Penerapan Metode Pemberian Tugas dalam Upaya Meningkatkan Hasil Belajar pada Siswa Kelas XI IPA SMA Laboratorium Universitas Negeri Malang Materi Sistem Eksresi pada Manusia. Reza Ramadhan Wahyu Aditia, Sarwono, Triastono Imam Prasetyo Universitas Negeri Malang Abstrak : Berdasarkan hasil observasi yang dilakukan pada tanggal 25 Februari 2013, ketuntasan klasikal yang dicapai pada kelas XI IPA I 65,4% dan rata-rata hasil belajarnya yaitu 72,5. Pembelajaran biologi yang berlangsung di SMA Laboratorium Universitas Negeri Malang lebih banyak menggunakan metode ceramah, tanya jawab, serta diskusi. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui bagaimanakah penerapan metode pemberian tugas biologi dapat meningkatkan hasil belajar pada siswa kelas XI IPA I pada SMA Laboratorium Universitas Negeri Malang. Penerapan metode pemberian tugas pada penelitian ini menggunakan Penelitian Tindakan Kelas (PTK). Proses PTK dimulai dari tahahapan perencanaan, tindakan, pengamatan, dan refleksi untuk memecahkan masalah dan mencobakan hal-hal baru demi meningkatkan kualitas pembelajaran. Hasil penelitian menunjukkan bahwa metode pemberian tugas dapat diterapkan di SMA Laboratorium Universitas Negeri Malang dengan keterlaksanaan pembelajaran 97,5%. Selain itu metode pemberian tugas dapat meningkatkankan hasil belajar siswa. Hal ini terlihat dari rata-rata hasil belajar pada siklus I yaitu 80,9 dan siklus II meningkat menjadi 87,2. Kata Kunci : Tugas, Hasil Belajar Sebagai calon guru di masa depan, perlu pembekalan dini, seperti keterampilan menyusun RPP dan melaksanakan pembelajaran. Seorang guru biologi harus mampu melaksanakan strategi pembelajaran biologi dengan baik. Untuk mengetahui strategi pembelajaran biologi, perlu pengetahuan dasar seperti belajar dan pembelajaran, metode pembelajaran, media pembelajaran, dan keterampilan dasar mengajar. Dalam mencapai tujuan pembelajaran, guru menggunakan berbagai macam cara agar siswa dapat berkembang dan berkompeten dalam bidangnya. Banyak cara yang dilakukan oleh guru dalam mencapai hal tersebut, salah satunya dengan memberikan tugas kepada siswa. Menurut Safira (2012), tugas merupakan suatu pekerjaan yang harus diselesaikan. Pemberian tugas sebagai suatu metode mengajar merupakan suatu pemberian pekerjaan oleh guru kepada siswa untuk mencapai tujuan pengajaran tertentu. Dengan pemberian tugas tersebut siswa dapat belajar sekaligus mengerjakan tugas. Berdasarkan hasil observasi yang dilakukan pada tanggal 25 Februari 2013, ketuntasan klasikal yang dicapai pada kelas XI IPA I yaitu 65,4% dan ratarata hasil belajarnya yaitu 72,5. Pembelajaran biologi yang berlangsung di SMA Laboratorium Universitas Negeri Malang lebih banyak menggunakan metode ceramah, tanya jawab, serta diskusi. Tugas yang diberikan guru sudah cukup bervariasi, antara lain mengerjakan LKS dan membuat artikel, tetapi pemahaman materi yang didapatkan oleh siswa masih kurang. Ketika kegiatan diskusi berlangsung hanya siswa tertentu yang aktif. Permasalahan yang muncul antara lain siswa tidak mendapatkan pemahaman tambahan dari tugas yang diselesaikan. Berdasarkan permasalahan ini maka dilakukan penelitian dengan judul Penerapan 1 Metode Pemberian Tugas dalam Upaya Meningkatkan Hasil Belajar pada Siswa Kelas XI IPA SMA Laboratorium Universitas Negeri Malang Materi Sistem Eksresi pada Manusia. Tujuan penelitian ini yaitu untuk mengetahui bagaimanakah penerapan metode pemberian tugas biologi dapat meningkatkan hasil belajar pada siswa kelas XI IPA I pada SMA Laboratorium Universitas Negeri Malang. Metode pemberian tugas merupakan suatu metode mengajar dimana guru memberikan suatu tugas, kemudian siswa harus mempertanggung jawabkan hasil tugas tersebut (Maulina, 2011). Menurut Safira (2012), pemberian tugas dilakukan oleh guru karena dalam jam pelajaran tidak sempat diberikan di kelas. Untuk menyelesaikan rencana pembelajaran yang telah ditetapkan, maka siswa diberi tugas untuk mempelajari dengan diberi soal-soal yang harus dikerjakan di rumah. METODE Penelitian