PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN PROJECT BASED LEARNING (PjBL) UNTUK MENINGKATKAN KETERAMPILAN METAKOGNITIF DAN HASIL BELAJAR BIOLOGI SISWA KELAS X4 SMAI MA’ARIF SINGOSARI - MALANG - JAWA TIMUR Humila Ainun Nadhiroh, Murni Saptasari, Sunarmi Jurusan Biologi, FMIPA, Universitas Negeri Malang Email: [email protected] [email protected] [email protected] ABSTRAK: Tujuan penelitian untuk meningkatkan keterampilan metakognitif dan hasil belajar siswa kelas X4 SMA Islam Al Ma’arif Singosari melalui model pembelajaran Project Based Learning (PjBL). Subjek penelitian adalah seluruh siswa kelas X4 SMA Islam Al Ma’arif Singosari tahun ajaran 2015/2016. Jenis penelitian yaitu penelitian tindakan kelas (PTK) sebanyak dua siklus, setiap siklus tediri dari empat tahapan, yaitu perencanaan, pelaksanaan, pengamatan, dan refleksi. Pengumpulan data dilakukan menggunakan teknik tes dan non tes. Teknik tes diperoleh dari hasil ulangan berupa soal objektif pilihan ganda dan tes Essay. Teknik non tes diperoleh berdasarkan analisis deskriptif lembar kuesioner metakognitif, tes Essay menggunakan rubrik metakognitif, lembar observasi, wawancara, catatan lapangan, serta hasil dokumentasi penelitian. Hasil penelitian menunjukkan model pembelajaran PjBL meningkatkan keterampilan metakognitif dan hasil belajar siswa. Perlu banyak waktu untuk meningkatkan keterampilan metakognitif, sehingga harus dilakukan secara berkesinambungan agar memperoleh hasil belajar yang memuaskan. Kata Kunci: PjBL, Metakognitif, Hasil Belajar. ABSTRACT: The purpose of this study to improve metacognitive skills and student learning outcomes in X4 grade of SMA Islam Al Ma’arif Singosari through Project Based Learning (PjBL) learning model. The subject of this research is all students in X4 grade of SMA Islam Al Ma’arif Singosari batch 2015/2016. This type of research is a classroom action research (PTK) as much as two cycles consist four steps, planning, doing, observation, and reflection. Data is collected using test and non test technique. Mechanical tests obtained from test results in the form of objective multiple choice questions and Essay test. Mechanical non test is obtained by descriptive analysis metacognitive questionnaire, Essay tests using metacognitive rubric, observation sheets, interviews, field notes, as well as documentation of the results of research activities. The results showed that the PjBL learning model can enhance metacognitive skills and learning outcomes. Need more chance to improve metacognitive skill as metacognitive training basic, that’s why student thinking proceess have to do continous. This effect to students learning outcomes. Keywords: PjBL, Metacognitive, Learning Outcomes. 1 Pendidikan merupakan salah satu hal yang berpengaruh terhadap keberhasilan suatu negara. Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan RI melakukan berbagai upaya untuk meningkatkan pembangunan dan kualitas pendidikan di Indonesia, salah satunya dengan memberlakukan kurikulum 2013. Harapan diberlakukan kurikulum 2013 yaitu siswa tidak hanya pandai secara kognitif, tetapi juga memiliki keterampilan dan berakhlak mulia. Proses pembelajaran yang berlangsung diharapkan mampu melatih keterampilan dan proses berpikir siswa agar menjadi pebelajar mandiri dan telah siap menghadapi persaingan di abad 21. Mata pelajaran Biologi dikembangkan melalui kerja ilmiah dalam pengamatan dan percobaan untuk menyelesaikan permasalahan, sehingga proses pembelajaran yang berlangsung seharusnya sesuai dengan teori konstruktivisme dan pendekatan saintifik yang berpusat pada siswa (Student Center Learning). Berdasarkan hasil observasi, wawancara, dan angket yang dilakukan di kelas X4 SMA Islam Ma’arif Singosari, diketahui bahwa