MODUL PERKULIAAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM BAB XIII MENGENAL MULA HADI SABZIWARI Pokok-Pokok Bahasan 1. Mengenal Mula Hadi Sabziwari 2. Mengetahui pemikir Islam Pasca Ibn Arabi 3. Mengetahui produk pemikiran bebeapa philosof muslim Fakultas Program Studi Ilmu Komputer Informatika Pertemuaan ke 13 Kode MK Disusun Oleh B11151EL Komarudin, MA Abstract Kompetensi Modul online ini dipergunakan sebagai Materi perkuliahan Mata Kuliah Agama Islam di Universitas Mercu Buana Dengan membaca materi ini Mahasiswa diharapkan dapat mengetahui perkembanan pemikiran Islam pasca Ibn Arabi I. Biografi singkat Mulla Hadi Mulla1 Hadi dilahirkan pada tahun 1212 H/1797 M di Sabziwar, Khurasan2, sebuah kota yang terkenal dengan sufi dan Syi’ah, terlebih sebelum periode Safavid 3 Disanalah ia menyelesaikan pendidikan awalnya pada bidang Bahasa Arab. Pada umur 10 tahun ia pergi ke Masyhad4 untuk memperdalam Fiqh, logika, matematika dan hikmat5. Semenjak itulah kecintaannya kepada ilmu semakin bergejolak. Maka ia pun meninggalkan Masyhad menuju Ispahan untuk berguru kepada siapapun yang mengerti tentang hikmat. Saat itu Ispahan memang menjadi pusat pembelajaran ilmu pengetahuan, khususnya dalam mengkaji hikmat. Di kota ini Hadi menghabiskan waktunya selama 8 (delapan) tahun bersama Mulla Ismail dan Mulla Ali yang memang terkenal paham terhadap madzhab Akhund.6 7 Setelah menyelesaikan pendidikan formalnya, ia meninggalkan Ispahan menuju Khurasan. Setelah mengajar di Khurasan selama 5 (lima) tahun ia menunaikan ibadah haji 1 . Kata ‘Mulla’ berasal dari kata Arab ‘maula’, berarti ‘tuan’. Di Iran dan Asia Tengah, istilah ini merupakan gelar bagi ilmuwan agama (ulama), hamper searti dengan istilah fiqh yang berkembang di masyarakat Timur Tengah dan Afrika Uara. 2 Khurasan adalah sebuah negara yang luas yang diantara batasannya dimulai dari Irak dan batas lainnya dimulai dari Hindia, Thurkistan, Sijistan, dan Kirman. 3 Dinasti Safavid memimpin Iran dari tahun 1501 M s.d. 1722 M, berakhir akibat infansi Afghan. Setelah tahun 1722, yaitu antara 1729-1736 dan antara tahun 1749-1773, beberapa anggota keluarga Safavid sering menjadi raja Iran. Pada akhir dinasti ini orang-orang Safavid tinggal di daerah Barat dataran tinggi Iran. Ibukota pertamanya Tabriz, kemudian Qazuin. 4 Masyhad= “tempat kesaksian”. Istilah yang digunakan oleh kalangan Syiah terhadap makam imamimam mereka, misalnya Masyhad al-Husain di Karbela. Masyad, tanpa pembahasan istilah apapun, pada umumnya dimaksudkan untuk makam imam ke delapan, Ali bin Musa al-Ridha, dan juga dapat berarti nama sebuah kota yang menjadi ibu kota Khurasan. 5 Hikmat = al-Hikmatu al-Muta’alliyah (Kebijakan yang termulia) adalah buku yang dikarang oleh Mulla 6 Akhund = Sebuah gelar yang diberikan kepada ahli-ahli agama. Gelar ini digunakan di wilayah Info- Sadra Persia 2016 2 Agama Islam Komarudin, MA Pusat Bahan Ajar dan eLearning http://www.mercubuana.ac.id ke Mekkah, lalu kembali ke Persia. Ia kemudian menikah di Kirman8 lalu tinggal di Sabziwar, tempat ia mendirikan Madzhab/alirannya.9 Keterkenalan Hadi menjadi magnet yang menarik murid-murid Persia10, India dan negara Arab lainnya untuk datang ke Sabziwar, baik untuk mengambil keuntungan dari kepribadiannya ataupun hanya untuk belajar. Nasr al-Din Syah dalam kunjungannya ke Masyhad 1274 H/1857 M sengaja hanya untuk menemui Hadi secara pribadi. 