1 STUDI TENTANG KOMPETENSI PEDAGOGIK

advertisement
1
STUDI TENTANG KOMPETENSI PEDAGOGIK GURU PPKn DALAM
PELAKSANAAN EVALUASI PEMBELAJARAN DI SMP NEGERI 5 PALU
Moh. Subihartoi
Widayati Pusiastuti1
Hasdin2
Permasalahan dalam penelitian ini bagaimanakah kompetensi pedagogik guru PPKn
dalam pelaksanaan evaluasi pembelajaran di SMP Negeri 5 Palu. Tujuan penelitian ini untuk
mengetahui kompetensi pedagogik guru PPKn dalam pelaksanaan evaluasi pembelajaran di
SMP Negeri 5 Palu. jenis penelitian ini deskriptif kualitatif. Lokasi penelitian adalah di SMP
Negeri 5 Palu. Subyek penelitian ini adalah 2 orang guru PPKn. Metode penelitian ini
observasi, wawancara dan dokumentasi. Hasil penelitian menunjukkan bahwa realitas
kompetensi guru PPKn dalam melakukan proses pembelajaran di SMP negeri 5 Palu sudah
baik karena standar kompetensi yang menjadi objek penelitian yaitu kompetensi pedagogik
sudah tercapai namun dalam evaluasi pembelajarannya belum cukup baik. Hal tersebut
dibuktikan dari hasil observasi, wawancara serta dokumentasi yang di lakukan peneliti
terhadap 2 (dua) orang guru PPKn di SMP Negeri 5 Palu. Hasil observasi dan wawancara
yang dilakukan peneliti terhadap kedua guru PPKn di SMP Negeri 5 Palu, secara keseluruhan
kompetensi pedagogik yang dimiliki guru harus ditambah atau diperbaiki dalam proses
pembelajaran misalnya penggunaan bahasa yang baik serta mampu menyimpulkan materi
pembelajaran dan memberi penguatan. Kemudian berkaitan dengan evaluasi pembejaran
menurut peneliti jawaban yang mereka berikan belum memuaskan peneliti. Karena masih
terdapat kelemahan guru dalam membuat alat tes yaitu kurangnya pemahaman guru tersebut
tentang langkah-langkah penyusunan soal yang baik.
Kata kunci: Kompetensi pedagogik; Evaluasi pembelajaran
PENDAHULUAN
Keberhasilan pendidikan ditentukan oleh keberhasilan pelaksanaan kegiatan
belajar mengajar, yakni keterpaduan antara kegiatan guru dengan kegiatan siswa. Bagaimana
siswa belajar banyak ditentukan oleh bagaimana guru mengajar. Salah satu usaha untuk
mengoptimalkan pembelajaran adalah dengan memperbaiki pengajaran yang banyak
1
2
Pembimbing I
Pembimbing II
2
dipengaruhi oleh guru, karena pengajaran adalah suatu sistem, maka perbaikannyapun harus
mencakup keseluruhan komponen dalam sistem pengajaran tersebut. Komponen-komponen
yang terpenting adalah tujuan, materi, evaluasi. keberhasilan dalam mengemban peran
sebagai guru, diperlukan adanya standar kompetensi. Berdasarkan Undang-undang Sisdiknas
No. 14 tentang Guru dan Dosen Pasal 103, menentukan bahwa “kompetensi guru meliputi
kompetensi padagogik, kompetensi kepribadian, kompetensi profesional dan kompetensi
sosial”. Upaya meningkatkan kualitas dan kuantitas kegiatan pembelajaran yang dilakukan
oleh guru PPKn di SMP Negeri 5 Palu, adalah guru harus memiliki dan menguasai
perencanaan kegiatan pembelajaran, melaksanakan kegiatan yang direncanakan dan
melakukan penilaian terhadap hasil dari proses pembelajaran. Kemampuan guru dalam
merencanakan dan melaksanakan proses pembelajaran merupakan faktor utama dalam
mencapai tujuan pengajaran. Keterampilan merencanakan dan melaksanakan proses belajar
mengajar ini sesuatu yang erat kaitannya dengan tugas dan tanggung jawab guru sebagai
pengajar yang mendidik. Guru sebagai pendidik mengandung arti yang sangat luas, tidak
