upaya meningkatkan hasil belajar ips melalui model

advertisement
UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR IPS MELALUI
MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE
STUDENT TEAMS ACHIEVEMENT DIVISION (STAD) PADA SISWA
KELAS V.A SD NEGERI 07 BARUGA KOTA KENDARI
WAKAPENDIK Vol 2.
No. 2 2017
UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR IPS MELALUI
MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STUDENT
TEAMS ACHIEVEMENT DIVISION (STAD) PADA SISWA KELAS
V.A SD NEGERI 07 BARUGA KOTA KENDARI
JURNAL PENELITIAN
OLEH:
NURSIAH WAHAB
NIM. G2G1 15 056
PROGRAM PASCASARJANA
UNIVERSITAS HALU OLEO
KENDARI
2017
1
UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR IPS MELALUI
MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE
STUDENT TEAMS ACHIEVEMENT DIVISION (STAD) PADA SISWA
KELAS V.A SD NEGERI 07 BARUGA KOTA KENDARI
WAKAPENDIK Vol 2.
No. 2 2017
UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR IPS MELALUI
MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STUDENT TEAMS
ACHIEVEMENT DIVISION (STAD) PADA SISWA KELAS V. SD NEGERI 07
BARUGA KOTA KENDARI
OLEH: Hj. NURSIAH WAHAB1
Abstrak: Tujuan dilaksanakannya penelitian ini adalah untuk: 1)
Mendeskripsikan dan menganalisis aktivitas belajar siswa kelas V.A SD Negeri 07
Baruga Kota Kendari melalui penerapan model pembelajaran Kooperatif tipe Student
Teams Achievement Division (STAD); 2) Mendeskripsikan dan menganalisis aktivitas
mengajar guru kelas V.A SD Negeri 07 Baruga Kota Kendari melalui penerapan
model pembelajaran Kooperatif
tipe Student Teams Achievement Division
(STAD); 3) Mendeskripsikan peningkatan hasil belajar IPS siswa kelas V.A SD
Negeri 07 Baruga Kota Kendari melalui penerapan model pembelajaran Kooperatif
tipe Student Teams Achievement Division (STAD).
Jenis penelitian ini adalah Penelitian Tindakan Kelas. Penelitian ini
dilaksananakan sebanyak dua siklus di mana setiap siklus terdiri dari dua kali
pertemuan. Dalam setiap siklus terdiri dari 4 tahap, yaitu perencanaan, pelaksanaan
tindakan, observasi, dan refleksi. Metode analisis data yang digunakan adalah
deskriptif.
Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa: 1) Penerapan model pembelajaran
Kooperatif tipe Student Teams Achievement Division (STAD) dapat meningkatkan
aktivitas belajar siswa. Pada siklus I pertemuan 1 sebesar 62,5% meningkat pada
pertemuan 2 sebesar 70,83%. Pada siklus II pertemuan 1 meningkat 85,42% dan pada
pertemuan 2 meningkat sebesar 95,83%;
2) Penerapan model pembelajaran
Kooperatif tipe Student Teams Achievement Division (STAD) dapat meningkatkan
aktivitas mengajar guru. Pada siklus I pertemuan 1 sebesar 63,89% meningkat pada
pertemuan 2 sebesar 81,94%. Pada siklus II pertemuan 1 sebesar 94,44% pada
pertemuan 2 meningkat menjadi 100%; 3) Penerapan model pembelajaran Kooperatif
tipe Student Teams Achievement Division (STAD) dapat meningkatkan hasil belajar
siswa. Hal ini dapat dilihat dari nilai ketuntasan siswa pada siklus I sebesar 73,33%,
meningkat pada siklus II mencapai 93,33%.
Dari temuan hasil penelitian ini, disimpulkan bahwa model pembelajaran
Kooperatif tipe Student Teams Achievement Division (STAD) dapat meningkatkan
aktivitas belajar siswa, aktivitas mengajar guru, dan hasil belajar siswa kelas V.A SD
Negeri 07 Baruga Kota Kendari.
Kata Kunci: Hasil Belajar, Pembelajaran IPS SD, Model Pembelajaran Kooperatif
tipe Student Teams Achievement Division (STAD).
1
Konsentrasi Pendidikan dasar Program Studi Pendidikan IPS PPS UHO
2
UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR IPS MELALUI
MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE
STUDENT TEAMS ACHIEVEMENT DIVISION (STAD) PADA SISWA
KELAS V.A SD NEGERI 07 BARUGA KOTA KENDARI
WAKAPENDIK Vol 2.
