Tgl : 15 September 2012 No : Hal : SURAT TERBUKA untuk Mitigasi Tsunami di Kota Padang Ass.Wr.Wb Salam sejahtera, Berkaitan dengan kegiatan untuk antisipasi bencana tsunami di Kota Padang dan mendengar masih ada kesimpangsiuran dalam memahami tanda airsurut sebelum tsunami maka kami ingin menjelaskan hal itu di bawah ini. Pemodelan Tsunami yang sudah kami lakukan bersama rekan-­‐rekan di ITB, BPPT, dan DKP menunjukan bahwa airsurut tidak selalu terjadi. Bahkan kalau mengacu ke model gempa/tsunami (untuk “worst case scenario”) hasil penelitian EOS-­‐LIPI yang dipakai untuk pembuatan Peta Rendaman Tsunami Kota Padang , TSUNAMI yang terjadi TIDAK DIDAHULUI OLEH AIR-­‐LAUT SURUT seperti terlihat pada Lampiran Gambar. Hal ini disebabkan karena ketika gempa hampir seluruh dasar perairan di barat Padang langsung terangkat (Gambar a dan b) sehingga gelombang tsunami yang terbentuk langsung ‘positif’(=naik). Demikian kami sampaikan. Kami sarankan supaya surut laut TIDAK dijadikan patokan dalam SOP untuk evakuasi tsunami. Atas perhatiannya, kami ucapkan terimakasih. Koord. Tim Penelitian Gempa LIPI DR. Ir. Danny Hilman Natawidjaja, M.Sc. LAMPIRAN GAMBAR. MODEL TSUNAMI KOTA PADANG. a. Model sumber gempa/tsunami dari data koral dan cGPS EOS-­‐LIPI, b. Model pengangkatan gempa: merah-­‐kuning wilayah terangkat, biru – termasukPadang wilayah yang turun, c. Peta index untuk simulasi tsunami – alat pasang surut, d. Model gelombang tsunami yang dibuat oleh Abdul Muhari-­‐DKP (2010) dengan acuan di lokasi 1, 2, 3, 4 pada Peta Index Halaman 1 Skenario Kejadian Tsunami yang Diakibatkan oleh Gempa 8,8 SR di Provinsi Sumatera Barat Rangkuman untuk Rapat Antara Ilmuwan dan Pemangku Kepentingan di Provinsi Sumatera Barat, Padang, tanggal 24 Februari 2012. Rangkuman ini menggambarkan sebuah skenario (kemungkinan) yang berdasarkan pada penelitian ilmiah. Kemungkinan besar akan terjadi gempa bumi dengan skala 8,8 SR di patahan "Sunda megathust" yang menyebabkan tsunami besar suatu saat dalam kurun waktu tak tentu, dari sekarang sampai beberapa puluh tahun ke depan di wilayah Provinsi Sumatera Barat. Gempa dan tsunami tersebut akan jauh lebih besar dari yang terjadi di wilayah ini dalam 200 tahun terakhir, termasuk pada tahun 2007, 2009, dan 2010. Masyarakat harus segera mengungsi dari daerah pesisir pantai ke tempat ketinggian kalau merasakan gempa yang kuat atau berlangsung lebih dari satu menit. Masyarakat seharusnya tidak menunggu peringatan, yang mungkin tidak datang. Masyarakat disarankan untuk tidak pergi ke pantai atau sungai untuk mengamati permukaannya, karena kadang-kadang tsunami besar datang tanpa air laut surut sebelumnya, atau air laut surut hanya beberapa menit sebelum tsunami besar datang. Setelah gempa besar terjadi, segeralah mengungsi supaya tidak kehilangan waktu untuk menyelamatkan diri. Provinsi Sumatera Barat menghadapi bermacam-macam ancaman lain yang tidak digambarkan di laporan ini, misalnya potensi gempa di Patahan Semangko (Sesar Sumatera). Gambar 1. Sunda megathrust menyebabkan gempa bumi dan tsunami besar di Sumatera Barat. Laporan untuk rapat dengan pemangku kepentingan, Provinsi Sumatera Barat, 24 Februari 2012 Halaman 2 Bagaimana kita mengetahui ancaman