Untitled

advertisement
LEMBAR PENGESAHAN
SKRIPSI
HUBUNGAN ANTARA RELIGIUSITAS DAN INTERAKSI SOSIAL PADA REMAJA
YANG MENGIKUTI GERAKAN KESADARAN KRISHNA DI BALI.
Oleh
PUTU SRIE WEDHA YANTHI
Nim: 1002205036
Telah disetujui untuk diuji
oleh :
Tanggal, 19 Oktober, 2016
Pembimbing Skripsi,
Putu Nugrahaeni Widiasavitri, S.Psi., M.Psi., Psikolog
i
Dipertahankan Di Depan Panitia Ujian Skripsi Program Studi Psikologi, Fakultas
Kedokteran, Universitas Udayana Dan Diterima Untuk Memenuhi Sebagian Dari SyaratSyarat Guna Memperoleh Gelar Sarjana Psikologi
Pada Tanggal:
19 Oktober 2016
Mengesahkan
Program Studi Psikologi
Fakulltas Kedokteran
Universitas Udayana
Dekan,
Prof. Dr. dr. Putu Astawa, Sp. OT(K), M.Kes.
Panitia Penguji :
Tim Penilai
Tanda Tangan
1. Putu Nugrahaeni Widiasavitri,S.Psi., M.Psi., Psikolog.
Pembimbing
2. Luh Made Karisma Sukmayanti Suarya,S.Psi., M.A.
Ketua Penguji
3. David Hizkia Tobing,S.Psi., M.A.
Sekretartis Penguji
4. Ni Made Ari Wilani,S.Psi., M.Psi., Psikolog
Anggota Penguji
ii
FORGET THE PAST
REMEMBER THE LESSON
iii
PERSEMBAHAN
Skripsi yang telah saya susun dipersembahkan kepada:
NI WAYAN WANGIASIH
Ibu yang saya sayangi
I NYOMAN KAMA, SE.
Ayah yang saya banggakan
AYU AYRA MAHESVARI
Putri saya tercinta.
serta
PROGRAM STUDI PSIKOLOGI FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS
UDAYANA
iv
PERNYATAAN KEASLIAN KARYA
Yang bertanda tangan dibawah ini, Saya, Putu Srie Wedha Yanthi, dengan disaksikan
oleh tim penguji skripsi, dengan ini menyatakan bahwa skripsi ini adalah karya sendiri dan
belum pernah diajukan untuk memperoleh derajat kesarjanaan di suatu perguruan tinggi
manapun. Dan sepanjang pengetahuan saya, tidak terdapat karya atau pendapat yang pernah
ditulis/diterbitkan oleh orang lain, kecuali yang secara tertulis diacu dalam naskah ini kecuali,
dan disebutkan dalam daftar pustaka. Jika terdapat hal-hal yang tidak sesuai dengan isi
pernyataan ini, maka saya bersedia derajat kesarjanaan ini dicabut.
Denpasar, 19 Oktober 2016
Yang menyatakan,
Putu Srie Wedha Yanthi
(1002205036)
v
HUBUNGAN ANTARA TINGKAT RELIGIUSITAS DAN INTERAKSI SOSIAL
ASOSIATIF PADA REMAJA YANG MENGIKUTI GERAKAN KESADARAN
KRISHNA (HARE KRISHNA) DI BALI.
Putu Srie Wedha Yanthi
Program Studi Psikologi, Fakultas Kedokteran, Universitas Udayana
ABSTRAK
Interaksi sosial asosiatif merupakan interaksi yang mengarah pada proses keharmonisan
dalam sebuah hubungan, dengan bentuk kerjasama, upaya penyelesaian konflik, dan upaya
mengurangi perbedaan. Interaksi sosial asosiatif akan membawa kelompok menuju ke arah
hubungan yang positif dengan masyarakat terutama out group. Interaksi sosial asosiatif
penting dikembangkan pada saat usia remaja, karena remaja dituntut untuk mengetahui siapa
dirinya dan belajar bagaimana terjun ke tengah masyarakat. Interaksi sosial asosiatif dapat
dipengaruhi oleh berbagai hal, salah satunya adalah aspek keberagamaan. Keberagamaan
cenderung memberikan batasan antara in group dan out group sehingga terjadi ketidak
harmonisan dalam hubungan antar masyarakat. Remaja merupakan individu yang belum bisa
dikatakan matang, termasuk pada proses keberagamaannya. Gerakan Kesadaran Krishna atau
Hare Krishna merupakan salah satu komunitas keagamaan berbasis agama Hindu yang
diikuti remaja. Remaja yang mengikuti Hare Krishna diharapkan dapat mampu membentuk
interaksi sosial yang asosiatif dengan out group, mengingat salah satu tugas perkembangan
remaja adalah membangun hubungan sosial yang positif dengan masyarakat.
