Jurnal Ilmu & Riset Manajemen Vol. 3 No. 11 (2014) PENILAIAN KINERJA KEUANGAN MENGGUNAKAN ANALISIS RASIO PADA BANK MANDIRI DI BEI MEIDITA KARTIKASARI [email protected] Aniek Wahyuati Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi Indonesia (STIESIA) ABSTRACT This research is meant to find out whether the financial ratio analysis can be used to assess the company’s financial performance of PT Bank Mandiri, Tbk during 2008-2012 periods. This research is a description research. The data is the secondary data in the form of company’s financial statement which has been obtained from Indonesia Stock Exchange (IDX). The data analysis is carried out by using financial ratio analysis i.e.: liquidity, profitability, and solvability. The internal analysis shows that PT Bank Mandiri Tbk is reviewed from liquidity, profitability, solvability ratio that tend to undergo enhancement. From the external analysis it has been found that from the liquidity ratio on quick ratio there is an unhealthy result of recapitulation since it does not fulfil the standard which has been set by Bank Indonesia. On the profitability ratio and solvability ratio the result of recapitulation is tend to be healthy since it has fulfilled the standard which has been set by Bank Indonesia. Keywords: financial statements, financial ratio analysis, and healthy level ABSTRAK Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui apakah dengan analisis rasio keuangan dapat digunakan untuk menilai kinerja keuangan perusahaan pada PT.Bank Mandiri, Tbk selama periode 2008-2012. Penelitian ini merupakan penelitian Deskripsi. Data yang digunakan adalah data sekunder berupa laporan keuangan dari perusahaan yang diperoleh dari Bursa Efek Indonesia (BEI).Analisis data yang dilakukan dengan menggunakan analisis rasio keuangan, yaitu likuiditas, profitabilitas dan solvabilitas. Dengan analisis internal menunjukkan bahwa PT. Bank Mandiri,Tbk ditinjau dari rasio Likuiditas, Provitabilitas dan Solvabilitas cenderung mengalami peningkatan. Dari analisis eksternal juga dapat diketahui dari rasio Likuiditas terdapat pada quick ratio hasil rekapitalisasi tidak sehat, karena tidak menenuhi standar yang ditetapkan oleh Bank Indonesia. Pada rasio Profitabilitas dan Solvabilitas hasil dari rekapitalisasi cenderung sehat karena memenuhi standar yang ditetapkan oleh Bank Indonesia. Kata Kunci : laporan keuangan, analisis rasio keuangan, dan tingkat kesehatan PENDAHULUAN Analisis rasio keuangan PT. Bank Mandiri Tbk, di Bursa Efek Indonesia merupakan suatu alat atau cara yang paling umum digunakan dalam membuat analisis laporan keuangan. Analisis rasio menggambarkan hubungan matematis antara suatu jumlah dengan jumlah lainnya. Karena penginterprestasikan terhadap rasio-rasio ini cukup kompleks, maka keefektifan rasio keuangan ini sebagai suatu alat analisis sangat tergantung dan kemampuan dan keahlian analisis dalam menginterprestasikan. Jurnal Ilmu & Riset Manajemen Vol. 3 No. 11 (2014) Untuk menilai kinerja perusahaan dapat dilihat dari laporan keuangan yang disajikan oleh pihak manajemen perusahaan. Dalam neraca dapat dilihat apakah jumlah harta, hutang dan modal perusahaan bertambah ataupun berkurang, semua tergambar didalamnya. Untuk melihat apakah operasi perusahaan selama periode tertentu mengalami kerugian atau tidak, dapat dilihat dalam laporan laba rugi. Laporan keuangan dapat dianalisa dengan alat perhitungan berupa rasio-rasio keuangan. Salah satu metode analisis adalah dengan menggunakan analisis rasio yaitu dengan menganalisis hubungan antara, satu pos dengan pos lainnya didalam laporan keuangan, yang dapat memberikan petunjuk gejala-gejala mengenai kondisi keuangan perusahaan. Sehingga angka dari hasil analisis rasio laporan keuangan dapat menunjukkan aktivitas perusahaan dalam keadaan menguntungkan atau tidak. Namun dengan mengetahui rasio keungan yang dinilai tidak wajar maka penyebabnya keberhasilan atau kesulitan perusahaan, dapat diketahui dengan meneliti yang lebih dalam. Oleh karena itu, PT. Bank Mandiri Tbk, di Bursa Efek Indonesia ini juga harus memperhatikan kewajiban seperti dengan melakukan evaluasi kinerja keuangannya. Analisis kinerja keuangan tersebut sangat diperlukan dan juga evaluasi yang diperoleh dapat dijadikan sebagai salah satu informasi dalam pengambilan keputusan manajemen, selain itu juga dengan dilakukan pengevaluasian kinerja keuangan ini diharapkan mampu mencapai komitmen kinerja keuangannya. Secara teori, modal memang sangat fundamental dan merupakan bagian yang sangat vital bagi dunia perbankan. Modal Bank akan memungkinkan suatu Bank dalam mengatur entitas perbankan tersebut melalui penyaluran dana yang dibutuhkan untuk mendapatkan sumber daya fisik maupun sumber daya manusia yang dibutuhkan, selain itu juga sangat bermanfaat untuk menghidupkan kembali entitas perbankan dalam kapasitasnya sebagai perusahaan (hempel el al., 1994). Atas dasar ini, modal (capital) saja, menjadi topic yang sangat penting bagi dunia perbankan yang antara lain tidak hanya membahas mengenal makna pentingnya kecukupan modal (Capital Adequacy) saja, namun juga membahas mengenai perlunya penentuan standart minimum (total risk-based capital standart) dan harus dipenuhi oleh suatu bank yaitu minimum sebesar 81/0’ seperti yang ditetapkan oleh Bank for Internasional Settlement (BIS), dan bahkan membahas mengenai perlunya sistem penilian resiko oleh suatu bank (Risk Rating System) baik melalui internal bank sendiri maupun melalui external rating agency agar kecukupan modal naik tidak terganggu dan dapat terhindar dari kebangkrutan (altman & saunders, 2001 : crouhy et al, 2001). Dunia perbankan merupakan bagian dari perekonomian Indonesia yang mendapatkan peranan yang sangat besar saat itu karena kebijakan deregulasi saat itu mengahasilkan dua dimensi yang sangat penting bagi dunia perbankan yaitu Pakjun dan Pakto. Esensi dan reformasi secara keseluruhan dalam sektor keuangan ini diwujudkan dalam UU no 7/1992 tentang perbankan. Pakjun menghapuskan pagu kredit sistem kredit bersaing disertai dengan subsidi bunga, serta membiarkan masing-masing bank bersaing untuk menentukan suku bunga kredit dan penghimpunan dana kredit likuiditas juga tidak diberikan lagi, dengan maksud agar tercipta iklim yang mendorong