SEMINAR NASIONAL ELECTRICAL, INFORMATICS, AND IT’S EDUCATIONS 2009 PERANCANGAN PEMBANGKIT LISTRIK BERPENGGERAK AIR TENAGA GRAVITASI EMPAT INLET SEBAGAI PENGGERAK GENERATOR A. Sofwan dan Paranto WS. Putro Jurusan Teknik Elektro, Institut Sains dan Teknologi Nasional Jl. Moh. Kahfi II, Jagakarsa, Jakarta 12640, Indonesia E-mail : [email protected], [email protected] ABSTRAK Pembangkit listrik berpengerak air tenaga gravitasi empat inlet sebagai penggerak generator dipaparkandalam paper ini sebagaisuatu kajian di bidang konversi energi listrik sebagai sumber tenaga listrik yang terbarukan. Dalam hadapi krisis energi dunia maka konversi energi air menjadi energi listrik merupakan solusi yang ideal untuk menghasilkan energi yang bersih dan murah. Namun sekarang ini harga penghasil energi listrik alternatif yang mendominasi pasar, masih relatif mahal dan membutuhkan teknologi yang tinggi dan proses produksi yang sulit. Untuk lebih dapat memaksimalkan penggunaan listrik di seluruh pelosok tanah air maka dirancanglah suatu system pembangkit tenaga listrik berskala kecil.Agar terfokus, obyek kajian yang diambil yaitu alternator, rumah sudu, sudu penggerak dan mekanika fluida pada katup dan pipa alir. Kata kunci : listrik alternatif, sudu, analisis dimensi, analisis CFD. I. PENDAHULUAN Pelestarian lingkungan hidup dan iklim bumi termasuk di antara tantangan global yang disadari sepenuhnya oleh kalangan masyarakat secara nasional maupun Internasional[1]. Sehingga diperlukan strategi ganda untuk meningkatkan efisiensi pemakaian energi dan sumber daya alam, dan untuk menambah produksi energi terbarukan serta bahan baku yang tumbuh kembali. Dengan demikian terdoronglah usaha pengembangan teknologi energi yang inovatif, baik di pihak produsen, seperti pembangkit tenaga listrik dan penghasil energi terbarukan, maupun di pihak pemakai energi. Sumber daya alam dapat dimanfaatkan untuk menghasilkan daya listrik, olehkarenanya pemanfaatan tenaga gravitasi air dengan 4 inlet akan dijadikan penggerak generator guna menghasilkan energi listrik. 2.1. KAJIAN ALTERNATOR Generator adalah sebuah mesin listrik yang dapat mengubah daya mekanis menjadi daya listrik. Sedangkan alternator merupakan generator elektris yang digerakan untuk menghasilkan arus bolak balik. Pada alternator arus listrik dibangkitkan dalam kumparan pada saat kumparan diputarkan dalam medan magnet. Jenis arus listrik yang dibangkitkan adalah arus bolak-balik yang arah alirannya secara konstan berubah-ubah dan untuk merubahnya menjadi arus searah, diperlukan sebuah komutator dan brush (sikat-sikat). Gambar 1: Magnet berputar di dalam kumparan Bagian-bagian utama dari alternator adalah rotor yang membangkitkan elektromagnetik, stator yang membangkitkan arus listrik dan diode yang menyearahkan arus. Sebagai tambahan, terdapat pula brush yang mengalirkan arus ke rotor coil untuk memperhalus putaran rotor dan fan untuk mendinginkan rotor, stator serta diode. Semua bagian tersebut dipegang oleh front dan rear frame sebagaimana terlihat pada gambar 1. 