Penerapan Metode Pemberian Tugas dalam Upaya Meningkatkan

advertisement
Penerapan Metode Pemberian Tugas dalam Upaya Meningkatkan Hasil
Belajar pada Siswa Kelas XI IPA SMA Laboratorium Universitas Negeri
Malang Materi Sistem Eksresi pada Manusia.
Reza Ramadhan Wahyu Aditia, Sarwono, Triastono Imam Prasetyo
Universitas Negeri Malang
Abstrak : Berdasarkan hasil observasi yang dilakukan pada tanggal 25 Februari
2013, ketuntasan klasikal yang dicapai pada kelas XI IPA I 65,4% dan rata-rata
hasil belajarnya yaitu 72,5. Pembelajaran biologi yang berlangsung di SMA
Laboratorium Universitas Negeri Malang lebih banyak menggunakan metode
ceramah, tanya jawab, serta diskusi. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui
bagaimanakah penerapan metode pemberian tugas biologi dapat meningkatkan
hasil belajar pada siswa kelas XI IPA I pada SMA Laboratorium Universitas
Negeri Malang. Penerapan metode pemberian tugas pada penelitian ini
menggunakan Penelitian Tindakan Kelas (PTK). Proses PTK dimulai dari
tahahapan perencanaan, tindakan, pengamatan, dan refleksi untuk memecahkan
masalah dan mencobakan hal-hal baru demi meningkatkan kualitas pembelajaran.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa metode pemberian tugas dapat diterapkan di
SMA Laboratorium Universitas Negeri Malang dengan keterlaksanaan
pembelajaran 97,5%. Selain itu metode pemberian tugas dapat meningkatkankan
hasil belajar siswa. Hal ini terlihat dari rata-rata hasil belajar pada siklus I yaitu
80,9 dan siklus II meningkat menjadi 87,2.
Kata Kunci : Tugas, Hasil Belajar
Sebagai calon guru di masa depan, perlu pembekalan dini, seperti
keterampilan menyusun RPP dan melaksanakan pembelajaran. Seorang guru
biologi harus mampu melaksanakan strategi pembelajaran biologi dengan baik.
Untuk mengetahui strategi pembelajaran biologi, perlu pengetahuan dasar seperti
belajar dan pembelajaran, metode pembelajaran, media pembelajaran, dan
keterampilan dasar mengajar. Dalam mencapai tujuan pembelajaran, guru
menggunakan berbagai macam cara agar siswa dapat berkembang dan
berkompeten dalam bidangnya. Banyak cara yang dilakukan oleh guru dalam
mencapai hal tersebut, salah satunya dengan memberikan tugas kepada siswa.
Menurut Safira (2012), tugas merupakan suatu pekerjaan yang harus diselesaikan.
Pemberian tugas sebagai suatu metode mengajar merupakan suatu pemberian
pekerjaan oleh guru kepada siswa untuk mencapai tujuan pengajaran tertentu.
Dengan pemberian tugas tersebut siswa dapat belajar sekaligus mengerjakan
tugas.
Berdasarkan hasil observasi yang dilakukan pada tanggal 25 Februari
2013, ketuntasan klasikal yang dicapai pada kelas XI IPA I yaitu 65,4% dan ratarata hasil belajarnya yaitu 72,5. Pembelajaran biologi yang berlangsung di SMA
Laboratorium Universitas Negeri Malang lebih banyak menggunakan metode
ceramah, tanya jawab, serta diskusi. Tugas yang diberikan guru sudah cukup
bervariasi, antara lain mengerjakan LKS dan membuat artikel, tetapi pemahaman
materi yang didapatkan oleh siswa masih kurang. Ketika kegiatan diskusi
berlangsung hanya siswa tertentu yang aktif. Permasalahan yang muncul antara
lain siswa tidak mendapatkan pemahaman tambahan dari tugas yang diselesaikan.
Berdasarkan permasalahan ini maka dilakukan penelitian dengan judul Penerapan
1
Metode Pemberian Tugas dalam Upaya Meningkatkan Hasil Belajar pada Siswa
Kelas XI IPA SMA Laboratorium Universitas Negeri Malang Materi Sistem
Eksresi pada Manusia. Tujuan penelitian ini yaitu untuk mengetahui
bagaimanakah penerapan metode pemberian tugas biologi dapat meningkatkan
hasil belajar pada siswa kelas XI IPA I pada SMA Laboratorium Universitas
Negeri Malang.
Metode pemberian tugas merupakan suatu metode mengajar dimana guru
memberikan suatu tugas, kemudian siswa harus mempertanggung jawabkan hasil
tugas tersebut (Maulina, 2011). Menurut Safira (2012), pemberian tugas dilakukan
oleh guru karena dalam jam pelajaran tidak sempat diberikan di kelas. Untuk
menyelesaikan rencana pembelajaran yang telah ditetapkan, maka siswa diberi
tugas untuk mempelajari dengan diberi soal-soal yang harus dikerjakan di rumah.
