BAB II RENCANA USAHA DAN/ATAU KEGIATAN 2.1. NAMA RENCANA USAHA DAN/ATAU KEGIATAN Nama rencana usaha dan/atau kegiatan dari CV. Angkasa Teknik Raya adalah rencana penambangan bahan galian batu Andesit di atas tanah seluas ±5 Ha. 2.2. LOKASI RENCANA USAHA DAN/ATAU KEGIATAN Lokasi rencana kegiatan penambangan bahan galian batu Andesit berada di Blok Calingcing Desa Citarik Kecamatan Palabuhanratu Kabupaten Sukabumi. Dengan batas-batas lokasi terletak diantara : Sebelah utara : Areal tegalan Sebelah timur : Areal tegalan Sebelah selatan : Areal tegalan Sebelah barat : Areal tegalan Gambar 2.1. Kondisi Eksisting Areal Rencana Penambangan RENCANA USAHA DAN/ATAU KEGIATAN II-1 2.3. KESESUAIAN TATA RUANG Sesuai dengan Peraturan Daerah Kabupaten Sukabumi No. 22 tahun 2012 tentang Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) Kabupaten Sukabumi 2012-2032, kegiatan penambangan bahan galian batu Andesit CV. Angkasa Teknik Raya yang berlokasi di Blok Calingcing Desa Citarik Kecamatan Palabuhanratu Kabupaten Sukabumi dengan daftar koordinat koordinat sebagai berikut : Tabel 2.1. Koordinat Lokasi Tambang BUJUR TIMUR TITIK DERAJAT MENIT DETIK P1 106 35 43.26 P2 106 35 44.38 P3 106 35 44.38 P4 106 35 45.28 P5 106 35 45.28 P6 106 35 46.14 P7 106 35 46.14 P8 106 35 47.18 BUJUR TIMUR TITIK DERAJAT MENIT DETIK P9 106 35 47.18 P10 106 35 48.23 P11 106 35 48.23 P12 106 35 49.13 P13 106 35 49.13 P14 106 35 52.30 P15 106 35 52.30 P16 106 35 43.26 Sumber : Hasil Survey Eksplorasi, 2016 LINTANG SELATAN DERAJAT MENIT DETIK 6 59 56.18 6 59 56.18 6 59 55.54 6 59 55.54 6 59 55.10 6 59 55.10 6 59 54.60 6 59 54.60 LINTANG SELATAN DERAJAT MENIT DETIK 6 59 54.06 6 59 54.06 6 59 53.52 6 59 53.52 6 59 53.05 6 59 53.05 7 0 0.18 7 0 0.18 Berdasarkan koordinat tersebut, lokasi rencana penambangan termasuk ke dalam lokasi pertambangan mineral non logam, sehingga rencana kegiatan penambangan ini sudah sesuai dengan tata ruang Kabupaten Sukabumi. RENCANA USAHA DAN/ATAU KEGIATAN II-2 Gambar 2.2. Peta Pola Ruang Kabupaten Sukabumi Tahun 2012 - 2032 RENCANA USAHA DAN/ATAU KEGIATAN II-3 2.4. KONDISI GEOLOGI Dalam eksplorasi batuan andesit ini metode yang digunakan adalah pemetaan geologi. Kegiatan yang dilakukan dalam pemetaan geologi ini adalah dengan mengamati setiap singkapan pada beberapa lokasi pengamatan dari setiap lintasan yang dibuat. Pada setiap lokasi pengamatan dilakukan deskripsi secara megaskopis yang meliputi pengamatan terhadap warna batuan, kandungan mineral pada batuan baik mineral utama maupun mineral ikutan, ploting lokasi pengamatan pada peta dasar skala 1:2.000, dokumentasi/sketsa, pengambilan sampel bila diperlukan, pemberian kode lokasi dengan pita, pengukuran unsur struktur apabila ditemukan maupun pengamatan terhadap morfologi. Berdasarkan hasil pengamatan dilapangan satuan geomorfologi pada lokasi eksplorasi dibagi dalam satu satuan geomorfologi yaitu satuan perbukitan bergelombang lemah dengan kemiringan lereng lokal 5 - >200 dan elevasi antara 52 – 72 mdpl. Satuan geomorfologi ini ditempati oleh oleh satuan batuan breksi dari Formasi Gunung Api Tua yang berumur Plistosen. Pada lokasi eksplorasi tidak dijumpai sungai baik sungai besar maupun sungai kecil. Aliran sungai dijumpai diluar areal eksplorasi berjarak ±200 meter sebelah tenggara yang mengalir dari utara ke selatan. Stadia sungai dewasa menjelang tua, hal ini dapat dilihat dari erosi vertikal yang berimbang dengan erosi horizontal. Gambar 2.3. Foto Satuan geomorfologi lokasi eskplorasi berupa perbukitan bergelombang lemah dengan elevasi antara 52 – 72 mdpl Tata guna lahan pada lokasi eksplorasi ditempati oleh kebun campuran dengan tanaman yang bervariasi baik tanaman budi daya seperti manga, pepaya, RENCANA USAHA DAN/ATAU KEGIATAN II-4 pohon pisang, nangka, durian, rambutan, kelapa dan tanaman kayu seperti jati, mahoni, albazia. Untuk kondisi geologi, dari lintasan pengamatan yang direncanakan sekitar 5 lintasan, hasil dilapangan