bab ii rencana usaha dan/atau kegiatan

advertisement
BAB II
RENCANA USAHA DAN/ATAU KEGIATAN
2.1. NAMA RENCANA USAHA DAN/ATAU KEGIATAN
Nama rencana usaha dan/atau kegiatan dari CV. Angkasa Teknik Raya adalah
rencana penambangan bahan galian batu Andesit di atas tanah seluas ±5 Ha.
2.2. LOKASI RENCANA USAHA DAN/ATAU KEGIATAN
Lokasi rencana kegiatan penambangan bahan galian batu Andesit berada di
Blok Calingcing Desa Citarik Kecamatan Palabuhanratu Kabupaten Sukabumi.
Dengan batas-batas lokasi terletak diantara :
Sebelah utara
: Areal tegalan
Sebelah timur
: Areal tegalan
Sebelah selatan
: Areal tegalan
Sebelah barat
: Areal tegalan
Gambar 2.1. Kondisi Eksisting Areal Rencana Penambangan
RENCANA USAHA DAN/ATAU KEGIATAN
II-1
2.3. KESESUAIAN TATA RUANG
Sesuai dengan Peraturan Daerah Kabupaten Sukabumi No. 22 tahun 2012
tentang Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) Kabupaten Sukabumi 2012-2032,
kegiatan penambangan bahan galian batu Andesit CV. Angkasa Teknik Raya yang
berlokasi di Blok Calingcing Desa Citarik Kecamatan Palabuhanratu Kabupaten
Sukabumi dengan daftar koordinat koordinat sebagai berikut :
Tabel 2.1. Koordinat Lokasi Tambang
BUJUR TIMUR
TITIK
DERAJAT MENIT DETIK
P1
106
35
43.26
P2
106
35
44.38
P3
106
35
44.38
P4
106
35
45.28
P5
106
35
45.28
P6
106
35
46.14
P7
106
35
46.14
P8
106
35
47.18
BUJUR TIMUR
TITIK
DERAJAT MENIT DETIK
P9
106
35
47.18
P10
106
35
48.23
P11
106
35
48.23
P12
106
35
49.13
P13
106
35
49.13
P14
106
35
52.30
P15
106
35
52.30
P16
106
35
43.26
Sumber : Hasil Survey Eksplorasi, 2016
LINTANG SELATAN
DERAJAT MENIT DETIK
6
59
56.18
6
59
56.18
6
59
55.54
6
59
55.54
6
59
55.10
6
59
55.10
6
59
54.60
6
59
54.60
LINTANG SELATAN
DERAJAT MENIT DETIK
6
59
54.06
6
59
54.06
6
59
53.52
6
59
53.52
6
59
53.05
6
59
53.05
7
0
0.18
7
0
0.18
Berdasarkan koordinat tersebut, lokasi rencana penambangan termasuk ke
dalam lokasi pertambangan mineral non logam, sehingga rencana kegiatan
penambangan ini sudah sesuai dengan tata ruang Kabupaten Sukabumi.
RENCANA USAHA DAN/ATAU KEGIATAN
II-2
Gambar 2.2. Peta Pola Ruang Kabupaten Sukabumi Tahun 2012 - 2032
RENCANA USAHA DAN/ATAU KEGIATAN
II-3
2.4. KONDISI GEOLOGI
Dalam eksplorasi batuan andesit ini metode yang digunakan adalah pemetaan
geologi. Kegiatan yang dilakukan dalam pemetaan geologi ini adalah dengan
mengamati setiap singkapan pada beberapa lokasi pengamatan dari setiap lintasan
yang dibuat.
Pada setiap lokasi pengamatan dilakukan deskripsi secara megaskopis yang
meliputi pengamatan terhadap warna batuan, kandungan mineral pada batuan baik
mineral utama maupun mineral ikutan, ploting lokasi pengamatan pada peta dasar
skala 1:2.000, dokumentasi/sketsa, pengambilan sampel bila diperlukan, pemberian
kode lokasi dengan pita, pengukuran unsur struktur apabila ditemukan maupun
pengamatan terhadap morfologi.
Berdasarkan hasil pengamatan dilapangan satuan geomorfologi pada lokasi
eksplorasi dibagi dalam satu satuan geomorfologi yaitu satuan perbukitan
bergelombang lemah dengan kemiringan lereng lokal 5 - >200 dan elevasi antara 52
– 72 mdpl.
Satuan geomorfologi ini ditempati oleh oleh satuan batuan breksi dari Formasi
Gunung Api Tua yang berumur Plistosen. Pada lokasi eksplorasi tidak dijumpai
sungai baik sungai besar maupun sungai kecil. Aliran sungai dijumpai diluar areal
eksplorasi berjarak ±200 meter sebelah tenggara yang mengalir dari utara ke
selatan. Stadia sungai dewasa menjelang tua, hal ini dapat dilihat dari erosi vertikal
yang berimbang dengan erosi horizontal.
Gambar 2.3. Foto Satuan geomorfologi lokasi eskplorasi berupa perbukitan
bergelombang lemah dengan elevasi antara 52 – 72 mdpl
Tata guna lahan pada lokasi eksplorasi ditempati oleh kebun campuran
dengan tanaman yang bervariasi baik tanaman budi daya seperti manga, pepaya,
RENCANA USAHA DAN/ATAU KEGIATAN
II-4
pohon pisang, nangka, durian, rambutan, kelapa dan tanaman kayu seperti jati,
mahoni, albazia.
