pembelajaran menggunakan media sastra tradisional dalam

advertisement
JURNAL PENDIDIKAN USIA DINI
DOI: https://doi.org/10.21009/JPUD.111
DOI: https://doi.org/10.21009/JPUD.111.03
PEMBELAJARAN MENGGUNAKAN MEDIA SASTRA
TRADISIONAL DALAM MENGEMBANGKAN NILAI
PERSONAL ANAK USIA DINI
NI WAYAN RASMINI
Sekolah Tinggi Agama Hindu Negeri Gde Pudja Mataram
Jl.Pancaka No. 7 B Telp. (0370) 628382, Fax. (0370) 631725
Email: [email protected]
Abstract: The aim of this study was to understand the characteristic of learning plans, learning
activities, and learning implications of using traditional literatures as learning media in developing
personal values of kindergarten chidren at Cahaya Ananda Kindergarten in Mataram. Personal
values purposed in this study were: emotional value, intelegency, imagination, sosial value, ethics,
and religious value. Traditional literatures purposed in this study were: mythos, legends, fabels,
folklores, folksongs, and wayang stories told generations after generations around children
subjected to this study. This study was an ex-post facto descriptive quantitative study. From this
study we found that the characteristic of Daily Learning Plans used in subject kindergarten has been
appropriate with national Daily Learning Plans now used. Environment oriented prior-to-play
learning process was integrated in outside-class initial activities. Teachers have included
traditional literatures in learning plans and learning process and have shown to increase children’s
personal values. At the end of learning process children have shown increase in: emotional value,
intelectuality, imagination, empathy, ethics, and religiousity.
Keywords: learning media, traditional literatures, personal values
Abstrak: Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui: karakteristik rencana pembelajaran, kegiatan
pembelajaran, dan implikasi pembelajaran menggunakan media sastra tradisional dalam
mengembangkan nilai personal anak usia dini di Taman Kanak-kanak Cahaya Ananda Mataram.
Nilai personal terdiri dari: emosi, intelek, imajinasi, rasa sosial, rasa etis dan religius. Sastra
tradisional: mitos, legenda, cerita binatang, dongeng, cerita wayang dan nyanyian rakyat yang biasa
hidup disekitar anak secara turun-temurun. Menggunakan metode deskriptif kualitatif, dan
pendekatan ex-post facto. Ditemukan bahwa: karakteristik RPPH telah mengikuti format RPPH
yang sedang berlaku, proses pembelajaran pijakan orientasi lingkungan sebelum bermain
digabungkan menjadi kegiatan awal di luar kelas. Sastra Tradisional diinternalisasi oleh guru
menjadi rencana pembelajaran dan pelaksanaan pembelajaran, ternyata dapat memberi dampak pada
tumbuh-kembang nilai personal anak. Dalam proses belajar dan diakhir pembelajaran dapat diamati
tingkah laku anak, telah muncul seperti: emosi, intelek, imajinasi, empati, etis dan religious.
Kata Kunci: media, sastra tradisional, nilai personal
Pendidikan Anak usia Dini
pemerintah untuk anak usia 0-6 tahun.
(PAUD) merupakan kegiatan yang
Fenomena
menjamurnya
menjadi tanggung jawab bersama
merupakan
salah
antara keluarga, masyarakat dan
antusiame
masyarakat
satu
PAUD
bentuk
dalam
31
Pembelajaran Menggunakan Media...
Ni Wayan Rasmini
merespon program pemerintah untuk
diyakini oleh masyarakat memiliki
meningkatkan
aksesibilitas
nilai-nilai kearifan yang mengkristal
masyarakat terhadap pendidikan bagi
di dalamnya, yang dapat digunakan
anak usia dini, mengingat masih
sebagai
banyak anak-anak yang masa usia
pembelajaran yang cukup efektif
dini belum memperoleh layanan
untuk menumbuh-kembangkan nilai-
pendidikan anak usia dini. UU RI No.
nilai personal anak. Sebagai media
20/2003 tentang Sistem Pendidikan
pembelajaran
Nasional,
28
kembang anak usia dini, maka sastra
ditetapkan bahwa Pendidikan Anak
tradisional perlu diidentifikasi secara
Usia Dini dapat diselenggarakan
akurat tentang jenis-jenis, kandungan
melalui jalur pendidikan formal,
nilai-nilainya, bahasa dan alur cerita,
nonformal, dan informal (Wiyani,
penokohan, dan lain sebagainya.
2012:16).
dan
Pembelajaran sastra tradisional perlu
pembelajaran yang digunakan sangat
dikemas dalam bentuk persiapan,
bervariasi
pelaksanaan,
khususnya
Pasal
Pendidikan
tergantung
dari
media
pendidikan
dalam
dan
tumbuh-
dan
evaluasi
karakteristik nilai-nilai kearifan lokal
pembelajaran yang bermakna untuk
yang telah dibangun oleh leluhur
pembelajaran anak usia dini.
menjadi
sebuah
digunakan
identitas,
sebagai
yang
ideologi
masyarakat.
Sastra
Rencana
Pembelajaran
Pelaksanaan
(RPP)
dalam
Nilai
Personal
Mengembangkan
tradisional
diyakini
Anak Usia Dini Menggunakan Sastra
memiliki nilai-nilai yang sangat kaya
Tradisional
yang dapat mempengaruhi arah dan
Pembelajaran. Menurut E. Mulyasa
tujuan perkembangan kepribadia anak
(2009:158),
dalam proses menuju kedewasaan
pembelajaran
yang mempunyai jati diri yang jelas.
merupakan
Sastra
mitos,
pendek untuk memperkirakan atau
legenda, cerita binatang, dongeng,
memproyeksikan apa yang akan
nyanyian rakyat dan sebagainya, yang
dilakukan
hidup di dalam suatu masyarakat
Rencana pelaksanaan pembelajaran
tradisional
seperti
sebagai
Media
Rencana
pelaksanaan
pada
hakekatnya
perencanaan
dalam
jangka
pembelajaran.