Penelitian ini bertujuan untuk melihat ada atau tidak hubungan antara tingkat keberagamaan
dengan interaksi sosial asosiatif pada remaja yang mengikuti Hare Krishna di Bali. Penelitian
menggunakan metode kuantitatif. Teknik sampling yang digunakan adalah simple random
sampling. Responden dalam penelitian ini adalah remaja Hare Krishna yang berdomisisli di
Bali berjumlah 96 responden. Alat ukur dalam penelitian ini adalah skala tingkat religiusitas
dan interaksi sosial asosiatif. Koefisien reliabilitas skala religiusitas adalah 0,970 dan skala
interaksi sosial adalah 0,940. Penelitian ini menggunakan analisis data korelasi pearson
product moment. Hasil dari penelitian diperoleh koefisien korelasi sebesar -0,811 dengan
nilai probabilitas sebesar 0,000 (0,000<0,05), sehingga dapat dinyatakan terdapat hubungan
yang negatif antara religiusitas dengan interaksi sosial, artinya semakin tinggi tingkat
religiusitas, maka semakin tidak baik interaksi sosial asosiatif yang terjadi pada remaja Hare
Krishna terhadap out-group.
Kata kunci: religiusitas, remaja, interaksi sosial, Hare Krishna.
vi
THE RELATIONSHIP BETWEEN THE LEVEL OF RELIGIOSITY AND
ASSOCIATIVE SOCIAL INTERACTION ON THE ADOLESCENTS WHO
FOLLOW THE KRISHNA CONSCIOUSNESS MOVEMENT (HARE KRISHNA) IN
BALI.
Putu Srie Wedha Yanthi
Psychology Study Program, Faculty of Medicine, University of Udayana
ABSTRACT
Associative social interaction is an interaction that leads to the harmony in a relationship,
with the forms of cooperation, conflict resolution and efforts to reduce the difference.
Associative social interaction will lead the group towards a positive relationship with the
community, especially out group. Associative social interaction is important to be developed
during adolescence. Associative social interaction can be influenced by many things, one of
which is the aspect of religiosity. Religiosity tends to leave the boundaries between in group
and out group, causing disharmony in relations between peoples. Adolescents are individuals
who can not be considered mature, including the process of religiosity. Krishna
Consciousness Movement or Hare Krishna is a Hindu religious communities that based on
religion, followed by the adolescents. Adolescents who follow the Hare Krishna are expected
to be capable of shaping associative social interaction with the out group, considering one of
the tasks of the adolescent development is to build positive social relationships with the
community.
The research aimed to find out whether or not a relationship between the level of religiosity
and the associative social interaction in adolescents who follow Hare Krishna movement in
Bali. Research was conducted by using quantitative methods. The sampling technique is
simple random sampling. Respondents in this study were young Hare Krishna domiciled in
Bali as many as 96 respondents. The measurement in this research was the scale of the level
of religiosity and associative social interaction. Reliability coefficient of religiosity scale was
0.970 and the scale of social interaction was 0,940. This study used data analysis of Pearson
product moment correlation. The results of the study showed a correlation coefficient of 0.811 with a probability value of 0.000 (0.000 <0.05), so it can be stated that there is a
negative relationship between religiosity and social interaction, meaning that the higher the
level of religiosity, the lesser the associative social interaction in adolescents of Hare Krishna
against the out-group.
Keywords: religiosity, adolescents, social interaction, Hare Krishna.
vii
KATA PENGANTAR
Puji syukur saya ucapkan kepada Tuhan dan semesta, karena atas berkat rahmat-Nya
penelitian skripsi yang berjudul “Hubungan antara Tingkat Religiusitas dan Interaksi Sosial
Asosiatif pada Remaja yang Mengikuti Gerakan Kesadaran Krishna (Hare Krishna) di Bali”
ini dapat terselesaikan dengan baik dan tepat pada waktunya. Skripsi ini dapat terselesaikan
dengan baik tidak terlepas dari bantuan dari berbagai pihak. Untuk itu penulis mengucapkan
terimakasih sebanyak-banyaknya, antara lain kepada :
1. Tuhan dan semesta, atas restu dan karunia-Nyalah penulis dapat meyelesaikan skripsi
ini tepat pada waktunya.
2. Prof. Dr. dr. Putu Astawa, Sp.OT(K), M.Kes. selaku Dekan Fakultas Kedokteran
Universitas Udayana.
3. Dra. Adijanti Marheni, M.Si. selaku ketua Program Studi Psikologi Fakultas
Kedokteran Universitas Udayana.
4. Dewi Puri Astiti, S.Fil,M.Si. selaku dosen pembimbing akademik yang dengan sabar
membimbing saya sedari saya memulai perkuliahan hingga mencapai jenjang sarjana.
5. Putu Nugrahaeni Widyasavitri, S.Psi, M.Psi, Psikolog, selaku dosen pembimbing
skripsi dari saya yang dengan sabar dan setia telah memberikan arahan, pengetahuan,
tutor dan bimbingan kepada penulis selama proses penyusunan skripsi ini.
6. Seluruh sahabat-sahabat saya dari ashram Hare Krishna di Bali. Terima kasih atas
waktu yang berharga dalam pengerjaan kuesioner penelitian saya ini.
