Peningkatan Hasil Belajar Matematika Siswa Kelas VI Semester I

advertisement
7
BAB II
KAJIAN TEORI
2.1 Kajian Teori
2.1.1 Pengertian Belajar dan Hasil Belajar
Pengertian Belajar
Belajar digambarkan sebagai proses kegiatan yang menghasilkan
perubahan tingkah laku pada individu, baik secara potensial maupun secara aktual,
Belajar memiliki hal - hal pokok sebagai berikut :
a. Belajar membawa perubahan tingkah laku baik secara potensial maupun
aktual.
b. Perubahan didapat dengan peningkatan kecakapan.
c. Perubahan terjadi karena aktif melakukan aktivitas untuk membangun
pengetahuannya sendiri.
Belajar dalam tingkat sekolah dapat dimaknai sebagai proses peserta
didik secara aktif mengkontruksikan pengetahuan pada dirinya, melalui guru, ataupun
sumber – sumber penunjang yang relevan lainnya. Berdasarkan uraian diatas, maka
dapat disimpulkan bahwa belajar adalah suatu proses usaha yang dilakukan untuk
memperoleh suatu informasi dengan mengkonstuksikan pengetahuan sehingga dapat
terlibat aktif.
Berdasarkan dari uraian di atas, maka dapat disimpulkan bahwa belajar
adalah suatu proses usaha yang dilakukan untuk memperoleh suatu informasi
dengan mengkonstruksi sendiri pengetahuan sehingga siswa dapat terlibat aktif dan
tidak dipandang sebagai penerima pasif.
Menurut teori Bruner (2008: 29), ada tiga tahapan belajar yang harus
dilalui para siswa agar proses belajarnya dapat terjadi secara optimal. Dalam arti
akan terjadi internalisasi pada diri siswa tersebut, yaitu suatu keadaan dimana
pengalaman yang baru dapat menyatu kedalam struktur kognitif siswa. Ketiga tahap
pada proses belajar tersebut adalah:
8
a. Tahap Enaktif
Pada tahap ini, para siswa dituntut untuk mempelajari
pengetahuan (matematika tentunya) dengan menggunakan benda
konkret atau menggunakan situasi yang nyata bagi para siswa. Dapat
ditambahkan bahwa istilah “konkret” atau “nyata” berarti dapat diamati
dengan menggunakan panca indera para siswa.
b. Tahap Ikonik
Pada tahap ini, siswa mempelajari suatu pengetahuan dalam
bentuk gambar atau diagram sebagai perwujudan dari kegiatan yang
menggunakan benda konkret atau nyata tadi.
c. Tahap Simbolik
Pada tahap ini, siswa sudah mampu menggunakan notasi tanpa
ketergantungan terhadap objek real.
Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Proses dan Hasil Belajar
Proses belajar mengajar selalu berkaitan dengan siswa yaitu manusia
yang belajar dan faktor-faktor yang mempengaruhinya. Faktor-faktor yang
mempengaruhi hasil belajar banyak jenisnya, tetapi menurut Slameto (2003: 54 –
72) dapat digolongkan menjadi dua golongan yaitu: faktor intern (faktor dari dalam
diri siswa) dan faktor ekstern (faktor dari luar siswa).
a. Faktor Intern
Faktor intern individu merupakan faktor yang paling penting dalam
pencapaian hasil belajar yang optimal. Dalam melakukan proses belajar, semua
kemampuan yang dimiliki individu dicurahkan untuk mencerna materi yang akan
dipelajari. Faktor yang berasal dari diri siswa sendiri meliputi dua faktor yaitu
faktor jasmaniah dan psikologis.
1) Faktor jasmaniah
Secara umum kondisi jasmaniah dapat mempengaruhi semangat dan
intensitas siswa dalam mengikuti pembelajaran, kondisi tubuh yang lemah dapat
menurunkan kualitas belajar siswa.