METODE
Penelitian dilaksanakan di SMA Laboratorium Universitas Negeri
Malang, Jalan Bromo No. 16 Malang. Penelitian dilaksanakan di XI IPA I dengan
siswa berjumlah 26 orang yang terdiri 8 laki-laki dan 18 perempuan. Jenis
penelitian ini adalah Penelitian Tindakan Kelas (PTK), yaitu penelitian yang
dilakukan oleh guru yang bertindak sekaligus sebagai peneliti untuk memperbaiki
kondisi pembelajaran di dalam kelasnya yang dilakukan melalui refleksi diri.
Menurut Susilo (2009) penelitian tindakan kelas (PTK) adalah penelitian reflektif
yang dilaksanakan secara siklis (berdaur) oleh guru/calon guru di dalam kelas.
Dikatakan demikian karena proses PTK dimulai dari tahapan prencanaan,
tindakan, pengamatan, dan refleksi untuk memecahkan masalah dan mencobakan
hal-hal baru demi peningkatan kualitas pembelajaran. Langkah-langkah penelitian
yang dilaksanakan adalah sebagai berikut.
1. Pra Tindakan
Kegiatan yang dilakukan sebelum melaksanakan penelitian yaitu sebagai
berikut.
a. Melakukan wawancara dengan guru bidang studi
b. Melakukan observasi ke kelas untuk mengamati kondisi siswa
c. Merumuskan masalah.
d. Menetapkan cara mengatasi masalah.
e. Membuat perencanaan siklus 1.
2. Siklus 1
a. Perencanaaan tindakan
Dalam perencanaan tindakan ini peneliti merencanakan semua kegiatan
yang akan menunjang kelancaran perbaikan pembelajaran dan pengambilan data.
Pada tahap ini peneliti melakukan kegiatan:
1) Menyusun silabus yang digunakan pada saat pembelajaran.
2) Menyusun rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP) yang akan digunakan
pada saat penelitian.
3) Menyusun rincian tugas yang akan diberikan kepada siswa selama berjalannya
penelitian.
2
4) Menyusun soal ujian akhir siklus yang akan diberikan setelah siklus 1 selesai.
Soal ujian yang diberikan berkaitan dengan materi dan indikator yang telah
diberikan kepada siswa.
b. Pelaksanaan Tindakan
Pelaksanaan tindakan ini berupa penerapan pembelajaran berdasarkan
RPP. Dalam kegiatan ini diterapkan metode pemberian tugas. Siswa diberikan
tugas sebagai pendukung materi yang diberikan oleh guru.
c. Observasi
Tahap observasi merupakan tahap dimana observer mengawasi kegiatan
pembelajaran yang dilakukan oleh peneliti. Dalam penelitian ini observer akan
mengamati kekurangan dan kelebihan dari kegiatan pembelajaran yang dilakukan
oleh peneliti. Observer akan mengisi lembar keterlaksanan pembelajaran oleh
guru pada saat kegiatan belajar mengajar berlangsung di dalam kelas
d. Refleksi
Tahap refleksi merupakan tahap dimana para observer akan memberikan
data hasil pengamatan yang dilakukan selama proses kegiatan pembelajaran
berlangsung. Dalam tahap ini kritik, saran, kekurangan, dan kelemahan dari
kegiatan pembelajaran yang dilakukan oleh peneliti disampaikan sehingga pada
siklus yang berikutnya akan diperbaiki.
3. Siklus II
Kegiatan yang berlangsung pada siklus II hampir sama seperti dengan
kegiatan siklus I, tetapi pada siklus II ada perbaikan berdasarkan masukan pada
tahap refleksi siklus I.
HASIL
A. Kegiatan Pra Tindakan
Sebelum melakukan kegiatan penelitan, terlebih dahulu dilakukan
kegiatan observasi. Berdasarkan hasil observasi yang dilakukan pada tanggal 25
Februari 2013, ketuntasan klasikal yang dicapai pada kelas XI IPA I yaitu 65,4%
dan rata-rata hasil belajarnya yaitu 72,5. Pembelajaran biologi yang berlangsung
di SMA Laboratorium Universitas Negeri Malang lebih banyak menggunakan
metode ceramah, tanya jawab, serta diskusi.
B. Paparan Data Siklus 1
1. Data Keterlaksanaan Pembelajaran
Data keterlaksanaan pembelajaran merupakan data yang diperoleh dari
hasil kegiatan observasi yang dilakukan observer. Kegiatan observasi
dilaksanakan pada setiap kegiatan pembelajaran yang dilaksanakan oleh guru pada
siklus I. Data keterlaksanaan pembelajaran siklus I selengkapnya disajikan dalam
Tabel 1 sebagai berikut.
