COLLISION TECTONIC Berdasarkan arah pergerakannya, perbatasan antara lempeng tektonik yang satu dengan lainnya (plate boundaries) terbagi dalam 3 jenis, yaitu divergen, konvergen, dan transform. Selain itu ada jenis lain yang cukup kompleks namun jarang, yaitu pertemuan simpang tiga (triple junction) dimana tiga lempeng kerak bertemu. Dalam artikel ini hanya akan dibahas mengenai Convergen Collision. TEKTONIK TUMBUKAN (COLLISION TECTONIC) Pada jalur tumbukan biasanya disebut sebagai jalur orogen (Coney,1970), terjadi sepanjang batas lempeng konvergen. Pada umumnya mengandungakumulasi batuan sedimen (batuan volkanik), deformasi sangat kuat dan biasanya terdapat plutonism yang mengikuti perbedaan pengangkatan dan volkanisme. Jalur orogen ada 2 model (Dickinson,1971) : - Activiation model : lempeng konvergen pada tepian benua pasif - (passive continental margin). Collision model : tumbukan busur kepulauan dengan kontinen dan kontinen dengan kontinen. Ciri – ciri terjadinya tumbukan antar benua (Continental Collision) : - Adanya flakes (allochthons) Adanya jalur sheared yang kuat (highly sheared rocks) Adanya (lempeng sesar naik) overthrust plate Adanya lempeng yang terangkat (overriding plate) Adanya ophiolite obduction Adanya efek metamorphism (tergantung faktor umur kerak, thermal - regime, anisotropy dari kerak) Ada yang merupakan oblique collision zone WILSON CYCLE (Burke et al, 1977) Adanya retakan pada kontinen sepanjang sistem regangan (rifting) pada cratonic atau mengikuti pembukaan oceanic basin. Cratonic Sediments terendapkan pada sepanjang tepi kontinen dan sedimen abyssal terakumulasi pada lantai samudera. Pada titik / tempat lain mulai terjadi subduksi atau kedua tepikontinen atau busur kepulauan mulai terjadi penutupan. Akhirnya terjadi 1 tumbukan (collision), dan hadirnya suturesepanjang jalur obduction (ditandai dengan adanya ophiolite,overthrust, percampuran batuan tepi kontinen, batuan metamorf. Unsur – unsur tumbukan Skala dari proses collision ditentukan oleh gaya (style), lamanya waktu (duration), intensitas dan sekuen sistem strain (Dewey et.al., 1989). Collision dapat dipertimbangkan dalam istilah lima komponen tektonik, yaitu adanya thrust belts, foreland flexures, plateaus, peleburan foreland / hinterland deformation zones dan zone of oregenic collapse / collapeszones. Sutures Adalah zone / jalur melange dengan lebar antara 100 m - >3 km dalam collision orogen (Coward, et al, 1986). Batuannya berasal dari zone hinterland plate, biasanya berhubungan dengan batuan volkanik dan sedimen dari overrinding plate (foreland plate). Fragmennya terdiri dari ophiolite yang bercampur dengan struktur melange, berukuran 10 - >100 m dalam sheared matrix. Matrik biasanya terdiri dariklorit dan mika. Mineral Deposit Dikontrol oleh : - Proses geologi (batas lempeng) Bentuk deposit dalam setting tektonik Fragmen kontinenHidrothermal vein (massive sulfides), biasanya Au, Cu, Mo, Pb, Zn,gamestones, Sn, W granites. 2 Gambar 1. Plate Collide Continenta collision adalah salah satu jenis pergerakan lempeng yang saling mendekat (konvergen). Bedanya dengan pergerakan lempeng konvergen yang lainnya, collision ini merupakan pergerakan lempeng yang saling mendekat antara dua lempeng benua yang berat jenisnya sama-sama besar sehingga tidak ada subduksi yang terjadi, melainkan keduanya sama - sama terangkat. Suatu collision antarbenua akan didahului oleh subduction lempeng samudera di bawah satu benua. Samudera kemudian semakin menyempit oleh semakin mendekatnya kedua benua dan akhirnya tertutup ketika kedua benua berbenturan. Contohnya adalah collision antara lempeng India dan lempeng Eurasia yang menghasilkan pegunungan Himalaya. Pada penunjaman kerak samodera yang membawa kerak benua di belakangnya ke bawah kerak benua, jika hal ini berlanjut, maka akan terjadi tumbukan antar kerak benua. Tumbukan tersebut dapat mengakibatkan terbentuknya suatu relief yang tinggi seperti Himalaya. Pada batas kolisi (suture) sering tersisa pecahan kerak samodera (ofiolit). Kenampakan hasil tumbukan termuda yang dijumpai di dunia adalah Pegunungan Himalaya, sedangkan yang relatif lebih tua adalah Pegunungan Appalachia, Kaledonid, Alpen dan Ural. Penebalan kerak benua dapat terjadi karena pensesaran naik yang berjenjang dan saling menumpang (imbrikasi). 3 Gambar 2. Batas Konvergen Kolisi Batas konvergen/destruktif (convergent/destructive boundaries) terjadi jika dua lempeng bergesekan mendekati satu sama lain sehingga membentuk zona subduksi jika salah satu lempeng bergerak di bawah yang lain, atau tabrakan benua (continental collision) jika kedua lempeng mengandung kerak benua. Palung laut yang dalam biasanya berada di zona subduksi, di mana potongan lempeng yang terhunjam mengandung banyak bersifat hidrat (mengandung air), sehingga kandungan air ini dilepaskan saat pemanasan terjadi bercampur dengan mantel dan menyebabkan pencairan sehingga menyebabkan aktivitas vulkanik. Contoh kasus ini dapat kita lihat di Pegunungan Andes di Amerika Selatan dan busur pulau Jepang (Japanese island arc). 4