Perbandingan Antara Bayi Baru Lahir dengan Persalinan Preterm

advertisement
Perbandingan Antara Bayi Baru Lahir dengan Persalinan Preterm
dan Aterm Dilihat Dari Apgar Score, Berat Badan dan Panjang
Badan (Di Ruang Neonatus RSUD. dr. R. Koesma Tuban)
Comparison Between Newborn with Preterm and Full-term Births Seen
From the Apgar Score, Body Weight and Body Length (In Neonatal
Room dr. R. Koesma Hospital Tuban)
H. Miftahul Munir
STIKES NU TUBAN
ABSTRAK
Persalinan adalah rangkaian proses yang berakhir dengan pengeluaran hasil konsepsi oleh ibu. Persalinan aterm
merupakan pengeluaran buah kehamilan antara 37 sampai 42 minggu atau bayi dengan berat badan 2500 - 4000 gram,
sedangkan persalinan preterm yaitu pengeluaran buah kehamilan antara 28 sampai 36 minggu atau bayi dengan berat badan
antara 1000 - 2499 gram. Di RSUD Dr. R. Koesma Tuban, Persalinan prematur terjadi 7,55%, matur 81,04%, dan postmatur
11,41% per 1.244 kelahiran hidup. Adapun tujuan dari penelitian ini yaitu mengetahui perbandingan antara bayi baru lahir
dengan persalinan preterm dan aterm, dilihat dari apgar score, berat badan, dan panjang badan, di Ruang Neonatus RSUD.
Dr. R. Koesma Tuban. Desain penelitian yang digunakan adalah deskriptif. Populasinya seluruh bayi preterm dan aterm
sebanyak 299 bayi. Besar sampel sebanyak 169 bayi. Teknik pengambilan sampel menggunakan purposive sampling, instrumen
yang digunakan buku register bayi. Hasil penelitian didapatkan bahwa dari 169 bayi mayoritas dari persalinan aterm
sebanyak 78,10 %, apgar score 8 – 10 sebanyak 97,72 % dari persalinan aterm, berat badan 2500 - 4000 gram sebanyak 99,24
% dari persalinan aterm, dan panjang badan 48 – 52 cm sebanyak 84,32 % dari persalinan aterm. Berdasarkan penelitian
yang dilakukan dapat disimpulkan bahwa mayoritas persalinan di RSUD. Dr. R. Koesma Tuban adalah bayi aterm, apgar
score 8 – 10, berat badan 2500 – 4000 gram, panjang badan 48 – 52 cm, mayoritas adalah dari persalinan aterm. Untuk itu
sebaiknya ibu hamil menjaga kesehatan dan kehamilan sejak usia dini untuk mencegah terjadinya komplikasi yang
mengakibatkan persalinan preterm.
Kata kunci : persalinan preterm dan aterm, apgar score, berat badan, panjang badan
ABATRACT
Childbirth is a process that ends with a series of products of conception by the mother's expenses. Fruits of labor at term
pregnancy is spending between 37 to 42 weeks or infants weighing 2500-4000 grams, while the fruit of preterm labor are
spending between 28 and 36 gestational weeks or infants weighing between 1000 to 2499 grams. In Hospital Dr. R. Koesma
Tuban, Premature labor occurs 7.55%, 81.04% mature, and postmature 11.41% per 1,244 live births. The purpose of this
research is to know the comparison between newborn and preterm labor at term, judging from the Apgar score, weight, and
body length, in Space Neonatal Hospital. Dr.. R. Koesma Tuban. The study design used is descriptive. The entire population of
preterm infants and full-term infants as much as 299. Sample size of 169 infants. Sampling technique using purposive sampling,
the instrument used baby registry book. The results showed that the majority of the 169 infants from birth as much as 78.10% at
term, Apgar score of 8-10 as much as 97.72% of labor at term, weight 2500-4000 grams counted 99.24% of labor at term, and
the length of the body 48 - 52 cm by 84.32% of labor at term. Based on the research conducted it can be concluded that the
majority of births in hospitals. Dr.. R. Koesma Tuban is the baby at term, Apgar score 8-10, weight 2500-4000 g, body length
48-52 cm, is the majority of labor at term. For that pregnant women should maintain health and pregnancy at an early age to
prevent complications that result in preterm labor.