dilaksanakan di SMA Laboratorium Universitas Negeri Malang, Jalan Bromo No. 16 Malang. Penelitian dilaksanakan di XI IPA I dengan siswa berjumlah 26 orang yang terdiri 8 laki-laki dan 18 perempuan. Jenis penelitian ini adalah Penelitian Tindakan Kelas (PTK), yaitu penelitian yang dilakukan oleh guru yang bertindak sekaligus sebagai peneliti untuk memperbaiki kondisi pembelajaran di dalam kelasnya yang dilakukan melalui refleksi diri. Menurut Susilo (2009) penelitian tindakan kelas (PTK) adalah penelitian reflektif yang dilaksanakan secara siklis (berdaur) oleh guru/calon guru di dalam kelas. Dikatakan demikian karena proses PTK dimulai dari tahapan prencanaan, tindakan, pengamatan, dan refleksi untuk memecahkan masalah dan mencobakan hal-hal baru demi peningkatan kualitas pembelajaran. Langkah-langkah penelitian yang dilaksanakan adalah sebagai berikut. 1. Pra Tindakan Kegiatan yang dilakukan sebelum melaksanakan penelitian yaitu sebagai berikut. a. Melakukan wawancara dengan guru bidang studi b. Melakukan observasi ke kelas untuk mengamati kondisi siswa c. Merumuskan masalah. d. Menetapkan cara mengatasi masalah. e. Membuat perencanaan siklus 1. 2. Siklus 1 a. Perencanaaan tindakan Dalam perencanaan tindakan ini peneliti merencanakan semua kegiatan yang akan menunjang kelancaran perbaikan pembelajaran dan pengambilan data. Pada tahap ini peneliti melakukan kegiatan: 1) Menyusun silabus yang digunakan pada saat pembelajaran. 2) Menyusun rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP) yang akan digunakan pada saat penelitian. 3) Menyusun rincian tugas yang akan diberikan kepada siswa selama berjalannya penelitian. 2 4) Menyusun soal ujian akhir siklus yang akan diberikan setelah siklus 1 selesai. Soal ujian yang diberikan berkaitan dengan materi dan indikator yang telah diberikan kepada siswa. b. Pelaksanaan Tindakan Pelaksanaan tindakan ini berupa penerapan pembelajaran berdasarkan RPP. Dalam kegiatan ini diterapkan metode pemberian tugas. Siswa diberikan tugas sebagai pendukung materi yang diberikan oleh guru. c. Observasi Tahap observasi merupakan tahap dimana observer mengawasi kegiatan pembelajaran yang dilakukan oleh peneliti. Dalam penelitian ini observer akan mengamati kekurangan dan kelebihan dari kegiatan pembelajaran yang dilakukan oleh peneliti. Observer akan mengisi lembar keterlaksanan pembelajaran oleh guru pada saat kegiatan belajar mengajar berlangsung di dalam kelas d. Refleksi Tahap refleksi merupakan tahap dimana para observer akan memberikan data hasil pengamatan yang dilakukan selama proses kegiatan pembelajaran berlangsung. Dalam tahap ini kritik, saran, kekurangan, dan kelemahan dari kegiatan pembelajaran yang dilakukan oleh peneliti disampaikan sehingga pada siklus yang berikutnya akan diperbaiki. 3. Siklus II Kegiatan yang berlangsung pada siklus II hampir sama seperti dengan kegiatan siklus I, tetapi pada siklus II ada perbaikan berdasarkan masukan pada tahap refleksi siklus I. HASIL A. Kegiatan Pra Tindakan Sebelum melakukan kegiatan penelitan, terlebih dahulu dilakukan kegiatan observasi. Berdasarkan hasil observasi yang dilakukan pada tanggal 25 Februari 2013, ketuntasan klasikal yang dicapai pada kelas XI IPA I yaitu 65,4% dan rata-rata hasil belajarnya yaitu 72,5. Pembelajaran biologi yang berlangsung di SMA Laboratorium Universitas Negeri Malang lebih banyak menggunakan metode ceramah, tanya jawab, serta diskusi. B. Paparan Data Siklus 1 1. Data Keterlaksanaan Pembelajaran Data keterlaksanaan pembelajaran merupakan data yang diperoleh dari hasil kegiatan observasi yang dilakukan observer. Kegiatan observasi dilaksanakan pada setiap kegiatan pembelajaran yang dilaksanakan oleh guru pada siklus I. Data keterlaksanaan pembelajaran siklus I selengkapnya disajikan dalam Tabel 1 sebagai berikut. Tabel 1 Data Rangkuman Hasil Observasi Keterlaksanaan Pembelajaran Tahap Kegiatan Keterlaksanaan Guru menggali pengetahuan awal siswa dengan memberikan pertanyaan Kegiatan Guru memberikan pertanyaan pengantar 3 Ya √ √ Tidak Tahap Kegiatan