hanya sekitar 3 lintasan pengamatan. Hal ini dikarenakan secara umum andesit pada lokasi eksplorasi tertutup oleh tanah dengan ketebalan tanah penutup antara 0,5 - 1 meter dan luas areal eksplorasi yang hanya sekitar 5 hektar. Berdasarkan hasil pengamatan dilapangan yang dikorelasikan dengan geologi regional pada lokasi eksplorasi disusun oleh satu satuan batuan yaitu satuan lava andesit dari Formasi Gunung Api Tua (Qvb). Pada lokasi pengamatan 1 sampai dengan 3 secara umum sifat fisik breksi yang dijumpai hampir sama. Secara megaskopis breksi berwarna Abu-abu (keabuabuan terang), masip (keras), menyudut-menyudut tanggung, pemilahan buruk, kemas tertutup, porositas sedang, fragmen batuan beku andesit – basalt, dimensi fragmen 20 – 200 cm, fragmen batuan beku terubah hadir mineral pirit, klorit dan oksida besi. Untuk penambangan sendiri dikarenakan breksi yang ada masip/keras baik semen maupun fragmen, maka bahan galian yang diambil adalah fragmen dan semen/matriks. Tinggi±5 m Fragmen andesit Pj singkapan +/- 20 m Gambar 2.4. Foto Satuan batuan breksi dari Formasi Gunung Api Tua yang terdapat pada lokasi eksplorasi dengan fragmen andesit dan basalt tersingkap pada LP-1 daerah IUP dengan tinggi ±5 meter panjang ± 20 meter RENCANA USAHA DAN/ATAU KEGIATAN II-5 Gambar 2.5. Peta Geomorfologi WIUP CV. Angkasa Teknik Raya RENCANA USAHA DAN/ATAU KEGIATAN II-6 Gambar 2.6. Peta Kontur Tambang CV. Angkasa Teknik Raya RENCANA USAHA DAN/ATAU KEGIATAN II-7 2.5. SKALA/BESARAN RENCANA USAHA DAN/ATAU KEGIATAN Perhitungan sumber daya di daerah penelitian masuk ke dalam Sumber Daya Tingkat Spekulatif (berdasarkan SNI No. 19-6728.4-2002 tentang sumber daya mineral spasial), karena hanya dilakukan analisa lapangan. Untuk menghitung penyebaran sumberdaya andesit digunakan metode gridding. Sedangkan untuk menghitung jumlah potensi cadangan andesit digunakan metode kontur (B.C.Craft and M.F.Hawkins) sebagaimana dapat dilihat pada Tabel di bawah ini. Tabel 2.2. Cadangan Andesit Berdasarkan Perhitungan Kontur No Nilai Kontur (m) 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 50 49 48 47 46 45 44 43 42 41 40 39 38 37 36 35 34 33 32 31 30 29 28 27 26 25 2 Luas (m ) 6,28 27,23 140,89 318,47 522,34 780,59 1.074,41 1.373,21 1.683,31 2.020,57 2.417,50 2.956,82 4.275,86 5.269,67 6.191,26 7.090,20 7.997,87 8.822,92 9639,7759 10349,7769 10964,7307 11458,545 11842,255 12102,1084 12231,0886 Perbandingan Luas Area 4,34 5,17 2,26 1,64 1,49 1,38 1,28 1,23 1,20 1,20 1,22 1,45 1,23 1,17 1,15 1,13 1,10 1,09 1,07 1,06 1,05 1,03 1,02 1,01 0,00 Tipe Geomoetri Interval Kontur Trapesium Trapesium Trapesium Trapesium Trapesium Trapesium Trapesium Trapesium Trapesium Trapesium Trapesium Trapesium Trapesium Trapesium Trapesium Trapesium Trapesium Trapesium Trapesium Trapesium Trapesium Trapesium Trapesium Trapesium Piramida 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 3 Volume Kotor (m ) 16,76 84,06 229,68 420,40 651,46 927,50 1.223,81 1.528,26 1.851,94 2.219,03 2.687,16 3.616,34 4.772,76 5.730,47 6.640,73 7.544,03 8.410,39 9.231,35 9.994,78 10.657,25 11.211,64 11.650,40 11.972,18 12.166,60 4.077,03 Volume Tanah 3 Volume Bersih (m ) Penutup (m3) -6,98 -37,89 -59,19 -67,96 -86,09 -97,94 -99,60 -103,37 -112,42 -132,31 -179,77 -439,68 -331,27 -307,20 -299,64 -302,56 -275,02 -272,28 -236,67 -204,98 -164,60 -127,90 -86,62 -42,99 4.077,03 TOTAL VOLUME BERSIH 23,74 121,94 288,87 488,36 737,55 1.025,44 1.323,41 1.631,62 1.964,36 2.351,34 2.866,93 4.056,02 5.104,03 6.037,66 6.940,38 7.846,59 8.685,41 9.503,63 10.231,44 10.862,24 11.376,24 11.778,30 12.058,80 12.209,59 0,00 129.513,91 Sumber : Diambil dari Dokumen Hasil Eksplorasi CV. Angkasa Teknik Raya, 2016 Dari luas eksplorasi 5 (lima) hektar, dalam perhitungan andesit hanya dihitung seluas 1 (satu) hektar yang kondisi dilapangan belum dilakukan penambangan, sedangkan area sisanya selain sudah dilakukan penambangan juga sudah ada sarana dan prasarana penunjang