evaluasi penerapan standar akuntansi keuangan

advertisement
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
EVALUASI PENERAPAN STANDAR AKUNTANSI KEUANGAN
ENTITAS TANPA AKUNTABILITAS PUBLIK (SAK ETAP)
DALAM PENYAJIAN LAPORAN KEUANGAN
BANK PERKREDITAN RAKYAT (BPR)
(Studi Kasus di PD BPR Bank Sleman)
SKRIPSI
Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat
Memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi
Program Studi Akuntansi
Oleh :
Brigitta Dyah Karisma
NIM : 122114054
PROGRAM STUDI AKUNTANSI JURUSAN AKUNTANSI
FAKULTAS EKONOMI
UNIVERSITAS SANATA DHARMA
YOGYAKARTA
2016
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
EVALUASI PENERAPAN STANDAR AKUNTANSI KEUANGAN
ENTITAS TANPA AKUNTABILITAS PUBLIK (SAK ETAP)
DALAM PENYAJIAN LAPORAN KEUANGAN
BANK PERKREDITAN RAKYAT (BPR)
(Studi Kasus di PD BPR Bank Sleman)
SKRIPSI
Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat
Memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi
Program Studi Akuntansi
Oleh :
Brigitta Dyah Karisma
NIM : 122114054
PROGRAM STUDI AKUNTANSI JURUSAN AKUNTANSI
FAKULTAS EKONOMI
UNIVERSITAS SANATA DHARMA
YOGYAKARTA
2016
i
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Skripsi
EVALUASI PENERAPAN STANDAR AKUNTAT{SI KEUANGAN
ENTITAS TANIPA AKTJNTABILITAS PUBLIK (SAK ETAP)
DAI.AM PENYAJIAN LAPORAN KEUANGAN
BAIIK PERKREDITAN RAKYAT (BPR)
(Studi Kasus di PD BPR Bank Sleman)
f'llph'
Telah disetujui oleh:
Dosen Pembimbing
Apriani, S.E., M.Si., Ak., QIA., CA.
Tanggal,3lMei2016
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Skripsi
EVALUASI PENERAPAN STANDAR AKUNTANSI KEUAIIGAN
ENTITAS TAFIPA AKUI\TABILITAS PUBLIK (SAK ETAP)
DALAM PENYAJIAN LAPORAN KEUANGAN
BANK PERKREDITAN RAKYAT (BPR)
(Studi Kasus di PD BPR Bank Sleman)
Dipersiapkan dan ditulis oleh
:
anda Tangan
Ketua
Sekretaris
Anggota I
Anggota2
Anggota
3
Dr. Fr. Ninik
31 Agustus 2016
SIJ*'S
S.E., M.B.A.
il
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Motto dan Persembahan
“Janganlah takut, sebab Aku menyertai engkau, janganlah
bimbang, sebab Aku ini Allahmu; Aku akan meneguhkan,
bahkan akan menolong engkau; Aku akan memegang engkau
dengan tangan kanan-Ku yang membawa kemenangan.”
(Yesaya 41:10)
“Musuh yang paling berbahaya di atas dunia
adalah penakut dan bimbang. Teman yang paling
setia, hanyalah keberanian dan keyakinan yang
teguh.”
(Andrew Jackson)
Ku persembahkan skripsi ini untuk:
Tuhan Yesus Kristus & Bunda Maria
Ayah dan Mama tercinta
Kakakku Hera dan Adikku Argha yang kusayangi
Teman-teman yang kukasihi
Terima kasih banyak atas doa, dukungan, motivasi, dan cinta
yang sudah diberikan untuk menyelesaikan skripsiku…
iv
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
T]NTVERSITAS SANATA DHARMA
FAKULTAS EKONOMI
JURUSAN AI(UNTANSI PROGRAM STUDI AKUNTANSI
PERNYATAAN KEASLIAN KARYA TULIS
Yang bertanda langan drbar.r,ah ini. sava menvatakan bahu a Skripsi dengan judul
:
EVALUASI PENERAPAN STANDAR AKUNTANSI KEUANGAN
ENTITAS TANIPA AKLINTABTLITAS PUBLIK (SAK ETAP) DALAM
PENYAJLAI{ LAPORAN I(EUANGAN BAIYK PERKREDITAN RAKYAT
(BPR) (Studi Kasus di PD BPR Bank Slernan)
Dengan ini sava menralakan degan sesungguhnva bahrva skripsi ini
diajulcan untuk diu.ii pada tanggal 16 Juni 2016 adalah hasil kana sara. Sava juga
menr,atakan bahrva dalam skripsi ini tidak lerdapat keseluruhan atau sebagian
tulisan orang lain rang sa1,a ambil dengan cara menr-alin. atau meniru dalam
bentuk rangkaian kalimat atau simbol \ ang menunjukan gagasan alau pendapat
atau pemikiran dari penulis lain I'ang sa1,'a akui seolah - olah sebagai tulisan sava
sendiri. dan atau tidak lerclapat bagian atau keseluruhan tulisan 1'ang sava salin,
sa1'a tiru. atau sal'a ambil dari tulisan orang lain tanpa memberikan pengakuan
(disebutkan dalam referensi) pada penulis
aslin--va.
Bila
kemudizur hari terbuLti bahna sala tem-vata melakukan ttndakan
tersebut. malia sar"a bersedia menerima sanksi, -vartu skripsi ini digugurkan dan
gelar akademik vang sava peroleh (S.E.) dibatalkan serta diproses sesuai dengan
aturan perundzuig - undangan 1'ang berlaku (UU No 20 Tahun 2(X)3, pasal 25 dan
pasal 27).
Yogl'akafia. 31 Agustus 201(,
NIM
127n4051
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
LEMBAR PERNYATAAN PERSETT-IJUAN
PUBLII(A.SI I(ARYA ILMIAH UNTUK KEPENTTNGAN AI(ADEMIS
Yang bertanda tangan di bau,ah ini. sar a mahasisu a Unir ersitas Sanata Dharma.
Nama
: Brigitta D1'ah Karisma
NomorMalrasisua'.
1221140-5.+
Demr pengembangan rlmu pengetahuan. sa1'a memberikan kepada Perpusatai'aan
Unir ersitas Sanata Dharma kan'a ilmiah sava vang beriudul.
ooEvaluasi Penerapan Stantlar Akuntansi Keuangan
Entitas Tanpa
Akuntabilitas Publik (SAK ETAP) dalam Penyajian Laporan Keuangan
Bank Pekreditan Rakyat (BPR): (Studi Kasus di PD BPR Bank Sleman)"
Sava rremberikan kepacla Perpustakaan Uniiersilas Sanata Dharrna hak
unluli menr rmpan. dan mengalihkan dalam benluk media lain, iuga mengelolanva
dalam bentuk pargkalan data- nTendistribusikannr,a secara terbatas.
dan
mempublikasikannva di intemet. Sal a lidak akan meminta ro1'alti dalam bentuk
apapun, karena
itu untuk
kepenlingan akademts. Sava hanva berharap dan
berpesan agar narna sa) a tetap tercantum dalam skripsi
ini
ketika
disebarluaskan bagi pembaca.
Demrkian pemr.ataan inr vang saya buat dengan sebenarnva.
Yogr akarla-
3l
Agustus 2016
Brigilta D1'ah Karisma
NIM:
vi
122114(\51
sudah
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
KATA PENGANTAR
Puji Syukur dan terima kasih ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa, yang telah
melimpahkan rahmat dan karunia kepada penulis sehingga dapat menyelesaikan
skripsi ini. Penulisan skripsi ini bertujuan untuk memenuhi salah satu syarat untuk
memperoleh gelar sarjana pada Program Studi Akuntansi, Fakultas Ekonomi
Univesritas Sanata Dharma.
Dalam menyelsaikan skripsi ini penulis mendapat bantuan, bimbingan dan
arahan dari berbagai pihak. Oleh karena itu penulis mengucapkan terima kasih
yang tak terhingga kepada:
1. Drs. J. Eka Priyatma, M.Sc., Ph.D., selaku Rektor Universitas Sanata
Dharma yang telah memberikan kesempatan untuk belajar dan
mengembangkan diri penulis.
2. Drs. YP. Supardiyono, M.Si., Akt., QIA., CA., selaku Ketua Program
Studi Akuntansi Fakultas Ekonomi Universitas Sanata Dharma.
3. Lisia Apriani, S.E., M.Si., Ak., QIA., CA., selaku Pembimbing Skripsi
uang telah membimbing dan memberikan masukan-masukan yang sangat
bermanfaat dalam penyelesaian skripsi ini.
4. Dr. Titus Odong Kusumajati, M.A., selaku Dosen Pembimbing Akademik
yang selalu membimbing dan memberikan motivasi serta dukungan dalam
menyelesaikan studi.
5. Dr. Fr. Reni Retno Anggraini, M,Si., Akt., CA., selaku dosen penguji I
yang telah memberikan masukan dalam menulis skripsi.
vii
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
6. Dr. Fr. Ninik Yudianti, M.Acc., QIA., selaku dosen penguji II yang telah
memberikan masukan dalam menulis skripsi.
7. Muhammad Sigit, SE., M.Si., selaku Direktur Utama PD BPR Bank
Sleman yang telah memberikan ijin untuk penelitian.
8. Seluruh dosen dan karyawan Fakultas Ekonomi yang telah memberikan
bimbingan dan bantuan selama belajar di Universitas Sanata Dharma.
9. Kedua Orang tuaku Bapak Antonius Bambang Hermanto dan Ibu Theresia
Ari Purwangingsih, kakakku Rosalia Hera Purwarasari, adikku Eugenius
Argha Wiratama, dan simbah putri Ignatia Sarini Hadi Sudaryo yang
selalu memberikan dukungan, doa dan motivasi serta setia mendengar
keluhanku selama menyelesaikan skripsi ini.
10. Untuk sahabatku Ade Yuniati, Margareta Desi, terima kasih atas doa,
dukungan, semangat dan bantuan serta mau mendengarkan keluh kesahku
selama ini.
11. Untuk kekasihku Martinus Arinnanto, terima kasih atas doa, dukungan,
dan semnagatnya.
12. Untuk mbak Tya yang telah bersedia untuk membantu saat penulis
melakukan penelitian di PD BPR Bank Sleman.
13. Untuk teman-teman seperjuangan MPAT kelas H dan teman-teman
akuntansi angkatan 2012 terutama kelas B.
14. Teman-teman kos amelia, Vani, Dikta, Klara, Kristin, Milu.
15. Semua pihak yang tidak dapat penulis sebutkan satu per satu.
viii
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Walaupun skripsi ini jauh dari sempurna dan terdapat kekurangan karena
keterbatasan penulis- penuiis berharap semoga sirripsi rni dapat bermanfaat bagr
PD BPR Bank Sleman pada khususnya dan bagi pihak vang berkepentingan
dalam hal
ini
pada umunrnr a. Semoga Tuhan Yesus senantiasa melimpahkan
berkat, anugerah- dan cinta kasih karunia kepada semua pihak vang lelah ambil
bagian dan membantu penulis. Atmn.
Yogvakarta,
3l
Agustus 2016
I"l
"
^JMI
L-,',1"
I
Brigitta Dvah Karisma
ix
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL ..................................................................................................... i
HALAMAN PERSETUJUAN ...................................................................................... ii
HALAMAN PENGESAHAN........................................................................................ iii
MOTTO DAN PERSEMBAHAN ................................................................................ iv
PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ....................................................................... v
PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI ......................................................... vi
KATA PENGANTAR .................................................................................................. vii
DAFTAR ISI ................................................................................................................. x
DAFTAR TABEL ......................................................................................................... xii
DAFTAR GAMBAR .................................................................................................... xiii
ABSTRAK .................................................................................................................... xiv
ABSTRACT .................................................................................................................... xv
BAB I
PENDAHULUAN ........................................................................................ 1
A. Latar Belakang Masalah ..........................................................................
B. Rumusan Masalah ....................................................................................
C. Tujuan Penelitian .....................................................................................
D. Manfaat Penelitian ...................................................................................
E. Sistematika Penulisan ..............................................................................
BAB II
1
5
5
6
7
LANDASAN TEORI ................................................................................... 8
A. Bank Perkreditan Rakyat .........................................................................
B. Standar Akuntansi Keuangan ...................................................................
C. Laporan Keuangan ...................................................................................
D. Standar Akuntansi Keuangan Tanpa Akuntabilitas Publik (SAK
ETAP) ......................................................................................................
E. Laporan Keuangan SAK ETAP ...............................................................
F. Proses (Siklus) Akuntansi ........................................................................
G. Penelitian Terdahulu ................................................................................
8
8
10
11
14
36
37
BAB III METODE PENELITIAN ............................................................................. 39
A. Jenis Penelitian ........................................................................................
B. Tempat dan Waktu ...................................................................................
C. Subyek Penelitian ....................................................................................
D. Obyek Penelitian ......................................................................................
x
39
39
39
40
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
E. Data yang Diperlukan .............................................................................. 40
F. Teknik Pengumpulan Data ....................................................................... 40
G. Teknik Analisis Data ............................................................................... 41
BAB IV GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN ..................................................... 50
A. Sejarah PD BPR Bank Sleman ................................................................
B. Visi dan Misi PD BPR Bank Sleman .......................................................
C. Struktur Organisasi PD BPR Bank Sleman .............................................
D. Sumber Dana PD BPR Bank Sleman ......................................................
E. Produk – produk PD BPR Bank Sleman .................................................
F. Prestasi PD BPR Bank Sleman ................................................................
G. Fasilitas PD BPR Bank Sleman ...............................................................
BAB V
50
51
53
64
65
71
72
ANALISIS DAN PEMBAHASAN .............................................................. 74
A. Gambaran Singkat Penyajian Laporan Keuangan PD BPR Bank
Sleman .....................................................................................................
B. Proses Pembukuan Akuntansi di PD BPR Bank Sleman ........................
C. Perbandingan Laporan Keuangan PD BPR Bank Sleman dengan
Laporan Keuangan menurut SAK ETAP .................................................
D. Analisis Laporan Keuangan PD BPR Bank Sleman dengan Laporan
Keuangan menurut SAK ETAP ...............................................................
E. Kendala – kendala dalam Penerapan SAK ETAP PD BPR Bank
Sleman .....................................................................................................
F. Upaya – upaya dalam Mengatasi Kendala yang Terjadi dalam
Penerapan SAK ETAP di PD BPR Bank Sleman ....................................
74
81
82
98
120
122
BAB VI PENUTUP ...................................................................................................... 124
A. Kesimpulan .............................................................................................. 124
B. Keterbatasan Penelitian ............................................................................ 125
C. Saran ........................................................................................................ 125
DAFTAR PUSTAKA ...................................................................................................
LAMPIRAN ..................................................................................................................
A. Panduan Wawancara ................................................................................
B. Neraca ......................................................................................................
C. Laporan Laba Rugi ..................................................................................
D. Laporan Perubahan Ekuitas .....................................................................
E. Laporan Arus Kas ....................................................................................
F. Komitmen dan Kontijensi ........................................................................
G. Surat Keterangan Telah menyelesaikan penelitian ..................................
xi
126
128
129
130
132
133
134
135
136
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
DAFTAR TABEL
Tabel 2.1 Ruang Lingkup Neraca Menurut Standar Akuntansi Keuangan Entitas
Tanpa Akuntabilitas Publik (SAK ETAP) Tahun 2013 .............................
Tabel 2.2 Ruang Lingkup Laba Rugi Menurut Standar Akuntansi Keuangan
Entitas Tanpa Akuntabilitas Publik (SAK ETAP) Tahun 2013..................
Tabel 2.3 Ruang Lingkup Laporan Perubahan Ekuitas Menurut Standar
Akuntansi Keuangan Entitas Tanpa Akuntabilitas Publik (SAK
ETAP) Tahun 2013 .....................................................................................
Tabel 2.4 Ruang Lingkup Laporan Arus Kas Menurut Standar Akuntansi
Keuangan Entitas Tanpa Akuntabilitas Publik (SAK ETAP) Tahun
2013.............................................................................................................
Tabel 2.5 Ruang Lingkup Catatan Atas Laporan Keuangan Menurut Standar
Akuntansi Keuangan Entitas Tanpa Akuntabilitas Publik (SAK
ETAP) Tahun 2013 .....................................................................................
Tabel 2.6 Penelitian Terdahulu ..................................................................................
Tabel 3.1 Perbandingan Laporan Keuangan menurut SAK ETAP dan SAK BPR
dengan Penyajian Laporan Keuangan PD BPR Bank Sleman ...................
Tabel 5.1 Perbandingan Laporan Keuangan menurut SAK ETAP dan SAK BPR
dengan Penyajian Laporan Keuangan PD BPR Bank Sleman....................
xii
22
26
29
31
35
37
42
83
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
DAFTAR GAMBAR
Gambar 2.1 Proses (Siklus) Akuntansi ....................................................................... 36
Gambar 4.1 Struktur Organisasi PD BPR Bank Sleman ............................................. 54
xiii
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
ABSTRAK
PENERAPAN STANDAR AKUNTANSI KEUANGAN
ENTITAS TANPA AKUNTABILITAS PUBLIK (SAK ETAP)
DALAM PENYAJIAN LAPORAN KEUANGAN
BANK PERKREDITAN RAKYAT (BPR)
(Studi Kasus di PD BPR Bank Sleman)
Brigitta Dyah Karisma
NIM : 122114054
Universitas Sanata Dharma
Yogyakarta
2016
Laporan keuangan berisi informasi yang menyangkut posisi keuangan dan
bertujuan untuk membantu entitas dalam pengambilan keputusan. Tujuan
penelitian ini untuk mengetahui apakah laporan keuangan PD BPR Bank Sleman
sudah sesuai dengan SAK ETAP.
Jenis penelitian ini adalah studi kasus. Data diperoleh dengan melakukan
wawancara, observasi, dan dokumentasi. Teknik analisis data yang digunakan
oleh penulis adalah analisis deskriptif-komparatif yaitu dengan cara: 1)
Memaparkan laporan keuangan PD BPR Bank Sleman tahun 2014, 2) Mengamati,
membandingkan, dan menganalisis laporan keuangan PD BPR Bank Sleman
dengan SAK ETAP, 3) Menarik kesimpulan tentang penerapan SAK ETAP dalam
penyajian laporan keuangan di PD BPR Bank Sleman.
Hasil analisis data dan pembahasan menunjukkan bahwa PD BPR Bank
Sleman sudah menerapkan SAK ETAP dan kendala dalam menerapkan SAK
ETAP tidak signifikan. Hal ini dapat dibuktikan, yaitu: 1) Entitas sudah
menyajikan laporan keuangan secara lengkap dan sesuai dengan SAK ETAP yaitu
neraca, laporan laba rugi, laporan perubahan ekuitas, laporan arus kas, dan catatan
atas laporan keuangan, 2) Terdapat kendala namun tidak signifikan, 3) Upaya
untuk mengatasi kendala dengan memberikan pelatihan secara berkala bagi
pegawai.
Kata Kunci: Laporan Keuangan, SAK ETAP, BPR
xiv
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
ABSTRACT
THE EVALUATION OF SAK ETAP IMPLEMENTATION IN
PRESENTATION OF FINANCIAL STATEMENTS IN RURAL BANKS
(BPR)
A Case Study of PD BPR Bank Sleman
Brigitta Dyah Karisma
NIM: 122114054
Sanata Dharama University
Yogyakarta
2016
Financial report contains information concerning the financial position and
aims to assist entities in decision making. This research aims to determine
whether the financial statements of PD BPR Bank Sleman is in accordance with
The Indonesian Accounting Standards for Non-Publicly-Accountable Entities
(SAK ETAP).
The type of the research was case study. The steps of gathering were
conducting the interview, observation, and documentation. The data analysis
technique is descriptive-comparative analysis which are: 1) Explaining the
financial statements PD BPR Bank Sleman in 2014, 2) Observing and analyzing
the financial statements of PD BPR Bank Slemanwith SAK ETAP, 3) Drawing
conclusions on the implementation of SAK ETAP in preparing the financial
statements in PD BPR Bank Sleman.
The result of data analysis and discussion shows that PD BPR Bank
Sleman had implemented SAK ETAP. It was proven the facts that 1) entities
already presented complete financial statements in accordance with SAK ETAP
that which werebalance sheet, income statement, statement of changes in equity,
cash flow statement, and notes to the financial statements, 2) there
wereinsignificant obstacles, 3) regular training for employees were provided to
overcome obstacles.
Keys: Financial Statements, SAK ETAP, BPR
xv
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Standar Akuntansi Keuangan Entitas Tanpa Akuntabilitas Publik (SAK
ETAP) merupakan standar akuntansi yang dimaksudkan untuk digunakan oleh
entitas yang tidak memiliki akuntabilitas publik signifikan dan menerbitkan
laporan keuangan untuk tujuan umum (general purpose financial statement)
bagi pengguna eksternal contohnya pemilik yang tidak terlibat langsung dalam
pengelolaan usaha, kreditor dan lembaga pemeringkat kredit (IAI: 2013).
Entitas dikatakan memiliki akuntabilitas publik signifikan jika entitas
telah mengajukan pernyataan pendaftaran, atau dalam proses pengajuan
pernyataan pendaftaran, pada otoritas pasar modal atau regulator lain untuk
tujuan penerbitan efek di pasar modal atau regulator lain untuk tujuan
penerbitan efek di pasar modal. Entitas menguasai aset dalam kapasitas sebagai
fidusia untuk sekelompok besar masyarakat, seperti bank, entitas asuransi,
pialang dan atau pedagang efek, dana pensiun, reksa dana dan bank investasi.
Entitas yang memiliki akuntabilitas publik signifikan dapat menggunakan SAK
ETAP jika otoritas berwenang membuat regulasi mengizinkan penggunaan
SAK ETAP (IAI: 2013).
1
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
2
SAK ETAP diterbitkan karena Ikatan Akuntan Indonesia (IAI) menilai
bahwa penyusunan laporan keuangan berdasarkan Pernyataan Standar
Akuntansi Keuangan (PSAK) berbasis IFRS (International Financial
Reporting Standards) dinilai terlalu rumit dan akan menyulitkan pengusaha
berskala kecil dan menengah, mengingat jenis usaha di Indonesia sebagian
besar berskala kecil dan menengah. SAK ETAP disusun dengan mengadopsi
IFRS for SME (Small Medium Enterprises) dengan modifikasi sesuai kondisi
di Indonesia dan dibuat lebih ringkas.
Entitas yang memiliki tanggung jawab publik signifikan dapat
menggunakan SAK ETAP apabila diijinkan oleh regulator, contohnya Bank
Perkreditan Rakyat yang telah mendapatkan ijin dari Bank Indonesia
menggunakan SAK ETAP sejak 1 Januari 2010 sesuai dengan SE No.
11/37/DKBU tanggal 31 Desember 2009 (Bank Indonesia: 2010). Peraturan
Bank Indonesia tersebut ditujukan dalam rangka peningkatan transparasi
keuangan BPR dan penyusunan laporan keuangan yang relevan, komprehensif,
andal dan dapat diperbandingkan, BPR wajib menyusun dan menyajikan
laporan keuangan berdasarkan Standar Akuntansi Keuangan yang relevan bagi
BPR.
Standar Akuntansi Keuangan yang berlaku bagi BPR selama ini adalah
PSAK 31 tentang Akuntansi Perbankan (PSAK 31) yang berlaku bagi seluruh
perbankan. Dengan diberlakukannya PSAK 50 Instrumen Keuangan, Penyajian
dan Pengungkapan (PSAK 50) dan PSAK 55 Instrumen Keuangan, Pengakuan
dan Pengukuran (PSAK 55), yang menggantikan PSAK 31, maka standar
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
3
akuntansi bagi perbankan mengacu pada PSAK yang berlaku. Penerapan
PSAK 50 dan PSAK 55 bagi BPR dipandang tidak sesuai dengan karakteristik
operasional BPR dan memerlukan biaya yang besar dibandingkan dengan
manfaat yang diperoleh, maka BPR memerlukan standar akuntansi keuangan
yang sesuai (Bank Indonesia: 2009).
Dewan Standar Akuntansi Keuangan – Ikatan Akuntan Indonesia
(DSAK-IAI) selain mengeluarkan PSAK 50 dan PSAK 55 juga menerbitkan
Standar Akuntansi Keuangan Entitas Tanpa Akuntabilitas Publik (SAK
ETAP). DSAK-IAI dalam SAK ETAP menyatakan bahwa SAK ETAP dapat
diberlakukan bagi entitas yang memiliki akuntabilitas publik signifikan,
sepanjang otoritas berwenang mengatur penggunaan SAK ETAP yang
dimaksud. Berdasarkan hal tersebut, standar akuntansi keuangan bagi BPR
menggunakan SAK ETAP.
Bank Perkreditan Rakyat yang biasa disingkat dengan BPR merupakan
salah satu jenis bank yang dikenal melayani golongan pengusaha mikro, kecil
dan menengah dimana lokasinya berada dekat dengan masyarakat yang
membutuhkan. Bank Perkreditan Rakyat merupakan lembaga keuangan bank
yang menerima simpanan hanya dalam bentuk deposito berjangka, tabungan,
dan menyalurkan dana sebagai usaha BPR.
Sebagai badan usaha yang mengelola dana masyarakat, BPR memiliki
tanggung jawab kepada publik dan dituntut untuk menyajikan laporan
keuangan berkualitas, yang merupakan salah satu sumber informasi yang
penting
dalam
pengambilan
keputusan
serta
sebagai
bentuk
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
4
pertanggungjawaban manajemen atas aktivitas yang telah dilakukannya dalam
kurun waktu tertentu. Laporan keuangan yang berkualitas dapat memberikan
informasi yang akurat dan komprehensif bagi seluruh pihak yang
berkepentingan dan mencerminkan kinerja BPR secara utuh. Untuk mencapai
tujuan tersebut standar dan pedoman akuntansi yang berlaku perlu terus
disempurnakan sejalan dengan perkembangan transaksi dan produk keuangan
dewasa ini serta harmonisasi dengan standar akuntansi internasional. Namun
demikian, dengan kegiatan yang terbatas dan sederhana, dipandang tidak
memadai dari sisi biaya dan manfaat bagi BPR jika menggunakan standar
akuntansi keuangan umum yang digunakan bagi ban umum (Tim Pedoman
Bank Perkreditan Rakyat: 2010).
Penggunaan SAK ETAP ini sifatnya wajib dalam rangka akuntabilitas
laporan keuangan BPR. Diharapkan dengan menerapkan SAK ETAP, Bank
Perkreditan Rakyat dapat menyusun laporan keuangannya sendiri dan dapat
diaudit untuk mendapatkan opini audit. Informasi keuangan yang sederhana
tetapi memberikan informasi yang andal. Standar akuntansi keuangan ini lebih
sederhana dibandingkan dengan PSAK-IFRS, sehingga lebih mudah dalam
implementasinya. Dengan telah diberlakukannya SAK ETAP di BPR masih
terdapat kekhawatiran terkait dengan penerapan dalam penyajian laporan
keuangan karena adanya pengaruh dari regulator lain yang ikut berperan dalam
penyajian laporan keuangan.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
5
Dengan latar belakang tersebut, penulis ingin melakukan penelitian
dengan judul Evaluasi Penerapan Standar Akuntansi Keuangan Entitas Tanpa
Akuntabilitas Publik (SAK ETAP) dalam Penyajian Laporan Keuangan Bank
Perkreditan Rakyat (BPR) (Studi Kasus di PD BPR Bank Sleman).