7. Ketua Yayasan SAKKHI Bali, narasumber dan pihak senioritas pashraman Hare
Krishna. Terimakasih atas waktu dan bantuan yang diberikan kepada saya hingga
akhirnya skripsi ini selesai tepat waktu.
8. Staf dosen dan pegawai PS. Psikologi Unud, terima kasih telah memberikan ilmu,
informasi, dan lainnya yang sangat bermanfaat bagi saya
9. I Nyoman Kama, SE. Dan Ni Wayan Wangiasih selaku kedua orang tua yang saya
sayangi. Saya mengucapkan banyak terimakasih atas kasih segalanya yang telah
diberikan kepada saya hingga detik ini. Terimakasih kepada bapak dan mama karena
telah sabar dan banyak berkorban untuk saya, hingga saya bisa meraih gelar sarjana
ini. Terimaka kasih yang sebesar-besarnya atas segala yang mama dan bapak berikan
kepada saya.
viii
10. Ayu Ayra Mahesvari, anak perempuan saya, malaikat kecil anugerah semesta yang
akan selalu menjadi alasan dibalik usaha dan kerja keras saya. Terimakasih telah ada
dan hingga saat ini mendukung mami untuk tetap mampu bertahan dalam situasi sulit.
11. Bli Putu Juliada, sahabat terbaik saya, terimakasih untuk waktu, dukungan, dan
segalanya. Terimakasih telah hadir ketika saya berada di titik nol, dan membantu saya
untuk bangkit.
12. Made Geda Ardha Narayana dan Ni Putu Ayu Anne Dewi, kedua adik saya.
Terimakasih telah banyak membantu segala keperluan fisik dari A-Z hingga akhirnya
semua bisa selesai tepat waktu.
13. Sahabat-sahabat yang saya cintai senasib seperjuangan selama duduk di bangku
perkuliahan hingga detik ini kita masih bersama,
Tina, Santhree, dan Rani,
Terimakasih yang selama kuliah selalu cadas memberikan hiburan, selalu ada saat
saya benar-benar jenuh dengan perkuliahan. Hingga akhirnya fase ini berakhir, kalian
selalu bisa menghibur saya i love u genk!
14. Sahabat-sahabat saya yang selalu memotivasi saya untuk segara menyelesaikan
skripsi, Dwitya Wisesa, Ayana, Raden Raditya dan Ratih Tricahyani, terimakasih
akhirnya saya bisa menyusul kalian.
15. Adik-adik tingkat yang sudah banyak membantu saya dalam pengerjaan skripsi ini,
Fera, Angga, Choi terimakasih banyak atas bantuan kalian.
Penulis meminta maaf kepada teman-teman yang telah banyak membantu dalam
pengerjaan skripsi ini tetapi tidak bisa disebutkan satu per satu. Akhir kata penulis
mengucapkan semoga skripsi ini dapat bermanfaat dan memberi informasi, serta dapat
memunculkan ide-ide dan inspirasi baru kepada pembaca.
Demikian yang dapat peneliti sampaikan. Diharapkan saran dan kritik yang
membangun untuk penyempurnaan skripsi ini mengingat skripsi yang dibuat peneliti ini jauh
dari kata sempurna.
Denpasar, 19 Oktober 2016
Penulis
ix
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL..............................................................................................................i
HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING.................................................................... ii
HALAMAN PENGESAHAN................................................................................................iii
HALAMAN MOTO.............................................................................................................. iv
HALAMAN PERSEMBAHAN ............................................................................................ v
PERNYATAAN KEASLIAN PENELITIAN ....................................................................... vi
ABSTRAK ............................................................................................................................. vii
ABSTRACT ........................................................................................................................... viii
KATA PENGANTAR ........................................................................................................... ix
DAFTAR ISI .......................................................................................................................... xii
DAFTAR GAMBAR ............................................................................................................. xv
DAFTAR TABEL.................................................................................................................. xvi
DAFTAR LAMPIRAN ....................................................................................................... xviii
BAB I PENDAHULUAN ................................................................................................... 1
A.
B.
C.
D.
E.