kegiatan antara lain kantor, mess, rumah, pos satpam, stock pile, jalan tambang, pengolahan dan zona penyangga (buffer zone) serta area yang tidak ditambang dimana terdapat SUTET. RENCANA USAHA DAN/ATAU KEGIATAN II-8 Dalam menghitung cadangan sebagaimana dijelaskan diatas menggunakan metode konturing dengan pit limit 25 meter dari permukaan laut, apabila berat jenis andesit 2.6 ton/m3 dan total bersih volume andesit sebesar 129.513,91 m3, maka cadangan andesit terkira sebesar 129.513,91 X 2.6 (BJ), sehingga cadangan andesit yang ada pada lokasi eksplorasi dengan luas 1 (satu) hektar adalah sebesar 336.376 ton dengan asumsi Berat Jenis andesit 2.6 ton/m3. 2.6. TAHAPAN RENCANA USAHA DAN/ATAU KEGIATAN Secara umum penyusunan UKL-UPL rencana kegiatan penambangan bahan galian batu Andesit CV. Angkasa Teknik Raya meliputi empat tahapan sebagai berikut : 1. Tahap pra konstruksi, meliputi: pembebasan lahan, sosialisasi kepada masyarakat, dan pengurusan perizinan. 2. Tahap konstruksi, meliputi: rekrutmen tenaga kerja, mobilisasi peralatan dan material, pembukaan lahan, dan pembangunan sarana dan prasarana. 3. Tahap operasi, meliputi: rekrutmen tenaga kerja, proses penambangan batuan Andesit, penggunaan air bersih, timbulan limbah cair, timbulan limbah padat, dan lahan tertutup bangunan. 4. Tahap pasca operasi, meliputi : demobilisasi peralatan, pengakhiran hubungan kerja, dan penutupan areal tambang. 2.6.1. Tahap Pra Konstruksi 1. Sosialisasi Kepada Masyarakat Sosialisasi rencana kegiatan penambangan bahan galian batu Andesit CV. Angkasa Teknik Raya dilakukan melalui sosialisasi dengan masyarakat setempat terutama masyarakat yang berada di Blok Calingcing Desa Citarik Kecamatan Palabuhanratu dan masyarakat sepanjang jalur jalan masuk areal tambang. Dalam sosialisasi, masyarakat secara umum tidak keberatan dengan dan mendukung sepanjang saran dan masukan dari masyarakat dipenuhi oleh pihak perusahaan dan melengkapi izin-izin dari pemerintah. Selain itu, perwakilan masyarakat baik melalui tokoh masyarakat, dan tokoh pemuda setempat meminta agar masyarakat sekitar terlibat sebagai pekerja baik pekerja tetap maupun buruh harian lepas, meminta agar dapat menjaga kelestarian lingkungan, dan juga pihak perusahaan agar menjalankan program Community Development / Coorporate Sosial Responsibility (CSR) dengan sebaik-baiknya yang dapat dirasakan manfaatnya, RENCANA USAHA DAN/ATAU KEGIATAN II-9 yaitu dengan cara kepedulian pihak kepada masyarakat antara lain dengan bantuan sosial, bantuan hari raya, dan bantuan lainnya. Masyarakat juga meminta agar proses pengangkutan bahan baku dilakukan sedemikian rupa sehingga dampak yang ditimbulkannya minimal dan tidak mengganggu kesehatan dan kenyamanan masyarakat. 2. Pembebasan Tanah Pembebasan tanah dilakukan dengan proses jual-beli antara pihak perusahaan dengan masyarakat pemilik tanah. Tanah seluas ±5 Ha, terbagi atas beberapa pemilik tanah yang dibuktikan dengan SPPT, kemudian tanah-tanah tersebut dibeli atau dikerjasamakan untuk pergunakan sebagai areal tambang. 3. Pengurusan Perizinan Perizinan yang akan dilakukan untuk memenuhi segala legalitas sesuai peraturan perundang-undangan yang berlaku diantaranya adalah : a. Persetujuan warga b. Surat Keterangan Domisili perushaan c. Rekomendasi Kecamatan d. Surat Penunjukan Penggunaan Lahan (SPPL) e. Wilayah Izin Usaha Pertambangan (WIUP) f. Izin Usaha Pertambangan (IUP-Eksplorasi) g. Rekomendasi UKL-UPL h. Izin Lingkungan i. Rekomendasi Andal lalin j. Izin Usaha Pertambangan (IUP-Operasi Produksi) 2.6.2. Tahap Konstruksi 1. Mobilisasi Tenaga Kerja Tenaga kerja yang dibutuhkan untuk menyelesaikan pekerjaan pembangunan sarana dan prasarana tambang sampai siap digunakan untuk operasional penambangan bahan galian batu Andesit adalah sebanyak 12 orang yang terdiri dari kelompok-kelompok kerja dengan jumlah keseluruhan pekerja akan mempekerjakan penduduk sekitar tambang. Kebutuhan dan kelompok tenaga kerja dapat dilihat pada table dibawah ini : RENCANA USAHA DAN/ATAU KEGIATAN II-10 Tabel 2.3. Kebutuhan Tenaga Kerja Pada Saat Konstruksi No Jabatan Jumlah 1 2 3 4 Mandor Administrasi Pekerja perbaikan jalan Pekerja pembangunan BC Jumlah Sumber : CV. Angkasa Teknik Raya Pendidikan 2 1 3 6 12 SMA SMA - Asal Tenaga Kerja Padabeunghar Padabeunghar Padabeunghar Padabeunghar Waktu kerja yang akan ditetapkan adalah mulai pukul 07.00 wib – 16.00 wib, kecuali untuk kelompok pekerja pembangunan sarana dan prasarana tambang, dapat dipekerjakan secara shift kerja tergantung kebutuhan waktu. 