perancangan buku ilustrasi sejarah musik keroncong

advertisement
JURNAL TEKNIK POMITS Vol. 1, No. 1,(2012) 1-6
1
PERANCANGAN BUKU ILUSTRASI SEJARAH
MUSIK KERONCONG
Antonius Natali Putra ; Rahmatsyam Lakoro, S.Sn, MT.
Program Studi Desain Komunikasi Visual, Jurusan Desain Produk Industri, Fakultas Teknik Sipil dan
Perencanaan, Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS)
Kampus ITS Keputih, Sukolilo, Surabaya 60111, Jawa Timur
E-mail pembimbing: [email protected]
E-mail penulis :[email protected]
Abstrak-- Perancangan ini diangkat sehubungan
dengan lunturnya musik keroncong sebagai nilai budaya
dan jati diri bangsa yang sudah terkikis oleh budaya
bangsa lain yang bertubi-tubi masuk ke Indonesia.
Media penyampai pesan yang informatif dan
komunikatif tentang musik keroncong sangatlah kurang.
Salah satu bentuk media penyampai pesan musik
keroncong yang ada yaitu buku, juga kurang begitu
mampu mengkomunikasikan keberadaan dan jati diri
musik keroncong. Dengan keberadaan media buku yang
berupa uraian tehnik dan jenis-jenis musik keroncong
yang kurang menarik mengakibatkan generasi muda
tidak berminat terhadap keberadaan musik keroncong.
Untuk mengatasi permasalahan tersebut, penggunaan
media komunikasi dalam hal ini buku informatif saja
masih kurang efektif.
Perancangan ini dimaksudkan untuk memberikan
salah satu solusi pengkomunikasian budaya musik
keroncong melalui media buku secara menarik dan
lengkap bagi generasi muda. Sedangkan masalah yang
dihadapi disini adalah bagaimana merancang media
komunikasi visual berupa buku ilustrasi sebagai salah
satu media penyampai pesan musik keroncong agar
menarik minat generasi muda sebagai generasi penerus
bangsa untuk mengenali jati diri dan budaya bangsa.
Metode awal yang digunakan adalah riset
pembelajaran eksisting buku-buku keroncong yang
sudah ada dari aspek bahasan isi dalam buku, tampilan
visual yang menarik, hingga kemasan yang ditampilkan.
Hal ini melibatkan berbagai pihak sehingga
pengumpulan data dibagi dalam beberapa metode yaitu
observasi, wawancara mendalam, serta studi pustaka.
Dari karakteristik target segmen, AIO, dan aspek pasar
maka diperoleh visualisasi pendekatan ilustrasi yang
mampu
membantu
memperjelas
uraian
dan
mempermudah pemahaman akan isi pada buku serta
lebih menarik minat generasi muda terhadap buku
sejarah keroncong.
Wujud dari penelitian dan perancangan ini adalah
sebuah Buku Ilustrasi Sejarah Keroncong. Dari
keseluruhan hasil yang dicapai diharapkan memberikan
nilai lebih untuk mengkomunikasikan musik keroncong
yang lebih menarik kepada generasi muda sebagai
generasi penerus budaya bangsa agar musik keroncong
sebagi nilai luhur jati diri bangsa tidak luntur dan
kemudian menghilang.
Kata Kunci : Musik Keroncong, Generasi Muda, Buku
Ilustrasi
I. PENDAHULUAN
M
usik adalah gambaran kehidupan manusia yang
dinyatakan dalam bentuk bunyi yang berirama
sebagai wujud pikiran dan perasaaannya. Setiap
cetusan hati nurani atau daya cipta manusia dalam bentuk
suara adalah suatu penjelmaan dari buah pikiran manusia
yang dinyatakan dalam suatu bentuk yang bernama musik.