dalam proses pembelajaran Biologi masih terfokus pada guru dan belum menggunakan pembelajaran yang berbasis masalah. Proses pembelajaran yang belum menggunakan model pembelajaran berbasis masalah menyebabkan keterampilan proses berpikir siswa lemah, sehingga keterampilan metakognitif siswa belum berkembang. Keterampilan metakognitif merupakan kesadaran proses berpikir siswa tentang cara belajar serta kemajuan yang telah dicapai. Kurangnya keterampilan metakognitif siswa berdampak pada rendahnya hasil belajar. Berdasarkan hasil ulangan harian materi sebelumnya diketahui sebanyak 22 dari 32 siswa berada di bawah batas minimal nilai KKM atau sekitar 68,75% siswa dikatakan tidak tuntas. Keterampilan metakognitif sangat dibutuhkan oleh siswa untuk mengetahui perkembangan hasil belajar yang telah dicapai. Keterampilan metakognitif membantu siswa memantau proses kognitifnya melalui kesadaran proses berpikir, sehingga berpengaruh pada pencapaian hasil belajar yang memuaskan. Hal ini sesuai dengan pernyataan (Peters dalam Corebima, 2006) mendefinisikan keterampilan metakognitif sebagai kemampuan yang harus dimiliki siswa untuk menyadari dan memonitor proses pembelajarannya. 2 Penyelesaian masalah di kelas X4 SMA Islam Ma’arif dapat dilakukan dengan meningkatkan keterampilan metakognitif dan hasil belajar siswa melalui pemilihan model pembelajaran yang tepat dan efektif. Pemilihan model pembelajaran berbasis proyek atau Project Based Learning (PjBL) dapat diterapkan untuk mengatasi permasalahan lemahnya pemberdayaan pola berpikir siswa, sehingga terjadi peningkatan keterampilan metakognitif dan hasil belajar siswa. Keterampilan metakognitif siswa dapat dioptimalkan melalui sintaks PjBL seperti merencanakan, melaksanakan, menyimpulkan, dan mengevaluasi produk. PjBL juga mengajarkan siswa untuk membangun sendiri pengetahuannya,sehingga penerapan pembelajaran PjBL diharapkan dapat meningkatkan keterampilan metakognitif dan hasil belajar siswa kelas X4 SMA Islan Ma’arif Singosari. Hellstrom (2009) menjelaskan bahwa keterampilan metakognitif selain membantu siswa dalam bidang akademik juga berperan untuk menentukan masa depan dalam dunia kerja dan bermasyarakat. METODE PENELITIAN Penelitian ini merupakan jenis penelitian tindakan kelas (PTK) dengan dua siklus. Setiap siklus terdiri dari empat tahap penelitian, yaitu perencanaan, pelaksanaan, pengamatan, dan refleksi. Pendekatan yang digunakan yaitu deskriptif kualitatif. Subjek penelitian ini yaitu seluruh siswa kelas X4 SMA Islam Ma’arif Singosari Kabupaten Malang tahun ajaran 2015/2016. Pengumpulan data dilakukan menggunakan teknik tes dan non tes. Data yang diperoleh dalam penelitian ini adalah data keterlaksanaan model pembelajaran PjBL oleh guru dan siswa, keterampilan metakognitif dan hasil belajar siswa ranah pengetahuan, sikap dan keterampilan. Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini yaitu lembar observasi keterlaksanaan model pembelajaran PjBL guru dan siswa, catatan lapangan, butir kuesioner metakognitif oleh O’Neil dan Abedi, Tes Essay menggunakan rubrik metakognitif oleh Corebima, butir soal tes pilihan ganda dan Essay, lembar penilaian produk, lembar penilaian sikap, serta lembar asesmen kinerja proyek. Penelitian ini dibantu oleh observer yang berperan mengamati kegiatan pembelajaran sesuai dengan sintaks PjBL. Analisis data dilakukan secara deskriptif kualitatif. Analisis data kualitatif dilakukan menggunakan teknik triangulasi data. 3 HASIL DAN PEMBAHASAN Perbandingan data hasil keterlaksanaan model pembelajaran PjBL siklus I dan II oleh guru ditunjukkan pada Tabel 1. Perbandingan data hasil keterlaksanaan model pembelajaran PjBL siklus I dan II oleh siswa ditunjukkan pada Tabel 2. Perbandingan data hasil keterampilan metakognitif siswa siklus I dan II dengan kuesioner ditunjukkan pada Tabel 3. Perbandingan data hasil keterampilan metakognitif siswa siklus I dan II dengan tes Essay menggunakan rubrik metakognitif ditunjukkan pada Tabel 4. Perbandingan data hasil ketuntasan belajar klasikal siswa siklus I dan II ranah pengetahuan, sikap, dan keterampilan ditunjukkan pada Tabel 5. Tabel 1. Perbandingan Keterlaksanaan Model Pembelajaran PjBL Siklus I dan siklus II oleh Guru No. 1. 