PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN TEAMS GAMES

advertisement
Jurnal Pendidikan dan Kebudayaan, Vol. 20, Nomor 3, September 2014
PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN
TEAMS GAMES TOURNAMENT TERMODIFIKASI BERBASIS OUTBOUND TERHADAP
PRESTASI BELAJAR FISIKA DITINJAU DARI MOTIVASI BELAJAR
THE INFLUENCE OF TEAMS GAMES TOURNAMENT LEARNING
MODEL OF MODIFIED OUTBOUND BASED ON PHYSICS LEARNING ACHIEVEMENT
ACCORDING TO STUDENTS’ LEARNING MOTIVATION
Imam Abdul Syukur, Muhardjito, dan Markus Diantoro
PPs Universitas Negeri Malang
Jalan Semarang Nomor 5 Malang
e-mail: [email protected]
Naskah diterima tanggal: 23/12/2013; Dikembalikan untuk revisi tanggal: 03/01/2014; Disetujui tanggal: 09/05/2014
Abstract: The purpose of this study was to determine the influence of Teams Games Tournament
learning model of modified outbound based on Physics learning achievement to students’ learning
motivation. The type of the study was quasi-experimental in the form of 2x2 factorials. Subjects
of the study are students of 10th grade of SMA Negeri 1 Nganjuk (Public Senior Secondary
School). Three classes were randomly assigned as experimental models of modified Teams
Games Tournament outbound based and three classes as conventional (control) classes.
Instruments used consisting of data collection instruments and also treatment instrument.
Hypothesis testing using two-way anova and Tukey test at 5% significance level. The results
showed significant difference of achievements in learning physics among students who study
using Teams Games Tournament learning model outbound based and conventional one. The
results of the study also showed that there are interactions between model of learning and
learning motivation towards learning achievements. Physics learning achievements of students
who have high motivation, who learn using modified Teams Games Tournament learning model
outbound based are not even higher than the conventional one. Whereas the physics learning
achievements of students having low motivation who learn using modified Teams Games
Tournament learning model outbound based, are higher than the conventional one.
Keywords: achievements, motivation, Teams Games Tournament, outbound, Physics
Abstrak: Tujuan penelitian ini untuk mengetahui pengaruh model pembelajaran Teams Games
Tournament termodifikasi berbasis outbound terhadap prestasi belajar Fisika ditinjau dari motivasi
belajar siswa. Jenis penelitian kuasi eksperimen dalam bentuk faktorial 2x2. Subjek penelitian
adalah siswa kelas X Sekolah Menengah Atas Negeri 1 Nganjuk. Secara acak ditetapkan tiga
kelas eksperimen model Teams Games Tournament termodifikasi berbasis outbound dan tiga
kelas sebagai kelas konvensional (kontrol). Instrumen yang digunakan terdiri atas instrumen
pengumpulan data dan instrumen perlakuan. Pengujian hipotesis menggunakan Anava dua
arah dan uji lanjut menggunakan uji Tukey pada taraf signifikansi 5%. Hasil penelitian
menunjukkan adanya perbedaan yang signifikan antara prestasi belajar Fisika yang belajar
dengan model pembelajaran Teams Games Tournament termodifikasi berbasis outbound
dibanding
konvensional. Hasil Penelitian juga menunjukkan ada interaksi antara model
pembelajaran dan motivasi belajar terhadap prestasi belajar. Prestasi belajar fisika siswa yang
memiliki motivasi tinggi, yang belajar dengan model pembelajaran Teams Games Tournament
termodifikasi berbasis outbound tidak lebih tinggi dari konvensional, sedangkan siswa yang
mempunyai motivasi rendah, prestasi belajarnya lebih tinggi daripada konvensional.
Kata kunci: prestasi, motivasi, Teams Games Tournament, outbound, Fisika
310
Imam Abdul Syukur, Muhardjito, dan Markus Diantoro, Pengaruh Model Pembelajaran Teams Games Tournament Termodifikasi Berbasis
Outbound terhadap Prestasi Belajar Fisika Ditinjau dari Motivasi Belajar
Pendahuluan
Unt uk
m enge mbangkan
inovasi
mod el
Perubahan paradigma pembelajaran dari teacher
pe rmai nan dan krea tivi tas peng ajar dal am
centered menuju student centered dilakukan
pembelajaran TGT, maka kegiatan outbound bisa
sebagai upaya meningkatkan kualitas pendidikan.
menjadi alternatif untuk memodifikasi pembe-
Dalam kelas yang teacher centered biasanya guru
lajaran TGT menjadi pembelajaran yang lebih
menggunakan metode pembelajaran klasikal
menyenangkan. Studi awal penerapan pem-
dengan dominasi ceramah dan mengharapkan
belajaran Fisika dengan outbound di SMA Negeri
siswa duduk, diam, dengar, catat dan hafal, tanpa
1 Nganjuk selama tiga tahun terakhir menun-
diselingi berbagai strategi atau metode yang
juk kan,
menantang siswa untuk berpartisipasi dalam
kegembiraan dan antusias dalam pembelajaran.
proses pembelajaran, sehingga terkesan pem-
Prestasi belajar Fisika juga meningkat. Siswa
belajaran Fisika menjemukan dan motivasi belajar
sering menanyakan “Kapan belajar Fisika dengan
si swa rend ah ( Sirhan, 200 7). Hal sena da
outbound lagi?” Siswa meminta agar frekuensi
dikemukakan William (2003) bahwa siswa sekolah
pembelajaran dengan outbound ditingkatkan.
menenga h
kare na
Serevina (2009) mengungkap bahwa pembe-
penyampaian materi fisika kurang menarik dan
lajaran dengan outbound dapat meningkatkan
banyak rumus-rumus. Hal ini menjadi salah satu
motivasi belajar dan prestasi belajar Fisika di
faktor penyebab rendahnya prestasi belajar
sekolah menengah, sedangkan Ancok (2002)
siswa.
mengata kan
ti dak
meny ukai
Fisika
Cooperative learning merupakan salah satu
bahwa
mem udahkan
siswa
b ahwa
mer asak an
pend ekat an
pema hama n
suasa na
outb ound
konsep .
Da lam
strategi pembelajaran yang cukup berhasil pada
penelitiannya, Cristophel (1990) menyatakan
kelompok-kelompok kecil, di mana pada tiap
bahwa paksaan atau ancaman dapat mening-
kelompok tersebut terdiri atas siswa-siswa dari
katkan belajar siswa hanya sementara waktu,
ber baga i
namun dalam jangka panjang menimbul-kan
ti ngka t
ke mamp uan,
mel akuk an
berbagai kegiatan belajar untuk meningkatkan
pengaruh yang merusak.
pemahaman mereka tentang materi pelajaran
Materi yang digunakan dalam penelitian ini,
yang sedang dipelajari (Fong dan Kwen, 2007;
yaitu suhu dan kalor. Kalor merupakan salah satu
Ajaja dan Ochuko (2009). Pembelajaran kooperatif
materi Fisika yang harus dikuasai oleh siswa dalam
termasuk pembelajaran paling efektif dalam
pembelajaran di Kelas X SMA. Materi ini dirasakan
pendidikan sains (Vieyra, 2008), maka guru
sangat akrab dengan kehidupan sehari-hari.
dituntut dapat menciptakan suasana belajar yang
Dengan demikian, penting untuk dapat memahami
menyenangkan agar dapat menarik minat dan
konsep kalor dan penerapannya. Namun, pada
motivasi belajar siswa dan akan memberikan
ke nyat aannya siswa masih k esul itan dal am
dampak positif dalam pencapaian prestasi belajar
memahami konsep kalor dan mengaplikasikannya
siswa (Gita, 2007). TGT (Teams Games Tourna-
dalam kehidupan sehari-hari dan masih terjadi
ment) merupakan pembelajaran kooperatif yang
kesalahan konsep sebagaimana pada penelitian
efektif untuk meningkatkan motivasi dan hasil
Gusrial (2009) pada kelas konvensional. Hasil
belajar siswa (Faizah, 2009). Siswa menikmati
penelitian Baser (2006) menunjukkan bahwa skor
sua sana per mainan d an a ntusias pada TG T
rata-rata postes siswa di kelas eksperimen lebih
(Slavin, 2008) karena menekankan pada kerja
tinggi dari kel as k onve nsional pada akhir
sama kelompok, menghilangkan rasa jemu selama
pembelajaran tentang pemahaman konsep suhu
proses pembelajaran melalui permainan yang
dan kalor.
di laksanak an d i da lam turnamen, se hing ga
Rumusan masalah dalam penelitian ini, yaitu:
membuat proses pembelajaran menjadi aktif,
1) Apakah prestasi belajar Fisika bagi siswa yang
inovatif, kreatif, efektif, menyenangkan dan
belajar dengan model Teams Games Tournament
berbobot yang bisa memberikan kesenangan
termodifikasi berbasis outbound lebih tinggi
unt uk
daripada siswa yang belajar secara konven-
siswa
dal am
(Suprijono, 2009).
p rose s
pe mbel ajar an
sional?; 2) Apakah terdapat interaksi antara model
pembelajaran dan motivasi belajar siswa terhadap
311
Jurnal Pendidikan dan Kebudayaan, Vol. 20, Nomor 3, September 2014
prestasi belajar Fisika?; 3) Apakah prestasi belajar
Pembelajaran pada hakikatnya adalah proses
fisika pada siswa yang mempunyai motivasi
interaksi antar peserta didik dengan pendidik dan
belajar tinggi, lebih tinggi jika belajar dengan
lingkungannya, sehi ngga ter jadi per ubahan
model pembelajaran Teams Games Tournament
perilaku ke arah yang lebih baik (Mulyasa, 2008).
termodifikasi berbasis outbound
daripada siswa
Dalam pembelajaran, tugas guru yang paling
yang belajar secara konvensional?; 4) Apakah
utama adalah mengkondisikan lingkungan agar
prestasi belajar Fisika bagi siswa yang mempunyai
menunjang terjadinya perubahan perilaku bagi
motivasi belajar rendah lebih tinggi jika belajar
peserta didik. Belajar juga merupakan proses
de ngan mod el p emb elaj aran Te ams Gam es
pencapaian kompetensi, keterampilan dan sikap.
