EVALUASI KUALITATIF KAMPANYE POLITIK PARTAI GOLKAR DALAM PEMILIHAN UMUM CALON LEGISLATIF KABUPATEN LEBAK TAHUN 2014 SKRIPSI Diajukan sebagai Salah Satu Syarat untuk Memperoleh Gelar Sarjana Ilmu Komunikasi pada Konsentrasi Ilmu Jurnalistik Program Studi Ilmu Komunikasi Oleh: BOBBY WIBAWA PRASETYA NIM. 091685 PROGRAM STUDI ILMU KOMUNIKASI FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK UNIVERSITAS SULTAN AGENG TIRTAYASA 2014 MOTTO DAN PERSEMBAHAN Barang siapa yang menempuh jalan untuk mendapatkan ilmu, maka ALLAH memudahkan baginya jalan menuju surga. (HR. Muslim : 2699) PERSEMBAHAN Karya sederhana ini ku persembahkan untuk: Kedua Orang Tuaku, Teruntuk Mamahku Tersayang yang sangat luar biasa. Terimakasih untuk doa dan kasih sayang tak kan pernah terbayarkan ABSTRAK BOBBY WIBAWA PRASETYA. NIM. 6662091685. SKRIPSI. EVALUASI KUALITATIF KAMPANYE POLITIK PARTAI GOLKAR DALAM PEMILIHAN UMUM CALON LEGISLATIF KABUPATEN LEBAK TAHUN 2014. PEMBIMBING I : MIA DWIANNA W, S.SOS., M.I.KOM DAN PEMBIMBING 2 : YOKI YUSANTO, S.SOS., M.I.KOM Partai Golkar Kabupaten Lebak menjadi partai peserta pemilu tahun 2014, Partai Golkar melakukan kampanye politik untuk mencapai perolehan suara yang besar, namun untuk mencapai target yang diharapkan perlu adanya evaluasi yang dilakukan oleh peneliti tentang kampanye politik Partai Golkar. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengevaluasi kampanye politik Partai Golkar, apakah dalam melakukan kampanye Partai Golkar sudah mengikuti cetak biru kampanye, bagaimana realisasi cetak biru kampanye Partai Golkar, serta bagaimana kinerja pelaksanaan selama proses kampanye. Penelitian ini menggunakan model Nowak dan Warneryd yang dijelaskan oleh McQuail dan Windahl (1993). Model ini merupakan model tradisional kampanye. Pada model ini proses kampanye dimulai dari tujuan yang hendak dicapai dan diakhiri dengan efek yang diinginkan. Model ini terdapat elemen kampanye yaitu efek yang diharapkan, persaingan komunikasi, objek komunikasi, populasi target dan kelompok penerima, saluran, pesan, komunikator dan efek yang dicapai. Fokus penelitian ini pada DPD Partai Golongan Karya Kabupaten Lebak. Metode penelitian yang digunakan adalah pendekatan kualitatif dan teknik penelitian ini menggunakan teknik purposive sampling. Teknik pengumpulan data adalah dengan melakukan wawancara bertahap, observasi, foto, kepustakaan literature. Hasil dan kesimpulan penelitian ini bahwa dalam hasil yang dicapai Partai Golkar sangat baik karena ada unsur-unsur pokok kampanye seperti perekrutan dan pelatihan personel kampanye, mengontruksi pesan, menyeleksi penyampaian pesan kampanye, dan menyeleksi saluran kampanye. Serta didukung oleh elemen-elemen dari model kampanye Nowak dan Warneryd maka hasilnya akan memenuhi tujuan Partai Golkar. Saran untuk Partai Golkar Evaluasi kampanye mampu meningkatkan dan memaksimalkan hasil yang dicapai oleh sebuah partai politik. Partai Golkar Kabupaten Lebak diharapkan tidak cepat merasa puas dengan hasil yang dicapai, apalagi pemilihan umum kali ini tujuan dari Partai Golkar sangatlah jauh dari yang diharapkan. Partai Golkar Kabupaten Lebak harus bahu-membahu untuk mengembalikan citra politik partai di masyarakat dari semua elemen di partai. i ABSTRACT BOBBY WIBAWA PRASETYA. NIM. 6662091685. THESIS. EVALUATION QUALITATIVE A POLITICAL CAMPAIGN PARTAI GOLKAR IN AN ELECTION OF A CANDIDATE LEGISLATURES DISTRICT LEBAK 2014. ADVISER I : : MIA DWIANNA W, S.SOS., M.I.KOM AND ADVISER II : YOKI YUSANTO, S.SOS., M.I.KOM Partai Golkar Kabupaten Lebak be a participanting in the general elections 2014, Partai Golkar do a political campaign to reach it’s a great noise, but to achieve the target expected need of evaluation conducted by researchers about a political campaign Partai Golkar .The purpose of this research is to The purpose of this research is to evaluate a political campaign golkar, whether in conducting campaign golkar has followed blueprints campaign how the realization of campaign blueprints golkar, and how the performance of the campaign during the process. The research also use the model Nowak and Warneryd described by McQuail and Windahl (1993). This model is a traditional model campaign. On the model of these processes campaign begins to the point of will achieved and the ends with the desired effect. This model campaign there are elements that is intended effect, competiting communication, communication object, target populating and receiving group, the channel, the message,the communicator, and the obtained effect. The research is focused on DPD Partai Golkar Kabupaten Lebak. The research method in this research is qualitative approach anda this technique used purposive sampling. The technique of collecting data in this research are interview, observation, pictures, and literature. The results and conclusions of this research that in achieved results golkar very good because there are basic elements of a campaign as recruitment and training of personnel campaign constructed a message, select message dissemination campaign channel and select campaign. Supported by elements of a model campaign nowak and warneryd then it gives Partai Golkar will accomplishes its intended purpose. Suggestions to the Partai Golkar campaign be able to improve evaluation and maximize the results by a political party. Partai Golkar district lebak expected that it will quickly feel satisfied with the results achieved, Moreover these elections are the purpose of Partai Golkar be far away from the expected. Partai Golkar district lebak have to work to restore the image of a political party in society of all elements in the party. ii KATA PENGANTAR Puji Syukur penulis panjatkan kehadiran Allah SWT yang telah memberikan rakhmat, karunia dan hidayah-Nya, sehingga penulis mampu menyelesaikan penyusunan skripsi ini yang berjudul “Evaluasi Kualitatif Kampanye Politik Partai Golkar Dalam Pemilihan Umum Calon Legislatif Kabupaten Lebak Tahun 2014”. Solawat serta salam senantiasa kita sampaikan kepada junjungan Nabi besar kita Muhammad SAW, beserta keluarga, sahabat dan para pengikutnya hingga akhir zaman. Maksud dari penyusunan skripsi ini adalah untuk memenuhi dan melengkapi salah satu syarat menempuh ujian sarjana program S1 (Strata Satu) pada program studi Ilmu Komunikasi Konsentrasi Hubungan Masyarakat di Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Sultan Ageng Tirtayasa. Dalam penyusunan skripsi ini, penulis menyampaikan rasa terimakasih yang sebesar-besarnya kepada kedua orang tua yang selalu memotivasi dan memberikan dukungannya kepada peneliti. Penulis telah mendapatkan bantuan dan bimbingan dari berbagai pihak, oleh karena itu pada kesempatan ini penulis dengan kerendahan hati menyampaikan rasa terima kasih yang sebesar-besarnya kepada: 1. Bapak Prof. Dr. Sholeh Hidayat, M.PD selaku Rektor Universitas Sultan Ageng Tirtayasa atas kontribusinya sebagai pemimpin di kampus peneliti. 2. Bapak Dr. Agus Sjafari, S.Sos., M.Si selaku Dekan Fakultas Ilmu sosial dan Ilmu Politik Universitas Sultan Ageng Tirtayasa. 3. Ibu Neka Fitriyah, S.Sos., M.Si. selaku Ketua Prodi Ilmu Komunikasi Fakultas Ilmu sosial dan Ilmu Politik Universitas Sultan Ageng Tirtayasa dan sebagai dosen penguji sidang. 4. Ibu Mia Dwiana, S.Sos., M.I.Kom. selaku dosen pembimbing I skripsi dan dosen penguji sidang, terimakasih karena telah membantu memberikan arahan serta masukan untuk menyelesaikan skripsi ini. iii 5. Bapak Yoki Yusanto, S.Sos., M.IKom. selaku dosen pembimbing II skripsi sekaligus dosen pembimbing akademik, terima kasih sudah membantu memberikan arahan serta masukan untuk menyelesaikan skripsi ini. 6. Ibu Rahmi Winangsih, Dra., M.Si selaku ketua penguji sidang skripsi 7. Ibu Nina Yuliana, S.Sos, M.Si selaku anggota penguji sidang skripsi 8. Bapak/Ibu Dosen jurusan Ilmu Komunikasi yang telah banyak memberikan ilmu kepada penulis. Tak lupa juga untuk para staf dan karyawan jurusan Ilmu Komunikasi. 9. Inu Ainul Hayat selaku Wakil Sekretaris DPD Partai Golongan Karya Kabupaten Lebak, yang telah membantu memberikan data yang diperlukan oleh peneliti untuk menyelesaikan skripsi ini. 10. Kedua orang tuaku tercinta yang selalu memberikan segalanya baik moril maupun materil serta doa tulus yang selalu menyertai setiap langkah penulis, sehingga penulis dapat menyelesaikan studi dan skripsi ini dengan baik dan tepat pada waktunya. 11. Sahabat Warzien yang selalu menemani (Gladio, Fajrin, Mola, Eggy, Ega, Aan, Yoga, Kojil, Anwar, Danis, Ucup dan Mbot), terimakasih. 12. Sahabat KOJO yang rela menjalani kebersamaan hampir 5 tahun di kampus tercinta (Arif, Bayu, Cony, Danang, Dany. Dwi, Fachri, Hamas, Iskandar,Isank, Jawa, Kori, Niken, Paleo, Piras, Rahmi, Randi, Tiwi dan Yanuar) Sukses Jo. 13. Teman-teman seperjuangan Ilmu Komunikasi 2009 atas segala canda tawa serta keceriaan. Terimakasih telah memberikan kesan yang sulit dilupakan dalam hidup peneliti. Peneliti menyadari masih banyak kekurangan dan keterbatasan baik dari segi kemampuan penyajian maupun pengetahuan yang dimiliki oleh peneliti dalam penyusunan skripsi ini. Oleh karena itu penulis mohon maaf atas segala kekurangan dan kesalahan yang ada, maka kritik dan saran yang membangun sangat diharapkan penulis iv untuk memperbaiki kesalahan dan melengkapi kekurangan. Akhirnya, penulis berharap semoga skripsi ini dapat memberikan manfaat bagi semua pihak yang membacanya. Serang, Oktober 2014 Penulis v DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL PERNYATAAN ORISINALITAS LEMBAR PERSETUJUAN LEMBAR PENGESAHAN MOTTO DAN PERSEMBAHAN ABSTRAK…………………………………………………………….…………………..i ABSTRACK………………………………………………………………………….…..ii KATA PENGANTAR……………………………………………………......................iii DAFTAR ISI…………………………………………………………………………….vi DAFTAR TABEL……………………………………………………….........................ix DAFTAR GAMBAR……………………………………………………………………..x DAFTAR LAMPIRAN……………………….…………………………………………xi BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah………………………………………………………………1 1.2 Rumusan Masalah……………………………………………………………………..5 1.3 Identifikasi Masalah…………………………………………………………………...5 1.4 Tujuan Penelitian……………………………………………………………………...6 1.5 Manfaat Penelitian…………………………………………………………………….6 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Komunikasi Politik……………………………………………………………………7 vi 2.2 Evaluasi Kampanye………………………………………………………………….13 2.3 Kampanye Politik…………………………………………………………………….16 2.4 Efek dan Tujuan Kampanye………………………………………………………….19 2.4.1 Jenis dan Tipe Kampanye………………………………………………….20 2.4.2 Media Kampanye Politik…………………………………………………..22 2.5 Strategi dan Teknik dalam Kampanye……………………………………………….23 2.6 Teori Perilaku Terencana (Theory of Planned Behaviour)…………………………..24 2.6.1 Model Proses Komunikasi Kampanye……………………………………..26 2.7 Kerangka Pemikiran………………………………………………………………….29 2.8 Penelitian Sebelumnya……………………………………………………………….31 BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Metodologi Penelitian………………………………………………………………..34 3.2 Informan Peneliti…………………………………………………………………….36 3.3 Objek Penelitian……………………………………………………………………...39 3.4 Jenis Data…………………………………………………………………………….39 3.5 Teknik Pengumpulan Data…………………………………………………………...40 3.6 Analisis Data………………………………………………………………………....43 4.7 Uji Validitas………………………………………………………………………….45 4.8 Lokasi dan Jadwal Penelitian………………………………………………………...47 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Deskripsi Objek Penelitian…………………………………………………………..51 4.1.1 Partai Golkar……………………………………………………………….51 vii 4.1.2 Paradigma Partai Golkar…………………………………………………...52 4.1.3 Visi Partai Golkar………………………………………………………….54 4.1.4 Misi Partai Golkar………………………………………………………….57 4.2 Deskripsi Informan…………………………………………………………………..58 4.2.1 Informan Kunci…………………………………………………………….59 4.2.2 Informan Pendukung……………………………………………………….61 4.3 Hasil Penelitian dan Pembahasan……………………………………………………61 4.3.1 Cetak Biru Kampanye Partai Golongan Karya…………………………….66 4.3.2 Realisasi Cetak Biru Kampanye Partai Golongan Karya………………….84 4.3.3 Kinerja Pelaksanaan Kampanye Selama Proses Kegiatan Kampanye Partai Golongan Karya………………………………………………………………….92 BAB V PENUTUP 5.1 Kesimpulan…………………………………………………………………………102 5.2 Saran………………………………………………………………………………..103 DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN DAFTAR RIWAYAT HIDUP viii DAFTAR TABEL Tabel 2.1 Penelitian Sebelumnya………………………………………………………...32 Tabel 3.1 Jadwal Penelitian……………………………………………………………...48 Tabel 4.3.1 Bagan Kategorisasi Cetak Biru Kampanye Partai Golongan Karya………...67 Tabel 4.3.2 Laporan Penerimaan dan Pengeluaran Dana Kampanye Partai Golkar…….76 Tabel 4.3.3 Bagan Kategorisasi Realisasi Cetak Biru Kampanye Partai Golongan Karya……………………………………………………………………………………..84 Tabel 4.3.4 Bagan Kategorisasi Kinerja Pelaksanaan Kampanye……………………….92 Tabel 4.3.5 Perolehan Suara Partai Golkar………………………………………………94 Tabel 4.3.6 Bagan Perbandingan Evaluasi Kampanye…………………………………101 ix DAFTAR GAMBAR Gambar 2.1 A Model of A Communication Campaign………………….…………..….26 Gambar 2.2 Bagan Kerangka Berfikir………………………………………………….30 Gambar 4.1.1 Logo Partai Golkar……………………………………………………......51 Gambar 4.2.1 Informan 1………………………………………………………………...59 Gambar 4.2.2 Informan 2…………………………………………………………….......60 Gambar 4.3.1 Slogan Partai Golongan Karya 2014……………………………………...91 x DAFTAR LAMPIRAN Lampiran 1 : Foto Dokumentasi Kegiatan Lampiran 2 : Pedoman Observasi Lampiran 3 : Pedoman Wawancara Lampiran 4 : Hasil Wawancara Lampiran 5 : Struktur Organisasi Partai Golongan Karya Kabupaten Lebak Lampiran 6 : Laporan Akuntan Independen Atas Penerapan Prosedur Disepakati Dan Audit Kepatuhan Lampiran 7 : Perolehan Suara Calon DPRD Legislatif Partai Golongan Karya Kabupaten Lebak 2014 Lampiran 8 : Curiculum Vitae xi 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Mengevaluasi kesuksesan sebuah kampanye bukanlah hal yang mudah. Kebanyakan evaluasi kampanye hanya berupa daftar dari perencanaan kegiatan, pelaksanaan kegiatan dan hasil dari kegiatan yang dianalisis sehingga menghasilkan beberapa faktor yang menjadi baik buruknya sebuah kegiatan kampanye. Proses kampanye tidak selalu mengalir lancar sesuai apa yang diuraikan dalam cetak biru kampanyenya. Masalah pembatasan waktu dan anggaran, ego, politik, semuanya dapat mengakibatkan kampanye berjalan menuju arah yang salah. Panduan dari cetak biru kampanye saja tidak menghentikan kekeliruan-kekeliruan yang mungkin terjadi. Karenanya, pengalaman mempraktikan kampanye merupakan hal yang sangat berharga, terutama pada tahap-tahap awal kampanye Kampanye sering kali memiliki banyak tujuan. Bukan hanya tujuan yang dikemukakan kepada publik, seperti meningkatkan kesadaran masyarakat terhadap sesuatu, tetapi juga tujuan pribadi yang tersembunyi. Seperti ada calon legislatif yang mengkampanyekan partainya guna dapat menjadi anggota DPRD dan memikirkan keuntungan tersendiri. Bila dalam kampanyenya tidak jujur terhadap tujuan dan objektif yang sebenarnya, paling tidak selama rapat perencanaan kampanye. 2 Untuk mengevaluasi kampanye harus dilakukan dimulai dari melihat apa saja perencanaan kampanye yang akan dilakukan, apakah perencanaan kampanye yang dilakukan berjalan dengan baik atau tidak, bagaimana realisasi dari perencanaan kampanye. Apakah realisasi kampanye sudah berjalan baik atau tidak, apa saja hasil evaluasi kampanye. Partai Golkar sebagai partai besar di Indonesia yang dalam setiap pemilu selalu masuk dalam peringkat tiga besar suara terbanyak ini memiliki cetak biru kampanye. Partai Golkar di Indonesia, memiliki simpatisan yang begitu banyak dan memiliki basis daerah yang begitu kuat. Pada Pemilu 1999 sebagai Pemilu pertama di era Reformasi dan diikuti oleh 48 partai politik diantaranya 11 partai berbasis islam, menghantarkan PDI Perjuangan memperoleh 35.689.073 suara, Golkar 23.741.749 suara, PPP dengan 11.329.905 suara, Partai Kebangkitan Bangsa dengan 13.336.982 suara, Partai Amanat Nasional dengan 7.528.956 suara, Partai Bulan Bintang dengan 2.049.708 suara, dan Partai Keadilan Sejahtera dengan 1.436.565 suara. Sedangkan Pemilu 2004 sebagai Pemilu kedua di era Reformasi, pesertanya justru berkurang dibandingkan Pemilu 1999 menjadi 24 partai politik. Perolehan suara tertinggi diraih oleh Partai Golkar dengan 24.480.757 suara yang kemudian diikuti oleh PDI Perjuangan dengan 21.026.629 suara, PKB dengan 11.989564 suara, PPP dengan 9.248.764 suara, Partai Demokrat dengan 8.455.225 suara, Patai Keadilan Sejahtera dengan 8.325.020 suara, 3 PAN dengan 7.303.324 suara, PBB dengan 2.907.487 suara, Partai Bintang Reformasi dengan 2.764.998 suara dan Partai Damai Sejahtera dengan 2.414.254 suara. Untuk pemilu 2014 ini, diikuti oleh 12 Partai Politik dan 3 Partai Lokal Aceh yang ikut serta dalam pemilihan sekarang yaitu Partai Nasdem, Partai Golkar, PDIP, Partai Demokrat, Partai Keadilan Sosial, Partai Persatuan Pembangunan, Partai Kebangkitan Bangsa, Partai Gerindra, PAN, Partai Hanura, PBB dan PKP Indonesia serta Partai Damai Aceh, Partai Nasional Aceh dan Partai Aceh. Partai Golkar di Kabupaten Lebak memiliki simpatisan yang begitu banyak dan basis daerah yang begitu kuat. Dalam pemilu 2009, Partai Golkar Kabupaten Lebak mendapat 9 kursi di DPRD Kabupaten Lebak. Ini merupakan hasil yang buruk dari sebelumnya yang mendapat 13 kursi pada masa Ketua Umum Alm H. Tb. Farid Mukim. Untuk pemilu 2014, menurut H. Mas Yogi Rochmat Abdulirohi selaku Sekretaris DPD Partai Golkar Kabupaten Lebak mengatakan bahwa Partai Golkar Kabupaten Lebak menargetkan suara sekitar 170.000 suara atau sama dengan 13 kursi di DPRD Kabupaten Lebak. Apakah pada pemilu 2014, suara yang ditargetkan oleh Partai Golkar Kabupaten Lebak akan tercapai. Sebelum dilaksanakannya pemilu 2014, di Kabupaten Lebak menggelar pemilihan kepala daerah calon bupati dan calon wakil bupati yang melibatkan dua pasangan calon yaitu Hj. Iti Octavia Jayabaya – H. 4 Ade Sumardi dan Ir. H. Amir Hamzah – H. Kasmin. Partai Golkar Kabupaten Lebak mengusung pasangan calon Ir. H. Amir Hamzah dan H. Kasmin selaku Ketua DPD Partai Golkar Kabupaten Lebak. Dalam prosesnya, pasangan yang diusung oleh Partai Golkar pada pemungutan suara kalah dari pasangan Hj. Iti Octavia Jayabaya – H. Ade Sumardi, tetapi tim sukses dari Ir. H. Amir Hamzah – H. Kasmin menilai adanya kecurangan saat penghitungan suara dan melaporkan kasus ini KPU Lebak dan Mahkamah Konstitusi. Pelaporan yang dilakukan oleh tim sukses Partai Golkar ke Mahkamah Konstitusi didukung oleh Ratu Atut Chosiyah selaku Ketua DPD Partai Golkar Provinsi Banten sekaligus Gubernur Banten. Adanya kasus suap yang melibatkan nama Partai Golkar dan Ratu Atut dan melibatkan nama Mahkamah Konstitusi meembuat nama citra Partai Golkar di Banten khususnya di Kabupaten Lebak menurun. Bagaimana dengan Partai Golkar dalam menghadapi pemilu 2014 nanti. Untuk mengetahui bagaimana proses kampanye Partai Golkar pada pemilihan umum calon legislatif Kabupaten Lebak 2014, peneliti mengikuti proses awal kampanye Partai Golkar sampai sesudah pemungutan suara pemilu calon legislatif. Melihat alasan-alasan diatas wajar kiranya bila para ahli kampanye kemudian menempatkan evaluasi sebagai bagian proses kampanye yang tak terpisahkan, dimulai dari perencanaan yang meliputi analisis situasi dan konseptualisasi desain kampanye dilanjutkan dengan tahap 5 pelaksanaan yang merupakan penerapan dan enyesuaian dari rancangan yang telah dibuat, kemudian diakhiri dengan evaluasi yang ditujukan untuk menilai kefektifan kampanye. Dari latar belakang diatas, maka penulis ingin mengetahui dan mengevaluasi kampanye politik Partai Golkar dengan melakukan penelitian dengan judul, “Evaluasi Kualitatif Terhadap Kampanye Politik Partai Golkar Dalam Pemilihan Umum Calon Legislatif Kabupaten Lebak Tahun 2014” 1.2 Rumusan Masalah Berdasarkan uraian latar belakang diatas, maka peneliti merumuskan masalah sebagai berikut : Bagaimana evaluasi kualitatif terhadap kampanye politik Partai Golkar dalam pemilihan umum calon legislatif Kabupaten Lebak tahun 2014 ? 