2. Tinda kan Tingkat Keterlaksanaan Tindakan (%) Siklus I 84,05% Siklus II 91,30% Peningkatan Tingkat Ketidak Terlaksanaan Tindakan (%) 15.95% 8,70% Tingkat Keberhasilan Keterangan Sangat Baik Sangat Baik Meningkat 7,25% Tabel 2. Perbandingan Keterlaksanaan Model Pembelajaran PjBL Siklus I dan siklus II oleh Siswa No. 1. 2. Tindak an Tingkat Keterlaksanaan Tindakan (%) Siklus I 78,26% Siklus II 81,11% Peningkatan Tingkat Ketidak Terlaksanaan Tindakan (%) 21,74% 18,84% Tingkat Keberhasilan Keterangan Baik Sangat Baik Meningkat 2,90% Data yang disajikan pada Tabel 1 dan 2 menunjukkan keterlaksanaan model pembelajaran PjBL oleh guru dan siswa. Pada Tabel terlihat bahwa terjadi peningkatan keterlaksanaan model pembelajaran PjBL di siklus II, baik oleh guru maupun siswa. Tabel 3. Perbandingan Keterampilan Metakognitif Siswa Sisklus I dan Siklus II berdasarkan Kuesioner N o. 1. 2. Keterampilan Metakognitif Siswa Siklus I Siklus II Peningkatan Tingkat Ketercapaian Metakognitif (%) 65,04% 69,18% Tingkat Keberhasilan Cukup (C) Baik (B) Keterangan Meningkat 4,14% 4 Tabel 4. Perbandingan Keterampilan Metakognitif Siswa Sisklus I dan Siklus II berdasarkan Tes Essay Menggunakan Rubrik N o. 1. 2. Keterampilan Metakognitif Siswa Siklus I Siklus II Peningkatan Tingkat Ketercapaian Metakognitif (%) 56.68% 60,42% Tingkat Keberhasilan Cukup (C) Cukup (C) Keterangan Meningkat 3,74% Data yang disajikan pada Tabel 3 dan 4 menunjukkan perbandingan keterampilan metakognitif siswa siklus I dan II yang diukur menggunakan kuesioner O’Neil & Abedi, dan tes essay menggunaka rubrik metakognitif oleh Corebima. Tabel tersebut menunjukkan adanya peningkatan keterampilan metakognitif di siklus II baik yang diukur menggunakan kuesioner ataupun tes essay dengan rubrik metakognitif melalui penerapan model pembelajaran PjBL. Tabel 5. Perbandingan Persentase Ketuntasan Hasil Belajar Klasikal Siklus I dan Siklus II N o. Hasil Belajar Siswa 1. 2. 3. Ranah Pengetahuan Ranah Sikap Ranah Keterampilan Tingkat Ketercapaia n Siklus I (%) 56,25% 75,00% 75,00% Tingkat Ketercapaian Siklus I (%) Keterangan Peningkatan (%) 75,00% 81,25% 84,37% Meningkat Meningkat Meningkat 18,75% 6,25% 9,37% Data yang disajikan pada Tabel 5 menunjukkan terjadi peningkatan hasil belajar klasikal siswa ranah pengetahuan, sikap, dan keterampilan dari siklus I ke siklus II melalui model pembelajaran PjBL. Hasil penelitian menunjukkan bahwa keterlaksanaan model pembelajaran PjBL guru meningkat sebesar 7,25%, sedangkan keterlaksanaan pembelajaran oleh siswa meningkat sebesar 2,90% di siklus II. Pada siklus II, terjadi peningkatan yang dilakukan oleh guru. Hal ini membuktikan bahwa penerapan kegiatan pembelajaran berdasarkan sintaks model PjBL sudah dapat terlaksana lebih baik dibandingkan siklus I, meskipun masih ada beberapa langkah yang belum terlaksana dengan optimal. Hal ini menunjukkan bahwa sebenarnya guru telah berusaha memperbaiki kekurangan yang ditemukan selama kegiatan pembelajaran siklus I berlangsung. Hamalik (2010) menyatakan, proses pembelajaran dapat mengalami peningkatan yang ditentukan oleh peran guru. Kemampuan serta kesiapan guru dalam menyampaikan meteri memegang peranan penting bagi keberhasilan proses belajar siswa. 