11 Hadi menghabiskan waktunya selama 40 (empat puluh) tahun di Sabziwar untuk mengajar, menulis, dan melatih murid-muridnya yang berjumlah lebih dari 1000 (seribu) yang telah tamat mempelajari hikmat di bawah bimbingannya.12 Kehidupan Hadi sangat sederhana seperti layaknya kehidupan spiritual yang melebihi seorang sufi. Ia juga mempunyai beberapa murid yang ia anggap sebagai para sufi. Dia dikenal sebagai “Plato di zamannya” dan juga “ Hakim Terakhir” (khatam al-hukama). Ia wafat tahun 1289 H/1878 M. Ia telah menjadi sufi yang paling mulia dan figure intelektual Persia. 13 Tidak seperti Mulla Sadra14 yang tulisannya semua dalam Bahasa Arab, Hadi menulis dalam Bahasa Arab dan Persia. Sehingga ia menghasilkan karya dalam bentuk sya’ir-sya’ir yang disimpan di departemen (diwan)nya yang menyimpan sya’ri-sya’ir Persia dan Arab. 8 Kirman = Wilayah kepulauan yang luas dan makmur, memiliki desa-desa dan kota-kota yang luas pula, terletak di antara Paris, Mikran, Sijistan, dan Khurasan. 10 Persia = Etnis mayoritas di Iran (sekitar 63 %), namun 6 % warganya menggunakan bahasa Turki. 14 Mulla Sadra adalah Ulama Persia dan guru pada sebuah madzhab di Isfahan. Nama Aslinya adalah Muhmmad bin Ibrahim Sadr al-Din Syrazi. Ia adalah murid Mir Damad dan merupakan satu diantara filosof besar Syi’ah. Lihat , Ensiklopedia Islam, hal. 262 2016 3 Agama Islam Komarudin, MA Pusat Bahan Ajar dan eLearning http://www.mercubuana.ac.id Diantara sya’ir-sya’irny adalah al-la’ali, sya’ir tentang logika dalam Bahasa Arab, dan ghurar al-fara’id, atau syarh al-manzumah.15 Tulisan Hadi yang sangat terkenal adalah syarh al-manzumah, yang panjangnya mirif Asfar milik Mulla Sadra, Syifa milik Ibn Sina, dan Syarh al-isyarat milik Nasir al-Din Thusi.16 Pada karyanya yang satu ini terdapat beberapa sya’ir yang berisi pertanyaan-pertanyaan pokok terkait hikmat yang dihasilkan pada tahun 1239/183. Dan Hadi sendiri menulis komentar dan keterangannya cukup luas pada tahun 1260/1844. II. Sumber ajaran Hadi dan cirri-ciri pendekatannya Hadi tidak dapat disebut sebagai pendiri madzhab baru. Ia hanya memperluas dan mengklarifikasi ajaran-ajaran Mulla Sadra tanpa mendatangkan corak dasar ajaran-ajaran Sumber-sumber tulisannya berasal dari ajaran gnostic/gnosis 17 yang sering AKhund. digambarkan pada ajaran Ibn ‘Arabi,18 imam-imam Syi’ah19, theosophy ishraqi, an filsafat paripatetik. Pada tulisannya ini, sang guru dari Sabziwar, sering menggambarkan asfar milik Mulla Sadra, qabashat milik Mirdamad, komentar Qutb al-Din Syirazi20 terhadap hikmah al- 15 Lihat, The Islamic Intellectual Tradition in Persia, hal. 305 16 Nama lengkapnya adalah Nashir al-Din Au Ja’far Muhamad bin Muhamad bin Hasan al-Tusi. Lahir pada Sabtu 11 Jumad al-Uwla 597 H/16 Februari 1201 M. Ia wafat di Baghdad pada Senin 18 Dzul Hijjah 672 H/25 Juni 1274 M di Tus, Persia 18 Nama lengkapnya adalah Muhamad bin Ali bin Muhamad bin ‘Arabi al-Tha’I al-Hasyimi, seorang sufi termasyhur dari Andalusia, lahir pada 17 Ramadhan 560 H/28 Juli 1165 M di Mursia, Spanyol bagian Tenggara, wafat pada 22 Rabi al-Tsani 638 H/November 1240 M di Damaskus. 