sebatas memberikan bahan-bahan pengajaran tetapi menjangkau etika dan estetika perilaku
dalam menghadapi tantangan kehidupan di masyarakat. Sebagai pengajar, guru hendaknya
memiliki perencanaan (planing) pengajaran yang cukup matang. Perencanaan pengajaran
tersebut erat kaitannya dengan berbagai unsur seperti tujuan pengajaran, bahan pengajaran,
kegiatan belajar, metode mengajar, dan evaluasi. Selain menguasai materi dan dapat
mengolah program pembelajaran, guru juga dituntut dapat melaksanakan evaluasi dan
pengadministrasiannya. Kemampuan guru dalam melakukan evaluasi merupakan kompetensi
guru yang sangat penting. Sedemikian pentingnya evaluasi ini sehingga kelas yang baik tidak
cukup hanya didukung oleh perencanaan pembelajaran, kemampuan guru mengembangan
proses pembelajaran serta penguasaannya terhadap bahan ajar, dan juga tidak cukup dengan
kemampuan guru dalam menguasai kelas, tanpa diimbangi dengan kemampuan melakukan
evaluasi terhadap perencanaan kompetensi siswa yang sangat menentukan dalam konteks
perencanaan berikutnya, atau kebijakan terhadap siswa terkait dengan konsep belajar tuntas.
Dengan kata lain, tidak ada satupun usaha untuk memperbaiki mutu proses pembelajaran
yang dapat dilakukan dengan baik tanpa disertai langkah evaluasi. Guru harus mampu
mengukur kompetensi yang telah dicapai siswa dari setiap proses pembelajaran atau setelah
beberapa unit pembelajaran, sehingga guru dapat menentukan keputusan atau perlakuan
3
UU RI No 14 Tahun 2005. (2008). Tentang Guru dan Dosen. Jakarta: Sinar Grafika.
3
terhadap siswa tersebut. Apakah perlu diadakan perbaikan atau penguatan, serta menentukan
rencana pembelajaran berikutnya baik dari segi materi maupun rencana strateginya. Oleh
karena itu, guru setidaknya mampu menyusun instrumen tes maupun nontes, mampu
membuat keputusan bagi posisi peserta didiknya, apakah telah dicapai harapan
penguasaannya secara optimal atau belum. Kemampuan yang harus dimiliki oleh guru yang
kemudian menjadi suatu kegiatan rutin yaitu membuat tes, melakukan pengukuran dan
mengevaluasi dari kompetensi peserta didiknya sehingga mampu menetapkan kebijakan
pembelajaran selanjutnya. Seringkali dalam proses pembelajaran, aspek evaluasi diabaikan.
Dimana guru terlalu memperhatikan saat yang bersangkutan memberi pelajaran saja. Namun,
pada saat guru membuat soal ujian atau tes (formatif), soal tes disusun seadanya atau
seingatnya saja tanpa harus memenuhi syarat penyusunan soal yang baik dan benar serta
mengolah evaluasi pembelajaran yaitu pada pelaksanaan evaluasi formatif. Menurut Badan
Standar Naisonal Pendidikan (2006: 88)4, kompetensi pedagogik merupakan kemampuan
guru dalam pengelolaan pembelajaran peserta didik yang sekurang-kurangnya meliputi halhal sebagai berikut : Mengenal karakteristik anak didik, Menguasai teori belajar dan prinsipprinsip pembelajaran yang mendidik, Pengembangan kurikulum, Kegiatan pembelajaran yang
mendidik, Memahami dan mengembangkan potensi,
Komunikasi dengan peserta didik,
Penilaian dan evaluasi pembelajaran. Kompetensi pedagogik adalah kemampuan mengelola
pembelajaran peserta didik. Kompetensi ini meliputi pemahaman terhadap peserta didik,
perancangan dan pelaksanaan pembelajaran, evaluasi hasil belajar, dan pengembangan
peserta didik untuk mengaktualisasikan berbagai potensi yang dimilikinya (Sukmadinata,
2006: 197)5.