32
Pembelajaran Menggunakan Media...
Ni Wayan Rasmini
merupakan
keseluruhan
proses
orang lain dan antar generasi (Burhan
pemikiran dan penentuan semua
Nurgiyantoro, 2005: 163). Pada saat
aktivitas yang akan dilakukan pada
belum dikenal tulisan, ekspresi sastra
masa kini dan masa yang akan datang
lisan merupakan satu-satunya sarana
dalam rangka mencapai tujuan.
paling
Menurut
Peraturan
efektif
sebagai
sarana
komunikasi dan berekspresi sebagai
Pemerintah (PP) No 19 tahun 2005
manifestasi
pasal 20 berbunyi bahwa perencanaan
kelompok. Sastra tradisional adalah
proses pembelajaran meliputi silabus
suatu bentuk tuturan lisan yang
dan
muncul
rencana
pelaksanaan
eksistensi
dan
diri
berkembang
dan
secara
pembelajaran yang memuat sekurang-
turun-temurun dan tidak disengaja
kurangnya
untuk
materi
tujuan
pemebelajaran,
pembelajaran,
metode
mengungkapkan
gagasan
yang
berbagai
sudah
muncul
pembelajaran, sumber belajar dan
sebelumnya, yang pada umumnya
penilaian
digunakan
hasil
belajar.
sebagai
sarana
untuk
Mengidentifikasi kompetensi adalah
memberikan pesan moral (Mitchell,
langkah
harus
2003: 228). Penokohan dan alur cerita
dilakukan dalam rencana pelaksanaan
bersifat sederhana dan linier serta
pembelajaran,
kompetensi
menampilkan satu jalinan kisah.
yang diharapkan dari peserta didik
Pencerita tidak memiliki kesempatan
sebagai hasil akhir dari pembelajaran.
untuk mengkreasikan tokoh dan alur
Karakteristik RPP dalam penelitian
secara
ini adalah pengembangan dengan
membiarkan tokoh mengikuti alur
tema sastra tradisional yang dapat
cerita yang mudah diikuti. Disela-sela
membentuk kopetensi diri dalam
alur cerita itu juga tergambar karakter
bentuk nilai personal.
tokoh, diselipi pesan-pesan moral dan
pertama
yang
karena
Sastra tradisional merupakan
leluasa,
tetapi
lebih
pandangan tentang kebenaran. Hal
berbagai cerita dan kebiasaan dalam
inilah
bentuk ekspresi masyarakat pada
kehadiran cerita tradisional dalam
masa
umumnya
pembelajaran di TK Cahaya Ananda
kepada
Mataram. Sastra tradisional yang
lalu
yang
disampaikan secara lisan
yang
ditekankan
pada
33
Pembelajaran Menggunakan Media...
Ni Wayan Rasmini
dipakai sebagai tema dan materi
mengembangkan nilai-nilai termasuk
pembelajaran dalam penelitian ini
nilai personal anak (Sukatman, 2009:
terdiri dari: mitos, legenda, cerita
57)
binatang, dongeng, cerita wayang,
Cerita
binatang
(fabel)
dan nyanyian rakyat. Yang sangat
merupakan salah satu bentuk cerita
penting dalam pembelajaran adalah
tradisional
pesan-pesan yang terkandung di
binatang
dalam cerita, kandungan makna dan
mempersonifikasi
manusia,
pesan moral yang ditawarkan.
menyangkut
karakter
Legenda merupakan bagian
maupun
yang
sebagai
menampilkan
tokoh
penokohan,
persoalan
yang
hidup
yang
dari cerita rakyat yang menarik
diungkapnya.
dengan tokoh-tokoh yang hebat yang
tersebut dianggap dapat berpikir dan
berada di luar batas-batas manusia
beriteraksi layaknya manusia dengan
lumrah. Legenda tidak mengaitkan
permasalahan manusia dalam rangka
tokoh dengan dewa-dewa melainkan
menyampaikan pesan moral dan
mengaitkan dengan tokoh, peristiwa,
pelestarian lingkungan, karena dapat
atau
yang
mendekatkan antara binatang dengan
mempunyai kebenaran sejarah. Ada
manusia secara individu maupun
beberapa
masyarakat,
tempat-tempat
jenis
nyata
legenda:
legenda
Binatang-binatang
sebagaimana
yang
tokoh, legenda tempat peninggalan,
ditampilkan dalam tokoh cerita, alur
legenda peristiwa. Legenda juga
cerita dan sebagainya.
memuat kepercayaan atau keyakinan
masyarakat,
dan
Dongeng merupakan salah
kepercayaan
satu cerita rakyat tradisional dan
masyarakat itu memiliki beberapa
dipahami sebagai cerita yang tidak
fungsi
alat
benar-benar terjadi dan sering tidak
diantaranya
pelestari
pembujuk
sebagai
ajaran,
sebagai
bahan
masuk akal. Tokoh dongeng terbelah
yang
bersifat
mitos,
dua, yaitu yang berkarakter baik dan
menggiring pikiran dan perasaan
untuk menanamkan nilai-nilai. Ini
berkarakter kurang baik.
Cerita wayang pada intinya
berarti sastra lisan bisa digunakan
mengisahkan
kepahlawanan
para
sebagai materi pembelajaran dalam
tokoh yang berwatak baik dalam
34
Pembelajaran Menggunakan Media...
Ni Wayan Rasmini
menghadapi dan menumpas tokoh
penjelasan
di
yang berwatak jahat, mengandung
tradisional
memenuhi
ajaran moral yang diperankan oleh
sebagai media pembelajaran, karena
tokoh-tokoh
mengandung unsur yang dapat dilihat,
yang
sudah
jelas
karakternya.
