EFEK TERATOGENIK EKSTRAK RIMPANG RUMPUT TEKI

advertisement
EFEK TERATOGENIK EKSTRAK RIMPANG RUMPUT TEKI (Cyperus
rotundus L.) TERHADAP JUMLAH FETUS, PANJANG EKSTREMITAS
DEPAN DAN BELAKANG, SERTA MALFORMASI LAINNYA PADA
FETUS MENCIT (Mus musculus L.)
(Skripsi)
Oleh
Faizatin Nadya Roza
JURUSAN BIOLOGI
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS LAMPUNG
BANDAR LAMPUNG
2016
EFEK TERATOGENIK EKSTRAK RIMPANG RUMPUT TEKI (Cyperus
rotundus L.) TERHADAP JUMLAH FETUS, PANJANG EKSTREMITAS
DEPAN DAN BELAKANG, SERTA MALFORMASI LAINNYA PADA
FETUS MENCIT (Mus musculus L.)
Oleh
Faizatin Nadya Roza
ABSTRAK
Rumput teki (Cyperus rotundus) mengandung senyawa yang zat-zat aktifnya
dapat mempengaruhi proses hormonal jika digunakan sebagai secara langsung
sehingga dapat memberikan efek samping apabila dikonsumsi oleh wanita hamil.
Pada periode organogenesis,embrio sangat sensitif terhadap masuknya suatu zat
ke dalam tubuhnya. Penelitian yang dilakukan pada 23 Desember 2015 hingga 22
Januari 2016 di Laboratorium Zoologi dan Laboratorium Kimia Organik FMIPA
Universitas Lampung ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh teratogenik dari
ekstrak rimpang rumput teki (Cyperus rotundus L.) terhadap jumlah fetus,
pertumbuhan panjang ekstremitas depan dan belakang, serta malformasi
(kecacatan) fetus mencit (Mus musculus L.) secara anatomi. Dua puluh mencit
betina dibagi menjadi 4 kelompok. Ekstrak diberikan secara oral ke tiga
kelompok perlakuan dengan dosis 45 mg/40 grBB (B); 90 mg/40 grBB (C); dan
135 mg/grBB (D), dalam 0,4 mL aquabides sedangkan satu kelompok tanpa
ekstrak (A) sebagai kontrol. Perlakuan diberikan pada hari kehamilan ke 6 hingga
13 (periode organogenesis). Hasil menunjukkan bahwa pemberian ekstrak
rimpang rumput teki tidak mengurangi jumlah fetus yang dikandung induk dan
tidak menghambat pertumbuhan ekstremitas depan karena tidak menunjukkan
hasil yang signifikan antara kelompok kontrol (A) dan kelompok perlakuan (B,C,
dan D). Akan tetapi, ekstrak rimpang rumput teki berpengaruh terhadap
pertumbuhan ekstremitas belakang fetus mencit ditandai dengan adanya
perbedaan nyata yang signifikan berupa penurunan panjang antara kelompok
kontrol (A) terhadap kelompok perlakuan (B,C, dan D). Selain itu, pemberian
ekstrak rimpang rumput teki (Cyperus rotundus L.) menyebabkan adanya fetus
yang mati pada saat kelahiran dan mengalami malformasi pada fetus lainnya.
Kata Kunci : Rimpang Rumput Teki (Cyperus rotundus L.), Ekstremitas Depan
dan Belakang, Malformasi, Mencit (Mus musculus L.)
i
EFEK TERATOGENIK EKSTRAK RIMPANG RUMPUT TEKI (Cyperus
rotundus L.) TERHADAP JUMLAH FETUS, PANJANG EKSTREMITAS
DEPAN DAN BELAKANG, SERTA MALFORMASI LAINNYA PADA
FETUS MENCIT (Mus musculus L.)
Oleh
FAIZATIN NADYA ROZA
Skripsi
Sebagai Salah Satu Syarat untuk Memperoleh Gelar
SARJANA SAINS
Pada
Jurusan Biologi
Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam
JURUSAN BIOLOGI
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS LAMPUNG
BANDAR LAMPUNG
2016
RIWAYAT HIDUP
Penulis lahir di Bandar Lampung pada tanggal 23
September 1994 dari pasangan Bapak Fajar
Budiharto S.H. dan Ibu Siti Azkiyah. Penulis
yang merupakan anak sulung dari tiga bersaudara
ini menghabiskan masa kecil hingga dewasanya
bertempat tinggal di Perumahan Gelora Persada
Blok H No. 3, Rajabasa Raya, Bandar Lampung.
Penulis memulai pendidikan pertamanya di Taman Kanak-Kanak Dharma Wanita
Universitas Lampung pada tahun 1999. Di tahun 2000, penulis bersekolah di
SDN 1 Rajabasa Raya dan melanjutkan ke sekolah menengah di SMP Negeri 2
Bandar Lampung pada tahun 2006. Setelah lulus di sekolah menengah, penulis
masuk ke SMA Negeri 2 Bandar Lampung hingga lulus tahun 2012 dan kemudian
melanjutkan ke Perguruan Tinggi sebagai mahasiswi di Jurusan Biologi FMIPA
Universitas Lampung melalui jalur SNMPTN Tertulis pada tahun 2012.
Selama masa kuliah, penulis pernah menjadi asisten praktikum di beberapa mata
kuliah wajib dan pilihan seperti Biologi Umum, Biologi Medik Fakultas
Kedokteran, Struktur Perkembangan Hewan, Biosistematika Hewan, Embriologi
Hewan, Fisiologi Hewan, dan Botani Umum Fakultas Pertanian.
ii
Penulis merupakan mahasiswi yang aktif dalam organisasi Himpunan Mahasiswa
Biologi FMIPA Universitas Lampung. Penulis pernah menjabat sebagai Sekretaris
Bidang Kominfo pada periode 2013/2014 dan menjadi Sekretaris Umum HIMBIO
FMIPA Unila pada periode 2014/2015. Selain itu, penulis pernah mengikuti
organisasi BEM FMIPA Unila sebagai Sekretaris Departemen PSLH
(Pengembangan Sains dan Lingkungan Hidup) pada periode 2015/2016.
Penulis melaksanakan Kuliah Kerja Nyata (KKN) di Desa Napal, Kecamatan
Kelumbayan, Kabupaten Tanggamus pada Januari 2015 dan melaksanakan Kerja
Praktik pada Juli 2015 dengan judul Uji Kandungan Formalin Pada Daging
Ayam dan Bakso di Balai Veteriner Lampung.
iii
Bismillahirromaanirrohiim…
Kupersembahkan karya kecilku ini :
Sebagai rasa syukur kepada Allah SWT atas segala limpahan rahmat dan
ridho-Nya yang tak henti-hentinya Dia berikan.
Untuk Ayah dan Ibuku yang selalu dan senantiasa mendukungku dalam
setiap langkahku, yang selalu mencurhkan segala kasih sayangnya untukku,
dan selalu menyebut namaku dalam setiap doanya,
Adik-adikku yang senantiasa selalu membuatku belajar, yang nantinya akan
lebih maju dariku,
Bapak dan Ibu Dosen yang selalu memberikanku semua ilmunya yang
berharga, yang selalu menuntunku untuk membantuku menggapai sukses
ini,
Teman-teman, kakak-kakak dan adik-adik yang selalu memberikanku
motivasi, dukungan dan semangat yang tiada henti,
Almamaterku tercinta.
iv
Jangan Takut dengan Rasa Takutmu, Jadikan Kegagalan Sebagai
Awalmu Kembali Untuk Memulai.
Bisa Tak Bisa Kau Melakukannya, Kau Pasti Bisa karena Kau Belum
Mencapai Batasmu.
No One Knows Who’s Really Myself, But I Try To Be What It Is And Let
Them Know And Be Proud Of.
Orang yang Berbahagia Bukanlah Orang yang Hebat dalam Segala Hal,
Melainkan Orang yang Bisa Menemukan Hal Sederhana dalam
Hidupnya.