No. 2 2017
A. PENDAHULUAN
Semangat perbaikan dan peningkatan kualitas pendidikan dan pembelajaran adalah
tanggung jawab bersama bangsa Indonesia, tetapi guru sebagai ujung tombak dalam proses
pembelajaran dituntut untuk memiliki kehandalan yang tinggi sebagai sumber daya utama
untuk mewujudkan tujuan pendidikan nasional, seperti yang digariskan oleh pemerintah dalam
Undang-Undang No. 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional, yaitu: Pendidikanan
Nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban
bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa bertujuan untuk
berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa
kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan
menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggug jawab.
Tujuan pendidikan nasional dapat tercapai bila guru dapat memahami fungsi dan
perannya sebagai pelaksana pembelajaran di kelas. Dimana anak didik merupakan pusat
perhatian dalam proses pembelaran, agar tujuan pembelajaran dapat tercapai. Berbagai upaya
yang dilakukan guru dalam proses pembelajaran bertujuan untuk mengembangkan potensi
peserta didik. Begitu juga dalam pembelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial di sekolah dasar.
Salah satu hal yang memegang peranan penting bagi keberhasilan pembelajaran
adalah proses pelaksanaan pembelajaran. Pelaksanaan pembelajaran yang baik, sangat
dipengaruhi oleh perencanaan yang baik pula. Pembelajaran juga ditentukan oleh
strategi maupun metode belajar mengajar yang digunakan oleh guru. Guru menyiapkan
seluruh bahan ajaran dan guru pula yang menyampaikan serluruh bahan ajaran
tersebut kepada siswa. Agar pelaksanaan pembelajaran berjalan efisien dan efektif
maka diperlukan pembelajaran yang tersusun secara sistematis yaitu dapat
mengaktifkan siswa baik di dalam maupun di luar kelas/sekolah (Ibrahim, 2003: 31).
Persoalan yang dihadapi dalam menyelenggarakan proses pembelajaran IPS di
SD Negeri 07 Baruga Kota Kendari adalah rendahnya interaksi belajar, dan
pembelajaran yang kurang menyenangkan bagi siswa, sehingga menimbulkan
kurangnya motivasi dan minat siswa untuk belajar. Kondisi tersebut tentu berdampak
pada kualitas pembelajaran dan hasil belajar IPS yang rendah. Diperlukan cara
sehingga pembelajaran itu menjadi mudah dan menarik bagi siswa serta menciptakan
interaksi yang membuat siswa bersemangat dan terlibat aktif selama proses
pembelajaran berlangsung.
Salah satu model pembelajaran yang tepat untuk mengatasi persoalan di atas
adalah model pembelajaran kooperatif. Model pembelajaran kooperatif dipandang
efektif untuk menumbuhkan minat, motivasi serta semangat belajar siswa, sehingga
akan berimplikasi pada peningkatan hasil belajar yang diraihnya. Secara teoretik,
melalui metode pembelajaran kooperatif, siswa dapat memperoleh beberapa manfaat
seperti dalam memecahkan suatu masalah yang mungkin tidak dapat dipecahkan
sendiri. Dalam kelompok siswa saling berinteraksi satu sama lain, saling mengisi dan
berbagai pengalaman. Dengan cara yang demikian itu, siswa yang pasif akan perlahan
menunjukkan keaktifannya dalam proses pembelajaran, begitu juga siswa yang aktif
akan semakin bersemangat dalam proses pembelajaran.
Wirasaputra dan Rosita (2007:142) mengasumsikan bahwa cara belajar
kooperatif merupakan salah satu alternatif untuk meningkatkan aktivitas dan kreatifitas
3
UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR IPS MELALUI
MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE
STUDENT TEAMS ACHIEVEMENT DIVISION (STAD) PADA SISWA
KELAS V.A SD NEGERI 07 BARUGA KOTA KENDARI
WAKAPENDIK Vol 2.
No. 2 2017
siswa dalam proses pembelajaran. Sebab cara ini tidak hanya menuntut penguasaan
pengetahuan siswa terhadap materi ajar, tetapi yang paling penting adalah kesadaran
perlunya membangun pengetahuan, kebiasaan bekerjasama, dan keteraturan dalam
kelompok. Melaui belajar kelompok juga dimungkinkan adanya dampak pengiring
berupa sikap saling hormat, menghargai, keterikatan pada tugas bersama, kebiasaan
berpikir dan interaksi sosial yang hangat.