Nyanyian rakyat merupakan
bentuk sastra tradisional yang banyak
atas
didengar,
dibaca,
dirasakan
oleh
maka
sastra
kualifikasi
disimak
individu
dan
yang
memanfaatkannya.
dikenal dan dinyanyikan hingga kini,
Pelaksanaan
Pembelajaran
namun tidak diketahui penciptanya.
Menggunakan
Nyanyian rakyat dapat meresap amat
Tradisional dalam Mengembangkan
dalam dihati sanubari anggotanya
Nilai Personal Anak Usia Dini.
karena mereka sudah mengenal dan
Berdasarkan
menyanyikan
kurikulum
sejak
kanak-kanak.
Media
Sastra
perkembangan
di
Indonesia
dari
Berdasarkan konsep teoretis maka
kurikulum berorientasi isi, proses dan
pembelajaran menggunakan media
saat
sastra tradisional memiliki kekayaan
berdasarkan tema-tema yang bersifat
makna dan nilai-nilai, terutama pada
kontekstual untuk membangun nilai
anak usia dini, baik nilai pendidikan
personal anak usia dini (Muhaimin
maupun
nilai
perkembangan
ini
berorientasi
kompetensi
personal,
seperti:
Azzet, 2011: 41-47). Pembelajaran
emosi,
intelek,
sastra
tradisional
lokal,
mengandung
imajinasi, rasa sosial, rasa etis,
kearifan
tema-tema
keindahan, wawasan multicultural
kontekstual,
dan religius.
meningkatkan kualitas pembelajaran
sehingga
yang
dapat
Gagne 1970 & Briggs 1970
dan efektifitas hasil pembelajaran
dalam Sadiman (2012: 6) menyatakan
seperti: rasa percaya diri, kemampuan
bahwa media adalah berbagai jenis
bekerja sama, kemampuan bergaul,
komponen dalam lingkungan siswa
kemampuan
yang dapat merangsang untuk belajar
kemampuan berkomunikasi.
atau segala alat fisik yang dapat
Surya
berempati
(2006:
dan
91)
menyajikan pesan, serta merangsang
mengemukakan bahwa kecerdasan
siswa untuk belajar. Berdasarkan
menyeluruh anak sejak dini tumbuh
35
Pembelajaran Menggunakan Media...
Ni Wayan Rasmini
sebagai satu sistem, antara kesehatan
pengorganisasiannya harus mampu
fisik, mental, hiburan dan percaya
melihat secara seksama karakteristik
diri, maka pengembangan kecerdasan
setiap bidang yang diintegrasikan
jamak dilakukan dengan berorientasi
dengan bidang yang dikembangkan
pada tumbuh-kembang otak. Usaha
(Isjoni,
yang maksimal, melatih berbagai
Pembelajaran sastra tradisional yang
aspek
memberi
efetif akan menghasilkan berbagai
berbagai
kemampuan:
perkembangan,
treatment
dengan
rangsangan dan mengontrol prilaku.
Model
pengembangan
2010:
intelektual,
100-114).
keterampilan
strategi
kognitif,
informasi verbal-fakta, keterampilan
pembelajaran dapat menggunakan
motorik,
tiga pendekatan: pendekatan yang
berhubungan
dengan
bersifat situasional, yaitu konsentrasi
intensitas
emosional
pembahasan
dan
mempengaruhi kecenderungan dalam
pembelajaran
tergantung
intensitas
dari
munculnya fenomena yang bersifat
situasional
pada
peserta
sikap
dan
nilai
arah
yang
dan
yang
hidup bersama dengan orang lain
(Mafiroh, 2009: 1-7).
didik;
Pembelajaran
yang
pendekatan yang bersifat terpisah
menggunakan
atau
model
sebagai media, sumber dan tema,
pembelajaran yang dikemas secara
terjadi interaksi yang koprehensif
khusus dan tersendiri berdasarkan
untuk
karakteristik yang khas dan tuntutan
terutama
penguasaan
dan
sosial-emosional dan moral spiritual
regular
yang menjadi dasar dari pendidikan
dimana waktu dan tempat telah
karakter. Agus Wibowo, (2012: 25-
dirancang
rupa;
64) menyatakan bahwa pendidikan
pendekatan yang bersifat integrasi,
dan pembelajaran anak usia dini perlu
yaitu
dilakukan dengan memperhatikan
tersendiri,
yaitu
yang
pelaksanaannya
pasti,
bersifat
sedemikian
model
pembelajaran
yang
adalah
karakteristik
bidang
secara
perkembangan
Dalam
pembelajaran
sistematis
dan
formal.
tradisional
tumbuh-kembang
mengitegrasikan disiplin dan berbagai
pengembangan
sastra
anak
pengembangan
anak,
fase-fase
anak,
yang
sesuai,
model
dan
36
Pembelajaran Menggunakan Media...
Ni Wayan Rasmini
pendekatan
yang
media baik yang sifatnya tertulis
relevan, sehingga dapat menumbuh-
maupun sastra lisan yang diperoleh
kembangkan anak yang memiliki
anak lewat saluran tuturan. Sastra
nilai-nilai luhur dan karakter yang
tradisional
baik. Alur cerita yang sistematis dan
dipergunakan sebagai salah satu
penokohan yang jelas serta struktur
sarana untuk menanam, memupuk,
cerita yang dibangun dari kearifan
mengembangkan, dan melestarikan
lokal akan menjadi tema dan sumber
nilai-nilai yang diyakini baik dan
belajar yang cukup memadai, materi
berharga oleh masyarakat dan bangsa.
yang
pembelajaran
kontekstual,
mampu
yang
Penanaman nilai-nilai dapat
menarik, akan dapat meningkatkan
dilakukan sejak anak belum dapat
kualitas
pembelajaran,
bicara, dan belum dapat membaca.