“Barangkali Sesuatu Ditunda karena Hendak Disempurnakan,
Dibatalkan karena Hendak Diganti Dengan yang Lebih Utama, Ditolak
karena Dinanti yang Lebih Baik” (Ust. Salim A. Fillah)
“Aku Tidak Sebaik yang Engkau Ucapkan, tetapi Aku Tidak Seburuk
Apa yang Terlintas di Hatimu” (Ali Bin Abi Thalib)
v
SANWACANA
Alhamdulillahirobbilalamiin,
Puji syukur penulis panjatkan kepada Allah SWT, karena berkat, rahmat, dan
hidayah-Nya penulis dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul “EFEK
TERATOGENIK EKSTRAK RIMPANG RUMPUT TEKI (Cyperus
rotundus L.) TERHADAP JUMLAH FETUS, PANJANG EKSTREMITAS
DEPAN DAN BELAKANG, SERTA MALFORMASI LAINNYA PADA
FETUS MENCIT (Mus musculus L.)”.
Dalam kesempatan ini, penulis ingin menyampaikan terimakasih kepada :
1.
Ayah dan Ibunda tercinta dan tersayang Bapak Fajar Budiharto, S.H. dan Ibu
Siti Azkiyah yang senantiasa menuntun, melindungi, dan selalu memberikan
dukungan kepada penulis sehingga penulis dapat melaksanakan penelitian
dan menyelesaikan skripsi ini dengan lancar tanpa ada hambatan apapun
berkat restu dan doa yang selalu mengiringi,
2.
Ibu Dra. Nuning Nurcahyani, M.Sc., selaku Dosen Pembimbing I sekaligus
Pembimbing Akademik, dan selaku Ketua Jurusan Biologi FMIPA yang telah
menjadi ibu kedua, senantiasa membimbing, memberikan ilmu, serta
meluangkan waktu untuk selalu memberikan dukungan, perhatian, kritik dan
saran yang selalu membangun mulai dari masa perkuliahan hingga kelulusan,
vi
vii
3.
Bapak Drs. Hendri Busman, M.Biomed., selaku Dosen Pembimbing II yang
senantiasa membimbing, memberikan arahan, kritik, dan saran yang
membantu dan membangun selama penyusunan skripsi,
4.
Ibu Prof. Dr. Ida Farida Rivai, selaku Dosen Pembahas yang bersedia
meluangkan waktunya untuk memberikan masukan dan arahan, serta ide dan
nasihat yang membangun dalam proses penyelesaian skripsi,
5.
Seluruh Bapak dan Ibu Dosen Biologi FMIPA Unila yang bersedia
memberikan ilmu dan pengalamannya yang berharga selama masa
perkuliahan,
6.
Bapak Prof. Warsito, S.Si., DEA, Ph.D., selaku Dekan Fakultas Matematika
dan Ilmu Pengetahuan Universitas Lampung,
7.
Teman setim penelitian, Puty Orlando A. dan Etika Julita Sari yang selalu
saling mendukung, saling membantu, saling bekerjasama dan saling
mengingatkan dari sebelum penelitian hingga skripsi ini selesai,
8.
Kesayangan Faisnaini Nurul Aisyah dan Faiqo Muhammad Aqil, serta
sahabat spiritual sejak dulu hingga kini Mutiara Romana, S.T., Tia Nurainina
S.Akun., Arika HP S.Akun., Aisyah Fatma A.Md.Keb., Christyne, dan
Ruwaidah.
9.
Sahabat bersama dari dulu Dwi Nurkinasih, serta Emilia Apriyanti, Imamah
Muslimah, Agustina, dan Sayu Kadek Dwi Dani,
10. Try Larasati dan Amanda Amalia Putri yang selalu saling mendukung dan
memberikan saran baik di dalam atau di luar kampus.
11. Sahabat kesayangan seluruh mahasiswa jurusan Biologi angkatan 2012 yang
selalu memberikan kebersamaan dan keceriaan dari mulai perkuliahan.
vii
12. Kakak-kakak dan adik-adik di Jurusan Biologi FMIPA Unila yang telah
memberikan banyak pengalaman, pembelajaran, dukungan, kritik dan saran,
13. Teman-teman baru Pimpinan BEM FMIPA Unila Kabinet Dinamis&Kreatif
yang telah memberikan banyak pengalaman dan pembelajaran yang baru
yang tidak dapat diperoleh di kursi perkuliahan,
14. Semua pihak yang tidak dapat penulis sebutkan satu-persatu yang telah
memberikan penulis dukungan, berbagai kritik dan saran,
15. Serta almamater tercinta Universitas Lampung.
Semoga Allah SWT selalu memberikan ilmu dan pahala-Nya yang berlimpah
serta menjadikan kita orang-orang yang terus bersyukur hingga terus belajar untuk
menjadi pribadi yang lebih baik dan semoga skripsi ini bermanfaat bagi kita
semua.
Amin.
Bandar Lampung, 13 April 2016
Penulis,
Faizatin Nadya Roza
viii
DAFTAR ISI
Halaman
HALAMAN JUDUL
ABSTRAK ........................................................................................................... i
RIWAYAT HIDUP ............................................................................................. ii
PERSEMBAHAN ................................................................................................ iv
MOTTO ............................................................................................................... v
SANWACANA .................................................................................................... vi
DAFTAR ISI ....................................................................................................... vii
DAFTARTABEL ................................................................................................ ix
DAFTAR GAMBAR ........................................................................................... x
I.
PENDAHULUAN ...................................................................................... 1
A.
B.
C.
D.
E.
II.
Latar Belakang ..................................................................................... 1
Tujuan Penelitian ................................................................................. 3
Manfaat Penelitian ............................................................................... 3
Kerangka Pemikiran ............................................................................. 4
Hipotesis .............................................................................................. 5
TINJAUANPUSTAKA ............................................................................. 6
A. Rumput Teki (Cyperus rotundus L.) .................................................... 6
1. Biologi Rumput Teki ..................................................................... 6
2. Kandungan Rumput Teki .............................................................. 8
3. Manfaat Rumput Teki.................................................................... 9
B. Mencit (Mus musculus L.) .................................................................... 10
1. Biologi Mencit ............................................................................... 10
2. Sistem Reproduksi Mencit ............................................................ 12
3. Perkembangan Fetus ...................................................................... 13
vii
C. Malformasi Anatomi ............................................................................ 16
D. Ekstremitas Depan dan Belakang ......................................................... 18
III. METODE PENELITIAN.......................................................................... 20
A. Waktu dan Tempat ............................................................................... 20
B. Alat dan Bahan .................................................................................... 20
C. Pelaksanaan Penelitian ......................................................................... 21
1. Persiapan Kandang dan Hewan Uji ............................................... 21
2. Pembuatan Ekstrak Rimpang Rumput Teki .................................. 21
3. Pemberian Perlakuan ..................................................................... 22
4. Laparaktomi .................................................................................. 23
5. Fiksasi dan Pengamatan Struktur Anatomi ................................... 24
6. Rancangan Percobaan .................................................................... 24
7. Analisis Data ................................................................................. 26
IV.
HASIL DAN PEMBAHASAN .................................................................. 27
A. Hasil Pengamatan ................................................................................. 27
1. Jumlah Fetus Mencit ..................................................................... 27
2. EkstremitasDepan Fetus Mencit ................................................... 28
3. Ekstremitas Belakang Fetus Mencit .............................................. 29
4. Malformasi Lain Pada Fetus Mencit ............................................. 30
B. Pembahasan ......................................................................................... 32
1. Jumlah Fetus Mencit ..................................................................... 32
2. EkstremitasDepan Fetus Mencit ................................................... 33
3. Ekstremitas Belakang Fetus Mencit .............................................. 36
4. Malformasi LainPada Fetus Mencit .............................................. 37
V.
