577 Pemanfaatan Infusa Lidah Buaya (Aloe vera L) sebagai Antiseptik Pembersih Tangan terhadap Jumlah Koloni Kuman Dyanti Warrahmah Dewi1, Siti Khotimah2, Delima Fajar Liana3 1 Program Studi Pendidikan Dokter, FK UNTAN Prodi Biologi, FMIPA UNTAN 3 Departemen Pre Klinik Mikrobiologi Medik, Program Studi Pendidikan Dokter, FK UNTAN 2 Abstrak Latar Belakang. Antiseptik adalah zat yang dapat menghambat pertumbuhan dan perkembangan mikroorganisme patogen seperti virus, bakteri, parasit, dan jamur. Lidah buaya (Aloe vera L.) merupakan tanaman fungsional yang banyak dibudidayakan di Indonesia. Penelitian menunjukkan lidah buaya (Aloe vera L.) memiliki kandungan saponin, flavonoid, polifenol, serta tanin yang bersifat antiseptik. Metode. Skrining fitokimia menggunakan metode uji tabung. Aloe vera diekstraksi dengan metode infundasi menggunakan akuades steril. Uji efek antiseptik pembersih tangan menggunakan infusa lidah buaya konsentrasi 150%, 250%, dan 350%. Kontrol positif menggunakan hand sanitizer sedangkan kontrol negatif menggunakan air mengalir. Sampel kuman didapat dari swab telapak tangan responden yang dimasukan kedalam tabung berisi NaCl 0,9% dan dilakukan pengenceran berseri. Suspensi kuman ditumbuhkan pada media Plate Count Agar dengan metode pour plate. Jumlah koloni kuman dihitung menggunakan colony counter dengan memenuhi Standard Plate Counts (SPC) Hasil. Infusa Aloe vera L. dapat mengurang jumlah koloni kuman pada telapak tangan dengan penurunan koloni terbanyak pada penggunaan konsentrasi 350%. Kesimpulan. Infusa Aloe vera L. dapat mengurang jumlah koloni kuman pada telapak tangan. Kata Kunci: Antiseptik, Infusa Aloe vera L., Koloni Kuman Background. An antiseptic is a substance that can inhibit the growth and development of pathogenic microorganisms such as viruses, bacteria, parasites and fungi. Aloe vera L. is a functional plant which widely cultivated in Indonesia. A research shows that Aloe vera L. consist of saponins, flavonoids, polyphenols, and tannins that are antiseptic. Method. Phytochemical screening test was performed by test tube method. Aloe vera were extracted by infundation method using sterile aquadest. Testing of antiseptic hand cleaner used Aloe vera infusion with concentration 150%, 250%, and 350%. Hand sanitizer was used as positive control while negative control used running water. Germ sample was obtained from respondents hand swab which put into NaCl 0,9% tube and made serial dilutions. Germ sample cultivated on Plate Count Agar with pour plate method. Amount of germs colonies counted by colony counter in accordance with Standart Plate Counts (SPC). Result. Aloe vera L. infusion can reduce the number of germs colonies in hands with the highest colony decline on the use of 350% concentration. Conclusion. Aloe vera L. infusion can reduce the number of germs colonies on hands. Keywords: Antiseptic, Infusion of Aloe vera L., Germs Colonies Jurnal Cerebellum. Volume 2. Nomor 3. Agustus 2106 578 Penyakit LATAR BELAKANG Antiseptik adalah zat yang tangan. perkembangan mencuci Penggunaan upaya antiseptik untuk didalam inaktivasi atau menular dengan mudah salah satunya melalui dapat menghambat pertumbuhan dan mikroorganisme. infeksi Oleh tangan keharusan kuman karena untuk itu sering adalah suatu menghilangkan penyebab penyakit yang kontak yang melenyapkan mikroba merupakan ditularkan langkah sering dengan orang lain. Salah satu yang pencegahan penting