UNIVERSITAS DIPONEGORO MODEL SPASIAL KERENTANAN SOSIAL EKONOMI DAN KELEMBAGAAN TERHADAP BENCANA GUNUNG MERAPI TUGAS AKHIR Marbruno Habibi L2D008039 FAKULTAS TEKNIK JURUSAN PERENCANAAN WILAYAH DAN KOTA SEMARANG DESEMBER 2012 UNIVERSITAS DIPONEGORO MODEL SPASIAL KERENTANAN SOSIAL EKONOMI DAN KELEMBAGAAN TERHADAP BENCANA GUNUNG MERAPI TUGAS AKHIR Diajukan sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar sarjana Marbruno Habibi L2D008039 FAKULTAS TEKNIK JURUSAN PERENCANAAN WILAYAH DAN KOTA SEMARANG DESEMBER 2012 HALAMAN PERNYATAAN ORISINALITAS Tugas Akhir yang berjudul “Model Spasial Kerentanan Sosial Ekonomi dan Kelembagaan Terhadap Bencana Gunung Merapi” ini adalah hasil karya saya sendiri, dan semua sumber baik yang dikutip maupun yang dirujuk telah saya nyatakan dengan benar. NAMA : Marbruno Habibi NIM : L2D008039 Tanda Tangan : ........................... Tanggal : Desember 2012 ii HALAMAN PENGESAHAN Tugas Akhir ini diajukan oleh : NAMA : Marbruno Habibi NIM : L2D008039 Jurusan : Perencanaan Wilayah dan Kota Fakultas : Teknik Judul Tugas Akhir : Model Spasial Kerentanan Sosial Ekonomi dan Kelembagaan Terhadap Bencana Gunung Merapi Telah berhasil dipertahankan di hadapan Tim Penguji dan diterima sebagai bagian persyaratan yang diperlukan untuk memperoleh gelar Sarjana pada Jurusan Perencanaan Wilayah dan Kota, Fakultas Teknik, Universitas Diponegoro. TIM PENGUJI Pembimbing : Dr. rer. nat. Imam Buchori. ST. (…………………………) Penguji I : Anita Ratnasari R. ST. MT. (…………………………) Penguji II : Widjonarko. ST. MT. (…………………………) Semarang, 12 Desember 2012 Mengetahui, Ketua Jurusan Perencanaan Wilayah & Kota Fakultas Teknik Universitas Diponegoro Dr. –Ing. Asnawi, S.T. NIP. 197107241997021001 iii HALAMAN PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI TUGAS AKHIR UNTUK KEPENTIANGAN AKADEMIS Sebagai sivitas akademika Universitas Diponegooro, saya yang bertandatangan di bawah ini : Nama : Marbruno Habibi NIM : L2D008039 Jurusan : Perencanaan Wilayah dan Kota Fakultas : Teknik Jenis Karya : Tugas Akhir Demi pengembangan ilmu pengetahuan, menyetujui untuk memberikan kepada Universitas Diponegoro Hak Bebas Royalti Noneksklusif (None-exclusive Royalty Free Right) atas karya ilmiah saya yang berjudul : “Model Spasial Keretanan Sosial Ekonomi dan Kelembagaan Terhadap Bencana Gunung Merapi” Beserta perangkat yang ada (jika diperlukan). Dengan Hak Bebas Royalti/ Noneksklusif ini Universitas Diponegoro berhak menyimpan, mengalihmedia/ formatkan, mengelola dalam bentuk pangkalan data (datbase), merawat dan mempublikasikan tugas akhir saya selama tetap mencantumkan nama saya sebagai penulis/ pencipta dan sebagai pemilik Hak Cipta. Demikian pernyataan ini saya buat dengan sebenarnya. Dibuat di : Semarang Pada Tanggal : Desember 2012 Yang menyatakan Marbruno Habibi iv HALAMAN PERSEMBAHAN “Untuk bisa sukses, hasrat Anda untuk sukses harus lebih besar dari ketakutan dan kegagalan Anda” (Bill Cosby) “Kepemimpinan dan pengetahuan sangat diperlukan satu sama lain” (John F. Kennedy) “Belajarlah berkata „tidak‟ pada yang baik, sehingga Anda bisa mengatakan „ya‟ pada yang terbaik” (John Maxwell) “Seorang pemimpin adalah seseorang yang mengetahui cara, menjalankannya dan menunjukkannya” (John Maxwell) “Anda dilahirkan untuk menang. Tapi untuk menjadi pemenang Anda harus merencanakan,mempersiapkan dan berharap untuk menang” (Zig Ziglar) Kupersembahkan untuk kedua orang tua Papi dan Mami yang ku sayangi dan selalu berdoa untuk keberhasilanku... v ABSTRAK Gunung Merapi merupakan salah gunung yang masih aktif yang ada di Indonesia dan terletak diantara empat Kabupaten yang ada di Provinsi Jawa Tengah dan DIY. Gunung merapi tergolong gunung yang berbahaya karena mengalami erupsi dalam jangka waktu yang relatif pendek dan disekitarnya terdapat kawasan pemukiman sehingga dapat mengancam keselamatan penduduk. Letusan gunung merapi banyak memakan korban jiwa dan harta benda, salah satu penyebabnya adalah kerentanan sosial, ekonomi dan kelembagaan masyarakat pada kawasan rawan bencana gunung merapi. Penelitian dengan judul “Model Spasial Kerentanan Sosial Ekonomi dan Kelembagaan Terhadap Bencana Gunung Merapi” ini diangkat dari latar belakang kondisi sosial, ekonomi dan kelembagaan masyarakat yang rentan terhadap bencana gunung merapi. Penelitian ini bertujuan untuk mengkaji kerentanan sosial dan ekonomi masyarakat serta kelembagaan yang dimodelkan secara spasial untuk mengetahui tingkat kerentanan masyarakat dengan bantuan alat sistem informasi geografis. Penelitian ini dilakukan pada Kawasan Rawan Bencana III Gunung Merapi Kecamatan Dukun dan Srumbung Kabupaten Magelang yang terdiri dari 16 Desa dan 124 Dusun. Penelitian ini menggunakan pendekatan analisis kuantitatif dengan metode analisis data berupa scoring analysis, deskriptif kuantitatif dan analisis spasial. Scoring analysis dilakukan dengan pemberian skor pada setiap variabel yang digunakan dalam penelitian, analisis deskriptif kuantitatif menggambarkan deskripsi penjelasan dan gambaran mengenai data kuantitatif yang digunakan dalam analisis dan analisis spasial yang dilakukan dalam penelitian ini adalah untuk pemetaan variabel dan overlay variabel. Kerentanan sosial yang merupakan kajian dalam penelitian ini diukur dengan kepadatan penduduk, penduduk usia tua dan balita, penduduk wanita dan pemahaman masyarakat terhadap bencana. Sedangkan kerentanan ekonomi diukur dari persentase tingkat kemiskinan penduduk dan kerentanan kelembagaan diukur dari keberadaan lembaga penanggulangan bencana dan forum pengurangan risiko bencana. Output dari penelitian ini adalah kerentanan sosial, ekonomi dan kelembagaan masyarakat terhadap bencana gunung merapi yang dimodelkan secara spasial dengan menggunakan bantuan alat sistem informasi geografis dengan hasil akhir berupa peta kerentanan sosial, ekonomi dan kelembagaan. Hasil analisis kerentanan sosial, ekonomi dan kelembagaan menunjukkan bahwa dari 124 dusun yang ada di KRB III Kecamatan Dukun dan Srumbung, 37 dusun diantaranya merupakan kerentanan rendah. Sedangkan 81 dusun dengan kerentanan sedang dan 6 dusun dengan kerentanan tinggi. Kata Kunci: Bencana, Gunung Merapi, Kerentanan, Sosial, Ekonomi dan Kelembagaan vi ABSTRACT Mount Merapi is a mountain that is still active in Indonesia and located between the existing four districts in Central Java and Yogyakarta. This volcano considered as a dangerous mountain due to the eruption in a relatively short period of time. In addition the volcano is surrounded by residential areas. It could be bad because the eruption could threaten the safety of residents. The eruption of Mount Merapi raises many casualties and property, one of the causes is social, economic and institutional vulnerability of communities in disaster prone areas of the volcano.The study entitled “Spatial Model of Social Economic and Institutional Vulnerability Of Merapi Disaster" is conducted from the background of social, economic and institutional conditions of communities vulnerable to volcano disasters. This study aimed to assess the social and economic vulnerabilities of communities and institutions that are spatially modeled to determine the level of vulnerability of the community using geographic information systems tool. The research was conducted in Disater Prone Zone III of Mount Merapi in Dukun and Srumbung Sub District Magelang which consist of 16 villages and 124 hamlet. This study uses a quantitative analytical approach to data analysis methods such as scoring analysis, quantitative descriptive and spatial analysis. Analysis of scoring is done by giving the score on each variable used in the study, quantitative descriptive analysis illustrates the description explanation and description of the data used in the analysis of quantitative, and spatial analysis performed in this study is to map variables and variable overlay. Social vulnerability assessment in this study is measured by population density, the elderly and young children, the women and people's understanding of disasters. While economic vulnerability measured by the percentage of the poverty level of the population and institutional vulnerability measured by the existence of such disaster management