meningkatkan partisifasi siswa dan
Nyanyian-nyanyian tradisional yang
mengoptimalkan
tumbuh-kembang
biasa didendangkan seorang ibu
siswa secara fisik, sosial-emosional,
untuk membujuk agar si buah hati
verbal-linguistik
segera tertidur atau sekedar untuk
proses
cerita
diyakini
dan
logika-
matematika.
menyenangkan
Implikasi
Menggunakan
Pembelajaran
Media
mereka,
pada
hakekatnya juga bernilai kesastraan
Sastra
dan sekaligus mengandung nilai yang
Tradisional dalam Mengembangkan
besar andilnya bagi tumbuh-kembang
Nilai Personal Anak Usia Dini. Sastra
kejiwaan anak. Huck dkk. (1987)
tradisional
dalam
diyakini
memiliki
Nurgiyantoro
(2005:
36)
kontribusi yang besar bagi tumbuh-
menyatakan bahwa sastra tradisional
kembang anak dalam proses menuju
memiliki
kedewasaan sebagai manusia yang
kontribusi secara langsung maupun
mempunyai jati diri yang jelas.
tak langsung bagi anak. Kontribusi
Kepribadian dan jati diri seorang anak
tersebut
dibentuk
lewat
pertumbuhan nilai (rasa, emosi, dan
lingkungan baik diusahakan secara
bahasa), personal (kognitif, sosial,
sadar
etis dan spiritual), eksplorasi dan
dan
maupun
terbentuk
tidak.
Sastra
tradisional dapat berperan sebagai
penemuan.
manfaat,
mulai
fungsi,
dari
Indikasi
atau
dukungan
pembelajaran
37
Pembelajaran Menggunakan Media...
Ni Wayan Rasmini
sastra tradisional dalam pembentukan
peningkatan
nilai
dengan metode kunjungan lapangan,
personal
terdiri
dari
kecerdasan
perkembangan emosi, perkembangan
pra-siklus
intektual, perkembangan imajinasi,
peningkatan pada siklus I sebesar
pertumbuhan
18.04% menjadi 58.44% dan pada
rasa
sosial,
dan
pertumbuhan rasa etis serta religius.
Berdasarkan uraian di atas
40.4%,
naturalis
mengalami
siklus II meningkat sebesar 23.06%
menjadi 81.5%.
dapat dipetik pengaruh yang sangat
Hasil
penelitian
Chresty
besar keberadaan sastra tradisional
Anggreani Jurnal Pendidikan Usia
terhadap
nilai
Dini Volume 9 Edisi 2, November
personal anak. Jika pembelajaran
2015 menunjukkan rerata kelas pada
yang
perencanaan,
pra tindakan sebesar 40,27%, setelah
pengembangan
siklus I meningkat menjadi sebesar
dirancang dengan sengaja dan sadar
56,03% dan pada siklus 2 meningkat
untuk membangun tumbuh-kembang
menjadi 88,48%. Hasil penelitian
nilai-nilai personal
menunjukan
tumbuh-kembang
terdiri
pelaksanaan
dari
dan
anak, seperti
metode
eskperimen
emosi, intelektual, imajinasi, rasa
berbasis
sosial, rasa etis dan religius maka
meningkatkan kemampuan berpikir
akan semakin besar manfaatnya.
kritis anak, terbukti hasil pengamatan
Hasil Penelitian Ni Wayan
Rasmini tahun 2015 menunjukkan
lingkungan
dapat
yang dilakukan mencapai indikator
keberhasilan sebesar 71%.
bahwa pola asuh demokratis dengan
Hasil
penelitian
pengaruh
terdahulu
tema aku dan keluargaku sangat
tentang
tinggi implikasinya pada tumbuh-
demokratis
kembang kecerdasan jamak anak usia
jamak, metode kunjungan lapangan
dini pada keluarga Hindu di Kota
terhadap kecerdasan naturalis dan
Mataram.
metode
terhadap
eksperimen
pola
asuh
kecerdasan
terhadap
Hasil penelitian Yenti Juniarti
kemampuan berpikir kritis, sangat
Jurnal Pendidikan Usia Dini Volume
relevan dengan penelitian tentang
9 Edisi 2, November 2015 diakses 8
pengembangan nilai personal. Pada
Agustus
kajian ini nilai personal memiliki
2016
menunjukkan
38
Pembelajaran Menggunakan Media...
Ni Wayan Rasmini
aspek pengembangan emosi, intelek,
media sastra tradisional; karakteristik
imajinasi, rasa sosial, rasa etis, dan
proses pembelajaran menggunakan
nilai religius. Ekspresi nilai personal
media
tersebut dapat diamati dalam bentuk
mengembangkan nilai personal anak
kecerdasan
jamak,
seperti:
usia dini; dan implikasi pembelajaran
kecerdasan
fisik-motorik,
verbal-
menggunakan
sastra
tradisional
media
dalam
sastra
linguistik, naturalis, intrapersonal,
tradisional terhadap pengembangan
interpersonal, estetis, dan religius.
nilai personal anak usia dini di TK
Dari segi aspek nilai personal dalam
Cahaya Ananda Mataram.
penelitian ini jauh lebih komplek dan
lengkap dari hasil-hasil penelitian
METODE PENELITIAN
terdahulu, serta metode yang dipakai
merupakan
metode
kualitatif,
Penelitian ini menggunakan
pendekatan
deskriptif
kualitatif,
sedangkan metode-metode penelitian
diawali dengan menentukan focus
terdahulu
sebagian
besar
dan sub-fokus, subjek dan objek
menggunakan
metode
kuantitatif.
