Perbandingan Antara Bayi Baru Lahir dengan Persalinan Preterm dan Aterm Dilihat Dari Apgar Score, Berat Badan dan Panjang Badan (Di Ruang Neonatus RSUD. dr. R. Koesma Tuban) Comparison Between Newborn with Preterm and Full-term Births Seen From the Apgar Score, Body Weight and Body Length (In Neonatal Room dr. R. Koesma Hospital Tuban) H. Miftahul Munir STIKES NU TUBAN ABSTRAK Persalinan adalah rangkaian proses yang berakhir dengan pengeluaran hasil konsepsi oleh ibu. Persalinan aterm merupakan pengeluaran buah kehamilan antara 37 sampai 42 minggu atau bayi dengan berat badan 2500 - 4000 gram, sedangkan persalinan preterm yaitu pengeluaran buah kehamilan antara 28 sampai 36 minggu atau bayi dengan berat badan antara 1000 - 2499 gram. Di RSUD Dr. R. Koesma Tuban, Persalinan prematur terjadi 7,55%, matur 81,04%, dan postmatur 11,41% per 1.244 kelahiran hidup. Adapun tujuan dari penelitian ini yaitu mengetahui perbandingan antara bayi baru lahir dengan persalinan preterm dan aterm, dilihat dari apgar score, berat badan, dan panjang badan, di Ruang Neonatus RSUD. Dr. R. Koesma Tuban. Desain penelitian yang digunakan adalah deskriptif. Populasinya seluruh bayi preterm dan aterm sebanyak 299 bayi. Besar sampel sebanyak 169 bayi. Teknik pengambilan sampel menggunakan purposive sampling, instrumen yang digunakan buku register bayi. Hasil penelitian didapatkan bahwa dari 169 bayi mayoritas dari persalinan aterm sebanyak 78,10 %, apgar score 8 – 10 sebanyak 97,72 % dari persalinan aterm, berat badan 2500 - 4000 gram sebanyak 99,24 % dari persalinan aterm, dan panjang badan 48 – 52 cm sebanyak 84,32 % dari persalinan aterm. Berdasarkan penelitian yang dilakukan dapat disimpulkan bahwa mayoritas persalinan di RSUD. Dr. R. Koesma Tuban adalah bayi aterm, apgar score 8 – 10, berat badan 2500 – 4000 gram, panjang badan 48 – 52 cm, mayoritas adalah dari persalinan aterm. Untuk itu sebaiknya ibu hamil menjaga kesehatan dan kehamilan sejak usia dini untuk mencegah terjadinya komplikasi yang mengakibatkan persalinan preterm. Kata kunci : persalinan preterm dan aterm, apgar score, berat badan, panjang badan ABATRACT Childbirth is a process that ends with a series of products of conception by the mother's expenses. Fruits of labor at term pregnancy is spending between 37 to 42 weeks or infants weighing 2500-4000 grams, while the fruit of preterm labor are spending between 28 and 36 gestational weeks or infants weighing between 1000 to 2499 grams. In Hospital Dr. R. Koesma Tuban, Premature labor occurs 7.55%, 81.04% mature, and postmature 11.41% per 1,244 live births. The purpose of this research is to know the comparison between newborn and preterm labor at term, judging from the Apgar score, weight, and body length, in Space Neonatal Hospital. Dr.. R. Koesma Tuban. The study design used is descriptive. The entire population of preterm infants and full-term infants as much as 299. Sample size of 169 infants. Sampling technique using purposive sampling, the instrument used baby registry book. The results showed that the majority of the 169 infants from birth as much as 78.10% at term, Apgar score of 8-10 as much as 97.72% of labor at term, weight 2500-4000 grams counted 99.24% of labor at term, and the length of the body 48 - 52 cm by 84.32% of labor at term. Based on the research conducted it can be concluded that the majority of births in hospitals. Dr.. R. Koesma Tuban is the baby at term, Apgar score 8-10, weight 2500-4000 g, body length 48-52 cm, is the majority of labor at term. For that pregnant women should maintain health and pregnancy at an early age to prevent complications