and disaster risk reduction forum. The output of this study is the social, economic and institutional vulnerability of communities to disasters volcanos (which) are modeled spatially using geographic information system tools. The final result is in the form of a map of social, economic and institutional vulnerability. The results of the economic, social and institutional vulnerability analysis shows that of the 124 hamlets in KRB III Dukun and Srumbung Sub District, 37 hamlets have a low vulnerability. While 81 hamlets have moderate vulnerability and 6 hamlet has high vulnerability. Keywords: Disaster, Mount Merapi, Vulnerability, Social, Economic and Institutional vii KATA PENGANTAR Assalamu‟alaikum Wr. Wb. Puji syukur kehadirat Allah SWT atas limpahan rahmat dan karunia-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan Tugas Akhir ini dengan judul “Model Spasial Kerentanan Sosial Ekonomi dan Kelembagaan Terhadap Bencana Gunung Merapi” guna memenuhi salah satu persyaratan pendidikan Sarjana Teknik Perencanaan Wilayah dan Kota. Dalam pembuatan Tugas Akhir ini penulis selalu berusaha sebaik-baiknya dengan berpegang kepada ketentuan yang berlaku, namun karena keterbatasan pengetahuan dan waktu maka penulis menyadari dalam penyajiannya jauh dari sempurna. Untuk itu segala saran dan kritik yang membangun sangat penulis harapkan demi sempurnanya Tugas Akhir ini. Tidak lupa penulis mengucapkan terima kasih yang sebesarbesarnya kepada: 1. Kedua orang tua, kakak dan adik yang selalu mendoakan dan memberi dukungan dalam penyelesaian Tugas Akhir ini. 2. Bapak Dr. rer. nat. Imam Buchori. ST., sebagai dosen pembimbing atas masukan, kritik, saran, kesabaran dan motivasi yang luar biasa dalam mendukung penyelesaian Tugas Akhir ini. 3. Ibu Anita Ratnasari R. ST. MT. dan Bapak Widjanarko ST. MT., selaku dosen penguji yang memberikan saran dan masukan yang menjadikan Tugas Akhir ini lebih baik. 4. Teman-teman terbaik yaitu Kiki, Marsista dan Riki sebagai mahasiswa sesama pembimbing serta teman-teman Planologi angkatan 2008 atas dorongan dan kebersamaannya selama ini. 5. Seorang kekasih bernama Tiara Ikrar Prasakti yang selalu memberikan dukungan dan kasih sayang. 6. Perangkat Desa yang telah banyak memberikan bantuan, dukungan dan motivasi saat survei hingga dimudahkannya dalam pencarian kebutuhan data. 7. Semua pihak yang secara tidak langsung terkait dan membantu dalam penyelesaian laporan ini yang tidak dapat disebutkan satu per satu. Harapan penulis semoga Tugas Akhir ini dapat bermanfaat bagi kepentingan pendidikan di lingkungan Teknik Perencanaan Wilayah dan Kota dan Pemerintah Kecamatan Dukun dan Srumbung yang ada di Kabupaten Magelang sebagai wilayah studi dalam penelitian. Wassalamu‟alaikum Wr. Wb. Semarang, Desember 2012 Marbruno Habibi viii DAFTAR ISI ABSTRAK ........................................................................................................................................... vi ABSTRACT ........................................................................................................................................ vii KATA PENGANTAR ....................................................................................................................... viii DAFTAR ISI ........................................................................................................................................ ix DAFTAR TABEL ............................................................................................................................... xii DAFTAR GAMBAR ......................................................................................................................... xiii DAFTAR LAMPIRAN ....................................................................................................................... xv BAB I PENDAHULUAN ................................................................................................................ 1 1.1. Latar Belakang ............................................................................................................... 1 1.2. Perumusan Masalah ....................................................................................................... 2 1.3. Tujuan dan Sasaran ........................................................................................................ 3 1.3.1.Tujuan ................................................................................................................... 3 1.3.2.Sasaran .................................................................................................................. 4 1.4. Ruang Lingkup Penelitian .............................................................................................. 4 1.4.1. Ruang Lingkup Wilayah ...................................................................................... 4 1.4.2. Ruang Lingkup Substansial.................................................................................. 4 1.5. Keaslian Penelitian ......................................................................................................... 5 1.6. Posisi Penelitian dalam Perencanaan Wilayah dan Kota ............................................... 7 1.7. Kerangka Pikir ............................................................................................................... 7 1.8. Metodologi Penelitian .................................................................................................... 9 1.8.1. Metode Pengumpulan Data ................................................................................ 10 1.8.2. Data Penelitian ................................................................................................... 14 1.9. Metode Analisis Data ................................................................................................... 15 1.10. Scoring Variabel ......................................................................................................... 16 1.11. Pemodelan Variabel .................................................................................................... 18 BAB II KAJIAN LITERATUR KERENTANAN SOSIAL EKONOMI DAN KELEMBAGAAN TERHADAP BENCANA GUNUNG MERAPI ............................. 20 2.1. Bencana ........................................................................................................................ 20 2.1.1. Rawan Bencana .................................................................................................. 20 2.1.2. Risiko Bencana .................................................................................................. 20 ix 2.2. Gunung Api .................................................................................................................. 21 2.2.1. Letusan Gunung Api .......................................................................................... 23 2.2.2. Klasifikasi Gunung Api di Indonesia ................................................................. 27 2.2.3. Prosedur Tetap Tingkat Kegiatan Gunung Api .................................................. 28 2.3. Mitigasi Bencana.......................................................................................................... 28 2.3.1. Mitigasi Bencana Gunung Berapi ...................................................................... 29 2.3.2. Tujuan Mitigasi Bencana ................................................................................... 30 2.3.3. Jenis- Jenis Mitigasi Bencana ............................................................................ 30 2.4. Kerentanan (Vulnerability)........................................................................................... 31 2.5. Kelembagaan ................................................................................................................ 36 2.5.1. Perspektif Kelembagaan..................................................................................... 36 2.5.2. Unsur-Unsur Kelembagaan ................................................................................ 37 2.6. Pemodelan .................................................................................................................... 