Model pembelajaran Kooperatif Tipe Student Teams Achievement Division
(STAD) dianggap lebih efektif mencapai tujuan pembelajaran, karena model ini
sesuai dengan fitrah manusia sebagai mahluk sosial yang penuh ketergantungan
dengan orang lain, mempunyai tujuan dan tanggung jawab bersama, pembagian tugas,
dan rasa senasib, siswa dilatih dan dibiasakan untuk saling berbagi (sharing)
pengetahuan, pengalaman, tugas, dan tanggung jawab. Saling membantu dan berlatih
berinteraksi-komunikasi-sosialisasi karena koperatif adalah miniatur dari hidup
bermasyarakat, dan belajar menyadari kekurangan dan kelebihan masing-masing.
Berdasarkan kenyataan tersebut, maka peneliti tertarik untuk mengadakan
penelitian tindakan kelas pada siswa kelas V.A di SD Negeri 07 Baruga Kota Kendari
dengan judul “Upaya Meningkatkan Hasil Belajar IPS Melalui Model Pembelajaran
Kooperatif Tipe Student Teams Achievement Division (STAD) pada Siswa Kelas V.A
SD Negeri 07 Baruga Kota Kendari”.
B.
METODE PENELITIAN
Penelitian ini menggunakan rancangan penelitian tindakan kelas (class room
action research). Penelitian tindakan kelas ini akan dilaksanakan di Kelas V.A SD
Negeri 07 Baruga Kota Kendari dan dilaksanakan pada semester II tahun pelajaran
2016/2017. Sebagai subjek dalam penelitian ini adalah siswa kelas V.A tahun
pelajaran 2016/2017 dengan jumlah siswa 30 orang, terdiri atas 14 siswa laki-laki dan
16 siswa perempuan.
Faktor yang diteliti dalam penelitian tindakan kelas ini adalah sebagai berikut:
1) faktor siswa ; 2) faktor guru; 3) faktor hasil belajar. Penelitian tindakan kelas ini
dilaksanakan dalam bentuk siklus yang terdiri atas empat tahap, yakni perencanaan,
pelaksanaan tindakan, observasi, dan evaluasi serta refleksi. Jenis data dalam
penelitian ini adalah data kualitatif dan kuantitatif. Data kuantitatif diambil dari hasil
tes belajar IPS siswa, dan data kualitatif diambil dari lembar observasi. Data
dikumpulkan dari hasil tindakan yang dilakukan pada observasi proses pembelajaran
dan tes hasil belajar.
Teknik yang digunakan untuk menganalisis data penelitian ini adalah analisis
kualitatif deskriptif dan analisis kuantitatif. Analisis kualitatif-deskriptif digunakan
untuk menjelaskan permasalahan tindakan yaitu berupa aktivitas siswa mengikuti
kegiatan pembelajaran dengan menggunakan lembar observasi dan jurnal yang dibuat
oleh guru. Sedangkan analisis kuantitatif digunakan dalam bentuk skor tes hasil belajar
siswa. Data yang dianalisis dalam bentuk nilai siswa, rata-rata nilai siswa, ketuntasan
belajar, keberhasilan aktifitas mengajar guru dan keberhasilan aktifitas belajar siswa.
4
UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR IPS MELALUI
MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE
STUDENT TEAMS ACHIEVEMENT DIVISION (STAD) PADA SISWA
KELAS V.A SD NEGERI 07 BARUGA KOTA KENDARI
WAKAPENDIK Vol 2.
No. 2 2017
C. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
1. Hasil
Hasil observasi terhadap aktivitas belajar siswa dalam proses pembelajaran siklus I
pertemuan 1, diketahui dari 12 aspek yang diamati dengan skor maksimal 48 diperoleh skor
30 dengan persentase sebesar 62,5%, pada pertemuan 2 meningkat dengan jumlah skor 34
dan persentase sebesar 70,83%. Hasil aktivitas mengajar guru dalam proses pembelajaran
pada siklus I pertemuan 1, diketahui dari 18 aspek yang diamati dengan skor maksimal 72
diperoleh skor 46 dengan persentase sebesar 63,89%, pada pertemuan 2 meningkat dengan
jumlah skor 59 dan persentase sebesar 81,94%.