Keywords: preterm and full-term delivery, Apgar score, body weight, body length
PENDAHULUAN
Angka Kematian Bayi (AKB) di Indonesia
termasuk salah satu yang paling tinggi di
dunia. Hal itu tercermin dari perbandingan
dengan jumlah AKB di negara tetangga.
Departemen
Kesehatan
(Depkes)
mengungkapkan rata-rata per tahun terdapat
401 bayi baru lahir di Indonesia meninggal
dunia sebelum umurnya genap 1 tahun. Data
bersumber dari survei terakhir pemerintah,
yaitu dari Survei Demografi Kesehatan
Indonesia 2007 (SDKI).
Persalinan dan kelahiran normal adalah
proses pengeluaran janin yang terjadi pada
kehamilan cukup bulan (37-42 minggu), lahir
spontan dengan presentasi belakang kepala
yang berlangsung dalam 18 jam, tanpa
komplikasi baik pada ibu maupun pada janin.
Persalinan aterm adalah pengeluaran buah
kehamilan antara 37 minggu dan 42 minggu
atau bayi dengan berat badan antara 2500
gram atau lebih.1
Bayi prematur dengan berat lahir 1.5002.499 gram di Indonesia masih merupakan
masalah dalam kesehatan dan memiliki risiko
untuk mengalami gangguan keterlambatan
perkembangan. Berat lahir rendah dapat
disebabkan oleh kelahiran preterm dan
pertumbuhan janin yang terhambat. Keduanya
sebaiknya dicegah karena dampaknya yang
negatif, tidak hanya kematian perinatal tetapi
juga morbiditas, potensi generasi akan datang,
kelainan mental dan beban ekonomi bagi
keluarga dan bangsa secara keseluruhan.2
Jika persalinan prematur tidak bisa
dicegah, maka bayi akan lahir secara prematur
dan ini memiliki risiko terjadinya gangguan
kesehatan pada si bayi, yaitu: berat badan lahir
rendah (BBLR) meningkat, kemungkinan
infeksi, perkembangan organ tubuh yang
belum sempurna, dan gangguan organ tubuh,
serta penyulit lainnya.
Di negara berkembang kejadian persalinan
preterm sekitar 7% dari seluruh persalinan per
1.000 kelahiran hidup. Sedangkan prevalensi
kelahiran preterm di Indonesia menurut data
terakhir adalah 18,5%. Persalinan preterm
menyumbang angka kesakitan dan kematian
neonatus sebanyak 75% - 80%, sedangkan
angka kematian pada bayi mencapai hingga
65-75%
Menurut National Center For Health
Statistic, 2003 “Berat Badan Lahir rendah
merupakan salah satu penyebab kematian
neonatal. Angka kematian neonatal adalah
jumlah kematian neonatus per 1000 kelahiran
hidup.5
Berdasarkan survei Riset Kesehatan Dasar
Depkes 2007, kematian bayi baru lahir
(neonatus) merupakan penyumbang kematian
terbesar pada tingginya angka kematian balita
(AKB). Setiap tahun sekitar 20 bayi per 1.000
kelahiran hidup terenggut nyawanya dalam
rentang waktu 0-12 hari pasca kelahirannya.
Sekitar 50-60% kematian janin disebabkan
oleh masalah asfiksia. Sedangkan Penyebab
kematian tertinggi neonatus pada minggu
pertama kelahiran adalah asfiksia lahir dan
prematuritas berat. Asfiksia pada bayi baru
lahir menjadi penyebab kematian 19% dari 5
juta kematian bayi baru lahir setiap tahun
(Nur, 2009).
Dinas Kesehatan Tuban, menyatakan
bahwa angka kematian bayi pada tahun 2009
mencapai 87 per 18.909 kelahiran hidup, yaitu
sebanyak 0,5% (DINKES, 2009).