terjadinya untuk infeksi. cara melalui pencegahan infeksi yang Penyakit infeksi (infectious disease) ditetapkan oleh Center for Disease adalah penyakit yang terjadi akibat Control adalah dengan penggunaan mikroorganisme antiseptik patogen seperti virus, bakteri, parasit, dan jamur.1 Menurut WHO tahun 2006, lebih dari 45% kematian yang terjadi untuk membersihkan tangan atau bagian tubuh lain yang tercemar darah atau cairan tubuh lainnya.4 di negara-negara ASEAN adalah Era modern seperti saat ini akibat penyakit infeksi.2 Penyakit dimana infeksi di Indonesia sendiri pada dengan berbagai tahun 2010 menempati urutan kedua jadwal yang yaitu sebesar 29,5%. Infeksi sendiri masyarakat ingin serba praktis dalam dapat membersihkan terjadi di masyarakat masyarakat disibukkan kegiatan padat tangan. serta membuat Dalam (community acquired) maupun di kondisi tertentu, orang susah mencari rumah sakit (hospital acquired).3 air ataupun sabun pembersih tangan. Jurnal Cerebellum. Volume 2. Nomor 3. Agustus 2106 579 Keberadaan sabun dan air terkadang pada kulit yang berfungsi sebagai tidak sesuai dengan yang diinginkan. pelindung Air yang tersedia terkadang tidak mikroorganisme. bersih, berbau, serta keluar dari mudah terbakar dan pada pemakaian keran yang sudah berkarat. Selain itu berulang menyebabkan kekeringan sabun yang digunakan bersama- dan iritasi pada kulit.6 sama, terkadang menimbulkan terhadap infeksi Alkohol Meningkatnya keinginan kekhawatiran atas kebersihan dan masyarakat kesehatan pengguna sebelumnya.5 bahan alam atau “back to nature”, Hand merupakan sanitizer ditanggapi dengan menggunakan banyaknya pembersih produk-produk topikal berbahan aktif tangan hadir sebagai jalan keluar dari tanaman untuk perawatan kesehatan, permasalahan Namun kosmetik, dan pencegahan penyakit. antiseptik Hand sanitizer yang berasal dari pembersih tangan (hand sanitizer) di bahan alam lebih aman digunakan, pasaran masih menggunakan alkohol tidak dengan konsentrasi ± 50% sampai berbahaya, 70% sebagai bahan antibakterinya. pernafasan, dan aman untuk anak- Penggunan alkohol dalam pembersih anak.7 beberapa antiseptik yang untuk juga tersebut. jenis gel mengandung tidak zat kimia merusak tangan dirasa kurang aman terhadap Lidah buaya (Aloe vera L.) kesehatan karena alkohol merupakan merupakan tanaman yang fungsional pelarut dapat karena semua bagian dari tanaman melarutkan lapisan lemak dan sebum ini dapat dimanfaatkan baik untuk organik yang Jurnal Cerebellum. Volume 2. Nomor 3. Agustus 2106 580 perawatan tubuh mengobati maupun berbagai untuk Proses infundasi dan penyakit. pengujian infusa sebagai antiseptik Tanaman ini banyak dibudidayakan pembersih tangan, dan pengambilan di Indonesia terutama di Kalimantan swab Barat. Berdasarkan hasil penelitian dilakukan di Laboratorium Biologi dilaporkan bahwa lidah buaya (Aloe Fakultas vera Pengetahuan L.) memiliki kandungan telapak tangan Matematika Alam saponin, flavonoid, polifenol, serta Tanjungpura Pontianak. tanin yang mempunyai kemampuan Alat Penelitian untuk membersihkan dan bersifat antiseptik.8 responden dan Ilmu Universitas Alat yang digunakan pada penelitian ini antara lain gelas ukur, pipet tetes, pipet volumetrik, vortex, METODE labu erlenmeyer, tabung reaksi, rak Waktu dan Tempat Penelitian tabung, cawan petri, termometer, Penelitian dilaksanakan mulai inkubator, Hot plate, timbangan bulan Agustus 2014 hingga Maret analitik, blender, batang pengaduk, 2015. Sampel