penelitian sesuai dengan masalah
Sastra tradisional sebagai aspek yang
yang akan dipecahkan. Penelitian ini
berasosiasi dengan nilai personal
dilakukan di TK Cahaya Ananda
merupakan kekayaan warisan leluhur
Mataram,
yang
nilai-nilai
Mataram. Lokasi ini dipilih karena
terhadap
semua siswa yang beragama Hindu
memiliki
kemanusiaan,
alam
dan
kecintaan
nilai-nilai
keyakinan
dan
Cakranegara,
pembelajarannya
banyak
terhadap pencipta, dimana manusia
menggunakan
menjadi sentra dan subjek dari
tradisional.
harmonisasi
direncanakan selama 5 (lima) bulan,
manusia,
alam
dan
Tuhan.
media
Kota
Waktu
sastra
penelitian
mulai bulan April sampai Agustus
Penelitian
bertujuan
2016. Sumber data primer dalam
karakteristik
penelitian ini adalah Kepala Sekolah,
rencana pelaksanaan pembelajaran
guru dan siswa di TK Cahaya Ananda
(RPP) dalam pengembangan nilai
Mataram. Sumber data sekunder
personal anak usia dini menggunakan
dalam penelitian ini adalah dokumen
untuk:
Mengetahui
ini
39
Pembelajaran Menggunakan Media...
Ni Wayan Rasmini
sekolah, RKH, RKM, dan dokumen
penelitian yang dikomfirmasi oleh
lain yang mendukung.
orang lain.
Teknik
pengumpulan
data
menggunakan observasi, wawancara,
HASIL
FGD dan analisis dokumen. Teknik
PEMBAHASAN
analisa data yang digunakan adalah
1. Rencana
Pelaksanaan
Pembelajaran (RPP) dalam
Mengembangkan
Nilai
Personal Anak Usia Dini
Menggunakan
Sastra
Tradisional sebagai Media
Pembelajaran
analisa data kualitatif. Menurut Milles
dan Huberman (dalam Sugiyono,
2012: 337-345), Aktivitas dalam
analisis data kualitatif dilakukan
secara interaktif dan berlangsung
secara terus menerus sampai tuntas,
sehingga datanya jenuh. Aktivitas
dalam
analisis
reduction,
data
data
yaitu
data
display
dan
conclution drawing/verification.
Pengujian
keabsahan
Triangulasi.
Data
yang
diperoleh dengan wawancara, lalu
dicek dengan observasi, dokumentasi,
atau
kuesioner.
2)
Kredibiltas
(credibilty) dimana hasil penelitian
ini dapat dipercaya oleh partisipan, 3)
Transferabilitas (transferability) yang
merujuk
penelitian
konteks
pada
untuk
Komfirmabilitas
menuntut
kekuatan
hasil
ditrasfer
pada
yang lain,
pada
dan 4)
(confirmability)
kekuatan
DAN
Hasil penelitian menemukan
RPP yang digunakan sebagai acuan
dalam pelaksanaan pembelajaran di
TK Cahaya Ananda Mataram. Format
RPP mengikuti format yang ada pada
Permen 58 atau 137 yang berlaku
data
pada penelitian ini menggunakan: 1)
teknik
PENELITIAN
hasil
untuk
Rencana
Pelaksanaan
Pembelajaran Harian (RPPH) dan
Rencana Pelaksanaan Pembelajaran
Mingguan (RPPM). Komponen yang
khas pada RPPH yang berorientasi
pengembangan nilai personal anak
usia dini adalah: 1) tema/sub tema; 2)
indikator; 3) kegiatan; 4) alat dan
bahan; 5) penilaian hasil belajar.
Karakteristik
tema
yang
relevan digunakan sebagai materi
pembelajaran dan permainan dalam
pengembangan nilai personal ialah
tema yang berkaitan dengan diri
sendiri, lingkungan dan keagamaan.
40
Pembelajaran Menggunakan Media...
Ni Wayan Rasmini
Tema tentang diri sendiri maupun
hasil belajar tentang pengembangan
tentang lingkungan baik lingkungan
nilai personal anak yang dibuat oleh
keluarga, sekolah dan masyarakat
guru, telah memadai secara konsep,
serta
struktur
lingkungan
binatang
dan
diambil
dalam
alam
seperti
tumbuh-tumbuhan
kemasan
dan
isi,
tetapi
perlu
disempurnakan, dilengkapi, secara
sastra
lebih koprehensif berorientasi pada
tradisional baik lisan maupun tulisan.
pengembangan nilai personal yaitu:
Fabel tentang Sang Kancil dan Buaya
aspek
yang dimenangkan oleh Kancil yang
empati, etis dan religius.
emosi,
intelek,
imajinasi,
cerdik, memuat pengembangan nilai-
Kegiatan pembelajaran pada
nilai sosial, moral, kepemimpinan,
umumnya di PAUD disesuaikan
emosi, kognitif, bahasa, seni, etis dan
dengan tema, dan kebutuhan tumbuh-
religius
pada
anak
usia
dini.
kembang
Berdasrkan
rumusan
tema
yang
kegiatan terdiri dari 4 langkah pokok,
dikonstruksi
oleh
dapat
yaitu: a) pijakan lingkungan bermain
mengembangkan pribadi anak yang
(30 menit); b) pijakan sebelum
utuh
anggota
bermain (30 menit); c) pijakan selama
masyarakat, dan agen pelestarian
bermain (60 menit); d) pijakan setelah
lingkungan.
bermain (30 menit). RPPH yang
sebagai
guru
individu,
anak.
langkah-langkah
Hasil analisis terhadap RPPH
dibuat oleh guru di PAUD Cahaya
yang dibuat oleh guru menemukan
Ananda belum mengikuti format
bahwa indikator hasil belajar untuk
langkah-langkah
mengembangkan nilai personal anak
pembelajaran sebagaimana mestinya,
terdiri dari sikap disiplin, jujur,
akibatnya proporsi waktu dalam
bertanggung
jawab,
kerjasama,
langkah-langkah pembelajaran belum
kekompakan,
dan
sportivitas.
dapat dilaksanakan dengan baik,
Sedangkan untuk pengembangan diri
seperti pola 30 menit, 30 menit, 60
terdiri dari beberapa indikator yaitu:
menit dan 30 menit. Pelanggaran
mengembangkan rasa ingin tahu, rasa
struktur pembelajaran seperti ini
percaya
peningkatan
mengakibatkan standar pelaksanaan
kemampuan konsentrasi. Indikator
pembelajaran tidak dapat dicapai
diri,
dan
kegiatan
41
Pembelajaran Menggunakan Media...