KESIMPULAN DAN SARAN .................................................................. 41
A. Kesimpulan ........................................................................................... 41
B. Saran ..................................................................................................... 42
DAFTAR PUSTAKA ......................................................................................... 43
LAMPIRAN ......................................................................................................... 47
viii
DAFTAR TABEL
Tabel
Halaman
1. Jumlah fetus mencit dari induk yang diinduksi ekstrak rimpang
rumput teki ........................................................................................... 27
2. Rata-rata panjang ekstremitasdepan fetus mencit ................................ 28
3. Rata-rata panjang ekstremitasbelakang fetus mencit ........................... 29
ix
DAFTAR GAMBAR
Gambar
Halaman
1. Rumput Teki (Cyperus rotundus L.) ......................................................... 6
2. Rimpang Rumput Teki .............................................................................. 7
3. Mencit (Mus musculus L.) ........................................................................ 12
4. Morofologi Fetus Normal Mencit ............................................................. 16
5. Kerangka Mencit (Mus musculus L.) ........................................................ 19
6. Ekstremitas Depan dan Belakang Mencit (Mus musculus L.) .................. 19
7. Diagram Alir Penelitian ............................................................................ 26
8. Rata-rata panjang ekstremitas depan fetus mencit .................................... 28
9. Rata-rata panjang ekstremitas belakang fetus mencit ............................... 30
10. Perbandingan gambar fetus yang hidup dan mati ..................................... 24
11. Perbandingan kecacatan fetus ................................................................... 25
12. Persiapan Kandang dan Hewan Uji (Aklimatisasi)................................... 43
13. Pemberian Ekstrak Rimpang Rumput Teki (Cyperus rotundus L.) .......... 43
14. Laparaktomi .............................................................................................. 44
15. Fetus yang telah dikeluarkan dari induk mencit ....................................... 44
16. Pengukuran Panjang Ekstremitas Depan dan Belakang Fetus Mencit
Menggunakan Mikrometer Sekrup ........................................................... 45
17. Mikrometer Sekrup ................................................................................... 45
18. Seperangkat Alat Bedah ............................................................................ 46
19. Induk mencit hamil yang dibius menggunakan kloroform ....................... 46
x
1
I.
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Indonesia merupakan negara tropis yang banyak ditumbuhi tanaman sebagai
sumber bahan obat. Masyarakat Indonesia sudah menggunakan sumber bahan
obat dari alam sebagai obat tradisional dari nenek moyang secara turuntemurun. Pada saat ini pemakaian obat tradisional berkembang dengan baik
sebagai salah satu alternatif untuk menanggulangi masalah kesehatan seiring
dengan kecenderungan masyarakat dunia untuk kembali ke alam (back to
nature). Tanaman obat akan memberikan hasil yang optimal bila dikonsumsi
secukupnya untuk tujuan pengobatan (Agusta, 2001).
Efek suatu bahan sangat erat kaitannya dengan senyawa kimia yang
terkandung dalam bahan tersebut. Rumput teki merupakan herba menahun
yang tumbuh liar dan merupakan tanaman yang dapat dilihat di berbagai
tempat. Ciri khas dari tanaman ini adalah memiliki rimpang yang ternyata
memiliki banyak manfaat. Rimpang rumput teki ini mengandung komponenkomponen kimia antara lain minyak atsiri, alkaloid, flavonoid, polifenol,
resin, amilum tanin, triterpen, d-glukosa, d-fruktosa dan gula tak mereduksi.
Di antara senyawa - senyawa tersebut flavonoid mempunyai bermacammacam efek, yaitu efek anti tumor, immunostimulan, antioksidan, analgesik,
1
2
anti radang (antiinflamasi), antibakteri, antidiare, antihepatotoksik, dan
antihiperglikemik (dePadua et al., 1993; Willaman, 1995 dalam Sumastuti
dan Sonlimar, 2002).
Kombinasi 6-9 gram rimpang rumput teki dapat meringankan gejala
premenstrual syndrome. Rimpang rumput teki dapat digunakan sebagai obat
untuk memperlancar menstruasi dan menghilangkan nyeri pada waktu haid
(Ekasari, 2013). Adanya penggunaan rimpang rumput teki sebagai obat
gangguan menstruasi ini memungkinkan adanya pengaruh terhadap siklus
haid. Bila ditinjau dari zat-zat aktif yang terdapat pada tanaman tersebut, zatzat tersebut mendukung penggunaannya sebagai obat peluruh haid dan
kontrasepsi. Menurut Kesumawati (2008), rimpang rumput teki dapat
memperpendek waktu masa subur mencit yakni pada fase proestrus dan
estrus. Kontrasepsi yang mempengaruhi proses reproduksi pada wanita
diantaranya menghambat proses ovulasi terhadap siklus haid pada manusia
dan siklus estrus pada mencit, menghambat proses fertilisasi sehingga proses
kehamilan tidak terjadi.
Penelitian yang dilakukan oleh Pasaribu (2008) yang menunjukkan adanya
malformasi (pembentukan abnormal) pada bagian-bagian tubuh embrio
mencit. Pada periode organogenesis, ekstremitas depan merupakan organ luar
yang pertama kali terbentuk dalam janin yang kemudian berbentuk tunas.
Pada periode ini terjadi diferensiasi sel-sel untuk membentuk kelompok
khusus yang mempunyai kesamaan fungsi yang disebut organ (Widiyani dan
Sagi, 2001).
3
Oleh karena itu, berdasarkan penelitian sebelumnya mengenai malformasi
embrio pada mencit mendorong penulis untuk melakukan penelitian lebih
lanjut mengenai pengaruh ekstrak rimpang rumput teki terhadap jumlah fetus
yang dikandung oleh induk serta panjang ekstremitas depan dan belakang
fetus mencit. Pengamatan terhadap ekstremitas belakang dilakukan sebagai
perbandingan terhadap ekstremitas depan. Selain itu, pengamatan terhadap
malformasi fetus mencit juga dilakukan untuk melihat apakah ekstrak
rimpang rumput teki mempengaruhi perkembangan dan pertumbuhan fetus
mencit.
B. Tujuan Penelitian
Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh teratogenik dari
ekstrak rimpang rumput teki (Cyperus rotundus L.) terhadap jumlah fetus,
panjang ekstremitas depan dan belakang, serta malformasi (kecacatan) dari
fetus mencit (Mus musculus L.) secara anatomi.
C. Manfaat Penelitian
Manfaat yang diperoleh dari penelitian ini adalah dapat memberikan
informasi mengenai efek pemberian rimpang rumput teki (Cyperus rotundus
L.) terhadap jumlah fetus, panjang ekstremitas depan dan belakang, serta
malformasi fetus mencit (Mus musculus L.).
4
D. Kerangka Pemikiran
Obat tradisional yang berasal dari tanaman banyak tersedia di lingkungan
sekitar. Dalam obat tradisional tersebut, terkandung bahan-bahan senyawa
kimia yang belum diketahui pasti fungsi dan peranannya sehingga dapat
menjadi peluang menyebabkan efek yang diinginkan oleh pemakainya.
Salah satu tanaman yang dapat digunakan sebagai obat tradisional adalah
rumput teki (Cyperus rotundus L.). Tanaman tersebut merupakan tanaman
yang banyak digunakan sebagai obat gangguan menstruasi yang memberikan
pengaruh terhadap siklus haid. Bila ditinjau dari zat-zat aktif yang terdapat
pada tanaman tersebut, bila digunakan sebagai obat peluruh haid dan
kontrasepsi secara langsung dapat mempengaruhi proses hormonal sehingga
dapat memberikan efek samping apabila dikonsumsi oleh wanita hamil.
Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Pasaribu (2008) yang
menunjukkan adanya malformasi (pembentukan abnormal) pada bagianbagian tubuh embrio mencit, perlu dilakukan penelitian lebih lanjut mengenai
jumlah fetus yang dikandung induk dan pertumbuhan kerangka fetus mencit
setelah induk diberikan ekstrak rimpang rumput teki pada periode
organogenesis dengan panjang ekstremitas depan dan belakang sebagai
indikatornya. Pada periode organogenesis, embrio sangat sensitif terhadap
masuknya suatu zat ke dalam tubuhnya sehingga dilakukan pengamatan lebih
lanjut apakah fetus yang dikandung masih mengalami malformasi.