Keterlaksanaan Awal untuk mengaitkan konsep yang akan dipelajari dengan konsep yang telah dimiliki oleh siswa Guru menjelasakan tujuan pembelajaran Ya Kegiatan Inti Kegiatan Penutup Tidak √ Guru mengarahkan siswa untuk membagi siswa menjadi 4 kelompok yaitu kelompok A,B,C,D Guru meminta siswa A berpasangan dengan siswa B, sedangkan siswa C berpasangan dengan siswa D Guru membagikan lembar tugas kepada masing-masing siswa Guru menunjuk siswa A dan C menjadi pemateri dan siswa B dan D yang menjadi pendengar Guru meminta siswa untuk bertukar peran yaitu siswa A dan C sebagai pendengar dan siswa B dan D sebagai pemateri Guru meminta siswa untuk mempresentasikan jawaban dan menjadi fasilitator selama diskusi Guru memimpin jalannya diskusi √ Guru memberikan penguatan atas jawaban siswa Tingkah laku guru antusias √ Suara guru jelas dan tidak monoton √ Pandangan guru menyeluruh/merata pada semua siswa Guru membimbing siswa melakukan refleksi Guru memberikan penugasan kepada siswa √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ Berdasarkan Tabel 1 dapat diperoleh data hasil observasi keterlaksanaan pembelajaran oleh guru. Data yang diperoleh dihitung dengan rumus persentase keterlaksanaan pembelajaran. Hasil perhitungan yang dilakukan, diperoleh hasil 94,3%. Pada siklus I rata-rata keterlaksanaan pembelajaran sebesar 94,3% dengan taraf tindakan sangat baik yang disajikan pada Tabel 2 berikut. Tabel 2 Keterlaksanaan Pembelajaran oleh Guru Tahap Kegiatan Awal Kegiatan Keterlaksanaan tindakan (%) Guru menggali pengetahuan awal siswa dengan memberikan pertanyaan 90% Taraf Keterlaksanaan Tindakan Sangat baik Guru memberikan pertanyaan pengantar untuk mengaitkan konsep yang akan dipelajari dengan konsep 100% Sangat baik 4 Tahap Kegiatan Kegiatan Inti yang telah dimiliki oleh siswa Guru menjelasakan tujuan pembelajaran Guru mengarahkan siswa untuk membagi siswa menjadi 4 kelompok yaitu kelompok A,B,C,D Guru meminta siswa A berpasangan dengan siswa B, sedangkan siswa C berpasangan dengan siswa D Guru membagikan lembar tugas kepada masing-masing siswa Guru menunjuk siswa A dan C menjadi pemateri dan siswa B dan D yang menjadi pendengar Guru meminta siswa untuk bertukar peran yaitu siswa A dan C sebagai pendengar dan siswa B dan D sebagai pemateri Guru meminta siswa untuk mempresentasikan jawaban dan menjadi fasilitator selama diskusi Guru memimpin jalannya diskusi Kegiatan Penutup Guru memberikan penguatan atas jawaaban siswa Tingkah laku guru antusias Suara guru jelas dan tidak monoton Pandangan guru menyeluruh/merata pada semua siswa Guru membimbing siswa melakukan refleksi Guru memberikan penugasan kepada siswa Ratarata Keterlaksanaan tindakan (%) Taraf Keterlaksanaan Tindakan 90% Sangat baik 100% Sangat baik 100% Sangat baik 100% Sangat baik 100% Sangat baik 90% Sangat baik 80% Sangat baik 100% Sangat baik 100% Sangat baik 90% 100% 100% Sangat baik Sangat baik Sangat baik 80% Sangat baik 90% Sangat baik 94,3 Sangat baik 2. Data Hasil Belajar Siswa Pada akhir kegiatan pembelajaran siklus I, siswa diberi tes akhir dengan tujuan untuk mengetahui tingkat pemahaman dan kemampuan siswa dalam memahami materi yang telah dipelajari. Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) matapelajaran biologi pada SMA Laboratorium Universitas Negeri Malang adalah 75. Ketuntasan klasikal yang ditetapkan di SMA Universitas Negeri Malang adalah ≥ 85% dari jumlah siswa mencapai KKM. Pada siklus I siswa yang mencapai KKM adalah 26 siswa. Jumlah nilai tuntas klasikal yaitu sebesar 100%. Berdarakan hasil ini dapat dikatakan bahwa secara klasikal hasil belajar siswa telah tuntas. Untuk lebih jelasanya dapat dilihat pada Tabel 3 sebagai berikut. Tabel 3 Hasil Belajar Klasikal Siklus I No 1 2 3 4 5 Nama Achmad Khoiru Atho'illah Adam Abdillah Akbar Aden Febrian N Aisyah Fitriani Alvandha Adindra Hasil Belajar Individu 84 76 91 84 76 5 Ketuntasan Tuntas Tuntas Tuntas Tuntas Tuntas No Nama 6 Andikha Trisna Putra 7 Annisa Dwi Rahmawati 8 Arif Budhi C 9 Arum Yunita Puspita Sari 10 Dinar