Ni Wayan Rasmini
dengan baik. Langkah pembelajaran
serta
menggunakan sastra tradisional untuk
menantang manusia. Kegiatan ini
mengembangkan nilai personal perlu
dilaksanakan
dilakukan secara hirarki mulai dari
menyampaikan materi untuk didengar
melakukan pijakan lingkungan main,
oleh
pijakan sebelum main, pijakan selama
gambar atau benda untuk dilihat oleh
main dan pijakan setelah main.
semua anak dan selanjutnya guru
Langkah-langkah pembelajaran ini
mengajak masing-masing anak untuk
mengandung nilai prasyarat tingkah
melakukan kegiatan-kegiatan yang
laku yang harus dilakukan secara
berkaitan dengan keterampilan hidup
berurutan agar tumbuh-kembang nilai
dan kewajiban hidup sehat sebagai
personal
makhluk individu, sosial dan Tuhan.
anak
optimal.
diperoleh
Komponen
secara
cerita
semua
penilaian
tentang
harimau
diawali
anak,
dengan
menunjukkan
b) Pijakan sebelum main (30
pembelajaran belum direncanakan
menit)
dengan memadai terutama pemilihan
sebelum
indikator
bermain dan bernyanyi. Tanya-jawab
hasil
representatif,
belajar
pemilihan
yang
teknik
anak-anak
sebagai
diajak
melaksanakan
bahan
berdoa
kegiatan
apersepsi
tentang
penilaian dan instrument yang tepat,
pengetahuan awal anak-anak terhadap
dan teknik analisis penilaian yang
beberapa aspek nyanyian dan cerita
akurat.
yang akan diajarkan.
2. Pelaksanaan
Pembelajaran
Menggunakan Media Sastra
Tradisional
dalam
Mengembangkan
Nilai
Personal Anak Usia Dini
a) Pijakan lingkungan main
c) Pijakan selama main (60
menit) anak bermain sesuai dengan
kesepakatan yang dibuat bersama
guru. Kegiatan pertama dilakukan
dengan
bernyanyi
tultaltil,
yang
(30 menit) guru melakukan seting
diawali oleh guru dan secara sedikit
kelas,
demi sedikit anak menirukan baik
dan
guru
mempersiapkan
kegiatan main menggunakan prinsip:
syair
maupun
nada.
Kegiatan
lihat, dengar dan lakukan. Permainan
bernyanyi dilakukan berulang-ulang
yang dipilih dalam pembelajaran ini
sampai dengan anak-anak sebagian
adalah lagu senyum dan lagu tultaltil,
besar anak hapal dengan syair dan
42
Pembelajaran Menggunakan Media...
Ni Wayan Rasmini
nada
lagunya.
lagu
yang dinyanyikan dengan baik dan
holistik
benar bisa mengembangkan nilai
menggunakan perasaan dan pelibatan
personal anak, seperti bahwa hidup
emosi
seseorang memerlukan hobi dan
dinyanyikan
Berikutnya
secara
secara
maksimal
untuk
memaknai lagu itu sesuai dengan
temanya.
Berikutnya
perasaan senang.
anak-anak
Sebagaimana
pengamatan
diajak menyimak makna dari lagu
pembelajaran yang pertama bahwa
tersebut,
pembelajaran
langkah-langkah pembelajaran, yaitu:
dengan bermain dapat menumbuh-
pijakan lingkungan main, pijakan
kembangkan emosi senang, gembira,
sebelum main, pijakan main dan
sedih,
pijakan
sehingga
mengembangkan
membangun
intelek,
imajinasi,
menumbuhkan
mempertebal
rasa
rasa
setelah
main.
Kegiatan
pembelajaran inti, yaitu anak-anak
empati
dan
main sesuai dengan kesepakatan,
estetika
dan
pembelajaran diawali oleh cerita guru
muncul nilai-nilai religiusitas.
tentang harimau menantang manusia
Lagu tultaltil bermakna kalau
dengan urutan cerita yang sistematis,
suka memelihara itik berilah makan,
menggunakan
mengandung efek pengiring yang
dengan peran dalam cerita. Pemeran
cukup banyak, di antaranya ada
cerita terdiri dari Harimau sebagai
kewajiban manusia untuk memlihara
raja hutan yang keras, tegas, otoriter
binatang
hidup,
dan emosional, tetapi kurang cerdik.
menyayangi sesama ciptaan Tuhan,
Peran yang kedua adalah Gajah
memahami keterbatasan binatang,
sebagai warga kerajaan hutan yang
belajar berapiliasi dan berempati
lugu, polos, tetapi cerdik dan luwes.
terhadap
yang
Peran yang ketiga adalah manusia
memahami
yang bernama I Wiweka sebagai
kebutuhan dari makhluk hidup dan
pencari kayu api di hutan dan I
mengerti
Sagnata
tertimpa
atau
makhluk
sesama
makhluk
musibah,
bahwa
manusia
yang
yang
alun
suara
secara
simbolis
memerlukan makhluk lain bukan
ditempatkan
hanya
pemburu yang hebat yang sudah
makhluk
lain
yang
sebagai
sesuai
pemeran
memerlukan manusia. Lagu tultaltil
43
Pembelajaran Menggunakan Media...