19 Imam-imam syi’ah biasa disebut dengan imam syi’ah dua belas. Mereka adalah Ali bin Abi Thalib, Hasan bin Ali r.a., Husein bin Ali r.a., Ali Zainal Abidin bin Husein, Muhamad Baqir bin Ali Zainal Abidin, Ja’far Shadiq bin Muhamad Baqir, Musa Kadzim bin Ja’far, Alir Ridha bin Musa Kadzim, Muhammad Jawwad bin Ali Ridha, Ali Hadi bin Muhammad Jawwad, Hasan Askari bin Ali Hadi, dan Muhamad Mahdi bin Muhamad k alaskari yan digelari “imam muntadhar” (imam yang dinantikan 20 Nama lengkapnya adalah Qutb al-Din Abu al-Tsana Mahmud bin Mas’ud bin Muslih al-Syirazi, seorang sufi dan filsuf kelahiran Syiraz, Persia pada 1236 M. (634 H), lihat, Tuthil Walbgridge III, The Philosophy 2016 4 Agama Islam Komarudin, MA Pusat Bahan Ajar dan eLearning http://www.mercubuana.ac.id ishraq milik Suhrawardi, syarh al-isyarat milik Nasir al-Din Thusi dan Shawariq milik Lahiji. Umumnya Hadi tidak banyak mengandalkan pada bacaan-bacaan teks yang beragam sebagaimana ia lakukan pada meditasi/kontemplasi terhadap aspek-aspek pokok metafisik. Sumber utama pemahamannya adalah seperti sumber pemahaman Sadra, yaitu melalui malaikat yang diyakininya mampu menerangkan tentang dunia yang jelas lagi nyata (the intelligible world) kepada siapapun yang dikehendakinya. Padas umber ajarannya yang formal ini, maka seorang yang menempuh jalannya haruslah” (1) termasuk kelompok Akhund (2) guru-guru Akhund, dan (3) murid-muridnya. Hadi menempuh jalan yang ditempuh Sadra, yaitu mencari kombinasi antara gnosis, filsafat, dan wahyu. Berbeda dengan Akhund, Hadi lebih mampu menjelaskan secara rinci tentang elemen gnosis yang ada pada ajarannya ketimbang Akhund. Faktanya, Hadi sangat dihargai dan dihormati oleh para Qajar21 dan ulama, hal ini Nampak karena para Qajar tidak menentang sufisme dan hikmat. Seperti halnya Sadra, Hadi juga merupakan segelintir guru yang menguasai filsafat, gnosis, dan ajaran-ajaranya baik yang esoteric maupun exotoric. III. Ajarannya Sebagaimana telah diuraikan bahwa ajaran-ajaran Hadi sesungguhnya mendalami dan lebih mensistematiskan ajafan Sadra. Hadi mengikuti guru yang pada semua hal pokok (the essential elemens) ajarannya, seperti perihal kesatuan dan susunan wujud (unity and gradation22 of being), gerak substantive (substantial motion23), dan bersatunya antara Yang Maha Mengetahui dan yang diketahui (the unity of the Knower and the known) of Qutb al-Din Shirazi; A study in the integration of Islamic Philosophy, (Harvard University, Cambridge, Massachusetts, 1983), hal. 1-3 21 Qajar = Sebuah dinasti di Persia antara tahun 1203-1343 H/1794-1924 M, mereka adalah para tokoh suku Turkmen, satu diantara asal-usul suku-suku Qizil Basah. Qajar pertama yang berjuang untuk mendirikan kekuasaan dinasti ini adalah Agha Muhamad. Dinasti Qajar manjadikan kota kecil Teheran sebagai ibu kota dan menjadikan negeri tersebut banyak terlibat dalam urusan dunia. 22 Gradation diartikan dengan kata “susunan” karena memperhatikan arti “gradation” sebagai Any of the different stages or levels into which something is divided. Lihat hal. A S Hornby, Oxford Advanced Learner’s Dictionary of Current English,(Oxford University Press, 1995), Fifth Edition, hal. 516 23 Motion = Pergerakan/gerakan, dalam arti modern adalah perubahan (change). Konsep perubahan yang melibatkan ide-ide ruang dan waktu. Lihat, The Encylopedia of Philosoph, hal. 396 2016 5 Agama Islam Komarudin, MA Pusat Bahan Ajar dan eLearning http://www.mercubuana.ac.id Ada dua poin di mana Hadi mengkritik gurunya: Pertama, asal mula pengetahuan (the nature of