ini? Mengapa Sunda megathrust menyebabkan gempa besar? Dua lempeng bumi saling mendekat satu sama lain di Provinsi Sumatera Barat (Gambar 1): lempeng Indo-Austalia bergerak di bawah lempeng Sunda (Eurasia). Perbatasan dimana dua lempeng saling mendekat adalah patahan (sesar) yang dinamakan "Sunda megathrust." Kedua lempeng ini bergerak saling menekan satu sama lain dengan kecepatan rata-rata 5,7 cm per tahun, tetapi gaya gesek membuatnya terkunci. Lempeng-lempeng di dua sisi Sunda megathrust menjadi melengkung, seperti cabang pohon melengkung kalau seseorang berdiri di atasnya. Karena kedua lempeng ini melengkung, energi tersimpan di dalamnya (Gambar 2). Gambar 2. Energi tersimpan selama bebarapa ratus tahun. Setelah beberapa ratus tahun, karena energi yang tersimpan sudah cukup, maka kedua lempeng ini akan bergerak beberapa meter secara sekaligus sepanjang Sunda megathust, yang mana hal ini menghasilkan gempa bumi yang besar. Gambar 3. Energi yang sudah tersimpan akan dilapaskan pada saat gempa. Karena pergerakan lempeng terus menerus, siklus gempa bumi ini selalu berulang selama beberapa abad. Laporan untuk rapat dengan pemangku kepentingan, Provinsi Sumatera Barat, 24 Februari 2012 Halaman 3 Sejarah gempa bumi di wilayah Provinsi Sumatera Barat Para ilmuwan dari LIPI dan EOS sudah meneliti sejarah gempa besar yang melalui pola pertumbuhan terumbu karang di kepulauan Mentawai. Terumbu-terumbu karang ini menyesuaikan pola tumbuh mereka dengan pergerakan dasar laut yang bergerak ke atas dan ke bawah selama siklus gempa bumi (Gambar 2 dan 3). Sejarah gempa bumi di Sunda megathrust di wilayah Provinsi Sumatera Barat menunjukkan bahwa: 1. Telah ada serangkaian gempa besar untuk sekitar setiap 200 tahun: pada abad ke-14, ke-17, dan ke-19; 2. Rangkaian gempa besar terakhir telah terjadi 200 tahun yang lalu (pada tahun 1797 dan 1833); 3. Setiap rangkaian gempa besar berlangsung selama beberapa puluh tahun begitu kejadiannya dimulai; 4. Rangkaian gempa besar pada abad ini sudah mulai dengan gempa Bengkulu pada September 2007. Hal ini melepaskan sebagian energi yang tersimpan di bagian selatan Sunda megathrust di Provinsi Sumatera Barat. 5. Di bagian utara Sunda megathrust di Provinsi Sumatera Barat masih ada energi tersimpan dan masih sangat berpotensi menyebabkan terjadinya gempa besar, atau rangkaian gempa besar, suatu saat dalam kurun waktu beberapa puluh tahun ke depan di Provinsi Sumatera Barat, pada waktu yang tak bisa ditentukan (Gambar 4). Pergerakan lempeng-lempeng bumi saat ini Jaringan SuGAr stasiun GPS-GPS di Sumatera dan kepulauan luar mengukur pergerakan lempeng-lempeng ini dari waktu ke waktu di wilayah ini. Jaringan SuGAr tersebut bukan alat pendeteksi atau sistem peringatan dini. Dari pengukuran ini, pola pergerakan lempeng menunjukkan bahwa masih ada banyak energi yang tersimpan pada kedua lempeng; energi ini bisa dilepaskan dengan kejadian gempa kuat kapan saja. Gambar 4. Bagian Sunda megathrust yang menyebabkan gempa bumi dalam skenario ini (berwarna merah), dan gempa-gempa akhir-akhir ini. Lingkaran-lingkaran merah menunjukkan daerah yang akan mengalami gempa skenario ini. Laporan untuk rapat dengan pemangku kepentingan, Provinsi Sumatera Barat, 24 