lidah buaya (Aloe vera bunsen, autoklaf, lemari pendingin, L.) didapat di Aloe Vera Center Jl. oven, 28 Kecamatan masker, lidi kapas steril, penjepit Pontianak Utara. Skrining fitokimia tabung reaksi, stopwatch, alumunium dilakukan foil, colony counter, spuit, gelas Oktober di Siantan, Laboratorium Non Mikroskopik Fakultas Kedokteran penangas air, Handscun, beker, label. Universitas Tanjungpura Pontianak. Jurnal Cerebellum. Volume 2. Nomor 3. Agustus 2106 581 mencuci tangan menggunakan air Bahan Penelitian Bahan yang digunakan pada mengalir sebagai perlakuan kontrol penelitian ini antara lain lidah buaya, negatif, perlakuan mencuci tangan media Plate Count Agar, aquades, menggunakan hand sanitizer sebagai spiritus, asam asetat glasial, asam kontrol positif, perlakuan mencuci klorida pekat, asam sulfat pekat, besi tangan menggunakan infusa lidah (III) klorida 1%, besi (III) klorida buaya (Aloe vera L.) konsentrasi 5%, kalium iodida (KI), serbuk 150%, magnesium, konsentrasi 350% sebagai kelompok pereaksi Mayer, konsentrasi kloroform, larutan NaCl 0,9%, Hand eksperimen. sanitizer. Prosedur Kerja Responden Penelitian Pengolahan Sampel Responden penelitian adalah Mahasiswa/i dan Sampel yang digunakan pada Studi penelitian ini adalah pelepah lidah Universitas buaya (Aloe vera L.). Pelepah lidah Tanjungpura Angkatan 2011-2012 buaya (Aloe vera L.) yang telah berjumlah 15 orang. dikumpulkan, Rancangan Penelitian kemudian dicuci menggunakan air Pendidikan Program 250%, Dokter Penelitian ini merupakan yang disortasi mengalir sampai basah, bersih, penelitian eksperimental murni (true dikeringanginkan di dalam ruangan experimental design) dengan metode tanpa Rancangan Acak Lengkap (RAL), langsung, terkena sinar disortasi matahari kering, menggunakan lima perlakuan yaitu Jurnal Cerebellum. Volume 2. Nomor 3. Agustus 2106 582 dihaluskan dengan menggunakan menjadi warna hijau, biru atau ungu blender.9 menunjukkan Pembuatan Infusa fenol. 11-13 Infundasi pelepah lidah buaya (Aloe vera L.) adanya senyawa Pemeriksaan Flavonoid dilakukan dengan Infusa sebanyak 1 ml menyari simplisia dengan akuades dimasukkan ke dalam tabung reaksi, steril pada suhu 90oC selama 15 ditambahkan menit.10 magnesium sebanyak 1 g dan 1 ml Skrining Fitokimia larutan Pemeriksaan Alkaloid Perubahan warna larutan menjadi Infusa sebanyak 1 ml asam dengan klorida flavonoid. 11-13 lalu ditambahkan 3 tetes kloroform Pemeriksaan Saponin 3 tetes Terbentuknya pekat. warna kuning menandakan adanya dimasukkan ke dalam tabung reaksi dan serbuk pereaksi Mayer. endapan putih dimasukkan ke dalam tabung reaksi, adanya lalu ditambahkan 10 ml air, setelah mengindikasikan Infusa sebanyak 2 ml alkaloid.11-13 itu dikocok dengan kuat selama 10 Pemeriksaan Fenol menit lalu dibiarkan selama 10 Infusa sebanyak 1 ml menit. Buih/busa yang terbentuk dan dimasukkan ke dalam tabung reaksi, bertahan lebih dari 10 menit ditambahkan tiga tetes air panas dan menunjukkan adanya saponin. 11-13 tiga tetes pereaksi besi(III) klorida 1%. Perubahan warna larutan Jurnal Cerebellum. Volume 2. Nomor 3. Agustus 2106 583 Infusa Lidah Buaya digunakan untuk Pemeriksaan Tanin Infusa sebanyak 1 ml membersihkan telapak tangan selanjutnya telapak dimasukkan ke dalam tabung reaksi, responden, lalu ditambahkan 3 tetes besi(III) tangan di swab dan dimasukan ke klorida 5%. Bila terbentuk warna tabung berisi NaCl 0,9% setelah itu biru dilakukan tua atau kehitaman pengenceran berseri. menunjukkan adanya tanin. 