persaingan yang sehat. Sedangkan Pakto 1988 mencakup hal yang lebih luas kerena merupakan serangkaian kebijakan yang penting dibidang moneter. Lembaga keuangan dan pasar modal yang tercakup dalam paket tersebut antara lain mendorong mengembangkan pasar modal, mempermudah pembukuan kantor cabang dan pendirian baik baru dan memberikan kebebasan yang lebih besar kepada perbankan untuk menetapkan harga produknya dan menciptakan produk-produk baru didalam pengerahan dana. Berdasarkan uraian seperti yang telah dijelaskan dalam latar belakang diatas. maka dapat dirumukan permasalah sebagai berikut; “ Apakah analisis rasio keuangan dapat Jurnal Ilmu & Riset Manajemen Vol. 3 No. 11 (2014) digunakan untuk menilai kinerja keuangan pada PT. Bank Mandiri Tbk, di Bursa Efek Indonesia ” Berdasarkan rumusan masalah diatas, adapun tujuan penelitian ini adalah: Untuk mengetahui kinerja keuangan yang dinilai dengan analisis rasio keuangan melalui laporan keuangan pada PT. Bank Mandiri Tbk, di Bursa Efek Indonesia. TINJAUAN TEORETIS DAN PERUMUSAN HIPOTESIS Tinjauan Teoretis Pengertian Bank menurut undang-undang N0. 10 tahun 1998 yang merupakan perubahan dari undang-undang N0.7 tahun 1992 tentang perbankan, menyatakan bahwa: “ Bank adalah bank usaha yang menghimpun dana dari masyarakat dalam bentuk simpanan dan menyalurkan kepada masyarakat dalam bentuk kredit dan atau bentukbentuk lainnya dalam rangka meningkatkan tarif hidup orang rakyat banyak.” Sedangkan menurut Kasmir (2003:11), bank secara sederhana dapat diartikan sebagai: “ lembaga keuangan yang kegiatan utamanya adalah menghimpun dana dari masyarakat dan menyalurkannya kembali dana tersebut ke masyarakat serta memberikan jasa bank lainnya.” Adapun pengertian lain bank menurut Standar Akuntansi Keuangan dalam Akuntansi Perbankan, menyatakan bahwa : “ Bank adalah suatu lembaga yang berperan sebagai perantara keuangan ( financial Intermediary ) antara pihak-pihak yang memiliki kelebihan dana (surplus unit) dengan pihak-pihak yang memerlukan dana (deficit unit) serta sebagai lembaga yang berfungsi memperlancar lalu lintas pembayaran.” Dari beberapa pengertian diatas, dapat disimpulkan bahwa bank adalah suatu lembaga keuangan yang memliki fungsi sebagai perantara peredaran lalu lintas uang. Meliputi kegiatan operasi yaitu menghimoun dana dari masyarakat yang kelebihan dana, kemudian menyalurkan ke masyarakat yang memerlukan dana dalam bentuk kredit, dengan tujuan untuk meningkatkan tariff hidup orang banyak. Tujuan Laporan Keuangan Tujuan laporan keuangan adalah untuk memberikan informasi kepada pihak yang membutuhkan tentang kondisi suatu perusahaan dari sudut angka-angka dalam satuan moneter. SFAC (Statement of Financial Accounting Concept) no.1 menyatakan tujuan dari pelaporan keuangan perusahaan yaitu menyediakan informasi yang bermanfaat bagi perusahaan keputusan bisnis dan ekonomi oleh investor yang ada dan yang potensial, kreditur, manajemen, pemerintah, dan pengguna lainnya (Finally Accounting Standart Board FASB, 1978). Menurut standard akuntansi keuangan (Ikatan Akuntan Indonesia,1998) bahwa ‘tujuan laporan keuangan adalah menyediakan informasi yang menyangkut posisi keuangan, kinerja serta perubahan posisi keuangan suatu perusahaan yang bermanfaat bagi sejumlah besar pemakai dalam pengambilan keputusan ekonomi’. Namun demikian laporan keuangan tidka menyediakan semua informasi yang mungkin dibutuhkan pemakai dalam pengambilan keputusan. Laporan keuangan hanya menyediakan informasi yang bersifat historis, artinya laporan keuangan berisi ringkasan kejadian yang terjadi pada periode sebelumnya. Jenis dan Usaha Bank Jenis Bank Jenis perbankan yang dikemukakan oleh Kasmir (2003:20) ditinjau dari berbagi segi, adalah sebagai berikut : Jurnal Ilmu & Riset Manajemen Vol. 3 No. 11 (2014) Dilihat dari Segi Fungsinya Berdasarkan Undang-Undang RI. Nomor 10 tahun 1998 maka jenis perbankan menurut fungsinya terdiri dari. Bank Umum merupakan bank yang melaksanaka kegiatan usaha secara konversional dan atau berdasarkan prinsip syariah yang dalam kegiatannya memberikan jasa dalam lalu lintas pembayaran. Sifat jasa yang diberikan umum, dalam arti dapat memberikan seluruh jasa perbankan yang ada. Begitu pula dengan wilayah operasinya dapat dilakukan diseluruh wilayah. Bank Umum sering disebut Bank komersil ( commercial Bank). Misalnya: Bank Perkreditan Rakyat (BPR) merupakan bank yang melaksanakan kegiatan usaha secara kovensional atau berdasarkan prinsip syariah yang dalam kegiatannya tidak memberikan jasa dan lalu lintas pembayaran. Artinya disini kegiatan BPR jauh lebih sempit dibandingkan dengan kegiatan Bank Umum. Dilihat dari Segi Kepemilikannya Jenis Bank dilihat dari segi kepemillikannya adalah sebagai berikut : Pertama,Bank Milik Pemerintah Dimana baik akte pendirian maupun modalnya dimiliki oleh pemerintah, sehingga seluruh keuntungan Bank ini dimiliki oleh pemerintah pula. Kedua, Bank Milik Swasta Nasional Merupakan Bank yang seluruh atau sebagian besarnya dimiliki oleh swasta nasional serta akte pendiriannya pun didirikan oleh swasta, begitu pula pembagian keuntungannya diambil oleh swasta pula. Ketiga, Bank Milik Asing merupakan cabag dari bank yang ada diluar negeri, baik milik swasta asing maupun pemerintah asing suatu Negara. Keempat, Bank milik Campuran merupakan Bank yang kepemilikan seharusnya dimiliki oleh pihak asing dan pihak swasta nasional. Dimana kepemilikan sahamnya secara mayoritas dipegang oleh warga Negara Indonesia. Dilihat dari Segi Status Bank Devisa adalah Bank yang berstatus devisa atau Bank Devisa merupakan bank yang dapat melaksanakan transaksi ke luar negeri atau yang berhubungan dengan mata uang asing secara keseluruhan, misalnya transfer ke luar negeri, inkaso keluar negeri, travelers cheque, pembukuan dan pembayaran letter of credit ( L/C ) dan transaksi luar negeri lainnya. Persayaratan untung menjadi Bank devisa ini ditentukan oleh Bank Indonesia setelah semua persyaratan yang ditetapkan. Bank non devisa Bank dengan status non devisa merupakan bank yang belum mempunyai izin untuk melaksanakan transaksi sebagai bank devisa, sehingga tidak dapat melaksanakan transaksi sebagai bank devisa, jadi Bank non devisa merupakan kembalikan daripada Bank devisa, di mana transaksi yang dilakukan masih dalam