5
E. Hipotesis
Hipotesis yang diajukan dalam penelitian ini adalah pemberian ekstrak
rimpang rumput teki (Cyperus rotundus L.) pada mencit (Mus musculus L.)
betina yang hamil :
1. Mengurangi jumlah fetus yang dikandung dalam mencit betina,
2. Menghambat pertumbuhan panjang ekstremitas depan dan belakang fetus
3. Menyebabkan kecacatan visual (malformasi) pada fetus.
6
II.
TINJAUAN PUSTAKA
A. Rumput Teki (Cyperus rotundus L.)
1. Biologi Rumput Teki
Tanaman di alam menduduki peranan terpenting dalam kehidupan hewan
maupun manusia. Hampir semua tanaman dapat dimanfaatkan sebagai
obat. Salah satunya rumput teki (Cyperus rotundus L.). Tanaman ini
biasanya tumbuh secara liar di tempat terbuka atau sedikit terlindung dari
sinar matahari seperti di tanah kosong, tegalan, lapangan rumput, pinggir
jalan atau lahan pertanian dan tumbuh sebagai gulma (Dalimartha, 2009).
Gambar 1. Rumput Teki (Cyperus rotundus L.) (Tjitrosoepomo, 2007)
6
7
Rumput teki mempunyai batang berbentuk segitiga yang hidup sepanjang
tahun di ketinggian 10 – 75 cm. Bunganya berwarna hijau kecoklatan,
terletak di ujung tangkai dengan tiga tunas helaian benang sari berwarna
kuning jernih, membentuk bunga-bunga berbulir, mengelompok menjadi
satu payung. Daunnya berbentuk pita, berwarna mengkilat dan terdiri dari
4 – 10 helai terdapat pada pangkal batang membentuk rozel akar, dengan
pelepah daun tertutup tanah. Pada rimpangnya yang sudah tua terdapat
banyak tunas yang menjadi rimpang berwarna coklat atau hitam dalamnya
berwarna putih kemerahan. Rimpangnya berumpun dan bentuknya bulat
telur sebesar kacang tanah sampai beberapa cm. Rasanya sepat kepahitpahitan dan baunya wangi (Tjitrosoepomo, 2007).
Gambar 2. Rimpang Rumput Teki (Tjitrosoepomo, 2007)
Rimpang utuh berbentuk jorong/bulat panjang sampai bulat telur
memanjang, bagian pangkal dan ujungnya meruncing, sangat keras, sukar
patah. Panjang satu cmsampai 5,5 cm, garis tengah 7mm sampai 1,5 cm.
Warna coklat muda sampai coklat kehitaman, kadang-kadang berbintik
putih, permukaan beruas-ruas, jarak antara tiap ruas sampai kurang lebih
4mm. Pada permukaan rimpang terdapat tunas-tunas, pangkal akar, sisasisa pelepah dan serabut berasal dari sisa pelepah daun yang telah koyak.
8
Sisa pelepah daun berupa lembaran-lembaran tipis berbentuk tidak
beraturan berwarna coklat muda, coklat sampai kehitaman, terdapat
terutama pada pertengahan sampai bagian ujung rimpang.
Klasifikasi ilmiah dari rumput teki (Sugati, Syamsuhidayat, dan Johnny.
1991):
Kerajaan
: Plantae
Divisi
: Magnoliophyta
Kelas
: Liliopsida
Bangsa
: Cyperales
Suku
: Cyperaceae
Marga
: Cyperus
Jenis
: Cyperus rotundus L.
2. Kandungan Rumput Teki
Menurut Hariana (2007), salah satu bagian rumput teki yang bisa
digunakan adalah rimpangnya. Sifat kimiawi dan efek farmakologis
rumput teki adalah rasa pedas, sedikit pahit, dan manis. Studi fitokimia
pada rimpang rumput teki mengungkapkan bahwa tanaman ini
mengandung senyawa alkaloid, flavonoid, tanin, pati, glikosida dan
furochromones, saponin dan seskuiterpenoid (Lawal, 2009).
Seperti tanaman lainnya, rimpang rumput teki memiliki banyak kandungan
kimia yang dapat menunjukkan aktivitas farmakologi, namun komponen
aktif utamanya merupakan seskuiterpen. Ini adalah molekul aromatik. Di
9
antara seskuiterpen utama yang diidentifikasi dalam rimpang rumput teki
sejauh ini adalah: a-cyperone, ß-selinene, cyperene, cyperotundone,
patchoulenone, sugeonol, kobusone dan isokobusone. Selain itu, rimpang
rumput teki juga mengandung terpen lainnya, seperti pinene
(monoterpene), dan beberapa turunan sesquiterpen lainnya seperti cyperol,
isocyperol, dan cyperone (Subhuti, 2005).
Rimpang rumput teki mengandung alkaloid sebanyak 0,3-1%, minyak
atsiri sebanyak 0,3-1%, flavonoid 1-3% yang isinya bervariasi, tergantung
daerah asal tumbuhnya (Lawal, 2009).
3. Manfaat Rumput Teki
Rumput teki merupakan tanaman serbaguna, banyak digunakan dalam
pengobatan tradisional di seluruh dunia untuk mengobati kejang perut,
luka, bisul dan lecet. Sejumlah aktivitas farmakologi dan biologi termasuk
anti-Candida, antiinflamasi, antidiabetes, antidiarrhoeal, sitoprotektif,
antimutagenik, antimikroba, antibakteri, antioksidan, sitotoksik dan
apoptosis, kegiatan analgesik, anti-piretik telah dilaporkan untuk tanaman
ini (Lawal, 2009) dan pengurang rasa nyeri pada mencit. Kegunaan
rimpang rumput teki lainnya adalah sebagai obat mempercepat
pematangan bisul, obat cacing, pelembut kulit, peluruh dahak
(ekspektoran), peluruh haid (emenagok), peluruh buang angin
(karminatif), penambah nafsu makan, penghenti pendarahan (hemostatik)
dan penurun tekanan darah (Puspitasari, 2003).
10
Rumput teki merupakan obat penting untuk gangguan kesehatan pada
wanita, untuk menstabilkan siklus hormonal, haid tidak teratur, sakit
waktu haid, sebagai air pencuci anti keringat, radang kuku, nyeri lambung,
busung, kencing batu, luka terpukul, mual, dan muntah. Selain itu, rumput
teki juga digunakan untuk obat sakit dada, gangguan fungsi pencernaan
seperti mual, muntah, diare, bengkak akibat retensi cairan, keputihan, dan
sariawan serta untuk meningkatkan daya ingat (Achyad dan Rasyidah,
2000).
Masyarakat Indian menggunakan rimpang segar sebagai perangsang ASI,
sementara di Vietnam dipakai untuk menghentikan perdarahan rahim.
Rimpang yang diramu bersama daun Centella asiatica (pegagan) dan
rimpang Imperata cylindrical (alang-alang) digunakan sebagai diuretikum
kuat (untuk melancarkan buang air kecil). Tepung rimpang sering
digunakan oleh masyarakat Tripoli sebagai bedak dingin dengan aroma
yang khas menyegarkan. Rimpang yang telah direbus mempunyai rasa
manis, sering dipipihkan untuk dibuat emping (Sudarsono dkk, 1996).
B. Mencit (Mus musculus L.)
1. Biologi Mencit
Mencit merupakan salah satu hewan percobaan yang sering digunakan
dalam penelitian. Tujuan penggunaan hewan percobaan adalah untuk
mempelajari dan mengembangkan berbagai macam bidang ilmu dan serta
penelitian laboratorium. Hewan percobaan harus mempunyai persyaratan
11
tertentu antara lain persyaratan genetis dan lingkungan yang memadai.
Mencit termasuk hewan pengerat yang cepat berkembang biak, mudah
dipelihara dalam jumlah banyak, dan variasi genetiknya cukup besar.
