JURNAL PENDIDIKAN USIA DINI DOI: https://doi.org/10.21009/JPUD.111 DOI: https://doi.org/10.21009/JPUD.111.03 PEMBELAJARAN MENGGUNAKAN MEDIA SASTRA TRADISIONAL DALAM MENGEMBANGKAN NILAI PERSONAL ANAK USIA DINI NI WAYAN RASMINI Sekolah Tinggi Agama Hindu Negeri Gde Pudja Mataram Jl.Pancaka No. 7 B Telp. (0370) 628382, Fax. (0370) 631725 Email: [email protected] Abstract: The aim of this study was to understand the characteristic of learning plans, learning activities, and learning implications of using traditional literatures as learning media in developing personal values of kindergarten chidren at Cahaya Ananda Kindergarten in Mataram. Personal values purposed in this study were: emotional value, intelegency, imagination, sosial value, ethics, and religious value. Traditional literatures purposed in this study were: mythos, legends, fabels, folklores, folksongs, and wayang stories told generations after generations around children subjected to this study. This study was an ex-post facto descriptive quantitative study. From this study we found that the characteristic of Daily Learning Plans used in subject kindergarten has been appropriate with national Daily Learning Plans now used. Environment oriented prior-to-play learning process was integrated in outside-class initial activities. Teachers have included traditional literatures in learning plans and learning process and have shown to increase children’s personal values. At the end of learning process children have shown increase in: emotional value, intelectuality, imagination, empathy, ethics, and religiousity. Keywords: learning media, traditional literatures, personal values Abstrak: Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui: karakteristik rencana pembelajaran, kegiatan pembelajaran, dan implikasi pembelajaran menggunakan media sastra tradisional dalam mengembangkan nilai personal anak usia dini di Taman Kanak-kanak Cahaya Ananda Mataram. Nilai personal terdiri dari: emosi, intelek, imajinasi, rasa sosial, rasa etis dan religius. Sastra tradisional: mitos, legenda, cerita binatang, dongeng, cerita wayang dan nyanyian rakyat yang biasa hidup disekitar anak secara turun-temurun. Menggunakan metode deskriptif kualitatif, dan pendekatan ex-post facto. Ditemukan bahwa: karakteristik RPPH telah mengikuti format RPPH yang sedang berlaku, proses pembelajaran pijakan orientasi lingkungan sebelum bermain digabungkan menjadi kegiatan awal di luar kelas. Sastra Tradisional diinternalisasi oleh guru menjadi rencana pembelajaran dan pelaksanaan pembelajaran, ternyata dapat memberi dampak pada tumbuh-kembang nilai personal anak. Dalam proses belajar dan diakhir pembelajaran dapat diamati tingkah laku anak, telah muncul seperti: emosi, intelek, imajinasi, empati, etis dan religious. Kata Kunci: media, sastra tradisional, nilai personal Pendidikan Anak usia Dini pemerintah untuk anak usia 0-6 tahun. (PAUD) merupakan kegiatan yang Fenomena menjamurnya menjadi tanggung jawab bersama merupakan salah antara keluarga, masyarakat dan antusiame masyarakat satu PAUD bentuk dalam 31 Pembelajaran Menggunakan Media... Ni Wayan Rasmini merespon program pemerintah untuk diyakini oleh masyarakat memiliki meningkatkan aksesibilitas nilai-nilai kearifan yang mengkristal masyarakat terhadap pendidikan bagi di dalamnya, yang dapat digunakan anak usia dini, mengingat masih sebagai banyak anak-anak yang masa usia pembelajaran yang cukup efektif dini belum memperoleh layanan untuk menumbuh-kembangkan nilai- pendidikan anak usia dini. UU RI No. nilai personal anak. Sebagai media 20/2003 tentang Sistem Pendidikan pembelajaran Nasional, 28 kembang anak usia dini, maka sastra ditetapkan bahwa Pendidikan Anak tradisional perlu diidentifikasi secara Usia Dini dapat diselenggarakan akurat tentang jenis-jenis, kandungan melalui jalur pendidikan formal, nilai-nilainya, bahasa dan alur cerita, nonformal, dan informal (Wiyani, penokohan, dan lain sebagainya. 