batas-batas suatu Negara. Jenis Bank jika dilihat dari segi atau caranya dalam menentukan harga baik harga jual maupun harga beli terbagi dalam 2 kelompok yaitu : Pertama, Bank berdasarkan prinsip konversiona.Mayoritas Bank yang berkembang di Indonesia dewasa ini adalah Bank yang berorientasi pada prinsip konversional. Hal ini disebabkan tidak terlepasnya sejarah bangsa Indonesia di mana asal mulanya Bank di Indonesia dibawa oleh Kolonial Belanda ( barat ). Dalam mencari keuntungan dan menentukan harga kepada para nasabahnya, bank yang berdasarkan prinsip konvensional menggunakan dua metode yaitu : (a) Menetapkan bungan sebagai harga jual, baik untuk produk simpanan seperti giro, tabungan maupun deposito. Demikian pula harga beli untuk produk pinjamannya (kredit) juga ditentukan berdasarakan tingkat suku bunga tertentu. Penentuan harga ini dikenal dengan istilah spread based. (b) Untuk jasa-jasa Bank lainnya perbankan konvensional menggunakan atau menerapkan berbaai biaya-biaya dalam nominal atau presentase tertentu seperti biaya adsminitrasi, biaya provisi, sewa, iuran dan biaya-biaya lainnya. Pengenaan biaya ini dikenal dengan istilah fee based. Kedua, Bank yang berdasarkan prinsip syariah Jurnal Ilmu & Riset Manajemen Vol. 3 No. 11 (2014) Penentuan harga Bank yang berdasarkan Prinsip Syariah terhadap produknya sangat berbeda dengan Bank berdasarkan prinsip Konversional. Bank berdasarkan Prinsip Syariah menerapka aturan berdasarkan hokum islam antara bank dengan pihak lain dalam hal untuk menyimpan dana atau pembiayaan usaha atau kegiatan perbankan lainnya. Usaha Bank Dalam Undang-Undang RI nomor 10 tahun 1998 tentang perbankan, menjelaskan bahwa usaha Bank Umum meliputi ; (a) Menghimpun dana dari masyarakat dalam bentuk simpanan berupa giro, deposito berjangka, sertifikat deposito, tabungan, dan / atau bentuk lainnya yang dipersamakan dengan itu; (b) Memberikan kredit; (c) Menerbitkan surat pengakuan hutang ; (d) Membeli, menjual atau meminjam atas risiko sendiri maupun untuk kepentingan dan atau perintah nasabah ; (e) Memindahkan uang baik untuk kepentingan sendiri maupun untuk kepentingan nasabah ; (f) Menempatkan dana pada, meminjam dana dari, atau meminjam dana kepada bank lain, baik menggunakan surat, sarana telekomunikasi maupun dengan wesel atau sarana lainnya ; (g) Menerima pembayaran dari tagihan atas surat berharga dan melakukan perhitungan dengan atau antara pihak ketiga ; (h) Menyediakan tempat untuk menyimpan barang atau surat berharga ; (i) Melakukan kegiatan penitipan untuk kepentingan pihak lain berdasarkan suatu kontrak ; (j) Melakukan penempatan dana dari nasabah kepada nasabah lainnya dalam bentuk surat berharga yang tidak tercatat di bursa efek Indonesia ; (k) Membeli melalui pelelangan guna baik semua maupun sebagian dalam hal debitur tidak memenuhi kewajiban kepada bank, dengan ketentuan agumen yang dibeli tersebut wajib dicairkan secepatnya ; (l) Melakukan kegiatan anjak piutang, usaha kartu kredit dan kegiatan wali amanat ; (m) Bank Umum yang melakukan kegiatan usaha secara konvensional dapat juga melakukan usaha berdasarkan prinsip syariah. Fungsi dan Tujuan Bank Menurut Kuncoro dan Suhardjono (2002:67) terdapat 3 fungsi utama bank dalam pembangunan ekonomi, yaitu: Bank sebagai lembaga yang menghimpun dana masyarakat dalam bentuk simpanan, Bank sebagai lembaga yang menyalurkan dana ke masyarakat dalam bentuk kredit, Bank sebagai lembaga yang melancarkan transaksi perdagangan dan peredaran uang. Sedangkan menurut Undang-Undang nomor 10 tahun 1998 fungsi utama Perbankan Indonesia adalah sebagai penghimpunan dan penyalur dana masyarakat. Sedangkan Perbankan Indonesia bertujuan memanjang pelaksanaan pembangunan nasional dalam rangka meningkatkan pemerataan, pertumbuhan ekonomi, dan stabilitas nasional kea rah peningkatan kesejahteraan rakyat banyak. Pengertian Laporan Keuangan Bank Bicara tentang laporan keuangan, maka akan terlintas dalam pikiran sebuah daftar yang berisikan angka-angka tentang kekayaan suatu perusahaan dan ringkasan hasil aktivitas operasional perusahaan selama satu periode yang disusun secara sistematis oleh bagian keuangan perusahaan. Laporan keuangan adalah hasil akhir dari sebuah siklus akuntasi pada setiap akhir periodenya, yang dimulai dari proses pengidentifikasin dan pengukuran data yang relevan, pencatatan transaksi dengan mengklasifikasikan setiap data sampai pemprosesan data yang menghasilkan laporan keuangan sebagai informasi akuntansi. Laporan keuangan bank juga dapat digunakan sebagai alat komunikasi antara perusahaan sebagai satu kesatuan usaha dengan para pemilik dan pihak-pihak lain yang berkepentingan. Menurut ikatan akuntansi Indonesia laporan keuangan merupakan bagian dari proses pelaporan keuangan. Laporan keuangan bank yang lengkap biasanya meliputi neraca, laporan laba/rugi, laporan perubahan posisi keuangan (dapat disajikan dalam berbagai Jurnal Ilmu & Riset Manajemen Vol. 3 No. 11 (2014) cara, misalnya sebagai laporan arus kas atau arus dana, catatan dan laporan lainnya serta materi penjelasan) yang merupakan bagian integral dari laporan keuangan. Di samping itu juga termasuk skedul dan informasi tambahan yang berkaitan dengan laporan tersebut (IAI,1998). Neraca menggambarkan kondisi keuangan suatu perusahaan pada tanggal tertentu, umumnya pada akhir tahun saat penutupan buku, dan ditentukan sisanya pada suatu akhir tahun kalender, sehingga neraca sering disebut balance sheet. Necara tidak memberikan informasi nilai perusahaan secara langsung, tetapi informasi tersebut bisa dilihat dengan mempelajari neraca digabung dengan laporan keuangan yang lain. Laporan laba/rugi memperlihatkan hasil yang diperoleh dari penjualan barang atau jasa dan biaya-biaya yang timbul dalam proses pencapaian hasil tersebut, singkatnya laporan laba/rugi merupakan ringkasan yang logis dari penghasilan dan biaya dari suatu perusahaan untuk satu periode akuntansi. Ada tiga elemen pokok dalam laporan laba/rugi: 1) pendapatan nasional 2) beban operasional dan 3) laba/rugi ( gain or loss ). Namun, perusahaan tertentu menuntaskan periode akuntansinya dibulan ini, dengan pertimbangan pada bulan tersebut perusahaan berada pada posisi terbaiknya. Swalayan besar lebih senang mengakhiri periode akuntansinya dibulan januari atau