B. Rumusan Masalah
1. Apakah penyajian laporan keuangan PD BPR Bank Sleman sudah sesuai
dengan Standar Akuntansi Keuangan Entitas Tanpa Akuntabilitas Publik
(SAK ETAP) BPR?
2. Apakah terdapat kendala – kendala dalam penerapan Standar Akuntansi
Keuangan Entitas Tanpa Akuntabilitas Publik (SAK ETAP) terkait dengan
penyajian laporan keuangan di PD BPR Bank Sleman?
3. Adakah upaya – upaya yang dilakukan untuk mengatasi kendala – kendala
yang terjadi dalam penerapan Standar Akuntansi Keuangan Entitas Tanpa
Akuntabilitas Publik (SAK ETAP) terkait dengan penyajian laporan
keuangan di PD BPR Bank Sleman?
C. Tujuan Penelitian
1. Untuk mengetahui apakah penyajian laporan keuangan PD BPR Bank
Sleman sudah sesuai dengan Standar Akuntansi Keuangan Entitas Tanpa
Akuntabilitas Publik (SAK ETAP).
2. Untuk mengetahui apakah terdapat kendala – kendala yang dihadapi dalam
penerapan Standar Akuntansi Keuangan Entitas Tanpa Akuntabilitas Publik
(SAK ETAP) terkait dengan penyajian laporan keuangan di PD BPR Bank
Sleman.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
6
3. Untuk mengetahui apakah upaya – upaya yang dilakukan untuk mengatasi
kendala – kendala yang terjadi dalam penerapan Standar Akuntansi
Keuangan Entitas Tanpa Akuntabilitas Publik (SAK ETAP) terkait dengan
penyajian laporan keuangan di PD BPR Bank Sleman.
D. Manfaat Penelitian
1. Bagi Bank Perkreditan Rakyat
Untuk memberikan masukan dan pedoman dalam penyusunan laporan
keuangan yang sesuai dengan Standar Akuntansi Keuangan Entitas Tanpa
Akuntabilitas Publik (SAK ETAP).
2. Bagi Universitas
Diharapkan dapat menambah koleksi perpustakaan dan dapat membantu
pihak-pihak yang membutuhkan.
3. Bagi Pembaca
Memberi manfaat sebagai tambahan materi dan pengetahuan khususnya
dalam bidang akuntansi tentang penerapan standar akuntansi yang dalam
penelitian ini adalah SAK ETAP ke dalam laporan keuangan Bank
Perkreditan Rakyat.
4. Bagi Penulis
Menambah wawasan dan pengetahuan penulis tentang Bank Perkreditan
Rakyat khususnya penerapan SAK ETAP.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
7
E. Sistematika Penulisan
BAB I.
Pendahuluan
Bab ini berisi tentang latar belakang masalah, rumusan masalah,
tujuan penelitian, manfaat penelitian, dan sistematika penulisan.
BAB II.
Landasan Teori
Bab ini berisi tentang teori - teori dari pustaka yang dapat dijadikan
dasar pengolahan data.
BAB III.
Metode Penelitian
Bab ini berisi tentang jenis penelitian, tempat dan waktu penelitian,
subjek penelitian, objek penelitian, data yang diperlukan, teknik
pengumpulan data dan teknik analisis data.
BAB IV.
Gambaran Umum Perusahaan
Bab ini berisi tentang sejarah PD BPR Bank Sleman, visi dan misi
PD BPR Bank Sleman, struktur organisasi PD BPR Bank Sleman,
sumber dana, produk, prestasi, dan fasilitas PD BPR Bank Sleman.
BAB V.
Analisis Data dan Pembahasan
Bab ini berisi deskripsi dan analisis data, serta perbandingan
laporan keuangan PD BPR Bank Sleman.
BAB VI.
Penutup
Bab ini berisi kesimpulan, keterbatasan penelitian dan saran.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
BAB II
LANDASAN TEORI
A. Bank Perkreditan Rakyat
Bank Perkreditan Rakyat (BPR) merupakan salah satu pendukung
perkembangan perekonomian Indonesia, terutama untuk kegiatan usaha mikro,
kecil, menengah serta sektor informal. Peran BPR dalam pemberian kredit bagi
usaha mikro, kecil, dan menengah ini dapat membantu menciptakan lapangan
pekerjaan, pemerataan pendapatan, dan pemerataan kesempatan berusaha di
Indonesia (Tim Pedoman Akuntansi Bank Perkreditan Rakyat; 2010).
Menurut Purnamawati (2010; 15), Bank Perkreditan Rakyat hanya dapat
didirikan dan dimiliki oleh warga negara Indonesia, badan hukum Indonesia
yang seluruh pemiliknya warga negara Indonesia, pemerintah daerah, atau
dapat dimiliki bersama diantara ketiganya.
B. Standar Akuntansi Keuangan
Menurut Martani (2012: 15), standar akuntansi keuangan berfungsi
memberikan acuan dan pedoman dalam penyusunan laporan keuangan
sehingga laporan keuangan antar entitas menjadi lebih seragam. Manajemen
lebih mudah menyusun laporan keuangan karena pedoman memberikan
ketentuan cara penyusunan tersebut. Standar akuntansi keuangan berisikan
penyusunan laporan keuangan. Standar akuntansi terdiri atas kerangka
konseptual penyusunan laporan keuangan dan peenyataan standar akuntansi.
Kerangka konseptual berisikan tujuan, komponen laporan, karakteristik
8
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
9
kualitatif, dan asumsi dalam penyusunan laporan keuangan. Sedangkan,
Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan berisikan pedoman untuk penyusunan
laporan, pengaturan transaksi atau kejadian, dan komponen tertentu dalam
laporan keuangan. Standar akuntansi keuangan digunakan untuk entitas yang
memiliki akuntabilitas publik yaitu entitas yang terdaftar atau dalam proses
pendaftaran di pasar modal atau entitas fidusia (yang menggunakan dana
masyarakat seperti asuransi, perbankan, dan dana pensiun.
Menurut Hery (2014: 1), standar akuntansi keuangan mencakup
konvensi, peraturan, dan prosedur yang telah disusun dan disahkan oleh sebuah
lembaga resmi (badan pembentuk standar) pada saat tertentu. Standar ini
merupakan konsensus pada saat itu tentang cara pencatatan sumber – sumber
ekonomi, kewajiban, modal, pendapatan, biaya, dan pelapoannya dalam bentuk
laporan keuangan. Dalam standar ini dijelaskan transaksi apa yang harus
dicatat, bagaimana mencatatnya, dan bagaimana mengungkapkannya dalam
laporan keuangan yang akan disajikan.
Standar akuntansi keuangan menjadi masalah penting dalam dunia
profesi akuntansi, termasuk bagi para pemakai laporan keuangan. Mekanisme
pembentukan standar akuntansi haruslah diatur sedemikian rupa sehingga dapat
memberikan kepuasan bagi semua pihak yang berkepentingan terhadap laporan
keuangan. Stanar akuntansi akan secara terus menerus berubah dan
berkembang seiring dengan perkembangan jaman, dunia usaha, dan kemajuan
teknologi.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
10
C. Laporan Keuangan
Menurut IAI (2013: 120), laporan keuangan adalah laporan yang
menggambarkan posisi keuangan, kinerja keuangan, dan arus kas entitas.
Menurut Harahap (2007: 1), laporan keuangan adalah media informasi yang
merangkum semua aktivitas perusahaan. Jika informasi disajikan dengan benar,
informasi tersebut sangat berguna bagi siapa saja untuk mengambil keputusan.
Menurut IAI (2013: 12) paragraf 3.12, laporan keuangan entitas meliputi:
1. Neraca;
2. Laporan laba rugi;
3. Laporan perubahan ekuitas yang juga menunjukkan:
a. Seluruh perubahan dalam ekuitas, atau
b. Perubahan ekuitas selain perubahan yang timbul dari transaksi dengan
pemilik dalam kapasitasnya sebagai pemilik;
4. Laporan arus kas;
5. Catatan atas laporan keuangan yang berisi ringkasan kebijakan akuntansi
yang signifikan dan informasi penjelasan lainnya.
Entitas harus mengidentifikasikan secara jelas setiap komponen laporan
keuangan termasuk catatan atas laporan keuangan. Jika laporan keuangan
merupakan komponen dari laporan lain, maka laporan keuangan harus
dibedakan dari informasi lain dalam laporan tersebut.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
11
Menganalisis laporan keuangan berarti menggali lebih banyak informasi
yang terdapat dalam suatu laporan keuangan. Menurut Wild (2005: 3), analisis
laporan keuangan adalah aplikasi dari alat teknik analitis untuk laporan
keuangan bertujuan umum dan data - data yang berkaitan untuk menghasilkan
estimasi dan kesimpulan yang bermanfaat dalam analisis bisnis. Untuk
menganalisis laporan keuangan diperlukan penguasaan terhadap cara
penyusunan laporan keuangan, konsep, sifat, karakteristik laporan keuangan,
teknik analisisnya, segmen, dan sifat bisnis itu sendiri, serta situasi lingkungan
ekonomi baik internasional maupun nasional.
D. Standar Akuntansi Keuangan Tanpa Akuntabilitas Publik (SAK ETAP)
1. Latar Belakang terbentuknya SAK ETAP
Adanya perubahan lingkungan global seperti perkembangan teknologi
komunikasi dan informasi menuntut adanya transparansi di berbagai bidang.
Standar akuntansi keuangan yang berkualitas merupakan hal penting dalam
mewujudkan transparansi tersebut. Standar akuntansi keuangan dapat
dikatakan sebagai cerminan yang baik, di mana mampu memberikan
gambaran mengenai kondisi praktis bisnis yang sebenarnya. Oleh karena itu,
pengembangan standar akuntansi keuangan yang baik, sangat relevan dan
mutlak diperlukan pada masa sekarang ini. Terkait hal tersebut, Ikatan
Akuntan Indonesia (IAI) sebagai wadah profesi akuntansi di Indonesia
selalu tanggap terhadap perkembangan yang terjadi, khususnya dalam halhal yang mempengaruhi dunia usaha dan profesi akuntan.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
12
Ikatan Akuntan Indonesia telah menerbitkan Standar Akuntansi
Keuangan untuk Entitas Tanpa Akuntabilitas Publik (SAK ETAP). Menurut
SAK IAI (2013: 115) paragraf 30.1, SAK ETAP diterapkan untuk
penyusunan laporan keuangan yang dimulai pada atau setelah 1 Januari
2011. Penerapan dini diperkenankan. Jika SAK ETAP diterapkan dini, maka
entitas harus menerapkan SAK ETAP untuk penyusunan laporan keuangan
yang dimulai pada atau setelah tanggal 1 Januari 2010.
Dalam beberapa hal SAK ETAP memberi banyak kemudahan bagi
perusahaan dibandingkan dengan PSAK dengan ketentuan pelaporan yang
lebih kompleks. Sesuai dengan ruang lingkup SAK ETAP maka standar ini
dimaksudkan untuk digunakan oleh entitas tanpa akuntabilitas publik.
Entitas tanpa akuntabilitas publik yang dimaksud yaitu entitas yang tidak
memiliki akuntabilitas publik siginfikan dan menerbitkan laporan keuangan
untuk tujuan umum bagi pengguna eksternal. Contoh pengguna eksternal
adalah kreditur dan lembaga pemeringkat kredit.
Menurut IAI (2013: 113) paragraf 29.6, entitas yang sebelumnya
menggunakan SAK non-ETAP dalam menyusun laporan keuangannya dan
kemudian memenuhi persyaratan entitas dapat menggunakan SAK ETAP,
maka entitas tersebut dapat menggunakan SAK ETAP ini dalam menyusun
laporan keuangan.
2. Ruang Lingkup SAK ETAP
Menurut IAI (2013: 1) paragraf 1.1, ruang lingkup dalam SAK ETAP
menyatakan bahwa: Standar Akuntansi Keuangan untuk Entitas Tanpa
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
13
Akuntabilitas
Publik
dimaksudkan
untuk
digunakan
entitas
tanpa
akuntabilitas publik. Entitas tanpa akuntabilitas publik adalah yang:
a. Tidak memiliki akuntabilitas publik signifikan; dan
b. Menerbitkan laporan keuangan untuk tujuan umum (general purpose)
bagi pengguna eksternal.
Ruang lingkup SAK ETAP mengatur bahwa entitas yang dapat
menerapkan SAK ETAP adalah entitas yang tidak memiliki akuntabilitas
publik signifikan dan menerbitkan laporan keuangan untuk tujuan umum
(general purpose financial statement). Entitas yang tidak memiliki
akuntabilitas publik signifikan jika bukan entitas yang telah mengajukan
pernyataan
pendaftaran,
atau
dalam
proses
pengajuan
pernyataan
pendaftaran, pada otoritas pasar modal atau regulator lain untuk tujuan
penerbitan efek di pasar modal.
Menurut IAI dalam SAK ETAP Bab 9 (2013; 29) paragraf 9.4 tentang
kebijakan dan estimasi akuntansi dan kesalahan dinyatakan bahwa jika SAK
ETAP secara spesifik mengatur transaksi, kejadian atau keadaan lainnya,
maka entitas harus menerapkan SAK ETAP. Namun, entitas tidak perlu
mengikuti persyaratan dalam SAK ETAP jika dampaknya tidak material.
Berdasarkan SAK ETAP Bab 9 (2013: 29) paragraf 9.6 menyatakan bahwa
dalam membuat pertimbangan seperti dijelaskan di paragraf 9.4, manajemen
juga mempertimbangkan persyaratan dan panduan dalam PSAK non-ETAP
yang berhubungan dengan isu serupa dan terkait di paragraf 9.4, maka
manjemen dapat mempertimbangkan pengaturan terkini dari badan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
14
penyusun standar lain yang menggunakan kerangka dasar yang serupa untuk
mengembangkan standar akuntansi.
E. Laporan Keuangan SAK ETAP
1. Tujuan Laporan Keuangan
Menurut IAI (2013: 3) paragraf 2.1, tujuan laporan keuangan adalah
menyediakan informasi posisi keuangan, kinerja keuangan, dan laporan arus
kas suatu entitas yang bermanfaat bagi sejumlah besar pengguna dalam
pengambilan keputusan ekonomi oleh siapapun yang tidak dalam posisi
dapat meminta laporan keuangan khusus untuk memenuhi kebutuhan
informasi tertentu. Dalam memenuhi tujuannya, laporan keuangan juga
menunjukkan apa yang telah dilakukan manajemen (stewardship) atau
pertanggungjawaban manajemen atas sumber daya yang dipercayakan
kepadanya. Dalam rangka mencapai tujuan tersebut, laporan keuangan
menyajikan informasi mengenai entitas yang meliputi:
a. Asset
b. Liabilitas
c. Ekuitas
2. Komponen Laporan Keuangan
Laporan keuangan yang lengkap terdiri dari neraca, laporan laba rugi,
laporan perubahan ekuitas, laporan arus kas, dan catatan atas laporan
keuangan.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
15
3. Karakteristik Kualitatif Informasi dalam Laporan Keuangan
Karakteristik kualitatif merupakan ciri khas yang membuat informasi
dalam laporan keuangan berguna bagi penggunanya. Karakteristik kualitatif
informasi dalam laporan keuangan diantaranya, yaitu
a. Dapat Dipahami
Menurut IAI (2013: 3) paragraf 2.2, kualitas penting informasi yang
disajikan dalam laporan keuangan adalah kemudahannya untuk segera
dapat dipahami oleh pengguna. Untuk
maksud ini,
pengguna
diasumsikan memiliki pengetahuan yang memadai tentang aktivitas
ekonomi dan bisnis, akuntansi, serta kemauan untuk mempelajari
informasi tersebut dengan ketekunan yang wajar. Namun demikian,
kepentingan agar laporan keuangan dapat dipahami tetapi tidak sesuai
dengan informasi yang relevan harus diabaikan dengan pertimbangan
bahwa informasi tersebut terlalu sulit untuk dapat dipahami oleh
pengguna tertentu.
b. Relevan
Menurut IAI (2013: 3) paragraf 2.3, agar bermanfaat, informasi
harus relevan dengan kebutuhan pengguna untuk proses pengambilan
keputusan. Informasi memiliki kualitas relevan jika dapat mempengaruhi
keputusan
ekonomi
pengguna
dengan
cara
membantu
mereka
mengevaluasi peristiwa masa lalu, masa kini atau masa depan,
menegaskan, atau mengoreksi hasil evaluasi mereka di masa lalu.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
16
c. Materialitas
Menurut IAI (2013: 3) paragraf 2.4, informasi dipandang material
jika kelalaian untuk mencantumkan atau kesalahan dalam mencatat
informasi tersebut dapat mempengaruhi keputusan ekonomi pengguna
yang diambil atas dasar laporan keuangan. Materialitas bergantung pada
besarnya pos atau kesalahan yang dinilai sesuai dengan situasi tertentu
dari kelalaian dalam mencantumkan (omission) atau kesalahan dalam
mencatat (misstatement). Namun demikian, tidak tepat membuat atau
membiarkan kesalahan untuk menyimpang secara tidak material dari
SAK ETAP agar tercapai penyajian tertentu dari posisi keuangan, kinerja
keuangan atau arus kas suatu entitas.
d. Keandalan
Menurut IAI (2013: 3) paragraf 2.5, agar bermanfaat, informasi yang
disajikan dalam laporan keuangan harus andal. Informasi memiliki
kualitas andal jika bebas dari kesalahan material dan bias, dan penyajian
secara jujur apa yang seharusnya disajikan atau yang secara wajar
diharapkan dapat disajikan. Laporan keuangan tidak bebas dari bias
(melalui pemilihan atau penyajian informasi) jika dimaksudkan untuk
mempengaruhi pembuatan suatu keputusan atau kebijakan untuk tujuan
mencapai suatu hasil tertentu.
e. Substansi Mengungguli Bentuk
Menurut IAI (2013: 4) paragraf 2.6, transaksi, peristiwa dan kondisi
lain dicatat dan disajikan sesuai dengan substansi dan realitas ekonomi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
17
dan bukan hanya bentuk hukumnya. Hal ini untuk meningkatkan
keandalan laporan keuangan.
f. Pertimbangan Sehat
Menurut IAI (2013: 4) paragraf 2.7, ketidakpastian yang tidak dapat
diabaikan meliputi berbagai peristiwa dan keadaan yang dipahami
berdasarkan pengungkapan sifat dan penjelasan peristiwa dan keadaan
tersebut dan melalui penggunaan pertimbangan sehat dalam menyusun
laporan keuangan. Pertimbangan sehat mengandung kehati-hatian pada
saat
melakukan
pertimbangan
yang
diperlukan
dalam
kondisi
ketidakpastian, sehingga aset atau penghasilan tidak disajikan lebih tinggi
dan kewajiban atau beban tidak disajikan lebih rendah. Namun demikian,
penggunaan pertimbangan sehat tidak memperkenankan pembentukan
aset atau penghasilan yang lebih rendah atau pencatatan kewajiban atau
beban yang lebih tinggi. Singkatnya, pertimbangan sehat tidak
mengizinkan bias.
g. Kelengkapan
Menurut IAI (2013: 4) paragraf 2.8, agar dapat diandalkan, informasi
dalam laporan keuangan harus lengkap dalam batasan materialitas dan
biaya. Kesengajaan untuk tidak mengungkapkan, mengakibatkan
informasi menjadi tidak benar atau menyesatkan dan karena itu tidak
dapat diandalkan dan kurang mencukupi ditinjau dari segi relevansi.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
18
h. Dapat Dibandingkan
Menurut IAI (2013: 4) paragraf 2.9, pengguna harus dapat
membandingkan
laporan
keuangan
entitas
antar
periode
untuk
mengidentifikasi kecenderungan posisi dan kinerja keuangan. Pengguna
juga harus dapat membandingkan laporan keuangan antar entitas untuk
mengevaluasi posisi keuangan, kinerja serta perubahan posisi keuangan
secara relatif. Oleh karena itu, pengukuran dan penyajian dampak
keuangan dari transaksi dan peristiwa lain yang serupa harus dilakukan
secara konsisten untuk suatu entitas, antarperiode untuk entitas tersebut
dan untuk entitas yang berbeda. Sebagai tambahan, pengguna laporan
keuangan harus mendapat informasi tentang kebijakan akuntansi yang
digunakan dalam penyusunan laporan keuangan, perubahan kebijakan
akuntansi dan pengaruh dampak perubahan tersebut.
i. Tepat Waktu
Menurut IAI (2013: 4) paragraf 2.10, agar relevan, dalam laporan
keuangan
harus
dapat
mempengaruhi
keputusan
ekonomi
para
penggunanya. Tepat waktu meliputi penyediaan informasi laporan
keuangan dalam jangka waktu pengambilan keputusan. Jika terdapat
penundaan yang tidak semestinya dalam pelaporan, maka informasi yang
dihasilkan akan kehilangan relevansinya. Manajemen mungkin perlu
menyeimbangkan secara relatif antara pelaporan tepat waktu dan
penyediaan informasi yang andal. Untuk mencapai keseimbangan antara
relevansi dan keandalan, maka pertimbangan utama adalah bagaimana
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
19
yang terbaik untuk memenuhi kebutuhan pengguna dalam mengambil
keputusan ekonomi.
j. Keseimbangan antara Biaya dan Manfaat
Menurut IAI (2013: 5) paragraf 2.11, manfaat informasi seharusnya
melebihi biaya penyediannya. Namun demikian, evaluasi biaya dan
manfaat merupakan proses pertimbangan yang substansial. Biaya
tersebut juga tidak perlu ditanggung oleh pengguna yang menikmati
manfaat. Dalam evalusi manfaat dan biaya, entitas harus memahami
bahwa manfaat informasi mungkin juga manfaat yang dinikmati oleh
pengguna eksternal.
4. Penyajian Laporan Keuangan
Laporan keuangan menyajikan dengan wajar posisi keuangan, kinerja
keuangan dan arus kas suatu entitas. Pengungkapan tambahan diperlukan
ketika kepatuhan atas persyaratan tertentu dalam SAK ETAP tidak memadai
bagi pemakai untuk memahami pengaruh dari transaksi tertentu, peristiwa
dan kondisi lain atas posisi keuangan dan kinerja keuangan entitas. Entitas
yang laporan keuangannya mematuhi SAK ETAP harus membuat suatu
pernyataan eksplisit dan secara penuh (explicit and unreserved statement)
atas kepatuhan tersebut dalam catatan atas laporan keuangan. Pada saat
menyusun laporan keuangan, manajemen entitas yang menggunakan SAK
ETAP
membuat
penilaian
atas
kemampuan
entitas
melanjutkan
kelangsungan usaha. Dalam membuat penilaian kelangsungan usaha, jika
manajemen menyadari terdapat ketidakpastian yang material terkait dengan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
20
peristiwa atau kondisi yang mengakibatkan keraguan signifikan terhadap
kemampuan entitas untuk melanjutkan usaha, maka entitas harus
mengungkapkan ketidakpastian tersebut.
Menurut IAI (2013: 12) paragraf 3.6, penyajian dan klasifikasi pospos dalam laporan keuangan harus konsisten, kecuali:
a. Terjadi perubahan yang signifikan atas sifat operasi entitas atau
perubahan penyajian atau pengklasifikasian yang bertujuan menghasilkan
penyajian lebih baik sesuai kriteria pemilihan dan penerapan kebijakan
akuntansi.
b. SAK ETAP mensyaratkan suatu perubahan penyajian
Perihal informasi komparatif, menurut IAI (2013: 12) paragraf 3.9
menyatakan bahwa informasi harus diungkapkan secara komparatif
dengan periode sebelumnya kecuali dinyatakan lain oleh SAK ETAP
(termasuk informasi dalam laporan keuangan dan catatan atas laporan
keuangan). Pos-pos yang material disajikan terpisah dalam laporan
keuangan sedangkan yang tidak material digabungkan dengan jumlah
yang memiliki sifat atau fungsi yang sejenis. Menurut IAI (2013: 12)
paragraf 3.12, laporan keuangan entitas meliputi:
1) Neraca;
2) Laporan laba rugi;
3) Laporan perubahan ekuitas yang juga menunjukkan:
a) Seluruh perubahan dalam ekuitas, atau
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
21
b) Perubahan ekuitas selain perubahan yang timbul dari transaksi
dengan pemilik dalam kapasitasnya sebagai pemilik;
4) Laporan arus kas; dan
5) Catatan atas laporan keuangan yang berisi ringkasan kebijakan
akuntansi yang signifikan dan informasi penjelasan lainnya.
Menurut IAI (2013: 13) paragraf 3.16 mengenai identifikasi laporan
keuangan, menyatakan bahwa entitas harus mengidentifikasi secara jelas
setiap komponen laporan keuangan termasuk catatan atas laporan arus
kas. Jika laporan keuangan termasuk komponen dari laporan lain, maka
laporan keuangan harus dibedakan dari informasi lain dalam laporan
tersebut. Disamping itu, informasi berikut ini disajikan dan diulangi,
bilamana perlu, pada setiap halaman laporan keuangan:
1) Nama entitas pelapor dan perubahan dalam nama tersebut sejak
laporan periode terakhir;
2) Tanggal atau periode yang dicakup oleh laporan keuangan, mana yang
lebih tepat bagi setiap komponen laporan keuangan;
3) Mata uang pelaporan;
4) Pembulatan angka yang digunakan dalam penyajian laporan
keuangan.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
22
5. Neraca
Neraca menyajikan aset, kewajiban, dan ekuitas suatu entitas pada
tanggal tertentu pada akhir periode pelaporan. SAK ETAP tidak
menentukan format atau urutan terhadap pos-pos yang disajikan. Berikut
adalah ruang lingkup neraca menurut IAI dalam SAK ETAP (2013):
Tabel 2.1 Ruang Lingkup Neraca Menurut Standar Akuntansi Keuangan
Entitas Tanpa Akuntabilitas Publik (SAK ETAP) Tahun 2013.
No.
Kriteria
1. Neraca
2.
Klasifikasi
aset dan
kewajiban
Paragraf
Paragraf 4.2
Paragraf 4.5
SAK ETAP
Neraca neraca minimal mencakup
pos-pos sebagai berikut:
a. Kas dan setara kas;
b. Piutang usaha dan piutang
lainnya;
c. Persediaan;
d. Properti investasi;
e. Aset tetap;
f. Aset tidak berwujud;
g. Utang usaha dan utang lainnya;
h. Aset dan kewajiban pajak;
i. Kewajiban diestimasi;
j. Ekuitas.
