RENCANA KERJA (RENJA) 2014 SATUAN KERJA PERANGKAT DAERAH DINAS ENERGI DAN SUMBER DAYA MINERAL KABUPATEN DONGGALA KATA PENGANTAR Puji Syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa, Penyusunan Rencana Kinerja Satuan Kerja Perangkat Daerah (RENJA SKPD) Dinas Energi dan Sumber Daya Mineral Kabupaten Donggala yang dipersiapkan untuk Tahun 2015 dapat terselesaikan dengan mengacu pada RENSTRA SKPD 5 (lima) tahun dan RPJMD 2014-2019. Beberapa kegiatan yang tidak tertampung dalam RKA pada Tahun 2014, kembali di usulkan melalui renja Tahun 2015. Kendala ketersediaan dana pada tahun 2014 diharapkan dapat diatasi. Demikian juga beberapa kegiatan yang mendesak untuk dilaksanakan pada Tahun 2015 diharapkan dapat terlaksana. Demikian RENJA 2015 ini disusun sebagai Rencana Kinerja Satuan Kerja Perangkat Daerah (RENJA SKPD) Dinas Energi dan Sumber Daya Mineral Kabupaten Donggala. Donggala, Januari 2014.- Kepala Dinas Energi dan Sumberdaya Mineral Kabupaten Donggala, Ir. SYAMSU ALAM, M.M Pembina Tk. I Nip. 19590312 199703 1 003 RENJA Dinas Energi dan Sumber Daya Mineral Kabupten Donggala Tahun 2015 i DAFTAR ISI KATA PENGANTAR i DAFTAR ISI ii BAB I PENDAHULUAN 1 1.1 Latar Belakang 1 1.2 Landasan Hukum 4 1.3 Maksud dan Tujuan 13 BAB II EVALUASI PELAKSANAAN RENJA TAHUN 2012 18 BAB III TUJUAN SASARAN PROGRAM DAN KEGIATAN 25 3.1 Tujuan dan Sasaran Renja SKPD 25 3.2 Program dan Kegiatan 28 BAB IV PENUTUP RENJA Dinas Energi dan Sumber Daya Mineral Kabupten Donggala Tahun 2015 60 ii BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dinas Energi dan Sumber Daya Mineral terbentuk sesuai Peraturan Daerah Nomor 12 tahun 2008. Sebelumnya bernama Dinas Pertambangan dan Energi yang terbentuk berdasarkan Peraturan Daerah Nomor 1 Tahun 2001, kemudian disempurnakan kembali dengan Perda Nomor 3 tahun 2003. Sebelum tahun 2003, telah terdapat izin eksploitasi galian batuan berjumlah 17 buah. Pada selang antara tahun 2003-2008 terdapat penerbitan izin eksploasi galian batuan sejumlah 22 izin eksploitasi galian batuan memenuhi permintaan pasar antarpulau, dan 1 izin untuk kebutuhan lokal. Kemudian menurut data terkini pada akhir tahun 2013, izin eksploitasi galian batuan, terdiri dari 33 izin yang masih berlaku. Namun dari sejumlah izin tersebut, terdapat 11 izin diantaranya belum ada kegiatan sama sekali, belum aktif produksi dan hanya 25 izin yang dinyatakan aktif sampai akhir tahun 2013. Tolok ukur yang dijadikan dasar penentuan aktif ialah ada atau tidaknya aktifitas perusahaan yang terkait dengan pemasaran antarpulau dan pembayaran pajak galian batuan. Selain izin eksploitasi galian batuan, terdapat pula 18 izin penyelidikan umum dalam bentuk Kuasa Pertambangan Penyelidikan Umum (KPPU) RENJA Dinas Energi dan Sumber Daya Mineral Kabupten Donggala Tahun 2015 1 yang diterbitkan sampai akhir tahun 2013. Potensi yang dijadikan sasaran penyelidikan terdiri atas: Mineral biji besi, galena, molibdenum dan mineral-mineral ikutannya, serta batubara. Sedangkan untuk panas bumi, minyak dan gas bumi serta unsur radio aktif; masih menjadi kewenangan Pemerintah Pusat. Namun demikian untuk Kabupaten yang wilayahnya memiliki potensi tersebut harus berkoordinasi dengan Pemerintah Pusat dalam hal ini Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral, atau melalui Pemerintah Propinsi cq Dinas Energi Sumber Daya Mineral Propinsi. Oleh karena itu Pengelolaan potensi tersebut diharapkan mencakup atau memberi peluang peran serta Pemerintah Kabupaten termasuk dalam wilayah Kabupaten Donggala. Untuk pengembangan energi sampai tahun 2013, telah diupayakan melakukan survey potensi dan studi kelayakan energi untuk pembangkit listrik guna memenuhi kebutuhan masyarakat desa, melalui PLTMH, disamping itu juga sejumlah PLTS telah disalurkan ke sejumlah lokasi desa atas bantuan Pemerintah Pusat melalui Pemerintah Propinsi Sulawesi Tengah. Untuk Pengembangan Panas Bumi sampai tahun 2013, baru terdapat 1 (satu) Wilayah Kerja Panas Bumi (WKP) yaitu WKP Marana di Kecamatan Sindue. WKP tersebut telah ditetapkan Pemerintah Pusat dalam tata ruang Minerbapabum Nasional dan dinyatakan siap lelang. Diharapkan dari WKP Marana didapatkan Energi panas bumi berkekuatan 20 MW yang dapat RENJA Dinas Energi dan Sumber Daya Mineral Kabupten Donggala Tahun 2015 2 digunakan untuk kebutuhan pembangkit Listrik atau kebutuhan energi daerah lainnya. Wacana Pemanfatan Energi dan Sumber Daya Mineral terus mengalami perkembangan, dengan munculnya para investor yang senantiasa berkunjung ke wilayah Sulawesi Tengah untuk menggali informasi lebih jauh mengenai keberadaan berbagai mineral biji, batuan, dan batubara, serta panas bumi. Demikian halnya dengan pemanfaatan energi untuk memenuhi kebutuhan listrik daerah. Selama dalam periode lima tahun ke depan Dinas Energi dan Sumber Daya Mineral, diharapkan dapat melakukan berbagai program dan kegiatan yang menunjang pencapaian Visi dan Misi Dinas Energi dan Sumber Daya Mineral serta mendukung Visi dan Misi Bupati dan Wakil Bupati Donggala Periode 2014-2019 Kondisi yang diinginkan setelah lima tahun ke depan adalah terwujudnya sarana informasi yang memadai dan akurat mengenai potensi energi dan sumber daya mineral Kabupaten Donggala sehingga menjadi dasar acuan pengembangan investasi tahun 2015. Proyeksi ke depan yang diharapkan adalah pemanfaatan energi dan sumber daya mineral dapat berlangsung secara efektif dan efisien, ramah lingkungan, dan berkelanjutan, serta dapat dinikmati oleh masyarakat khususnya pada wilayah dimana aktifitas tersebut berlangsung. RENJA Dinas Energi dan Sumber Daya Mineral Kabupten Donggala Tahun 2015 3 Pada Tahun 2015 dan seterusnya perkembangan pada tingkat kemajuan di bidang mineral dan panas bumi serta kelistrikan melalui PLTMH dan PLTS telah dapat dinikmati oleh sebagian masyarakat Kabupaten Donggala. 1.2 Landasan Hukum Berdasarkan Undang-Undang Nomor 12 tahun 2008 tentang perubahan kedua undang-undang nomor 33 tahun 2004 tentang perimbangan keuangan antara Pemerintah Pusat dan Daerah, serta Peraturan Pemerintah (PP) Nomor 38 tahun 2007 tentang Pembagian Urusan Pemerintahan, Pemerintah daerah Provinsi dan Pemerintah Kabupaten serta diikuti dengan keluarnya Peraturan Pemerintah Nomor 41 tahun 2007 tentang Organisasi Perangkat Daerah serta Peraturan Bupati Donggala Nomor 43 Tahun 2010 tentang kewenangan Dinas Energi dan Sumber Daya Mineral Kabupaten Donggala. Dengan berlakunya Peraturan Pemerintah (PP) Nomor 38 tahun 2007, maka sebagian urusan pemerintah pusat dan pemerintah propinsi telah beralih kepada pemerintah Kabupaten / Kota. Adapun urusan berdasarkan dengan Peraturan Pemerintah tersebut yang diberikan kepada pemerintah kabupaten/ Kota khususnya yang dibidang Energi dan Sumberdaya Mineral, adalah : 1. Pada Sub Bidang Mineral, batu bara , panas Bumi dan air tanah, terdapat 18 (delapan belas) urusan RENJA Dinas Energi dan Sumber Daya Mineral Kabupten Donggala Tahun 2015 4 2. Pada Sub Bidang Geologi , terdapat 11 (sebelas) urusan 3. Pada Sub Bidang Ketenagalistrikan., terdapat 11 (sebelas) urusan 4. Pada Sub Bidang Minyak dan Gas Bumi, terdapat 9 (sembilan) urusan. Adapun perincian masing-masing urusan pada Bidang Energi dan Sumberdaya Mineral berdasarkan dengan PP 38 tahun 2007 tentang Pembagian Urusan Pemerintahan, Pemerintah Daerah Provinsi dan Pemerintah Daerah Kabupaten / Kota adalah sebagai berikut 1. Bidang Mineral, Batubara, Panas bumi, dan Air Tanah 1.1 Pembuatan peraturan perundang – undangan daerah kabupaten di bidang mineral, batubara, panas bumi, dan air tanah. 1.2 Penyusunan data dan informasi wilayah kerja pertambangan mineral dan batubara serta panas bumi usaha skala kabupaten / kota. 1.3 Penyusunan data dan informasi cekungan air tanah skala kabupaten / kota. 1.4 Pemberian rekomendasi teknis untuk izin pengeboran, izin penggalian dan izin penurapan mata air pada cekungan air pada wilayah kabupaten / kota. 1.5 Pemberian izin usaha pertambangan mineral, batubara dan panas bumi pada wilayah kabupaten / kota dan 1/3 ( sepertiga ) dari wilayah kewenangan provinsi. RENJA Dinas Energi dan Sumber Daya Mineral Kabupten Donggala Tahun 2015 5 1.6 Pemberian izin usaha pertambangan mineral , batubara untuk produksi, yang berdampak lingkungan langsung pada wilayah kabupaten / kota dan 1/3 (sepertiga) dari wilayah kewenangan provinsi. 1.7 Pembinaan dan pengawasan pelaksanaaan Izin Usaha Pertambangan mineral, batubara dan panas bumi, pada wilayah kabupaten / kota dan 1/3 dari wilayah kewenangan provinsi. 