februari, karena pada bulan ini setalah konsumen liburan dan belanja akhir tahun perusahaan memiliki banyak uang dan persediaan rendah. Laporan bagian laba ditahan digunakan untuk perusahaan yang berbentuk perseroan yang menunjukan suatu perubuhan besarnya bagian laba ditahan selama jangka waktu tertentu. Untuk perusahaan perseorangan dan persekutuan menggunakaan laporan modal sendiri. Laporan ini memuat perubahan besarnya modal pemilik selama periode tertentu. Jenis-Jenis Laporan Keuangan Bank Menurut Ikatan Akuntansi Indonesia (1998:12) laporan keuangan yang lengkap terdiri atas komponen-komponen berikut ini: Neraca, merupakan perusahaan disajikan sedemikian rupa yang menonjolkan berbagai unsur posisi keuangan yang diperlukan bagi penyajian secara wajar. Neraca minimal mencangkap pos-pos sebagai berikut: aktiva berwujud, aktiva tak berwujud, aktiva keuangan, investasi yang diperlukan menggunakan metode ekuitas persediaan, piutang usaha dan hutang lainnya, kewajiban yang diestiminasi, kewajiban berbunga jangka panjang, hak minoritas, modal saham dan pos ekuitas lainnya. Laporan Laba Rugi, merupakan perusahaan disajikan sedemikian rupa yang menonjolkan berbagai unsur kinerja keuangan yang diperlukan, bagi penyajian secara wajar. Laporan laba rugi minimal mencakup pos pos berikut: pendapatan, laba rugi perusahaan, beban pinjaman, bagian dari laba atau rugi perusahaan afilitas dan asosiasi yang diperlukan menggunakan metode ekuitas, beban pajak, laba atau rugi dari aktivitas normal perusahaan, pos luar biasa, hak minoritas, laba rugi bersih dan periode berjalan. Laporan Komitmen dan Kontinjensi merupakan suatu ikatan atau kontrak yang berupa janji yang tidak dapat dibatalkan secara sepihak (irrevocable) dan harus dilaksanakan apabila persyaratan yang disepakati bersma dipenuhi. Sedangkan laporan kontijensi merupakan taguhan atau kewajiban bank yang kemungkinan timbulnya tergantung pada atau tidaknya satu atau lebih peristiwa dimasa yang akan datang. Penyajian laporan komitmen dan kontijensi tersendiri tanpa pos lama. Laporan Arus Kas, melaporkan arus kas masuk dan kas keluar atau setara kas selama periode tertentu. Arus kas diklasifikasikan menurut aktivitas operasi, aktivitas investasi dan aktivitas pendanaan. Catatan Laporan Keuangan, meliputi penjelasan negatif atau rincian jumlah yang setara dalam neraca, laporan laba rugi, laporan arus kas dan laporan perubahan ekuitas serta informasi tambahan seperti kewajiban komitmen. Jurnal Ilmu & Riset Manajemen Vol. 3 No. 11 (2014) Laporan Keuangan Gabungan dan Konsolidasi, merupakan laporan dari seluruh cabang-cabang bank yang bersangkutan baik yang ada didalam negeri maupun diluar negeri. Sedangkan laporan konsolidasi merupakan laporan bank yang bersangkutan dengan anak perusahaan. Analisis Laporan keuangan Pengertian analisis laporan keuangan menurut Harahap (2004:190) adalah sebagai berikut: “ Menguraikan pos-pos laporan keuangan menjadi unit informasi yang lebih kecil danmelihat hubungannya yang bersifat signifikan atau mempunyai makna antara satu dengan yang lain baik antara data kondisi keuangan lebih dalam yang sangat penting dalam proses menghasilkan keputusan yang tepat.” Menurut Prastowo dan Juliaty (2005:30), secara Harfiah analisis laporan keuangan terdiri atas 2 kata, yaitu analisis dan laporan keuangan, ini juga bahwa analisis laporan keuangan merupakah suatu kegiatan menganalisis laporan keuangan suatu perusahaan. Metode Analisis Laporan Keuangan Menurut Riyanto (2008:329) penganalisis financial dalam mengadakan analisis rasio financial pada dasarnya dapat melakukan dengan 2 macam cara pembandingan, yaitu: (a)Membandingkan rasio sekarang dengan (present ratio) dengan rasio-rasio dari waktuwaktu yang lalu (ratio bistoris) atau dengan rasio-rasio yang diperkirakan untuk waktuwaktu yang akan datang dari perusahaan sama. Dengan cara perbandingan tersebut akan dapat diketahui perubahan-perubahan dari rasio tersebut dari tahun ke tahun. Dengan menganalisis satu macam rasio saja tidak banyak artinya, karena kita dapat mengetahui factor-faktor apa yang menyebabkan adanya perubahan tersebut.(b)Membandingkan rasiorasio dari suatu perusahaan (rasio perusahaan /company ratio) dengan rasio-rasio semacam dari perusahaan lain sejenis atau industry (rasio industry/rasio rata-rata/ratio strandard) untuk waktu yang sama. Dengan membandingkan rasio perusahaan dengan rasio industry akan dapat diketahui apabila perusahaan yang bersangkutan itu dalam aspek finansiil tertentu berada diatas rata-rata industry ( above average), berada pada rata-rata (average) atu terletak dibawah rata-rata (belom average). Penilaian Kinerja Pengertian Kinerja dan Penilaian Kinerja Pengertian kinerja perusahaan menurut Helfert (1997:67) adalah hasil dari banyak keputusan individual yang dibuat secara terus –menerus oleh manajemen. Oleh karena itu, untuk menilai kinerja perusahaan ini perlu dilibatkan analisis dampak keuangan keuangan kumulatif dan ukuran komperatif. Pengertian penilaian kinerja menurut Mulyadi (2001:415) adalah penentuan secara periodic efektivitas operasional suatu organisasi dan dalam mematuhi standar periaku yang telah ditetapkan sebelumnya agar membuahkan tindakan dan hasil yang diingingkan. Standar perilaku dapat berupa kebijakan manajemen atau rencana forma yang dituangkan dalam anggaran Manfaat Penilaian Kinerja Manfaat penilaian kinerja menurut Mulyadi (2001:420) adalah sebagai berikut: a) Mengelola operasi organisasi secara efektif dan efisien melalui pemotivasian karyawan secara maksimum. b) Membantu pengambilan keputusan yang bersangkutan dengan karyawan, seperti: promosi, transfer, dan pemberhentian. c) Mengindentifikasi kebutuhan pelatihan dan pengembangan karyawan dan untuk menyediakan kriteria seleksi dan evaluasi program pelatihan karyawan. d) Menyediakan unpam balik bagi karyawan mengenai bagaimana suatu tatasan mereka menilai kinerja mereka. e) Menyediakan suatu dasar bagi distribusi penghargaan. Jurnal Ilmu & Riset Manajemen Vol. 3 No. 11 (2014) Karakteristik Kualitatif Laporan Keuangan Menurut Prastowo dan Juliaty (2005:7) bahwa laporan keuangan yang berguna bagi pemakai mempunyai cirri-ciri sebagai berikut: Dapat dipahami Kualitas penting informasi yang ditampung dalam laporan keuangan adalah kemudahan