PERPUSTAKAAN IAIMNU METRO LAMPUNG

advertisement
PERAN GURU PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DALAM
MENINGKATKAN PRESTASI BELAJAR SISWA KELAS VIII DI MTs
AT-THOHIRIYAH SUKAJAWA KECAMATAN BUMIRATU NUBAN
KABUPATEN LAMPUNG TENGAH TAHUN PELAJARAN 2013/2014
SKRIPSI
Diajukan Untuk Melengkapi Tugas-Tugas dan Memenuhi Syarat-syarat
Guna Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Islam (S.Pd.I)
OLEH
TARMIDI
NPM. 11210108
FAKULTAS : TARBIYAH
PROGRAM STUDI : PENDIDIKAN AGAMA ISLAM (PAI)
INSTITUT AGAMA ISLAM MA’ARIF (IAIM) NU
METRO - LAMPUNG
1435 H / 2014 M
RIWAYAT HIDUP
Penulis dilahirkan di Gunung Pasir Jaya pada 12 Oktober 1990, putra
dari perkawinan yang sah Bapak Abdul Hamid dengan Ibu Saniyem, anak
kelima dari lima bersaudara.
Riwayat pendidikan penulis di antaranya:
1. Pendidikan Sekolah Dasar Negeri 1 Gunung Pasir Jaya, lulus pada tahun
2002.
2. Pendidikan Madrasah Tsanawiyah Ma’arif NU 10 Penawaja Pugungraharjo,
lulus pada Tahun 2005.
3. Pendidikan
Sekolah
Menengah
Kejuruan
Ma’arif
2
Penawaja
Pugungraharjo, lulus pada Tahun 2008.
4. Tahun 2011 penulis tercatat sebagai mahasiswa pada program S-1 di IAIM
NU Metro Lampung.
v
MOTTO
           
“(…Sesungguhnya Allah tidak merobah Keadaan sesuatu kaum sehingga mereka
merobah keadaan yang ada pada diri mereka sendiri…)”
(QS. Ar Rad: 11)1
1
Departemen Agama RI, Al-Quran dan Terjemahannya, Jakarta, 2000, hal. 910
vi
KATA PERSEMBAHAN
1. Yang kucintai dan kusayangi Ibu Saniyem dan Bapak Abdul Hamid
sebagai
kedua
orangtuaku
yang
telah
membesarkanku
dan
memperhatikanku terhadap dunia pendidikan, baik pendidikan akhirat
maupun pendidikan dunia.
2. Yang kucintai dan kusayangi istriku yang selalu mendampingi dan
mensupport selama pembuatan karya tulis ini.
3. Yang tercinta dan tersayang kepada kakak-kakakku yang telah memberi
support yang sangat membantu dalam penyusunan skripsi ini.
4. Pada rekan-rekanku mahasiswa IAIM NU Metro Lampung diucapkan
terima kasih atas segala dukungan dan bantuannya selama ini.
5. Yang tercinta Almamaterku IAIM NU Metro Lampung.
vii
KATA PENGANTAR
Alhamdulillah, puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT.,
berkat rahmat dan karunia-Nya maka penulis berhasil menyelesaikan penyusunan
skripsi ini yang berjudul “PERAN GURU PENDIDIKAN AGAMA ISLAM
DALAM MENINGKATKAN PRESTASI BELAJAR SISWA KELAS VIII DI
MTs AT-THOHIRIYAH SUKAJAWA KECAMATAN BUMIRATU NUBAN
KABUPATEN LAMPUNG TENGAH TAHUN PELAJARAN 2013/2014” sesuai
dengan waktu yang direncanakan.
Skripsi ini disusun sebagai persyaratan dalam menyelesaikan studi di
IAIM NU Metro Fakultas Tarbiyah Program Studi Pendidikan Agama Islam
Tahun Akademik 2013/2014.
Pada kesempatan ini penulis menghaturkan ucapan terima kasih kepada
berbagai fihak yang telah banyak berjasa dalam penyelesaian skripsi ini.
1. Yang Terhormat Bapak Drs. Mispani, M.Pd.I, selaku Rektor IAIM NU
Metro Lampung.
2. Bapak Ahmad Ahwan, S.Ag, M.Ag, selaku Wakil Rektor I IAIM NU
Metro Lampung dan selaku Pembimbing I.
3. Bapak Abdul Jalil Machmud, M.Pd.I, selaku Dekan Fakultas Tarbiyah
IAIM NU Metro Lampung.
4. Ibu Hernisawati, M.Pd.I selaku dosen Pembimbing II.
viii
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL..................................................................................
i
HALAMAN PERSETUJUAN...................................................................
ii
HALAMAN NOTA DINAS ......................................................................
iii
HALAMAN PENGESAHAN....................................................................
iv
RIWAYAT HIDUP....................................................................................
v
MOTTO......................................................................................................
vi
PERSEMBAHAN ......................................................................................
vii
KATA PENGANTAR ...............................................................................
viii
DAFTAR ISI..............................................................................................
x
DAFTAR TABEL......................................................................................
xiii
ABSTRAK .................................................................................................
xiv
BAB I PENDAHULUAN
A. Pengertian Judul .......................................................................
1
B. Alasan Memilih Judul ..............................................................
3
C. Latar Belakang ........................................................................
3
D. Identifikasi Masalah .................................................................
11
E. Batasan Masalah.......................................................................
11
F. Rumusan Masalah ....................................................................
11
G. Hipotesis...................................................................................
12
H. Tujuan dan Kegunaan Penelitian .............................................
13
I. Metodologi Penelitian ..............................................................
13
x
BAB II LANDASAN TEORI
A. Peran Guru ...............................................................................
21
1. Pengertian Guru ...................................................................
21
2. Abilitas Guru .......................................................................
22
3. Kinerja Guru ........................................................................
30
4. Peran Guru dalam Mengajar................................................
31
B. Prestasi Belajar ..........................................................................
36
1. Pengertian Prestasi Belajar .................................................
36
2. Tipe-tipe Prestasi Belajar ...................................................
36
3. Faktor-faktor Yang Mempengaruhi Prestasi Belajar..........
38
4. Pengukuran Prestasi Belajar ...............................................
43
C. Pendidikan Agama Islam ............................................................
45
1. Pengertian Pendidikan Agama Islam .................................
45
2. Dasar-Dasar dan Tujuan Pendidikan Agama Islam ...........
47
3. Ruang Lingkup Pendidikan Agama Islam .........................
54
D. Peran Guru PAI dalam Meningkatkan Prestasi Belajar Siswa....
56
BAB III LAPORAN HASIL PENELITIAN
A. Gambaran Umum Daerah Penelitian ..........................................
58
1. Sejarah Singkat Berdirinya MTs At-Thohiriyah
Sukajawa Bumiratu Nuban ...................................................
58
2. Letak Geografis MTs At-Thohiriyah Sukajawa Bumiratu
Nuban ....................................................................................
59
3. Data Guru MTs At-Thohiriyah Sukajawa Bumiratu Nuban .
60
4. Data Siswa MTs At-Thohiriyah Sukajawa Bumiratu Nuban
61
xi
5. Struktur Organisasi MTs At-Thohiriyah Sukajawa
Bumiratu Nuban ....................................................................
62
6. Denah Lokasi MTs At-Thohiriyah Sukajawa Bumiratu
Nuban ....................................................................................
63
B. Data Variabel Penelitian ..................................................................
64
1. Data Tentang Peran Guru PAI ..............................................
64
2. Data Tentang Prestasi Belajar Siswa ....................................
67
BAB IV ANALISA DATA
BAB V KESIMPULAN
A. Kesimpulan ................................................................................
86
B. Saran............................................................................................
86
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN-LAMPIRAN
xii
ABSTRAK
Peran Guru Pendidikan Agama Islam Dalam Meningkatkan Prestasi Belajar
Siswa Kelas VIII Di MTs At-Thohiriyah Sukajawa Kecamatan Bumiratu
Nuban Kabupaten Lampung Tengah Tahun Pelajaran 2013/2014
OLEH
TARMIDI
NPM : 11210108
Guru pendidikan agama Islam sangatlah berperan atas peningkatan prestasi
belajar siswa dalam satu bidang studi tertentu, seperti halnya bidang studi Pendidikan
Agama Islam. Guru PAI sangat besar peranannya dalam keberhasilan prestasi belajar
siswa. Prestasi belajar adalah “kemampuan yang dimiliki peserta didik setelah ia
menerima pengalaman belajarnya. Siswa adalah komponen masukan dalam sistem
pendidikan, yang selanjutnya diproses dalam proses pendidikan, sehingga menjadi
manusia yang berkualitas sesuai dengan tujuan pendidikan nasional. Pendidikan
Agama Islam dalam adalah bidang studi yang diberikan kepada murid sekolah
terutama yang berhubungan dengan prestasi belajar, dan kemudian setelah anak
tersebut telah keluar dari lembaga pendidikan dapat memahami dan mengamalkan
serta menjadikan sebagai jalan kehidupan di tengah keluarga dan masyarakat. MTs
At-Thohiriyah Sukajawa adalah Suatu lembaga pendidikan setingkat SMP yang
berciri khas Islam yang dikelola oleh Lembaga Pendidikan Nahdatul Ulama yang
berada di bawah naungan Departemen Agama yang terletak di Desa Sukajawa
Kecamatan Bumiratu Nuban Kabupaten Lampung Tengah.
Dalam penelitian ini penulis mengambil rumusan masalah Adakah Peran
Guru PAI dalam Meningkatkan Prestasi Belajar Siswa Kelas VIII di MTs AtThohiriyah Sukajawa Kecamatan Bumiratu Nuban Kabupaten Lampung Tengah
Tahun Pelajaran 2013/2014? Sedangkan tujuan dan kegunaan penelitian diantaranya
adalah: Untuk mengetahui peran Peran Guru PAI dalam Meningkatkan Prestasi
Belajar Siswa Kelas VIII di MTs At-Thohiriyah Sukajawa Kecamatan Bumiratu
Nuban Kabupaten Lampung Tengah Tahun Pelajaran 2013/2014; Agar guru
menyadari akan tanggung jawabnya dan memberikan pendidikan agama kepada
siswa-siswinya sesuai tuntutan agama; Diharapkan dapat menjadi bahan informasi
yang positif kepada para siswa khususnya, bahwa perlunya mempelajari agama
Islam. Adapun yang menjadi populasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswa kelas
VIII yang berjumlah 20 siswa.
Untuk meperoleh data-data yang diperlukan penulis menggunakan beberapa
metode diantaranya adalah Metode metode observasi, angket tes, metode wawancara,
dan dokumentasi. Setelah memperoleh data yang diperlukan penulis menganalisa
data tersebut dengan menggunakan rumus Chi Kuadrat yaitu:
 f o  f h 2
2
X 
fh
Berdasarkan analisa data sebagai hasil penelitian, ternyata Ada Peran Guru
PAI Dalam Meningkatkan Prestasi Belajar Siswa Kelas VIII Di MTs At-Thohiriyah
Sukajawa Kecamatan Bumiratu Nuban Kabupaten Lampung Tengah Tahun
Pelajaran 2013/2014. Hal ini terbukti dengan diperolehnya nilai t 0 dengan tt ternyata
t0 jauh lebih besar daripada tt, yaitu : 2,02 > 1,08 < 2,7 pada taraf signifikan 5 %
maupun pada taraf signifikan 1 %.
xiv
BAB I
PENDAHULUAN
A. Penegasan Judul
Untuk memudahkan dan menghindari dari kesalahpahaman dalam
memahami kalimat judul Skripsi ini, maka terlebih dahulu penulis akan
menjelaskan istilah-istilah yang terdapat dalam Skripsi ini. Adapun judul dari
Skripsi ini adalah “PERAN GURU PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DALAM
MENINGKATKAN PRESTASI BELAJAR SISWA KELAS VIII DI MTs ATTHOHIRIYAH
SUKAJAWA
KECAMATAN
BUMIRATU
NUBAN
KABUPATEN LAMPUNG TENGAH TAHUN PELAJARAN 2013/2014”.
1. Peran
Peran adalah “Bagian dari tugas utama yang harus dilaksanakan”.1
Jadi “Peranan” merupakan sesuatu yang harus dikerjakan atau dilaksanakan
oleh seseorang dengan baik, sedangkan peranan dalam skripsi ini maksudnya :
usaha yang harus dilaksanakan Orang Tua dalam bentuk mendidik untuk
membentuk kepribadian anak (remaja) di Desa Sukajawa Kecamatan
Bumiratu Nubang Kabupaten Lampung Tengah.
1
Departemen Pendidikan Nasional, Kamus Besar Bahasa Indonesia, Balai Pustaka, Jakarta,
2008, Cetakan ke-5, hlm. 667
1
2
2. Guru PAI
Guru adalah “orang yang pekerjaannya (mata pencahariannya,
profesinya) mengajar”.2
Guru adalah pendidik profesional dengan tugas utama mendidik,
mengajar, membimbing, mengarahkan, melatih, menilai, dan mengevaluasi
peserta didik pada pendidikan anak usia dini jalur pendidikan formal,
pendidikan dasar dan pendidikan menengah. 3
Pendidikan agama islam adalah pendidikan “yang mengarahkan,
menanamkan nilai-nilai kebaikan kepada diri peserta didik yang bercorak
Islam dan mampu membentuk sumberdaya manusia yang dicita-citakan oleh
Islam”.4
Berdasarkan pengertian di atas maka dapat ditarik kesimpulan
bahwasannya guru pendidikan agama Islam sangatlah berperan atas
peningkatan prestasi belajar siswa dalam satu bidang studi tertentu, seperti
halnya bidang studi Pendidikan Agama Islam.