9
2) Faktor psikologis
Faktor psikologis dapat mempengaruhi hasil belajar. Faktor psikologis
terdiri dari tujuh faktor, yaitu :
a) intelegensi
Intelegensi pada umumnya diartikan sebagai kemampuan psikofisik
seseorang dalam mereaksi rangsangan dengan cara yang tepat. Tingkat
kecerdasan siswa sangat menentukan keberhasilan siswa dalam belajar.
b) perhatian
Siswa yang mempunyai perhatian terhadap bahan yang akan dipelajari
akan mempengaruhi hasil belajar yang lebih baik dibanding dengan siswa yang
tidak mempunyai perhatian terhadap pelajaran tersebut.
c) minat
Minat adalah suatu rasa lebih suka dan rasa ketertarikan pada suatu hal
atau aktivitas tanpa ada yang menyuruh. Minat sangat berpengaruh terhadap
hasil belajar siswa karena bila bahan pelajaran yang dipelajari tidak sesuai
minat, maka siswa tidak akan belajar dengan sungguh-sungguh.
d) bakat
Menurut Hilgard (Slameto, 2003: 57) bakat adalah kemampuan untuk
belajar. Kemampuan ini baru akan terealisasi menjadi kecakapan yang nyata
sesudah belajar atau berlatih. Bakat merupakan faktor yang besar pengaruhnya
terhadap proses dan hasil belajar seseorang karena seseorang yang mempunyai
bakat dalam suatu pekerjaan akan lebih cepat mengerjakan pekerjaan tersebut
jika dibandingkan dengan orang yang kurang berbakat dibidang itu.
e) motivasi
Motivasi untuk belajar adalah kondisi psikologis yang menodrong
seseorang untuk belajar. Penemuan-penemuan penelitian menunjukkan bahwa
hasil belajar pada umumnya meningkat jika motivasi untuk belajar bertambah.
f) kematangan
Kematangan adalah suatu tingkat atau fase dalam pertumbuhan
seseorang, dimana alat-alat tubuhnya sudah siap untuk melaksanakan
kecakapan baru. Kematangan akan sangat mempengaruhi hasil belajar siswa
10
karena siswa yang cukup umur akan dapat menerima pelajaran dengan baik
dibanding siswa yang belum matang dalam berfikir.
g) kesiapan
Kesiapan adalah kesediaan untuk memberi respon atau reaksi. Kesediaan
itu timbul dari dalam diri seseorang dan berhubungan dengan kematangan.
Kematangan berarti kesiapan untuk melaksanakan kecakapan. Siswa yang telah
memiliki kesiapan dalam menerima pelajaran akan mempunyai hasil yang cukup
baik.
b. Faktor Ekstern
Faktor ekstern individu dapat dibagi menjadi tiga faktor yaitu faktor
keluarga, faktor sekolah dan faktor masyarakat. Ketiga faktor ini satu sama lain
memberikan warna tersendiri pada perkembangan individu, terutama dalam
kegiatan belajar.
1) Lingkungan Keluarga
Lingkungan
ini
memberikan
kontribusi
yang
berarti
terhadap
perkembangan individu. Keluarga ini merupakan lingkungan yang pertama
dikenal oleh anak dan sebagian besar waktunya dilalui bersama keluarga.
Pengaruh keluarga bisa berasal dari kepedulian orang tua berupa dukungan
motivasi belajar.
2) Lingkungan Sekolah
Peranan sekolah dalam membekali seseorang dalam disiplin ilmu tertentu
merupakan suatu lembaga pendidikan formal yang berpengaruh terhadap
kemampuan seseorang dalam mempelajari sesuatu.
3) Lingkungan Masyarakat
Masyarakat merupakan faktor ekstern yang juga sangat berpengaruh
terhadap beajar siswa. Faktor-faktor masyarakat yang dapat mempengaruhi
adalah sebagai berikut :
a) kegiatan siswa dalam masyarakat
Kegiatan yang positif di masyarakat dapat membawa dampak yang positif
pula terhadap perkembangan pribadi siswa dalam belajar.
11
b) mass media
Media terdiri dari media elektronik seperti televisi, radio, dan media cetak
seperti majalah, surat kabar, tabloid dan bukubuku. Mass media yang baik dapat
mendukung dalam perkembangan belajar siswa.
c) teman bergaul
Teman bergaul sangat besar pengaruhnya terhadap perkembangan
pribadi siswa. Teman yang baik akan membawa pengaruh yang baik, sedangkan
yang berkelakuan buruk dapat membawa pengaruh yang buruk pula.