untuk segera dapat dipahami oleh pemakai maksutnya yaitu pemakai diasumsikan memiliki pengetahuan yang memadai tentang aktivitas dan bisnis, akuntansi serta kemampuan untuk mempelajari informasi dengan ketekunan yang wajar. Relevan Agar bermanfaat, informasi harus relevan untuk memenuhi kebutuhan pemakai dalam proses pengambilan keputusan. Informasi memiliki kualitas yang relevan kalau dapat mempengaruhi keputusan ekonomi pemakai dengan membantu mereka mengevaluasi peristiwa masa lalu, masa kini atau masa depan, menegaskan atau mengkoreksi hasil evaluasi mereka dimasa lalu. Keandalan informasi memilik kualitas andal (realiable) jika bebas dari pengertian yang menyesatkan, kesalahan material, dan dapat diandalkan pemakainnya sebagai penyajian yang tulus dan jujur (faithful representation) dari yang seharusnya disajikan atau secara wajar diharapkan dapat disajikan. Dapat dibandingkan Pemakai harus dapat membandingkan laporan keuanga perusahaan atau antar periode untuk mengindentifikasi kecenderungan (trend) posisi kinerja keuangan. Implikasi penting dari karakteristik kualitas dapat diperbandingkan bahwa pemakai harus mendapat informasi tenteng kebijaksanaan akuntansi yang harus digunakan dalam perusahaan laporan keuangan dan perubahan kebijaksanaan serta pengaruh perubahan tersebut. Sifat dan Keterbatasan Laporan Keuangan Sifat dan keterbatasn laporan keuangan menurut PAI, Harahap (2004:10) adalah sebagai berikut: Pertama, laporan keuangan bersifat historis yaitu merupakan laporan kejadian yang telah lewad. Karenanya, laporan keuangan tidak dapat dianggap sebagai satu-satuya sumber informasi dalam proses pengambilan keputusan ekonomi. Kedua, Laporan keuangan bersifat umum, disajikan untuk semua pemakai dan bukan dimaksutkan untuk memenuhi kebutuhan pihak tertentu saja. Ketiga, Proses penyusunan laporan keuangan tidak luput dari penggunaan taksiran dan berbagai pertimbangan menggunakan taksiran dan pertimbangan. Keempat, Akuntansi hanya melaporkan informasi yang material, demikian pula penerapan prinsip akuntansi terdapat suatu fakta pos tertentun yang mungkin tidak dilaksanakan jika hal ini dianggap tidak material dan tidak menimbulkan pengaruh material terhadap kelayakan laporan keuangan. Kelima, Laporan keuangan bersifat konservatif dalam menghadapi ketidakpastian, bila terdapat kemungkinan kesimpulan yang tidak pasti mengenai penilaian suatu pos, yang lazim dipilih adalah alternative yang menghasilkan laba atau nilai aktiva yang kecil. Keenam, Laporan keuangan lebih menekankan pada makna ekonomis suatu transaksi daripada bentuk hukumnya. Ketujuh, Laporan keuangan disusun dengan menggunakan istilah-istilah teknis, dan pemakai laporan diasumsikan dengan bahasa teknis akuntansi dan sifat informasi yang dilaporkan. Kedelapan, Adanya berbagai altenatif metode akuntasi yang dapat digunakan menimbulkan variasi dalam pengukuran sumber-sumber ekonomis dan tingkat kesuksesan antar perusahaan. Jurnal Ilmu & Riset Manajemen Vol. 3 No. 11 (2014) Kesembilan, Informasi yang bersifat kumulatif dan factual yang tidak dapat diidentifikasikan umumnya diabaikan. Analisis Kinerja Bank Menurut Munawir 2001 bahwa Perbankan merupakan bisnis jasa yang bergabung dalam industry “kepercayaan” dan mempunyai rasio-rasio keuangan yang khas. Berikut merupakan rasio perbankan yang terdiri dari tiga kelompok rasio yaitu rasio likuiditas, Rasio Solvabilitas, Rasio profitabilitas. Analisis Rasio Likuiditas Merupakan gambaaran kemampuan suatu perusahan memenuhi kewajiban jangka pendeknya secara tepat waktu sehingga likuiditas sering disebut dengan short term liquidity. Beberapa Rasio Likuiditas yang sering dipergunakan dalam kinerja suatu bank antara lain adalah sebagai berikut: Quick Ratio Quick ratio merupakan rasio untuk mengukur kemampuan bank dalam memenuhi kewajiban terhadap para pedosan (pemilik simpan giro, tabungan dang deposito) dengan harta yang paling likuid yang dimiliki oleh suatu bank. Rumus untuk mencari quick rayio sebagai berikut: = cash asset total deposit x 100% = total loans total deposit x100% Nilai standar tingkat kesehatan Bank Indonesia pada quick ratio sebesar 15%-20%. Banking ratio Banking ratio bertujuan untuk mengukur tingkat likuiditas bank dengan membandingkan jumlah kredit yang disalurkan dengan jumlah deposit yang dimiliki. Semakin tinggi rasio ini, maka tingkat likuiditas bank semakin rendah, karena jumlah data yang digunakan utuk membiayai kredit semakin besar. Demikian pula sebaliknya. Rumusan untuk mencari banking ratio sebagai berikut: Nilai standar tingkat kesehatan Bank Indonesia pada banking ratio sebesar 75%-85% Loan to Deposit Ratio(LDR) LDR adalah rasio antara seluruh jumlah kredit yang diberikan bank dengan dana yang diterima oleh bank. Rasio ini menunjukan salah satu penilaian likuiditas bank dan dapat dirumuskan sebagai berikut: = total loans total deposit +equity x100% Loan to deposit ratio tersebut menyatakan seberapa jarak kemampuan Bank dalam membayar kembali penarikan dana yang dilakukan deposan dengan mengandalkan kredit yang diberikan sebagai sumber lukiditasnya. Semakin tinggi rasio tersebut memberikan indikasi semakin rendahnya kemampuan likuiditas Bank yang bersangkutan. Hal ini disebabkan karena jumlah dana yang diperlkan untuk membiayai kredit menjadi semakin besar. Rasio ini juga indicator kerawanan dan kemampuan dari suatu Bank. Sebagian praktisi perbankan menyepakati bahwa batas aman dari loan to deposit ratio suatu Bank adalah sekitar 80%. Namun, batas tolereransi berkisar anatar 85% dan 110%. Loan to asset ratio (LAR) Loan to asset ratio adalah rasio yang digunakan untuk mengukur tingkat likuiditas Bank yang menunjukkan kemampuan Bnak untuk memenuhi permintaan kredit dengan menggunakan total asset yang dimiliki Bank. Semakin tinggi rasio ini, tingkat likuiditasnya semakin kecil karena jumlah asset yang diperlukan untuk membiayai kreditnya menjadi semakin besar, rasio ini dapat dirumuskan sebagai berikut: Jurnal Ilmu & Riset Manajemen Vol. 3 No. 11 (2014) = jumlah kredit yang diberikan jumlah aset = laba bersih total aktiva = net income equity capital x100% Analisis Rasio Rentabilitas Rasio ini mengukur efektivitas manajemen secara keseluruhan yang ditujukan oleh besar kecilnya tingkat keuntungan yang diperoleh dalm hubungannya dengan