1.3 Identifikasi Masalah Untuk menghindari permasalahan yang terlalu luas sehingga dapat mengaburkan penelitian, maka identifikasi masalah sebagai berikut : 1. Bagaimana cetak biru kampanye ? 2. Bagaimana realisasi cetak biru kampanye ? 3. Bagaimana kinerja pelaksanaan kampanye selama proses kegiatan kampanye ? 6 1.4 Tujuan Penelitian Tujuan dari penelitian adalah untuk : 1. Untuk menjelaskan cetak biru kampanye. 2. Untuk menjelaskan realisasi cetak biru kampanye. 3. Untuk menjelaskan kinerja atau pelaksanaan kampanye selama proses kegiatan kampanye. 1.5 Manfaat Penelitian Didalam melakukan penelitian ini, penulis mengharapkan ada manfaat/kegunaan yang dapat diambil baik bagi diri penulis sendiri maupun bagi masyarakat pada umumnya. Manfaat/kegunaan penelitian ini dibedakan kedalam dua bentuk, yaitu : 1. Manfaat Teoritis Penelitian ini diharapkan mampu memberikan kontribusi dan memperkaya khazanah pengetahuan dibidang komunikasi, khusunya kajian tentang komunikasi politik. 2. Manfaat Praktis Penelitian ini diharapkan mampu memberikan pemahaman tentang kegiatan kampanye politik, khusunya kegiatan kampanye politik Partai Golkar dalam Pemilihan Umum calon legislatif Kabupaten Lebak tahun 2014 secara langsung. 7 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Komunikasi Politik Komunikasi merupakan aktifitas yang tidak dapat dipisahkan dalam keseharian manusia dalam berbagai bidang. Di dalam setiap realitas kehidupan politik pasti terjadi komunikasi. Komunikasi tidak hanya tampil dalam bentuk aksi-aksi protes menuntut hak yang terampas maupun menyuarakan aspirasi tetapi kehidupan politik meniscayakan adanya rapat, pidato, kampanye, kontrak antar lembaga, siding dalam parlemen, perundingan atau negosisasi. Secara etismologis Komunikasi berasal dari bahasa latin communicare yang berarti berpartisipasi atau memberitahukan. Untuk pengertian secara definitif komunikasi dinyatakan oleh Carl I. Hoveland sebagai berikut: “Communication is the process by which an individual transmit stimuli (usually verbal symbols) to modify the behaviour of another individuals.” (Komunikasi adalah sebuah proses dimana seorang individu mengirim atau mentransfer stimulan (yang biasanya berupa lambing-lambang verbal) – untuk mengubah prilaku individu lain). Menurut Littlejohn didalam komunikasi terdapat level atau tingkatan komunikasi yakni Komunikasi Antar Personal, Komunikasi Kelompok, Komunikasi Organisasi dan Komunikasi Massa. 8 Komunikasi Antar Personal adalah komunikasi yang melibatkan antar sesame orang atau individu dan biasanya face to face. Komunikasi Kelompok adalah komunikasi atau hubungan antar individu didalam kelompok kecil, dan biasanya digunakan untuk pengambilan keputusan. Komunikasi Organisasi lebih kompleks lagi, karena hubungannya tidak hanya melibatkan antar individu akan tetapi antara individu dan kelompokkelompok. Sedangkan Komunikasi Massa adalah komunikasi yang melibatkan ranah publik, dan memuat banyak hubungan, yakni hubungan antarpersonal, kelompok, dan organisasi.1 Harold D. Laswell menyatakan bahwa cara terbaik untuk menerangkan proses komunikasi ialah dengan menjawab pertanyaan: Who Says What, In Which Channel, To Whom, With What Effect (Siapa Mengatak Apa, Melalui Siaran, Kepada Siapa, dan Dengan Efek Apa). Jawaban dari pertanyaan tersebut menunjukan bahwa komunikasi meliputi lima unsur sebagai jawaban pertanyaan yang diajukan, yakni: Komunikator (communicator, source, sender) Pesan (Message) Media (channel, media) Komunikan (communicant, communicare, receiver, recipient) 1 Efek (effect, impact, influence) Littlejohn, Stephen W. 1998. Theories of Communication. USA : Wardworths Publishing Company, hal. 17 9 Lebih lanjut lagi Lasswell mengemukakan bahwa fungsi komunikasi meliputi 3 hal, yaitu: 1. The surveillance of the environment (pengamatan lingkungan). Fungsi ini merupakan kegiatan mengumpulkan dan menyebarkan informasi mengenai peristiwa dalam suatu lingkungan, seperti penggarapan dan penyampaian berita. 2. The correlation of the parts of society in responding to the environment (korelasi kelompok-kelompok dalam masyarakat ketika menanggapi lingkungan). Fungsi ini merupakan kegiatan interpretasi terhadap informasi mengenai peristiwa-peristiwa yang terjadi di lingkungan, seperti propaganda-propaganda dan tajuk rencana. 3. The transmission of the social heritage from one generation to the next (transmisi warisan sosial dari generasi yang satu ke generasi yang lain). Fungsi ini merupakan kegiatan pengkomunikasikan informasi, nilai, dan norma sosial dari generasi yang satu ke generasi yang lain atau dari anggota kelompok kepada pendatang baru, seperti kegiatan pendidikan/pembelajaran.2 Source-Message-Channel-Receiver Theory. SMCR merupakan singkatan dari Source (sumber) – Message (pesan) – Channel (saluran/media) – Receiver (penerima). Pada rumus S-M-C-R, khusus 2 Effendy, Onong Uchjana. 1993. Ilmu, Teori dan Filsafat Komunikasi. Bandung : Citra Aditya Bakti, hal. 253. 10 mengenai C (channel) yang berarti saluran atau media dua pengertian, yakni primer dan sekunder. Saluran primer adalah media yang merupakan lambang, misalnya bahasa, gambar atau warna yang digunakan dalam komunikasi tatap muka (face to face communication), sedangkan saluran sekunder adalah media berwujud, baik media massa misalnya surat kabar, televisi atau radio, maupun media non massa misalnya surat telepon atau poster. Untuk masyarakat perkotaan atau kelas menengah keatas, komunikasi melalui media massa sangat efektif karena pola hidup mereka yang sibuk tidak member mereka peluang untuk melakukan komunikasi langsung dengan orang lain. Apalagi kalau mereka tidak mempunyai kepentingan langsung dengan komunikator. Bagi mereka, media massa cetak dan elektronik merupakan cara yang paling efektif untuk mengetahui dan menyampaikan umpan balik setiap pesan politik yang ada. Sementara itu untuk masyarakat pedesaan, apalagi masyarakat pedalaman yang secara literial tidak mempunyai tradisi membaca, pesan politik hanya bias disampaikan oleh sistem komunikasi tradisional. Dalam konteks ini, komunikasi yang paling efektif adalah dengan menggunakan sistem komunikasi lokal yang sesuai dengan budaya masyarakat. Pendekatan-pendekatan interpersonal dengan tokoh-tokoh lokal yang 11 menjadi pengatur lalu lintas opini menjadi kunci keberhasilan dalam sistem komunikasi tradisional ini.3 Menurut McQuail (1992: 472-243) mengatakan bahwa “Political Communication all processes of information (including facts, opinions, beliefs, etc) transmission, exchange and search angaged in by participants in the course of institutionalized political activities” (Komunikasi Politik adalah semua proses penyampaian informasi, termasuk fakta, pendapat, keyakinan-keyakinan dan seterusnya, pertukaran dan pencarian tentang itu semua yang dilakukan oleh para partisipan dalam konteks kegiatan politik yang lebih bersifat melembaga).4 “Political Communication is a sub-field of political science and communication that deals with productions dissemination, procession and effects of information, both through media and interpersonally, within a political context. This includes the study of the media, the analysis of speeches by politicians and those that are trying to influence the political process, and formal and informal conversations among members of the public, among other aspects.” Sedangkan pengertian komunikasi politik menurut Lord Windlesham seperti yang dikutip oleh Dan Nimmo adalah sebagai berikut: “Political communication is the deliberate of a political message by a sender to a receive behave in a way might not oyherwise have done.” 3 M. Rizwan Haji Ali. 2007. Strategi Politik Memenangkan Pilkada Damai, Tulisan opini didalam www.acehinstitute.org. 4 Parwito. 2008. Komunikasi Politik Media Massa dan Kampanye Pemilihan. Yogyakarta: Jalasutra, hal. 2. 12 (Komunikasi politik adalah suatu penyampaian pesan politik yang secara sengaja dilakukan oleh komunikator kepada komunikan dengan tujuan untuk membuat komunikan berprilaku tertentu). Jadi yang menjadi inti permasalahan dan pembahasan pada komunikasi politik adalah isi pesan dan tujuannya. Dari definisi tentang komunikasi politik diatas, maka dapat disimpulkan bahwa dalam komunikasi politik, maka politik adalah isi pesan dan atau tujuan dari sebuah komunikasi politik. Dalam studi komunikasi politik terdapat tiga elemen penting yang saling berhubungan erat dalam menciptakan proses komunikasi politik. Pertama adalah organisasi poliitik seperti partai politik, organisasi masyarakat, kelompok penekan, organisasi ‘peneror’ dan pemerintah. Sedang yang kedua adalah media dan ketiga adalah warga Negara. Didalam kehidupan-kehidupan berdemokrasi, maka kegiatan komunikasi politik sangat lazim dilakukan, terlebih lagi ketika memasuki proses menjelang pemilu maupun pilkada. Pada saat proses tersebut berlangsung, maka aktivitas komunikasi politik terlihat dimana-mana dan sangat tinggi sekali intensitasnya. Didalam iklim politik yang penuh dengan persaingan terbuka dan transparan, maka setiap kontestan membutuhkan sesuatu metode yang dapat memfasilitasi mereka dalam memasarkan inisiatif politik, gagasan politik, isu politik, ideoligi partai, karakteristik pemimpin dan program kerja partai kepada masyarakat. Dengan metode dan strategi yang tepat 13 maka diharapkan segala sesuatu yang menjadi cita-cita dan harapan partai politik dapat tercapai. Jadi untuk dapat memenangkan sebuah pemilihan kepala daerah (Pilkada) maka pendekatan dan komunikasi politik harus dijalankan secara optimal oleh para kontestan. Para kontestan perlu melakukan kajian untuk mengidentifikasi besaran (size) pendukungnya, massa mengambang dan pendukung kontestan lainnya. 2.2 Evaluasi Kampanye Evaluasi kampanye diartikan sebagai upaya sistematis untuk menilai berbagai aspek yang berkaitan dengan proses pelaksanaan dan pencapaian tujuan kampanye. Dari definisi tersebut dapat diperoleh gambaran bahwa evaluasi kampanye tidak hanya dilakukan pada saat kampanye telah berakhir, namun juga ketika kampanye tersebut masih berlangsung. Definisi tersebut juga menunjukkan adanya dua aspek pokok yang perlu diperhatikan dalam melakukan evaluasi yakni bagaimana kampanye dilaksanakan dan apa hasil yang dicapai sebagai konsekuensi pelaksanaan program tersebut.5 Membuat perencanaan yang matang sebenarnya bukan sesuatu yang sulit. Tim perencana kampanye dapat merumuskan perencanaan berdasarkan lima pertanyaan sederhana yaitu : apa yang ingin dicapai? 5 Ibid, hal. 210 14 Siapa yang akan menjadi sasaran? Pesan apa yang akan disampaikan? Bagaimana mengevaluasinya?.6 Terkait dengan proses pelaksanaan, terdapat dua hal yang menjadi fokus perhatian yakni bagaimana cetak biru kampanye direalisasikan dari waktu ke waktu serta bagaimana kinerja pelaksanaan kampanye selama proses kegiatan tersebut berlangsung. Secara singkat penilaian terhadap proses implementasi rancangan kampanye dapat dilakukan dengan menganalisis catatan harian kampanye yang berisis berbagai data dan fakta sebagai hasil proses pemantauan (monitoring), pengamatan dilapangan dan wawancara yang dilakukan untuk mendapat umpan balik. Hasil dari evaluasi proses ini harus didapatkan saat itu juga karena akan digunakan untuk proses kampanye selanjutnya. Jika permasalahan muncul dalam kampanye yang sedang berlangsung maka harus dapat diselesaikan dan dicari solusinya saat itu juga agar kampanye tidak berujung pada kegagalan. Disini terlihat bahwa evaluasi ini hampir tidak berbeda dengan kegiatan pemantauan pada tahap pelaksanaan. Kenyataannya memang demikian adanya. Pada evaluasi proses pelaksanaan kampanye juga dilakukan penilaian terhadap kinerja pelaksanaan kampanye baik pada tataran individuala maupun kolektif (tim kerja). Unsur-unsur penilaian tersebut dapat didasarkan pada rincian dan kelengkapan rencana kerja yang dibuat, pemenuhan target kerja, kualitas pekerjaan, ketepatan waktu penyelesaian, 6 Ibid, hal. 145 15 kemampuan mencari alternatif pemecahan saat menghadapi masalah atau bisa juga dikombinasikan dari semua itu. Berkaitan dengan aspek pencapaian tujuan kampanye, beberapa hal yang menjadi pusat perhatian adalah perubahan kesadaran, sikap dan perilaku publik sesuai tujuan yang telah ditentukan, pemenuhan fungsi media dan evaluasi efisiensi biaya. Menurut Gregory (2000) pakar kampanye inggris, mengemukakan lima alasan penting lainnya mengapa evaluasi perlu dilaksanakan. Pertama, evaluasi dapat memfokuskan usaha yang dilakukan. Jika Anda tahu bahwa Anda akan dinilai berdasarkan kriteria tertentu maka Anda akan memfokuskan usaha Anda pada hal-hal yang menjadi prioritas pencapaian tujuan. Kedua, evaluasi menunjukkan keefektifan pelaksana kampanye dalam merancang dan mengimplementasikan programnya. Bila dalam suatu program kampanye Anda berhasil menunjukkan keefektifan kerja, maka itu akan meningkatkan kredibilitas Anda sebagai pelaksana kampanye. Ketiga, adalah memastikan efisiensi biaya. Kampanye selalu melibatkan biaya yang besar, dan penyelenggara kampanye tidak ingin dana dan berbagai sumber lain terbuang sia-sia. Mereka selalu menghendaki adanya pencapaian tujuan yang berarti sebagai ganti biaya yang dikeluarkan sudah jelas peruntukannya. Keempat, evaluasi membantu pelaksanaan untuk menetapkan tujuan secara realistis, jelas dan terarah. Disini berbagai hal yang tidak relevan akan dengan cepat diidentifikasi dan langsung disingkirkan. Terakhir, evaluasi akuntabilitas 16 pelaksana kampanye. Dalam hal ini pelaksana kampanye dapat mempertanggungjawabkan segala kebijakan, tindakan bahwa rancangan kampanye yang telah dibuat sebelumnya. Melihat alasan-alasan diatas wajar kiranya bila para ahli kampanye kemudian menempatkan evaluasi sebagai bagian proses kampanye yang tak terpisahkan, dimulai dari perencanaan yang meliputi analisis situasi dan konseptualisasi desain kampanye, dilanjutkan dengan tahap pelaksanaan yang merupakan penerapan dan penyesuaian dari rancangan yang telah dibuat, kemudian diakhiri dengan evaluasi yang ditujukan untuk memulai keefektifan kampanye.7 2.3 Kampanye Politik Kampanye politik pada dasarnya merupakan salah satu bentuk dari komunikasi politik. Untuk dapat menyusun sebuah kampanye politik yang efektif, maka kita harus dapat memahami komunikasi politik terebih dahulu. Komunikasi politik menjadi hal sangat penting yang harus dilakukan oleh setiap elit politik. Karena komunikasi politik menjadi kunci yang utama bagi partai politik maupun kandidat dalam menyampaikan pesan kepada massa maupun pendukungnya. Identifikasi ini perlu dilakukan untuk menganalisis kekuatan dan potensi suara yang akan diperoleh pada saat pencoblosan dan juga untuk mengidentifikasi strategi pendekatan yang diperlukan terhadap masing- 7 Ibid, hal. 211 17 masing kelompok pemilih. Strategi ini perlu dipikirkan oleh setiap kontestan maupun partai politik , karena pesaing juga secara intens melakukan upaya-upaya untuk memenangkan persaingan politik.8 Banyak sekali definisi mengenai kampanye yang dikemukakan oleh para ahli, diantaranya: Rice dan Paisley: “Someone’s intention to influence someone else’s beliefs or behavior using communicated appeals.” (Kampanye diartikan sebagai keinginan seseorang untuk mempengaruhi kepercayaan atau tingkah laku orang lain dengan menggunakan daya tarik komunikasi.) Sedangkan menurut Kotler dan Roberto (1989), “Campaign is an organized conducted by one group (the change agent) which intends to persuade others (the target adopter), to accept, modify, or abandon certains idea, attitudes practices and behavior.” (Kampanye ialah sebuah upaya yang dikelola, oleh suatu kelompok (agen perubahan) yang ditujukan untuk memersuasi target sasaran agar bias menerima, memodifikasi, atau membuang ide, sikap dan prilaku tertentu.)9 “A political campaign is an organized effort which seeks to influence the decision making process within a specific group. In democracies, political campaigns often refer to electoral campaigns, wherein representatives are chosen of referendums are decided.” (Sebuah kampanye politik adalah usaha yang teroganisir yang berusaha untuk 8 Firmanzah. 2007. Marketing Politik Antara Pemahaman dan Realitas. Jakarta: Yayasan Obor Indonesia, hal. 123 9 Cangara, Hafied. 2009. Komunikasi Politik Konsep, Teori, dan Strategi. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada, hal.284 18 mempengaruhi proses pengambilan keputusan dalam suatu kelompok tertentu. Dalam demokrasi, kampanye politik sering menyebut pemilu kampanye, dimana wakil-wakilnya dipilih atau referendum yang memutuskan.)10 Dari definisi diatas, maka setiap aktifitas kampanye komunikasi setidaknya harus mengandung empat hal yakni: 1. Tindakan kampanye yang ditujukan untuk menciptakan efek atau dampak tertentu. 2. Jumlah khalayak sasaran besar. 3. Biasanya dipusatkan pada kurun waktu tertentu. 4. Melalui serangkaian tindakan komunikasi yang terorganisir. Kampanye adalah bagian dari bentuk komunikasi, yakni proses penyampaian pesan oleh komunikator kepada komunikan melalui media sehingga menimbulkan efek tertentu. Dari proses komunikasi tersebut, maka yang dimaksud dengan komunikator adalah pelaksana kampanye itu sendiri (the campaigner) tentang sesuatu kegiatan (the campaign setting), yaitu isi pesan yang disampaikan melalui media tertentu (the channel) dengan tujuan untuk mempengaruhi komunikan (the audience), dan dengan harapan membawa dampak tertentu padda diri khalayak (the effects).11 10 Daniel Kreiss and Philip N. Howard. 2010. Political Campaign. International Journal of Communication 4. Licensed under the Creative Commons Attribution, diposting 23 Oktober 2013. 11 Suwardi, Harsono. 2008. Strategi Pemasaran Politik Dalam Pemilihan Gubernur Jawa Tengah Tahun 2008. UNS : Skripsi, hal. 16 19 2.4 Efek dan Tujuan Kampanye Efek komunikasi dalam kampanye merupakan bagian penting dalam pencapaian tujuan kampanye. Efek yang diharapkan timbul dari proses komunikasi dalam kampanye adalah: 12 1. Dampak Kognitif Komunikan mengetahui atau meningkat intelektualitasnya. Pesan ditujukan kepada pikiran si komunikan. Tujuan komunikator berkisar pada upaya mengubah pikiran komunikan. 2. Dampak Afektif Komunikan tergerak hatinya dan menimbulkan perasaan tertentu, misalnya sedih, gembira, marah dan sebagainya. 3. Dampak Behavioral Dampak ini adalah dampak yang paling tinggi kadarnya, timbul pada diri komunikan dalam bentuk prilaku, tindakan atau tindakan. Didalam konteks antar partai maka terdapat tiga tujuan kampanye, yakni: 1. Ada upaya untuk membangkitkan kesetiaan alami para pengikut partai dan agar meraka memilih sesuai dengan kesetiaan itu. 2. Ada kegiatan untuk menjajaki warga Negara yang tidak terikat pada partai dan menurut istilah Kenneth Burke untuk menciptakan pengidentifikasi di antara golongan independen. 