2
3
Departemen Pendidikan Nasional, Op. Cit., hlm. 377
DPR RI dan Presiden Republik Indonesia, Undang-undang Tentang Guru dan Dosen, 2005,
hlm. 2
4
Ahmad Ahwan, Dimensi Etika Belajar-Mengajar dalam Pendidikan Islam, Gama Media,
Yogyakarta, 2010, Cetakan ke-1, hal. 21
3
3. Prestasi Belajar
Prestasi adalah “Hasil yang telah dicapai (dari yang telah dilakukan,
dikerjakan, dsb)”.5 Sedangkan Prestasi belajar adalah “”bentuk perubahan
tingkah laku”.6
B. Alasan Memilih Judul
Dalam pencetusan sebuah ide atau suatu obyek penelitian ini, tentu ada
hl-hal yang menarik dalam masalah tersebut sehingga mendorong seseorang
untuk melakukan penelitian. Adapun yang menjadi alasan dalam memilih judul
proposal ini adalah :
1. Guru PAI sangat besar peranannya dalam keberhasilan prestasi belajar siswa.
2. Bahan-bahan pendukung yang bersifat teoritis maupun yang bersifat praktis
seperti dana, sarana, waktu dan transportasi cukup mudah terjangkau dan
didapatkan, sehingga akan dapat memperlancar kegiatan penelitian yang
penulis lakukan, terlebih lagi tempat penelitian yang jaraknya tidak jauh
dengan tempat tinggal penulis.
5
6
hlm. 197
Departemen Pendidikan Nasional, Op. Cit., hlm. 895
Zakiah Daradjat, Metodik Khusus Pengajaran Agama Islam, Bumi Aksara, Jakarta, 2011,
4
C. Latar Belakang Masalah
Pendidikan merupakan sarana yang sangat penting bagi kehidupan
manusia untuk mengembangkan potensi dirinya agar mampu mencapai harkat dan
martabat yang tinggi di hadapan manusia maupun Tuhan-Nya.
Undang-undang Sisdiknas menyatakan bahwa orang tua, atau lebih tepat
disebut keluarga merupakan salah satu penanggung jawab penyelenggaraan
pendidikan.7
Manusia Indonesia seutuhnya yang diidealisasikan menjadi titik puncak
pencapaian tujuan pendidikan nasional sebagai proses kemanusiaan dan
pemanusiaan sejati masih menjadi dambaan kita, ketika sosok yang sesungguhnya
belum lagi ditemukan pada saat arus globalisasi dan era pasar bebas terus
menerpa secara keras.
Dari sini dapat dilihat bahwa betapa pentingnya dan perlunya pendidikan
bagi anak-anak, jelaslah pula mengapa anak-anak itu harus mendapatkan
pendidikan yang layak. Agar bisa menjadi bekal hidupnya di masyarakat nanti,
karena merekalah yang akan menjadi generasi penerus bangsa. Bahwa kita
ketahui apabila suatu bangsa generasi penerusnya bagus maka masa depan
bangsapun akan bagus pula, begitu juga sebaliknya apabila generasi atau penerus
bangsa rusak maka suramlah masa depan bangsa tersebut.
7
Eman Surachman, Komunitas Jurnal Sosiologi, volume 5, Jakarta, 2011, hlm. 51
5
Whitehead menghendaki pendidikan memiliki tujuan agung melalui
penanaman ide-ide yang hidup dan dihidupi, bukan inert ideas, oleh orang-orang
yang terdidik.8
Menurut Mortimer J. Adler, seperti yang telah dikutip olah Muzayyin
Arifin, bahwa pendidikan adalah “proses yang mana semua kemampuan manusia
(bakat dan kemampuan yang diperoleh) yang dapat dipengaruhi oleh pembiasaan,
disempurnakan dengan kebiasaan-kebiasaan yang baik melalui sarana- yang
secara artistic dibuat dan dipakai oleh siapa pun untuk membantu orang lain atau
dirinya sendiri mencapai tujuan yang ditetapkan, yaitu kebiasaan yang baik”.9
Dengan demikian pendidikan terhadap anak dipandang sebagai salah satu
aspek yang memiliki peranan pokok sebagai pembentukan manusia menjadi insan
yang sempurna
(insan kamil) atau memiliki kepribadian yang utama.
Berdasarkan asumsi tersebut maka diperlukan pendidikan anak yang dapat
membantu menyelesaikan problem yang dihadapi masyarakat muslim dewasa ini.
Semisal semakin gencarnya Pengaruh modernisme yang menuntut lembaga
pendidikan formal untuk memberikan ilmu pengetahuan umum dan ketrampilan
sebanyak-banyaknya kepada peserta didik yang menyebabkan terdesaknya
mereka (khusus umat Islam) untuk memperoleh bekal keagamaan yang cukup
memadai.
8
Dharma Kesuma, Contextual Teaching and Learning, Rahayasa Research ang Training,
Garut, 2009, hlm. 5
9
Muzayyin Arifin, Filsafat Pendidikan Islam, Bumi Aksara, Jakarta, 2012, hlm. 13
6
Artinya : “Alif, laam raa, (ini adalah) Kitab yang Kami turunkan kepadamu
supaya kamu mengeluarkan manusia dari gelap gulita kepada
cahaya terang benderang dengan izin Tuhan mereka, (yaitu)
menuju jalan Tuhan Yang Maha Perkasa Lagi Maha Terpuji. (Q.S.
Ibrahim : 21)10
Ayat di atas menjelaskan bahwa dasar pemikiran yang menggambarkan
harapan atau tujuan setiap bentuk pendidikan dan makna telaah mengenai esensi
kependidikan mempunyai tujuan yakni mengadakan perubahan-perubahan positif.
Kegiatan pembelajaran peserta didik tidak saja ditentukan oleh
managemen sekolah, kurikulum, sarana dan prasarana pembelajaran, tetapi
sebagian besar ditentukan oleh guru, guru merupakan komponen penting yang
snagat berpengaruh dalam mempertinggi prestasi belajar siswa.
Pendidik bertanggung jawab terhadap penciptaan situasi komunitas yang
dialogis interdependen dan terpercaya dimata pendidik atau guru, anak didik
dipandang sebagai sumber pengetahuan, sehingga mereka tidak dipandang
sebagai objek pendidikan yang pasif, melainkan subjek yang satu sama lain saling
mempengaruhi dalam proses belajar mengajar.
10
227
Departemen Agama RI., Al-Qur’an dan Terjemahnya, Diponegoro, Bandung, 2010, hlm.
7
Dalam pendidikan guru mempunyai peranan yang sangat besar dan
merupakan kunci utama dalam keberhasilan belajar mengajar. Proses belajar
mengajar dan hasil belajar para siswa bukan saja ditentukan oleh sekolah, pola
struktur, dan isi kurikulumnya, akan tetapi sebagian besar ditentukan oleh
kompetensi yang mengajar dan membimbing mereka.
Guru yang berkompeten akan lebih mampu menciptakan lingkungan
belajar yang efektif, menyenangkan dan akan lebih mampu mengelola kelasnya,
sehingga belajar para siswa berada pada tingkat optimal.11
Jadi untuk menjadikan guru sebagai guru yang profesional ada beberapa
kompetensi yang harus dimiliki oleh seseorang pendidik (guru) yaitu kompetensi
pedagogik, kompetensi kepribagian, kompetensi sosial, dan kompetensi
profesional sehingga nantinya dalam mengajar dapat meningkatkan prestasi
belajar siswa.
Menurut Zakiah Daradjat dijelaskan hasil belajar adalah ”bentuk
perubahan tingkah laku”.12
Hasil belajar
meliputi tiga aspek
“aspek
kognitif, afektif, dan
psikomotorik.”13
Setiap domain pada hasil belajar memiliki cakupan masing-masing,
diantaranya adalah sebagai berikut :
11
Oemar Hamalik, Pendidikan Guru Berdasarkan Pendekatan Kompetensi, Bumi Aksara,
Jakarta, 2002, hal. 36.
12
Zakiah Daradjat, Metodik Khusus Pengajaran Agama Islam, Bumi Aksara, Jakarta, 2011,
hal. 197
13
Zakiah Daradjat, Op,Cit, hal. 197
8
1. Aspek Kognitif mencakup:
a. Pengetahuan
b. Komprehensif;
c. Aplikasi
d. Analisis;
e. Sintesis);
f. Evaluasi.
2. Aspek Afektif mencakup
a. Penerimaan;
b. Memberikan respons atau jawaban;
c. Penilaian;
d. Pengorganisasian Nilai;
e. Karakterisasi dengan suatu nilai.
3. Aspek Psikomotor mencakup:
a. Persepsi
b. Kesiapan atau Set;
c. Respons terpimpin
d. Mekanisme
e. Respons yang kompleks;14
Dalam meningkatkan prestasi belajar siswa dapat dilakukan dengan jalan:
1) Membangkitkan
kebutuhan dengan jalan mengadakan suatu perlombaan
praktek solat, pidato, kaligrafi dan sebagainya.
2) Memberi pelajaran baru yang mengkaitkan pelajaran lampau jadi siswa
mengingat kembali pelajaran-pelajaran yang lalu.
3) Dalam proses belajar mengajar hendaknya menggunakan media pengajaran
yang disesuaikan dengan metode yang digunakan sehingga apa yang
disampaikan dapat diterima dengan baik.
4) Guru memberi kesempatan siswa untuk berprestasi dengan memberikan suatu
penghargaan (hadiah), jadi siswa timbul minat untuk belajar, guna mencari
14
Zakiah Daradjat, Op. Cit, hlm. 197-206
9
prestasi yang baik atau dengan cara siapa yang dapat menjawab pertanyaan
yang benar akan mendapatkan hadiah.
Hal-hal tersebut diatas dapat dilakukan hanya oleh guru yang memiliki
kompetensi mengajar yang baik sehingga dapat mengarahkan dan menyajikan
pelajaran yang tidak terlalu sulit, akan tetapi mudah dicerna oleh siswa sehingga
dalam mengikuti proses belajar mengajar siswa memiliki kecenderungan dalam
mengikuti pelajaran khususnya Pendidikan Agama Islam.
Selanjutnya penulis akan menguraikan tentang pengertian Pendidikan
Agama Islam, Pendidikan Agama Islam menurut Omar Muhammad Al-Touny
al-Syaebani adalah “usaha mengubah tingkah laku individu dalam kehidupan
pribadinya atau kehidupan kemasyarakatannya dan kehidupan dalam alam
sekitarnya melalui proses kependidikan yang dilandasi dengan nilai-nilai
Islami”.15
Begitu pula pendidikan Islam merupakan suatu "bimbingan terhadap
pertumbuhan rohani dan jasmani menurut ajaran Islam engan hikmah
mengarahkan, mengajarkan, melatih, mengasuh, dan mengawasi berlakunya
semua ajaran Islam”.16
Upaya sadar dan terencana dalam menyiapkan peserta didik untuk
mengenal, memahami, menghayati, mengimani, bertaqwa, berakhlak mulia,
mengamalkan ajaran agama Islam dari sumber utamanya kitab suci Al-Quran dan
15
16
Muzayyin Arifin, Op. Cit., hlm. 15
Ibid., hlm. 15
10
Al-Hadits, melaui kegiatan bimbingan, pengajaran, latihan, serta penggunaan
pengamalan.
Maka dapat disimpulkan bahwa indikator keberhasilan belajar mengajar
dari 3 (tiga) aspek ini :
Dalam
sistem
pendidikan
nasional,
rumusan
tujuan
pendidikan
menggunakan klasifikasi hasil belajar dari Benyamin Bloom yang secara garis
besar membaginya menjadi tiga ranah, yaitu: “ranah kognitf, efektif, dan
psikomotorik.”17
1) Ranah kognitif berkenan dengan hasil belajar intelektual yang terdiri dari
enam spek yakni: pengetahuan, pemahaman, aplikasi, analisis dan evaluasi.
Pengetahuan dan ingatan merupakan aspek-aspek kognitif berkatagori rendah,
sedangkan kemampuan-kemampuan lainnya termasuk aspek kognitif
berkatagori tinggi.
2) Ranah afektif berkenaan dengan sikap yang terdiri dari lima aspek, yang
meliputi: penerimaan, jawaban atau reaksi, penilaian, organisasi dan
internalisai.
3) Ranah psikomotoris berkenan dengan presasi belajar keterampilan dan
kemampuan bertindak. Ada enam aspek ranah psikomoris yakni: gerakan
refleks, ketrampilan gerakan dasar, kemampuan perceptual, keharmonisan
atau ketepatan, gerakan ketrampilan kompleks, dan gerakan ekspresif dan
interpretatif.18
Dari ketiga aspek tersebut dapat diketahui hasil dari proses belajar
mengajar yang dilakukan oleh pendidik, hasil tersebut tidak akan terwujud tanpa
upaya-upaya pendidik dalam meningkatkan prestasi belajar siswa.