Untuk kondisi geologi, dari lintasan pengamatan yang direncanakan sekitar
5 lintasan, hasil dilapangan hanya sekitar 3 lintasan pengamatan. Hal ini
dikarenakan secara umum andesit pada lokasi eksplorasi tertutup oleh tanah
dengan ketebalan tanah penutup antara 0,5 - 1 meter dan luas areal eksplorasi yang
hanya sekitar 5 hektar.
Berdasarkan hasil pengamatan dilapangan yang dikorelasikan dengan
geologi regional pada lokasi eksplorasi disusun oleh satu satuan batuan yaitu satuan
lava andesit dari Formasi Gunung Api Tua (Qvb).
Pada lokasi pengamatan 1 sampai dengan 3 secara umum sifat fisik breksi
yang dijumpai hampir sama. Secara megaskopis breksi berwarna Abu-abu (keabuabuan terang), masip (keras), menyudut-menyudut tanggung, pemilahan buruk,
kemas tertutup, porositas sedang, fragmen batuan beku andesit – basalt, dimensi
fragmen 20 – 200 cm, fragmen batuan beku terubah hadir mineral pirit, klorit dan
oksida besi.
Untuk penambangan sendiri dikarenakan breksi yang ada masip/keras baik
semen maupun fragmen, maka bahan galian yang diambil adalah fragmen dan
semen/matriks.
Tinggi±5 m
Fragmen
andesit
Pj singkapan
+/- 20 m
Gambar 2.4. Foto Satuan batuan breksi dari Formasi Gunung Api Tua yang
terdapat pada lokasi eksplorasi dengan fragmen andesit dan basalt tersingkap pada
LP-1 daerah IUP dengan tinggi ±5 meter panjang ± 20 meter
RENCANA USAHA DAN/ATAU KEGIATAN
II-5
Gambar 2.5. Peta Geomorfologi WIUP CV. Angkasa Teknik Raya
RENCANA USAHA DAN/ATAU KEGIATAN
II-6
Gambar 2.6. Peta Kontur Tambang CV. Angkasa Teknik Raya
RENCANA USAHA DAN/ATAU KEGIATAN
II-7
2.5. SKALA/BESARAN RENCANA USAHA DAN/ATAU KEGIATAN
Perhitungan sumber daya di daerah penelitian masuk ke dalam Sumber Daya
Tingkat Spekulatif (berdasarkan SNI No. 19-6728.4-2002 tentang sumber daya
mineral spasial), karena hanya dilakukan analisa lapangan. Untuk menghitung
penyebaran sumberdaya andesit digunakan metode gridding. Sedangkan untuk
menghitung jumlah potensi cadangan andesit digunakan metode kontur (B.C.Craft
and M.F.Hawkins) sebagaimana dapat dilihat pada Tabel di bawah ini.
Tabel 2.2. Cadangan Andesit Berdasarkan Perhitungan Kontur
No
Nilai
Kontur
(m)
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
22
23
24
25
26
50
49
48
47
46
45
44
43
42
41
40
39
38
37
36
35
34
33
32
31
30
29
28
27
26
25
2
Luas (m )
6,28
27,23
140,89
318,47
522,34
780,59
1.074,41
1.373,21
1.683,31
2.020,57
2.417,50
2.956,82
4.275,86
5.269,67
6.191,26
7.090,20
7.997,87
8.822,92
9639,7759
10349,7769
10964,7307
11458,545
11842,255
12102,1084
12231,0886
Perbandingan
Luas Area
4,34
5,17
2,26
1,64
1,49
1,38
1,28
1,23
1,20
1,20
1,22
1,45
1,23
1,17
1,15
1,13
1,10
1,09
1,07
1,06
1,05
1,03
1,02
1,01
0,00
Tipe Geomoetri
Interval
Kontur
Trapesium
Trapesium
Trapesium
Trapesium
Trapesium
Trapesium
Trapesium
Trapesium
Trapesium
Trapesium
Trapesium
Trapesium
Trapesium
Trapesium
Trapesium
Trapesium
Trapesium
Trapesium
Trapesium
Trapesium
Trapesium
Trapesium
Trapesium
Trapesium
Piramida
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
3
Volume Kotor (m )
16,76
84,06
229,68
420,40
651,46
927,50
1.223,81
1.528,26
1.851,94
2.219,03
2.687,16
3.616,34
4.772,76
5.730,47
6.640,73
7.544,03
8.410,39
9.231,35
9.994,78
10.657,25
11.211,64
11.650,40
11.972,18
12.166,60
4.077,03
Volume Tanah
3
Volume Bersih (m )
Penutup (m3)
-6,98
-37,89
-59,19
-67,96
-86,09
-97,94
-99,60
-103,37
-112,42
-132,31
-179,77
-439,68
-331,27
-307,20
-299,64
-302,56
-275,02
-272,28
-236,67
-204,98
-164,60
-127,90
-86,62
-42,99
4.077,03
TOTAL VOLUME BERSIH
23,74
121,94
288,87
488,36
737,55
1.025,44
1.323,41
1.631,62
1.964,36
2.351,34
2.866,93
4.056,02
5.104,03
6.037,66
6.940,38
7.846,59
8.685,41
9.503,63
10.231,44
10.862,24
11.376,24
11.778,30
12.058,80
12.209,59
0,00
129.513,91
Sumber : Diambil dari Dokumen Hasil Eksplorasi CV. Angkasa Teknik Raya, 2016
Dari luas eksplorasi 5 (lima) hektar, dalam perhitungan andesit hanya
dihitung seluas 1 (satu) hektar yang kondisi dilapangan belum dilakukan
penambangan, sedangkan area sisanya selain sudah dilakukan penambangan juga
sudah ada sarana dan prasarana penunjang kegiatan antara lain kantor, mess,
rumah, pos satpam, stock pile, jalan tambang, pengolahan dan zona penyangga
(buffer zone) serta area yang tidak ditambang dimana terdapat SUTET.