1.8 Pemberian badan usaha jasa pertambangan mineral, batubara dan panas bumi dalam rangka PMA dan PMDN di wilayah kabupaten / kota. 1.9 Pengelolaan, Pembinaan dan pengawasan pelaksanaan izin usaha jasa pertambangan mineral, batubara dan panas bumi dalam rangka penanaman modal diwilayah kabupaten /kota. 1.10 Pembinaan dan pengawasan keselamatan dan kesehatan kerja, lingkungan pertambangan termasuk reklamasi lahan pasca tambang, konservasi dan peningkatan nilai tambah terhadap usaha pertambangan mineral, batubara dan panas bumi, pada wilayah kabupaten / kota. 1.11 Pembinaan dan pengawasan pengusahaan KP dalam wilayah kabupaten / kota. RENJA Dinas Energi dan Sumber Daya Mineral Kabupten Donggala Tahun 2015 6 1.12 Pembinaan dan pengawasan keselamatan dan kesehatan kerja, lingkungan pertambangan termasuk reklamasi lahan pasca tambang, konservasi dan peningkatan nilai tambah terhadap KP dalam wilayah kabupaten / kota. 1.13 Penetapan wilayah konservasi air tanah dan wilayah kabupaten / kota. 1.14 Pembinaan dan pengawasan pelaksanaan izin usaha pertambangan mineral, dan batubara, untuk operasi produksi, serta panas bumi yang berdampak lingkungan langsung dalam wilayah kabupaten /kota 1.15 Penetapan nilai perolehan air tanah pada cekungan air tanah dalam wilayah kabupaten / kota. 1.16 Pengelolaan data dan informasi mineral, batabara, panas bumi dan air tanah serta pengusahaan dan SIG wilayah kerja pertambangan diwilayah kabupaten / kota. 1.17 Penetapan potensi panas bumi dan air tanah serta neraca sumber daya dan cadangan mineral dan batubara diwilayah kabupaten / kota. 1.18 Pengangkatan dan pembinaan inspektur tambang serta pembinaan jabatan fungsional kabupaten / kota. RENJA Dinas Energi dan Sumber Daya Mineral Kabupten Donggala Tahun 2015 7 2. Bidang Geologi 2.1 Pelaksanaan inventarisasi batubara, panas bumi, geologi migas dan sumber daya mineral, dan air tanah pada wilayah kabupaten / kota. 2.2 Pelaksanaan inventarisasi kawasan kars dan kawasan lindung geologi pada wilayah kabupaten / kota. 2.3 Penetapan zonasi pemanfaatan kawasan kars dan kawasan lindung geologi pada wilayah kabupaten kota. 2.4 Penetapan pengelolaan lingkungan geologi, geologi teknik, kawasan rawan bencana dan kawasan lingkungan geologi di wilayah kabupaten / kota. 2.5 Pelaksanaan inventarisasi lingkungan geologi, geologi teknik, kawasan rawan bencana dan kawasan lingkungan geologi pada wilayah kabupaten / kota. 2.6 Pelaksanaan kebijakan mitigasi bencana geologi pada wilayah kabupaten / kota. 2.7 Inventarisasi dan pengelolaan, kawasan rawan bencana geologi, pada wilayah kabupaten / kota. 2.8 Pelaksanaan koordinasi mitigasi bencana geologi pada wilayah kabupaten / kota. 2.9 Pengelolaan informasi bencana geologi pada wilayah kabupaten / kota. RENJA Dinas Energi dan Sumber Daya Mineral Kabupten Donggala Tahun 2015 8 2.10 Pelaksanaan pembinaan fungsional penyelidik bumi nasional pada wilayah kabupaten / kota. 2.11 Pengelolaan data dan informasi geologi pada wilayah kabupaten / kota. 3. Bidang Ketenagalistrikan 3.1 Penetapan Peraturan daerah kabupaten / kota dibidang energi dan keteganalistrikan. 3.2 Penetapan Rencana Umum Ketenagalistrikan Daerah (RUKD) kabupaten / kota. 3.3 Pemberian IUKU yang sarana maupun energi listriknya dalam kabupaten / kota. 3.4 Pengeturan harga jual tenaga listrik untuk konsumen pemegang IUKU yang izin usahanya dikeluarkan oleh kabupaten / kota. 3.5 Pengeturan harga jual tenaga listrik kepada pemegang IUKU yang izinnya dikeluarkan oleh kabupaten / kota . 3.6 Pemberian IUKS yang sarana instalasinya dalam kabupaten / kota. 3.7 Pemberian persetujuan penjualan kelebihan tenaga listrik oleh pemegang IUKS kepada pemegang IUKU yang izinnya dikeluarkan oleh kabupaten / kota. 3.8 Pemberian izin usaha jasa penunjang tenaga listrik bagi badan usaha dalam negri / mayoritas sahamnya dimiliki oleh penanam modal dalam negeri. RENJA Dinas Energi dan Sumber Daya Mineral Kabupten Donggala Tahun 2015 9 3.9 Pembinaan dan pengawasan pelaksanaan tenaga usaha ketenagalistrikan yang isinnya diberikan oleh kabupaten / kota. 3.10 Penyediaan listrik pedesaan di wilayah kabupaten / kota. 3.11 Pengangkatan dan pembinaan inspektur ketenagalistirkan serta pembinaan jabatan fungsional kabupaten / kota. 4. Bidang Minyak dan Gas bumi. 4.1 Perhitungan produksi dan realisasi lifting minyak bumi dan gas bumi bersama pemerintah. 4.2 Pemberian rekomendasi penggunaan wilayah kerja kontrak kerja sama untuk kegiatan lain diluar kegiatan migas pada wilayah kabupaten / kota. 4.3 Pemberian izin pembukaan kantor perwakilan perusahaan di sub sektor migas. 4.4 Pengawasan pengendalian pendistribusian dan tata niaga bahan bakar minyah dari agen dan pangkalan dan sampai konsumen akhir diwilayah kabupaten / kota. 4.5 Pemantauan dan inventarisasi penyediaan, penyaluran dan kualitas harga BBM serta melakukan analisa dan evaluasi terhadap kebutuhan / penyediaan BBM di wilayah kabupaten / kota. 4.6 Pemberian rekomendasi pendirian kilang dan tempat penyimpangan migas. RENJA Dinas Energi dan Sumber Daya Mineral Kabupten Donggala Tahun 2015 10 4.7 Pemberian izin lokasi pendirian Stasiun Pengisian Bahan Bakar untuk Umum (SPBU). 4.8 Pemberian rekomendasi pendirian gudang bahan peledak dalam rangka kegiatan usaha migas di daerah operasi di dataran dan di daerah operasi di daratan dan di daerah operasi pada wilayah kabupaten / kota dan 1/3 (sepertiga) dari wilayah kewenangan provinsi. 4.9 Pengangkatan dan pembinaan inspektur migas serta pembinaan jabatan fungsional kabupaten / kota. Untuk mengelola Kewenangan tersebut maka Dinas Energi dan Sumber Daya Mineral sebagai unsur pelaksana Pemerintah Daerah yang berada dibawah dan bertanggung jawab kepada Bupati Donggala melalui Sekretaris Daerah, berdasarkan Peraturan Daerah (PERDA) Nomor 12 Tahun 2009, mempunyai tugas melaksanakan kewenangan otonomi daerah di Bidang Energi dan Sumber Daya Mineral. Dalam melaksanakan tugas tersebut Dinas Energi dan Sumber Daya Mineral melaksanakan fungsi : a. Perumusan kebijakan teknis di Bidang Energi dan Sumber Daya Mineral; b. Pemberian Perizinan dan Pelaksanaan Pelayanan Umum; c. Pembinaan terhadap Unit Pelaksana Teknis Dinas dan Kelompok Jabatan Fungsional; dan RENJA Dinas Energi dan Sumber Daya Mineral Kabupten Donggala Tahun 2015 11 d. Pengelolaan Urusan Ketatausahaan. Struktur Organisasi Dinas Energi dan Sumber Daya Mineral Kabupaten Donggala terdiri atas 1(satu) Eselon II-B; 1 (Satu) eselon III-A; 4(empat) eselon III-B; dan 11 (sebelas) eselon IV-A. Rincian Struktur Organisasi Dinas ESDM adalah sebagai berikut: 1. Kepala Dinas Energi dan Sumber Daya Mineral 2. Sekretaris Dinas Energi dan Sumber Daya Mineral, membawahi 3 (tiga) Sub bagian, yaitu: 2.1 Sub Bagian Kepegawaian dan Umum; 2.2 Sub Bagian Keuangan dan Aset; dan 2.3 Sub Bagian Perencanaan Program. 3. Bidang Pertambangan Umum, membawahi 3 (tiga) seksi, yaitu: 3.1 Seksi Pelayanan Jasa Usaha 3.2 Seksi Pembinaan Jasa Usaha Pertmbangan, Kelistrikan dan Migas; 3.3 Seksi Pengelolaan Produksi Pertambangan dan Jasa Lainnya. 4. Bidang Geologi, Minerbapabum; membawahi 3(tiga) seksi, yaitu: 4.1 Seksi Pengembangan Geologi, Penataan dan Pencadangan Wilayah; 4.2 Seksi Inventarisasi sumber daya Minerbapabum dan air tanah; RENJA Dinas Energi dan Sumber Daya Mineral Kabupten Donggala Tahun 2015 12 4.3 Seksi Pengawasan Konservasi Minerbapabum & air tanah. 5. Bidang Kelistrikan dan Pemanfaatan Energi, membawahi 2 (dua) seksi, yaitu: 5.1 Seksi Pengembangan dan Pemanfatan Tenaga Listrik dan Energi; 5.2 Seksi Pengelolaan Usaha Jasa, Pemanfaatan Listrik & Energi. 6. Bidang Minyak dan Gas Bumi (Migas), membawahi 2 (dua) Seksi, yaitu: 6.1 Seksi Pengelolaan Usaha Migas; 6.2 Seksi Pengelolaan Jasa Penunjang Migas. 7. Unit Pelaksana Teknis Dinas (UPTD). 8. Kelompok Jabatan Fungsional. 