penjualan maupun investasi. Semakin baik rasio profitabilitas maka semakin baik menggambarkan kemampuan tingginya perolehan keuntungan perusahaan. Rasio profitabilitas suatu bank antara lain sebagai berikut: Return on assets (ROA) Rasio ini digunakan untuk mengukur kemampuan manajemen dalam memperoleh keuntungan (laba) secara keseluruhan, semakin besar ROA suatu bank, semakin besar pula tingkat keuntungan yang dicapai bank tersebut dan semakin baik pula posisi bank tersebut dari segi penggunaan asset. Dalam penilaian standar tingkat kesehatan Bank Indonesia pada return on asset (ROA) sebesar 0,5%-1,25%. Rasio ini dapat dirumuskan sebagai beikut: x100% Return on Equity (ROE) ROE adalah perbandingan antara laba bersih Bank dengan REO modal sendiri. Rasio ini dapat dirumuskan sebagai berikut: x100% Rasio ini banyak ditamati oleh para pemegang saham bank (baik pemegang saham sediri maupun pemegang saham baru). Serta para investor dipasar modal yang ingin membeli saham Bank yang bersangkutan (jika Bank tersebut telah go public). Nilai standar tingkat kesehatan Bank Indonesia pada REO sebesar 5%-12%. Rasio Beban Operasional terhadapan pendapatan operasional (BOPO) Rasio BOPO adalah perbandingan antara biaya operasional dan pendapatan operasional. Rasio ini dapat dirumuskan sebagai berikut: = biaya (beban operasional ) x100% pendapatan operasional Rasio biaya oprasional digunakan untuk mengukur tingkat efisien yang kemampuan bank dalam melakukan kegiatan operasinya. Mengingat kegiatan utama Bank pada prinsipnya adalah bertindak sebagai perantara, yaitu menghimpun dana dan menyalurkan dana (misalnya dana masyarakat), maka biaya dan pendapatan operasional Bank didominasi oleh biaya bunga dan hasil bunga. Net Profit Margin (NPM) ratio Net Profit Margin adalah rasio yang menggambarkan tingkat keuntungan (laba) yang diperoleh Bank dibandingkan dengan pendapatan yang diterima kegiatan operasionalnya. Rasio ini dapat dirumuskan sebagai berikut: = laba bersih x100% pendapatan operasi onal Tujuan Laporan Keuangan Tujuan laporan keuangan adalah untuk memberikan informasi kepada pihak yang membutuhkan tentang kondisi suatu perusahaan dari sudut angka-angka dalam satuan moneter. SFAC no.1 menyatakan tujuan dari pelaporan keuangan perusahaan yaitu menyediakan informasi yang bermanfaat bagi perusahaan keputusan bisnis dan ekonomi oleh investor yang ada dan yang potensial, kreditur, manajemen, pemerintah, dan pengguna lainnya (FASB, 1978). Jurnal Ilmu & Riset Manajemen Vol. 3 No. 11 (2014) Menurut standard akuntansi keuangan (Ikatan Akuntan Indonesia,1994) bahwa ‘tujuan laporan keuangan adalah menyediakan informasi yang menyangkut posisi keuangan, kinerja serta perubahan posisi keuangan suatu perusahaan yang bermanfaat bagi sejumlah besar pemakai dalam pengambilan keputusan ekonomi. Namun demikian laporan keuangan tidka menyediakan semua informasi yang mungkin dibutuhkan pemakai dalam pengambilan keputusan. Laporan keuangan hanya menyediakan informasi yang bersifat historis, artinya laporan keuangan berisi ringkasan kejadian yang terjadi pada periode sebelumnya. Secara umum sumbangan laporan keuangan dalam hal penyampaian informasi ditingkatkan apabila laporan: 1, Memberikan informasi mengenai prestasi operasional terpisah dari aspek lain yang berkaitan dengan prestasi perusahaan. 2, Menyajikan hasil dari aktivitas atau kejadian tertentu yang signifikan untuk memprediksi jumlah, waktu (timing), ketidakpastian aliran kas dan pendapatan dimasa datang. 3, Memberikan informasi yang bermanfaat untuk menilai return on investment suatu perusahaan. 4, Memberikan umpan balik ( feed back ) ke pemakai laporan keuangan sebagai evaluasi prediksi terhadap pendapatan dan komponennya yang dilakukan sebelumnya. 5, Memberikan informasi untuk membantu menaksi biaya untuk menjaga kemampuan operasional perusahaan. 6, Menyajikan informasi mengenai seberapa besar efektif manajemen telah melakukan kewajibannya yang berkaitan dengan penggunaan sumberdaya ekonomi perusahaan (hanafi dan halim,2005). Sebuah laporan keuangan harus memenuhi beberapa syarat yang menunjukan kualitas dari pelaporan keuangan agar dapat bermanfaat optimal bagi pemakai. Syarat-syarat yang harus dipenuhi antara lain dapat dipahami dengan mudah oleh pemakai, andal dan dapat diperbandingkan antar periode atau antar perusahaan untuk mengindentifikasikan, mengevaluasi posisi dan kinerja keuangan perusahaan. Pemakai laporan keuangan dapat menginterprestasikan laporan keuangan yang bersifat historis ini menurut kebutuhannya. Diantara pemakai informasi laporan keuangan adalah investor, karyawa, pemberi pinjaman, pemasok dan kreditut usaha lainnya, pelanggan, pemerintah dan masyarakat. Investor berkepentingan dengan risiko yang melekat serta hasil pengembangan investasi yang dilakukan, yang paling menarik tentu saja perusahaan yang mempunyai tingkat keuntungan yang tinggi, tetapi mempunyai tingkat risiko yang rendah. Karyawan berkepentingan pada informasi mengenai stabilitas dan profotabilitas perusahaan untuk memastikan apakah perusahaan akan dimasuki tersebut mempunyai prospek keuangan yang bagus. Pemberi pinjaman berkepentingan pada informasi keuangan yang memungkinkan mereka untuk memutuskan apakah pinjaman serta tabungannya dapat dibayar perusahaan pada saat jatuh tempo. Pemasok dan kreditur usaha lainnya, berkepentingan terhadap informasi yang memungkinkan mereka untuk memutuskan apakah jumlah yang terhutang akan dapat dibayar (lukfiarman,2006). Menurut Prastowo dan Juliaty (2005:30), secara harfiah analisis laporan keuangan terdiri atas dua kata, yaitu analisis dan laporan keuangan, ini berarti juga bahwa analisis laporan keuangan merupakan suatu kegiatan menganalisis laporan keuangan suatu perusahaan. Analisis Rasio Solvabilitas Analisis rasio solvabilitas adalah analisis yang digunakan untuk mengukur kemampuan Bank dalam memenuhi kewajiban jangka panjangnya atau kemampuan Bank untuk memenuhi kewajiban-kewajiban jika terjadi likuiditas Bank. Di samping itu, rasio ini digunakan untuk mengetahui perbandingan antara volume (jumlah) dana yang diperoleh dari berbagai utang (jangka pendek dan jangka panjang) serta sumber-sumber lain diluar modal Bank sendiri dengan volume penanaman dana tersebut pada berbagai jenis aktiva yang dimilik