Latar Belakang Masalah .......................................................................................... 1
Rumusan Masalah ................................................................................................... 5
Keaslian Penelitian .................................................................................................. 5
Tujuan Penelitian .................................................................................................... 8
Manfaat Penelitian .................................................................................................. 8
1. Manfaat Teoritis ............................................................................................... 8
2. Manfaat Praktis ................................................................................................ 9
BAB II TINJAUAN PUSTAKA ........................................................................................ 10
A. Interaksi Sosial Asosiatif......................................................................................... 10
1. Definisi Interaksi Sosial .................................................................................. 10
2. Interaksi Sosial Asosiatif ................................................................................ 10
3. Syarat-Syarat Terjadinya Interaksi Sosial ...................................................... 14
4. Faktor-Faktor yang Memengaruhi Interaksi Sosial ........................................ 15
B. Keberagamaan ......................................................................................................... 15
1. Definisi Keberagamaan .................................................................................... 17
2. Dimensi Keberagamaan ................................................................................... 18
x
C. Remaja .................................................................................................................... 23
1. Definisi Remaja................................................................................................ 23
2. Perkembangan Psikososial Remaja .................................................................. 24
3. Keberagamaan Remaja .................................................................................... 25
4. Sikap Remaja Terhadap Agama ....................................................................... 26
D. Gambaran Umum Gerakan Kesadaran Krishna (Hare Krishna) ............................ 29
1. Sejarah Singkat Berdirinya Hare Krishna ....................................................... 29
2. Konsep Ketuhanan dan Ajaran dalam Hare Krishna....................................... 30
E. Hubungan antara Tingkat Keberagamaan dengan Interaksi Sosial Asosiatif pada
Remaja yang Mengikuti Gerakan Kesadaran Krishna ............................................ 33
F. Hipotesis Penelitian................................................................................................. 36
BAB III METODE PENELITIAN ..................................................................................... 37
A. Identifikasi Variabel Penelitian ............................................................................... 37
B. Definisi Operasional Variabel Penelitian ................................................................ 37
1. Definisi Operasional Variabel Interaksi Sosial Asosiatif ................................ 38
2. Definisi Operasional Variabel Tingkat Keberagamaan ................................... 38
C. Subjek Penelitian..................................................................................................... 38
1. Karakteristik Subjek Penelitian ......................................................................... 38
2. Teknik Pengambilan Sampel ............................................................................ 39
3. Jumlah Sampel Penelitian ................................................................................. 39
D. Metode Pengumpulan Data ..................................................................................... 41
1. Sumber Alat Ukur ............................................................................................. 41
2. Skala Pengukuran .............................................................................................. 41
3. Kisi-kisi Instrumen Penelitian ........................................................................... 42
4. Skoring .............................................................................................................. 43
E. Validitas dan Reliabilitas ........................................................................................ 45
1. Validitas Instrumen .......................................................................................... 45
2. Reliabilitas Instrumen ...................................................................................... 45
F. Metode Analisis Data .............................................................................................. 46
1. Analisis Korelasi ............................................................................................... 46
2. Uji Asumsi ........................................................................................................ 47
a. Uji Normalitas ............................................................................................ 47
b. Uji Linieritas .............................................................................................. 47
3. Uji Hipotesis ..................................................................................................... 47
BAB IV PERSIAPAN, LAPORAN PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ..................... 49
A. Persiapan Penelitian ................................................................................................ 49
1. Persiapan Uji Coba Alat Ukur Penelitian ........................................................ 49
a. Subjek Uji Coba Penelitian ....................................................................... 49
b. Uji Coba Alat Ukur ................................................................................... 49
2. Uji Validitas dan Reliabilitas Alat Ukur .......................................................... 50
xi
a. Uji Validitas Aitem Pada Skala Interaksi Sosial Asosiatif ....................... 51
b. Uji Reliabilitas Aitem Pada Skala Interaksi Sosial Asosiatif ................... 51
c. Uji Validitas Aitem Pada Skala Tingkat Keberagamaan .......................... 54
d. Uji Reliabilitas Aitem Pada Skala Tingkat Keberagamaan ...................... 56
B. Pelaksanaan Penelitian ............................................................................................ 57
C. Analisis Data dan Hasil Penelitian .......................................................................... 58
1. Karakteristik Subyek ......................................................................................... 58
2. Deskripsi Data Penelitian .................................................................................. 60
3. Kategorisasi Skor Tiap Variabel ....................................................................... 60
a. Kategorisasi Skor Variabel Interaksi Sosial Asosiatif ............................... 61