2012:16). dan Pembelajaran sastra tradisional perlu pembelajaran yang digunakan sangat dikemas dalam bentuk persiapan, bervariasi pelaksanaan, khususnya Pasal Pendidikan tergantung dari media pendidikan dalam dan tumbuh- dan evaluasi karakteristik nilai-nilai kearifan lokal pembelajaran yang bermakna untuk yang telah dibangun oleh leluhur pembelajaran anak usia dini. menjadi sebuah digunakan identitas, sebagai yang ideologi masyarakat. Sastra Rencana Pembelajaran Pelaksanaan (RPP) dalam Nilai Personal Mengembangkan tradisional diyakini Anak Usia Dini Menggunakan Sastra memiliki nilai-nilai yang sangat kaya Tradisional yang dapat mempengaruhi arah dan Pembelajaran. Menurut E. Mulyasa tujuan perkembangan kepribadia anak (2009:158), dalam proses menuju kedewasaan pembelajaran yang mempunyai jati diri yang jelas. merupakan Sastra mitos, pendek untuk memperkirakan atau legenda, cerita binatang, dongeng, memproyeksikan apa yang akan nyanyian rakyat dan sebagainya, yang dilakukan hidup di dalam suatu masyarakat Rencana pelaksanaan pembelajaran tradisional seperti sebagai Media Rencana pelaksanaan pada hakekatnya perencanaan dalam jangka pembelajaran. 32 Pembelajaran Menggunakan Media... Ni Wayan Rasmini merupakan keseluruhan proses orang lain dan antar generasi (Burhan pemikiran dan penentuan semua Nurgiyantoro, 2005: 163). Pada saat aktivitas yang akan dilakukan pada belum dikenal tulisan, ekspresi sastra masa kini dan masa yang akan datang lisan merupakan satu-satunya sarana dalam rangka mencapai tujuan. paling Menurut Peraturan efektif sebagai sarana komunikasi dan berekspresi sebagai Pemerintah (PP) No 19 tahun 2005 manifestasi pasal 20 berbunyi bahwa perencanaan kelompok. Sastra tradisional adalah proses pembelajaran meliputi silabus suatu bentuk tuturan lisan yang dan muncul rencana pelaksanaan eksistensi dan diri berkembang dan secara pembelajaran yang memuat sekurang- turun-temurun dan tidak disengaja kurangnya untuk materi tujuan pemebelajaran, pembelajaran, metode mengungkapkan gagasan yang berbagai sudah muncul pembelajaran, sumber belajar dan sebelumnya, yang pada umumnya penilaian digunakan hasil belajar. sebagai sarana untuk Mengidentifikasi kompetensi adalah memberikan pesan moral (Mitchell, langkah harus 2003: 228). Penokohan dan alur cerita dilakukan dalam rencana pelaksanaan bersifat sederhana dan linier serta pembelajaran, kompetensi menampilkan satu jalinan kisah. yang diharapkan dari peserta didik Pencerita tidak memiliki kesempatan sebagai hasil akhir dari pembelajaran. untuk mengkreasikan tokoh dan alur Karakteristik RPP dalam penelitian secara ini adalah pengembangan dengan membiarkan tokoh mengikuti alur tema sastra tradisional yang dapat cerita yang mudah diikuti. Disela-sela membentuk kopetensi diri dalam alur cerita itu juga tergambar karakter bentuk nilai personal. tokoh, diselipi pesan-pesan moral dan pertama yang karena Sastra tradisional merupakan leluasa, tetapi lebih pandangan tentang kebenaran. Hal berbagai cerita dan kebiasaan dalam inilah bentuk ekspresi masyarakat pada kehadiran cerita tradisional dalam masa umumnya pembelajaran di TK Cahaya Ananda kepada Mataram. Sastra tradisional yang lalu yang disampaikan secara lisan yang ditekankan pada 33 Pembelajaran Menggunakan Media... Ni Wayan Rasmini dipakai sebagai tema dan materi mengembangkan nilai-nilai termasuk pembelajaran dalam penelitian ini nilai personal anak (Sukatman, 2009: terdiri dari: mitos, legenda, cerita 57) binatang, dongeng, cerita wayang, Cerita binatang (fabel) dan nyanyian rakyat. Yang sangat merupakan salah satu bentuk cerita penting dalam pembelajaran adalah tradisional pesan-pesan yang terkandung di binatang dalam cerita, kandungan makna dan mempersonifikasi manusia, pesan moral yang ditawarkan. menyangkut karakter Legenda merupakan bagian maupun yang sebagai menampilkan tokoh penokohan, persoalan yang hidup yang dari cerita rakyat yang menarik diungkapnya. dengan tokoh-tokoh yang hebat yang tersebut dianggap dapat berpikir dan berada di luar batas-batas manusia beriteraksi layaknya manusia dengan lumrah. Legenda tidak mengaitkan permasalahan manusia dalam rangka tokoh dengan dewa-dewa melainkan menyampaikan pesan moral dan mengaitkan dengan tokoh, peristiwa, pelestarian lingkungan, karena dapat atau yang mendekatkan antara binatang dengan mempunyai kebenaran sejarah. Ada manusia secara individu maupun beberapa masyarakat, tempat-tempat jenis nyata legenda: legenda Binatang-binatang sebagaimana yang tokoh, legenda tempat peninggalan, ditampilkan dalam tokoh cerita, alur legenda peristiwa. Legenda juga cerita dan sebagainya. memuat kepercayaan atau keyakinan masyarakat, dan Dongeng merupakan salah kepercayaan satu cerita rakyat tradisional dan masyarakat itu memiliki beberapa dipahami sebagai cerita yang tidak fungsi alat benar-benar terjadi dan sering tidak diantaranya pelestari pembujuk sebagai ajaran, sebagai bahan masuk akal. Tokoh dongeng terbelah yang bersifat mitos, dua, yaitu yang berkarakter baik dan menggiring pikiran dan perasaan untuk menanamkan nilai-nilai. Ini berkarakter