5 Keterlaksanaan pembelajaran siswa hanya mengalami sedikit peningkatan di siklus II. Hal ini dikarenakan siswa belum terbiasa melakukan kerja ilmiah berbasis masalah seperti model pembelajaran PjBL pada kegiatan pembelajaran sebelumnya, sehingga kemampuan kerja ilmiah siswa belum terlatih. Keterampilan kerja ilmiah siswa dapat dilatih dengan baik namun memerlukan waktu yang lebih lama disertai penerapan model pembelajaran relevan secara kontinyu. Peningkatan keterlaksanaan pembelajaran siswa pada siklus II meskipun dengan persentase yang sedikit, cukup menunjukkan bahwa telah terjadi perubahan proses belajar siswa dalam menerapkan kerja proyek. Siswa perlahan menunjukkan kemampuan bekerja sesuai dengan sintaks pembelajaran PjBL. Peningkatan angka keberhasilan siswa dalam menerapkan model pembelajaran PjBL dari siklus I ke sikus II merupakan respon positif siswa terhadap perlakuan yang diberikan secara berulang. Dimyati dan Mudjiono (2006) menyatakan bahwa proses pembelajaran memerlukan adanya latihan atau pembiasaan untuk melatih kemampuan dan keterampilan siswa. Kerja proyek dapat dikatakan memenuhi kriteria pembelajaran berbasis proyek apabila aktivitas inti dari model PjBL terpenuhi. Tujuan penerapan model pembelajaran PjBL meliputi transformasi dan konstruksi pengetahuan. Siswa mendapat pengertian dan pemahaman baru atau keterampilan baru melalui model pembelajaran PjBL yang telah diterapkan (Bereiter & Scardamalia, 1999). Tujuan penerapan PjBL pada penelitiann ini sudah dapat dikatakan berhasil. Terbukti dengan peningkatan keterlaksanaan pembelajaran PjBL oleh guru dan siswa di siklus II serta perubahan keterampilan siswa dalam bekerja ilmiah. Pembelajaran berbasis proyek atau Project Based Learning (PjBL) merupakan model pembelajaran yang melibatkan penugasan proyek dalam proses pembelajaran. Siswa diminta untuk menghasilkan sebuah produk sebagai bukti hasil pengalaman belajar. Produk tersebut kemudian disusun dalam bentuk laporan tertulis dan dipresentasikan di depan kelas. Penerapan model pembelajaran berbasis proyek atau Project Based Learning (PjBL) memiliki sintaks yang berorientasi pada pemecahan masalah. Sintaks PjBL meliputi kegiatan yang diawali dengan pertanyaan pokok (starts with the essential question), merencanakan pelaksanaan kegiatan proyek (design a plan for the project), mengatur jadwal pelaksanaan (creates a schedule), memantau perkembangan proyek (monitor the students and 6 progress of the project), menilai produk (assess the outcome), mengevaluasi pengalaman belajar (evaluate the experience). Penelitian ini menunjukkan adanya peningkatan keterampilan metakognitif dan hasil belajar siswa di kelas X4 SMA Islam Ma’arif Singosari tahun ajaran 2015/2016. Penerapan Model Pembelajaran Project Based Learning (PjBL) untuk Meningkatkan Keterampilan Metakognitif Siswa Berdasarkan hasil analisis data yang dilakukan di kelas X4 SMA Islam Ma’arif Singosari, diketahui bahwa keterampilan metakognitif siswa meningkat melalui model pembelajaran PjBL pada siklus II. Keterampilan metakognitif menurut Gardner (2004) memegang peranan penting pada banyak tipe aktivitas kognitif termasuk pemahaman, komunikasi, perhatian, ingatan, dan pemecahan masalah. Risnanosanti (2008) menambahkan bahwa cara berpikir siswa juga merupakan suatu peningkatan dari pengetahuan metakognisi. Sintaks pembelajaran PjBL mengakomodasi pemberdayaan proses berpikir siswa. Hal ini akan menumbuhkan dan mengembangkan proses mengetahui dan proses berpikir siswa. Proses mengetahui dan proses berpikir disebut juga dengan metakognitif. Arends (2008) menjelaskan bahwa penerapan model pembelajaran PjBL dapat meningkatkan keterampilan metakognitif siswa. Proses pembelajaran PjBL berbasis konstruktivis berawal dari permasalahan dan diselesaikan dengan penyelidikan. Analisis data menunjukkan