12 Nimmo, Dan. 1993. Komunikai Politik. Bandung : Remaja Rosdakarya, hal. 192 20 3. Ada kampanye yang ditujukan pada oposisi, bukan dirancang untuk mengalihkan kepercayaan dan nilai anggota partai, melainkan untuk meyakinkan rakyat bahwa keadaan lebih baik jika dalam kampanye ini mereka memilih kandidat dari partai lain. Sedangkan pengertian kampanye yang dimaksudkan dalam penelitian ini adalah kampanye didalam dunia politik atau kampanye dalam konteks Pemilu, dalam hal ini adalah kampanye pemilihan bupati maupun wakil bupati. Untuk dapat membedakan perbedaan antara kampanye sosial (social campaigns) dengan kampanye komersial (political campaigns), maka kita harus mengetahui jenis atau tipe kampanye yang digunakan. 2.4.1 Jenis dan Tipe Kampanye Berbagai jenis maupun tipe kampanye pada dasarnya ditentukan oleh motivasi yang melatar belakangi diselenggarakannya sebuah program kampanye. Dan motivasi inilah yang akan menentukan kea rah mana kampanye ini akan digerakkan dan tujuan apa yang akan dicapai. Berdasarkan ketertarikan antara motivasi dan tujuan kampanye tersebut, Charkes U. Larson membagi jenis kampanye ke dalam tiga kategori, yakni: 13: 1. Product Oriented Campaigns : Kampanye yang berorientasi pada produk. Motivasi yang mendasarinya adalah memperoleh 13 Ibid. hal. 11 21 keuntungan finansial. Cara yang ditempuh adalah dengan memperkenalkan produk dan melipat gandakan penjualan sehingga diperoleh keuntungan yang diharapkan. Kampanye jenis ini sering juga disebut dengan commercial campaign atau corporate campaigns. 2. Candidate Oriented Campaigns : Sebuah kampanye yang berorientasi pada kandidat, umumnya dimotivasi oleh hasrat untuk meraih kekuasaaan politik. Tujuan dari kampanye ini antara lain adalah memenangkan dukungan masyarakat terhadap kandidat-kandidat yang diajukan oleh partai politik agar dapat menduduki jabatan-jabatan politik yang diperebutkan lewat proses pemilihan umum. Kampanye jenis ini sering juga disebut dengan political campaigns. 3. Ideologically or Cause Oriented Campaigns : Bentuk kampanye yang berorientasi pada tujuan-tujuan yang bersifat khusus dan sering kali berdimensi pada perubahan sosial. Kampanye ini juga ditujukan untuk menangani masalahmasalah sosial melalui perubahan sikap dan prilaku publik yang terkait. Kampanye jenis ini sering juga disebut dengan social change campaigns. Jadi untuk jenis kampanye yang sesuai dengan penelitian ini adalah kampanye yang berorientasi pada kandidat atau candidate oriented campaigns. Hal ini karena kampanye yang dilakukan oleh Partai Golkar 22 maupun Tim Sukses dari calon legislatif adalah kampanye yang bertujuan untuk memenangkan Partai Golkar dalam Pemilihan Presiden 2014. 2.4.2 Media Kampanye Politik Didalam pustaka komunikasi politik terdapat enam media kampanye yakni mingling printed matter, rallies, speech, radio dan TV spot; dan joint forum of debate.14 Mingling berarti bergaul. Kampanye dengan media ini adalah kandidat pergi menemui calon pemilih ke tempat masing-masing dan tidak mengarahkan mereka ke satu tempat. Kandidat mendatangi pemilih disuatu pasar, mall, stasiun dan tempat lainnya. Kedua, printed matter adalah media kampanye berupa barang cetakan yang berupa lambang partai, foto kandidat, tanda anggota, brosurbrosur yang berisi program partai / kandidat, stiker yang disebarluaskan pada rakyat pemilih, sehingga mereka mengenal kandidat dan partai yang mengusung. Ketiga, rallies merupakan media kampanye yang paling menggairahkan dan melibatkan banyak orang secara langsung seperti yang sudah dikenal di Indonesia sampai sekarang, misalnya arak-arakan atau pawai missal. Keempat, speech yakni media kampanye yang berupa pidato. Biasanya dilakukan sesudah arak-arakan massa atau pawai, berkumpul 14 Suwarno, PJ. 2009. Mengurangi Bentrokan Kampanye (Strategi Pemasaran Politik Dalam Pemilihan Gubernur Jawa Tengah Tahun 2008. UNS : Skripsi, hal. 16 23 satu tempat atau di tanah lapang. Tetapi pidato yang mengikuti kampanye arak-arakan tersebut sebenarnya tidak dapat dikatakan sebagai bentuk kampanye pidato. Pidato itu merupakan bagian dari media rallies, sebab isinya masih bertujuan untuk menggairahkan massa. Biasanya pidato tersebut melibatkan artis (celebrity endorsement). Kelima, radio dan tv spot. Media kampanye ini di Indonesia sudah dimulai dengan istilah kampanye dialogis. Namun dapat dikemas lebih umu seperti misalnya dibuka dengan tanya jawab denganpenonton atau pendengar di rumah dengan hubungan langsung, sehingga maksud kampanye untuk memperkenalkan kandidat atau partai pada pemilih dapat benar-benar tercapai. Terakhir, adalah kampanye dengan media joint forum or debate. Dalam forum ini para kandidat akan diuji kemampuannya dalam memaparkan visi, misi dan programnya serta menjawab dan member solusi atas pertanyaan dari panelis. Dengan metode seperti ini, maka publik bisa mengetahui kecakapan dari masing-masing kandidat atau calon bersaing. 2.5 Strategi dan Teknik dalam Kampanye Politik Menjelang pelaksanaan Pemilu, maka partai politik atau kandidat calon bupati pasti selalu melakukan upaya atau strategi untuk mendapatkan suara atau massa sebanyak-banyaknya. Upaya-upaya untuk mempengaruhi pemilih tersebut dapat dilakukan melalui strategi 24 komunikasi politik dan menerapkan strategi kampanye politik. Pemasaran politik merupakan serangkain aktivitas terencana, strategi tetapi juga taktis, berdimensi jangka panjang dan jangka pendek, untuk menyebarkan makna politik kepada para pemilih.15 Onong Uchjana Effendi menjelaskan bahwa strategi pada hakikatnya adalah perencanaan (planning) dan manajemen (management) untuk mencapai suatu tujuan. Demikian pula dengan strategi komunikasi yang merupakan paduan dan perencanaan komunikasi dengan manajemen komunikasi yakni untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan. Strategi komunikasi harus mampu menunjukan bagaimana operasionalnya secara praktis harus dilakukan, daalam arti kata bahwa pendekatan (approach) bias berbeda-beda sewaktu-waktu tergantung pada situasi dan kondisi.16 Agar dapat memenangkan dalam bidang politik, maka diperlukan suatu strategi yang tepat. Strategi merupakan sesuatu yang sangat penting dalam kehidupan politik, tanpa adanya suatu strategi yang baik maka partai politik tidak akan mampu bersaing dan memenangkan persaingan politik.17 15 Nursal, Adman. 2004. Political Marketing : Strategi Memenangkan Pemilihan Umum, Sebuah Pendekatan Baru Kampanye Pemilihan DPR, DPD, Presiden. Jakarta : Gramedia Pustaka Utama. Hal. 21 16 Effendi, Onong Uchjana. 2004. Ilmu Komunikasi Teori dan Praktek, Bandung : PT Remaja Rosdakarya, hal. 32 17 Herru, Achmad. 2005. 9 Kunci Sukses Tim Sukses Dalam Pilkada Langsung, Yogyakarta : Galang Press, hal. 15 25 2.6 Teori Perilaku Terencana (Theory of Planned Behaviour) Teori perilaku terencana menjelaskan bahwa faktor utama yang menentukan terbentuknya suatu perilaku adalah tujuan perilaku itu sendiri. Suatu perilaku tidak terbentuk begitu saja tanpa adanya perencanaan atau kesadaran seseorang akan tujuan yang ingin dicapai melalui perilaku tersebut. Kesadaran akan tujuan tertentu akan membawa individu untuk membuat rencana membentuk sebuah perilaku dalam suatu situasi tertentu. Jadi, landasan utama perilakunya adalah tujuan perilaku itu sendiri. Pada dasarnya, tujuan sebuah perilaku ditentukan oleh faktor-faktor berikut: 1. Sikap terhadap perilaku. Ini menyangkut kepercayaan individu terhadap konsekuensi positif dan negatif dari sebuah perilaku, serta peritmbangan-pertimbangan penting yang ada pada masing-masing konsekuensi tersebut. Perilaku akan terlaksana jika individu merasa konsekuensi positifnya lebih besar daripada konsekuensi negatifnya. 2. Norma subjektif yang berhubungan dengan perilaku. Ini menyangkut kepercayaan individu berkenaan dengan pemikiran orang-orang yang mempunyai arti penting bagi dirinya terhadap perilaku tersebut. Hal ini berhubungan erat dengan sejauh mana individu termotivasi agar dapat memenuhi harapan orang-orang tersebut. 3. Persepsi terhadap pengawasan perilaku. Ini adalah persepsi individu mengenai kekuatan faktor eksternal yang akan sangat mempengaruhi tingkat kemudahan atau kesulitan munculnya perilaku tersebut. 26 2.6.1 Model Proses Komunikasi Kampanye Menurut McQuail dan Windahl (1993) model kampanye Nowak dan Warneryd merupakan salah satu contoh model tradisional kampanye. Pada model ini proses kampanye dimulai dari tujuan yang hendak dicapai dan diakhiri dengan efek yang diinginkan. Model ini merupakan deskriptif dari bermacam-macam proses kerja dalam kampanye. Pada model kampanye Nowak dan Warneryd ini terdapat delapan elemen kampanye yang harus diperhatikan yaitu : Intended effect (efek yang diharapkan), Competiting communication (persaingan komunikasi), Communication object (objek komunikasi), Target population and Receiving group (populasi target dan kelompok penerima), The channel (saluran), The message (pesan), The communicator/sender (komunikator/penerima), The obtained effect (efek yang dicapai). (Nowak dan Warneryd) Gambar 2.1 : A Model of A Communication Campaign Competiting Intended Effect Communication Objective Target Message Receiving Group Channel Communicator Sumber : Rosady Ruslan, 2008:128 Obtained Effect 27 Penjelasan unsur-unsur (element) dalam suatu bagan dari Model of Communication Campaign, yaitu sebagai berikut :18 1. Intended Effect (efek yang diharapkan). Efek yang hendak dicapai harus dirumuskan dengan jelas. Dengan demikian, penentuan elemen-elemen lainnya akan lebih mudah dilakukan. Kesalahan umum yang sering terjadi adalah terlalu “mengagung-agungkan” potensi efek kampanye, sehingga efek yang ingin dicapai menjadi tidak jelas dan tegas. 2. Competiting communication (persaingan komunikasi). Agar suatu kampanye menjadi efektif, maka perlu diperhitungkan potensi gangguan dari kampanye yang bertolak belakang (counter campaign). 3. Communication object (objek komunikasi). Objek kampanye biasanya dipusatkan pada satu hal saja, karena untuk objek yang berbeda menghendaki metode komunikasi yang berbeda. Ketika objek kampanye telah ditentukan, pelaku kampanye akan dihadapkan lagi pada pilihan apa yang akan ditonjolkan atau ditentukan pada objek tersebut. 4. Target populating and receiving group (populasi target dan kelompok penerima). Kelompok penerima adalah bagian dari populasi target. Agar penyebaran pesan lebih mudah dilakukan 18 Ibid. 22-24 28 maka penyebaran pesan lebih baik ditujukan pada opinion leader (pemuka pendapat) dari populasi target. Kelompok penerima dan populasi target dapat diklarifikasikan menurut sulit atau mudahnya mereka dijangkau oleh pesan kampanye. Mereka yang tidak membutuhkan atau tidak terterpa pesan kampanye adalah bagian dari kelompok yang sulit dijangkau. 5. The channel (saluran). Saluran yang digunakan dapat bermacam-macam tergantung karakteristik kelompok penerima dan jenis kampanye. Media dapat menjangkau hampir seluruh kelompok, namun bila tujuannya adalah mempengaruhi perilaku maka akan lebih efektif bila dilakukan melalui saluran antarpribadi. 6. The message (pesan). Pesan dapat dibentuk sesuai dengan karakteristik kelompok yang menerimanya. Pesan juga dapat dibagi kedalam tiga fungsi yakni : menumbuhkan kesadaran, mempengaruhi, serta memperteguh dan meyakinkan penerima pesan bahwa pilihan atau tindakan mereka adalah benar. 7. The communicator / sender (komunikator / pengirim pesan). Komunikator dapat dipilih berdasarkan pertimbangan tertentu, misalnya seorang ahli atau seorang yang dipercaya khalayak, atau malah seseorang yang memiliki kedua sifat tersebut. Pendeknya komunikator harus memiliki kredibilitas dimata penerima pesannya. 29 8. The obtained effect (efek yang dicapai). Efek kampanye meliputi efek kognitif (perhatian, peningkatan pengetahuan dan kesadaran), afektif ( berhubungan dengan perasaan, mood dan sikap), dan konatif (keputusan bertindak dan penerapan) 2.7 Kerangka Pemikiran Pemilihan umum merupakan sebuah tolak ukur untuk menentukan apakah sebuah negara telah menerapkan demokrasi atau tidak. Penyelenggaraan pemilihan umum dengan transparasi kepada masyarakat serta kebebasan berpendapat masyarakat dan kebebasan untuk memilih merupakan cerminan partisipasi dan aspirasi aktif masyarakat dalam penerapan demokrasi. Setiap masyarakat yang telah memenuhi persyaratan sebagai pemilih memiliki hak untuk memberikan suaranya dalam setiap pemilihan umum termasuk pemilihan calon legislatif. Dalam melakukan evaluasi kampanye politik Partai Golkar, diawali dengan merancang cetak biru kampanye para calon legislatif dan Partai Golkar, setelah direalisasikan selanjutnya melakukan perencanaan kampanye dengan merencanakan target suara yang akan didapat partai dan efisiensi biaya yang dikeluarkan untuk kampanye pada masa kampanye. Selanjutnya tahap pelaksanaan kampanye, peneliti menganalisis pada masa kampanye Partai Golkar. Terakhir melakukan evaluasi kampanye yang berisi tentang evalusi kampanye partai golkar, apakah sudah memenuhi 30 target suara? Apakah biaya yang dikeluarkan sama dengan rancangan anggaran kampanye?. Konseptualisasi kerangka berfikir peneliti terhadap masalah yang diangkat dalam penelitian ini terdapat dalam gambar berikut: Gambar 2.2 BAGAN KERANGKA BERFIKIR CETAK BIRU KAMPANYE DIREALISASIKAN PERENCANAAN KAMPANYE EFISIENSI BIAYA TARGET SUARA PELAKSANAAN KAMPANYE EVALUASI KAMPANYE Sumber : Peneliti 31 2.8 Penelitian Sebelumnya Telah banyak sekali diadakan penelitian tentang studi Kampanye Politik yang relevan, diantaranya : Penelitian tentang Manajemen Kampanye yang dilakukan oleh Drara Novia Dwi Astrini (2013). Fakultas Ilmu Sosial dan Humaniora, Universitas Islam Negeri Sunan Kalijaga. Penelitian ini mengambil studi tentang Manajemen Kampanye Public Relations Dalam Menghadapi Isu (Studi Deskriptif Kualitatif Kegiatan Factory Visit di PT. Djarum Kudus). Dari penelitian tersebut didapatkan suatu kesimpulan bahwa, Salah satu kegiatan PR yang membutuhkan proses terencana adalah kegiatan kampanye perusahaan, dimana dalam program dan pelaksanaannya mengfungsikan kerja seseorang PR sehingga dikenal dengan istilah Kampanye PR. Peneliti memperoleh data Corporate Affairs PT. Djarum telah melakukan tahapan manajemen kegiatan kampanye PR ini untuk menghadapi isu perusahaan. Penelitian tentang Audit Komunikasi Kampanye yang lain adalah penelitian oleh Gagah Kharisma Purbaya (2013), yakni mengambil studi tentang Audit Komunikasi Kampanye Program Stop Buang Air Besar Sembarangan Pada Dinas Kesehatan Kabupaten Serang. Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan metode penelitian evaluatif dengan pendekatan kualitatif. Berdasarkan penelitian tersebut, diambil kesimpulan bahwa Dalam hasil yang dicapai Dinas Kesehatan Kabupaten Serang telah mencapai hasil yang baik sebagaimana dengan yang telah ditargetkan. 32 Dinas Kesehatan Kabupaten Serang mampu mengatasi kemacetan tersebut sebelum menjadi masalah yang besar. Dapat mengatur efektivitas komunikasi dan sejauh mana hasil telah tercapai. Dari beberapa penelitian tentang kampanye diatas, maka sangat jelas sekali bahwa Komunikasi yang terjadi dalam suatu kegiatan kampanye menjadi kunci dari keberhasilan menyampaikan pesan. 33 TABEL 2.1 PENELITIAN SEBELUMNYA Nama Peneliti Judul Penelitian Tahun Penelitian Metode Penelitian Persamaan Perbedaan Drara Novia Dwi Astrini Manajemen Kampanye Public Relations Dalam Menghadapi Isu (Studi Deskriptif Kualitatif Kegiatan Factory Visit di PT. Djarum Kudus) 2013 Deskriptif Kualitatif Menggunakan metode kampanye untuk menghadapi isu perusahaan Lebih kepada manajemen kampanye dengan menggunakan bantuan Public Relations untuk mengahadapi isu perusahaan Kesimpulan Penelitian Salah satu kegiatan PR yang membutuhkan proses terencana adalah kegiatan kampanye perusahaan, dimana dalam program dan pelaksanaannya mengfungsikan kerja seseorang PR sehingga dikenal dengan istilah Kampanye PR. Peneliti memperoleh data Corporate Affairs PT. Djarum telah melakukan tahapan manajemen kegiatan kampanye PR ini untuk menghadapi isu perusahaan. Sumber Skripsi Perpustakaan FISIP UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta Gagah Kharisma Purbaya Audit Komunikasi Kampanye Program Stop Buang Air Besar Sembarangan Pada Dinas Kesehatan Kabupaten Serang Bobby Wibawa Prasetya Evaluasi Kampanye Politik Partai Golkar Dalam Pemilihan Umum Calon Legislatif Kabupaten Lebak 2013 2013 Kualitatif Untuk mencapai target yang diinginkan dalam melakukan kampanye. Perbedaan pada jenis kampanye. Jika yang lain termasuk jenis kampanye politik. Skripsi ini termasuk jenis kampanye dengan metode audit komunikasi. Dalam hasil yang dicapai Dinas Kesehatan Kabupaten Serang telah mencapai hasil yang baik sebagaimana dengan yang telah ditargetkan. Dinas Kesehatan Kabupaten Serang mampu mengatasi kemacetan tersebut sebelum menjadi masalah yang besar. Dapat mengatur efektivitas komunikasi dan sejauh mana hasil telah tercapai. 2014 Kualitatif Menargetkan besarnya suara yang akan didapat pada pemilu. Menganalisis kampanye Partai Golkar dari awal masa kampanye sampai sesudah pemilu. Skripsi Perpustakaan FISIP Untirta Serang Sumber : Peneliti Mengevaluasi hasil dari pemilihan umum besar suara Partai Golkar di Kabupaten Lebak. Dan melihat evaluasi kampanye dari sudut pandang tim sukses calon legislatif. 34 BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Metode Penelitian Penelitian pada hakekatnya merupakan suatu upaya untuk menemukan kebenaran atau untuk lebih membenarkan kebenaran. Metode yang digunakan pada penelitian ini yaitu pendekatan kualitatif. Metode penelitian kualitatif adalah metode penelitian yang dugunakan untuk melihat kondisi objek alamiah (sebagai lawannya dalam eksperimen) dimana peneliti adalah instrument kunci, tehnik pengumpulan datan dilakukan dengan secara triangulasi (gabungan), analisis data bersifat induktif dan hasil penelitian kualitatif lebih menakankan makna daripada generalisasi.19 Melalui pendekatan metode kualitatif, peneliti berupaya untuk memperoleh informasi secara menyeluruh mengenai Evaluasi Kualitatif Terhadap Kampanye Politik Kampanye Politik Partai Golkar Dalam Pemilihan Umum Calon Legislatif Kabupaten Lebak Tahun 2014. Pendekatan kualitatif dipilih agar peneliti mendapatkan pemahaman yang dalam terhadap permasalahan yang ada. Dengan menggunakan pendekatan kualitatif maka data yang didapat akan lebih lengkap, lebih mendalam, kredibel dan bermakna sehingga tujuan penelitian dapat tercapai. Dapat ditemukan data yang 19 Sugiyono, 2006. Metode Penelitian Kuantitaif Kualitatif dan R&D. Bandung : Alfabeta, hal. 1 35 bersifat proses kerja, perkembangan suatu kegiatan, deskripsi yang luas dan mendalam, perasaan, norma, keyakinan, sikap mental, etos kerja, dan budaya yang dianut seorang atau sekelompok orang dalam lingkungan kerjanya.20 Penelitian kualitatif bertujuan untuk menjelaskan fenomena dengan sedalam-dalamnya melalui pengumpulan data sedalam-dalamnya.21 Sebagai peneliti ilmu komunikasi dengan metode kualitatif dalam analisis datanya tidak menggunakan bantuan ilmu statistik, tetapi menggunakan rumus 5W + 1H (Who, What, When, Where, Why dan How).22 a. What (data dan fakta yang dihasilkan) Data dan fakta yang dihasilkan dari penelitian ini adalah jawaban dari evaluasi kualitatif terhadap kampanye politik Partai Golkar dalam pemilihan umum calon legislatif Kabupaten Lebak tahun 2014. b. Who (siapa saja yang bias menjadi informan kunci) Dalam penelitian ini, yang menjadi informan adalah Ketua Ketua DPD Partai Golkar Kabupaten Lebak, selaku orang yang bertanggung jawab atas program kampanye Partai Golkar dalam pemilihan umum calon legislatif Kabupaten Lebak tahun 2014. 