2.2 Pemodelan Sudu dan Rumah sudu (Housing Impeller) Sudu merupakan bagian dari sistem penggerak berupa pelat yang disusun secara melingkar pada suatu poros. Rumah sudu digunakan untuk penempatan sudu penggerak sekaligus tempat berputarnya sudu. Berputarnya sudu digerakkan oleh energi kinetik yang dihasilkan oleh air yang mengalir secara vertikal. Rumah sudu dirancang sedemikian rupa sehingga air yang telah masuk setelah memutar sudu akan keluar dan mengalir kembali menuju bejana penampung utama. A1-15 SEMINAR NASIONAL ELECTRICAL, INFORMATICS, AND IT’S EDUCATIONS 2009 A1-16 Fluid Dynamic) dibutuhkan pemodelan persamaanpersamaan aliran fluida pada rumah turbin, diantaranya : a) Persamaan kontinuitas Persamaan kontinuitas (konservasi massa) secara umum dapat dituliskan, sebagai berikut [4]: ∂ρ + ∇ ( ρU ) = 0 ∂t Gambar 2: Konsep Rumah Sudu Penggerak dan Bagiannya. 2.3 Pemodelan Katup tipe Ball Valve Katup sebagai control-gate memiliki fungsi untuk mengatur besar kecilnya debit air yang akan mengalir didalam pipa menuju penstock sebelum akhirnya air mengalir menuju rumah sudu. Penstock dipasang dan diletakkan secara kolinier dengan lubang outlet pada katup sehingga debit dan kecepatan air yang mengalir pada penstock di pengaruhi oleh besar kecilnya katup yang terbuka pada ball valve (lihat gambar 3). Gambar 3 Ball valve 2.4 Pemodelan aliran fluida pada penstock Teori dasar yang digunakan untuk analisis turbin air, menyangkut perilaku fluida cair (hidrostatika) yang meliputi teori hidrostatika dan hidrodinamika. Basaran fluida yang terlibat dalam perhitungan turbin air adalah tekanan (p), massa jenis (ρ) dan viskositas (v atau µ). Viskositas dibedakan menjadi dua yaitu viskositas kinematik v dan viskositas absolut dinamik µ. Jumlah energi listrik yang dihasilkan tergantung dari volume aliran air dari head (beda ketinggian permukaan air pada bejana dan penstock). Semakin besar aliran yang masuk ke dalam penstock, maka makin besar energi listrik yang dapat dihasilkan. Persamaan untuk mengukur energi listrik yang dihasilkan oleh system pada turbin Kaplan adalah sebagai berikut [2]: P = ρgQHη P adalah tenaga listrik yang dihasilkan 3 2 [Watt], Q aliran rata-rata (m /s), gravitasi g (m/s ), 3 kerapatan air ρ (kg/m ), head statis H (m) dan efisiensi η. Simulasi CFD digunakan sebagai salah satu cara untuk menganalisis aliran fluida pada penstock. Analisis menggunakan CFD (Computional Dimana ρ adalah kerapatan dan U adalah kecepatan aliran. Pada fluida inkompresibel (ρU) = 0 pada keadaan steady. b) Persamaan momentum Persamaan gerak fluida, dimana memenuhi persamaan konservasi momentum, sebagai berikut [2]: ∂ρU + ∇ • ( ρUU ) = ∇(− Pδ ) + ∇ • ( µ (∇U + (∇U ) T )) + S m ∂t Dimana P adalah tekanan statik, µ dinamik viscositas dan Sm adalah sumber momentum. Sumber momentum diakibatkan gaya diakibatkan gerakan fluida akibat gravitasi. III. FORMULASI MASALAH DAN SIMULASI CFD 3.1 Deskripsi masalah Katup (Control Gate) adalah tempat dimana fluida mengalir dari bejana ke penstock sebelum akhirnya mengalir ke rumah sudu dan memutar sudu penggerak. Katup disusun secara kolinier dengan penstock sehingga aliran fluida pada tempat masuk (water inlet) katup dan penstock mempengaruhi aliran yang masuk pada rumah sudu. Dimensi katup mempengaruhi aliran fluida yang masuk ke dalam penstock. Oleh karena itu diperlukan analisis katup agar didapatkan profil katup dan penstock yang optimal. 