METODE PENELITIAN
Jenis dari penelitian ini adalah penelitian deskriptif kualitatif, menurut
Nawawi (2003: 64)6 metode deskriptif yaitu “metode-metode penelitian yang memusatkan
perhatian pada masalah-masalah atau fenomena yang bersifat aktual pada saat penelitian
dilakukan, kemudian mengambarkan fakta-fakta tentang masalah yang diselidiki sebagimana
adanya di iringi dengan interprestasi yang rasional dan akurat. Dengan demikian peneliti akan
mengambarkan fakta-fakta dan menjelaskan keadaan dari objek penelitian berdasarkan faktafakta yang ada dan mencoba menganalisis kebenaranya berdasarkan data yang diperoleh,
4
BSNP. (2006). Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan. Jakarta
Sukmadinata, N.SY. (2006). Pengembangan Kurikulum Teori dan Praktik. Bandung : Rosdakarya. Cetakan ke-8.
6
Nawawi, H (2003), Metode penelitian bidang sosial, Yogyakarta :Gaja Mada University Press
5
4
yang berhubungan dengan kajian penelitian dengan memberi penjelasan-penjelasan yang
lengkap yang didasarkan pada jangkauan dan ke dalaman yang diteliti untuk memperoleh
hasil yang diinginkan. Penelitian ini dilakukan di SMP Negeri 5 Palu Kelurahan Tatanga,
Kecamatan Tavanjuka. Rencana penelitian ini akan dilakukan dalam jangka waktu yang tidak
ditetapkan. Variabel adalah apa yang menjadi titik perhatian suatu penelitian. Dalam
penelitian ini yang menjadi variabel penelitian adalah kompetensi pedagogik guru PPKn
dalam pelaksanaan evaluasi pembelajaran. Subyek penelitian adalah individu, benda atau
organisme yang dijadikan sumber informasi yang dibutuhkan dalam pengumpulan data
penelitian. Jadi subyek dalam penelitian ini adalah 2 orang guru PPKn yaitu ibu Agustina
Melubu S.Pd dan bapak Hutba S.Pd. adapun hal-hal yang perlu di perhatikan adalah mencatat
hal yang dianggap perlu dan berhubungan dengan masalah yang akan diteliti. Observasi
adalah teknik pengumpulan data cara pengamatan langsung ke lokasi penelitian (SMP Negeri
5 Palu). Hal-hal yang perlu diobservasi adalah kompetensi pedagogik guru PPKn dalam
pelaksanaaan evaluasi pembelajaran. Wawancara yaitu mengajukan sejumlah pertanyaan
lisan yang langsung ditujukan kepada semua guru PPKn, sehingga diperoleh data dan
informasi tentang bagaimana guru mengolah pembelajaran khusunya tentang evaluasi
pembelajaran. Tetknik
dokumentasi dalam penelitian ini digunakan sebagai metode
penunjang untuk melengkapi sejumlah informasi atau data yang tidak diperoleh melalui
angket. Teknik dokumentasi dilakukan untuk mengumpulkan data dengan cara mencatat halhal yang sifatnya dokumenyang erat kaitannya dengan obyek yang sedang diteliti. Dalam hal
ini data mengenai proses evaluasi pembelajaran di SMP Negeri 5 Palu. Analisis data yang
dilakukan yaitu analisis data deskriptif. Analisis data pendekatan deskriptif adalah salah satu
jenis metode penelitian yang berusaha menggambarkan dan menginterpretasikan obyek
sesuai dengan apa adanya. Analisis data yang diperoleh dari hasil observasi, wawancara dan
dokumentasi yang dilakukan melalui tiga tahap yang terjadi secara bersamaan yaitu: reduksi
data, penyajian data dan penarikan kesimpulan.
HASIL
A. Observasi Guru
Peneliti melakukan observasi pada saat pembelajaran terjadi. Ada 2 aspek yang di
observasi oleh peneliti : pelaksanaan pembelajaran dan evaluasi pembelajaran. Untuk
pelaksanaan pembelajaran ada 10 aspek yang menjadi inti kegiatan observasi yaitu, membuka
pembelajaran, mengabsensi siswa, metode yang digunakan dalam penyampaian materi,
penguasaan materi yang disampaikan, penggunaan media pembelajaran, penggunaan bahasa
5
Indonesia yang baik dan benar, efisien menggunakan waktu pembelajaran, penguasaan kelas,
menyimpulkan materi dan memberi penguatan kepada siswa tentang materi yang diajarkan.