2. Mobilisasi Peralatan Peralatan yang dimobilisasi berupa alat-alat berat yang akan digunakan untuk pengupasan tanah pucuk (top soil) dan lapisan penutup (overburden) serta penambangan, pemuatan, dan pengangkutan batuan Andesit. Peralatan yang dimobilisasi adalah sebagai berikut : 2 unit Beckhoe Beckhoe digunakan untuk mendorong, menghancurkan, dan meremukkan material-material yang keras seperti batu-batuan besar. Dalam pertambangan batuan Andesit, Beckhoe termasuk ke dalam alat muat. 2 unit Dump Truck Pada pertambangan batuan Andesit, dump truck tergolong ke dalam alat angkut material. Pengangkutan dari front tambang ke lokasi stock pile dekat hopper untuk dilakukan pengolahan dengan menggunakan dump truck kapasitas 8 m3 sebanyak 2 unit. 1 unit Stone Crusher Stone Crusher berfungsi untuk memecahkan batuan alam menjadi ukuran yang lebih kecil sesuai dengan spesifikasi (persyaratan gradasi) yang dibutuhkan. Pada pekerjaan crushing ini biasanya diperlukan beberapa kali pengerjaan pemecahan, tahap-tahap pekerjaan ini beserta jenis crusher yang digunakan antara lain : 1. Pemecahan tahap pertama oleh jenis primary crusher, 2. Pemecahan tahap kedua oleh secondary crusher, dan 3. Pemecahan-pemecahan selanjutnya jika ternyata diperlukan, oleh tertiary crusher. RENCANA USAHA DAN/ATAU KEGIATAN II-11 Wheel Loader Wheel Loader adalah alat yang digunakan untuk mengangkat material yang akan dimuat kedalam dumptruck atau memindahkan material ke tempat lain. Saat loader menggali, bucket didorongkan pada material, jika bucket telah penuh maka traktor mundur dan bucket diangkat ke atas untuk selanjutnya dipindahkan. 3. Pembukaan lahan Pembukaan lahan tambang terdiri dari : pembangunan jalan tambang, pembersihan lahan dari semak belukar, pengupasan dan penimbunan tanah pucuk, dan pengupasan dan penutupan lapisan penutup. Pembangunan jalan tambang Kegiatan pengangkutan batuan Andesit dari lokasi bukaan tambang ke areal pengolahan dan dari areal pengolahan ke jalan permanen akan digunakan jalan semi permanen yang sewaktu-waktu dapat diubah jalurnya. Dari tapak rencana tambang ke jalan umum akan dibangun jalan angkut permanen yang dikeraskan dengan batu dan aspal sepanjang ±500 m dan lebar 7 m, jalan ini akan digunakan untuk dilalui dump truck pengangkut batuan Andesit keluar dari wilayah tambang sampai jalan umum. Gambar 2.7. Potongan Jalan Tambang Selain jalan angkut batuan Andesit juga akan dibangun jalan kerja yang tidak permanen untuk menghubungkan antara lokasi penambangan dengan pengolahan batuan Andesit dan dari pengolahan batuan Andesit ke jalan RENCANA USAHA DAN/ATAU KEGIATAN II-12 angkut permanen. Pembangunan jalan angkut batuan Andesit tahap kontruksi ini akan berdampak pada penurunan kualitas udara dan peningkatan kebisingan. Pengupasan dan penimbunan tanah pucuk Pengupasan tanah pucuk jika ternyata ada dilakukan setebal 30 cm dengan Beckhoe dan didorong secara horisontal ke lokasi penimbunan sementara di dalam bukaan tambang. Tanah pucuk yang sudah terkupas dimuat dan diangkut ke tempat penimbunan dengan menggunakan dump truck. Lapisan tanah pucuk yang subur dan banyak dibutuhkan oleh timbunan akan disimpan pada tempat yang aman dari erosi maupun kegiatan penambangan, yaitu berada diluar daerah penambangan dan terpisah dengan penimbunan tanah penutup (waste dump). Area penimbunan tanah pucuk dipilih pada