Tournament termodifikasi berbasis outbound
Secara keseluruhan, belajar merupakan proses
daripada siswa yang belajar secara konvensional?
berkesinambungan selama hidup. Hal ini yang
Tujuan penelitian ini, yaitu untuk: 1) Menguji
dal am dunia p endid ikan diseb ut pe ndidi kan
apakah prestasi belajar Fisika bagi siswa yang
sepanjang hayat ( long life education) (Yuliati,
belajar dengan model Teams Games Tournament
2008).
termodifikasi berbasis outbound lebih tinggi
daripada siswa yang belajar secara konvensional;
Cooperative Learning
2) Menguji apakah terdapat interaksi antara
Cooperative learning atau pembelajaran kooperatif
model pembelajaran dan motivasi belajar siswa
me rupa kan
terhadap prestasi belajar Fisika; 3) Menguji
menggunakan kelompok-kelompok kecil dan
apakah prestasi belajar Fisika pada siswa yang
memberi peluang bagi siswa untuk berinteraksi
mempunyai motivasi belajar tinggi lebih tinggi jika
dengan siswa lainnya. Newman dan Artzl (1990)
belajar dengan model pembelajaran Teams Games
menyatakan pembelajaran kooperatif sebagai
Tournament termodifikasi berbasis outbound
sebuah tim untuk menyelesaikan suatu masalah,
daripada siswa yang belajar secara konvensional;
menyelesaikan suatu tugas atau mencapai tujuan
4) Menguji apakah prestasi belajar Fisika bagi
bersama. Menurut Gokhale (1995), pembelajaran
siswa yang mempunyai motivasi belajar rendah
kooperatif merupakan sebuah metode pem-
lebih tinggi jika belajar dengan model pem-
belajaran yang siswa-siswa dari tingkat ke-
belajaran Teams Games Tournament termodifikasi
mampuan berbeda saling bekerja sama dalam
berbasis outbound
kelompok kecil untuk mencapai suatu tujuan
daripada siswa yang belajar
secara konvensional.
stra tegi
pem bela jara n
ya ng
tertentu. Dalam pengertian ini, masing-masing
siswa mempunyai tanggung jawab pribadi dan
Kajian Literatur
sosial. Keberhasilan siswa dianggap sebagai
Bel ajar ada lah suat u pr oses yang di tand ai
keberhasilan siswa lain dalam meraih sukses.
de ngan ada nya perubaha n pa da d iri sisw a.
Sementara menurut Eggen dan Kauchack
Perubahan yang diharapkan ini sebagai hasil dari
(1998) menyatakan bahwa belajar kooperatif
proses belajar dapat ditunjukkan dalam bentuk
adalah sekelompok metode pembelajaran yang
perubahan pengetahuan, pemahaman, keteram-
melibatkan siswa belajar bersama-sama untuk
pilan, sikap dan tingkah laku. Seperti yang
mencapai tujuan bersama. Lebih jauh mereka
dikemukakan oleh Sudjana (1989), bahwa belajar
menyatakan, bahwa belajar kooperatif bertujuan
pada hakekatnya adalah proses perubahan pada
untuk meningkatkan partisipasi siswa, memberi
ti ngka h la ku seseorang ber kat adanya p e-
pel ajar an k epem impi nan, dan pengala man
ngalaman. Belajar menurut pendekatan kon-
membuat keputusan kelompok dan memberi
struktivistik menekankan, bahwa peranan utama
kesempa tan untuk be rint erak si d an b elaj ar
dalam kegiatan pembelajaran adalah aktivitas
dengan sisw a la in y ang bera sal dari lat ar
siswa dalam mengkonstruksi pengetahuannya
belakang budaya dan kemampuan berbeda.
se ndir i
pera lata n,
Slavin (2008) berpendapat pembelajaran
lingkungan, dan fasilitas lainnya (Siregar dan Nara,
me lalui
ba han,
med ia,
kooperatif hanya berhasil jika ia memiliki tiga ciri
2010).
sebagai berikut, yakni: 1) penghargaan kelompok;
2) tanggung jawab individu; dan 3) peluang yang
312
Imam Abdul Syukur, Muhardjito, dan Markus Diantoro, Pengaruh Model Pembelajaran Teams Games Tournament Termodifikasi Berbasis
Outbound terhadap Prestasi Belajar Fisika Ditinjau dari Motivasi Belajar
sam a untuk berhasil . Si swa akan dib erik an
anggotanya saling sharing, saling bantu ber-
penghargaan apabila kelompok mereka mencapai
partisipasi mengembangkan informasi, ide, sikap,
kriteria tertentu tanpa ada persaingan antar-
pendapat, kemampuan dan keterampilan yang
sesama kelompok . Pe ngha rgaa n ke lomp ok
dimilikinya untuk secara bersama-sama dalam
me njad ikan siswa l ebih ter moti vasi unt uk
memecahkan berbagai masalah belajar.
mel ibat kan diri dal am a ktiv itas kel ompok.
Tangg ung jawab individu bermaksud semua
Teams Games Tournament (TGT)
anggota kelompok bertanggung jawab terhadap
Teams Games Tournament (TGT) pada mulanya
keberhasilan kelompok. Ciri peluang yang sama
dikembangkan oleh David DeVries dan Keith
untuk berhasil, merujuk kepada pencapaian siswa
Edwards (1973). Secara umum, TGT hampir sama
yang diukur berdasarkan peningkatan prestasi
deng an STAD ( Stud ent Te ams Achievem ent
masing-masing.
Divisions) kecuali satu hal TGT menggunakan
Se lain
pendapa t-pe nda pat
tel ah
turnamen akademik, dan menggunakan kuis dan
dipaparkan di atas, Johnson dan Johnson (1991)
sistem skor kemajuan individu, di mana para siswa
menjelaskan pembelajaran kooperatif dengan
berlomba sebagai wakil tim mereka dengan
car a me mbanding kan deng an p embe laja ran
anggota tim lain yang kinerja akademik se-
konvensional.
belumnya setara dengan mereka. TGT sering
Ber dasa rkan
pap aran
di
yang
da pat
dikombinasikan dengan STAD, dengan menam-
disimpulkan bahwa pembelajaran kooperatif
atas,
bahkan turnamen tertentu pada struktur STAD
adalah proses belajar bersama dalam kelompok-
yang biasanya (Slavin, 2008).
kelompok kecil yang heterogen, di mana setiap
Tabel 1
Perbandingan Pembelajaran Konvensional dan Pembelajaran Kooperatif
Pembelajaran Konvensional
Pembelajaran Kooperatif
Pengajar sering membiarkan adanya siswa
saling mendominasi kelompok atau
menggantungkan diri pada kelompok.
Adanya saling ketergantungan positif, saling
bantu dan saling memberikan motivasi
sehingga ada interaksi positif.
Aktivitas individu sering diabaikan sehingga
tugas-tugas sering diborong oleh salah
seorang anggota kelompok.
Adanya akuntabilitas individual yang
mengukur penguasaan materi pelajaran tiap
anggota kelompok dan kelompok diberi
umpan balik tentang hasil belajar para
anggotanya sehingga saling mengetahui siapa
yang memerlukan bantuan dan siapa yang
membantu.
Kelompok belajar cenderung homogen.
Kelompok belajar heterogen, baik dalam
kemampuan akademik, jenis kelamin, ras,
etnik.
Pimpinan kelompok sering ditentukan oleh
pengajar atau kelompok dibiarkan untuk
memilih pimpinannya dengan caranya
masing-masing.
Pimpinan kelompok dipilih secara demokratis
atau bergilir untuk memberi pengalaman
memimpin bagi para anggota kelompok.
Pemantauan melalui observasi dan intervensi
sering tidak dilakukan oleh pengajar pada
saat belajar kelompok sedang berlangsung.
Saat belajar kooperatif sedang berlangsung
pengajar terus melakukan pemantauan
melalui observasi dan melakukan intervensi
jika terjadi masalah dalam kerja sama antar
anggta kelompok.
Pengajar sering tidak memperhatikan proses
kelompok yang terjadi dalam kelompokkelompok belajar.
Pengajar memperhatikan proses kelompok
yang terjadi dalam kelompok-kelompok
belajar.
Penekanan hanya sering terjadi pada
penyelesaian tugas.