Musik selalu mengandung keindahan dan merupakan hasil
daya cipta yang bersumber pada ketinggian budi dari jiwa
yang mengeluarkan musik itu, sehingga musik selalu
dijadikan tolak ukur dari tinggi rendahnya nilai-nilai dan
karakter suatu bangsa[1]
Perkembangan musik Indonesia mengalami proses
inkulturasi, beberapa musik di Indonesia merupakan hasil
inkulturasi dari berbagai macam jenis musik budaya luar
adalah musik keroncong. Keroncong adalah sejenis musik
Indonesia yang memiliki hubungan historis dengan sejenis
musik Portugis yang dikenal sebagai fado. Sejarah keroncong
di Indonesia dapat ditarik hingga akhir abad ke-16. Bentuk
awal musik ini disebut moresco, yang diiringi oleh alat musik
dawai. Dalam perkembangannya, masuk sejumlah unsur
tradisional Nusantara, seperti penggunaan seruling serta
beberapa komponen gamelan. Akhirnya terjadilah proses
asimilasi budaya, dimana instrumen-instrumen Portugis
menjadi fungsi dan bunyi yang berbeda ketika dimainkan di
tanah Indonesia. Terjadinya asimilasi antara satu kebudayaan
dengan kebudayaan lainnya, musik-musik inilah yang
sesungguhnya “memperkaya” kebudayaan Indonesia tanpa
melupakan sisi positif maupun negatifnya. Pada sekitar abad
ke-19 bentuk musik campuran ini sudah populer di banyak
tempat di Nusantara, bahkan hingga ke Semenanjung
Malaya. Masa keemasan ini berlanjut hingga sekitar tahun
1960-an, dan kemudian meredup akibat masuknya
gelombang musik populer (musik rock yang berkembang
sejak 1950, dan berjayanya musik Beatles dan sejenisnya
sejak tahun 1961 hingga sekarang).
“Bangsa yang besar adalah bangsa yang tidak pernah
melupakan sejarah bangsanya sendiri (Ir. Soekarno).”
Dengan menghargai dan mempelajari catatan sejarah, kita
akan lebih menghargai apa yang kita miliki sebagai bangsa.
Untuk itulah pendokumentasian sejarah musik Keroncong
merupakan langkah penting untuk di masa yang akan datang,
memudahkan pencarian informasi tentang musik Keroncong.
Salah satu bentuk pendokumentasian yang dapat dilakukan
adalah dengan membuat buku sejarah.
Media-media sosialisasi dan penyampai pesan budaya
tentang musik keroncong kepada masyarakat sangat terbatas.
Sehingga pengetahuan masyarakat tentang musik ini sangat
JURNAL TEKNIK POMITS Vol. 1, No. 1,(2012) 1-6
terbatas, atau bahkan tidak tahu sama sekali. Kalau pun tahu,
tidak semua informasi mengenainya merupakan informasi
yang tepat. Seperti misalnya, masyarakat kebanyakan
mengetahui bahwa keroncong adalah musik Portugis,
sehingga meniadakan rasa kepemilikan masyarakat Indonesia
terhadap musik ini. Dari hasil kuisioner yang dilakukan di
lapangan didapatkan hasil poling sebagai berikut :
Diagram hasil kuisioner informasi dan sumber informasi musik keroncong
di masyarakat.
Dari hasil tersebut diatas dapat kita simpulkan bahwa
masyarakat kurang mengetahui informasi tentang musik
keroncong dan media komunikasi tentang informasi musik
keroncong sangat minim. Dari hasil poling hanya 5%
responden yang mengetahui musik keroncong melalui buku,
padahal buku merupakan sumber informasi dan merupakan
penghubung waktu yang kelak akan menuntun generasi muda
mencari jati diri dari budaya negerinya[2].
Pada perancangan ini, YPKT akan menjadi stakeholder.
YPKT merupakan yayasan yang dibentuk oleh orang-orang
yang peduli akan keberadaan musik keroncong. Disahkan
pada hari Sabtu, 30 Mei 2009, di Bogor, yayasan ini
memiliki visi dan misi sebagai berikut:
Visi :
keroncong menjadi musik dunia yang berkontribusi pada
kemajuan bangsa Indonesia.