Tabel 1 Data Rangkuman Hasil Observasi Keterlaksanaan Pembelajaran
Tahap
Kegiatan
Keterlaksanaan
Guru menggali pengetahuan awal siswa
dengan memberikan pertanyaan
Kegiatan
Guru memberikan pertanyaan pengantar
3
Ya
√
√
Tidak
Tahap
Kegiatan
Keterlaksanaan
Awal
untuk mengaitkan konsep yang akan
dipelajari dengan konsep yang telah
dimiliki oleh siswa
Guru menjelasakan tujuan pembelajaran
Ya
Kegiatan
Inti
Kegiatan
Penutup
Tidak
√
Guru mengarahkan siswa untuk membagi
siswa menjadi 4 kelompok yaitu kelompok
A,B,C,D
Guru meminta siswa A berpasangan
dengan siswa B, sedangkan siswa C
berpasangan dengan siswa D
Guru membagikan lembar tugas kepada
masing-masing siswa
Guru menunjuk siswa A dan C menjadi
pemateri dan siswa B dan D yang menjadi
pendengar
Guru meminta siswa untuk bertukar peran
yaitu siswa A dan C sebagai pendengar
dan siswa B dan D sebagai pemateri
Guru
meminta
siswa
untuk
mempresentasikan jawaban dan menjadi
fasilitator selama diskusi
Guru memimpin jalannya diskusi
√
Guru memberikan penguatan atas jawaban
siswa
Tingkah laku guru antusias
√
Suara guru jelas dan tidak monoton
√
Pandangan guru menyeluruh/merata pada
semua siswa
Guru membimbing siswa melakukan
refleksi
Guru memberikan penugasan kepada
siswa
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
Berdasarkan Tabel 1 dapat diperoleh data hasil observasi keterlaksanaan
pembelajaran oleh guru. Data yang diperoleh dihitung dengan rumus persentase
keterlaksanaan pembelajaran. Hasil perhitungan yang dilakukan, diperoleh hasil
94,3%. Pada siklus I rata-rata keterlaksanaan pembelajaran sebesar 94,3% dengan
taraf tindakan sangat baik yang disajikan pada Tabel 2 berikut.
Tabel 2 Keterlaksanaan Pembelajaran oleh Guru
Tahap
Kegiatan
Awal
Kegiatan
Keterlaksanaan
tindakan (%)
Guru menggali pengetahuan awal
siswa
dengan
memberikan
pertanyaan
90%
Taraf
Keterlaksanaan
Tindakan
Sangat baik
Guru
memberikan
pertanyaan
pengantar untuk mengaitkan konsep
yang akan dipelajari dengan konsep
100%
Sangat baik
4
Tahap
Kegiatan
Kegiatan
Inti
yang telah dimiliki oleh siswa
Guru
menjelasakan
tujuan
pembelajaran
Guru mengarahkan siswa untuk
membagi
siswa
menjadi
4
kelompok yaitu kelompok A,B,C,D
Guru meminta siswa A berpasangan
dengan siswa B, sedangkan siswa C
berpasangan dengan siswa D
Guru membagikan lembar tugas
kepada masing-masing siswa
Guru menunjuk siswa A dan C
menjadi pemateri dan siswa B dan
D yang menjadi pendengar
Guru meminta siswa untuk bertukar
peran yaitu siswa A dan C sebagai
pendengar dan siswa B dan D
sebagai pemateri
Guru
meminta
siswa
untuk
mempresentasikan jawaban dan
menjadi fasilitator selama diskusi
Guru memimpin jalannya diskusi
Kegiatan
Penutup
Guru memberikan penguatan atas
jawaaban siswa
Tingkah laku guru antusias
Suara guru jelas dan tidak monoton
Pandangan guru menyeluruh/merata
pada semua siswa
Guru
membimbing
siswa
melakukan refleksi
Guru
memberikan
penugasan
kepada siswa
Ratarata
Keterlaksanaan
tindakan (%)
Taraf
Keterlaksanaan
Tindakan
90%
Sangat baik
100%
Sangat baik
100%
Sangat baik
100%
Sangat baik
100%
Sangat baik
90%
Sangat baik
80%
Sangat baik
100%
Sangat baik
100%
Sangat baik
90%
100%
100%
Sangat baik
Sangat baik
Sangat baik
80%
Sangat baik
90%
Sangat baik
94,3
Sangat baik
2. Data Hasil Belajar Siswa
Pada akhir kegiatan pembelajaran siklus I, siswa diberi tes akhir dengan
tujuan untuk mengetahui tingkat pemahaman dan kemampuan siswa dalam
memahami materi yang telah dipelajari. Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM)
matapelajaran biologi pada SMA Laboratorium Universitas Negeri Malang adalah
75. Ketuntasan klasikal yang ditetapkan di SMA Universitas Negeri Malang
adalah ≥ 85% dari jumlah siswa mencapai KKM. Pada siklus I siswa yang
mencapai KKM adalah 26 siswa. Jumlah nilai tuntas klasikal yaitu sebesar 100%.
Berdarakan hasil ini dapat dikatakan bahwa secara klasikal hasil belajar siswa
telah tuntas. Untuk lebih jelasanya dapat dilihat pada Tabel 3 sebagai berikut.