RENCANA USAHA DAN/ATAU KEGIATAN
II-8
Dalam menghitung cadangan sebagaimana dijelaskan diatas menggunakan
metode konturing dengan pit limit 25 meter dari permukaan laut, apabila berat
jenis andesit 2.6 ton/m3 dan total bersih volume andesit sebesar 129.513,91 m3,
maka cadangan andesit terkira sebesar 129.513,91 X 2.6 (BJ), sehingga cadangan
andesit yang ada pada lokasi eksplorasi dengan luas 1 (satu) hektar adalah sebesar
336.376 ton dengan asumsi Berat Jenis andesit 2.6 ton/m3.
2.6. TAHAPAN RENCANA USAHA DAN/ATAU KEGIATAN
Secara umum penyusunan UKL-UPL rencana kegiatan penambangan bahan
galian batu Andesit CV. Angkasa Teknik Raya meliputi empat tahapan sebagai
berikut :
1.
Tahap pra konstruksi, meliputi: pembebasan lahan, sosialisasi kepada
masyarakat, dan pengurusan perizinan.
2.
Tahap konstruksi, meliputi: rekrutmen tenaga kerja, mobilisasi peralatan dan
material, pembukaan lahan, dan pembangunan sarana dan prasarana.
3.
Tahap operasi, meliputi: rekrutmen tenaga kerja, proses penambangan batuan
Andesit, penggunaan air bersih, timbulan limbah cair, timbulan limbah padat,
dan lahan tertutup bangunan.
4.
Tahap pasca operasi, meliputi : demobilisasi peralatan, pengakhiran hubungan
kerja, dan penutupan areal tambang.
2.6.1. Tahap Pra Konstruksi
1. Sosialisasi Kepada Masyarakat
Sosialisasi rencana kegiatan penambangan bahan galian batu Andesit CV.
Angkasa Teknik Raya dilakukan melalui sosialisasi dengan masyarakat setempat
terutama masyarakat yang berada di Blok Calingcing Desa Citarik Kecamatan
Palabuhanratu dan masyarakat sepanjang jalur jalan masuk areal tambang. Dalam
sosialisasi, masyarakat secara umum tidak keberatan dengan dan mendukung
sepanjang saran dan masukan dari masyarakat dipenuhi oleh pihak perusahaan
dan melengkapi izin-izin dari pemerintah. Selain itu, perwakilan masyarakat baik
melalui tokoh masyarakat, dan tokoh pemuda setempat meminta agar masyarakat
sekitar terlibat sebagai pekerja baik pekerja tetap maupun buruh harian lepas,
meminta agar dapat menjaga kelestarian lingkungan, dan juga pihak perusahaan
agar
menjalankan
program
Community
Development
/
Coorporate
Sosial
Responsibility (CSR) dengan sebaik-baiknya yang dapat dirasakan manfaatnya,
RENCANA USAHA DAN/ATAU KEGIATAN
II-9
yaitu dengan cara kepedulian pihak kepada masyarakat antara lain dengan
bantuan sosial, bantuan hari raya, dan bantuan lainnya. Masyarakat juga meminta
agar proses pengangkutan bahan baku dilakukan sedemikian rupa sehingga
dampak yang ditimbulkannya minimal dan tidak mengganggu kesehatan dan
kenyamanan masyarakat.
2.
Pembebasan Tanah
Pembebasan
tanah dilakukan dengan
proses jual-beli antara
pihak
perusahaan dengan masyarakat pemilik tanah. Tanah seluas ±5 Ha, terbagi atas
beberapa pemilik tanah yang dibuktikan dengan SPPT, kemudian tanah-tanah
tersebut dibeli atau dikerjasamakan untuk pergunakan sebagai areal tambang.
3. Pengurusan Perizinan
Perizinan yang akan dilakukan untuk memenuhi segala legalitas sesuai
peraturan perundang-undangan yang berlaku diantaranya adalah :
a.
Persetujuan warga
b.
Surat Keterangan Domisili perushaan
c.
Rekomendasi Kecamatan
d.
Surat Penunjukan Penggunaan Lahan (SPPL)
e.
Wilayah Izin Usaha Pertambangan (WIUP)
f.
Izin Usaha Pertambangan (IUP-Eksplorasi)
g.
Rekomendasi UKL-UPL
h.
Izin Lingkungan
i.
Rekomendasi Andal lalin
j.