Entitas harus menyajikan aset lancar
dan aset tidak lancar, kewajiban
jangka pendek dan kewajiban jangka
panjang, sebagai suatu klasifikasi
yang terpisah dalam neraca, kecuali
jika penyajian berdasarkan likuiditas
memberikan informasi yang andal
dan lebih relevan. Jika pengecualian
tersebut diterapkan, maka semua aset
dan kewajiban harus disajikan
berdasarkan likuiditasnya.
Sumber: Standar Akuntansi Keuangan Entitas Tanpa Akuntabilitas Publik , 2013.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
23
Tabel 2.1 Ruang Lingkup Neraca Menurut Standar Akuntansi Keuangan
Entitas Tanpa Akuntabilitas Publik (SAK ETAP) Tahun 2013.
No.
Kriteria
3. Aset
Paragraf
Paragraf 2.12
Paragraf 2.34
Paragraf 4.6
SAK ETAP
Aset adalah sumber daya yang
dikuasai entitas sebagai akibat dari
mana manfaat ekonomi di masa
depan diharapkan akan diperoleh
entitas.
Aset diakui dalam neraca jika
kemungkinan manfaat ekonominya
di masa depan akan mengalir ke
entitas dan aset tersebut mempunyai
nilai atau biaya yang dapat diukur
dengan andal. Aset tidak diakui
dalam neraca jika pengeluaran telah
terjadi dan manfaat ekonominya
dipandang tidak mungkin mengalir
ke dalam entitas setelah periode
pelaporan berjalan. Sebagai alternatif
transaksi tersebut menimbulkan
pengakuan beban dalam laporan laba
rugi.
Klasifikasi aset sebagai aset lancar
jika:
a. Diperkirakan akan direalisasi atau
dimiliki untuk dijual atau
digunakan, dalam jangka waktu
siklus operasi normal entitas;
b. Dimiliki untuk diperdagangkan;
c. Diharapkan
akan
direalisasi
dalam jangka waktu 12 bulan
setelah akhir periode pelaporan;
atau
d. Berupa kas atau setara kas,
kecuali
jika
dibatasi
penggunaannya dari pertukaran
atau
digunakan
untuk
menyelesaikan
kewajiban
setidaknya 12 bulan setelah akhir
periode pelaporan.
Sumber: Standar Akuntansi Keuangan Entitas Tanpa Akuntabilitas Publik , 2013.
.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
24
Tabel 2.1 Ruang Lingkup Neraca Menurut Standar Akuntansi Keuangan
Entitas Tanpa Akuntabilitas Publik (SAK ETAP) Tahun 2013.
(Lanjutan)
No.
Kriteria
Aset
Paragraf
Paragraf 4.7
4.
Kewajban
Paragraf
2.12 (b)
Paragraf 2.17
SAK ETAP
Entitas mengklasifikasikan semua
aset lainnya sebagai tidak lancar.
Jika siklus operasi normal entitas
tidak dapat diidentifikasi dengan
jelas,
maka
siklus
operasi
diasumsikan 12 bulan.
Kewajiban merupakan kewajiban
masa kini entitas yang timbul dari
peristiwa
masa
lalu,
yang
penyelesaiannya
diharapkan
mengakibatkan arus keluar dari
sumber
daya
entitas
yang
mengandung manfaat ekonomi.
Karakteristik esensial dari kewajiban
(liability) adalah bahwa entitas
mempunyai kewajiban (obligation)
masa kini untuk bertindak atau untuk
melaksanakan sesuatu dengan cara
tertentu. Kewajiban dapat berupa
kewajiban hukum dan kewajiban
konstruktif.
Kewajiban
dapat
dipaksakan menurut hukum sebagai
konsekuensi dari kontrak mengikat
atau
peraturan
perundangan.
Kewajiban
konstruktif
adalah
kewajiban yang timbul dari tindakan
entitas ketika:
a. Oleh praktik baku masa lalu,
kebijakan
yang
telah
dipublikasikan atau pernyataan
kini yang cukup spesifik, entitas
telah
memberikan
indikasi
kepada pihak lain bahwa entitas
akan menerima tanggung jawab
tertentu; dan
b. Akibatnya,
entitas
telah
menimbulkan ekspektasi kuat
dan sah kepada pihak lain bahwa
entitas
akan
melaksanakan
tanggung jawab tersebut.
Sumber: Standar Akuntansi Keuangan Entitas Tanpa Akuntabilitas Publik , 2013.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
25
Tabel 2.1 Ruang Lingkup Neraca Menurut Standar Akuntansi Keuangan
Entitas Tanpa Akuntabilitas Publik (SAK ETAP) Tahun 2013.
(Lanjutan)
No.
Kriteria
Kewajiban
Paragraf
Paragraf 4.8
SAK ETAP
Entitas
mengklasifikasikan
kewajiban sebagai kewajiban jangka
pendek jika:
a. Diperkirakan akan diselesaikan
dalam jangka waktu siklus
normal operasi entitas;
b. Dimiliki untuk diperdagangkan
c. Kewajiban akan diselesaikan
dalam jangka waktu 12 bulan
setelah akhir periode pelaporan;
atau
d. Entitas tidak memiliki hak tanpa
syarat
untuk
menunda
penyelesaian
kewajiban
setidaknya 12 bulan setelah akhir
periode pelaporan.
5.
Ekuitas
Paragraf
19.2
Ekuitas sebagai badan hak pemilik
dalam entitas harus dilaporkan
sedemikian
rupa
sehingga
memberikan informasi mengenai
sumbernya secara jelas dan disajikan
sesuai dengan peraturan perundangan
dan akta pendirian yang berlaku.
Akuntansi untuk ekuitas badan usaha
bukan PT dilaporkan sesuai dengan
peraturan perundangan yang berlaku
untuk badan usaha tersebut dan
standar
akuntansi
keuangan
keuangan yang relevan.
Pengungkapan bagian lain Ekuitas
(seperti saldo laba, agio, dan
cadangan) harus dilakukan secara
terpisah, meliputi:
a. Perubahan
selama
periode
pelaporan;
b. Batasan distribusi.
Paragraf
19.7
Paragraf
19.35
Sumber: Standar Akuntansi Keuangan Entitas Tanpa Akuntabilitas Publik , 2013.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
26
6. Laporan Laba Rugi
Penyajian laporan laba rugi untuk suatu periode yang merupakan
kinerja keuangan selama periode tersebut menjadi persyaratan bagi sebuah
entitas. Laporan laba rugi menyajikan penghasilan dan beban entitas untuk
suatu periode. Berikut adalah ruang lingkup laporan laba rugi menurut IAI
dalam SAK ETAP (2013):
Tabel 2.2 Ruang Lingkup Laba Rugi Menurut Standar Akuntansi Keuangan
Entitas Tanpa Akuntabilitas Publik (SAK ETAP) Tahun 2013.
No.
Kriteria
1. Laporan
Laba Rugi
Paragraf
Paragraf 5.2
Paragraf 5.3
Paragraf 5.4
SAK ETAP
Laporan laba rugi memasukkan
semua pos penghasilan dan beban
yang diakui dalam suatu periode
kecuali SAK ETAP mensyaratkan
lain. SAK ETAP mengatur perlakuan
berbeda terhadap dampak koreksi
atas kesalahan dan perubahan
kebijakan akuntansi yang disajikan
sebagai
penyesuaian
terhadap
periode yang lalu dan bukan sebagai
bagian dari laba atau rugi dalam
periode terjadinya perubahan.
Laporan
laba
rugi
minimal
mencakup pos-pos sebagai berikut:
a. Pendapatan;
b. Beban keuangan;
c. Bagian laba atau rugi dari
investasi yang menggunakan
metode ekuitas;
d. Beban pajak;
e. Laba atau rugi neto.
Entitas harus menyajikan pos, judul
dan sub jumlah lainnya pada laporan
laba rugi jika penyajian tersebut
relevan untuk memahami kinerja
keuangan entitas.
Sumber: Standar Akuntansi Keuangan Entitas Tanpa Akuntabilitas Publik , 2013.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
27
Tabel 2.2 Ruang Lingkup Laba Rugi Menurut Standar Akuntansi Keuangan
Entitas Tanpa Akuntabilitas Publik (SAK ETAP) Tahun 2013.
(Lanjutan)
No.
Kriteria
Laporan
Laba Rugi
Paragraf
Paragraf 5.5
Paragraf
2.20 (a)
Paragraf 2.36
Paragraf 2.37
SAK ETAP
Entitas tidak boleh menyajikan atau
mengungkapkan pos pendapatan dan
beban sebagai pos luar biasa, baik
dalam laporan laba rugi maupun
dalam catatan atas laporan keuangan.
Entitas menyajikan suatu analisis
beban dalam suatu klasifikasi
berdasarkan sifat atau fungsi beban
dalam
entitas,
mana
yang
memberikan informasi yang lebih
andal dan relevan.
Penghasilan
(income)
adalah
kenaikan manfaat ekonomi selama
periode pelaporan dalam bentuk arus
masuk atau peningkatan aset, atau
penurunan
kewajiban
yang
mengakibatkan kenaikan ekuitas
yang tidak berasal dari kontribusi
penanam modal.
Pengakuan penghasilan merupakan
akibat langsung dari pengakuan aset
dan kewajiban. Penghasilan diakui
dalam laporan laba rugi jika
kenaikan manfaat ekonomi di masa
depan yang berkaitan dengan
peningkatan aset atau penurunan
kewajiban telah terjadi dan dapat
diukur secara andal.
Pengakuan beban merupakan akibat
langsung dari pengakuan aset dan
kewajiban. Penghasilan diakui dalam
laporan laba rugi jika kenaikan
manfaat ekonomi di masa depan
yang berkaitan dengan peningkatan
aset penurunan kewajiban telah
terjadi dan dapat diukur secara andal.
Sumber: Standar Akuntansi Keuangan Entitas Tanpa Akuntabilitas Publik , 2013.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
28
Tabel 2.2 Ruang Lingkup Laba Rugi Menurut Standar Akuntansi Keuangan
Entitas Tanpa Akuntabilitas Publik (SAK ETAP) Tahun 2013.
(Lanjutan)
No.
Kriteria
Laporan
Laba Rugi
Paragraf
Paragraf 20.3
Paragraf 20.26
Paragraf 20.27
SAK ETAP
Entitas harus mengukur pendapatan
berdasarkan
nilai
wajar
atas
pembayaran yang diterima atau
masih harus diterima. Nilai wajar
tersebut tidak termasuk jumlah
diskon penjualan dan potongan
volume.
Entitas harus mengakui pendapatan
yang muncul dari penggunaan aset
oleh entitas yang menghasilkan
bunga, royalty, dan dividen atas
dasar yang ditetapkan dalam paragraf
20.27 ketika:
a. Ada kemungkinan bahwa manfaat
ekonomis yang berhubungan
dengan transaksi akan mengalir
kepada entitas; dan
b. Jumlah pendapatan tersebut dapat
diukur secara andal.
Entitas harus mengakui pendapatan
atas dasar berikut:
a. Bunga harus diakui secara akrual;
b. Royalti harus diakui dengan
menggunakan dasar akrual sesuai
dengan substansi dari perjanjian
yang relevan; dan
c. Dividen harus diakui ketika hak
pemegang saham untuk menerima
pembayaran telah terjadi.
Sumber: Standar Akuntansi Keuangan Entitas Tanpa Akuntabilitas Publik , 2013.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
29
7. Laporan Perubahan Ekuitas
Laporan perubahan ekuitas mengatur persyaratan untuk penyajian
dalam ekuitas entitas selama suatu periode, baik dalam laporan perubahan
ekuitas dan laporan laba rugi dan saldo laba (jika memenuhi kondisi
tertentu). Berikut adalah ruang lingkup laporan perubahan ekuitas menurut
IAI dalam SAK ETAP (2013):
Tabel 2.3 Ruang Lingkup Laporan Perubahan Ekuitas Menurut Standar
Akuntansi Keuangan Entitas Tanpa Akuntabilitas Publik (SAK
ETAP) Tahun 2013.
No.
Kriteria
1. Laporan
Perubahan
Ekuitas
Paragraf
Paragraf 6.2
Paragraf 6.3
SAK ETAP
Laporan
perubahan
ekuitas
menyajikan laba atau rugi entitas
untuk suatu periode, pos pendapatan
dan beban yang diakui secara
langsung dalam ekuitas untuk
periode
tersebut,
pengaruh
perubahan kebijakan akuntansi dan
koreksi kesalahan yang diakui dalam
periode tersebut, dan jumlah
investasi oleh, dan deviden dan
distribusi lain ke pemilik ekuitas
selama periode tersebut.
Entitas
menyajikan
laporan
perubahan
ekuitas
yang
menunjukkan:
a. Laba atau rugi untuk periode;
b. Pendapatan dan beban yang
diakui langsung dalam ekuitas;
c. Untuk setiap komponen ekuitas,
pengaruh perubahan kebijakan
akuntansi dan koreksi kesalahan
yang diakui;
Sumber: Standar Akuntansi Keuangan Entitas Tanpa Akuntabilitas Publik , 2013.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
30
Tabel 2.3 Ruang Lingkup Laporan Perubahan Ekuitas Menurut Standar
Akuntansi Keuangan Entitas Tanpa Akuntabilitas Publik (SAK
ETAP) Tahun 2013. (Lanjutan)
No.
Kriteria
Laporan
Perubahan
Ekuitas
Paragraf
Paragraf 6.3
Paragraf 6.4
Paragraf 6.5
SAK ETAP
d. Untuk setiap komponen ekuitas,
suatu rekonsiliasi antara jumlah
tercatat awal dan akhir periode,
diungkapkan secara terpisah
perubahan yang berasal dari:
1) Laba atau rugi;
2) Pendapatan dan beban yang
diakui langsung dalam ekuitas;
3) Jumlah investasi, dividen dan
distribusi lainnya ke pemilik
ekuitas, yang menunjukkan
secara terpisah modal saham,
transaksi saham treasuri, dan
dividen serta distribusi lainnya
ke pemilik ekuitas, dan
perubahan kepemilikan dalam
entitas anak yang tidak
mengakibatkan
kehilangan
pengendalian.
Laporan laba rugi dan saldo laba
menyajikan laba atau rugi entitas dan
perubahan saldo laba suatu periode
pelaporan.
Entitas menyajikan laporan laba rugi
dan saldo laba pos-pos berikut
sebagai tambahan atas informasi
laporan laba rugi diatas:
a. Saldo laba pada awal periode
pelaporan;
b. Dividen yang diumumkan dan
dibayarkan atau terutang selama
periode;
c. Penyajian kembali saldo laba
setelah
koreksi
kesalahan
periode lalu;
d. Penyajian kembali saldo laba
setelah perubahan kebijakan
akuntansi; dan
e. Saldo laba pada akhir periode
pelaporan
Sumber: Standar Akuntansi Keuangan Entitas Tanpa Akuntabilitas Publik , 2013.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
31
8. Laporan Arus Kas
Laporan arus kas menyajikan informasi perubahan historis atas kas
dan setara kas entitas, yang menunjukkan secara terpisah perubahan yang
terjadi selama satu periode dari aktivitas operasi, investasi dan pendanaan.
Setara kas adalah investasi jangka pendek dan sangat likuid yang dimiliki
untuk memenuhi komitmen kas jangka pendek, bukan untuk tujuan
investasi atau lainnya. Berikut adalah ruang lingkup laporan arus kas
menurut IAI dalam SAK ETAP (2013):
Tabel 2.4 Ruang Lingkup Laporan Arus Kas Menurut Standar Akuntansi
Keuangan Entitas Tanpa Akuntabilitas Publik (SAK ETAP) Tahun
2013.
No.
Kriteria
1. Laporan
Arus Kas
Paragraf
Paragraf 7.3
Paragraf 7.4
SAK ETAP
Entitas menyajikan laporan arus kas
yang melaporkan arus kas untuk
suatu
periode
dan
mengklasifikasikan menurut aktivitas
operasi, aktivitas investasi, dan
aktivitas pendanaan.
Arus kas dari aktivitas operasi
diperoleh dari aktivitas penghasil
utama pendapatan entitas. Arus kas
pada umumnya berasal dari transaksi
dan peristiwa dan kondisi lain yang
mempengaruhi pendapatan laba atau
rugi. Berikut contoh arus kas dari
aktivitas operasi:
a. Penerimaan kas dari penualan
barang dan jasa;
b. Penerimaan kas dari royalti, fees,
komisi, dan pendapatan lain;
c. Pembayaran kas kepada pemasok
barang dan jasa;
Sumber: Standar Akuntansi Keuangan Entitas Tanpa Akuntabilitas Publik , 2013.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
32
Tabel 2.4 Ruang Lingkup Laporan Arus Kas Menurut Standar Akuntansi
Keuangan Entitas Tanpa Akuntabilitas Publik (SAK ETAP) Tahun
2013. (Lanjutan)
No.
Kriteria
Laporan
Arus Kas
Paragraf
Paragraf 7.4
Paragraf 7.5
SAK ETAP
d. Pembayaran kas kepada dan atas
nama karyawan;
e. Pembayaran kas atau restitusi
pajak penghasilan kecuali jika
dapat diidentifikasikan secara
khusus sebagai bagian dari
aktivitas pendanaan dan investasi;
f. Penerimaan dan pembayaran kas
dari investasi, pinjaman, dan
kontrak lainnya yang dimiliki
untuk tujuan perdagangan, yang
sejenis dengan persediaan yang
dimkasudkan
untuk
dijual
kembali.
Arus kas dari aktivitas investasi
mencerimnkan pengeluaran kas
sehubungan dengan sumber daya
yang bertujuan untuk menghasilkan
pendapatan dan arus kas masa depan.
Berikut contoh arus kas dari aktivitas
investasi, yaitu:
a. Pembayaran
kas
untuk
memperoleh aset tetap, aset tidak
berwujud, dan aset jangka
panjang lainnya;
b. Penerimaan kas dari penjualan
aset tetap, aset tidak berwujud,
dan aset jangka panjang lainnya;
c. Pembayaran kas untuk perolehan
efek ekuitas atau efek utang
entitas lain dan bunga dalam joint
venture.
d. Penerimaan kas dari penjualan
efek ekuitas atau efek utang dari
entitas lain dan bunga dari joint
venture;
Sumber: Standar Akuntansi Keuangan Entitas Tanpa Akuntabilitas Publik , 2013.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
33
Tabel 2.4 Ruang Lingkup Laporan Arus Kas Menurut Standar Akuntansi
Keuangan Entitas Tanpa Akuntabilitas Publik (SAK ETAP) Tahun
2013. (Lanjutan)
No.
Kriteria
Laporan
Arus Kas
Paragraf
Paragraf 7.5
Paragraf 7.6
Paragraf 7.7
SAK ETAP
e. Uang muka dan pinjaman yang
diberikan kepada pihak lain.
f. Penerimaan kas dari pembayaran
kembali uang muka dan pinjaman
yang diberikan kepada pihak lain.
Berikut contoh arus kas yang berasal
dari aktivitas pendanaan, yaitu:
a. Penerimaan kas dari penerbitan
saham atau efek ekuitas lain;
b. Pembayaran kas kepada para
pemegang saham untuk menarik
atau menebus saham entitas;
c. Penerimaan kas dari penerbitan
pinjaman, wesel, dan pinjaman
jangka pendek atau jangka
panjang lainnya;
d. Pelunasan pinjaman;
e. Pembayaran kas oleh lessee
untuk
mengurangi
saldo
kewajiban
yang
berkaitan
dengan sewa pembiayaan.
Entitas melaporkan arus kas dari
aktivitas
operasi
dengan
menggunakan
metode
tidak
langsung. Dalam metode ini laba
atau rugi neto disesuaikan dengan
mengoreksi dampak dari transaksi
non kas, penangguhan atau akrual
dari penerimaan atau pembayaran
kas untuk operasi di masa lalu dan
masa depan, dan unsur penghasilan
atau beban yang berkaitan dengan
arus kas investasi atau pendanaan.
Sumber: Standar Akuntansi Keuangan Entitas Tanpa Akuntabilitas Publik , 2013.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
34
Tabel 2.4 Ruang Lingkup Laporan Arus Kas Menurut Standar Akuntansi
Keuangan Entitas Tanpa Akuntabilitas Publik (SAK ETAP) Tahun
2013. (Lanjutan)
No.
Kriteria
Laporan
Arus Kas
Paragraf
Paragraf 7.8
Paragraf 7.9
SAK ETAP
Dalam metode tidak langsung, arus
kas neto dari aktivitas operasi
ditentukan dengan menyesuaikan
laba atau rugi dari dampak:
a. Perubahan
persediaan
dan
piutang usaha serta utang usaha
selama periode berjalan;
b. Pos non kas seperti penyusutan,
penyisihan, dan keuntungan dan
kerugian valuta asing yang
belum direalisasi; dan
c. Semua pos lain yang berkaitan
dengan arus kas invesatsi atau
pendanaan.
Entitas melaporkan secara terpisah
kelompok utama penerimaan kas
bruto dan pengeluaran kas bruto
yang berasal dari aktivitas investasi
dan pendanaan. Jumlah agregat arus
kas yang berasal dari akuisisi dan
pelepasan entitas anak atau unit
usaha lain disajikan secara terpisah
dan diklasifikasikan sebagai arus kas
dari aktivitas operasi.
Sumber: Standar Akuntansi Keuangan Entitas Tanpa Akuntabilitas Publik , 2013.
9. Catatan Atas Laporan Keuangan
Catatan Atas Laporan Keuangan berisi informasi sebagai tambahan
informasi yang disajikan dalam laporan keuangan. Catatan atas laporan
keuangan memberikan penjelasan naratif atau rincian jumlah yang
disajikan dalam laporan keuangan dan informasi pos – pos yang tidak
memenuhi kriteria pengakuan dalam laporan keuangan. Berikut adalah
ruang lingkup catatan atas laporan keuangan menurut IAI dalam SAK
ETAP (2013):
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
35
Tabel 2.5 Ruang Lingkup Catatan Atas Laporan Keuangan Menurut Standar
Akuntansi Keuangan Entitas Tanpa Akuntabilitas Publik (SAK
ETAP) Tahun 2013.
No.
Kriteria
1. Catatan
Atas
Laporan
Keuangan
Paragraf
Paragraf 8.1
Paragraf 8.2
SAK ETAP
Catatan atas laporan keuangan berisi
informasi
sebagai
tambahan
informasi yang disajikan dalam
laporan keuangan. Catatan atas
laporan
keuangan
memberikan
penjelasan naratif atau rincian
jumlah yang disajikan dalam laporan
keuangan dan informasi pos-pos
yang tidak memenuhi kriteria
pengakuan dalam laporan keuangan.
Catatan atas laporan keuangan harus:
a. Menyajikan informasi tentang
dasar
penyusunan
laporan
keuangan
dan
kebijakan
akuntansi tertentu.
b. Mengungkapkan informasi yang
diisyaratkan dalam SAK ETAP
tetapi tidak disajikan dalam
laporan keuangan.
c. Membertikan
informasi
tambahan yang tidak disajikan
dalam laporan keuangan, tetapi
relevan
untuk
memahami
laporan keuangan.
Sumber: Standar Akuntansi Keuangan Entitas Tanpa Akuntabilitas Publik , 2013.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
36
F. Proses (Siklus) Akuntansi
Menurut Harahap (2007: 64-65), proses akuntansi adalah proses
pengolahan data. Dalam proses pengolahan data menggunakan arus, siklus
atau
proses
akuntansi
yang
dimulai
dari
transaksi,
pencatatan,
pengklasifikasian, pengikhitasaran, sampai pada tahap pelaporan. Siklus
akuntansi atau disebut juga proses akuntansi digambarkan sebagai berikut:
Lap. Keuangan
Reversing entries
Transaksi
Neraca Lajur
Bukti
Penutupan
Pencatatan
Penyesuaian
Neraca
Percobaan Saldo
Pengikhtisaran
Jurnal
Buku Besar
Ledger
Gambar 2.1 Proses (Siklus) Akuntansi
Sumber: Sofyan Syafri Harahap Analisis Kritis Atas Laporan Keuangan,
(2007: 65)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
37
G. Penelitian Terdahulu
Hasil penelitian terdahulu dalam penelitian ini digunakan sebagai
dasar untuk memperoleh gambaran dalam menyusunkerangka berpikir
penelitian. Selain itu, penelitian terdahulu ini digunakan untuk mengetahui
persamaan serta perbedaan dari penelitian yang ada serta kajian yang dapat
mengembangkan penelitian yang akan dilakukan.
Berikut ini adalah tabel penelitian terdahulu:
Tabel 2.6 Penelitian Terdahulu
No.
Peneliti/Tahun
1.
Arma
Yuliza Analisis Pemahaman
dan Sri
Terhadap Penerapan
Yunawati/2015
SAK-ETAP pada
Bank Perkreditan
Rakyat di Kota Pasir
Pengaraian.
Evaluasi Penerapan
Dayana
SAK ETAP Dalam
Angriani
Sitindaon/2012 Penyajian Laporan
Keuangan BPR, studi
kasus di PT. BPR
Wijaya Mulya Santosa
Yogyakarta.
2.
3.
Priscilia
Christina
Sumendap,
David P. E.
Saerang, dan
Novi S.
Budiarso/2015
Judul
Evaluasi Penerapan
‘SAK ETAP’ Pada PT.
Bank Perkreditan
Rakyat Cipta
Cemerlang Indonesia.
Metode
Hasil
Deskriptif
Kuantitatif
Sudah menerapkan SAK
ETAP sejak tahun 2010
dan telah memiliki
pemahaman yang cukup
baik terhadap penerapan
SAK ETAP.
PT. BPR Wijaya Mulya
Santosa sudah
menerapkan SAK ETAP
dimana entitas sudah
membuat laporan
keuangan secara
lengkap dan entitas
mengungkapkan bahwa
laporan keuangan
berpedoman pada SAK
ETAP.
Perusahaan telah
menerapkan laporan
keuangan sesuai dengan
standar yang berlaku,
namun masih terjadi
inkonsistensi dan belum
mematuhi SAK
ETAP secara penuh
dalam penyajian laporan
keuangan.
Deskriptif
Deksriptif
Komparatif
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
38
Tabel 2.1 Penelitian Terdahulu (Lanjutan)
No.
Peneliti/Tahun
Judul
Metode
Hasil
4.
Dinna
Yolanda/2015
Penerapan Standar
Akuntansi Keuangan
Tanpa Akuntabilitas
Publik (SAK ETAP)
pada PT. BPR Indra
Candra.
Deskriptif
Komparatif
Selama ini perusahaan
menyusun
laporan
keuangan
dengan
menggunakan standar
dari PSAK Umum dan
belum menerapkan SAK
ETAP yang menjadi
standar
penyusunan
laporan keuangan bagi
BPR.