20 Ibid, Hal. 181 Krisyantono, Rachmat. Teknik Praktis Riset Komunikasi. Jakarta: Kencana Prenada Media Group, hal. 56 22 Mardianto, Elvinaro. 2010. Metodologi Penelitian Untuk PR. Bandung: Simbiosa Rekatama Media, hal.58 21 36 c. Where (dimana sumber informasi penelitian bias digali atau ditemukan) Dalam penelitian ini, tempat yang bias dijadikan lokasi untuk meneliti adalah kantor DPD Partai Golkar Kabupaten Lebak dan observasi ke lapangan yang bertempat di Stadion Ona Rangkabitung. d. How (bagaimana proses data itu berlangsung) Penelitian ini menjelaskan bagaimana evaluasi kualitatif terhadap kampanye politik Partai Golkar dalam pemilihan umum calon legislatif Kabupaten Lebak tahun 2014 yaitu dengan melihat perencanaan dan proses kampanye calon legislatif dan kampanye Partai Golkar, serta evaluasi setelah kampanye. e. Why (Mengapa) Why memberikan pemahaman lebih dalam dari hasil penelitian kualitatif. Dalam penelitian ini, pertanyaan Why akan menjawab analaisis lebih dalam atau penafsiran/intrepetasi lebih dalamada apa dibalik fakta dan data hasil penelitian itu, mengapa bisa terjadi seperti itu. 3.2 Informan Peneliti Dalam penelitian ini peneliti menggunakan teknik purposive sampling. Purposive sampling yaitu pengambilan sampel sumber data 37 dengan pertimbangan tertentu, menentukan subyek atau obyek sesuai dengan tujuan, menetapkan tempat yang sudah ditentukan, contohnya orang tersebut dianggappaling mengerti tentang subyek penelitian.23 Sampel sebagai sumber data hendaknya yang menjadi informan peneliti memiliki kriteria sebagai berikut : 24 1. Informan yang menguasai atau memahami sesuatu melalui proses enkulturisasi, sehingga sesuatu itu bukan sekedar diketahui tetapi juga dihayati ; 2. Informan tergolong masih sedang berkecimpung pada kegiatan yang diteliti ; 3. Informan mempunyai waktu yang memadai untuk memberikan informasi ; 4. Informan tidak cendrung memberikan informasi hasil kemasannya sendiri. Peneliti mengambil sampel penelitian yang kemudian disebut key informan yakni, Pertama, Sekretaris DPD Partai Golkar Kabupaten Lebak yang memiliki tanggung jawab atas kampanye Partai Golkar dalam pemilihan umum calon legislatif periode 2014 -2019. Informan adalah orang-orang yang memberi informasi baik tentang dirinya atau orang lain mengenai suatu kejadian kepada peneliti. Dalam buku Moleong (2006) menjelaskan informan sebagai orang yang 23 24 Sugiyono, 2005. Memahami Penelitian Kualitatif. Bandung : CV. Alfabeta, Hal. 57 Ibid, Hal. 57 38 imanfaatkan untuk memberi informasi tentang situasi dan kondisi latar penelitian.25 Karakteristik anggota informan yang digunakan dalam penelitian ini adalah memiliki kriteria sebagai berikut : 1. Pria/wanita dengan usia yang tidak ditentukan 2. Warga Lebak 3. Praktisi politik 4. Berwawasan luas mengenai ilmu politik 5. Bergelut dalam dunia politik di Lebak 6. Masyarakat yang memiliki pengetahuan tentang kampanye politik Partai Golkar dan mengikuti jadwal kampanye Partai Golkar Dari kriteria diatas, peneliti menentukan informan penelitian berdasarkan tiga kelompok : a. Informan utama (key informan), dalam penelitian ini yang menjadi informan kunci adalah Ketua Ketua DPD Partai Golkar Kabupaten Lebak. dalam hal ini Ketua DPD Partai Golkar yang memiliki berkompeten dalam bidang politik dan mampu menjelaskan permasalahan tentang pemilu ini. b. Informan ahli, yaitu para ahli yang sangat memahami dan memberikan penjelasan berbagai hal yang berkaitan dengan penelitian dan tidak dibatasi dengan wilayah tempat tinggal, 25 Moleong, Lexy. 2006. Metodologi Penelitian Kualitatif. Bamndung : Remaja Rosdakarya, hal. 132 39 misalnya para akademisi, budayawan, tokoh masyarakat dan tokoh agama. Dalam penelitian ini yang menjadi informan ahli adalah para politikus di Kabupaten Lebak 3.3 Obyek Penelitian Sesuai dengan ruang lingkup penelitian ini maka yang menjadi objek dari penelitian adalah berbagai tahapan maupun kegiatan kampanye politik yang dilakukan oleh Calon Legislatif Partai Golkar menjelang Pemilu Kab. Lebak 2013. Penelitian ini juga dilakukan di kantor DPD Partai Golkar Lebak . Secara lebih konkrit yang menjadi objek penelitian ini adalah elemen-elemen atau segala sesuatu yang berhubungan dengan kegiatan maupun kampanye politik baik yang dilakukan oleh Tim Sukses Calon Legislatif maupun Partai Golkar pada Pemilu Kab. Lebak 2014. 3.4 Jenis Data Penelitian ini menggunakan 2 jenis data: 1. Sumber Data Primer Adalah data yang langsung dikumpulkan oleh peneliti dari objek penelitian atau lapangan. Dalam penelitian ini data-data diperoleh langsung dari sumber di lokasi penelitian, diantaranya dengan mengikuti dan mengadakan pengamatan terhadap kegiatan kampanye politik Partai Golkar dalam Pemilihan Umum Calom Legislatif 2014 dan melakukan 40 wawancara dengan Tim Sukses kampanye Partai Golkar . Selain itu, peneliti juga mendokumentasikan berbagai kegiatan yang diikuti selama proses kampanye Partai golkar. 2. Sumber Data Sekunder Adalah data yang diperoleh peneliti dalam bentuk data yang sudah berupa publikasi terkait dengan penelitian untuk melengkapi data primer. Sumber data pendukung yang digunakan dalam penelitian ini adalah data kepustakaan yang didapat dari buku-buku pendukung, artikel koran, majalah, jurnal, hasil dokumentasi, skripsi dan informasi yang diperoleh dari berbagai media massa. Dalam penelitian ini didapatkan data-data yang berhubungan dengan kegiatan kampanye yang dilakukan oleh Partai Golkar. Data ini didapat dari artikel berbagai surat kabar antara lain adalah pemberitaan tentang kegiatan Kampanye Partai Golkar yang didapat lewat surat kabar Radar Banten, Kabar Banten, dll. Informasi seputar kampanye lewat media internet. Selain itu, juga didapat data berupa arsip kegiatan kampanye yang berasal dari DPD Parta Golkar Lebak maupun arsip data. 3.5 Teknik Pengumpulan Data Data yang diperlukan dalam penelitian ini ada dua, yakni data primer dan data sekunder. Untuk pengumpulan data primer dapat dilakukan dengan berbagai cara antara lain: 1. Wawancara atau Interview 41 Wawancara atau Interview merupakan suatu cara yang dilakukan oleh penulis untuk mendapatkan informasi secara detail mengenai berbagai hal yang berhubungan dengan Partai Golkar. Kegiatan ini dilakukan dengan melakukan Tanya jawab kepada beberapa narasumber atau informan. Dalam pelaksanaan wawancara, pertanyaan pokok yang diajukan adalah mengenai bagaimana kegiatan kampanye politik yang dilakukan oleh partai Golkar dan berbagai persiapan Partai Golkar dalam Pemilu 2014. Pelaksanaan wawancara dilakukan setelah pelaksanaan Pemilu 2014 antara rentang waktu Maret- September 2014. Dalam pelaksanaan wawancara peneliti menghampiri langsung narasumber masing-masing seperti Kantor DPD Partai Golkar Lebak dan kediaman pribadi narasumeber. Dalam penelitian ini maka jenis wawancara yang dilakukan dengan menggunakan pedoman wawancara (interview guide). Jenis interview guide pada umumnya dimaksudkan untuk kepentingan wawancara yang lebih mendalam dengan lebih memfokuskan pada persoalan-persoalan yang menjadi pokok dari minat penelitian.26 Dalam metode ini, pewawancara biasanya menyiapkan pertanyaan-pertanyaan singkat yang akan dikembangkan sesuai konteks dan situasi wawancara. Hal ini dimaksudkan untuk mempermudah langkah-langkah sistematis datda yang masuk. 26 Parwito, 2008. Komunikasi Politik Media Massa dan Kampanye Pemilihan. Yogyakarta : Jalasutra, hal. 70 42 Pedoman wawancara biasanya tidak berisi pertanyaan-pertanyaan yang mendetail, akan tetapi sekedar garis besar tentang data atau informasi yang ingin didapatkan dari informan. Sehingga nanti dapat dikembangkan oleh pewawancara ketika melakukan wawancara dengan narasumber. 2. Observasi atau Pengamatan Penelitian dengan menggunakan metode observasi biasanya dilakukan untuk mealacak secara sistematis dan langsung gejala-gejala komunikasi terkait dengan persoalan-persoalan sosial, politis, dan cultural masyarakat27. Observasi yang dilakukan adalah bersifat non sistematis, artinya tidak menggunakan instrumen atau alat pengamatan dalam mengamati aktivitas dan pelaksanaan kegiatan kampanye politik Partai Golkar dalam menghadapi Pemilihan Umum 2014. Dalam penelitian ini, peneliti melakukan observasi secara participant observasion, namun sebatas active participant observasion, yakni peneliti ikut ambil bagian sampai tingkat tertentu dalamkegiatan kampanye pemenangan Partai Golkar, dan dalam ini peneliti tidak menjadi bagian dari kelompok yang diteliti. Pada tahapan observasi, peneliti mengamati segala bentuk kegiatan kampanye politik yang dilakukan oleh Partai Golkar secara langsung atau melakukan pengamatan melalui media massa. Observasi ini dilakukan dalam kurun waktu bulan Maret 2014 sampai dengan September 2014. 27 Parwito, 2007. Penelitian Kualitatif. Yogyakarta : LKiS, hal. 111 43 Sebelum massa kampanye dimulai, peneliti mengamati segala bentuk kegiatan politik Partai Golkar melalui media massa. Selain itu, peneliti juga melakukan pendekatan atau menjalin komunikasi secara langsung dengan pengurus DPD Partai Golkar Lebak, yakni dimulai sejak bulan Maret 2014. Pada masa kampanye, peneliti juga menghadiri dan mengikuti rangkaian kegiatan kampanye yang dilakukan oleh Partai Golkar, antara lain adalah kegiatan kampanye terbuka, kampanye dialogis maupun kegiatan kampaye debat. Selain itu penulis juga mendapat kesempatam untuk mengikuti kegiatan konsolidasi atau rapat internal yang dilakukan oleh DPD Partai Golkat Lebak dalam menentukan target suara. 3.6 Analisis Data Analisis adalah proses menyusun data agar dapat ditafsirkan. Menyusun berarti menggolongkannya dalam pola, tema dan kategori. Analisis data merupakan proses sistematis pencarian dan pengaturan transkrip wawancara, catatan lapangan, dan materi-materi lain yang telah dikumpulkan untuk menimgkatkan pemahaman peneliti mengenai materi tersebut dan untuk memungkinkan peneliti menyajikan apa yang sudah ditemukan kepada orang lain. Teknis analisis data dalam penelitian ini menggunakan model analisis data menurut Miles dan Huberman ada tiga jenis kegiatan dalam analisis data : 44 Reduksi. Reduksi bukan sesuatu yang terpisah dari analisis. Ia merupakan bagian dari analisis. Reduksi data adalah suatu bentuk analisis yang mempertajam, memilih, memfokuskan, membuang, menyusun data dalam suatu cara dimana kesimpulan akhir dapat digambarkan. Reduksi data terjadi secara berkelanjutan hingga laporan akhir. Bahkan sebelum data secara aktuual dikumpulkan, reduksi data antisipasi terjadi sebagaimana diputuskan oleh peneliti. Sebagaimana pengumpulan data berproses, terdapat beberapa bagian selanjutnya dari reduksi data (membuat rangkuman, membuat tema-tema, membuat gugus-gugus, membuat pemisahan-pemisahan, menulis memo-memo). Model data (data display). Kita mendefinisikan model sebagai suatu kumpulan informasi yang tersusun yang membolehkan pendeskripsian kesimpulan dan pengambilan tindakan. Bentuk yang paling sering dari model data kualitatif selama ini adalah teks naratif. Penyajian data yang sederhana dan mudah dipahami adalah cara utama untuk menganalisis data deskriptif kualitatif yang valid. Penyajian ini bisa dalam bentuk matriks, grafik, atau bagan yang dirancang untuk menghubungkan informasi. Penyajian data yang peneliti lakukan adalah mengenai evaluasi kualitatif terhadap kampanye politik PartaGolkar 45 dalam pemilihan umum calon legislatif Kabupaten Lebak tahun 2014. Penarikan/verifikasi kesimpulan. Dari permulaan pengumpulan data, peneliti kualitatif mulai memutuskan apakah makna sesuatu, mencatat keteraturan, pola, penjelasan, konfigurasi yang mungkin, alur sebab-akibat, dan proposisi-proposisi. 3.7 Uji Validitas Validitas membuktikan bahwa apa yang diamati oleh peneliti sesuai dengan kenyataan, dan apakah penjelasan yang diberikan tentang dunia memang sesuai dengan yang sebenarnya ada atau terjadi. Validitas dibedakan menjadi 2, yaitu validitas internal dan validitas eksternal. Validitas internal merupakan ukuran kebenaran data yang diperoleh dengan instrumen, yakni apakah instrumen itu sungguh-sungguh mengukur variabel yang sebenarnya. Bila ternyata tidak, data yang diperoleh tidak sesuai dengan kebenaran seperti yang diharuskan dalam penelitian, dan dengan sendirinya hasil penelitian tidak dapat dipercaya. Dalam penelitian kualitatif, validitas internal dapat ditimbulkan oleh berbagai faktor, antara lain (a) perubahan waktu, situasi dan pematangan; (b) pengaruh pengamat / peneliti; (c) seleksi dan regresi; (d) mortalitas; (e) kedangkalan kesimpulan. Validitas internal mengusahakan tercapainya aspek kebenaran atau the truth value hasil penelitian sehingga dapat 46 dipercaya, atau menurut istilah penelitian naturalistic mempunyai credibility atau kredibilitas. Validitas eksternal berkenaan dengan generalisasi, yakni sampai manakah generalisasi yang dirumuskan berlaku bagi kasus-kasus lain diluar penelitian. Penelitian kualitatif tidak melakukan sampling acak juga tidak mengadakan pengolahan statistik untuk mempertahankan generalisasi dan validasi eksternal. Validitas eksternal antara lain harus memungkinkan perbandingan dengan hasil studi dan untuk dapat diadakan perbandingan oleh peneliti lain, harus ada deskripsi dan definisi yang jelas tentang tiap komponen seperti konsep yang dikembangkan, ciri-ciri populasi, sampling, situasi lokasi, unit analis, dan sebagainya sehingga dapat dipahami orang lain sesuai dengan pemahaman peneliti sendiri. Kekaburan dalam hal ini mengurangi sifat keilmiahan studi itu. Pada penelitian kualitatif, jumlah sampel yang biasanya kecil tidak menguntungkan dalam mengadakan generalisasi yang dapat dipercayai sepenuhnya. Kepercayaan dapat ditingkatkan bila penelitian dilakukan dalam beberapa lokasi. Apa yang ditemukan dalam suatu kelompok belum tentu berlaku bagi kelompok lain sehingga perlu mempelajari beberapa kelompok lain sampai tercapai taraf ketuntasan dan diperoleh kesamaan kesimpulan mengenai suatu gejala atau konsep sehingga peneliti melakukan cara uji validitas dengan menggunakan teknik triangulasi data yaitu teknik pemeriksaan keabsahan data yang memanfaatkan sesuatu 47 yang lain di luar data itu untuk keperluan pengecekkan atau sebagai pembanding terhadap data itu.28 Dalam penelitian ini, dalam melakukan teknik triangulasi data tidak hanya bertanya dengan Komisi Pemilihan Umum dalam hal ini DPD Partai Golkar sebagai informan utama/key informan penelitian, namun juga kepada tim sukses calon legislatif. Hasil wawancara yang didapat dari Ketua DPD Partai Golkar dicek kebenarannya sesuai yang terjadi dilapangan. Selain itu juga dapat dilihat melalui observasi dilapangan. Hal ini bertujuan agar data yang didapat dapat teruji kevalidannya antara key informan dengan informan ahli lainnya. 3.8 Lokasi dan Jadwal Penelitian Penelitian mengenai “Evaluasi Kualitatif Terhadap Kampanye Politik Partai Golkar Dalam Pemilihan Umum Calon Legislatif Kabupaten Lebak 2014” akan dilakukan di Kantor DPD Partai Golkar Kabupaten Lebak dan Stadion Ona Rangkasbitung. Jadwal penelitian ini dimulai dari bulan Maret 2014 – bulan September 2014 sejak dimulainya masa kampanye (pra pemilu) sampai sesudah pemilihan (pasca pemilu) : 28 Lexy Moleong. 2000. Metode Penelitian Kualitatif. Bandung: Remaja Rosdakarya, hal. 178 48 TABEL 3.1 JADWAL PENELITIAN NO KEGIATAN 1 Observasi Penyusunan 2 Proposal Pengumpulan 3 Data 1 4 Skripsi Bab 1-3 Pengumpulan 5 Data 2 6 Skripsi Bab 4-5 7 Sidang MARET APRIL MEI JUNI JULI Sumber : Peneliti AGUSTUS SEPTEMBER OKTOBER 49 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Pada bab IV ini peneliti akan memaparkan mengenai profil singkat objek penelitian yang diteliti, Partai Golkar dan para elemen Partai Golkar yang merupakan objek penelitian, gambaran umum mengenai evaluasi kualitatif kampanye politik Partai Golkar dalam pemilihan umum calon legislatif Kabupaten Lebak 2014. Untuk mengetahui cetak biru kampanye Partai Golkar dan Bagaimana realisasi cetak biru kampanye Partai Golkar serta meneliti kinerja perencanaan, pelaksanaan sampai evaluasi setelah kampanye. Dimana penelitian ini menggunakan teori perilaku terencana dan metode penelitian kualitatif dengan teknik pengumpulan data melalui wawancara mendalam, observasi dan dokumentasi. Penelitian kualitatif merupakan prosedur penelitian yang menghasilkan data-data berupa kata-kata tertulis atau lisan didasari oleh orang atau perilaku yang diamati. Pada penelitian kualitatif, peneliti dituntut agar dapat menggali data berdasarkan apa yang diucapkan oleh sumber data. Pada penelitian kualitatif, bukan sebagaimana seharusnya apa yang dipikirkan oleh peneliti tetapi berdasarkan sebagaimana adanya yang terjadi di lapangan, yang dialami, dirasakan dan dipikirkan oleh sumber data. 50 Dengan melakukan penelitian melalui pendekatan deskriptif maka peneliti memaparkan, menjelaskan, menggambarkan data yang diperoleh oleh peneliti melalui wawancara mendalam yang dilakukan dengan para informan. Hasil penelitian ini diperoleh dengan teknik wawancara mendalam (in-depth interview) atau wawancara tidak terstruktur yang bertujuan untuk mengetahui pandangan personal informan. Dalam melakukan wawancara ini, peneliti membutuhkan waktu selama 2 bulan yaitu bulan Mei dan Juni 2014. Peneliti mewawancarai beberapa informan yakni Sekretaris DPD Partai Golkar Kabupaten Lebak, Wakil Sekretaris DPD Partai Golkar serta Informan pendukung yakni, Wakil Ketua Bagian Pemenangan Pemilu Partai Golkar Kabupaten Lebak. Agar pembahasan lebih sistematis dan terarah, peneliti membagi kedalam 3 pembahasan yaitu: 1. Deskripsi Objek Penelitian 2. Deskripsi Informan 3. Hasil Penelitian 51 4.1 Deskripsi Objek Penelitian 4.1.1 Partai Golkar Gambar 4.1.1 Logo Partai Golongan Karya Partai Golkar yang didirikan pada 20 Oktober 1964 di Jakarta, sebuah partai yang mengusung asas berdasarkan pancasila dengan mempunyai tujuan partai yaitu : 1. Mempertahankan, mengamankan, mengamalkan pancasila dan Undang-Undang Dasar 1945. 2. Mewujudkan cita-cita bangsa sebagaimana dimaksudkan dalam Undang-Undang Dasar 1945. 3. Menciptakan masyarakat adil dan makmur merata materil dan spiritual berdasarkan Pancasila dan Undang-Undang Dasar 1945 dalam wadah Negara Kesatuan Republik Indonesia. 4. Mewujudkan kedaulatan rakyat dalam rangka mengembangkan kehidupan demokrasi Pancasila yang 52 menjunjung tinggi dan menghormati kebenaran, keadilan, hokum, dan hak asasi manusia.29 4.1.2 Paradigma Partai Golkar Paradigma baru Partai Golkar ini berisi pokok-pokok doktrin, visi, misi dan platform politik. Didalam perumusan paradigma baru ini ada terkandung aspek pembaruan sekaligus kesinambungan. Aspek pembaruan ditunjukkan melalui perubahan struktur atau kelembagaan, dan aspek kesinambungan tampak pada kekukuhan Partai Golkar untuk tetap berideologi Pancasila dan doktrin karya dan kekaryaan. Perubahan ini disamping dimaksudkan untuk meluruskan sejumlah kekeliruan lama, juga diarahkan untuk mewujudkan Partai Golkar yang mandiri, demokratis, kuat solid, berakar, dan responsif. Dengan paradigma baru Partai Golkar diharakan menjadi partai politi modern dalam pengertiannya yang sebenarnya. Yakni, tidak lagi sebagai ”Partainya Penguasa” (the ruler’s party) yang hanya menjadi mesin pemilu atau alat politik untuk melegitimasi kekuasaan. Pembaruan paradigma itu sendiri didorong oleh faktor utama yang berasal dari diri Partai Golkar sendiri, yakni jati diri dan watak Golkar sebagai kekuatan pembaru. Sebagaimana disebutkan pada point keempat dari Ikrar Panca Bhakti Golongan Karya, etos atau semangat pembaruan pada sejatinya merupakan fitrah atau sikap dasar Partai Golkar sejak 29 Dhakidae, Daniel. 