Ni Wayan Rasmini
banyak membunuh harimau dan jenis
Mengembangkan
Nilai
Personal Anak Usia Dini
binatang lainnya.
Keberhasilan
menggunakan
menantang
pembelajaran
cerita
manusia
Harimau
dapat
Nilai
personal
dikelompokkan menjadi
aspek
seperti:
emosi,
anak
beberapa
intelek,
membangun tumbuh-kembang nilai
imajinasi, empati, etis dan religius.
personal secara efektif dan efisien.
Anak
Anak-anak dapat bangkit emosinya
kepada tokoh protagonis dalam cerita,
dalam
masing-masing
sehingga sikap dan tingkah laku tokoh
peran dalam cerita. Anak dapat
itu seolah-olah diadopsi menjadi
berkembang intelektualnya, bahwa
sikap dan tingkah lakunya. Dengan
mereka mampu menjawab masing-
demikian baik langsung maupun tidak
masing pemeran dalam cerita. Anak
langsung dengan mendengar cerita
dapat tumbuh empatinya terhadap
itu,
gajah yang senantiasa dihina oleh
bertingkah laku secara benar. Anak
Harimau.
tumbuh
akan belajar mengelola emosi agar
imajinasinya untuk mereka pingin
tidak merugikan diri sendiri dan orang
seperti peran gajah dan tidak pingin
lain. Perkembangan intelektual, lewat
seperti
tumbuh
cerita, anak tidak hanya memperoleh
perkembangan moral/etis dari ucapan
kehebatan kisah yang menyenangkan
dan rendah diri si gajah waktu
dan memuaskan hatinya. Urutan
menghadapi rajanya (Harimau) dan
cerita/kejadian
anak mulai berkembang kemampuan
logika pengurutan, logika pengaluran,
religius dengan menunjukkan sikap
yang memperlihatkan hubungan antar
iba
terhadap
peristiwa yang diperani oleh tokoh
ketidakadilan, ketidaksamaan hak,
protagonis maupun antagonis dapat
dan alur komunikasi yang otoriter
diinternalisasi oleh anak.
menyimak
Anak
Harimau.
atau
dapat
Anak
kasian
antara Harimau dengan jenis binatang
mengidentifikasi
anak
belajar
yang
Pertumbuhan
dirinya
bersikap
dan
mengandung
rasa
sosial,
lainnya.
cerita mendemonstrasikan bagaimana
3. Implikasi
Pembelajaran
Menggunakan Media Sastra
Tradisional
dalam
tokoh berinteraksi dengan sesama dan
lingkungan,
tokoh-tokoh
44
Pembelajaran Menggunakan Media...
Ni Wayan Rasmini
bekerjasama,
saling
membantu,
Temuan penelitian ini sesuai
bermain
bersama,
melakukan
dengan konsep tentang belajar, yaitu
aktivitas
bersama,
membantu
belajar diukur berdasarkan perubahan
mengatasi kesulitan orang lain, dan
dalam prilaku, perubahan prilaku ini
lain-lain,
tentang
relative permanen dan tidak secara
yang
berkisah
kehidupan
bersama
dalam
langsung terjadi setelah proses belajar
masyarakat.
Cerita sastra yang
selesai. Pembelajaran yang terjadi di
mengeksploitasi kehidupan bersosial
TK Cahaya Ananda juga relevan
secara baik
mampu menjadikan
dengan teori belajar Albert Bandura,
contoh bertingkah laku sosial kepada
teori belajar ini melahirkan teori
anak sebagaimana aturan sosial yang
belajar sosial atau teori belajar model
berlaku.
dalam Hergenhahn & Matthew H.
Demonstrasi kehidupan yang
Olson (2010: 360). Pada prinsipnya
secara konkrit diwujudkan dalam
anak belajar melalui imitasi dan
tingkah laku tokoh, didalamnya juga
observasional. Bandura menyatakan
terkandung sikap etis dan religius.
belajar
Dalam
menggunakan imitasi atau mungkin
sebuah
menampilkan
cerita,
biasanya
seluruh
aspek
personalitas manusia, hanya saja
terdapat
penekanan
mungkin
juga tidak.
Hal ini kelihatan terlaksana di
yang
TK Cahaya Ananda tentang belajar
dominan. Cerita yang dimaksudkan
obsevasional berlaku untuk prilaku
untuk
perkembangan
yang diinginkan maupun prilaku yang
perasaan, sikap etis dan religius, maka
dihindari, tetapi belajar imitasi hanya
aspek
terlihat
digunakan untuk meniru objek yang
dominan. Bahkan dalam cerita anak
diinginkan atau yang positif. Hasil
yang
dan
penelitian terdahulu Yenti Juniarti
bernalarnya masih terbatas, maka
2016 menemukan bahwa kecerdasan
pembentukan
naturalis
menunjang
tersebutlah
jangkauan
aspek
observasional
yang
berpikir
nilai-nilai
personal
dapat meningkat dengan
tersebut terlihat langsung atau sedikit
metode kunjungan lapangan dan dan
terselubung
kemampuan berpikir kritis anak dapat
dalam
tingkah laku tokoh.
karakter
dan
meningkat
dengan
metode
45
Pembelajaran Menggunakan Media...