11-13 Suspensi kuman dari masing-masing Pemeriksaan Triterpenoid-Steroid pengencaran Infusa media Plate Count Agar dengan dimasukkan ke dalam tabung reaksi, metode pour plate, diinkubasi pada lalu ditambahkan dengan 1 ml asam suhu 37oC selama 48 jam. Koloni asetat glasial dan 1 ml larutan asam yang tumbuh dihitung menggunakan sulfat pekat. Jika warna larutan colony counter dengan memenuhi berubah menjadi biru atau ungu, Standart Plate Counts (SPC).14,15 adanya 1 pada ml menandakan sebanyak ditumbuhkan kelompok senyawa steroid, jika terdapat cincin HASIL merah Infusa Daun Mangga Bacang (M. menunjukkan adanya kelompok senyawa triterpenoid. 11-13 foetida L.) Infusa lidah buaya ( Aloe Uji Infusa Lidah Buaya (Aloe vera vera L.) menghasilkan cairan kental L.) sebagai Antiseptik Pembersih berwarna hijau kecoklatan sebanyak Tangan 150 ml pada konsentrasi infusa 150%, 250 ml pada konsentrasi Jurnal Cerebellum. Volume 2. Nomor 3. Agustus 2106 584 250% dan 300 ml pada konsentrasi penggunaan 350% . CFU/cm2 pada penggunaan infusa Uji Infusa Lidah Buaya (Aloe vera 250%, L.) sebagai Antiseptik Pembersih penggunaan Tangan terhadap Jumlah Koloni Berdasarkan guideline jumlah koloni Kuman kuman menurut interpretasi indikator Berikut adalah hasil uji infusa infusa dan 150%, CFU/cm2 2 infusa kebersihan 3 pada 350%. tangan16 telapak lidah buaya (Aloe vera L.) sebagai menunjukan jumlah koloni kuman antiseptik pembersih tangan terhadap pada responden kelompok kontrol CFU/cm2 negatif dan kelompok infusa 150% jumlah koloni kuman telapak tangan responden: dikategorikan sangat kontaminasi, Hasil uji infusa lidah buaya sedangkan pada responden kelompok (Aloe vera L.) sebagai antiseptik kontrol positif, infusa 250%, dan pembersih infusa 350% dikategorikan bersih. tangan menunjukan terdapat penurunan jumlah koloni Penurunan kuman masing responden perlakuan yang responden menggunakan infusa lidah buaya (Aloe vera L.) dengan konsentrasi 150%, 250%, dan 350%. sebagai telapak koloni kuman pada telapak tangan masing- infusa pada jumlah setelah antiseptik tangan menggunakan pembersih Hal ini ditunjukan dengan tangannya diduga akibat kandungan rerata jumlah koloni kuman pada senyawa metabolit sekunder yang responden kontrol negatif yaitu 26 terkandung pada infusa lidah buaya CFU/cm2 menjadi 14 CFU/cm2 pada (Aloe vera L.) seperti tanin, saponin, Jurnal Cerebellum. Volume 2. Nomor 3. Agustus 2106 585 alkaloid, flavonoid, triterpenoid fenol, mimiliki dan mekanisme Adenosina trifosfat yang menurun mengakibatkan terhambatnya kerja yang sama seperti mekanisme pertumbuhan dan perkembangan sel kerja antiseptik dalam menghambat kuman dan selanjutnya menyebabkan atau membunuh kuman. kematian sel.17,18 Senyawa fenol mampu Mekanisme kerja flavonoid melakukan migrasi dari fase cair ke berfungsi sebagai antiseptik diduga fase lemak yang terdapat pada dengan cara berinteraksi dengan sel dinding sel yang dapat meyebabkan bakteri turunnya tegangan permukaan sel, melibatkan ikatan hidrogen dengan sehingga senyawa fenol dapat masuk gugus fenol. Atom H pada kompleks ke dalam sel. Senyawa fenol juga protein yang terdapat pada dinding dapat berikatan dengan atom H dari sel berikatan dengan gugus fenol protein protein pada flavonoid, selanjutnya protein terganggu. Protein yang merupakan mengalami penguraian diikuti oleh komponen enzim apabila mengalami penetrasi flavonoid ke dalam sel dan kerusakan akan menganggu kerja