Februari 2012 Halaman 4 Apa terjadi dalam skenario ini? Gempa bumi jauh lebih besar dari gempa yang telah dialami beberapa daerah di Sumatera Barat pada tanggal 30 September 2009 Goncangan kuat akan berlangsung selama 2 sampai 4 menit. Goncangan akan merusak atau merobohkan banyak rumah dan gedung-gedung, termasuk di kepulauan Mentawai dan sekitar pesisir Barat Sumatera Barat: termasuk Padang, Pariaman, Painan, dan sekitarnya. Banyak jembatan akan mengalami kerusakan parah. Listik, telpon, HP, dan internet kemungkinan besar tidak berfungsi. Kebakaran besar bisa terjadi di kota-kota dan desa-desa. Selain itu, gempa kuat ini menyebabkan jatuhnya banyak korban jiwa dan kerugian harta benda, kerusakan gedung-gedung dan reruntuhannya jatuh ke jalan-jalan (Gambar 5). Sehingga ini akan mengganggu/memperlambat proses evakuasi/pengungsian. Gambar 5. Kota Padang setelah gempa pada tanggal 30 September 2009. Reruntuhannya kerusakan gedung-gedung jatuh ke jalan, sehingga proses evakuasi diperlambat. (Foto oleh Prof. Kerry Sieh.) Tsunami yang akan terjadi akan mirip dengan tsunami di Aceh pada tahun 2004 Tentu saja bahwa sebuah gempa SR 8,8 di Sunda megathrust akan menyebabkan tsunami tinggi di wilayah pesisir pantai di Provinsi Sumatera Barat. Pusat gempa (epicenter) bisa saja terletak di sebelah Barat Kepulauan Mentawai, ataupun di sebelah Timur, ataupun di daratan Kepulauan Mentawai. Setelah gempa bumi tersebut, tsunami akan melanda daratan di Kepulauan Mentawai dalam rentang waktu 5 sampai 10 menit dan akan melanda daratan pesisir Barat Sumatera Barat dalam rentang waktu 20 sampai 30 menit. Tsunami adalah serangkaian (beberapa) gelombanggelombang yang terus datang selama paling sedikit 3 jam atau lebih. Air laut mungkin surut beberapa menit atau tidak surut sama sekali sebelum tsunami datang. Jadi, jangan menunggu air surut, karena hal ini menghabiskan waktu untuk menyelamatkan diri. Laporan untuk rapat dengan pemangku kepentingan, Provinsi Sumatera Barat, 24 Februari 2012 Halaman 5 Tanya-jawab tentang gempa dan tsunami Apa kekuatan getaran gempa sama di mana saja? Tidak. Susunan bumi di bawah kaki kita mempengaruhi kekuatan getaran gempa. Suatu daerah bisa mengalami kerusakan parah; tapi di tempat lain mungkin mengalami kerusakan sedang. Para ilmuwan di Earth Observatory of Singapore (EOS) dan Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI) sedang meneliti pengaruh ini untuk daerah Kota Padang. Hasil penelitian diharapkan selesai pada tahun 2013. Berapakah tingginya tsunami dan seberapa jauh akan melanda daratan? Tingginya tsunami dan waktu sampai landaan gelombang ke daratan bisa sangat berbeda di berbagai tempat di wilayah pesisir. Hal ini karena bentuk dasar laut, pantai, dan daratan yang tidak sama di tiap daerah. Pada umumnya, di daerah teluk dan sungai yang bermuara ke laut merupakan daerah yang kemungkinan tsunaminya lebih tinggi. Daratan bisa bergerak secara tetap ke atas atau ke bawah setiap kali terjadi gempa bumi. Hal tersebut juga mengaruh tingginya dan jaraknya tsunami. Tabel 1. Ciri-ciri tsunami dalam skenario. Ciri-ciri tsunami Kepulauan Mentawai Durasi waktu di antara terjadinya gempa bumi dan terjadinya landaan tsunami pertama ke pantai Tingginya tsunami Pergerakan daratan secara tegak lurus (tetap) 5 sampai 10 menit, kemungkinan besar. Kemungkinan kecil: 1 sampai 2 menit. 