PD
BPR
BKK
Mojolaban
sudah
menerapkan SAK ETAP
pada
pelaporan
keuangannya , tetapi
masih belum lengkap.
Masih ada pos yang
penyajiannya
belum
sesuai dengan ketentuan
yaitu pos modal yang
terdapat di neraca.
5.
Siti Anisah/
2012
Analisis
Penerapan Deksriptif
Standar
Akuntansi Kualitatif
Keuangan
ENtitas
Tanpa Akuntabilitas
Publik (SAK ETAP)
BPR di PD BPR BKK
Mojolaban.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Jenis Penelitian
Jenis penelitian yang dilakukan oleh penulis adalah studi kasus, di mana
penelitian hanya dilakukan pada objek tertentu yaitu terhadap data perusahaan.
Selanjutnya dari data yang dianalisis ditarik kesimpulan dan kesimpulan yang
diambil sebatas pada objek yang diteliti.
B. Tempat dan Waktu
1. Tempat Penelitian
Penelitian ini dilakukan di PD BPR Bank Sleman yang beralamatkan di
Jalan Magelang Km 10 Tridadi, Sleman.
2. Waktu Penelitian
Penelitian dilakukan pada bulan Februari – Maret 2016.
C. Subyek Penelitian
Subyek dalam penelitian ini adalah bagian yang berhubungan dengan
laporan keuangan Bank Perkreditan Rakyat. Peneliti melakukan wawancara
dengan bagian akuntansi.
39
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
40
D. Obyek Penelitian
Obyek penelitian merupakan sasaran untuk mendapatkan tujuan tertentu
mengenai suatu hal yang akan dibuktikan secara objektif untuk mendapatkan
data sesuai tujuan dan kegunaan tertentu. Adapun obyek penelitian yang
penulis teliti adalah Laporan Keuangan Tahunan PD BPR Bank Sleman tahun
2014.
E. Data yang Diperlukan
1. Gambaran Umum PD BPR Bank Sleman.
2. Struktur Organisasi PD BPR Bank Sleman dan Job Description masingmasing divisi.
3. Laporan Keuangan PD BPR Bank Sleman tahun 2014.
F. Teknik Pengumpulan Data
Riset Lapangan (Field Research)
1. Wawancara
langsung
dengan
para
karyawan
perusahaan
yang
berhubungan langsung dengan pencatatan keuangan perusahaan.
2. Observasi
Mengumpulkan data dengan cara melakukan pengamatan secara
langsung pada obyek yang diteliti.
3. Dokumentasi
Mengumpulkan data melalui catatan dan dokumen perusahaan.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
41
G. Teknik Analisis Data
Analisis data yang dilakukan dengan menggunakan metode:
1. Deskriptif - Komparatif
Metode analisis yang dilakukan dengan membandingkan teori-teori dengan
praktik yang terjadi di dalam perusahaan, kemudian mengambil kesimpulan
dari hasil perbandingan tersebut.
Adapun langkah-langkah yang dilakukan oleh penulis, yaitu:
a. Memaparkan penyajian laporan keuangan Bank Perkreditan Rakyat tahun
2014 yang terdiri dari Neraca, Laporan Laba Rugi, Laporan Perubahan
Ekuitas, Laporan Arus Kas, dan Catatan atas Laporan Keuangan.
b. Mengamati, membandingkan, dan menganalisis penyajian laporan
keuangan PD BPR Bank Sleman menurut SAK ETAP untuk melihat
kesesuaian. Penyajian laporan keuangan perusahaan dianalisis dan
dideskripsikan, kemudian dibandingkan dengan SAK ETAP. Dalam
menganalisis laporan keuangan penulis membuat tabel perbandingan
yang mengacu pada Standar Akuntansi Keuangan Tanpa Akuntabilitas
Publik yang diterbitkan oleh Ikatan Akuntan Indonesia (IAI) dan
mengacu pada Pedoman Akuntansi Bank Perkreditan Rakyat yang
disusun oleh Tim Pedoman Akuntansi Bank Perkreditan Rakyat Bank
Indonesia tahun 2010 di mana dasar pengaturannya sesuai dengan SAK
ETAP. Pedoman ini diterbitkan atas kerjasama dengan Ikatan Akuntan
Indonesia (IAI).
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
42
Berikut tabel perbandingan penyajian laporan keuangan menurut SAK ETAP dan SAK BPR dengan penyajian laporan
keuangan PD BPR Bank Sleman:
Tabel 3.1 Perbandingan Penyajian Laporan Keuangan menurut SAK ETAP dan SAK BPR dengan Penyajian Laporan Keuangan PD
BPR Bank Sleman.
No.
Item yang
Diperbandingkan
SAK ETAP
Paragraf
SAK BPR
A. Neraca
1
Dasar Pencatatan
Dasar pencatatan neraca menggunakan dasar
akrual.
Paragraf 2.33
Dasar pencatatan neraca menggunakan
dasar akrual.
2
Aset
Aset minimal menyajikan pos-pos berikut:
Paragraf 4.2
Pos – pos aset yang disajikan oleh BPR:
a.
b.
c.
d.
e.
f.
Kas dan setara kas
Piutang usaha dan piutang lainnya
Persediaan
Properti investasi
Aset tetap
Aset tidak berwujud
a.
b.
c.
d.
e.
f.
g.
h.
i.
j.
Kas
Kas dalam valuta asing
Sertifikat Bank Indonesia
Pendapatan bunga yang akan diterima
Penempatan pada bank lain
Kredit
Agunan yang diambil alih
Aset tetap dan inventaris
Aset tidak berwujud
Aset lain – lain
Sumber: SAK ETAP oleh DSAK-IAI (2013) dan PA BPR oleh Tim Pedoman Akuntansi BPR-IAI (2010).
Hasil
Penelitian
Ket
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
43
Tabel 3.1 Perbandingan Penyajian Laporan Keuangan menurut SAK ETAP dan SAK BPR dengan Penyajian Laporan Keuangan PD
BPR Bank Sleman. (lanjutan)
No.
3
Item yang
Diperbandingkan
Kewajiban
SAK ETAP
Kewajiban minimal menyajikan pos-pos
meliputi:
Paragraf
Paragraf 4.2
Ekuitas
Entitas menyajikan pos, judul dan sub
jumlah lainnya.
Pos – pos kewajiban yang disajikan oleh
BPR:
a.
b.
c.
d.
e.
f.
g.
h.
i.
j.
k.
a. Utang Usaha dan Utang Lainnya
b. Aset dan Kewajiban Paja
c. Kewajiban Diestimasi.
4
SAK BPR
Paragraf 4.3
Kewajiban segera
Utang bunga
Utang pajak
Simpanan
Simpanan dari bank lain
Pinjaman diterima
Dana setoran modal-kewajiban
Kewajiban imbalan kerja
Pinjaman subordinasi
Modal pinjaman
Kewajiban lain-lain
Pos – pos ekuitas yang disajikan oleh
BPR:
a.
b.
c.
d.
e.
Modal
Dana setoran modal-ekuitas
Laba/Rugi yang belum direalisasi
Surplus revaluasi aset tetap
Saldo laba
Sumber: SAK ETAP oleh DSAK-IAI (2013) dan PA BPR oleh Tim Pedoman Akuntansi BPR-IAI (2010).
Hasil
Penelitian
Ket
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
44
Tabel 3.1 Perbandingan Penyajian Laporan Keuangan menurut SAK ETAP dan SAK BPR dengan Penyajian Laporan Keuangan PD
BPR Bank Sleman. (lanjutan)
No.
Item yang
Diperbandingkan
SAK ETAP
Paragraf
SAK BPR
5
Klasifikasi Aset
dan Kewajiban
Entitas harus menyajikan aset lancar dan
aset tidak lancar, kewajiban jangka pendek
dan kewajiban jangka panjang, sebagai suatu
klasifikasi terpisah dalam neraca, kecuali
jika penyajian berdasarkan likuiditas
memberikan informasi yang andal dan lebih
relevan.
Paragraf 4.5
SAK BPR menyajikan aset lancer dan aset
tidak lancer, kewajiban jangka pendek dan
jangka panjang sebagai suatu klasifikasi
yang tidak terpisah dalam neraca, akan
tetapi penyajian berdasarkan likuiditas
memberikan informasi yang andal dan
relevan.
6
Informasi yang
disajikan di neraca
atau catatan atas
laporan keuangan
Entitas menyajikan di neraca atau catatan
atas laporan keuangan, subklasifikasi atas
pos yang disajikan:
Paragraf 4.12
SAK BPR menyajikan di neraca
subklasifikasi atas pos yang disajikan:
a. Kelompok aset tetap
b. Kewajiban imbalan kerja dan kewajiban
diestimasi lainnya
c. Kelompok ekuitas, seperti modal disetor,
tambahan modal disetor, dan saldo laba
a. Kelompok Aset tetap dan inventaris
b. Kewajiban imbalan kerja, kewajiban
segera, dan kewajiban lain-lain
c. Kelompok ekuitas, seperti modal
disetor, tambahan modal disetor, dan
saldo laba.
Sumber: SAK ETAP oleh DSAK-IAI (2013) dan PA BPR oleh Tim Pedoman Akuntansi BPR-IAI (2010).
Hasil
Penelitian
Ket
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
45
Tabel 3.1 Perbandingan Penyajian Laporan Keuangan menurut SAK ETAP dan SAK BPR dengan Penyajian Laporan Keuangan PD
BPR Bank Sleman.
No.
Item yang
Diperbandingkan
SAK ETAP
Paragraf
SAK BPR
B. Laporan Laba Rugi
1
Informasi yang
disajikan
Laporan laba rugi minimal menyajikan pospos berikut:
Paragraf 5.3
a.
b.
c.
d.
e.
a. Pendapatan
b. Beban keuangan
c. Bagian laba atau rugi dari investasi yang
menggunakan metode ekuitas
d. Beban pajak
e. Laba atau rugi neto
Entitas harus menyajikan pos, judul dan sub
jumlah lainnya pada laporan laba rugi jika
penyajian tersebut relevan untuk memahami
kinerja keuangan entitas.
Pos – pos dalam laporan laba rugi BPR:
Paragraf 5.4
Pendapatan operasional
Beban operasional
Pendapatan non-operasional
Beban non-operasional
Beban pajak penghasilan
SAK BPR menyajikan pos, judul, dan sub
judul lainnya pada laporan laba rugi
seperti, pos pendapatan bunga dengan sub
judul bunga kontraktual, provisi dan biaya
transaksi.
Sumber: SAK ETAP oleh DSAK-IAI (2013) dan PA BPR oleh Tim Pedoman Akuntansi BPR-IAI (2010).
Hasil
Penelitian
Ket
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
46
Tabel 3.1 Perbandingan Penyajian Laporan Keuangan menurut SAK ETAP dan SAK BPR dengan Penyajian Laporan Keuangan PD
BPR Bank Sleman.
No.
Item yang
Diperbandingkan
SAK ETAP
Paragraf
SAK BPR
C. Laporan Perubahan Ekuitas
1
Informasi yang
disajikan
Entitas menyajikan laporan
ekuitas yang menunjukkan:
perubahan
Paragraf 6.3
SAK BPR menyajikan laporan perubahan
ekuitas yang menunjukkan:
a. Laba atau rugi untuk periode pelaporan
b. Pendapatan dan beban yang diakui
langsung dalam ekuitas
a. Laba atau rugi untuk periode
b. Pendapatan dan beban yang disajikan
langsung dalam ekuitas.
D. Laporan Arus Kas
1
Informasi yang
disajikan
Entitas menyajikan laporan arus kas yang
melaporkan arus kas untuk suatu periode dan
mengklasifikasikan
menurut
aktivitas
operasi, aktivitas investasi, dan aktivitas
pendanaan.
Paragraf 7.3
SAK BPR menyajikan laporan arus kas
yang menunjukkan penerimaan dan
pengeluaran kas selama periode tertentu
yang dikelompokkan dalam aktivitas
operasi, aktivitas investasi, dan aktivitas
pendanaan.
Sumber: SAK ETAP oleh DSAK-IAI (2013) dan PA BPR oleh Tim Pedoman Akuntansi BPR-IAI (2010).
Hasil
Penelitian
Ket
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
47
Tabel 3.1 Perbandingan Penyajian Laporan Keuangan menurut SAK ETAP dan SAK BPR dengan Penyajian Laporan Keuangan PD
BPR Bank Sleman.
No.
Item yang
Diperbandingkan
SAK ETAP
Paragraf
SAK BPR
2
Aktivitas Operasi
Arus kas dari aktivitas operasi terutama
diperoleh dari aktivitas penghasil utama
pendapatan entitas.
Paragraf 7.4
Arus kas dari aktivitas operasi terutama
diperoleh dari aktivitas penghasil utama
pendapatan BPR.
3
Aktivitas Investasi
Arus
kas
dari
aktivitas
investasi
mencerminkan pengeluaran kas sehubungan
dengan sumber daya yang bertujuan untuk
menghasilkan pendapatan dan arus kas masa
depan.
Paragraf 7.5
Arus kas yang berasal dari aktivitas
investasi mencerimnkan penerimaan dan
pengeluaran kas sehubungan dengan
sumber daya yang bertujuan untuk
menghasilkan pendapatan dan arus kas
masa depan.
4
Aktivitas
Pendanaan
Arus kas dapat berasal dari penerimaan kas,
pembayaran kas dan pelunasan pinjaman.
Paragraf 7.6
Arus kas yang timbul dari aktivitas
pendanaan berguna untuk memprediksi
klaim terhadap arus kas masa depan oleh
para pemasik modal BPR. Contoh arus kas
dari
aktivitas
pendanaan,
seperti
penerimaan dari emisi saham baru,
pembayaran
atas
kewajiban
sewa
pembiayaan,
dan
penerimaan
dan
pembayaran modal pinjaman.
Sumber: SAK ETAP oleh DSAK-IAI (2013) dan PA BPR oleh Tim Pedoman Akuntansi BPR-IAI (2010).
Hasil
Penelitian
Ket
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
48
Tabel 3.1 Perbandingan Penyajian Laporan Keuangan menurut SAK ETAP dan SAK BPR dengan Penyajian Laporan Keuangan PD
BPR Bank Sleman.
No.
Item yang
Diperbandingkan
SAK ETAP
Paragraf
SAK BPR
E. Catatan Atas Laporan Keuangan
1
Struktur
Secara normal urutan penyajian catatan atas
laporan keuangan:
Paragraf 8.4
a. Ringkasan
kebijakan
akuntansi
signifikan yang diterapkan
b. Informasi yang mendukung pos-pos
laporan keuangan, sesuai dengan urutan
penyajian setiap komponen laporan
keuangan
c. Pengungkapan lain
2
Pengungkapan
kebijakan
akuntansi
Dalam ringkasan kebijakan akuntansi yang
signifikan harus diungkapkan:
a. Dasar pengukuran yang digunakan
dalam penyusunan laporan keuangan
b. Kebijakan
akuntansi
lain
yang
digunakan
yang
relevan
untuk
memahami laporan keuangan
Unsur uang disajikan dalam catatan atas
laporan keuangan BPR:
a. Gambaran umum BPR
b. Ikhtisar Kebijakan Akuntansi
c. Penjelasan atas pos – pos laporan
keuangan
Paragraf 8.5
Dalam
bagian
Ikhtisar
Kebijakan
Akuntansi disajikan dasar pengukuran
laporan keuangan yaitu berdasarkan biaya
historis
dan
dasar
penyusunan
menggunakan dasar akrual. Kebijakan
akuntansi tidak terbatas seperti konsep
dasar pengukuran, kredit yang diberikan,
kas dan setara kas, dan lain sebagainya.
Sumber: SAK ETAP oleh DSAK-IAI (2013) dan PA BPR oleh Tim Pedoman Akuntansi BPR-IAI (2010).
Hasil
Penelitian
Ket
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
49
c. Menarik kesimpulan tentang penerapan Standar Akuntansi Keuangan
Entitas Tanpa Akuntabulitas Publik (SAK ETAP) dalam penyajian
laporan keuangan Bank Perkreditan Rakyat (BPR) di PD BPR Bank
Sleman yang diteliti berdasarkan SAK ETAP.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
BAB IV
GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN
A. Sejarah PD BPR Bank Sleman
PD BPR Bank Sleman dibentuk berdasarkan Peraturan Daerah
Kabupaten Sleman Nomor 3 Tahun 1962 pada tanggal 19 Mei 1962 tentang
Mengadakan Bank Pasar. Keberadaannya kemudian dikukuhkan dengan
Keputusan Bupati Nomor 6/K/1969 tanggal 21 Januari 1969 tentang Penetapan
Bank – bank Pasar dan Keputusan Bupati Sleman Nomor 3/K/1970 tanggal 24
Maret 1970 tentang Pedoman Pelaksanaan Bank Pasar Daerah Kabupaten
Sleman. Sejak tahun 1970, PD BPR Bank Sleman yang pada saat pendiriannya
bernama “Bank Pasar” memulai aktivitas di bidang perbankan.
Seiring dengan perkembangan usaha di bidang perbankan tersebut,
selanjutnya diterbitkan Keputusan Bupati Kepala Daerah Tingkat II Sleman
Nomor 076/Kep. KDH/1981, pada tanggal 21 Juli 1981, tentang Anggaran
Dasar Sementara Perusahaan Daerah “Bank Pasar” Kabupaten Dati II Sleman.
Anggaran Dasar Sementara tersebut kemudian disempurnakan dengan
Peraturan Daerah Kabupaten Dati II Sleman Nomor 15 Tahun 1983 pada
tanggal 21 Juni 1983, yang disahkan dengan Keputusan Gubernur Kepala
Daerah Istimewa Yogyakarta Nomor 209/KPTS/1983 pada tanggal 21
November 1983 dan telah mendapat Surat Keterangan Ijin Usaha Bank Pasar
dari Menteri Keuangan Republik Indonesia, Nomor S-387/MK.11/1981 pada
tanggal 28 November 1981.
50
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
51
Berdasarkan Peraturan Daerah Kabupaten Dati II Sleman, Nomor 30
Tahun 1996 pada tanggal 6 September 1995 yang disahkan oleh Gubernur
Daerah Istimewa Yogyakarta melalui Surat Keputusan Nomor 95/KPTS/1996
tertanggal 15 April 1996 dan diundangkan dalam Lembaran Daerah Kabupaten
Dati II Sleman Nomor 3, Seri D tanggal 30 Juni 1996, bentuk hukum
perusahaan ini dirubah menjadi PD Bank Perkreditan Rakyat “Bank Pasar”
Kabupaten Dati II Sleman.
Perubahan terakhir pada tahun 2008 yaitu penyempurnaan Peraturan
Daerah Kabupaten Sleman Nomor 2 Tahun 2008 tentang Perusahaan Daerah
Bank Perkreditan Rakyat BANK SLEMAN tertanggal 16 Januari 2008 dan
telah diundangkan dalam Lembaran Daerah Kabupaten Sleman Tahun 2008
Nomor 1 Seri D tanggal 18 Januari 2008. Perusahaan tersebut telah mendapat
persetujuan Bank Indonesia melalui Surat Keputusan Pemimpin Bank
Indonesia Yogyakarta No.10/2/KEP.PBI/Yk/2008 tanggal 18 Februari 2008.
B. Visi dan Misi PD BPR Bank Sleman
VISI:
“Mewujudkan bank yang sehat, profesional dan berdaya saing.’
Ungkapan pernyataan visi tersebut mengandung harapan supaya pada lima
tahun ke depan PD BPR Bank Sleman sehat, dikelola secara professional,
mempunyai daya saing yang baik, sebagai mitra kerja yang dapat dipercaya
oleh segenap nasabah, pemilik dan stakeholders lainnya serta mempunyai
Sumber Daya Manusia yang handal.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
52
Visi tersebut akan dicapai melalui misi sebagai berikut:
1. Sehat
Peningkatan kinerja keuangan PD BPR Bank Sleman berdasarkan rasio
keuangan sesuai dengan aturan industri perbankan.
2. Profesional
a. PD BPR Bank Sleman dikelola secara akuntabel, transparanm efisien,
produktif (Good Corporate Governance) dengan prinsip kehati – hatian.
b. Meningkatkan kualitas Sumber Daya Manusia, yaitu sehat, jujur, disiplin,
semangat, tanggung jawab, terdidik dan berpengalaman.
3. Berdaya saing
Selalu meningkatkan pelayanan, produk, sarana dan prasarana sesuai dengan
perkembangan perbakan dan tuntutan pasar dalam rangka memberikan
pelayanan prima.
MISI:
Misi PD BPR Bank Sleman dirumuskan dengan memperhatikan Perda Perusda,
produk, wilayah pemasaran, segmentasi pasar, siapa saja stakeholder serta nilai
dan harapan mereka kepada PD BPR Bank Sleman. Berdasarkan hal tersebut
PD BPR Bank Sleman menyatakan misinya sebagai berikut:
1. Mempertahankan tingkat kesehatan bank
a. Meningkatkan tingkat kesehatan
b. Mengurangi resiko likuiditas dan kredit
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
53
2. Meningkatkan kualitas pengelolaan
a. Meningkatkan kualitas sumber daya manusia
b. Meningkatkan kualitas sarana dan prasarana operasional
c. Meningkatkan kapasitas pengelolaan yang optimal dan efisien
3. Meningkatkan daya saing
a. Meningkatkan peran dalam perekonomian daerah
b. Meningkatkan partisipasi masyarakat dan swasta dalam aktivitas
perbankan
c. Meningkatkan jangkauan pemasaran
Misi ini merupakan landasan kegiatan dan inspirasi bagi setiap jajaran serta
segenap stakeholders PD BPR Bank Sleman sebagai fokus dalam menyusun
starategi, sasaran dan program kegiatan.
C. Struktur Organisasi PD BPR Bank Sleman
Struktur Organisasi adalah suatu susunan dan hubungan antara tiap
bagian serta posisi yang ada pada suatu organisasi atau perusahaan dalam
menjalankan kegiatan operasional untuk mencapai tujuan yang diharapkan dan
diinginkan. Sturktur organisasi menggambarkan dengan jelas pemisahan
kegiatan pekerjaan antara satu dengan yang lain dan bagaimana hubungan
aktivitas dan fungsi dibatasi. Dengan demikian, jelas bahwa penyusuanan
struktur organisasi merupakan hal yang sangat penting dalam suatu organisasi
atau perusahaan. Dibawah ini adalah gambar struktur organisasi PD BPR Bank
Sleman.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
54
DEWAN PENGAWAS
DIREKTUR UTAMA
DIREKTUR
SKAI
DIVISI
PEMASARAN
BAGIAN
DANA
BAGIAN KREDIT
KONSUMER
DIVISI
OPERASIONAL
BAGIAN
KREDIT UMKM
CABANG
BAGIAN
PELAYANAN
BAGIAN ADMIN,
AKUNTANSI & IT
Gambar 4.1 Struktur Organisasi PD BPR Bank Sleman.
Sumber: Data PD BPR Bank Sleman
BAGIAN UMUM &
SEKRETARIAT
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
55
Berikut adalah uraian tentang masing-masing bagian Struktur Organisasi
1. Dewan Pengawas
Dewan Pengawas mempunyai tugas menetapkan kebijaksanaan
umum, menjalankan pengawasan, pengendalian dan pembinaan terhadap PD
BPR Bank Sleman. Untuk melaksanakan tugas tersebut, Dewan Pengawas
mepunyai fungsi:
a. Menyusun tata cara pengawasan dan pengelolaan PD BPR Bank Sleman.
b. Melakukan pengawasan atas pengurusan PD BPR Bank Sleman.
c. Menetapkan kebijaksanaan Anggaran dan Keuangan PD BPR Bank
Sleman.
d. Melakukan pembinaan dan pengembangan PD BPR Bank Sleman.
2. Direksi
Direksi mempunyai tugas menyusun perencanaan, melaksanakan
koordinasi dalam pelaksanaan tugas antar anggota Direksi dan melakukan
pembinaan serta pengendalian seluruh kegiatan operasional PD BPR Bank
Sleman
berdasarkan
azas
keseimbangan
dan
keserasian.
Untuk
melaksanakan tugas tersebut Direksi mempunyai fungsi:
a. Memimpin PD BPR Bank Sleman berdasarkan kebijaksanaan umum
yang ditetapkan oleh Dewan Pengawas.
b. Menetapkan kebijaksanaan untuk melaksanakan pengurusan dan
pengelolaan PD BPR Bank Sleman berdasarkan kebijaksanaan umum
yang ditetapkan oleh Dewan Pengawas.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
56
c. Menyusun dan menyampaikan Rencana Kerja Tahunan dan Anggaran
PD BPR Bank Sleman kepada Dewan Pengawas yang meliputi
kebijaksanaan dibidang organisasi, perencanaan, perkreditan, keuangan,
human capital, umum dan pengawasan untuk mendapatkan pengesahan.
d. Menyusun dan menyampaikan laporan perhitungan hasil usaha berkala
dan kegiatan PD BPR Bank Sleman tiap – tiap 3 (tiga) bulan sekali
kepada Bupati Sleman melalui Dewan Pengawas.
e. Menyusun dan menyampaikan Laporan Tahunan yang terdiri atas Neraca
dan perhitungan Laba/Rugi PD BPR Bank Sleman yang telah diaudit
kepada Bupati Sleman melalui Dewan Pengawas, untuk mendapat
pengesahan.
Direksi terdiri dari Direktur Utama dan Direktur. Pembagian tugas
antara Direktur Utama dan Direktur ditetapkan dengan keputusan Direksi,
setelah mendapatkan persetujuan Dewan Pengawas.
3. Satuan Kerja Audit Intern (SKAI)
Satuan
Kerja
Auidt
Intern
mempunyai
tugas
melaksanakan
pengawasan intern atas kegiatan – kegiatan PD BPR Bank Sleman. Untuk
melaksanakan tugas tersebut, Satuan Kerja Audit Intern mempunyai fungsi:
a. Melakukan pengawasan atas pelaksanaan kegiatan operasional PD BPR
Bank Sleman.
b. Mengawasi dan memberikan penilaian terhadap kegiatan PD BPR Bank
Sleman secara berkala.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
57
c. Melakukan
audit
atas
administrasi
keuangan
dan
pengelolaan
penggunaan dana seluruh kekayaan milik PD BPR Bank Sleman.
d. Melakukan audit atas agunan yang diterima PD BPR Bank Sleman.
e. Memberikan saran dan pertimbangan tentang langkah – langkah dan atau
tindakan – tindakan yang perlu diambil dibidang tugasnya.