that result in preterm labor. Keywords: preterm and full-term delivery, Apgar score, body weight, body length PENDAHULUAN Angka Kematian Bayi (AKB) di Indonesia termasuk salah satu yang paling tinggi di dunia. Hal itu tercermin dari perbandingan dengan jumlah AKB di negara tetangga. Departemen Kesehatan (Depkes) mengungkapkan rata-rata per tahun terdapat 401 bayi baru lahir di Indonesia meninggal dunia sebelum umurnya genap 1 tahun. Data bersumber dari survei terakhir pemerintah, yaitu dari Survei Demografi Kesehatan Indonesia 2007 (SDKI). Persalinan dan kelahiran normal adalah proses pengeluaran janin yang terjadi pada kehamilan cukup bulan (37-42 minggu), lahir spontan dengan presentasi belakang kepala yang berlangsung dalam 18 jam, tanpa komplikasi baik pada ibu maupun pada janin. Persalinan aterm adalah pengeluaran buah kehamilan antara 37 minggu dan 42 minggu atau bayi dengan berat badan antara 2500 gram atau lebih.1 Bayi prematur dengan berat lahir 1.5002.499 gram di Indonesia masih merupakan masalah dalam kesehatan dan memiliki risiko untuk mengalami gangguan keterlambatan perkembangan. Berat lahir rendah dapat disebabkan oleh kelahiran preterm dan pertumbuhan janin yang terhambat. Keduanya sebaiknya dicegah karena dampaknya yang negatif, tidak hanya kematian perinatal tetapi juga morbiditas, potensi generasi akan datang, kelainan mental dan beban ekonomi bagi keluarga dan bangsa secara keseluruhan.2 Jika persalinan prematur tidak bisa dicegah, maka bayi akan lahir secara prematur dan ini memiliki risiko terjadinya gangguan kesehatan pada si bayi, yaitu: berat badan lahir rendah (BBLR) meningkat, kemungkinan infeksi, perkembangan organ tubuh yang belum sempurna, dan gangguan organ tubuh, serta penyulit lainnya. Di negara berkembang kejadian persalinan preterm sekitar 7% dari seluruh persalinan per 1.000 kelahiran hidup. Sedangkan prevalensi kelahiran preterm di Indonesia menurut data terakhir adalah 18,5%. Persalinan preterm menyumbang angka kesakitan dan kematian neonatus sebanyak 75% - 80%, sedangkan angka kematian pada bayi mencapai hingga 65-75% Menurut National Center For Health Statistic, 2003 “Berat Badan Lahir rendah merupakan salah satu penyebab kematian neonatal. Angka kematian neonatal adalah jumlah kematian neonatus per 1000 kelahiran hidup.5 Berdasarkan survei Riset Kesehatan Dasar Depkes 2007, kematian bayi baru lahir (neonatus) merupakan penyumbang kematian terbesar pada tingginya angka kematian balita (AKB). Setiap tahun sekitar 20 bayi per 1.000 kelahiran hidup terenggut nyawanya dalam rentang waktu 0-12 hari pasca kelahirannya. Sekitar 50-60% kematian janin disebabkan oleh masalah asfiksia. Sedangkan Penyebab kematian tertinggi neonatus pada minggu pertama kelahiran adalah asfiksia lahir dan prematuritas berat. Asfiksia pada bayi baru lahir menjadi penyebab kematian 19% dari 5 juta kematian bayi baru lahir setiap tahun (Nur, 2009). Dinas Kesehatan Tuban, menyatakan bahwa angka kematian bayi pada tahun 2009 mencapai 87 per 18.909 kelahiran hidup, yaitu sebanyak 0,5% (DINKES, 2009). Di RSUD Dr. R. Koesma Tuban, pada tahun 2009 Persalinan prematur terjadi sekitar 7,55%, sedangkan persalinan matur 81,04%, dan persalinan postmatur 11,41% per 1.244 kelahiran hidup (RSUD, 2009). Dari sini peneliti tertarik untuk meneliti perbandingan persalinan preterm dengan aterm dan diketahui bahwa persalinan preterm juga menyumbang angka kematian pada bayi. Tenaga kesehatan perlu melakukan upaya pencegahan terhadap resiko terjadinya penyakit dan gangguan sedini mungkin sejak merencanakan kehamilan, saat kehamilan, persalinan, dan periode usia anak misalnya dengan