Nur Hayati 11 Eka Pusputa Ayu Sholihah 12 Elfira P 13 Fitri Wiranda 14 Ine Cintya Rosadi 15 Kezia Sophiana Noto 16 Khalimatus Sa'diya 17 Maulani F.K 18 Nadia Rachma Aniswara 19 Nur Kholish Amrullah 20 Nurohaini Yulianingtyas 21 Pebri Fitriyah Nur Indah 22 R. Amran D.N 23 Retno Wahyuning Safitri 24 Rima Ma'ad Darma Wasita 25 Safrinda E.D 26 Tiara Maha Dian Jumlah Rata-rata Hasil Belajar Klasikal Hasil Belajar Individu 84 78 82 80 76 84 86 78 80 80 84 78 78 78 84 78 76 78 78 84 88 2103 80,9 100% (Tuntas) Ketuntasan Tuntas Tuntas Tuntas Tuntas Tuntas Tuntas Tuntas Tuntas Tuntas Tuntas Tuntas Tuntas Tuntas Tuntas Tuntas Tuntas Tuntas Tuntas Tuntas Tuntas Tuntas - 3. Data Catatan Lapangan Catatan lapangan merupakan hasil pengamatan yang dilakukan oleh observer selama kegiatan pembelajaran pada siklus I berlangsung. Berikut merupakan hasil catatan lapangan pada kegiatan pembelajaran siklus I. a. Pada saat siswa maju ke depan kelas untuk menjelaskan jawaban dari tugas yang telah dikerjakan, mayoritas siswa hanya membaca jawaban yang telah dikerjakan tetapi kurang menjelaskan maksud dari tugas yang dikerjakan. Sehingga terkesan siswa hanya membaca jawabannya saja namun kurang memahami apa yang siswa sampaikan. b. Siswa yang aktif untuk menjelaskan tugas yang dikerjakan hanya sedikit hanya Annisa, Tiara, Maulani, dan Achmad Khoiru. c. Peran guru dalam kegiatan diskusi terlalu penuh, sehingga pembelajaran terkesan teacher center. Siswa kurang aktif dalam kegiatan diskusi. Mayoritas siswa cenderung pasif d. Pada saat kegiatan saling menjelaskan materi antar teman sebangku dapat membantu siswa dalam memahami materi. e. Dengan adanya tugas yang diberikan guru, siswa terbantu untuk memahami materi. 4. Refleksi Siklus 1 Dari hasil observasi yang dilakukan oleh observer pada kegiatan pembelajaran yang berlangsung selama siklus I diperoleh informasi mengenai kekurangan dan kelebihan dari guru selama melaksanakan pembelajaran pada siklus I. Hasil kegiatan refleksi selama pembelajaran siklus I adalah sebagai berikut. 6 a Kelebihan Pelaksanaan Kegiatan Pembelajaran Siklus I 1) Pemahaman materi siswa dapat bertambah karena tugas yang diberikan oleh guru membantu siswa untuk memahami materi yang dipelajari. 2) Dengan adanya poin berupa stiker yang diberikan kepada siswa yang aktif saat kegiatan diskusi dapat menambah kepercayaan diri siswa untuk berani menyampaikan pendapat. Selain itu siswa menjadi lebih aktif. 3) dengan adanya tugas yang diberikan oleh guru, jawaban siswa yang muncul cukup bervasiasi sehingga terlihat bahwa siswa bersungguh-sungguh dalam mengerjakan tugas yang diberikan. 4) Dengan adanya kelompok berdasarkan teman sebangku, membuat siswa lebih bebas untuk saling berdiskusi dan bertukar materi sesuai dengan materi yang didapatkan. b Kekurangan Kegiatan Pembelajaran Siklus I 1) Guru kurang memberikan kesempatan untuk siswa menjelaskan materi lebih banyak, sehingga terkesan pembelajaran teacher center. 2) Guru kurang memberikan kesempatan siswa yang pasif, sehingga siswa yang pasif cenderung diam pada saat diskusi berlangsung. 3) Penguasaan materi guru lebih ditingkatkan lagi. 4) Jumlah soal diskusi yang dibagikan kepada siswa ada yang kurang proporsional, sehingga ada siswa yang menerima soal dengan jumlah banyak dan ada siswa yang menerima soal dengan jumlah sedikit. 5) Ketika siswa maju untuk mempresentasikan tugas yang telah dikerjakan, siswa hanya membaca jawaban saja. Sehingga siswa terkesan kurang menguasai jawaban. Selain itu siswa yang lainnya menjadi kurang fokus karena siswa yang presentasi cenderung monoton. Berdasarkan refleksi yang telah dilakukan pada pembelajaran siklus I, maka perlu dilakuakn perbaikan sebelum siklus II dilakukan. Hal ini dilakukan agar pembelajaran yang dilakukan pada siklus II dapat lebih baik lagi. Perbaikan pada siklus II adalah sebagai berikut. 1) Peran guru harus dikurangi agar pembelajaran tidak terkesan teacher center. Guru hanya mendampingi kegiatan diskusi dan memberikan penguatan materi. Siswa harus lebih banyak berperan dalam kegiatan diskusi. 