3.2 Model geometri Pada pemodelan geometri menggunakan bentuk dan ukuran yang sebenarnya dari model yang akan disimulasikan [3]:. Pada umumnya, pemodelan geometri dilakukan secara 3 (tiga) dimensi dengan skala 1 :11, digambarkan pada gambar 4. Ukuran geometri simulasi : millimeter (mm) Gambar 4: Model konsep geometri katup alir 3.3 Model aliran Pada pemodelan aliran diasumsi bahwa kecepatan aliran fluida memiliki kecepatan rendah atau dengan kata lain viskositas kinematiknya tinggi. SEMINAR NASIONAL ELECTRICAL, INFORMATICS, AND IT’S EDUCATIONS 2009 1005 0.002 1000 0.0018 995 0.0016 Dynamic viscosity[Pa*s] 990 985 980 975 970 965 0.0014 0.0012 0.001 0.0008 0.0006 0.0004 0.0002 960 0 955 0 50 100 150 200 250 300 350 0 400 50 100 200 250 300 350 400 Temperature[K] Temperature[K] 4230 0.7 4220 0.68 Thermal conductivity[W/(m*K)] Specific heat (Cp)[J/(kg*K)] 150 4210 4200 4190 4180 4170 0.66 0.64 0.62 0.6 0.58 0.56 0 50 100 150 200 250 Temperature[K] 300 350 400 0 50 100 150 200 250 300 350 400 Temperature[K] Gambar 5: Parameter air pada temperature o 293,3 Kelvin IV. HASIL DAN PEMBAHASAN Permasalahan yang diambil pada kajian analisis ini adalah bentuk aliran fluida pada katup berdimensi 1:11 dengan menggunakan teknologi simulasi CFD Cosmos Floworks2007 dengan pemodelan aliran turbulen k − ε . Untuk kecepatan air pada water inlet, nilai tersebut merupakan hasil simulasi dari air yang turun dari penampung utama menuju penampung sekunder hingga mengalir melalui pipa hingga menuju inlet pada katup. Jika jarak head dengan katup penstock 3 meter, kecepatan air yang masuk pada water inlet o sebesar 20m/s, suhu air 293 K, disipasi turbulensi ( ε ) 1W/kg, energi turbulensi (k) 1J/kg, dan tekanan hidrostatis pada water outlet adalah 101325Pa. Sedangkan parameter yang ingin dicari adalah debit ait pada outlet, tekanan total pada inlet, tekanan total pada outlet, kecepatan minimum pada outlet, kecepatan maksimum pada outlet, dan kecepatan rata-rata pada outlet, maka didapatkan hasil analisis CFD disimulasikan pada gambar 6. Tabel 1 Parameter hasil simulasi CFD pada Katup terbuka penuh. Name Outlet Min Velocity Outlet Mass Flow Rate Outlet Max Velocity OutletV olume Flow Rate Outlet Av Velocity Inlet Av Total Pressur e Outlet Max Total Pressur e Value Prog ress Use in conver gence Delta Criteria m/ s 0.30801 4 100 On 0.3754317 01 2.34527 973 Kg/ s 6.24409 100 On 0.0002679 46029 0.00624 408597 m/ s 49.1434 100 On 0.7752364 33 2.86022 986 M3/ s 0.00625 526 100 On 3.8034392 6e-007 3.13463 064e005 m/ s 17.7604 100 On 0.0256130 317 0.24226 9379 Pa 1.43888 e+006 100 On 27363.798 1 34706.2 762 Pa 1.30673 e+006 100 On 37799.745 5 112115. 