Tabel 3 Hasil Belajar Klasikal Siklus I
No
1
2
3
4
5
Nama
Achmad Khoiru Atho'illah
Adam Abdillah Akbar
Aden Febrian N
Aisyah Fitriani
Alvandha Adindra
Hasil Belajar Individu
84
76
91
84
76
5
Ketuntasan
Tuntas
Tuntas
Tuntas
Tuntas
Tuntas
No
Nama
6
Andikha Trisna Putra
7
Annisa Dwi Rahmawati
8
Arif Budhi C
9
Arum Yunita Puspita Sari
10
Dinar Nur Hayati
11
Eka Pusputa Ayu Sholihah
12
Elfira P
13
Fitri Wiranda
14
Ine Cintya Rosadi
15
Kezia Sophiana Noto
16
Khalimatus Sa'diya
17
Maulani F.K
18
Nadia Rachma Aniswara
19
Nur Kholish Amrullah
20
Nurohaini Yulianingtyas
21
Pebri Fitriyah Nur Indah
22
R. Amran D.N
23
Retno Wahyuning Safitri
24
Rima Ma'ad Darma Wasita
25
Safrinda E.D
26
Tiara Maha Dian
Jumlah
Rata-rata
Hasil Belajar Klasikal
Hasil Belajar Individu
84
78
82
80
76
84
86
78
80
80
84
78
78
78
84
78
76
78
78
84
88
2103
80,9
100% (Tuntas)
Ketuntasan
Tuntas
Tuntas
Tuntas
Tuntas
Tuntas
Tuntas
Tuntas
Tuntas
Tuntas
Tuntas
Tuntas
Tuntas
Tuntas
Tuntas
Tuntas
Tuntas
Tuntas
Tuntas
Tuntas
Tuntas
Tuntas
-
3. Data Catatan Lapangan
Catatan lapangan merupakan hasil pengamatan yang dilakukan oleh
observer selama kegiatan pembelajaran pada siklus I berlangsung. Berikut
merupakan hasil catatan lapangan pada kegiatan pembelajaran siklus I.
a. Pada saat siswa maju ke depan kelas untuk menjelaskan jawaban dari tugas
yang telah dikerjakan, mayoritas siswa hanya membaca jawaban yang telah
dikerjakan tetapi kurang menjelaskan maksud dari tugas yang dikerjakan.
Sehingga terkesan siswa hanya membaca jawabannya saja namun kurang
memahami apa yang siswa sampaikan.
b. Siswa yang aktif untuk menjelaskan tugas yang dikerjakan hanya sedikit
hanya Annisa, Tiara, Maulani, dan Achmad Khoiru.
c. Peran guru dalam kegiatan diskusi terlalu penuh, sehingga pembelajaran
terkesan teacher center. Siswa kurang aktif dalam kegiatan diskusi. Mayoritas
siswa cenderung pasif
d. Pada saat kegiatan saling menjelaskan materi antar teman sebangku dapat
membantu siswa dalam memahami materi.
e. Dengan adanya tugas yang diberikan guru, siswa terbantu untuk memahami
materi.
4. Refleksi Siklus 1
Dari hasil observasi yang dilakukan oleh observer pada kegiatan
pembelajaran yang berlangsung selama siklus I diperoleh informasi mengenai
kekurangan dan kelebihan dari guru selama melaksanakan pembelajaran pada
siklus I. Hasil kegiatan refleksi selama pembelajaran siklus I adalah sebagai
berikut.
6
a Kelebihan Pelaksanaan Kegiatan Pembelajaran Siklus I
1) Pemahaman materi siswa dapat bertambah karena tugas yang diberikan oleh
guru membantu siswa untuk memahami materi yang dipelajari.
2) Dengan adanya poin berupa stiker yang diberikan kepada siswa yang aktif saat
kegiatan diskusi dapat menambah kepercayaan diri siswa untuk berani
menyampaikan pendapat. Selain itu siswa menjadi lebih aktif.
3) dengan adanya tugas yang diberikan oleh guru, jawaban siswa yang muncul
cukup bervasiasi sehingga terlihat bahwa siswa bersungguh-sungguh dalam
mengerjakan tugas yang diberikan.
4) Dengan adanya kelompok berdasarkan teman sebangku, membuat siswa lebih
bebas untuk saling berdiskusi dan bertukar materi sesuai dengan materi yang
didapatkan.
b Kekurangan Kegiatan Pembelajaran Siklus I
1) Guru kurang memberikan kesempatan untuk siswa menjelaskan materi lebih
banyak, sehingga terkesan pembelajaran teacher center.
2) Guru kurang memberikan kesempatan siswa yang pasif, sehingga siswa yang
pasif cenderung diam pada saat diskusi berlangsung.
3) Penguasaan materi guru lebih ditingkatkan lagi.
4) Jumlah soal diskusi yang dibagikan kepada siswa ada yang kurang
proporsional, sehingga ada siswa yang menerima soal dengan jumlah banyak
dan ada siswa yang menerima soal dengan jumlah sedikit.
5) Ketika siswa maju untuk mempresentasikan tugas yang telah dikerjakan, siswa
hanya membaca jawaban saja. Sehingga siswa terkesan kurang menguasai
jawaban. Selain itu siswa yang lainnya menjadi kurang fokus karena siswa
yang presentasi cenderung monoton.
Berdasarkan refleksi yang telah dilakukan pada pembelajaran siklus I,
maka perlu dilakuakn perbaikan sebelum siklus II dilakukan. Hal ini dilakukan
agar pembelajaran yang dilakukan pada siklus II dapat lebih baik lagi. Perbaikan
pada siklus II adalah sebagai berikut.
1) Peran guru harus dikurangi agar pembelajaran tidak terkesan teacher center.
Guru hanya mendampingi kegiatan diskusi dan memberikan penguatan materi.
Siswa harus lebih banyak berperan dalam kegiatan diskusi.