Mencit merupakan hewan percobaan yang efisien karena mudah dipelihara,
tidak memerlukan tempat yang luas, waktu kehamilan yang singkat, dan
banyak memiliki anak per kelahiran. Mencit dan tikus putih memiliki
banyak data toksikologi, sehingga mempermudah membandingkan
toksisitas zat-zat kimia (Lu (1995) dalam Somala, 2006).
Sistem taksonomi mencit menurut Mangkoewidjojo dan Smith (1988)
adalah sebagai berikut.
Kingdom
: Animalia
Filum
: Chordata
Subfilum
: Vertebrata
Kelas
: Mamalia
Bangsa
: Rodentia
Marga
: Mus
Jenis
: Mus musculus L.
Mencit hidup di berbagai daerah mulai dari iklim dingin, sedang maupun
panas dan dapat hidup dalam kandang atau hidup bebas sebagai hewan liar.
Rambut mencit liar berwarna abu-abu dan warna perut sedikit lebih pucat,
mata berwarna hitam dan kulit berpigmen (Mangkoewidjojo dan Smith,
1988).
12
Gambar 3. Mencit (Mus musculus L.) (Garcia dkk., 2009)
Menurut Mangkoewidjojo dan Smith (1988) mencit mempunyai lama hidup
1-2 tahun, lama produksi ekonomis 9 bulan, lama bunting 19-21 hari, dan
umur sapih 21 hari. Umur dewasa mencit 35 hari dan umur dikawinkan 8
minggu. Berat dewasa mencit rata-rata 18-35 g dan berat lahir 0,5-1.0 g.
Suhu rektal mencit 35-39OC, pernapasan 140-180 kali/menit, dan denyut
jantung 600-650 kali (Somala, 2006).
2. Sistem Reproduksi Mencit
Sistem reproduksi pada mencit betina terdiri atas: kelenjar betina (ovarium),
saluran reproduksi dan kelenjar assesori pada umur 10-12 minggu, mencit
jantan maupun betina sudah mencapai kematangan seksual. Periode
aktivitas reproduksi berlangsung sejak umur dewasa seksual yang mencapai
sampai mencit berumur 14 bulan dan biasa lebih lama lagi pada mencit
jantan. Seperti pada mamalia betina pada umumnya , mencit betina hanya
akan berkopulasi dengan mencit jantan selama fase estrus, yaitu ketika sel
telurnya telah siap untuk dibuahi. Kadang-kadang kopulasi dapat terjadi
13
pada waktu antara 5 jam sebelum ovulasi sampai 8 jam setelah ovulasi
(Prawirohardjo, 2008).
Fase estrus mencit dapat ditentukan dengan melihat ciri alat kelamin luarnya
yaitu vulva yang membengkak dan berwarna kemerahan. Untuk lebih
meyakinkan, fase estrus dapat diketahui dengan membuat apusan vagina.
Banyaknya sel-sel epitel menanduk pada apusan vagina menunjukkan
bahwa mencit berada pada fase estrus. Biasanya fase estrus mencit dimulai
pada tengah malam dan kopulasi alami terjadi sekitar pukul 02.00
menjelang pagi. Sperma yang diejakulasikan ke dalam vagina pada waktu
kopulasi akan mencapai oviduk dalam beberapa menit. Mobilitas dan
viabilitas sperma dipertahankan selama 8 jam setelah ovulasi
(Prawirohardjo, 2008).
Keberhasilan perkawinan mencit ditandai dengan adanya sumbat vagina
merupakan hari kehamilan ke-0. Zigot akan mengalami perkembangan
menjadi embrio. Segala kebutuhan embrio diperoleh melalui induk melalui
organ ekstra embrio yaitu plasenta. Pembentukan plasenta dimulai dari
kehamilan ke-8,5 (Cunningham, 2006).
3. Perkembangan Fetus Mencit
Masa embriogenik atau masa organogenesis adalah masa mudigah yang
berlangsung dari perkembangan minggu ketiga hingga minggu kedelapan
dan merupakan masa terbentuknya jaringan dan sistem organ yang spesifik
dari masing-masing lapisan mudigah (Sadler, 2000). Masing-masing dari
14
ketiga lapisan mudigah yaitu lapisan mudigah ektoderm, endoderm, dan
mesoderm akan membentuk banyak jaringan dan organ yang spesifik
(Cunningham, 2006).
Sedangkan fetus adalah makhluk yang sedang berkembang yang bentuk
morfologinya menyerupai bentuk dewasa. Tahap perkembangan embrio
secara sistematik meliputi tahap progenesis, embriogenesis, dan
organogenesis (Roux, 2011).
Tahap progenesis diawali dengan terjadinya proses gametogenesis yaitu
dengan terbentuknya empat sperma pada jantan dan satu ovum pada betina.
Gametogenesis terjadi pada individu dewasa yang kemudian dilanjutkan
dengan adanya fertilisasi membentuk zigot. Pada masa ini, fetus yang
terbentuk cenderung tidak memiliki respon teratogenik (Roux, 2011).
Tahap embriogenesis merupakan tahap yang diawali dengan proses
pembelahan atau proliferasi yaitu pertambahan jumlah sel setelah terjadi
pembuahan. Zigot berproliferasi dengan cara membelah diri secara mitosis
sehingga menjadi blastomer, morula, blastula dan gastrula. Pembelahan ini
disebut blastogenesis (Roux, 2011).
Pembelahan sel yang pertama pada tikus maupun mencit terjadi 24 jam (1
hari) setelah pembuahan. Pembelahan terjadi secara cepat di dalam oviduk
dan berulang-ulang. Menjelang hari ke 2 setelah pembuahan fetus sudah
berbentuk morula 16 sel Bersamaan dengan pembelahan, fetus bergulir
menuju uterus.
15
Menjelang hari ke 3 kebuntingan fetus telah masuk ke dalam uterus, tetapi
masih berkelompok-kelompok. Pada akhirnya fetus akan menyebar di
sepanjang kandungan dengan jarak yang memadai untuk implantansi
dengan ruang yang cukup selama masa pertumbuhan (Hanson, 2012).
Pada akhir tahap pembelahan akan terbentuk blastula. Blastula akan
membentuk massa sel sebelah dalam dan tropoderm yang akan berkembang
menjadi plasenta. Massa sel akan berkembang menjadi hipoblas dan epiblas,
dimana epiblas akan berkembang menjadi fetus sedangkan hipoblas akan
berkembang menjadi selaput ekstra fetus. Blastomer akan terimplantansi
pada hari ke-4 kebuntingan dan berakhir pada hari ke-6 kebuntingan.
Kemudian diikuti dengan proses gastrulasi, yakni adanya perpindahan sel
dan differensiasi untuk membentuk lapisan ectoderm,endoderm dan
mesoderm (Roux, 2011).
Selanjutnya pada kebuntingan hari ke-6 sampai hari ke-11 terjadi tahap
organogenesis di mana terjadi proses pembentukan organ dari lapisan
ektoderm, mesoderm dan endoderm. Lapisan ektoderm akan membentuk
susunan saraf, lapisan epidermis kulit, bagian mulut dan anus. Lapisan
mesoderm akan membentuk otot, pembuluh darah, dan jaringan pengikat.
Lapisan endoderm membentuk lapisan saluran pencernaan dan berbagai
organ pencernaan seperti hati dan pankreas. Fetus pada masa ini cenderung
memiliki respon teratogenik (Jelodar dan Rodashtian, 2009).
16
Gambar 4. Morofologi Fetus Normal Mencit (Iriani, 2009).
C. Malformasi Anatomi
Malformasi kongenital, anomali kongenital, dan cacat lahir adalah istilah
yang sama maknanya yang digunakan untuk menerangkan kelainan
struktural, perilaku, faal, dan kelainan metabolik yang terdapat pada waktu
lahir (Jelodar dan Rodashtian, 2009). Kejadian anomali ditandai dengan
penyimpangan dari standar normal, terutama sebagai akibat dari defek
kongenital (Dorland, 2010).