kurang baik. Cerita wayang pada intinya berarti sastra lisan bisa digunakan mengisahkan kepahlawanan para sebagai materi pembelajaran dalam tokoh yang berwatak baik dalam 34 Pembelajaran Menggunakan Media... Ni Wayan Rasmini menghadapi dan menumpas tokoh penjelasan di yang berwatak jahat, mengandung tradisional memenuhi ajaran moral yang diperankan oleh sebagai media pembelajaran, karena tokoh-tokoh mengandung unsur yang dapat dilihat, yang sudah jelas karakternya. Nyanyian rakyat merupakan bentuk sastra tradisional yang banyak atas didengar, dibaca, dirasakan oleh maka sastra kualifikasi disimak individu dan yang memanfaatkannya. dikenal dan dinyanyikan hingga kini, Pelaksanaan Pembelajaran namun tidak diketahui penciptanya. Menggunakan Nyanyian rakyat dapat meresap amat Tradisional dalam Mengembangkan dalam dihati sanubari anggotanya Nilai Personal Anak Usia Dini. karena mereka sudah mengenal dan Berdasarkan menyanyikan kurikulum sejak kanak-kanak. Media Sastra perkembangan di Indonesia dari Berdasarkan konsep teoretis maka kurikulum berorientasi isi, proses dan pembelajaran menggunakan media saat sastra tradisional memiliki kekayaan berdasarkan tema-tema yang bersifat makna dan nilai-nilai, terutama pada kontekstual untuk membangun nilai anak usia dini, baik nilai pendidikan personal anak usia dini (Muhaimin maupun nilai perkembangan ini berorientasi kompetensi personal, seperti: Azzet, 2011: 41-47). Pembelajaran emosi, intelek, sastra tradisional lokal, mengandung imajinasi, rasa sosial, rasa etis, kearifan tema-tema keindahan, wawasan multicultural kontekstual, dan religius. meningkatkan kualitas pembelajaran sehingga yang dapat Gagne 1970 & Briggs 1970 dan efektifitas hasil pembelajaran dalam Sadiman (2012: 6) menyatakan seperti: rasa percaya diri, kemampuan bahwa media adalah berbagai jenis bekerja sama, kemampuan bergaul, komponen dalam lingkungan siswa kemampuan yang dapat merangsang untuk belajar kemampuan berkomunikasi. atau segala alat fisik yang dapat Surya berempati (2006: dan 91) menyajikan pesan, serta merangsang mengemukakan bahwa kecerdasan siswa untuk belajar. Berdasarkan menyeluruh anak sejak dini tumbuh 35 Pembelajaran Menggunakan Media... Ni Wayan Rasmini sebagai satu sistem, antara kesehatan pengorganisasiannya harus mampu fisik, mental, hiburan dan percaya melihat secara seksama karakteristik diri, maka pengembangan kecerdasan setiap bidang yang diintegrasikan jamak dilakukan dengan berorientasi dengan bidang yang dikembangkan pada tumbuh-kembang otak. Usaha (Isjoni, yang maksimal, melatih berbagai Pembelajaran sastra tradisional yang aspek memberi efetif akan menghasilkan berbagai berbagai kemampuan: perkembangan, treatment dengan rangsangan dan mengontrol prilaku. Model pengembangan 2010: intelektual, 100-114). keterampilan strategi kognitif, informasi verbal-fakta, keterampilan pembelajaran dapat menggunakan motorik, tiga pendekatan: pendekatan yang berhubungan dengan bersifat situasional, yaitu konsentrasi intensitas emosional pembahasan dan mempengaruhi kecenderungan dalam pembelajaran tergantung intensitas dari munculnya fenomena yang bersifat situasional pada peserta sikap dan nilai arah yang dan yang hidup bersama dengan orang lain (Mafiroh, 2009: 1-7). didik; Pembelajaran yang pendekatan yang bersifat terpisah menggunakan atau model sebagai media, sumber dan tema, pembelajaran yang dikemas secara terjadi interaksi yang koprehensif khusus dan tersendiri berdasarkan untuk karakteristik yang khas dan tuntutan terutama penguasaan dan sosial-emosional dan moral spiritual regular yang menjadi dasar dari pendidikan dimana waktu dan tempat telah karakter. Agus Wibowo, (2012: 25- dirancang rupa; 64) menyatakan bahwa pendidikan pendekatan yang bersifat integrasi, dan pembelajaran anak usia dini perlu yaitu dilakukan dengan memperhatikan tersendiri, yaitu yang pelaksanaannya pasti, bersifat sedemikian model pembelajaran yang adalah karakteristik bidang secara perkembangan Dalam pembelajaran sistematis dan formal. tradisional tumbuh-kembang mengitegrasikan disiplin dan berbagai pengembangan sastra anak pengembangan anak, fase-fase anak, yang sesuai, model dan 36 Pembelajaran Menggunakan Media... Ni Wayan Rasmini pendekatan yang media baik yang sifatnya tertulis relevan, sehingga dapat menumbuh- maupun sastra lisan yang diperoleh kembangkan anak yang memiliki anak lewat saluran tuturan. Sastra nilai-nilai luhur dan karakter yang tradisional baik. Alur cerita yang sistematis dan dipergunakan sebagai salah satu penokohan