peningkatan keterampilan metakognitif siswa yang masih rendah. Hal ini dikarenakan pada pembelajaran sebelumnya, pemberdayaan proses berpikir siswa yang mendasari terbentuknya keterampilan metakognitif kurang dilatih dan dikembangkan. Special Education Support Service (2009) menjelaskan bahwa usaha yang dibutuhkan untuk meningkatkan keterampilan metakognitif siswa bukan merupakan hal yang mudah dilakukan. Usaha tersebut membutuhkan waktu yang tidak sebentar, sehingga untuk meningkatkan keterampilan metakognitif dibutuhkan usaha perbaikan yang berkesinambungan. Keterampilan metakognitif merupakan kesadaran belajar siswa tentang bagaimana cara belajar. Kesadaran metakognitif siswa agar lebih baik tentu membutuhkan proses yang berkesinambungan dan waktu yang lebih panjang agar keterampilan metakognitif siswa dapat meningkat secara signifikan. 7 Pemilihan model pembelajaran PjBL dengan alasan sintaks pembelajaran PjBL menekankan keterampilan siswa bekerja dalam kelompok melalui strategi kooperatif agar dapat memecahkan permasalahan dan menghasilkan produk. Penerapan sintaks PjBL akan melatih keterampilan metakognitif siswah. Lee dan Baylor (2006) dalam Muftahroyin (2009) menjelaskan bahwa metakognisi harus dilatih agar menjadi keterampilan yang menuntun siswa belajar dan menemukan pengetahuan sendiri. Siswa dengan tingkat metakognisi tinggi akan menunjukkan aspek keterampilan metakognitif yang baik, seperti merencanakan (planning) proses belajar, memonitor (monitoring) proses belajar, dan mengevaluasi (evaluation) kognisi. Keterampilan metakognitif dapat dilatih dan ditingkatkan melalui penerapan sintaks model pembelajaran PjBL. Keterampilan metakognitif merupakan faktor penting dalam proses pembelajaran, sehingga harus dimiliki oleh seluruh siswa. Model Pembelajaran Project Based Learning (PjBL) untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Berdasarkan hasil analisis data, dapat diketahui adanya peningkatan hasil belajar siswa pada siklus II melalui model pembelajaran PjBL. Pada dasarnya model pembelajaran PjBL merupakan model pembelajaran yang menuntut siswa untuk menghasilkan produk serta turut berperan aktif dalam kegiatan mengamati, mengumpulkan data, menyimpulkan, dan mengomunasikan. Selanjutnya guru akan melakukan penilaian terhadap produk yang dihasilkan. Siswa akan merasa lebih antusias terhadap apa yang dipelajarinya dan termotivasi untuk mengembangkan informasi yang telah diperoleh. Melalui kegiatan PjBL, siswa melaksanakan kegiatan pembelajaran secara langsung sehingga memperoleh pengalaman belajar nyata. Guru berperan sebagai fasilitator yang membimbing dan mengarahkan proses belajar siswa. Selama mengerjakan proyek, siswa dituntut untuk berperan aktif dalam berbagai kegiatan. Siswa secara langsung dapat mengaitkan unsur pengetahuan dan keterampilan dalam pembelajaran, merencanakan suatu kegiatan, pemecahan masalah, dan komunikasi hasil kegiatan atau produk. Siswa selain menguasai konten dari suatu mata pelajaran juga memperoleh berbagai pengalaman belajar melalui pelaksanaan kerja ilmiah. Kegiatan pembelajaran yang demikian tentu 8 akan berdampak baik pada hasil belajar siswa. Asan & Haliloglu (2005) yang menyatakan adanya keterlibatan langsung siswa dalam kegiatan proyek berupa penyelidikan dan presentasi dapat meningkatkan pemahaman siswa terhadap materi yang diberikan, sehingga hasil belajar yang diperoleh menjadi lebih baik. Thomas (2000) yang mengungkapkan bahwa model pembelajaran PjBL menekankan pada proses pembelajaran yang berpusat pada siswa, memberi kesempatan siswa untuk berkolaboratif dan mengintegrasikan masalah nyata secara praktis. Proses pembelajaran dengan model PjBL dinilai efektif untuk membangun pengetahuan dan meningkatkan hasil belajar siswa. Pada