lokasi yang tidak mengandung batuan Andesit. Pekerjaan pengupasan tanah pucuk dilakukan per blok atau sub blok penambangan batuan Andesit. Pada revegetasi tanah pucuk, maka untuk keperluan benih dapat diupayakan dengan memberdayakan masyarakat lokal untuk pengadaannya. Rangkaian komponen kegiatan pengelolaan tanah pucuk terdiri dari pekerjaan-pekerjaan sebagai berikut : - Penggalian dan atau pengumpulan tanah pucuk - Pengangkutan ke lokasi preservasi tanah pucuk - Penyebaran tanah pucuk di lokasi-lokasi reklamasi Pengupasan tanah pucuk pada tahap ini akan berdampak penurunan kualitas udara dan poeningkatan kebisingan, perubahan bentang alam, peningkatan erosi, penurunan kualitas air permukaan, gangguan biota perairan serta gangguan kesehatan masyarakat. Pengupasan dan penutupan lapisan penutup Setelah tanah pucuk dikupas, kegiatan berikutnya adalah pengupasan tanah penutup atau lapisan penutup (overburden) yang terdiri dari pasir halus hingga sedang serta sedikit lanau dan lempung. Penggalian lapisan penutup dilakukan dengan bulldozer dan mendorongnya secara horosontal ke tempat penimbunan sementara diluar arean tambang. RENCANA USAHA DAN/ATAU KEGIATAN II-13 Lapisan penutup yang sudah terkupas dari tempat penimbunan sementara dimuat dan diangkut ke tempat penimbunan tetap (waste dump) dengan menggunakan dump truck. Area penimbunan tanah penutup dipilih pada lokasi yang tidak mengandung batuan Andesit, sehingga jika pada suatu saat akan dilakukan penambangan batuan Andesit pada lokasi tersebut tidak perlu memindahkan lapisan penutup untuk kedua kali. Pada pekerjaan penggalian lapisan penutup yang dalamnya lebih dari 5 m dibuat teras-teras atau jenjang untuk memudahkan pembangian kerja dan pengoperasian alat-alat berat, selain itu untuk menjaga kemantapan lereng (slope stability). Perbedaan tinggi antara jenjang dibuat sekitar 5 meter, lebar jenjang kerja sampai 10 meter dan sudut lereng masing-masing ± 45°. Kedalaman pengupasan lapisan penutup berkisar antara 0 sampai 5 m. Pekerjaan pengupasan tanah penutup ini dilakukan per sub blok penambangan batuan Andesit. Penimbunan Lapisan Penutup di Areal waste Dump Tanah penutup dari tempat penimbunan sementara diangkut dengan dump truck ke waste dump area. Tanah penutup yang telah ditimbun pada bagian atas ditutup dengan tanah pucuk yang beasal dari tempat penimbunan tanah pucuk. 4. Pembangunan sarana dan prasarana Pembangunan Direksi keet Direksi keet adalah bangunan sementara yang dipergunakan untuk mess karyawan dan menyimpan peralatan yang dipergunakan selama tahap konstruksi. Direksi keet ini dibangun pertama-tama di dalam tapak yang diurug serta dipadatkan sesuai dengan persyaratan untuk bangunan sementara. Direksi keet dilengkapi dengan penyediaan air minum dan penerangan, MCK sementara. Direksi keet berfungsi sebagai base camp dimana pekerjaan dikendalikan dan diawasi. Selama tahap konstruksi berjalan, kerusakan dan pergantian spare parts sudah pasti terjadi. Peralatan yang rusak dan mengalami perbaikan diparkir di sekitar direksi keet menunggu perbaikan. Selanjutnya peralatan akan menjalani pergantian dan perbaikan yang dilakukan oleh mekanik. Selain itu direksi keet juga diperuntukkan bagi tempat tinggal sementara para pekerja RENCANA USAHA DAN/ATAU KEGIATAN II-14 yang bermalam di lokasi proyek untuk menjaga semua peralatan yang dipergunakan. Lokasi proyek harus dijaga keselamatannya karena ada berbagai peralatan penting yang diperlukan selama kegiatan/usaha berlangsung. Pembangunan stockpile Stockpile dibangun pada lahan ±5000 m2 dan akan mampu menimbun batuan Andesit sampai 50.000 ton. Konstruksi stockpile dengan tanah pengeras, disekelilingnya dibuat saluran drainase untuk mengalirkan air hujan. Sebelum air hujan dialirkan ke badan air penerima, terlebih dahulu air hujan ditampung pada kolam penampungan (setting pond) untuk mengendapkan sedimen yang tersuspensi. Pembangunan fasilitas penunjang Fasilitas penunjang yang