Jadi menurut penulis, upaya-upaya yang dapat dilakukan untuk
meningkatkan prestasi belajar siswa adalah sebagai berikut :
17
18
Nana Sudjana, Op.Cit, hlm. 22
Nana Sudjana, Op.Cit, hlm. 22-23
11
a) Guru harus menyusun perencanaan pembelajaran yang bijak
b) Guru harus mampu berkomunikasi efektif dengan peserta didik.
c) Guru mampu mengembangkan strategi pembelajaran.
d) Guru harus mampu menguasai kelas.
Dari penjelasan diatas dapat penulis ambil sebagai sub indikator dalam
proses pelaksanaan pengajaran adapun hasil survey yang penulis lakukan terhadap
pelaksanaan pengajaran pelajaran pendidikan Agama Islam dapat dilihat pada
tabel dibawah ini :
Tabel 1
Prestasi Siswa Kelas VIII Dalam Pendidikan Agama Islam
No.
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.
10.
11.
12.
13.
14.
15.
16.
17.
18.
19.
Nama
Akgil Yuda Selfia
Ipung Ferayanti
Rio Sepdiansyah
Vina Winarsih
Erwin Singgih Adyta
Andre Wahyu Nugroho
Masyudi
Lisa Listiana
Ida Fitriyani
Novili Dian Pratiwi
Lia Amelia
Rudi Hartono
Cindi Elisa Putri
Arya Wijaya
Elina Sintya
Agung Efendi
Yuda Hermawan
Antika Nurfia
Aji Priambada
KKM
65
65
65
65
65
65
65
65
65
65
65
65
65
65
65
65
65
65
65
Nilai
PAI
63
64
65
65
73
74
68
69
64
65
83
80
69
75
82
75
78
70
72
Ket.
Kurang
Kurang
Cukup
Cukup
Cukup
Cukup
Cukup
Cukup
Kurang
Cukup
Baik
Baik
Cukup
Cukup
Baik
Cukup
Cukup
Cukup
Cukup
12
20. Luki Rifaldi
65
68
Cukup
Hasil Prasurvey di kelas VIII MTs At-Thohiriyah Sukajawa 3 April 2014
Kenyataan yang ada di lapangan yakni siswa kelas VIII di MTs AtThohiriyah Sukajawa, jika dilihat dari hasil Pra survey maka dapat diketahui
bahwa kompetensi mengajar guru sudah baik akan tetapi prestasi siswa dalam
mengikuti proses belajar mengajar masih ada yang kurang dan cukup. Semua itu
dapat dilihat dari prestasi siswa yang diukur dengan KKM yang ditentukan
dengan nilai 65. Jadi siswa yang mendapat nilai di bawah 65 maka mendapat
prestasi kurang dan prestasi cukup bila mendapat nilai 65-80 dan prestasi tinggi
jika mendapat nilai 80-100.
D. Identifikasi Masalah
Berdasarkan penjelasan yang ada pada latar belakang, maka penulis
menyimpulkan beberapa masalah yang akan dijawab dalam penelitian ini:
1. Peran guru dalam kelas merupakan pendorong bagi siswa dalam proses
belajar.
2. Aktifitas belajar siswa dalam mata pelajaran Pendidikan Agama Islam
sangatlah menentukan keberhasilan belajar siswa.
E. Batasan Masalah
Untuk memudahkan pembahasan ini, maka peneliti membatasi ruang
lingkupnya agar tidak melebar pembahasannya dari penelitian ini yaitu:
1. Peran guru pendidikan Agama Islam
13
2. Prestasi belajar siswa kelas VIII MTs At-Thohiriyah Sukajawa.
F. Rumusan Masalah
Dari uraian latar belakang di atas maka dapat dirumuskan masalahnya
sebagai berikut :
1. “ Adakah Peran Guru PAI dalam Meningkatkan Prestasi Belajar Siswa Kelas
VIII di MTs At-Thohiriyah Sukajawa Kecamatan Bumiratu Nuban Kabupaten
Lampung Tengah Tahun Pelajaran 2013/2014?”
G. Hipotesis
Hipotesis adalah “jawaban sementara terhadap rumusan masalah
penelitian, di mana rumusan masalah penelitian telah dinyatakan dalam bentuk
kalimat pertanyaan”.19
Berdasarkan pendapat di atas penulis dapat mengemukakan hipotesis
dalam penelitian ini adalah sebagai berikut : “Peran Guru PAI dalam
Meningkatkan Prestasi Belajar Siswa Kelas VIII di MTs At-Thohiriyah Sukajawa
Kecamatan Bumiratu Nuban Kabupaten Lampung Tengah Tahun Pelajaran
2013/2014” adalah :
Ha
: Ada Peran Guru PAI dalam Meningkatkan Prestasi Belajar Siswa Kelas
VIII di MTs At-Thohiriyah Sukajawa Kecamatan Bumiratu Nuban
Kabupaten Lampung Tengah Tahun Pelajaran 2013/2014
19
hal. 39
Sugiyono, Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R & D, Alfabeta, Bandung, 2011,
14
Ho
: Tidak Ada Peran Guru PAI dalam Meningkatkan Prestasi Belajar Siswa
Kelas VIII di MTs At-Thohiriyah Sukajawa Kecamatan Bumiratu
Nuban Kabupaten Lampung Tengah Tahun Pelajaran 2013/2014
H. Tujuan dan Kegunaan Penelitian
1. Tujuan Penelitian
Tujuan penelitian ini di antaranya:
a. Untuk mengetahui peran Peran Guru PAI
b. Untuk mengetahui Prestasi Belajar Siswa Kelas VIII di MTs AtThohiriyah Sukajawa Kecamatan Bumiratu Nuban Kabupaten Lampung
Tengah Tahun Pelajaran 2013/2014.
c. Untuk mengetahui sejauh mana peran guru dalam meningkatkan prestasi
belajar siswa kelas VIII di MTs At-Thohiriyah Sukajawa Kecamatan
Bumiratu
Nuban
Kabupaten
Lampung
Tengah
Tahun
Pelajaran
2013/2014.
2. Kegunaan Penelitian
a. Agar guru menyadari akan tanggung jawabnya dan memberikan
pendidikan agama kepada siswa-siswinya sesuai tuntutan agama.
b. Diharapkan dapat menjadi bahan informasi yang positif kepada para siswa
khususnya, bahwa perlunya mempelajari agama Islam.
15
I. Metode Penelitian
Metode penelitian sangat bergantung pada pokok permasalahan dan sifat
dari penelitian tersebut. Sedangkan untuk mendapatkan data yang obyektif bagi
suatu penelitian maka setiap penelitian ilmiah harus menggunakan suatu metode
penelitian tertentu. Guna memperoleh data yang sesuai dengan tujuan penelitian,
diperlukan metode yang tepat. Dalam pengumpulan data untuk penelitian ini,
maka dikemukakan beberapa hal di bawah ini :
16
1. Sifat dan Jenis Penelitian
a. Sifat Penelitian
Sifat penelitian ini bersifat Quantitatif yaitu penelitian yang
banyak dituntut menggunakan angka, mulai dari pengumpulan data,
penafsiran terhadap data tersebut, serta penampilan dari hasilnya. 20
a. Jenis Penelitian
Jenis penelitian dengan penggolongan berdasarkan sifat masalah
yaitu penelitian kancah atau lapangan (field research), yaitu sesuai dengan
bidangnya, maka kancah penelitian akan berbeda-beda tempatnya.
Penelitian pendidikan mempunyai kancah bukan saja di sekolah dapat
dikeluarga, di masyarakat, di pabrik, di rumah sakit, asal semuanya
mengarah tercapainya tujuan pendidikan”.
Adapun kegiatan penelitian yang dilakukan oleh penulis adalah di
MTs At-Thohiriyah Sukajawa Kecamatan Bumiratu Nuban Kabupaten
Lampung Tengah Tahun Pelajaran 2013/2014.
2. Definisi Operasional Variabel
Variabel adalah objek penelitian atau apa yang menjadi titik perhatian
suatu penelitian. Dalam penelitian yang dilakukan ini terdapat dua variabel,
yaitu :
20
Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik, (Jakarta: Rineka
Cipta, 2010), hlm. 27
17
a. Variabel bebas atau sering disebut sebagai variabel yang mempengaruhi
dalam hal ini yang mempengaruhi adalah :
“Peran Guru Pendidikan Agama Islam”
Adapun indicator-indikator tentang peran guru PAI adalah sebagai
berikut:
1) Menguasai substansi materi pelajaran
2) Menguasai metodologi mengajar
3) Menguasai teknik evaluasi dengan baik
4) Memahamai, menghayati, dan mengamalkan nilai-nilai moral dan
kode etik profesi.
b. Variabel Terikat yang disebut juga variabel (Y), yakni Prestasi Belajar
Pendidikan Agama Islam. Dengan indikator sebagai berikut:
1) Membaca Al-Qur’an dengan baik dan benar
2) Berakhlak mulia
3) Shalat lima waktu dengan baik
4) Memahami hukum Islam dengan baik
3. Populasi
Untuk melaksanakan penelitian dengan baik dan terhindar dari data-data
yang relevan dengan permasalahan penelitian maka penulis kemukakan
18
populasi dalam penelitian ini. Menurut Suharsimi Arikunto populasi adalah
“keseluruhan subjek penelitian”.21
Berdasarkan pendapat diatas maka jumlah populasi dalam penelitian ini
adalah seluruh siswa kelas VIII yang berjumlah 20 siswa.
4. Metode Pengumpulan Data
Dalam penelitian ini penulis menggunakan metode pengumpulan data
yang meliputi metode pokok dan metode pelengkap, yaitu sebagai berikut :
a. Metode Interview
Metode interview merupakan salah satu teknik pengumpulan data
yang dilakukan dengan cara mengadakan tanya jawab, baik secara
langsung maupun tidak langsung dengan sumber data.
Hal ini dijelaskan oleh S. Margono sebagai berikut : “Interview
merupakan alat pengumpul informasi dengan cara mengajukan sejumlah
pertanyaan secara lisan untuk dijawab secara lisan pula."22
Metode ini adalah metode pokok dalam penelitian metode ini
penulis tujukan kepada Kepala MTs At-Thohiriyah, sehingga diperoleh
data dan informasi tentang peran guru PAI dengan prestasi belajar siswa
kelas VIII MTs At-Thohiriyah.
21
22
Ibid, hlm. 173
S. Margono, Metodologi Penelitian Pendidikan, Rineka Cipta, Jakarta, 2010, hlm. 165
19
b. Metode Observasi
Metode observasi diartikan sebagai pengamatan dan pencatatan
secara sistematik terhadap gejala yang tampak pada obyek penelitian.23
Jadi observasi adalah sebuah studi yang disengaja dan sistematis
tentang fenomena sosial dan gejala-gejala alam dengan jalan pengamatan
dan pencatatan.
Adapun jenis-jenis observasi dibagi menjadi dua yaitu :
a. Observasi partisipan. Yaitu suatu proses pengamatan bagian dalam
dilakukan oleh observer dengan ikut mengambil bagian dalam
kehidupan orang-orang yang akan diobservasi
b. Observasi non partisipan, apabila observasi tidak ikut dalam
kehidupan orang yang diobservasi dan secara terpisah berkedudukan
selaku pengamat. 24
Dari beberapa jenis observasi, penulis memakai observasi jenis non
partisipan yaitu suatu proses pengamatan dimana si obsevasi tidak berkalikali langsung mengadakan pengamatan atau ambil bagian dalam kegiatan
dan
kehidupan
yang
diobservasi
atau
diteliti.
Adapun
penulis
menggunakan metode ini untuk memperoleh data tentang kondisi, sarana
dan prasarana serta fasilitas yang menunjang pelaksanaan proses belajar
mengajar.
23
24
Ibid., hlm. 158
Ibid., hal. 161-162
20
c. Metode Quesioner
Quesioner adalah sejumlah pertanyaan tertulis yang digunakan untuk
memperoleh informasi dari responden dalam arti laporan tentang
pribadinya, atau hal-hal yang ia ketahui.25
Ditinjau dari cara penyampaian metode ini dibagi menjadi dua
yaitu:
1. Kuesioner berstruktur.
2. Kuesioner tak berstruktur.
3. Kuesioner kombinasi berstruktur dan tak berstruktur.
4. Kuesioner semi terbuka. 26
Dari segi penyampaian quesioner, penulis menggunakan metode
kuesioner berstruktur yaitu quesioner yang berisi pertanyaan sekaligus
pilihan jawaban yang diberikan kepada siswa yang dijadikan sampel.
d. Metode Dokumentasi
Suharsimi Arikunto mengatakan dokumentasi adalah “Mencari data
mengenai hal-hal atau variable yang berupa catatan, transkrip, buku, surat
kabar, majalah, prasasti, notulen rapat, lengger, agenda dan sebagainya”. 27
Dalam penelitian ini metode yang diambil adalah sebagai berikut:
sejarah berdirinya MTs At-Thohiriyah, Struktur Organisasi MTs At-
25
Suharsimi Arikunto, Op. Cit, hal. 194
S. Margono, Op. Cit, hal. 168
27
Suharsimi Arikunto, Op. Cit., hal. 274
26
21
Thohiriyah, Keadaaan Siswa dan Guru serta peran guru PAI dengan
prestasi belajar di kelas VIII MTs At-Thohiriyah Sukajawa.