2009. Partai-Partai Politik Indonesia (Ideologi dan Program) 2004-2009. Jakarta : Kompas hal. 395-396 53 kelahirannya. Fitrah inilah yang mendorong dilakukannya pembaruan ini. Dengan demikian, pembaruan paradigma ini merupakan pengejawantahan belaka dari fitrah tersebut. Paradigma baru Partai Golkar ini telah mulai diwujudkan melalui pembaruan internal, terutama terhadap struktur atau kelembagaan organisasi yang selama ini mempunyai akses yang terlalu besar terhadap organisasi yang membatasi kemandirian Partai Golkar. Langkah-langkah pembaruan kelembagaan tersebut juga diikuti dengan diwujudkannya prinsip kedaulatan di tangan anggota. Yaitu mekanisme pengambilan setiap keputusan organisasi dilakukan secara lebih terbuka, demokratis, dari bawah (bottom-up), dan dengan pemungutan suara secara langsung. Melalui mekanisme yang demokratis ini maka terbukalah peluang bagi kader-kader untuk memimpin partai karena memang dalam persepektif demokrasi kesempatan dan peluang perlu deisediakan untuk semua, sehingga tidak terjadi pemusatan pandangan pada pesona figur tunggal yang mengarah pada kultus individu. Implikasi lain dari serangkaian pembaharuan tersebut adalah sangat berarti, yakni Partai Golkar menjadi benar-benar mandiri dan mampu mewujudkan tegasnya asas kedaulatan di tangan anggota sebagai salah satu prinsip utama dari partai yang modern, demokratis, dan mengakar. Partai Golkar bertumpu hanya pada kekuatannya sendiri, tidak mengandalkan kekuatan di luar dirinya, dan selanjutnya dapat mengambil 54 keputusan-keputusan organisasional secara independen tanpa campur tangan dari pihak luar atau golongan mana pun. 4.1.3 Visi Partai Golkar Sejalan dengan cita-cita Para Bapak Pendiri Negara (the founding fathers) kita bahwa tujuan kita bernegara adalah melindungi segenap tumpah darah Indonesia, mencerdaskan kehidupan bangsa, mewujudkan keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia, dan ikut menciptakan perdamaian dunia, maka Partai Golkar sebagai pengemban cita-cita proklamasi menegaskan visi perjuangannya untuk menyertai perjalanan bangsa mencapai cita-citanya. Partai Golkar berjuang demi terwujudnya Indonesia baru yang maju, modern, bersatu, damai, adil dan makmur dengan masyarakat yang beriman dan bertaqwa, berakhlak baik, menjunjung hak asasi manusia, cinta tanah air, demokratis, dan adil dalam tatanan masyarakat madani yang mandiri, terbuka, egaliter, berkesadaran hukum dan lingkungan, menguasai ilmu pengetahuan dan teknologi, memiliki etos kerja dan semangat kekaryaan, serta disiplin yang tinggi. Dengan visi ini maka Partai Golkar hendak mewujudkan kehidupan politik nasional yang demokratis melalui pelaksanaan agendaagenda reformasi politik yang diarahkan untuk melakukan serangkaian koreksi terencana, melembaga dan berkesinambungan terhadap seluruh bidang kehidupan. Reformasi pada sejatinya adalah upaya untuk menata 55 kembali sistem kenegaraan kita disemua bidang agar kita dapat bangkit kembali dalam suasana yang lebih terbuka dan demokratis. Bagi Partai Golkar, upaya mewujudkan kehidupan politik yang demokratis yang bertumpu pada kedaulatan rakyat adalah cita-cita sejak kelahirannya. Keterbukaan adalah nilai kemanuasiaan yang hakiki yang merupakan nafas dari gerakan reformasi. Atas dasar pandangan keterbukaan tersebut, kita harus menciptakan sistem sosial politik yang terbuka atau transparan dengan struktur dan proses politik yang dapat secara efektif benar-benar mencerminkan kedaulatan rakyat. Untuk itu maka peluang bagi rakyatuntuk ikut berpartisipasi aktif dalam prosesproses politik mutlak dibuka seluas-luasnya. Kebebasan untuk berserikat, berkumpul dan menyampaikan pendapat semakin terjamin dan dilindungi oleh Undang-Undang. Sendi utama masyarakat madani adalah supremasi hukum. Oleh karena itu negara kita adalah negara hukum maka supremasi hukum harus dtempatkan sebagai pilar utama dalam rangka mewujudkan sistem politik yang demokratis dan berdasarkan hukum. Partai Golkar memandang bahwa reformasi hukum tidak terbatas hanya pada penyempurnaan sarana dan prasarana, materi dan aparatur hukum, tetapi juga budaya hukum. Di bidang ekonomi, visi Partai Golkar adalah ekonomi rakyat atau kerakyatan atas dasar keyakinan bahwa hanya sistem perekonomian inilah yang menjamin rakyat makin sejahtera. Pembangunan ekonomi dalam paradigma lama yang terlampau menekankan pertumbuhan dengan tulang 56 punggung konglomerasi ternyata justru membawa negara dan bangsa Indonesia terjerembab ke dalam krisis ekonomi yang sangat parah. Konglomerasi semu dan sangat rapuh terhadap goncangan ekonomi global. Dalam konteks ini, maka paradigma ekonomi kerakyatan justru memiliki potensi yang sangat kuat bagi fundamental ekonomi kita. Dengan visi ekonomi kerakyatan ini, maka usaha kecil, menengah, dan koperasi akan dikembangkan dan diperkuat sebagai pilar utama perekonomian nasional. Partai Golkar menginginkan di masa depan usaha menengah, kecil dan koperasi menjadi ujung tombak perberdayaan masyarakat dalam pengertian yang sebenarnya. Tanpa upaya-upaya pemberdayaan rakyat, maka tujuan menciptakan masyarakat madani akan semakin jauh dari gapaian kita. Untuk itu sejalan dan searah dengan visi menciptakan kesejahteraan rakyat, perhatian terhadap upaya penguatan usaha menengah, keci, koperasi menjadi prioritas yang diutamakan. Dibidang sosial budaya, Partai Golkar mencita-citakan penguatan budaya bangsa yang mampu melahirkan bangsa yang kuat, yakni bangsa yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, menguasai ilmu pengetahuan dan teknologi atau keterampilan, memiliki etos kerja yang tinggi, memiliki disiplin sosial yang tangguh dan memiliki etika yang kuat. Untuk menuju terciptanya bangsa yang kuat semacam itu, maka perlu dikembangkan suasana dan iklim yang mendukung bagi berkembangna budaya ilmu (etos intelektualisme), budaya kerja (etos 57 kerja), budaya displin, dan budaya hidup etis dan religius di kalangan masyarakat. Partai Golkar memandang kerukunan sebagai basis bagi integrasi bangsa. Untuk itu, maka kehidupan sosial budaya yang berkeadilan dan terjembataninya kesenjangan sosial ekonomi antarindividu, antarkelompok, antara kota-desa, antara Jawa-luar Jawa, dan antara pusatdaerah, menjadi agenda yang penting yang harus dipentingkan. Demikian juga halnya, pengembangan kehidupan beragama dan kerukunan antarumat beragam menjadi kepedulian Partai Golkar. Dengan visi ini pula Partai Golkar hendak mengembangkan pola hubungan sosial yang lebih harmonis dan dilandasi oleh semangat persamaan manusia. Pandangan yang diskrimatif dan tidak adil terhadap suatu kelompok tertentu harus dihapuskan dari segenap masyarakat kita, dan diganti dengan pandangan yang diliputi oleh semangat kekeluargaan, kebersamaan dan persaudaraan sejati antarwarga negara. 4.1.4 Misi Partai Golkar Dalam rangka mengaktualisasikan doktrin dan mewujudkan visi tersebut, Partai Golkar dengan ini menegaskan misi perjuangannya, yakni: menegakkan, mengamalkan, dan mempertahankan Pancasila sebagai dasar negara dan ideologi bangsa untuk memperkokoh Negara Kesatuan Republik Indonesia; dan mewujudkan cita-cita Proklamasi melalui pelaksanaan pembangunan nasional di segala bidang untuk mewujudkan 58 masyarakat yang demokratis, menegakkan supremasi hukum, mewujudkan masyarakat kesejahteraan rakyat dan hak-hak asasi manuasia. Dalam rangka membawa misi mulia tersebut Partai Golkar melaksanakan fungsi-fungsi sebagai sebuah partai politik modern, yaitu: 1. Mempertegas komitmen mengartikulasikan dan untuk menyerap, memperjuangkan memadukan, aspirasi serta kepentingan rakyat sehingga menjadi kebijakan politik yang bersifat publik. 2. Melakukan rekrutmen kader-kader yang berkualitas melalui sistem pretasi (merit system) untuk dapat diplih oleh rakyat untuk menduduki posisi-posisi politik atau jabatan-jabatan publik. Dengan posisi atau jabatan politik ini maka para kader dapat mengontrol atau mempengaruhi jalannya pemerintahan untuk diabdikan sepenuhnya bagi kepentingan dan kesejahteraan rakyat. 3. Meningatkan proses pendidikan dan komunikasi politik yang dialogis dan partisipatif, yaitu membuka diri terhadap berbagai pikiran, aspirasi dan kritik dari masyarakat.30 4.2 Deskripsi Informan Dalam bab ini peneliti akan menguraikan deskripsi informan, yaitu mengenai evaluasi kualitatif kampanye politik Partai Golkar dalam 30 Ibid. hal, 397 59 pemilihan umum calon legislatif Kabupaten Lebak tahun 2014. Seperti yang telah dipaparkan sebelumnya bahwa peneliti menggunakan dua macam informan, yaitu informan kunci (key informant) dan informan pendukung. Adapun hasil penelitian ini berdasarkan hasil wawancara, literature/kepustakaan dan foto. Berikut ini adalah beberapa profil yang diwawancarai oleh peneliti : 4.2.1 Informan Kunci (Key Informant) 1. Informan 1 Gambar 4.2.1 Informan Kunci H. Mas Yogi Rochmat Abdulirohi Informan 1 ini lahir pada tanggal 17 Agustus 1945 ini menjabat sebagai Sekretaris DPD Partai Golkar Kabupaten Lebak pada masa bhakti 2009-2015. Beliau juga terpilih lagi sebagai Anggota Dewan Perwakilan 60 Rakyat Daerah Kabupaten Lebak (DPRD Kab. Lebak) untuk ketiga kalinya untuk periode 2014-2019, sebelumnya beliau menjabat sebagai Anggota DPRD Kabupaten Lebak pada periode 2004-2009 dan 20092014. Beliau pernah mengikuti Pendidikan Kader Politik Partai Golkar di Pusdiku Lembang Bandung. Pada tahun 1987, beliau pernah mengikuti Pelatihan Administratur Diklat PU di Bandung. 2. Informan 2 Gambar 4.2.2 Informan Kunci Inu Ainul Hayat Informan 2 ini lahir pada tanggal 24 November 1966 ini menjabat sebagai Wakil Sekretaris DPD Partai Golkar Kabupaten Lebak pada masa bhakti 2009-2015. Beliau sebelumnya pernah menjabat sebagai Ketua AMPG Rangkasbitung pada periode 2002 s/d 2007 dan menjadi Ketua AMPG Kabupaten Lebak pada periode 2007 s/d sekarang serta pernah menjabat sebagai Bendahara Umum Satkar Ulama pada 2002 s/d 2005. 61 Pada pemilu tahun 2014 sekarang, beliau mencalonkan diri sebagai Calon Legsilatif DPRD Kabupaten Lebak. 4.2.2 Informan Pendukung 1. Suhalim Bapak yang lahir pada tanggal 8 Mei 1970 ini menjabat sebagai Wakil Ketua Bagian Pemenangan DPD Partai Golkar Kabupaten Lebak pada masa bhakti 2009-20015. Beliau sebelumnya hanya menjadi staf di DPD Partai Golkar Kabupaten Lebak, beliau baru bergabung dengan Partai Golkar pada tahun 2010, pendidikan beliau hanya sampai duduk dibangku SMA. Pada pemilu kali ini beliau dipercaya sebagai tim pencari data suara Partai Golkar. 4.3 Hasil Penelitian dan Pembahasan Penelitian in berfokus kepada adalah evaluasi kualitatif kampanye politik Partai Golkar dalam pemilihan umum calon legislatif Kabupaten Lebak 2014 dengan lokasi penelitian di Kabupaten Lebak. Dalam penelitian ini sistem wawancara dilakukan pada dua tempat,yang pertama Kantor DPD Partai Golkar Kabupaten Lebak, peneliti datang langsung kepada staff yang berada di dalam Kantor DPD Partai Golkar Kabupaten Lebak dan menanyakan bagaimana evaluasi kampanye politik yang dilakukan oleh Partai Golkar , dan pertanyaan-pertanyaan lainnya yang sudah peneliti susun sebagai pedoman wawancara. 62 Sebelum melakukan wawancara tentunya peneliti melakukan observasi lapangan terlebih dahulu, peneliti mengumpulkan data-data dari masyarakat dan pengamat politik yang tahu tentang kondisi politik di Kabupaten Lebak. Begitu pula peneliti melakukan observasi dengan mengikuti kampanye Politik Partai Golkar yang bertempat di Stadion Ona Rangkasbitung. Wawancara yang peneliti dilakukan bertahap, dikarenakan keterbatasan peneliti dan waktu yang tidak memadai, beberapa kali peneliti dating langsung untuk melakukan wawancara, namun untuk memwawancarai Ketua DPD Partai Golkar Kabupaten Lebak amatlah sulit, hal ini dikarenakan kesibukan beliau sebagai Pengusaha, maka peneliti mewawancari Sekretaris DPD Partai Golkar Kabupaten Lebak yaitu H. Mas Yogi Rochmat yang baru pada hari Rabu tanggal 18 Juni 2014 sekitar pukul 10.00 WIB Peneliti bisa melakukan wawancara langsung dengan beliau, di tahap wawancara ini, peneliti menyiapkan sejumlah pertanyaan kemudian merekam jawaban atau informasi yang didapatkan dari informan dan menulis hal-hal yang penting dalam wawancara tersebut. Daftar pertanyaan dari jawaban narasumber dapat dilihat dilembar lampiram. Tidak hanya Sekretaris DPD Partai Golkar Kabupaten Lebak, peneliti juga mewawancarai Wakil Sekretaris DPD Partai Golkar Kabupaten Lebak sekaligus Calon Legislatif DPRD Kabupaten Lebak dari Partai Golkar Ainul Hayat sebagai informan tambahan, peneliti 63 menanyakan hal-hal yang serupa dan lebih mendalam karena Calon Legislatif DPRD Kabupaten Lebak dari Partai Golkar ini yang ikut serta sebagai peserta pemilihan umum dan juga melakukan kampanye bersama partai maupun perorangan. Pada bulan Maret 2014 sebelumnya peneliti melakukan mencari data dengan mendatangi Kantor DPD Partai Golkar Kabupaten Lebak dan bertemu dengan staf disana, peneliti mengambil nama-nama calon legislatif yang akan maju sebagai peserta pemilu. Peneliti mencari data penelitian naturalistik yang diperoleh dari sumber bukan manusia, diantaranya dokumen dan bahan statistik. Dokumen terdiri atas tulisan pribadi, seperti buku harian, pamphlet, buku saku, stiker, surat-surat dan dokumen resmi lainnya. Peneliti juga mengambil data-data tentang calon legislatif Partai Golkar dari situs resmi Partai Golkar serta tambahan dari Komisi Pemilihan Umum (KPU). Tempat yang kedua adalah lokasi kampanye yang dilaksanakan di Stadion Ona Rangkasbitung. Peneliti sangat mengenal lokasi yang dijadikan penelitian tersebut, dikarenakan kediaman peneliti hanya berjarak kurang lebih 5 kilo meter, hal ini memudahkan peneliti untuk melakukan observasi kelapangan. Peneliti mengikuti pawai kampanye yang mengelilingi Kota Rangkasbitung, pada tanggal 5 April 2014 dan mewawancarai seorang simpatisan dari Partai Golkar sebagai informan tambahan, peneliti melakukan wawancara dengan beliau dan mengikuti jalannya kampanye. Selain itu peneliti pun mencari data-data lainnya seperti dokumentasi kegiatan. 64 Hasil wawancara langsung yang peneliti lakukan dengan key informan merupakan data primer dan sumber pokok dalam penelitian. Sedangkan hasil dokumentasi dan literature, kepustakaan yang dilakukan oleh peneliti merupakan data sekunder. Data-data yang diperoleh dari hasil wawancara langsung kepada informan dilengkapi dengan hasil dokumentasi dan literature, kepustakaan dan foto-foto yang dapat menggambarkan situasi disaat kegiatan kampanye tersebut dilaksanakan Kemudian data tersebut dijabarkan secara jelas dan terbuka sehingga dengan demikian data disimpulkan hasil dari penelitian mengenai evaluasi kualitatif kampanye politik Partai Golkar dalam pemilihan umum calon legislatif Kabupaten Lebak tahun 2014. Dalam rangka mencapai target dan tujuan Partai Golkar dalam pemilihan umum calon legislatif diperlukan adanya kerja keras dari seluruh elemen di Partai Golkar untuk mendapatkan suara terbanyak dalam pemiluhan umum calon legislatif 2014 yang akhirnya akan mendapatkan kesempatan untuk Partai Golkar mengirimkan calonnya untuk maju dalam pemilihan presiden nanti. Partai Golkar Kabupaten Lebak terus-menerus menjalankan kampanye sebelum pemilihan umum calon legislatif, Partai Golkar Kabupaten Lebak menargetkan suara sebanyak 170.000 suara sama dengan 13 Kursi di DPRD Kabupaten Lebak, Pada tahun 2006- 2010 Partai Golkar Kabupaten Lebak saat diketuai oleh Alm H. Tb. AM. Farid 65 Mukim, Partai Golkar mempunyai jumlah kursi di DPRD sebanyak 13 kursi itu merupakan pencapaian tertinggi Partai Golkar. Sebagaimana yang telah dikemukakan oleh Informan 1 selaku Sekretaris DPD Partai Golkar Kabupaten Lebak dalam wawancara dengan peneliti : “…sebenarnya Partai Golkar saat ini memiliki target suara itu sekitar 170.000 di Kabupaten Lebak dengan target kursinya sekitar 13 kursi di DPRD Kabupaten Lebak ini. Partai Golkar ingin mengulang pada saat ketuanya Alm H. Tb. AM. Farid Mukim, pada saat itu kita (Partai Golkar) mendapat 13 kursi”.31 Sejarah memang dapat membuat acuan sebuah partai untuk meningkatkan kualitas dan mewujudkan tujuan partai itu sendiri. Maka Partai Golkar ingin mencapai masa kejayaan pada saat kepemimpinan Alm H. Tb. AM. Farid Mukim. Sesuai dengan uraian diatas kita dapat melihat bahwa Partai Golkar sangat optimis untuk mencapai target suara itu dan juga betapa pentingnya evaluasi kampanye politik yang harus dilakukan Partai Golkar dalam pemenangan pemilihan umum calon legislatif dari mulai perencanaan kampanye, kampanye dan yang terakhir evaluasi kampanye. Untuk 31 Wawancara dengan Informan 1 selaku Sekretaris DPD Partai Golkar Kabupaten Lebak, pada tanggal 18 Juni 2014 66 mengetahui seberapa jauh kinerja Partai Golkar dalam pemenangan pemilihan umum calon legislatif di Kabupaten Lebak. 