menyebabkan enzim. denaturasi protein plasma.19 sehingga Apabila pada enzim, kerja terjadi kerusakan maka melalui Terpenoid adsorpsi presipitasi dapat yang serta berikatan akan dengan protein pada membran sel metabolisme mikroorganisme salah satunya pada produksi bakteri. Membran sel bakteri sendiri adenosina trifosfat (ATP) menurun. terdiri dari fosfolipid dan molekul mengakibatkan menurun, sehingga Jurnal Cerebellum. Volume 2. Nomor 3. Agustus 2106 586 protein. Kerusakan membran sel bakteri dapat metabolisme sel bakteri sehingga terjadi bereaksi ketika dengan sisi terpenoid aktif dan dari menyebabkan membran sel atau dengan melarutkan kematian.18, 21 konstituen lipid atau protein dan meningkatkan permeabilitasnya. Akibatnya dapat terjadi lisis sel.20 Mekanisme bakteri mengalami Mekanisme saponin sebagai antiseptik diduga saponin bereaksi dengan porin (protein transmembran) yang pada membran luar dinding sel antiseptik mikroba, membentuk ikatan polimer adalah tanin dapat mengikat salah yang kuat sehingga mengakibatkan satu protein adhesin pada bakteri rusaknya porin. Rusaknya porin yang yang reseptor merupakan pintu keluar masuknya permukaan bakteri sehingga terjadi senyawa mengurangi permeabilitas penurunan daya perlekatan bakteri membran sel mikroba yang akan dan mengganggu sintesis dinding sel, mengakibatkan sel mikroba tersebut akibatnya terjadi pengerutan dinding akan kekurangan nutrisi, sehingga sel dan terjadi kebocoran dinding sel. pertumbuhan bakteri terhambat atau diperkirakan tanin mengganggu sebagai dipakai sebagai Tanin juga dapat masuk ke dalam membran sel dengan mati.22 Senyawa alkaloid diduga menembus plasma melalui saluran dapat digunakan sebagai antiseptik porin plasma. karena terdapat gugus basa yang mempresipitasi mengandung nitrogen akan bereaksi protein pada proses sintesis protein dengan senyawa asam amino yang pada Selanjutnya membran tanin Jurnal Cerebellum. Volume 2. Nomor 3. Agustus 2106 587 menyusun dinding sel mikroba dengan nilai significancy untuk seperti pada dinding sel bakteri dan masing-masing kelompok semuanya DNA bakteri. 1,000 (> 0,05). Berdasarkan hasil uji Reaksi ini mengakibatkan variansi data didapatkan bahwa terjadinya perubahan struktur dan variansi data juga normal p=1,000 susunan (>0,05). asam amino, menimbulkan sehingga perubahan Karena data terdistribusi dan keseimbangan genetik pada rantai bervariansi normal maka dilakukan DNA sehingga akan mengalami uji one way analysis of variance kerusakan akan mendorong (ANOVA) dengan hasil nilai Sig. terjadinya lisis sel bakteri, akhirnya adalah 0,000 (<0,05) artinya terdapat menyebabkan kematian sel pada perbedaan bermakna antar kelompok bakteri.23 metabolit data. Selanjutnya dilakukan analisis sekunder yang kompleks ini diduga Post Hoc untuk uji ANOVA adalah bekerja Least Significant Difference (LSD). dan Senyawa saling berkaitan untuk menghambat atau membunuh kuman Uji LSD menunjukan bahwa sehingga dapat mengurangi jumlah konsentrasi ifusa lidah buaya (Aloe koloni kuman pada telapak tangan vera responden penelitian. konsentrasi yang paling signifikan L.) 350% merupakan dalam mengurangi jumlah koloni kuman. PEMBAHASAN Berdasarkan hasil uji normalitas didapatkan data terdistribusi normal Jurnal Cerebellum. Volume 2. Nomor 3. Agustus 2106 588 5. KESIMPULAN Infusa lidah buaya (Aloe vera L.) pada konsentrasi 150%, 250%, 6. dan 350% dapat mengurangi jumlah koloni kuman pada telapak tangan 7. responden. Perlu dilakukan penelitian potensi lidah buaya (Aloe vera L.) sebagai antiseptik pembersih tangan dengan teknik ekstraksi 8. 