yang jelas serta struktur sarana untuk menanam, memupuk, cerita yang dibangun dari kearifan mengembangkan, dan melestarikan lokal akan menjadi tema dan sumber nilai-nilai yang diyakini baik dan belajar yang cukup memadai, materi berharga oleh masyarakat dan bangsa. yang pembelajaran kontekstual, mampu yang Penanaman nilai-nilai dapat menarik, akan dapat meningkatkan dilakukan sejak anak belum dapat kualitas pembelajaran, bicara, dan belum dapat membaca. meningkatkan partisifasi siswa dan Nyanyian-nyanyian tradisional yang mengoptimalkan tumbuh-kembang biasa didendangkan seorang ibu siswa secara fisik, sosial-emosional, untuk membujuk agar si buah hati verbal-linguistik segera tertidur atau sekedar untuk proses cerita diyakini dan logika- matematika. menyenangkan Implikasi Menggunakan Pembelajaran Media mereka, pada hakekatnya juga bernilai kesastraan Sastra dan sekaligus mengandung nilai yang Tradisional dalam Mengembangkan besar andilnya bagi tumbuh-kembang Nilai Personal Anak Usia Dini. Sastra kejiwaan anak. Huck dkk. (1987) tradisional dalam diyakini memiliki Nurgiyantoro (2005: 36) kontribusi yang besar bagi tumbuh- menyatakan bahwa sastra tradisional kembang anak dalam proses menuju memiliki kedewasaan sebagai manusia yang kontribusi secara langsung maupun mempunyai jati diri yang jelas. tak langsung bagi anak. Kontribusi Kepribadian dan jati diri seorang anak tersebut dibentuk lewat pertumbuhan nilai (rasa, emosi, dan lingkungan baik diusahakan secara bahasa), personal (kognitif, sosial, sadar etis dan spiritual), eksplorasi dan dan maupun terbentuk tidak. Sastra tradisional dapat berperan sebagai penemuan. manfaat, mulai fungsi, dari Indikasi atau dukungan pembelajaran 37 Pembelajaran Menggunakan Media... Ni Wayan Rasmini sastra tradisional dalam pembentukan peningkatan nilai dengan metode kunjungan lapangan, personal terdiri dari kecerdasan perkembangan emosi, perkembangan pra-siklus intektual, perkembangan imajinasi, peningkatan pada siklus I sebesar pertumbuhan 18.04% menjadi 58.44% dan pada rasa sosial, dan pertumbuhan rasa etis serta religius. Berdasarkan uraian di atas 40.4%, naturalis mengalami siklus II meningkat sebesar 23.06% menjadi 81.5%. dapat dipetik pengaruh yang sangat Hasil penelitian Chresty besar keberadaan sastra tradisional Anggreani Jurnal Pendidikan Usia terhadap nilai Dini Volume 9 Edisi 2, November personal anak. Jika pembelajaran 2015 menunjukkan rerata kelas pada yang perencanaan, pra tindakan sebesar 40,27%, setelah pengembangan siklus I meningkat menjadi sebesar dirancang dengan sengaja dan sadar 56,03% dan pada siklus 2 meningkat untuk membangun tumbuh-kembang menjadi 88,48%. Hasil penelitian nilai-nilai personal menunjukan tumbuh-kembang terdiri pelaksanaan dari dan anak, seperti metode eskperimen emosi, intelektual, imajinasi, rasa berbasis sosial, rasa etis dan religius maka meningkatkan kemampuan berpikir akan semakin besar manfaatnya. kritis anak, terbukti hasil pengamatan Hasil Penelitian Ni Wayan Rasmini tahun 2015 menunjukkan lingkungan dapat yang dilakukan mencapai indikator keberhasilan sebesar 71%. bahwa pola asuh demokratis dengan Hasil penelitian pengaruh terdahulu tema aku dan keluargaku sangat tentang tinggi implikasinya pada tumbuh- demokratis kembang kecerdasan jamak anak usia jamak, metode kunjungan lapangan dini pada keluarga Hindu di Kota terhadap kecerdasan naturalis dan Mataram. metode terhadap eksperimen pola asuh kecerdasan terhadap Hasil penelitian Yenti Juniarti kemampuan berpikir kritis, sangat Jurnal Pendidikan Usia Dini Volume relevan dengan penelitian tentang 9 Edisi 2, November 2015 diakses 8 pengembangan nilai personal. Pada Agustus kajian ini nilai personal memiliki 2016 menunjukkan 38 Pembelajaran Menggunakan Media... Ni Wayan Rasmini aspek pengembangan emosi, intelek, media sastra tradisional; karakteristik imajinasi, rasa sosial, rasa etis, dan proses pembelajaran menggunakan nilai religius. Ekspresi nilai personal media tersebut dapat diamati dalam bentuk mengembangkan nilai personal anak kecerdasan jamak, seperti: usia dini; dan implikasi pembelajaran kecerdasan fisik-motorik, verbal- menggunakan sastra tradisional media dalam sastra linguistik, naturalis, intrapersonal, tradisional terhadap pengembangan interpersonal, estetis, dan religius. nilai personal anak usia dini di TK Dari segi aspek nilai personal dalam Cahaya Ananda Mataram. penelitian ini jauh lebih komplek dan lengkap dari hasil-hasil penelitian METODE PENELITIAN terdahulu, serta metode yang