Di RSUD Dr. R. Koesma Tuban, pada
tahun 2009 Persalinan prematur terjadi sekitar
7,55%, sedangkan persalinan matur 81,04%,
dan persalinan postmatur 11,41% per 1.244
kelahiran hidup (RSUD, 2009).
Dari sini peneliti tertarik untuk meneliti
perbandingan persalinan preterm dengan
aterm dan diketahui bahwa persalinan preterm
juga menyumbang angka kematian pada bayi.
Tenaga kesehatan perlu melakukan upaya
pencegahan terhadap resiko terjadinya
penyakit dan gangguan sedini mungkin sejak
merencanakan kehamilan, saat kehamilan,
persalinan, dan periode usia anak misalnya
dengan melakukan pemeriksaan antenatal
secara teratur dan berkala.
METODE PENELITIAN
Desain yang digunakan dalam penelitian
ini adalah desain penelitian deskriptif dimana
peneliti hanya bermaksud mendiskripsikan
(memaparkan) peristiwa-peristiwa yang terjadi
dimasa kini (Nursalam, 2003:83).
HASIL PENELITIAN
Jumlah persalinan preterm dan aterm.
Tabel 1. Data Bayi Berdasarkan Jenis
Persalinan di RSUD. Dr. R. Koesma
Tuban pada Bulan Januari – Maret
2009
Sumber : Data sekunder buku register Ruang
Neonatus RSUD. Dr. R. Koesma Tuban bulan
Januari – Maret 2009
Berdasarkan tabel diatas dapat dilihat
bahwa dari 169 bayi, mayoritas adalah bayi
aterm sebanyak 78,10 %.
Data apgar score antara bayi baru lahir
dengan persalinan preterm dan aterm.
Tabel 2. Data Bayi Preterm dan Aterm Dilihat
dari Apgar Score di RSUD. Dr. R
Koesma Tuban pada Bulan Januari –
Maret 2009
Sumber : Data sekunder buku register Ruang
Neonatus RSUD. Dr. R. Koesma Tuban bulan
Januari – Maret 2009
Berdasarkan tabel diatas menunjukkan
bahwa dari 169 bayi, sebagian besar yang
mempunyai apgar score 8 – 10 sebanyak
97,72 % dari persalinan aterm.
Data berat badan antara bayi baru lahir
dengan persalinan preterm dan aterm.
Tabel 3. Data Bayi Preterm dan Aterm Dilihat
dari Berat Badan di RSUD. Dr. R.
Koesma Tuban pada Bulan Januari –
Maret 2009.
badan 2500 – 4000 gram, panjang badan 48 –
52 cm, mayoritas adalah dari persalinan aterm.
Untuk itu sebaiknya ibu hamil menjaga
kesehatan dan kehamilan sejak usia dini untuk
mencegah terjadinya komplikasi yang
mengakibatkan persalinan preterm.
PEMBAHASAN
Sumber : Data sekunder buku register Ruang
Neonatus RSUD. Dr. R. Koesma Tuban bulan
Januari – Maret 2009
Berdasarkan tabel diatas menunjukkan
bahwa dari 169 bayi, sebagian besar yang
mempunyai berat badan 2500 - 4000 gram
sebanyak 99,24 % dari persalinan aterm.
Data panjang badan antara bayi baru lahir
dengan persalinan preterm dan aterm.
Tabel 4. Data Bayi Preterm dan Aterm Dilihat
dari Panjang Badan di RSUD. Dr. R.
Koesma Tuban pada Bulan Januari –
Maret 2009
Sumber : Data sekunder buku register Ruang
Neonatus RSUD. Dr. R. Koesma Tuban bulan
Januari – Maret 2009
Berdasarkan tabel diatas menunjukkan
bahwa dari 169 bayi, sebagian besar yang
mempunyai panjang badan 48 – 52 cm
sebanyak 84,32 % dari persalinan aterm.