b. Kategorisasi Skor Variabel Tingkat Keberagamaan .................................. 62
4. Uji Asumsi ........................................................................................................ 63
a. Uji Normalitas ............................................................................................ 64
b. Uji Linieritas .............................................................................................. 64
5. Uji Hipotesis ..................................................................................................... 66
D. Pembahasan ............................................................................................................. 67
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN ............................................................................. 71
A. Kesimpulan ............................................................................................................. 71
B. Saran........................................................................................................................ 72
1. Saran Praktis .................................................................................................... 72
a. Kepada Remaja Hare Krishna ................................................................... 71
b. Kepada Orangtua ...................................................................................... 72
c. Kepada Organisasi Pemuda Gerakan Kesadaran Krishna ........................ 72
2. Saran Bagi Peneliti Selanjutnya ....................................................................... 73
DAFTAR PUSTAKA ......................................................................................................... 74
xii
DAFTAR GAMBAR
Gambar 1. Dinamika Antar Variabel .................................................................................. 35
xiii
DAFTAR TABEL
Tabel 1. Jumlah Populasi Remaja Hare Krishna................................................................. 40
Tabel 2. Jumlah Sampel Terpakai ....................................................................................... 40
Tabel 3. Kisi-Kisi Instrumen Skala Interaksi Sosial Asosiatif ........................................... 42
Tabel 4. Instrumen Skala Tingkat Keberagamaan .............................................................. 43
Tabel 5. Kategori jawaban dan cara penskoran...... ............................................................ 44
Tabel 6. Rumus Kategorisasi Jenjang Ordinal Lima Daerah .............................................. 44
Tabel 7. Nomor Aitem Baru Skala Interaksi Sosial Asosiatif ............................................ 53
Tabel 8. Deskripsi Koefisien Validitas dan Reliabilitas Skala Interaksi Sosial Asosiatif .. 54
Tabel 9. Nomor Aitem Baru pada Skala Tingkat Keberagamaan ...................................... 55
Tabel 10. Deskripsi Koefisien Validitas dan Reliabilitas skala Tingkat Keberagamaan ... 56
Tabel 11. Gambaran Karakteristik Subyek Menurut Jenis Kelamin .................................. 58
Tabel 12. Gambaran Karakteristik Subyek Menurut Usia .................................................. 58
Tabel 13. Gambaran Karakteristik Subyek Menurut Lama Mengikuti .............................. 59
Tabel 14. Deskripsi Statistik Data Penelitian ..................................................................... 59
Tabel 15. Rumus Kategorisasi Skor.................................................................................... 60
Tabel 16. Deskripsi Statistik Data Penelitian Skala Interaksi Sosial Asosiatif .................. 61
Tabel 17. Hasil Kategorisasi Skor Variabel Interaksi Sosial Asosiatif .............................. 61
Tabel 18. Deskripsi Statistik Data Penelitian Skala Tingkat Keberagamaan .................... 62
Tabel 19. Hasil Kategorisasi Skor Variabel Tingkat Keberagamaan ................................. 63
Tabel 20. Hasil Uji Normalitas ........................................................................................... 64
Tabel 21. Hasil Uji Linieritas.............................................................................................. 65
Tabel 22. Uji Korelasi Product Moment ............................................................................. 66
Tabel 23. Interval Kekuatan Hubungan .............................................................................. 66
xiv
DAFTAR LAMPIRAN
Daftar lampiran ...............................................................................................................75
Lampiran 1.
Data try-out Religiusitas dan Interaksi Sosial .................................................................76
Lampiran 2.
Data Penelitian Skala Religiusitas dan Interaksi Sosial ................................................81
Lampiran 3.
Output try-out data Religiuistas dan Interaksi Sosial .....................................................92
Lampiran 4.
Output data Penelitian Religiuistas dan Interaksi Sosial ................................................100
Lampiran 5.
Kuisioner Try-out penelitian ...........................................................................................103
Lampiran 6.
Kuesioner Penelitian .......................................................................................................114
Lampiran 7.
Surat Penelitian ...............................................................................................................122
xv
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Proses sosial adalah suatu interaksi atau hubungan timbal balik atau saling
memengaruhi antar manusia yang berlangsung sepanjang hidup terutama didalam
kehidupan bermasyarakat. Soekanto (2012) menyatakan bahwa, proses sosial diartikan
sebagai cara-cara berhubungan yang dapat dilihat jika individu dan kelompok-kelompok
sosial saling bertemu serta menentukan sistem dan bentuk hubungan sosial. Apabila
ditinjau dari sudut perkembangan manusia, kebutuhan untuk berinteraksi sosial terjadi
sejak manusia dilahirkan hingga menjelang kematian.
Soekanto (2012) mengklasifikasikan Interaksi sosial menjadi dua proses, yaitu
proses asosiatif (mendekat) dan disosiatif (menjauh). Interaksi sosial asosiatif merupakan
interaksi yang mengarah pada proses keharmonisan dalam suatu hubungan, dengan bentuk
kerjasama, upaya penyelesaian konflik, dan upaya mengurangi perbedaan. Interaksi sosial
asosiatif akan membawa individu menuju arah hubungan yang positif dengan lingkungan
masyarakat. Interaksi sosial asosiatif penting dikembangkan pada saat usia remaja,
menurut Erikson (dalam Gunarsa, 2006) masa remaja merupakan masa yang mempunyai
peranan penting terutama dalam hubungan sosial, remaja dituntut untuk mengetahui siapa
dirinya dan belajar bagaimana terjun ke tengah masyarakat.
Selama perjalanan hidupnya, remaja berhadapan dengan berbagai macam situasi.
Bila remaja memiliki kemampuan berinteraksi yang positif, remaja akan mudah
menyesuaikan diri dan mudah mengantisipasi setiap kondisi dan situasi, namun sebaliknya,
remaja yang sulit berinteraksi dalam lingkungan sosial cenderung sulit bergaul, memiliki
sedikit teman, merasa rendah diri, dan dampak psikologis yang ditimbulkan remaja akan
1
2
mengalami perasaan tertekan, merasa dikucilkan dari pergaulan, serta merasa tidak nyaman
dengan lingkungan sosialnya (Gunarsa, 2006).
