berhubungan dengan mata uang
asing secara keseluruhan, misalnya transfer ke luar negeri, inkaso keluar negeri, travelers
cheque, pembukuan dan pembayaran letter of credit ( L/C ) dan transaksi luar negeri
lainnya. Persayaratan untung menjadi Bank devisa ini ditentukan oleh Bank Indonesia
setelah semua persyaratan yang ditetapkan. Bank non devisa Bank dengan status non devisa
merupakan bank yang belum mempunyai izin untuk melaksanakan transaksi sebagai bank
devisa, sehingga tidak dapat melaksanakan transaksi sebagai bank devisa, jadi Bank non
devisa merupakan kembalikan daripada Bank devisa, di mana transaksi yang dilakukan
masih dalam batas-batas suatu Negara.
Jenis Bank jika dilihat dari segi atau caranya dalam menentukan harga baik harga jual
maupun harga beli terbagi dalam 2 kelompok yaitu :
Pertama, Bank berdasarkan prinsip konversiona.Mayoritas Bank yang berkembang di
Indonesia dewasa ini adalah Bank yang berorientasi pada prinsip konversional. Hal ini
disebabkan tidak terlepasnya sejarah bangsa Indonesia di mana asal mulanya Bank di
Indonesia dibawa oleh Kolonial Belanda ( barat ). Dalam mencari keuntungan dan
menentukan harga kepada para nasabahnya, bank yang berdasarkan prinsip konvensional
menggunakan dua metode yaitu : (a) Menetapkan bungan sebagai harga jual, baik untuk
produk simpanan seperti giro, tabungan maupun deposito. Demikian pula harga beli untuk
produk pinjamannya (kredit) juga ditentukan berdasarakan tingkat suku bunga tertentu.
Penentuan harga ini dikenal dengan istilah spread based. (b) Untuk jasa-jasa Bank lainnya
perbankan konvensional menggunakan atau menerapkan berbaai biaya-biaya dalam
nominal atau presentase tertentu seperti biaya adsminitrasi, biaya provisi, sewa, iuran dan
biaya-biaya lainnya. Pengenaan biaya ini dikenal dengan istilah fee based.
Kedua, Bank yang berdasarkan prinsip syariah
Jurnal Ilmu & Riset Manajemen Vol. 3 No. 11 (2014)
Penentuan harga Bank yang berdasarkan Prinsip Syariah terhadap produknya sangat
berbeda dengan Bank berdasarkan prinsip Konversional. Bank berdasarkan Prinsip Syariah
menerapka aturan berdasarkan hokum islam antara bank dengan pihak lain dalam hal
untuk menyimpan dana atau pembiayaan usaha atau kegiatan perbankan lainnya.
Usaha Bank
Dalam Undang-Undang RI nomor 10 tahun 1998 tentang perbankan, menjelaskan
bahwa usaha Bank Umum meliputi ; (a) Menghimpun dana dari masyarakat dalam bentuk
simpanan berupa giro, deposito berjangka, sertifikat deposito, tabungan, dan / atau bentuk
lainnya yang dipersamakan dengan itu; (b) Memberikan kredit; (c) Menerbitkan surat
pengakuan hutang ; (d) Membeli, menjual atau meminjam atas risiko sendiri maupun untuk
kepentingan dan atau perintah nasabah ; (e) Memindahkan uang baik untuk kepentingan
sendiri maupun untuk kepentingan nasabah ; (f) Menempatkan dana pada, meminjam dana
dari, atau meminjam dana kepada bank lain, baik menggunakan surat, sarana
telekomunikasi maupun dengan wesel atau sarana lainnya ; (g) Menerima pembayaran dari
tagihan atas surat berharga dan melakukan perhitungan dengan atau antara pihak ketiga ;
(h) Menyediakan tempat untuk menyimpan barang atau surat berharga ; (i) Melakukan
kegiatan penitipan untuk kepentingan pihak lain berdasarkan suatu kontrak ; (j) Melakukan
penempatan dana dari nasabah kepada nasabah lainnya dalam bentuk surat berharga yang
tidak tercatat di bursa efek Indonesia ; (k) Membeli melalui pelelangan guna baik semua
maupun sebagian dalam hal debitur tidak memenuhi kewajiban kepada bank, dengan
ketentuan agumen yang dibeli tersebut wajib dicairkan secepatnya ; (l) Melakukan kegiatan
anjak piutang, usaha kartu kredit dan kegiatan wali amanat ; (m) Bank Umum yang
melakukan kegiatan usaha secara konvensional dapat juga melakukan usaha berdasarkan
prinsip syariah.
Fungsi dan Tujuan Bank
Menurut Kuncoro dan Suhardjono (2002:67) terdapat 3 fungsi utama bank dalam
pembangunan ekonomi, yaitu: Bank sebagai lembaga yang menghimpun dana masyarakat
dalam bentuk simpanan, Bank sebagai lembaga yang menyalurkan dana ke masyarakat
dalam bentuk kredit, Bank sebagai lembaga yang melancarkan transaksi perdagangan dan
peredaran uang. Sedangkan menurut Undang-Undang nomor 10 tahun 1998 fungsi utama
Perbankan Indonesia adalah sebagai penghimpunan dan penyalur dana masyarakat.
Sedangkan Perbankan Indonesia bertujuan memanjang pelaksanaan pembangunan nasional
dalam rangka meningkatkan pemerataan, pertumbuhan ekonomi, dan stabilitas nasional
kea rah peningkatan kesejahteraan rakyat banyak.
Pengertian Laporan Keuangan Bank
Bicara tentang laporan keuangan, maka akan terlintas dalam pikiran sebuah daftar yang
berisikan angka-angka tentang kekayaan suatu perusahaan dan ringkasan hasil aktivitas
operasional perusahaan selama satu periode yang disusun secara sistematis oleh bagian
keuangan perusahaan.