4.3.1 Cetak Biru Kampanye Partai Golongan Karya Sebelum melakukan kampanye, Partai Golkar lebih dulu melakukan persiapan terlebih dahulu. Persiapan yang dilakukan Partai Golkar dengan melakukan perencanaan kampanye yang sesuai dengan cetak biru kampanye partai yang telah dibuat dengan serangkaian diskusi atau rapat yang dilakukan secara tertutup dengan mengumpulkan semua calon legislatif yang akan bertarung pada pemilihan umum calon legislatif Kabupaten Lebak. Setelah hasil rapat disepakati yang berupa cetak biru kampanye partai, langkah selanjutnya adalah persiapan masing-masing calon untuk melaksanakan kampanye Partai Golkar pada tanggal 5 April 2014 nanti. Berikut ini merupakan bagan kategorisasi cetak biru kampanye Partai Golongan Karya Kabupaten Lebak 2014 : 67 Tabel 4.3.1 Bagan Kategorisasi Cetak Biru Kampanye Partai Golongan Karya Cetak Biru Kampanye Target Informan 1 Informan 2 Observasi Partai Golkar saat ini memiliki target suara itu sekitar 170.000 di Kabupaten Lebak dengan target kursinya sekitar 13 kursi di DPRD Kabupaten Lebak Partai Golkar setiap masa bhakti ada yang namanya Orientasi Penugasan Fungsionaris Partai Golkar Tingkat Kabupaten Lebak, dalam Orientasi Penugasan Fungsionaris Partai Golkar terdapat target yang harus dicapai yaitu memenangkan Pilkada ≥ 60% suara, memenangkan Pileg 21% (optimis) s/d 30% (pesimis) Didalam observasinya, target menjadi menjadi observasi pertama, target disini merupakan khalayak atau masyarakat selaku memegang suara dalam pemilu Pesan yang mempengaruhi masyarakat, mengubah pola piker masyarakat, bekerja sama dengan media setempat Strateginya terdapat pokok-pokok, seperti perkaderan, peningkatan kesra, perkuat basis daerah dan pencitraan Strategi merupakan kosep yang harus terstruktur dan perlu dimatangkan terlebih dahulu Faktor yang menjadi hambat kampanye adalah masyarakat tidak memahami isi pesan, masyarakat tidak tahu akan isu politik di daerahnya dan mudah dipengaruhi oleh money politic Faktor yang menjadi penunjang kampanye adalah monopolization, canalization, supplementation, making personal connection dan creation of news opinions Sebelum melakukan kampanye, perlu juga untuk mengobservasi faktor-faktor yang jadi penghambat atau penunjang kampanye Penganggaran dana kampanye dibuat secara baik dan terstruktur dengan membuat deskripsi keterangan selengkap mungkin di bawah rangkuman anggaran dana kampanye tersebut Mengobservasi anggaran harus lebih teliti, karena dalam kampanye nanti anggaran kampanye akan lebih besar dari perencanaan anggaran Evaluasi adalah bagian proses kampanye yang tak terpisahkan Mengobservasi dalam tahap evaluasi sangatlah penting, partai akan tahu apa saja yang kurang dalam kampanye dan apa yang menjadi kelebihan dari cetak biru kampanye mereka Strategi Faktor Anggaran Dana kampanye yang dikeluarkan oleh Partai Golkar yaitu sekitar 3 miliar lebih, dana ini mencakup sumbangan dari partai, sumbangan dari para calon legislatif, dan sumbangan perorangan. Dana kampanye pengeluarannya meliputi pengeluaran operasi, pengeluaran modal dan pengeluaran lainnya Evaluasi Mengevaluasi semua dari memulai perencanaan yang meliputi analisis situasi dan konseptualisasi desain kampanye, dilanjutkan dengan tahap pelaksanaan yang merupakan penerapan dan penyesuaian dari rancangan yang telah dibuat , kemudian diakhiri dengan evaluasi yang ditujukan untuk menilai keefektivan kampanye Sumber : Peneliti 68 Dengan adanya kategorisasi ini, peneliti dapat mengevaluasi cetak biru kampanye Partai Golkar dengan terstruktur. Evaluasi perencanaan kampanye dari mulai target, strategi, faktor, anggaran dan evaluasi. Evaluasi dalam perencanaan komunikasi berperan penting dalam hal memberi tinjauan atas perencanaan komunikasi. Evaluasi pada dasarnya adalah menilai sejauh mana pencapaian hasil yang diperoleh (performance outcome).32 Didalam perencanaan kampanye ada beberapa faktor yaitu analisis masalah, penyusunan tujuan, identifikasi dan segmentasi masalah, menentukan pesan, strategi dan taktik, alokasi waktu dan sumber daya, evaluasi dan tinjauan, menyajikan rencana kampanye. Cetak biru kampanye yang dimaksud oleh DPD Partai Golkar Kabupaten Lebak adalah strategi pemenangan pemilu yang benar-benar melalui suatu Orientasi Penugasan Fungsionaris Partai Golkar Tingkat Kabupaten Lebak yang telah disepakati sebagai peraturan partai untuk memperkuat basis Partai Golkar menuju kemenangan pemilu 2014. Hal ini senada dengan apa yang diucapkan oleh Informan 2 selaku Wakil Sekretaris DPD Partai Golkar Kabupaten Lebak wawancaranya dengan peneliti : “…didalam cetak biru kampanye Partai Golkar setiap masa bhakti ada yang namanya Orientasi 32 Widjajanto, Kenmada. 2013. “Perencanaan Komunikasi Konsep dan Aplikasi”. Ultimus : Bandung, hal. 226 dalam 69 Penugasan Fungsionaris Partai Golkar Tingkat Kabupaten Lebak, dalam Orientasi Penugasan Fungsionaris Partai Golkar terdapat target yang harus dicapai yaitu memenangkan Pilkada ≥ 60% suara, memenangkan Pileg 21% (optimis) s/d 30% (pesimis) dan yang terakhir memenangkan Pilpres dengan calon yang diusulkan dari Partai Golkar”.33 Sebelum melakukan perencanaan kampanye, dalam Orientasi Penugasan Fungsionaris Partai Golkar melakukan strategi pokok yaitu perkaderan, peningkatan kesra, perkuat basis daerah dan pencitraan yang dilakukan oleh Partai Golkar. Pokok strategi Partai Golkar yaitu : 34 1. Pengkaderan a. Pembentukan Kader/Perkaderan Perkaderan Struktural → Kader Teritorial dan Fungsionaris Partai Perkaderan Fungsional → Kader Fungsional Perkaderan Khusus → Fungsionaris Partai PKPM → Simpatisan dan Anggota b. Pendayagunaan Kader 33 Wawancara dengan Informan 2 selaku Wakil Sekretaris DPD Partai Golkar Kabupaten Lebak, pada tanggal 20 Juni 2014 34 Arsip Partai Golongan Karya. 2008. “Kumpulan Materi Orientasi Penugasan Fungsionaris Partai Golkar Tingkat Kabupaten Lebak”. Rangkasbitung, hal. 109-104 70 Penugasan Peningkatan Kualitas Evaluasi dan Penilaian Promosi 2. Peningkatan Kesra a. Aksi Simpati Program Pemberdayaan Masyarakat PKPM Aksi Relawan Program Korbid dan Penggalangan Fungsional b. Kebijakan Yang Berpihak Pada Rakyat Memperjuangkan Kebijakan Yang Berpihak Kepada Rakyat (Forum Legislatif) Penyusunan dan Pelaksanaan Kebijakan Oleh Fungsi Yang Menjadi Pejabat Eksekutif (Forum Pemerintahan) 3. Perkuat Basis Daerah a. Pemenangan Pilkada b. Orientasi Program di Daerah c. Reses Anggota FPG d. Penugasan Fungsionaris e. Pembentukan Pokar f. Penggalangan Teritorial 71 4. Pencitraan a. Pembentukan Opini/Kontra Opini b. Komunikasi Intensif Dengan Pelaku Media c. Riset Pencitraan Partai d. Liputan Seluruh Kegiatan Partai dan FPG → Muara Pada Masa Kampanye e. Sinergi Dengan Media Massa Didalam tahap perencanaan kampanye yang meliputi strategi Partai Golkar, seharusnya Partai Golkar mendapatkan suara yang besar dalam pemilihan umum calon legislatif 2014. Karena dalam tahap perencanaan kampanye ini Partai Golkar sudah melakukan persiapan dari mulai perkaderan, peningkatan kesra, perkuat basis daerah dan pencitraan, itu semua juga tergantung dengan kinerja pelaksanaan Partai Golkar nantinya. Hal ini pun diperkuat dengan pendapat Informan Pendukung selaku staf Wakil Ketua Bagian Pemenangan Pemilu DPD Partai Golkar Kabupaten Lebak dalam wawancaranya : “…di Partai Golkar dalam strateginya terdapat pokok-pokok, seperti perkaderan, peningkatan kesra, perkuat basis daerah dan pencitraan”.35 35 Wawancara dengan Informan Pendukung selaku Wakil Ketua Bagian Pemenangan Pemilu DPD Partai Golkar Kabupaten Lebak, pada tanggal 20 Juni 2014 72 Analisis terhadap strategi yang dipilih didasari pemikiran bahwa strategi-startegi tersebut dianggap perlu penilaian.36 Peneliti menganalisis evaluasi strategi perencanaan kampanye Partai Golkar Kabupaten Lebak, peneliti menilai bahwa strategi perencanaan kampanye Partai Golkar sudah baik, tetapi peneliti menemukan bahwa banyak calon dari Partai Golkar yang tidak mengikuti Orientasi Penugasan Fungsionaris Partai Golkar, para calon yang tidak mengikuti Orientasi Penugasan Fungsionaris ini hanya memberikan bantuan kepada partai yang mengusung. Peneliti menilai bahwa cara ini sangatlah salah, karena mereka yang tidak megikuti Orientasi Penugasan Fungsionaris Partai Golkar akan buta akan perkembangan politik di Kabupaten Lebak dan bagaimana mereka sikap mereka jika mereka terpilih. Untuk membuat penyusunan anggaran menjadi mudah dan terstruktur, maka alokasi dana tersebut hendaknya dikelompokan kedalam kategori-kategori tertentu. Ada beberapa kategori pos-pos pendanaan yang dapat digunakan pada hampir semua jenis kampanye yang secara relatif seudah menjadi standar (Simmons 1990), yaitu : 37 a. Personel inti (key personel), yang terdiri dari administrator, staff dan keperluan untuk tenaga baru yang diproyeksikan. b. Temporary employees atau orang-orang yang bekerja secara penuh melakukan pekerjaan staf untuk waktu-waktu tertentu saja atau tenaga paruh waktu yang digunakan untuk membantu 36 37 Ibid hal. 247 Venus, Antar. 2004. Manajemen Kampanye. Bandung : Simbiosa Rekatama Media, hal.185-186 73 tugas staf. Mereka tidak dikontrak, dan hanya bekerja pada saat dibutuhkan. c. Tenaga kerja kontrak (contracted personel service), yaitu tenaga yang dikontrak untuk jangka waktu tertentu misalnya konsultan, peneliti, dan penulis naskah. d. Tunjangan tambahan (fringe benefits), yaitu berbagai tunjangan yang secara hukum harus diberikan kepada tenaga kerja, misalnya asuransi keselamatan kerja. e. Jasa produksi (production service), yaitu berbagai macam produksi khusus yang tidak bisa dilaksanakan sendiri dan harus dikerjakan oleh pihak lain, misalnya produksi iklan televisi, pamphlet atau spanduk. f. Jasa pemeliharaan (maintenance service), berkaitan dengan jasa pemeliharaan dan perbaikan berbagai peralatan yang berhubungan dengan kampanye, seperti komputer, video atau proyektor. g. Materi daur ulang (disposable materials), yaitu benda-benda yang secara total habis digunakan dan tak bisa digunakan lagi setelah kampanye misalnya kertas. h. Benda-benda modal (capital), berupa mesin tik, komputer, mesin fax, file cabinets dan benda-benda lain yang tetap dapat digunakan setelah kampanye usai. 74 i. Biaya media (media charges), yaitu biaya untuk penggunaan media, baik media elektronik seperti televisi dan radio, maupun media cetak seperti koran dan majalah. j. Biaya distribusi (traffic cost), maksudnya adalah biaya yang digunakan untuk mendistribusikan berbagai materi seperti biaya mengirim surat dan biaya pengiriman proposal. k. Biaya transportasi (transportation costs), yaitu biaya yang digunakan untuk berpergian para tenaga kerja dalam melakukan tugasnya. l. Biaya komunikasi (communication costs), berupa biaya yang digunakan untuk penggunaan media komunikasi seperti telepon atau internet. m. Sewa tempat (work space), ini dianggarkan untuk menyewa tempat konferensi pers, rapat, atau event. n. Entertainment. Entertainment disini adalah makan siang atau makan malam untuk para pekerja, jasa catering untuk rapat, serta kebutuhan lain yang dapat menghibur dan memberi kesenangan pada pekerja. o. Biaya tak terduga (contingency reserve). Dana ini disediakan untuk keperluan yang tiba-tiba dan tak terduga, besarnya berkisar antara 5 sampai 15 persen dari total biaya keseluruhan. Ketika membuat perhitungan ini, harus diingat untuk menghitung sumber daya yang memang sudah ada sebelumnya, misalnya komputer, 75 kertas dan benda-benda lainnya agar mengurangi biaya kampanye yang diperlukan. Jika ternyata ada hal lain yang perlu dibayar sedangkan anggaran sudah selesai dibuat, maka yang harus dilakukan adalah memasukkan data-data baru tersebut dengan disertai tanda kurung, lalu perlihatkan secara keseluruhan anggaran terbaru yang telah dikoreksi tersebut kepada semua tim perencana. Setelah itu, hitung kembali dana total secara keseluruhan dan salinlah dalam format yang baik dan benar. Dibawah ini adalah Laporan Penerimaan dan Pengeluaran Dana Kampanye Partai Golongan Karya Pemilihan Umum Calon Legislatif 2014 yang disusun dan di laporkan oleh Akuntan Independen Atas Penerapan Prosedur Disepakati dan Audit Kepatuhan oleh Drs. Chaeroni dan Rekan : 76 Tabel 4.3.2 Laporan Penerimaan dan Pengeluaran Dana Kampanye Partai Golkar NO A URAIAN JUMLAH Rp SALDO AWAL Kas di Rekening Nomor : 0048118739100 930,000 Jumlah Saldo Awal B 930,000 Penerimaan 1 Partai Politik 2 Para Calon Legislatif 128,007,000 3 Sumbangan Perseorangan 2,903,492,800 53,750,000 Jumlah Penerimaan C 3,085,249,800 Pengeluaran 1 Pengeluaran Operasi a. Pertemuan Terbatas b. Pertemuan Tatap Muka c. Media Massa Cetak dan Media Massa Elektronik 3,500,000 d. Penyebaran Bahan Kampanye Kepada Umum 53,750,000 e. Pemasangan Alat Peraga di Tempat Umum 2,000,000 f. Rapat Umum 122,507,000 g. Kegiatan Lain Yang Tidak Melanggar Larangan Kampanye dan Peraturan Perundang-Undangan Sub Jumlah (1) 2 2,903,492,800 3,085,249,800 Pengeluaran Modal Sub Jumlah (2) 3 D 8,344 Pengeluaran Lain-lain Sub Jumlah (3) 8,344 Jumlah Pengeluaran 3,085,258,144 SALDO AKHIR Kas di Rekening Nomor : 0048118739100 921,656 Jumlah Saldo Akhir Sumber : Drs. Chaeroni dan Rekan (Laporan Akuntan Independen Dana Kampanye Partai Golkar Kabupaten Lebak Tahun 2014) Laporan dana kampanye ini termasuk dalam Undang-Undang Nomor 8 Tahun 2012 tentang Pemilihan Umum Anggota DPR, DPD dan DPRD dan peraturan Komisi Pemilihan Umum Nomor 17 Tahun 2013 tentang Pedoman Pelaporan Dana Kampanye peserta Pemilu Anggota 921,656 77 DPR, DPD dan DPRD sebagaimana telah diubah dengan peraturan KPU Nomor 1 Tahun 2014 sebagai berikut : 1. Bahwa, Partai Politik Peserta Pemilu menyerahkan Laporan Penerimaan dan Pengeluaran Dana Kampanye (paling lambat 15 (lima belas) hari setelah tanggan pemungutan suara) beserta laporan-laporan lainnya yang terkait. 2. Bahwa, Partai Politik Peserta melakukan pencatatan penerimaan dan pengeluaran dana kampanye dimulai sejak 3 (tiga) hari setelah ditetapkan sebagai peserta pemilu dan ditutup 1 (satu) minggu sebelum penyampaian laporan penerimaan dan pengeluaran dana kampanye kepada KAP. 3. Bahwa, Partai Politik Peserta Pemilu menempatkan dana kampanye berupa uang, pada rekening khusus dana kampanye partai politik peserta pemilu pada Bank. 4. Bahwa, partai politik peserta pemilu mematuhi jumlah penrimaan sumbangan (mencakup uang dan/atau jasa yang dapat dinilai dengan uang, termasuk hutang dan diskon pembeliaan barang atau jasa yang melebihi batas kewajaran transaksi jual beli secara umum) yang dilaporkan dalam LPPDK tidak boleh melebihi jumlah dibawah ini : a. Rp. 1 perorangan miliar untuk penyumbang 78 b. Rp. 7.5 miliar untuk penyumbang kelompok dan/atau badan usaha non pemerintah 5. Bahwa, partai politik peserta pemilu mematuhi penyerahan laporan sebagai berikut sesuai dengan waktu yang telah ditetapkan : a. Penerimaan sumbangan periode I dan II b. Pembukaan rekening khusus kampanye c. Laporan dana awal kampanye 6. Bahwa, apabila terdapat partai politik peserta pemilu menerima sumbangan yang dilarang maka akan mematuhi ketentuan sebagai berikut : a. Dilarang menggunakan sumbangan tersebut b. Menyetorkan sumbangan yang dilarang ke Kas Negara; dan c. Melaporkan sumbangan yang dilarang 7. Bahwa, sumber dana kampanye calon anggota DPR dan DPRD bersumber dari kekayaan pribadi dan partai politik peserta pemilu yang bersangkutan. 8. Baahwa partai politik peserta pemilu mematuhi lingkup waktu pencatatan penerimaan dan pengeluaran laporan awal 79 dana kampanye dan rekening khusus dana kampanye meliputi : a. Lingkup waktu pencatatan penerimaan dan pengeluaran laporan rekening khusus dana kampanye dimulai sejak 3 (tiga) hari ditetapkan sebagai partai poliyik peserta pemilu sampai dengan pembukaan rekening khusus dana kampanye b. Lingkup waktu pencatatan penerimaan dan pengeluaran laporan awal dana kampanye dimulai sejak pembukaan rekening khusus dana kampanye sampai dengan paling lambat 14 (empat belas) hari sebelum hari pertama jadwal pelaksanaan pemilu dalam bentuk rapat umum 9. Bahwa, partai politik pemilu membuka dan melaporkan rekening khusus dana kampanye peserta pemilu : a. Dimulai 3 (tiga) hari setelah partai politik peserta pemilu ditetapkan sebagai partai politik peserta pemilu dan paling lambat 14 (empat belas) hari sebelum hari 80 pertama jadwal pelaksanaan kampanye dalam bentuk rapat umum. b. Pada bank pemerintah atau bank bukan pemerintah yang mempunyai perwakilan di Provinsi dan/atau Kabupaten/Kota diseluruh Wilayah Indonesia. c. Atas nama partai politik peserta pemilu, apabila rekening khusus dana kampanye partai politik peserta pemilu bukan atas nama partai politik peserta pemilu yang bersangkutan, keterangan / menerangkan wajib surat disertai surat pernyataan rekening yang tersebut dipergunakan sebagai rekening khusus dana kampanyr partai politik peserta pemilu yang bersangkutan. 10. Bahwa, partai politik peserta pemilu membuat laporan rekening khusus dana kampanye pemilu yang dilaporkan mencakup : a. Sumber perolehan saldo awal atau saldo pembukaan b. Rincian perhitungan penerimaan dan pengeluaran yang sudah dilakukan 81 sebelumnya apabila saldo awal merupakan sisa dari penerimaan dan dengan peruntukan kampanye yang diperoleh sebelum periode pembukaan rekening khusus dana kampanye. 11. Bahwa, partai politik peserta pemilu membuat laporan awal dana kampanye pemilu yang dilaporkan mencakup : a. Informasi daftar penyumbang b. Jumlah penerimaan dan pengularan dana kampanye berupa uang dan/atau jasa setelah tanggal pembukaan rekening khusus sampai dengan paling lambat 14 (empat belas) hari sebelum hari pertama jadwal pelaksanaan kampanye pemilu dalam bentuk rapat umum c. Jumlah penerimaan dan pengeluaran dana kampanye sebagaimana tercatat dalam rekening khusus dana kampanye dari Bank sejak dibuka sampai dengan paling lambat 14 (empat belas) hari sebelum hari pertama jadwal pelaksanaan kampanye pemilu dalam bentuk rapat umum 82 Hal ini diperkuat dengan apa yang diucapkan oleh Informan 1 dalam wawancaranya dengan peneliti : “…dana kampanye yang dikeluarkan oleh Partai Golkar yaitu sekitar 3 miliar lebih, dana ini mencakup sumbangan dari partai, sumbangan dari para calon legislatif, dan sumbangan perorangan. Dana kampanye pengeluarannya meliputi pengeluaran operasi, pengeluaran modal dan pengeluaran lainnya”.38 Hal ini pun diperkuat dengan pendapat Informan 2 dalam wawancaranya : “…Penganggaran dana kampanye dibuat secara baik dan terstruktur dengan membuat deskripsi keterangan selengkap mungkin di bawah rangkuman anggaran dana kampanye tersebut”.39 Dengan adanya Laporan Penerimaan dan Pengeluaran Dana Kampanye Pemilihan Umum (LPPDKP) legislatif tahun 2014 Partai Golkar, maka ada keterbukaan didalam partai politik peserta pemilu terutama Partai 38 39 Ibid. Informan 1 Ibid. Informan 2 83 Golkar. Laporan dana merupakan suatu laporan dana kampanye pemilu yang menyajikan informasi mengenai saldo awal, penerimaan, pengeluaran, dan saldo akhir dana kampanye pemilu. Lingkup perikatan prosedur yang disepakati hanya mencakup transaksi penerimaan dan pengeluaran dana kampanye pemilu yang tercatat dalam LPPDKP, dan tidak mencakup saldo awal dan saldo akhir LPPDKP. LPPDKP ini juga tidak menjelaskan secara rinci dalam anggaran, dikarenakan semuanya sudah termasuk dalam kategori-kategori atau pospos. jika memakai keterangan yang panjang itu justru akan memecahkan konsentrasi saat meneliti dan memeriksa tabel anggaran LPPDKP Partai Golkar. 84 4.3.2 Realisasi Cetak Biru Kampanye Partai Golongan Karya Tabel 4.3.3 Bagan Kategorisasi Realisasi Cetak Biru Kampanye Partai Golongan Karya Cetak Biru Kampanye Informan 1 Informan 2 Observasi Partai Golkar mempersiapkan kampanye untuk pemilu legislatif butuh waktu kurang lebih satu tahun Dengan strategi memperkuat basis Partai Golkar didaerah sudah dijalankan dari jauh-jauh hari dan pencitraan yang harus didukung oleh media massa setempat serta pembentukan opini dari masyarakat Dalam strategi di realisasi cetak biru kampanye ini, menjalankan strategi dengan terstruktur dan matang, karena saat pelaksanaan nanti, terjadinya kesalahan saat kampanye minim Dalam bentuk press release kami membuatnya dalam bentuk arsip dan disimpan di dalam kantor Partai Golkar membuat press release dan hal ini perlu agar memudahkan para wartawan untuk membuat pemberitaan mengenai kami Mengobservasi media yang kan direalisasi juga penting, media karena bagaimana penggunaan media akan mempengaruhi masyarakat Dalam realisasi cetak biru adanya evaluasi juga sangat perlu Partai Golkar dapat mengetahui hasil dan apa saja kesalahan Partai Golkar saat melakukan kampanye Mengobservasi dalam tahap evaluasi sangatlah penting, partai akan tahu apa saja yang kurang dalam kampanye dan apa yang menjadi kelebihan dari realisasi cetak biru kampanye Strategi Media Evaluasi Sumber : Peneliti Berbicara mengenai realisasi cetak biru kampanye Partai Golkar Kabupaten Lebak melakukan kampanye berdasarkan cetak biru kampanye Partai, dengan mengacu pada cetak biru Partai Golkar maka partai 85 mengharapkan hasil yang positif, dengan adanya bagan kategorisasi realisasi cetak biru kampanye akan memudahkan peneliti meneliti dan mengevaluasi realisasi cetak biru kampanye dan pencapaian-pencapaian target yang sudah di tentukan. Dalam kategorisasi realisasi Partai Golkar terdapat beberapa faktor yang harus dievaluasi oleh peneliti, yaitu strategi kampanye, media yang digunakan, dan bagaimana evaluasinya. Semua berdasarkan cetak biru kampanye Partai Golkar. Partai Golkar mempunyai tujuan yang harus dicapai, namun perlu kerja keras dari seluruh elemen di partai untuk mencapai tujuan tersebut. Partai Golkar Kabupaten Lebak merencanakan kampanye dimulai dari Januari 2013, semenjak dikeluarkannya Laporan Penerimaan dan Pengeluaran Dana Kampaye Pemilihan Umum Legislatif Tahun 2014 Partai Golkar Kabupaten Lebak. Proses untuk melakukan suatu kampanye memerlukan waktu yang lama, karena sebelum memulai suatu kampanye Partai Golkar harus melakukan perencanaan kampanye terlebih dahulu, didalam perencanaan kampanye terdapat rencana anggaran partai untuk kampanye pemilu, dan target suara yang akan diperoleh oleh partai. Menurut Infroman 1 dalam wawancaranya dengan peneliti memaparkan hasil yang dicapai dalam kegiatan kampanye Pemilihan Umum Legislatif Partai Golkar Tahun 2014 sebagai berikut : 86 “…Proses realisasi cetak biru kampanye Partai Golkar memerlukan waktu yang lama untuk dipersiapkan terlebih dahulu. Partai Golkar mempersiapkan kampanye untuk pemilu legislatif butuh waktu kurang lebih satu tahun itu setelah laporan akuntan independen atas penerapan prosedur disepakati dan audit kepatuhan atas laporan penerimaan dan pengeluaran dana kampanye pemilihan umum legislatif tahun 2014 Partai Golkar Kabupaten Lebak.”