38 2.7. Penetapan Variabel Penelitian...................................................................................... 39 BAB III GAMBARAN UMUM KAWASAN RAWAN BENCANA III KECAMATAN DUKUN DAN SRUMBUNG ............................................................................................. 42 3.1. Administrasi Kawasan Rawan Bencana III .................................................................. 42 3.2. Kondisi Fisik Dasar ...................................................................................................... 43 3.2.1. Kelerengan ......................................................................................................... 43 3.2.2. Jenis dan Kedalaman Tanah ............................................................................... 44 3.2.3. Geologi ............................................................................................................... 44 3.2.4. Hidrogeologi ...................................................................................................... 47 3.2.5. Hidrologi ............................................................................................................ 47 3.2.6. Klimatologi ........................................................................................................ 48 3.2.7. Penggunaan Lahan ............................................................................................. 49 3.2.8. Rawan Bencana .................................................................................................. 51 3.3. Kondisi Kependudukan ................................................................................................ 54 BAB IV ANALISIS KERENTANAN SOSIAL EKONOMI DAN KELEMBAGAAN TERHADAP BENCANA GUNUNG MERAPI .............................................................. 57 4.1. Analisis Kepadatan Penduduk...................................................................................... 57 4.2. Analisis Penduduk Usia Tua dan Balita ....................................................................... 61 4.3. Analisis Penduduk Wanita ........................................................................................... 64 4.4. Analisis Pemahaman Masyarakat Terhadap Bencana .................................................. 68 x 4.5. Analisis Tingkat Kemiskinan ....................................................................................... 71 4.6. Analisis Kelembagaan Penanggulangan Bencana........................................................ 74 4.7. Kerentanan Sosial Ekonomi dan Kelembagaan Total Terhadap Bencana Gunung Merapi .......................................................................................................................... 80 4.8. Validasi Model Kerentanan Sosial Ekonomi dan Kelembagaan.................................. 87 BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI ......................................................................... 90 5.1. Kesimpulan .................................................................................................................. 90 5.2. Rekomendasi ................................................................................................................ 91 DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................................................ 93 LAMPIRAN ....................................................................................................................................... 96 xi DAFTAR TABEL Tabel I.1 : Jenis Kuesioner ............................................................................................................. 11 Tabel I.2 : Tabel Krecjie ................................................................................................................ 11 Tabel I.3 : Jumlah Sampel Kuesioner ............................................................................................ 13 Tabel I.4 : Data Penelitian.............................................................................................................. 14 Tabel I.5 : Kriteria Scoring Variabel.............................................................................................. 17 Tabel III.1 : Penggunaan Lahan Tanah Menurut Kecamatan ........................................................... 49 Tabel III.2 : Jumlah Penduduk Desa KRB III Kecamatan Dukun .................................................... 55 Tabel III.3 : Jumlah Penduduk Desa KRB III Kecamatan Srumbung .............................................. 55 Tabel IV.1 : Kepadatan Penduduk Desa ........................................................................................... 58 Tabel IV.2 : Rasio Ketergantungan Penduduk Usia Tua dan Balita ................................................. 62 Tabel IV.3 : Jumlah Penduduk Berdasarkan Jenis Kelamin ............................................................. 65 Tabel IV.4 : Hasil Kuesioner ............................................................................................................ 69 Tabel IV.5 : Jumlah Penduduk Miskin ............................................................................................. 72 Tabel IV.6 : Hasil Evaluasi BPBD Kabupaten Magelang ................................................................ 75 Tabel IV.7 : Forum Pengurangan Risiko Bencana............................................................................ 78 Tabel IV.8 : Kerentanan Sosial Ekonomi dan Kelembagaan KRB III Kecamatan Dukun ............... 81 Tabel IV.9 : Kerentanan Sosial Ekonomi dan Kelembagaan KRB III Kecamatan Srumbung ......... 84 Tabel IV.10 : Validasi Model Kerentanan Sosial Ekonomi dan Kelembagaan KRB III Kecamatan Dukun dan Srumbung .................................................................................................. 87 xii DAFTAR GAMBAR Gambar 1.1. : Peta Administrasi Kabupaten Magelang ...................................................................... 5 Gambar 1.2. : Posisi Penelitian Dalam Perencanaan Wilayah dan Kota ............................................ 7 Gambar 1.3. : Peta Administrasi KRB III Kecamatan Dukun dan Srumbung .................................... 8 Gambar 1.4. : Kerangka Pikir Penelitian ............................................................................................ 9 Gambar 1.5. : Kerangka Analisis Penelitian ..................................................................................... 16 Gambar 1.6. : Diagram Proses Pemodelan ....................................................................................... 18 Gambar 1.7. : Diagram Proses Pemetaan Kerentanan Sosial Ekonomi dan Kelembagaan .............. 19 Gambar 2.1. : Tipe Erupsi Letusan Gunung Api .............................................................................. 22 Gambar 2.2. : Awan Panas Gunung Merapi ..................................................................................... 24 Gambar 2.3. : Guguran Lava Pijar Gunung Merapi .......................................................................... 25 Gambar 2.4. : Banjir Lahar Dingin ................................................................................................... 26 Gambar 2.5. : Banjir Bandang .......................................................................................................... 26 Gambar 2.6. : Kerusakan Lingkungan .............................................................................................. 27 Gambar 2.7. : Pengurangan Risiko Bencana Dengan Memperkecil Ancaman ................................. 32 Gambar 2.8. : Kunci Lingkup Konsep Kerentanan ........................................................................... 33 Gambar 2.9. : Variabel Terpilih ........................................................................................................ 41 Gambar 3.1. : Peta Administrasi KRB III Kecamatan Dukun dan Srumbung .................................. 42 Gambar 3.2. : Peta Wilayah Desa Dalam Zona Ancaman Merapi.................................................... 43 Gambar 3.3. : Peta Kelerengan KRB III Kecamatan Dukun dan Srumbung .................................... 