Penekanan tidak hanya pada penyelesaian
tugas tetapi juga pada hubungan
interpersonal (hubungan antar pribadi yang
saling menghargai).
(Adaptasi dari Johnson dan
Johnson, 1991)
313
Jurnal Pendidikan dan Kebudayaan, Vol. 20, Nomor 3, September 2014
Sintaks pembelajaran TGT sebagai berikut: 1)
modifikasi, yaitu setelah kerja kelompok langsung
Presentasi kelas; 2) Kerja kelompok; 3) Game
di turnamenkan. Siswa t etap ber ada di k e-
(permainan); 4) Turnamen; 5) Rekognisi Tim.
lompoknya dan membacakan jawaban. Guru
Turnamen merupakan sebuah struktur di mana
memberi skor dari jawaban anggota kelompok
game berlangsung. Turnamen berlangsung pada
se kali gus
akhir m inggu ata u akhir unit, setel ah g uru
dilanjutkan dengan fase game, yaitu game Fisika
memberikan presentasi di kelas dan tim telah
yang berbasis outbound yang dikaitkan dengan
melaksanakan kerja kelompok terhadap lembar
materi yang sedang dibahas. Game Fisika akan
kegiatan. Pada turnamen pertama, guru menun-
lebih memberikan makna dalam pembelajaran,
juk siswa untuk berada pada meja turnamen. Tiga
karena tidak sekedar bermain saja, tetapi dalam
siswa berprestasi tinggi sebelumnya pada meja
game ini tersirat sesuatu yang dapat mem-
1, tiga berikutnya pada meja 2, dan seterusnya.
bangkitkan motivasi sebagai sumber energi yang
Kompetisi yang seimbang ini, memungkinkan para
mampu mendorong dan membangkitkan sema-
siswa dari semua tingkat kinerja sebelumnya
ngatnya kembali (Soenarno, 2006).
berkontribusi secara maksimal terhadap sekor tim
mereka jika mereka melakukan yang terbaik.
memb ahas
jaw aban.
Ke mudi an
Adapun sintak untuk TGT termodifikasi adalah
sebagai berikut.
Skema TGT ini digambarkan secara rinci oleh Slavin
(2008) pada Gambar 1.
Presentasi Kelas
Materi presentasi di kelas merupakan pem-
Teams Games Turnament Termodifikasi
belajaran langsung seperti yang sering kali
Di samp ing memp unya i ba nyak kel ebihan,
dilakukan atau diskusi pelajaran yang dipimpin
cooperative learning juga memiliki kekurangan.
oleh guru, bisa juga dengan presentasi audio-
Dees (1991) mengung kapkan beberapa ke-
visual. Dalam presentasi setiap siswa haruslah
kurangan cooperative learning, antara lain: 1) mem-
benar-be nar f okus untuk menyerap mate ri,
butuhkan waktu yang lebih lama; 2) membutuhkan
karena dengan demikian akan sangat membantu
kemampuan khusus pengajar;
siswa dalam turnamen dan mengerjakan kuis,
3) menuntut sifat
tertentu dari siswa. Kekurangan di atas, pada
karena skor kuis menentukan skor tim.
pembelajaran TGT sangat terasa, khususnya
ketika memasuki fase game dan turnamen. Di-
Kerja kelompok
butuhkan waktu yang cukup lama untuk memberi
Tiap kelompok atau tim terdiri atas enam siswa
kesempa tan kepa da setia p anggot a untuk
yang heterogen dalam hal kemampuan akademik,
bermain dan menjawab pertanyaan. Belum lagi
jenis kelamin, ras, dan etnis. Fungsi utama
menghadapi siswa yang kurang mempunyai rasa
kelompok ini adalah untuk lebih mendalami materi
sosial ata u pe ndia m. Untuk me mini malk an
bersama teman kelompoknya (tutor sebaya) dan
kek urang kan itu, diper luka n TGT y ang te r-
mem asti kan bahw a se mua tim bena r-be nar
A-1
Meja
turnamen
1
TIM B
B-1
B-2
A-2
Meja
turnamen
2
B-3
B-4
A-3
A-4
TIM A
Meja
turnamen
3
C-1
Meja
turnamen
4
C-2
C-3
Gambar 1 Penempatan Anggota Kelompok pada Meja Turnamen
(Slavin, 2008)
314
C-4
TIM C
Imam Abdul Syukur, Muhardjito, dan Markus Diantoro, Pengaruh Model Pembelajaran Teams Games Tournament Termodifikasi Berbasis
Outbound terhadap Prestasi Belajar Fisika Ditinjau dari Motivasi Belajar
belajar untuk mempersiapkan anggota kelompok
Rekognisi Tim dan Individu
agar bisa mengerjakan kuis dan berkompetisi
Rekognisi atau penghargaan tim diberikan kepada
dalam turnamen secara optimal.
tim yang memperoleh skor terbanyak dari hasil
turnamen dan jumlah skor kuis anggota tim,
Turnamen
se dang kan peng harg aan indi vidu dib erik an
Hasil kerja masing-masing kelompok diturna-
kepada siswa yang mencapai skor terbaik. Tiap
menkan secara serentak oleh tiap anggota yang
anggota kelompok mendapatkan penghargaan
selevel dengan cara membacakan jawabannya
berupa sertifikat atau cindera mata dari guru.
dan guru memberi skor kepada masing-masing
Contoh lembar penilaian untuk menentukan
kel ompok se rta menca tatnya d alam lem bar
rekognisi tim dengan anggota tiap kelompok 6
penilaian. Contoh lembar penilaian untuk tiap
orang dapat dilihat pada Tabel 3.
kelompok beranggotakan 6 orang dapat dilihat
Kelebihan TGT termodifikasi dibandingkan TGT
pada Tabel 2.
sebagai berikut: 1) Waktu yang diperlukan relatif
lebih pendek, karena turnamen dilaksanakan
Games Fisika berbasis outbound
sesaat setelah kerja kelompok selesai; 2) Variasi
Pada fase ini game dimainkan secara serentak oleh
game yang ditawarkan lebih banyak, disesuaikan
semua kelompok dan diturnamenkan sekaligus.
dengan situasi dan kondisi, bisa dilakukan di
Game dirancang sedemikian rupa, sehingga bisa
dalam atau di luar kelas. Dalam game Fisika tidak
mem bang kitk an m otiv asi dan berhubungan
hanya sekedar bermain, tetapi berhubungan
dengan materi yang sedang dibahas. Bentuk game
dengan materi yang sedang dipelajari sehingga
disesuaikan dengan waktu yang telah dialo-
lebih memperjelas konsep. Dapat juga meng-
kasikan. Pada akhir game diberi pertanyaan
gunakan game akademik atau team building yang
tentang apa hubungan permainan atau makna
dapat menumbuhkan motivasi dan proses berfikir,
permainan tadi dengan materi yang dibahas.
ice breaker, problem solving, dan kreativitas. Macam-
Setelah itu diadakan kuis yang dikerjakan secara
macam game mudah diakses oleh guru dari
individu. Skor tim diperoleh dari jumlah skor saat
berbagai buku-buku game outbound maupun
turnamen dan skor individu.
pengalaman guru; 3) Siswa dapat merasakan
kegembiraan dalam belajar; dan 4) Tidak harus
Kuis
memerlukan meja turnamen, karena turnamen
Kuis diberikan di akhir kegiatan pembelajaran,
dilakukan bersamaan setelah kerja kelompok di
berisi pertannyaan-pertanyaan konsep yang
kelompok masing-masing.
berhubungan dengan materi yang dipelajari dan
dikerjakan secara individu serta diberi skor.
Tabel 2 Lembar Penilaian Kelompok dalam Turnamen
Kelompok
1
Nomor Anggota
3
4
2
5
6
Jumlah
I
II
III
IV
V
VI
Tabel 3 Lembar Penilaian untuk Menentukan Rekognisi Tim
Kelompok
Jumlah Skor Tim
1
2
Skor Kuis Anggota
3
4
5
6
Jumlah
I
II
III
IV
V
VI
315
Jurnal Pendidikan dan Kebudayaan, Vol. 20, Nomor 3, September 2014
Alasan Menggunakan Outbound
dirasakan oleh setiap peserta. Peserta langsung
Menurut Ancok (2002), pelatihan di alam terbuka
merasakan sukses gagal dalam pelaksanaan
(outbound) akhir-akhir ini semakin populer di
tugas. Kalau terjadi kesuksesan, peserta segera
kalangan para praktisi pelatihan SDM (sumber
tahu perilaku apa yang membuat tim kerja sukses.
day a ma nusi a). Bany ak p erusahaa n be sar
Sebaliknya kalau tim gagal dalam melaksanakan
maupun perusahaan skala kecil memanfaatkan
tugas, peserta langsung mengetahui perilaku
metode ini dalam mengembangkan SDM. Apa
mana ya ng m enja di p enye bab kega gala n.
sebab metode ini sangat populer? Jawabannya
Berbeda dengan pendekatan pengajaran melalui
tiada lain karena anggapan bahwa metode ini
ceramah yang tanpa simulasi yang seringkali sulit
efektif dalam membangun pemahaman terhadap
dimengerti. Pendekatan outbound memudahkan
sesuatu konsep dan membangun perilaku. Lebih
pemahaman konsep (Ancok, 2002).
lanjut Ancok (2002) menyatakan ada beberapa
alasan mengapa metode outbound ini dipakai.