Data hasil belajar siswa pada Siklus I menunjukkan Ketuntasan Belajar Klasikal
(KBK) baru mencapai 73,33% atau sebanyak 22 dari 30 orang siswa, dengan nilai rata-rata
76,50. Hal ini menunjukkan bahwa hasil belajar IPS siswa pada pokok bahasan “Perjuangan
Bangsa Indonesia Melawan Penjajah”, masih belum mencapai indikator keberhasilan yang di
tetapkan yaitu 90% siswa mencapai nilai ketuntatasan dengan perolehan nilai ≥70 sesuai
standar KKM yang ditetapkan.
Hasil observasi terhadap aktivitas belajar siswa dalam proses pembelajaran siklus II
pertemuan 1, diketahui dari 12 aspek yang diamati dengan skor maksimal 48 diperoleh skor
41 dengan persentase sebesar 85,42%, pada pertemuan 2 meningkat dengan jumlah skor 46
dan persentase sebesar 95,83%. Hasil aktivitas mengajar guru dalam proses pembelajaran
pada siklus II pertemuan 1, diketahui dari 18 aspek yang diamati dengan skor maksimal 72
diperoleh skor 68 dengan persentase sebesar 94,44%, pada pertemuan 2 meningkat dengan
jumlah skor 72 dan persentase sebesar 100%.
Data hasil tes evaluasi siswa siklus II menunjukkan hasil belajar siswa mengalami
peningkatan. Pada hasil tes siklus I, Ketuntasan Belajar Klasikal (KBK) hanya mencapai 52%
atau sebanyak 13 orang siswa dengan nilai rata-rata 68,4. Sedangkan pada hasil tes siklus II,
Ketuntasan Belajar Klasikal (%KBK) mencapai 92% atau sebanyak 23 orang siswa, dengan
nilai rata-rata 82,2.
2. Pembahasan
Penelitian tindakan kelas ini dilaksanakan dalam 2 siklus di mana tiap siklus
terdiri dari 2 kali pertemuan dan satu kali evaluasi. Setiap satu kali pertemuan
dilaksanakan dengan alokasi waktu 3 x 35 menit (3 jam pelajaran). Pembelajaran
berlangsung dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe Student Teams
Achievement Division (STAD). Implementasi tindakan pada siklus I dilaksanakan
selama 2 kali pertemuan. Pertemuan 1 dilaksanakan pada hari/tanggal: Kamis, 26
Januari 2017, pertemuan 2 dilaksananakan pada hari/tanggal: Kamis, 2 Februari 2017.
Implementasi tindakan siklus II pertemuan 1 dilaksanakan pada hari/tanggal: Kamis, 9
Februari 2017, pertemuan 2 dilaksananakan pada hari/tanggal Kamis, 16 Februari
2017.
Siklus I
Hasil observasi terhadap aktivitas belajar siswa dalam proses pembelajaran
siklus I pertemuan 1 diketahui masih rendah dengan persentase baru mencapai
62,50%. Hal ini disebabkan oleh karena siswa belum terbiasa dengan model
pembelajaran kooperatif tipe Student Teams Achievement Division (STAD) khususnya
dalam aktivitas diskusi kelompok, sehingga siswa masih ragu dan tidak percaya diri
untuk mengemukakan ide dan gagasannya, begitu pula dalam menanyakan hal-hal
5
UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR IPS MELALUI
MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE
STUDENT TEAMS ACHIEVEMENT DIVISION (STAD) PADA SISWA
KELAS V.A SD NEGERI 07 BARUGA KOTA KENDARI
WAKAPENDIK Vol 2.
No. 2 2017
yang belum dipahami pada materi yang diajarkan, akibatnya tidak semua siswa terlibat
aktif dalam aktivitas diskusi kelompok. Sementara pada aktivitas mengajar guru, baru
mencapai persentase sebesar 63,89%. Hal ini disebabkan guru belum dapat
mengkoordinasikan waktu secara maksimal, sehingga masih ada langkah-langkah
pembelajaran yang tidak dilaksanakan. Sikap guru yang kurang tegas menyebabkan
masih ada siswa yang menolak untuk duduk pada kelompok yang sudah diatur, serta
melaksankan tugas yang diberikan, seperti mempresentasikan hasil diskusi kelompok
di depan kelas. Selanjutnya, guru belum membimbing secara menyeluruh kelompok
diskusi, sehingga tidak semua siswa terlibat aktif dalam aktivitas tersebut. Selain itu,
guru belum melibatkan siswa di dalam menyimpulkan materi di akhir pembelajaran.