2) Guru harus menunjuk siswa yang pasif untuk aktif berdiskusi baik untuk mempresentasikan tugas maupun menjawab pertanyaan ketika diskusi berlangsung. 3) Soal untuk bahan diskusi dibuat dengan jumlah lebih proporsional sehingga semua siswa mendapatkan soal dengan jumlah yang sama 4) Untuk mengatasi kegiatan presentasi tugas yang monoton, maka tugas siswa tidak hanya ditulis di kertas saja namun dibuat dalam bentuk powerpoint. C. Paparan Data Siklus II 1. Data Keterlaksanaan Pembelajaran Data keterlaksanaan pembelajaran merupakan data yag diperoleh dari hasil kegiatan observasi yang dilakukan oleh observer. Kegiatan observasi dilaksanakan pada setiap kegiatan pembelajaran yang dilaksanakan oleh guru pada siklus II. Data keterlaksanaan pembelajaran siklus II selengkapnya disajikan dalam Tabel 4 sebagai berikut. 7 Tabel 4 Data Rangkuman Hasil Observasi Keterlaksanaan Pembelajaran Tahap Kegiatan Keterlaksanaan Guru menggali pengetahuan awal siswa dengan memberikan pertanyaan Kegiatan Awal Kegiatan Inti Kegiatan Penutup Ya √ Guru memberikan pertanyaan pengantar untuk mengaitkan konsep yang akan dipelajari dengan konsep yang telah dimiliki oleh siswa Guru menjelasakan tujuan pembelajaran √ Guru mengarahkan siswa untuk membagi siswa menjadi 4 kelompok yaitu kelompok A,B,C,D Guru meminta siswa A berpasangan dengan siswa B, sedangkan siswa C berpasangan dengan siswa D Guru membagikan lembar tugas kepada masing-masing siswa Guru menunjuk siswa A dan C menjadi pemateri dan siswa B dan D yang menjadi pendengar Guru meminta siswa untuk bertukar peran yaitu siswa A dan C sebagai pendengar dan siswa B dan D sebagai pemateri Guru meminta siswa untuk mempresentasikan jawaban dan menjadi fasilitator selama diskusi Guru memimpin jalannya diskusi √ Guru memberikan penguatan jawaaban siswa Tingkah laku guru antusias Suara guru jelas dan tidak monoton √ atas Pandangan guru menyeluruh/merata pada semua siswa Guru membimbing siswa melakukan refleksi Guru memberikan penugasan kepada siswa Tidak √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ Berdasarkan Tabel 4 dapat diperoleh data hasil observasi keterlaksanaan pembelajaran oleh guru. Data yang diperoleh dihitung dengan rumus persentase keterlaksanaan pembelajaran. Hasil perhitungan yang dilakukan, diperoleh hasil 100%. Pada siklus II rata-rata keterlaksanaan pembelajaran sebesar 100% dengan taraf tindakan sangat baik yang disajikan pada Tabel 5 berikut. Tabel 5 Keterlaksanaan Pembelajaran oleh Guru Tahap Kegiatan Keterlaksanaan tindakan (%) Guru menggali pengetahuan awal siswa dengan memberikan 100% 8 Taraf Keterlaksanaan Tindakan Sangat baik Tahap Kegiatan Keterlaksanaan tindakan (%) Taraf Keterlaksanaan Tindakan Guru memberikan pertanyaan pengantar untuk mengaitkan konsep yang akan dipelajari dengan konsep yang telah dimiliki oleh siswa Guru menjelasakan tujuan pembelajaran Guru mengarahkan siswa untuk membagi siswa menjadi 4 kelompok yaitu kelompok A,B,C,D Guru meminta siswa A berpasangan dengan siswa B, sedangkan siswa C berpasangan dengan siswa D Guru membagikan lembar tugas kepada masing-masing siswa Guru menunjuk siswa A dan C menjadi pemateri dan siswa B dan D yang menjadi pendengar Guru meminta siswa untuk bertukar peran yaitu siswa A dan C sebagai pendengar dan siswa B dan D sebagai pemateri Guru meminta siswa untuk mempresentasikan jawaban dan menjadi fasilitator selama diskusi Guru memimpin jalannya diskusi 100% Sangat baik 100% Sangat baik 100% Sangat baik 100% Sangat baik 100% Sangat baik 100% Sangat baik 100% Sangat baik 100% Sangat baik 100% Sangat baik Guru memberikan penguatan atas jawaaban siswa Tingkah laku guru antusias Suara guru jelas dan tidak monoton Pandangan guru menyeluruh/merata pada semua siswa Guru membimbing siswa melakukan refleksi Guru memberikan penugasan kepada siswa 100% Sangat baik 100% 100% 100% Sangat baik Sangat baik Sangat baik 100% Sangat baik 100% Sangat baik 100% Sangat baik pertanyaan Kegiatan Awal Kegiatan Inti Kegiatan Penutup Ratarata 2. Data Hasil Belajar siswa Pada akhir kegiatan pembelajaran siklus II siswa akan diberikan tes akhir dengan tujuan untuk mengetahui tingkat pemahaman dan kemampuan siswa dalam memahami materi yang telah dipelajari. Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) matapelajaran biologi pada SMA Laboratorium Universitas Negeri Malang adalah 75. Ketuntasan klasikal yang ditetapkan di SMA Universitas Negeri Malang adalah ≥ 85% dari jumlah seluruh sisiwa yang mencapai KKM. Pada siklus II siswa yang mampu mencapai KKM adalah 26. Sedangkan jumlah 9 nilai tuntas klasikal yaitu sebesar 100%. Berdasarkan hasil ini dapat dikatakan bahwa secara klasikal hasil belajar siswa telah tuntas. Pada siklus I maupun siklus II presentasi hasil belajar klasikal yaitu tetap 100%. Untuk lebih jelasanya dapat dilihat pada Tabel 6 sebagai berikut. Tabel 6 Hasil Belajar Klasikal Siklus II No Nama 1 Achmad Khoiru Atho'illah 2 Adam Abdillah Akbar 3 Aden Febrian N 4 Aisyah Fitriani 5 Alvandha Adindra 6 Andikha Trisna Putra 7 Annisa Dwi Rahmawati 8 Arif Budhi C 9 Arum Yunita Puspita Sari 10 Dinar Nur Hayati 11 Eka Pusputa Ayu Sholihah 12 Elfira P 13 Fitri Wiranda 14 Ine Cintya Rosadi 15 Kezia Sophiana Noto 16 Khalimatus Sa'diya 17 Maulani F.K 18 Nadia Rachma Aniswara 19 Nur Kholish Amrullah 20 Nurohaini Yulianingtyas 21 Pebri Fitriyah Nur Indah 22 R. Amran D.N 23 Retno Wahyuning Safitri 24 Rima Ma'ad Darma Wasita 25 Safrinda E.D 26 Tiara Maha Dian Jumlah Rata-rata Hasil Belajar Klasikal Hasil Belajar Individu 95 80 90 87,5 80 82,5 97,5 87,5 87,5 90 92,5 87,5 80 82,5 80 85 85 80 80 92,5 85 92,5 97,5 80 82,5 100 2260 87,2 100% (Tuntas) Ketuntasan Tuntas Tuntas Tuntas Tuntas Tuntas Tuntas Tuntas Tuntas Tuntas Tuntas Tuntas Tuntas Tuntas Tuntas Tuntas Tuntas Tuntas Tuntas Tuntas Tuntas Tuntas Tuntas Tuntas Tuntas Tuntas Tuntas - 3. Data Catatan Lapangan Catatan lapangan merupakan hasil pengamatan yang dilakukan oleh observer selama kegiatan pembelajaran pada siklus II berlangsung. Berikut merupakan hasil catatan lapangan pada kegiatan pembelajaran siklus II. a. Pada saat siswa maju ke depan kelas untuk menjelaskan menggunakan tayangan powerpoint, terlihat siswa lainnya antusias untuk mendengarkan siswa yang presentasi, sehingga ketika diskusi berlangsung banyak siswa yang aktif untuk bertanya dan juga membantu untuk menjawab. b. Dengan adanya tugas dalam bentuk powerpoint, dapat meningkatkan kreatifitas siswa dalam membuat tayangan yang menarik, sehingga siswa yang mendengarkan penjelasan siswa yang tampil makin tertarik untuk memperhatikan. c. Siswa yang aktif untuk menjelaskan tugas ke depan kelas mengalami peningkatan. Apabila pada siklus I hanya beberapa siswa saja, pada siklus II mengalami peningkatan. Peningkatan itu terjadi pada siswa yaitu Nur Kholis, Annisa, Safrinda, Alvandha, Kezia, Khalimatus Sa'diya, Arif Budhi, Fitri Wiranda, Arum, Dinar, Adam, dan Aden. 10 d. Ketika kegiatan diskusi berlangsung, kebanyakan siswa aktif untuk bertanya maupun menjawab. Pada siklus II ini siswa menjadi lebih aktif dalam kegiatan diskusi. e. Dengan adanya tugas yang diberikan guru, siswa terbantu untuk memahami materi. 4. Refleksi Siklus II Dari hasil observasi yang dilakukan pada siklus II diperoleh informasi mengenai kekurangan dan kelebihan dari guru selama melaksanakan pembelajaran pada siklus II. Data hasil kegiatan refleksi selama kegiatan pembelajaran siklus II adalah sebagai berikut.. a. Kelebihan Pelaksanaan Siklus II 1) Dengan adanya tugas dalam bentuk tayangan powerpoint, siswa lebih tertarik untuk memperhatikan kegiatan presentasi tugas. 2) Keaktifan siswa makin bertambah dengan adanya tugas dalam bentuk tayangan powerpoint. Siswa yang pada siklus I terkesan pasif menjadi berani untuk berpendapat contohnya Arif, Aden, Khalimatus, dan lain sebagainya. 