Laporan keuangan adalah hasil akhir dari sebuah siklus akuntasi pada setiap akhir
periodenya, yang dimulai dari proses pengidentifikasin dan pengukuran data yang relevan,
pencatatan transaksi dengan mengklasifikasikan setiap data sampai pemprosesan data yang
menghasilkan laporan keuangan sebagai informasi akuntansi. Laporan keuangan bank juga
dapat digunakan sebagai alat komunikasi antara perusahaan sebagai satu kesatuan usaha
dengan para pemilik dan pihak-pihak lain yang berkepentingan.
Menurut ikatan akuntansi Indonesia laporan keuangan merupakan bagian dari proses
pelaporan keuangan. Laporan keuangan bank yang lengkap biasanya meliputi neraca,
laporan laba/rugi, laporan perubahan posisi keuangan (dapat disajikan dalam berbagai
Jurnal Ilmu & Riset Manajemen Vol. 3 No. 11 (2014)
cara, misalnya sebagai laporan arus kas atau arus dana, catatan dan laporan lainnya serta
materi penjelasan) yang merupakan bagian integral dari laporan keuangan. Di samping itu
juga termasuk skedul dan informasi tambahan yang berkaitan dengan laporan tersebut
(IAI,1998).
Neraca menggambarkan kondisi keuangan suatu perusahaan pada tanggal tertentu,
umumnya pada akhir tahun saat penutupan buku, dan ditentukan sisanya pada suatu akhir
tahun kalender, sehingga neraca sering disebut balance sheet. Necara tidak memberikan
informasi nilai perusahaan secara langsung, tetapi informasi tersebut bisa dilihat dengan
mempelajari neraca digabung dengan laporan keuangan yang lain.
Laporan laba/rugi memperlihatkan hasil yang diperoleh dari penjualan barang atau jasa
dan biaya-biaya yang timbul dalam proses pencapaian hasil tersebut, singkatnya laporan
laba/rugi merupakan ringkasan yang logis dari penghasilan dan biaya dari suatu
perusahaan untuk satu periode akuntansi. Ada tiga elemen pokok dalam laporan laba/rugi:
1) pendapatan nasional 2) beban operasional dan 3) laba/rugi ( gain or loss ). Namun,
perusahaan tertentu menuntaskan periode akuntansinya dibulan ini, dengan pertimbangan
pada bulan tersebut perusahaan berada pada posisi terbaiknya. Swalayan besar lebih senang
mengakhiri periode akuntansinya dibulan januari atau februari, karena pada bulan ini
setalah konsumen liburan dan belanja akhir tahun perusahaan memiliki banyak uang dan
persediaan rendah.
Laporan bagian laba ditahan digunakan untuk perusahaan yang berbentuk perseroan
yang menunjukan suatu perubuhan besarnya bagian laba ditahan selama jangka waktu
tertentu. Untuk perusahaan perseorangan dan persekutuan menggunakaan laporan modal
sendiri. Laporan ini memuat perubahan besarnya modal pemilik selama periode tertentu.
Jenis-Jenis Laporan Keuangan Bank
Menurut Ikatan Akuntansi Indonesia (1998:12) laporan keuangan yang lengkap terdiri
atas komponen-komponen berikut ini:
Neraca, merupakan perusahaan disajikan sedemikian rupa yang menonjolkan berbagai
unsur posisi keuangan yang diperlukan bagi penyajian secara wajar. Neraca minimal
mencangkap pos-pos sebagai berikut: aktiva berwujud, aktiva tak berwujud, aktiva
keuangan, investasi yang diperlukan menggunakan metode ekuitas persediaan, piutang
usaha dan hutang lainnya, kewajiban yang diestiminasi, kewajiban berbunga jangka
panjang, hak minoritas, modal saham dan pos ekuitas lainnya.
Laporan Laba Rugi, merupakan perusahaan disajikan sedemikian rupa yang menonjolkan
berbagai unsur kinerja keuangan yang diperlukan, bagi penyajian secara wajar. Laporan
laba rugi minimal mencakup pos pos berikut: pendapatan, laba rugi perusahaan, beban
pinjaman, bagian dari laba atau rugi perusahaan afilitas dan asosiasi yang diperlukan
menggunakan metode ekuitas, beban pajak, laba atau rugi dari aktivitas normal perusahaan,
pos luar biasa, hak minoritas, laba rugi bersih dan periode berjalan.
Laporan Komitmen dan Kontinjensi merupakan suatu ikatan atau kontrak yang berupa janji
yang tidak dapat dibatalkan secara sepihak (irrevocable) dan harus dilaksanakan apabila
persyaratan yang disepakati bersma dipenuhi. Sedangkan laporan kontijensi merupakan
taguhan atau kewajiban bank yang kemungkinan timbulnya tergantung pada atau tidaknya
satu atau lebih peristiwa dimasa yang akan datang. Penyajian laporan komitmen dan
kontijensi tersendiri tanpa pos lama.
Laporan Arus Kas, melaporkan arus kas masuk dan kas keluar atau setara kas selama periode
tertentu. Arus kas diklasifikasikan menurut aktivitas operasi, aktivitas investasi dan
aktivitas pendanaan.
Catatan Laporan Keuangan, meliputi penjelasan negatif atau rincian jumlah yang setara dalam
neraca, laporan laba rugi, laporan arus kas dan laporan perubahan ekuitas serta informasi
tambahan seperti kewajiban komitmen.
Jurnal Ilmu & Riset Manajemen Vol. 3 No. 11 (2014)
Laporan Keuangan Gabungan dan Konsolidasi, merupakan laporan dari seluruh cabang-cabang
bank yang bersangkutan baik yang ada didalam negeri maupun diluar negeri. Sedangkan
laporan konsolidasi merupakan laporan bank yang bersangkutan dengan anak perusahaan.