Hasil observasi terhadap aktivitas belajar siswa dalam proses pembelajaran
siklus I pertemuan 2 terjadi peningkatan dari pertemuan sebelumnya dengan
persentase sebesar 70,83%. Hal ini disebabkan oleh karena siswa mulai
memperhatikan dam mulai terlibat pada kegiatan apersepsi walaupun masih ada siswa
yang takut atau ragu untuk menjawab pertanyaan yang diajukan guru. Demikian juga
pada saat guru menjelaskan tujuan pembelajaran dan kegiatan yang akan dilaksanakan
menggunakan metode STAD. Masih ada satu kelompok yang keberatan atas anggota
kelompok yang ditetapkan guru, tetapi karena guru sudah bersikap lebih tegas maka
siswa duduk dalam kelompok yang sudah diatur. Dalam aktivitas tanya-jawab, siswa
mulai percaya diri untuk menjawab maupun mengungkapkan gagasannya, begitu pula
dalam menanyakan hal-hal yang belum dipahami pada materi yang diajarkan. Pada
saat melakukan diskusi kelompok, tidak seluruh siswa terlibat aktif, selain itu masih
ada 1 kelompok yang belum menyelesaikan tugas yang diberikan sesuai waktu yang
ditentukan. Pada aktivitas mengajar guru, juga terjadi peningkatan dibandikan pada
pertemuan sebelumnya dengan persentase sebesar 81,94%. Hal ini disebabkan guru
memotivasi siswa untuk giat dan bersemangat mengikuti pembelajaran, walaupun
masih ada siswa yang terlihat kurang bersemangat. Guru sudah menyampaikan tujuan
pembelajaran dan aktivitas yang diakan dilakukan siswa dengan model pembelajaran
yang akan digunakan. Pada kegiatan inti guru sudah membimbing siswa namun masih
kepada kelompok yang membutuhkan bantuan guru. Sikap guru juga sudah lebih tegas
dalam hal pembagian kelompok, membimbing siswa dalam diskusi kelompok, dan
mempresentasikan hasil diskusi kelompok di depan kelas. Pada kegiatan akhir guru
sudah melibatkan siswa dalam menyimpulkan pembelajaran dan melakukan refleksi.
Setelah melakukan dua kali pertemuan dilakukan tes untuk melihat hasil belajar
siswa setelah diberi tindakan menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe
STAD. Dari hasil tes yang diberikan menggunakan soal berbentuk pilihan ganda
sebanyak 10 butir soal dan isian singkat sebanyak 5 butir soal, diperoleh hasil
Ketuntasan Belajar Klasikal (KBK) baru mencapai sebesar 73,33% atau 22 dari 30
orang siswa dengan nilai rata-rata 76,50. Hal ini menunjukkan bahwa hasil belajar IPS
siswa pada pokok bahasan “Perjuangan Bangsa Indonesia Melawan Penjajah”, masih
rendah dan belum mencapai indikator keberhasilan yang di tetapkan yaitu 90% siswa
mencapai nilai ketuntatasan dengan perolehan nilai ≥70 sesuai standar KKM yang
ditetapkan.
6
UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR IPS MELALUI
MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE
STUDENT TEAMS ACHIEVEMENT DIVISION (STAD) PADA SISWA
KELAS V.A SD NEGERI 07 BARUGA KOTA KENDARI
WAKAPENDIK Vol 2.
No. 2 2017
Dari hasil refleksi terhadap pelaksanaan tindakan siklus I, diketahui
kelemahan-kelemahan yang terdapat pada pelaksanaan proses pembelajaran sebagai
beriku: 1) guru belum dapat melaksanakan seluruh langkah-langkah pembelajaran
menggunakan model pembelajaran Kooperatif tipe Student Teams Achievement
Division (STAD) dengan maksimal; 2) guru belum dapat mengelola kelas secara
maksimal serta mempersiapkan peserta didik dalam menerima materi pelajaran; 3)
guru belum dapat memusatkan perhatian siswa agar menerima pelajaran dengan baik;
4) guru belum membimbing siswa secara keseluruhan selama proses pembelajaran,
sehingga seluruh siswa dapat terlibat aktif dalam pembelajaran; 5) guru belum
melibatkan siswa dalam setiap aktivitas pembelajaran terutama dalam diskusi
kelompok dan menyimpulkan hasil pembelajaran; 6) Guru belum bersikap tegas
kepada siswa, sehingga masih ada siswa yang menolak untuk mengerjakan tugas di
berikan seperti mempresentasikan hasil diskusi kelompok di depan kelas.