2) Guru harus menunjuk siswa yang pasif untuk aktif berdiskusi baik untuk
mempresentasikan tugas maupun menjawab pertanyaan ketika diskusi
berlangsung.
3) Soal untuk bahan diskusi dibuat dengan jumlah lebih proporsional sehingga
semua siswa mendapatkan soal dengan jumlah yang sama
4) Untuk mengatasi kegiatan presentasi tugas yang monoton, maka tugas siswa
tidak hanya ditulis di kertas saja namun dibuat dalam bentuk powerpoint.
C. Paparan Data Siklus II
1. Data Keterlaksanaan Pembelajaran
Data keterlaksanaan pembelajaran merupakan data yag diperoleh dari
hasil kegiatan observasi yang dilakukan oleh observer. Kegiatan observasi
dilaksanakan pada setiap kegiatan pembelajaran yang dilaksanakan oleh guru pada
siklus II. Data keterlaksanaan pembelajaran siklus II selengkapnya disajikan
dalam Tabel 4 sebagai berikut.
7
Tabel 4 Data Rangkuman Hasil Observasi Keterlaksanaan Pembelajaran
Tahap
Kegiatan
Keterlaksanaan
Guru menggali pengetahuan awal siswa
dengan memberikan pertanyaan
Kegiatan
Awal
Kegiatan Inti
Kegiatan
Penutup
Ya
√
Guru memberikan pertanyaan pengantar
untuk mengaitkan konsep yang akan
dipelajari dengan konsep yang telah
dimiliki oleh siswa
Guru menjelasakan tujuan pembelajaran
√
Guru mengarahkan siswa untuk membagi
siswa menjadi 4 kelompok yaitu kelompok
A,B,C,D
Guru meminta siswa A berpasangan
dengan siswa B, sedangkan siswa C
berpasangan dengan siswa D
Guru membagikan lembar tugas kepada
masing-masing siswa
Guru menunjuk siswa A dan C menjadi
pemateri dan siswa B dan D yang menjadi
pendengar
Guru meminta siswa untuk bertukar peran
yaitu siswa A dan C sebagai pendengar
dan siswa B dan D sebagai pemateri
Guru
meminta
siswa
untuk
mempresentasikan jawaban dan menjadi
fasilitator selama diskusi
Guru memimpin jalannya diskusi
√
Guru
memberikan penguatan
jawaaban siswa
Tingkah laku guru antusias
Suara guru jelas dan tidak monoton
√
atas
Pandangan guru menyeluruh/merata pada
semua siswa
Guru membimbing siswa melakukan
refleksi
Guru memberikan penugasan kepada
siswa
Tidak
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
Berdasarkan Tabel 4 dapat diperoleh data hasil observasi keterlaksanaan
pembelajaran oleh guru. Data yang diperoleh dihitung dengan rumus persentase
keterlaksanaan pembelajaran. Hasil perhitungan yang dilakukan, diperoleh hasil
100%. Pada siklus II rata-rata keterlaksanaan pembelajaran sebesar 100% dengan
taraf tindakan sangat baik yang disajikan pada Tabel 5 berikut.
Tabel 5 Keterlaksanaan Pembelajaran oleh Guru
Tahap
Kegiatan
Keterlaksanaan
tindakan (%)
Guru menggali pengetahuan awal
siswa
dengan
memberikan
100%
8
Taraf
Keterlaksanaan
Tindakan
Sangat baik
Tahap
Kegiatan
Keterlaksanaan
tindakan (%)
Taraf
Keterlaksanaan
Tindakan
Guru memberikan pertanyaan
pengantar
untuk
mengaitkan
konsep yang akan dipelajari
dengan konsep yang telah dimiliki
oleh siswa
Guru
menjelasakan
tujuan
pembelajaran
Guru mengarahkan siswa untuk
membagi
siswa
menjadi
4
kelompok yaitu kelompok A,B,C,D
Guru
meminta
siswa
A
berpasangan dengan siswa B,
sedangkan siswa C berpasangan
dengan siswa D
Guru membagikan lembar tugas
kepada masing-masing siswa
Guru menunjuk siswa A dan C
menjadi pemateri dan siswa B dan
D yang menjadi pendengar
Guru meminta siswa untuk
bertukar peran yaitu siswa A dan C
sebagai pendengar dan siswa B dan
D sebagai pemateri
Guru meminta siswa untuk
mempresentasikan jawaban dan
menjadi fasilitator selama diskusi
Guru memimpin jalannya diskusi
100%
Sangat baik
100%
Sangat baik
100%
Sangat baik
100%
Sangat baik
100%
Sangat baik
100%
Sangat baik
100%
Sangat baik
100%
Sangat baik
100%
Sangat baik
Guru memberikan penguatan atas
jawaaban siswa
Tingkah laku guru antusias
Suara guru jelas dan tidak monoton
Pandangan
guru
menyeluruh/merata pada semua
siswa
Guru
membimbing
siswa
melakukan refleksi
Guru
memberikan
penugasan
kepada siswa
100%
Sangat baik
100%
100%
100%
Sangat baik
Sangat baik
Sangat baik
100%
Sangat baik
100%
Sangat baik
100%
Sangat baik
pertanyaan
Kegiatan
Awal
Kegiatan
Inti
Kegiatan
Penutup
Ratarata
2. Data Hasil Belajar siswa
Pada akhir kegiatan pembelajaran siklus II siswa akan diberikan tes akhir
dengan tujuan untuk mengetahui tingkat pemahaman dan kemampuan siswa
dalam memahami materi yang telah dipelajari. Kriteria Ketuntasan Minimal
(KKM) matapelajaran biologi pada SMA Laboratorium Universitas Negeri
Malang adalah 75. Ketuntasan klasikal yang ditetapkan di SMA Universitas
Negeri Malang adalah ≥ 85% dari jumlah seluruh sisiwa yang mencapai KKM.