4. Divisi Pemasaran
Divisi Pemasaran mempunyai tugas memasarkan dan menyalurkan
dana dalam bentuk kredit dan menghimpun dana dari masyarakat atau
lembaga lainnya yang tidak bertentangan dengan peraturan – peraturan yang
berlaku. Untuk melaksanakan tugas tersebut, Divisi Pemasaran mempunyai
fungsi:
a. Menentukan target pasar, segmen dan daerah pemasaran.
b. Merencanakan dan melaksanakan kebijakan strategik baik kredit maupun
dana.
c. Memberikan putusan kredit sebagaimana yang ditentukan oleh Direksi.
d. Mengusulkan kepada Direksi terhadap permohonan kredit diatas
kewenangannya.
e. Melakukan negosiasi dengan pihak terkait baik dana maupun kredit.
f. Melakukan kegiatan promosi baik dalam menghimpun dana maupun
penyalurannya.
g. Mengelola tingkat rasio LDR, Cost of Fund, dan NPL yang sehat.
h. Melakukan evaluasi dari laporan – laporan setiap bagian.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
58
i. Menghimpun dan mengelola dan dari masyarakat dalam bentuk deposito
berjangka, tabungan dan bentuk lainnya yang dipersamakan dengan itu
serta dana kerjasama dan dana lainnya.
j. Melakukan administrasi keuangan baik dalam menghimpun dana dari
masyarakat maupun pengelolaan kredit.
k. Memberikan saran dan pertimbangan tentang langkah – langkah dan atau
tindakan – tindakan yang perlu diambil sesuai dibidang tugasnya.
Divisi Pemasaran terdiri dari Bagian Kredit Konsumer, Bagian Kredit
UMKM, dan Bagian Dana.
5. Bagian Kredit Konsumer
Bagian Kredit Konsumer mempunyai tugas melakukan penyaluran
dana dan pemberian kredit kepada nasabar di Kantor Pusat. Untuk
melaksanakan tugas tersebut, Bagian Kredit Konsumer mempunyai fungsi:
a. Melakukan koordinasi, pengawasan dan pengarahan terhadap kegiatan
dan pelaksanaan tugas bawahannya.
b. Melakukan perluasan pangsa pasar perkreditan.
c. Melakukan penelitian syarat – syarat serta mengadakan analisa kredit
consumer.
d. Memberikan putusan kredit consumer sebagaimana yang ditentukan oleh
Direksi.
e. Mengusulkan kepada Divisi Pemasaran terhadap permohonan kredit
konsumer diatas kewenangannya.
f. Melakukan perencanaan kredit konsumer.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
59
g. Melakukan usaha penagihan kembali atas kredit konsumer yang dihapus
bukukan.
h. Memberikan saran dan pertimbangan tentang langkah – langkah dan atau
tindakan – tindakan yang perlu diambil dibidang tugasnya.
6. Bagian Kredit UMKM
Bagian Kredit UMKM mempunyai tugas melakukan penyaluran dana
dan pemberian kredit kepada nasabah di Kantor Pusat. Untuk melaksanakan
tugas tersebut, Bagian Kredit UMKM mempunyai fungsi:
a. Melakukan koordinasi, pengawasan dan pengarahan terhadap kegiatan
dan pelaksanaan tugas bawahannya.
b. Melakukan perluasan pangsa pasar perkreditan.
c. Melakukan penelitian syarat – syarat serta mengadakan analisa kredit
UMKM.
d. Memberikan putusan kredit UMKM sebagaimana yang ditentukan oleh
Direksi.
e. Mengusulkan kepada Divisi Pemasaran terhadap permohonan kredit
UMKM diatas kewenangannya.
f. Melakukan perencanaan kredit UMKM.
g. Mencari nasabah, menyalurkan dana serta mengevaluasi Kredit UMKM.
h. Melakukan pembinaan nasabah, menekan NPL dan mengusahakan
penagihan kembali atas kredit UMKM yang dihapus-bukukan.
i. Memberikan saran dan pertimbangan tentang langkah – langkah dan atau
tindakan – tindakan yang perlu diambil dibidang tugasnya.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
60
7. Bagian Dana
Bagian Dana mempunyai tugas mengusahakan, menghimpun dan
mengkoordinasikan pengembangan dana PD BPR Bank Sleman. Untuk
melaksanakan tugas tersebut, Bagian Dana mempunyai fungsi:
a. Melakukan koordinasi, pengawasan dan pengarahan terhadap kegiatan
dan pelaksanaan tugas bawahannya.
b. Melakukan usaha pengembangan dana.
c. Melakukan administrasi keluar masuk dana.
d. Mencari nasabah dan atau menghimpun dana dari masyarakat dalam
bentuk tabungan dan deposito berjangka.
e. Memberikan saran dan pertimbangan tentang langkah – langkah dan atau
tindakan – tindakan yang perlu diambil dibidang tugasnya.
8. Divisi Operasional
Divisi
Operasional
mengkoordinasikan,
mempunyai
mengevaluasi,
serta
tugas
merencanakan,
melaporkan
kebijaksanaan
penyelenggaran kegiatan dan keuangan, akuntansi, administrasi, IT,
pelayanan, human capital, umum dan kesekretariat. Untuk melaksanakan
tugas tersebut, Divisi Operasional mempunyai fungsi:
a. Merencanakan dan melaksanakan kebijakan dibidang operasional PD
BPR Bank Sleman.
b. Melakukan
dan
Rencana Kerja.
mengkoordinasikan
penyelanggraan
penyusuanan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
61
c. Melakukan identifikasi masalah yang timbul dari pelaksanaan tugas
operasional PD BPR Bank Sleman dalam rangka usaha perbaikan
penyelenggaraan tata kerja dan prosedur dari Unit – unit Kerja
Organisasi.
d. Melakukan pengumpulan, penyusunan, pengolahan dan mengikuti
pelaksanaan kebijaksanaan ekonomi pemerintah, terutama di bidang
moneter dan perbankan.
e. Mengelola serta memonitor kas, dokumen dan surat – surat berharga.
f. Memonitor kegiatan pelayanan intern dan ekstern.
g. Merencanakan
program
pelatihan
dan
monitoring
implementasi
pendidikan.
h. Memprakasai pengadaan dan pengurangan sarana dan prasarana kerja.
i. Melakukan evaluasi dari laporan – laporan setiap Bagian.
j. Membuat perencanaan kebutuhan dan pengembangan Sumber Daya
Manusia.
k. Memberikan saran dan pertimbangan tentang langkah – langkah dan atau
tindakan – tindakan yang perlu diambil dibidang tugasnya.
Divisi Operasional terdiri dari Bagian Administrasi, Akuntansi dan IT;
Bagian Pelayanan; Bagian Human Capital; Bagian Umum dan Sekretariat.
9. Bagian Administrasi, Akuntansi dan IT
Bagian
merencanakan,
kebijaksanaan
Administrasi,
Akuntansi
mengkoordinasikan,
penyelenggaraan
dan
IT
mengevaluasi,
kegiatan
dan
mempunyai
serta
keuangan,
tugas
melaporkan
akuntansi,
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
62
administrasi kredit dan IT. Untuk melaksanakan tugas tersebut, Bagian
Administrasi, Akuntansi dan IT mempunyai fungsi:
a. Melakukan koordinasi, pengawasan dan mengarahkan terhadap kegiatan
dan pelaksanaan tugas bawahannya.
b. Melakukan kegiatan akuntansi seluruh transaksi operasional, meneliti,
koreksi, mengevaluasi dan membuat laporan.
c. Melakukan administrasi kredit, mempersiapkan dan meneliti perjanjian
kredit.
d. Bertanggung jawab atas penyimpanan jaminan kredit dan pemeliharaan
dokumen – dokumen penting yang berkenaan dengan tugasnya.
e. Menjaga kelancaran pelayanan administrasi dan likuiditas.
f. Pengembangan sistem informasi manajemen sesuai kebutuhan.
g. Memberikan saran dan pertimbangan tentang langkah – langkah dan atau
tindakan – tindakan yang perlu diambil di bidang tugasnya.
10. Bagian Human Capital
Bagian
Human
Capital
mempunyai
tugas
merencanakan,
mengkoordinasikan dan mengevaluasi serta melaporkan kebijaksanaan
penyelenggaraan kegiatan pengembangan sumber daya manusia dan
administrasi kepegawaian. Bagian Human Capital mempunyai fungsi:
a. Melakukan koordinasi, pengawasam dan pengarahan terhadap kegiatan
dan pelaksanaan tugas bawahannya.
b. Melakukan perencanaan kebutuhan dan pengembangan Sumber Daya
Manusia.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
63
c. Melaksanakan administrasi kepegawaian.
d. Merencanakan pola karier serta pendidikan dan latihan pegawai.
e. Memberikan saran dan pertimbangan tentang langkah – langkah dan atau
tindakan yang perlu diambil dibidang tugasnya.
11. Bagian Umum dan Sekretariat
Bagian Umum dan Sekretariat mempunyai tugas merencanakan,
mengkoordinasikan dan mengevaluasi serta melaporkan kebijaksanaan
penyelenggaraan kegiatan kesekretariatan, hukum, humas, pengadaan,
administrasi perlengkapan dan kerumahtanggaan. Bagian Umum dan
Sekretariat mempunyai fungsi:
a. Melakukan koordinasi, perencanaan, pengawasan dan pengarahan
terhadap kegiatan dan pelaksanaan tugas bawahannya.
b. Melaksanakan kegiatan kesekretariatan, hukum dan humas.
c. Melakukan pengadaan dan pemeliharaan barang dan jasa.
d. Melakukan administrasi perlengkapan dan kerumahtanggaan.
e. Melakukan pengelolaan inventaris kantor.
f. Melaksanakan pengelolaan Website.
g. Memberikan saran dan pertimbangan tentang langkah – langkah dan atau
tindakan yang perlu diambil dibidang tugasnya.
12. Cabang
Cabang
mempunyai
tugas
merencanakan,
mengkoordinasikan,
mengevaluasi serta melaporkan kebijaksanaan penyelenggaraan kegiatan
Kantor Cabang. Kantor Cabang mempunyai fungsi:
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
64
a. Memimpin Kantor Cabang PD BPR Bank Sleman berdasarkan
kebijaksanaan umum yang ditetapkan oleh Direksi.
b. Menetapkan kebijaksanaan untuk melaksanakan pengurusan dan
pengelolaan Kantor Cabang PD BPR Bank Sleman berdasarkan
kebijaksanaan umum yang ditetapkan oleh Direksi.
c. Menyusun dan menyampaikan Rencana Kerja Tahunan dan Anggaran
Kantor Cabang PD BPR Bank Sleman kepada Direksi yang meliputi
kebijaksanaan dibidang perencanaan, perkreditan, keuangan, human
capital dan umum untuk mendapatkan pengesahan.
d. Menyusun dan menyampaikan laporan perhitungan hasil usaha berkala
dan kegiatan PD BPR Bank Sleman setiap 1 (satu) bulan sekali kepada
Direksi PD BPR Bank Sleman.
e. Menyusun dan menyampaikan Laporan Tahunan yang terdiri atas Neraca
perhitungan Laba/Rugi Kantor Cabang PD BPR Bank Sleman kepada
Direksi.
D. Sumber Dana PD BPR Bank Sleman
Sumber modal PD BPR Bank Sleman 100% dari Pemerintah Kabupaten
Sleman. Sumber modal tersebut digunakan untuk biaya – biaya harian seperti
membiayai gaji karyawan dan beban yang terdapat dalam laporan laba rugi,
seperti beban bunga, beban penyisihan kerugian/penyusutan, beban pemasaran,
beban administrasi dan umum serta beban non-opersional lainnya.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
65
E. Produk - produk PD BPR Bank Sleman
1. Kredit
Usaha PD BPR Bank Sleman yang utama adalah memberikan kredit
kepada masyarakat. Jenis kredit yang ditawarkan oleh PD BPR Bank
Sleman saat ini meliputi
a. Kredit Multiguna
Kredit multiguna diperuntukkan bagi Pegawai Negeri Sipil / TNI,
Polri, Pegawai Swasta, BUMN, BUMD, dan lain – lain dengan
persyaratan mudah dan bunga ringan. Syarat dan ketentuan untuk
pengajuan Kredit Multiguna di PD BPR Bank Sleman yaitu sebagai
berikut:
1) Mengajukan permohonan kredit kepada PD BPR Bank Sleman dengan
mengisi formulir aplikasi permohonan kredit pegawai.
2) Melampirkan foto copy Surat Keputusan Pegawai.
3) Melampirkan Daftar Perincian Gaji.
4) Melampirkan foto copy jaminan (bila diperlukan).
5) Melampirkan foto copy KTP dan C1.
b. Kredit UMKM
Kredit Umum di PD BPR Bank Sleman diperuntukkan bagi pelaku
Usaha Kecil dan Menengan dengan persyaratan mudah dan bunga ringan.
Kredit UMKM di PD BPR Bank Sleman terdiri dari Kredit Investasi,
Kredit Modal Kerja, Kredit Kelompok, Kredit Konsumsi dan Back to
Back Loan (dengan jaminan tabungan atau deposito).
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
66
c. Kredit Krisan
Kredit Krisan adalah program bersama Pemerintah Kabupaten
Sleman dan PD BPR Bank Sleman untuk meningkatkan kesejahteraan
pelaku usaha mikro di wilayah Kabupaten Sleman dengan bunga ringan
dan syarat yang mudah. Syarat dan ketentuan untuk pengajuan Kredit
Krisan yaitu sebagai berikut:
1) Mengajukan permohonan kredit kepada PD BPR Bank Sleman dengan
mengisi formulir aplikasi permohonan Kredit Krisan.
2) WNI (Warga Negara Indonesia).
3) Melampirkan foto copy KTP/C1.
4) Berdomisili dan usaha di wilayah Kabupaten Sleman.
5) Lama usaha minimal 1 tahun.
6) Melampirkan foto copy Jaminan/Agunan dapat berupa (Sertifikat Hak
Milik Tanah dan Bangunan, BPKB Kendaraan Bermotor, dan lain –
lain).
7) Evaluasi Usaha dan Jaminan.
d. Kredit Krido
Kredit Krido adalah kredit yang diberikan kepada nasabah yang telah
menikmati Kredit Krisan dengan kolektibilitas pinjaman sebelumnya
lancar. Syarat dan ketentuan untuk pengajuan Kredit Krido yaitu sebagai
berikut:
1) Mengajukan permohonan kredit kepada PD BPR Bank Sleman dengan
mengisi formulir aplikasi permohonan Kredit Krido.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
67
2) WNI (Warga Negara Indonesia).
3) Melampirkan foto copy KTP/C1.
4) Berdomisili dan usaha di wilayah Kabupaten Sleman.
5) Lama usaha minimal 1 tahun.
6) Melampirkan foto copy Jaminan/Agunan dapat berupa (Sertifikat Hak
Milik Tanah dan Bangunan, BPKB Kendaraan Bermotor, dan lain –
lain).
7) Evaluasi Usaha dan Jaminan.
2. Simpanan / Tabungan
PD BPR Bank Sleman memberikan produk berupa Tabungan dan
Deposito Berlian. Produk Tabungan PD BPR Bank Sleman meliputi:
a. Tabungan Bank Sleman
Persyaratan dan ketentuan Tabungan Bank Sleman yaitu sebagai berikut:
1) Mengisi dan menandatangani aplikasi pembukuan rekening tabungan.
2) Menyerahkan bukti identitas (KTP, SIM, Paspor, Kartu Pelajar).
3) Penabung adalah WNI.
4) Setoran awal minimal Rp 10.000,00 (Sepuluh ribu rupiah).
b. Tabungan Mutiara
Tabungan Mutiara PD BPR Bank Sleman adalah salah satu produk
tabungan berhadiah dari Bank Sleman. Persyaratan dan ketentuan
Tabungan Mutiara yaitu sebagai berikut:
1) Setoran awal minimal Rp 20.000,00 (Dua puluh ribu rupiah).
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
68
2) Saldo minimal Rp 15.000,00 (Lima belas ribu rupiah).
3) Setiap poin undian diperoleh berdasarkan kelipatan saldo Rp
50.000,00 (Lima puluh ribu rupiah) dari saldo terendah per bulan.
4) Biaya administrasi tabungan Rp 500,00 (Lima ratus rupiah) per bulan,
mulai dibebankan pada bulan kedua setelah pembukuan rekening.
5) Penabung adalah WNI.
6) Menyerahkan bukti identitas (KTP, SIM, Paspor, Kartu Pelajar).
7) Mengisi dan menandatangani aplikasi pembukuan rekening tabungan.
c. Tabungan Arofah
Persyaratan dan ketentuan Tabungan Arofah Bank Sleman yaitu sebagai
berikut:
1) Mengisi dan menandatangani aplikasi pembukuan rekening tabungan.
2) Menyerahkan bukti identitas (KTP, SIM, Paspor, Kartu Pelajar).
3) Penabung adalah WNI.
4) Setoran awal minimal Rp 100.000,00 (Seratur ribu rupiah).
5) Tabungan Arofah tidak diberikan bunga.
6) Tabungan Arofah bisa diambil setahun maksimal 3 kali.
d. Tabungan Tabungan Pensiun (TAPEN)
Tabungan Pensiun (TAPEN) Bank Sleman adalah variasi produk
tabungan PD BPR Bank Sleman untuk menarik minat masyarakat
menenmaptkan dananya di PD BPR Bank Sleman. Selain itu Tabungan
Pensiun digunakan untuk mempersiapkan hari tua atau purna tugas agar
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
69
dapat mengelola keuangan dengan baik dan terencana. Adapun
keuntungan dari Tabungan Pensiun (TAPEN) Bank Sleman, antara lain:
1) Produk tabungan yang setoran dan penarikannya hanya dapat
dilakukan menurut syarat tertentu yang disepakati.
2) Tidak dikenakan biaya administrasi.
3) Rekening pasif (minimal 6 bulan tidak ada transaksi) dikenakan biaya
administrasi Rp 1000,00 (Seribu rupiah).
4) Dapat dijadikan jaminan kredit di Bank Sleman.
5) Diikutsertakan asuransi jiwa sampai dengan usia 65 tahun.
6) Maksimal pertangungan asuransi Rp 100 juta.
Persyaratan dan ketentuan Tabungan Pensiun (TAPEN) Bank
Sleman yaitu sebagai berikut:
1) WNI (Warga Negara Indonesia).
2) Identitas KTP/SIM/PASPOR
3) Usia maksimal 60 tahun pada saat pembukuan rekening.
4) Mengisi dan menandatangani aplikasi pembukuan rekening.
5) Setoran awal Rp 25.000,00 (Dua puluh lima ribu rupiah).
6) Setoran selanjutnya minimal Rp 10.000,00 (Sepuluh ribu rupiah).
7) Saldo minimal Rp 25.000,00 (Dua puluh lima ribu rupiah).
Persyaratan pengambilan Tabungan Pensiun (TAPEN) Bank Sleman
yaitu sebagai berikut:
1) Dapat diambil setelah jangka waktu minimal 5 tahun atau purna
tugas/PHK/pindah tugas/meninggal dunia.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
70
2) Membawa buku TAPEN dan Identitas diri.
3) Penabung dating sendiri atau dengan surat kuasa.
e. Tabungan Pemerintah
Persyaratan dan ketentuan Tabungan Pemerintah PD BPR Bank Sleman
yaitu sebagai berikut:
1) Mengisi dan menandatangani aplikasi pembukuan rekening tabungan.
2) Menyerahkan bukti identitas (KTP, SIM, Paspor).
3) Penabung adalah Pemerintah Kabupaten dan Pemerintah Desa.
4) Setoran awal minimal Rp 100.000,00 (Seratus ribu rupiah).
f. Tabungan Tamasya Plus
Tabungan Tamasya Plus adalah produk tabungan berhadiah yang
merupakan produk bersama BPR se DIY yang tergabung dalam anggota
PERBARINDO wilayah DIY dan Jateng. Adapun persyaratan dan
ketentuan Tabungan Tamasya Plus yaitu sebagai berikut:
1) Mengisi dan menandatangani aplikasi pembukuan rekening tabungan.
2) Menyerahkan bukti identitas (KTP, SIM, Paspor, Kartu Pelajar).
3) Penabung adalah WNI.
4) Setoran awal minimal Rp 10.000,00 (Sepuluh ribu rupiah).
g. TabunganKu
TabunganKu adalah salah satu produk tabungan program Bank
Indonesia dan bank – bank di seluruh Indonesia untuk mensukseskan
gerakan AYO KE BANK. Persyaratan dan ketentuan TabunganKu yaitu
sebagai berikut:
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
71
1) Mengisi dan menandatangani aplikasi pembukuan rekening tabungan.
2) Menyerahkan bukti identitas (KTP, SIM, Paspor, Kartu Pelajar).
3) Penabung adalah WNI.
4) Setoran awal minimal Rp 20.000,00 (Dua puluh ribu rupiah).
5) Setoran selanjutnya Rp 10.000,00 (Sepuluh ribu rupiah).
6) Tanpa Biaya Administrasi Bulanan.
7) Jumlah minimum penarika di counter sebesar Rp 100.000,00 (Seratus
ribu rupiah) kecuali pada saat nasabah ingin menutup rekening.
h. Tabungan SimPel (Simpanan Pelajar)
Produk ini merupakan salah satu upaya memberikan edukasi
pengelolaan keuangan sejak dini dan menciptakan budaya gemar
menabung bagi pelajar.
3. Deposito
Jangka waktu yang berlaku bagi nasabah yang merupakan lembaga
keuangan/perbankan adalah 1 bulan, 3 bulan, 6 bulan, dan 12 bulan.
Jangka waktu yang berlaku bagi nasabah perorangan adalah 1 bulan, 3
bulan, 6 bulan, 9 bulan, 12 bulan, dan 24 bulan.
F. Prestasi PD BPR Bank Sleman
PD BPR Bank Sleman mempertahankan prestasinya sebagai BPR
Terbaik No. 1 Se-Indonesia 2014, prestasi yang sama diraih pada ajang CEO
BUMD & BUMD AWARD pada tahun 2012, dengan menyapu bersih hamper
seluruh kategori yang dikompetisikan pada ajanh BUMD & CEO BUMD
Award 2014 di Jakarta. Tidak hanya itu, pada even dua tahunan yang diikuti
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
72
oleh hampir seluruh BPD, PDAM, BPR BUMD, dan BUMD Aneka Usaha seIndonesia, Direktur Utama PD BPR Bank Sleman Muhammad Sigit, SE., M.Si
terpilih sebagai CEO BUMD Terbaik 1 Tahun 2014.
Pada ajang kompetisi bergengsi antar BUMD tersebut, secara
keseluruhan PD BPR Bank Sleman meraih 7 (tujuh) prestasi untuk kategori:
BPR Terbaik ke-1, CEO BUMD Terbaik ke-1, Manajemen SDM BUMD
Terbaik ke-1, Keuangan BUMD Terbaik ke-3, Manajemen Kinerja BUMD
Terbaik ke-4, dan BUMD Terbaik ke-3. Atas prestasi yang diraih tersebut,
Bupati Sleman atas nama pemilik juga terpilih sebagai Pembina BUMD dan
BPR Terbaik 2014.
Prestasi yang diraih PD BPR Bank Sleman sesungguhnya merefleksikan
pertumbuhan kinerja keuangan dan operasional PD BPR Bank Sleman yang
melesat pesat dalam beberapa tahun terakhir. Hingga akhir Agustus 2014, PD
BPR Bank Sleman telah membukukan total Asset Rp 454 Miliar, dengan total
kredit yang disalurkan kepada masyarakat sebesar Rp 385 Miliar, Laba Rp 14
Miliar.
G. Fasilitas PD BPR Bank Sleman
1. Layanan Prime Customer Bank Sleman disediakan bagi nasabah istimewa
Bank Sleman. Pada Layanan Prime Customer, nasabah menerima pelayanan
eksklusif dan fasilitas terbaik, serta perhatian khusus bagi solusi
perencanaan dan pengelolaan nasabah secara optimal.
2. Untuk meningkatkan kualitas produk layanannya, PD BPR Bank Sleman
merilis fitur ATM pada produk tabungannya, dengan harapan tidak adalagi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
73
hambatan masyrakat untuk menabung di PD BPR Bank Sleman. Kapan dan
dimana pun nasabah berada, dapat melakukan transaksi dengan PD BPR
Bank Sleman, Karena jaringan ATM PD BPR Bank Sleman terhubung
dengan jaringan ATM perbankan umum diseluruh Indonesia. Layanan ATM
Bank Sleman ini terwujud berkat kerjasama BSM, PT. X Link Jakarta dan
PT. Sinergi Prakarsa Utama Jakarta. Kartu ATM dapat digunakan diseluruh
mesin ATM BSM dan Bank Mandiri diseluruh Indonesia. Setelah peresmian
akan dilakukan upgrade oleh BSM yang dapat digunakan untuk transfer dan
belanja di semua merchant yang ada EDC BCA Prima dan EDC Mandiri.
3. PD BPR Bank Sleman juga melayani:
a. Pembayaran telepon dan listrik
b. Pembayaran Kartu Hallo Telkomsel
c. Pembayaran speedy
d. Pembelian pulsa elektronik
e. Pembayaran Rekening Air (PDAM)
f. Pembelian Tiket KA dan Pesawat
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
BAB V
ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN
A. Gambaran Singkat Penyajian Laporan Keuangan PD BPR Bank Sleman
Dalam melakukan analisis data, penulis mengambil data PD BPR Bank
Sleman yang beralamatkan di Jl. Magelang Km 10 Tridadi, Sleman. Penelitian
ini bertujuan untuk mengetahui seberapa jauh Penerapan Standar Akuntansi
Entitas Tanpa Akuntabilitas Publik (SAK ETAP).
Dasar penelitian ini menggunakan data utama yaitu Laporan Keuangan
PD BPR Bank Sleman tahun 2014. Laporan keuangan terdiri dari Neraca,
Laporan Laba Rugi, Laporan Perubahan Ekuitas, Laporan Arus Kas, dan
Catatan Atas Laporan Keuangan. Data ini akan dibandingkan dengan aturan
yang terdapat dalam SAK ETAP sehingga dapat diketahui kesesuaian
penerapan SAK ETAP terhadap penyajian laporan keuangan PD BPR Bank
Sleman. Setelah dibandingkan, hasil perbandingan dari penyajian laporan
keuangan tersebut akan dianalisis secara deskriptif. PD BPR Bank Sleman
menyajikan format laporan keuangan diantaranya yaitu Neraca, Laporan Laba
Rugi, Laporan Perubahan Ekuitas dan Laporan Arus Kas.