44 Gambar 3.4. : Peta Jenis Tanah KRB III Kecamatan Dukun dan Srumbung ................................... 45 Gambar 3.5. : Peta Kedalaman Air Tanah KRB III Kecamatan Dukun dan Srumbung ................... 46 Gambar 3.6. : Peta Geologi KRB III Kecamatan Dukun dan Srumbung ......................................... 47 Gambar 3.7. : Peta Hidrogeologi KRB III Kecamatan Dukun dan Srumbung ................................. 48 Gambar 3.8. : Peta Klimatologi KRB III Kecamatan Dukun dan Srumbung ................................... 49 Gambar 3.9. : Peta Penggunaan Lahan KRB III Kecamatan Dukun dan Srumbung ........................ 50 Gambar 3.10. : Peta Rawan Bencana KRB III Kecamatan Dukun dan Srumbung............................. 51 Gambar 3.11. : Peta Area Terdampak Erupsi dan Lahar Dingin Gunung Merapi .............................. 52 Gambar 3.12. : Peta Zonasi Ancaman Banjir Lahar Dingin ............................................................... 53 Gambar 3.13. : Peta Wilayah Permukiman Penduduk Di KRB III ..................................................... 54 Gambar 3.14. : Diagram Jumlah Penduduk Desa KRB III Kecamatan Dukun dan Srumbung .......... 56 Gambar 3.15. : Peta Jumlah Penduduk KRB III Kecamatan Dukun dan Srumbung .......................... 56 Gambar 4.1. : Peta Kepadatan Penduduk.......................................................................................... 59 xiii Gambar 4.2. : Diagram Persentase Kerentanan Kepadatan Penduduk KRB III Kecamatan Dukun dan Srumbung ................................................................................................ 59 Gambar 4.3. : Peta Kerentanan Kepadatan Penduduk KRB III Kecamatan Dukun dan Srumbung . 60 Gambar 4.4. : Diagram Persentase Kerentanan Penduduk Usia Tua dan Balita KRB III Kecamatan Dukun dan Srumbung ................................................................................................ 63 Gambar 4.5. : Peta Kerentanan Penduduk Usia Tua dan Balita KRB III Kecamatan Dukun dan Srumbung .................................................................................................................. 64 Gambar 4.6. : Diagram Kerentanan Penduduk Wanita KRB III Kecamatan Dukun dan Srumbung 66 Gambar 4.7. : Peta Kerentanan Penduduk Wanita KRB III Kecamatan Dukun dan Srumbung....... 67 Gambar 4.8. : Diagram Kerentanan Pemahaman Masyarakat Terhadap Bencana KRB III Kecamatan Dukun dan Srumbung ............................................................................. 69 Gambar 4.9. : Peta Kerentanan Pemahaman Masyarakat Terhadap Bencana KRB III Kecamatan Dukun dan Srumbung ............................................................................. 70 Gambar 4.10. : Diagram Kerentanan Tingkat Kemiskinan KRB III Kecamatan Dukun dan Srumbung............................................................................................................ 73 Gambar 4.11. : Peta Kerentanan Tingkat Kemiskinan KRB III Kecamatan Dukun dan Srumbung .. 73 Gambar 4.12. : Diagram Kerentanan Kelembagaan Penanggulangan Bencana KRB III Kecamatan Dukun dan Srumbung ............................................................................. 79 Gambar 4.13. : Peta Kerentanan Kelembagaan Penanggulangan Bencana KRB III Kecamatan Dukun dan Srumbung ................................................................................................ 80 Gambar 4.14. : Diagram Kerentanan Sosial Ekonomi dan Kelembagaan KRB III Kecamatan Dukun dan Srumbung............................................................................................................ 86 Gambar 4.15. : Peta Kerentanan Sosial Ekonomi dan Kelembagaan KRB III Kecamatan Dukun Dan Srumbung .................................................................................................................. 87 xiv DAFTAR LAMPIRAN Lampiran A : Form Wawancara.......................................................................................................... 96 Lampiran B : Hasil Wawancara ........................................................................................................ 101 Lampiran C : Form Kuesioner .......................................................................................................... 105 Lampiran D : Hasil Kuesioner .......................................................................................................... 109 Lampiran E : Rincian Luas Wilayah, Penduduk dan Kompilasi Hasil Kuesioner Setiap Dusun ..... 126 Lampiran F : Berita Acara Tugas Akhir ........................................................................................... 136 Lampiran G : Lembar Asistensi ........................................................................................................ 142 xv BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Indonesia mempunyai karakteristik bencana yang kompleks, karena terletak pada tiga lempeng aktif yaitu lempeng Euro-Asia di bagian utara, Indo-Australia di bagian selatan dan lempeng Pasifik di bagian Timur. Ketiga lempeng aktif tersebut bergerak dan saling bertumbukan sehingga menyebabkan rawan bencana seperti letusan gunung berapi, gempa bumi, tsunami, banjir dan tanah longsor. Banyak gunung berapi di Indonesia yang masih aktif, salah satunya adalah gunung merapi yang secara administrasi berada di tengah-tengah dua Provinsi yaitu Provinsi Jawa Tengah dan Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta. Dari dua Provinsi tersebut terdapat empat Kabupaten yang berbatasan langsung dengan gunung merapi yaitu Kabupaten Magelang, Boyolali, Klaten dan Kabupaten Sleman. Gunung merapi ini memiliki karakteristik erupsi berupa runtuhan kubah lava yang menyebabkan bahaya aliran awan panas. Geofisik gunung merapi memiliki tipe khas stratolandesit dan punya bentuk lereng yang konkaf. Bahaya letusan gunung api terdiri atas bahaya primer, sekunder dan tersier. Bahaya primer adalah bahaya yang langsung menimpa penduduk ketika letusan berlangsung seperti awan panas dan lontaran material. Bahaya sekunder terjadi secara tidak langsung dan umumnya berlangsung pada pasca letusan, misalnya lahar hujan, kerusakan lahan pertanian/ perkebunan dan rumah. Sedangkan bahaya tersier merupakan bahaya akibat kerusakan lingkungan gunung berapi seperti hilangnya daerah resapan/ hutan/ mata air. Tingkat bahaya dari suatu gunung berapi sangat tergantung dari kerapatan dari suatu letusan dan kepadatan penduduk yang bermukim di sekitar gunung berapi tersebut. Kerawanan bencana alam ini telah diperparah oleh beberapa permasalahan lain yang muncul dan memicu meningkatnya kerentanan. Laju pertumbuhan penduduk akan banyak membutuhkan kawasan hunian baru yang pada akhirnya kawasan hunian tersebut akan terus berkembang dan menyebar hingga mencapai wilayah marginal yang tidak aman seperti berada pada kawasan rawan bencana dan kawasan lindung. Kerentanan non fisik yang berupa kerentanan sosial, ekonomi dan kelembagaan merupakan sebab dan akibat dari besarnya kerugian karena bencana gunung berapi. Kerentanan sosial menunjukkan perkiraan tingkat kerentanan terhadap keselamatan jiwa/ kesehatan penduduk apabila ada bahaya. Sedangkan kerentanan ekonomi dilihat dari segi ekonomi penduduk dan kerentanan kelembagaan dilihat dari keberadaan lembaga yang ada di daerah maupun di desa. Peningkatan kerentanan ini akan lebih diperparah bila aparat pemerintah maupun masyarakatnya sama sekali tidak menyadari dan tanggap terhadap adanya potensi bencana 1 2 alam di daerahnya. Untuk itu diperlukan upaya-upaya yang komprehensif untuk mengurangi risiko bencana alam, antara lain dengan melakukan upaya mitigasi bencana. Kecamatan Dukun dan Srumbung yang merupakan dua Kecamatan yang ada di Kabupaten Magelang merupakan area terdampak langsung dari bencana gunung merapi. Kawasan Rawan Bencana III pada kedua Kecamatan tersebut yang terdiri dari 16 Desa dan 124 Dusun merupakan wilayah studi dalam penelitian ini dengan judul “Model Spasial Kerentanan Sosial Ekonomi dan Kelembagaan Terhadap Bencana Gunung Merapi”. 