Analisis Laporan keuangan
Pengertian analisis laporan keuangan menurut Harahap (2004:190) adalah sebagai berikut:
“ Menguraikan pos-pos laporan keuangan menjadi unit informasi yang lebih kecil
danmelihat hubungannya yang bersifat signifikan atau mempunyai makna antara satu
dengan yang lain baik antara data kondisi keuangan lebih dalam yang sangat penting dalam
proses menghasilkan keputusan yang tepat.”
Menurut Prastowo dan Juliaty (2005:30), secara Harfiah analisis laporan keuangan
terdiri atas 2 kata, yaitu analisis dan laporan keuangan, ini juga bahwa analisis laporan
keuangan merupakah suatu kegiatan menganalisis laporan keuangan suatu perusahaan.
Metode Analisis Laporan Keuangan
Menurut Riyanto (2008:329) penganalisis financial dalam mengadakan analisis rasio
financial pada dasarnya dapat melakukan dengan 2 macam cara pembandingan, yaitu:
(a)Membandingkan rasio sekarang dengan (present ratio) dengan rasio-rasio dari waktuwaktu yang lalu (ratio bistoris) atau dengan rasio-rasio yang diperkirakan untuk waktuwaktu yang akan datang dari perusahaan sama. Dengan cara perbandingan tersebut akan
dapat diketahui perubahan-perubahan dari rasio tersebut dari tahun ke tahun. Dengan
menganalisis satu macam rasio saja tidak banyak artinya, karena kita dapat mengetahui
factor-faktor apa yang menyebabkan adanya perubahan tersebut.(b)Membandingkan rasiorasio dari suatu perusahaan (rasio perusahaan /company ratio) dengan rasio-rasio semacam
dari perusahaan lain sejenis atau industry (rasio industry/rasio rata-rata/ratio strandard)
untuk waktu yang sama. Dengan membandingkan rasio perusahaan dengan rasio industry
akan dapat diketahui apabila perusahaan yang bersangkutan itu dalam aspek finansiil
tertentu berada diatas rata-rata industry ( above average), berada pada rata-rata (average)
atu terletak dibawah rata-rata (belom average).
Penilaian Kinerja
Pengertian Kinerja dan Penilaian Kinerja
Pengertian kinerja perusahaan menurut Helfert (1997:67) adalah hasil dari banyak
keputusan individual yang dibuat secara terus –menerus oleh manajemen. Oleh karena itu,
untuk menilai kinerja perusahaan ini perlu dilibatkan analisis dampak keuangan keuangan
kumulatif dan ukuran komperatif.
Pengertian penilaian kinerja menurut Mulyadi (2001:415) adalah penentuan secara
periodic efektivitas operasional suatu organisasi dan dalam mematuhi standar periaku yang
telah ditetapkan sebelumnya agar membuahkan tindakan dan hasil yang diingingkan.
Standar perilaku dapat berupa kebijakan manajemen atau rencana forma yang dituangkan
dalam anggaran
Manfaat Penilaian Kinerja
Manfaat penilaian kinerja menurut Mulyadi (2001:420) adalah sebagai berikut: a)
Mengelola operasi organisasi secara efektif dan efisien melalui pemotivasian karyawan
secara maksimum. b) Membantu pengambilan keputusan yang bersangkutan dengan
karyawan, seperti: promosi, transfer, dan pemberhentian. c) Mengindentifikasi kebutuhan
pelatihan dan pengembangan karyawan dan untuk menyediakan kriteria seleksi dan
evaluasi program pelatihan karyawan. d) Menyediakan unpam balik bagi karyawan
mengenai bagaimana suatu tatasan mereka menilai kinerja mereka. e) Menyediakan suatu
dasar bagi distribusi penghargaan.
Jurnal Ilmu & Riset Manajemen Vol. 3 No. 11 (2014)
Karakteristik Kualitatif Laporan Keuangan
Menurut Prastowo dan Juliaty (2005:7) bahwa laporan keuangan yang berguna bagi
pemakai mempunyai cirri-ciri sebagai berikut:
Dapat dipahami
Kualitas penting informasi yang ditampung dalam laporan keuangan adalah
kemudahan untuk segera dapat dipahami oleh pemakai maksutnya yaitu pemakai
diasumsikan memiliki pengetahuan yang memadai tentang aktivitas dan bisnis, akuntansi
serta kemampuan untuk mempelajari informasi dengan ketekunan yang wajar.
Relevan
Agar bermanfaat, informasi harus relevan untuk memenuhi kebutuhan pemakai dalam
proses pengambilan keputusan. Informasi memiliki kualitas yang relevan kalau dapat
mempengaruhi keputusan ekonomi pemakai dengan membantu mereka mengevaluasi
peristiwa masa lalu, masa kini atau masa depan, menegaskan atau mengkoreksi hasil
evaluasi mereka dimasa lalu.
Keandalan
informasi memilik kualitas andal (realiable) jika bebas dari pengertian yang
menyesatkan, kesalahan material, dan dapat diandalkan pemakainnya sebagai penyajian
yang tulus dan jujur (faithful representation) dari yang seharusnya disajikan atau secara wajar
diharapkan dapat disajikan.
Dapat dibandingkan
Pemakai harus dapat membandingkan laporan keuanga perusahaan atau antar periode
untuk mengindentifikasi kecenderungan (trend) posisi kinerja keuangan. Implikasi penting
dari karakteristik kualitas dapat diperbandingkan bahwa pemakai harus mendapat
informasi tenteng kebijaksanaan akuntansi yang harus digunakan dalam perusahaan
laporan keuangan dan perubahan kebijaksanaan serta pengaruh perubahan tersebut.
Sifat dan Keterbatasan Laporan Keuangan
Sifat dan keterbatasn laporan keuangan menurut PAI, Harahap (2004:10) adalah sebagai
berikut:
Pertama, laporan keuangan bersifat historis yaitu merupakan laporan kejadian yang telah
lewad. Karenanya, laporan keuangan tidak dapat dianggap sebagai satu-satuya sumber
informasi dalam proses pengambilan keputusan ekonomi.