74
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
75
Berikut ini format laporan keuangan PD BPR Bank Sleman:
1. Neraca
Format laporan PD BPR Bank Sleman adalah sebagai berikut:
PD BPR BANK SLEMAN
NERACA
31 DESEMBER 2014
Dengan Angka Perbandingan Untuk Tahun 2013
(Dinyatakan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
31 Desember 2014
Rp
ASET
Kas
Kas dalam valuta asing
Sertifikat valuta asing
Pendapatan bunga yang akan diterima
Penempatan pada bank lain
Penyisihan kerugian (-)
Total
31 Desember 2013
Rp
xxx
xxx
xxx
(xxx)
xxx
xxx
xxx
xxx
(xxx)
xxx
Kredit yang diberikan
Penyisihan kerugian (-)
Total
xxx
(xxx)
xxx
xxx
(xxx)
xxx
Agunan yang diambil alih
Aset tetap dan inventaris
Akumulasi penyusutan (-)
Total
xxx
(xxx)
xxx
xxx
(xxx)
xxx
Aset tidak berwujud
Aset lain-lain
JUMLAH ASET
xxx
xxx
xxx
xxx
xxx
xxx
Sumber: Laporan keuangan Tahunan PD BPR Bank Sleman tahun 2014.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
76
PD BPR BANK SLEMAN
NERACA
31 DESEMBER 2014
Dengan Angka Perbandingan Untuk Tahun 2013
(Dinyatakan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
31 Desember 2014
Rp
31 Desember 2013
Rp
KEWAJIBAN
Kewajiban segera
Utang bunga
Utang pajak
Simpanan
Simpanan dari bank lain
Pinjaman diterima
Dana setoran modal – kewajiban
Kewajiban imbalan kerja
Pinjaman subordinasi
Modal pinjaman
Kewajiban lain
Jumlah kewajiban
xxx
xxx
xxx
xxx
xxx
xxx
xxx
xxx
xxx
xxx
xxx
xxx
xxx
xxx
xxx
xxx
xxx
xxx
EKUITAS
Modal
Modal disetor
Tambahan modal disetor
Modal sumbangan
Total
xxx
xxx
xxx
xxx
Dana setoran modal-ekuitas
Laba/Rugi yang belum direalisasi
Surplus revaluasi aset tetap
Saldo laba
Cadangan umum
Cadangan tujuan
Belum ditentukan tujuannya
Total
-
-
xxx
xxx
xxx
xxx
xxx
xxx
xxx
xxx
Jumlah Ekuitas
xxx
xxx
xxx
xxx
JUMLAH KEWAJIBAN DAN EKUITAS
Sumber: Laporan keuangan Tahunan PD BPR Bank Sleman tahun 2014.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
77
2. Laporan Laba Rugi
PD BPR BANK SLEMAN
LAPORAN LABA RUGI
Untuk Tahun Yang Berakhir 31 Desember 2014
Dengan Angka Perbandingan Untuk Tahun 2013
(Dinyatakan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
2014
Pendapatan dan Beban Operasional
Pendapatan bunga
Bunga kontraktual
Provisi
Biaya Transaksi
Total
Beban bunga
Pendapatan bunga neto
Pendapatan operasional lainnya
Jumlah Pendapatan Operasional
Beban penyisihan kerugian/penyusutan
Beban penyisihan kerugian tabungan/
-deposito
Beban penyisihan kerugian kredit
Beban kerugian restrukturisasi kredit
Beban penyusutan
Beban pemasaran
Beban administrasi dan umum
Jumlah beban operasional
Laba (Rugi) Operasional
Pendapatan dan Beban Non-Operasional
Pendapatan non-operasional
Beban non-operasional
Jumlah Pendapatan (Beban)Non-Operasional
Laba (Rugi) Sebelum Pajak Penghasilan
Taksiran pajak penghasilan
Laba (Rugi) Neto
2013
xxx
xxx
xxx
(xxx)
xxx
xxx
xxx
xxx
xxx
xxx
(xxx)
xxx
xxx
xxx
xxx
xxx
xxx
xxx
xxx
xxx
xxx
xxx
xxx
xxx
xxx
xxx
xxx
xxx
xxx
(xxx)
xxx
(xxx)
xxx
xxx
xxx
(xxx)
xxx
xxx
(xxx)
xxx
Sumber: Laporan keuangan Tahunan PD BPR Bank Sleman tahun 2014.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
78
3. Laporan Perubahan Ekuitas
PD BPR BANK SLEMAN
LAPORAN PERUBAHAN EKUITAS
Untuk Tahun Yang Berakhir 31 Desember 2014
Dengan Angka Perbandingan Untuk Tahun 2013
(Dinyatakan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
Saldo Laba
Modal Disetor
Saldo tanggal 31 Desember 2012
Perubahan selama tahun 2013:
- Penambahan Modal Saham
- Pembagian laba PemerintahKabupaten
- Cadangan Tujuan
- Cadangan Umum
- Dana Kesejahteraan
- Pembagian Jasa Produksi
- Laba (Rugi) tahun berjalan
Saldo tanggal 31 Desember 2013
Perubahan selama tahun 2014:
- Penambahan Modal Saham
- Pembagian Laba PemerintahKabupaten
Jumlah Ekuitas
Cadangan Tujuan
Cadangan Umum
Belum ditentukan
xxx
xxx
xxx
xxx
xxx
-
-
xxx
xxx
xxx
xxx
-
xxx
xxx
-
(xxx)
(xxx)
(xxx)
(xxx)
(xxx)
xxx
(xxx)
(xxx)
(xxx)
xxx
xxx
xxx
xxx
-
-
-
xxx
-
-
(xxx)
xxx
-
(xxx)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
79
-
Cadangan Tujuan
Cadangan Umum
Dana Kesejahteraan
Pembagian Jasa Produksi
Coorporate SocialResponsibility (CSR)
- Laba (Rugi) tahun berjalan
Saldo tanggal 31 Desember 2014
-
xxx
-
xxx
-
(xxx)
(xxx)
(xxx)
(xxx)
(xxx)
(xxx)
-
-
-
(xxx)
xxx
(xxx)
xxx
xxx
xxx
xxx
xxx
xxx
Sumber: Laporan keuangan Tahunan PD BPR Bank Sleman tahun 2014.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
80
4. Laporan Arus Kas
PD BPR BANK SLEMAN
LAPORAN ARUS KAS
Untuk Tahun Yang Berakhir 31 Desember 2014
Dengan Angka Perbandingan Untuk Tahun 2013
(Dinyatakan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
2014
Arus Kas dari Aktivitas Operasi
Laba neto
Penyesuaian untuk merekonsiliasi labaneto menjadi kas bersih diperoleh darikegiatan operasi:
Penyusutan aset tetap
Penyisihan kerugian (pembalikan ataspenyisihan) untuk:
Penempatan pada bank lain(selain giro)
Kredit
Amortisasi:
Provisi/biaya transaksi
Aset tidak berwujud
Pendapatan bunga yangditangguhkan (dampak restrukturasi)
Penurunan nilai agunan yang diambil alih
Laba penjualan aset tetap
Rugi penjualan aset tetap
Selisih kurs valuta asing
Perubahan aset dan kewajiban operasi:
Penempatan pada bank lain
Pendapatan bunga yang akan diterima
Kredit yang diberikan
Agunan yang diambil Alih
Aset lain-lain
Kewajiban segera
Utang bunga
Utang pajak
Simpanan
Pinjaman yang diterima
Dana Setoran Modal-Kewajiban
Kewajiban imbalan kerja
Kewajiban lain-lain
Arus kas neto dari aktivitas operasi
2013
xxx
xxx
xxx
xxx
xxx
xxx
xxx
xxx
xxx
-
xxx
-
(xxx)
-
(xxx)
xxx
-
(xxx)
(xxx)
(xxx)
(xxx)
(xxx)
(xxx)
-
(xxx)
(xxx)
-
(xxx)
(xxx)
xxx
xxx
(xxx)
(xxx)
xxx
xxx
(xxx)
(xxx)
(xxx)
(xxx)
xxx
xxx
xxx
xxx
(xxx)
(xxx)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
81
Arus Kas dari AKtivitas Investasi
Pembelian aset tetap dan inventaris
Penjualan/pengurangan aset tetap daninventaris
(Pembelian)/penjualan aset tidakberwujud
(Pembelian)/penjualan Sertifikat BankIndonesia
Arus Kas Neto dari AKtivotas Investasi
Arus Kas dari Aktivitas Pendanaan
Penerimaan/pembayaran pinjaman
subordinasi
Penerimaan/pembayaran modal
Pembagian laba Pemerintah Kabupaten
Pembayaran dana kesejahteraan
Pembayaran jasa produksi pegawai
Coorporate Social Responsibility (CSR)
Arus Kas Neto dari Aktivitas Pendanaan
Kenaikan (Penurunan) Arus Kas
Kas dan Giro Awal Periode
Kas dan Giro Akhir Periode
(xxx)
(xxx)
xxx
xxx
(xxx)
-
-
(xxx)
(xxx)
xxx
xxx
(xxx)
(xxx)
(xxx)
(xxx)
(xxx)
(xxx)
(xxx)
-
xxx
xxx
(xxx)
(xxx)
xxx
xxx
xxx
xxx
Sumber: Laporan keuangan Tahunan PD BPR Bank Sleman tahun 2014.
B. Proses Akuntansi di PD BPR Bank Sleman
Proses akuntansi dalam sebuah perusahaan merupakan hal yang sangat
penting untuk dilakukan karena bertujuan untuk membantu pengambilan
keputusan dan menyediakan informasi bagi pihak – pihak yang membutuhkan.
Berdasarkan hasil wawancara dan observasi yang dilakukan oleh penulis,
proses pembukuan akuntansi yang dilakukan di PD BPR Bank Sleman sudah
dilakukan sesuai dengan standar akuntansi keuangan yang berlaku dan di sana
sudah menggunakan sistem untuk proses pencatatannya. Pembukuan yang
dilakukan mulai dari:
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
82
1. Mengidentifikasi bukti - bukti transaksi yang berupa slip setoran tabungan,
slip setoran angsuran, slip penarikan tabungan, deposito, bukti pengeluaran
umum dan lain – lain.
2. Membuat jurnal
3. Memposting ke buku besar dan buku besar pembantu
4. Menyajikan laporan keuangan dan laporan lainnya, seperti komitmen dan
kontijensi.
Hal ini sudah sesuai dengan hasil wawancara antara informan bagian
akuntansi dengan penulis sebagai berikut:
“proses pembukuan akuntansi di PD BPR Bank Sleman sudah sesuai
dengan standar yang berlaku yaitu mulai dari mengidentifikasi bukti –
bukti transaksi, membuat jurnal, memposting ke dalam buku besar dan
buku besar pembantu serta menyajikan laporan keuangan. Dalam proses
pembukuan akuntansi di sini sudah memakai sistem, jadi lebih mudah
dibandingkan dengan sistem yang manual”
C. Perbandingan Penyajian Laporan Keuangan menurut SAK ETAP dengan
Penyajian Laporan Keuangan PD BPR Bank Sleman
SAK ETAP diperuntukkan bagi entitas yang tidak memiliki akuntabilitas
publik signifikan. Namun, regulator dapat menetapkan entitas yang mempunyai
akuntabilitas public yang signifikan menggunakan SAK ETAP. Kebijakan
Bank Indonesia yang mengijinkan BPR untuk menerapkan SAK ETAP
merupakan hal yang harus disukung sehingga penerapan SAK ETAP bagi BPR
dapat berjalan dengan baik. Pedoman Akuntansi BPR merupakan penjabaran
lebih lanjut terkait pengaturan dalam SAK ETAP untuk membantu BPR dalam
menyusun laporan keuangan.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
83
SAK ETAP mengatur penyusunan laporan keuangan suatu entitas yang
disajikan secara sederhana dan mudah dipahami. Penggunaan SAK ETAP
sebagai standar akuntansi keuangan bagi BPR sendiri mempunyai tujuan yaitu
untuk mempermudah BPR dalam menerapkan standar akuntansinya namun
tetap memperhatikan kesesuaian dengan standar akuntansi internasional yang
berlaku yang perlu didukung dengan Pedoman Akuntansi BPR sebagai
petunjuk yang sifatnya lebih teknis, di mana dalam Pedoman Akuntansi BPR
memuat penjelasan dan contoh perhitungan guna mempermudah pemahaman
terhadap SAK ETAP bagi BPR.
Dalam hal ini penulis menggunakan metode analisa komparatif atau
analisa perbandingan dengan cara membandingkan penyajian laporan
keuangan dengan peraturan yang dibuat oleh suatu tim. Salah satu cara untuk
menjawab rumusan masalah yang ada yaitu dengan membandingkan penyajian
laporan keuangan PD BPR Bank Sleman dengan SAK ETAP dan yang disusun
oleh DSAK-IAI dan SAK BPR yang disusun oleh Tim Pedoman Akuntansi
Bank Perkreditan Rakyat-IAI untuk melihat kesesuaian dengan aturan yang
berlaku.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
84
Berikut ini merupakan tabel perbandingan penyajian laporan keuangan menurut SAK ETAP dan SAK BPR dengan penyajian
laporan keuangan PD BPR Bank Sleman:
Tabel 5.1 Perbandingan Penyajian Laporan Keuangan menurut SAK ETAP dan SAK BPR dengan Penyajian Laporan Keuangan PD
BPR Bank Sleman.
No.
Item yang
Diperbandingkan
SAK ETAP
Paragraf
SAK BPR
Hasil Penelitian
Ket.
A. Neraca
1
Dasar Pencatatan
Dasar
pencatatan
neraca Paragraf 2.33
menggunakan dasar akrual.
Dasar
pencatatan
neraca Dasar pencatatan neraca
menggunakan dasar akrual.
menggunakan dasar akrual.
Sesuai
2
Aset
Aset minimal menyajikan pos- Paragraf 4.2
pos berikut:
Pos – pos aset yang disajikan Aset menyajikan pos-pos:
oleh BPR:
a. Kas
k. Kas
b. Kas dalam valuta asing
l. Kas dalam valuta asing
c. Sertifikat Bank Indonesia
m. Sertifikat Bank Indonesia
d. Pendapatan bunga yang
n. Pendapatan bunga yang
akan diterima
akan diterima
e. Penempatan pada bank
o. Penempatan pada bank lain
lain
p. Kredit
f. Kredit yang diberikan
q. Agunan yang diambil alih
g. Agunan yang diambil alih
r. Aset tetap dan inventaris
h. Aset tetap dan inventaris
s. Aset tidak berwujud
i. Aset tidak berwujud
t. Aset lain – lain
j. Aset lain-lain
Sesuai
a. Kas dan setara kas
b. Piutang usaha dan piutang
lainnya
c. Persediaan
d. Properti investasi
e. Aset tetap
f. Aset tidak berwujud
Sumber: Data Olahan 2016
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
85
Tabel 5.1 Perbandingan Penyajian Laporan Keuangan menurut SAK ETAP dan SAK BPR dengan Penyajian Laporan Keuangan PD
BPR Bank Sleman. (lanjutan)
No.
3
Item yang
Diperbandingkan
Kewajiban
SAK ETAP
Paragraf
SAK BPR
Hasil Penelitian
Kewajiban minimal menyajikan Paragraf 4.2
pos-pos meliputi:
Pos – pos kewajiban yang Kewajiban menyajikan posdisajikan oleh BPR:
pos:
a. Utang Usaha dan Utang
Lainnya
b. Aset dan Kewajiban Pajak
c. Kewajiban Diestimasi
l. Kewajiban segera
m. Utang bunga
n. Utang pajak
o. Simpanan
p. Simpanan dari bank lain
q. Pinjaman diterima
r. Dana
setoran
modalkewajiban
s. Kewajiban imbalan kerja
t. Pinjaman subordinasi
u. Modal pinjaman
v. Kewajiban lain-lain
Sumber: Data Olahan 2016
a.
b.
c.
d.
e.
f.
g.
h.
i.
j.
k.
Kewajiban segera
Utang bunga
Utang pajak
Simpanan
Simpanan dari bank lain
Pinjaman diterima
Dana setoran modalkewajiban
Kewajiban imbalan kerja
Pinjaman subordinasi
Modal pinjaman
Kewajiban lain-lain
Ket.
Sesuai
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
86
Tabel 5.1 Perbandingan Penyajian Laporan Keuangan menurut SAK ETAP dan SAK BPR dengan Penyajian Laporan Keuangan PD
BPR Bank Sleman. (lanjutan)
No.
4
Item yang
Diperbandingkan
Ekuitas
SAK ETAP
Paragraf
Entitas menyajikan pos, judul Paragraf 4.3
dan sub jumlah lainnya.
SAK BPR
Pos – pos ekuitas
disajikan oleh BPR:
Hasil Penelitian
yang Ekuitas menyajikan pos-pos:
a. Modal
b. Dana
setoran
modalekuitas
c. Laba/Rugi yang belum
direalisasi
d. Surplus revaluasi aset tetap
e. Saldo laba
Sumber: Data Olahan 2016
a. Modal
b. Dana setoran modalekuitas
c. Laba/Rugi yang belum
direalisasi
d. Surplus revaluasi aset
tetap
e. Saldo laba
f. Cadangan umum
g. Cadangan tujuan
h. Belum
ditentukan
cadangannya
Ket.
Sesuai
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
87
Tabel 5.1 Perbandingan Penyajian Laporan Keuangan menurut SAK ETAP dan SAK BPR dengan Penyajian Laporan Keuangan PD
BPR Bank Sleman. (lanjutan)
No.
5
Item yang
Diperbandingkan
Klasifikasi Aset
dan Kewajiban
SAK ETAP
Paragraf
Entitas harus menyajikan aset Paragraf 4.5
lancar dan aset tidak lancar,
kewajiban jangka pendek dan
kewajiban jangka panjang,
sebagai suatu klasifikasi terpisah
dalam neraca, kecuali jika
penyajian berdasarkan likuiditas
memberikan informasi yang
andal dan lebih relevan.
Sumber: Data Olahan 2016
SAK BPR
Hasil Penelitian
Ket.
SAK BPR menyajikan aset
lancer dan aset tidak lancer,
kewajiban jangka pendek dan
jangka panjang sebagai suatu
klasifikasi yang tidak terpisah
dalam neraca, akan tetapi
penyajian
berdasarkan
likuiditas
memberikan
informasi yang andal dan
relevan.
Entitas menyajikan aset dan
kewajiban sebagai suatu
klasifikasi tidak terpisah
dalam
neraca,
namun
penyajian
berdasarkan
likuiditas dapat memberikan
informasi yang andal dan
relevan.
Sesuai meskipun
aset dan kewajiban
tidak diklasifikasikan secara
terpisah.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
88
Tabel 5.1 Perbandingan Laporan Keuangan menurut SAK ETAP dan SAK BPR dengan Penyajian Laporan Keuangan PD BPR Bank
Sleman. (lanjutan)
No.
Item yang
Diperbandingkan
6
Informasi
yang
disajikan di neraca
atau catatan atas
laporan keuangan
SAK ETAP
Paragraf
Entitas menyajikan di neraca Paragraf 4.12
atau catatan atas laporan
keuangan, subklasifikasi atas
pos yang disajikan:
a. Kelompok aset tetap
b. Kewajiban imbalan kerja dan
kewajiban diestimasi lainnya
c. Kelompok ekuitas, seperti
modal disetor, tambahan
modal disetor, agio saham,
dan saldo laba
Sumber: Data Olahan 2016
SAK BPR
Hasil Penelitian
SAK BPR menyajikan di Entitas
menyajikan
neraca subklasifikasi atas pos subklasifikasi atas pos yang
yang disajikan:
disajikan, yaitu
d. Kelompok Aset tetap dan
inventaris
e. Kewajiban imbalan kerja,
kewajiban segera, dan
kewajiban lain-lain
f. Kelompok ekuitas, seperti
modal disetor, tambahan
modal disetor, dan saldo
laba.
a. Aset tetap
b. Kewajiban imbalan kerja
dan kewajiban diestimasi
lainnya seperti kewajiban
segera dan kewajiban
lain.
c. Kelompok
ekuitas
diantaranya
modal
disetor, tambahan modal
disetor, saldo laba.
Ket.
Sesuai
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
89
Tabel 5.1 Perbandingan Laporan Keuangan menurut SAK ETAP dan SAK BPR dengan Penyajian Laporan Keuangan PD BPR Bank
Sleman. (lanjutan)
No.
Item yang
Diperbandingkan
SAK ETAP
Paragraf
SAK BPR
Hasil Penelitian
Ket.
B. Laporan Laba Rugi
1
Informasi yang
disajikan
Laporan laba rugi minimal Paragraf 5.3
menyajikan pos-pos berikut:
a. Pendapatan
b. Beban keuangan
c. Bagian laba atau rugi dari
investasi
yang
menggunakan
metode
ekuitas
d. Beban pajak
e. Laba atau rugi neto
Sumber: Data Olahan 2016
Rugi Sesuai meskipun
terdapat perbedaan
nama akun yaitu
a. Pendapatan dan Beban beban keuangan
Operasional
menjadi beban
b. Pendapatan dan Beban operasional dan
Non-Operasional
beban nonc. Taksiran
Pajak operasional serta
Penghasilan
beban pajak
d. Laba (Rugi) Neto
menjadi taksiran
pajak penghasilan.
Pos – pos dalam laporan laba Laporan
Laba
rugi BPR:
menyajikan pos-pos:
f. Pendapatan operasional
g. Beban operasional
h. Pendapatan
nonoperasional
i. Beban non-operasional
j. Beban pajak penghasilan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
90
Tabel 5.1 Perbandingan Laporan Keuangan menurut SAK ETAP dan SAK BPR dengan Penyajian Laporan Keuangan PD BPR Bank
Sleman. (lanjutan)
No.
Item yang
Diperbandingkan
Infromasi yang
disajikan
SAK ETAP
Paragraf
Entitas harus menyajikan pos, Paragraf 5.4
judul dan sub jumlah lainnya
pada laporan laba rugi jika
penyajian tersebut relevan untuk
memahami kinerja keuangan
entitas.
Sumber: Data Olahan 2016
SAK BPR
Hasil Penelitian
SAK BPR menyajikan pos, Entitas menyajikan pos, judul
judul, dan sub judul lainnya dan sub judul lainnya,
pada laporan laba rugi seperti, seperti:
pos pendapatan bunga dengan
sub judul bunga kontraktual, a. Pos Pendapatan bunga,
terdiri dari:
provisi dan biaya transaksi.
1) Bunga kontraktual
2) Provisi
3) Biaya transaksi
b. Beban
penyisihan
kerugian/penyusutan,
terdiri dari:
1) Beban
penyisihan
kerugian
tabungan/deposito
2) Beban
penyisihan
kerugian kredit
3) Beban
kerugian
restrukturisasi kredit
4) Beban penyusutan
Ket.
Sesuai
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
91
Tabel 5.1 Perbandingan Laporan Keuangan menurut SAK ETAP dan SAK BPR dengan Penyajian Laporan Keuangan PD BPR Bank
Sleman. (lanjutan)
No.
Item yang
Diperbandingkan
Infromasi yang
disajikan
SAK ETAP
Paragraf
Entitas harus menyajikan pos, Paragraf 5.4
judul dan sub jumlah lainnya
pada laporan laba rugi jika
penyajian tersebut relevan untuk
memahami kinerja keuangan
entitas.
SAK BPR
Hasil Penelitian
Ket.
SAK BPR menyajikan pos,
judul, dan sub judul lainnya
pada laporan laba rugi seperti,
pos pendapatan bunga dengan
sub judul bunga kontraktual,
provisi dan biaya transaksi.
c. Pendapatan dan Beban
Non-Operasional, terdiri
dari:
1) Pendapatan
non-operasional
2) Beban
non-operasional
Sesuai
SAK BPR menyajikan laporan Laporan ekuitas menyajikan
perubahan
ekuitas
yang laba
atau
rugi
dan
menunjukkan:
pendapatan
dan
beban
c. Laba atau rugi untuk disajikan langsung dalam
ekuitas, seperti Penambahan
periode pelaporan
d. Pendapatan dan beban Modal Saham, Pembagian
yang disajikan langsung laba Pemerintah Kabupaten,
dalam ekuitas
Dana Kesejahteraan, dan
Pembagian Jasa Produksi.
Sesuai
C. Laporan Perubahan Ekuitas
1
Informasi yang
disajikan
Entitas menyajikan
perubahan
ekuitas
menunjukkan:
laporan Paragraf 6.3
yang
a. Laba atau rugi untuk periode
b. Pendapatan dan beban yang
disajikan langsung dalam
ekuitas
Sumber: Data Olahan 2016
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
92
Tabel 5.1 Perbandingan Laporan Keuangan menurut SAK ETAP dan SAK BPR dengan Penyajian Laporan Keuangan PD BPR Bank
Sleman. (lanjutan)
No.
Item yang
Diperbandingkan
SAK ETAP
Paragraf
SAK BPR
Hasil Penelitian
Ket.
SAK BPR menyajikan laporan
arus kas yang menunjukkan
penerimaan dan pengeluaran
kas selama periode tertentu
yang dikelompokkan dalam
aktivitas operasi, aktivitas
investasi,
dan
aktivitas
pendanaan.
Entitas menyajikan laporan
arus kas menurut aktivitas
operasi, aktivitas investasi,
dan aktivitas pendanaan
dengan mengunakan metode
tidak langsung.
Sesuai
D. Laporan Arus Kas
1
Penyajian laporan
arus kas
Entitas menyajikan laporan arus Paragraf 7.3
kas yang melaporkan arus kas
untuk suatu periode dan
mengklasifikasikan
menurut
aktivitas
operasi,
aktivitas
investasi,
dan
aktivitas
pendanaan.
Sumber: Data Olahan 2016
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
93
Tabel 5.1 Perbandingan Laporan Keuangan menurut SAK ETAP dan SAK BPR dengan Penyajian Laporan Keuangan PD BPR Bank
Sleman. (lanjutan)
No.
2
Item yang
Diperbandingkan
Aktivitas Operasi
SAK ETAP
Paragraf
Arus kas dari aktivitas operasi Paragraf 7.4
terutama diperoleh dari aktivitas
penghasil utama pendapatan
entitas.
Sumber: Data Olahan 2016
SAK BPR
Hasil Penelitian
Arus kas dari aktivitas operasi Arus kas dari aktivitas
diperoleh
dari
terutama
diperoleh
dari operasi
aktivitas penghasil utama pemberian dan pelunasan
kredit,
penerimaan
dan
pendapatan BPR.
pembayaran
simpanan,
penempatan pada bank lain,
menghimpun
dana
dari
masyarakat, serta penerimaan
dan pembayaran pinjaman
dari bank umum maupun
pihak lain.
Ket.
Sesuai
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
94
Tabel 5.1 Perbandingan Laporan Keuangan menurut SAK ETAP dan SAK BPR dengan Penyajian Laporan Keuangan PD BPR Bank
Sleman. (lanjutan)
No.
Item yang
Diperbandingkan
3
Aktivitas Investasi
SAK ETAP
Paragraf
Arus kas dari aktivitas investasi Paragraf
mencerminkan pengeluaran kas 7.5
sehubungan dengan sumber daya
yang
bertujuan
untuk
menghasilkan pendapatan dan
arus kas masa depan.
Sumber: Data Olahan 2016
SAK BPR
Hasil Penelitian
Ket.
Arus kas yang berasal dari
aktivitas
investasi
mencerimnkan
penerimaan
dan
pengeluaran
kas
sehubungan dengan sumber
daya yang bertujuan untuk
menghasilkan pendapatan dan
arus kas masa depan.