.40 Perlu adanya waktu yang cukup lama untuk menjalan kampanye pemilu legislatif tahun 2014, hal ini dikarenakan Partai Golkar Kabupaten Lebak ingin benar-benar pada pemilu ini mencapai target dengan memperoleh suara sebanyak 170.000 atau 13 kursi di DPRD Kabupaten Lebak Hal ini ditegaskan pula Informan 2 dalam wawancaranya dengan peneliti : “…dalam kampanyenya, Partai Golkar sangat kerja keras pada pemilu ini untuk menjadi partai nomor satu di Kabupaten Lebak. Dengan strategi memperkuat basis Partai Golkar didaerah sudah 40 Ibid. Informan 1 87 dijalankan dari jauh-jauh hari dan pencitraan yang harus didukung oleh media massa setempat serta pembentukan opini dari masyarakat.”.41 Realisasi cetak biru kampanye Partai Golkar menurut peneliti sudah baik, tetapi jika tidak didukung oleh empat unsur-unsur pokok kampanye yaitu perekrutan dan pelatihan personel kampanye, mengontruksi pesan, menyeleksi penyampaian pesan kampanye, dan menyeleksi saluran kampanye. Serta didukung oleh elemen-elemen dari model kampanye Nowak dan Warneryd maka hasilnya akan memenuhi tujuan Partai Golkar. Dalam perekrutan dan pelatihan personel kampanye, sebenarnya kegiatan kampanye merupakan kerja sama tim dengan demikian membutuhkan banyak personel (juga lembaga) yang akan terlibat didalamnya. Penentuan siapa saja yang terlibat sebagai pelaksana kampanye (campaign organizer) merupakan langkah awal dalam melaksanakan kampanye. Orang-orang yang akan menjadi personel harus diseleksi secara teliti dengan memperhatikan aspek motivasi, komitmen, kemampuan bekerjasama, dan pengalaman yang bersangkutan dalam kerja sejenis.42 Setelah melakukan perekrutan kampanye, Partai Golkar harus segera melakukan pelatihan untuk para personel dalam menghadapi 41 42 Ibid. Informan 2 Ibid hal. 200 88 pemilhan umum calon legislatif dengan kemampuan-kemampuan yang sudah ditentukan oleh Partai seperti kemampuan wawancara, mengorganisasikan pertemuan publik, persentasi, menulis naskah pidato, menulis press release dan berbagai media komunikasi seperti fotografi atau mesin fotocopy. Model kampanye Nowak dan Warneryd, proses kampanye Partai Golkar dimulai dari tujuan yang hendak dicapai oleh Partai Golkar dan diakhiri dengan efek yang diinginkan yaitu mendapat 170.000 suara. Model kampanye ini meliputi efek yang diharapkan, persaingan komunikasi, objek komunikasi, populasi target dan kelompok penerima, saluran, pesan, komunikator dan efek yang dicapai. Yang perlu diperhatikan oleh Partai Golkar dan peneliti pada model kampanye ini adalah masing-masing elemennya saling berhubungan, jika perubahan yang terjadi pada satu elemen akan mengakibatkan perubahan pada elemen lainnya. Hal ini terutama terjadi bila yang berubah aalah efek atau tujuan kampanye yang dikehendaki oleh Partai Golkar. Tujuan kampanye pada model ini tidak bersifat rigid / tetap, tetapi dapat berubah, meskipun kampanye sedang berlangsung Pesan kampanye memiliki berbagai dimensi yang meliputi pesan verbal, nonverbal dan visual. Namun apapun dimensinya, secara umum kontruksi pesan kampanye harus didasarkan pada pertimbangan kesederhanaan (simplicity), kedekatan (familiarity) dengan situasi khalayak, kejelasan (clarity), keringkasan ( conciseness), kebaruan 89 (novelty), konsistensi, kesopanan (courtessy) dan kesesuaian dengan objek kampanye, kesederhanaan dapat membuat pesan mudah dipahami dan sekaligs diingat.43 Pesan yang diusung oleh Partai Golkar pada pemilihan umum calon legislatif 2014 yaitu ”…Suara Golkar, Suara Rakyat….”, slogan ini memenuhi unsur kesederhanaan, kebaruan, kejelasan dan keringkasan. Gambar 4.3.1 Slogan Partai Golongan Karya 2014 Pada umumnya faktor pokok yang harus diperhatikan dalam menyeleksi pelaku kampanye adalah kesesuaian tokoh tersebut dengan objek kampanye, media yang digunakan, dan kredibitas yang bersangkutan dimata publik. Objek kamapanye umumnya dijadikan dasar pertimbangan pertama dalam menetapkan penyampaian pesan kampanye. Tidak setiap orang cocok untuk objek kampanye tertentu. Berkaitan dengan keutamaan berbagai jenis media massa. Atkin dan Arkin, sebagaimana yang dikutip Pfau dan Parrot (1993), menyatakan bahwa radio merupakan media yang utama dalam hal kecepatan menyiarkan berita aktual. Televisi memiliki ruang lingkup yang lebih luas daripada radio. Televisi juga merupakan massa yang paling terpecaya di mata publik, dan memiliki kemampuan tinggi dalam mempengaruhi 43 Ibid hal. 201 90 khalayak. Sedangkan harian umum berfungsi untuk menyediakan informasi secara detail dari peristiwa yang terjadi. Pelaku kampanye seringkali memanfaatkan semua media tersebut untuk menyampaikan pesan yang sesuai dengan khalayak yang dibidik.44 DPD Partai Golkar Kabupaten Lebak melakukan kegiatan kampanye dengan membuat press release sebagai bahan informasi yang kemudian disebarkan melalui berbagai macam media massa internal maupun eksternal oleh Bagian Informasi dan Komunikasi Partai Golkar Kabupaten Lebak. Hal ini dijelaskan oleh Informan 1 wawancaranya dengan peneliti : “…kegiatan kampanye yang partai lakukan selalu kami buatkan laporan sebagai bentuk data kami, apakah dalam kampanye Partai Golkar mengalami kemajuan dari segi simpatisan dari kampanyekampanye sebelumnya. Dan jika dalam bentuk press release kami membuatnya dalam bentuk arsip dan disimpan di dalam kantor, dan jika para wartawan dari media massa cetak maupun menginginkannya kita berikan”.45 44 45 Ibid hal. 202-203 Ibid. Informan 1 elektronik dalam 91 Walaupun secara umum media massa adalah saluran utama dari kegiatan kampanye, namun perlu juga diperhitungkan hal lain yang menjadi keterbatasan institusi media massa.46 Media massa yang menjadi alat publikasi ketika kegiatan kampanye berlangsung membuat masyarakat menyadari bahwa sangat ramainya kegiatan kampanye menjelang pemilu. Dalam membuat press release DPD Partai Golkar tidak langsung memberikan kepada media massa dengan cara mengirimkannya, tetapi DPD Partai Golkar Kabupaten Serang menunggu permintaan para wartawan media massa cetak maupun elektronik meminta ijin untuk meiput atau hanya meminya laporannya saja dalam bentuk press release. Hal ini disampaikan oleh Informan 2 dalam wawancaranya dengan peneliti “…ya, Partai Golkar membuat press release dan hal ini perlu agar memudahkan para wartawan untuk membuat pemberitaan mengenai kami, serta ketika ada pembaca mereka tahu bagaimana Partai Golkar melakukan kampanye, dengan adanya media menjadi hal positif bagi kami”.47 Penggunaan media sangatlah penting untuk mempengaruhi masyarakat, Partai Golkar hendaknya harus memakai jasa media massa 46 47 Ibid hal. 92 Ibid. Informan 2 92 yang sejauh ini sangat berpengaruh dalam suatu kampanye. Penggunaan media juga harus didukung dengan efisiensi biaya yang harus dikeluarkan oleh Partai Golkar, pemilihan media yang harus dipilih oleh Partai Golkar dengan mengukur dan menganalisis kesempatan untuk melihat format dan isi pesan kampanye, nilai respons, biaya per penayangan pesan kampanye partai,dan akibat yang ditimbulkan oleh pesan kampanye. 93 4.3.3 Kinerja Pelaksanaan Kampanye Selama Proses Kegiatan Kampanye Partai Golongan Karya Tabel 4.3.4 Bagan Kategorisasi Kinerja Pelaksanaan Kampanye Partai Golongan Karya Cetak Biru Kampanye Informan 1 Partai Golkar saat ini memiliki target suara itu sekitar 170.000 di Kabupaten Lebak dengan target kursinya sekitar 13 kursi di DPRD Kabupaten Lebak Target Hasil Faktor Evaluasi Hasil yang diperoleh oleh Partai Golkar pada pemilu legislatif tahun 2014 sangatlah jauh dari target kami yang sekitar 170.000 suara atau sama dengan 13 kursi di DPRD tetapi kami hanya mendapat sekitar 97.000 suara saja atau sama dengan 8 kursi, ini sangat buruk sekali. Adanya Faktor Pemilukada Kabupaten Lebak yang mempengaruhi suara Partai Golkar Menjadi lebih baik lagi bagi Partai Golkar, mungkin kejadian ini menjadi pelajaran bagi seluruh elemen-elemen yang ada di Partai Golkar di Kabupaten maupun di Provinsi. Kinerja selanjutnya untuk Partai Golkar untuk memperbaiki citra partai Informan 2 Partai Golkar setiap masa bhakti ada yang namanya Orientasi Penugasan Fungsionaris Partai Golkar Tingkat Kabupaten Lebak, dalam Orientasi Penugasan Fungsionaris Partai Golkar terdapat target yang harus dicapai yaitu memenangkan Pilkada ≥ 60% suara, memenangkan Pileg 21% (optimis) s/d 30% (pesimis) Observasi Didalam observasinya, target menjadi menjadi observasi pertama, target disini merupakan khalayak atau masyarakat selaku memegang suara dalam pemilu Suara yang diperoleh Partai Golkar pemilu sekarang sangatlah jauh dari target kita, mungkin ini juga dampak dari Pemilukada kemaren Mengobservasi hasil pemilu, bahwa semua elemen yang ada didalam Partai Golkar harus lebih kerja keras untuk mendapatkan hasil yang maksimal, hasil yang buruk sama dengan kinerja yang buruk pula Kasus suap Pemilukada yang membuat suara Partai Golkar jatuh Partai Golkar harus lebih peduli oleh faktor-faktor yang membuat suara partai merosot, dan harus segera diatasi Mengadakan rapat umum setelah penghitungan suara dan saling bertukar fikiran didalam elemen partai Sumber : Peneliti Mengevaluasi semua dari memulai perencanaan yang meliputi analisis situasi dan konseptualisasi desain kampanye, dilanjutkan dengan tahap pelaksanaan yang merupakan penerapan dan penyesuaian dari rancangan yang telah dibuat , kemudian diakhiri dengan evaluasi yang ditujukan untuk menilai keefektivan kampanye 94 Kinerja yang maksimal akan dicapai jika sebuah proses dalam menjalankannya lancar dan baik. Kinerja pelaksanaan Partai Golkar meliputi yang didalam cetak biru kampanye yang sesuai dengan cetak biru kampanye yang ada dan dalam realisasinya pun sudah sesuai dengan cetak biru kampanye tetapi masih terdapat faktor yang menjadi penghambat terjadinya kampanye yang baik dan benar. Pada pemilu kali ini suara Partai Golkar tidak memenuhi dari target yang diharapkan oleh Partai sekitar 170.000 suara, Partai Golkar hanya mendapatkan 97.826 suara kurang 72.174 suara, ini merupakan pencapaian terburuk Partai Golkar sebelum dibawah kepemimpinan H. Kasmin, S.Ap yaitu H. Herry Djuhaeri Partai Golkar hanya mendapat 9 kursi di DPRD Kabupaten Lebak. Hasil yang dicapai oleh Partai Golkar setelah proses pemungutan suara di Kabupaten Lebak mencapai jumlah suara sebesar 97.826 suara yang didapat dari 6 Dapil (daerah pemilihan) yang ada di Kabupaten Lebak dengan target 170.000 suara. 95 Tabel 4.3.5 Perolehan Suara Partai Golkar Perdaerah NO KECAMATAN JUMLAH SUARA 1 Rangkasbitung 6,420 2 Kalang Anyar 2,031 3 Cibadak 5,584 4 Warunggunung 3,177 5 Sajira 1,140 6 Maja 5,905 7 Curugbitung 1,929 8 Cipanas 2,316 9 Lebak Gedong 10 Sobang 3,319 11 Muncang 2,502 12 Cirinten 13 Bojongmanik 1,025 14 Leuwidamar 5,071 15 Cimarga 5,122 16 Cilograng 2,468 17 Cibeber 6,328 18 Bayah 8,733 19 Cihara 3,394 20 Panggarangan 5,667 21 Wanasallam 3,255 22 Malingping 3,820 23 Cijaku 2,719 24 Cigemlong 2,414 25 Banjarsari 4,378 26 Gunungkencana 3,859 27 Cileles 2,200 28 Cikulur 2,159 Jumlah DAERAH PEMILIHAN JUMLAH SUARA TIAP DAPIL JUMLAH KURSI LEBAK I 17,212 2 LEBAK II 11,418 1 LEBAK III 17,802 1 LEBAK IV 26,590 2 LEBAK V 12,208 1 LEBAK VI 12,596 1 97,826 8 128 763 97,826 Sumber : Arsip Partai Golongan Karya Kabupaten Lebak 96 Hal ini dibenarkan oleh Informan 1 dalam wawancaranya dengan peneliti sebagai berikut : “…hasil yang diperoleh oleh Partai Golkar pada pemilu legislatif tahun 2014 sangatlah jauh dari target kami yang sekitar 170.000 suara atau sama dengan 13 kursi di DPRD tetapi kami hanya mendapat sekitar 97.000 suara saja atau sama dengan 8 kursi, ini sangat buruk sekali.”.48 Adanya faktor yang mempengaruhi suara Partai Golkar saat ini di Kabupaten Lebak, tidak ada yang salah dengan kampanye yang dilakukan oleh Partai Golkar. Tentunya untuk mencapai target yang menjadi tujuan kita tidaklah mudah, semua sudah dilakukan dengan teratur dan terlaksana dengan baik tetapi masih ada hambatan atau faktor yang mempengaruhinya. Pada kinerja pelaksanaan, banyak faktor yang menjadi penunjang dan penghambat kampanye, seperti faktor yang menunjang adalah faktor didalam cetak biru kampanye tersampaikan kepada masyarakat, serta faktor penghambat kampanye yaitu issue pilkada Kabupaten Lebak yang menjatuhkan citra politik Partai Golkar di Kabupaten Lebak 48 Ibid. Informan 1 97 Faktor yang mempengaruhi suara Partai Golkar pada pemilu legislatif yaitu issue suap dalam pemilukada Kabupaten Lebak 2014. Banyak masyarakat yang mendapatkan infomasi dan issue yang membuat mereka tertarik dan memberikan respon tentang hal ini, tetapi mereka hanya sekedar tahu tentang issue Partai Golkar, mereka tidak tahu lebih mendalam tentang issue yang mereka dengar. Jika masyarakat semakin tinggi tingkat keterlibatan dengan issue tersebut, masyarakt juga akan tahu apa tujuan kampanye Partai Golkar yang ingin menghapus issue miring tentang Partai Golkar di Kabupaten Lebak. Hal ini dibenarkan oleh Informan 1 dalam wawancaranya dengan peneliti sebagai berikut : “…suara yang diperoleh Partai Golkar pemilu sekarang sangatlah jauh dari target kita, mungkin ini juga dampak dari Pemilukada kemaren”.49 Dampak yang ditimbulkan sangatlah besar bagi Partai Golkar, namun dalam hal ini Informan 1 menceritakan betapa sulitnya untuk mengubah pola pikir masyarakat, Informan 1 menjelaskan dalam wawancaranya dengan peneliti : 49 Ibid. Informan 1 98 “…untuk mengubah pola pikir masyarakat dan melupakan sejenak kejadian pemilukada kemarin sangat sulit sekali, sebelum adanya kasus suap ke MK yang dilakukan oleh adiknya Gubenur Banten, suara Partai Golkar sangatlah besar, sekarang sangatlah berbeda banyak juga masyarakat melihat Partai Golkar sebagai partai yang mempunyai banyak kasus, apalagi kasus suap Gubernur Banten sampai sekarang belum beres ”.50 Dari kejadian ini Partai Golkar Kabupaten Lebak dapat berintopeksi sendiri bagi partainya dan harus lebih bisa menjaga amanat dari masyarakat yang selalu mendukung Partai Golkar. Informan 1 dalam wawancaranya dengan peneliti sebagai berikut : “…untuk menjadi lebih baik lagi bagi Partai Golkar, mungkin kejadian ini menjadi pelajaran bagi seluruh elemen-elemen yang ada di Partai Golkar di Kabupaten maupun di Provinsi. Kinerja selanjutnya untuk Partai Golkar untuk memperbaiki citra partai.”.51 50 51 Ibid. Informan 1 Ibid. Informan 1 99 Kejadian yang dialami oleh Partai Golkar adalah sebuah proses untuk menjadi partai yang lebih dewasa, solid dan lebih baik. Untuk hasil suara yang diperoleh Partai Golkar semuanya adalah kinerja dari semua elemen yang ada di Partai Golkar Kabupaten Lebak. Peneliti juga menanyakan apa yang dimaksud dengan evaluasi kampanye kepada Informan 1 dalam wawancaranya : “…Mengevaluasi semua dari memulai perencanaan yang meliputi analisis situasi dan konseptualisasi desain kampanye, dilanjutkan dengan tahap pelaksanaan yang merupakan penerapan dan penyesuaian dari rancangan yang telah dibuat , kemudian diakhiri dengan evaluasi yang ditujukan untuk menilai keefektivan kampanye”.52 Apakah DPD Partai Golkar Kabupaten Lebak melakukan evaluasi kampanye pada saat setelah penghitungan suara, hal ini kemudian di jelaskan oleh Informan 1 dalam wawancaranya dengan peneliti : “…untuk secara formal partai belum sempat melakukan evaluasi setelah penghitungan suara. 52 Ibid. Informan Pendukung 100 Namun secara pasti partai melakukan pertemuan secara internal partai di kantor ”.53 Dalam pernyataannya dari Informan 2, menjelaskan bahwa secara formal dalam DPD Partai Golkar belum pernah melakukan evaluasi setelah penghitungan suara. Hal ini pun diperkuat oleh Informan 2 dalam wawancaranya dengan peneliti : “…ya kami secara khusus belum pernah melakukan evaluasi kampanye setelah penghitungan suara seperti yang Anda jelaskan, namun dalam artian yang sama kami sering bertukaran pendapat dalam beberapakali pada setiap tahunnya diluar rapat umum partai, kami membahas tentang rencana kerja Partai Golkar dan hambatan-hambatan yang ada dalam rencana kerja partai, hasilnya baik atau buruknya itu tergantung kinerja orang-orang yang berada di partai”.54 Setiap kegiatan kampanye yang dilakukan DPD Partai Golkar Kabupaten Lebak dari mulai perencanaan, pelaksanaan sampai evaluasi kampanye perlu dilakukan adanya laporan, sebagai bentuk tahap pengevaluasian 53 54 Ibid. Informan Pendukung Ibid. Informan 2 101 apakah data-data dalam kegiatan kampanye sesuai dengan cetak biru kampanye atau tidak. Sejauh ini, peneliti menganalisis bahwa kampanye yang dilakukan oleh Partai Golkar sangat baik tetapi ada faktor yang tidak bisa diatasi seperti masih adanya kader-kader partai yang diusung oleh Partai Golkar bukan dari Orientasi Fungsionaris Partai Golkar, kader-kader ini pengetahuan politiknya pun rendah, seharusnya Partai Golkar harus lebih selektif memilih kader-kader yang berkualitas. Yang terakhir adalah faktor issue Pemilukada Kabupaten Lebak yang melibatkan nama Partai Golkar, ini seharusnya semua elemen di Partai Golkar bisa mengatasi adanya issue ini, semua anggota harus siap membersihkan issue yang menjatuhkan Partai Golkar. Dengan demikian melakukan evaluasi kampanye memang tidak mudah apalagi murah. Setidaknya 10-15% anggaran kampanye harus disisihkan untuk melakukan evaluasi program secara professional. Tetapi jumlah tersebut sebenarnya tidak berarti apa-apa bila dibandingkan dengan kemungkinan gagalnya kampanye, yang berarti pula menyia-nyiakan seluruh anggaran yang telah dikeluarkan.55 55 Ibid hal. 219 102 Tabel 4.3.6 Bagan Perbandingan Evaluasi Kampanye Evaluasi Kampanye Target Strategi Faktor Cetak Biru Kampanye Evaluasi target dari cetak biru kampanye Partai Golkar untuk target 170.000 suara dengan menggunakan kampanye model Nowak dan Warneryd akan tercapai. Evaluasi dari strategi cetak biru kampanye yang dilakukan oleh peneliti. Strategi yang dipakai oleh Partai Golkar sangat baik dikarenakan dalam cetak biru kampanye terdapat model Nowak dan Warneryd Faktor yang terdapat didalam cetak biru kampanye, yaitu faktor pendukung seperti pesan yang akan disampaikan dan media yang menyampaikan pesan tersebut serta elemen-elemen yang didalam partai seperti tim sukses dari partai dan si calon legislatif Realisasi Cetak Biru Kampanye Realisasi dari target cetak biru kampanye dengan mengetahui bagaimana suatu target akan tercapai jika dalam realisasinya sama dengan cetak biru kampanye Evaluasi strategi pada saat realisasi sangat jelas bahwa Partai Golkar sangat berhati-hati dalam melakukan kampanye, Partai Golkar melakukan kampanye mengikuti cetak biru kampanye dan tidak ada yang keluar dari cetak biru kampanye Faktor yang didalam realisasi hanya menjalankan faktor-faktor pendukung yang terdapat didalam cetak biru kampanye Sumber : Peneliti Kinerja Pelaksanaan Dalam kinerja pelaksanaan, target yang dicapai tidak sesuai dengan cetak biru kampanye. Target yang ingin dicapai oleh partai 170.000 suara, pada pemilu 2014 hanya mendapat 97.826 suara, jauh dari target yang dicanangkan. Pada saat kinerja pelaksanaan kampanye Partai Golkar, strategi yang dipakai oleh Partai Golkar menurut cetak biru kampanye, sesuai dengan cetak biru kampanye tetapi ada faktor lain yang membuat suara dari Partai Golkar tidek mencapai target yang diharapkan Pada kinerja pelaksanaan, banyak faktor yang menjadi penunjang dan penghambat kampanye, seperti faktor yang menunjang adalah faktor didalam cetak biru kampanye tersampaikan kepada masyarakat, serta faktor penghambat kampanye yaitu issue pilkada Kabupaten Lebak yang menjatuhkan citra politik Partai Golkar di Kabupaten Lebak 103 BAB V PENUTUP 5.1 Kesimpulan 1. Cetak biru kampanye yang dilakukan oleh Partai Golkar Kabupaten Lebak sangat baik, karena dalam cetak biru kampanye partai terdapat strategi pemenangan pemilu yang benar-benar melalui suatu Orientasi Penugasan Fungsionaris Partai Golkar Tingkat Kabupaten Lebak yang telah disepakati sebagai peraturan partai untuk memperkuat basis Partai Golkar menuju kemenangan pemilu 2014. 