1.2. Perumusan Masalah Letusan gunung merapi yang dapat menjangkau kawasan permukiman di sekitarnya menyebabkan perlunya mitigasi bencana untuk mengurangi risiko bencana gunung merapi. Bahaya gunung merapi tidak hanya bahaya utama (primer) berupa awan panas, lontaran material, hujan abu lebat, lava dan gas beracun namun juga bahaya ikutan (sekunder) berupa banjir lahar dingin pada musim hujan serta bahaya (tersier) yang merupakan bahaya akibat kerusakan lingkungan gunung api yaitu hilangnya daerah resapan/ hutan/ sumber mata air. Kerugian yang besar akibat bencana gunung merapi dikarenakan tingkat kerentanan masyarakat. Kerentanan non fisik merupakan salah satu permasalahannya, kerentanan non fisik tersebut berupa kerentanan sosial, ekonomi dan kelembagaan. Banyaknya jumlah penduduk yang tinggal di lereng gunung merapi yang merupakan kawasan rawan bencana dikarenakan daya tarik dari tingkat kesuburan tanah yang merupakan alasan sebagian besar masyarakat tetap tinggal pada kawasan rawan bencana tersebut. Aspek eknonomi selain menjadi salah satu kerugian juga menjadi aspek kerentanan dari bencana gunung merapi. Tingkat ekonomi masyarakat yang rendah menjadikan masyarakat tersebut rentan terhadap bencana gunung merapi sebab tingkat ekonomi menjadi salah satu variabel dalam mitigasi bencana, semakin tinggi tingkat ekonomi semakin rendah kerentanan ekonominya dikarenakan masyarakat dianggap akan lebih mampu untuk melindungi kehidupan mereka dengan ekonomi mereka yang lebih baik. Belum adanya mitigasi bencana gunung merapi berbasis sistem informasi geografis untuk mengurangi atau mengantisipasi banyaknya korban jiwa akibat bencana gunung merapi merupakan salah satu permasalahan yang ada untuk saat ini yang menjadi dasar dari penelitian ini. Sehingga dengan adanya upaya pengurangan risiko bencana berbasis kerentanan non fisik dengan menggunakan alat sistem informasi geografis diharapkan dapat membantu mengurangi risiko bencana gunung merapi. Berdasarkan permasalahan tersebut, dapat memunculkan pertanyaan “Bagaimanakah kerentanan sosial dan ekonomi masyarakat serta kelembagaan terhadap bencana Gunung Merapi”? 3 1.3. Tujuan dan Sasaran Tujuan dan sasaran dalam penelitian ini akan dijabarkan pada subbab di bawah ini. Tujuan dan sasaran tersebut merupakan acuan yang ingin dicapai dalam penelitian. 1.3.1. Tujuan Tujuan dari penelitian ini adalah mengkaji kerentanan sosial dan ekonomi masyarakat serta kelembagaan yang dimodelkan secara spasial sebagai bentuk pengurangan risiko bencana gunung merapi dengan alat sistem informasi geografis dengan hasil akhir berupa peta kerentanan sosial, ekonomi dan kelembagaan. Sistem informasi geografis tersebut digunakan sebagai alat yang dapat mengolah dan menganalisis kerentanan sosial, ekonomi dan kelembagaan pada kawasan rawan bencana gunung merapi sehingga dapat diketahui tingkat kerentanan sosial, ekonomi dan kelembagaan masyarakat sesuai dengan variabel yang ada. Penelitian ini bermanfaat bagi berbagai pihak, berikut ini penjabarannya. Manfaat bagi bidang ilmu Perencanaan Wilayah dan Kota Penelitian ini dapat menambah pengetahuan terkait kerentanan sosial, ekonomi dan kelembagaan masyarakat terhadap bencana gunung merapi. Kerentanan sosial, ekonomi dan kelembagaan tersebut dimodelkan secara spasial dengan menggunakan alat sistem informasi geografis. Diharapkan penelitian ini dapat menjadi bahan kajian dan referensi dalam perencanaan wilayah dan kota. Manfaat bagi Pemerintah Kabupaten Magelang Manfaat penelitian ini bagi Pemerintah Kabupaten Magelang adalah hasil akhir penelitian ini dapat menjadi masukan bagi Pemerintah Kabupaten Magelang dalam penanggulangan bencana gunung merapi terkait kerentanan sosial, ekonomi dan kelembagaan masyarakat pada kawasan rawan bencana gunung merapi. Dari masukan tersebut Pemerintah dapat mempersiapkan masyarakat agar dapat lebih memahami bencana dan lebih siap dalam menghadapi bencana gunung merapi, sehingga apabila terjadi bencana gunung merapi kerugian baik korban jiwa dan harta benda dapat diminimalisir. Manfaat bagi masyarakat lokal Dari hasil penelitian ini diharapkan masyarakat dapat lebih memahami kerentanan sosial, ekonomi dan kelembagaan masyarakat lokal terhadap bencana gunung merapi, sehingga masyarakat lokal dapat melakukan tindakan terkait kerentanan sosial, ekonomi dan kelembagaan mereka. Masyarakat juga dapat memanfaatkan hasil penelitian ini sebagai media informasi untuk mengetahui kerentanan sosial, ekonomi dan kelembagaan. Manfaat ini dapat disampaikan melalui sosialisasi baik oleh Pemerintah Kabupaten Magelang maupun oleh kelembagaan penanggulangan bencana dan forum pengurangan risiko desa. 4 1.3.2. Sasaran Untuk mencapai tujuan tersebut maka sasaran yang harus dilakukan dan dicapai dalam mengkaji kerentanan sosial, ekonomi dan kelembagaan dengan sistem informasi geografis adalah sebagai berikut: 1. Mengidentifikasi karakteristik bencana gunung merapi beserta ancaman bahaya yang ditimbulkan; 2. Mengidentifikasi karakteristik wilayah studi; 3. Mengidentifikasi kerentanan sosial, ekonomi dan kelembagaan masyarakat pada wilayah studi; 4. Membangun model spasial kerentanan sosial, ekonomi dan kelembagaan dengan alat sistem informasi geografis; 5. Mengevaluasi hasil model spasial dengan cara mengecek hasil implementasi ke lapangan; 6. Merevisi model sekiranya diperlukan penyempurnaan serta memberikan kesimpulan dan rekomendasi untuk perencanaan wilayah yang berbasis mitigasi bencana dan pengembangan model maupun penelitian lebih lanjut. 1.4. Ruang Lingkup Penelitian Ruang lingkup penelitian terdiri dari ruang lingkup wilayah yang berisi terkait batasan wilayah studi dan ruang lingkup substansial yang menjelaskan materi yang akan dibahas dalam penelitian ini. 1.4.1. Ruang Lingkup Wilayah Ruang lingkup wilayah penelitian ini terbagi menjadi dua yaitu ruang lingkup makro dan mikro. Ruang lingkup makro adalah Kabupaten Magelang, hal ini dikarenakan dampak bencana gunung merapi secara keseluruhan mencakup wilayah Kabupaten Magelang (lihat Gambar 1.1.). Sedangkan ruang lingkup mikro adalah Kawasan Rawan Bencana III Kecamatan Dukun dan Kecamatan Srumbung (lihat Gambar 1.2.). Kecamatan Dukun dan Kecamatan Srumbung dipilih sebagai wilayah studi penelitian karena kedua Kecamatan tersebut termasuk dalam area terdampak langsung bencana gunung merapi. Kawasan Rawan Bencana III pada kedua Kecamatan tersebut terdiri dari 16 Desa dan 124 Dusun yang mempunyai kawasan permukiman cukup luas (lihat Gambar 3.13.) sehingga sangat rentan terhadap bencana gunung merapi. 1.4.2. Ruang Lingkup Substansial Ruang lingkup substansial dalam penelitian ini hanya terbatas pada kerentanan sosial, ekonomi dan kelembagaan sebagai basis dari mitigasi bencana dengan alat sistem informasi geografis yang meliputi: 5 1. Identifikasi dan analisis kerentanan non fisik berupa kerentanan sosial, ekonomi dan kelembagaan; 2. Pemodelan dengan sistem informasi geografis yang meliputi karakteristik wilayah studi dan kerentanan sosial, ekonomi dan kelembagaan. Sumber: Peta Rupa Bumi Indonesia (RBI), 2001. BAKOSURTANAL GAMBAR 1.1. PETA ADMINISTRASI KABUPATEN MAGELANG 1.5. Keaslian Penelitian Dalam penelitian ini tidak lepas dari ide dan gagasan dari penelitian sebelumnya yang menjadi acuan atau perbandingan yaitu terkait tema kerentanan terhadap bencana alam. Perbedaannya adalah tema penelitian, tujuan penelitian, wilayah studi dan variabel penelitian. Selain perbedaan diatas, garis besar penelitian ini juga merupakan perbedaan dari penelitianpenelitian sebelumnya yaitu pada penelitian ini ruang lingkup substansial berupa kerentanan non fisik yaitu kerentanan sosial, ekonomi dan kelembagaan masyarakat terhadap bencanan gunung berapi. Penelitian yang dilakukan oleh Julie Morin dan Franck Lavigne pada tahun 2009 dengan judul penelitian “Institutional and Social Responses to Hazards Related to Karthala Volcano, 6 Comoros”. Penelitian ini menekankan pada penyebab kegagalan krisis sistem manajemen yang dibentuk dalam menghadapi letusan gunung berapi Karthala di Grande Comore pada tahun 2006. Hasil penelitian tersebut adalah kerentanan masyarakat terhadap bahaya vulkanik berasal dari akar sejarah dan politik berupa kendala budaya, sosial dan ekonomi serta faktor lingkungan. Penelitian yang dilakukan oleh Muhammad Farid Isra Aprilyansyah dengan judul “Analisis Tingkat Kerentanan (Vulnerability) Kota Palu Terhadap Risiko Bencana Gempa Bumi”. Metode penilaian