Misi :
1) Musik keroncong bisa menjadi media ekspresi bagi
masyarakat seluruh pegiat keroncong;
2) Menjaga, memelihara, dan menghidupkan keroncong
3) Mengembangkan keroncong menjadi lebih populer
dan relevan dengan kondisi zaman
4) Musik keroncong bisa menjadi media penyampai
aspirasi yang lebih fleksibel dan mampu
mengartikulasikan persoalan bangsa
5) Musik keroncong menjadi wahana bagi gerakan
untuk lebih memberdayakan potensi lokal.
Gambar Logo Yayasan Pecinta Kroncong Tjroeng
Yayasan ini didirikan oleh Komunitas Keroncong Cyber
(KC), dengan wakil pendiri adalah Imam Soeseno (KC
Bogor), Munifa Prijadi (KC Surabaya), dan Adi B. Wiratmo
(KC Bandung). YPKT memiliki program-program kerja yang
terbagi menjadi 3 kelompok yang terdiri atas 3 rencana
strategi yaitu :
1) Pendidikan & Pengorganisasian,
2
2) Litbang,
3) Advokasi & Sosialisasi
Dari uraian latar belakang, dapat ditemukan beberapa
masalah, yaitu bahwa sejarah masa lalu merupakan suatu hal
yang penting karena dapat menunjukkan eksistensi sesuatu
pada masa lampau. Dengan menghargai dan mempelajari
catatan sejarah, kita akan lebih menghargai apa yang kita
miliki sebagai bangsa. Untuk itulah pendokumentasian
sejarah merupakan langkah penting, Salah satunya adalah
dengan membuat buku sejarah.
Untuk membuat sebuah buku terlihat lebih menarik untuk
dibaca, dan untuk memudahkan pembaca dalam mencerna
suatu tulisan, maka ilustrasi dapat disertakan dalam sebuah
buku. Ilustrasi ini dapat berupa tehnik gambar, lukisan, foto,
dan tehnik seni rupa lain yang mampui menjembatani suatu
tulisan dengan pembaca.
Di sisi lain, keroncong, sebagai musik Indonesia yang telah
berumur tua sudah tidak lagi mendapat perhatian di kalangan
masyarakat Indonesia. Popularitas musik ini menurun, dan
pengetahuan masyarakat mengenainya sangat sedikit. Proses
evolusi keroncong yang memakan waktu beratus-ratus tahun
adalah salah satu hal yang terlewat dari sistem
pendokumentasian yang baik. Media penyampai informasi
mengenainya sangat kurang. Apalagi buku tentang
keroncong, yang sangat sedikit beredar di pasaran.
YPKT sebagai yayasan yang memiliki misi untuk
melestarikan, mengembangkan, dan mensosialisasikan
keroncong, bermaksud untuk mewujudkan salah satu rencana
program kerja-nya yaitu meriset sejarah keroncong dan
membuatnya dalam bentuk buku.
Secara berurutan, yang menjadi masalah dalam penulisan ini
adalah:
1) Pendokumentasian sejarah musik keroncong, Salah
satunya adalah dengan membuat buku sejarah.
2) Pengetahuan masyarakat mengenai musik keroncong
sangat terbatas akibat minimnya informasi mengenai
musik tersebut.
3) YPKT sebagai yayasan yang peduli akan musik ini
memiliki program kerja untuk membuat buku sejarah
keroncong
II. TINJAUAN PUSTAKA
A. Musik Keroncong
Studi tentang sejarah awal pertemuan bangsa Eropa
dengan bangsa Indonesia hingga terbentuknya sebuah
pemukiman pribumi dan non pribumi hingga terjadinya
akulturasi budaya yang akan melahirkan musik keroncong.
Studi ini untuk menemukan jawaban terhadap pertanyaan
yang mendasar, dari mana asal-asul musik Keroncong,
bagaimana penyebaran musik keroncong ke nusantara, dan
untuk mengenali orkes-orkes keroncong serta tokoh-tokoh
keroncong yang pernah ada dan pengaruh karyanya terhadap
perkembangan sejarah musik Keroncong.