3) Kegiatan diskusi materi semakin hidup karena pada siklus II ini banyak siswa yang bertanya ke sesama siswa maupun menjawab. Guru hanya memimpin jalannya diskusi dan memberi penguatan pada siswa 4) Pada kegiatan pembelajaran, guru hanya memberi penguatan materi dan memimpin jalannya diskusi. Pada saat kegiatan diskusi lebih banyak peran siswa yang aktif daripada guru. 5) Semua siswa dapat mencapai nilai KKM yang telah ditetapkan. b. Kekurangan Pelaksanaan Siklus II 1) Pembagian waktu guru perlu ditingkatkan, karena kebanyakan waktu untuk diskusi presentasi tugas sehingga ketika diskusi soal latihan waktunya berkurang. 2) Guru lebih banyak menjelaskan materi menggunakan powerpoint dan kurang memanfaatkan papan tulis 3) Suara guru kurang keras sehingga sebagian siswa yang duduk dibelakang kurang mendengar suara guru. PEMBAHASAN Pelaksanaan penelitian ini menggunakan metode pemberian tugas. Metode ini diterapkan dengan tujuan ini yaitu untuk mengetahui bagaimanakah penerapan metode pemberian tugas biologi dapat meningkatkan hasil belajar pada siswa kelas XI IPA I pada SMA Laboratorium Universitas Negeri Malang. Selain itu membantu siswa untuk memahami materi sehingga siswa dapat mmemahami materi yang dipelajari di sekolah. Penerapan metode pemberian tugas ini, setiap akhir pertemuan siswa akan diberikan tugas. Tugas yang diberikan bersifat individu, artinya siswa mengerjakan setiap tugas yang diberikan oleh guru secara individu. Siswa menjawab soal yang diberikan pada selembar kertas. Kemudian tugas yang telah dikerjakan akan dibahas pada pertemuan berikutnya. Kegiatan diskusi tugas dilaksanakan sebelum materi dilanjutkan. Penerapan metode pemberian tugas ini, setiap akhir pertemuan siswa akan diberikan tugas individu. Tugas yang telah dikerjakan akan dibahas pada pertemuan berikutnya. Kegiatan diskusi tugas dilaksanakan sebelum materi dilanjutkan. 11 Dengan adanya tugas dari guru, siswa mendapatkan pemahaman tambahan mengenai materi yang diberikan. Menurut Wangid (2011), siswa yang mendapat tugas pekerjaan rumah berarti dirinya harus membaca lebih awal sebelum dirinya mengikuti pelajaran di kelas. Dari itu, pekerjaan rumah mempersiapkan siswa untuk berpartisipasi di kelas secara bermakna, sehingga memungkinkan siswa untuk dapat berpartisipasi secara aktif. Keaktifan didorong kesiapan psikologis yang lebih awal ketika mengikuti pelajaran di kelas. Kondisi siswa yang demikian sangat bagus untuk terselenggarakannya pembelajaran di kelas. Ketika mereka menyelesaikan pekerjaan rumah, mereka berarti telah menanam modal dan bertanggung jawab terhadap kegiatan belajar mereka, Permasalahan yang nampak pada siklus I adalah siswa masih belum berani untuk maju mempresentasikan tugas ke depan kelas. Namun pada pembelajaran siklus II, siswa mulai berani untuk maju ke depan kelas mempresentasikan tugas yang telah dikerjakan. Pada siklus I, siswa yang pasif enggan maju ke depan kelas untuk mempresentasikan tugasnya, namun pada siklus II siswa yang pasif mulai berani untuk maju ke depan kelas. Selain itu juga siswa yang pasif mulai berani untuk aktif dalam kegiatan diskusi. Dengan demikian, siswa nampak antusias untuk mengikuti kegiatan pembelajaran. Menurut Wangid (2011) pekerjaan rumah dapat digunakan sebagai penggerak agar siswa berlatih untuk dapat menuntaskan tugas akademisnya dan sekaligus mempersiapkan siswa untuk mengikuti atau melanjutkan pelajaran selanjutnya. Dengan menerapkan metode pemberian tugas membat siswa lebih siap menghadapi kegiatan pembelajaran di sekolah. Tugas yang diberikan pada siklus II tidak hanya berbentuk tulisan saja, tetapi juga dalam bentuk powerpoint. Dengan adanya tambahan tugas dalam bentuk powerpoint, siswa yang lainnya dapat memperhatikan siswa yang persentasi. Selain siswa lebih fokus dalam belajar juga dapat membuat situasi kelas menjadi kondusif karena semua siswa fokus kepada persentasi. Menurut Kusumah (2012) metode pemberian tugas banyak memberikan manfaat bagi para siswa, karena pada dasarnya pemberian tugas menuntut kreativitas dan aktivitas mereka. Penerapan metode pemberian tugas dapat meningkatkan perilaku belajar siswa. Siswa menjadi lebih siap dalam menghadapi kegiatan pembelajaran di sekolah. Selain itu penerapakan metode pemberian tugas, siswa dapat memahami materi yang diberikan oleh guru. Setiap akhir sikus dilaksanakan tes tulis. Hal ini dilakukan dengan tujuan untuk mengetahui apakah pembelajaran yang dilakasanakan oleh guru dapat berjalan dengan baik atau tidak. Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) matapelajaran biologi pada SMA Laboratorium Universitas Negeri Malang adalah 75. . Dari hasil tes yang dilakukan pada akhir siklus I semua siswa XI IPA I dapat mencapai nilai KKM yang telah ditetapkan. Ketuntasan klasikal yang ditetapkan di SMA Laboratorium Universitas Negeri Malang adalah ≥ 85% dari jumlah seluruh siswa yang mencapai KKM. Pada siklus I siswa yang mencapai KKM adalah 26 siswa. Apabila dipresentasikan yaitu sebesar 100%. berdasarkan hasil ini dapat dikatakan bahwa secara klasikal hasil belajar siswa telah tuntas. Pada tes akhir yang dilakukan pada siklus II, semua siswa rata-rata mendapatkan nilai diatas nilai KKM yang telah ditentukan. pada siklus I, rata-rata hasil belajar siswa yaitu 80,9 dan pada siklus II meningkat menjadi 87,2. 12 Peningkatan nilai terjadi dari siklus I hingga siklus II dapat dikatakan baik. Dengan menggunakan metode pemberian tugas, siswa dapat belajar lebih mendalam karena siswa dapat mengulang materi dan mempelajari materi yang akan diajarkan di sekolah. Dengan demikian dapat dikatakan penerapan metode pemberian tuga pada siswa dapat mengubah perilaku belajar sswa, sehingga siswa mendapatkan hasil belajar yang baik. Pemberian tugas memungkinkan siswa mengulang kembali kagiatan belajaranya. Kegiatan mengulang belajar (review) memberikan manfaat yang cukup banyak diantaranya bahan pelajaran yang semula belum dikuasai secara maksimal dan mungkin pula akan mudah terlupakan, akan tertanam dalam otak siswa secara relatif lebih lama (Kusumah, 2012). Perubahan perilaku akibat kegiatan belajar mengakibatkan siswa memiliki penguasaan terhadap materi pengajaran yang disampaikan dalam kegiatan belajar mengajar untuk mencapai tujuan pengajaran (Purwanto, 2013). Penerapan metode pemberian tugas yang dilakukan oleh guru dapat mengubah perilaku siswa menjadi lebih baik. Tentunya perubahan perilaku dalam hal belajar yang dapat meningkatkan hasil belajar. Pada penerapan metode yang telah dilakukan, siswa mendapatkan hasil positif yaitu perubahan perilaku sehingga mendapatkan hasil belajar yang cukup baik. PENUTUP SIMPULAN Simpulan yang dapat diambil dari hasil penelitian ini adalah metode pemberian dapat diterapkan di SMA Laboratorium Universitas Negeri Malang dengan keterlaksanaan pembelajaran 97,5%. Selain itu penerapan metode pemberian tugas dapat meningkatkan hasil belajar siswa. Hal ini terlihat dari ratarata hasil belajar pada siklus I yaitu 80,9 dan siklus II meningkat menjadi 87,2. SARAN Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan, ada beberapa saran yang dapat dikemukakan yaitu Guru bidang studi Biologi disarankan untuk menerapkan metode pemberian tugas kepada siswa. Dengan menerapkan pemberian tugas, siswa dapat mempersiapkan materi yang akan dipelajari. Selain itu dengan memberikan tugas kepada siswa, siswa dapat lebih siap menghadapi pembelajaran. DAFTAR RUJUKAN Kusumah, Wijaya. 2012. Metode Pemberian Tugas (Online) (http://wijayalabs.wordpress.com/2012/02/28/metode-pemberian-tugas/), dikases 3 April 2012. Maulina. 2011. Metode Resitasi (Online) (http://natureloversbiomuli.blogspot.com/2001/03/metode-resitasi.html), diakses tanggal 3 April 2012 Purwanto. 2013. Evaluasi Hasil Belajar. Yogyakarta: Pustaka Pelajar Safira, Joe. 2012. Metode Pemberian Tugas Belajar dan Resitasi (Online) (http://delsajoesafira.blogspot.com/2010/05/metode-pemberian-tugas-danresitasi.html), diakses 3 April 2012 13 Susilo, Herawati., Chotimah, Husnul., Dwitasari, Yuyun. 2011. Penelitian Tindakan Kelas Sebagai Sarana Pengembangan Keprofesionalan Guru dan Calon Guru. Malang: Bayumedia. Wangid, Muhammad Nur. 2011. Pekerjaan Rumah Sebagai Pemberdayaan Pendidikan,(Online),(http://eprints.uny.ac.id/563/1/PEKERJAAN_RUMAH _SEBAGAI_PEMBERDAYAAN_PENDIDIKAN.pdf), diakses tanggal 16 Mei 2013 14