dipakai merupakan metode kualitatif, Penelitian ini menggunakan pendekatan deskriptif kualitatif, sedangkan metode-metode penelitian diawali dengan menentukan focus terdahulu sebagian besar dan sub-fokus, subjek dan objek menggunakan metode kuantitatif. penelitian sesuai dengan masalah Sastra tradisional sebagai aspek yang yang akan dipecahkan. Penelitian ini berasosiasi dengan nilai personal dilakukan di TK Cahaya Ananda merupakan kekayaan warisan leluhur Mataram, yang nilai-nilai Mataram. Lokasi ini dipilih karena terhadap semua siswa yang beragama Hindu memiliki kemanusiaan, alam dan kecintaan nilai-nilai keyakinan dan Cakranegara, pembelajarannya banyak terhadap pencipta, dimana manusia menggunakan menjadi sentra dan subjek dari tradisional. harmonisasi direncanakan selama 5 (lima) bulan, manusia, alam dan Tuhan. media Kota Waktu sastra penelitian mulai bulan April sampai Agustus Penelitian bertujuan 2016. Sumber data primer dalam karakteristik penelitian ini adalah Kepala Sekolah, rencana pelaksanaan pembelajaran guru dan siswa di TK Cahaya Ananda (RPP) dalam pengembangan nilai Mataram. Sumber data sekunder personal anak usia dini menggunakan dalam penelitian ini adalah dokumen untuk: Mengetahui ini 39 Pembelajaran Menggunakan Media... Ni Wayan Rasmini sekolah, RKH, RKM, dan dokumen penelitian yang dikomfirmasi oleh lain yang mendukung. orang lain. Teknik pengumpulan data menggunakan observasi, wawancara, HASIL FGD dan analisis dokumen. Teknik PEMBAHASAN analisa data yang digunakan adalah 1. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) dalam Mengembangkan Nilai Personal Anak Usia Dini Menggunakan Sastra Tradisional sebagai Media Pembelajaran analisa data kualitatif. Menurut Milles dan Huberman (dalam Sugiyono, 2012: 337-345), Aktivitas dalam analisis data kualitatif dilakukan secara interaktif dan berlangsung secara terus menerus sampai tuntas, sehingga datanya jenuh. Aktivitas dalam analisis reduction, data data yaitu data display dan conclution drawing/verification. Pengujian keabsahan Triangulasi. Data yang diperoleh dengan wawancara, lalu dicek dengan observasi, dokumentasi, atau kuesioner. 2) Kredibiltas (credibilty) dimana hasil penelitian ini dapat dipercaya oleh partisipan, 3) Transferabilitas (transferability) yang merujuk penelitian konteks pada untuk Komfirmabilitas menuntut kekuatan hasil ditrasfer pada yang lain, pada dan 4) (confirmability) kekuatan DAN Hasil penelitian menemukan RPP yang digunakan sebagai acuan dalam pelaksanaan pembelajaran di TK Cahaya Ananda Mataram. Format RPP mengikuti format yang ada pada Permen 58 atau 137 yang berlaku data pada penelitian ini menggunakan: 1) teknik PENELITIAN hasil untuk Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Harian (RPPH) dan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Mingguan (RPPM). Komponen yang khas pada RPPH yang berorientasi pengembangan nilai personal anak usia dini adalah: 1) tema/sub tema; 2) indikator; 3) kegiatan; 4) alat dan bahan; 5) penilaian hasil belajar. Karakteristik tema yang relevan digunakan sebagai materi pembelajaran dan permainan dalam pengembangan nilai personal ialah tema yang berkaitan dengan diri sendiri, lingkungan dan keagamaan. 40 Pembelajaran Menggunakan Media... Ni Wayan Rasmini Tema tentang diri sendiri maupun hasil belajar tentang pengembangan tentang lingkungan baik lingkungan nilai personal anak yang dibuat oleh keluarga, sekolah dan masyarakat guru, telah memadai secara konsep, serta struktur lingkungan binatang dan diambil dalam alam seperti tumbuh-tumbuhan kemasan dan isi, tetapi perlu disempurnakan, dilengkapi, secara sastra lebih koprehensif berorientasi pada tradisional baik lisan maupun tulisan. pengembangan nilai personal yaitu: Fabel tentang Sang Kancil dan Buaya aspek yang dimenangkan oleh Kancil yang empati, etis dan religius. emosi, intelek, imajinasi, cerdik, memuat pengembangan nilai- Kegiatan pembelajaran pada nilai sosial, moral, kepemimpinan, umumnya di PAUD disesuaikan emosi, kognitif, bahasa, seni, etis dan dengan tema, dan kebutuhan tumbuh- religius pada anak usia dini. kembang Berdasrkan rumusan tema yang kegiatan terdiri dari 4 langkah pokok, dikonstruksi oleh dapat yaitu: a) pijakan lingkungan bermain mengembangkan pribadi anak yang (30 menit); b) pijakan sebelum utuh anggota bermain (30 menit); c) pijakan selama masyarakat, dan agen pelestarian bermain (60 menit); d) pijakan setelah lingkungan. bermain (30 menit). RPPH yang sebagai guru individu, anak. langkah-langkah Hasil analisis