ANALISIS HASIL PENELITIAN
Hasil penelitian didapatkan bahwa dari
169 bayi mayoritas dari persalinan aterm
sebanyak 78,10 %, apgar score 8 – 10
sebanyak 97,72 % dari persalinan aterm, berat
badan 2500 - 4000 gram sebanyak 99,24 %
dari persalinan aterm, dan panjang badan 48 –
52 cm sebanyak 84,32 % dari persalinan
aterm.
Berdasarkan penelitian yang dilakukan
dapat
disimpulkan
bahwa
mayoritas
persalinan di RSUD. Dr. R. Koesma Tuban
adalah bayi aterm, apgar score 8 – 10, berat
1. Identifikasi jumlah persalinan preterm
dan aterm di Ruang Neonatus RSUD.
Dr. R. Koesma Tuban.
Berdasarkan hasil penelitian pada tabel 1
menunjukkan bahwa persalinan di RSUD. Dr.
R. Koesma Tuban bulan Januari – Maret 2009
adalah persalinan preterm sebanyak 37 bayi
(21,89 %) dan persalinan aterm yang sebanyak
132 bayi (78,10 %).
Bayi baru lahir normal adalah bayi yang
lahir dengan umur kehamilan 37 minggu
sampai 42 minggu dan berat lahir 2500 gram 4000 gram.
Persalinan
dan
kelahiran
normal
merupakan proses pengeluaran janin yang
terjadi pada kehamilan cukup bulan (37-42
minggu), lahir spontan dengan presentasi
belakang kepala yang berlangsung dalam 18
jam, tanpa komplikasi baik pada ibu maupun
pada janin. Persalinan aterm adalah
pengeluaran buah kehamilan antara 37 minggu
dan 42 minggu atau bayi dengan berat badan
antara 2500 gram atau lebih.9
Adapun upaya yang dilaksanakan pada ibu
hamil untuk menjaga kehamilan sampai
dengan aterm, meliputi : Pendidikan
masyarakat melalui media yang ada tentang
bahaya dan kerugian kelahiran preterm atau
berat lahir rendah, masyarakat diharapkan
untuk menghindari faktor resiko diantaranya
ialah dengan menjarangkan kelahiran menjadi
lebih dari 3 tahun, mencegah kejadian
kehamilan pada usia remaja, atau menunda
usia hamil sampai 22 – 23 tahun, dan
melakukan pemeriksaan kehamilan secara
rutin dan mendapatkan pelayanan antenatal
dengan baik.8
Diketahui bahwa faktor terjadinya
persalinan
matur (aterm) dikarenakan
pendidikan dan pengetahuan ibu hamil yang
semakin meningkat tentang perawatan
kehamilan, seperti rutinnya ibu hamil
memeriksakan
kehamilannya
untuk
mengetahui deteksi dini dan komplikasi pada
kehamilan
agar
mencegah
terjadinya
persalinan preterm (prematur), dan memahami
bagaimana upaya agar mencegah persalinan
preterm beserta penanganan yang aman dan
memadai jika terjadi persalinan preterm, yang
bertujuan untuk menurunkan morbiditas dan
mortalitas perinatal.3
Berdasarkan hasil penelitian di RSUD. Dr.
R. Koesma Tuban ternyata persalinan aterm
lebih banyak dari pada persalinan preterm,
karena ibu hamil sekarang sudah banyak yang
melakukan ANC secara rutin dan mengerti
tentang pencegahan komplikasi bagi ibu
hamil.
Terjadinya persalinan prematur di RSUD.
Dr. R. Koesma Tuban dilatarbelakangi oleh
kejadian ketuban pecah dini, solusio placenta,
placenta previa, dan didominasi oleh ibu hamil
dengan pendidikan rendah, yang belum
mengerti tentang pentingnya perawatan bayi
selama dalam masa intra uterin.
2. Identifikasi apgar score antara bayi
pada persalian preterm dan aterm di
Ruang Neonatus RSUD. Dr. R. Koesma
Tuban.