knowledge) yang pada sebagian tulisannya Akhund menganggap sebagai kualitas dan jiwa manusia, sedangkan Hadi menganggapnya sebagai esensi nya, seperti ada dengan sendirinya. Dan kedua, doktrin Sadra terhadap kesatuan akal yang Hadi terima tetapi masih ada yang harus dikritiki. Yang jelas, prinsip-prinsip ajaran Hadi dalam hikmat dapat dijumpai dalam tulisan-tulisan Akhund. Hadi boleh dibilang sebagai orang yang mengenalkan ajaran gurunya (Mulla Sadra) dengan mempelajari tulisan-tulisannya. Syarh al-manzumah melukiskan adanya kesempurnaan hikmat, mencakup rangkaian dari ajaran Sadra tentang semua unsure pokok (the masic element). Dalam membahas isinya seseorang haruslah mengenal betul Mulla Sadra seperti halnya Mulla Hadi, dengan demikian ia akan memperoleh sekilas gambaran filsafat tradisional sebagaimana diajarkan pada kelompok-kelompok Syi’ah. Syarh al-manzumah –tidak termasuk bagian logika- dibagi menjadi tujuh buku, yang setiap buku dibagi menjadi beberapa judul dan setiap judul dibagi lagi menjadi beberapa topic. Tujuh buku berkaitang dengan penjelasan wujud dan non wujud, zat dan hal kebetulan, nama dan sifat Tuhan, filsafat alam, kenabian, mimpi, eskatologi24, dan etika. Buku pertama –yang merupakan esensi dan prinsip-prinsip umum- tentang aneka ragam aspek qualitas wujud positif dan negative, kesatuan dan gradasi, keperluan dan kemungkinan, waktu dan eternal, actual dan potensial, intisari-intisari, kesatuan dan kualitas, serta kausalitas. Buku kedua tentang definisi zat, hal kebetulan dan kausalitas. Buku ketiga –yang dikenal dengan al-ilahiyyat bi al-ma’na al-khash- tentang zat Tuhan, kualitas dan sifat-Nya, dan perbuatan-Nya. Buku keempat mencakup ringkasan filsafat alam, termasuk arti bentuk (body/jism), gerak, waktu, dan ruang, yang dalam pandangan Aristotelian dikenal dengan astronomi, fisika, psikologi dan pengetahuan tentang surga. Buku kelima tentang sebab kebenaran dan kesalahan pada mimpi, prinsip-prinsip mu’’jizat, sebab kejadian-kejadian aneh, dan kenabian. Buku keenam tentang kebangkitan jiwa dan raga serta petanyaan-pertanyaan mengenai hari akhirat. Dan buku terakhir tentang 24 Eskatologi = dari kata Yunani, ‘chatos’=’akhir’ atau ‘eschata’ = ‘akhir segala sesuatu’ dan ‘logos’=’pengetahuan’. Istilah ini mempunyai arti ‘pengetahuan atau ajaran mengenai akhir dari segala sesuatu’. Sebelum abad ke-19 istilah ini nampaknya tidak digunakan dalam Bahasa Inggris. Tetapi setelah itu dijadikan sebagai konsep, khsusnya dalam teologi Kristen. 2016 6 Agama Islam Komarudin, MA Pusat Bahan Ajar dan eLearning http://www.mercubuana.ac.id kepercayaan dan ketidakpercayaan dan aneka ragam kebijaksanaan spiritual, seprti penyesalan, kejujuran, berserah kepada keinginan Tuhan dan lain-lain seperti yang dibahas dalam buku-buku etika sufi, misalnya kitab al-luma’ karya Abu Nasr al-Sarraj. Hadi membagi realita ke dalam tiga katagori: zat Tuhan yang merupakan kepastian yang mencakup wujud dan prinsip-prinsip seluruh manifestasi wujud itu sendiri, wujud luas (al-wujud al-munbasith) yang merupakan pelaku pertama atau kepastian zat Tuhan yang dapat dikenal dengan cahaya (light), dan wujud partikuler yang merupakan tingkatan dan gradasi wujud luas serta bentuk yang intisarinya telah dijelaskan oleh Hadi. 2016 7 Agama Islam Komarudin, MA Pusat Bahan Ajar dan eLearning http://www.mercubuana.ac.id