5. Metode Analisis Data
Setelah data yang telah terkumpul merupakan data yang masih
mentah, yang berarti data tersebut masih perlu diolah dan dianalisis sehingga
mendapatkan kesimpulan yang baik. Dalam hal ini, menurut jenisnya data
dapat diklasifikasikan menjadi dua yaitu data kualitatif yang sifatnya tidak
bisa dihitung dengan bilangan atau angka-angka dan data kuantitatif yakni
data yang dapat dihitung dengan angka-angka.
Dalam hal pengolahan dan analisis data ini peneliti menggunakan
rumus:
P
F
100 %
N
Keterangan :
P = Angka persentase
N = populasi.
F = frekuensi aktifitas 28
28
Anas Sudijono, Pengantar Statistik Pendidikan, Jakarta: Grafirda Persada. 2008, Hlm. 43
BAB II
LANDASAN TEORI
A. Peran Guru
1. Pengertian Guru
Dalam pengertian yang sederhana, guru adalah orang yang
memberikan ilmu pengetahuan kepada anak didik. Guru dalam pandangan
masyarakat adalah orang yang melaksanakan pendidikan di tempat-tempat
tertentu, tidak mesti di lembaga pendidikan formal. Tetapi bisa juga di masjid,
di surau/musalla, di rumah dan sebagainya. 1
Guru
memang
menempati
kedudukan
yan
terhormat
dalam
masyarakat, kewibawaanlah yang menyebabkan guru dihormati, sehingga
masyarakat tidak tidak meragukan figur guru, masyarakat yakin bahwa
gurulah yang
dapat mendidik anak mereka agar menjadi orang yang
berkepribadian mulia.
Guru sangat berperan dalam membantu perkembangan peserta didik
untuk mewujudkan tujuan hidupnya secara optimal. Guru juga harus berpacu
dalam pembelajaran, dengan memberikan kemudahan belajar bagi seluruh
peserta didik, agar dapat mengembangkan potensinya secara optimal. Dalam
1
Mulyasa, Menjadi Guru Profesional Menciptakan Pembelajaran
Menyenangkan, Remaja Rosdakarya, Bandung, 2011, Cet. Ke-11, hlm. 35
22
Kreatif
dan
23
hal ini, guru harus kreatif, professional, dan menyenangkan, dengan
memposisikan diri sebagai berikut:
1) Orang tua yang penuh kasih saying pada peserta didiknya.
2) Teman, tempat mengadu, dan mengutarakan perasaan bagi para peserta
didik.
3) Fasilitator yang selalu siap memberikan kemudahan, dan melayani peserta
didik sesuai minat, kemampuan, dan bakatnya.
4) Memberikan sumbangan pemikiran kepada orang tua untuk dapat
mengetahui permasalahan yang dihadapi anak dan memberikan saran
pemecahannya.
5) Memupuk rasa percaya diri, berani dan bertanggung jawab.
6) Membiasakan peserta didik untuk saling berhubungan (bersilaturahmi)
dengan orang lain secara wajar.
7) Mengembangkan proses sosialisasi yang wajar antarpeserta didik, orang
lain, dan lingkungannya.
8) Mengembangkan kreativitas.
9) Menjadi pembantu ketika diperlukan.2
Guru adalah orang yang memberikan ilmu pengetahuan kepada anak
didik. Guru dalam pandangan masyarakat adalah orang yang melaksanakan
pendidikan di tempat-tempat tertentu baik di lembaga formal maupun lembaga
non formal, tetapi disengaja dan disadari.
Guru atau dosen dianggap sebagai orang yang paling tahu ciri
khas atau keadaan siswa/mahasiswa yang akan diajarkan. Mereka juga
dianggap paling tahu bidang studi yang diajarkan, dapat merumuskan
TIK yang tepat dan memilih metode yang tepat pula. Merekapun
dianggap paling tahu dalam memilih media yang sesuai dengan bidang
studi masing-masing. Mereka juga dianggap yang paling banyak
memiliki pengalaman di dalam berhubungan dengan siswa di dalam
proses belajar mengajar. Oleh karena itulah, kehadiran tenaga pengajar
(guru/dosen) sebagai anggota tim pengembang system pengajaran
mutlak diperlukan.3
2
Ibid, hlm. 36
Abdul Gafur, Konsep, Model, dan Aplikasinya dalam Perencanaan Pelaksanaan
Pembelajaran, Ombak, Yogyakarta, 2012, hlm. 161
3
24
Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa guru adalah semua orang
yang berwenang dan bertanggung jawab untuk membimbing dan membina
anak didik, baik secara individual maupun klasikal di sekolah maupun diluar
sekolah.
Sedangkan
kewajiban
guru
adalah
untuk
mengembangkan
profesionalitas diri sesuai perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi.
Mendidik,
mengajar,
dan
melatih
anak
didik,
meneruskan
dan
mengembangkan nilai-nilai hidup kepada anak didik, serta mengembangkan
keterampilan dan menerapkan dalam kehidupan demi masa depan anak didik
sebagai generasi penerus.
Guru adalah salah satu faktor yang sangat dominan dalam proses
belajar mengajar. Karena tidak akan terjadi suatu proses kegiatan pendidikan
tanpa adanya guru.
Berkenaan
tentang
pengaturan
tentang
guru,
Undang-Undang
Sisdiknas (Sistem Pendidikan Nasional) 2003 (UU RI No. 20 Tahun 2003)
dituangkan dalam Bab XI tentang Pendidik dan Tenaga Kependidikan; pasal
39 sebagai berikut:
1) Tenaga kependidikan bertugas melaksanakan tugas administrasi,
pengelolaan, pengembangan, pengawasan, dan pelayanan teknis untuk
menunjang proses pendidikan pada satuan pendidikan.
2) Pendidik merupakan tenaga professional yang bertugas merencanakan dan
melaksanakan proses pembelajaran, menilai hasil pembelajaran,
melakukan pembimbingan dan pelatihan, serta melakukan penelitian dan
25
pengabdian kepada masyarakat, terutama bagi pendidik pada perguruan
tinggi.4
Dari uraian di atas, dapat dilihat berat tugas yang harus dilaksanakan
dan dimiliki oleh seorang guru atau pendidik. Mengaji atau mengajar huruf
hijaiyah bukan merupakan pekerjaan yang amat berat bagi mereka yang
dikarunia Allah kemampuan membaca al-Qur’an. Oleh karena itu, banyak
terdapat guru pengajian al-Qur’an walau hanya memiliki syarat pandai
membaca al-Qur’an.
Di samping itu seorang guru juga harus dapat melaksanakan evaluasi
atau penilaian. Melakukan penilaian untuk mengetahui kemampuan murid
sebelum pengajaran dimulai disebut pre test. Sedangkan test yang diselingi
gerakan setelah proses pengajaran yang disebut post test atau test akhir.
1. Abilitas Guru
Abilitas adalah faktor yang penting dalam meningkatkan produktivitas
kerja, abilitas berhubungan dengan pengetahuan dan keterampilan yang
dimiliki individu.
Menurut Bob Davis at. al. skill dan abilitas adalah dua hal yang saling
berhubungan. Abilitas seseorang dapat dilihat dari skill yang diwujudkan
melalui tindakannya.5
4
5
Mulyasa, Op. Cit., hlm. 197-198
HM. Yunus, Indikator Kinerja Guru dan Penilaiannya, Bekasi Center, Bekasi, 2010, hlm. 16
26
Berkenaan dengan abilitas dalam arti kecakapan guru A. Samana
menjelaskan bahwa, ”Kecakapan profesional guru menunjuk pada suatu
tindakan kependidikan yang berdampak positif bagi proses belajar dan perkembangan pribadi siswa”.6 Bentuk tindakan dalam pendidikan dapat
berwujud keterampilan mengajar (teaching skills) sebagai akumulasi dari
pengeta-huan (knowledge) yang diperoleh para guru pada saat menempuh
pendidikan seperti di SPG, PGSD, atau sejenisnya.
Abilitas dapat dipandang sebagai suatu karakteristik umum dari
seseorang yang berhubungan dengan pengetahuan dan keterampilan yang
diwujudkan melalui tindakan. Abilitas seorang guru secara aplikatif
indikatornya dapat digambarkan melalui delapan keterampilan mengajar
(teaching skills), yakni:
a. Keterampilan Bertanya (Questioning skills)
Dalam proses pembelajaran, bertanya memainkan peranan penting,
hal ini dikarenakan pertanyaan yang tersusun dengan baik dan teknik
melontar-kan pertanyaan yang tepat akan memberikan dampak positif
terhadap siswa, yaitu:
1) Meningkatkan pastisipasi siswa dalam kegiatan pembelajaran.
2) Membangkitkan minat dan rasa ingin tahu siswa terhadap sesuatu
masalah yang sedang dibicarakan.
3) Mengembangkan pola fikir dan cara belajar aktif dari siswa, karena
pada hakikatnya berpikir itu sendiri sesungguhnya adalah bertanya.
4) Menuntun proses berpikir siswa, sebab pertanyaan yang baik akan
mem-bantu siswa agar dapat menentukan jawaban yang baik.
6
Ibid., hlm. 16
27
5) Memusatkan perhatian siswa terhadap masalah yang sedang dibahas.
Pertanyaan yang baik menurut Uzer Usman (1992: 67) adalah:
a) Jelas dan mudah dimengerti oleh siswa.
b) Berikan informasi yang cukup untuk menjawab pertanyaan.
c) Difokuskan pada suatu masalah atau tugas tertentu.
d) Berikan waktu yang cukup kepada siswa untuk berpikir sebelum
menjawab pertanyaan.
e) Berikan pertanyaan kepada seluruh siswa secara merata.
f) Berikan respon yang ramah dan menyenangkan sehingga timbul
kebera-nian siswa untuk menjawab dan bertanya.
g) Tuntunlah jawaban siswa sehingga mereka dapat menemukan
sendiri ja-waban yang benar.7
b. Keterampilan Memberi Penguatan (Reinforcement Skills)
Penguatan adalah segala bentuk respon apakah bersifat verbal
(diung-kapkan dengan kata-kata langsung seperti: bagus, pintar, ya, betul,
tepat sekali, dan sebagainya), maupun nonverbal (biasanya dilakukan
dengan gerak, isyarat, pendekatan, dan sebagainya) merupakan bagian dari
modifikasi tingkah laku guru terhadap tingkah laku siswa yang bertujuan
untuk memberikan informasi atau umpan balik (feedback) bagi siswa atas
perbuatannya sebagai suatu tindak dorongan atau koreksi.
Reinforcement dapat berarti juga respon terhadap suatu tingkah
laku yang dapat meningkatkan kemungkinan berulangnya kembali tingkah
laku tersebut. Tindakah tersebut dimaksudkan untuk memberikan ganjaran
atau membesarkan hati siswa agar mereka lebih giat berpartisipasi dalam
interaksi pembelajaran.
7
Ibid, hlm. 6
28
Tujuan dari pemberian penguatan ini adalah untuk:
1) Meningkatkan perhatian siswa terhadap pembelajaran.
2) Merangsang dan meningkatkan motivasi belajar.
3) Meningkatkan kegiatan belajar dan membina tingkah laku siswa yang
produktif.
Ada 4 cara dalam memberikan penguatan (reinforcement) yaitu:
1) Penguatan kepada pribadi tertentu. Penguatan harus jelas kepada siapa
di-tujukan, yaitu dengan cara menyebutkan namanya, sebab bila tidak
jelas akan tidak efektif.
2) Penguatan kepada kelompok siswa, yaitu dengan memberikan
pengharga-an kepada kelompok siswa yang dapat menyelesaikan tugas
dengan baik.
3) Pemberian penguatan dengan cara segera. Penguatan seharusnya
diberi-kan sesegera mungkin setelah muncul tingkah laku/respon
siswa yang di-harapkan. Penguatan yang ditunda cenderung kurang
efektif.
4) Variasi dalam penggunaan. Jenis penguatan yang diberikan hendaknya
bervariasi, tidak terbatas pada satu jenis saja karena akan
menimbulkan kebosanan, dan lama kelamaan akan kurang efektif. 8
c. Keterampilan Mengadakan Variasi
Variasi stimulus adalah suatu kegiatan guru dalam konteks proses
inter-aksi pembelajaran yang ditujukan untuk mengatasi kejenuhan siswa,
sehing-ga dalam situasi belajar mengajar, siswa menunjukkan ketekunan,
antusiasme serta penuh partisipasi.
Tujuan dan manfaat variation skills adalah untuk:
1) Menimbulkan dan meningkatkan perhatian siswa kepada aspek-aspek
pembelajaran yang relevan.