Arus kas dari aktivitas
investasi
mencerminkan
pengeluaran kas dengan
tujuan
memperoleh
pendapatan dan arus kas
masa
depan
yaitu
pembelian/penjualan
aset
tetap
dan
inventaris,
pembelian/penjualan
aset
tidak
berwujud,
dan
pembelian/penjualan
Sertifikat Bank Indonesia.
Sesuai
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
95
Tabel 5.1 Perbandingan Laporan Keuangan menurut SAK ETAP dan SAK BPR dengan Penyajian Laporan Keuangan PD BPR Bank
Sleman. (lanjutan)
No.
4
Item yang
Diperbandingkan
Aktivitas
Pendanaan
SAK ETAP
Paragraf
Arus kas dapat berasal dari Paragraf
penerimaan kas, pembayaran kas 7.6
dan pelunasan pinjaman.
Sumber: Data Olahan 2016
SAK BPR
Hasil Penelitian
Ket.
Arus kas yang timbul dari
aktivitas pendanaan berguna
untuk memprediksi klaim
terhadap arus kas masa depan
oleh para pemasik modal BPR.
Contoh arus kas dari aktivitas
pendanaan, seperti penerimaan
dari emisi saham baru,
pembayaran atas kewajiban
sewa
pembiayaan,
dan
penerimaan dan pembayaran
modal pinjaman.
Arus kas dari aktivitas
pendanaan
berasal
dari
penerimaan/pembayaran
pinjaman
subordinasi,
penerimaan/pembayaran
modal, dan pembagian laba
Pemerintah Kabupaten.
Sesuai
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
96
Tabel 5.1 Perbandingan Laporan Keuangan menurut SAK ETAP dan SAK BPR dengan Penyajian Laporan Keuangan PD BPR Bank
Sleman. (lanjutan)
No.
Item yang
Diperbandingkan
SAK ETAP
Paragraf
SAK BPR
Hasil Penelitian
Ket.
E. Catatan Atas Laporan Keuangan
1
Struktur
Secara normal urutan penyajian Paragraf
8.4
catatan atas laporan keuangan:
a. Ringkasan
kebijakan
akuntansi signifikan yang
diterapkan
b. Informasi yang mendukung
pos-pos laporan keuangan,
sesuai
dengan
urutan
penyajian setiap komponen
laporan keuangan
c. Pengungkapan lain
Sumber: Data Olahan 2016
Unsur uang disajikan dalam Urutan penyajian catatan atas Sesuai meskipun
catatan atas laporan keuangan laporan keuangan PD BPR ringkasan kebijakan
akuntansi diganti
BPR:
Bank Sleman:
menjadi Ikhtisar
d. Gambaran umum BPR
a. Gambaran Umum
kebijakan
e. Ikhtisar
Kebijakan b. Ikhtisar
kebijakan akuntansi, dan
Akuntansi
akuntansi
informasi yang
f. Penjelasan atas pos – pos c. Penjelasan pos – pos mendukung pos –
neraca
laporan keuangan
pos laporan
d. Penjelasan pos –pos laba keuangan
rugi
dijelaskan dalam
e. Lampiran
penejelasan pos
neraca dan laba
rugi serta
pengkungkapan
lain disajikan
dalam lampiran.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
97
Tabel 5.1 Perbandingan Laporan Keuangan menurut SAK ETAP dan SAK BPR dengan Penyajian Laporan Keuangan PD BPR Bank
Sleman. (lanjutan)
No.
Item yang
Diperbandingkan
2
Pengungkapan
kebijakan akuntansi
SAK ETAP
Paragraf
Dalam
ringkasan
kebijakan Paragraf
akuntansi yang signifikan harus 8.5
diungkapkan:
a. Dasar
pengukuran
yang
digunakan dalam penyusunan
laporan keuangan
b. Kebijakan akuntansi lain yang
digunakan yang relevan untuk
memahami laporan keuangan
Sumber: Data Olahan 2016
SAK ETAP
Hasil Penelitian
Ket.
Dalam
bagian
Ikhtisar
Kebijakan Akuntansi disajikan
dasar pengukuran laporan
keuangan yaitu berdasarkan
biaya historis dan dasar
penyusunan
menggunakan
dasar
akrual.
Kebijakan
akuntansi tidak terbatas seperti
konsep dasar pengukuran,
kredit yang diberikan, kas dan
setara
kas,
dan
lain
sebagainya.
PD BPR Bank Sleman
mengungkapkan
dasar
pengukuran yang digunakan
dalam penyusunan laporan
keuangan
adalah
biaya
historis dan disusun dengan
dasar akrual serta kebijakan
akuntansi lainnya seperti
transaksi laporan keuangan
dalam mata uang asing dan
pajak penghasilan.
Sesuai
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
98
D. Analisis dari Perbandingan Laporan Keuangan PD BPR Bank Sleman
dengan Laporan Keuangan menurut SAK ETAP.
1. Neraca
Secara umum penyajian laporan keuangan pada komponen neraca
sudah sesuai dengan peraturan SAK ETAP. Neraca PD BPR Bank Sleman
menyajikan aset, kewajiban, dan ekuitas. Hal ini sudah sesuai dengan aturan
dalam SAK ETAP yang menyajikan aset, kewajiban, dan ekuitas pada suatu
tanggal tertentu yaitu bulan Desember yang diakui sebagai akhir periode
pelaporan.
Berikut merupakan penjelasan komponen dari neraca:
a. Aset
Aset adalah sumber daya yang dikuasai entitas sebagai akibat dari
peristiwa masa lalu dan dari mana manfaat ekonomi di masa depan
diharapkan akan diperoleh entitas (SAK ETAP (2013: 5) paragraf 2.12).
Aset diakui dalam neraca karena manfaat ekonominya di masa depan
mengalir ke entitas dan aset tersebut mempunyai nilai atau biaya yang
dapat dikukur dengan andal.
Entitas belum sesuai yaitu PD BPR Bank Sleman tidak
mengklasifikasikan secara terpisah antara aset dan kewajiban menjadi
aset lancar dan aset tidak lancar, serta kewajiban jangka panjang dan
kewajiban jangka pendek. Namun penyajian berdasarkan likuiditas dapat
memberikan informasi yang andal dan relevan. Hal ini sudah sesuai
dengan SAK ETAP paragraf 4.5 dalam klasifikasi aset dan kewajiban
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
99
bahwa penyajian berdasarkan likuiditas diperbolehkan jika memberikan
infromasi yang andal dan relevan.
1) Kas
Kas adalah mata uang kertas dan logam rupiah yang masih
berlaku sebagai alat pembayaran yang sah. Dalam pengertian kas
termasuk kas besar dan kas kecil. Dalam perlakuan akuntansi oleh
entitas dalam hal ini yaitu PD BPR Bank Sleman, pengakuan dan
pengukuran transaksi kas diakui sebesar nilai nominal. Penyajian kas
disajikan dalam pos tersendiri dan hal yang diungkapkan yaitu rincian
jumlah kas. Dasar pengaturan entitas yaitu aset karena berkaitan
langsung dengan pengukuran posisi keuangan. Hal ini sudah sesuai
dengan SAK ETAP (2013:5) paragraf 2.12(a).
2) Kas dalam valuta asing
Kas dalam valuta asing adalah mata uang kertas asing, uang
logam asing dan travelers cheque yang masih berlaku yang dimiliki
BPR dalam kegiatan penukaran sebagai pedagang valuta asing. BPR
dapat memiliki kas dalam valuta asing hanya dalam rangka melakukan
kegiatan usaha sebagai pedagang valuta asing yang telah mendapat
persetujuan dari Bank Indonesia. Dalam perlakuan akuntansi entitas,
pengakuan dan pengukuran mata uang asing diakui sebesar kurs
transaksi yang berlaku pada tanggal perolehan. Penyajian kas dalam
valuta asing disajikan dalam pos sendiri. Hal yang diungkapkan yaitu
mata uang yang disajikan dalam laporan keuangan. Hal ini sudah
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
100
sesuai dengan SAK ETAP Bab 26 tentang transaksi dalam mata uang
asing.
3) Sertifikat Bank Indonesia
Sertifikat Bank Indonesia (SBI) adalah surat berharga sebagai
pengakuan utang berjangka waktu pendek dalam mata uang rupiah
yang diterbitkan oleh Bank Indonesia. SBI diklasifikasikan menjadi
dimiliki hingga jatuh tempo dan tersedia untuk dijual. Investasi pada
SBI disajikan berdasarkan tingkat likuiditasnya. SBI yang dimiliki
hingga jatuh tempo disajikan sebesar nilai nominal dikurangi diskonto
dan ditambah biaya transaksi yang belum diamortisasi. Sedangkan
SBI yang tersedia untuk dijual disajikan sebesar nilai wajarnya. Hal
ini sudah sesuai dengan SAK ETAP Bab 10 tentang Investasi Pada
Efek Tertentu.
4) Pendapatan bunga yang akan diterima
Pendapatan bunga yang akan diterima entitas berasal dari
pendapatan bunga dari kredit dengan kualitas lancar yang telah diakui
sebagai pendapatan tetapi belum diterima pembayarannya (accrual
basis). Hal ini sudah sesuai dengan SAK ETAP (2013: 5) paragraf
2.12 dan (2013: 81) paragraf 20.27 (a) di mana bunga harus diakui
secara akrual.
5) Penempatan pada bank lain
Penempatan pada bank lain adalah penempatan/tagihan atau
simpanan milik BPR pada bank lain dengan maksud untuk menunjang
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
101
kelancaran
aktivitas
operasional,
dalam
rangka
memperoleh
penghasilan, dan sebagai secondary reserve. Penempatan pada bank
lain terdiri dari giro pada bank umum, tabungan pada bank lain,
deposito pada bank lain dan sertifikat deposito pada bank umum. Giro
merupakan simpanan BPR pada bank umum yang penarikannya dapat
dilakukan setiap saat dengan menggunakan cek, bilyet giro, kartu
ATM (kartu debit, sarana perintah pembayaran lain atau dengan cara
pemindahbukuan. Tabungan merupakan simpanan BPR pada bank
umum dan BPR lain yang penarikannya hanya dapat dilakukan
menurut syarat tertentu yang disepakati tetapi tidak dapat ditarik
dengan cek, bilyet giro. Deposito merupakan simpanan BPR pada
bank umum dan BPR lain yang penarikannya hanya dilakukan pada
waktu tertentu menurut perjanjian antara BPR dan bank yang
bersangkutan. Sertifikat deposito merupakan simpanan BPR pada
bank
umum
dalam
bentuk
deposito
yang
sertifikat
bukti
penyimpanannya dapat dipindahtangankan. Penyisihan kerugian
sebagai pos pengurang dari tabungan dan deposito yang dibuat untuk
menutupi kemungkinan kerugian atas tabungan dan kerugian atas
deposito. Hal ini sudah sesuai dengn SAK ETAP (2013:5) paragraf
2.12 dimana penempatan pada bank lain dapat memberikan manfaat
ekonomi masa depan yaitu kelancaran aktivitas operasional.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
102
6) Kredit yang diberikan
Kredit adalah penyediaan uang atau tagihan yang dapat
dipersamakan dengan itu, berdasarkan persetujuan atau kesepakatan
pinjam-meminjam antara BPR dan pihak lain yang mewajibkan pihak
peminjam (debitur) untuk melunasi utangnya setelah jangka waktu
tertentu dengan pemberian bunga.
Kredit disajikan di neraca sebesar pokok kredit/baki debet
dikurangi provisi serta ditambah biaya transaksi yang belum
diamortisasi. Penyisihan kerugian berasal dari penyisihan yang
dibentuk untuk menutup kemungkinan kerugian yang timbul
sehubungan dengan penanaman dana ke dalam kredit. Saldo
penyisihan kerugian kredit disajikan sebagai pos pengurang dari
kredit. Hal ini sudah sesuai dengan SAK ETAP (2013: 8) paragraf
2.34 karena memberikan manfaat ekonomi di masa depan dan
mempunyai nilai atau biaya yang dapat diukur dengan andal.
7) Agunan yang diambil alih
Agunan yang diambil alih adalah aset yang diperoleh BPR, baik
melalui pelanggan maupun di luar pelanggan berdasarkan penyerahan
secara sukarela oleh pemilik agunan atau berdasarkan kuasa untuk
menjual di luar lelang dari pemilik agunan. Agunan yang diambil alih
disajikan secara terpisah dari aset lainnya sebesar nilai tercatat atau
nilai wajar dikurangi biaya untuk menjual, mana yang lebih rendah.
Hal ini sudah sesuai dengan SAK ETAP paragraf 3.10.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
103
8) Aset tetap dan inventaris
Aset tetap dan inventaris adalah aset berwujud yang dimiliki
untuk digunakan dalam penyediaan jasa atau untuk tujuan
administratif dan diharapkan akan digunakan lebih dari satu periode.
Pada saat pengakuan awal, aset tetap harus diukur sebesar biaya
perolehan (SAK ETAP bab 15).
Biaya perolehan dinyatakan dalam aset tetap dan inventaris
melalui pertukaran dan penyusutan untuk setiap periode diakui
sebagai beban untuk periode yang bersangkutan. Aset tetap dan
inventaris disajikan berdasarkan nilai perolehan dikurangi akumulasi
penyusutan dan rugi penurunan nilai. Aset tetap dan inventaris
disusutkan secara sistematis selama umur manfaatnya. Penyusutan
dimulai ketika suatu aset tersedia untuk digunakan dan penyusutan
dihentikan ketika aset tetap dan inventaris dihentikan pengakuannya.
Hal ini sudah sesuai dengan SAK ETAP bab 15 tentang Aset Tetap.
9) Aset tidak berwujud
Aset tidak berwujud adalah aset non-moneter yang dapat
diidentifikasi dan tidak mempunyai wujud fisik. Aset tidak berwujud
dapat diperoleh secara eksternal melalui perolehan secara terpisah dan
pertukaran aset, atau dihasilkan secara internal. Aset tidak berwujud
diakui sebesar biaya perolehan. Aset tidak berwujud diamortisasi
secara sistematis selama umur manfaatya dan penurunan nilai aset
tidak berwujud diakui sebagai kerugian periode terjadinya. Aset tidak
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
104
berwujud disajikan sebesar biaya perolehan dikurangi akumulasi
amortisasi dan rugi penurunan nilai. Hal ini sudah sesuai dengan SAK
ETAP bab 16 karena entitas memperoleh manfaat ekonomi masa
depan dari aset tersebut.
10)
Aset lain – lain
Aset lain – lain adalah pos – pos aset yang tidak dapat secara
layak digolongkan dalam kelompok pos aset yang ada dan tidak secara
material untuk disajikan tersendiri. Aset lain – lain diakui pada saat
terjadinya sebesar biaya perolehan. Hal ini sudah sesuai dengan SAK
ETAP karena memiliki manfaat di masa mendatang dan biaya dapat
dihitung secara andal.
b. Kewajiban
Kewajiban adalah utang masa kini BPR yang timbul dari peristiwa
masa lalu dan penyelesaiannya diharapkan mengakibatkan arus keluar
dari sumber daya milik BPR dan mengandung manfaat ekonomi. Entitas
sudah menerapkan pos – pos kewajiban yang umum yang harus dimiliki
oleh BPR sesuai dengan ketentuan SAK ETAP. Akan tetapi entitas tidak
mengklasifikasikan kewajiban menjadi kewajiban jangka pendek dan
jangka panjang namun disajikan berdasarkan waktu jatuh tempo. Hal ini
sudah sesuai dengan peraturan dalam SAK ETAP karena kewajiban
dapat disajikan berdasarkan waktu jatuh tempo atau likuiditasnya.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
105
1) Kewajiban segera
Kewajiban segera adalah kewajiban yang telah jatuh tempo dan
atau yang segera dapat ditagih oleh pemiliknya dan harus segera
dibayar. Kewajiban segera berasal dari aktivitas pendukung kegiatan
operasional BPR baik terhadap masyarakat maupun terhadap bank
lain. Kewajiban segera disajikan sebesar jumlah yang harus
diselesaikan. Hal ini sudah sesuai dengan SAK ETAP Paragraf 2.35.
2) Utang bunga
Utang
bunga
merupakan
pos
yang
dimaksudkan
untuk
menampung kewajiban BPR yang timbul dari pengakuan biaya bunga
dari aktivitas yang terkait dengan fungsi BPR. Utang bunga timbul
dari transaksi lainnya, seperti sewa pembiayaan, pinjaman yang
diterima, pinjaman subordinasi, modal pinjaman dan lain – lain. Utang
bunga diakui sebesar jumlah bunga kontraktual, baik untuk akrual
bunga maupun yang telah jatuh tempo. Utang bunga disajikan sebesar
jumlah yang harus diselesaikan.
3) Utang pajak
Utang pajak adalah kewajiban pajak penghasilan badan yang
terutang atas penghasilan BPR. Utang pajak merupakan selisih kurang
atas kewajiban pajak penghasilan BPR setelah memperhitungkan
angsuran pajak atau pajak dibayar dimuka. Utang pajak diakui sebesar
jumlah yang harus disetorkan ke kas Negara dan disajikan sebesar
jumlah yang harus diselesaikan.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
106
4) Simpanan
Simpanan adalah dana yang dipercayakan oleh masyarakat
kepada BPR berdasarkan perjanjian penyimpanan dana. Bentuk
simpanan berupa tabungan, deposito, dan bentuk lain yang
dipersamakan dengan itu. Tabungan adalah simpanan pihak ketiga
pada BPR yang penarikannya hanya dapat dilakukan menurut syarat
tertentu yang telah disepakati, akan tetapi tidak dapat ditarik dengan
cek, bilyet giro, atau alat lainnya yang dipersamakan dengan itu.
Deposito adalah simpanan pihak ketiga pada BPR yang penarikannya
hanya dapat dilakukan pada waktu tertentu menurut perjanjian antara
penyimpan dengan BPR yang bersangkutan.
Transaksi tabungan diakui sebesar nominal penyetoran atau
penarikan yang dilakukan oleh penabung dan saldo tabungan disajikan
sebesar jumlah kewajiban BPR kepada pemilik tabungan, sedangkan
transaksi deposito diakui sebesar nilai nominal yang tercantum dalam
bilyet deposito dan deposito disajikan sebesar jumlah nominal atau
sebesar kewajiban BPR yang diperjanjikan. Dalam kegiatan
pengumpulan dana masyarakat, BPR menjual produk simpanannya
kepada nasabah berupa tabungan dan deposito atau bentuk lainnya
yang dipersamakan dengan itu dan jumlah yang harus diselesaikan
dapat diukur dengan andal sehingga simpanan mempunyai manfaat
ekonomi. Hal ini sudah sesuai dengan SAK ETAP (2013: 8) paragraf
2.35 terkait dengan pengakuan kewajiban.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
107
5) Simpanan dari Bank Lain
Simpanan dari bank lain adalah kewajiban BPR kepada bank lain,
dalam bentuk tabungan dan deposito. Transaksi tabungan diakui
sebesar nominal penyetoran atau penarikan yang dilakukan oleh bank
lain, sedangkan transaksi deposito diakui sebesar nilai nominal yang
tercantum dalam bilyet deposito. Hal ini memiliki manfaat bagi entitas
dan jumlah yang harus diselesaikan dapat diukur secara andal, ini
berarti sudah sesuai dengan SAK ETAP (2013: 8) paragraph 2.35
dalam hal pengakuan kewajiban.
6) Pinjaman diterima
Pinjaman diterima adalah dana yang diterima dari bank umum
dan BPR lain, Bank Indonesia atau pihak lain dengan kewajiban
pembayaran kembali sesuai dengan persyaratan perjanjian pinjaman.
Pinjaman diterima diakui sebesar nilai pokok pinjaman ditambah
biaya transaksi yang dapat diatribusikan secara langsung pada
perolehan pinjaman dikurangi diskonto dan disajikan sebesar saldo
pinjaman yang belum dilunasi pada tanggal laporan serta biaya
transaksi dan diskonto yang belum diamortisasi.
7) Dana setoran modal – kewajiban
Dana setoran modal – kewajiban adalah dana yang telah disetor
secara riil ke rekening BPR di bank umum. Dana setoran modal yang
diterima diakui sebagai dana setoran modal – kewajiban dan disajikan
dalam pos tersendiri sebesar jumlah yang harus diselesaikan.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
108
8) Kewajiban imbalan kerja
Kewajiban imbalan kerja adalah kewajiban yang timbul dari
imbalan kerja. Imbalan kerja adalah seluruh bentuk imbalan yang
diberikan BPR atas jasa yang diberikan oleh pekerja. Kewajiban
imbalan kerja terdiri dari jangka pendek dan jangka panjang lainnya.
Kewajiban imbalan jangka pendek adalah kewajiban imbalan kerja
yang jatuh tempo seluruhnya dalam waktu 12 (dua belas) bulan
setelah akhir periode pekerja memberikan jasanya, sedangkan
kewajiban jangka panjang lainnya adalah kewajiban imbalan kerja
yang tidak seluruhnya jatuh tempo dalam waktu 12 (dua belas) bulan
setelah pekerja memberikan jasanya.
Kewajiban imbalan kerja diakui pada saat pegawai sudah
memberikan jasanya kepada BPR dalam suatu periode tertentu.
Kewajiban imbalan kerja jangka pendek disajikan dalam pos
kewajiban
segera
sebesar
jumlah
yang
terutang
dan
tidak
didiskontokan, sedangkan kewajiban imbalan kerja jangka panjang
disajikan dalam pos tersendiri sebesar jumlah yang didiskontokan. Hal
ini sudah sesuai dengan SAK ETAP Bab 23 tentang Imbalan Kerja.
9) Pinjaman Subordinasi
Pinjaman subordinasi adalah pinjaman yang memenuhi syarat
adanya pinjaman tertulis antar BPR dan pemberi pinjaman, ada
persetujuan terlebih dahulu dari Bank Indonesia, tidak dijamin oleh
BPR yang bersangkutan dan telah disetor penuh, minimum berjangka
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
109
waktu 5 (lima) tahun, dan lain sebagainya. Pinjaman subordinasi
disajikan di neraca sebesar saldo pinjaman yang belum dilunasi pada
tanggal laporan dikurangi dengan biaya transaksi yang belum
diamortisasi. Bunga yang telah jatuh tempo namun belum dibayar atas
pinjaman subordinasi disajikan dalam pos utang bunga. Hal ini sudah
sesuai dengan SAK ETAP paragraf 2.35.
10) Modal Pinjaman
Modal pinjaman adalah pinjaman yang didukung oleh instrument
yang memiliki ciri – cirri, seperti tidak dijamin oleh BPR yang
bersangkutan dan telah dibayar penuh, tidak dapat dilunasi atau ditarik
atas inisiatif pemilik, tanpa persetujuan Bank Indonesia. Modal
pinjaman disajikan di neraca sebesar saldo pinjaman yang belum
dilunasi pada tanggal laporan.
11) Kewajiban lain – lain
Kewajiban lain – lain merupakan pos yang dimaksudkan untuk
menampung kewajiban BPR yang tidak dapat digolongkan ke dalam
salah satu pos kewajiban yang ada. Termasuk dalam kewajiban lain –
lain antara lain dana yang diterima BPR dari pihak ketiga bukan bank
dalam rangka penerusan kredit tetapi belum disalurkan kepada
nasabah. Kewajiban lain – lain diakui sebesar jumlah yang harus
diselesaikan dan disajikan secara gabungan, kecuali nilainya material
maka wajib disajikan tersendiri dalam neraca.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
110
c. Ekuitas
Ekuitas adalah hak residual atas aset BPR setelah dikurangi semua
kewajiban.
1) Modal
Modal terdiri dari modal disetor, tambahan modal disetor, dan
modal sumbangan. Modal disetor adalah modal yang telah efektif
diterima bank sebesar nilai nominal saham. Modal disetor diakui pada
saat penerimaan setoran modal baik berupa dana kas maupun aset
non-kas.
Tambahan modal disetor, yaitu selisih lebih setoran modal yang
diterima oleh bank sebagai akibat harga saham yang melebihi nilai
nominalnya. Tambahan modal disetor diakui pada saat penerimaan
setoran modal dari pihak ketiga baik berupa dana kas maupun aset
non-kas.
Modal sumbangan, yaitu sumbangan yang berasal dari pemilik
BPR dalam bentuk dana atau aset lainnya termasuk pengembalian
saham pemilik. Modal sumbangan diakui pada saat diterimanya
sumbangan berupa kas atau aset non-kas dari pemilik. Penyajian
modal dalam neraca dilakukan sesuai dengan ketentuan pada anggaran
dasar BPR dan peraturan yang berlaku serta menggambarkan
hubungan keuangan yang ada.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
111
2) Dana setoran modal – ekuitas
Dana setoran modal – ekuitas adalah dana yang telah disetor
secara riil ke rekening BPR di bank umum dan diblokir untuk tujuan
penambahan modal dan dinyatakan telah memenuhi ketentuan
permodalan yang berlaku. Dana setoran modal – ekuitas merupakan
dana setoran modal yang sebelumnya disajikan dalam komponen
kewajiban dalam dana setoran modal – kewajiban dan disajikan dalam
pos tersendiri setelah pos modal. Hal ini sudah sesuai dengan SAK
ETAP (2013: 71) paragraph 19.2 bahwa entitas memberikan laporan
mengenai ekuitas sedmikian rupa sehingga memberikan informasi
mengenai sumbernya secara jelas.
3) Laba/Rugi yang belum direalisasi
Laba/Rugi yang belum direalisasi adalah selisih wajar surat
berharga dalam kategori tersedia untuk dijual pada tanggal neraca
dengan nilai tercatat. Dasar pengaturan laba/rugi yang belum
direalisasi yaitu SAK ETAP Bab 10 tentang Investasi Pada Efek
Tertentu. Laba/Rugi yang belum direalisasi dari surat berharga dalam
kategori tersedia untuk dijual diakui pada tanggal pelaporan. Selisih
nilai wajar dengan nilain tercatat (laba/rugi yang belum direalisasi)
diakui langsung dalam ekuitas dan disajikan sebagai pos terpisah
dalam ekuitas.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
112
4) Surplus revaluasi aset tetap
Surplus revaluasi aset tetap adalah selisih antara nilai revaluasi
dengan nilai tercatat aset tetap dan inventaris sebelum dilakukan
revaluasi. BPR dalam melakukan penilaian kembali aset tetap dan
inventarisnya, maka selisih antara nilai revaluasi dengan nilai tercatat
sebelum dilakukan revaluasi dicatat pada pos surplus revaluasi aset
tetap. Surplus revaluasi aset tetap dicatat sebagai pos tersendiri dalam
ekuitas.