Izin Usaha Pertambangan (IUP-Operasi Produksi)
2.6.2. Tahap Konstruksi
1. Mobilisasi Tenaga Kerja
Tenaga
kerja
yang
dibutuhkan
untuk
menyelesaikan
pekerjaan
pembangunan sarana dan prasarana tambang sampai siap digunakan untuk
operasional penambangan bahan galian batu Andesit adalah sebanyak 12 orang
yang terdiri dari kelompok-kelompok kerja dengan jumlah keseluruhan pekerja
akan mempekerjakan penduduk sekitar tambang. Kebutuhan dan kelompok tenaga
kerja dapat dilihat pada table dibawah ini :
RENCANA USAHA DAN/ATAU KEGIATAN
II-10
Tabel 2.3. Kebutuhan Tenaga Kerja Pada Saat Konstruksi
No
Jabatan
Jumlah
1
2
3
4
Mandor
Administrasi
Pekerja perbaikan jalan
Pekerja pembangunan BC
Jumlah
Sumber : CV. Angkasa Teknik Raya
Pendidikan
2
1
3
6
12
SMA
SMA
-
Asal Tenaga
Kerja
Padabeunghar
Padabeunghar
Padabeunghar
Padabeunghar
Waktu kerja yang akan ditetapkan adalah mulai pukul 07.00 wib – 16.00
wib, kecuali untuk kelompok pekerja pembangunan sarana dan prasarana tambang,
dapat dipekerjakan secara shift kerja tergantung kebutuhan waktu.
2. Mobilisasi Peralatan
Peralatan yang dimobilisasi berupa alat-alat berat yang akan digunakan
untuk pengupasan tanah pucuk (top soil) dan lapisan penutup (overburden) serta
penambangan, pemuatan, dan pengangkutan batuan Andesit. Peralatan yang
dimobilisasi adalah sebagai berikut :
 2 unit Beckhoe
Beckhoe digunakan untuk mendorong, menghancurkan, dan meremukkan
material-material
yang
keras
seperti
batu-batuan
besar.
Dalam
pertambangan batuan Andesit, Beckhoe termasuk ke dalam alat muat.
 2 unit Dump Truck
Pada pertambangan batuan Andesit, dump truck tergolong ke dalam alat
angkut material. Pengangkutan dari front tambang ke lokasi stock pile dekat
hopper untuk dilakukan pengolahan dengan menggunakan dump truck
kapasitas 8 m3 sebanyak 2 unit.
 1 unit Stone Crusher
Stone Crusher berfungsi untuk memecahkan batuan alam menjadi ukuran
yang lebih kecil sesuai dengan spesifikasi (persyaratan gradasi) yang
dibutuhkan. Pada pekerjaan crushing ini biasanya diperlukan beberapa kali
pengerjaan pemecahan, tahap-tahap pekerjaan ini beserta jenis crusher yang
digunakan antara lain : 1. Pemecahan tahap pertama oleh jenis primary
crusher, 2. Pemecahan tahap kedua oleh secondary crusher, dan 3.
Pemecahan-pemecahan selanjutnya jika ternyata diperlukan, oleh tertiary
crusher.
RENCANA USAHA DAN/ATAU KEGIATAN
II-11
 Wheel Loader
Wheel Loader adalah alat yang digunakan untuk mengangkat material yang
akan dimuat kedalam dumptruck atau memindahkan material ke tempat
lain. Saat loader menggali, bucket didorongkan pada material, jika bucket
telah penuh maka traktor mundur dan bucket diangkat ke atas untuk
selanjutnya dipindahkan.
3. Pembukaan lahan
Pembukaan lahan tambang terdiri dari : pembangunan jalan tambang,
pembersihan lahan dari semak belukar, pengupasan dan penimbunan tanah pucuk,
dan pengupasan dan penutupan lapisan penutup.
 Pembangunan jalan tambang
Kegiatan pengangkutan batuan Andesit dari lokasi bukaan tambang ke areal
pengolahan dan dari areal pengolahan ke jalan permanen akan digunakan
jalan semi permanen yang sewaktu-waktu dapat diubah jalurnya. Dari tapak
rencana tambang ke jalan umum akan dibangun jalan angkut permanen
yang dikeraskan dengan batu dan aspal sepanjang ±500 m dan lebar 7 m,
jalan ini akan digunakan untuk dilalui dump truck pengangkut batuan
Andesit keluar dari wilayah tambang sampai jalan umum.
Gambar 2.7. Potongan Jalan Tambang
Selain jalan angkut batuan Andesit juga akan dibangun jalan kerja yang
tidak permanen untuk menghubungkan antara lokasi penambangan dengan
pengolahan batuan Andesit dan dari pengolahan batuan Andesit ke jalan
RENCANA USAHA DAN/ATAU KEGIATAN
II-12
angkut permanen. Pembangunan jalan angkut batuan Andesit tahap
kontruksi ini akan berdampak pada penurunan kualitas udara dan
peningkatan kebisingan.
 Pengupasan dan penimbunan tanah pucuk
Pengupasan tanah pucuk jika ternyata ada dilakukan setebal 30 cm dengan
Beckhoe dan didorong secara horisontal ke lokasi penimbunan sementara di
dalam bukaan tambang. Tanah pucuk yang sudah terkupas dimuat dan
diangkut ke tempat penimbunan dengan menggunakan dump truck.