2) Memberikan kesempatan berkembangnya bakat yang dimiliki siswa
3) Memupuk tingkah laku yang positif terhadap guru dan sekolah dengan
berbagai cara mengajar yang lebih hidup dan lingkungan belajar yang
le-bih baik.
4) Memberi kesempatan kepada siswa untuk memperoleh cara menerima
pe-lajaran yang disenangi.9
Ada tiga prinsip penggunaan variation skills
diperhatikan guru yaitu:
8
9
Ibid., hlm. 7
Ibid., hlm. 8
yang perlu
29
1) Variasi hendaknya digunakan dengan suatu maksud tertentu yang
relevan dengan tujuan yang hendak dicapai.
2) Variasi harus digunakan secara lancar dan berkesinambungan sehingga
ti-dak akan merusak perhatian siswa dan tidak mengganggu kegiatan
pem-belajaran.
3) Direncanakan secara baik, dan secara eksplisit dicantumkan dalam
renca-na pelaksanaan pembelajaran (RPP).10
d. Keterampilan Menjelaskan (Explaning skills)
Keterampilan menjelaskan dalam pembelajaran adalah penyajian
infor-masi secara lisan yang diorganisasi secara sistematis untuk
menunjukkan adanya hubungan yang satu dengan lainnya, misalnya sebab
dan akibat. Pe-nyampaian informasi yang terencana dengan baik dan
disajikan dengan urut-an yang cocok merupakan ciri utama kegiatan
menjelaskan.
Pemberian penjelasan merupakan aspek yang sangat penting dari
kegiat-an guru dalam berinteraksi dengan siswa di dalam kelas.
Tujuan pemberian penjelasan dalam pembelajaran adalah: (1) membimbing siswa untuk dapat memahami konsep, hukum, dalil, fakta, dan
prinsip secara objektif dan bernalar; (2) melibatkan siswa untuk berfikir
dengan me-macahkan masalah-masalah atau pertanyaan; (3) mendapatkan
balikan dari siswa mengenai tingkat pemahamannya dan untuk mengatasi
kesalahpaham-an siswa; dan (4) membimbing siswa untuk menghayati
dan mendapat proses penalaran dan menggunakan bukti-bukti dalam
memecahkan masalah.
10
Ibid., hlm. 8
30
1) Komponen-komponen dalam Menjelaskan (explaning skills)
(a) Merencanakan
Penjelasan yang dilakukan guru perlu direncanakan dengan baik,
teruta-ma yang berkenaan dengan isi materi dan siswa itu sendiri.
Isi materi melipu-ti analisis masalah secara keseluruhan, penentuan
jenis hubungan yang ada di antara unsur-unsur yang dikaitkan
dengan penggunaan rumus, hukum, gene-ralisasi yang sesuai
dengan hubungan yang telah ditentukan. Hal-hal yang
berhubungan dengan siswa hendaknya diperhatikan perbedaan
individual tiap siswa baik itu usia, tugas perkembangan, jenis
kelamin, kemampuan, interes, latar belakang sosial budaya, bakat,
dan lingkungan belajar anak.
(b) Penyajian Suatu Penjelasan
Penyajian suatu penjelasan dapat ditingkatkan hasilnya dengan
memper-hatikan hal-hal berikuti ini:
(1) Kejelasan. Penjelasan
hendaknya diberikan dengan
menggunakan bahasa yang mudah dimengerti oleh siswa,
hindari penggunaan kata yang tidak perlu.
(2) Penggunaan Contoh dan Ilustrasi. Memberikan penjelasan
sebaiknya menggunakan contoh-contoh yang ada hubungannya
dengan sesuatu yang dapat ditemui oleh siswa dalam
kehidupan sehari-hari (kontekstual).
(3) Pemberian Tekanan. Dalam memberikan penjelasan guru harus
memu-satkan perhatian siswa kepada masalah/topik utama dan
mengurangi infor-masi yang tidak terlalu penting.
(4) Penggunaan Balikan. Guru hendaknya memberikan
kesempatan kepada siswa untuk menunjukkan pemahaman,
keraguan, atau ketidakmengertian siswa ketika penjelasan itu
diberikan.11
e. Keterampilan Membuka dan Menutup Pelajaran (Set Induction and
Closure Skills)
Membuka pelajaran (set insuction) adalah usaha atau kegiatan
yang di-lakukan oleh guru dalam kegiatan pembelajaran untuk
menciptakan
11
Ibid., hlm. 9
pra
kon-disi
bagi
siswa
agar
mental
maupun
31
perhatiannnya terpusat pada apa yang akan dipelajarinya, sehingga
usaha tersebut akan memberikan efek yang posi-tif terhadap kegiatan
belajar.
Menutup pelajaran (closure) adalah kegiatan yang dilakukan
oleh guru untuk mengakhiri kegiatan pembelajaran. Kegiatan ini
dimaksudkan untuk memberikan gambaran menyeluruh tentang apa
yang telah dipelajari oleh sis-wa, mengetahui tingkat pencapaian siswa
dan tingkat keberhasilan guru dalam proses pembelajaran.
Komponen membuka dan menutup pelajaran sebagaimana
dijelaskan M. Uzer Usman (1992: 85) adalah sebagai berikut:
1) Membuka Pelajaran
Membuka Pelajaran, komponennya meliputi:
a) Menarik perhatian siswa. Gaya mengajar, penggunaan media
pembe-lajaran atau pola interaksi yang bervariasi.
b) Menimbulkan motivasi, disertasi kehangatan dan keantusiasan,
me-nimbulkan rasa ingin tahu, mengemukakan ide yang
bertentangan dan memperhatikan minat atau interest siswa.
c) Bemberi acuan melalui berbagai usaha, seperti mengemukakan
tujuan pembelajaran dan batas-batas tugas, menyarankan
langkah-langkah yang akan dilakukan, mengingatkan masalah
pokok yang akan diba-has dan mengajukan beberapa
pertanyaan.
d) Memberikan apersepsi (memberikan kaitan antara materi
sebelumnya dengan materi yang akan dipelajari) sehingga
materi yang dipelari merupakan satu kesatuan yang utuh yang
tidak terpisah-pisah.
2) Menutup Pelajaran.
Dalam menutup pelajaran, cara yang harus dilakukan guru
adalah:
a) Meninjau kembali penguasaan materi pokok dengan
merangkum atau menyimpulkan hasil pembelajaran.
b) Melakukan evaluasi. Bentuk evaluasi yang dilakukan oleh guru
antara lain adalah mendemonstrasikan keterampilan,
32
mengaplikasikan ide baru pada situasi lain, mengeksplorasi
pendapat siswa sendiri dan memberikan soal-soal tertulis.12
f. Keterampilan Membimbing Diskusi Kelompok Kecil
Diskusi kelompok adalah suatu proses yang teratur yang
melibatkan sekelompok siswa dalam interaksi tatap muka yang
informal dengan berbagai pengalaman atau informasi, pengambilan
kesimpulan dan pemacahan masa-lah. Siswa berdiskusi dalam
kelompok-kelompok kecil di bawah bimbingan guru atau temannya
untuk berbagi informasi, pemecahan masalah atau pe-ngambilan
keputusan.
Komponen-komponen yang perlu dikuasi guru dalam
membimbing diskusi kelompok yaitu:
1) Memusatkan perhatian siswa pada tujuan dan topik diskusi,
dengan cara merumuskan tujuan dan topik yang akan dibahas pada
awal diskusi, kemu-kakan masalah-masalah khusus, catat
perubahan atau penyimpangan dis-kusi dari tujuan dan merangkum
hasil diskusi.
2) Memperjelas masalah, untuk menghindari kesalahpahaman dalam
memim-pin diskusi seorang guru perlu memperjelas atau
menguraikan permasa-lahan, meminta komentar siswa, dan
menguraikan gagasan siswa dengan memberikan informasi
tambahan agar kelompok peserta diskusi memper-oleh pengertian
yang lebih jelas.
3) Menganalisis pandangan siswa. Adanya perbedaan pendapat dalam
disku-si, menuntut seorang guru harus mampu menganalisis
dengan cara mem-perjelas hal-hal yang disepakati dan hal-hal yang
perlu disepakati di sam-ping meneliti apakah suatu alasan
mempunyai dasar yang kuat.
4) Meningkatkan urunan siswa, yaitu mengajukan pertanyaanpertanyaan yang menantang, memberikan contoh dengan tepat, dan
12
Ibid., hlm. 10
33
memberikan waktu untuk berpikir dan memberikan urun pendapat
siswa dengan penuh perhatian.
5) Memberikan kesempatan untuk berpartisipasi, dilakukan dengan
cara memancing pertanyaan siswa yang enggan berpartisipasi,
memberikan kesempatan pada siswa yang belum bertanya (diam)
terlebih dahulu, men-cegah monopoli pembicaraan, dan
mendorong siswa untuk berkomentar terhadap pertanyaan
temannya.
6) Menutup diskusi, yaitu membuat rangkuman hasil diskusi,
menindaklan-juti hasil diskusi dan mengajak siswa untuk menilai
proses maupun hasil diskusi.
7) Hal-hal yang perlu dihindari yaitu mendominasi/monopoli
pembicaraan dalam diskusi, membiarkan terjadinya penyimpangan
dalam diskusi.13
g. Keterampilan Mengelola Kelas
Pengelolaan kelas adalah keterampilan guru untuk menciptakan
dan memelihara kondisi belajar yang optimal dan mengembalikannya
bila terjadi gangguan dalam proses pembelajaran, seperti penghentian
perilaku siswa yang memindahkan perhatian kelas, memberikan
ganjaran bagi siswa yang tepat waktu dalam dalam menyelesaikan
tugas atau penetapan norma kelom-pok yang produktif.
Komponen-komponen dalam mengelola kelas adalah sebagai
berikut:
1) Keterampilan yang berhubungan dengan penciptaan dan
pemeliharaan kondisi belajar yang optimal, seperti menunjukkan
sikap tanggap, mem-berikan perhatian, memusatkan perhatian
kelompok, memberikan petun-juk yang jelas, menegur bila siswa
melakukan tindakan menyimpang, memberikan penguatan
(reinforcement).
2) Keterampilan yang berhubungan dengan pengembalian kondisi
belajar yang optimal, yaitu berkaitan dengan respon guru terhadap
gangguan sis-wa yang berkelanjutan dengan maksud agar guru
13
Ibid., hlm. 11-12
34
dapat melakukan tinda-kan remidial untuk mengembalikan kondisi
belajar yang optimal. Guru dapat menggunakan strategi:
a) Modifikasi tingkah laku. Guru hendaknya menganalisis
tingkah laku siswa yang mengalami masalah/kesulitan dan
berusaha memodifikasi tingkah laku tersebut dengan
mengaplikasikan pemberian penguatan secara sistematis.
b) Guru menggunakan pendekatan pemecahan masalah kelompok
dengan cara memperlancar tugas-tugas melalui kerjasama di
antara siswa dan memelihara kegiatan-kegiatan kelompok.
c) Menemukan dan memecahkan tingkah laku yang menimbulkan
masalah.14
Di samping dua jenis keterampilan di atas, hal lain yang perlu
diperha-tikan oleh guru dalam pengelolaan kelas adalah menghindari
campur tangan yang berlebihan, menghentikan penjelasan tanpa
alasan,
ketidaktepatan
me-mulai
dan
mengakhiri
kegiatan,
penyimpangan, dan sikap yang terlalu membingungkan.
h. Keterampilan Pembelajaran Perseorangan
Pembelajaran ini terjadi bila jumlah siswa yang dihadapi oleh
guru ter-batas yaitu antara 3-8 orang untuk kelompok kecil, dan
seorang untuk perse-orangan.
Hakikat pembelajaran perseorangan adalah:
1) Terjadinya hubungan interpersonal antara guru dengan siswa dan
juga sis-wa dengan siswa.
2) Siswa belajar sesuai dengan kecepatan dan kemampuan masingmasing.
3) Siswa mendapat bantuan dari guru sesuai dengan kebutuhannya.
4) Siswa dilibatkan dalam perencanaan kegiatan pembelajaran.
Peran guru dalam pembelajaran perseorangan ini adalah sebagai
organi-sator, narasumber, motivator, fasilitator, konselor dan
sekaligus
sebagai
pe-serta
kegiatan.
Komponen-komponen yang perlu dikuasi guru berkenaan dengan
pem-belajaran perseorangan ini adalah:
a) Keterampilan mengadakan pendekatan secara pribadi.