Kedua, Laporan keuangan bersifat umum, disajikan untuk semua pemakai dan bukan
dimaksutkan untuk memenuhi kebutuhan pihak tertentu saja.
Ketiga, Proses penyusunan laporan keuangan tidak luput dari penggunaan taksiran dan
berbagai pertimbangan menggunakan taksiran dan pertimbangan.
Keempat, Akuntansi hanya melaporkan informasi yang material, demikian pula penerapan
prinsip akuntansi terdapat suatu fakta pos tertentun yang mungkin tidak dilaksanakan jika
hal ini dianggap tidak material dan tidak menimbulkan pengaruh material terhadap
kelayakan laporan keuangan.
Kelima, Laporan keuangan bersifat konservatif dalam menghadapi ketidakpastian, bila
terdapat kemungkinan kesimpulan yang tidak pasti mengenai penilaian suatu pos, yang
lazim dipilih adalah alternative yang menghasilkan laba atau nilai aktiva yang kecil.
Keenam, Laporan keuangan lebih menekankan pada makna ekonomis suatu transaksi
daripada bentuk hukumnya.
Ketujuh, Laporan keuangan disusun dengan menggunakan istilah-istilah teknis, dan
pemakai laporan diasumsikan dengan bahasa teknis akuntansi dan sifat informasi yang
dilaporkan.
Kedelapan, Adanya berbagai altenatif metode akuntasi yang dapat digunakan menimbulkan
variasi dalam pengukuran sumber-sumber ekonomis dan tingkat kesuksesan antar
perusahaan.
Jurnal Ilmu & Riset Manajemen Vol. 3 No. 11 (2014)
Kesembilan, Informasi yang bersifat kumulatif dan factual yang tidak dapat diidentifikasikan
umumnya diabaikan.
Analisis Kinerja Bank
Menurut Munawir 2001 bahwa Perbankan merupakan bisnis jasa yang bergabung
dalam industry “kepercayaan” dan mempunyai rasio-rasio keuangan yang khas. Berikut
merupakan rasio perbankan yang terdiri dari tiga kelompok rasio yaitu rasio likuiditas,
Rasio Solvabilitas, Rasio profitabilitas.
Analisis Rasio Likuiditas
Merupakan gambaaran kemampuan suatu perusahan memenuhi kewajiban jangka
pendeknya secara tepat waktu sehingga likuiditas sering disebut dengan short term liquidity.
Beberapa Rasio Likuiditas yang sering dipergunakan dalam kinerja suatu bank antara lain
adalah sebagai berikut:
Quick Ratio
Quick ratio merupakan rasio untuk mengukur kemampuan bank dalam memenuhi
kewajiban terhadap para pedosan (pemilik simpan giro, tabungan dang deposito) dengan
harta yang paling likuid yang dimiliki oleh suatu bank. Rumus untuk mencari quick rayio
sebagai berikut:
=
cash asset
total deposit
x 100%
=
total loans
total deposit
x100%
Nilai standar tingkat kesehatan Bank Indonesia pada quick ratio sebesar 15%-20%.
Banking ratio
Banking ratio bertujuan untuk mengukur tingkat likuiditas bank dengan
membandingkan jumlah kredit yang disalurkan dengan jumlah deposit yang dimiliki.
Semakin tinggi rasio ini, maka tingkat likuiditas bank semakin rendah, karena jumlah data
yang digunakan utuk membiayai kredit semakin besar. Demikian pula sebaliknya.
Rumusan untuk mencari banking ratio sebagai berikut:
Nilai standar tingkat kesehatan Bank Indonesia pada banking ratio sebesar 75%-85%
Loan to Deposit Ratio(LDR)
LDR adalah rasio antara seluruh jumlah kredit yang diberikan bank dengan dana yang
diterima oleh bank. Rasio ini menunjukan salah satu penilaian likuiditas bank dan dapat
dirumuskan sebagai berikut:
=
total loans
total deposit +equity
x100%
Loan to deposit ratio tersebut menyatakan seberapa jarak kemampuan Bank dalam
membayar kembali penarikan dana yang dilakukan deposan dengan mengandalkan kredit
yang diberikan sebagai sumber lukiditasnya. Semakin tinggi rasio tersebut memberikan
indikasi semakin rendahnya kemampuan likuiditas Bank yang bersangkutan. Hal ini
disebabkan karena jumlah dana yang diperlkan untuk membiayai kredit menjadi semakin
besar. Rasio ini juga indicator kerawanan dan kemampuan dari suatu Bank. Sebagian
praktisi perbankan menyepakati bahwa batas aman dari loan to deposit ratio suatu Bank
adalah sekitar 80%. Namun, batas tolereransi berkisar anatar 85% dan 110%.
Loan to asset ratio (LAR)
Loan to asset ratio adalah rasio yang digunakan untuk mengukur tingkat likuiditas Bank
yang menunjukkan kemampuan Bnak untuk memenuhi permintaan kredit dengan
menggunakan total asset yang dimiliki Bank.