601 Un it Tabel 2 Parameter Min/Max hasil simulasi CFD pada katup terbuka penuh. Name Minimum Maximum Pressure [Pa] 1.17362e+0 06 1.41183e+0 06 292.833 293.268 Density [kg/m ] 998.184 998.262 Velocity [m/s] 0 59.4003 X-velocity [m/s] -59.4003 9.15527 Y-velocity [m/s] -25.4031 25.4509 Z-velocity [m/s] Heat Transfer Coefficient [w/m2K] -25.3361 25.4289 0 1.93838e005 0 Surface Heat Flux [W/m ] 0 0 Water SP Mass Fraction [ ] 1 1 Water SP Volume Fraction [ ] 1 1 Fluid Temperature [K] 292.833 293.268 Temperature [K] 3 Shear Stress [Pa] 2 (a) 8809.83 (b) 70 1400000 60 1200000 50 1000000 800000 Velocity (m/s) 40 Pressure (Pa) Density[kg/m^3] Fluida kerja adalah fluida inkompresibel yaitu air. Berdasarkan asumsi tersebut digunakan pemodelan untuk aliran turbulen. Parameter air pada temperatur o 293,3 K, dinyatakan pada gambar 5 berikut: A1-17 30 600000 400000 20 (c) (d) 200000 10 0 0 0 Gambar 6: (a) Distribusi kecepatan air saat katup terbuka penuh, (b) Distribusi kecepatan air saat katup terbuka setengah, (c) Distribusi tekanan air saat katup terbuka penuh (d) Distribusi tekanan fluida saat katup terbuka setengah. 0 0.01 0.02 0.03 0.04 -10 0.05 0.06 0.07 0.08 0.01 0.02 0.03 0.04 0.05 0.06 0.07 0.08 -200000 -400000 Length (m) Length (m) (a) (b) Gambar 7 (a) Diagram kecepatan air di dalam katup, (b) Diagram tekanan air di dalam katup. SEMINAR NASIONAL ELECTRICAL, INFORMATICS, AND IT’S EDUCATIONS 2009 Hasil analisis CFD tersebut dimasukkan ke dalam rumus P = ρgQHη , dengan nilai ρ = 998,262 kg/m , g = 9,81 m/s , Q = 0.00625526 m /s. Jika dianggap efisiensi kerja system keseluruhan adalah 60%, dan jarak ketinggian dari bejana hingga katup adalah H = 3meter . Maka potensi daya yang didapat adalah 3 2 3 P = ρgQHη P = 998,262 x9,81x0,00625526 x3 x0,6 P = 110,26Watt Dengan menggunakan perbandingan dimensi 1:11 diasumsikan bahwa sistem dapat menghasilkan 110,26Watt pada satu inlet, dengan syarat air mengalir dari bejana penampung utama menuju ke penampung sekunder. V. KESIMPULAN Dari analisa tersebut diatas dapat diambil beberapa kesimpulan diantaranya: 1. Pengaplikasian rumah sudu empat inlet dalam hal ini sebagai penggerak mula alternator dapat digunakan sebagai pembangkit listrik tenaga air pikohidro, meskipun output yang dihasilkan dipengaruhi oleh faktor kecepatan air, debit air, ketinggian head dan dimensi alat dengan menghasilkan 110,26 watt dengan perbandingan 1:11 . 2. Dari analisis katup, didapatkan perbedaan distribusi kecepatan dari inlet sampai dengan outlet pada pikohidro, dikarenakan terjadi perbedaan kecepatan antara fluida yang dekat dinding dan di tengah penstock 3. Dari analisis katup, tekanan aliran di dalam katup terjadi perubahan bilangan reynold dari inlet hingga outlet dikarenakan pada inlet aliran fluida pikohidro masih berupa aliran transisi sedangkan pada outlet telah berubah sepenuhnya menjadi aliran turbulen. DAFTAR PUSTAKA 1. Wille, Joachim,Jln Menuju Kebijakan Iklim & Energi Modern Bersinambung. 2. Alamsyah, Heri, Pemanfaatan Turbin Angin Dua Sudu Sebagai Penggerak Mula Alternator Pada Pembangkit Listrik Tenaga Angin, Universitas Negeri Semarang, Semarang, 2007. 3. Sonief, A As’ad, Diktat Metode Elemen Hingga, Unibraw, Malang, 2003. 4. Paryatmo, Wibowo, Turbin Air, Graha Ilmu, Yogyakarta, 2007. A1-18