akan dibangun berupa kantor administrasi, gudang, bengkel, dan pos jaga, menempati lahan seluas 356 m2. Bangunan terbuat dari lantai semen, dinding GRC dan atap enternit. Ukuran tiap-tiap bangunan fasilitas penunjang dapat dilihat pada tabel dibawah ini. Tabel 2.4. Fasilitas Penunjang Kegiatan Operasional Tambang Batuan Andesit No 1 2 3 4 5 Jenis Bangunan Kantor administrasi Gudang Bengkel Pos jaga Ruang parkir kendaraan Ukuran (m) 16 x 10 5x8 10 x 5 2x3 10 x 10 Total Luas (m2) 160 40 50 6 100 356 Sumber : CV. Angkasa Teknik Raya Pembangunan jaringan listrik Kebutuhan energi listrik untuk keperluan pertambangan batuan Andesit sangat diperlukan sekali. Sumber utama energi listrik pada kegiatan pertambangan adalah listrik dari PLN dengan kapasitas 550 KVA. Pembangunan kolam pengendapan (setting pond) Pembangunan kolam pengendapan akan digunakan untuk mengendapkan air tirisan dari penimbunan tanah penutup pada penambangan batuan RENCANA USAHA DAN/ATAU KEGIATAN II-15 Andesit. Dalam pengelolaan air tirisan dilakukan beberapa kriteria antara lain : - Pembangunan kolam pengendapan didasarkan pada luas dari catchment area, curah hujan dan karakteristik tirisan. - Lokasi kolam pengendapan berada dekat pada waste dump, dipermukaan dari tambang dan di dekat tempat produksi batuan Andesit. - Kolam pengendapan ini mempunyai dua fungsi yaitu tempat mengendapkan sedimen yang terbawa dari tambang dan mengembalikan kualitas air agar memenuhi baku mutu. Kolam pengendapan terdiri dari 3 unit kompartemen masing-masing berukuran 5 m x 3 m x 3 m atau masing-masing memiliki kapasitas 45 m3. Kolam pengendapan ini untuk mengendapkan zat padat tersuspensi. Pembangunan tangki bahan bakar minyak Bahan bakar minyak solar yang dibutuhkan dalam setiap harinya mencapai ±150 liter/hari. Bahan bakar jenis solar dimobilisasi dari SPBU terdekat dengan status solar industri (nono subsidi) dan berada di lokasi tambang yaitu untuk bahan bakar pengangkutan batuan Andesit yang besarnya yang digunakan untuk. Tangki BBM hanya disediakan untuk operasional Bechoe dan Wealloader saja, dan yang lainnya diisi langsung ke tangki dump truck di SPBU. Pengadaan air bersih Kebutuhan air bersih di lokasi tambang batuan Andesit berasal dari air sumur dangkal dengan kedalaman 15 m. Penggunaan air untuk kegiatan pertambangan ini hanya ditujukan untuk aktivitas perkantoran. Sementara untuk kegiatan produksi tidak menggunakan air. Pembangunan Kantor Rencana pembangunan kantor akan dibangun pada lokasi areal tambang yang difungsikan sebagai kantor administrasi, tenaga teknis, dan management. Kantor ini akan dibangun secara permanen dengan luas bangunan base camp berkisar 16 x 10 meter. RENCANA USAHA DAN/ATAU KEGIATAN II-16 2.6.3. Tahap Operasi 1. Mobilisasi tenaga kerja Dalam melakukan kegiatan operasi produksi penambangan, direkrut tenaga kerja sebanyak 11 orang dengan keahlian dan keterampilan yang berbeda-beda. Tenaga kerja ahli terutama untuk posisi kepala teknik tambang (KTT) akan di datangkan dari luar Sukabumi, dan untuk tenaga kerja administrasi, keamanan, dan pelaksana tambang akan menggunakan tenaga kerja penduduk sekitar lokasi rencana tambang. Adapun rencana tenaga kerja tersebut tercantum dalam tabel berikut ini : Tabel 2.5. Tenaga Kerja Operasional Jenis Kelamin L W Jumlah 1. Kepala KTT 1 1 2. Staf Administrasi 1 1 2 3. Keamanan 2 2 4. Tenaga harian 7 7 Total 11 1 12 Sumber : CV. Angkasa Teknik Raya Klasifikasi Pekerja SD - Pendidikan SLTP SLTA 2 2 7 11 PT 1 1 2. Penambangan dan Pengolahan Batu Andesit a. Tahap Penambangan Batu Andesit Penambangan batuan Andesit menggunakan metode open fit dengan mengikuti tata cara penambangan yang baik (good mining practices) yang merupakan metode penambangan terbuka (surface mining) yang segala aktivitasnya dilakukan diatas atau relatif dekat dengan permukaan bumi, sehingga tempat kerjanya berhungan langsung dengan udara permukaan. Metode ini didasari atas penafsiran kandungan