Semakin tinggi rasio ini, tingkat likuiditasnya semakin kecil karena jumlah asset yang
diperlukan untuk membiayai kreditnya menjadi semakin besar, rasio ini dapat dirumuskan
sebagai berikut:
Jurnal Ilmu & Riset Manajemen Vol. 3 No. 11 (2014)
=
jumlah kredit yang diberikan
jumlah aset
=
laba bersih
total aktiva
=
net income
equity capital
x100%
Analisis Rasio Rentabilitas
Rasio ini mengukur efektivitas manajemen secara keseluruhan yang ditujukan oleh
besar kecilnya tingkat keuntungan yang diperoleh dalm hubungannya dengan penjualan
maupun investasi. Semakin baik rasio profitabilitas maka semakin baik menggambarkan
kemampuan tingginya perolehan keuntungan perusahaan. Rasio profitabilitas suatu bank
antara lain sebagai berikut:
Return on assets (ROA)
Rasio ini digunakan untuk mengukur kemampuan manajemen dalam memperoleh
keuntungan (laba) secara keseluruhan, semakin besar ROA suatu bank, semakin besar pula
tingkat keuntungan yang dicapai bank tersebut dan semakin baik pula posisi bank tersebut
dari segi penggunaan asset. Dalam penilaian standar tingkat kesehatan Bank Indonesia pada
return on asset (ROA) sebesar 0,5%-1,25%. Rasio ini dapat dirumuskan sebagai beikut:
x100%
Return on Equity (ROE)
ROE adalah perbandingan antara laba bersih Bank dengan REO modal sendiri. Rasio ini
dapat dirumuskan sebagai berikut:
x100%
Rasio ini banyak ditamati oleh para pemegang saham bank (baik pemegang saham
sediri maupun pemegang saham baru). Serta para investor dipasar modal yang ingin
membeli saham Bank yang bersangkutan (jika Bank tersebut telah go public). Nilai standar
tingkat kesehatan Bank Indonesia pada REO sebesar 5%-12%.
Rasio Beban Operasional terhadapan pendapatan operasional (BOPO)
Rasio BOPO adalah perbandingan antara biaya operasional dan pendapatan
operasional. Rasio ini dapat dirumuskan sebagai berikut:
=
biaya (beban operasional )
x100%
pendapatan operasional
Rasio biaya oprasional digunakan untuk mengukur tingkat efisien yang kemampuan
bank dalam melakukan kegiatan operasinya. Mengingat kegiatan utama Bank pada
prinsipnya adalah bertindak sebagai perantara, yaitu menghimpun dana dan menyalurkan
dana (misalnya dana masyarakat), maka biaya dan pendapatan operasional Bank
didominasi oleh biaya bunga dan hasil bunga.
Net Profit Margin (NPM) ratio
Net Profit Margin adalah rasio yang menggambarkan tingkat keuntungan (laba) yang
diperoleh Bank dibandingkan dengan pendapatan yang diterima kegiatan operasionalnya.
Rasio ini dapat dirumuskan sebagai berikut:
=
laba bersih
x100%
pendapatan operasi onal
Tujuan Laporan Keuangan
Tujuan laporan keuangan adalah untuk memberikan informasi kepada pihak yang
membutuhkan tentang kondisi suatu perusahaan dari sudut angka-angka dalam satuan
moneter. SFAC no.1 menyatakan tujuan dari pelaporan keuangan perusahaan yaitu
menyediakan informasi yang bermanfaat bagi perusahaan keputusan bisnis dan ekonomi
oleh investor yang ada dan yang potensial, kreditur, manajemen, pemerintah, dan
pengguna lainnya (FASB, 1978).
Jurnal Ilmu & Riset Manajemen Vol. 3 No. 11 (2014)
Menurut standard akuntansi keuangan (Ikatan Akuntan Indonesia,1994) bahwa ‘tujuan
laporan keuangan adalah menyediakan informasi yang menyangkut posisi keuangan,
kinerja serta perubahan posisi keuangan suatu perusahaan yang bermanfaat bagi sejumlah
besar pemakai dalam pengambilan keputusan ekonomi. Namun demikian laporan
keuangan tidka menyediakan semua informasi yang mungkin dibutuhkan pemakai dalam
pengambilan keputusan. Laporan keuangan hanya menyediakan informasi yang bersifat
historis, artinya laporan keuangan berisi ringkasan kejadian yang terjadi pada periode
sebelumnya.
Secara umum sumbangan laporan keuangan dalam hal penyampaian informasi
ditingkatkan apabila laporan: 1, Memberikan informasi mengenai prestasi operasional
terpisah dari aspek lain yang berkaitan dengan prestasi perusahaan. 2, Menyajikan hasil dari
aktivitas atau kejadian tertentu yang signifikan untuk memprediksi jumlah, waktu (timing),
ketidakpastian aliran kas dan pendapatan dimasa datang. 3, Memberikan informasi yang
bermanfaat untuk menilai return on investment suatu perusahaan. 4, Memberikan umpan
balik ( feed back ) ke pemakai laporan keuangan sebagai evaluasi prediksi terhadap
pendapatan dan komponennya yang dilakukan sebelumnya. 5, Memberikan informasi
untuk membantu menaksi biaya untuk menjaga kemampuan operasional perusahaan. 6,
Menyajikan informasi mengenai seberapa besar efektif manajemen telah melakukan
kewajibannya yang berkaitan dengan penggunaan sumberdaya ekonomi perusahaan
(hanafi dan halim,2005).
Sebuah laporan keuangan harus memenuhi beberapa syarat yang menunjukan kualitas
dari pelaporan keuangan agar dapat bermanfaat optimal bagi pemakai. Syarat-syarat yang
harus dipenuhi antara lain dapat dipahami dengan mudah oleh pemakai, andal dan dapat
diperbandingkan antar periode atau antar perusahaan untuk mengindentifikasikan,
mengevaluasi posisi dan kinerja keuangan perusahaan.
Pemakai laporan keuangan dapat menginterprestasikan laporan keuangan yang bersifat
historis ini menurut kebutuhannya. Diantara pemakai informasi laporan keuangan adalah
investor, karyawa, pemberi pinjaman, pemasok dan kreditut usaha lainnya, pelanggan,
pemerintah dan masyarakat.
Investor berkepentingan dengan risiko yang melekat serta hasil pengembangan
investasi yang dilakukan, yang paling menarik tentu saja perusahaan yang mempunyai
tingkat keuntungan yang tinggi, tetapi mempunyai tingkat risiko yang rendah. Karyawan
berkepentingan pada informasi mengenai stabilitas dan profotabilitas perusahaan untuk
memastikan apakah perusahaan akan dimasuki tersebut mempunyai prospek keuangan
yang bagus. Pemberi pinjaman berkepentingan pada informasi keuangan yang
memungkinkan mereka untuk memutuskan apakah pinjaman serta tabungannya dapat
dibayar perusahaan pada saat jatuh tempo. Pemasok dan kreditur usaha lainnya,
berkepentingan terhadap informasi yang memungkinkan mereka untuk memutuskan
apakah jumlah yang terhutang akan dapat dibayar (lukfiarman,2006).