Bertitik tolak pada kekurangan-kekurangan yang tejadi dalam proses
pembelajaran pada siklus I, serta belum terpenuhinya indikator kinerja ditetapkan,
maka penelitian ini dilanjutkan pada siklus II.
Berdasarkan hasil observasi terhadap aktivitas guru dan siswa dalam
pembelajaran diketahui bahwa kekurangan-kekurangan sudah dapat teratasi pada
tindakan siklus II. Pada pertemuan 1 persentase mencapai 85,42%, pada proses
pembelajaran siswa terlihat antusias dan memperhatikan setiap penjelasan guru. Siswa
juga sudah tidak takut atau ragu untuk menjawab pertanyaan yang diajukan guru saat
apersepsi. Siswa sudah duduk di dalam kelompok yang diatur guru, tidak ada lagi
siswa yang menolak duduk di dalam kelompoknya. Dalam aktivitas tanya-jawab,
siswa mulai percaya diri untuk menjawab maupun mengungkapkan gagasannya, begitu
pula dalam menanyakan hal-hal yang belum dipahami pada materi yang diajarkan.
Pada saat melakukan diskusi kelompok, sebahagian besar siswa sudah terlibat aktif di
dalam kelompoknya, selain itu sudah menyelesaikan tugas yang diberikan sesuai
waktu yang ditentukan walaupun masih ada satu kelompok yang meminta sedikit
penambahan waktu untuk menyelesaikan tugas yang diberikan. Tidak ada lagi siswa
yang menolak untuk mempresentasikan hasil diskusi di depan kelas. Semua Siswa
mengerjakan soal Kuis secara individual sesuai petunjuk dan waktu yang ditetapkan.
Diakhir pembelajaran, siswa sudah terlibat dalam menyimpulkan materi pelajaran.
Hasil observasi aktivitas mengajar guru menunjukkan persentase sebesar
94,44%. Hal ini disebabkan oleh karena guru dalam melaksanakan aktivitas
pembelajaran menggunakan model kooperatif tipe STAD sudah semakin baik. Pada
kegiatan awal guru sudah melakukan pengelolaan kelas dan memastikan seluruh siswa
siap untuk menerima pembelajaran. Guru melakukan apersepsi melalui aktivitas tanya
jawab, memotivasi siswa untuk giat dan bersemangat mengikuti pembelajaran,
menyampaikan tujuan pembelajaran, dan aktivitas yang diakan dilakukan siswa
dengan model pembelajaran yang akan digunakan. Pada kegiatan inti guru sudah
membimbing siswa secara menyeluruh terhadap semua kelompok, bukan hanya
kepada kelompok yang membutuhkan bantuan guru. Sikap guru juga sudah lebih tegas
dalam hal pembagian kelompok, membimbing siswa dalam diskusi kelompok, dan
7
UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR IPS MELALUI
MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE
STUDENT TEAMS ACHIEVEMENT DIVISION (STAD) PADA SISWA
KELAS V.A SD NEGERI 07 BARUGA KOTA KENDARI
WAKAPENDIK Vol 2.
No. 2 2017
mempresentasikan hasil diskusi kelompok di depan kelas. Guru memberikan skor
peningkatan kelompok dan memberikan penghargaan berupa pujian kepada kelompok
dengan skor perolehan tertinggi. Pada kegiatan akhir guru sudah melibatkan siswa
dalam menyimpulkan pembelajaran dan melakukan refleksi.
Hasil observasi terhadap aktivitas belajar siswa dalam proses pembelajaran
siklus II pertemuan 2 terjadi peningkatan dari pertemuan sebelumnya dengan
persentase mencapai 95,83%. Hal ini disebabkan oleh karena siswa mulai terbiasa dan
bisa mengikuti aktivitas pembelajaran menggunakan model pembelajaran kooperatif
tipe STAD. Pelaksanaan tindakan telah menunjukkan peningkatan yang memuaskan
dan pelaksanaan aktivitas belajar siswa sudah efektif dan telah melebihi indikator
kinerja yang telah ditentukan yaitu 90% aktivitas pembelajaran dapat terlaksanan
dengan baik.