Hasil Belajar
Hasil belajar adalah penguasaan pengetahuan dan ketrampilan yang
dikembangkan oleh mata pelajaran, umumnya ditunjukkan dengan nilai tes atau nilai
yang diberikan oleh guru (depdiknas, 2005:895).
Berdasarkan teori Bloom (2007, 102-124 dalam Indra,2009) hasil belajar
dalam ranah studi meliputi tiga aspek, yaitu :
1). Ranah Kognitif
Berkenaan dengan hasil belajar secara intelektualitas seperti :
pengetahuan,pemahaman,penelitian,analaisis,sintesis,dan penilaian.
2). Ranah Afektif
Berkenaan dengan sikap dan nilai. Ranah afektif meliputi 5 jenjang
meliputi kemampuan untuk menjawab,menerima,menilai,organisasi dan
karakteristik dengan suatu nilai.
3). Ranah Psikomotorik
Meliputi ketrampilan motorik,manipulasi benda – benda,koordinasi,
mengamati ,dan menghubungkan benda.
Dari penjelasan para ahli, hasil belajar dapat didefinisikan sebagai
penilaian akhir dari suatu proses yang dilakukan secara berangsur – angsur yang
tersimpan dalam memori dalam jangka waktu lama yang turut serta membentuk
individu yang ingin menjadi lebih baik sehingga merubah cara berfikir serta
menghasilkan perilaku yang lebih baik.
12
Dengan penggunaan metode pembelajaran “Reciprocal Learning” dengan
diskusi interaktif diharapkan pengembangan hasil belajar menjadi lebih baik.
a) Dalam ranah kognitif
Siswa menjadi lebih bertambah ilmu pengetahuannya sehingga
meningkatkan kuantitas hasil belajar sesuai yang diharapkan (> KKM).
b) Dalam ranah afektif
Sikap dan perilaku siswa menjadi lebih baik sesuai karakteristik
kebangsaan.
c) Dalam ranah psikomotorik
Siswa mampu memanfaatkan benda – benda disekitarnya menjadi
lebih berguna untuk proses pembelajaran.
2.1.2 Pengertian Matematika
Matematika adalah ilmu tentang kuantitas, bentuk, susunan, dan ukuran. Hal
yang utama adalah metode dan proses untuk menemukan dengan konsep yang tepat
dan lambang yang konsisten, sifat hubungan antara jumlah dan ukuran, baik secara
abstrak, matematika murni atau dalam keterkaitan manfaat pada matematika terapan.
(Tri Wijayanti, 2011 ).
Dengan memperhatikan definisi matematika di atas, maka menurut Asep Jihad
( dalam Destiana Vidya Prastiwi : 2011 ) dapat didefinisikan bahwa matematika
berbeda dengan mata pelajaran yang lain :
1. Objek pembicaraannya abstrak, sekalipun dalam pengajaran sekolah anak
diajarkan benda kongkrit, siswa tetap didorong untuk melakukan abstraksi.
2. Pembahasan mengandalkan tata nalar, artinya info awal berupa pengertian
dibuat seefisien mungkin, pengertian lain harus dijelaskan kebenarannya
dengan tata nalar logis.
3. Pengertian/ konsep atau pernyataan sangat jelas berjenjang sehingga terjaga
konsistennya.
4. Melibatkan perhitungan ( operasional ).
Dari definisi – definisi diatas, dapat disimpulkan bahwa matematika merupakan
ilmu pengetahuan yang diperoleh dengan nalar yang menggunakan istilah yang
13
didefinisikan dengan cermat, jelas , akurat, representasinya menggunakan
lambang atau simbol yang dapat digunakan dalam pemecahan masalah yang
berkaitan dengan bilangan.