melakukan pemeriksaan antenatal secara teratur dan berkala. METODE PENELITIAN Desain yang digunakan dalam penelitian ini adalah desain penelitian deskriptif dimana peneliti hanya bermaksud mendiskripsikan (memaparkan) peristiwa-peristiwa yang terjadi dimasa kini (Nursalam, 2003:83). HASIL PENELITIAN Jumlah persalinan preterm dan aterm. Tabel 1. Data Bayi Berdasarkan Jenis Persalinan di RSUD. Dr. R. Koesma Tuban pada Bulan Januari – Maret 2009 Sumber : Data sekunder buku register Ruang Neonatus RSUD. Dr. R. Koesma Tuban bulan Januari – Maret 2009 Berdasarkan tabel diatas dapat dilihat bahwa dari 169 bayi, mayoritas adalah bayi aterm sebanyak 78,10 %. Data apgar score antara bayi baru lahir dengan persalinan preterm dan aterm. Tabel 2. Data Bayi Preterm dan Aterm Dilihat dari Apgar Score di RSUD. Dr. R Koesma Tuban pada Bulan Januari – Maret 2009 Sumber : Data sekunder buku register Ruang Neonatus RSUD. Dr. R. Koesma Tuban bulan Januari – Maret 2009 Berdasarkan tabel diatas menunjukkan bahwa dari 169 bayi, sebagian besar yang mempunyai apgar score 8 – 10 sebanyak 97,72 % dari persalinan aterm. Data berat badan antara bayi baru lahir dengan persalinan preterm dan aterm. Tabel 3. Data Bayi Preterm dan Aterm Dilihat dari Berat Badan di RSUD. Dr. R. Koesma Tuban pada Bulan Januari – Maret 2009. badan 2500 – 4000 gram, panjang badan 48 – 52 cm, mayoritas adalah dari persalinan aterm. Untuk itu sebaiknya ibu hamil menjaga kesehatan dan kehamilan sejak usia dini untuk mencegah terjadinya komplikasi yang mengakibatkan persalinan preterm. PEMBAHASAN Sumber : Data sekunder buku register Ruang Neonatus RSUD. Dr. R. Koesma Tuban bulan Januari – Maret 2009 Berdasarkan tabel diatas menunjukkan bahwa dari 169 bayi, sebagian besar yang mempunyai berat badan 2500 - 4000 gram sebanyak 99,24 % dari persalinan aterm. Data panjang badan antara bayi baru lahir dengan persalinan preterm dan aterm. Tabel 4. Data Bayi Preterm dan Aterm Dilihat dari Panjang Badan di RSUD. Dr. R. Koesma Tuban pada Bulan Januari – Maret 2009 Sumber : Data sekunder buku register Ruang Neonatus RSUD. Dr. R. Koesma Tuban bulan Januari – Maret 2009 Berdasarkan tabel diatas menunjukkan bahwa dari 169 bayi, sebagian besar yang mempunyai panjang badan 48 – 52 cm sebanyak 84,32 % dari persalinan aterm. ANALISIS HASIL PENELITIAN Hasil penelitian didapatkan bahwa dari 169 bayi mayoritas dari persalinan aterm sebanyak 78,10 %, apgar score 8 – 10 sebanyak 97,72 % dari persalinan aterm, berat badan 2500 - 4000 gram sebanyak 99,24 % dari persalinan aterm, dan panjang badan 48 – 52 cm sebanyak 84,32 % dari persalinan aterm. Berdasarkan penelitian yang dilakukan dapat disimpulkan bahwa mayoritas persalinan di RSUD. Dr. R. Koesma Tuban adalah bayi aterm, apgar score 8 – 10, berat 1. Identifikasi jumlah persalinan preterm dan aterm di Ruang Neonatus RSUD. Dr. R. Koesma Tuban. Berdasarkan hasil penelitian pada tabel 1 menunjukkan bahwa persalinan di RSUD. Dr. R. Koesma Tuban bulan Januari – Maret 2009 adalah persalinan preterm sebanyak 37 bayi (21,89 %) dan persalinan aterm yang sebanyak 132 bayi (78,10 %). Bayi baru lahir normal adalah bayi yang lahir dengan umur kehamilan 37 minggu sampai 42 minggu dan berat lahir 2500 gram 4000 gram. Persalinan dan kelahiran normal merupakan proses pengeluaran janin yang terjadi pada kehamilan cukup bulan (37-42 minggu), lahir spontan dengan presentasi belakang kepala yang berlangsung dalam 18 jam, tanpa komplikasi baik pada ibu maupun pada janin. Persalinan aterm adalah pengeluaran buah kehamilan antara 37 minggu dan 42 minggu atau bayi dengan berat badan antara 2500 gram atau lebih.9 Adapun