terhadap RPPH dibuat oleh guru di PAUD Cahaya yang dibuat oleh guru menemukan Ananda belum mengikuti format bahwa indikator hasil belajar untuk langkah-langkah mengembangkan nilai personal anak pembelajaran sebagaimana mestinya, terdiri dari sikap disiplin, jujur, akibatnya proporsi waktu dalam bertanggung jawab, kerjasama, langkah-langkah pembelajaran belum kekompakan, dan sportivitas. dapat dilaksanakan dengan baik, Sedangkan untuk pengembangan diri seperti pola 30 menit, 30 menit, 60 terdiri dari beberapa indikator yaitu: menit dan 30 menit. Pelanggaran mengembangkan rasa ingin tahu, rasa struktur pembelajaran seperti ini percaya peningkatan mengakibatkan standar pelaksanaan kemampuan konsentrasi. Indikator pembelajaran tidak dapat dicapai diri, dan kegiatan 41 Pembelajaran Menggunakan Media... Ni Wayan Rasmini dengan baik. Langkah pembelajaran serta menggunakan sastra tradisional untuk menantang manusia. Kegiatan ini mengembangkan nilai personal perlu dilaksanakan dilakukan secara hirarki mulai dari menyampaikan materi untuk didengar melakukan pijakan lingkungan main, oleh pijakan sebelum main, pijakan selama gambar atau benda untuk dilihat oleh main dan pijakan setelah main. semua anak dan selanjutnya guru Langkah-langkah pembelajaran ini mengajak masing-masing anak untuk mengandung nilai prasyarat tingkah melakukan kegiatan-kegiatan yang laku yang harus dilakukan secara berkaitan dengan keterampilan hidup berurutan agar tumbuh-kembang nilai dan kewajiban hidup sehat sebagai personal makhluk individu, sosial dan Tuhan. anak optimal. diperoleh Komponen secara cerita semua penilaian tentang harimau diawali anak, dengan menunjukkan b) Pijakan sebelum main (30 pembelajaran belum direncanakan menit) dengan memadai terutama pemilihan sebelum indikator bermain dan bernyanyi. Tanya-jawab hasil representatif, belajar pemilihan yang teknik anak-anak sebagai diajak melaksanakan bahan berdoa kegiatan apersepsi tentang penilaian dan instrument yang tepat, pengetahuan awal anak-anak terhadap dan teknik analisis penilaian yang beberapa aspek nyanyian dan cerita akurat. yang akan diajarkan. 2. Pelaksanaan Pembelajaran Menggunakan Media Sastra Tradisional dalam Mengembangkan Nilai Personal Anak Usia Dini a) Pijakan lingkungan main c) Pijakan selama main (60 menit) anak bermain sesuai dengan kesepakatan yang dibuat bersama guru. Kegiatan pertama dilakukan dengan bernyanyi tultaltil, yang (30 menit) guru melakukan seting diawali oleh guru dan secara sedikit kelas, demi sedikit anak menirukan baik dan guru mempersiapkan kegiatan main menggunakan prinsip: syair maupun nada. Kegiatan lihat, dengar dan lakukan. Permainan bernyanyi dilakukan berulang-ulang yang dipilih dalam pembelajaran ini sampai dengan anak-anak sebagian adalah lagu senyum dan lagu tultaltil, besar anak hapal dengan syair dan 42 Pembelajaran Menggunakan Media... Ni Wayan Rasmini nada lagunya. lagu yang dinyanyikan dengan baik dan holistik benar bisa mengembangkan nilai menggunakan perasaan dan pelibatan personal anak, seperti bahwa hidup emosi seseorang memerlukan hobi dan dinyanyikan Berikutnya secara secara maksimal untuk memaknai lagu itu sesuai dengan temanya. Berikutnya perasaan senang. anak-anak Sebagaimana pengamatan diajak menyimak makna dari lagu pembelajaran yang pertama bahwa tersebut, pembelajaran langkah-langkah pembelajaran, yaitu: dengan bermain dapat menumbuh- pijakan lingkungan main, pijakan kembangkan emosi senang, gembira, sebelum main, pijakan main dan sedih, pijakan sehingga mengembangkan membangun intelek, imajinasi, menumbuhkan mempertebal rasa rasa setelah main. Kegiatan pembelajaran inti, yaitu anak-anak empati dan main sesuai dengan kesepakatan, estetika dan pembelajaran diawali oleh cerita guru muncul nilai-nilai religiusitas. tentang harimau menantang manusia Lagu tultaltil bermakna kalau dengan urutan cerita yang sistematis, suka memelihara itik berilah makan, menggunakan mengandung efek pengiring yang dengan peran dalam cerita. Pemeran cukup banyak, di antaranya ada cerita terdiri dari Harimau sebagai kewajiban manusia untuk memlihara raja hutan yang keras, tegas, otoriter binatang hidup, dan emosional, tetapi kurang cerdik. menyayangi sesama ciptaan Tuhan, Peran yang kedua adalah Gajah memahami keterbatasan binatang, sebagai warga kerajaan hutan yang belajar berapiliasi dan berempati lugu, polos, tetapi cerdik dan luwes. terhadap yang Peran yang ketiga adalah manusia memahami yang bernama I Wiweka sebagai kebutuhan dari makhluk hidup dan pencari kayu api