5) Saldo laba
Saldo laba adalah akumulasi hasil usaha periodik setelah
memperhitungkan pembagian dividen, koreksi laba rugi periode lalu,
dan reklasifikasi surplus revaluasi aset tetap. Pos saldo laba sudah
dinyatakan secara terpisah dari pos modal. Saldo laba dikelompokkan
menjadi:
a) Cadangan umum, yaitu cadangan yang dibentuk dari laba neto
setelah pajak yang dimaksudkan untuk memperkuat modal.
b) Cadangan tujuan, yaitu cadangan yang dibentuk dari laba neto
setelah pajak yang tujuan penggunaannya telah ditetapkan.
c) Saldo laba yang belum ditentukan tujuannya, terdiri dari laba rugi
periode lalu yang belum ditetapkan penggunaannya dan laba rugi
periode berjalan.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
113
2. Laporan Laba Rugi
Laporan laba rugi adalah laporan yang menunjukkan seluruh
penghasilan dan beban BPR dalam suatu periode. Penghasilan terdiri dari
pendapatan operasional dan pendapatan non-operasional, sedangkan beban
terdiri dari beban operasional dan beban non-operasional.
Laporan laba rugi entitas mencakup minimal pos – pos yaitu
pendapatan, beban penyisihan kerugian, penyusutan, bagian keuangan,
bagian laba/rugi operasional, dan beban pajak dan laba/rugi neto. Entitas
sudah sesuai dengan SAK ETAP karena semua pos pendapatan dan beban
sudah diakui dalam laporan laba rugi.
a. Pendapatan Operasional
Pendapatan Operasional adalah semua pendapatan yang berasal dari
kegiatan utama BPR. Pendapatan Operasional pada laporan entitas terdiri
dari Pendapatan bunga dan Pendapatan operasional lainnya. Pendapatan
bunga adalah pendapatan yang diperoleh dari penanaman dana BPR pada
aset produktif, dimana pendapatan bunga termasuk provisi dikurangi
biaya – biaya yang terkait langsung dalam penyaluran kredit yang
ditanggung oleh BPR. PD BPR Bank Sleman dalam pencatatan pada
laporan laba rugi, pendapatan bunga berasal dari penjumlahan bunga
kontraktual, provisi, dan biaya transaksi. Dari hasil penjumlahan tersebut
selanjutnya diselisihkan dengan beban bunga dan menghasilkan
pendapatan bunga neto. Jumlah Pendapatan Operasional berasal dari
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
114
hasil
penjumlahan
pendapatan
bunga
neto
dengan
pendapatan
operasional lainnya. Pendapatan operasional lainnya.
Pendapatan provisi adalah biaya yang harus dibayar debitur pada
saat kredit disetujui dan biasanya dinyatakan dalam persentase. Biaya
Transaksi adalah semua biaya tambahan yang terkait secara langsung
dengan pemberian kredit yang ditanggung oleh BPR. Pendapatan
operasional lainnya adalah berbagai pendapatan yang timbul dari
aktivitas yang mendukung kegiatan operasional BPR. Entitas mengakui
pendapatan bunga secara akrual, hal ini sudah sesuai dengan SAK ETAP
(2013: 81) paragraf 20.27 (a) bahwa bunga harus diakui secara akrual.
Pendapatan bunga dari penenmpatan pada bank lain, Sertifikat Bank
Indonesia, dan amortiasi pendapatan yang ditangguhkan disajikan
sebagai bagian dari bunga kontraktual. Pendapatan operasional lainnya
diakui pada saat memenuhi persyaratan sebesar jumlah yang menjadi hak
BPR. Pendapatan operasional lainnya disajikan secara terpisah dalam
laporan laba rugi.
b. Beban Operasional
Beban Operasional adalah semua beban yang dikeluarkan atas
kegiatan yang lazim sebagai usaha BPR. Beban operasional disajikan
sebagai pos terpisah dalam laporan laba rugi. Beban Operasional dirinci
sebagai berikut:
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
115
1) Beban bunga
Beban bunga adalah beban yang dibayarkan kepada nasabah atau
pihak lain yang berkaitan dengan kegiatan penghimpunan dana dan
penerimaan pinjaman. Beban bunga timbul dari kegiatan pendanaan
berupa kegiatan penghimpunan dana dan penerimaan pinjaman dan
disajikan ecara terpisah dari pendapatan bunga untuk memberikan
pemahaman yang lebih baik mengenai komposisi dan alasan
perubahan nilai neto bunga.
2) Beban penyisihan kerugian
Beban penyisihan kerugian entitas terdiri dari beban penyisihan
kerugian tabungan/deposito, beban penyisihan kerugian kredit, beban
kerugian restrukturisasi kredit, dan beban penyusutan.
3) Beban pemasaran
Beban pemasaran, terdiri dari pemberian hadiah yang tidak dapat
diatribusikan, promosi, dan biaya transaksi atas kredit yang tidak
disetujui.
4) Beban administrasi dan umum
Beban administrasi dan umum adalah berbagai beban yang timbul
untuk mendukung kegiatan operasional BPR. Beban administrasi dan
umum terdiri atas beban tenaga kerja (gaji, upah, honorarium, dan
imbalan
kerja),
beban
pendidikan,
beban
sewa,
penyusutan/penghapusan atas aset tetap dan inventaris serta amortisasi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
116
atas aset tidak berwujud, premi asuransi, biaya barang/jasa, pajak –
pajak (tidak termasuk pajak penghasilan).
Beban diakui karena adanya penurunan manfaat ekonomi masa
depan yang berkaitan dengan penurunan aset atau peningkatan
kewajiban yang telah terjadi dan dapat dikuru secara andal, hal ini
sudah sesuai dengan pengakuan beban dalam SAK ETAP (2013: 8)
paragraf 2.37.
c. Pendapatan Non-Operasional
Pendapatan Non-Operasional adalah semua pendapatan yang berasal
dari kegiatan yang bukan merupakan kegiatan utama BPR. Termasuk
dalam pos ini adalah keuntungan yang diperoleh dari penilaian kas dalam
valuta asing, serta penjualan aset tetap dan inventaris, dan agunan yang
diambil alih. Pendapatan Non-Operasional diakui sebesar jumlah yang
menjadi hak BPR dan disajikan sebagai pos terpisah dalam laporan laba
rugi. Pendapatan Non-Operasional memberikan manfaat ekonomi, hal ini
sudah sesuai dengan SAK ETAP dalam hal pengakuan beban paragraf
2.37.
d. Beban Non-Operasional
Beban Non-Operasional adalah semua beban yang berasal dari
kegiatan yang bukan merupakan kegiatan utama BPR. Beban NonOperasional adalah kerugian yang timbul sebagai akibat penilaian
kembali kas dalam valuta asing, dijual/hilangnya aset tetap dan inventaris
milik BPR, dan denda/sanksi karena suatu pelanggaran. Beban Non-
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
117
Operasional diakui pada saat terjadinya sebesar jumlah yang harus
diselesaikan dan disajikan sebagai pos terpisah dalam laporan laba rugi.
Beban Non-Operasional disajikan sebagai pengurang dari Pendapatan
Non-Operasional. Beban Non-Operasional mengurangi manfaat ekonomi
selama suatu periode pelaporan, hal ini sudah sesuai dengan SAK ETAP
(2013: 6) paragraf 2.20 (b).
e. Beban Pajak Penghasilan
Beban Pajak Penghasilan adalah jumlah agregat beban pajak kini
yang diperhitungkan dalam perhitungan laba atau rugi pada satu periode.
Dalam laporan PD BPR Bank Sleman, pos diberi nama taksiran pajak
penghasilan dan sebagai pos tersendiri dalam laporan laba rugi. Taksiran
pajak penghasilan diakui pada saat terjaidnya sebesar jumlah yang harus
diselesaikan. Taksiran
pajak penghasilan
disajikan sebagai pos
pengurang laba (rugi) sebelum pajak penghasilan yang mengasilkan laba
(rugi) neto. Entitas sudah mengakui kewajiban atas pajak penghasilan
periode berjalan, hal ini sesuai dengan SAK ETAP (2013: 99) paragraf
24.3.
3. Laporan Perubahan Ekuitas
Laporan Perubahan Ekuitas adalah laporan yang menunjukkan
perubahan nekuitas BPR yang menggambarkan peningkatan atau penurunan
aset neto atau kekayaan BPR selama periode pelaporan. Entitas menyajikan
laporan perubahan ekuitas yang menunjukkan laba atau rugi untuk periode
pelaporan serta pendapatan dan beban yang diakui langsung dalam ekuitas.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
118
Komponen ekuitas pada laporan entitas terdapat perbedaan kebijakan
akuntansinya, namun tidak menjadi suatu permasalahan karena dalam SAK
ETAP Bab 9 tentang kebijakan dan estimasi akuntansi dan kesalahan
memberikan panduan kepada entitas untuk memilih dan menerapkan
kebijakan akuntansi yang digunakan dalam menyusun laporan keuangan
yang menghasilan informasi relevan bagi pemakai dan andal dengan
menyajikan laporan keuangan secara jujur. Kebijakan akuntansi adalah
prinsip dasar, konvensi, aturan, dan praktik tertentu yang diterapkan oleh
suatu entitas dalam menyusun dan menyajikan laporan keuangannya.
Laporan perubahan ekuitas BPR antara lain meliputi: penambahan modal
saham, pembagian laba pemerintah kabupaten, dana kesejahteraan,
pembagian jasa produksi, Coorporate Social Responsibility (CSR), dan
saldo laba (laba ditahan). Hal ini sudah sesuai dengan ketentuan SAK ETAP
Bab 6 dalam hal laporan perubahan ekuitas. Dalam penyajian laporan
keuangan PD BPR Bank Sleman tidak disajikan Surplus Revaluasi Aset
Tetap, karena disajikan dalam laporan laba rugi. Seharusnya Surplus
Revaluasi Aset Tetap menurut SAK ETAP dan SAK BPR disajikan dalam
laporan perubahan ekuitas.
4. Laporan Arus Kas
Laporan arus kas adalah laporan yang menunjukkan penerimaan dan
pengeluaran kas BPR selama periode tertentu yang dikelompokkan dalam
aktivitas operasi, aktivitas investasi dan aktivitas pendanaan. Entitas sudah
mengelompokkannya menjadi tiga arus kas yaitu arus kas dari aktivitas
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
119
operasi, arus kas dari aktivitas investasi, dan arus kas dari aktivitas
pendanaan. Entitas melaporkan arus kas dari aktivitas operasi dengan
menggunakan metode tidak langsung. Dalam metode ini laba atau rugi neto
disesuaikan dengan mengoreksi dampak dari transaksi non kas, dan unsure
penghasilan atau beban yang berkaitan dengan arus kas investasi atau
pendanaan. Hal ini sesuai dengan SAK ETAP (2013: 24) paragraf 7.7.
Aktivitas operasi adalah aktivitas penghasil utama pendapatan BPR
dan aktivitas lain yang bukan merupakan aktivitas investasi dan pendanaan.
Arus kas yang berasal dari aktivitas operasi adalah pemberian dan pelunasan
kredit, penerimaan dan pembayaran simpanan, penempatan dan penarikan
deposito pada bank lain, dan penerimaan dan pembayaran pinjaman yang
diterima dari bank umum, BPR dan pihak lain.
Aktivitas Investasi adalah perolehan dan pelepasan aset jangka
panjang serta investasi lain yang tidak termasuk setara kas. Aktivitas
Investasi
terdiri
dari
pembelian
aset
tetap
dan
inventaris,
penjualan/pengurangan aset tetap dan inventaris, pembelian/penjualan aset
tidak berwujud, dan pembelian/penjualan Sertifikat Bank Indonesia.
Aktivitas Pendanaan adalah aktivitas yang mengakibatkan perubahan
dalam jumlah serta komposisi modal dan pinjaman BPR. Arus kas yang
berasal dari aktivitas pendanaan diantaranya penerimaan/pembayaran
pinjaman subordinasi, penerimaan.pembayaran modal, pembagian laba
pemerintah kabupaten, pembayaran dan kesejahteraan, pembayaran jasa
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
120
produksi, dan Coorporate Social Responsibility (CSR). Hal ini sudah sesuai
dengan SAK ETAP Bab 7 dalam hal laporan arus kas.
5. Catatan Atas Laporan Keuangan
Catatan atas laporan keuangan merupakan bagian tak terpisahkan dari
laporan keuangan BPR. Catatan atas laporan keuangan memuat penjelasan
mengenai gambaran umum BPR, ikhtisar kebijakan akuntansi, penjelasan
pos – pos laporan keuangan dan informasi penting lainnya.
Urutan penyajian catatan atas laporan keuangan PD BPR Bank
Sleman yaitu gambaran umum, kebijakan akuntansi, penjelasan pos – pos
neraca, penjelasan pos – pos laba rugi, dan lampiran. Dalam catatan atas
laporan keuangan terdapat pernyataan bahwa laporan keuangan disusun
secara penuh sesuai dengan SAK ETAP, yang dimaksudkan agar laporan
keuangan menyajikan secara wajar posisi keuangan, kinerja dan arus kas
sehingga tujuan laporan keuangan tersebut dapat tercapai. Pernyataan
tersebut menjelaskan bahwa BPR telah menyusun laporan keuangan dengan
menerapkan aturan sesuai dengan SAK ETAP.
E. Kendala – kendala dalam Penerapan SAK ETAP PD BPR Bank Sleman.
Standar Akuntansi Keuangan Entitas Tanpa Akuntabilitas Publik
merupakan suatu peraturan yang digunakan oleh BPR. SAK ETAP BPR
disusun dalam rangka mengatur penyusunan laporan keuangan suatu entitas
yang disajikan secara sederhana dan mudah dipahami oleh pemakai laporan
keuangan.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
121
Berdasarkan hasil observasi dan wawancara yang dilakukan oleh penulis,
tidak terdapat kendala yang dialami oleh PD BPR Bank Sleman dalam
menerapkan SAK ETAP. Hal ini ditunjukan dengan hasil wawancara dengan
informan bagian akuntansi:
“pada dasarnya tidak ada kendala, karena memang kami menyesuaikan
yang berlaku. Kami sudah by sistem, jadi saat ada perubahan aturan, kami
komunikasikan ke penyedia sistem kami. Saat ada masalah berarti harus
ditelusur pihak bank dengan penyedia sistem. Saat input jurnal, secara
otomatis data akan lari ke laporan keuangan, seumpama terjadi masalah
ditelusur ke pihak penyedia sistem dahulu.”
Dari hasil wawancara tersebut dapat disimpulkan bahwa tidak ada
kendala atau hambatan yang signifikan dalam proses penerapan SAK ETAP
BPR pada pelaporan keuangan di PD BPR Bank Sleman. Akan tetapi, PD BPR
Bank Sleman terkadang mengalami sedikit masalah namun tidak terlalu
berpengaruh signifikan terhadap perusahaan, misalnya sistem tidak terkoneksi
antar perhitungan, sehingga dalam proses pencatatan laporan keuangan harus
dijurnal secara manual untuk balancing.
Dari hasil wawancara dan observasi, penulis juga tidak menemukan
adanya keterbatasan dari SDM yang menghambat dalam proses penerapan
SAK ETAP BPR pada pelaporan keuangan di PD BPR Bank Sleman. SDM
harus paham mengenai aturan dalam SAK ETAP, apabila terjadi kesalahan
saat menjurnal maka akan dikenakan punishment. Pengendalian yang
dilakukan saat SDM salah input data yaitu melakukan analisis terlebih dahulu
kesalahan berasal dari mana dan lolos dari pihak mana saja. Pihak tersebut
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
122
adalah maker, korektor, dan pengawas. Apabila lolos dari pihak – pihak
tersebut maka dikenakan punishment dan SDM terkait harus membuat jurnal
koreksi dengan mengajukan surat permohonan terlebih dahulu ke direksi untuk
kemudian di data daftar kesalahannya per personal yang selanjutnya digunakan
sebagai bahan perhitungan HC (Human Capital) terkait dengan gaji dan bonus.
Terlebih penggajian sudah terkoneksi dengan sistem, jadi saat terdapat
kesalahan akan muncul di data personal pegawai yang akan mempengaruhi gaji
dan bonus yang diterima. Ada punishment ada juga reward. Reward diberikan
apabila kinerja karyawan tersebut baik, kesalahan yang dilakukan kecil, tidak
pernah terlambat, kemampuan untuk berkomunikasi baik, dan penilaian lain –
lainnya. Dari hal tersebut karyawan akan mendapatkan bonus. Bonusnya
otomatis persenannya besar.
F. Upaya – upaya dalam Mengatasi Kendala yang Terjadi dalam Penerapan
SAK ETAP di PD BPR Bank Sleman.
Upaya yang dilakukan oleh entitas yaitu secara berkala memberikan
pendidikan atau pelatihan atas aturan baru maupun aturan lama terkait dengan
pembukuan. Setiap ada peraturan yang diberlakukan oleh PD BPR Bank
Sleman akan disosialisasikan ke bagian terkait. Upaya yang dilakukan oleh PD
BPR Bank Sleman terkait dengan laporan keuangan yaitu laporan keuangan
akan diaudit oleh beberapa entitas, seperti Audit Internal dari SKAI (Satuan
Kerja Audit Intern), Audit oleh OJK (Otoritas Jasa Keuangan), dan Audit oleh
KAP (Kantor Akuntan Publik). Selain itu, pengendalian yang dilakukan oleh
PD BPR Bank Sleman adalah pengendalian melekat, maksud dari pengendalian
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
123
melekat adalah pihak maker, korektor, sampai dengan pengawas melakukan
prisnip kehati-hatian dari awal membuat jurnal atau sejak keputusan dibuat.
Siapa yang tanda tangan dalam laporan tersebut, bertanggung jawab atas apa
yang ditanda tanganinnya. Apabila dari pihak maker sudah ketahuan ada
kesalahan pencatatan transaksi lebih baik langsung diselesikan. Maka dari itu
sebisa mungkin jangan sampai lolos ke pihak korektor dan pengawas.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
BAB VI
PENUTUP
A. Kesimpulan
Berdasarkan analisis yang telah dikemukakan dalam pembahasan di atas,
dapat diambil kesimpulan secara garis besar bahwa PD BPR Bank Sleman
sudah menerapkan Standar Akuntansi Keuangan Entitas Tanpa Akuntabilitas
Publik (SAK ETAP). Hal ini dapat dibuktikan:
1. Entitas sudah menyajikan laporan keuangan secara lengkap dan sesuai
dengan Standar Akuntansi Keuangan Entitas Tanpa Akuntabilitas Publik
(SAK ETAP), yaitu neraca, laporan laba rugi, laporan perubahan ekuitas,
laporan arus kas, dan catatan atas laporan keuangan.
2. Terdapat kendala namun tidak signifikan sehingga tidak terlalu berpengaruh
dalam penerapan SAK ETAP di PD BPR Bank Sleman dalam proses
penyajian laporan keuangannya.
3. Upaya yang dilakukan untuk mengatasi kendala yang terjadi yaitu dengan
memberikan pendidikan atau pelatihan secara berkala atas aturan baru
maupun aturan lama terkait dengan penyajian laopran keuangan, dalam hal
ini yaitu tentang SAK ETAP BPR bagi pegawai.
124
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
125
B. Keterbatasan Penelitian
Keterbatasan dalam melakukan penelitian yaitu:
1. Penulis tidak dapat memperoleh data secara keseluruhan karena ada data
yang bersifat rahasia yaitu data terkait Catatan Atas Laporan Keuangan,
sehingga penulis sedikit kesulitan untuk mengembangkan analisisnya.
2. Referensi teoritis dan hasil penelitian berkaitan dengan topik yang penulis
teliti masih sedikit karena keterbatasan waktu untuk wawancara.
C. Saran
Peneliti memberikan saran:
1. Bagi PD BPR Bank Sleman diharapkan dapat terus mematuhi pearturan dari
Bank Indonesia dalam menerapkan SAK ETAP sebagai pedoman laporan
keuangan dalam menyajikan laporan keuangan yang transparan.
2. Bagi peneliti selanjutnya diharapkan melakukan penelitian lebih lanjut
mengenai penerapan SAK ETAP bagi BPR dalam penyajian laporan
keuangan
untuk
meningkatkan
penyusunan laporan keuangan.
keakuratan
dan
transparasi
dalam
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
DAFTAR PUSTAKA
Anisah, Siti. 2012. Analisis Penerapan Standar Akuntansi Keuangan Entitas
Tanpa Akuntabilitas Publik (SAK ETAP) BPR di PD BPR BKK
Mojolaban. Jurnal Akuntansi Universitas Sebelas Maret Surakarta.
https://dglib.uns.ac.id. Diakses 4 Maret 2016.
Bank Indonesia. 2009. Surat Edaran Bank Indonesia Nomor 11/37.DKBU –
Penetapan Penggunaan Standar Akuntansi Keuangan bagi Bank
Perkreditan Rakyat.
(http://www.bi.go.id/id/peraturan/perbankan/Pages/se_113709.aspx).
Diakses tanggal 16 Februari 2016.
Bastian, Indra dan Suhardjono. 2006. Akuntansi Perbankan. Edisi Pertama.
Jakarta: Salemba Empat.
Harahap, Sofyan Syafri. 2007. Analisis kritis atas laporan keuangan. Edisi 1-6.
Jakarta: PT Raja Grafindo Persada.
Hartono, J. 2004. Metodologi Penelitian Bisnis. Edisi 6. Yogyakarta,
Indonesia:BPFE, UGM.
Herry. 2014. Rahasia Cermat & Mahir Menguasai Akuntansi Keuangan
Menengah. PT Grasindo, anggota Ikapi, Jakarta.
Horngren, Charles T., Gary L. Sundem, dan John A. Elliot. 1998. Pengantar
Akuntansi Keuangan. Edisi 6. PT Gelora Aksara Pratama, Jakarta.
Ikatan Akuntan Indonesia. 2013. Standar Akuntansi Keuangan Entitas Tanpa
Akuntabilitas Publik. Dewan Standar Akuntansi Keuangan, Jakarta.
Martani, Dwi., Sylvia Veronica NPS, Ratna Wardhani, Aria Farahmita, dan
Edward Tanujaya. 2012. Akuntansi Keuangan Menengah Berbasis PSAK.
Buku 1. Salemba Empat, Jakarta.
PD BPR Bank Sleman. 2015. Susunan Organisasi dan Tata Kerja PD BPR Bank
Sleman Nomor: 22/KPTS/DIR/2015. Human Capital, Bank Sleman.
PD BPR Bank Sleman. 2015. Profil, Visi dan Misi PD BPR Bank Sleman
(http://banksleman.co.id). Diakses 4 Maret 2016.
Pratiwi, Ade Astalia., Jullie J. Sondakh, dan Lintje Kalangi. 2014. Analisis
Penerapan SAK ETAP pada Penyajian Laporan Keuangan PT. Nichindo
Manado Suisan. Jurnal Akuntansi Universitas Sam Ratulangi Manado.
(http://ejournal.unsrat.ac.id/index.php/emba/article/view/5498/5025).
Diakses 29 Oktober 2015.
126
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
127
Purnamawati, I Gusti Ayu., Gede Adi Yuniarta, dan Ni Luh Gede Erni
Sulindawati. 2014. Akuntansi Perbankan Teori dan Soal Latihan. Graha
Ilmu, Yogyakarta.
Putri, Ervina Rahma., dan Siti Mutmainah. 2012. Penerapan SAK ETAP pada
Penyajian Laporan Keuangan. Jurnal Akuntansi Politeknik Negeri
Semarang.(jurnalakuntansipolines.com/jurnal/akunt/akunt_vol1_no_2_20
13.pdf). Diakses 4 Maret 2016.
Sitindaon, Dayana Angriani. 2012. Evaluasi Penerapan Standar Akuntansi
Keuangan Entitas Tanpa Akuntabilitas Publik (SAK ETAP) Dalam
Penyajian Laporan Keuangan Bank Perkreditan Rakyat (BPR) Studi Kasus
pada PT. BPR Wijaya Mulya Santosa Yogyakarta. Jurnal Akuntansi
Universitas Sanata Dharma.
(www.library.usd.ac.id/Data%20PDF/F.../Akuntansi/082114063.pdf).
Diakses 24 November 2015.
Sumendep, Priscilia Christina., David P. E. Saerang, dan Novi S. Budiarso. 2015.
Evaluasi Penerapan ‘SAK ETAP’ Pada PT. Bank Perkreditan Rakyat Cipta
Cemerlang Indonesia. Jurnal Akuntansi Universitas Sam Ratulangi
Manado.
(http://ejournal.unsrat.ac.id/index.php/jbie/article/view/9649/9235).
Diakses 27 Februari 2016.
Tim Pedoman Akuntansi Bank Perkreditan Rakyat. 2010. Pedoman Akuntansi
Bank Perkreditan Rakyat. IAI
Wild, John J., K.R. Subramanyam, dan Robert F. Halsey. 2005. Analisis Laporan
Keuangan. “Financial Statement Analysis”. Edisi 8. Salemba Empat,
Jakarta.
Yolanda, Dinna. 2015. Penerapan Standar Akuntansi Keuangan Entitas Tanpa
Akuntabilitas Publik (SAK ETAP) pada PT. BPR Indra Candra. Jurnal
Akuntansi Universitas Bina Nusantara. (eprints.binus.ac.id/32430/1/20142-01745-AK%20Abstrak001.pdf). Diakses 4 Maret 2016.
Yuliza, Arma., dan Sri Yunawati. 2015. Analisis Pemahaman Terhadap Penerapan
SAK-ETAP Pada Bank Perkreditan Rakyat di Kota Pasir Pengaraian.
Jurnal
Akuntansi
Universitas
Pasir
Pengaraian.
(ejournal.upp.ac.id/index.php/Cano/article/download/390/pdf_9). Diakses
20 Februari 2016.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
128
LAMPIRAN
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
129
PANDUAN WAWANCARA
1. Bagaimana sejarah pendirian Bank Perkreditan Rakyat?
2. Bagaimana struktur organisasi yang ada di Bank Perkreditan Rakyat
beserta job deskripsinya?
3. Bagaimana syarat menjadi anggota Bank Perkreditan Rakyat?
4. Jenis kredit apa saja yang ditawarkan? Bagaimana ketentuan dalam
pemberian kredit? Bagaimana syarat pengajuan kredit?
5. Produk apa saja yang ada di Bank Perkreditan Rakyat?
6. Kegiatan apa saja yang dilakukan Bank Perkreditan Rakyat apabila dilihat
secara umum dan dari akuntansinya?
7. Bagaimana laporan keuangan Bank Perkreditan Rakyat dibuat? Apakah
sudah sesuai dengan Standar Akuntansi Keuangan Entitas Tanpa
Akuntabilitas Publik?
8. Apakah terdapat kendala – kendala dalam penerapan Standar Akuntansi
Keuangan Entitas Tanpa Akuntabilitas Publik di PD BPR Bank Sleman?
9. Adakah upaya – upaya yang dilakukan untuk mengatasi kendala – kendala
yang terjadi dalam penerapan Standar Akuntansi Keuangan Entitas Tanpa
Akuntabilitas Publik di PD BPR Bank Sleman?
10. Bagaimana proses pembukuan akuntansi di PD BPR Bank Sleman?
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
130
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
131
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
132
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
133
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
134
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
135
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
136
Download