upaya yang dilaksanakan pada ibu hamil untuk menjaga kehamilan sampai dengan aterm, meliputi : Pendidikan masyarakat melalui media yang ada tentang bahaya dan kerugian kelahiran preterm atau berat lahir rendah, masyarakat diharapkan untuk menghindari faktor resiko diantaranya ialah dengan menjarangkan kelahiran menjadi lebih dari 3 tahun, mencegah kejadian kehamilan pada usia remaja, atau menunda usia hamil sampai 22 – 23 tahun, dan melakukan pemeriksaan kehamilan secara rutin dan mendapatkan pelayanan antenatal dengan baik.8 Diketahui bahwa faktor terjadinya persalinan matur (aterm) dikarenakan pendidikan dan pengetahuan ibu hamil yang semakin meningkat tentang perawatan kehamilan, seperti rutinnya ibu hamil memeriksakan kehamilannya untuk mengetahui deteksi dini dan komplikasi pada kehamilan agar mencegah terjadinya persalinan preterm (prematur), dan memahami bagaimana upaya agar mencegah persalinan preterm beserta penanganan yang aman dan memadai jika terjadi persalinan preterm, yang bertujuan untuk menurunkan morbiditas dan mortalitas perinatal.3 Berdasarkan hasil penelitian di RSUD. Dr. R. Koesma Tuban ternyata persalinan aterm lebih banyak dari pada persalinan preterm, karena ibu hamil sekarang sudah banyak yang melakukan ANC secara rutin dan mengerti tentang pencegahan komplikasi bagi ibu hamil. Terjadinya persalinan prematur di RSUD. Dr. R. Koesma Tuban dilatarbelakangi oleh kejadian ketuban pecah dini, solusio placenta, placenta previa, dan didominasi oleh ibu hamil dengan pendidikan rendah, yang belum mengerti tentang pentingnya perawatan bayi selama dalam masa intra uterin. 2. Identifikasi apgar score antara bayi pada persalian preterm dan aterm di Ruang Neonatus RSUD. Dr. R. Koesma Tuban. Berdasarkan hasil penelitian pada tabel 2 menunjukkan bahwa mayoritas apgar score di RSUD. Dr. R. Koesma Tuban bulan Januari – Maret 2009 dari persalinan preterm adalah 8 – 10 (67,56 %), 5 – 7 (32,43 %), < 5 (0 %), dan dari persalinan aterm 8 – 10 (97,72 %), 5 – 7 (2,27 %), dan < 5 (0 %). Bayi baru lahir normal dengan apgar 7 atau lebih, ditandai dengan bunyi jantung dalam menit – menit pertama kira – kira 180 x/menit yang kemudian turun sampai 140 x/menit – 120 x/menit pada waktu bayi berumur 30 menit, pernafasan cepat pada menit – menit pertama (kira – kira 80 x/menit) diseratai dengan cuping hidung, retraksi suprasternal dan inteskosial, serta rintihan hanya berlangsung 10 – 15 menit. Kelanjutan keaktifan yang berlebih – lebihan ialah bayi menjadi tegang dan relatif tidak memiliki reaksi terhadap rangsangan dari luar dan dari dalam. Bayi lahir normal biasanya memiliki nilai apgar 8 – 10.1 Bayi dengan nilai apgar 7 atau lebih pada menit pertama setelah lahir, secara umum berada pada keadaan sehat. Bukan berarti skor yang rendah menunjukkan bahwa bayi tidak sehat atau tidak normal. Hasil yang rendah dalam penilaian itu, menunjukkan bahwa bayi membutuhkan tindakan yang sifatnya segera, seperti menyedot / mengeluarkan cairan dari saluran pernapasan atau pemberian oksigen untuk membantu pernapasan, tindakan tersebut dapat memberikan perbaikan keadaan bayi secara umum.2 Pada kasus bayi dengan apgar score 5 – 7 (asfiksia ringan), bayi dapat terkejut atau sangat waspada, dengan peningkatan tonus otot, akan tetapi bayi terkadang letargi dan kadang – kadang mengalami apnea atau konvulsi selama beberapa hari. Masalah ini biasanya sembuh dalam 1 minggu. Asfiksia berat (apgar score < 4), bayi dapat terkulai atau tidak sadar. Konvulsi dapat terjadi selama beberapa hari, dan episode apnea yang berat dan umumnya sering terjadi. Bayi dapat membaik selama beberapa minggu atau tidak