Lapisan tanah pucuk yang subur dan banyak dibutuhkan oleh timbunan
akan disimpan pada tempat yang aman dari erosi maupun kegiatan
penambangan, yaitu berada diluar daerah penambangan dan terpisah
dengan penimbunan tanah penutup (waste dump). Area penimbunan tanah
pucuk dipilih pada lokasi yang tidak mengandung batuan Andesit. Pekerjaan
pengupasan tanah pucuk dilakukan per blok atau sub blok penambangan
batuan Andesit. Pada revegetasi tanah pucuk, maka untuk keperluan benih
dapat
diupayakan
dengan
memberdayakan
masyarakat
lokal
untuk
pengadaannya. Rangkaian komponen kegiatan pengelolaan tanah pucuk
terdiri dari pekerjaan-pekerjaan sebagai berikut :
- Penggalian dan atau pengumpulan tanah pucuk
- Pengangkutan ke lokasi preservasi tanah pucuk
- Penyebaran tanah pucuk di lokasi-lokasi reklamasi
Pengupasan tanah pucuk pada tahap ini akan berdampak penurunan
kualitas udara dan poeningkatan kebisingan, perubahan bentang alam,
peningkatan erosi, penurunan kualitas air permukaan, gangguan biota
perairan serta gangguan kesehatan masyarakat.
 Pengupasan dan penutupan lapisan penutup
Setelah tanah pucuk dikupas, kegiatan berikutnya adalah pengupasan tanah
penutup atau lapisan penutup (overburden) yang terdiri dari pasir halus
hingga sedang serta sedikit lanau dan lempung. Penggalian lapisan penutup
dilakukan dengan bulldozer dan mendorongnya secara horosontal ke tempat
penimbunan sementara diluar arean tambang.
RENCANA USAHA DAN/ATAU KEGIATAN
II-13
Lapisan penutup yang sudah terkupas dari tempat penimbunan sementara
dimuat dan diangkut ke tempat penimbunan tetap (waste dump) dengan
menggunakan dump truck. Area penimbunan tanah penutup dipilih pada
lokasi yang tidak mengandung batuan Andesit, sehingga jika pada suatu saat
akan dilakukan penambangan batuan Andesit pada lokasi tersebut tidak
perlu memindahkan lapisan penutup untuk kedua kali.
Pada pekerjaan penggalian lapisan penutup yang dalamnya lebih dari 5 m
dibuat teras-teras atau jenjang untuk memudahkan pembangian kerja dan
pengoperasian alat-alat berat, selain itu untuk menjaga kemantapan lereng
(slope stability). Perbedaan tinggi antara jenjang dibuat sekitar 5 meter,
lebar jenjang kerja sampai 10 meter dan sudut lereng masing-masing ± 45°.
Kedalaman pengupasan lapisan penutup berkisar antara 0 sampai 5 m.
Pekerjaan
pengupasan
tanah
penutup
ini
dilakukan
per
sub
blok
penambangan batuan Andesit.
 Penimbunan Lapisan Penutup di Areal waste Dump
Tanah penutup dari tempat penimbunan sementara diangkut dengan dump
truck ke waste dump area. Tanah penutup yang telah ditimbun pada bagian
atas ditutup dengan tanah pucuk yang beasal dari tempat penimbunan tanah
pucuk.
4. Pembangunan sarana dan prasarana
 Pembangunan Direksi keet
Direksi keet adalah bangunan sementara yang dipergunakan untuk mess
karyawan dan menyimpan peralatan yang dipergunakan selama tahap
konstruksi. Direksi keet ini dibangun pertama-tama di dalam tapak yang
diurug serta dipadatkan sesuai dengan persyaratan untuk bangunan
sementara. Direksi keet dilengkapi dengan penyediaan air minum dan
penerangan, MCK sementara. Direksi keet berfungsi sebagai base camp
dimana pekerjaan dikendalikan dan diawasi.
Selama tahap konstruksi berjalan, kerusakan dan pergantian spare parts
sudah pasti terjadi. Peralatan yang rusak dan mengalami perbaikan diparkir
di sekitar direksi keet menunggu perbaikan. Selanjutnya peralatan akan
menjalani pergantian dan perbaikan yang dilakukan oleh mekanik. Selain itu
direksi keet juga diperuntukkan bagi tempat tinggal sementara para pekerja
RENCANA USAHA DAN/ATAU KEGIATAN
II-14
yang bermalam di lokasi proyek untuk menjaga semua peralatan yang
dipergunakan. Lokasi proyek harus dijaga keselamatannya karena ada
berbagai
peralatan
penting
yang
diperlukan
selama
kegiatan/usaha
berlangsung.
 Pembangunan stockpile
Stockpile dibangun pada lahan ±5000 m2 dan akan mampu menimbun batuan
Andesit sampai 50.000 ton. Konstruksi stockpile dengan tanah pengeras,
disekelilingnya dibuat saluran drainase untuk mengalirkan air hujan.
Sebelum air hujan dialirkan ke badan air penerima, terlebih dahulu air hujan
ditampung pada kolam penampungan (setting pond) untuk mengendapkan
sedimen yang tersuspensi.
 Pembangunan fasilitas penunjang
Fasilitas penunjang yang akan dibangun berupa kantor administrasi,
gudang, bengkel, dan pos jaga, menempati lahan seluas 356 m2. Bangunan
terbuat dari lantai semen, dinding GRC dan atap enternit. Ukuran tiap-tiap
bangunan fasilitas penunjang dapat dilihat pada tabel dibawah ini.