Berdasarkan hasil penelitian pada tabel 2
menunjukkan bahwa mayoritas apgar score di
RSUD. Dr. R. Koesma Tuban bulan Januari –
Maret 2009 dari persalinan preterm adalah 8 –
10 (67,56 %), 5 – 7 (32,43 %), < 5 (0 %), dan
dari persalinan aterm 8 – 10 (97,72 %), 5 – 7
(2,27 %), dan < 5 (0 %).
Bayi baru lahir normal dengan apgar 7
atau lebih, ditandai dengan bunyi jantung
dalam menit – menit pertama kira – kira 180
x/menit yang kemudian turun sampai 140
x/menit – 120 x/menit pada waktu bayi
berumur 30 menit, pernafasan cepat pada
menit – menit pertama (kira – kira 80 x/menit)
diseratai dengan cuping hidung, retraksi
suprasternal dan inteskosial, serta rintihan
hanya berlangsung 10 – 15 menit. Kelanjutan
keaktifan yang berlebih – lebihan ialah bayi
menjadi tegang dan relatif tidak memiliki
reaksi terhadap rangsangan dari luar dan dari
dalam. Bayi lahir normal biasanya memiliki
nilai apgar 8 – 10.1
Bayi dengan nilai apgar 7 atau lebih pada
menit pertama setelah lahir, secara umum
berada pada keadaan sehat. Bukan berarti skor
yang rendah menunjukkan bahwa bayi tidak
sehat atau tidak normal. Hasil yang rendah
dalam penilaian itu, menunjukkan bahwa bayi
membutuhkan tindakan yang sifatnya segera,
seperti menyedot / mengeluarkan cairan dari
saluran pernapasan atau pemberian oksigen
untuk membantu pernapasan, tindakan
tersebut dapat memberikan perbaikan keadaan
bayi secara umum.2
Pada kasus bayi dengan apgar score 5 – 7
(asfiksia ringan), bayi dapat terkejut atau
sangat waspada, dengan peningkatan tonus
otot, akan tetapi bayi terkadang letargi dan
kadang – kadang mengalami apnea atau
konvulsi selama beberapa hari. Masalah ini
biasanya sembuh dalam 1 minggu.
Asfiksia berat (apgar score < 4), bayi dapat
terkulai atau tidak sadar. Konvulsi dapat
terjadi selama beberapa hari, dan episode
apnea yang berat dan umumnya sering terjadi.
Bayi dapat membaik selama beberapa minggu
atau tidak membaik sama sekali, jika bayi ini
bertahan hidup, mereka biasanya menderita
kerusakan otak permanen.3
Apgar score merupakan penilaian pada
bayi setelah 1 menit dan 5 menit. Penilaian
yang dilakukan meliputi warna yang
normalnya nampak merah jambu pada saat
dilahirkan, menangis segera setelah lahir,
pengkajian segera denyut jantung bayi baru
lahir yang dapat dilakukan dengan meletakkan
dua jari langsung kedada diatas jantung,
menilai tonus otot bayi, dan menilai refleks /
respons yang normal, seperti membuka mata
dan berespon terhadap rangsangan eksternal.
Penilaian keadaan bayi dilakukan secara
apgar, dengan pemberian nilai 8 – 10
(normal), 5 – 7 (asfiksia ringan), 4 atau lebih
rendah (asfiksia berat).4
Berdasarkan hasil penelitian di RSUD. Dr.
R. Koesma Tuban ternyata mayoritas apgar
score bayi bulan Januari – Maret 2009 adalah
8 – 10 yang berasal dari persalinan aterm,
karena pada persalinan aterm bayi lahir dalam
keadaan sudah matang dan kadar surfaktan
dalam paru dalam jumlah yang memadai,
sehingga kemungkinan terjadinya asfiksia
sangat kecil, oleh karena itu bayi aterm sering
didapati penilaian apgar yang baik (8 – 10)
yang meliputi seluruh badan tampak merah,
tangisan kuat, usaha bernafas baik, denyut
jantung diatas 100 kali permenit, dan tonus
otot kuat.