Pada siklus II siswa yang mampu mencapai KKM adalah 26. Sedangkan jumlah
9
nilai tuntas klasikal yaitu sebesar 100%. Berdasarkan hasil ini dapat dikatakan
bahwa secara klasikal hasil belajar siswa telah tuntas. Pada siklus I maupun siklus
II presentasi hasil belajar klasikal yaitu tetap 100%. Untuk lebih jelasanya dapat
dilihat pada Tabel 6 sebagai berikut.
Tabel 6 Hasil Belajar Klasikal Siklus II
No
Nama
1
Achmad Khoiru Atho'illah
2
Adam Abdillah Akbar
3
Aden Febrian N
4
Aisyah Fitriani
5
Alvandha Adindra
6
Andikha Trisna Putra
7
Annisa Dwi Rahmawati
8
Arif Budhi C
9
Arum Yunita Puspita Sari
10
Dinar Nur Hayati
11
Eka Pusputa Ayu Sholihah
12
Elfira P
13
Fitri Wiranda
14
Ine Cintya Rosadi
15
Kezia Sophiana Noto
16
Khalimatus Sa'diya
17
Maulani F.K
18
Nadia Rachma Aniswara
19
Nur Kholish Amrullah
20
Nurohaini Yulianingtyas
21
Pebri Fitriyah Nur Indah
22
R. Amran D.N
23
Retno Wahyuning Safitri
24
Rima Ma'ad Darma Wasita
25
Safrinda E.D
26
Tiara Maha Dian
Jumlah
Rata-rata
Hasil Belajar Klasikal
Hasil Belajar Individu
95
80
90
87,5
80
82,5
97,5
87,5
87,5
90
92,5
87,5
80
82,5
80
85
85
80
80
92,5
85
92,5
97,5
80
82,5
100
2260
87,2
100% (Tuntas)
Ketuntasan
Tuntas
Tuntas
Tuntas
Tuntas
Tuntas
Tuntas
Tuntas
Tuntas
Tuntas
Tuntas
Tuntas
Tuntas
Tuntas
Tuntas
Tuntas
Tuntas
Tuntas
Tuntas
Tuntas
Tuntas
Tuntas
Tuntas
Tuntas
Tuntas
Tuntas
Tuntas
-
3. Data Catatan Lapangan
Catatan lapangan merupakan hasil pengamatan yang dilakukan oleh
observer selama kegiatan pembelajaran pada siklus II berlangsung. Berikut
merupakan hasil catatan lapangan pada kegiatan pembelajaran siklus II.
a. Pada saat siswa maju ke depan kelas untuk menjelaskan menggunakan
tayangan powerpoint, terlihat siswa lainnya antusias untuk mendengarkan
siswa yang presentasi, sehingga ketika diskusi berlangsung banyak siswa yang
aktif untuk bertanya dan juga membantu untuk menjawab.
b. Dengan adanya tugas dalam bentuk powerpoint, dapat meningkatkan
kreatifitas siswa dalam membuat tayangan yang menarik, sehingga siswa yang
mendengarkan penjelasan siswa yang tampil makin tertarik untuk
memperhatikan.
c. Siswa yang aktif untuk menjelaskan tugas ke depan kelas mengalami
peningkatan. Apabila pada siklus I hanya beberapa siswa saja, pada siklus II
mengalami peningkatan. Peningkatan itu terjadi pada siswa yaitu Nur Kholis,
Annisa, Safrinda, Alvandha, Kezia, Khalimatus Sa'diya, Arif Budhi, Fitri
Wiranda, Arum, Dinar, Adam, dan Aden.
10
d. Ketika kegiatan diskusi berlangsung, kebanyakan siswa aktif untuk bertanya
maupun menjawab. Pada siklus II ini siswa menjadi lebih aktif dalam kegiatan
diskusi.
e. Dengan adanya tugas yang diberikan guru, siswa terbantu untuk memahami
materi.
4. Refleksi Siklus II
Dari hasil observasi yang dilakukan pada siklus II diperoleh informasi
mengenai kekurangan dan kelebihan dari guru selama melaksanakan
pembelajaran pada siklus II. Data hasil kegiatan refleksi selama kegiatan
pembelajaran siklus II adalah sebagai berikut..
a. Kelebihan Pelaksanaan Siklus II
1) Dengan adanya tugas dalam bentuk tayangan powerpoint, siswa lebih tertarik
untuk memperhatikan kegiatan presentasi tugas.