Metode dilakukan dengan permainan
Keg iatan pel atiha n out bound b any ak seka li
Metode Simulasi
Ma nusi a pa da d asar nya dapa t
menggunakan aktivitas yang mirip permainan
me maha mi
yang biasa dimainkan anak-anak. Permainan pada
kehidupan ini dari alam semesta. Alam semesta
dasarnya disukai setiap orang. Menurut Berne
adalah sumber kearifan dan tempat belajar bagi
(1964) seorang pakar dalam bidang analisis
semua orang. Itu sebabnya di dalam berbagai
transaksional (transactional analysis), dalam diri
kitab suci menyuruh manusia untuk membaca
setiap orang dewasa ada komponen kehidupan
makna yang ada di alam semesta. Bagaimana
sebagai orang tua, sebagai orang dewasa dan
burung terbang bersama, bagaimana lebah dan
sebagai anak. Komponen
semut berbagi tugas telah memberikan inspirasi
diwujudkan dalam perilaku menasehati orang lain.
bagi pakar manajemen. Banyak teori manajemen
Komponen pribadi sebagai dewasa ditunjukkan
berkembang dari pengamatan terhadap perilaku
di saat seseorang berdialog dengan akal sehat,
makhluk hidup di alam semesta (Kevin, 1997).
dengan orang lain. Adapun komponen anak-anak
diri sebagai orang tua
Kehidupan dalam organisasi perusahaan
terlihat pada perilaku minta perhatian, kasih
yang sanga t komplek sebenarnya dapat di-
sayang, dan perilaku bermain seperti anak-anak.
simulasikan ke dalam suatu bentuk sederhana.
Bermain adalah bagian dari kegembiraan sebagai
Dunia yang kompleks akan sangat sulit untuk
anak-anak. Aktivitas permainan pada dasarnya
dipahami apabila tidak dibuat sederhana. Oleh
berkecenderungan untuk disukai setiap orang,
karena itu, untuk memudahkan pemahaman
dan kalau sudah merasa suka, maka cenderung
terhadap permasalahan yang komplek perlu dicari
menjadi m udah. Dari penga laman di da lam
cara yang sederhana. Permainan yang ada di
menyelenggarakan kegiatan outbound, dijumpai
dalam outbound adalah cara untuk menggam-
keterangsangan emosi dan kegembiraan pada diri
barkan kehidupan yang kongkrit dengan cara
peserta pelatihan (Ancok, 2002).
sederhana melalui sebuah metafora. Permainan
atau aktivitas yang ditampilkan dalam kegiatan
Prestasi Belajar
out bound a dala h me tafora kehi dupa n ya ng
Prestasi belajar adalah hasil dari suatu kegiatan
komplek tersebut. Dengan dibuat sederhana,
yang telah dikerjakan dan diciptakan, baik secara
para peserta akan mudah memahami komplek-
individu maupun kelompok. Prestasi tidak pernah
sitas kehidupan.
dihasilkan selama seseorang tidak melakukan
kegiatan (Gita, 2007). Winkel (1996) menjelaskan
Metode pendekatan melalui pengalaman
prestasi belajar merupakan bukti kemampuan
(experiential learning)
seseorang dalam melakukan kegiatan belajarnya,
Metode ini menggunakan cara yang memberikan
se dang kan
sebuah pengalaman langsung kepada peserta/
dilakukan dengan sadar untuk mendapatkan
siswa. Suatu kehidupan organisasi disimulasikan
sejumlah kesan dari yang dipelajarinya. Berawal
melalui sebuah permainan yang secara langsung
dari aktivitas terjadilah perubahan dalam diri
316
bela jar
ada lah
akti vita s
ya ng
Imam Abdul Syukur, Muhardjito, dan Markus Diantoro, Pengaruh Model Pembelajaran Teams Games Tournament Termodifikasi Berbasis
Outbound terhadap Prestasi Belajar Fisika Ditinjau dari Motivasi Belajar
individu. Dengan demikian, belajar dikatakan
seseorang dan menggerakkannya untuk mela-
berhasil jika telah terjadi perubahan dalam diri
kukan sesuatu sesuai dengan dorongan dalam
individu, begitu pula sebaliknya (Djamarah, 1997).
dir inya . Ol eh k arena it u, m otiv asi sang at
Belajar menimbulkan perubahan perilaku dan
mendasari perbuatan seseorang. Perbuatan yang
pe mbel ajar an
a dala h
usaha
meng adak an
di dasa rkan
ata s
motiv asi
tert entu,
ak an
per ubahan p eril aku deng an m engusaha kan
mengandung tema yang sesuai dengan motivasi
terjadinya proses belajar dalam diri siswa. Proses
yang mendasarinya.
belajar yang baik akan menimbulkan prestasi
Dal am pe neli tiannya, C rist ophel (199 0)
belajar yang baik pula. Ada dua faktor yang
menyatakan bahwa ketika guru menciptakan
mempengaruhi prestasi belajar, yakni faktor yang
hubungan komunikasi yang dekat dengan siswa
berasal dari dalam diri siswa (faktor internal) dan
baik secara verbal maupun nonverbal, maka
dari luar diri siswa (faktor eksternal). Faktor
belajar siswa akan meningkat. Christophel juga
internal meliputi: 1) kesehatan, 2) intelegensi, 3)
menemukan bahwa paksaan atau ancaman dapat
minat dan motivasi, 4) cara belajar; sedangkan
meningkatkan belajar siswa hanya sementara
faktor eksternal meliputi: 1) keluarga; 2) sekolah;
waktu, namun dalam jangka panjang menim-
3) masyarakat; 4) lingkungan sekitar (Djaali,
bulkan peng aruh yang merusak. K ondisi ini
2007).
menyebabkan banyak ditemukan siswa yang
Dalam usaha memudahkan memahami dan
selalu menghindar terhadap guru atau mata
mengukur perubahan perilaku maka perilaku
pel ajar an
y ang
meng guna kan
pend ekat an
kejiwaan manusia dibagi menjadi tiga domain atau
paksaan atau ancaman. Tujuan utama penelitian
ranah, yaitu kognitif, afektif dan psikomotorik
yang dilakukan oleh Cristophel ini, yaitu untuk
(Purwanto, 2008). Hasil belajar kognitif adalah
menentukan hubungan antara motivasi siswa dan
perubahan perilaku yang terjadi dalam kawasan
komunikasi yang baik antara guru dengan siswa
kognisi kemampuan yang menimbulkan perilaku
dan pengaruh keduanya terhadap hasil belajar
dalam domain kognitif meliputi beberapa tingkat
siswa.
atau jenjang. Makin tinggi tingkat, maka makin
Sup rijono ( 2009 ) me nera ngka n ba hwa
kompleks dan penguasaan suatu tingkat mem-
strate gi motivasi dapat juga dikemba ngkan
persyaratkan penguasaan tingkat sebelumnya
berdasarkan model Attention Relevance Convidence
(Purwanto, 2008). Taksonomi Bloom versi baru
Satisfaction (ARCS). Model ini merupakan kondisi
terdiri atas remember (mengingat), understand
motivasional yang terdiri dari attention (per-
(me maha mi), app ly ( mene rapk an), analy ze
hatian), relevance (relevansi), confidence (ke-
(menganalisis), evaluate (mengevaluasi), create
percayaan), dan satisfaction (kepuasan)
(menciptakan). Pengukuran prestasi belajar pada
penelitian ini, dibatasi pada ranah mengingat,
Perhatian
memahami, menerapkan, dan menganalisis, yang
Mengonsentrasikan dan memfokuskan sumber
dilakukan di akhir kegiatan dengan tipe soal
daya mental. Perhatian siswa muncul didorong
pilihan ganda.
rasa ingin tahu. Oleh sebab itu, rasa ingin tahu
itu perlu mendapat stimulus sehingga siswa akan
Motivasi Belajar
memberikan perhatian dan perhatian tersebut
Motivasi berasal dari kata Latin moveers yang
terpelihara selama berlangsungnya pembelajaran,
berarti menggerakkan. Menurut Atkinson (1997)
bahkan lebih lama.
motivasi adalah kecenderungan bertindak untuk
menghasilka n
sa tu
a tau
lebi h
pe ngar uh-
Relevansi
pengaruh. Wahyuni (2009) menyatakan bahwa
Menunjukkan adanya hubungan materi pe m-
mot ivasi ad alah ene rgi fisi k ya ng m embe ri
belajaran dengan kebutuhan dan kondisi siswa.
kek uata n pa da m anusia untuk mel akuk an
Motivasi siswa akan terpelihara apabila mereka
tindakan tertentu. Motivasi adalah dorongan dasar
menganggap bahwa apa yang dipelajari me-
yang menggerakkan manusia untuk bertingkah
menuhi kebutuhan pribadi, atau bermanfaat dan
laku (Uno, 2006). Motivasi
sesuai dengan nilai yang dipegang.
ini berada dalam diri
317
Jurnal Pendidikan dan Kebudayaan, Vol. 20, Nomor 3, September 2014
Kepercayaan diri
ceramah (Alma, Mulyadi, Razati dan Nurhayati,
Merasa diri kompeten atau mampu, merupakan
2009).
potensi untuk dapat berinteraksi secara positif
Kerja sama membantu proses belajar siswa
de ngan lingkungan. Konsep ter sebut be r-
dengan saling memberi dan menerima, saling
hubung an d enga n ke yak inan pri badi bahwa
me ngaj ar ( tutor se bay a) saling me mbantu
dirinya memiliki kemampuan untuk melakukan
menyele saikan masala h (Lampe, Rooze dan
suatu tugas yang menjadi syarat keberhasilan.