kerentanan pada penelitian ini menggunakan metode EDRI (The Earthquake Disaster Risk Index) yang dikembangkan oleh Rachel Davidson. Metode tersebut bertujuan menghitung tingkat risiko bahaya gempa bumi dengan memperhitungkan faktor bahaya (hazard), kedekatan (exposure), kerentanan (vulnerability), faktor eksternal (external context) dan ketahanan (emergency response and recovery capability). Dalam penelitian ini, penulis hanya menghitung salah satu faktor risiko bencana yaitu faktor kerentanan. Penelitian yang dilakukan oleh Ilan Kelman pada tahun 1998 dengan judul “Role of Technology in Managing Vulnerability to Natural Disasters, With Case Studies of Volcanic Disasters On Non-Industrialized Islands”. Bahasan dalam penelitian ini berupa teknologi yang merupakan salah satu alat yang digunakan dan disalahgunakan dalam mengelola kerentanan masyarakat untuk bencana alam. Banyak kesulitan yang dihadapi akibat dari masalah teknis maupun peristiwa spesifik bencana alam, tetapi terwujud karena masyarakat keliru dalam menerapkan teknologi atau dalam menilai dampak bahaya alam itu sendiri. Penelitian yang dilakukan oleh Catherine Jane Lowe pada tahun 2010 dengan judul “Analysing Vulnerability to Volcanic Hazards: Application to St. Vincent”. Hasil penelitian pada kerentanan terhadap bahaya vulkanik di pulau St. Vincent di Karibia Timur adalah empat metode berbeda yang digunakan untuk melakukan analisis kerentanan yaitu kerentanan indeks sosial, analisis kerentanan bangunan, pemangku kebijakan yang berkaitan dengan masyarakat dan evaluasi kerentanan sejarah. Pendekatan pada penelitian ini menggunakan kombinasi metode yang menggabungkan metode kuantitatif dengan teknik kualitatif. Hasil penelitian menunjukkan bahwa tingginya kerentanan sosial dan bangunan tidak berpengaruh, Penelitian ini memberikan bukti akan kebutuhan untuk spesifik konteks analisis kerentanan yang memanfaatkan berbagai metode kuantitatif dan kualitatif, bukan aplikasi yang luas dari metrik standar global. Perbedaan penelitian yang akan dilakukan dengan penelitian yang sebelumnya pernah dilakukan adalah pada bahasan utama penelitian, tujuan penelitian dan variabel yang digunakan dalam penelitian. Judul penelitian yang akan dilakukan adalah “Model Spasial Kerentanan Sosial Ekonomi dan Kelembagaan Terhadap Bencana Gunung Merapi”. Bahasan utama dalam penelitian ini adalah kerentanan non fisik yang berupa kerentanan sosial, ekonomi dan kelembagaan masyarakat terhadap bencana gunung merapi. Dari kerentanan sosial, ekonomi dan kelembagaan 7 tersebut kemudian dimodelkan secara spasial dengan menggunakan alat sistem informasi geografis dengan hasil akhir berupa peta kerentanan sosial, ekonomi dan kelembagaan. 1.6. Posisi Penelitian dalam Perencanaan Wilayah dan Kota Studi penelitian ini merupakan bagian dari ilmu Perencanaan Wilayah dan Kota yang dilihat dari aspek non fisik berupa social, ekonomi dan kelembagaan. Dengan menggunakan alat sistem informasi geografis diharapkan hasil akhir dari penelitian ini dapat memberikan informasi baik bagi masyarakat maupun Pemerintah terkait tingkat kerentanan sosial, ekonomi dan kelembagaan sehingga dapat menjadi masukan bagi Pemerintah dalam upaya mitigasi bencana untuk meminimalisir kerugian yang diakibatkan bencana tersebut. Ilmu Perencanaan Wilayah dan Kota Perencanaan Wilayah Geomatika Perencanaan Penataan ruang berbasis mitigasi bencana Sistem Informasi Geografis Kerawanan Fisik Kerentanan Lingkungan Posisi Penelitian Sosial Ekonomi Kelembagaan Model Spasial Kerentanan Sosial Ekonomi dan Kelembagaan Terhadap Bencana Gunung Merapi Sumber: Hasil Analisis Penyusun, 2012. GAMBAR 1.2. POSISI PENELITIAN DALAM PERENCANAAN WILAYAH DAN KOTA 1.7. Kerangka Pikir Kerangka pikir dalam penelitian ini terbagi menjadi tiga tahap yaitu input-process-output. Input kerangka pikir dalam penelitian ini diawali dari bencana alam gunung merapi yang menyebabkan risiko bencana yang berdampak pada masyarakat yang berada pada daerah rawan bencana gunung merapi. Daerah rawan bencana gunung berapi yang juga merupakan wilayah studi dalam penelitian ini adalah Kawasan Rawan Bencana III Kecamatan Dukun dan Srumbung yang 8 ada di Kabupaten Magelang. Bencana gunung merapi menimbulkan kerawanan dan kerentanan bagi masyarakat. Bahasan dalam penelitian ini adalah pada kerentanan non fisik yaitu kerentanan sosial, ekonomi dan kelembagaan. Kerentanan sosial, ekonomi dan kelembagaan tersebut menyebabkan kerugian berupa korban jiwa dan harta benda sehingga mengancam kelangsungan hidup masyarakat dan dibutuhkan mitigasi bencana gunung merapi untuk mengurangi risiko bencana tersebut. Dari input tersebut kemudian muncul research question “Bagaimanakah kerentanan sosial, ekonomi dan kelembagaan masyarakat terhadap bencana Gunung Merapi?”. Tahap yang kedua adalah process yaitu pengembangan model spasial kerentanan sosial, ekonomi dan kelembagaan. Masukan dalam pengembangan model tersebut adalah dari kajian literatur berupa karakteristik bencana gunung merapi, data raster dan vektor serta pemetaan variabel penelitian yang kemudian terbentuk model spasial kerentanan sosial, ekonomi dan kelembagaan. Tahap yang ketiga adalah output yaitu model spasial kerentanan sosial, ekonomi dan kelembagaan yang kemudian dilakukan pengecekan apakah model tersebut sudah sesuai dengan tujuan model. Model yang sudah sesuai dengan tujuan kemudian diambil kesimpulan dan rekomendasi untuk pengembangan model maupun penelitian selanjutnya. Sumber: Peta Rupa Bumi Indonesia (RBI), 2001. BAKOSURTANAL. GAMBAR 1.3. PETA ADMINISTRASI KRB III KECAMATAN DUKUN DAN SRUMBUNG 9 Bencana alam gunung merapi Kawasan Rawan Bencana III Kecamatan Dukun dan Srumbung Kabupaten Magelang - Kerentanan non fisik Kerawanan: Awan panas Lontaran material Hujan abu lebat Lava Gas beracun Banjir lahar dingin Kerusakan lingkungan Ekonomi Sosial Kelembagaan Kerugian bencana merapi Korban jiwa Harta benda Mengancam kelangsungan hidup masyarakat INPUT Diperlukan mitigasi bencana gunung merapi “Bagaimanakah kerentanan sosial, ekonomi dan kelembagaan masyarakat terhadap bencana Gunung Merapi?” Research Question Kajian literatur: - Karakteristik bencana gunung merapi Membangun model spasial kerentanan sosial, ekonomi dan kelembagaan Model Spasial Kerentanan Sosial, Ekonomi dan Kelembagaan Terhadap Bencana Gunung Merapi Alat sistem informasi geografis Data raster dan vektor Pemetaan variabel penelitian PROCESS Output sudah sesuai dengan tujuan model YA TIDAK Kesimpulan dan rekomendasi pengembangan model selanjutnya OUTPUT Modifikasi model dan perumusan variabel Sumber: Hasil Analisis Penyusun, 2012. GAMBAR 1.4. KERANGKA PIKIR PENELITIAN 1.8. Metodologi Penelitian Metode penelitian yang akan dilakukan pada penelitian ini antara lain meliputi metode pengumpulan data, metode analisis, tahapan analisis, kerangka analisis dan metode pelaksanaan. Pendekatan yang dilakukan dalam penelitian ini adalah pendekatan pemodelan spasial yang menggambarkan kondisi nyata di lapangan. Sistem informasi geografis merupakan alat yang 10 digunakan dalam mengolah dan menganalisis database kerentanan sosial, ekonomi dan kelembagaan kawasan rawan bencana gunung merapi sehingga dapat diketahui tingkat kerentanan sosial, ekonomi dan kelembagaan sesuai dengan variabel yang ada. Konsep tahapan penelitian yang pertama dilakukan adalah studi literatur mengenai karakteristik bencana gunung merapi dan mitigasi bencana gunung merapi. Hal ini perlu dilakukan untuk mengetahui risiko dan dampak bencana gunung merapi serta langkah-langkah apa saja yang harus diambil dalam melakukan mitigasi bencana. Dari studi literatur tersebut maka dapat diambil langkah selanjutnya yaitu menentukan kriteria atau variabel kerentanan sosial, ekonomi dan kelembagaan dari bencana gunung merapi. Variabel dari kerentanan sosial, ekonomi dan kelembagaan tersebut merupakan input dari penyusunan model spasial. Tahapan yang terakhir adalah penyusunan model spasial dengan alat sistem informasi geografis berbasis kerentanan sosial, ekonomi dan kelembagaan. Model tersebut dapat merepresentasikan kondisi nyata dilapangan. Dengan menggunakan model tersebut maka dapat diketahui kerentanan sosial, ekonomi dan kelembagaan masyarakat terhadap bencana gunung merapi secara spasial. 