B. Buku Ilustrasi
Ilustrasi pada sebuah buku bertujuan untuk menerangkan
atau menghiasi suatu cerita, tulisan, puisi, atau informasi
tertulis lainnya. Diharapkan dengan bantuan visual, tulisan
JURNAL TEKNIK POMITS Vol. 1, No. 1,(2012) 1-6
tersebut lebih mudah dicerna. Pada studi ini untuk lebih
mendapatkan pengertian fungsi khusus ilustrasi, Konsepkonsep dan jenis ilustrasi.
C. Editorial desain
Studi tentang mendesain sebuah buku dan penataan layout
ilustrasi dengan narasi. Dalam pustaka ini akan di kaji Aspekaspek dalam Membangun Desain Layout, Tata Aturan
halaman buku, Karakter Buku dengan Gambar, Typografi,
Warna, studi eksisting, dan Studi Komparator.
III. KONSEP DESAIN
A. Penelusuran Masalah
Dengan mengetahui dari hasil poling (seperti terlihat di
atas) bahwa masyarakat kita khususnya generasi muda
kurang mengetahui musik Keroncong dan ingin mengetahui
bagaimana sebenarnya sejarah kelahiran dan evolusi
perkembangan musik Keroncong ini, maka dalam pengerjaan
perancangan ini dibuatlah sebuah media pengetahuan tentang
Sejarah Musik Keroncong yaitu berupa buku ilustrasi.
Diharapkan dengan bantuan visual, narasi di dalam buku
lebih mudah dicerna.
Kenapa harus buku? karena buku mempunyai sifat yang
fleksibel, kapan dan dimana saja kita bisa membacanya, tanpa
terikat oleh intelijensi yang besar seseorang bisa
mengoprasikan buku kapan saja. Ilustrasi disini lebih
menerangkan dan menghiasi narasi atau informasi yang
tertulis. Diharapkan dengan bantuan visual, narasi di dalam
buku lebih mudah dicerna.
B. Target Segmen
1) Geografis Target Segment
Kota-kota besar di pulau jawa, yaitu: Surabaya;
Solo; Jogyakarta; Bandung; Jakarta.
2) Demografis Target Segment
Siswa pendidikan SMU dan Perguruan Tinggi,
berumur 16 – 25 tahun
C. Teknik Sampling
Jumlah total Responden
Pendidikan
: 100 orang
: 50% mahasiswa
: 50% Pelajar SMU
Range umur Responden
: 16 - 25 tahun
Presentase jenis kelamin
: 28% wanita
: 72% pria
Pengeluaran per bulan terhadap buku :
20% < Rp. 50,000,00
: 40% Rp.50.000,00 - Rp.100.000,00
: 40% >Rp.100.000,00
Kesimpulan hasil sampling :
a) Sebagian besar responden tidak mengetahui sejarah
Musik Keroncong.
b) Sebagian besar responden tidak pernah membaca
buku keroncong dan kesulitan dalam mencarinya.
c) Sebagian besar responden tertarik untuk mengetahui
tentang musik keroncong secara lebih dalam.
d) Sebagian besar responden menginginkan buku
keroncong yang dikemas secara menarik, salah
3
satunya adalah dengan menggunakan banyak
gambar, lay out yang menarik, dan berwarna.
e) Konten bukunya berisi asal-usul, perkembangan, nilai
perjuangannya.
D. Unique Selling Proposition
Menyajikan perjalanan sejarah Musik Keroncong dalam
kemasan buku ilustrasi visual.
E. Konsep Desain
Penentuan konsep untuk perancangan buku ilustrasi ini
mengacu dari beberapa analisa yang telah dilakukan seperti
analisa karakter target konsumen, analisa AIO, kebutuhan
konsumen, kata-kata ahli sejarah, USP yang ditawarkan,
serta tujuan dasar dari buku visual ilustrasi ini.