2) Keaktifan siswa makin bertambah dengan adanya tugas dalam bentuk
tayangan powerpoint. Siswa yang pada siklus I terkesan pasif menjadi berani
untuk berpendapat contohnya Arif, Aden, Khalimatus, dan lain sebagainya.
3) Kegiatan diskusi materi semakin hidup karena pada siklus II ini banyak siswa
yang bertanya ke sesama siswa maupun menjawab. Guru hanya memimpin
jalannya diskusi dan memberi penguatan pada siswa
4) Pada kegiatan pembelajaran, guru hanya memberi penguatan materi dan
memimpin jalannya diskusi. Pada saat kegiatan diskusi lebih banyak peran
siswa yang aktif daripada guru.
5) Semua siswa dapat mencapai nilai KKM yang telah ditetapkan.
b. Kekurangan Pelaksanaan Siklus II
1) Pembagian waktu guru perlu ditingkatkan, karena kebanyakan waktu untuk
diskusi presentasi tugas sehingga ketika diskusi soal latihan waktunya
berkurang.
2) Guru lebih banyak menjelaskan materi menggunakan powerpoint dan kurang
memanfaatkan papan tulis
3) Suara guru kurang keras sehingga sebagian siswa yang duduk dibelakang
kurang mendengar suara guru.
PEMBAHASAN
Pelaksanaan penelitian ini menggunakan metode pemberian tugas.
Metode ini diterapkan dengan tujuan ini yaitu untuk mengetahui bagaimanakah
penerapan metode pemberian tugas biologi dapat meningkatkan hasil belajar pada
siswa kelas XI IPA I pada SMA Laboratorium Universitas Negeri Malang. Selain
itu membantu siswa untuk memahami materi sehingga siswa dapat mmemahami
materi yang dipelajari di sekolah. Penerapan metode pemberian tugas ini, setiap
akhir pertemuan siswa akan diberikan tugas. Tugas yang diberikan bersifat
individu, artinya siswa mengerjakan setiap tugas yang diberikan oleh guru secara
individu. Siswa menjawab soal yang diberikan pada selembar kertas. Kemudian
tugas yang telah dikerjakan akan dibahas pada pertemuan berikutnya. Kegiatan
diskusi tugas dilaksanakan sebelum materi dilanjutkan. Penerapan metode
pemberian tugas ini, setiap akhir pertemuan siswa akan diberikan tugas individu.
Tugas yang telah dikerjakan akan dibahas pada pertemuan berikutnya. Kegiatan
diskusi tugas dilaksanakan sebelum materi dilanjutkan.
11
Dengan adanya tugas dari guru, siswa mendapatkan pemahaman
tambahan mengenai materi yang diberikan. Menurut Wangid (2011), siswa yang
mendapat tugas pekerjaan rumah berarti dirinya harus membaca lebih awal
sebelum dirinya mengikuti pelajaran di kelas. Dari itu, pekerjaan rumah
mempersiapkan siswa untuk berpartisipasi di kelas secara bermakna, sehingga
memungkinkan siswa untuk dapat berpartisipasi secara aktif. Keaktifan didorong
kesiapan psikologis yang lebih awal ketika mengikuti pelajaran di kelas. Kondisi
siswa yang demikian sangat bagus untuk terselenggarakannya pembelajaran di
kelas. Ketika mereka menyelesaikan pekerjaan rumah, mereka berarti telah
menanam modal dan bertanggung jawab terhadap kegiatan belajar mereka,
Permasalahan yang nampak pada siklus I adalah siswa masih belum
berani untuk maju mempresentasikan tugas ke depan kelas. Namun pada
pembelajaran siklus II, siswa mulai berani untuk maju ke depan kelas
mempresentasikan tugas yang telah dikerjakan. Pada siklus I, siswa yang pasif
enggan maju ke depan kelas untuk mempresentasikan tugasnya, namun pada
siklus II siswa yang pasif mulai berani untuk maju ke depan kelas. Selain itu juga
siswa yang pasif mulai berani untuk aktif dalam kegiatan diskusi.
Dengan demikian, siswa nampak antusias untuk mengikuti kegiatan
pembelajaran. Menurut Wangid (2011) pekerjaan rumah dapat digunakan sebagai
penggerak agar siswa berlatih untuk dapat menuntaskan tugas akademisnya dan
sekaligus mempersiapkan siswa untuk mengikuti atau melanjutkan pelajaran
selanjutnya. Dengan menerapkan metode pemberian tugas membat siswa lebih
siap menghadapi kegiatan pembelajaran di sekolah.
Tugas yang diberikan pada siklus II tidak hanya berbentuk tulisan saja,
tetapi juga dalam bentuk powerpoint. Dengan adanya tambahan tugas dalam
bentuk powerpoint, siswa yang lainnya dapat memperhatikan siswa yang
persentasi. Selain siswa lebih fokus dalam belajar juga dapat membuat situasi
kelas menjadi kondusif karena semua siswa fokus kepada persentasi. Menurut
Kusumah (2012) metode pemberian tugas banyak memberikan manfaat bagi para
siswa, karena pada dasarnya pemberian tugas menuntut kreativitas dan aktivitas
mereka.
Penerapan metode pemberian tugas dapat meningkatkan perilaku belajar
siswa. Siswa menjadi lebih siap dalam menghadapi kegiatan pembelajaran di
sekolah. Selain itu penerapakan metode pemberian tugas, siswa dapat memahami
materi yang diberikan oleh guru.