Tallent, 1998). Semua usaha belajar mempunyai
Prinsip yang berlaku dalam hal ini adalah bahwa
landasan sosial. Interaksi antarsiswa dalam
mot ivasi
proses belajar menjadi lebih maksimal daripada
ak an
m eningkat
sej alan
dengan
meningkatnya harapan untuk berhasil.
belajar secara individu. Persaingan di antara
individu siswa memperlambat belajar. Kerja sama
Kepuasan
di antara mereka mempercepatnya, hal ini sesuai
Keberhasilan dalam mencapai suatu tujuan akan
dengan yang diungkap Meir (2002) bahwa suatu
me ngha silk an
ak an
komunitas belajar selalu lebih baik hasilnya
termotivasi untuk terus berusaha mencapai tujuan
k epua san
dan
sisw a
daripada beberapa individu yang belajar sendiri-
yang serupa. Untuk meningkatkan dan meme-
sendiri. Begitu juga dengan Crosby dan Owens
lihara motivasi siswa, guru dapat menggunakan
(1993), mengemukakan bahwa keuntungan co-
pemberian penguatan (reinforcement) berupa
operative learning tidak terbatas pada tingkat
pujian, pemberian kesempatan dan sebagainya.
kemampuan tertentu atau jenis kelamin, tetapi
Motivasi dapat dikembangkan dan diting-
berlaku untuk semuanya.
katkan dengan menggunakan strategi pembe-
TGT merupakan pembelajaran kooperatif yang
lajaran kooperatif. Hubungan dan interaksi siswa
efektif untuk meningkatkan motivasi dan hasil
dalam pembelajaran kooperatif berkembang
belajar siswa (Faizah, 2009). Siswa menikmati
secara kolaboratif yang cenderung meningkatkan
sua sana per mainan d an a ntusias pada TG T
motivasi belajar siswa. Pembelajaran kooperatif
(Slavin, 2008), karena menekankan pada kerja
membutuhkan perencanaan dan persiapan yang
sama kelompok, menghilangkan rasa jemu selama
leb ih, tetap i de ngan adany a interak si y ang
proses pembelajaran melalui permainan yang
optimal, kebiasaan berbeda pendapat, saling
di laksanak an d i da lam turnamen, se hing ga
menghargai, mengakui kekurangan dan menerima
membuat proses pembelajaran menjadi aktif,
pendapat orang lain maka motivasi siswa dapat
inovatif, kreatif, efektif, menyenangkan dan
meningkat (Soemantri, 2001).
berbobot yang bisa memberikan kesenangan
untuk siswa dalam proses belajar-mengajar. Pengaruh Model Pembelajaran Teams Games
Siswa yang menerima pengetahuan dengan
Tournament (TGT) Termodifikasi Berbasis
gembira dalam studi mereka, maka motivasinya
Outbound dan Motivasi Belajar terhadap
aka n me ning kat dan pada akhirny a da pat
Prestasi Belajar Fisika
berpengaruh pada prestasi
Fokus dalam penelitian ini adalah motivasi dan
satu kesenangan dalam belajar, yaitu melalui
prestasi belajar, maka akan dilihat bahwa model
permainan. Jika kondisi ini santai, kondusif,
pembelajaran Teams Games Tournament (TGT)
tidak terlalu stres atau lelah, dan pendidikan
termodifikasi berbasis outbound yang secara
berunsur permainan dapat diterima oleh siswa,
teoritis memungkinkan berpengaruh terhadap
mak a motiva si siswa dal am b elaj ar a kan
motivasi dan prestasi belajar siswa. Seperti telah
meningkat, karena kondisi yang santai akan
dikemukakan bahwa cooperative learning dapat
meningkatkan kerja metabolisme dan otak siswa,
meningkatkan interaksi dan komunikasi siswa,
kondisi yang dapat diterima dengan gembira oleh
sal ing
siswa seperti kegiatan outbound (Serevina, 2009).
beke rjasama
dala m
me nyel esai kan
belajar siswa. Salah
masalah, saling menghargai dan sikap-sikap
Wahyudi (2001) mengatakan ada beberapa
positif lainnya dalam kegiatan pembelajaran,
faktor yang mempengaruhi pencapaian tingkat
dibandingkan dengan pembelajaran konvensional
pemahaman siswa terhadap materi ajar, salah
ya ng umumnya d ilak ukan dengan metode
satunya adalah motivasi belajar. Sejalan dengan
318
Imam Abdul Syukur, Muhardjito, dan Markus Diantoro, Pengaruh Model Pembelajaran Teams Games Tournament Termodifikasi Berbasis
Outbound terhadap Prestasi Belajar Fisika Ditinjau dari Motivasi Belajar
penjelasan tersebut, hasil penelitian Sipayung
dibandingkan dengan pembelajaran konvensional
(2001) menunjukkan motivasi belajar siswa
unt uk m ening katk an pr estasi be lajar Fisika
berkorelasi positif dengan prestasi belajarnya.
ditinjau dari motivasinya dengan menggunakan
Sementara menurut Suprijono (2009), motivasi
anava dua arah dan uji Tukey.
mempunyai kontribusi hingga 64% terhadap
prestasi.
Hasil Penelitian dan Pembahasan
Motivasi Belajar
Data motivasi belajar keseluruhan diambil dari
Metode Penelitian
Jenis
p enel itia n
ya ng
d igunakan
dal am
enam kelas, masing-masing kelas 36 siswa, tiga
kuasi
kelas eksperimen (108 siswa) dan tiga kelas
ekperimen, menggunakan desain faktorial 2x2.
kontrol (108 siswa). Data hasil angket motivasi
Populasi penelitian adalah seluruh siswa kelas X
belajar digunakan untuk mengelompokkan siswa
SMA Negeri 1 Nganjuk yang terdiri atas 9 kelas
yang memiliki motivasi belajar tinggi dan rendah.
paralel, masing-masing kelas sebanyak 36 siswa.
Data ini diperoleh melalui angket dan dilakukan
Subjek dalam penelitian ini adalah siswa kelas X
di awal kegiatan sebelum kedua kelompok siswa
SMA Negeri 1 Nganjuk tahun pelajaran 2011/2012
diberi perlakuan. Pengambilan data diambil 33%
yang secara acak ditetapkan tiga kelas sebagai
dari kelompok motivasi belajar tinggi dan 33% dari
kelas konvensional (kontrol), yakni kelas X-3, X-
kelompok motivasi belajar rendah, sehingga
5, X-7 dan tiga kelas eksperimen model TGT
masing-masing kelompok terdiri dari 36 siswa.
termodifikasi berbasis outbound, yakni kelas X-7,
Skor maksimum angket motivasi belajar fisika
X-8, X-9. Instrumen penelitian yang digunakan
sebesar 135.
pel aksa naan keg iata n pe neli tian ini
adalah RPP (Rencana Pelaksanaan Pembelajaran)
Data motivasi belajar secara keseluruhan
beserta perangkatnya, angket motivasi belajar
dapat dilihat pada Tabel 4.
Berdasarkan Tabel
fisika, dan tes prestasi belajar Fisika.
tersebut dapat disajikan dalam bentuk Gambar
Penelitian ini membutuhkan waktu 3 bulan
2. Data angket Motivasi Belajar Tinggi pada kelas
(bulan Februari-April 2012) untuk memperoleh
eksperimen menunjukkan lebih tinggi diban-
data yang diperlukan. Data yang diperoleh dari
dingkan dengan Motivasi Belajar Rendah pada
penelitian ini adalah data motivasi melalui hasil
kelas kontrol.
angket sebelum diberi perlakuan untuk menentukan kelompok motivasi belajar tinggi dan
Prestasi Belajar Fisika
motivasi belajar rendah serta data prestasi belajar,
Data skor prestasi belajar Fisika diperoleh dari hasil
yaitu data nilai atau skor yang diperoleh setelah
ulangan setelah siswa diberi perlakuan terhadap
diberi perlakuan. Uji prasyarat normalitas dan
model pembelajaran pada dua kelompok, yaitu
homogenitas dilakukan pada data motivasi belajar
kel ompok ek sper imen dengan mode l pe m-
dan prestasi belajar fisika. Uji normalitas data
belajaran Teams Games Tournament termodifikasi
dilakukan dengan menggunakan uji Liliefors,
berbasis outbound dan kelompok kontrol. Skor
sedangkan uji homogenitas dalam penelitian ini
prestasi belajar Fisika maksimal sebesar 23.