Interaksi sosial asosiatif dapat dipengaruhi oleh berbagai hal, salah satunya adalah
keberagamaan. Keberagamaan dapat menjadi salah satu faktor timbulnya prasangka antar
kelompok (Putra & Wongkaren, 2010). Prasangka dapat meningkatkan potensi
terbentuknya proses sosial yang bersifat disosiatif atau perpecahan. Hal ini sejalan dengan
hasil penelitian dari Nuqul (2004) yang mengungkapkan bahwa dimensi ideologis dalam
keberagamaan memiliki korelasi signifikan yang bersifat positif dengan prasangka. Senada
dengan Nuqul, Stouffer (1992) menyatakan bahwa kelompok yang melakukan kegiatan
keagamaan secara rutin atau sering cenderung bersikap intoleransi dengan kelompok yang
memiliki ideologi berbeda.
Menurut Allport, terdapat dua tipe individu yang beragama, yang disebut sebagai
intrinsically religious (religius secara intrinsik) dan extrinsically religious (religius secara
ekstrinsik) (Altemeyer & Hunsberger, 1992). Allport dan Ross (1967) menemukan bahwa
individu yang religius secara intrinsik lebih rendah kecenderungannya untuk berprasangka
terhadap orang lain, sedangkan individu yang religius secara ekstrinsik akan lebih tinggi
kecenderungannya untuk berprasangka kepada orang lain. Keberagamaan cenderung
memberikan batasan antara in group dan out group, sehingga terjadi ketidak harmonisan
dalam hubungan antar masyarakat. Secara umum in group dapat diartikan sebagai suatu
kelompok dimana seseorang mempunyai perasaan “memiliki” sedangkan out group
diartikan sebagai suatu kelompok yang dipersepsikan berbeda dengan in group (Jackson &
Smith, 1999).
Remaja merupakan individu yang belum bisa dikatakan matang, namun sedang
dalam proses pematangan diri untuk menjadi individu dewasa. Hal tersebut juga berlaku
pada proses keberagamaan remaja. Pertanyaan mengenai idientitas diri dan eksistensi
3
Tuhan menjadi topik utama dalam pikiran remaja (Desmita, 2008). Lebih lanjut Desmita
(2008) menjelaskan bahwa rasa penasaran tersebut membuat remaja mencoba serta
mencari hal baru untuk memuaskan hasrat keingintahuannya, seperti mengikuti forum
keagamaan, mengikuti pendidikan kilat keagamaan, menikuti sekte atau aliran agama
tertentu, hingga melakukan konversi agama.
Gerakan Kesadaran Krishna atau masyarakat biasa menyebutnya dengan istilah Hare
Krishna merupakan salah satu komunitas keagamaan yang berbasis agama Hindu, lahir
petama kali di Indonesia pada tahun 1977, dengan jumlah pengikut terbanyak berada di
Bali (Yanthi,2016). Hare Krishna memiliki perbedaan yang signifikan dengan agama
Hindu yang ada di Bali ditinjau dari segi ritual, ideologi, dan budaya, hal ini dikarenakan
Hare Krishna banyak mengadopsi kebudayaan dari India atau Hindustan, seperti ritual
yang dilakukan, pakaian yang digunakan saat melakukan pemujaan, dan makanan yang
dipersembahkan (Yanthi, 2016). Hare Krishna mengajarkan pengikutnya untuk hidup
sederhana, mengamalkan kebajikan, kasih sayang mahluk hidup dengan menjadi
vegetarian atau tidak memakan daging dan telur, dan mengendalikan hasrat keduniawian
(Yanthi, 2016).
Hasil preliminary study mengungkapkan bahwa banyak remaja yang mengikuti Hare
Krishna atas kehendak sendiri dengan alasan ingin menemukan kedamaian, tertarik dengan
kebudayaan, gaya hidup yang diajarkan dan ketidakpuasan dengan ajaran agama
sebelumnya. Perbedaan budaya antara Hindu di Bali dengan Hindu pada komunitas Hare
Krishna, juga tidak membuat remaja Hare Krishna merasa kesulitan untuk mengikuti ritual
pemujaan yang diterapkan, bahkan kebudayaan dan ideologi yang berbeda ini menjadi
salah satu daya tarik bagi remaja Hare Krishna untuk lebih memperdalam ajaran Hare
Krishna (Yanthi, 2016).
4
Jackson dan Smith (1999) menyatakan, bahwa adanya daya tarik in group dapat
membantu remaja dalam membentuk identitas sosial di masyarakat. Namun tidak bisa
dipungkiri, perasaan in group pada remaja sering menimbulkan in group bias, yaitu
kecenderungan untuk menganggap baik kelompoknya sendiri (Jackson & Smith, 1999).
Perbedaan budaya, ideologi dalam agama, serta tujuan antara Hindu Bali dengan Hindu
Hare Krishna, membuat para anggota, khususnya remaja yang sedang dalam proses
pembentukan idientitas diri dan indentitas sosial, mengkategorikan komunitas Hare
Krishna sebagai in group dan lingkungan luar yang tidak tergabung dalam komunitas
sebagai out group, hal tersebut tampak dari cara pengikut Hare Krishna menyebut orangorang di luar komunitasnya sebagai orang karmi yang berarti orang yang hidup untuk
pemuasan fisik dan kesenangan diri sendiri (Yanthi, 2016).