1.3. Maksud dan Tujuan Adapun maksud dan tujuan dari Penyusunan Rencana Kinerja (Renja) 2015 ini, adalah untuk menindaklanjuti tujuan dan sasaran dari Rencana Strategis Satuan Kerja Perangkat Daerah (Renstra SKPD) 2014-2019 Dinas Energi dan Sumber Daya Mineral Kabupaten Donggala yang tertuang dalam program dan kegiatan lima tahunan. RENJA Dinas Energi dan Sumber Daya Mineral Kabupten Donggala Tahun 2015 13 Dalam penyusunan Rencana Kinerja Tahunan 2015 ini berdasarkan skala prioritas, yang terdiri dari beberapa program dan kegiatan dimana jika dalam pelaksanaan kegiatan-kegiatan tersebut secara optimal maka sasaran dari Renstra diharapkan dapat tercapai dengan baik. Adapun program dan kegiatan yang tertuang dalam Rencana Kinerja (Renja) 2015 dapat dilihat pada table lampiran Kekuatan sumber daya Manusia, sarana dan prasarana lainnya pada Dinas Energi dan Sumber Daya Mineral Kabupaten Donggala adalah sebagai berikut : 1. Sumber Daya Manusia Untuk melaksanakan tugas pokok dan fungsinya, Dinas Pertambangan dan Energi Kabupaten Donggala didukung oleh Sumber Daya Manusia (SDM) yang terdiri dari : a. Pegawai Berdasarkan Golongan - Golongan IV : - Golongan III : 16 Orang - Golongan II : 10 Orang - Golongan I : - PHL : 23 Orang Jumlah 3 Orang 1 Orang : 53 Orang 1.2 Pegawai Berdasarkan Eselon - Pejabat Eselon II-B RENJA Dinas Energi dan Sumber Daya Mineral Kabupten Donggala Tahun 2015 : 1 Orang 14 - Pejabat Eselon III-A : 1 Orang - Pejabat Eselon III-B : - Pejabat Eselon IV-A : 11 Orang - Staf Non Eselon : 26 Orang 3 Orang 1.3 Pegawai Berdasarkan Pendidikan Formal - S2 terdiri dari : * S2 Manajemen : 1 Orang * S2 Perencanaan Wilayah Pedesaan : 3 Orang - S1 terdiri dari : * Sarjana Geologi : 1 Orang *Sarjana Pertambangan : 1 Orang * Sarjana Geodesi : 2 Orang * Sarjana Perminyakan : 1 Orang * Sarjana Kimia : 1 Orang * Sarjana Ekonomi : 2 Orang * Sarjana Adm. Negara : 5 Orang * Sarjana Hukum : 2 Orang * Sarjana Komputer : 1 Orang - SLTA/SMK : 11 Orang - SLTP : 1 Orang 2. Sumber Daya Sarana dan Prasarana Untuk kelancaran pelakasanan tugas operasional Dinas ESDM didukung oleh sarana – prasarana terdiri dari : Kendaraan Roda Empat = 5 Unit (baik) Kendaraan roda dua = 16 Unit (baik) Komputer = 10 Unit (6 baik, 4 rusak berat) RENJA Dinas Energi dan Sumber Daya Mineral Kabupten Donggala Tahun 2015 15 Laptop = 9 Unit (1 rusak berat) Infocus = 2 Unit (baik) Mesin ketik = 3 Unit (baik) Printer = 10 Unit (baik) Meja Gambar = 1 Unit (rusak berat) Alat Ukur Teodolit = 1 Unit (baik) Palu Geologi = 2 Unit (baik) Kompas Geologi = 1 Unit (baik) Meja Kerja = 32 Buah (baik) Kursi Staf = 34 Buah (baik) Kursi Pejabat = 22 Unit (2 rusak berat) Lemari Peta = 1 Buah (baik) Lemari Arsip = 12 Buah (baik) Lemari Sorong = 5 Mesin Genset Listrik = 1 Buah (baik) OHP = 1 Buah (rusak) Kamera Digital = 5 Buah (baik) Handy Cam = 2 Buah (1 baik, 1 rusak berat) Handy Talky (HT) = 2 Buah (baik) Televisi ( TV ) 21 Inc = 2 Buah (baik) Alat Ukur Geolistrik = 1 Unit (rusak) AC Split = 22 Unit (baik) Brankas = 2 Unit (baik) Kipas Angin = 2 Unit (baik) Tape Recorder = 1 Unit (baik) Mesin Pemotong Rumput = 1 Unit (baik) Dispenser = 1 Unit (baik) Kulkas Merk Polytron = 1 buah (baik) Kipas Angin Gantung = 5 Unit (rusak berat) RENJA Dinas Energi dan Sumber Daya Mineral Kabupten Donggala Tahun 2015 Buah (rusak berat) 16 Interkom/Aipon = 6 Unit (baik) Layar Infocus = 2 Unit (baik) RENJA Dinas Energi dan Sumber Daya Mineral Kabupten Donggala Tahun 2015 17 BAB II EVALUASI PELAKSANAAN RENJA TAHUN LALU Program dan Kegiatan dalam Lingkup Dinas Energi dan Sumber Daya Mineral Kabupaten Donggala terdiri atas 7 (tujuh) program dan 10 (sepuluh) kegiatan yang diusulkan melalui RENJA 2013. Penetapan program dan kegiatan tersebut dilakukan berdasarkan nomenklatur sesuai permendagri no. 13/2005; dan berpedoman pada Peraturan Pemerintah No: 38 Tahun 2007, dan Peraturan Pemerintah N0: 41 Tahun 2007. serta berdasarkan visi dan misi yang dipaparkan sebelumnya. Pelaksanaan Program dan Kegiatan tersebut dirinci selama lima tahun, yang terdiri atas : 2.1. Program Pelayanan Administrasi Perkantoran. Program ini dijabarkan dalam kegiatan Penyediaan jasa pelayanan perkantoran mencakup aspek ketatalaksanaan administrasi, keuangan, dan kepegawaian; untuk memenuhi kebutuhan pelaksanaan program dan kegiatan lainnya. Sumber dana yang diperlukan untuk membiayai kegiatan ini dapat bersumber dari dana alokasi umum (DAU) ataupun dari dana daerah lainnya (PAD). Realiasi pelaksanaan kegiatan ini melalui Renja Tahun 2013 terlaksana 100% RENJA Dinas Energi dan Sumber Daya Mineral Kabupten Donggala Tahun 2015 18 2.2. Program Peningkatan Sarana dan Prasarana Aparatur Pada Program ini dilaksanakan program Lanjutan Pembangunan Gedung Kantor permanen Dinas Energi Sumber Daya Mineral yang diperlukan untuk menunjang kelancaran tugas pelayanan publik terutama yang berhubungan dengan perkembangan pembangunan di bidang energi dan sumber daya mineral. Yang merupakan faktor utama menyongsong tahun investasi bidang energi dan sumberdaya mineral 2015; yang menjadi alasan prioritas pembangunan kantor tetap / permanen, dan pelaksanaan kegiatan ini mencapai 100% 2.3. Program Pembinaan dan Pengawasan Bidang Pertambangan. Program ini dijabarkan dalam 2 (dua) kegiatan, yaitu: a. Koordinasi dan Pendataan Hasil Produksi di Bidang Pertambangan. Kegiatan ini difokuskan pada koordinasi pendataan hasil produksi dalam satuan volume kubikasi (m3) untuk pemanfaatan lokal. Dimana data hasil produksi tersebut digunakan sebagai dasar acuan bagi perhitungan penetapan besarnya pajak oleh instansi yang yang berwenang dalam penetapan pajak. Pelaksanaan kegiatan ini berjalan 100%. RENJA Dinas Energi dan Sumber Daya Mineral Kabupten Donggala Tahun 2015 19 b. Pengawasan Terhadap Pelaksanaan Kegiatan Penambangan Bahan Galian Batuan. - Pendanaan yang membiayai Kegiatan ini adalah bersumber dari dana alokasi umum (DAU) yang terdiri atas biaya tetap sebagai honor pengelola kegiatan, dan biaya variabel terutama transport lapangan plus lumpsum lokal, bagi Tim Pengawas yang ditugaskan. - Kendala\ pelaksanaan ialah adanya sejumlah pengusaha tambangan galian batuan yang dengan sengaja memperlambat pembayaran pajak. Serta adanya pengusaha yang nakal yang menimbulkna masalah lahan dan meresahkan masyarakat. - 2.4. Pelaksanaan kegiatan ini berjalan 100 %. Program Pengawasan dan Penertiban Kegiatan Pertambangan Rakyat yang berpotensi merusak lingkungan. Program ini dijabarkan dalam kegiatan Monitoring, Evaluasi dan Pelaporan dampak kerusakan lingkungan akibat kegiatan rakyat. Kegiatan ini merupakan satu paket yang pelaksanaannya dapat dilakukan sekaligus, monitoring, evaluasi dan pelaporan, tentang dampak kerusakan lingkungan akibat kegiatan rakyat. RENJA Dinas Energi dan Sumber Daya Mineral Kabupten Donggala Tahun 2015 Pelaksanaan 20 kegiatan ini tidak tertuang sebagai kegiatan angaran berbasis kinerja karena tidak tersedianya anggaran khusus untuk kegiatan ini. b. Penertiban terhadap kegiatan pertambangan rakyat dan Usaha Pertambangan Tanpa Izin (PETI). Kegiatan Penertiban dimaksudkan disini adalah penertiban terkait dengan hasil monitoring lapangan sebagaimana yang dijelaskan sebelumnya tidak termasuk sebagai kegiatan berbasis kinerja karena tidak tersedianya anggaran pendukung tahun 2013. 2.5. Program Pembinaan Usaha Pertambangan Mineral Batubara dan Panas Bumi. Program ini dijabarkan dalam 3 (tiga) kegiatan yang terdiri dari : a. Pembinaan dan Pengusahaan Kegiatan Pertambangan Kegiatan Pertambangan Pembinaan adalah dan kegiatan Pengusahaan yang difokuskan Kegiatan untuk pembinaan pengusaha pertambangan batuan, berpedoman pada nomenklatur Permendagri nomor : 13 Tahun 2006. Kegiatan ini berjalan 100 % diantaranya dengan tambahan subkegiatan terkait dengan wilayah Kerja Panas Bumi. RENJA Dinas Energi dan Sumber Daya Mineral Kabupten Donggala Tahun 2015 21 b. Pemutakhiran database WIUP Mineral Batuan Kegiatan Pemutakhiran database pada tahun 2013 telah terlaksana sesuai dengan Renja tahun 2013, yang menghasilkan perbaikan data-data perusahaan tambang batuan, yang berada di wilayah Kabupaten Donggala, dan pencapaian kinerja 100% c. Penyusunan Rencana Umum Wilayah Usaha Pertambangan Kabupaten Donggala Tahun 2009-2013. Kegiatan ini dilaksanakan sesuai Renja 2013 untuk menyusun rencana pelaksanaan pertambangan yang dilakukan diwilayah Kabupaten Donggala khusus bahan galian Mineral Logam, dan realisasi kegiatannya 100% 2.6. Program Pengembangan Geologi Daerah. Program ini dijabarkan dalam kegiatan Pemetaan dan Inventarisasi sumber daya mineral perwilayah kecamatan yang menghasilkan dukumen untuk mempermudah mengetahui potensi dan sumber daya mineral yang ada di wilayah Kabupaten Donggala, dan kegiatan ini dilaksanakan di 4 (empat) wilayah Kecamatan dan mencapai hasil kinerja 100% 2.7. Program Pembinaan dan Pengembangan Bidang Ketenaga Listrikan. RENJA Dinas Energi dan Sumber Daya Mineral Kabupten Donggala Tahun 2015 22 Program ini dilaksanakan dengan kegiatan Koordinasi Pengembangan Ketenagalistrikan sesuai Rencana Kerja 2013, yang melakukan pemasangan Lampu Penerangan Jalan Umum (LPJU) dan pemasangan KWh meter sebagai dasar pembayaran tagihan Lampu Penerangan Jalan Umum (LPJU) pada PLN, dan menghasilkan pekerjaan 100%. 