Tabel 2.4. Fasilitas Penunjang Kegiatan Operasional
Tambang Batuan Andesit
No
1
2
3
4
5
Jenis Bangunan
Kantor administrasi
Gudang
Bengkel
Pos jaga
Ruang parkir kendaraan
Ukuran (m)
16 x 10
5x8
10 x 5
2x3
10 x 10
Total
Luas (m2)
160
40
50
6
100
356
Sumber : CV. Angkasa Teknik Raya
 Pembangunan jaringan listrik
Kebutuhan energi listrik untuk keperluan pertambangan batuan Andesit
sangat diperlukan sekali. Sumber utama energi listrik pada kegiatan
pertambangan adalah listrik dari PLN dengan kapasitas 550 KVA.
 Pembangunan kolam pengendapan (setting pond)
Pembangunan kolam pengendapan akan digunakan untuk mengendapkan
air tirisan dari penimbunan tanah penutup pada penambangan batuan
RENCANA USAHA DAN/ATAU KEGIATAN
II-15
Andesit. Dalam pengelolaan air tirisan dilakukan beberapa kriteria antara
lain :
- Pembangunan kolam pengendapan didasarkan pada luas dari catchment
area, curah hujan dan karakteristik tirisan.
- Lokasi kolam pengendapan berada dekat pada waste dump, dipermukaan
dari tambang dan di dekat tempat produksi batuan Andesit.
- Kolam
pengendapan
ini
mempunyai
dua
fungsi
yaitu
tempat
mengendapkan sedimen yang terbawa dari tambang dan mengembalikan
kualitas air agar memenuhi baku mutu.
Kolam pengendapan terdiri dari 3 unit kompartemen masing-masing
berukuran 5 m x 3 m x 3 m atau masing-masing memiliki kapasitas 45 m3.
Kolam pengendapan ini untuk mengendapkan zat padat tersuspensi.
 Pembangunan tangki bahan bakar minyak
Bahan bakar minyak solar yang dibutuhkan dalam setiap harinya mencapai
±150 liter/hari. Bahan bakar jenis solar dimobilisasi dari SPBU terdekat
dengan status solar industri (nono subsidi) dan berada di lokasi tambang
yaitu untuk bahan bakar pengangkutan batuan Andesit yang besarnya yang
digunakan untuk. Tangki BBM hanya disediakan untuk operasional Bechoe
dan Wealloader saja, dan yang lainnya diisi langsung ke tangki dump truck
di SPBU.
 Pengadaan air bersih
Kebutuhan air bersih di lokasi tambang batuan Andesit berasal dari air
sumur dangkal dengan kedalaman 15 m. Penggunaan air untuk kegiatan
pertambangan ini hanya ditujukan untuk aktivitas perkantoran. Sementara
untuk kegiatan produksi tidak menggunakan air.
 Pembangunan Kantor
Rencana pembangunan kantor akan dibangun pada lokasi areal tambang
yang
difungsikan
sebagai
kantor
administrasi,
tenaga
teknis,
dan
management. Kantor ini akan dibangun secara permanen dengan luas
bangunan base camp berkisar 16 x 10 meter.
RENCANA USAHA DAN/ATAU KEGIATAN
II-16
2.6.3. Tahap Operasi
1. Mobilisasi tenaga kerja
Dalam melakukan kegiatan operasi produksi penambangan, direkrut tenaga
kerja sebanyak 11 orang dengan keahlian dan keterampilan yang berbeda-beda.
Tenaga kerja ahli terutama untuk posisi kepala teknik tambang (KTT) akan di
datangkan dari luar Sukabumi, dan untuk tenaga kerja administrasi, keamanan,
dan pelaksana tambang akan menggunakan tenaga kerja penduduk sekitar lokasi
rencana tambang. Adapun rencana tenaga kerja tersebut tercantum dalam tabel
berikut ini :
Tabel 2.5. Tenaga Kerja Operasional
Jenis Kelamin
L
W
Jumlah
1. Kepala KTT
1
1
2. Staf Administrasi
1
1
2
3. Keamanan
2
2
4. Tenaga harian
7
7
Total
11
1
12
Sumber : CV. Angkasa Teknik Raya
Klasifikasi Pekerja
SD
-
Pendidikan
SLTP
SLTA
2
2
7
11
PT
1
1
2. Penambangan dan Pengolahan Batu Andesit
a.
Tahap Penambangan Batu Andesit
Penambangan batuan Andesit menggunakan metode open fit dengan
mengikuti tata cara penambangan yang baik (good mining practices) yang
merupakan metode penambangan terbuka (surface mining) yang segala aktivitasnya
dilakukan diatas atau relatif dekat dengan permukaan bumi, sehingga tempat
kerjanya berhungan langsung dengan udara permukaan. Metode ini didasari atas
penafsiran kandungan batuan Andesit yang relatif berada dipermukaan tanah.
Perkiraan produksi batuan Andesit mencapai 15 ton s/d 20 ton per hari.
Metode open fit ini disamping tidak beresiko tinggi dalam bidang
pertambangan, juga mempunyai keuntungan-keuntungan lainnya diantaranya :
 Pengawasan mutu lebih mudah.