di hutan dan I mengerti Sagnata tertimpa atau makhluk sesama makhluk musibah, bahwa manusia yang yang alun suara secara simbolis memerlukan makhluk lain bukan ditempatkan hanya pemburu yang hebat yang sudah makhluk lain yang sebagai sesuai pemeran memerlukan manusia. Lagu tultaltil 43 Pembelajaran Menggunakan Media... Ni Wayan Rasmini banyak membunuh harimau dan jenis Mengembangkan Nilai Personal Anak Usia Dini binatang lainnya. Keberhasilan menggunakan menantang pembelajaran cerita manusia Harimau dapat Nilai personal dikelompokkan menjadi aspek seperti: emosi, anak beberapa intelek, membangun tumbuh-kembang nilai imajinasi, empati, etis dan religius. personal secara efektif dan efisien. Anak Anak-anak dapat bangkit emosinya kepada tokoh protagonis dalam cerita, dalam masing-masing sehingga sikap dan tingkah laku tokoh peran dalam cerita. Anak dapat itu seolah-olah diadopsi menjadi berkembang intelektualnya, bahwa sikap dan tingkah lakunya. Dengan mereka mampu menjawab masing- demikian baik langsung maupun tidak masing pemeran dalam cerita. Anak langsung dengan mendengar cerita dapat tumbuh empatinya terhadap itu, gajah yang senantiasa dihina oleh bertingkah laku secara benar. Anak Harimau. tumbuh akan belajar mengelola emosi agar imajinasinya untuk mereka pingin tidak merugikan diri sendiri dan orang seperti peran gajah dan tidak pingin lain. Perkembangan intelektual, lewat seperti tumbuh cerita, anak tidak hanya memperoleh perkembangan moral/etis dari ucapan kehebatan kisah yang menyenangkan dan rendah diri si gajah waktu dan memuaskan hatinya. Urutan menghadapi rajanya (Harimau) dan cerita/kejadian anak mulai berkembang kemampuan logika pengurutan, logika pengaluran, religius dengan menunjukkan sikap yang memperlihatkan hubungan antar iba terhadap peristiwa yang diperani oleh tokoh ketidakadilan, ketidaksamaan hak, protagonis maupun antagonis dapat dan alur komunikasi yang otoriter diinternalisasi oleh anak. menyimak Anak Harimau. atau dapat Anak kasian antara Harimau dengan jenis binatang mengidentifikasi anak belajar yang Pertumbuhan dirinya bersikap dan mengandung rasa sosial, lainnya. cerita mendemonstrasikan bagaimana 3. Implikasi Pembelajaran Menggunakan Media Sastra Tradisional dalam tokoh berinteraksi dengan sesama dan lingkungan, tokoh-tokoh 44 Pembelajaran Menggunakan Media... Ni Wayan Rasmini bekerjasama, saling membantu, Temuan penelitian ini sesuai bermain bersama, melakukan dengan konsep tentang belajar, yaitu aktivitas bersama, membantu belajar diukur berdasarkan perubahan mengatasi kesulitan orang lain, dan dalam prilaku, perubahan prilaku ini lain-lain, tentang relative permanen dan tidak secara yang berkisah kehidupan bersama dalam langsung terjadi setelah proses belajar masyarakat. Cerita sastra yang selesai. Pembelajaran yang terjadi di mengeksploitasi kehidupan bersosial TK Cahaya Ananda juga relevan secara baik mampu menjadikan dengan teori belajar Albert Bandura, contoh bertingkah laku sosial kepada teori belajar ini melahirkan teori anak sebagaimana aturan sosial yang belajar sosial atau teori belajar model berlaku. dalam Hergenhahn & Matthew H. Demonstrasi kehidupan yang Olson (2010: 360). Pada prinsipnya secara konkrit diwujudkan dalam anak belajar melalui imitasi dan tingkah laku tokoh, didalamnya juga observasional. Bandura menyatakan terkandung sikap etis dan religius. belajar Dalam menggunakan imitasi atau mungkin sebuah menampilkan cerita, biasanya seluruh aspek personalitas manusia, hanya saja terdapat penekanan mungkin juga tidak. Hal ini kelihatan terlaksana di yang TK Cahaya Ananda tentang belajar dominan. Cerita yang dimaksudkan obsevasional berlaku untuk prilaku untuk perkembangan yang diinginkan maupun prilaku yang perasaan, sikap etis dan religius, maka dihindari, tetapi belajar imitasi hanya aspek terlihat digunakan untuk meniru objek yang dominan. Bahkan dalam cerita anak diinginkan atau yang positif. Hasil yang dan penelitian terdahulu Yenti Juniarti bernalarnya masih terbatas, maka 2016 menemukan bahwa kecerdasan pembentukan naturalis menunjang tersebutlah jangkauan aspek observasional yang berpikir nilai-nilai personal dapat meningkat dengan tersebut terlihat langsung atau sedikit metode kunjungan lapangan dan dan terselubung kemampuan berpikir kritis anak dapat dalam tingkah laku tokoh. karakter dan meningkat dengan metode 45 Pembelajaran Menggunakan Media... Ni Wayan Rasmini eksperimen berbasis lingkungan. dan sebelum main digabungkan Berarti tumbuh-kembang anak dalam menjadi kegiatan