9. 10. dengan 11. penggunaan konsentrasi yang lebih kecil dibandingkan dengan teknik infusa. 12. 13. 14. DAFTAR PUSTAKA 1. 2. 3. 4. 15. Ministry of Health Malaysia. Antiseptics for Skin Preparations Prior to Procedures. Kuala Lumpur, Malaysia: Health Technology Assessment Section (MaHTAS); 2010. World Health Organization (WHO), Hand Hygiene: Why, How, andWhen?. (Online) 2009. http://www.who.int/gpsc/5may/Hand_ Hygiene_Why_How_and_When_Broc hure.pdf (17 juli 2014). Kementerian Kesehatan RI. Rencana Strategis Kementerian Kesehatan Tahun 2010-2014. Jakarta; 2010. Bailey, R. Bacteria And Food Poisoning. (Online) 2010. http://biology.about.com/od/bacteriolo gy/a/aa072706a.htm (7 April 2014). 16. 17. 18. 19. Rahman, M.A. Kitosan Sebagai bahan Antibakteri Alternatif Dalam Formulasi Gel Pembersih Tangan (Hand Sanitizer). Institut Pertanian Bogor: Departermen Teknologi Hasil Perairan; 2012. Block S. Disinfection, Sterilization and Preservation, 4th. Edition. Williams and Wilkins. P; 2001, Retnosari. Studi Efektivitas Sediaan Gel Antiseptik Tangan Ekstrak Daun Sirih (Piper betle Linn.). Jurnal Farmasi Indonesia; 2006; 17(4), 163169. Hariana, A. Tumbuhan Obat dan Khasiatnya, Seri 2. Jakarta: Penebar Swadaya; 2008. Gunawan D dan Mulyani S. Ilmu Obat Alam (Farmakognosi). Jakarta: Penebar Swadaya; 2004. Departemen Kesehatan Republik Indonesia. Sediaan Galenik. Jakarta. Depkes RI. 1999. Farnsworth NR. Biological and Phytochemical Screening of Plant. J. Pharm.Sci. 1966; 55:59. Harborne JB. Metode Fitokimia Penentuan Cara Modern Menganalisis Tumbuhan. Bandung: ITB; 1987. Departemen Kesehatan Republik Indonesia. Farmakope Indonesia, Edisi 4. Jakarta: Depkes RI; 1995. Waluyo, L. Mikrobiologi Umum. Malang: UMM Press; 2009. Harmita dan Radji, M. Buku Ajar: Analisis Hayati. Jakarta: EGC; 2008. Centers for Disease Control and Prevention (CDC). General Information on Hand Hygiene. (Online) 2009. http://www.cdc.gov./htm ( 27 juli 2014). Brooks, GF., Butel, JS., dan Morse, SA. Mikrobiologi Kedokteran, Edisi 23. Jakarta: EGC; 2007. Dhayanti, A.P.Y.,Trisunuwati, P., Murwani, S. Efek Antimikroba Ekstrak n-Hekasa Daun Kelor (Moringa oleifera Lamk.) terhadap Escherichia coli. Universitas Brawijaya, Program Studi Pendidikan Dokter Hewan; 2013 Rachmawaty, F.J., Citra, D.A., Nirwani, B., Nurmasitoh, T., dan Wibowo, E.T. Manfaat Sirih Merah (Piper crocatum) sebagai Agen Anti Jurnal Cerebellum. Volume 2. Nomor 3. Agustus 2106 589 20. 21. 22. 23. Bakterial terhadap Bakteri Gram Positif dan Bakteri Gram Negatif. Jurnal Kedokteran Mastarakat; 2009; 25: 167-175. Mayanti, T., Tjokronegoro, R., Supratman, U., Mukhtar, M. R., Awang, K., dan Hamid, A. A. Antifeedant Triterpenoids from the Seeds and Bark of Lansium domesticum cv Kokossan (Meliaceae), Molecules; 2011; 16: 2785-95. Juliantina, F., Citra, D.A, Nirwani, B., Nurmasitoh, T., dan Bowo, E.T. Manfaat Sirih Merah (Piper crocatum) sebagai Agen Anti Bakterial terhadap Bakteri Gram Positif dan Bakteri Gram Negatif. Jurnal Kesehatan Indonesia, vol 1; 2013; pp. 11-21. Furnawanthi, I. Khasiat dan Manfaat Lidah Buaya. Jakarta: Agromedia Pustaka; 2002. Simbala, Herny E.I. Analisis Senyawa Alkaloid Beberapa Jenis Tumbuhan Obat Sebagai Bahan Aktif Fitofarmaka. Pacific Journal; 2009 Vol 1 (4) : 489494. Jurnal Cerebellum. Volume 2. Nomor 3. Agustus 2106