Bank. Jurnal Ilmu & Riset Manajemen Vol. 3 No. 11 (2014) Beberapa rasio solvabilitas antara lain sebagai berikut: Primary Ratio Merupakan rasio untuk mengukur apakah permodalan yang dimiliki sudah memakai. Atau sejauh mana penurunan yang terjadi dalam total asset masuk dapat ditutupi oleh capital equity. Rumus yang digunakan untuk mencari primary rasio sebagai berikut: ππππππππππππ πΆπΆπΆπΆπΆπΆπΆπΆπΆπΆπΆπΆπΆπΆ = x100% Total Assets Nilai standar tingkat kesehatan Bank Indonesia pada primary ratio sebesar 3%-6%. Capital Ratio Merupakan rasio untuk mengukur permodalan dan cadangan penghapusan dalam menanggung pengkreditan, terutama resiko yang terjadi karena bungan gagal tagih. πΈπΈπΈπΈπΈπΈπΈπΈπΈπΈπΈπΈ πΆπΆπΆπΆπΆπΆπΆπΆπΆπΆπΆπΆπΆπΆ = x100% total loans Nilai standar tingkat kesehatan Bank Indonesia pada quick ratio sebesar 10%-20% Capital Adequarcy ratio (CAR) CAR adalah rasio yang digunakan untuk mengukur kemampuan permodalan yang ada untuk menutupi kemungkinan kerugian didalam kegiatan prekreditan dan surat-surat berharga. Nilai standar tingkat kesehatan Bank Indonesia pada CAR sebesar 8%. Rumus CAR adalah: = equity Capital −fixed asset x100% total loans +securities Perumusan Hipotesis Berhubung dalam penelitian ini, peneliti hanya melakukan penilaian kinerja keuangan dengan menggunakan analisis rasio maka penelitian ini tidak menggunakan hipotesis. METODE PENELITIAN Jenis Penelitian dan Gambaran dari Populasi (objek) Penelitian Jenis Penelitian Dalam penelitian ini digunakan jenis penelitian deskriptif, dimana data yang terkumpul akan disusun, dijelaskan dan kemudiann dianalisa sebagai alat menilai kinerja perusahaan. Penelitian deskriptif yaitu dana yang diperoleh dari lapangan (Bursa Efek Indonesia), dianalisis kemudian dibandingkan dengan teori yang ada agar menghasilkan metode yang baik sebagai bahan pertimbangan dalam pengambilan keputusan. Dalam penelitian ini peniliti menggunakan jenis penelitian yang langsung dilakukan terhadap pengumpulan data-data aktivitas operasional perusahaan dan dokumen-dokumen yang sesuai dengan masalah yang akan dibahas. Gambaran dari populasi (objek) Penelitian Adapun obyek penelitian dalam pembahasan ini adalah pembahasan Bank milik pemerintah yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia yaitu PT. Bank Mandiri, Tbk denggan menggunakan analisis rasio sebagai dasar penelian kinerja keuangan dengan menggunakan laporan keuangan periode lima tahun terakhir yaitu tahun 2008-2012. Teknik Pengambilan Sampel Populasi dalam penelitian ini adalah Bank milik pemerintah yang go public. Pengambilan sampel dilakukan dengan metode non probability sampling, yaitu teknik pengambilan sampel yang tidak memberikan peluang atau kesempatan yang sama bagi setiap unsur atau anggota populasi untuk dipilih menjadi sampel. Sedangkan jenis sampel yang digunakan, yaitu purposive sampling, merupakan teknik penentuan sampel dengan pertimbangan tertentu (Sugiyono, 2007:78). Kriteria-kriteria sampel yang dipilih adalah:1. Bank Mandiri melakukan penambahan penyertaan modal dalam bentuk tunai pada Anak Perusahaan. 2. Laporan keuangan Jurnal Ilmu & Riset Manajemen Vol. 3 No. 11 (2014) konsolidasi disusun sesuai dengan Standar Akuntansi Keuangan di Indonesia.3. Bank Mandiri memenuhi ketentuan Bank Indonesia tentang Good Corporate Governance yang antara lain mensyaratkan Direktur Utama Bank harus berasal dari pihak yang independen. Teknik Pengumpulan Data Jenis data Dalam penelitian ini menggunakan data sekunder yang dikumpulakan di Bursa Efek Indonesia . Adapun data-data sekunder tersebut sebagai berikut: Data Kualitatif merupakan Pengelohan data yang berbentuk uraian-uraian dan tidak berbentuk angka-angka dalam hal ini adalah sejarah singkat perusahaan. Data Kuantitatif merupakan Pengelolahan data yang berbentuk angka-angka, dalam hal ini adalah data laporan keuangan PT. Bank Mandiri, Tbk dimana data yang diperoleh dari pusat referensi Pasar Modal (PRPM) LPM Gika. Metode Pengumpulan Data Pengumpulan data diperoleh dengan cara: Data primer Yaitu pengumpulan data secara tidak langsung seperti kuesioner dan wawancara. Data sekunder Yaitu data yang diperoleh langsung dari perusahaan dimana dalam hal ini data diperoleh dari Pusat Referensi Pasar Modal (PRPM) LPM GIKA Variabel dan Definisi Operasional Variabel Operasional variabel adalah segala sesuatu yang dapat menjadi objek penelitian berdasarkan atas sifat-sifat atau hal-hal yang dapat didefisinikan, diamati atau diobservasi. Sedangkan definisi dari variabel ini adalah segala sesuatu yang menjadi objek pengamatan penelitian. Variabel yang digunakan adalah rasio kinerja keuangan perbankan meliputi : Rasio Likuiditas Quick Ratio, merupakan rasio untuk mengukur kemampuan bank dalam memenuhi kewajibannya terhadap para deposan (pemilik simpanan giro, tabungan dan deposito) dengan harta yang paling llikuid yang paling dimiliki oleh suatu bank. Banking Ratio, bertujuan untuk mengukur tingkat likuiditas bank dengan membandingkan jumlah kredit yang disalurkan dengan jumlah deposit yang dimiliki. Semakin tinggi rasio ini, maka tingkat likuiditas bank semakin rendah, karena jumlah dana yang digunakan untuk membiayai kredit semakin kecil, demikian pula sebaliknya. Loan to Deposit Ratio (LDR), adalah rasion antara seluruh jumlah kredit yang diberikan bank dengan dana yang diterima oleh bank. Rasio ini menunjukkan satu satu penilaian likuiditas bank. Loan to Asset Ratio (LAR), yang digunakan untuk mengukur tingkat likuiditas bank yang menunjukkan kemampuan bank untuk memenuhi permintaan kredit dengan menggunakan total asset yang dimiliki bank. Rasio Profitabilitas Return on Assets (ROA), Rasio ini digunakan untuk mengukur kemampuan manajemen dalam memperoleh keuntungan (laba) secara keseluruhan. Semakin besar ROA suatu bank, semakin besar pula tingkat keuntungan yang dicapai bank tersebut dan semakin pula posis bank tersebut dari segi penggunaan asset. Return on Equity (ROE), Merupakan rasio untuk mengukur kemampuan manajemen bank dalam mengelola capital yang ada untuk mendapatkan net income. Rasio Biaya Operasional terhadap Pendapatan Operasional (BOPO), adalah perbandingan antara biaya operasional dan pendapatan operasional. Rasio biaya operasional digunakan untuk mengukur tingkat efisiensi dan kemampuan bank dalam