membaik sama sekali, jika bayi ini bertahan hidup, mereka biasanya menderita kerusakan otak permanen.3 Apgar score merupakan penilaian pada bayi setelah 1 menit dan 5 menit. Penilaian yang dilakukan meliputi warna yang normalnya nampak merah jambu pada saat dilahirkan, menangis segera setelah lahir, pengkajian segera denyut jantung bayi baru lahir yang dapat dilakukan dengan meletakkan dua jari langsung kedada diatas jantung, menilai tonus otot bayi, dan menilai refleks / respons yang normal, seperti membuka mata dan berespon terhadap rangsangan eksternal. Penilaian keadaan bayi dilakukan secara apgar, dengan pemberian nilai 8 – 10 (normal), 5 – 7 (asfiksia ringan), 4 atau lebih rendah (asfiksia berat).4 Berdasarkan hasil penelitian di RSUD. Dr. R. Koesma Tuban ternyata mayoritas apgar score bayi bulan Januari – Maret 2009 adalah 8 – 10 yang berasal dari persalinan aterm, karena pada persalinan aterm bayi lahir dalam keadaan sudah matang dan kadar surfaktan dalam paru dalam jumlah yang memadai, sehingga kemungkinan terjadinya asfiksia sangat kecil, oleh karena itu bayi aterm sering didapati penilaian apgar yang baik (8 – 10) yang meliputi seluruh badan tampak merah, tangisan kuat, usaha bernafas baik, denyut jantung diatas 100 kali permenit, dan tonus otot kuat. 3. Identifikasi berat badan antara bayi pada persalinan preterm dan aterm di Ruang Neonatus RSUD. Dr. R. Koesma Tuban Berdasarkan hasil penelitian pada tabel 3 menunjukkan bahwa mayoritas berat badan di RSUD. Dr. R. Koesma Tuban bulan Januari – Maret 2009 dari persalinan preterm adalah 2500 – 4000 gram (5,40 %), 1500 – 2500 gram (70,27 %), < 1500 gram (18,91 %), < 1000 gram (5,40 %), sedangkan dari persalinan aterm adalah 2500 – 4000 gram (99,24 %), 1500 – 2500 gram (0,75 %), < 1500 gram (0 %), dan < 1000 gram (0 %). Menurut National Center For Health Statistic, 2003 “Berat Badan Lahir adalah berat neonatus yang diukur segera setelah lahir atau secepatnya setelah keadaan mengizinkan. Angkanya harus dinyatakan dalam gram terdekat”.5 Status gizi ibu sebelum dan selama hamil dapat mempengaruhi pertumbuhan janin yang sedang dikandung. Bila status gizi ibu normal pada masa sebelum dan selama hamil kemungkinan besar akan melahirkan bayi yang sehat, dengan usia cukup bulan, dan berat badan yang normal. Dengan kata lain berat bayi yang dilahirkan sangat tergantung pada keadaan gizi ibu sebelum dan selama hamil.7 Berat badan bayi baru lahir normal adalah dengan berat 2500 - 4000 gram. Sedangkan bayi berat lahir rendah merupakan bayi baru lahir yang berat badannya saat lahir kurang dari 2500 gram (sampai dengan 2499 gram) atau bayi dengan berat lahir 1500 - 2500 gram (BBLR), bayi berat lahir sangat rendah (BBLSR) memiliki berat lahir kurang dari 1500 gram, dan bayi berat lahir ekstrem rendah (BBLR) yaitu berat lahir kurang dari 1000 gram.8 Prematuritas murni merupakan bayi lahir dengan umur kehamilan kurang dari 37 minggu dan mempunyai berat badan kurang dari 2500 gram (1500 – 2500 gram) atau disebut neonatus kurang bulan sesuai masa kehamilan. Berat badan lahir sangat berpengaruh terhadap kelangsungan hidup, perawatan dan komplikasi – komplikasi yang sering timbul pada bayi baru lahir, terutama pada berat badan lahir rendah (BBLR). Pada kasus berat badan lahir rendah dikhawatirkan akan terjadi komplikasi yang memungkinkan terjadinya asfiksia karena merupakan penyebab utama kematian bayi. Berdasarkan hasil penelitian di RSUD. Dr. R. Koesma Tuban ternyata mayoritas berat badan bayi bulan Januari – Maret 2009 adalah 2500 gram – 4000 gram yang berasal dari persalinan aterm, karena sesuai dengan ciri bayi aterm yaitu bayi yang memiliki berat 2500 – 4000 gram. Tidak menutup kemungkinan bahwa bayi lahir dengan usia 37 – 42 minggu (aterm) akan memiliki berat badan 2500 – 4000 gram karena bila dilihat dari segi usia gestasi janin, pertumbuhan sangatlah cukup untuk mencapai 2500 gram atau lebih, dan bisa juga dpengaruhi oleh faktor gizi yang diperoleh janin selama masa intrauterin. 