14
Ibid., hlm. 12-13
35
b) Keterampilan mengorganisasi.
c) Keterampilan membimbing dan memudahkan belajar, yaitu
memungkin-kan guru membantu siswa untuk maju tanpa
mengalami frustasi. Hal ini dapat dicapai bagi guru yang
memiliki keterampilan dalam memberikan penguatan dan
mengembangkan supervisi.
d) Keterampilan merencanakan dan melaksanakan kegiatan
pembelajaran, mencakup membantu siswa menetapkan tujuan
dan menstimulasi siswa untuk mencapai tujuan tersebut,
merencanakan kegiatan pembelajaran bersama siswa yang
mencakup kriteria keberhasilan, langkah-langkah ke-giatan
pembelajaran, waktu serta kondisi belajar, bertindak sebagai
super-visor dan membantu siswa menilai pencapaiannya
sendiri.15
3. Kinerja Guru
Kinerja atau unjuk kerja dalam konteks profesi guru adalah kegiatan
yang meliputi perencanaan pembelajaran, pelaksanaan pembelajaran/KBM,
dan melakukan penilaian hasil belajar.16
Terdapat berbagai model instrumen yang dapat dipakai dalam penilaian
kinerja guru. Namun demikian, ada dua model yang paling sesuai dan dapat
digunakan sebagai instrumen utama, yaitu skala penilaian dan (lembar)
observasi. Skala penilaian mengukur penampilan atau perilaku orang lain
(individu) melalui pernyataan perilaku dalam suatu kontinum atau kategori
yang memiliki makna atau nilai. Kategori dibuat dalam bentuk rentangan
mulai dari yang tertinggi sampai terendah. Rentangan ini dapat disimbolkan
15
16
Ibid., hlm. 13-14
Ibid., hlm. 14
36
melalui huruf (A, B, C, D) atau angka (4, 3, 2, 1), atau berupa kata-kata, mulai
dari tinggi, sedang, kurang, rendah, dan sebagainya.
Observasi merupakan cara mengumpulkan data yang biasa digunakan
untuk mengukur tingkah laku individu ataupun proses terjadinya suatu
kegiatan Yang dapat diamati baik dalam situasi yang alami (sebenarnya)
maupun situasi buatan. Tingkah laku guru dalam mengajar, merupakan hal
yang paling cocok dinilai dengan observasi. Tentu saja penilai harus terlebih
dahulu mempersiapkan lembaran-lembaran yang berisi aspek-aspek yang
hendak dinilai. Dalam lembaran tersebut terdapat kolom di sebelah aspek
yang hendak dinilai, di mana penilai dapat memberikan catatan atau penilaian
mengenai kuantitas dan/atau kualitas aspek yang dinilai. Penilaian dapat
diberikan dalam bentuk tanda cek (√).
Lembar penilaian observasi juga dapat dibuat dalam bentuk yang tidak
terstruktur. Maksudnya penilai (observer) tidak memberikan tanda cek, namun
menuliskan catatan mengenai kondisi aspek yang diamati. Hal ini biasanya
dilakukan apabila hal-hal yang diamati memang belum dapat dipastikan
seperti apa dan bagaimana kemunculannya. Sebagai contoh, penilaian
terhadap kemampuan seorang guru baru dalam mengelola kelas. Meskipun
kisi-kisi pengelolaan kelas telah jelas, akan tetapi bisa saja guru baru yang
dinilai tersebut memunculkan perilaku yang tidak terprediksi dalam
menghadapi para siswa di kelas. Hal ini dilakukan terutama bila penilai
menggunakan pendekatan kualitatif.
37
4. Peran Guru dalam Mengajar
Sebagaimana firman Allah pada surah Fathir ayat 28 yang berbunyi :
            
      
Artinya : dan demikian (pula) di antara manusia, binatang-binatang melata
dan binatang-binatang ternak ada yang bermacam-macam
warnanya (dan jenisnya). Sesungguhnya yang takut kepada Allah
di antara hamba-hamba-Nya, hanyalah ulama. Sesungguhnya
Allah Maha Perkasa lagi Maha Pengampun.17
Untuk itu peran guru perlu direvitalisasi, sebagaimana ayat di atas.
1. Sebagai saksi kepada semua umat manusia tentang kebenaran yang hakiki
(al haqqu mirrobbik, fala takunanna minal mumtarin), perintis jalan dari
kebodohan, kejumudan, dan fanatisme buta.
2. Pembawa kabar gembira tentang rahmat, karunia, dan ampunan Allah
SWT yang Maha Luas kepada hamba Nya, biar sejauh apapun kesesatan
umat.
3. Memberi peringatan kepada manusia untuk menegakkan keadilan,
melaksanakan hukum-hukum Allah dalam kehidupan, baik dalam
masyarakat maupun bernegara. Dan memberi peringatan kepada umat
manusia bahwa kehidupan dunia bukan merupakan kehidupan yang abadi,
tetapi masih ada kehidupan lain yang setiap umat mempertanggung
jawabkan segala perbuatan dan perkataannya.
17
Departemen Agama RI, Op. Cit., hlm. 437
38
4. Sebagai obor penyuluh yang memberi penerangan kepada umat, bukan
menyesatkannya.
5. Mengajarkan umat tentang al Qur’an secara kaffah, tidak parsialis.
Disamping itu para guru harus berdiri tegak (istiqomah) pada
kedudukannya, memelihara wibawa dan integritasnya, agar mereka tetap
mendapat kepercayaan dari semua pihak, ia berada di tengah, antara umat dan
pemerintah.
B. Prestasi Belajar
1. Pengertian Prestasi Belajar
Menurut Watson, seperti yang dikutip oleh Djaali mengemukakan:
”Belajar merupakan proses terjadi refleks atau respons bersyarat
melalui stimulus pengganti. Manusia dilahirkan dengan beberapa
refleks dan reaksi emosional berupa takut, cinta, dan marah. Semua
tingkah laku lainnya terbentuk oleh hubungan stimulus respons baru
melalui conditioning”.18
Hal lain dikemukakan oleh Howard L. Kingsley, seperti yang dikutip
oleh Wasty Soemanto bahwa: ”belajar adalah proses di mana tingkah laku
(dalam artian luas) ditimbulkan atau diubah melalui praktek atau latihan).” 19
Definisi lain seperti yang ditulis oleh Sudarwan Danim dalam bukunya
Pengantar Kependidikan tentang pengertian belajar, yaitu: ”proses perubahan
perilaku sebagai hasil dari perbuatan belajar itu”. 20 Ditambah oleh Muhaimin
18
19
Djaali, Psikologi Pendidikan, Bumi Aksara, Jakarta, 2013, Cet. ke-7, hlm. 86
Wasty Soemanto, Psikologi Pendidikan, Rineka Cipta, Jakarta, 2012. Cet. ke-5, hlm. 104
20 Sudarwan Danim, Pengantar Kependidikan, Alfabeta, Bandung, 2011, Cet. ke-2, hlm. 141
39
bahwa belajar dapat diartikan sebagai: ”aktivitas atau upaya yang sadar dan
terencana, dirancang untuk membantu seseorang mengembangkan pandangan
hidup, sikap hidup, dan keterampilan hidup, baik yang bersifat manual
(petunjuk praktis) maupun mental dan sosial.” 21
Belajar juga merupakan proses pengumpulan atau penghafalan suatu
fakta dalam bentuk informasi atau materi pelajaran, demikianlah sebagian
orang menafsirkan arti belajar.
Sedangkan hasil belajar adalah perubahan tingkah laku. Tingkah laku
sebagai hasil belajar dalam pengertian yang luas mencakup bidang kognitif,
afektif, dan psikomotoris.22
Belajar adalah suatu terminologi yang menggambarkan proses
perubahan melalui pengalaman. Proses tersebut mempersyaratkan perubahan
yang relatif permanen berupa sikap, pengetahuan, informasi, kemampuan, dan
keterampilan melalui pengalaman.
1. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Hasil Belajar
Menurut Shertzer dan Stone seperti yang telah dikutip oleh Endin
Nasrudin, secara garis besar faktor-faktor yang memengaruhi belajar dan hasil
belajar dapat digolongkan menjadi dua bagian, yaitu faktor internal dan faktor
eksternal yang dapat dijabarkan lebih lanjut sebagai berikut :
21
Hasan Basri, Filsafat Pendidikan Islam, Pustaka Setia, Bandung, 2009, Cet. ke-1, hlm. 53
22
Nana Sudjana, Op.Cit, hlm. 3
40
a. Faktor Internal
Faktor yang berasal dari dalam diri siswa (internal), diantaranya meliputi:
1. Faktor Fisiologis
Faktor fisiologis adalah faktor yang berhubungan dengan kesehatan
dan pancaindra.
2. Faktor Psikologis
Yaitu faktor yang dapat memengaruhi prestasi belajar, antara lain
sebagai berikut:
a) Inteligensi
Inteligensi adalah kemampuan untuk menetapkan dan
mempertahankan suatu tujuan, untuk mengadakan penyesuaian
dalam rangka mencapai tujuan, dan menilai keadaan diri secara
kritis dan objektif.
b) Sikap
Sikap adalah kesiapan seseorang untuk bertindak tertentu terhadap
hal-hal tertentu
c) Motivasi
Motivasi adalah penggerak perilaku. Sedangkan motivasi belajar
adalah keseluruhan daya penggerak di dalam diri yang
menimbulkan kegiatan belajar, yang menjamin kelangsungan
kegiatan belajar dan memberikan arah pada kegiatan belajar,
sehingga tujuan yang dikehendaki tercapai.
b. Faktor Eksternal
Faktor-faktor eksternal antara lain sebagai berikut:
1. Faktor lingkungan keluarga
a) Sosial ekonomi keluarga
b) Pendidikan orangtua
c) Perhatian orangtua dan suasana hubungan antara anggota keluarga
2. Faktor lingkungan tempat belajar
a) Sarana dan prasarana
b) Kompetensi
c) Silabus dan metode mengajar
3. Faktor lingkungan masyarakat
a) Sosial budaya
b) Partisipasi terhadap pendidikan
c) Pengukuran prestasi belajar.23
Hal serupa juga dikemukakan oleh Abu Ahmadi yang menyatakan
bahwa ada beberapa faktor yang mempengaruhi belajar siswa baik secara
23
Endin Nasrudin, Psikologi Manajemen, Pustaka Setia, Bandung, 2010, Cet. ke-1, hlm. 106-111
41
langsung maupun tidak langsung. Faktor-faktor tersebut digolongkan menjadi
tiga macam yaitu:
1. Faktor-faktor stimulasi belajar, mencakup panjangnya bahan pelajaran
kesulitan bahan pelajaran, berartinya bahan pengajaran, berat ringannya
tugas, dan suasana lingkungan eksternal.24
2. Faktor-faktor metode belajar, mencakup kegiatan berlatih, overlearning
dan drill resistensi dalam belajar, pengenalan tentang hasil-hasil belajar,
bimbingan dalam belajar, dan kondisi-kondisi intensif.25
3. Faktor-faktor individual, mencakup usia kronologis, perbedaan jenis
kelamin, pengalamannya sebelumnya, kapasitas mental, kondisi kesehatan
jasmani, kondisi kesehatan rohani, dan motivasi. 26
Dari berbagai penjabaran tentang faktor-faktor yang mempengaruhi
belajar dapat dikelompokan menjadi dua yaitu faktor internal dan faktor
eksternal. Faktor internal merupakan faktor yang timbul dari dalam diri anak
didik tersebut sedangkan faktor eksternal faktor yang disebabkan oleh stimuli
eksternal terhadap anak didik sehingga anak didik tersebut terpengaruh atau
terkondisikan oleh faktor eksternal tersebut.
2. Usaha-usaha Dalam Meningkatkan Hasil Belajar
Belajar bertujuan untuk mendapatkan pengetahuan, sikap, kecakapan
dan keterampilan, cara-cara yang dipakai itu akan menjadi kebiasaan. Hal ini
perlu adanya usaha-usaha yang dilakukan demi meningkatkan hasil belajar
siswa. Diantara usaha-usaha tersebut adalah:
1) Pembuatan jadwal dan pelaksanaannya
24
Wasty Soemanto, Op. Cit. hlm. 113
Ibid., hlm. 115-118
26
Ibid., hlm. 119-121
25
42
2)
3)
4)
5)
Jadwal adalah pembagian waktu untuk sejumlah kegiatan yang
dilaksanakan oleh seseorang setiap harinya. Jadwal juga berpengaruh
terhadap belajar. Agar belajar dapat berjalan dengan baik dan berhasil
perlulah seseorang siswa mempunyai jadwal yang baik dan
melasanakannya dengan teratur/disiplin.27
Membaca dan membuat catatan
Membaca besar pengaruhnya terhadap belajar. Hampir sebagian besar
kegiatan belajar adalah membaca. Agar dapat belajar dengan baik maka
perlulah membaca dengan baik pula, karena membaca adalah alat
belajar.28
Mengulangi bahan pelajaran
Mengulangi besar pengaruhnya dalam belajar, karena dengan adanya
pengulangan (review) ”bahan yang belum begitu dikuasai serta mudah
terlupakan” akan tetap tertanam dalam otak seseorang.29
Konsentrasi
Konsentrasi adalah pemusatan pikiran terhadap suatu hal dengan
menyampingkan semua hal lainnya yang tidak berhubungan. Dalam
belajar konsentrasi berarti pemusatan pikiran terhadap suatu mata
pelajaran dengan menyampingkan semua hal lainnya yang tidak
berhubungan dengan pelajaran.30
Mengerjakan tugas
Mengerjakan tugas dapat berupa pengerjaan tes/ulangan atau ujian yang
diberikan guru, tetapi juga termasuk membuat/mengerjakan latihan-latihan
yang ada dalam buku-buku ataupun soal-soal buatan sendiri. Sesuai
dengan prinsip belajar, jelas mengerjakan tugas itu mempengaruhi hasil
belajar.31
Demikianlah usaha-usaha yang dapat dilakukan agar dapat mengerjakan
tugas dengan sebaik-baiknya, sehingga dapat berhasil dalam belajar.