Setiap akhir sikus dilaksanakan tes tulis. Hal ini dilakukan dengan tujuan
untuk mengetahui apakah pembelajaran yang dilakasanakan oleh guru dapat
berjalan dengan baik atau tidak. Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM)
matapelajaran biologi pada SMA Laboratorium Universitas Negeri Malang adalah
75. . Dari hasil tes yang dilakukan pada akhir siklus I semua siswa XI IPA I dapat
mencapai nilai KKM yang telah ditetapkan. Ketuntasan klasikal yang ditetapkan
di SMA Laboratorium Universitas Negeri Malang adalah ≥ 85% dari jumlah
seluruh siswa yang mencapai KKM. Pada siklus I siswa yang mencapai KKM
adalah 26 siswa. Apabila dipresentasikan yaitu sebesar 100%. berdasarkan hasil
ini dapat dikatakan bahwa secara klasikal hasil belajar siswa telah tuntas.
Pada tes akhir yang dilakukan pada siklus II, semua siswa rata-rata
mendapatkan nilai diatas nilai KKM yang telah ditentukan. pada siklus I, rata-rata
hasil belajar siswa yaitu 80,9 dan pada siklus II meningkat menjadi 87,2.
12
Peningkatan nilai terjadi dari siklus I hingga siklus II dapat dikatakan baik.
Dengan menggunakan metode pemberian tugas, siswa dapat belajar lebih
mendalam karena siswa dapat mengulang materi dan mempelajari materi yang
akan diajarkan di sekolah. Dengan demikian dapat dikatakan penerapan metode
pemberian tuga pada siswa dapat mengubah perilaku belajar sswa, sehingga siswa
mendapatkan hasil belajar yang baik.
Pemberian tugas memungkinkan siswa mengulang kembali kagiatan
belajaranya. Kegiatan mengulang belajar (review) memberikan manfaat yang
cukup banyak diantaranya bahan pelajaran yang semula belum dikuasai secara
maksimal dan mungkin pula akan mudah terlupakan, akan tertanam dalam otak
siswa secara relatif lebih lama (Kusumah, 2012). Perubahan perilaku akibat
kegiatan belajar mengakibatkan siswa memiliki penguasaan terhadap materi
pengajaran yang disampaikan dalam kegiatan belajar mengajar untuk mencapai
tujuan pengajaran (Purwanto, 2013). Penerapan metode pemberian tugas yang
dilakukan oleh guru dapat mengubah perilaku siswa menjadi lebih baik. Tentunya
perubahan perilaku dalam hal belajar yang dapat meningkatkan hasil belajar. Pada
penerapan metode yang telah dilakukan, siswa mendapatkan hasil positif yaitu
perubahan perilaku sehingga mendapatkan hasil belajar yang cukup baik.
PENUTUP
SIMPULAN
Simpulan yang dapat diambil dari hasil penelitian ini adalah metode
pemberian dapat diterapkan di SMA Laboratorium Universitas Negeri Malang
dengan keterlaksanaan pembelajaran 97,5%. Selain itu penerapan metode
pemberian tugas dapat meningkatkan hasil belajar siswa. Hal ini terlihat dari ratarata hasil belajar pada siklus I yaitu 80,9 dan siklus II meningkat menjadi 87,2.
SARAN
Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan, ada beberapa saran yang
dapat dikemukakan yaitu Guru bidang studi Biologi disarankan untuk menerapkan
metode pemberian tugas kepada siswa. Dengan menerapkan pemberian tugas,
siswa dapat mempersiapkan materi yang akan dipelajari. Selain itu dengan
memberikan tugas kepada siswa, siswa dapat lebih siap menghadapi
pembelajaran.
DAFTAR RUJUKAN
Kusumah,
Wijaya.
2012.
Metode
Pemberian
Tugas
(Online)
(http://wijayalabs.wordpress.com/2012/02/28/metode-pemberian-tugas/),
dikases 3 April 2012.
Maulina.
2011.
Metode
Resitasi
(Online)
(http://natureloversbiomuli.blogspot.com/2001/03/metode-resitasi.html), diakses tanggal 3
April 2012
Purwanto. 2013. Evaluasi Hasil Belajar. Yogyakarta: Pustaka Pelajar
Safira, Joe. 2012. Metode Pemberian Tugas Belajar dan Resitasi (Online)
(http://delsajoesafira.blogspot.com/2010/05/metode-pemberian-tugas-danresitasi.html), diakses 3 April 2012
13
Susilo, Herawati., Chotimah, Husnul., Dwitasari, Yuyun. 2011. Penelitian
Tindakan Kelas Sebagai Sarana Pengembangan Keprofesionalan Guru dan
Calon Guru. Malang: Bayumedia.
Wangid, Muhammad Nur. 2011. Pekerjaan Rumah Sebagai Pemberdayaan
Pendidikan,(Online),(http://eprints.uny.ac.id/563/1/PEKERJAAN_RUMAH
_SEBAGAI_PEMBERDAYAAN_PENDIDIKAN.pdf), diakses tanggal 16
Mei 2013
14
Download