penelitian ini, ketuntasan klasikal siswa tidak mencapai batas minimal kriteria yang telah ditentukan. Kemungkinan dikarenakan hal yang berpengaruh terhadap proses dan hasil belajar siswa, di antaranya kemampuan siswa yang berbeda, gaya belajar siswa yang berbeda satu sama lain, faktor internal maupun esksternal siswa dalam mengikuti pembelajaran. Guru Biologi kelas X4 SMA Islam Ma’arif Singosari Tahun Ajaran 2015/2016 melalui wawancara menyebutkan bahwa sekitar 31,25% siswa kurang berminat mengikuti pembelajaran IPA, salah satunya yaitu Biologi. Hal ini karena selain siswa kurang memiliki kemampuan pemahaman materi dengan baik, juga karena siswa tidak berminat untuk mengambil kejuruan bidang IPA di tahun pelajaran berikutnya. Winkle (2007) menyebutkan bahwa tingkat kemampuan siswa dalam memahami pelajaran dan mencapai keberhasilan belajar sudah pasti berbeda. Ada siswa yang lebih cepat mengerti, sedang, dan ada pula siswa yang sangat lambat dalam menerima informasi. PENUTUP Kesimpulan 1. Persentase keterlaksanaan pembelajaran Project Based Learning (PjBL) oleh guru dan siswa mengalami peningkatan. Keterlaksanaan pembelajaran pada siklus II oleh guru meningkat sebanyak 7,25%. Keterlaksanaan pembelajaran pada siklus II oleh guru meningkat sebanyak 2,90%. 2. Penerapan model pembelajaran PjBL meningkatkan keterampilan metakognitif siswa kelas X4 SMA Islam Al Ma’arif Singosari pada siklus II. 9 Perhitungan hasil kuesioner metakognitif siswa meningkat sebanyak 4,14% pada siklus II. Perhitungan hasil tes Essay menggunakan rubrik metakognitif meningkat sebanyak 3,74% pada siklus II. 3. Penerapan model pembelajaran Project Based Learning (PjBL) meningkatkan hasil belajar siswa kelas X4 SMA Islam Al Ma’arif Singosari yang meliputi ranah pengetahuan, sikap, dan keterampilan. Ketuntasan klasikal ranah pengetahuan siswa meningkat sebesar 18,75%, ranah sikap meningkat sebesar 6,25%, ranah keterampilan meningkat sebesar 9,37% di siklus II. DAFTAR RUJUKAN Arends, R.I. 2008. Learning to Teach Terjemahan: Belajar untuk Mengajar. Yogyakarta: Pustaka Pelajar. Asan, A & Haliloglu, Z. 2005. Implementing Project Based Learning In Computer Classroom. The Turkish Online Journal of Educational TechnologyTOJET, 4(2): 1-12 (Online), (http://www.tojet.net), diakses pada tanggal 25 Mei 2016. Bereiter, C. & Scardamalia, M. 1999. Process and Product in PBL Research. Toronto: University of Toronto. Corebima, A.D. 2006. Metakognisi: Satu Ringkasan Kajian. Makalah disampaikan pada Pelatihan Strategi Metakognitif pada Pembelajaran Biologi untuk Guru-guru Biologi SMA. Palangkaraya, 23 Agustus 2006. Dimyati & Mudjiono. 2006. Belajar dan Pembelajaran. Bandung: Alfabeta. Gardner, H. 2004. Kecerdasan Majemuk. Terjemahan Alexander Sindoro. Batam Center: Interaksara. Hamalik. 2010. Pendidikan Guru Berdasarkan Pendekatan Kompetensi. Jakarta: PT. Bumi Aksara. Hellstrom, D., Nilsson, F. & Olsson, A. 2009. Group Assessment Challenges in Project-Based Learning: Perceptions from Students in Higher Engineering Courses. Utvecklings. Muftahroyin. 2009. Laras Bahasa: Pentingnya Metakognisi dalam Pendidikan dan Pembelajaran. (Online). Universitas Muhammadiyah Metro. Dosen FKIP. 10 Risnanosanti. 2008. Kemampuan Metakognitif Siswa dalam Pembelajaran Matematika. Jurnal Pythagoras.vol 4, No 1: 88-95. (Online), (http://journal.uny.ac.id). Diakses pada tanggal 7 Juni 2016. Special Education Support Service. 2009. Metacognition for the Classroom and Beyond: Differentiation and Support for Learners. Equality of Challenge Initiative. Version I. Thomas, J.W. (2000). A Review of Research on Project Based Learning. (Online), (http://www.autodesk.com). Diakses pada tanggal 6 Juni 2016. Winkle, W.S. 2007. Psikologi Pengajaran. Yogyakarta: Media Abadi. 11