Sedangkan dalam evaluasi pembelajarannya ada 3 objek yaitu bagaimana guru melakukan tes
awal sebelum memasuki materi, terampil bertanya kepada siswa saat proses pembelajaran
dan pemberian tugas di akhir pertemuan.
Hasil observasi guru ada beberapa aspek yang dilakukan dengan sangat baik oleh guru
di antaranya adalah pada aspek evaluasi pembelajaran (terampil bertanya kepada siswa pada
saat pembelajaran berlangsung dan pemberian tugas di akhir pertemuan), serta dalam proses
pembelajaran misalnya mengabsensi siswa, hanya salah satu guru yang sangat baik dalam
penggunaan media pembelajaran dan efisien dalam menggunakan waktu pembelajaran.
Aspek lain berada di kriteria baik. Ada pula aspek yang masih cukup baik dilakukan dalam
proses pembelajaran yaitu dalam aspek pelaksanaan pembelajaran misalnya menyimpulkan
materi pembelajaran dan memberi penguatan tentang materi yang diajarkan dan pada aspek
evaluasi pembelajaran misalnya bagaimana guru melakukan tes awal sebelum memasuki
materi. Ada pula aspek kurang baik dalam pelaksanaan pembelajaran yang dilakukan salah
satu guru yaitu penggunaan bahasa Indonesia yang baik dan benar, Hasil observasi guru ada
beberapa aspek yang dilakukan dengan sangat baik oleh guru di antaranya adalah pada aspek
evaluasi pembelajaran (terampil bertanya kepada siswa pada saat pembelajaran berlangsung
dan pemberian tugas di akhir pertemuan), serta dalam proses pembelajaran misalnya
mengabsensi siswa, hanya salah satu guru yang sangat baik dalam penggunaan media
pembelajaran dan efisien dalam menggunakan waktu pembelajaran. Aspek lain berada di
kriteria baik. Ada pula aspek yang masih cukup baik dilakukan dalam proses pembelajaran
yaitu dalam aspek pelaksanaan pembelajaran misalnya menyimpulkan materi pembelajaran
dan memberi penguatan tentang materi yang diajarkan dan pada aspek evaluasi pembelajaran
misalnya bagaimana guru melakukan tes awal sebelum memasuki materi. Ada pula aspek
kurang baik dalam pelaksanaan pembelajaran yang dilakukan salah satu guru yaitu
penggunaan bahasa Indonesia yang baik dan benar,
B. Wawancara Guru
Wawancara yang dilakukan terhadap 2 orang guru PPKn yang ada di SMP Negeri 5
Palu. Agustina Melubu, S.Pd. dan Hutbah, S.Pd. wawancara dengan guru pertama (Agustina
Melubu) dilakukan pada tanggal 3 Agustus 2015 dan wawancara dengan guru kedua
(Hutbah) dilakukan pada tanggal 3 Agustus 2015. Wawacara dilakukan di sekolah pada saat
pembelajaran sedang tidak berlangsung.
6
a. Hasil Wawancara dengan Agustina Melubu
Pada wawancara dengan guru ini , ketika ditanyakan mengenai RPP untuk persiapan
tahun ajaran baru beliau belum memperiapkan tapi sesegera mungkin di buat untuk
kelangsungan proses belajar. Tetapi peneliti sudah menilai RPP yang di buat oleh guru ini
dengan menilai RPP tahun sebelumnya.
Ketika ditanyakan mengenai proses pembelajaran apakah bapak/ibu memberikan
kesempatan yang sama kepada siswa untuk aktif dalam proses pembelajaran guru menjawab
“sudah pasti semua siswa mendapat kesempatan yang sama tapi tergantung siswanya,
misalnya saya memberi pertanyaan kepada seluruh siswa di dalam kelas saya memberikan
kesempatan kepada semuanya untuk menjawab dan memberi kesempatan kepada temantemannya untuk mengomentari jawaban yang telah diberikan teman sekelasnya, kemudian
saya juga memberi kesempatan siswa untuk bertanya dan memberi kesempatan juga kepada
siswa lain untuk menjawab pertanyaan dari teman sekelasnya tersebut agar siswa lebih aktif
dalam proses pembelajaran”.