5 sampai 15 meter, atau lebih Ke atas atau ke bawah sampai beberapa meter; kalau bergerak ke bawah, tsunami lebih tinggi dan mencapai daratan lebih jauh sampai beberapa ratus meter Berapa jauh mencapai ke daratan? Kurun waktu tsunami Kurun waktu daratan masih banjir oleh tsunami paling sedikit 3 jam lebih dari 3 jam Pesisir barat Sumatera (termasuk Padang, Pariaman, dan Painan) 20 sampai 30 menit, kemungkinan besar. Kemungkinan kecil: kurang dari 20 menit. 5 sampai 11 meter, atau lebih Ke bawah sampai kurang dari satu meter sampai beberapa kilometer paling sedikit 3 jam lebih dari 3 jam Apakah kepulauan Mentawai melindungi pesisir Barat Sumatera Barat terhadap tsunami? Hanya sedikit saja. Tsunami skenario ini mencapai tingginya 5 sampai 11 meter atau lebih. Kalau kepulauan Mentawai tidak ada, tsunami akan lebih tinggi dari itu, seperti yang telah terjadi di Aceh pada tahun 2004. Laporan untuk rapat dengan pemangku kepentingan, Provinsi Sumatera Barat, 24 Februari 2012 Halaman 6 Apa pantai Timur kepulauan Mentawai aman terhadap tsunami? Tidak. Ada ancaman tsunami di pantai Timur tapi kemungkinan besar ketinggian tsunami lebih rendah di banding pantai Barat. Tsunami di pantai Timur Kepulauan Mentawai disebabkan oleh: 1. Tsunami yang berdekat dari Barat akan mengelilingi kepulauan. Di beberapa tempat, gelombang-gelombangnya bisa bergabung sehingga menjadi tinggi. (Hal tersebut telah terjadi pada tahun 1992 di Pulau Babi, Flores, Nusa Tenggara Barat.) 2. Ada patahan yang lain, dinamakan "Mentawai backthrust," yang terletak di dekat pesisir Timur kepulauan Mentawai. Kemungkinan terjadi tsunami dari patahan ini jauh lebih kecil, tetapi kalau terjadi, bisa menyebabkan gempa bumi dan tsunami yang tiba ke pesisir timur dalam kurun waktu 1 sampai 2 menit setelah gempa bumi. Apa skenario tsunami berbeda jika pusat gempa (epicenter) terletak di Barat, atau di Timur dari Kepulauan Mentawai? Tidak berbeda. Kalau terjadi gempa bumi dengan skala 8,8 SR, artinya seluruh bagian Sunda megathrust yang digambarkan pada Gambar 4 (pada daerah warna merah) akan bergerak pada saat gempa. Pusat gempa (epicenter) bisa terletak dimana saja pada bagian tersebut. Gempa bumi tersebut akan menyebabkan tsunami besar tidak berpengaruh apakah pusat gempa terletak di sebelah Barat Kepulauan Mentawai, ataupun di sebelah Timur, ataupun di daratan Kepulauan Mentawai. Apa gelombang-gelombang tsunami pertama yang paling tinggi? Hal ini kemungkinan besar, tetapi tidak selalu. Tsunami biasanya merupakan kumpulan gelombang, paling sedikit 3 gelombang besar atau lebih. Gelombang pertama boleh jadi bukan yang paling tinggi. Apakah air laut selalu surut sebelum kedatangan tsunami? Tidak selalu. Air laut tidak selalu surut sebelum kedatangan tsunami. Kalau air surut, artinya tsunami akan datang dalam beberapa menit saja. Jika arahan evakuasi tidak segera dimulai dan menunggu air surut, maka akan tersisa beberapa menit saja untuk evakuasi/penyelamatan diri, atau bahkan tidak ada lagi waktu tersisa sama sekali untuk mengevakuasi. Hal ini bisa meningkatkan jumlah korban. Kami