4. Identifikasi panjang badan antara bayi pada persalinan preterm dan aterm di Ruang Neonatus RSUD. Dr. R. Koesma Tuban. Berdasarkan hasil penelitian pada tabel 5.4 menunjukkan bahwa mayoritas panjang badan di RSUD. Dr. R. Koesma Tuban bulan Januari – Maret 2009 dari persalinan preterm adalah 48 – 52 cm (8,57 %), < 48 cm (91,42 %), sedangkan dari persalinan aterm adalah 48 – 52 cm (84,32 %), < 48 cm (15,67 %). Bayi baru lahir normal mempunyai panjang normal 48 - 52 cm. Garis dasar pengukuran panjang badan masih penting untuk pengkajian pertumbuhan dan kesehatan bayi di masa mendatang. Berbagai studi menunjukkan bahwa bidan bisa memperoleh hasil yang lebih baik bila menggunakan alat ukur panjang terlentang yang lebih akurat. Berdasarkan hasil penelitian di RSUD. Dr. R. Koesma Tuban ternyata mayoritas panjang badan bayi bulan Januari – Maret 2009 adalah 48 – 52 cm yang berasal dari persalinan aterm, pada bayi aterm sering dijumpai panjang badan antara 48 – 52 cm karena janin tumbuh maksimal sesuai usia kehamilannya dan seimbang dengan berat badannya. Panjang badan janin dan berat badan janin keduanya saling mempengaruhi dalam suatu pertumbuhan, akan tetapi ada beberapa faktor yang mempengaruhi pertumbuhan tersebut, seperti usia gestasi janin, pengetahuan ibu tentang tumbuh kembang janin yang bisa memotivasi ibu untuk melakukan pemeriksaan antenatal secara rutin untuk menghindari terjadinya kelainan pada pertumbuhan janin, dan bisa juga dipengaruhi oleh faktor gizi yang diperoleh janin selama masa intrauterin. KESIMPULAN Berdasarkan hasil penelitian mengenai perbandingan antara bayi baru lahir dengan persalinan preterm dan aterm dilihat dari apgar score, berat badan, dan panjang badan di RSUD. Dr. R. Koesma Tuban, maka peneliti dapat mengambil kesimpulan sebagai berikut : 1. Mayoritas jumlah persalinan di RSUD. Dr. R. Koesma Tuban bulan Januari – Maret 2009 adalah dari persalinan aterm. 2. Mayoritas nilai apgar score 8 - 10 di RSUD. Dr. R. Koesma Tuban bulan Januari – Maret 2009 adalah dari persalinan aterm. 3. Mayoritas berat badan 2500 – 4000 gram di RSUD. Dr. R. Koesma Tuban bulan Januari – Maret 2009 adalah dari persalinan aterm. 4. Mayoritas panjang badan 48 – 52 cm di RSUD. Dr. R. Koesma Tuban bulan Januari – Maret 2009 adalah dari persalinan aterm. DAFTAR PUSTAKA 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9. Prawirohardjo, Sarwono. Buku Acuan Nasional Pelayanan Kesehatan Maternal dan Neonatal. Ceyakan ke-4. YBRS-P, Jakarta, 2006. Alam, Anggraini. Resiko Keterlambatan Perkembangan bayi Kurang Bulan dan Berat Lahir Rendah pada Tahun Pertama Kehidupan. Selasa, 27 Januari 2009. http://www.mkb-online.com, 2009. Budi. Buku Saku Manajemen Masalah Bayi Baru Lahir Panduan Untuk Dokter, Perawat, dan Bidan. EGC, Jakarta, 2008. Admin. Angka Kematian dan Kelahiran Bayi di Indonesia Tinggi. Sabtu, 12 Mei 2009. http://bataviase.co.id, 2009. Cunningham, F. Garry, dkk. Obstetri Williams. EGC, Jakarta, 2005. Rompas, Jefferso. Persalinan Preterm. Sabtu, 5 Oktober 2009. http://www.kalbe.co.id, 2006. Lubis, Zuhaidah. Status Gizi Ibu Hamil www.google.com, 2005. Farida. Persalinan. Kamis, 15 Januari 2009. http://mmygadget.com, 2009. Prawirohardjo, Sarwono. Ilmu Kebidanan, cetakan ke-8. Yayasan Bina Pustaka, Jakarta, 2006.