Berkaitan dengan bagaimana cara bapak/ibu menggunakan teknik untuk memotivasi
kemauan belajar siswa beliau menjawab “untuk menggunakan teknik-teknik yang selain
ceramah belum ada teknik lain yang saya gunakan dalam proses pembelajaran cuma
tergantung bagaimana cara penyampaian materi tersebut di buat menarik sehingga siswa
tertarik untuk belajar dengan mengkaitkan materi pembelajaran dengan kehidupan seharihari”.
Ketika ditanyakan apakah bapak/ibu merancang pembelajaran sesuai dengan silabus
untuk untuk membahas materi ajar agar peserta didik mampu mencapai kompetensi dasar
yang di tetapkan beliau menjawab “tentu saja sebelum memulai pembelajaran kita sebagai
guru harus membuat RPP yang berpatokan kepada silabus”.
Apakah bapak/ibu melaksanakan kegiatan pembelajaran sesuai isi kurikulum dan
mengkaitkannya dengan kehidupan sehari-hari beliau menjawab “contohnya saja dalam
materi tentang norma saya menjelaskan apa itu pengertian norma kemudia saya contohkan
dengan tindakan-tindakan mereka sehari-hari.
Apakah bapak/ibu memberikan kesempatan kepada siswa untuk belajar dengan
caranya sendiri guna mengembangkan potensi yang dimilikinya, beliau menjawab “ kalau
saya memberi kesempatan siswa untuk belajar di perpustakaan untuk menumbuhkan rasa
suka untuk membaca dengan memberi motivasi dengan hadiah jika siapa yang masuk di
perpustakaan yang namanya paling banyak tercatat di buku pengunjung itu yang akan
mendapat hadiah, dan saya tidak terlalu setuju membiarkan siswa belajar menggunakan
7
internet karena sudah banyak sekali yang menggunakan internet untuk belajar dan kasihan
kalau membuat mereka mengeluarkan uang untuk pergi ke warnet”.
Apakah bapak/ibu menanggapi pertanyaan siswa secara tepat, beliau menjawab “tentu
saja apa yang siswa tanyakan harus di tanggapi dengan benar dan tepat serta menggunakan
bahasa yang mudah di mengerti oleh siswa agar siswa mudah paham”.
Apakah bapak/ibu menyusun alat penilaian yang sesuai dengan tujuan pembelajaran
untuk mencapai kompetensi tertentu seperti yang tertulis dalam RPP, beliau menjawab “tentu
saja kita sebagai guru harus menyusun alat penialaian apalagi jika sudah memasuki waktuwaktu ujian semester atau ujian tengah semester”.
b. Hasil Wawancara dengan Bapak Hutbah
ketika ditanyakan mengenai RPP sama seperti jawaban ibu Agustina beliau belum
membuat RPP untuk tahun ajaran baru tapi akan segera membuat karena itu hukumnya wajib
bagi seorang guru.
Ketika ditanyakan mengenai proses pembelajaran apakah bapak memberikan
kesempatan yang sama untuk aktif dalam proses pembelajaran, beliau menjawab “ itu sudah
pasti saya selalu memberikan kesempatan tapi terkadang masih banyak siswa bahkan hampir
sebagian besar jika di tanya mereka masih malu-malu untuk menjawab atau mengelurkan
suara mereka”.
Berkaitan bagaimana bapak/ibu menggunakan teknik untuk memotivasi kemauan
belajar siswa, beliau menjawab “dalam setiap proses pembelajaran saya selalu memanfaatkan
media pembelajaran seperti infocus untuk menampilkan power point serta menampilkan
video-video yang terkait dengan materi yang sedang diajarkan sehingga siswa lebih tertarik
untuk belajar, itu semua saya dapatkan dari dosen UNTAD juga yaitu pak Asep Madfudz,
metode yang beliau pakai memang sangat memotivasi siswa agar lebih tertarik untuk
belajar”.
Ketika ditanyakan mengenai apakah bapak/ibu merancang pembelajaran sesuai
dengan silabus untuk membahas materi ajar agar peserta didik mampu mencapai kompetensi
dasar yang di tetapkan, beliau menjawab “ tidak mungkin kita sebagai guru tidak membuat
rancanagan pembelajaran sebelum mengajar karena pokok-pokok pembahasan tentang materi
ajar harus di perjelas dan teknik penyampaiannya juga harus di perjelas dalam merancang
pembelajaran karena itu yang menjadi pedoman kita dalam mengajar.”