1.8.1. Metode Pengumpulan Data Metode pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini dibagi menjadi dua metode. Metode pengumpulan data tersebut adalah pengumpulan data primer dan sekunder. 1. Pengumpulan data primer Pengumpulan data primer dilakukan dengan observasi atau pengamatan langsung di lapangan. Pengumpulan data primer dilakukan dengan beberapa cara, yaitu: a. Wawancara Sasaran wawancara dalam penelitian ini adalah stakeholder terkait yaitu pihak Kelurahan dan Kecamatan, kemudian dinas-dinas terkait baik dari Pemerintah maupun swasta dan lembaga masyarakat. Wawancara dilakukan untuk menggali informasi berupa kerentanan sosial, ekonomi dan kelembagaan masyarakat yang terkena dampak bencana gunung merapi serta program-program yang sudah dijalankan guna mengatasi atau mengurangi dampak dari bencana. Wawancara dilakukan secara terstruktur dan tidak terstruktur. Wawancara secara terstruktur dilakukan dengan menggunakan kuesioner. Sedangkan wawancara tidak terstruktur atau wawancara bebeas pengambilan sampel wawancara dilakukan dengan teknik sampel purposive sampling. Teknik sampel ini dilakukan dengan mengambil responden yang mengetahui karakteristik atau keadaan serta kondisi pada populasi yang menjadi obyek penelitian. Sampel yang diambil pada penelitian dengan wawancara tidak terstruktur ini relatif kecil kuantitasnya namun sasaran wawancara pada penelitian ini adalah stakeholder terkait yang dianggap memiliki informasi berupa kerentanan sosial, ekonomi dan kelembagaan masyarakat terhadap bencana gunung merapi. 11 Pedoman yang digunakan dalam wawancara yang dilakukan adalah apabila sudah terjadi pengulangan informasi yang sama, maka penarikan sampel sudah bisa dihentikan. b. Kuesioner Kuesioner merupakan alat yang digunakan dalam wawancara. Kuesioner yang akan dilakukan berupa kuesioner semi terbuka dimana selain responden harus menjawab salah satu jawaban yang tersedia, responden juga diberi kesempatan menjawab dengan kalimatnya sendiri. Kusioner yang akan dilakukan guna mendukung variabel pemahaman masyarakat terhadap bencana dan variabel kelembagaan penanggulangan bencana dengan sasaran adalah masyarakat yang berada pada kawasan rawan bencana III. Kuesioner yang digunakan dalam penelitian ini dapat dilihat pada lampiran. Jenis kuesioner yang digunakan dalam penelitian terbagi menjadi dua bagian dimana bagian satu berupa pertanyaan umum seperti pekerjaan pokok, pendidikan terakhir, penghasilan setiap bulan dan status kepemilikan lahan. Bagian dua merupakan pertanyaan inti mengenai pemahaman masyarakat terhadap bencana. Pertanyaan inti tersebut disusun berdasarkan analisis penyusun dan Modul Wajib Latih Penanggulangan Bencana Gunung Api 2012 yang disusun oleh Pasag Merapi, Padma, BPPTK, MRR-UNDP, PSMB UPN „Veteran‟ Yk, BPBD Kabupaten Sleman, BPBD Kabupaten Magelang dan BPBD Kabupaten Klaten. Jenis kuesioner yang digunakan dapat dilihat pada Tabel 1.1. berikut. TABEL I.1. JENIS KUESIONER No 1. 2. Bagian Pertanyaan Bagian 1 (Pertanyaan umum) Bagian 2 (Pertanyaan inti) Jumlah Pertanyaan Jenis Kuesioner 4 Pertanyaan Kuesioner tertutup 10 Pertanyaan Kuesioner semi terbuka (pertanyaan no. 5, 6, 7, 8, 10 dan 13 berupa kuesioner terbuka) Sumber: Hasil Analisis Penyusun, 2012. Teknik sampling yang akan digunakan adalah probability sampling berupa simple random sampling dimana teknik tersebut memberikan peluang yang sama terhadap responden untuk dipilih secara acak. Dalam menentukan ukuran sampel menggunakan tabel Krecjie. Tabel Krecjie dalam melakukan perhitungan ukuran sampel didasarkan atas kesalahan 5% sehingga sampel yang diperoleh mempunyai kepercayaan 95%. Tabel Krecjie dapat dilihat pada tabel berikut. TABEL I.2. TABEL KRECJIE Populasi (N) 10 15 20 Sampel (S) 10 14 19 Populasi (N) 220 230 240 Sampel (S) 140 144 148 Populasi (N) 1200 1300 1400 Sampel (S) 291 297 302 12 Populasi (N) 25 30 35 40 45 50 55 60 65 70 75 80 85 90 95 100 110 120 130 140 150 160 170 180 190 200 210 Sampel (S) 24 28 32 36 40 44 48 52 56 59 63 66 70 73 76 80 86 92 97 103 108 113 118 123 127 132 136 Populasi (N) 250 260 270 280 290 300 320 340 360 380 400 420 440 460 480 500 550 600 650 700 750 800 850 900 950 1000 1100 Sampel (S) 152 155 159 162 165 169 175 181 186 191 196 201 205 210 214 217 226 234 242 248 254 260 265 269 274 278 285 Populasi (N) 1500 1600 1700 1800 1900 2000 2200 2400 2600 2800 3000 3500 4000 4500 5000 6000 7000 8000 9000 10000 15000 20000 30000 40000 50000 75000 1000000 Sampel (S) 306 310 313 317 320 322 327 331 335 338 341 346 351 354 357 361 364 367 368 370 375 377 379 380 381 382 384 Sumber: Sugiyono, Statistika untuk Penelitian, hal 63, 2005. Jumlah penduduk kawasan rawan bencana III Kecamatan Dukun dan Srumbung adalah sebesar 39.854 jiwa yang terdiri dari 20.439 jiwa di Kecamatan Dukun dan 19.415 jiwa di Kecamatan Srumbung. Jumlah penduduk tersebut mendekati 40.000 jiwa dan sesuai dengan tabel Krecjie, maka jumlah sampel dalam kuesioner adalah 380 sampel. Dari jumlah sampel tersebut kemudian di proporsionalkan sesuai dengan jumlah penduduk masing-masing dusun dengan menggunakan rumus sebagai berikut. 𝐒= 𝐉𝐮𝐦𝐥𝐚𝐡 𝐏𝐞𝐧𝐝𝐮𝐝𝐮𝐤 𝐃𝐮𝐬𝐮𝐧 𝐗 𝐉𝐮𝐦𝐥𝐚𝐡 𝐒𝐚𝐦𝐩𝐞𝐥 𝐉𝐮𝐦𝐥𝐚𝐡 𝐓𝐨𝐭𝐚𝐥 𝐏𝐞𝐧𝐝𝐮𝐝𝐮𝐤 Kecamatan Dukun terdiri dari 8 Desa dan 64 Dusun dengan jumlah penduduk 20.439 jiwa, maka jumlah sampel keseluruhan sebesar 195 sampel. Sedangkan Kecamatan Srumbung terdiri dari 8 Desa dan 60 Dusun dengan jumlah penduduk 19.415 jiwa, maka jumlah sampel keseluruhan sebesar 185 sampel. Rincian jumlah sampel kuesioner hasil perhitungan setiap dusun dapat dilihat 13 pada Lampiran E, sedangkan hasil dari perhitungan jumlah sampel tiap Desa di Kawasan Rawan Bencana III Kecamatan Dukun dan Srumbung dapat dilihat pada Tabel I.3. di bawah ini. TABEL I.3. JUMLAH SAMPEL KUESIONER No Desa Jumlah Penduduk (Jiwa) Kecamatan Dukun 1. Kalibening 2.591 2. Keningar 595 3. Krinjing 2.091 4. Mangunsoko 1.650 5. Ngargomulyo 2.491 6. Paten 3.077 7. Sengi 4.283 8. Sumber 3.661 Jumlah 20.439 Kecamatan Srumbung 1. Kaliurang 2.491 2. Kemiren 1.196 3. Mranggen 4.217 4. Ngablak 2.396 5. Ngargosoko 2.230 6. Nglumut 786 7. Srumbung 3.807 8. Tegalrandu 2.292 Jumlah 19.415 Sampel 25 6 20 16 24 29 41 35 195 24 11 40 23 21 7 36 22 185 Sumber: Hasil Analisis Penyusun, 2012. c. Observasi Teknik pengumpulan data primer selanjutnya adalah dengan observasi lapangan secara langsung. Observasi dilakukan dengan pengambilan gambar untuk memperkuat analisis dan untuk mengetahui keadaan atau gambaran secara umum kondisi sosial, ekonomi dan kelembagaan masyarakat yang ada pada wilayah studi. 2. Pengumpulan data sekunder Pengumpulan data sekunder yang dilakukan dalam penelitian ini dengan metode survei instansional dan kajian literatur. a. Metode survei instansional Metode survei instansional dilakukan dengan tujuan untuk mencari data sekunder pada instansi terkait serta berdasarkan narasumber tertentu. Data-data yang didapatkan dari survei instansi umumnya berupa data kuantitatif yang dibutuhkan untuk menguji model dan sebagai bahan dalam melakukan analisis. Instansi yang akan dituju dalam survei instansi adalah Bappeda Kabupaten Magelang, BPS, BPBD, BPN, Kantor Kecamatan dan Kantor Kelurahan. 14 b. Kajian Literatur Data yang diperoleh dari kajian literatur berkaitan dengan bencana gunung berapi serta kerentanan sosial, ekonomi dan kelembagaan yang berasal dari berbagai teori, buku, jurnal dan artikel serta studi kasus yang terjadi pada bencana yang lain. Dari teori, buku, jurnal dan artikel serta studi kasus tersebut dapat diperoleh berbagai variabel yang dapat membantu dalam penelitian model spasial kerentanan sosial, ekonomi dan kelembagaan terhadap bencana gunung merapi. 