2.8. Program Peningkatan Kualitas Jasa Pelayanan Sarana dan Prasarana Migas. Program ini dijabarkan dalam 3 (tiga) kegiatan, yaitu : a. Pembinaan Usaha Hilir Minyak dan Gas Bumi. Kegiatan Pembinaan Usaha Hilir Migas adalah wujud kegiatan yang berorientasi pada pengendalian distribusi dan pemanfaatan bahan bakar minyak tanah (BBMT) sampai ke tingkat masyarakat pengguna, dan pemanfaatan BBM Non Subsidi untuk industri khusunya pada para perusahaan pertambangan. Kegiatan ini tertuang dalam RKA 2013 dan pelaksanaannya dapat berjalan dengan lancar walaupun dana tersedia terbatas. b. Sosialisasi Konversi BBMT ke BB Gas. c. Inventarisai Pemanfaatan BBM untuk Industri. Kedua kegiatan di atas tidak tertampung dalam RKA 2013 karena keterbatasan anggaran. RENJA Dinas Energi dan Sumber Daya Mineral Kabupten Donggala Tahun 2015 23 BAB III TUJUAN, SASARAN PROGRAM DAN KEGIATAN 3.1 Tujuan dan Sasaran Kerja SKPD Tujuan dan sasaran Rencana Kinerja Satuan Kerja Perangkat Daerah Dinas Energi dan Sumber Daya Mineral Kabupaten Donggala tidak terlepas dari Rencana Strategi lima tahunan melalui pernyataan Visi dan misi sbeagai berikut. A. Visi Pernyataan Visi, disusun dengan memperhatikan perkembangan pengelolaan sumberdaya mineral dan energi dipadukan dengan kebutuhan masyarakat melalui penjaringan berbagai issue terutama selang lima tahun sebelumnya. Selain itu pernyataan Visi juga disusun dengan mempedomani Visi Bupati dan Wakil Bupati terpilih periode 2014 – 2019. Pernyataan Visi Dinas Energi dan Sumberdaya Mineral Kabupaten Donggala, adalah : “Terwujudnya Pengelolaan Sumber Daya Mineral dan Energi, yang ramah lingkungan serta berkelanjutan, sebagai sarana peningkatan kesejahteraan masyarakat Kabupaten Donggala Tahun 2019”. RENJA Dinas Energi dan Sumber Daya Mineral Kabupten Donggala Tahun 2015 24 B. Misi Seperti halnya pernyataan Visi, pernyataan Misi disusun dengan memperhatikan perkembangan pengelolaan sumberdaya mineral dan energi dipadukan dengan kebutuhan masyarakat melalui penjaringan berbagai issue. Selain itu Misi juga disusun dengan mempedomani Misi Bupati dan Wakil Bupati terpilih periode 2014 – 2019. Berdasarkan hal tersebut Misi disusun atas 6 point, yaitu: 1. Mewujudkan Penataan Terhadap Usaha Pertambangan Rakyat. 2. Mewujudkan Sistem Pengawasan dan Monitoring Dampak Lingkungan yang terkoordinasi, terhadap kegiatan eksplorasi dan Operasi Produksi Pertambangan Mineral Batubara, Panas Bumi, dan Energi. 3. Mewujudkan Penyediaan Sistem Informasi Sumberdaya Geologi, Mineral, Batubara, Panas Bumi dan Energi. 4. Mewujudkan Pelayanan Maksimal terhadap Usaha Hilir Migas. 5. Mewujudkan Ketersediaan Energi yang memadai melalui Pembangunan Kelistrikan untuk memenuhi kebutuhan listrik masyarakat dan industri. 6. Mewujudkan Kualitas SDM Aparatur yang Terampil dan Profesional di Dinas ESDM. RENJA Dinas Energi dan Sumber Daya Mineral Kabupten Donggala Tahun 2015 25 C. Tujuan 1. Meningkatkan pelaksanaan tugas-tugas pelayanan bidang energi dan sumberdaya mineral secara efektif dan efisien. 2. Meningkatkan pembinaan dan pengawasan usaha pertambangan. 3. Mengendalikan dan menertibkan usaha pertambangan yang berpotensi merusak lingkungan. 4. Meningkatkan usaha pertambangan mineral, batubara dan panas bumi, untuk mendukung peningkatan pendapatan daerah. 5. Mengidentifikasi sumber energi, potensi tambang serta ketersediaan informasi bidang geologi. 6. Meningkatkan ketersediaan energi/listrik untuk masyarakat, industri secara umum serta daerah terpencil dan kepulauan. 7. Meningkatkan Kualitas Jasa Pelayanan sarana dan prasarana Migas. D. Sasaran Sasaran yang hendak dicapai, adalah : 1. Terselenggaranya pelaksanaan tugas-tugas pelayanan bidang energi dan sumberdaya mineral secara optimal, efektif dan efisien 2. Terarahnya pengelolaan usaha pertambangan secara berkelanjutan dengan memperhatikan kelestrian lingkungan hidup. 3. Terkendalinya pengelolaan usaha pertambangan pertambangan yang rakyat dan berkelanjutan terciptanya dengan memperhatikan kelestarian lingkungan hidup. RENJA Dinas Energi dan Sumber Daya Mineral Kabupten Donggala Tahun 2015 26 4. Terciptanya sumber pendapatan daerah melalui usaha pertambangan mineral, batubara dan panas bumi. 5. Teridentifikanya potensi sumberdaya alam / geologi daerah. 6. Terpenuhinya kebutuhan energi bagi masyarakat dan industri yang bersumber dari PLN maupun energi alternatif lainnya. 7. 3.2 Meningkatnya kualitas jasa pelayanan sarana dan prasarana migas. Program dan Kegiatan Program dan Kegiatan dalam Lingkup Dinas Energi dan Sumber Daya Mineral Kabupaten Donggala terdiri atas 8 (delapan) program dan 12 (dua belas) kegiatan. Penetapan program dan kegiatan tersebut dilakukan berdasarkan nomenklatur sesuai permendagri no. 13/2005; dan berpedoman pada Peraturan Pemerintah No: 38 Tahun 2007, dan Peraturan Pemerintah N0: 41 Tahun 2007. serta berdasarkan visi dan misi yang dipaparkan sebelumnya. Pelaksanaan Program dan Kegiatan tersebut dirinci selama lima tahun, yang terdiri atas : 3.2.1 Program Pelayanan Administrasi Perkantoran. Program ini dijabarkan dalam dua kegiatan, yaitu: Penyediaan Jasa Pelayanan Perkantoran Penyediaan jasa pelayanan perkantoran mencakup aspek ketatalaksanaan RENJA Dinas Energi dan Sumber Daya Mineral Kabupten Donggala Tahun 2015 administrasi, keuangan, dan 27 kepegawaian; untuk memenuhi kebutuhan pelaksanaan program dan kegiatan lainnya. Biaya yang disediakan berupa biaya tetap seperti gaji pegawai dan biaya variabel. Sumber dana yang diperlukan untuk membiayai kegiatan ini dapat bersumber dari dana alokasi umum (DAU) ataupun dari dana daerah lainnya (PAD). 3.2.2 Program Peningkatan Sarana dan Prasarana Aparatur. Pada Program ini dilaksanakan kegiatan Pengadaan Kendaraan Dinas/Operasional Kantor pada Dinas Energi Sumber Daya Mineral yang diperlukan untuk menunjang kelancaran tugas pelayanan publik terutama yang berhubungan dengan mobilisasi pegawai dan pelaksanaan teknis kegiatan di bidang energi dan sumber daya mineral seperti survey, monitoring, dll yang dapat menunjang investasi bidang energi dan sumberdaya mineral tahun 2015; yang menjadi alasan prioritas kegiatan tersebut, pelaksanaan kegiatan ini diharapkan mencapai 100%. Adapun kegiatan lain yang berkenaan pada program yaitu Pengadaan Sarana dan Prasarana Kantor yang diharapkan tercapai 100% RENJA Dinas Energi dan Sumber Daya Mineral Kabupten Donggala Tahun 2015 28 3.2.3. Program Pembinaan dan Pengawasan Bidang Pertambangan. Program ini dijabarkan dalam 3 (tiga) kegiatan, yaitu: a. Koordinasi dan Pendataan Tentang Hasil Produksi di Bidang Pertambangan. Pendanaan yang membiayai Kegiatan ini adalah bersumber dari dana alokasi umum (DAU) yang terdiri atas belanja langsung sebagai honor pengelola dan biaya variabel terutama transport lapangan plus lumpsum lokal. Kegiatan ini difokuskan pada koordinasi pendataan hasil produksi dalam satuan volume kubikasi (m3). Dimana data hasil produksi tersebut digunakan sebagai dasar acuan bagi perhitungan penetapan besarnya pajak oleh instansi yang yang berwenang dalam penetapan pajak. Tugas utama dalam kegiatan ini adalah menghimpun data hasil perhitungan produksi pertambangan mineral batuan dari petugas pengawasan produksi (tim), yang sudah ditetapkan. Produksi pertambangan yang saat ini masih menjadi primadona PAD bagi Kabupaten Donggala dan kemungkinan sampai lima tahun ke depan adalah produksi pertambangan batuan (galian C). Perhitungan hasil produksi dikoordinasikan dengan instansi atau institusi terkait seperti Dinas Pendapatan Daerah, serta RENJA Dinas Energi dan Sumber Daya Mineral Kabupten Donggala Tahun 2015 29 instansi yang terkait dengan pelabuhan serta pekerjaan umum konstruksi lokal yang ada di SKPD. Pendataan hasil produksi yang ditekankan adalah pada saat produk mineral batuan (galian C) siap muat untuk diangkut ke daerah pasar sasaran. Dalam hal ini terdapat dua pasar sasaran yaitu pasar antar pulau dan lokal. Untuk pasar sasaran antar pulau pendataan dilakukan langsung melalui pengukuran di tongkang sesuai kondisi tongkang dimana pengukuran dilakukan oleh tim pengawasan produksi yang ditugaskan saat itu. Sedangkan untuk penggunaan lokal dilakukan dengan dua cara. Cara pertama dengan langsung perhitungan di hulu tambang dengan menggunakan muatan truck dengan assumsi muatan truck sudah diketahui/disepakai dalam satuan volume kubikasi (m3). Cara kedua adalah perhitungan langsung terhadap rencana penggunaan dan jenis material. Dasar perhitungan dilakukan dengan menggunakan Rencana Anggaran Biaya (RAB) dari suatu proyek pembangunan fisik / konstruksi fisik. Biaya variabel dari Kegiatan koordinasi dan pendataan hasil produksi dapat digunakan untuk mendapatkan RAB tersebut dengan harapan kegiatan koordinasi dilakukan baik ke tingkat Pemerintah Propinsi maupun ke Pemerintah RENJA Dinas Energi dan Sumber Daya Mineral Kabupten Donggala Tahun 2015 30 Kabupaten dalam lingkup SKPD yang melakukan kegiatan pembangunan / konstruksi fisik yang memanfaatkan batuan (galian C), dari wilayah kerja pertambangan Kabupaten Donggala. b. Pengawasan Terhadap Pelaksanaan Kegiatan Pertambangan Bahan Galian Batuan. Pendanaan yang membiayai Kegiatan ini adalah bersumber dari dana alokasi umum (DAU) yang terdiri atas biaya tetap sebagai honor pengelola kegiatan, dan biaya variabel terutama transport lapangan plus