Hasil observasi terhadap aktivitas mengajar guru dalam proses pembelajaran
siklus II pertemuan 2, terjadi peningkatan dengan persentase mencapai 100%. Guru
sudah melaksanakan seluruh aktivitas pembelajaran sesuai langkah-langkah di dalam
rencana perbaikan pembembelajaran (RPP) yang telah disiapkan secara maksimal,
dengan menggunakan model pembelajaran Kooperatif Tipe Student Teams
Achievement Division (STAD). Persentase aktivitas mengajar guru sudah melampaui
indikator kinerja yang ditetapkan, yaitu 90% aktivitas dapat terlaksana.
Keberhasilan tindakan siklus II, baik dari aktivitas belajar siswa maupun
aktivitas mengajar guru disebabkan oleh karena kelemahan-kelemahan pembelajaran
pada tindakan siklus I dapat teratasi dengan baik. Perbaikan yang dilakukan guru untuk
mengatasi kelemahan-kelamahan tersebut yaitu:
1) Kemampuan guru dalam
menerapkan langkah-langkah pembelajaran menggunakan model pembelajaran
Kooperatif tipe Student Teams Achievement Division (STAD); 2) Kemampuan guru
dalam mengelola kelas serta mempersiapkan peserta didik dalam menerima materi
pelajaran; 3) Guru harus mengelola kelas dengan lebih baik untuk memastikan
kesiapan siswa menerima pembelajaran; 3) kemampuan guru dalam membimbing
siswa selama proses pembelajaran, sehingga seluruh siswa dapat terlibat aktif dalam
pembelajaran;
4) guru harus melibatkan siswa dalam setiap aktivitas pembelajaran
terutama dalam diskusi kelompok dan menyimpulkan hasil pembelajaran; 5) guru
sudah bersikap lebih tegas, sehingga tidak ada lagi siswa yang menolak mengerjakan
tugas yang diberikan.
Peningkatan aktivitas guru dan siswa berdampak pada hasil belajar siswa. Hal
ini dapat dibuktikan berdasarkan tes evaluasi yang dilakukan pada siklus I, diperoleh
ketuntasan belajar secara klasikal siswa (KBK) sebesar 73,33% atau sebanyak 22 dari
30 orang siswa dengan nilai rata-rata 76,50. Ketuntasan Belajar Klasikal (KBK) pada
siklus II mengalami peningkatan yaitu mencapai 93,33% atau sebanyak 28 dari 30
orang siswa, dengan nilai rata-rata 83,00. Hal ini menunjukkan adanya peningkatan
sebesar 20%.
Hasil yang diperoleh siswa ini menandakan bahwa penggunaan model
pembelajaran Kooperatif tipe Student Teams Achievement Division (STAD) dalam
proses pembelajaran IPS dapat lebih memotivasi siswa sehingga memberikan dampak
8
UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR IPS MELALUI
MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE
STUDENT TEAMS ACHIEVEMENT DIVISION (STAD) PADA SISWA
KELAS V.A SD NEGERI 07 BARUGA KOTA KENDARI
WAKAPENDIK Vol 2.
No. 2 2017
positif terhadap pencapaian hasil belajar siswa. Indikator keberhasilan dalam
penelitian sudah tercapai yaitu 90% siswa memperoleh nilai ≥ 70,00, sesuai standar
ketuntasan minimal (KKM) yang ditetapkan. Untuk itu, penelitian ini dihentikan pada
siklus II karen indikator kinerja yang ditetapkan dalam penelitian ini telah tercapai.
D. PENUTUP
1. Kesimpulan
Berdasarkan analisis data dan hasil pembahasan penelitian dapat diambil
beberapa kesimpulan sebagai berikut:
a.
b.
c.
Penerapan model pembelajaran Kooperatif tipe Student Teams Achievement Division
(STAD) di kelas V.A SD Negeri 07 Baruga dapat meningkatkan aktivitas belajar
siswa pada proses pembelajaran. Hal ini dapat dilihat dari persentase keberhasilan
aktivitas belajar siswa yang mengalami peningkatan dari siklus I pertemuan 1 sebesar
62,5% meningkat pada pertemuan 2 sebesar 70,83%. Pada siklus II juga mengalami
peningkatan dari siklus I dengan perolehan sebesar 85,42% pada pertemuan 1 meningkat
sebesar 95,83% pada pertemuan 2;
Penerapan model pembelajaran Kooperatif tipe Student Teams Achievement Division
(STAD) di kelas V.A SD Negeri 07 Baruga dapat meningkatkan aktivitas mengajar
guru dalam proses pembelajaran. Hal ini dapat dilihat dari persentase keberhasilan
aktivitas mengajar guru yang mengalami peningkatan dari siklus I pertemuan 1 sebesar
63,89% meningkat pada pertemuan 2 sebesar 81,94%. Pada siklus II juga mengalami
peningkatan dari siklus I dengan perolehan sebesar 94,44% pada pertemuan 1 meningkat
sebesar 100% pada pertemuan 2;
Penerapan model pembelajaran Kooperatif tipe Student Teams Achievement Division
(STAD) di kelas V.A SD Negeri 07 Baruga dapat meningkatkan hasil belajar siswa.