merekomendasikan bahwa masyarakat harus dievakuasi segera kalau merasakan gempa bumi yang kuat atau berlangsung lebih dari satu menit; karena kita hanya punya waktu 20 sampai 30 menit untuk mengevakuasi pesisir barat Sumatera Barat sebelum kedatangan tsunami. Masyarakat tidak seharusnya menunggu peringatan dan tidak seharusnya pergi ke laut atau sungai untuk mengamati permukaannya. Apa peringatan dini bisa diharapkan? Penelitian ilmiah tidak memungkinkan kita untuk memprediski akan terjadinya gempa bumi pada hari, bulan, dan tahun tertentu. Sistem Peringatan Dini Tsunami Indonesia (InaTEWS, bagian BMKG) telah didesain untuk mengirim peringatan dini tsunami, diharapkan dalam kurun waktu 5 menit setelah gempa bumi. Namun, tantangan besar adalah bahwa listrik, jaringan telpon/HP, dan internet kemungkinan besar akan mati/tidak bisa digunakan selama beberapa jam setelah gempa bumi 8,8 SR. Peringatan tersebut mungkin tidak diterima di wilayah Sumatera Barat, atau tidak diterima oleh Laporan untuk rapat dengan pemangku kepentingan, Provinsi Sumatera Barat, 24 Februari 2012 Halaman 7 pemimpin lembaga-lembaga yang terkait dengan penanggulangan bencana. Begitu juga dengan sirene dan siaran radio mungkin tidak berfungsi karena listrik mati. Skenario terburuk seperti apa yang bisa terjadi? Penelitian ilmiah menunjukkan bahwa di bagian Utara Sunda megathrust di Provinsi Sumatera Barat masih banyak energi yang tersimpan. Semua energi bisa dilepaskan melalui satu gempa bumi dengan skala 8,8 SR. Di lain pihak, energi ini bisa dilepaskan melalui beberapa gempa bumi yang besar, misalnya sekitar empat gempa dengan skala sekitar 8,4 SR. Gempa-gempa tersebut bisa menyebabkan tsunami dan setidaknya bisa sedahsyat gempa-gempa dan tsunami yang telah terjadi pada tahun 2007, 2009, dan 2010. Kalau terjadi beberapa gempa kecil di masa depan, apakah hal tersebut akan melepaskan semua energi tersimpan sehingga gempa besar tidak terjadi? Tidak. Dalam sejarah gempa bumi yang terjadi di Sumatera Barat, menunjukkan bahwa sepertinya energi tersebut memang dilepaskan melalui gempa besar. Mengapa gempa bumi pada September 2009 tidak menyebabkan tsunami? Gempa bumi tersebut terjadi di patahan (sesar) lain, tidak di Sunda megathrust. Pergerakan ini terjadi di lokasi yang sangat dalam, dan tidak terjadi pergerakan dasar laut ke atas atau ke bawah. Pagai Selatan mengalami gempa bumi pada tanggal 25 Oktober 2010. Apa hal ini artinya bahwa sekarang Pagai Selatan aman terhadap gempa bumi dan tsunami besar? Pagai Selatan tidak aman. Walaupun sumber gempa bumi dan tsunami dalam skenario ini terletak dekat ke arah Utara, getaran gempa kuat dan tsunami besar akan mencapai setiap pulau di Kepulauan Mentawai, termasuk Pagai Selatan. Mengapa gempa bumi pada tanggal 25 Oktober 2010 di Kepulauan Mentawai menyebabkan tsunami besar, padahal getaran gempa tidak dirasakan kuat? Masyarakat di Kepulauan Mentawai telah merasakan getaran lebih kuat ketika terjadi gempa pada September 2007 yang menyebabkan tsunami kecil saja. Ketika masyarakat merasakan gempa kecil, mereka pikir tidak harus evakuasi. Namun, tinggi tsunami mencapai 6 meter di banyak tempat dan 17 meter di suatu tempat. Gempa bumi pada Oktober 2010 adalah jenis