batuan Andesit yang relatif berada dipermukaan tanah. Perkiraan produksi batuan Andesit mencapai 15 ton s/d 20 ton per hari. Metode open fit ini disamping tidak beresiko tinggi dalam bidang pertambangan, juga mempunyai keuntungan-keuntungan lainnya diantaranya : Pengawasan mutu lebih mudah. Relatif aman karena bahaya longsor yang mungkin timbul dapat dikendalikan sejak dini. Tidak akan ada gas-gas yang berbahaya dari dalam tanah karena sifat kerjanya dipermukaan tanah. Penggunaan alat mekanis relatif mudah dan terjangkau. RENCANA USAHA DAN/ATAU KEGIATAN II-17 Selain itu, penambangan akan dibuat dalam per blok. Pada masing-masing blok setelah ditambang akan dilakukan reklamasi dan revegetasi secara bertahap. Tanah galian tambang pada masing-masing blok akan disimpan pada tempat timbun untuk kemudian dikembalikan pada blok-blok yang telah ditambang. Gambar 2.8. Tatacara Penambangan b. Tahap Pengolahan Batu Andesit Bahan baku utama dari pengolahan batu Andesit adalah batuan Andesit yang ditambang dari fron tambang. Batuan ini kemudian diolah dengan menggunakan peralatan stune crussher, dengan alur produksi sebagai berikut : Bongkahan Batu Andesit Stune Crusser Batu Ukuran : 1. 1 x 2 cm 2. 2 x 3 cm 3. 3 x 5 cm 4. Screening 5. Abu RENCANA USAHA DAN/ATAU KEGIATAN II-18 Tersier Ayakan Sekunder Primer Stune Crusser Ket : Bolak Balik Gambar 2.9. Proses Produksi Batu Jenis batuan yang di produksi di lokasi industri pengolahan pasir dan batu adalah jenis batuan yang umumnya digunakan untuk bahan bangunan, cor dan konstruksi jalan. Batu yang diproduksi berukuran : Tabel 2.6. Ukuran dan Karakter Batu No Jenis Batuan Karakter 1. 1 x 2 cm 1 s/d 2,5 cm 2. 2 x 3 cm 2 s/d 3,5 cm 3. 3 x 5 cm 3 s/d 6 cm 4. Screening 0,6 s/d 14 ml 5. Abu 0,3 s/d 0,5 ml Sumber : CV. Angkasa Teknik Raya Gambar 2.10. Jenis Batuan yang di produksi RENCANA USAHA DAN/ATAU KEGIATAN II-19 c. Tahap Pemasaran Tahap pemasaran merupakan tahapan akhir dari kegiatan operasi produksi penambangan batuan Andesit. Pemasaran dilakukan kepada para kontraktor yang bergerak di bidang infrastruktur jalan dan ready mix sebagai campuran beton. Pemasaran dilakukan dengan cara pesanan dan dimobilisasi ke pihak pemesan dengan menggunakan dump truck kapasitas 8 ton. 3. Penggunaan Air Air bersih untuk memenuhi seluruh kebutuhan karyawan bersumber dari sumur pantek dengan kedalaman 15 m. Kebutuhan air bersih diperkirakan mencapai dengan rincian perhitungan sebagai berikut : Tabel 2.7. Kebutuhan Air Frek. Jml (/hari) (m3) 1. Karyawan 75 lt/o/h 11 1 0,825 Total 0,825 Sumber : Hasil perhitungan berdasarkan Kriteria Perencanaan Ditjen Cipta Karya Dinas PU 199,46 No Jenis kebutuhan Standar Satuan Pengguna Sumber Air Sumur 4. Timbulan limbah cair Limbah cair domestik yang dihasilkan berasal dari kegiatan karyawan seperti aktivitas mandi, cuci, dan lain sebagainya. Standar yang dipergunakan perhitungan untuk mendapatkan volume limbah cair domestik adalah 80% dari kebutuhan air bersih, atau dalam bentuk matematis dihitung sebagai berikut : QAL = 0,8 x Tot. Kebutuhan Air Bersih Dengan demikian dapat diperkirakan bahwa timbulan limbah cair domestik adalah sebagai berikut : Tabel 2.8. Timbulan Limbah cair Domestik No Uraian Keterangan 1 Jumlah Karyawan Jiwa 11 2 Kebutuhan Air Bersih 75 lt/o/h 0,825 m3 3 Produksi Air Limbah 80 % 0,66 m3 Sumber : Hasil Perhitungan (Program Pengembangan Sanitasi) RENCANA USAHA DAN/ATAU KEGIATAN II-20 5. Peningkatan limbah padat Limbah padat dihasilkan dari aktivitas penambangan batuan Andesit dan aktivitas karyawan. Limbah yang dihasilkan dari aktivitas penambangan berupa tailing pengotor. Sementara limbah padat berupa sampah yang dihasilkan dari sisasisa kegiatan karyawan berupa sampah organik dan anorganik diperkirakan mencapai 20 kg/hari. 6. Peningkatan air larian (run off) Lahan tertutup bangunan/material kedap air di areal tambang batuan Andesit dengan luas 5 Ha yang dialokasikan untuk bangunan adalah 356 m2 (0,0356 