3. Identifikasi berat badan antara bayi
pada persalinan preterm dan aterm di
Ruang Neonatus RSUD. Dr. R. Koesma
Tuban
Berdasarkan hasil penelitian pada tabel 3
menunjukkan bahwa mayoritas berat badan di
RSUD. Dr. R. Koesma Tuban bulan Januari –
Maret 2009 dari persalinan preterm adalah
2500 – 4000 gram (5,40 %), 1500 – 2500
gram (70,27 %), < 1500 gram (18,91 %), <
1000 gram (5,40 %), sedangkan dari
persalinan aterm adalah 2500 – 4000 gram
(99,24 %), 1500 – 2500 gram (0,75 %), <
1500 gram (0 %), dan < 1000 gram (0 %).
Menurut National Center For Health Statistic,
2003 “Berat Badan Lahir adalah berat
neonatus yang diukur segera setelah lahir atau
secepatnya setelah keadaan mengizinkan.
Angkanya harus dinyatakan dalam gram
terdekat”.5
Status gizi ibu sebelum dan selama hamil
dapat mempengaruhi pertumbuhan janin yang
sedang dikandung. Bila status gizi ibu normal
pada masa sebelum dan selama hamil
kemungkinan besar akan melahirkan bayi
yang sehat, dengan usia cukup bulan, dan
berat badan yang normal. Dengan kata lain
berat bayi yang dilahirkan sangat tergantung
pada keadaan gizi ibu sebelum dan selama
hamil.7
Berat badan bayi baru lahir normal adalah
dengan berat 2500 - 4000 gram. Sedangkan
bayi berat lahir rendah merupakan bayi baru
lahir yang berat badannya saat lahir kurang
dari 2500 gram (sampai dengan 2499 gram)
atau bayi dengan berat lahir 1500 - 2500 gram
(BBLR), bayi berat lahir sangat rendah
(BBLSR) memiliki berat lahir kurang dari
1500 gram, dan bayi berat lahir ekstrem
rendah (BBLR) yaitu berat lahir kurang dari
1000 gram.8
Prematuritas murni merupakan bayi lahir
dengan umur kehamilan kurang dari 37
minggu dan mempunyai berat badan kurang
dari 2500 gram (1500 – 2500 gram) atau
disebut neonatus kurang bulan sesuai masa
kehamilan.
Berat badan lahir sangat berpengaruh
terhadap kelangsungan hidup, perawatan dan
komplikasi – komplikasi yang sering timbul
pada bayi baru lahir, terutama pada berat
badan lahir rendah (BBLR). Pada kasus berat
badan lahir rendah dikhawatirkan akan terjadi
komplikasi yang memungkinkan terjadinya
asfiksia karena merupakan penyebab utama
kematian bayi.
Berdasarkan hasil penelitian di RSUD. Dr.
R. Koesma Tuban ternyata mayoritas berat
badan bayi bulan Januari – Maret 2009 adalah
2500 gram – 4000 gram yang berasal dari
persalinan aterm, karena sesuai dengan ciri
bayi aterm yaitu bayi yang memiliki berat
2500 – 4000 gram. Tidak menutup
kemungkinan bahwa bayi lahir dengan usia 37
– 42 minggu (aterm) akan memiliki berat
badan 2500 – 4000 gram karena bila dilihat
dari segi usia gestasi janin, pertumbuhan
sangatlah cukup untuk mencapai 2500 gram
atau lebih, dan bisa juga dpengaruhi oleh
faktor gizi yang diperoleh janin selama masa
intrauterin.
4. Identifikasi panjang badan antara bayi
pada persalinan preterm dan aterm di
Ruang Neonatus RSUD. Dr. R. Koesma
Tuban.
Berdasarkan hasil penelitian pada tabel 5.4
menunjukkan bahwa mayoritas panjang badan
di RSUD. Dr. R. Koesma Tuban bulan Januari
– Maret 2009 dari persalinan preterm adalah
48 – 52 cm (8,57 %), < 48 cm (91,42 %),
sedangkan dari persalinan aterm adalah 48 –
52 cm (84,32 %), < 48 cm (15,67 %).