gempa yang sangat jarang terjadi. Gempa tersebut menghasilkan getaran lambat dan tsunami besar. Tanda-tanda gempa tersebut adalah berlangsung lama. Oleh sebab itu, masyarakat harus menyelamatkan diri kalau merasakan sebuah gempa yang berlangsung lebih dari satu menit, sekalipun getarannya tidak terasa kuat. Laporan untuk rapat dengan pemangku kepentingan, Provinsi Sumatera Barat, 24 Februari 2012 Halaman 8 Rekomendasi • Masyarakat harus segera mengungsi dari daerah pesisir pantai ke tempat tinggi kalau merasakan gempa yang kuat atau berlangsung lebih dari satu menit. Masyarakat seharusnya tidak menunggu peringatan, yang mungkin tidak datang. • Masyarakat seharusnya tidak pergi ke laut atau sungai untuk mengamati permukaannya, karena kadang-kadang tsunami besar datang tanpa air laut surut sebelumnya, dan kalau air laut surut, berarti tsunami akan datang dalam beberapa menit saja. Dr. Ir. Danny Hilman Natawidjaja (LIPI): [email protected] Prof. Dr. Kerry Sieh (EOS): [email protected] Jamie McCaughey, M.Sc. (EOS): [email protected] / 0821 722 72046 Dr. Ashar Lubis (EOS): [email protected] Laporan untuk rapat dengan pemangku kepentingan, Provinsi Sumatera Barat, 24 Februari 2012 Gempa di Aceh, 11-April-2012 • Dua gempa besar dengan kekuatan 8.6 dan 8.2 Skala Richter, terjadi di laut 430 km barat daya dari Banda Aceh pada sore hari tanggal 11-April-2012 • Gempa-gempa ini tidak menyebabkan sebuah tsunami besar karena dasar laut bergerak secara mendatar, tidak ke atas atau ke bawah seperti terjadi di Aceh pada tahun 2004. • Banyak penduduk di Sumatera memilih pilihan yang paling aman yakni mengungsikan diri dari pesisir pantai kepada tempat tinggi langsung sesudah merasakan gempa besar. • Air laut tidak selalu surut sebelum tsunami tiba; pilihan yang paling aman adalah mengungsikan diri dari pesisir pantai ke tempat tinggi langsung sesudah merasakan gempa besar atau gempa yang berlangsung lebih dari satu menit. • Gempa ini mungkin gempa strike-slip (sesar mendatar) yang paling besar pernah diukur di dunia. • Gempa-gempa mempengaruhi satu sama lain: o Gempa besar di Sumatera pada tahun 2004, 2005, dan 2007 memicu satu sama lain, dan mungkin memicu gempa pada tanggal 11-April-2012 o Gempa pada tanggal 11-April-2012 mungkin meningkatkan potensi gempa dan tsunami di Sumatera selama beberapa puluhan tahun ke depan. • Penelitian tentang gempa menunjukkan bahwa masih ada potensi gempa dan tsunami besar di Aceh dan di sekitar Kepulauan Mentawai, Padang, Pariaman, dan Painan suatu saat dalam puluhan tahun ke depan. • Peneliti tidak bisa meramalkan atau memprediksi waktu, hari, atau tahun gempa akan terjadi, tapi bisa menunjukkan daerah mana yang lebih terancam oleh gempa dan tsunami • Melalui melakukan kegiatan siaga bencana sekarang, masyarakat bisa mengurangi dampak bencana di masa yang akan datang. Gambar 1. Gempa 11-April-2012 (berwarna merah) dan patahan (sesar) di sekitarnya. Patahan di dasar laut menurut Dyment et al. (2007) dan Jacob et al. (2009)) LIPI Pusat Penelitian Geoteknologi: Earth Observatory of Singapore: http://www.geotek.lipi.go.id/ Dr. Ir. Danny Hilman Natawidjaja http://www.earthobservatory.sg/ Prof. Dr. Kerry Sieh, Dr. Ashar Lubis, Jamie McCaughey, M.Sc.