1.8.2. Data Penelitian Data penelitian merupakan data yang digunakan dalam penelitian untuk mendukung analisis yang dilakukan. Data penelitian yang dibutuhkan dalam penelitian ini dapat dilihat pada Tabel I.19. TABEL I.4. DATA PENELITIAN Analisis Analisis karakteristik fisik alam Analisis kondisi kependudukan Analisis kerawanan bencana gunung merapi Analisis kerentanan sosial, ekonomi dan kelembagaan Tujuan Kebutuhan Data Untuk mengetahui karakteristik fisik alam wilayah studi Untuk mengetahui kondisi kependudukan wilayah studi Untuk mengetahui kerawanan bencana primer, sekunder dan tersier Untuk mengetahui kerentanan sosial, ekonomi dan kelembagaan masyarakat Kondisi topografi, klimatologi, jenis tanah, geologi, hidrologi dan penggunaan lahan Bentuk Data Peta dan tabular Alat Analisis Deskripsi Pengumpulan Data Sekunder Jumlah penduduk, distribusi dan kepadatan penduduk, struktur penduduk dan kondisi ekonomi penduduk Data bencana gunung merapi Peta dan Deskripsi tabular Sekunder Peta dan Deskripsi tabular Primer dan sekunder Kerentanan sosial: Kepadatan penduduk Penduduk usia tua dan balita Penduduk wanita Pemahaman masyarakat terhadap bencana Kerentanan ekonomi: Persentase tingkat kemiskinan Kerentanan Peta dan tabular Primer dan sekunder Deskripsi dan spasial Sumber Data Bappeda DTK BPN BAKOSUR TANAL BPS Monografi Kecamatan dan Kelurahan BNPB BPBD BPS Monografi Kecamatan dan Kelurahan BPN 15 Analisis Analisis penyusunan model Tujuan Untuk menghasilkan suatu model spasial kerentanan sosial, ekonomi dan kelembagaan Kebutuhan Data Kelembagaan: Lembaga penanggulangan bencana dan forum pengurangan risiko bencana Berdasarkan hasil penetapan variabel dari sasaran sebelumnya Bentuk Data Peta Alat Analisis Spasial Pengumpulan Data Sumber Data Berdasarkan hasil penetapan variabel dari sasaran sebelumnya Sumber: Hasil Analisis Penyusun, 2012. 1.9. Metode Analisis Data Pada penelitian ini metode analisis data yang dilakukan adalah untuk menunjang proses pemodelan dan analisis data. Metode analisis yang digunakan dalam penelitian ini adalah scoring analysis, analisis spasial dan deskriptif kuantitatif. Penelitian ini dilakukan dengan menguji variabel yang sudah ditentukan diawal berdasarkan kajian literatur terkait kerentanan sosial, ekonomi dan kelembagaan serta dukungan data di lapangan, variabel tersebut sudah membatasi variabel penelitian yang digunakan. Adapun metode analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut: 1. Scoring Analysis Scoring analysis dilakukan dengan pemberian skor pada setiap variabel yang digunakan dalam penelitian. Hasil dari scoring setiap variabel menunjukkan tingkat kerentanan sosial, ekonomi dan kelembagaan pada masing-masing variabel. Dari hasil scoring masing-masing variabel kemudian dilakukan penjumlahan skor setiap variabel dan didapatkan hasil akhir berupa tingkat kerentanan sosial, ekonomi dan kelembagaan terhadap bencana gunung merapi. 2. Deskriptif Kuantitatif Metode analisis deskriptif kuantitatif ini menggambarkan deskripsi penjelasan dan gambaran mengenai data-data kuantitatif yang digunakan dalam analisis yang dilakukan. Data kuantitatif yang digunakan dalam penelitian ini berupa angka yaitu jumlah penduduk dan luas wilayah setiap dusun di KRB III Kecamatan Dukun dan Srumbung.. 3. Analisis Spasial Analisis spasial yang dilakukan dalam penelitian ini adalah untuk pemetaan variabel dan overlay variabel. Analisis spasial dilakukan dengan menggunakan alat sistem informasi geografis 16 berupa software ArcView 3.3 dan ArcGIS 9.3. Analisis overlay dilakukan dengan input data variabel kerentanan sosial, ekonomi dan kelembagaan yang digabungkan sehingga akan dihasilkan output yang berupa informasi baru. Input data yang digunakan dalam pemetaan variabel menggunakan data kuantitatif dan data spasial, sedangkan output dari model ini juga akan menghasilkan data spasial berupa peta. Semua variabel kerentanan sosial, ekonomi dan kelembagaan diberi skor dan dilakukan pemetaan, kemudian dilakukan analisis overlay. Setelah proses tersebut dilakukan maka akan diketahui tingkat kerentanannya berdasarkan kategori yang disusun. Sedangkan asumsi unit poligon yang digunakan yakni polygon dusun di setiap desa yang ada di KRB III Kecamatan Dukun dan Srumbung. Penggunaan unit polygon terkecil dari wilayah studi yaitu dusun adalah untuk mendapatkan hasil yang akurat. 1.10. Scoring Variabel Scoring variabel dilakukan untuk memberikan skor pada tiap variabel penelitian dengan kriteria-kriteria tertentu. Dari scoring variabel tersebut dapat diketahui tingkat kerentanan pada kawasan rawan bencana gunung merapi. Sedangkan jumlah total skor dari variabel merupakan hasil dari kerentanan sosial, ekonomi dan kelembagaan pada penelitian ini. Input Analisis Kerawanan Kawasan Gunung Merapi Scoring dan Class Kerentanan sosial: Kepadatan penduduk Penduduk usia tua dan balita Penduduk wanita Pemahaman masyarakat terhadap bencana Kerentanan ekonomi: Persentase tingkat kemiskinan Kerentanan Sosial Kerentanan Ekonomi Kerentanan kelembagaan: Lembaga penanggulangan bencana dan forum pengurangan risiko bencana Output Kerentanan Kelembagaan Sumber: Hasil Analisis Penyusun, 2012. GAMBAR 1.5. KERANGKA ANALISIS PENELITIAN Kerentanan Sosial Ekonomi dan Kelembagaan Masyarakat Terhadap Bencana Gunung Merapi 17 Kerangka analisis penelitian pada gambar diatas merupakan bentuk dari proses analisis yang akan dilakukan dalam penelitian ini. Untuk pemilihan variabel kerentanan sosial, ekonomi dan kelembagaan dijelaskan dari kajian literatur yang ada dan digunakan sebagai dasar variabel terpilih. TABEL I.5. KRITERIA SCORING VARIABEL Variabel Kepadatan penduduk Penduduk usia tua dan balita Penduduk wanita Pemahaman masyarakat terhadap bencana Skor 1 2 3 1 2 3 1 2 3 1 2 3 Kelembagaan penanggulangan bencana 1 2 3 Persentase tingkat kemiskinan 1 2 3 Sumber: Hasil Analisis Penyusun, 2012. Kriteria ≤ 26 jiwa/ km2 27 – 52 jiwa/ km2 ≥ 53 jiwa/ km2 13,64 – 41,65 41,66 – 69,67 69,68 – 97,67 Rasio jenis kelamin > 100 Rasio jenis kelamin = 100 Rasio jenis kelamin < 100 ≥ 67% Responden mampu menjawab pertanyaan inti Hanya 34 – 66% responden yang mampu menjawab pertanyaan inti ≤ 33% responden yang mampu menjawab pertanyaan inti Terdapat lembaga penanggulangan bencana daerah dan forum pengurangan risiko bencana desa Hanya terdapat salah satu dari lembaga penanggulangan bencana daerah atau forum pengurangan risiko bencana desa Tidak terdapat lembaga penanggulangan bencana daerah dan forum pengurangan risiko bencana desa Persentase 0,98% – 14,94% Persentase 14,95% – 28,91% Persentase 28,92% – 42,86% Keterangan Analisis penyusun Berdasarkan rasio ketergantungan penduduk usia tua dan balita terhadap usia produktif Berdasarkan rasio jenis kelamin lakilaki dan perempuan serta analisis penyusun Kriteria berdasarkan hasil kuesioner, dimana bahan dalam kuesioner merupakan analisis penyusun dan Modul Wajib Latih Penanggulangan Bencana Gunung Api 2012 yang disusun oleh Pasag Merapi, Padma, BPPTK, MRR-UNDP, PSMB UPN ‘Veteran’ Yk, BPBD Kabupaten Sleman, BPBD Kabupaten Magelang dan BPBD Kabupaten Klaten Analisis penyusun dan hasil observasi Analisis penyusun 18 Kerentanan sosial, ekonomi dan kelembagaan dinilai dari jumlah penilaian scoring setiap variabel sesuai dengan kriterianya masing-masing dan hasil analisis dengan penilaian: 6-8 = Kerentanan rendah 9 - 11 = Kerentanan sedang 12 - 14 = Kerentanan tinggi 1.11. Pemodelan Variabel Setelah melalui proses scoring dan pemetaan variabel selanjutnya dibuat diagram flow chart pemodelan. Diagram flow chart tersebut merupakan alur dalam pemodelan kerentanan sosial, ekonomi dan kelembagaan yang menggunakan alat sistem informasi geografis. Skema yang akan digunakan kurang lebih seperti pada Gambar 1.6. START Kerentanan Sosial Kerentanan Ekonomi Kerentanan Kelembagaan Check Check Check Lengkap? Lengkap? Lengkap? YA YA Daerah Kerentanan Sosial Daerah Kerentanan Ekonomi YA Daerah Kerentanan Kelembagaan Overlay Keterangan: : Start/ Finish : Data : Proses : Analisis : Plihan Keputusan : Dokumen Hasil Kerentanan Sosial Ekonomi dan Kelembagaan FINISH Sumber: Hasil Analisis Penyusun, 2012. GAMBAR 1.6. DIAGRAM PROSES PEMODELAN 19 Kepadatan penduduk Scoring Class Penduduk usia tua dan Balita Scoring Class Overlay Penduduk wanita Scoring Scoring Class Reclass Pemahaman masyarakat terhadap bencana Scoring Persentase tingkat kemiskinan Scoring Kelembagaan penanggulangan bencana Scoring Class Peta Kerentanan Sosial Class Peta Kerentanan Ekonomi Overlay Scoring Class Peta Kerentanan Kelembagaan Reclass Peta Kerentanan Sosial Ekonomi dan Kelembagaan Sumber: Hasil Analisis Penyusun, 2012. GAMBAR 1.7. DIAGRAM PROSES PEMETAAN KERENTANAN SOSIAL EKONOMI DAN KELEMBAGAAN