Perkembangan fetus tidak selalu terbentuk sempurna kadang terjadi
penyimpangan atau kelainan. Kelainan yang dibawa sejak lahir dapat
disebabkan oleh faktor genetik, atau karena faktor nirgenetis atau faktor
lingkungan bisa berupa faktor internal dan eksternal. Teratogen karena faktor
lingkungan berasal dari induksi ion Hg, Pb, Virus teratogenik juga karena
pengaruh radiasi, ketidakseimbangan hormon, trauma fisik, kondisi stress
(Jelodar dan Rodashtian, 2009).
17
Ditinjau dari bentuk morfologiknya, maka kelainan kongenital dapat
berbentuk suatu deformasi ataupun bentuk malformasi. Suatu kelainan
kongenital yang berbentuk deformasi, secara anatomik susunannya masih
sama tetapi bentuknya yang akan tidak normal. Sedangkan bentuk kelainan
kongenital malformasi, susunan anatomik maupun bentuknya akan berubah
(Prawirohardjo, 2007). Malformasi ini dapat timbul akibat dari proses
perkembangan abnormal secara intrinsik (Dorland, 2010).
Sebab pasti malformasi sudah diketahui pada sebagian kasus. Faktor
lingkungan salah satu penyebab terjadinya malformasi. Timbulnya
malformasi dari faktor lingkungan dan sifatnya berkaitan dengan waktu
periode terjadinya paparan intrauterin dan perbedaan penerimaannya pada
berbagai sistem organ. Menurut Robbins (2009), faktor – faktor tersebut
diantaranya :
1. Virus
Adanya infeksi dari virus rubella yang menginfeksi sebelum usia
kehamilan 16 minggu dapat menyebabkan defek pada jantung. Infeksi dari
sitomegalovirus yang menyebabkan resiko tertinggi terjadinya malformasi.
2. Obat dan zat kimia
Agen teratogenik ini adalah talidomid, antagonis folat, hormon androgen,
etanol, antikonvulsan, dan asam 13-cis-retinoat.
3. Radiasi
Pajanan dosis tinggi selama organogenesis menyebabkan malformasi,
meliputi mikrosefali, kebutaan, defek tengkorak, dan spina bifida.
18
Patogenesis berbagai malformasi kongenital adalah kompleks dan belum
dipahami dengan baik. Namun waktu terjadinya proses teratogenik pranatal
mempunyai dampak yang penting pada kejadian dan jenis malformasi yang
dihasilkan. Teratogen dan defek genetik dapat bekerja pada beberapa tahap,
baik pada tahap proliferasi sel, migrasi sel, diferensiasi, maupun pada organ
yang sudah terbentuk dan terdiferensiasi (Robbins, 2009).
D. Ekstremitas Depan dan Belakang
Ekstremitas depan dan belakang pada mencit hampir mirip dengan manusia
yang terbagi atas regio brachii, regio antebrachii, dan regio manus. Regio
brachii pada ekstremitas depan terdiri dari os (tulang) humerus yang
menghubungkan os scapula dengan os radius dan os ulna. Pada ekstremitas
belakang, region brachii terdiri dari os femur yang menghubungkan antara os
tibia dan os fibula (Cook, 2012).
Regio antebrachii terdiri atas os radius dan os ulna di mana di bagian medial
yaitu os ulna dan di bagian lateral os radius pada ekstremitas depan sedangkan
pada ekstremitas belakang terdiri dari os tibia dan os fibula di mana di bagian
medial yaitu os fibula dan di bagian lateral os tibia. Antara regio brachii dan
regio antebrachii terdapat articulatio cubiti (Cook, 2012).
Pada regio manus terdiri dari beberapa kumpulan tulang yaitu osses carpal,
osses metacarpal, dan osses phalanges pada ekstremitas depan sedangkan
kumpulan tulang pada ekstremitas belakang terdiri dari osses tarsus, osses
metatarsus, dan osses phalanges (Cook, 2012).
19
Gambar 5. Kerangka Mencit (Mus musculus L.) (Amsel, 2012)
Gambar 6. Ekstremitas Depan dan Belakang Mencit (Mus musculus L.)
(Cook, 2012)
20
III.
METODE PENELITIAN
A. Waktu dan Tempat Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Kimia Organik, Jurusan Kimia
FMIPA Unila untuk pembuatan eksrtak rimpang teki dan Laboratorium
Zoologi, Jurusan Biologi FMIPA Unila untuk tempat pemberian perlakuan
pada mencit dan pengamatan. Penelitian ini dilakukan pada 23 Desember 2015
hingga 22 Januari 2016.
B. Alat dan Bahan
1. Alat-alat
Alat yang digunakan dalam penelitian ini adalah kandang mencit yang
berukuran 50x30 cm, tempat makan dan minum mencit sebanyak 20 unit
yang akan terbagi dalam 4 kelompok, seperangkat alat bedah, sondae
lambung, kertas label, kertas millimeter blok, jangka sorong, mikrometer
sekrup, pena dan buku catatan.
2. Bahan
Bahan yang digunakan dalam penelitian ini adalah 20 ekor mencit betina
dan jantan yang berumur 3-4 bulan dengan berat sekitar 40 gram, alkohol
20
21
96%, kapas, kloroform, makanan mencit, aquabidest, aquadest, air dan
ekstrak rimpang rumput teki.
C. Pelaksaan Penelitian
1. Persiapan Kandang dan Hewan Uji
Sebelum melaksanakan penelitian, disiapkan terlebih dahulu kandang yang
berukuran 50 x 30 cm dari bahan kawat berukuran 15x15 mm sebanyak 20
unit dan hewan uji yakni mencit jantan dan betina yang berumur 10
minggu dengan kondisi fertil, dan berat sekitar 40 gram. Hewan uji
diperoleh dari Balai Veteriner Lampung.
Hewan uji kemudian diaklimatisasi selama 10 hari dalam kondisi
laboratorium dengan tujuan penyesuaian lingkungan dan membatasi
pengaruh lingkungan dalam percobaan. Di dalam kandang yang telah
disiapkan, ditempatkan satu ekor mencit jantan dan satu ekor mencit betina
serta diberi makan dan air minum secukupnya setiap hari.
2. Pembuatan Ekstrak Rimpang Rumput Teki
Ekstrak yang digunakan dalam penelitian ini berasal dari rimpang rumput
teki yang diperoleh di sekitar Bandar Lampung dan Lampung Selatan.
Tahap pembuatan ekstrak rimpang rumput teki ini yakni rimpang rumput
teki dibersihkan dan dijemur hingga kering; lalu digiling hingga menjadi
serbuk. Serbuk tersebut dibuat ekstrak dengan pelarut ethanol dengan cara
22
soklet. Ekstrak dipekatkan menggunakan rotary evaporator dengan suhu
35 oC dan kecepatan 60 rpm selama 1 jam (Busman, 2013).
3. Pemberian Perlakuan
Dua puluh ekor mencit betina yang hamil dibagi dalam empat kelompok
yakni satu kelompok sebagai kontrol dan tiga kelompok lainnya adalah
kelompok yang diberi perlakuan. Masing-masing kelompok terdiri dari
lima ekor mencit sebagai pengulangan.