Menurut Prastowo dan Juliaty (2005:30), secara harfiah analisis laporan keuangan terdiri
atas dua kata, yaitu analisis dan laporan keuangan, ini berarti juga bahwa analisis laporan
keuangan merupakan suatu kegiatan menganalisis laporan keuangan suatu perusahaan.
Analisis Rasio Solvabilitas
Analisis rasio solvabilitas adalah analisis yang digunakan untuk mengukur kemampuan
Bank dalam memenuhi kewajiban jangka panjangnya atau kemampuan Bank untuk
memenuhi kewajiban-kewajiban jika terjadi likuiditas Bank. Di samping itu, rasio ini
digunakan untuk mengetahui perbandingan antara volume (jumlah) dana yang diperoleh
dari berbagai utang (jangka pendek dan jangka panjang) serta sumber-sumber lain diluar
modal Bank sendiri dengan volume penanaman dana tersebut pada berbagai jenis aktiva
yang dimilik Bank.
Jurnal Ilmu & Riset Manajemen Vol. 3 No. 11 (2014)
Beberapa rasio solvabilitas antara lain sebagai berikut:
Primary Ratio
Merupakan rasio untuk mengukur apakah permodalan yang dimiliki sudah memakai.
Atau sejauh mana penurunan yang terjadi dalam total asset masuk dapat ditutupi oleh
capital equity. Rumus yang digunakan untuk mencari primary rasio sebagai berikut:
𝑒𝑒𝑒𝑒𝑒𝑒𝑒𝑒𝑒𝑒𝑒𝑒 𝐢𝐢𝐢𝐢𝐢𝐢𝐢𝐢𝐢𝐢𝐢𝐢𝐢𝐢
=
x100%
Total Assets
Nilai standar tingkat kesehatan Bank Indonesia pada primary ratio sebesar 3%-6%.
Capital Ratio
Merupakan rasio untuk mengukur permodalan dan cadangan penghapusan dalam
menanggung pengkreditan, terutama resiko yang terjadi karena bungan gagal tagih.
𝐸𝐸𝐸𝐸𝐸𝐸𝐸𝐸𝐸𝐸𝐸𝐸 𝐢𝐢𝐢𝐢𝐢𝐢𝐢𝐢𝐢𝐢𝐢𝐢𝐢𝐢
=
x100%
total loans
Nilai standar tingkat kesehatan Bank Indonesia pada quick ratio sebesar 10%-20%
Capital Adequarcy ratio (CAR)
CAR adalah rasio yang digunakan untuk mengukur kemampuan permodalan yang ada
untuk menutupi kemungkinan kerugian didalam kegiatan prekreditan dan surat-surat
berharga. Nilai standar tingkat kesehatan Bank Indonesia pada CAR sebesar 8%. Rumus
CAR adalah:
=
equity Capital −fixed asset
x100%
total loans +securities
Perumusan Hipotesis
Berhubung dalam penelitian ini, peneliti hanya melakukan penilaian kinerja keuangan
dengan menggunakan analisis rasio maka penelitian ini tidak menggunakan hipotesis.
METODE PENELITIAN
Jenis Penelitian dan Gambaran dari Populasi (objek) Penelitian
Jenis Penelitian
Dalam penelitian ini digunakan jenis penelitian deskriptif, dimana data yang terkumpul
akan disusun, dijelaskan dan kemudiann dianalisa sebagai alat menilai kinerja perusahaan.
Penelitian deskriptif yaitu dana yang diperoleh dari lapangan (Bursa Efek Indonesia),
dianalisis kemudian dibandingkan dengan teori yang ada agar menghasilkan metode yang
baik sebagai bahan pertimbangan dalam pengambilan keputusan. Dalam penelitian ini
peniliti menggunakan jenis penelitian yang langsung dilakukan terhadap pengumpulan
data-data aktivitas operasional perusahaan dan dokumen-dokumen yang sesuai dengan
masalah yang akan dibahas.
Gambaran dari populasi (objek) Penelitian
Adapun obyek penelitian dalam pembahasan ini adalah pembahasan Bank milik
pemerintah yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia yaitu PT. Bank Mandiri, Tbk denggan
menggunakan analisis rasio sebagai dasar penelian kinerja keuangan dengan menggunakan
laporan keuangan periode lima tahun terakhir yaitu tahun 2008-2012.
Teknik Pengambilan Sampel
Populasi dalam penelitian ini adalah Bank milik pemerintah yang go public.
Pengambilan sampel dilakukan dengan metode non probability sampling, yaitu teknik
pengambilan sampel yang tidak memberikan peluang atau kesempatan yang sama bagi
setiap unsur atau anggota populasi untuk dipilih menjadi sampel. Sedangkan jenis sampel
yang digunakan, yaitu purposive sampling, merupakan teknik penentuan sampel dengan
pertimbangan tertentu (Sugiyono, 2007:78).
Kriteria-kriteria sampel yang dipilih adalah:1. Bank Mandiri melakukan penambahan
penyertaan modal dalam bentuk tunai pada Anak Perusahaan. 2. Laporan keuangan
Jurnal Ilmu & Riset Manajemen Vol. 3 No. 11 (2014)
konsolidasi disusun sesuai dengan Standar Akuntansi Keuangan di Indonesia.3. Bank
Mandiri memenuhi ketentuan Bank Indonesia tentang Good Corporate Governance yang
antara lain mensyaratkan Direktur Utama Bank harus berasal dari pihak yang independen.