2.1.3 Hakikat Pembelajaran Matematika
Pembelajaran matematika pada hakikatnya adalah proses yang dirancang
dengan tujuan untuk menciptakan suasana belajar yang memberikan peluang
peserta didik untuk mengembangkan dan mencari pengalaman pembelajaran
matematika dengan konteks dan bimbingan dari guru. Dari bahasan diatas dapat
disimpulkan bahwa unsur utama dalam pembelajaran matematika adalah guru
sebagai salah satu perancang proses dalam pembelajaran. Guru haruslah paham
dan mengenal betul setiap ciri dan sifat dari peserta didik saat kegiatan
pembelajaran. Hal itu harus dilakukan karena setiap peserta didik memiliki keunikan
yang berbeda – beda dalam pola pembelajarannya. Guru harus dapat menyamakan
persepsi peserta didik agar sama walaupun dengan metode pembelajaran peserta
didik yang berbeda.
Karakterisrik pembelajaran matematika di sekolah (Suherman , 2001)
yaitu sebagai berikut :
1. Pembelajaran matematika berjenjang ( bertahap )
2. Pembelajaran matematika menekankan pola pikir deduktif.
3. Pembelajaran matematika menganut kebenaran konsistensi
2.1.4 Metode Pembelajaran Reciprocal Learning untuk Meningkatkan Hasil
Belajar
Menurut Suyatno (2009 : 64), reciprocal learning merupakan strategi
pembelajaran berdasarkan prinsip-prinsip pengajuan pertanyaan dimana siswa
ketrampilan-ketrampilan metakognitif diajarkan melalui pengajaran langsung dan
pemodelan oleh guru. Pembelajaran menggunakan reciprocal learning harus
memperhatikan tiga hal yaitu siswa belajar mengingat, berfikir dan memotivasi diri.
Dalam reciprocal teaching, guru mengajarkan siswa keterampilan-keterampilan
kognitif penting dengan menciptakan pengalaman belajar, melalui pemodelan
perilaku tertentu dan kemudian membantu siswa mengembangkan keterampilan
tersebut atas usaha mereka sendiri dengan pemberian semangat (Brown dalam
14
Trianto, 2007 : 96). Salah satu model pembelajaran yang dapat digunakan untuk
membantu siswa dalam memahami isi suatu buku adalah model pembelajaran
terbalik (Reciprocal Teaching).
Berdasarkan pengertian tersebut dapat diartikan bahwa pembelajaran
terbalik (Reciprocal learning ) adalah suatu metode pembelajaran yang dirancang
untuk memberikan manfaat agar tujuan pembelajaran tercapai dan memberikan
ketrampilan pada siswa dalam memahami apa yang dibaca didasarkan pada
pengajuan pertanyaan.
Menurut Suyatno (2009 : 64) langkah-langkah pelaksanaan reciprocal
teaching antara lain :
a). Membagikan tujuam pembelajaran hari ini
b). Menjelaskan bahwa guru berperan sebagai guru pada bacaan pertama
c). Meminta siswa membaca bacaan pada bagian yang ditetapkan.
d). Setelah membaca, siswa disuruh melakukan pemodelan.
e). Meminta siswa memberikan komentar terhadap pembelajaran guru.
f). Siswa lain membaca dengan tidak bersuara bagian materi bacaan yang lain.
g). Memilih salah satu siswa yang berperan sebagai guru.
h). Membimbing siswa yang berperan sebagai guru.
i). Mengurangi bimbingan siswa yang menjadi guru secara periodic..
Dalam tahap kelanjutan pelaksanaan reciprocal teaching melalui prosedur
harian menurut Wikandari dalam Trianto (2009 : 175) adalah sebagai berikut :
a). Disediakan teks bacaan berisi materi yang hendak diselesaikan
b). Dijelaskan bahwa dalam pembelajaran tersebut terdapat beberapa
segmen. Segmen pertama guru berperan sebagai pengajar (guru).
c) Siswa diminta membaca tanpa bersuara teks materi bagian demi bagian.
d) Jika siswa telah menyelesaikan bagian pertama, dilakukan pemodelan
berikut :
1) Pertanyaan yang saya perkirakan akan ditanyakan guru adalah .