Pemberian ekstrak rimpang rumput teki pada penelitian ini dilakukan
secara oral untuk mempermudah masuknya ekstrak ke dalam tubuh mencit
melalui saluran pencernaan sehingga ekstrak cepat masuk ke dalam embrio
melalui tali plasenta. Persen pemberian ekstrak yang digunakan adalah
1%. Ekstrak diberikan dengan menggunakan sondae lambung ke setiap
mencit betina yang hamil. Karena hewan uji yang digunakan dalam
penelitian ini adalah mencit yang memiliki berat sekitar 40 gram, rumus
perhitungan dosis penggunaan ekstrak rumput teki untuk mencit adalah
sebagai berikut:
Volume Pemberian:
Berat x Persen Pemberian
= 40 gram x 1%
= 40 gram x (1 ml/100 gram)
= 0,4 ml
23
Pada penelitian Sa’roni dan Wahyoedi (2002), tikus putih (Rattus sp.)
yang beratnya 100 gram diberi perlakuan secara oral sehari 1 kali selama
12 hari dengan menggunakan dosis 112,5 mg/100 grBB dalam 1ml
aquadest. Setelah dikonversikan ke dosis mencit yang memiliki berat 40
gram, dosis yang diberikan setiap pergram berat badan mencit yaitu:
Berat teki
Berat hewan
x
112,5 mg
x
100 g
40 g
= 45 mg
Melalui perhitungan di atas, maka kelompok perlakuan dalam penelitian
ini adalah sebagai berikut.
1. Kelompok kontrol, diperlakukan dengan diberi 0,4 ml aquabides (A)
2. Kelompok dosis 45 mg/40 grBB dalam 0,4 ml aquabides (B)
3. Kelompok dosis 90 mg/40 grBB dalam 0,4 ml aquabides (C)
4. Kelompok dosis 135 mg/40 grBB dalam 0,4 ml aquabides (D)
4. Laparaktomi
Pada hari ke-18 kehamilan, semua mencit betina yang hamil dimasukkan
ke dalam desikator untuk dibius menggunakan kloroform. Laparaktomi
dilakukan untuk mengeluarkan fetus dengan cara membedah pada bagian
abdomen ke arah atas sampai terlihat uterus yang berisi fetus. Fetus
kemudian dikeluarkan dengan memotong uterus dan plasenta untuk
selanjutnya diamati. Fetus dari masing-masing mencit dikeringkan dengan
tissue dan dihitung jumlah yang hidup dan mati, serta diamati ada atau
24
tidaknya kelainan secara visual (malformasi) (Wilson dan Warkany, 1975
dalam Setyawati, 2009).
5. Fiksasi dan Pengamatan Struktur Anatomi
Setelah diamati ada atau tidaknya malformasi pada fetus mencit,
pengamatan struktur anatomi selanjutnya pada penelitian ini adalah
dengan melihat dan mengukur panjang penulangan ekstremitas depan dan
belakang fetus. Pengukuran panjang dilakukan dengan menggunakan
kertas millimeter blok dan alat ukur berupa mikrometer sekrup untuk
mempertajam ketelitian ukuran panjang.
6. Rancangan Percobaan
Rancangan percobaan yang digunakan dalam penelitian ini adalah
Rancangan Acak Lengkap (RAL) dengan menggunakan 4 perlakuan dan
setiap perlakuan memiliki ulangan sebanyak 5 kali.
Menurut Federer (1977), rumus penentuan sampel untuk uji eksperimental
dengan rancangan acak lengkap adalah :
t(n-1) ≥15
Dimana t merupakan jumlah kelompok percobaan dan n merupakan
jumlah sampel yang diperlukan tiap kelompok. Dalam penelitian ini akan
digunakan 4 kelompok perlakuan dimana satu kelompok merupakan
kelompok kontrol dan 3 kelompok lainnya adalah kelompok yang
25
diberikan ektrsrak rimpang rumput teki sehingga jumlah ulangan atau
jumlah sampel yang diperlukan menjadi:
4(n-1) ≥ 15
4n-4 ≥ 15
4n ≥ 19
n ≥ 4,75
Nilai 4,75 tersebut dibulatkan menjadi 5 sehingga setiap kelompok
percobaan masing-masing memiliki 5 ulangan. Jadi, sampel yang
digunakan tiap kelompok percobaan adalah 5 ekor betina dan 5 ekor jantan
dan jumlah kelompok yang digunakan adalah 4 kelompok sehingga
penelitian ini menggunakan 20 ekor mencit betina dan 20 ekor mencit
jantan. Susunan rancangan percobaan penelitian ini adalah sebagai berikut.
K1U1
P2U1
P3U1
P3U4
P4U2
K2U2
P2U2
P3U2
P4U3
P3U5
K3U3
P2U3
P4U5
P4U4
K5U5
K4U4
P4U1
P2U5
P3U3
P2U4
Keterangan :
P = Perlakuan yang digunakan (P2; P3; P4)
K = Kontrol (K1)
U = Ulangan (U1,U2,U3,U4,U5).
26
7. Analisis Data
Data yang diperoleh terdiri dari panjang ekstremitas depan dan yang
dianalisis secara statistik dengan menggunakan ANOVA (analysis of
variant) dan diuji lanjut dengan menggunakan uji BNT (Beda Nyata
Terkecil) pada taraf uji 5% apabila terdapat perbedaan yang signifikan.
Untuk data berupa jumlah fetus dan malformasi yang ditemukan dianalisis
secara deskriptif.
Gambar 7. Diagram Alir Penelitian
41
V.
KESIMPULAN DAN SARAN
5.1 Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian, maka kesimpulan yang dapat diambil adalah
ekstrak rimpang rumput teki (Cyperus rotundus L.) :
1. Tidak mengurangi jumlah fetus yang dikandung namun menyebabkan
kematian pada beberapa fetus yang dilahirkan oleh induk mencit (Mus
musculus L.).
2. Tidak menghambat pertumbuhan panjang ekstremitas depan fetus mencit
namun menyebabkan perbedaan ukuran panjang antara kanan dan kirinya.
3. Menghambat pertumbuhan panjang ekstremitas belakang fetus mencit
(Mus musculus L.) ditandai dengan adanya perbedaan nyata yang
signifikan terhadap kontrol dan perbedaan ukuran panjang antara yang
kanan dengan yang kiri.
4. Menyebabkan adanya malformasi pada fetus dan salah satu induk mencit
mati akibat pemberian ekstrak.
5.2 Saran
Saran yang dapat diberikan setelah melakukan penelitian ini yaitu :
1. Perlu dilakukan penelitian lebih lanjut tentang senyawa – senyawa pada
ekstrak rimpang rumput teki (Cyperus rotundus L.) yang sekiranya
42
berpengaruh besar terhadap pertumbuhan dan perkembangan fetus mencit
(Mus musculus L.).
2. Perlu dikaji ulang mengenai dosis pemberian ekstrak rimpang rumput teki
sehingga dapat menentukan dosis yang sangat berpengaruh terhadap
terhadap pertumbuhan dan perkembangan fetus mencit (Mus musculus L.).
43
DAFTAR PUSTAKA
Achyad, D.E., dan Rasyidah, R. 2000. Teki Cyperus rotundus L. PT. Asimaya.
Indonesia. Jakarta.
Agusta, A. 2001. Awas! Bahaya Tumbuhan Obat. [internet]. (diunduh pada 19
Maret 2016). Tersedia pada : http://www.indomedia.com/.
Amsel, S. 2012. Movie Worksheets, What Owls Eat -- The Bones of a Mouse.
Exploring Nature Educational Resource. [internet]. (diunduh 17
Oktober 2015). Tersedia pada. http://visual. merriamwebster.com/images/animal kingdom/rodents-lagomorphs/
rodent/skeleton-rat.jpg.
Arifin, H., V. Delvita,, dan A. Almahdy. 2007. Pengaruh Pemberian Vitamin C
terhadap Fetus Pada Mencit Diabetes. Jurnal Sains dan Teknologi
Farmasi. 12 (1). 32-40.
Busman, H. 2013. Histologi Ulas Vagina dan Waktu Siklus Estrus Masa Subur
Mencit Betina Setelah Pemberian Ekstrak Rimpang Rumput Teki.
Prosiding Semirata FMIPA Universitas Lampung.
Busman, H., dan Muhartono. 2013. Pengaruh Pemberian Ekstrak Rimpang
Rumput Teki pada Endometrium Mencit. JuKe Unila. 3(2). 13-16.
Connel, D.W., dan G. J. Miller. 1995. Kimia dan Ekotoksikologi Pencemaran.
Yanti K, Penerjemah. Penerbit University Indonesia. Jakarta.