Teknik Pengumpulan Data
Jenis data
Dalam penelitian ini menggunakan data sekunder yang dikumpulakan di Bursa Efek
Indonesia . Adapun data-data sekunder tersebut sebagai berikut: Data Kualitatif merupakan
Pengelohan data yang berbentuk uraian-uraian dan tidak berbentuk angka-angka dalam hal
ini adalah sejarah singkat perusahaan. Data Kuantitatif merupakan Pengelolahan data yang
berbentuk angka-angka, dalam hal ini adalah data laporan keuangan PT. Bank Mandiri, Tbk
dimana data yang diperoleh dari pusat referensi Pasar Modal (PRPM) LPM Gika.
Metode Pengumpulan Data
Pengumpulan data diperoleh dengan cara:
Data primer Yaitu pengumpulan data secara tidak langsung seperti kuesioner dan
wawancara. Data sekunder Yaitu data yang diperoleh langsung dari perusahaan dimana dalam hal
ini data diperoleh dari Pusat Referensi Pasar Modal (PRPM) LPM GIKA
Variabel dan Definisi Operasional Variabel
Operasional variabel adalah segala sesuatu yang dapat menjadi objek penelitian
berdasarkan atas sifat-sifat atau hal-hal yang dapat didefisinikan, diamati atau diobservasi.
Sedangkan definisi dari variabel ini adalah segala sesuatu yang menjadi objek pengamatan
penelitian.
Variabel yang digunakan adalah rasio kinerja keuangan perbankan meliputi :
Rasio Likuiditas
Quick Ratio, merupakan rasio untuk mengukur kemampuan bank dalam memenuhi
kewajibannya terhadap para deposan (pemilik simpanan giro, tabungan dan deposito)
dengan harta yang paling llikuid yang paling dimiliki oleh suatu bank.
Banking Ratio, bertujuan untuk mengukur tingkat likuiditas bank dengan membandingkan
jumlah kredit yang disalurkan dengan jumlah deposit yang dimiliki. Semakin tinggi rasio
ini, maka tingkat likuiditas bank semakin rendah, karena jumlah dana yang digunakan
untuk membiayai kredit semakin kecil, demikian pula sebaliknya.
Loan to Deposit Ratio (LDR), adalah rasion antara seluruh jumlah kredit yang diberikan
bank dengan dana yang diterima oleh bank. Rasio ini menunjukkan satu satu penilaian
likuiditas bank.
Loan to Asset Ratio (LAR), yang digunakan untuk mengukur tingkat likuiditas bank yang
menunjukkan kemampuan bank untuk memenuhi permintaan kredit dengan menggunakan
total asset yang dimiliki bank.
Rasio Profitabilitas
Return on Assets (ROA), Rasio ini digunakan untuk mengukur kemampuan manajemen
dalam memperoleh keuntungan (laba) secara keseluruhan. Semakin besar ROA suatu bank,
semakin besar pula tingkat keuntungan yang dicapai bank tersebut dan semakin pula posis
bank tersebut dari segi penggunaan asset.
Return on Equity (ROE), Merupakan rasio untuk mengukur kemampuan manajemen bank
dalam mengelola capital yang ada untuk mendapatkan net income.
Rasio Biaya Operasional terhadap Pendapatan Operasional (BOPO), adalah perbandingan
antara biaya operasional dan pendapatan operasional. Rasio biaya operasional digunakan
untuk mengukur tingkat efisiensi dan kemampuan bank dalam melakukan kegiatan
operasinya.
Jurnal Ilmu & Riset Manajemen Vol. 3 No. 11 (2014)
Net profit Margin (NPM), adalah rasio yang menggambarkan tingkat keuntungan (laba)
yang diperoleh bank dibandingkan dengan pendapatan yang diterima dari kegiatan
operasionalnya
Rasio Solvabilitas
Primary Ratio, Merupakan rasio untuk mengukur apakah permodalan yang dimiliki sudah
memadai. Atau sejauh mana penurunan yang terjadi dalam total asset masuk dapat ditutupi
oleh capital equity.
Capital Ratio, Merupakan rasio untuk mengukur permodalan dan cadangan penghapusan
dalam menanggung perkreditan, terutama risiko yang terjadi karena bungan gagal tangih.
Capital Adequancy Ratio (CAR), Merupakan rasio yang digunakan untuk mengukur
kemampuan permodalan yang ada menutupi kemungkinan kerugian didalam kegiatan
perkreditan dalam surat-surat berharga.
Teknik Analisis Data
Dalam analisi ini penulis menggunakan analisis rasio keuangan perbankan yang dimana
analisis ini gambaran mengenai tingkat likuiditas, profotabilitas, solvabilitas terhadap
kinerja PT. Bank Mandiri, Tbk pada tahun 2008-2012.
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
Tabel 1
Hasil Rekapitulasi penilian rata-rata rasio keuangan Bank Mandiri
Keterangan
Rata-rata Rasio
Standar Rasio BI
Kriteria
Likuiditas
Quick Ratio
11,90%
15%-20%
tidak sehat
Banking Ratio
68,88%
75%-85%
sehat
LDR
60,49%
85%-110%
sehat
Profitabilitas
ROA
2,04%
0,5%-1,25%
sehat
ROE
20,27%
5%-1,25%
sehat
Solvabilitas
Primary Rasio
10,04%
3%-6%
sehat
Capital Ratio
13,22%
10%-20%
sehat
CAR
14,13%
8%
sehat
Sumber: data diolah oleh penulis
Dari tabel 1 dapat diketahui bahwa, Bank Mandiri hampir secara keseluruhan
mengalami kondisi yang sehat karena memenuhi standar yang ditetapkan oleh Bank
Indonesia. Hanya pada quick ratio yang mengalami kondisi tidak sehat, dikeranakan masih
belum memenuhi standar rasio yang ditetapkan Bank Indonesia.