2. Realisasi cetak biru kampanye Partai Golkar menurut peneliti sudah baik, karena sudah melakukan empat unsur-unsur pokok kampanye yaitu perekrutan dan pelatihan personel kampanye, mengontruksi pesan, menyeleksi penyampaian pesan kampanye, dan menyeleksi saluran kampanye. Serta sudah sesuai dengan elemen-elemen dari model kampanye Nowak dan Warneryd hasilnya mencapai tujuan Partai Golkar. 3. Kinerja pelaksanaan kampanye Partai Golkar sangat baik tetapi Pada kinerja pelaksanaan, banyak faktor yang menjadi penunjang dan penghambat kampanye, seperti faktor yang menunjang adalah faktor didalam cetak biru kampanye tersampaikan kepada masyarakat, serta faktor penghambat kampanye yaitu issue pilkada Kabupaten Lebak yang menjatuhkan citra politik Partai Golkar di Kabupaten Lebak 104 5.2 Saran 1. Evaluasi kampanye dapat lebih mengembangkan dan memperbaiki kinerja organisasi partai politik dalam melakukan program kampanye. Penelitian ini diharapkan dapat dijadikan bahan rujukan atau referensi bagi peneliti lain dalam melakukan penelitian selanjutnya khususnya dalam evaluasi kualitatif kampanye politik dan kegiatan kampanye lainnya. 2. Evaluasi kampanye mampu meningkatkan dan memaksimalkan hasil yang dicapai oleh sebuah partai politik. Partai Golkar Kabupaten Lebak diharapkan tidak cepat merasa puas dengan hasil yang dicapai, apalagi pemilihan umum kali ini tujuan dari Partai Golkar sangatlah jauh dari yang diharapkan. Partai Golkar Kabupaten Lebak harus bahumembahu untuk mengembalikan citra politik partai di masyarakat dari semua elemen di partai. 3. Sebuah partai maupun organisasi harus selalu melakukan evaluasi yang baik dan benar. Agar ketika sebuah masalah menghambat sebuah partai atau organisasi tersebut telah memiliki kiat-kiat tertentu untuk segera dihadapi atau dihindari. DAFTAR PUSTAKA Cangara, Hafied. 2009. Komunikasi Politik Konsep, Teori dan Strategi. Jakarta : PT Raja Grafindo Persada Dhakidae, Daniel. 2009. Partai-Partai Politik Indonesia (Ideologi dan Program). Jakarta : Kompas Effendy, Onong Uchjana. 1993. Ilmu, Teori dan Filsafat Komunikasi. Bandung : Citra Aditya Bakti . 2004. Ilmu Komunikasi Teori dan Praktek. Bandung : Remaja Rosdakarya Firmanzah. 2007. Marketing Politik Antara Pemahaman dan Realitas. Jakarta. Yayasan Obor Indonesia Herry, Achmad. 2005. 9 Kunci Sukses Tim Sukses Dalam Pilkada Langsung. Yogyakarta : Galang Press Krisyantono, Rachmat. Teknik Praktis Riset Komunikasi. Jakarta : Kencana Prenada Media Group Littlejohn, Stephen W. 1998. Theories of Communication. USA : Wardworths Publishing Company Mardianto, Elvinaro. 2010. Metodologi Penelitian Untuk PR. Bandung : Simbiosa Rekatama Media Moleong, Lexy. 2006. Metodologi Penelitian Kualitatif. Bandung : Remaja Rosdakarya Nimmo, Dan. 1993. Komunikasi Politik. Bandung : Remaja Rosdakarya Nursal, Adman. 2004. Political Marketing (Strategi Memenangkan Pemilihan Umum, Sebuah Pendekatan Baru Kampanye Pemilihan DPR, DPD, Presiden). Jakarta : Gramedia Pustaka Utama Parwito. 2007. Penelitian Kualitatif. Yogyakarta : LKiS . 2008. Komunikasi Politik Media Massa dan Kampanye Pemilihan. Yogyakarta : Jalasutra Sugiyono. 2005. Memahami Penelitian Kualitatif. Bandung : Alfabeta . 2006. Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R&D. Bandung : Alfabeta Venus, Antar. 2004. Manajemen Kampanye. Bandung : Simbiosa Rekatama Media Widjajanto, Kenmada. 2013. Perencanaan Komunikasi Konsep dan Aplikasi. Bandung : Ultimus Jurnal : Daniel Kreiss and Philip N. Howard. 2010. Political Campaign. International Journal of Communication 4. Licensed under the Creative Commons Attribution (diposting 23 Oktober 2013) Sumber lain : Haji Ali, M Rizwan. 2007. Strategi Politik memenangkan Pilkada Damai. (Tulisan opini dalam www.acehinstitute.org) Suwardi, Harsono. 2008. Strategi Pemasaran Politik Dalam Pemilihan Gubernur Jawa Tengah Tahun 2008. UNS : Skripsi Suwarno, PJ. 2009. Mengurangi Bentrokan Kampanye (Strategi Pemasaran Politik Dalam Pemilihan Gubernur Jawa Tengah Tahun 2008. UNS : Skripsi Arsip Partai Golongan Karya. 2008. Kumpulan Materi Orientasi Penugasan Fungsionaris Partai Golkar Tingkat Kabupaten Lebak. Rangkasbitung FOTO DOKUMENTASI KEGIATAN Suasana Kampanye Partai Golkar Pengamanan Kampanye Simpatisan Mendengarkan Pidato Salah Satu Caleg Salah Satu Caleg Menggelar Rapat Bersama Masyarakat PEDOMAN OBSERVASI 1. Mengobservasi cetak biru kampanye Meneliti tentang cetak biru kampanye Partai Golongan Karya Meneliti tentang cetak biru kampanye para calon legislatif 2. Mengobservasi visi misi Meneliti tentang visi misi Partai Golongan Karya Meneliti tentang visi misi calon legislatif 3. Mengobservasi pelaksanaan kampanye Meneliti bagaimana kampanye berlangsung Meneliti jumlah simpatisan Partai Golongan Karya 4. Mengobservasi evaluasi kampanye Meneiti faktor-faktor penghambat keberhasilan kampanye Meneliti faktor-faktor penunjang keberhasilan kampanye PEDOMAN WAWANCARA Informan Kunci 1. Mengetahui cetak biru kampanye Partai Golongan Karya Mencari jawaban atas pertanyaan : Bagaimana cetak biru kampanye Partai Golongan Karya dan faktor apa saja yang harus dipersiapkan selama proses perencanaan kampanye Partai Golongan Karya. 2. Mengetahui realisasi cetak biru kampanye Partai Golongan Karya Mencari jawaban atas pertanyaan : bagaimana merealisasikan cetak biru kampanye Partai Golongan Karya dan apa saja yang melatarbekakangi proses realisasi cetak biru kampaye Partai Golongan Karya. 3. Mengetahui kinerja pelaksanaan kampanye selama proses kegiatan kampanye Mencari jawaban atas pertanyaan : Bagaimana kinerja pelaksanaan kampanye selama proses kegiatan kampanye dan evaluasi apa saja yang harus dilakukan oleh Partai Golongan Karya dengan hasil pemilihan umum calon legislatif. Informan Pendukung 1. Mengetahui cetak biru kampanye Partai Golongan Karya Mencari jawaban atas pertanyaan : Faktor apa saja yang harus dipersiapkan selama proses perencanaan kampanye Partai Golongan Karya. 2. Mengetahui realisasi cetak biru kampanye Partai Golongan Karya Mencari jawaban atas pertanyaan : Apa saja yang melatarbekakangi proses realisasi cetak biru kampaye Partai Golongan Karya. 3. Mengetahui kinerja pelaksanaan kampanye selama proses kegiatan kampanye Mencari jawaban atas pertanyaan : Evaluasi apa saja yang harus dilakukan oleh Partai Golongan Karya dengan hasil pemilihan umum calon legislatif. HASIL WAWANCARA Key Informan 1. H. Mas Yogi Rochmat Abdulirohi 1. Apa target Partai Golkar pada pemilu sekarang ? Sebenarnya Partai Golkar saat ini memiliki target suara itu sekitar 170.000 di Kabupaten Lebak dengan target kursinya sekitar 13 kursi di DPRD Kabupaten Lebak ini. Partai Golkar ingin mengulang pada saat ketuanya Alm H. Tb. AM. Farid Mukim, pada saat itu kita (Partai Golkar) mendapat 13 kursi 2. Berapa anggaran dana kampanye Partai Golkar ? Dana kampanye yang dikeluarkan oleh Partai Golkar yaitu sekitar 3 miliar lebih, dana ini mencakup sumbangan dari partai, sumbangan dari para calon legislatif, dan sumbangan perorangan. Dana kampanye pengeluarannya meliputi pengeluaran operasi, pengeluaran modal dan pengeluaran lainnya 3. Bagaimana proses cetak biru kampanye Partai Golkar ? Proses realisasi cetak biru kampanye Partai Golkar memerlukan waktu yang lama untuk dipersiapkan terlebih dahulu. Partai Golkar mempersiapkan kampanye untuk pemilu legislatif butuh waktu kurang lebih satu tahun itu setelah laporan akuntan independen atas penerapan prosedur disepakati dan audit kepatuhan atas laporan penerimaan dan pengeluaran dana kampanye pemilihan umum legislatif tahun 2014 Partai Golkar Kabupaten Lebak 4. Apakah Partai Golkar membuat sebuah laporan setelah kampanye ? Kegiatan kampanye yang partai lakukan selalu kami buatkan laporan sebagai bentuk data kami, apakah dalam kampanye Partai Golkar mengalami kemajuan dari segi simpatisan dari kampanye-kampanye sebelumnya. Dan jika dalam bentuk press release kami membuatnya dalam bentuk arsip dan disimpan di dalam kantor, dan jika para wartawan dari media massa cetak maupun elektronik menginginkannya kita berikan 5. Apakah hasil yang diperoleh Partai Golkar sudah mencapai target ? Hasil yang diperoleh oleh Partai Golkar pada pemilu legislatif tahun 2014 sangatlah jauh dari target kami yang sekitar 170.000 suara atau sama dengan 13 kursi di DPRD tetapi kami hanya mendapat sekitar 97.000 suara saja atau sama dengan 8 kursi, ini sangat buruk sekali 6. Faktor apa yang mempengaruhi suara Partai Golkar ? suara yang diperoleh Partai Golkar pemilu sekarang sangatlah jauh dari target kita, mungkin ini juga dampak dari Pemilukada kemaren. Untuk mengubah pola pikir masyarakat dan melupakan sejenak kejadian pemilukada kemarin sangat sulit sekali, sebelum adanya kasus suap ke MK yang dilakukan oleh adiknya Gubenur Banten, suara Partai Golkar sangatlah besar, sekarang sangatlah berbeda banyak juga masyarakat melihat Partai Golkar sebagai partai yang mempunyai banyak kasus, apalagi kasus suap Gubernur Banten sampai sekarang belum beres 7. Bagaimana cara Partai Golkar untuk mengatasi issue yang beredar ? untuk menjadi lebih baik lagi bagi Partai Golkar, mungkin kejadian ini menjadi pelajaran bagi seluruh elemen-elemen yang ada di Partai Golkar di Kabupaten maupun di Provinsi. Kinerja selanjutnya untuk Partai Golkar untuk memperbaiki citra partai. Mengevaluasi semua dari memulai perencanaan yang meliputi analisis situasi dan konseptualisasi desain kampanye, dilanjutkan dengan tahap pelaksanaan yang merupakan penerapan dan penyesuaian dari rancangan yang telah dibuat , kemudian diakhiri dengan evaluasi yang ditujukan untuk menilai keefektivan kampanye 8. Apakah Partai Golkar melakukan evaluasi ? untuk secara formal partai belum sempat melakukan evaluasi setelah penghitungan suara. Namun secara pasti partai melakukan pertemuan secara internal partai di kantor 2. Inu Ainul Hayat 1. Apa isi cetak biru kampanye ? Didalam cetak biru kampanye Partai Golkar setiap masa bhakti ada yang namanya Orientasi Penugasan Fungsionaris Partai Golkar Tingkat Kabupaten Lebak, dalam Orientasi Penugasan Fungsionaris Partai Golkar terdapat target yang harus dicapai yaitu memenangkan Pilkada ≥ 60% suara, memenangkan Pileg 21% (optimis) s/d 30% (pesimis) dan yang terakhir memenangkan Pilpres dengan calon yang diusulkan dari Partai Golkar 2. Disinggung tentang anggaran, bagaimana cara membuat anggaran yang baik ? Penganggaran dana kampanye dibuat secara baik dan terstruktur dengan membuat deskripsi keterangan selengkap mungkin di bawah rangkuman anggaran dana kampanye tersebut 3. Strategi apa yang diterapkan Partai Golkar pada pemilu sekarang ? Dalam kampanyenya, Partai Golkar sangat kerja keras pada pemilu ini untuk menjadi partai nomor satu di Kabupaten Lebak. Dengan strategi memperkuat basis Partai Golkar didaerah sudah dijalankan dari jauh-jauh hari dan pencitraan yang harus didukung oleh media massa setempat serta pembentukan opini dari masyarakat. 4. Apakah ada media yang mengkampanyekan Partai Golkar ? ya, Partai Golkar membuat press release dan hal ini perlu agar memudahkan para wartawan untuk membuat pemberitaan mengenai kami, serta ketika ada pembaca mereka tahu bagaimana Partai Golkar melakukan kampanye, dengan adanya media menjadi hal positif bagi kami 5. Apakah Partai Golkar melakukan evaluasi ? ya kami secara khusus belum pernah melakukan evaluasi kampanye setelah penghitungan suara seperti yang Anda jelaskan, namun dalam artian yang sama kami sering bertukaran pendapat dalam beberapakali pada setiap tahunnya diluar rapat umum partai, kami membahas tentang rencana kerja Partai Golkar dan hambatanhambatan yang ada dalam rencana kerja partai, hasilnya baik atau buruknya itu tergantung kinerja orang-orang yang berada di partai Informan Pendukung 1. Suhalim 1. Strategi apa yang diterapkan Partai Golkar pada pemilu sekarang ? Di Partai Golkar dalam strateginya terdapat pokok-pokok, seperti perkaderan, peningkatan kesra, perkuat basis daerah dan pencitraan 2. Apakah Partai Golkar melakukan evaluasi ? Sejauh ini Partai Golkar belum pernah melakukan evaluasi, mungkin hanya sekedar tukar pendapat dengan didalam internal partai. 3. Bagaimana Partai Golkar menyikapi isu yang beredar ? Partai Golkar segera melakukan pendekatan lebih dalam dengan masyarakat melalui kampanye calon legislatif. STRUKTUR ORGANISASI DPD PARTAI GOLONGAN KARYA KABUPATEN LEBAK Keputusan Dewan Pimpinan Daerah Partai Golongan Karya Provinsi Banten tentang revitalisasi komposisi dan personalia Dewan Pimpinan Daerah Partai Golongan Karya Kabupaten Lebak masa bhakti 2009-2015. 1. Pengesahan revatilisasi komposisi dan personalia Dewan Pimpinan Daerah Partai Golongan Karya Kabupaten Lebak masa bhakti 2009-2015, sebagaimana tercantum dalam lampiran yang merupakan bagian tidak terpisahkan dari keputusan. 2. Ketua, Wakil-wakil Ketua, Sekretaris, Wakil-wakil Sekretaris dan Bendahara, Wakil-wakil Bendahara merupakan pengurus harian yang bersifat kolektif. 3. Pengurus pleno Dewan Pimpinan Daerah Partai Golongan Karya Kabupaten Lebak adalah semua personalia pengurus sebagaimana tercantum dalam lampiran surat keputusan. 4. Dengan ditetapkan ini maka keputusan Dewan Pimpinan Daerah Partai Golongan Karya Provinsi Banten Nomor I/GOLKAR/VII/2012 tanggal 15 Agustus : SKEP-36/DPD- 2012 tentang Revitalisasi Komposisi dan Personalia Dewan Pimpinan Daerah Partai Golongan Karya Kabupaten Lebak Masa Bhakti 2009-2015, dinyatakan dicabut dan tidak berlaku lagi. Komposisi dan Personalia Dewan Pimpinan Daerah Partai Golongan Karya Kabupaten Lebak Masa Bhakti 2009-20015 (Hasil Revitalisasi) NO NAMA JABATAN 1 H. KASMIN Ketua 2 H. ENCUP SUPRANI Wakil Ketua Bidang Organisasi 3 H. RHS. WIRYADINATA, SH Wakil Ketua Bidang Kaderisasi dan Keanggotaan 4 Ir. H. YUDI HENDRIAWAN, MRE Wakil Ketua Bidang Pemenangan Pemilu 5 H. Tb. ATMAKUSUMAH, S.Sos Wakil Ketua Bidang Pengabdian Masyarakat 6 H. MEDI MARSINUN, SH Wakil Ketua Bidang Hukum dan HAM 7 HILMAN LAKSANA, S.Pd Wakil Ketua Bidang Tani dan Nelayan 8 Hj. LIES MASIE RUDY E. SUHERMAN Wakil Ketua Bidang Tenaga Kerja dan UMKM 9 IYAT SUPRIYATNO LUKITO Wakil Ketua Bidang Pemuda, Olahraga dan Seni 10 H. YAYA SUHARYA Wakil Ketua Bidang Pendidikan dan Pelatihan 11 Hj. HERNAWATI ASIK Wakil Ketua Bidang Pemberdayaan Perempuan 12 Drs. H. YUSUF HIDAYAT Wakil Ketua Bidang Keagamaan 13 H. DJAMALUDIN, S.Ag Wakil Ketua Bidang Informasi dan Komunikasi 14 H. MAS YOGI ROCHMAT. A Sekretaris 15 SITI MARIAM Wakil Sekretaris 16 PIPIT CHANDRA, A.Md Wakil Sekretaris 17 H. TATANG SUWARNA Wakil Sekretaris 18 AINUL HAYAT Wakil Sekretaris 19 DEDI HADIPRIATNA Wakil Sekretaris 20 Hj. RATU MINTARSIH Wakil Sekretaris 21 H. IWAN KUSNADI, SH Bendahara 22 Hj. ATI SUHARTI YUSIN, S.Sos Wakil Bendahara 23 Hj. RITA HERLINA, A.Md Wakil Bendahara 24 H. ARJA Wakil Bendahara 25 H. DJAHADI Wakil Bendahara 26 H. APANG AFANDI Wakil Bendahara 27 TRISNA HIDAYAT, S.Sos Ketua Bagian Organisasi 28 MOCH. KUSEN, SH, Msi Wakil Ketua Bagian Organisasi 29 IRFAN PERMANA Anggota Bagian Organisasi 30 Drs. H. AMAT SAEPUDIN, M.Pd.I Ketua Bagian Kaderisasi dan Keanggotaan 31 DJURIAH D. SUHERMAN Wakil Ketua Bagian Kaderisasi dan Keanggotaan 32 DEDI WIHARJA, SE Ketua Bagian Pemenangan Pemilu 33 SUHALIM Wakil Ketuan Bagian Pemenangan Pemilu 34 H. ENCE MUSYANIF Ketua Bagian Pengabdian Masyarakat 35 Hj. OOM SUHAYATI Wakil Ketua Bagian Pengabdian Masyarakat 36 BAMBANG Anggota Bagian Pengabdian Masyarakat 37 BAYU SULAEMAN Ketua Bagian Hukum dan HAM 38 M. RANHY. H Wakil Ketua Bagian Hukum dan HAM 39 NANANG KOSIM Anggota Bagian Hukum dan HAM 40 IYANG, SP Ketua Bagian Tani dan Nelayan 41 TATA SASMITA Wakil Ketuan Bagian Tani dan Nelayan 42 ALI HAMBALI Ketua Bagian Naker, Koperasi dan UKM 43 IIS ISNAENI Wakil Ketua Bagian Naker, Koperasi dan UKM 44 RUYANI Anggota Bagian Naker, Koperasi dan UKM 45 ADANG TAMBAK Ketua Bagian Pemuda, Olahraga dan Seni 46 DENDA PERMANA Wakil Ketua Bagian Pemuda, Olahraga dan Seni 47 UUS MUKTI, S.Sos Anggota Bagian Pemuda, Olahraga dan Seni 48 BAHTIAR ARIFIN Ketua Bagian Pendidikan dan Pelatihan 49 KURTUBI Wakil Ketua Bagian Pendidikan dan Pelatihan 50 AHMAD BAEHAKI Anggota Bagian Pendidikan dan Pelatihan 51 Hj. EMI MUNJI Ketua Bagian Pemberdayaan Perempuan 52 Hj. INAWATI KIPLI Wakil Ketua Bagian Pemberdayaan Perempuan 53 KH. BUKHORI Ketua Bagian Keagamaan 54 Hj. ENE HAMIDAH Wakil Ketua Bagian Keagamaan 55 BAMBANG, SP Anggota Bagian Keagamaan 56 H. DAYAT Ketua Bagian Informasi dan Komunikasi 57 ARI SUKARI Wakil Ketua Bagian Informasi dan Komunikasi Rangkasbitung, Ketua Sekretaris H. KASMIN, S.Ap. H. Mas. YOGI ROCHMAT, A. 2009 DAFTAR RIWAYAT HIDUP Photo Curriculum Vitae Data Pribadi / Personal Details Nama / Name : Bobby Wibawa Prasetya Alamat / Address : Jalan Jendral Sudirman No.8L Kp. Papanggo RT 02/02 Cijoropasir, Rangkasbitung - Banten Kode Post / Postal Code : 42316 Nomor Telepon / Phone : +628978494292 Email : [email protected] Jenis Kelamin / Gender : Laki-laki Tanggal Kelahiran / Date of Birth : 11 Oktober 1991 Status Marital / Marital Status : Belum menikah Warga Negara / Nationality : Indonesia Agama / Religion : Islam Riwayat Pendidikan dan Pelatihan Educational and Professional Qualification Periode Sekolah / Institusi / Universitas 1997-2003 SDN Cijoropasir VI Rangkasbitung 2003-2006 SMP Negeri 2 Rangkasbitung 2006-2009 SMA Negeri 1 Rangkasbitung 2009 Universitas Sultan Ageng Tirtayasa Serang Pendidikan Non Formal / Training – Seminar 1. Workshop dan Lomba Karya Pers Kampus GATRA 2011 2. Pelatihan Presenting HIMAKOM 2010 3. Workshop Manajemen Pers Mahasiswa 2010 4. Training Event Organizer PT.SARANA 2013 Demikian CV ini saya buat dengan sebenarnya. (Bobby Wibawa Prasetya)