menggunakan uji Bartlett. Selanjutnya, pengujian
Data skor prestasi belajar Fisika keseluruhan
hipotesis dilakukan untuk mengetahui apakah
diambil dari enam kelas, masing-masing kelas 36
model pembelajaran Teams Games Tournament
siswa, terdiri atas tiga kelas eksperimen (108
te rmod ifik asi berb asis out bound l ebih ba ik
siswa) dan tiga kelas kontrol (108 siswa). Untuk
Tabel 4
Data Kelompok Motivasi Belajar
Kelompok Motivasi Belajar
Kelompok
Motivasi Belajar Tinggi
Motivasi Belajar Rendah
Eksperimen
119,111
96,556
Kontrol
114,167
93,500
319
Jurnal Pendidikan dan Kebudayaan, Vol. 20, Nomor 3, September 2014
Gambar 2 Grafik Motivasi Belajar Keseluruhan
Tabel 5 Data Sekor Prestasi Belajar Keseluruhan
Kelompok
Eksperimen
Kontrol
Motivasi Belajar Tinggi
18,194
17,389
Prestasi Belajar
Motivasi Belajar Rendah
16,139
12,778
Gambar 3 Grafik Prestasi Belajar Fisika Keseluruhan
leb ih j elasnya, dat a sk or p rest asi bela jar
Data skor prestasi belajar Fisika kelas motivasi
keseluruhan dapat dilihat pada Tabel 5. Ber-
belajar tinggi menunjukkan kelompok eksperimen
dasarkan tabel tersebut dapat disajikan dalam
dengan rata-rata 18,194 dan kelompok kontrol
bentuk Gambar 3.
rata-rata 17,389, yang berarti rata-rata kelompok
320
Imam Abdul Syukur, Muhardjito, dan Markus Diantoro, Pengaruh Model Pembelajaran Teams Games Tournament Termodifikasi Berbasis
Outbound terhadap Prestasi Belajar Fisika Ditinjau dari Motivasi Belajar
eksperimen lebih tinggi dibandingkan dengan
Data Uji Anava Arah A1 dan A2 untuk B1
kelompok kontrol. Begitu juga data skor prestasi
Penyajian data uji anava dua arah A1 dan A2 untuk
belajar Fisika kelas motivasi rendah, di mana
B1 dapat dilihat pada Tabel 7. Dari Tabel tersebut
kelompok eksperimen dengan rata-rata 16,139
dapat disimpulkan bahwa Fhitung = 2,013 < Ftabel =
dan kelompok kontrol rata-rata 12,778, yang
3,98. Hal ini menunjukkan tidak ada perbedaan
berarti rata-rata kelompok eksperimen lebih tinggi
prestasi belajar Fisika antara siswa yang belajar
dibandingkan dengan kelompok kontrol.
de ngan mod el p emb elaj aran Te ams Gam es
Tournament termodifikasi berbasis outbound
Data Uji Anava Dua Arah Keseluruhan
dengan konvensional pada kelompok siswa yang
Penyajian data uji anava dua arah keseluruhan
mempunyai motivasi belajar tinggi. Siswa yang
dapat dilihat pada Tabel 6. Dari tabel tersebut
mempunyai motivasi belajar tinggi yang belajar
dapat disimpulkan bahwa oleh karena: a) F hitung
dengan model pembelajaran “ Teams Games
(A) = 22,722 > F tab el = 3,91, maka terdapat
Tournament termodifikasi berbasis outbound”
perbedaan yang signifikan antarmodel pembe-
me mper oleh nil ai y ang tida k le bih ting gi
lajaran; b) Fhitung (B) = 58,168 > Ftabel =3,91, maka
dibandingkan dengan siswa yang mempunyai
terdapat perbedaan yang signifikan antarmotivasi;
motivasi belajar tinggi tetapi belajar dengan
dan c) Fhitung (I) = 8,548 > Ftabel =3,91, maka terdapat
metode pembelajaran konven-sional.
interaksi antara model pembelajaran dan motivasi
belajar terhadap prestasi belajar Fisika.
Data Uji Anava Arah A1 dan A2 untuk B2
Hasil penelitian menunjukkan terdapat inte-
Penyajian data uji anava dua arah A1 dan A2 untuk
raksi antara model pembelajaran dan motivasi
B2 dapat dilihat pada Tabel 8. Dari tabel tersebut
belajar Fisika. Artinya model pembelajaran dan
dapat disimpulkan bahwa Fhitung = 25,577 > Ftabel =
motivasi saling berpengaruh terhadap pening-
3,98. Hal ini menunjukkan bahwa siswa yang
katan prestasi belajar Fisika. Hasil penelitian ini
mempunyai motivasi belajar rendah yang belajar
didukung hasil penelitian Sipayung (2001), yang
dengan model pembelajaran “ Teams Games
menunjukkan motivasi belajar siswa berkorelasi
Tournament termodifikasi berbasis outbound”
positif dengan prestasi belajarnya. Penelitian yang
memperoleh nilai yang lebih tinggi dibandingkan
dilakukan Suciati dan Irawan (2001) menyim-
dengan siswa yang mempunyai motivasi belajar
pulkan bahwa kontribusi motivasi sebesar 36%,
rendah, tetapi belajar dengan metode pem-
sedangkan menurut McClelland (1976) motivasi
belajaran konvensional.
mempunyai kontribusi hingga 64% terhadap
prestasi belajar. Gunarso (2010) juga mengung-
Data Uji Anava Arah B1 dan B2 untuk A1
kapkan bahwa motivasi berprestasi memberikan
Penyajian data uji anava dua arah B1 dan B2 untuk
pengaruh signifikan terhadap prestasi belajar
A1 dapat dilihat pada Tabel 9. Dari tabel tersebut,
Fisika pada materi hukum Newton.
dapat diketahui bahwa Fhitung = 10,778 > Ftabel = 3,98.
Tabel 6
Penyajian Data Anava Dua Arah Keseluruhan
Sumber Variansi
Model Pembelajaran (A)
Motivasi Belajar (B)
Interaksi A x B
Dalam
Total
JK
156,250
400,000
58,778
962,722
1577,75
Db
1
1
1
140
143
RJK
156,250
400,000
58,778
6,877
Fhitung
22,722
58,168
8,548
Ftabel
5% ; 1%
3,91 ; 6,81
Tabel 7 Penyajian Data Anava Dua Arah A1 dan A2 untuk B1
Sumber
Variansi
Antar
Dalam
Total
JK
11,681
406,194
417,875
db
1
70
71
RJK
11,681
5,803
Fhitung
2,013
Ftabel
5% ; 1%
3,98 ; 7,01
Kesimpulan
Ditolak
321
Jurnal Pendidikan dan Kebudayaan, Vol. 20, Nomor 3, September 2014
Tabel 8 Penyajian Data Anava Dua Arah A1 dan A2 untuk B2
Sumber
Variansi
Antar
Dalam
Total
JK
203,347
556,528
759,875
db
1
70
71
RJK
203,347
7,950
Fhitung
25,577
Ftabel
5% ; 1%
3,98 ; 7,01
Kesimpulan
Diterima
Dapat disimpulkan bahwa terdapat perbedaan
belajar tinggi dan siswa yang mempunyai motivasi
prestasi belajar yang signi-fikan antara perlakuan
belajar rendah yang belajar secara konvensional.
B1 dan B 2 untuk A 1, atau terdapat perbedaan
prestasi belajar yang signifikan antara siswa yang
Pengujian Hipotesis Lanjut dengan Uji Tukey
mempunyai motivasi belajar tinggi dan siswa yang
Berdasarkan data anava pada tabel 6, Fhitung (I) =
mempunyai motivasi belajar rendah yang belajar
8,548 > F tab el =3,91, maka terdapat interaksi
dengan model pembelajaran “ Teams Games
antara model
Tournament termodifikasi berbasis outbound”.
maka analisis dilanjutkan dengan uji Tukey. Data
pembelajaran dan motivasi belajar,
uji Tukey dapat dilihat pada Tabel 11.
Data Uji Anava Arah B1 dan B2 untuk A2
Berdasarkan hasil Tabel 11, maka dapat
Penyajian data uji anava dua arah B1 dan B2 untuk
dideskripsikan sebagai berikut: 1) Q1 =
A2 dapat dilihat pada Tabel 10.
Qt = 3,74. Dapat disimpulkan bahwa prestasi
6,741 >
Dari Tabel 10, dapat disimpulkan bahwa Fhitung
belajar Fisika bagi siswa yang belajar dengan
= 57,150 > Ftabel = 3,98. Hal ini menunjukkan bahwa
model pembelajaran “Teams Games Tournament
te rdap at p erbe daan pre stasi be laja r ya ng
termodifikasi berbasis outbound” lebih tinggi
signifikan antara perlakuan B1 dan B2 untuk A2 atau
daripada prestasi belajar bagi siswa yang belajar
te rdap at p erbe daan pre stasi be laja r ya ng
secara konvensional; 2) Q2 = 10,786 > Qt = 3,74.