SIMPULAN DAN SARAN
Simpulan
Berdasarkan hasil penilitian dan pembahasan data pada PT. Bank Mandiri,tbk periode
2008-2012 dapat ditarik beberapa kesimpulan antara lain:
Analisis rasio likuiditas
Analisis internal pada PT. Bank Mandiri dilihat dari banking ratio, Loan to deposit Ratio
(LDR), Loan to Asset Ratio (LAR) dan quick ratio mengalami kenaikan, dikarenakan cash
asset pada aktiva dan dana kredit yang diberikan (total loans).Analisis ekternal, yaitu
perbandingan dengan standar rasio Bank Indoensia, Bank Mandiri menunjukkan
kondisi yang tidak sehat pada quick ratio.
Jurnal Ilmu & Riset Manajemen Vol. 3 No. 11 (2014)
Analisis rasio profitabilitas
Analisis internal pada Bank Mandiri dilihat dari Return on Asset (ROA), Return on
Equity (ROE), dan Net profit Margin (NPM) mengalami kenaikan sedangkan BOPO
mengalami penurunan. Penurunan ini dikarenakan melemahnya biaya operasional,
Analisis ekternal, dilihat dari perbandingan standar rasio Bank Indonesia, Bank Mandiri
menunjukan kondisi yang sehat pada keselurahn rasio profitabilitas.
Rasio solvabilitas
Analisis internal, pada Bank Mandiri dilihat dari capital ratio dan Capital Adequancy Ratio
(CAR) mengalami penurunan sedangkan primary ratio mengalami kenaikan, Analisis
esternal, dilihat dari perbandingan dengan standar Bank Indonesia, Bank Mandiri
menunjukan kondisi yang sehat keseluruhan rasio solvabilitas.
Saran
Berdasarkan simpulan tersebut dapat diajukan beberapa saran sebagai berikut:
1. PT. Bank Mandiri tetap mempertahankan tingkat likuiditas bank. 2. PT. Bank Mandiri
hendaknya perlu memperhatikan laba bersihnya. Karena baik atau tidaknya bank dalam
memperoleh laba memperngaruhi jumlah investor yang menanamkan modalnya. 3. PT.
Bank Mandiri hendaknya memepertahankan tingkat permodalan yang ada, sehingga
modal yang dapat digunakan untuk menjamin pemenuhan kewajiban jangka panjangnya.
PT. BankMandiri perlu meningkatkan cash asset baik dalam bentuk gas, giro pada Bank
Indonesia dan giro pada bank lain dikarenakan quick ratio mengalami kondisi yang tidak
sehat.
DAFTAR PUSTAKA
Altman dan Saunders. 2001. Financial Ratios, Discriminant Analysis and the Prediction of
Corporate Bankruptcy. In The Journal of Finance 22(4): 589-609.
Bambang, R. 2008. Dasar-dasar Pembelanjaan. Edisi 4. BPFE. Yogyakarta.
Crouhy, M., D. Galai dan R. Mark .2001. Risck Management, McGraw Hill, New York, AS.
Dendawijaya, L. 2005. Manajemen Perbankan. Edisi Kedu. Ghalia Indonesia. Bogor.
Hanafi, M. dan A. Halim. 1996. Analisis Laporan Keuangan. edisi pertama. UPP AMP YKPN.
Yogyakarta.
. 2005. Analisis Laporan Keuangan. Edisi Dua. UPP AMP YKPN. Yogyakarta.
Harahap, S. S. 2004. Analisis Kritis Laporan Keuangan. Edisi 1. PT Raja Grafindo Persada.
Jakarta.
Helfert, A. E. 1996. Teknik Analisis Keuangan. Cetakan Pertama. Erlangga. Jakarta.
Hempel, George. H, Simonson. D. G, Coleman. A. B. 1994. Bank Manajement. text and cases 4th
edition. Inc. Hirshleifer. New York: John Wiley and Sons.
Ikatan Akuntansi Indonesia. 1998. Standar Akuntansi Indonesia PSAK No 31. Buku 2. Salemba
Empat.Jakarta.
Kartiko, P. Analisis Perbedaan Rasio Keuangan Dalam Menilai Kinerja Keuangan pada PT.
Bank Mandiri, Tbk di Bursa Efek Indonesia. Skripsi. STIESIA. Surabaya.
Kasmir. 2002. Dasar-Dasar Perbankan. PT Raja Grafindo Persada. Jakarta.
. 2003. Manajemen Perbankan. PT Raja Grafindo Persada. Jakarta.
Kuncoro, M dan Suhardjono. 2002. Manajemen Perbankan. Edisi pertama. BPFE. Yogyakarta.
Lukfiarman. 2006. Mengukur kinerja Bank dengan pendekatan efisien: studi terhadap
perbankan go-public di Indonesia. Jurnal Akuntansi Auditing Indonesia (JAAI) volume
12 (1): 37-52.
Mulyadi. 2001. Akuntansi Manajemen konsep, manfaat, dan rekayasa. edisi 3. Salemba Empat.
Jakarta.
Munawir.2001. Analisis Laporan keuangan. Liberty Yogyakarta. Yogyakarta.
Jurnal Ilmu & Riset Manajemen Vol. 3 No. 11 (2014)
Undang-undang N0. 7 tahun 1992 tentang perbankan.
Undang-undang N0. 10 tahun 1998 tentang perbankan.
Prastowo, D dan R. Yuliaty. 2002. Analisis Laporan Keuangan. Cetakan Kedua. UPP AMP
YKPN. Yogyakarta.
. 2005. Analisis Laporan Keuangan (konsep) dan Aplikasi. Edisi Kedua. Cetakan
Pertama. UDP-ANP YKPN. Yogyakarta.
Sugiyono. 2007. Metode Penelitian Bisnis. Cetakan kesepuluh. Alfabeta. Bandung.
Sawir, A. 2001. Analisis Kinerja Keuangan dan Perencanaan Keuangan Perusahaan. PT Gramedia
Pustaka Utama. Jakarta.
www.mandiri.com. Laporan Keuangan. 25 Maret 2014
Download