lumpsum lokal, bagi Tim Pengawas yang ditugaskan. Pelaksanaan Kegiatan pengawasan ini difokuskan pada aspek pertambangan mineral dan batuan, yaitu: Kegiatan Pertambangan berizin (legal). Pada saat ini kegiatan difokuskan pada pertambangan batuan (galian C) yang sudah terbit izin operasionalnya. Lokasi-lokasi tambang batuan yang saat ini perlu dipantau secara berkala antara lain: di Kecamatan Banawa wilayah Lolioge, Lolipesua, Lolidondo, Lolitasiburi, keseluruhannya mencakup 10 perusahaan, Kecamatan Tanatovea pada wilayah Sungai Bale-Guntarano mencakup 1 perusahaan, Kecamatan Labuan pada wailayah Sungai Labuan mencakup 6 perusahaan, RENJA Dinas Energi dan Sumber Daya Mineral Kabupten Donggala Tahun 2015 31 Kecamatan Sindue pada wilayah Sungai Toaya 2 perusahaan dan Masaingi 1 perusahaan, Kecamatan Tombusabora pada wilayah Sungai Tibo 2 perusahaan, Kecamatan Sindue Tobata pada Sungai Alindau mencakup 3 perusahaan, Kecamatan Sirenja pada wilayah Sungai Dampal 1 perusahaan, wilayah Sungai Tompe 4 perusahaan. Selain itu sejumlah kegiatan penambangan yang melayani kebutuhan lokal proyek juga perlu dipantau dan diawasi sehubungan dengan aspek lingkungan sekitarnya. Lokasi kegiatan tersebut tersebar dalam wilayah Kabupaten Donggala dan tidak menetap waktu dan tempatnya dalam setiap periode penambangan. Karena itu pemantauan dan pengawasan ini menimbulkan biaya variabel yang harus disiapkan sesuai kondisi dan jarak kesampaian ke lokasi tambang. Aktifitas Perusahaan dalam melakukan penggalian harus diawasi dan dipantau secara berkala. Aspek teknis yang dipantau dan diawasi adalah: - tatacara penggalian, yang harus berorientasi pada bagaimana kelak akhir bentuk topografi lereng bukit ataupun badan sungai, sampai pada ambang batas yang RENJA Dinas Energi dan Sumber Daya Mineral Kabupten Donggala Tahun 2015 diizinkan, sesuai umur tambang yang 32 diberikan. Dan ini terutama diberlakukan terhadap perusahaan aktif yang mempunyai izin operasional. - teknik penggalian sedemikian rupa agar tidak merusak lingkungan dalam arti yang signifikan. - pengawasan dampak lingkungan berpedoman pada UKL dan UPL yang disusun oleh pemrakarsa atau pihak yang direkomendasi perusahaan yang bersangkutan. c. Pengawasan Eksplorasi Pertambangan Mineral Logam. Biaya yang diperlukan untuk kegiatan ini terdiri atas biaya tetap bagi pengelola kegiatan dan biaya variabel untuk kebutuhan lumpsum lapangan, lokal, terutama bagi Tim transport Pengawas lapangan yang plus ditugaskan. Pendanaan yang membiayai Kegiatan ini dapat bersumber dari dana alokasi umum (DAU). Tiga komponen utama yang menjadi prioritas dalam kegiatan pengawasan ini, yaitu: Pengawasan Eksplorasi. Ketiga komponen pengawasan ini harus dilakukan secara berkala. Komponen Pertama: Pengawasan Eksplorasi, mencakup pengawasan terhadap kegiatan perusahaan atau usaha perorangan, yang RENJA Dinas Energi dan Sumber Daya Mineral Kabupten Donggala Tahun 2015 33 melakukan pencarian mineral biji, batuan, batubara, dan titik panas bumi (minerbapabum) yang telah mendapatkan izin resmi (secara legal). Kegiatan eksplorasi meliputi semua bentuk tahapan kegiatan sesuai UU dan peraturan yang berlaku baik untuk mineral biji, batuan, dan batubara (minerba) maupun panas bumi (pabum); yang meliputi: penelitian pendahuluan /detail; eksplorasi umum/ rinci; (feasibility study). sampai pada study kelayakan Semua kegiatan eksplorasi yang bersifat bagian dari study kelayakan dalam rangka mengetahui besarnya potensi terukur, merupakan tugas pengawasan eksplorasi. Fokus pengawasan eksplorasi adalah : a). Kegiatan dilakukan di wilayah kerja pertambangan (WKP) yang sudah ditetapkan; b). Tidak memasuki Wilayah terlarang menurut undang-undang yang lindung/cagar alam); berlaku (misalnya wilayah hutan c). Tidak melakukan pengambilan contoh ruah melebihi ketentuan yang dibolehkan seperti pada batubara dan biji emas; d). Setiapkali pembongkaran lahan untuk mendapatkan contoh ruah mineral biji, batuan, batubara dalam takaran volume tertentu harus berdasarkan izin khusus pembongkaran atau RENJA Dinas Energi dan Sumber Daya Mineral Kabupten Donggala Tahun 2015 pengambilan contoh ruah, dan 34 melaporkannya melalui Dinas Energi dan Sumber Daya Mineral (Dinas ESDM) atas nama Bupati; yang sudah dikoordinasikan dengan instansi teknis terkait seperti kehutanan / perkebunan, dan diyakini tidak merusak lingkungan secara signifikan menurut ambang batas yang ditetapkan. Mengingat aspek pengawasan eksplorasi mencakup wilayah yang cukup luas, maka dibutuhkan bantuan dan kerjasama dengan pihak Camat dan Pemerintah Desa dimana lokasi eksplorasi dilakukan. Hal ini akan berpengaruh terhadap besarnya biaya variabel (variabel cost). Komponen Kedua: Pengawasan Produksi, mencakup kegiatan produksi hulu dan hilir. Pada kegiatan hulu mencakup aktifitas penambangan pemindahan (penggalian material ke di lokasi mulut pabrik tambang), yang menggunakan dumptruck, atau alat angkut lain. dan biasanya Sedangkan pada aspek hilir meliputi: kegiatan pengolahan dan pemurnian, pemisahan antar jenis, prosesing menurut permintaan pasar, sampai pada pemuatan ke alat angkut darat maupun laut untuk tujuan pemasaran. Fokus kegiatan pengawasan produksi hulu adalah luasan yang ditambang/digali, ambang batas kedalaman RENJA Dinas Energi dan Sumber Daya Mineral Kabupten Donggala Tahun 2015 35 penggalian pada wilayah sungai atau ambang batas dasar ketinggian dari muka laut pada wilayah bukit; volume pengambilan material dalam satuan tonase row of material (rom), serta sisa cadangan layak eksploitasi. Semua Hasil pengawasan produksi hulu harus dinyatakan secara tertulis dalam wujud berita acara hasil pengawasan. Fokus pengawasan produksi hilir adalah: berapa volume produksi yang dihasilkan setiap jenis mineral biji, batuan (galian C) dalam satuan kubikasi (m3); dan berapa jenis yang diproduksi. Pengukuran terhadap besaran volume produksi per jenis secara ril dilakukan pada saat material siap angkut ke pasar sasaran, baik dengan angkutan darat maupun angkutan laut. Pada pengawasan produksi ini semua hasil pengawasan harus dicatat dan ditetapkan besaran volumenya per-jenis dengan bukti tertulis dalam wujud berita acara pengukuran. Ada 2 manfaat dari hasil pengawasan produksi yaitu: a). untuk mendukung perhitungan kubikasi penetapan pajak, retribusi dan lainnya; b). Untuk menjadi bahan perhitungan konservasi wilayah. RENJA Dinas Energi dan Sumber Daya Mineral Kabupten Donggala Tahun 2015 36 Biaya variabel yang terkait dengan pelaksanaan komponen kedua ini mencakup upah kerja lapangan, biaya pemantauan dan pemeriksaan lapangan termasuk lumpsum. Komponen ketiga : Pengawasan Konservasi Wilayah Pertambangan, adalah pengawasan yang dilakukan secara simultan terhadap kegiatan eksplorasi dan produksi. Pengaruh variabel ekplorasi dan produksi terhadap tingkat kelayakan cadangan terukur harus dihitung dengan cermat. Pengawasan Konservasi dilakukan berdasarkan data hasil pengawasan eksplorasi dan produksi. Karena itu pengawasan konservasi tidak dilakukan di lapangan melainkan di kantor. Biaya komponen ketiga ini hanya terdiri dari biaya tetap berdasarkan tugas pokok pejabat Kepala Bidang dan Kepala Seksi (gaji dan tunjangan) yang membidangi tugas tersebut; serta biaya variabel terdiri dari upah kerja operator yang ditugaskan dan biaya operasional komputer yang dipergunakankan; serta biaya konsultasi konservasi wilayah Pertambangan pada Direktorat Minerbapabum Jakarta dalam wujud perjalanan dinas. Fokus pengawasan konservasi adalah menjaga keseimbangan antara besaran eksplorasi dan produksi yang RENJA Dinas Energi dan Sumber Daya Mineral Kabupten Donggala Tahun 2015 37 berdampak pada luasan lahan pertambangan. Apabila besaran produksi lebih besar dari hasil eksplorasi potensi maka berpengaruh negatif terhadap luasan lahan, yang berdampak pada berkurangnya umur rencana tambang. Oleh karena itu kegiatan pengawasan konservasi harus dilakukan secara optimal, secara berkala, untuk menunjang kesinambungan pengelolaan potensi dan produksi. Pada penambangan batuan (galian C) yang saat ini telah berorientasi pada PAD melalui pajak, maka konservasi diarahkan untuk menjaga keseimbangan pengelolaan potensi yang akan dieksploitasi dan kapasitas produksi. Dalam hal ini pengawasan konservasi dilakukan dengan cara menyiapkan data potensi yang akan dieksploitasi atau cadangan terukur dan kapasitas produksi yang bersumber dari setiap perusahaan. Selanjutnya mencari hubungan pengaruh kedua variabel tersebut terhadap jumlah penjualan dalam satuan kubikasi (m3). Volume pemasaran perhitungan penjualan dan akan diasumsikan pengangkutan diketahui sebagai antarpulau. faktor tingkat realisasi Dari hasil perolehan pendapatan daerah PAD secara