Ha). Dari luasan tersebut, seluas 49.644 m2 areal lahan merupakan terbuka, sehingga akan meningkatkan laju run off yang dihitung menggunakan metode rasional dengan persamaan sebagai berikut : Q = 0,00278 . C . A . I Dimana : Q adalah volume run off (m3/hari hujan) C adalah koefisien limpasan permukaan A adalah luas lahan (m2) I adalah intensitas hujan (m/hari) Dari data iklim selama 10 tahun (2000-2009) curah hujan bulanan terendah sebesar 0,3 mm terjadi pada bulan Juni dan tertinggi bulan Januari yaitu 790,1 mm, sedangkan curah hujan rata-rata hariannya adalah sebesar 0,01109 m/hari. Tabel 2.9. Koefesien Limpasan Tipe Area Pegunungan yang curam perkerasan aspal, beton Tanah padat sulit diresapi Tanah agak mudah diresapi Taman / lapangan terbuka Kebun Perumahan tidak begitu rapat (20 rumah/Ha) Perumahan kerapatan sedang (21-60 rumah/Ha) Perumahan rapat (60-160 rumah/Ha) Daerah rekreasi Daerah Industri Daerah perniagaan Sumber : Buku Drainase Perkotaan, H.A. Halim Asma Koefisien Run off 0,75 - 0,90 0,80 - 0,90 0,40 - 0,55 0,05 - 0,35 0,05 - 0,25 0,05 - 0,20 0,25 - 0,40 0,40 - 0,70 0,70 - 0,80 0,20 - 0,30 0,80 - 0,90 0,90 - 0,95 RENCANA USAHA DAN/ATAU KEGIATAN II-21 Dengan demikian di dapat besaran volume run off dengan perhitungan sebagai berikut : Q = 0,00278 C . A . I = 0,00278 x 0,2 x 356 x 0,01109 = 0,0021 m3/hari hujan 2.6.4. Tahap Pasca Operasi Kegiatan pada tahap pasca operasi meliputi, demobilisasi alat, pemutusan hubungan kerja, dan reklamasi lahan yang peruntukanya dikembalikan tata guna lahan semula atau disesuaikan dengan wilayah sekitarnya. 1. Demobilisasi Peralatan Dalam tahap berakhirnya kegiatan semua peralatan yang tidak diperlukan lagi dikerahkan keluar areal bekas tambang, kecuali peralatan yang masih diperlukan untuk kegiatan reklamasi. 2. Pengakhiran hubungan Kerja Dalam tahap selanjutnya adalah berakhirnya kontrak kerja antara Perusahaantambang dengan para pekerja tambang. 3. Reklamasi dan Revegetasi Tujuan kegiatan ini adalah untuk mengembalikan kondisi lingkungan ke kondisi semula sebelum adanya kegiatan penambangan dan atau menjadi lahan yang dapat memberikan nilai tambah bagi masyarakat sekitar. Mengingat hal tersebut, maka kegiatan pasca tambang harus didasarkan pada ketentuanketentuan sebagai berikut : a. Mempersiapkan rencana reklamasi (menimbun top soil) sebelum pelaksanaan penambangan, hal ini dikarenakan antara rencana kegiatan penambangan harus sesuai dengan rencana reklamasi. b. Memindahkan lapisan potensi (top soil) dan menempatkan pada tempat tertentu yang akan ditanami atau dimanfaatkan. c. Mengatur dan memperbaiki drainase yang rusak. d. Memperbaiki bentuk lahan sesuai dengan kebutuhan pemanfaatannya. e. Memperkecil erositas selama dan setelah penambangan. f. Memindahkan semua peralatan yang digunakan selama penambangan. RENCANA USAHA DAN/ATAU KEGIATAN II-22 g. Melakukan penanaman tanaman pada lahan persiapan reklamasi sesuai dengan ekosistem daerah sekitar. h. Mencegah masuknya gulma atau hama yang berbahaya. i. Memonitor dan mengelola lahan bekas penambangan. Adapun kegiatan-kegiatan yang akan dilaksanakan pada rencana kegiatan reklamasi secara garis besar adalah : a. Pengamanan sebagian tanah penutup untuk menunjang revegetasi. b. Penimbunan tanah penutup di lokasi bekas penambangan. c. Pengaturan bentuk lahan. d. Pengamanan areal. e. Revegetasi/pengendalian erosi. RENCANA USAHA DAN/ATAU KEGIATAN II-23 Kegiatan Penambangan Batuan Kapur Pengamanan Top Soil Penggalian Tambang Areal Penampung TanahTop Soil Penggalian Tanah top soil (50 cm dari lapisan atas) Penggalian Tanah Sub Soil Pemindahan Tanah Lapisan Atas (Top Soil) Pemindahan Tanah Lapisan Sub Soil Pembuatan Tanggul Penahan Tanah Areal Penampung Tanah Sub Soil Pengolahan dan Pemurnian Batu kapur Pindah Lokasi Galian Tambang selesai selesai Penambahan material tanah Lubang / Ex Galian Tanah urug lain Gambar 2.11. Bagan Alir Reklamasi Tambang RENCANA USAHA DAN/ATAU KEGIATAN II-24