 Relatif
aman
karena
bahaya
longsor
yang
mungkin
timbul
dapat
dikendalikan sejak dini.
 Tidak akan ada gas-gas yang berbahaya dari dalam tanah karena sifat
kerjanya dipermukaan tanah.
 Penggunaan alat mekanis relatif mudah dan terjangkau.
RENCANA USAHA DAN/ATAU KEGIATAN
II-17
Selain itu, penambangan akan dibuat dalam per blok. Pada masing-masing
blok setelah ditambang akan dilakukan reklamasi dan revegetasi secara bertahap.
Tanah galian tambang pada masing-masing blok akan disimpan pada tempat
timbun untuk kemudian dikembalikan pada blok-blok yang telah ditambang.
Gambar 2.8. Tatacara Penambangan
b. Tahap Pengolahan Batu Andesit
Bahan baku utama dari pengolahan batu Andesit adalah batuan Andesit
yang ditambang dari fron tambang. Batuan ini kemudian diolah dengan
menggunakan peralatan stune crussher, dengan alur produksi sebagai
berikut :
Bongkahan Batu
Andesit
Stune Crusser
Batu Ukuran :
1. 1 x 2 cm
2. 2 x 3 cm
3. 3 x 5 cm
4. Screening
5. Abu
RENCANA USAHA DAN/ATAU KEGIATAN
II-18
Tersier
Ayakan
Sekunder
Primer
Stune Crusser
Ket :
Bolak Balik
Gambar 2.9. Proses Produksi Batu
Jenis batuan yang di produksi di lokasi industri pengolahan pasir dan batu
adalah jenis batuan yang umumnya digunakan untuk bahan bangunan, cor
dan konstruksi jalan. Batu yang diproduksi berukuran :
Tabel 2.6. Ukuran dan Karakter Batu
No
Jenis Batuan
Karakter
1.
1 x 2 cm
1 s/d 2,5 cm
2.
2 x 3 cm
2 s/d 3,5 cm
3.
3 x 5 cm
3 s/d 6 cm
4.
Screening
0,6 s/d 14 ml
5.
Abu
0,3 s/d 0,5 ml
Sumber : CV. Angkasa Teknik Raya
Gambar 2.10. Jenis Batuan yang di produksi
RENCANA USAHA DAN/ATAU KEGIATAN
II-19
c. Tahap Pemasaran
Tahap pemasaran merupakan tahapan akhir dari kegiatan operasi produksi
penambangan batuan Andesit. Pemasaran dilakukan kepada para kontraktor
yang bergerak di bidang infrastruktur jalan dan ready mix sebagai campuran
beton. Pemasaran dilakukan dengan cara pesanan dan dimobilisasi ke pihak
pemesan dengan menggunakan dump truck kapasitas 8 ton.
3. Penggunaan Air
Air bersih untuk memenuhi seluruh kebutuhan karyawan bersumber dari
sumur pantek dengan kedalaman 15 m. Kebutuhan air bersih diperkirakan
mencapai dengan rincian perhitungan sebagai berikut :
Tabel 2.7. Kebutuhan Air
Frek.
Jml
(/hari)
(m3)
1. Karyawan
75
lt/o/h
11
1
0,825
Total
0,825
Sumber : Hasil perhitungan berdasarkan Kriteria Perencanaan Ditjen Cipta Karya Dinas PU
199,46
No
Jenis kebutuhan
Standar
Satuan
Pengguna
Sumber
Air
Sumur
4. Timbulan limbah cair
Limbah cair domestik yang dihasilkan berasal dari kegiatan karyawan
seperti aktivitas mandi, cuci, dan lain sebagainya. Standar yang dipergunakan
perhitungan untuk mendapatkan volume limbah cair domestik adalah 80% dari
kebutuhan air bersih, atau dalam bentuk matematis dihitung sebagai berikut :
QAL = 0,8 x Tot. Kebutuhan Air Bersih
Dengan demikian dapat diperkirakan bahwa timbulan limbah cair domestik
adalah sebagai berikut :
Tabel 2.8. Timbulan Limbah cair Domestik
No
Uraian
Keterangan
1
Jumlah Karyawan
Jiwa
11
2
Kebutuhan Air Bersih
75 lt/o/h
0,825 m3
3
Produksi Air Limbah 80 %
0,66 m3
Sumber : Hasil Perhitungan (Program Pengembangan Sanitasi)
RENCANA USAHA DAN/ATAU KEGIATAN
II-20
5. Peningkatan limbah padat
Limbah padat dihasilkan dari aktivitas penambangan batuan Andesit dan
aktivitas karyawan. Limbah yang dihasilkan dari aktivitas penambangan berupa
tailing pengotor. Sementara limbah padat berupa sampah yang dihasilkan dari sisasisa kegiatan karyawan berupa sampah organik dan anorganik diperkirakan
mencapai 20 kg/hari.