berkelanjutan. RENJA Dinas Energi dan Sumber Daya Mineral Kabupten Donggala Tahun 2015 38 Sebaliknya bila jumlah kapasitas produksi melampaui batas ambang yang ditentukan akan berpengaruh pada dua hal yaitu: a). Perusahaan akan terkena aturan amdal yang berdampak terhadap biaya (cost) yang tinggi. Kapasitas produksi maksimum untuk tambang batuan (galian C) sebagai ambang batas adalah 214.000 m3 /tahun. Atau setara dengan 600.000 ton per tahun (rom). Aturan ini berdasarkan Kepmen Energi dan Sumber Daya Mineral nomor: 145.3/ESDM/2000, yang masih diberlakukan. Bila kapasitas produksi mencapai angka tersebut, maka perusahaan akan menanggung resiko beban biaya amdal. b). Bila suatu saat terjadi hubungan langsung yang saling berpengaruh antara kapasitas produksi dengan besar potensi tereksploitasi, maka umur rencana tambang akan berkurang. Potensi dapat habis terkuras untuk mendukung sebelum waktunya. Pada saat kini pengawasan konservasi diperlukan suatu alat analisis yang dipergunakan yaitu alat analisis program SPSS. Alat ini mendesak harus disediakan dan segera diadakan dalam satu paket dengan perangkat lunak lainnya dalam program windows-2007; dengan RENJA Dinas Energi dan Sumber Daya Mineral Kabupten Donggala Tahun 2015 39 harapan sejalan dengan pelaksanaan tugas sesuai dengan PP. No. 41/2007. Biaya variabel untuk langkah awal akan diperlukan untuk pengadaan alat analisis tersebut melalui pembelian perangkat komputer PC atau Laptop yang memuat program tersebut. 3.2.4. Program Pengawasan dan Penertiban Kegiatan Pertambangan Rakyat yang berpotensi merusak lingkungan. Program ini dijabarkan dalam 2 (dua) kegiatan, terdiri dari: a. Monitoring Pertambangan Rakyat yangBerpotensi Merusak Lingkungan. Kegiatan ini merupakan satu paket yang pelaksanaannya dapat dilakukan sekaligus, monitoring, evaluasi dan pelaporan, tentang dampak kerusakan lingkungan akibat kegiatan rakyat. Kegiatan monitoring dan evaluasi ini dilakukan secara berkala menggunakan dana alokasi umum (DAU). Kegiatan rakyat yang dimaksud disini adalah kegiatan penggalian/penambangan untuk mendapatkan sumberdaya mineral biji (biasanya biji emas), batuan (bahan galian RENJA Dinas Energi dan Sumber Daya Mineral Kabupten Donggala Tahun 2015 40 C/konstruksi ataupun industri), guna memenuhi kebutuhan hidup (ekonomi) rumah tangga dan keluarga. Usaha kegiatan rakyat melakukan penggalian pada umumnya tidak berdasarkan izin atau tidak pernah melaporkan diri untuk meminta izin. Kegiatan demikian lebih bersifat spontanitas dan spekulatif akibat desakan ekonomi keluarga. Mengingat bahwa kegiatan rakyat tersebut berdampak pada lingkungan sekitarnya, maka perlu dilakukan inventarisasi. Tujuan inventarisasi adalah untuk mendata personil, pelaku penambangan secara ril, agar tidak dimanfaatkan oleh pihak lain yang ingin mencari keuntungan sepihak. Kemudian dilakukan pembinaan teknis terhadap kegiatan lapangan. Pembinaan teknis tidak menjadi tugas utama dalam pelaksanaan monitoring dan evaluasi. Pembinaan teknis dilakukan melalui kegiatan tersendiri. Selanjutnya dari hasil monitoring, dilakukan evaluasi dan dibuatkan laporan, yang akan dijadikan sebagai dasar pengambilan kebijakan di tingkat pimpinan dalam hal ini Bupati atau setidak-tidaknya Kepala Dinas Energi dan Sumber Daya Mineral mewakili Bupati. Pada umumnya penggalian biji emas dilakukan oleh penduduk lokal yang memanfaatkan waktu sambil menunggu RENJA Dinas Energi dan Sumber Daya Mineral Kabupten Donggala Tahun 2015 41 musim petik kebun coklat atau cengkeh. Sedangkan penggalian lempung telah menjadi mata pencaharian sehari-hari guna memenuhi kebutuhan hidup dan ekonomi keluarga dan tidak bersifat komersial. Apabila telah dilakukan inventarisasi dan telah diketahui secara pasti siapa penambangnya, keluarganya, dimana lokasi titiknya, apakah dilakukan secara keluarga atau orang perorang, apakah penduduk setempat atau bukan, apakah lahan yang ditambang milik sendiri atau bukan, apakah diketahui oleh Kepala Desa, Dusun; maka secara berkala perlu dilakukan monitoring, evaluasi. Para penambang tersebut diarahkan sehubungan dengan usaha mereka untuk memenuhi hajat hidup dirinya dan keluarganya; tetapi mereka juga harus menghindari atau mengurangi bahaya risiko yang ditimbulkan apakah dampaknya terhadap mereka atau lingkungan sekitarnya. Semua hasil monitoring dilaporkan secara berkala misalnya per-triwulan dan secara terstruktur sehingga terdapat gambaran yang nyata bagi Pemerintah Daerah terutama Bupati mengenai kondisi ril lapangan. Berdasarkan gambaran tersebut lalu dievaluasi dan diberi bobot evaluasi terutama tingkat risiko bahaya yang kemungkinan tidak dapat di duga terjadinya. RENJA Dinas Energi dan Sumber Daya Mineral Kabupten Donggala Tahun 2015 42 Biaya yang timbul oleh kegiatan ini mencakup biaya tetap dan biaya variabel. Biaya variabel akan lebih besar sebanding dengan jarak dan lokasi kesampaian ke daerah penambangan. Orientasi kegiatan monitoring lebih bersifat sosial engineering, tidak ada target perolehan pendapatan bagi pemerintah daerah dan biasanya lebih bersifat kebijakan merakyat dari Pemerintah Daerah atau Bupati. Maka kegiatan monitoring yang dilakukan dalam hal ini, bertujuan mengawasi dan menghindarkan adanya usaha komersial atau usaha mencari untung oleh pihak lain atau tengkulak. Dalam hal ini biaya lingkungan (cost environment) akibat dampak kerusakan akan dibebankan kepada rakyat; secara proporsional sementara pemerintah melakukan pembinaan. Selain itu, rakyat tidak membayar retribusi atau biaya lain terkait dengan pengambilan mineral biji dan batuan tersebut dalam ukuran dan kadar tertentu, dan selama kegiatannya bersifat manual tidak menggunakan alat berat, alat-alat mekanik, dan atau bahan kimia aktif, dan kegiatan rakyat tersebut tidak bersifat komersial. Lokasi-lokasi yang sudah diinventarisir antara lain: RENJA Dinas Energi dan Sumber Daya Mineral Kabupten Donggala Tahun 2015 43 a). Penggalian biji emas sekunder di wilayah Balaesang Tanjung: Ketong, Malei, Kamonji, Walandano. b). Penggalian biji Emas sekunder di wilayah Sindue: Desa Lero. c). Penggalian lempung untuk pembuatan batubata, genteng, di wilayah Damsol: Lembah Mukti, Budi Mukti, Karya Mukti. d). Penggalian biji emas sekunder di Pinembani. e). Adapun penggalian biji emas sekunder di wilayah Gimpu dan di wilayah Pipikoro, karena telah masuk pada daerah Kabupaten Sigi, maka pelaksanaan pengawasannya tidak lagi menjadi kewenangan Dinas Energi dan Sumber Daya Mineral Kabupaten Donggala. b. Penertiban Pertambangan Tanpa Izin (PETI). Kegiatan penertiban Penertiban terkait dengan dimaksudkan hasil disini monitoring adalah lapangan sebagaimana yang dijelaskan sebelumnya pada point (3.1) di atas. Kegiatan penertiban dilakukan tidak secara berkala dan bersistem tetapi temporer dan hanya pada saat diperlukan berdasarkan kondisi yang terjadi dilapangan. Oleh karena itu RENJA Dinas Energi dan Sumber Daya Mineral Kabupten Donggala Tahun 2015 44 kegiatan penertiban merupakan tindak lanjut dari hasil monitoring dan evaluasi. Apabila berdasarkan hasil monitoring dan evaluasi diketahui ada penyimpangan kegiatan rakyat yang tidak lagi bersifat sekedar memenuhi hajat hidup ekonomi keluarga, tetapi secara signifikan telah menimbulkan dampak lingkungan, menggunakan alat-alat berat, alat mekanik, mesin-mesin, menggunakan tromol, menggunakan bahan kimia aktif, yang dapat mempengaruhi sistem ekologi lingkungan sekitarnya, maka kegiatan rakyat tersebut telah digolongkan kedalam kegiatan pertambangan tanpa izin (PETI). Maka dalam hal demikian diberlakukan aturan perundang-undangan yang telah ada, dan kepadanya perlu dilakukan pembinaan dan penertiban. Jika dapat diterbitkan izin operasionalnya maka pemerintah daerah menyeleksi persyaratan sesuai aturan yang berlaku dan dikenai pungutan retribusi atau pajak. Jika tidak terpenuhi maka kegiatan tersebut harus dihentikan karena bila dibiarkan akan menjadi kegiatan illegal mining. 