Dalam perancangan buku visual ilustrasi ini, dan dengan
menilik faktor demografi dan psikografi dari target segmen
dan mengacu terhadap identifikasi masalah maka untuk
mempermudah dalam proses penyelesaian buku visual
ilustrasi ini ditentukanlah sebuah big idea, dimana berfungsi
sebagai pembimbing dalam pencapaian tugas akhir yang
sempurna.
Big Idea yang digunakan adalah “The Experience of
Classical Exotism” dapat diartikan bahwa buku ini akan
membawa pembaca yang berasal dari golongan generasi
muda untuk memasuki suatu pengalaman baru yang
bersejarah, tradisional, indah dan bermutu, serta memiliki
daya tarik khas karena belum banyak dikenal umum (oleh
golongan mereka).
IV. IMPLEMENTASI DESAIN
A. Narasi Buku
Penulisan buku sejarah ilustrasi keroncong ini memakai
berbagai sumber penulisan mengingat sejarah Musik
Keroncong ini rupanya banyak terdapat berbagai pendapat
dengan sudut pandangnya masing-masing. Disini penulis
mencoba menarik satu benang merah tentang musik
Keroncong dari sumber-sumber yang telah mampu
didapatkannya. Berikut
ini adalah diagram yang
menggambarkan urutan kepentingan bahasan dalam
penulisan buku ini :
Diagaram penulisan narasi buku
Urutan dimulai dari lingkaran history, yaitu bahasan
tentang latar belakang sejarah kedatangan bangsa Portugis
dan lahirnya musik keroncong. Lingkaran Society mengarah
pada dinamika kehidupan komunitas Keroncong yang secara
keseluruhan membentuk lingkungan dan pengaruh terhadap
keberadaan musik Keroncong saat ini, agar mendapatkan
bayangan visual yang akan di gambarkan pada buku ilustrasi
musik Keroncong ini. Lingkaran musikologi mengenali
JURNAL TEKNIK POMITS Vol. 1, No. 1,(2012) 1-6
4
orkes-orkes keroncong yang pernah ada dan pengaruh
karyanya terhadap perkembangan sejarah musik Keroncong.
B. Desain Buku
Setelah tersusun narasi buku, akan didapatkan gambaran
visual yang akan tertampil di buku sebagai penguat dan
penegasan isi narasi. Ilustrasi sketsa gambar diambil dari
gambaran moment-moment penting dalam cerita di setiap
halaman, tokoh-tokoh penting musik keroncong yang muncul
di tiap halaman, dan juga gambaran besar dari setiap
pembahasan di tiap-tiap bab. Warna dipilih berdasar konsep
desain “The Experience of Classical Exotism”. Kerangka
layout buku di buat sebagai acuan tata letak teks dan gambar
pada buku, sebagai batas penempatan grid dan juga sebagai
batas area cetak dan area potong cetak. Dengan adanya
kerangka layout buku ini, dapat menjaga konsistensi dan
kerapihan buku secara utuh.
V. KESIMPULAN/RINGKASAN
Perancangan buku Ilustrasi Sejarah Keroncong ini
dimaksudkan untuk memberikan salah satu solusi
pengkomunikasian identitas budaya musik keroncong melalui
media buku secara menarik dan lengkap bagi generasi muda.
Tabel efektifitas buku Keroncong yang ada
UCAPAN TERIMA KASIH
LAMPIRAN
Penulis mengucapkan banyak terima kasih kepada pihakpihak yang membantu dan berperan penting selama proses
penulisan dan pengerjaan perancangan ini. Demikian semoga
perancangan ini dapat berguna untuk kedepannya.
DAFTAR PUSTAKA
[1] AH. Suharto, (1995), Serba-serbi keroncong, Jakarta:
OK INDAH SARI, hlm. 58.
[2] Sir Arthur Quiller-Couch (1863-1944) tokoh pendidikan
terkemuka dari Inggris.
Bagan Proses Visual
Download