Ni Wayan Rasmini
eksperimen
berbasis
lingkungan.
dan
sebelum
main
digabungkan
Berarti tumbuh-kembang anak dalam
menjadi kegiatan awal di luar kelas.
kecerdasan
maupun
Akibatnya orientasi fisik dan mental
kemampuan berpikir kritis dapat
anak terhadap pembelajaran inti agak
dipengaruhi
oleh
kegiatan
lemah,
pembelajaran
yang
berbasis
kesiapan anak memasuki kegiatan inti
naturalis
lingkungan.
hal
ini
dapat
membuat
atau pijakan main menjadi terganggu
Maka dengan demikian teori-
sehingga
intensitas
pembelajaran
teori yang dibangun oleh para ahli
menjadi lemah. Pijakan setelah main
pendidikan dan pembelajaran selama
yang semestinya digunakan sebagai
ini didukung oleh hasil penelitian,
kegiatan mengevaluasi pembelajaran
bahwa pengembangan nilai personal
dan
dapat dilakukan dengan pembelajaran
pengembangan prilaku yang terjadi
menggunakan
karena
media
sastra
tradisional.
pengamatan
terhadap
pelaksanaan
pembelajaran
belum dilakukan secara terstruktur
sehingga hasil belajar harian tidak
KESIMPULAN
secara rutin dapat dilaporkan kepada
Karakteristik
RPPH
yang
ditemukan dalam penelitian ini telah
pihak-pihak yang memerlukan.
Implikasi
pembelajaran
mengikuti format RPPH yang sedang
menggunakan
berlaku, dengan komopen-komponen
tradisional
pokok: tema dan sub-tema, hasil
kembangkan nilai personal anak usia
belajar
dini di TK Cahaya Ananda Mataram.
dan
indikator
hasil
pembelajaran, metode dan media
Beberapa
pembelajaran, teknik evalusai dan
menggunakan
penilaian pembelajaran
tradisional
Karakteristik
pelaksanaan
terdisional,
media
dalam
cerita
masyarakat
menunjukkan
bahwa
langkah pijakan orientasi lingkungan
sastra
seperti
Mataram
penelitian
yang
media
kebiasaan-kebiasaan
ditempat
menumbuh-
pembelajaran
pembelajaran di TK Cahaya Ananda
ditemukan
sastra
nyanyian
binatang
dan
tradisional
sekitar
yang
diinternalisasi oleh guru menjadi
rencana
pembelajaran
dan
46
Pembelajaran Menggunakan Media...
Ni Wayan Rasmini
pelaksanaan pembelajaran, ternyata
dapat memberi dampak pada tumbuhkembang niali personal anak. Dalam
proses
belajar
dan
diakhir
pembelajaran dapat diamati tingkah
laku anak
seperti: emosi, intelek,
imajinasi, empati, etis dan religius.
Saran
Diharapkan kepada guru dan
pengelola TK/PAUD untuk mentaati
peraturan yang berlaku tentang aspekaspek rencana kegiatan pembelajaran
dan langkah-langkah implementasi
rencana pembelajaran agar persiapan
dan
pelaksanaan
pembelajaran
terstandar dengan baik.
Penelitian ini hanya dilakukan
di TK Cahaya Ananda Mataram,
diharapkan
pada
peneliti
lain
melakukan penelitian dengan aspek
yang lebih luas, informan yang lebih
banyak mengenai sastra tradisional
sebagai media dalam menumbuhkemabangkan nialai personal anak
agar terjadi peningkatan keabsahan
hasil penelitian, singga memilik nilai
ilmiah yang lebih tinggi
DAFTAR PUSTAKA
Anggreani,
Chresty.
2015.
Peningkatan
Kemampuan
Berpikir
Kritis
Melalui
Metode Eksperimen Berbasis
Lingkungan.
JURNAL
PENDIDIKAN USIA DINI
PPs UNJ. Volume 9 Edisi 2,
November 2015 diakses 8
Agustus 2016
Hergenhahn, B.R. & Matthew H.
Olso. 2010. Edisi Ketujuh
Theories of Learning (Teori
Belajar) Dialihbahasakan oleh
Tri Wibisono B.S. Jakarta:
Kencana.
Isjoni. 2010. Model Pembelajaran
Anak Usia Dini. Bandung:
ALFABETA.
Juniarti, Yenti. 2015. Peningkatan
Kecerdasan Naturalis Melalui
Metode Kunjungan Lapangan
(Field Trip). JURNAL
PENDIDIKAN USIA DINI
PPs UNJ. Volume 9 Edisi 2,
November 2015 diakses 8
Agustus 2016
Mafiroh.
2009.
Strategi
Pembelajaran
Efektif.
Semarang: PT. SINDUR
PRESS.
Mitcell, Diana. 2003. Children’s
Literature, an Invitation to the
Word. Boston: Ablongman.
Muhaimin Azzet, Ahmad. 2011.
Mengembangkan Kecerdasan
Sosial Bagi Anak. Jogjakarta:
KATAHATI.
Mulyasa, E.H. 2009. Implementasi
Kurikulum Tingkat Satuan
Pendidikan. Jakarta: Bumi
Aksara
Nurgiyantoro, Burhanudin 2005.
Sastra Anak (Pengantar
Pemahaman Dunia Anak).
Yogyakarta: Gajah Mada
University Press.
Rasmini, Ni Wayan, 2015. Pola
Pengasuhan dan Kecerdasan
47
Pembelajaran Menggunakan Media...
Ni Wayan Rasmini
Jamak Anak Usia Dini Dalam
Keluarga Hindu Di Kota
Mataram. Mataram: Hasil
Penelitian
Sadiman S. Arif, dkk. 2012. Media
Pendidikan
Pengertian,
Pengembangan,
dan
Pemanfaatannya
Sugiyono. 2012. Metode Penelitian
Kuantitatif, Kualitatif dan
R&D. Bandung: Alfabeta.
Sukatman. 2009. Butir-butir Tradisi
Lisan Indonesia. Yogyakarta:
Laksbang Pressindo.
Surya, Sutan. 2006. Melejitkan
Multiple Intelligence Sejak
Dini. Yogyakarta: CV ANDI
OFFSET.
Wibowo, Agus. 2012. Pendidikan
Karakter Usia Dini (strategi
Membangun Karakter di Usia
Emas).
Yogyakarta:
PUSTAKA PELAJAR.
Wiyani, Novan & Barnawi, 2012.
Format PAUD. Jakarta: ARRUZZ MEDIA.
48
Download