3.2.5. Program Pembinaan Usaha Pertambangan Mineral Batubara dan Panas Bumi. Program ini dijabarkan dalam 2 (dua) kegiatan yang terdiri dari : RENJA Dinas Energi dan Sumber Daya Mineral Kabupten Donggala Tahun 2015 45 a. Pembinaan dan Pengusahaan Kegiatan Pertambangan Kegiatan Pertambangan Pembinaan adalah dan kegiatan Pengusahaan yang Kegiatan difokuskan untuk pembinaan pengusaha pertambangan batuan (galian C), berpedoman pada nomenklatur Permendagri nomor:13 Tahun 2006. Kegiatan ini berfokus pada aspek-aspek kepengusahaan, antara lain: a). Pembinaan terhadap pengusaha tambang mineral logam dan batuan yang izin operasionalnya masih berlaku. Dalam hal ini masih terdapat tidak kurang dari 30 (tiga puluh) perusahaan tambang yang perlu mendapatkan pembinaan l ebih lanjut. b). Pembinaan terhadap Assosiasi Pengusaha Tambang berkaitan dengan kesatuan pandang dan orientasi terhadap sasaran, pasar harga penjualan, dan kesepakatan-kesepakatan lainnya antar para pengusaha tambang galian batuan, yang diperlukan untuk mewujudkan kebersamaan dalam kepengusahaan bidang pertambangan galian batuan. RENJA Dinas Energi dan Sumber Daya Mineral Kabupten Donggala Tahun 2015 46 c). Pembinaan dan Pengendalian Kepengusahaan dengan menjalin upaya kerjasama terhadap Pemerintah Daerah yang menjadi pasar sasaran di Kalimantan atau di wilayah lainnya. d) Pembinaan K3 (Kesehatan Keselamatan Kerja) yang berhubungan dengan kepengusahaan dan kelangsungan siklus kegiatan penambangan. Pengawasan K3 yang berkaitan dengan ketenaga kerjaan tidak menjadi fokus perhatian dalam kegiatan ini. e) Total biaya yang diperlukan untuk Tahun 2014 adalah sebesar Rp. 200.000.000.- b. Pemutakhiran database Wilayah Izin Usaha Pertambangan Batuan/Mineral Logam. Kegiatan Pemutakhiran database diperlukan mendesak mengingat bahwa pencapaian Visi, Misi Tahun 2014 adalah sebagai tahun investasi di bidang energi dan sumberdaya mineral. Kegiatan ini perlu dibiayai dengan sumberdana alokasi umum (DAU). Pemutakhiran database dilakukan untuk menyusun kembali data base sebelum tahun 2009 sekaligus menyiapkan database pendukung visi, misi sampai 2013. Perbaikan dan RENJA Dinas Energi dan Sumber Daya Mineral Kabupten Donggala Tahun 2015 47 peningkatan sistem operasional berbasis Sistem Informasi Geografi (SIG) sangat mendesak diperlukan untuk mendukung semua sistem operasi komputer pengembangan usaha pertambangan Mineral batubara dan panas bumi, bahkan pengembangan energi. Total biaya yang diperlukan untuk Tahun 2015 sebesar Rp. 350.000.000 (Tiga ratus lima puluh juta rupiah). 3.2.6. Program Pengembangan Geologi Daerah. Program ini dijabarkan dalam 2 (dua) kegiatan yaitu: a. Inventarisasi dan Pemetaan Sumber Daya Mineral Perwilayah Kecamatan. Kegiatan dilakukan untuk menyiapkan database potensi sumber daya mineral pada setiap Kecamatan. Data potensi merupakan suatu intervasi dapat di tindak lanjuti menjadi bahan promosi pada investor dalam rangka menginventasi di bidang pertambangan Biaya yang diperlukan terkait pelaksanaan kegiatan ini bersumber dari dana alokasi umum (DAU) sebesar Rp. 400.000.000,- (empat ratus juta rupiah) RENJA Dinas Energi dan Sumber Daya Mineral Kabupten Donggala Tahun 2015 48 Kegiatan ini sifatnya penelitian sehingga lebih baik di kerja samakan atau di pihak ketigakan pada pihak swasta yang bergerak di bidang pertambagan atau kebumian. Pada Tahun 2012, telah dilakukan di 4 kecamatan yaitu Kec. Pinembani, Kec. Rio pakava, Kec. Banawa selatan, Kec. Banawa tengah. Pada Tahun 2013, kegiatan ini di lakukan di 4 (empat) Kecamatan yaitu, Tanantovea, Labuan, Sindue dan Kecamatan Sindue tumbusabora. Pada tahun 2014 kegiatan ini tidak ada, kegiatan lanjutan pada tahun 2015 di programkan di 4 (empat) kecamatan yaitu, Kec. Sindue tobata, Kec. Sirenja, Kec. Balaesang dan Kec. Balaesang Tanjung. Dan di rencanakan kegiatan ini pada tahun 2016 akan di adakan di kec. Damsol, Kec. Sojol dan Kec. Sojol Utara. b. Pemetaan Daerah/Titik Lokasi yang Rawan Bencana Geologi dan Sosialisasi. Kegiatan ini dilakukan seluruh wilayah Kabupaten Donggala secara bertahap, dimana pada tahun 2015 akan di fokuskan diwilayah pantai barat. RENJA Dinas Energi dan Sumber Daya Mineral Kabupten Donggala Tahun 2015 49 Hasil Inventarisasi dan pemetaan akan di sosialisasikan kepada masyarakat, kegiatan ini dapat di kerjasamakan pihak ke tiga dengan berpedoman pada ketentuan atau pandaganpandagan yang berlaku jumlaj biaya yang di butuhkan Rp. 250.000.000,- (dua ratus lima puluh juta). 3.2.7. Program Pembinaan dan Pengembangan Bidang Ketenaga Listrikan. Program ini dijabarkan dalam 1 (satu) kegiatan yaitu: a. Koordinasi Pengembangan Ketenaga listrikan. Kegiatan ini bersifat koordinasi dibidang ketenaga listrikan. Fokus kegiatan koordinasi pengembangan ketenaga listrikan adalah : a). Menginventarisir kebutuhan masyarakat akan kelistrikan melalui koordinasi dengan kepala desa dan camat, yang dibuktikan dengan dokumen yang didukung berita acara. Akan lebih baik jika hal ini dapat dilakukan melalui musyawarah perencanaan di tingkat desa sehingga perencanaannya benar-benar faktual. Tentu saja jika dimaksudkan untuk membangun jaringan dilakukan koordinasi dengan pihak PLN. RENJA Dinas Energi dan Sumber Daya Mineral Kabupten Donggala Tahun 2015 maka Tetapi jika 50 dimaksudkan untuk membangun pembangkit listrik tersendiri melalui PLTMH dan atau PLTS, maka syarat yang harus dipenuhi adalah tidak terjangkau jaringan PLN hingga minimal lima tahun kedepan, atau setidak- tidaknya pada tahun 2015 belum ada jaringan listrik PLN. Biaya pelaksanaan kegiatan koordinasi pengembangan ketenaga listrikan terdiri atas biaya tetap untuk honor tenaga pengelola kegiatan dan biaya variabel untuk pelaksanaan koordinasi dan menjangkau daerah dengan total biaya sebesar Rp. 1.700.000.000.- 3.2.8. Program Peningkatan Aksebilitas Pemda, Koperasi dan Masyarakat Terhadap Pelayanan Sarana dan Prasarana Kelistrikan. Program ini dijabarkan dalam 1 (satu) kegiatan, yaitu: a. Pengembangan Pembangkit Listrik Energi Baru dan Terbarukan (PLTMH, PLTS) dan Tenaga Angin/Bayu. Kegiatan ini adalah kegiatan yang bersifat pembangunan fisik / konstruksi fisik. Pengembangan listrik yang dilakukan dalam wujud Pembangkit Listrik Tenaga Mikro RENJA Dinas Energi dan Sumber Daya Mineral Kabupten Donggala Tahun 2015 51 Hidro (PLTMH) dalam skala sesuai kewenangan Pemerintah Kabupaten atau Pembangkit Listrik Tenaga Surya (PLTS). Lokasi-lokasi yang dipersiapkan untuk pembangunan tersebut telah tertera dalam dokumen Rencana Umum Energi Daerah (RUED); atau berdasarkan permintaan masyarakat yang secara resmi dilakukan melalui Musrembang dari ditingkat Desa, Kecamatan sampai pada Musrenbang Kabupaten. Hasil-hasil studi kelayakan PLTMH pada periode sebelum tahun 2009, mulai dihimpun untuk dijadikan dasar acuan dalam rencana pembangunan PLTMH yang dimaksud. Namun apabila dianggap masih perlu dilakukan survey studi kelayakan maka tahun pertama 2009 sudah harus dilakukan untuk memenuhi kebutuhan data dan persiapan penyusunan RUED untuk Tahun 2014 s.d 2018 sekaligus menjadi acuan rencana lokasi yang layak untuk pembangunan PLTMH. Untuk kebutuhan listrik melalui pengadaan pembangkit listrik tenaga surya (PLTS), pemerintah daerah telah melakukan pengadaan sendiri pada Tahun Anggaran 2014 dan juga telah mengusulkan ke Pemerintah Pusat melalui rapat koordinasi teknis dan singkronisasi program dengan Pemerintah Propinsi melalui Dinas Energi dan Sumber Daya Mineral Propinsi Sulawesi Tengah. Pemerintah Kabupaten RENJA Dinas Energi dan Sumber Daya Mineral Kabupten Donggala Tahun 2015 52 hanya menyiapkan dana pendamping manakala ada bantuan PLTS maupun PLTMH dimaksud. Dana pendampingan tersebut dapat bersumber dari dana alokasi umum (DAU) yang digunakan untuk membiayai: 1). Monitoring dan Evaluasi Kemajuan Fisik Pekerjaan Di Lapangan. 2). Sosialisasi pemanfaatan, pemeliharaan, dan hal lainnya yang berhubungan dengan pemanfaatan dan pemeliharaan pembangkit listrik tenaga surya PLTS maupun PLTMH untuk kebutuhan masyarakat dimana lokasi pembangkit listrik tenaga surya PLTS maupun PLTMH berada. 3). Total biaya diperlukan pada tahun 2015 adalah sebesar Rp. 300.000.000.- 3.2.9. Program Peningkatan Kualitas Jasa Pelayanan Sarana dan Prasarana Migas. Program ini dijabarkan dalam 3 (tiga) kegiatan, yaitu : a. Pembinaan Usaha Hilir Minyak dan Gas Bumi. Kegiatan Pembinaan Usaha Hilir Migas adalah wujud kegiatan yang berorientasi pada pengendalian distribusi dan pemanfaatan bahan bakar minyak tanah BBMT dan BBM Non Subsidi sampai ke tingkat pengguna. Untuk maksud itu maka RENJA Dinas Energi dan Sumber Daya Mineral Kabupten Donggala Tahun 2015 53 pembinaan dilakukan terhadap para pemegang izin Stasiun Pengisian Bahan-bakar untuk Umum (SPBU), Agen Penyalur Minyak Solar (APMS), Pangkalan Bahan Bakar Minyak/Minyak Tanah (BBM/BBMT, Pengecer dan Perusahaan Pengguna BBM Non Subsidi). Wujud pembinaan yang dilakukan meliputi pengendalian harga eceran tertinggi (HET), pengendalian tingkat kemurnian Pangkalan Bahan Bakar Minyak Tanah (BBMT, LPG, BBM Non Subsidi); pemantauan peredaran dan ditsribusi sampai ke pengguna. Biaya pelaksanaan kegiatan Pembinaan Usaha Hilir Migas dapat bersumber dari dana alokasi umum (DAU) ataupun dana daerah lainnya (PAD) sesuai kemampuan dan ketersediaan anggaran. Total biaya yang diperlukan pada Tahun Anggaran 2015 adalah sebesar Rp. 150.000.000.