Hal ini dapat dilihat dari nilai ketuntasan siswa pada siklus I sebesar 73,33% dengan nilai
rata-rata 76,50, meningkat pada siklus II mencapai 93,33% dengan nilai rata-rata 83,33.
2. Saran
Berdasarkan kesimpulan dan temuan selama melaksanakan penelitian tindakan
kelas, maka peneliti menyarankan hal-hal sebagai berikut:
a. Guru diharapkan dapat menggunakan model pembelajaran Kooperatif Tipe Student Teams
Achievement Division (STAD) sebagai salah satu alternatif dalam pembelajaran IPS SD.
Karena penelitian ini membuktikan bahwa penerapan pembelajaran Kooperatif Tipe
Student Teams Achievement Division (STAD) pada mata pelajaran IPS sangat efektif
meningkatkan aktivitas dan hasil belajar siswa;
b. Kegiatan penelitian ini sangat bermanfaat khususnya bagi guru dan siswa, maka
diharapkan kegiatan ini dapat dilakukan secara berkesinambungan dalam pelajaran
IPS maupun mata pelajaran lainnya untuk mencari pemecahan masalah dari
persoalan yang dihadapi guru maupun siswa dalam pelaksanaan proses
pembelajaran di dalam kelas.
c. Perlu penelitian lebih lanjut mengenai penerapan model pembelajaran Kooperatif
Tipe Student Teams Achievement Division (STAD) yang sesuai dengan mata
pelajaran maupun materi pelajaran lainnya di mana model pembelajaran tersebut
bisa menghasilkan hasil belajar yang maksimal.
9
UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR IPS MELALUI
MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE
STUDENT TEAMS ACHIEVEMENT DIVISION (STAD) PADA SISWA
KELAS V.A SD NEGERI 07 BARUGA KOTA KENDARI
WAKAPENDIK Vol 2.
No. 2 2017
DAFTAR PUSTAKA
Arikunto, Suharsimi. 2006. Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta: PT Bumi Aksara
Arindawati, 2004, Cooperative Learning, Jakarta: Grasindo Baru Algensido Offset.
Lie, Anita. 2007. Cooperative Learning: Mempraktikkan Cooperative learning di
Ruang-Ruang Kelas. Jakarta: Grasindo.
Depdiknas. 2003. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2003.
Tentang Sistem Pendidikan Nasional. Jakarta. Departemen Pendidikan
Nasional.
Fathurrohman, Muhammad. 2015. Model-Model Pembelajaran Inovatif. Alternatif
Desain Pembelajaran yang Menyenangkan. Jogjakarta: Ar-Ruzz Media.
Hamalik, Oemar, 2014. Kurikulum dan Pembelajaran. Jakarta: Bumi Aksara.
Ibrahim, R. 2003. Perencanaan Pengajaran. Jakarta: Rineka Cipta
Isjoni. 2007, Cooperative Learning (Mengembangkan Kemampuan Belajar
Kelompok). Bandung. Afabeta.
Iskandar. 2009. Penelitian tindakan Kelas. Ciputat: Gaung persada Press
Sardiman, 2006. Interaksi dan Motivasi BelajarMengajar. Jakarta. Raja Grafindo
Persada.
Slavin, Robert E. 2005. Cooperative Learning Teori, Riset dan Praktik. Bandung:
Nusa Media.
Susanto Barroca, 2001, Cooperative Learning, Penerapan Teknik Jigsaw dalam
Pembelajaran Bahasa Indonesia di SLTP. Jakarta: Pelangi Pendidikan.
Taneo, S.P. 2010. Kajian IPS SD. Jakarta: Depdikbud Direktorat Jenderal Pendidikan
Tinggi.
Wirasaputra & Rosita. 1997. Belajar dan Pembelajaran. Modul 1-6. Jakarta:
Depdikbud Direktorat Jenderal Pendidikan Dasar dan Menengah.
10
Download