melakukan kegiatan operasinya. Jurnal Ilmu & Riset Manajemen Vol. 3 No. 11 (2014) Net profit Margin (NPM), adalah rasio yang menggambarkan tingkat keuntungan (laba) yang diperoleh bank dibandingkan dengan pendapatan yang diterima dari kegiatan operasionalnya Rasio Solvabilitas Primary Ratio, Merupakan rasio untuk mengukur apakah permodalan yang dimiliki sudah memadai. Atau sejauh mana penurunan yang terjadi dalam total asset masuk dapat ditutupi oleh capital equity. Capital Ratio, Merupakan rasio untuk mengukur permodalan dan cadangan penghapusan dalam menanggung perkreditan, terutama risiko yang terjadi karena bungan gagal tangih. Capital Adequancy Ratio (CAR), Merupakan rasio yang digunakan untuk mengukur kemampuan permodalan yang ada menutupi kemungkinan kerugian didalam kegiatan perkreditan dalam surat-surat berharga. Teknik Analisis Data Dalam analisi ini penulis menggunakan analisis rasio keuangan perbankan yang dimana analisis ini gambaran mengenai tingkat likuiditas, profotabilitas, solvabilitas terhadap kinerja PT. Bank Mandiri, Tbk pada tahun 2008-2012. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Tabel 1 Hasil Rekapitulasi penilian rata-rata rasio keuangan Bank Mandiri Keterangan Rata-rata Rasio Standar Rasio BI Kriteria Likuiditas Quick Ratio 11,90% 15%-20% tidak sehat Banking Ratio 68,88% 75%-85% sehat LDR 60,49% 85%-110% sehat Profitabilitas ROA 2,04% 0,5%-1,25% sehat ROE 20,27% 5%-1,25% sehat Solvabilitas Primary Rasio 10,04% 3%-6% sehat Capital Ratio 13,22% 10%-20% sehat CAR 14,13% 8% sehat Sumber: data diolah oleh penulis Dari tabel 1 dapat diketahui bahwa, Bank Mandiri hampir secara keseluruhan mengalami kondisi yang sehat karena memenuhi standar yang ditetapkan oleh Bank Indonesia. Hanya pada quick ratio yang mengalami kondisi tidak sehat, dikeranakan masih belum memenuhi standar rasio yang ditetapkan Bank Indonesia. SIMPULAN DAN SARAN Simpulan Berdasarkan hasil penilitian dan pembahasan data pada PT. Bank Mandiri,tbk periode 2008-2012 dapat ditarik beberapa kesimpulan antara lain: Analisis rasio likuiditas Analisis internal pada PT. Bank Mandiri dilihat dari banking ratio, Loan to deposit Ratio (LDR), Loan to Asset Ratio (LAR) dan quick ratio mengalami kenaikan, dikarenakan cash asset pada aktiva dan dana kredit yang diberikan (total loans).Analisis ekternal, yaitu perbandingan dengan standar rasio Bank Indoensia, Bank Mandiri menunjukkan kondisi yang tidak sehat pada quick ratio. Jurnal Ilmu & Riset Manajemen Vol. 3 No. 11 (2014) Analisis rasio profitabilitas Analisis internal pada Bank Mandiri dilihat dari Return on Asset (ROA), Return on Equity (ROE), dan Net profit Margin (NPM) mengalami kenaikan sedangkan BOPO mengalami penurunan. Penurunan ini dikarenakan melemahnya biaya operasional, Analisis ekternal, dilihat dari perbandingan standar rasio Bank Indonesia, Bank Mandiri menunjukan kondisi yang sehat pada keselurahn rasio profitabilitas. Rasio solvabilitas Analisis internal, pada Bank Mandiri dilihat dari capital ratio dan Capital Adequancy Ratio (CAR) mengalami penurunan sedangkan primary ratio mengalami kenaikan, Analisis esternal, dilihat dari perbandingan dengan standar Bank Indonesia, Bank Mandiri menunjukan kondisi yang sehat keseluruhan rasio solvabilitas. Saran Berdasarkan simpulan tersebut dapat diajukan beberapa saran sebagai berikut: 1. PT. Bank Mandiri tetap mempertahankan tingkat likuiditas bank. 2. PT. Bank Mandiri hendaknya perlu memperhatikan laba bersihnya. Karena baik atau tidaknya bank dalam memperoleh laba memperngaruhi jumlah investor yang menanamkan modalnya. 3. PT. Bank Mandiri hendaknya memepertahankan tingkat permodalan yang ada, sehingga modal yang dapat digunakan untuk menjamin pemenuhan kewajiban jangka panjangnya. PT. BankMandiri perlu meningkatkan cash asset baik dalam bentuk gas, giro pada Bank Indonesia dan giro pada bank lain dikarenakan quick ratio mengalami kondisi yang tidak sehat. DAFTAR PUSTAKA Altman dan Saunders. 2001. Financial Ratios, Discriminant Analysis and the Prediction of Corporate Bankruptcy. In The Journal of Finance 22(4): 589-609. Bambang, R. 2008. Dasar-dasar Pembelanjaan. Edisi 4. BPFE. Yogyakarta. Crouhy, M., D. Galai dan R. Mark .2001. Risck Management, McGraw Hill, New York, AS. Dendawijaya, L. 2005. Manajemen Perbankan. Edisi Kedu. Ghalia Indonesia. Bogor. Hanafi, M. dan A. Halim. 1996. Analisis Laporan Keuangan. edisi pertama. UPP AMP YKPN. Yogyakarta. . 2005. Analisis Laporan Keuangan. Edisi Dua. UPP AMP YKPN. Yogyakarta. Harahap, S. S. 2004. Analisis Kritis Laporan Keuangan. Edisi 1. PT Raja Grafindo Persada. Jakarta. Helfert, A. E. 1996. Teknik Analisis Keuangan. Cetakan Pertama. Erlangga. Jakarta. Hempel, George. H, Simonson. D. G, Coleman. A. B. 1994. Bank Manajement. text and cases 4th edition. Inc. Hirshleifer. New York: John Wiley and Sons. Ikatan Akuntansi Indonesia. 1998. Standar Akuntansi Indonesia PSAK No 31. Buku 2. Salemba Empat.Jakarta. Kartiko, P. Analisis Perbedaan Rasio Keuangan Dalam Menilai Kinerja Keuangan pada PT. Bank Mandiri, Tbk di Bursa Efek Indonesia. Skripsi. STIESIA. Surabaya. Kasmir. 2002. Dasar-Dasar Perbankan. PT Raja Grafindo Persada. Jakarta. . 2003. Manajemen Perbankan. PT Raja Grafindo Persada. Jakarta. Kuncoro, M dan Suhardjono. 2002. Manajemen Perbankan. Edisi pertama. BPFE. Yogyakarta. Lukfiarman. 2006. Mengukur kinerja Bank dengan pendekatan efisien: studi terhadap perbankan go-public di Indonesia. Jurnal Akuntansi Auditing Indonesia (JAAI) volume 12 (1): 37-52. Mulyadi. 2001. Akuntansi Manajemen konsep, manfaat, dan rekayasa. edisi 3. Salemba Empat. Jakarta. Munawir.2001. Analisis Laporan keuangan. Liberty Yogyakarta. Yogyakarta. Jurnal Ilmu & Riset Manajemen Vol. 3 No. 11 (2014) Undang-undang N0. 7 tahun 1992 tentang perbankan. Undang-undang N0. 10 tahun 1998 tentang perbankan. Prastowo, D dan R. Yuliaty. 2002. Analisis Laporan Keuangan. Cetakan Kedua. UPP AMP YKPN. Yogyakarta. . 2005. Analisis Laporan Keuangan (konsep) dan Aplikasi. Edisi Kedua. Cetakan Pertama. UDP-ANP YKPN. Yogyakarta. Sugiyono. 2007. Metode Penelitian Bisnis. Cetakan kesepuluh. Alfabeta. Bandung. Sawir, A. 2001. Analisis Kinerja Keuangan dan Perencanaan Keuangan Perusahaan. PT Gramedia Pustaka Utama. Jakarta. www.mandiri.com. Laporan Keuangan. 25 Maret 2014