Sebagaimana telah dijelaskan sebelumnya, interaksi sosial yang asosiatif adalah
proses interaksi yang bertujuan untuk menciptakan harmonisasi antar masyarakat yang
heterogen, dengan melakukan upaya kerjasama, mengurangi konflik dan menghindari
perbedaan. Agama Hindu dalam Hare Krishna memiliki banyak perbedaan dengan agama
Hindu Bali, baik dari segi ideologi, ritual maupun kebudayaannya. Remaja yang mengikuti
Hare Krishna diharapkan untuk dapat membentuk interaksi sosial yang asosiatif dengan
out group, mengingat salah satu tugas perkembangan remaja adalah membangun hubungan
sosial yang positif dengan masyarakat.
Berdasarkan pemaparan diatas, penulis tertarik untuk mengetahui apakah ada
hubungan antara tingkat keberagamaan dengan interaksi sosial asosiatif pada remaja yang
mengikuti Gerakan Kesadaran Krishna (Hare Krishna) di Bali. Untuk itulah penulis
mengambil judul, hubungan antara tingkat keberagamaan dengan interaksi sosial asosiatif
pada remaja yang mengikuti Gerakan Kesadaran Krishna (Hare Krishna) di Bali.
5
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang di atas, maka rumusan masalah yang akan diteliti
dalam penelitian adalah: apakah terdapat hubungan antara tingkat keberagamaan dengan
interaksi sosial asosiatif pada remaja yang mengikuti gerakan kesadaran Krishna (Hare
Krishna) di Bali?
C. Keaslian Penelitian
Beberapa peneliti terdahulu telah melakukan penelitian mengenai topik yang
berkaitan dengan keberagamaan dan interaksi sosial namun dengan hipotesis, subjek, serta
lokasi yang berbeda. Sejauh ini belum ditemukan penelitian serupa terkait dengan subjek
dan lokasi penelitian. Berikut ini adalah penelitian serupa yang pernah dilakukan terkait
dengan variabel yang digunakan yakni variabel tingkat keberagamaan dan interaksi sosial:
1. Penelitian dari Pramudyo tahun 1998, yang berjudul Hubungan antara Tingkat
Keberagamaan dengan Interaksi Sosial pada Remaja Katolik Gereja ST. Martinus
Krobokan Semarang Barat adalah penelitian yang paling banyak memiliki
kesamaan dengan penelitian ini. Dalam penelitian tersebut, ditemukan bahwa
terdapat hubungan yang signifikan antara tingkat keberagamaan dengan interaksi
sosial, yaitu semakin tinggi tingkat keberagamaan maka semakin baik interaksi
sosialnya. Hipotesis penelitian diuji menggunakan teknik korelasi product
moment. Perbedaan penelitian ini dengan penelitian dari Pramudyo (1998),
adalah pada subjek dan lokasi penelitian. Subjek penelitian Pramudyo (1998),
adalah Remaja Katolik Gereja ST. Martinus, yang berlokasi di Krobokan
Semarang Barat.
2. Penelitian
berikutnya
yang memiliki
kesamaan
pada
variabel
tingkat
keberagamaan, yakni penelitian dari Djuwarijah tahun 2005, dengan judul
6
Hubungan antara Tingkat Keberagamaan dengan Penyesuaian Diri Mahasiswa
FIAI Angkatan 2002/2003 Tahun Pertama. Penelitian dianalisis dengan
menggunakan teknik korelasi product moment pearson. Berdasarkan hasil
analisis diperoleh harga koefisien korelasi sebesar 0,482 dengan peluang ralat p=
0,000, yang artinya adanya korelasi yang signifikan antara tingkat keberagamaan
dengan penyesuaian diri mahasiswa, dimana ini berarti semakin tinggi tingkat
keberagamaan seseorang akan semakin tinggi atau semakin baik kemampuan
penyesuaian dirinya. Perbedaan dari penelitian Djuwarijah (2005) dengan
penelitian ini adalah pada variabel yang digunakan yakni tingkat keberagamaan
atau keberagamaan dengan penyesuaian diri, dan subjek dari penelitian
Djuwarijah (2005) adalah mahasiswa.
3. Penelitian dari Nuqul (2004), berjudul Hubungan antara Keberagamaan dengan
Prasangka pada etnis China tahun 2004. Penelitian dari Nuqul (2004) melihat
hubungan antara keberagamaan berdasarkan lima dimensi keberagamaan dengan
prasangka pada mahasiswa. Hasil dari penelitian menyebutkan bahwa tidak ada
hubungan antara keberagamaan dengan prasangka baik tanpa atau dengan
mengontrol konsep diri. Perbedaan penelitian Nuqul (2004) dengan penelitian
yang ini terletak pada variabel, serta subjek penelitian. Adapun variabel yang
digunakan dalam penelitian Nuqul (2004), adalah tingkat keberagamaan dengan
prasangka, dengan subjek penelitian adalah mahasiswa Muslim.
