ABSTRAK KONFLIK KEPENTINGAN NEGARA SEBAGAI PEMEGANG SAHAM PADA PENJUALAN SAHAM BUMN DALAM KEJAHATAN PERDAGANGAN ORANG DALAM * Irene ** Bismar Nasution *** Mahmul Siregar Pemerintah Indonesia mendirikan Badan Usaha Milik Negara (selanjutnya disebut BUMN) dengan dua tujuan utama, yaitu tujuan yang bersifat ekonomi dan tujuan yang bersifat sosial.Untuk mencapai tujuan yang bersifat ekonomi, sebuah BUMN diperbolehkan untuk melakukan privatisasi BUMN.Salah satu cara upaya BUMN dalam melakukan privatisasi adalah dengan melakukan Penawaran umum perdana atau yang dikenal dengan sebutan Initial Public Offering (selanjutnya disebut IPO).Penawaran umum dalam prakteknya dilaksanakan melalui pasar perdana (primary market) yang berlangsung dalam waktu terbatas selama beberapa hari saja.Dengan berakhirnya pasar perdana, untuk selanjutnya pemodal dapat memperjualbelikan kembali efeknya pada pasar sekunder (bursa).Proses jual-beli saham pada pasar sekunder mempunyai kemungkinan untuk terjadi kejahatan perdagangan orang dalam yang disebabkan karena adanya benturan kepentingan oleh penyelenggara negara sebagai pemegang saham pada BUMN yang go public. Metode yang digunakan dalam pembahasan rumusan masalah tersebut adalah metode penelitian hukum yuridis normatif dengan mengkaji dan menganalisa data sekunder berupa bahan hukum primer, bahan hukum sekunder, bahan hukum tersier.Seluruh dara tersebut dikumpulkan dengan menggunakan teknik studi kepustakaan dan dianalisis secara normatif. Peran negara sebagai pemegang saham pada BUMN go public dalam mengurus dan mengawasi BUMN go public adalah dengan membentuk kebijakankebijakan dan peraturan-peraturan yang berkaitan dengan privatisasi BUMN. Untuk meningkatkan efesiensi BUMN, negara juga berperan dalam membuat deregulasi atas privatisasi BUMN.BUMN yang melakukan privatisasi melakukan penawaran saham di pasar perdana.Penawaran umum (public offering) adalah kegiatan menawarkan atau menjual efek kepada masyarakat dan berlangsung pada suatu periode tertentu.Setelah itu, investor dapat melakukan jual beli saham BUMN di di pasar sekunder. Negara sebagai salah satu pemegang saham pada BUMN go public berpotensi untuk melakukan praktik insider trading sehingga terjadi konflik kepentingan negara berupa penyalahgunaan wewenang dan informasi orang dalam oleh dewan direksi dan komisaris sebagai penyelengara negara untuk kepentingan pribadi. Kata Kunci :Konflik Kepentingan, Pemegang Saham, Penjualan Saham Bumn, Perdagangan Orang Dalam. *Mahasiswa Fakultas Hukum Universitas Sumatera Utara **Dosen Pembimbing I, Dosen Fakultas Hukum Universitas Sumatera Utara *** Dosen Pembimbing II, Dosen Fakultas Hukum Universitas Sumatera Utara Universitas Sumatera Utara