27
Slameto, Op. Cit., hlm. 82
Ibid., hlm. 83-84
29
Ibid., hlm. 85
30
Ibid., hlm. 86
31
Ibid., hlm. 87-88
28
43
C. Pendidikan Agama Islam
1. Pengertian Pendidikan Agama Islam
Menurut Mortimer J. Adler, seperti yang telah dikutip olah
Muzayyin Arifin, bahwa pendidikan adalah proses dengan mana
semua kemampuan manusia (bakat dan kemampuan yang
diperoleh) yang dapat dipengaruhi oleh pembiasaan,
disempurnakan dengan kebiasaan-kebiasaan yang baik melalui
sarana- yang secara artistic dibuat dan dipakai oleh siapa pun
untuk membantu orang lain atau dirinya sendiri mencapai tujuan
yang ditetapkan, yaitu kebiasaan yang baik.32
Dari pendapat di atas dapat dijelaskan bahwa pendidikan agama Islam
adalah usaha yang dilakukan secara terus menerus serta berkesinambungan
agar membantu anak didik manusia yang berkepribadian yang sesuai dengan
ajaran Islam. Pendidikan Islam pada dasarnya lebih luas dan mendalam
tinjauannya.
Disamping
aspek
jasmaniah
juga
rohaniyah
bertujuan
kebahagiaan di dunia dan di akhirat kelak.
Omar Muhammad Al-Touny al-Syaebani mengemukakan bahwa
pendidikan Islam adalah “usaha mengubah tingkah laku individu dalam
kehidupan pribadinya atau kehidupan kemasyarakatannya dan kehidupan
dalam alam sekitarnya melalui proses kependidikan yang dilandasi dengan
nilai-nilai Islami”.33
Berdasarkan kutipan di atas dapat dijelaskan pendidikan agama Islam
adalah bimbingan jasmani-rohani yang berlandaskan pada hukum yang
berlaku pada Islam agar nantnya dapat membentuk-pribadi-pribadi yang
32
33
Muzayyin Arifin, Filsafat Pendidikan Islam, Bumi Aksara, Jakarta, 2012, hlm. 13
Ibid, hlm. 15
44
berakhlakul karimah. Lebih lanjut Abdu Rachman Shaleh menyatakan :
“Pendidikan Islam ialah usaha berupa bimbingan dan asuhan terhadap anak
didik kelak setelah selesai pendidikannya dapat memahami dan mengamalkan
ajaran-ajaran agama Islam serta menjadikannya sebagai way of life (jalan
kehidupan).
Berdasarkan pengertian di atas ternyata pendidikan Islam adalah suatu
bimbingan jasmani dan rohani yang dilakukan oleh orang dewasa yang
bertanggung jawab terhadap anak didik berdasarkan hukum-hukum Islam agar
menjadi manusia yang seluruh hidupnya semata-mata karena Allah SWT,
pengabdian dan penyerahan diri sepenuhnya kepada-Nya.
1. Dasar-Dasar Pendidikan Agama Islam
Dalam pelaksanaan pendidikan Islam, yang menjadi dasarnya adalah
Al-Qur’an dan Hadits serta Ulil Amri. Hal ini sesuai firman Allah SWT dalam
Surat An-Nisa ayat 59 yang berbunyi :
           
             
    
Artinya : “Hai orang-orang yang beriman, taatilah Allah dan taatilah
Rasul (Nya), dan ulil amri di antara kamu. kemudian jika kamu berlainan
Pendapat tentang sesuatu, Maka kembalikanlah ia kepada Allah (Al Quran)
dan Rasul (sunnahnya), jika kamu benar-benar beriman kepada Allah dan hari
45
kemudian. yang demikian itu lebih utama (bagimu) dan lebih baik
akibatnya.”34
Ayat di atas menerangkan bahwa segenap orang mukmin agar taat
kepada Allah, Rasul-Nya dan ulil amri dan golongan mereka, dan dalam
perselisihan pendapat supaya selalu mengambil pemecahannya kepada Allah
dan Rasul. Dari ayat tersebut dapat diambil pelajaran bahwa, kebijaksanaan
agama Islam dalam melaksanakan pemerintahan dan segala urusan
kemaslahatan umat hendaknya didasarkan kepada Al-Qur’an dan Hadits
sebagai dasar pokok kemudian karenan pemerintah sebagai pelaksana
kebijakan maka peraturan perundang-undangan yang dibuat pemerintah yang
tidak bertentangan dengan kedua dasar tersebut dapat dijadikan acuan dalam
melaksanakan pemerintahan segala aktifitas manusia akan memperoleh jalan
yang benar apabila berpegang teguh kepada Al-Qur’an dan Hadits.
Begitu pula pendidikan Islam merupakan suatu "bimbingan terhadap
pertumbuhan rohani dan jasmani menurut ajaran Islam engan hikmah
mengarahkan, mengajarkan, melatih, mengasuh, dan mengawasi berlakunya
semua ajaran Islam”.35
Adapun hadits yang berkaitan dengan pendidikan yaitu seperti yang
telah disabdakan Rasulullah SAW :
....
34
35
َ‫ﻃَ ﻠَﺐ‬
Departemen Agama RI, Al-Quran dan Terjemahannya, Op. Cit. hlm. 87
Muzayyin Arifin, Op. Cit, hlm. 15
46
Artinya : “Tuntutlah ilmu walaupun sampai negara Cina, karena
sesungguhnya menuntut ilmu sangat diwajibkan bagi setiap orang
Islam”.36
Telah diketahui pada hadits tersebut bahwasannya mencari ilmu
merupakan suatu kewajiban bukan hanya bagi kaum Adam, bahkan kaum
Hawa pun diwajibkan unuk mencarinya dan ilmu tersebut akan diperoleh
tentunya dengan melalui proses pembelajaran.
Dengan berpegang teguh pada Al-Qur’an maka pembentukan manusia
yang berkepribadina luhur dapat terwujud sesuai dengan petunjuk yang ada
dalam kendungan Al-Qur’an. Begitu pula untuk merealisasikan aturan secara
menyeluruh dapat diterapkan dan diamalkan dan dilengkapi dengan sumber
kedua yaitu Al- Hadits. Sedangkan yang menjadi ukuran ketiga dalam
pelaksanaan pendidikan Islam adalah ketentuan atau peraturan pemimpin.
2. Tujuan Pendidikan Agama Islam
Jika berbicara tentang tujuan pendidikan Islam, berarti berbicara
tentang nilai-nilai ideal yang bercorak Islami. Hal ini mengandung makna
bahwa tujuan pendidikan Islam tidak lain adalah tujuan yang merealisasi
idealitas Islami. Sedang idealitas Islami itu sendiri pada hakikatnya adalah
mengandung nilai perilaku manusia yang didasari atau dijiwai oleh iman da
36
Ibnu Abd. Ghofur, DEWA, Ta’bir-ta’bir Sekaligus Keterangan Permasalahan Aktual,,
Pustaka ‘Azm, Kediri: 2007, hlm. 203
47
takwa kepada Allah sebagai sumber kekuasaan mutlak yang harus ditaati.37
Adapun tujuan muslim itu dijelaskan dalam Al-Qur’an antara lain Surat AdzDzariyat ayat 56 :
      
Artinya : “Dan aku tidak menciptakan jin dan manusia melainkan supaya
mereka mengabdi kepada-Ku.”38
Berdasarkan ayat di atas jelaslah bahwa tujuan hidup setiap orang
Islam adalah untuk menyembah kepada Allah SWT atau dapat dinyatakan
segala aspek kehidupannya semata-mata untuk mengabdi kepada-Nya.
Dengan demikian tujuan pendidikan agama Islam adalah : “bahwa pendidikan
harus merealisasikan cita-cita (identitas) Islam yang mencakup perkembangan
kepribadiannya yang bersifat menyeluruh sejarah harmonis berdasarkan
potensi psikologis dan filosofis maupun yang mengacu pada keislaman dan
sekaligus
berilmu
pengetahuan
secara
berkesinambungan
sehingga
terbentuklah manusia muslim yang berjiwa tawakal secara total kepada Allah.
Jalan yang ditempuh untuk mencapai tujuan tersebut dapat dilakukan
dengan memahami ajaran agama Islam. Hal ini tersimpul dalam Surat AtTaubah ayat 22 yang berbunyi :
         
37
38
Muzayyin Arifin, Op. Cit, hlm. 108
Departemen Agama RI, Op. Cit. Hal. 523
48
Artinya : “Mereka kekal di dalamnya selama-lamanya. Sesungguhnya di sisi
Allah-lah pahala yang besar.”39
Ayat tersebut memberikan suatu pelajaran bagi kita akan pentingnya
pengetahuan agama bagi kita, yaitu pemerintah memperdalam pengetahuan
agama untuk beberapa hal tersebut. Akan mengajarkan kepada segenap umat,
dengan tujuan utamanya agar memudahkan umat untuk memahami agama
Islam serta menyembah Allah SWT.
Dengan memahami ajaran agama, maka dalam kehidupan dapat
menghayati dan mengamalkan ajaran agama dalam segala aspek kehidupan
sehingga ajaran Islam akan dijadikan sebagai jalan kehidupan.
Satu hal yang perlu dipertimbangkan guru agama dalam penilaian,
yaitu masalah pengamalan agama oleh siswa, baik di rumah, di masyarakat,
maupun di sekolah.40
Dari pendapat di atas dapat penulis jelaskan bahwa tujuan mendidik
anak adalah agar setelah mereka dewasa mereka akan beriman, selalu beramal
sholeh dan berakhlak mulia sehingga akan menjadi manusia yang mandiri,
berbakti kepada Allah SWT dan kemudian berangkat dari pemikiran di atas
bahwa agama memiliki peran yang amat penting dalam upaya mewujudkan
suatu kehidupan yang bermakna, damai dan bermatabat. Menyadari betapa
pentingnya peran agama bagi kehidupan umat manusia maka internalisasi
39
40
hlm. 94
Departemen Agama RI, Op. Cit, hal. 190
Ahmad Tafsir, Metodologi Pengajaran Agama Islam, Remaja Rosdakarya, Bandung, 2013,
49
nilai-nilai agama dalam kehidupan setiap pribadi menjadi sebuah keniscayaan
yang ditempuh melalui pendidikan baik pendidikan di lingkungan keluarga
maupun kmasyarakat.
Pendidikan agama dimaksudkan untuk peningkatan potensi spiritual
dan membentuk peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan
bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa dan berakhlak mulia. Akhlak mulia
mencakup etika, budi pekerti, dan moral sebagai perwujuan dari pendidikan
agama. Peningkatan potensi spiritual yang mencakup pengenalan, pemahaman
dan penanaman nilai-nilai keagamaan, serta pengalaman nilai-nilai tersebut
dalam kehidupan individual maupun koletif, kemaslahatan. Peningkatan
spiritual tersebut pada akhirnya bertujuan pada obtimalisasi berbagai potensi
yang dimiliki manusia yang aktualisasi mencerminkan harkat dan martabatnya
sebagai makhluk Tuhan.
Pendidikan Agama Islam diberikan dengan mengikuti tuntutan bahwa
agama diajarkan kepada manusia dengan visi untuk mewujudkan manusia
yang bertaqwa kepada Allah SWT dan berakhlak mulia serta bertujuan untuk
menghasilkan manusia yang jujur, adil, berbudi pekerti, etis, saling
menghargai, didiplin, harmonis, dan produktif, baik personal maupun social.
Tuntutan visi ini menuntut serta mendorong dikembangkannya standard
kompetensi sesuai dengan jenjang persekolahan yang secara nasioanl ditandai
dengan ciri-ciri :
50
4. lebih menitikberatkan pencapaian kompetensi secara utuh selain
penguasaan materi.
5. Mengakomodasikan keragaman kebutuhan dan sumber daya pendidikan
yang kesekian
6. Memberikan kebebasan yang lebih luas kepada pendidik di lapangan
untuk mengembangkan strategi dan program pembelajaran sesuai dengan
kebutuhan dan ketersediaan sumber daya penduduk.
Pendidikan agama Islam diharapkan menghasilkan manusia yang
selalu berupaya menyempurnakan iman, takwa dan akhlak serta aktif
membangun peradapan dan keharmonisan kehidupan, khususnya dalam
memajukan peradaban bangsa yang bermartabat, manusia seperti itu
diharapkan tangguh dalam menghadapi tantangan, hambatan dan perubahan
yang muncul dalam pergaulan masyarakat baik dalam lingkup lokal, nasional,
regional maupun global. Pendidikan diharapkan dapat mengembangkan
metode pembelajaran sesuai dengan standard kompetensi dasar perilaku
terpuji dapat dilakukan tidak beraturan. Peran semua unsure sekolah, orang
tua siswa dan masyarakat sangat penting dalam mendukung keberhasilan
pencapaian tujuan Pendidikan Agama Islam.