4. Handayani (2014) dengan penelitian yang berjudul Korelasi antara Tingkat
Keberagamaan terhadap Perilaku Sosial Pekerja Malam di Executive Club
Yogyakarta. Penelitian tersebut menemukan bahwa para pekerja Executive Club
memiliki tingkat keberagamaan yang sedang dan perilaku sosial yang juga berada
pada tingkat sedang. Sedangkan untuk hasil korelasi, keberagamaan para pekerja
7
Executive Club tidak berkorelasi signifikan terhadap perilaku sosial remaja.
Penelitian dari Handayani (2014) memiliki perbedaan dengan penelitian yang
akan diteliti dari segi variabel, dan subjek. Variabel penelitian Handayani (2014),
adalah tingkat keberagamaan dengan perilaku sosial, dan subjek penelitian adalah
pekerja malam di Executive Club Yogyakarta.
5. Penelitian yang berjudul Hubungan antara Interaksi Sosial dan Konsep diri
dengan Perilaku reproduksi Sehat pada Siswa kelas XI di Madrasah Aliyah
Negeri (man) Purworejo, oleh Miraningsih tahun 2013. Penelitian Miraningsih
(2013) mengungkap bahwa terdapat hubungan yang signifikan antara interaksi
sosial dan konsep diri dengan perilaku reproduksi sehat siswa kelas XI di
Madrasah Aliyah Negeri (MAN) Purworejo. Perbedaan penelitian Miraningsih
(2013) dengan penelitian yang ini adalah terdapat pada variabel dan lokasi
penelitian. Variabel yang diteliti oleh Miraningsih (2013), adalah variabel
interaksi sosial dan konsep diri dengan perilaku reproduksi sehat, dan lokasi
penelitian adalah di Purworejo.
Berdasarkan
penelitian yang telah dipaparkan di atas, dapat dilihat adanya
perbedaan pada penelitian-penelitian sebelumnya, seperti pada variabel, karakteristik
sampel yang diteliti, dan lokasi penelitian. Variabel bebas dari penelitian ini adalah tingkat
keberagamaan sedangkan variabel tergantung adalah interaksi sosial asosiatif.
Penelitian ini menggunakan metode penelitian kuantitatif, dengan menggunakan
rumusan masalah korelasional. Metode pengumpulan data dalam penelitian ini
menggunakan skala tingkat keberagamaan dan interaksi sosial asosiatif yang disusun
sendiri oleh penulis berdasarkan dari teori yang telah ditentukan. Populasi dalam penelitian
ini adalah remaja yang mengikuti Gerakan Kesadaran Krishna di Bali. Oleh karena itu,
8
keaslian penelitian ini dapat dipertanggungjawabkan dan sesuai dengan asas-asas keilmuan
yang harus dijunjung tinggi yaitu kejujuran, rasional, objektif serta terbuka.
D. Tujuan Penelitian
Tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah untuk mengetahui hubungan
antara tingkat keberagamaan dengan interaksi sosial asosiatif pada remaja yang mengikuti
Gerakan Kesadaran Krishna (Hare Krishna) di Bali.
E. Manfaat Penelitian
Atas dasar alasan-alasan penelitian, maka manfaat dari penelitian ini adalah:
1. Manfaat Teoretis
a. Diharapkan penelitian ini dapat memberikan manfaat dalam pengembangan
kajian ilmu psikologi khususnya psikologi perkembangan terkait dengan
tingkat keberagamaan remaja, dan psikologi sosial terkait dengan
pembahasan interaksi sosial asosiatif
2. Manfaat Praktis
a. Diharapkan penelitian ini dapat memberikan informasi pada para remaja agar
dapat menjaga keharmonisan dengan out group melalui pengembangan dan
peningkatan kualitas interaksi sosial asosiatif di lingkungan masyarakat,
dengan cara mengikuti kegiatan yang berkolaborasi dengan out group seperti
gotong royong atau menyama braya di lingkungan tempat tinggal.
b. Diharapkan hasil penelitian ini dapat menjadi referensi bagi Masyarakat Bali
untuk dapat meningkatkan interaksi sosial asosiatif dengan komunitas Hare
Krishna melalui kontak sosial yang dilakukan sesering mungkin, karena
interaksi satu sama lain akan mengurangi banyak prasangka, dan
9
menghasilkan sikap antar kelompok dan stereotip yang lebih positif
(Manstead & Hewstone, 1996).
c. Diharapkan penelitian ini juga dapat bermanfaat bagi orangtua dalam
membantu
remaja
meningkatkan
kemampuan
sosial
agar
tercapai
keseimbangan antara keberagamaan dan interaksi sosial, dengan cara
menjadi role model
bagi remaja, dan mendorong remaja untuk aktif
bersosialisasi dengan out group.
Download