Apakah bapak/ibu melaksanakan kegiatan pembelajaran sesuai dengan isi kurikulum
dan mengkaitkannya dengan kehidupan sehari-hari,
beliau menjawab “melaksanakan
pembelajaran sesuai dengan kurikulum itu harus dan pada saat proses pembelajaran saya
8
mengakaitkan materi yang saya ajarkan dengan kehidupan sehari-hari siswa itu untuk
menumbuhkan kemauan pada diri siswa untuk aktif dalam kelas contohnya pada saat saya
membawakan materi tentang partisipasi dalam usaha pembelaan negara, saya mengkaitkan
materi tersebut dengan cinta sebagai contoh melibatkan siswa jika seorang laki-laki cinta
kepada seorang perempuan dia wajib untuk membela dan mempertahankannya begitu pula
dengan cinta kepada tanah air berarti kita harus membela dan mmenjaga tanah air kita,
kemudian masuk ke materi intimya”.
Apakah bapak/ibu memberikan kesempatan kepada siswa untuk belajar dengan
menggunakan caranya sendiri guna mengembangkan potensi yang di milikinya, beliau
menjawab “ saya selalu memberikan kesempatan kepada siswa untuk belajar dengan cara
mereka sendri tetapi tetap saya memberi anjuran untuk belajar seperti belajar di rumah bukan
hanya dengan membaca buku tapi juga bisa dengan menonton berita di tv kemudian mencari
materi pembelajaran dari internet”.
Apakah bapak/ibu menanggapi pertanyaan siswa secara tepat, beliau menjawab “tentu
saja tetapi saya terlebih dahulu memberikan kesempatan kepada teman-teman sekelasnya
untuk menjawab, kemudian saya yang meperbaiki atau memperjelas jika jawaban dari temantemannya yang kurang di mengerti”.
Apakah bapak/ibu menyusun alat penilaian sesuai dengan tujuan pembelajaran untuk
mencatat kempetensi tertentu seperti yang tertulis dalam RPP, beliau menjawab “ tentu saja
harus membuat alat penilaian tetapi kalau saya dalam setiap satu KD selesai saya tidak selalu
memberikan tes untuk manilai apakah KD itu sudah tercapai tetapi saya biasa dalam satu
semester itu hanya 4 kali memberikan tugas kepada siswa dan tes ujiannya hanya pada ujian
semester”.
PEMBAHASAN
Setelah di kemukakan data-data hasil penelitian diatas, baik itu wawancara maupun
dokumentasi yang terdiri dari pedoman wawancara dan soal-soal, maka pada tahap
berikutnya dibahas permasalahan yang telah disebutkan sebelumnya pada bab pendahuluan.
Pembahasan
difokuskan
pada
permasalahan
yang
di-
ajarkan
dalam
penelitian.
Bagaimanakah kompetensi pedagogik guru PPKn dalam pelaksanaan evaluasi pembelajaran
di SMP Negeri 5 Palu
Kegiatan pembelajaran di kelas menyangkut strategi pembelajaran Bagaimana
seorang guru menggunakan metode dan strategi pembelajaran yang efektif serta
menyenangkan hal ini berkaitan dengan kemampuan dan keterampilan yang harus dimiliki
9
oleh guru. Pembelajaran yang menyenangkan dapat mewujudkan pembelajaran yang dinamis
dan demokratis.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa realitas kompetensi guru PPKn dalam
melakukan proses pembelajaran di SMP negeri 5 Palu sudah baik karena standar kompetensi
yang menjadi objek penelitian yaitu kompetensi pedagogik sudah tercapai namun dalam
evaluasi pembelajarannya belum cukup baik. Hal tersebut dibuktikan dari hasil observasi,
wawancara serta dokumentasi yang di lakukan peneliti terhadap 2 (dua) orang guru PPKn di
SMP Negeri 5 Palu.