- b. Inventarisai Pemanfaatan BBM untuk Industri. Pemantauan dan inventarisasi dilakukan dalam bentuk kegiatan sesaat sesuai kondisi dan kepentingan Pemerintah Daerah pada tahun berjalan. Kegiatan Pemantauan dapat dilakukan pada tahun anggaran berjalan dimana dianggap bahwa kepentingan Pemerintah Daerah perlu ditindak lanjuti RENJA Dinas Energi dan Sumber Daya Mineral Kabupten Donggala Tahun 2015 54 terutama untuk pengendalian penggunaan BBMT, LPG untuk masyarakat dan BBM Non Subsidi untuk perusahaan agar memperkecil atau mengendalikan penggunaan yang tidak sesuai. Fokus kegiatan ini adalah mencari dan menemukan informasi lokasi pangkalan distribusi atau pembeli dari pihak industrial. Biaya yang dipersiapkan untuk kegiatan pemantauan ini hanyalah biaya lumpsum dan transport ke lokasi sasaran, sebesar Rp. 100.000.000.- c. Sosialisasi Konversi BBMT ke BB Gas. Kegiatan sosialisasi konversi BBMT ke BB Gas merupakan penjabaran dari Peraturan Pemerintah Nomor: 38/2007; tentang kewenangan Pemerintah Kabupaten di Bidang Migas. Sosialisasi dilakukan dalam rangka memberikan informasi secara terbuka kepada khalayak / masyarakat mengenai keterbatasan pemanfaatan BBMT serta persiapan dan ajuran untuk beralih ke pemanfaatan gas kemungkinan dapat dilaksanakan di wilayah alam, yang Kabupaten Donggala. RENJA Dinas Energi dan Sumber Daya Mineral Kabupten Donggala Tahun 2015 55 Biaya pelaksanaan kegiatan sosialisasi tersebut bersumber dari dana alokasi umum (DAU) terdiri atas biaya tetap dan biaya variabel terutama lumpsum harian, dan biaya operasional pelaksanaan diperlukan pada Tahun sosialisasi. Anggaran Total 2015 biaya yang sebesar Rp. 100.000.000.- RENJA Dinas Energi dan Sumber Daya Mineral Kabupten Donggala Tahun 2015 56 BAB IV PENUTUP Pada bagian penutup ini perlu dikemukakan bahwa pelaksanaan RENSTRA SKPD Tahun 2014 – 2019 telah melewati satu tahun anggaran dimana sejumlah kegiatan yang diusulkan tahun 2014 sangat mendesak untuk dilaksanakan. Penjabaran RENJA Tahun 2015 tetap harus dipenuhi dalam rangka mempertahankan Pendapatan Asli Daerah (PAD) sektor galian batuan, namun terdapat pula kegiatan yang difokuskan untuk peningkatan kesejahteraan masyarakat Kabupaten Donggala Tahun 2019. Semoga usulan RENJA 2015 ini memberikan nuansa yang mapan dan matang untuk perencanaan berikutnya. Kepala Dinas Energi dan Sumberdaya Mineral Kabupaten Donggala, Ir. SYAMSU ALAM, M.M Pembina Tk. I Nip. 19590312 199703 1 003 RENJA Dinas Energi dan Sumber Daya Mineral Kabupten Donggala Tahun 2015 57 Lampiran Bab III Renja 2015 MATRIKS RENCANA KINERJA TAHUN 2015 SASARAN KEGIATAN PROGRAM URAIAN INDIKATOR 1 2 Terpenuhinya kebutuhan pegawai Lancarnya Kegiatan TARGET 3 4 Bagian, dalam memberikan pelayanan sebagai Administrasi Perkantoran 11 Sub URAIAN 4 Program Pelayanan INDIKATOR KINERJA 5 6 a. Penyediaan Jasa Pelayanan PerkantoranInput Administrasi Perkantoran RENCANA RENCANA KETE SATUAN ANGGARAN PENCA- RENGAN ( Rp.) PAIAN Output abdi negara dan abdi masyarakat 7 8 9 : Dana Rp 1.817.439.000 90% : Jumlah bulan pelaksanaan Bln 250.000.000 90% 600.000.000 100% administrasi perkantoran sesuai tupoksi Outcome : Persentase lancarnya administrasi % perkantoran Peningkatan Sarana dan Prasarana Aparatur Terlaksananya Pengawasan Pertam-Tertibnya pengelolaan pertambangan Program Pembinaan dan bangan secara berkala bagi Perushaan sesuai aturan yang sudah ditentukan Pengawasan Bidang a. Koordinasi dan Pendataan Tentang Hasil Produksi di Bidang pekerja, tempat kegiatan dan masya-dan tercapainya kontribusi dari PAD/ Pertambangan Pertambangan rakat sebelum dan sesudah aktifitasPajak Pertambangan Output : Terlaksananya koordinasi dan M3 pendataan tentang kegiatan tambang penggunaan lokal Outcome : Terdatanya hasil tambang Pertambangan % penggunaan lokal b. Pengawasan Terhadap Pelaksanaan Output Galian Batuan : Laporan hasil pengawasan per- 1 Keg tambangan bahan galian batuan Kegiatan Pertambangan Bahan Outcome : Dimanfaatkannya laporan pengawasan untuk pengendalian pertambangan bahan galian batuan c. Pengawasan Eksplorasi PertambanganOutput Mineral Logam : Dokumen data hasil pengawasan1 Keg eksplorasi mineral logam Outcome : Terlaksananya kegiatan eksplorasi operasi produksi sesuai prinsip konservasi d. Pengawasan Titik-Titik Daerah RawanOutput Bencana Geologi : Laporan hasil pengawasan daerah1 Keg rawan bencana geologi Outcome : Dimanfaatkannya laporan hasil pengawasan titik-titik daerah rawan bencana geologi 10 SASARAN KEGIATAN PROGRAM URAIAN INDIKATOR TARGET 1 2 3 URAIAN 4 Terlaksananya Pembinaan, Penga- Penertiban penambang liar Program Pengawasan dan wasan dan penertiban Penambang Penertiban Kegiatan Pertam- Rakyat dan Pertambangan Tanpa Izin tambangan Rakyat yang (PETI) berpotensi merusak lingku INDIKATOR KINERJA 5 RENCANA RENCANA KETE SATUAN ANGGARAN PENCA- RENGAN ( Rp.) PAIAN 6 a. Monitoring Pertambangan Rakyat yangOutput Berpotensi Merusak Lingkungan 7 : Dokumen data hasil monitoring 1 Keg 8 9 250.000.000 100% 150.000.000 90% Dok 350.000.000 90% 1 Dok 400.000.000 90% : Dokumen peta daerah/titik yang 1 Dok 250.000.000 90% kegiatan pertambangan rakyat yang merusak lingkungan Outcome : Terealisasinya kegiatan pertam- ngan bangan rakyat yang terarah dan tidak merusak lingkungan b. Penertiban Pertambangan Tanpa Izin Output : Dokumen lapangan hasil inventa-1 Keg risasi pertambangan rakyat dan pertambangan tanpa izin Outcome : Terbinanya para penambang tanpa izin di 20 titik lokasi pertambangan tanpa izin Tersedianya data dan informasi Terpenuhinya kebutuhan data bagi Program Pembinaan Usaha pertambangan mineral, batubara investor untuk menanamkan modal Pertambangan Mineral Batu- dan panas bumi. di sektor pertambangan bara dan panas bumi. a. Pembinaan dan Pengusahaan KegiatanOutput Pertambangan : Dokumen Laporan hasil Pembi- Dok naan usaha Pertambangan Outcome : Terbinanya Para Pengusaha tambang b. Pemutakhiran Database Wilayah Izin Output Usaha Pertambangan Batuan/Mineral : Dokumen laporan database wilayah izin usaha pertambangan Logam batuan/mineral logam Outcome : Diketahuinya/tertatanya wilayah izin usaha pertambangan Tersedianya data base dan informasiTerpenuhinya kebutuhan data Inventari Geologi Daerah Kabupaten Donggala sumber daya mineral dan batubara sasi Sum Program Pengembangan Geologi Daerah a. Inventarisasi dan Pemetaan Sumber Output Daya Mineral Perwilayah Kecamatan er Daya : Dokumen dan peta sebaran sumber daya mineral Outcome : Diketahuinya daerah yang Mineral mengandung mineral b. Pemetaan Daerah/Titik Lokasi Rawan Output Bencana Geologi dan Sosialisasi rawan Outcome : Diketahuinya daerah/titik rawan bencana geologi dan cara mitigasi nya 10 SASARAN KEGIATAN PROGRAM URAIAN INDIKATOR TARGET 1 2 3 URAIAN 4 Tersedianya data hasil pengembangan Terpenuhi kebutuhan masyarakat 6 Kecamatan Program Pembinaan dan Ketenaga Listrikan terhadap kelistrikan INDIKATOR KINERJA 5 a. Koordinasi Pengembangan Ketenaga Pengembangan Bidang RENCANA RENCANA KETE SATUAN ANGGARAN PENCA- RENGAN ( Rp.) PAIAN 6 Output listrikan 7 8 9 10 1.700.000.000 90% Lanjutan 300.000.000 90% Baru 1 Keg 150.000.000 90% Baru : Jumlah industri yang mengguna- 1 Keg 100.000.000 90% Baru 100.000.000 90% Baru : -Pemasangan Meteralisasi (KWh)1 Keg dan penggantian lampu jalan Ketenaga Listrikan hemat energi. -Pemeliharaan lampu PJU dan pendataan masyarakat pengguna listrik PLN dan pengusulan desa yang belum berlistrik. Outcome : Terdatanya energi terpakai pada lampu jalan sebagai dasar pembayaran pajak penerangan lampu jalan umum Tersedianya sarana dan prasarana Terlaksananya aksebilitas Pemda, 7 Kecamatan Program Peningkatan akse- ketenaga listrikan koperasi dan masyarakat terhadap bilitas Pemda, Koperasi dan kelistrikan Masyarakat terhadap Pelaya- a. Pengembangan Pembangkit Listrik Output Energi Terbarukan (PLTMH/PLTS) : Dokumen teknis PLTMH 1 Keg (tersuplay) dan dokumen daftar desa yang perlu diberi bantuan nana sarana dan prasarana penerangan. Outcome : Terpenuhinya kebutuhan penerangan listrik masyarakat desa terpencil (PLTS) serta pengawasannya Tersedianya sarana dan prasarana Terpenuhinya kebutuhan migas Migas. bagi masyarakat 18 KecamatanProgram Peningkatan Kualitasa. Pembinaan Usaha Hilir Minyak dan Jasa Pelayanan Sarana dan Output Gas Bumi Prasarana Migas : Terbinanya agen penyalur gas elpiji Outcome : Terpenuhinya kebutuhan gas elpiji bagi masyarakat donggala b. Inventarisasi Pemanfaatan BBM untukOutput Industri kan BBM non subsidi Outcome : Terlaksananya pengendalian BBM non subsidi untuk industri secara optimal c. Output : Pelaksanaan monitoring pengguna1 Keg gas elpiji dan BBMT Outcome : Terpenuhinya kebutuhan gas elpiji dan BBMT bagi masyarakat desa Total : 6.417.439.000 Kepala Dinas Energi dan Sumberdaya Mineral Kabupaten Donggala, Ir. SYAMSU ALAM, M.M Pembina Tkt. I Nip: 19590312 199703 1 003