2) Guru memberikan kesempatan kepada siswa lain untuk menjawab
pertanyaan tersebut
3) Siswa merangkum dan membacakan kesimpulan dari bagain / sub bab
15
4) Memberikan kesempatan kepada siswa lain untuk memprediksi hal yang
akan dibahas pada sub bab / bagian selanjutnya
5) Siswa memberikan respon
6) Siswa mampu mengekspresikan apa yang telah guru lakukan
e) Siswa diminta memberikan komentar tentang pengajaran yang baru
berlangsung
f) Pembelajaran seperti segmen pertama diulang tetapi dengan penunjukan
salah satu siswa sabagai guru.
g) Guru membimbing siswa yang ditunjuk sebagai guru
h) Guru mengurangi intensitas bimbingan kepada siswa yang berperan sebagai
guru sampai siswa tersebut bisa mandiri dan mempunyai inisiatif sendiri untuk
membantu siswa lain.
Kelebihan Reciprocal Learning :
Abdul Azis (2007 :113) mengungkapkan bahwa kelebihan reciprocal
teaching antara lain :
a. Mengembangkan kreativitas siswa
b. Memupuk kerjasama antara siswa.
c. Menumbuhkan bakat siswa terutama dalam berbicara dan mengembangkan
sikap.
d. Siswa lebih memperhatikan pelajaran karena menghayati sendiri.
e. Memupuk keberanian berpendapat dan berbicara di depan kelas.
f.
Melatih siswa untuk menganalisa masalah dan mengambil kesimpulan dalam
waktu singkat.
g. Menumbuhkan sikap menghargai guru karena siswa akan merasakan
perasaan guru pada saat mengadakan pembelajaran terutama pada saat
siswa ramai atau kurang memperhatikan.
h. Dapat digunakan untuk materi pelajaran yang banyak dan alokasi waktu yang
terbatas.
16
Kelemahan Reciprocal Learning :
a. Adanya kurang kesungguhan para siswa yang berperan sebagai guru
menyebabkan tujuan tak tercapai.
b. Pendengar (siswa yang tak berperan) sering mentertawakan tingkah laku
siswa yang menjadi guru sehingga merusak suasana.
c. Kurangnya perhatian siswa kepada pelajaran dan hanya memperhatikan
aktifitas siswa yang berperan sebagai guru membuat kesimpulan akhir sulit
tercapai.
Untuk mengatasi dan mengurangi dampak kelemahan penggunaan
strategi reciprocal teaching, guru selalu memberikan bimbingan dan pengarahan
dalam berbagai kesempatan. Motivasi siswa menjadi bagian penting untuk
menumbuhkan kesadaran pada diri siswa terhadap keseriusan pembelajaran.)
2.1.5
Pendekatan Pembelajaran Metode Reciprocal Learning
Reciprocal Learning adalah pembelajaran yang mengedepankan siswa
aktif secara diskusi untuk menemukan masalah dan menyelesaikannya secara
memahami apa yang menjadi suatu masalah.
Langkah – langkah nya adalah sebagai berikut :
1. Guru menyampaikan kompetensi materi yang akan diajarkan.
2. Guru menyajikan materi yang akan dibahas ( operasi bilangan bulat kelas V)
3. Guru membentuk kelompok diskusi yang terdiri dari 4-5 anak dengan pembagian
yang proporsional berdasarkan tingkat kecerdasan masing- masing peserta didik.
4. Guru memerapkan metode pembelajaran reciprocal learning kepada setiap
kelompok untuk memecahkan masalah dan memahaminya.
5. Guru menyuruh salah satu perwakilan dari tiap kelompok untuk memaparkan
hasil diskusi menurut urutan soal yang telah disediakan.
6. Guru menyimpulkan dan merangkum hasil diskusi denagn metode reciprocal
learning.
Berdasarkan beberapa definisi diatas, maka dapat disimpulkan bahwa
pembelajaran Reciprocal Learning ( Pembelajaran Terbalik ) adalah pembelajaran
yang dilakukan oleh guru dengan memberi model – model pertanyaan yang bersifat
interaktif dan siswa aktif membaca materi, kemudian siswa mencari jawaban dari
17
masalah yang dihadapi dengan menganalisa, diskusi dan observasi. Pembelajaran
reciprocal learning merupakan pembelajaran yang menekankan siswa untuk belajar
mandiri dengan guru sebagai fasilitator.