6. Peningkatan air larian (run off)
Lahan tertutup bangunan/material kedap air di areal tambang batuan
Andesit dengan luas 5 Ha yang dialokasikan untuk bangunan adalah 356 m2 (0,0356
Ha). Dari luasan tersebut, seluas 49.644 m2 areal lahan merupakan terbuka,
sehingga akan meningkatkan laju run off yang dihitung menggunakan metode
rasional dengan persamaan sebagai berikut :
Q = 0,00278 . C . A . I
Dimana :
Q adalah volume run off (m3/hari hujan)
C adalah koefisien limpasan permukaan
A adalah luas lahan (m2)
I adalah intensitas hujan (m/hari)
Dari data iklim selama 10 tahun (2000-2009) curah hujan bulanan terendah
sebesar 0,3 mm terjadi pada bulan Juni dan tertinggi bulan Januari yaitu 790,1 mm,
sedangkan curah hujan rata-rata hariannya adalah sebesar 0,01109 m/hari.
Tabel 2.9. Koefesien Limpasan
Tipe Area
Pegunungan yang curam
perkerasan aspal, beton
Tanah padat sulit diresapi
Tanah agak mudah diresapi
Taman / lapangan terbuka
Kebun
Perumahan tidak begitu rapat (20 rumah/Ha)
Perumahan kerapatan sedang (21-60 rumah/Ha)
Perumahan rapat (60-160 rumah/Ha)
Daerah rekreasi
Daerah Industri
Daerah perniagaan
Sumber : Buku Drainase Perkotaan, H.A. Halim Asma
Koefisien
Run off
0,75 - 0,90
0,80 - 0,90
0,40 - 0,55
0,05 - 0,35
0,05 - 0,25
0,05 - 0,20
0,25 - 0,40
0,40 - 0,70
0,70 - 0,80
0,20 - 0,30
0,80 - 0,90
0,90 - 0,95
RENCANA USAHA DAN/ATAU KEGIATAN
II-21
Dengan demikian di dapat besaran volume run off dengan perhitungan
sebagai berikut :
Q
= 0,00278 C . A . I
= 0,00278 x 0,2 x 356 x 0,01109
= 0,0021 m3/hari hujan
2.6.4. Tahap Pasca Operasi
Kegiatan pada tahap pasca operasi meliputi, demobilisasi alat, pemutusan
hubungan kerja, dan reklamasi lahan yang peruntukanya dikembalikan tata guna
lahan semula atau disesuaikan dengan wilayah sekitarnya.
1. Demobilisasi Peralatan
Dalam tahap berakhirnya kegiatan semua peralatan yang tidak diperlukan
lagi dikerahkan keluar areal bekas tambang, kecuali peralatan yang masih
diperlukan untuk kegiatan reklamasi.
2. Pengakhiran hubungan Kerja
Dalam tahap selanjutnya adalah berakhirnya kontrak kerja antara
Perusahaantambang dengan para pekerja tambang.
3. Reklamasi dan Revegetasi
Tujuan kegiatan ini adalah untuk mengembalikan kondisi lingkungan ke
kondisi semula sebelum adanya kegiatan penambangan dan atau menjadi lahan
yang dapat memberikan nilai tambah bagi masyarakat sekitar. Mengingat hal
tersebut, maka kegiatan pasca tambang harus didasarkan pada ketentuanketentuan sebagai berikut :
a. Mempersiapkan
rencana
reklamasi
(menimbun
top
soil)
sebelum
pelaksanaan penambangan, hal ini dikarenakan antara rencana kegiatan
penambangan harus sesuai dengan rencana reklamasi.
b. Memindahkan lapisan potensi (top soil) dan menempatkan pada tempat
tertentu yang akan ditanami atau dimanfaatkan.
c. Mengatur dan memperbaiki drainase yang rusak.
d. Memperbaiki bentuk lahan sesuai dengan kebutuhan pemanfaatannya.
e. Memperkecil erositas selama dan setelah penambangan.
f.
Memindahkan semua peralatan yang digunakan selama penambangan.
RENCANA USAHA DAN/ATAU KEGIATAN
II-22
g. Melakukan penanaman tanaman pada lahan persiapan reklamasi sesuai
dengan ekosistem daerah sekitar.
h. Mencegah masuknya gulma atau hama yang berbahaya.
i.
Memonitor dan mengelola lahan bekas penambangan.
Adapun kegiatan-kegiatan yang akan dilaksanakan pada rencana kegiatan
reklamasi secara garis besar adalah :
a. Pengamanan sebagian tanah penutup untuk menunjang revegetasi.
b. Penimbunan tanah penutup di lokasi bekas penambangan.
c. Pengaturan bentuk lahan.
d. Pengamanan areal.
e. Revegetasi/pengendalian erosi.
RENCANA USAHA DAN/ATAU KEGIATAN
II-23
Kegiatan Penambangan
Batuan Kapur
Pengamanan
Top Soil
Penggalian Tambang
Areal Penampung
TanahTop Soil
Penggalian Tanah top soil
(50 cm dari lapisan atas)
Penggalian Tanah
Sub Soil
Pemindahan Tanah Lapisan
Atas (Top Soil)
Pemindahan Tanah
Lapisan Sub Soil
Pembuatan Tanggul
Penahan Tanah
Areal Penampung
Tanah Sub Soil
Pengolahan dan Pemurnian
Batu kapur
Pindah Lokasi
Galian Tambang
selesai
selesai
Penambahan
material
tanah
Lubang /
Ex Galian
Tanah urug lain
Gambar 2.11. Bagan Alir Reklamasi Tambang
RENCANA USAHA DAN/ATAU KEGIATAN
II-24
Download