Hasil observasi dan wawancara yang dilakukan peneliti terhadap kedua guru PPKn di
SMP Negeri 5 Palu, secara keseluruhan kompetensi pedagogik yang di- miliki guru harus
ditambah atau diperbaiki dalam proses pembelajaran misalnya penggunaan bahasa yang baik
serta mampu menyimpulkan materi pembelajaran dan memberi penguatan. Kemudian
berkaitan dengan evaluasi pembejaran menurut peneliti jawaban yang mereka berikan belum
memuaskan peneliti. Karena masih terdapat kelemahan guru dalam membuat alat tes yaitu
kurangnya pemahaman guru tersebut tentang langkah-langkah penyusunan soal yang baik.
Kemudian dari hasil wawancara salah satu guru menganggap media elektronik
sebagai sesuatu yang negatif bagi pembelajaran siswa. Dengan kata lain guru kurang kreatif
untuk memanfaatkan media elektronik yang sudah ada sebagai sumber belajar. Kurangnya
kemampuan atau kompetensi seperti ini merujuk pada kompetensi sosial yang mengatakan
bahwa guru dengan kompetensi sosial harus mampu menggunakan komunikasi dan informasi
secara fungsional. Mulyasa (2007: 117)7. Hal ini menerangkan bahwa apapun media
elektronik yang ada di kalangan siswa dan masyarakat, harus mampu digunakan dengan baik
dan bijak oleh guru dan keperluan pembelajaran. Selain itu, hal ini berkaitan juga dengan
kompetensi pedagogik dimana guru di tuntut harus melakukan pemanfaatan teknologi
pembelajaran. Mempergunakan media pembelajaran seperti komputer dan alat elektronik
lainnya dalam melaksanakan tugas kependidikan dapat mempermudah guru dan membuat
pembelajaran dalam kelas menjadi lebih hidup, menarik dan menyenangkan..
Hasil dokumentasi dengan mengklasifikasikan soal yang dibuat oleh kedua orang guru
PPKn di SMP Negeri 5 Palu secara umum sudah baik namun dalam pembuatan soal kedua
guru belum terlalu memperhatikan standar-standar pembuatan atau penentuan soal yang
seharusnya dikerjakan oleh siswa SMP pada umumnya yaitu standar untuk pembuatan soal
SMP sudah mencakup C4-C6 yaitu analisis, sistesis dan evaluasi.
7
Mulyasa, E. (2007). Standar Kompotensi dan Sertifikasi Guru. Bandung: Rosdakarya
10
KESIMPULAN DAN SARAN
Kesimpulan
Berdasarkan pembahasan masalah yang telah diuraikan pada bab terdahulu, maka pada
bagian akhir ini penulis merasa perlu membuat kesimpulan penelitian, kesimpulan yang
ditarik dari penelitian ini adalah Kompetensi guru, terutama kompetensi pedagogik, dalam
pembelajaran di SMP Negeri 5 Palu dilihat dari hasil observasi, wawancara yang dilakukan
dalam pembelajaran sudah baik. Sedangkan dalam evaluasi pembelajarannya dilihat dari hasil
observasi, wawancara dan dokumentasi belum menunjukkan hasil yang maksimal. Jadi, tidak
ada relevansi antara kompetensi yang dimiliki oleh guru dengan kemampuan melakukan atau
melaksanakan evaluasi pembelajaran.
Saran
Kompetensi terdiri dari empat hal yang harus dikembangkan oleh setiap guru.
Kompetensi tersebut harus mendapat perhatian agar terjadi keseimbangan di antara semuanya
dan pada akhirnya dapat tercapai. Serta masalah dalam evaluasi pembelajaran juga perlu
mendapat perhatian oleh guru karena evaluasi merupakan hal sangat penting dalam proses
pencapaian kompetensi dasar.
DAFTAR RUJUKAN
BSNP. (2006). Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan.
Jakarta
Mulyasa, E. (2007). Standar Kompotensi dan Sertifikasi Guru. Bandung: Rosdakarya
Nawawi, H (2003), Metode penelitian bidang sosial, Yogyakarta :Gaja Mada University
Press
Sukmadinata, N.SY. (2006). Pengembangan Kurikulum Teori dan Praktik. Bandung : Rosdakarya.
Cetakan ke-8.
UU RI No 14 Tahun 2005. (2008). Tentang Guru dan Dosen. Jakarta: Sinar Grafika.
11
Download