2.2 Kajian Hasil Penelitian yang Relevan
1. Widyanarko (2008) dengan penelitian yang berjudul “Meningkatkan Kemampuan
Pemecahan Masalah Matematika Memalui Model Pembelajaran Terbalik
( Reciprocal Learning )”. Subyek yang diteliti adalah siswa kelas V SD terpadu
Muhammadiyah Al-Kautsar, Gumpang, Kartasura menyimpulkan bahwa model
pembelajaran Reciprocal Learning dalam mata pelajaran matematika mampu
memecahkan masalah dan meningkatkan hasil belajar siswa. Simpulan tersebut
dibuktikan bahwa pada siklus I siswa memahami masalah matematika mencapai
36,36% dan putaran ke II mencapai 45,45% dan pada siklus ke III mencapai
63,63%.
2. Nur Handayani (2011) dengan judul penelitian “Penerapan Model Pembelajaran
Terbalik ( Reciprocal Teaching ) untuk meningkatkan hasil belajar Ilmu
Pengetahuan Sosial pada siswa kelas V C SD Muhammadiyah 16 Karangasem
Tahun ajaran 2010/2011”. Hasil penelitian disimpulkan bahwa sebelum ada
tindakan hasil belajar IPS rata-rata 5,5 , dan diakhir tindakan rata-rata nilai kelas
menjadi 7,56 dengan demikian penerapan Reciprocal Learning Model dalam
pembelajaran IPS dapat meningkatkan hasil belajar siswa.
2.3 Kerangka Berfikir
Berdasarkan kajian pustaka dan landasan teori dari pakar dan beberapa
penelitian yang pernah dilakukan peneliti, dapatlah dibuat kerangka berpikir sebagai
berikut : Pembelajaran matematika merupakan pembelajaran yang membutuhkan
pengertian suatu konsep matematika yang mendalam. Dimana peserta didik dibimbing
dan diarahkan untuk memahami suatu dasar dari pembelajaran Matematika. Model
Pembelajaran Reciprocal Learning dapat menumbuh kembangkan bakat dan kreatifitas
anak dalam menemukan sendiri jawaban dari sebuah masalah dengan bimbingan dan
pengajaran dari guru . Sehingga peningkatan berfikir anak menjadi lebih baik dengan
saling diskusi untuk memecahkan masalah. Peran aktif siswa sangat menentukan
untuk keberhasilan model pembelajaran Reciprocal Learning. Pembelajaran reciprocal
18
learning memerlukan strategi dan metode yang bisa menarik minat siswa sehingga
siswa akan aktif dan tertarik dalam pembelajaran. Maka dari itu fungsi alat peraga dan
metode yang sesuai dengan tujuan pembelajaran harus digunakan untuk menarik
perhatian siswa. Dengan begitu proses pembelajaran akan berhasil dengan baik dan
mendapat prestasi belajar yang baik pula. Uraian diatas , dapat disusun kerangka
berpikir sebagai berikut:
KERANGKA BERPIKIR MENGGUNAKAN METODE RECIPROCAL LEARNING
KONDISI
AWAL
TINDAKAN
Siswa belum
memahami
konsep
pembelajaran
sifat - sifat
bangun ruang
Pembelajaran
masih
menggunakan
model
pembelajaran
Konvensional
Pendekatan
Menggunakan Metode
Pembelajaran Reciprocal
Learning
18 siswa
berada di
bawah nilai
KKM ( KKM :
56 ) dan hanya
14 siswa yang
berhasil
SIKLUS I ( 2 Tahap )
- Peningkatan hasil
belajar siswa
> KKM
SIKLUS II ( 2 Tahap )
- Hasil yang
diharapkan
80% siswa
memiliki nilai
> KKM
KONDISI AKHIR
Peningkatan hasil belajar siswa
menjadi 80% ( > dari KKM )
19
2.4 Hipotesis Tindakan
Dalam Penelitian Tindakan Kelas ini diajukan hipotesis yaitu proses
pembelajaran dengan metode reciprocal learning melalui diskusi interaktif dapat
meningkatkan hasil belajar matematika operasi hitung bilangan bulat pada kelas VI
semester I SD Negeri Depok 01 tahun pelajaran 2013/2014.
Download