Bayi baru lahir normal mempunyai
panjang normal 48 - 52 cm. Garis dasar
pengukuran panjang badan masih penting
untuk pengkajian pertumbuhan dan kesehatan
bayi di masa mendatang. Berbagai studi
menunjukkan bahwa bidan bisa memperoleh
hasil yang lebih baik bila menggunakan alat
ukur panjang terlentang yang lebih akurat.
Berdasarkan hasil penelitian di RSUD. Dr.
R. Koesma Tuban ternyata mayoritas panjang
badan bayi bulan Januari – Maret 2009 adalah
48 – 52 cm yang berasal dari persalinan aterm,
pada bayi aterm sering dijumpai panjang
badan antara 48 – 52 cm karena janin tumbuh
maksimal sesuai usia kehamilannya dan
seimbang dengan berat badannya. Panjang
badan janin dan berat badan janin keduanya
saling
mempengaruhi
dalam
suatu
pertumbuhan, akan tetapi ada beberapa faktor
yang mempengaruhi pertumbuhan tersebut,
seperti usia gestasi janin, pengetahuan ibu
tentang tumbuh kembang janin yang bisa
memotivasi ibu untuk melakukan pemeriksaan
antenatal secara rutin untuk menghindari
terjadinya kelainan pada pertumbuhan janin,
dan bisa juga dipengaruhi oleh faktor gizi
yang diperoleh janin selama masa intrauterin.
KESIMPULAN
Berdasarkan hasil penelitian mengenai
perbandingan antara bayi baru lahir dengan
persalinan preterm dan aterm dilihat dari
apgar score, berat badan, dan panjang badan di
RSUD. Dr. R. Koesma Tuban, maka peneliti
dapat mengambil kesimpulan sebagai berikut :
1. Mayoritas jumlah persalinan di RSUD.
Dr. R. Koesma Tuban bulan Januari –
Maret 2009 adalah dari persalinan aterm.
2. Mayoritas nilai apgar score 8 - 10 di
RSUD. Dr. R. Koesma Tuban bulan
Januari – Maret 2009 adalah dari
persalinan aterm.
3. Mayoritas berat badan 2500 – 4000 gram
di RSUD. Dr. R. Koesma Tuban bulan
Januari – Maret 2009 adalah dari
persalinan aterm.
4. Mayoritas panjang badan 48 – 52 cm di
RSUD. Dr. R. Koesma Tuban bulan
Januari – Maret 2009 adalah dari
persalinan aterm.
DAFTAR PUSTAKA
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.
Prawirohardjo, Sarwono. Buku Acuan Nasional
Pelayanan Kesehatan Maternal dan Neonatal.
Ceyakan ke-4. YBRS-P, Jakarta, 2006.
Alam,
Anggraini.
Resiko
Keterlambatan
Perkembangan bayi Kurang Bulan dan Berat
Lahir Rendah pada Tahun Pertama Kehidupan.
Selasa, 27 Januari 2009. http://www.mkb-online.com,
2009.
Budi. Buku Saku Manajemen Masalah Bayi Baru
Lahir Panduan Untuk Dokter, Perawat, dan
Bidan. EGC, Jakarta, 2008.
Admin. Angka Kematian dan Kelahiran Bayi di
Indonesia Tinggi. Sabtu, 12 Mei 2009.
http://bataviase.co.id, 2009.
Cunningham, F. Garry, dkk. Obstetri Williams.
EGC, Jakarta, 2005.
Rompas, Jefferso. Persalinan Preterm. Sabtu, 5
Oktober 2009. http://www.kalbe.co.id, 2006.
Lubis, Zuhaidah. Status Gizi Ibu Hamil
www.google.com, 2005.
Farida. Persalinan. Kamis, 15 Januari 2009.
http://mmygadget.com, 2009.
Prawirohardjo, Sarwono. Ilmu Kebidanan, cetakan
ke-8. Yayasan Bina Pustaka, Jakarta, 2006.
Download