signifikan antara siswa yang mempunyai motivasi
Dapat disimpulkan bahwa prestasi belajar Fisika
Tabel 9 Penyajian Data Anava Dua Arah B1 dan B2
Sumber
Variansi
Antar
Dalam
Total
JK
76,056
493,944
570,000
db
1
70
71
RJK
Fhitung
76,056
7,056
10,778
Ftabel
5% ; 1%
3,98 ; 7,01
Kesimpulan
Diterima
Tabel 10 Penyajian Data Anava Dua Arah B1 dan B2 untuk A2
Sumber
Variansi
Antar
Dalam
Total
JK
382,722
468,778
851,500
db
1
70
71
Tabel 11
Data yang diuji
322
RJK
382,722
6,697
Fhitung
57,150
Ftabel
5% ; 1%
3,98 ; 7,01
Kesimpulan
Diterima
Penyajian Data Uji Tukey
Qhitung
Qtabel
N
Sig
5%
A1 dan A2
6,741
3,74
72
B1 dan B2
10,786
3,74
72
A1 dan A2 untuk B1
1,834
3,85
36
A1 dan A2 untuk B2
7,690
3,85
36
B1 dan B2 untuk A1
4,703
3,85
36
B1 dan B2 untuk A2
10,550
3,85
36
A1B1 dan A2B2
12,394
3,85
36
A2B1 dan A1B2
2,860
3,85
36
Imam Abdul Syukur, Muhardjito, dan Markus Diantoro, Pengaruh Model Pembelajaran Teams Games Tournament Termodifikasi Berbasis
Outbound terhadap Prestasi Belajar Fisika Ditinjau dari Motivasi Belajar
bagi siswa yang mempunyai motivasi belajar tinggi
Gam es T ournament t ermodifi kasi be rbasis
lebih tinggi daripada prestasi belajar Fisika bagi
outbound dengan konvensional. Kesimpulan dari
siswa yang mempunyai motivasi belajar rendah;
uj i la njut dengan menggunakan uji Tuk ey
3) Q3= 1,843<Qt= 3,85. Dapat disimpulkan bahwa
menyatakan bahwa model pembelajaran Teams
prestasi belajar Fisika bagi siswa yang mempunyai
Gam es T ournament t ermodifi kasi be rbasis
motivasi belajar tinggi, belajar dengan model
outbound lebih baik untuk meningkatkan prestasi
pembelajaran “Teams Games Tournament ter-
belajar Fisika dibanding model konvensional,
modifikasi berbasis outbound” tidak lebih tinggi
khususnya untuk siswa yang mempunyai motivasi
daripada prestasi belajar Fisika bagi siswa yang
belajar rendah, sedangkan untuk siswa yang
mempunyai motivasi belajar tinggi belajar secara
mempunyai motivasi belajar tinggi tidak lebih baik.
konvensional; 4) Q 4 =7,690>Q t =3,85. Dapat
Dalam hal ini peneliti menduga karena pelak-
disimpulkan bahwa prestasi belajar fisika bagi
sanaan pembelajaran yang kurang didukung oleh
siswa yang mempunyai motivasi belajar rendah
semua siswa. Ada beberapa siswa yang harus
belajar dengan model pembelajaran “ Teams
meninggalkan kelas saat pembelajaran ber-
Gam es T ournament t ermodifi kasi be rbasis
langsung karena harus mengikuti kegiatan lomba
outbound” lebih tinggi daripada prestasi belajar
da lam rang ka hari jad i kota N ganj uk d an
fisika bagi siswa yang mempunyai motivasi belajar
persiapan Olimpiade Sains Nasional (OSN) 2012
rendah belajar secara konvensional; 5) Q5 = 4,703
sehingga tidak mendapatkan perlakuan sepe-
> Qt =3,85. Dapat disimpulkan bahwa prestasi
nuhnya seperti siswa yang lain.
belajar Fisika bagi siswa yang belajar dengan
Hal ini sesuai dengan hasil penelitian Hamzah
model pembelajaran “Teams Games Tournament
dan Ahmad (2010) menunjukkan bahwa pem-
termodifikasi berbasis outbound” dan mempunyai
bel ajar an k oope rati f sa ngat
motivasi belajar tinggi lebih tinggi daripada
meningkatkan motivasi dan prestasi belajar
prestasi belajar Fisika bagi siswa yang mempunyai
siswa, khususnya yang mempunyai motivasi
motivasi belajar f rendah; 6) Q6=10,550>Qt= 3,85.
belajar rendah. Begitu juga hasil studi oleh
Dapat disimpulkan bahwa prestasi belajar Fisika
Crosby dan Owens (1993) menemukan bahwa
bagi siswa yang belajar secara konvensional dan
strategi pembelajaran kooperatif dapat diguna-
mempunyai motivasi belajar tinggi lebih tinggi
kan untuk membantu kemampuan siswa yang
daripada prestasi belajar Fisika bagi siswa yang
me mpunyai moti vasi be laja r re ndah unt uk
mempunyai motivasi belajar Fisika; 7) Q7=12,394
meningkatkan prestasi.
efe ktif unt uk
>Q t =3,85. Dapat disimpulkan bahwa prestasi
Penelitian ini juga menyimpulkan bahwa
belajar Fisika bagi siswa yang mempunyai motivasi
prestasi belajar Fisika bagi siswa yang belajar
belajar tinggi belajar dengan model pembelajaran
dengan model pembelajaran “ Teams Games
“Teams Games Tournament termodifikasi berbasis
Tournament termodifikasi berbasis Outbound” dan
outbound” lebih tinggi daripada prestasi belajar
mempunyai motivasi belajar tinggi lebih tinggi
fisika bagi siswa yang mempunyai motivasi belajar
daripada prestasi belajar Fisika bagi siswa yang
rendah dan belajar secara konvensional; dan 8)
mempunyai motivasi belajar rendah. Serevina
Q8 = 2,860 < Qt = 3,85. Dapat disimpulkan bahwa
(2009) menyatakan hasil penelitiannya bahwa
prestasi belajar Fisika bagi siswa yang mempunyai
pembelajaran Fisika dengan Outbound telah
motivasi belajar tinggi belajar secara konvensional
terbukti dapat meningkatkan prestasi belajar
tidak lebih tinggi daripada prestasi belajar Fisika
Fisika. Hasil penelitian Popov (2006) menunjukkan
bagi siswa yang mempunyai motivasi belajar Fisika
bahwa pendekatan outdoor memperkaya desain
rendah dengan model pembelajaran “ Teams
mata kuliah Fisika Pengantar.
Gam es T ournament t ermodifi kasi be rbasis
outbound”.
Teams Games Tournament
merupakan salah
satu model pembelajaran kooperatif, yang di
Hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat
dalamnya banyak terjadi interaksi antarsiswa.
perbedaan yang signifikan terhadap prestasi
Slavin (2008) menyatakan bahwa pengajaran oleh
belajar Fisika setelah perlakuan antara model
teman (tutor sebaya), pengajar lebih banyak
pembelajaran yaitu model pembelajaran Teams
diuntungkan daripada yang diajar. Dalam hal ini
323
Jurnal Pendidikan dan Kebudayaan, Vol. 20, Nomor 3, September 2014
siswa yang mempunyai motivasi belajar tinggi
pembelajaran Teams Games Tournament ter-
le bih
dala m ke lomp okny a.
modifikasi berbasis outbound memperoleh nilai
Seharusnya siswa yang mempunyai motivasi
berp eran
akt if
yang tidak lebih tinggi daripada prestasi belajar
belajar tinggi, pencapaian prestasi belajarnya
Fisika bagi siswa yang mempunyai motivasi
leb ih b aik darip ada sisw a yang me mpunyai
belajar tinggi belajar secara konvensional; 4)
motivasi belajar rendah. Siswa yang mene-
Prestasi belajar siswa yang mempunyai motivasi
rima pengetahuan dengan gembira dalam belajar,
belaj ar re ndah bel ajar dengan mode l pe m-
maka motivasinya meningkat sehingga pres-
belajaran Teams Games Tournament termodifikasi
tasinya juga meningkat. Salah satu kesenangan
berbasis outbound lebih tinggi daripada prestasi
dalam belajar adalah permainan. Jika kondisi ini
belajar Fisika bagi siswa yang mempunyai motivasi
santai, kondusif, tidak terlalu stres atau lelah dan
belajar rendah belajar secara konvensional.
pendidikan berunsur permainan dapat diterima
oleh siswa, sehingga motivasi siswa dalam belajar
Saran
akan meningkat, karena kondisi yang santai akan
Ber dasarka n
meningkatkan kerja metabolisme dan otak siswa,
dipaparkan di atas, maka peneliti memberikan
kondisi yang dapat diterima dengan gembira oleh
beberapa saran sebagai berikut: 1) Bagi Guru
siswa (Serevina, 2009).
Fisika: Hasil penelitian dengan menerapkan model
ha sil
pene lit ian
yang
tel ah
pembelajaran Teams Games Tournament terSimpulan dan Saran
modifikasi berbasis outbound menunjukkan hasil
Simpulan
prestasi belajar Fisika yang lebih tinggi dari
Ber dasa rkan hasil p enel itia n, a nali sis dan
konvensional, khususny a untuk sisw a ya ng
pembahasan yang telah diuraikan
di atas dapat
mempunyai motivasi belajar rendah. Oleh sebab
disimpulkan sebagai berikut: 1) Prestasi belajar
itu, model pembelajaran Teams Games Tournament
Fisika bagi siswa yang belajar dengan model
termodifikasi berbasis outbound dapat digunakan
pem belaj aran
T our name nt
seb agai alt erna tif bagi gur u ke las X untuk
termodifikasi berbasis outbound” lebih tinggi
meningkatkan prestasi dan motivasi belajar
daripada prestasi belajar Fisika bagi siswa yang
Fisika; 2) bagi Peneliti lain: Model pembelajaran
belajar secara konvensional; 2) Model pem-
Teams Games Tournament termodifikasi berbasis
belajaran Teams Games Tournament termodifikasi
outbound dapat dilakukan pada materi yang
berbasis outbound dan motivasi belajar ber-
berbeda dalam Fisika, sehingga pembelajaran
pengaruh terhadap prestasi belajar Fisika; 3)
Fisika dapat lebih kreatif dan bervariatif serta
Prestasi belajar Fisika bagi siswa yang mempunyai
menyenangkan. Sebagai contoh materi Hukum
motivasi belajar tinggi belajar dengan model
Newton, vektor atau gelombang.