awal di luar kelas. kecerdasan maupun Akibatnya orientasi fisik dan mental kemampuan berpikir kritis dapat anak terhadap pembelajaran inti agak dipengaruhi oleh kegiatan lemah, pembelajaran yang berbasis kesiapan anak memasuki kegiatan inti naturalis lingkungan. hal ini dapat membuat atau pijakan main menjadi terganggu Maka dengan demikian teori- sehingga intensitas pembelajaran teori yang dibangun oleh para ahli menjadi lemah. Pijakan setelah main pendidikan dan pembelajaran selama yang semestinya digunakan sebagai ini didukung oleh hasil penelitian, kegiatan mengevaluasi pembelajaran bahwa pengembangan nilai personal dan dapat dilakukan dengan pembelajaran pengembangan prilaku yang terjadi menggunakan karena media sastra tradisional. pengamatan terhadap pelaksanaan pembelajaran belum dilakukan secara terstruktur sehingga hasil belajar harian tidak KESIMPULAN secara rutin dapat dilaporkan kepada Karakteristik RPPH yang ditemukan dalam penelitian ini telah pihak-pihak yang memerlukan. Implikasi pembelajaran mengikuti format RPPH yang sedang menggunakan berlaku, dengan komopen-komponen tradisional pokok: tema dan sub-tema, hasil kembangkan nilai personal anak usia belajar dini di TK Cahaya Ananda Mataram. dan indikator hasil pembelajaran, metode dan media Beberapa pembelajaran, teknik evalusai dan menggunakan penilaian pembelajaran tradisional Karakteristik pelaksanaan terdisional, media dalam cerita masyarakat menunjukkan bahwa langkah pijakan orientasi lingkungan sastra seperti Mataram penelitian yang media kebiasaan-kebiasaan ditempat menumbuh- pembelajaran pembelajaran di TK Cahaya Ananda ditemukan sastra nyanyian binatang dan tradisional sekitar yang diinternalisasi oleh guru menjadi rencana pembelajaran dan 46 Pembelajaran Menggunakan Media... Ni Wayan Rasmini pelaksanaan pembelajaran, ternyata dapat memberi dampak pada tumbuhkembang niali personal anak. Dalam proses belajar dan diakhir pembelajaran dapat diamati tingkah laku anak seperti: emosi, intelek, imajinasi, empati, etis dan religius. Saran Diharapkan kepada guru dan pengelola TK/PAUD untuk mentaati peraturan yang berlaku tentang aspekaspek rencana kegiatan pembelajaran dan langkah-langkah implementasi rencana pembelajaran agar persiapan dan pelaksanaan pembelajaran terstandar dengan baik. Penelitian ini hanya dilakukan di TK Cahaya Ananda Mataram, diharapkan pada peneliti lain melakukan penelitian dengan aspek yang lebih luas, informan yang lebih banyak mengenai sastra tradisional sebagai media dalam menumbuhkemabangkan nialai personal anak agar terjadi peningkatan keabsahan hasil penelitian, singga memilik nilai ilmiah yang lebih tinggi DAFTAR PUSTAKA Anggreani, Chresty. 2015. Peningkatan Kemampuan Berpikir Kritis Melalui Metode Eksperimen Berbasis Lingkungan. JURNAL PENDIDIKAN USIA DINI PPs UNJ. Volume 9 Edisi 2, November 2015 diakses 8 Agustus 2016 Hergenhahn, B.R. & Matthew H. Olso. 2010. Edisi Ketujuh Theories of Learning (Teori Belajar) Dialihbahasakan oleh Tri Wibisono B.S. Jakarta: Kencana. Isjoni. 2010. Model Pembelajaran Anak Usia Dini. Bandung: ALFABETA. Juniarti, Yenti. 2015. Peningkatan Kecerdasan Naturalis Melalui Metode Kunjungan Lapangan (Field Trip). JURNAL PENDIDIKAN USIA DINI PPs UNJ. Volume 9 Edisi 2, November 2015 diakses 8 Agustus 2016 Mafiroh. 2009. Strategi Pembelajaran Efektif. Semarang: PT. SINDUR PRESS. Mitcell, Diana. 2003. Children’s Literature, an Invitation to the Word. Boston: Ablongman. Muhaimin Azzet, Ahmad. 2011. Mengembangkan Kecerdasan Sosial Bagi Anak. Jogjakarta: KATAHATI. Mulyasa, E.H. 2009. Implementasi Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan. Jakarta: Bumi Aksara Nurgiyantoro, Burhanudin 2005. Sastra Anak (Pengantar Pemahaman Dunia Anak). Yogyakarta: Gajah Mada University Press. Rasmini, Ni Wayan, 2015. Pola Pengasuhan dan Kecerdasan 47 Pembelajaran Menggunakan Media... Ni Wayan Rasmini Jamak Anak Usia Dini Dalam Keluarga Hindu Di Kota Mataram. Mataram: Hasil Penelitian Sadiman S. Arif, dkk. 2012. Media Pendidikan Pengertian, Pengembangan, dan Pemanfaatannya Sugiyono. 2012. Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan R&D. Bandung: Alfabeta. Sukatman. 2009. Butir-butir Tradisi Lisan Indonesia. Yogyakarta: Laksbang Pressindo. Surya, Sutan. 2006. Melejitkan Multiple Intelligence Sejak Dini. Yogyakarta: CV ANDI OFFSET. Wibowo, Agus. 2012. Pendidikan Karakter Usia Dini (strategi Membangun Karakter di Usia Emas). Yogyakarta: PUSTAKA PELAJAR. Wiyani, Novan & Barnawi, 2012. Format PAUD. Jakarta: ARRUZZ MEDIA. 48