Terjemahan dari Chemistry and Toxicology of Pollution.
Cook, M. J. 2012. The Anatomy of the Laboratory Mouse. [internet]. (diunduh 17
Oktober 2015). Tersedia pada. http://www.informatics. jax.org/
cookbook/imageindex.shtml.
Cunningham, F. G. 2006. Obstetri Williams Volume I. EGC. Jakarta.
Dalimartha, S. 2009. Atlas Tumbuhan Obat Indonesia Jilid 1. Trubus Agriwidya.
Jakarta.
Dorland. 2002. Kamus Kedokteran Edisi 29 : Malformasi, Anomali. EGC.Jakarta
44
Dorland. 2010. Kamus Kedokteran : Anomali Ed.31. EGC. Jakarta.
Ekasari, W. 2013. Sistem Informasi Tanaman Obat: Rumput Teki (Cyperus
rotundus L.). Fakultas Farmasi Universitas Airlangga. Surabaya
Garcia, R.N., A.E.G. Alvarez, and C.E. Dias. 2009. Bond strength of
contemporary restorative systems to enamel and dentin. RSBO.
Ham, A.W. and D.H. Cormack. 1979. Histology. 8 th ed. J.B. Lippincott
Company, Philadelphia.
Hariana, A. H. 2007. Tumbuhan Obat dan Khasiatnya. Penebar Swadaya. Jakarta.
Iriani, S. 2009. Morfologi Fetus Mencit (Mus musculus L.) Setelah Pemberian
Ekstrak Daun Sambiloto. Skripsi FMIPA. Universitas Udayana
Jelodar, G., Rodashtian, M. 2009. Effect of Radiation Laekage of Microwave
Oven on Pregnant Mice. J Babol Univ Med Sci : 11 (3).
Kesumawati, L. 2008. Struktur Histologi Ulas Vagina Masa Subur Dan Waktu
Siklus Estrus Mencit (Mus musculus L.) Betina Setelah Pemberian
Ekstrak Rimpang Teki (Cyperus rotundus L.). Skripsi. Jurusan Biologi
FMIPA Universitas Lampung. (tidak dipublikasikan)
Lawal , O. A. dan Adebola, O. 2009. Chemical Composition Of The Essential Oils
Of Cyperus Rotundus L. From South Africa. Journal Molecules 2009,
14, hal 2909-2917.
Mangkoewidjojo dan Smith. 1988. Pemeliharaan, Pembiakan, dan Penggunaan
Hewan Percobaan di Daerah Tropis. UI Press. Jakarta
Pasaribu, L. 2008. Malformasi bagian-bagian tubuh embrio mencit (Mus musculus
L.) setelah pemberian ekstrak rimpang rumput teki (Cyperus rotundus
L.). Skripsi. Jurusan Biologi FMIPA Universitas Lampung. (tidak
dipublikasikan)
Prawirohardjo, S. 2007. Obat Pada Perempuan Hamil dan Janinnya pp.67-80 dan
Plasenta dan Cairan Amnion pp.148-156 : Ilmu Kebidanan. PT. Bina
Pustaka. Jakarta.
Prawirohardjo, S. 2008. Ilmu Kandungan. Yayasan Bina Pustaka. Jakarta
Price, S.A., and L.M. Wilson. 1984. Patofisiologi, CV EGC, Jakarta, hal.468.
Puspitasari, H. dan T.Widiyani. 2003. Aktifitas Analgetik Ekstrak Umbi Teki
(Cyperus rotundus L.) pada Mencit Putih (Mus Musculus L.) Jantan.
Jurnal biofarmasi. 1(2). 50-57.
45
Ritter, E.J. 1977. Altered biosynthesys In: Wilson, J.G. and F.C. Fraser (eds.)
Hand Book of Teratology. Vol.2. New York:Plenum Press.
Robbins, S. 2009. Dasar Patologis Penyakit Ed.7. EGC. Jakarta.
Robinson, T. 1995. The Basic of Higher Plants. 6th Edition. Terjemahan.
Roux, D. 2011. A High-Resolution Anatomical Atlas of the Transcriptome in the
Mouse Embryo. J PLOS Bio: 9(1).
Sadler, T.W. 2000. Embriologi Kedokteran Langman Ed. 7 : Malformasi
Kongenital. EGC. Jakarta. pp. 122-124.
Sadler, T.W. 2000.Embriologi Kedokteran Langman Ed. 7 : Masa Embriogenik.
EGC. Jakarta. pp. 67-89.
Santoso, H.B. 2004. Kelainan Struktur Anatomi Skeleton Fetus Mencit Akibat
Kafein. Jurnal Bioscientiae. 1 (2):23-30.
Santoso, H.B. 2006. Pengaruh Kafein terhadap Penampilan Reproduksi dan
Perkembangan Skeleton Fetus Mencit (Mus musculus L). Jurnal
Biologi. X: 39-48.
Sa‘roni dan Wahyoedi. 2002. Pengaruh Infuse Rimpang Cyperus rotundus L.
Terhadap Siklus Estrus dan Bobot Uterus Pada Tikus Putih. Jurnal
Bahan Alam Indonesia. Jakarta. Hlm 45-47.
Sawynok, J. & Yaksh, T.L. 1993. Caffeine as an analgesic adjuvant : A review of
pharmacology & mechanism of action. Pharmacological Reviews 45 1:
4546.
Setyawati, I. 2009. Morfologi Fetus Mencit (Mus musculus L.) Setelah Pemberian
Ekstrak Daun Sambiloto (Andrographis paniculata Nees). Jurnal
Biologi. XIII (2) : 41-44
Somala, L. 2006. Sifat Reproduksi Mencit (Mus musculus) Betina yang Mendapat
Pakan Tambahan Kemangi (Ocimum basilicum) Kering. Skripsi.
Program Studi Teknologi Produksi Ternak Fakultas Peternakan, Institut
Pertanian Bogor
Subowo. 1992. Histologi Umum. PAU Ilmu Hayati ITB - Bumi Aksara, Jakarta.
Subhuti, D. 2005. CYPERUS Primary Qi Regulating Herb Of Chinese Medicine.
Institute for Traditional Medicine, Portland, Oregon.
46
Sudarsono, Pujirianto, Gunawan, Wahyono, Donatus, Drajad, Wibowo dan
Ngatidjan. 1996. Tumbuhan Obat, Hasil Penelitian, Sifat-Sifat dan
Penggunaan. Pusat Penelitian Obat Tradisional (PPOT UGM).
Yogyakarta.
Sugati, S., Syamsuhidayat, Johnny. 1991. Inventaris Tanaman Obat Indonesia.
Badan Litbangkes Depkes R.I. Jakarta.
Sumastuti, R. 2004. Pengaruh Infus Daun dan Buah Makuta Dewa Pada Rahim
Marmot. Medika 30(1). 16-23.
Suntoro, S.H. 1983. Metode pewarnaan (Histologi & Histokimia). Penerbit
Bhratara Karya Aksara, Jakarta.
Tjitrosoepomo, G. 2007. Morfologi Tumbuhan. Gadjah Mada University Press.
Yogyakarta.
Toelihere, M. R. 1979. Fisiologi Reproduksi pada Ternak. Penerbit Angkasa,
Bandung.
Villoe C. A., Walker W. F. Jr., Barnes R. D. 1984. Zoologi umum. Erlangga.
Jakarta.
Widiyani, T. dan M. Sagi. 2001. Pengaruh Aflatoksin B1 Terhadap Pertumbuhan
dan Perkembangan Embrio dan Skeleton Fetus Mencit (Mus musculus).
Tecnosains 24 (3):409-427.
Wilson, J.G. and J. Warkany. 1975. Teratology Principles and Techniques.
University of Chicago Press. Chicago IL.
Young, V. S. L. 2001. “Teratogenicity and Drugs in Breast Milk”. In: Koda
Kimble, Anne, M.; and Bing, M. 2001. Applied Therapeutics: the
Clinical Use of Drugs. Lippincott Williams and Wilkins.
Download