“Te ams
Gam es
Pustaka Acuan
Ajaja, O., Patrick dan Ochuko. 2009. Effects of Cooperative Learning Strategy on Junior Secondary
School Students Achievent in Integrated Science, Abraka: Electronics Journal of Science
Education, 14 (1)
Ancok, D. 2002. Outbound Management Training. Yogjakarta: UII Press
Alma, B. Mulyadi, H., Razati, G., dan Nuryati, B. L. 2009. Guru Profesional Menguasai Metode dan Trampil
Mengajar. Bandung: Alfabeta.
Atkinson, R. 1997. Pengantar Psikologi jilid 2. Jakarta: Inter Aksara
Baser, M. 2006. Fostering Conceptual Change by Cognitive Conflict Based Instruction on Students’
Understanding of Heat and Temperature Concepts. Eurasia Journal of Mathematics, Science and
Technology Education, 2(2):1.
324
Imam Abdul Syukur, Muhardjito, dan Markus Diantoro, Pengaruh Model Pembelajaran Teams Games Tournament Termodifikasi Berbasis
Outbound terhadap Prestasi Belajar Fisika Ditinjau dari Motivasi Belajar
Berne E. 1964. Games People Play. New York: Grove Press, Inc.
Christophel, D. M. 1990. The Relationship among Teacher Immediacy Behaviors, Student Motivation,
and Learning. Communication Education. Vol. 39.
Crosby, M.S., dan Owens, E.M., 1993. A Look at Cooperative Learning as an Alternative. Center
Buletin: Solution and strategies, no.5: 1-8.
Dees, R.L. 1991. The Ruler of Cooperative Learning in Increasing Problem Solving Ability in a College
Remedial Course. Journal for Research in Mathematics Education. 22(5): 409-421.
Devries D., dan Edwards K. 1973. Learning Games and Student Teams: Their Effect on Classroom
Process. American Educational Research Journal. 10,307-318.
Djaali, H. 2007. Psikologi Pendidikan. Jakarta: Bumi Aksara.
Djamarah, S.B,, 1997. Prestasi Belajar dan Kompetensi Guru. Surabaya: PT. Usaha Nasional.
Eggen, P.D dan Kauchak, P.P. 1998. Strategies for Teacher, Teacher Content and Thinking Skills. Boston:
Ally & Bacon.
Faizah, N. 2009. Model Pembelajaran Kooperatif Tipe TGT dengan Menggunakan Poster dan Media Kartu
Soal untuk Meningkatkan Minat dan Hasil Belajar Fisika. Tesis: Universitas Negeri Semarang.
Fong, H.F dan Kwen, B.H. 2007. Exploring The Effectiveness of Cooperative Learning as a Teaching
and Learning Strategy in the Physics Classroom, Singapore: Journal of Culture, knowledge and
understanding Conference.
Gita, N. 2007. Implementasi Pendekatan Konstektual untuk Meningkatkan Prestasi Belajar
Matematika Siswa di Sekolah Dasar. Jurnal Penelitian dan Pengembangan Pendidikan Unidiksa 1:
26-34.
Gokhale, A.A. 1995. Collaborative Learning Enhance Critical Thinking. Journal Technology Education.
Illionis University.
Gunarso. 2010. Pembelajaran Kooperatif Tipe STAD dan TAI Ditinjau dari Motivasi Berprestasi dan Gaya
Berpikir Siswa (Pembelajaran Hukum Newton pada Kelas X Semester I di SMA Negeri 1 Pejagoan
Tahun Pelajaran 2009/2010). Tesis tidak diterbitkan, PPS Universitas Sebelas Maret.
Gusrial. 2009. Penggunaan Media Simulasi Virtual pada Pembelajaran dengan Pendekatan Konseptual
Interaktif untuk Meningkatkan Pemahaman Konsep dan Meminimalkan Kualitas Miskonsepsi pada
Materi Kalor. Tesis tidak diterbitkan, Universitas Pendidikan Indonesia.
Hamzah, M.S. dan Ahmad, N.Z. 2010. The Effect of Cooperative Learning With DSLM Conceptual
Understanding and Scientific Reasoning Among
CONCEPTUALForm Four Physics Student With
Different Motivation Levels. Bulgarian Journal of Science and Education Policy (BJSEP), 4(2).
Johnson, D. W. dan Johnson, R. T. 1991. Cooperation and competition: Theory and research. Edina, MN:
Interaction Book Company.
Kevin, K. 1997. The New Biology of Business dalam R Gibson (Ed.) Rethingking the Future. London:
Nicholas, Brealey.
Lampe, J.R, Rooze, G.E. dan Tallent, R.P. 1998. Effect of Cooperative Learning Among Hispanic Student
Elementary Social Studies. In Macmillan, J.H. & Wergin, J.F. Understanding and Evaluating
Educational Research: New Jersey: Prentice Hall, 77-87.
325
Jurnal Pendidikan dan Kebudayaan, Vol. 20, Nomor 3, September 2014
Mc Clelland, David. 1976. The Achievement Motivation. New York: Irvinton Publisher.
Meir, D. 2002. The Accelerated Learning Hand Book, Panduan Kreatif Merancang Program Pendidikan.
Bandung: Kaifa.
Mulyasa, E. 2008. Standar Kompetensi dan Sertifikasi Guru. Bandung: PT Remaja Rosda Karya.
Newman dan Artzt, A. 1990. How to Use Cooperative Learning the Mathematics Class. Ronton, VA:
National Council of Theacher of Mathematics.
Popov, O. 2006. Developing an Introductory Physics Cource Teacher Education Using Guide Inquiry and
Outdoors Aproachs. Rusia:Karelia University.
Purwanto. 2008. Evaluasi Hasil Belajar. Surakarta: Pustaka Belajar.
Serevina, V. 2009. Positive Influence between Outbound Activity in Physics Learning with Student
Studying Motivation. Jakarta: State Unversity of Jakarta.
Sipayung, J. 2001. Studi Hubungan Motivasi dengan Prestasi Belajar Fisika pada Siswa SMA Negeri 3
Sentani Jayapura. Ganesha Digital Library.
Siregar, E. dan Nara, H. 2010. Teori Belajar dan Pembelajaran. Jakarta: Ghalia Indonesia.
Sirhan, G. 2007. Learning Difficulties in Chemistry: An Overview. Jurnal of Turkish Science Education, Vol
26 (6): 883-897.
Slavin, R.R., 2008. Cooperative Learning,Teori,Riset dan Praktik, Bandung: Nusa Penida.
Soemantri, M. N., 2001. Menggagas Pembaharuan Pendidikan IPS. Bandung: PPS UPI dan Remaja
Rosdakaraya.
Soenarno, A. 2006. Creativity Games. Yogyakarta: Penerbit Andi.
Suciati dan Irawan, P. 2001. Teori Belajar dan Motivasi. Jakarta: Pusat Antar Universitas untuk
Peningkatan dan Pengembangan Aktivitas Instruksional. Dirjen Dikti.
Sudjana, N. 1989. Cara Belajar Aktif dalam Proses Belajar Mengajar. Bandung: Sinar Baru.
Suprijono, A. 2009. Cooperatif Learning Teori & Aplikasi Paikem. Yogjakarta: Pustaka Pelajar.
Uno, H.B., 2006. Teori Motivasi dan Pengukurannya: Analisis di Bidang Pendidikan. Jakarta: PT. Bumi
Aksara.
Vieyra, R. E.W. 2008. Guidelines for High School Teachers for Encouraging Women in Careers in
Science, Technology, and Mathematics. Journal of Physics Teachers Education Online, 4(4): 9
(Online), (http://www.google.co.id/
#hl=id&source=hp&biw=1261&bih=533&q=jpteo&aq=f&aqi=&aql=&oq=&fp=fbaa68a7f762cbfd),
diakses 26 April 2010).
Wahyudi. 2001. Tingkatan Pemahaman Siswa terhadap Materi Pembelajaran IPA. Jurnal Pendidikan
dan Kebudayaan, Edisi 36.
Wahyuni, E.N. 2009. Motivasi dalam Pembelajaran.Malang: UIN Malang Press.
William, C. 2003. Why Aren’t Secondary Students Interest in Physics. Journal of Physics Education, 38
(4): 324-329.
326
Imam Abdul Syukur, Muhardjito, dan Markus Diantoro, Pengaruh Model Pembelajaran Teams Games Tournament Termodifikasi Berbasis
Outbound terhadap Prestasi Belajar Fisika Ditinjau dari Motivasi Belajar
Winkel, W.S.1996. Psikologi Pengajaran. Jakarta: Gramedia.
Yuliati, L. 2008. Model-model Pembelajaran Fisika Teori dan Praktek. Malang: LP3 UM.
327
Download