7. Kurikulum Pendidikan Agama Islam
Kelas VIII, Semester 1
Standar Kompetensi
Kompetensi Dasar
51
Al-Quran
1. Menerapkan hukum
bacaaan Qalqalah
dan Ra.
Aqidah
2. Meningkatkan
keimanan kepada
Kitab-kitab Allah
Akhlak
3. Membiasakan perilaku
terpuji
4. Menghindari perilaku
tercela
Fiqih
5. Mengenal tatacara
shalat sunnat
6. Memahami macammacam sujud
1.1 Menjelaskan hukum bacaan Qalqalah dan Ra.
1.2 Menerapkan hukum bacaan Qalqalah dan Ra dalam
bacaan surat-surat Al-Quran dengan benar.
2.1 Menjelaskan pengertian beriman kepada Kitab-kitab
Allah.
2.2 Menyebutkan nama-nama Kitab-kitab Allah yang
diturunkan kepada para Rasul.
2.3 Menampilkan sikap mencintai Al-Quran sebagai
Kitab Allah.
3.1 Menjelaskan pengertian zuhud dan tawakal.
3.2 Menampilkan contoh perilaku zuhud dan tawakal.
3.3 Membiasakan perilaku zuhud dan tawakal dalam
kehidupan sehari-hari.
4.1 Menjelaskan pengertian ananiah, ghadhab, hasad,
ghibah, dan namimah.
4.2 Menyebutkan contoh-contoh perilaku ananiah,
ghadhab, hasad, ghibah, dan namimah.
4.3 Menghindari perilaku ananiah, ghadhab, hasad,
ghibah, dan namimah dalam kehidupan sehari-hari.
5.1 Menjelaskan ketentuan shalat sunnat rawatib.
5.2 Mempraktikkan shalat sunnat rawatib.
6.1 Menjelaskan pengertian sujud syukur, sujud sahwi,
dan sujud tilawah.
6.2 Menjelaskan tatacara sujud syukur, sujud sahwi, dan
sujud tilawah.
6.3 Mempraktikkan sujud syukur, sujud sahwi, dan sujud
tilawah.
52
7. Memahami tatacara
puasa.
8. Memahami zakat
7.1 Menjelaskan ketentuan puasa wajib.
7.2 Mempraktikkan puasa wajib.
7.3 Menjelaskan ketentuan puasa sunnah Senin-Kamis,
Syawal, dan Arafah.
7.4 Mempraktikkan puasa sunnah Senin-Kamis, Syawal,
dan Arafah.
8.1 Menjelaskan pengertian zakat fitrah dan zakat mal.
8.2 Membedakan antara zakat fitrah dan zakat mal.
8.3 Menjelaskan orang yang berhak menerima zakat
fitrah dan zakat mal.
8.4 Mempraktikkan pelaksanaan zakat fitrah dan akat
mal.
Tarikh dan Kebudayaan
Islam
9. Memahami sejarah
9.1 Menceritakan sejarah Nabi Muhammad Saw. dalam
Nabi Muhammad
membangun masyarakat melalui kegiatan ekonomi
Saw.
dan perdagangan.
9.2 Meneladani perjuangan Nabi Muhammad Saw. dan
para sahabat di Madinah.
Kelas VIII, Semester 2
Standar Kompetensi
Al-Quran
10. Menerapkan hukum
bacaaan Mad dan
Waqaf
Aqidah
11. Meningkatkan
keimanan kepada
Rasul Allah
Kompetensi Dasar
10.1 Menjelaskan hukum bacaan Mad dan Waqaf.
10.2 Menunjukkan contoh hukum bacaan Mad dan
Waqaf dalam bacaan surat-surat Al-Quran.
10.3 mempraktikkan bacaan Mad dan Waqaf dalam
bacaan surat-surat Al-Quran.
11.1 Menjelaskan pengertian beriman kepada Rasul
Allah.
11.2 Menyebutkan nama dan sifat-sifat Rasul Allah.
11.3 Meneladani sifat-sifat Rasulullah Saw.
53
Akhlak
12. Membiasakan
perilaku terpuji
13. Menghindari perilaku
tercela.
Fiqih
14. Memahami hukum
Islam tentang hewan
sebagai sumber bahan
makanan
12.1 Menjelaskan adab makan dan minum.
12.2 Menampilkan contoh adab makan dan minum.
12.3 Mempraktikkan adab makan dan minum dalam
kehidupan sehari-hari.
13.1 Menjelaskan pengertian perilaku dendam dan
munafik.
13.2 Menjelaskan ciri-ciri pendendam dan munafik.
13.3 Menghindari perilaku pendendam dan munafik
dalam kehidupan sehari-hari.
14.1 Menjelaskan jenis-jenis hewan yang halal dan
haram dimakan.
14.2 Menghindari makanan yang bersumber dari
binatang yang diharamkan.
Tarikh dan Kebudayaan
Islam
15. Memahami sejarah
15.1 Menceritakan sejarah pertumbuhan ilmu
dakwah Islam.
pengetahuan Islam sampai masa Abbasiyah.
15.2 Menyebutkan tokoh ilmuwan Muslim dan perannya
sampai masa daulah Abbasiyah.
Dalam penelitian ini, peneliti tidak mengambil semua kurikulum yang ada,
akan tetapi peneliti hanya memfokuskan pada kurikulum kelas XI dalam
melaksanakan penelitian.
54
BAB III
LAPORAN HASIL PENELITIAN
A. Gambaran Umum Daerah Penelitian
1. Sejarah Singkat Berdirinya MTs At-Thohiriyah Sukajawa Bumiratu
Nuban
Kecamatan Bumiratu Nuban terdiri dari enam kampung. Penduduknya
sebagian besar warga Nahdlatul Ulama (NU) dan sebagian yang lain adalah
umat Islam di luar NU serta umat non Islam.
Sebagian jumlah yang mayoritas pada mulanya warga Nahdliyin di
dalam membina generasi dan mengembangkan agama Islam hanya dengan
pendidikan non formal yang bertempat di masjid-masjid, mushola-mushola,
rumah-rumah para ustadz dan juga dalam acara hari-hari besar Islam yang
bertempat di halaman-halaman masjid, halaman mushola dan tanah lapang.
Di tengah-tengah pelaksanaan pendidikan non formal yang semakin
berkembang pesat, maka atas permintaan masyarakat yang didorong oleh
tuntutan kemajuan teknologi informasi yang mengarah pada era globalisasi
dna didukung oleh berbagai pihak yang menginginkan berdirinya suatu
pendidikan formal lanjutan tingkat pertama yang bernafaskan agama, maka
para tokoh muslim berserta para da’i mengadakan suatu pertemuan pada
tanggal 05 Maret 1987 bertempat di kediaman Bapak Isma’il Ahmad yang
dihadiri oleh 68 orang dari para tokoh umat Islam dan sejumlah da’i di
54
55
Bumiratu Nuban dengan agenda mencurahkan gagasan yang dituangkan
dalam suatu kesepakatan yaitu berdirinya Madrasah Tsanawiyahyang diberi
nama Bumiratu Nuban yang bertujuan sebagai berikut :
a. Memberikan kesempatan kepada tamatan SD/MI untuk melanjutkan ke
tingkat SLTP yang bernafaskan Islam di Kecamatan Bumiratu Nuban.
b. Menciptakan tamatan yang berwawasan luas, cerdas, terampil dan
berakhlak mulia.
c. Mendukung program pemerintah dalam mewujudkan pembangunan
nasional di bidang pendidikan.
d. Sebagai wadah tempat membina generasi muda dalam mengembangkan
ilmu-ilmu agama Islam di Bumiratu Nuban.
2. Letak Geografis MTs At-Thohiriyah Sukajawa Bumiratu Nuban
Letak geografis MTs At-Thohiriyah Sukajawa Bumiratu Nuban
Kecamatan Belalau Kabupaten Lampung Tengah berbatasan dengan beberapa
rumah penduduk dan jalan raya. Adapun batas-batas lokasi MTs AtThohiriyah Sukajawa Bumiratu Nuban Kabupaten Lampung Tengah adalah
sebagai berikut:
1. Sebelah utara berbatasan dengan rumah penduduk
2. Sebelah selatan berbatasan dengan rumah penduduk
3. Sebelah barat berbatasan dengan jalan raya
4. Sebelah timur berbatasan dengan jalan raya
56
Dari letak geografis di atas, dapat diketahui bahwa MTs At-Thohiriyah
Sukajawa Bumiratu Nuban Kabupaten Lampung Tengah cukup strategis. Hal
ini dapat dilihat dari letak MTs At-Thohiriyah Sukajawa Bumiratu Nuban
yang berada di seberang jalan raya dan rumah penduduk sekitar.
3. Keadaan Guru MTs At-Thohiriyah Sukajawa Bumiratu Nuban
Berdasarkan hasil penelitian penulis di MTs At-Thohiriyah Sukajawa
Bumiratu Nuban Kabupaten Lampung Tengah berjumlah 12 orang dan 1
penjaga sekolah, seluruh tenaga kerja yang ada tersebut aktif dalam
menjalankan tugasnya sehari-hari dan dengan jumlah guru yang telah
mencukupi tenaga guru dalam pelaksanaan pendidikan dan pengajaran.
Tabel 2
Keadaan Guru dan Karyawan MTs At-Thohiriyah Sukajawa
Bumiratu Nuban Tahun Pelajaran 2013/2014
No
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
Nama Guru
Herman, A.Ma.Pd
Rotmi
Jon Heri
Yeni
Zulkipli
Her Yati
Rinawati
Lahmuddin
Haidajuita
Mar’atussa’adah
Tarmidi
Lena Mardiah
Hermawan
Jabatan
Kepala Sekolah
Wakil Kepala Sekolah
Guru Kelas
Guru Kelas
Guru Kelas
Guru Kelas
Guru Mulok
Guru Penjas
Guru Agama
Guru Agama
Guru Agama
Guru Kelas
Penjaga
Pendidikan Akhir
DII
S1
S1
DII
DII
S1
MAN
MAN
DII
S1
SMA
MA
MAN
Sumber : Dokumentasi MTs At-Thohiriyah Sukajawa Bumiratu Nuban 5 Juni 2011
57
4. Keadaan Siswa MTs At-Thohiriyah Sukajawa Bumiratu Nuban
Pada saat dilakukan penelitian siswa MTs At-Thohiriyah
Sukajawa Bumiratu Nuban Kabupaten Lampung Tengah berjumlah 80,
adapun pembagian kelas dan jumlah siswa dapat dilihat pada tabel
berikut:
Tabel 3
Keadaan Siswa MTs At-Thohiriyah Sukajawa Bumiratu Nuban
Tahun Pelajaran 2013/2014
Kelas
Kelas VII
Kelas VIII
Kelas IX
Jumlah
Laki-laki
15
9
8
32
Perempuan
17
11
20
48
Jumlah
32
20
28
80
Sumber: Dokumentasi MTs At-Thohiriyah Sukajawa Bumiratu Nuban 6 Juni 2011
Berdasarkan tebel di atas maka dapat disimpulkan bahwa
jumlah murid di MTs At-Thohiriyah Sukajawa Bumiratu Nuban
yaitu sebanyak 80 orang siswa dengan jumlah siswa laki-laki
sebanyak 32 siswa dan siswa perempuan sebanyak 48 siswa.
58
5. Struktur Organisasi MTs At-Thohiriyah Sukajawa Bumiratu
Nuban
Gambar 1
Struktur Organisasi MTs At-Thohiriyah Sukajawa Bumiratu
Nuban
Kabupaten Lampung Tengah Tahun Pelajaran 2013/2014
Komite Sekolah
Kepala Sekolah
Karyono
Herman, A.Ma.Pd
Bid. Kesiswaan
Zakaria
Perpustakaan
Guru
Zakaria
P. Osis
P. Pramuka
P. UKS
Nurhuda
Nasir
Nuraini
Siswa / Siswi
Sumber : Dokumentasi MTs At-Thohiriyah Sukajawa Bumiratu Nuban 5 Juni 2011
59
6. Denah Lokasi MTs At-Thohiriyah Sukajawa Bumiratu Nuban
Gambar 2
Denah Lokasi MTs At-Thohiriyah Sukajawa Bumiratu Nuban
Q
C
D
E
M
L
K
J
I
H
G
F
B
KETERANGAN :
A. Kantor MI
B. Mushola
C. Rumah TU
D. Kantin
A
N
O
P
60
E. Toilet/WC
F. Ruang Belajar MI
G. Ruang Belajar MI
H. Ruang Belajar MI
I. Ruang Belajar MI
J. Ruang Belajar MI
K. Ruang Belajar MI
L. Ruang Belajar MTs
M. Ruang Belajar MTs
N. Ruang Belajar MTs
O. Kantor MTs
P. Ruang UKS
Q. Ruang Alat Olah Raga
B. Data Variabel Penelitian
1. Data Peran Guru PAI
Dari hasil wawancara dengan kepala sekolah dan guru pendidikan
agama Islam diperoleh keterangan bahwa dalam upaya meningkatkan prestasi
belajar siswa sangat perlu dilakukan karena dalam proses kegiatan belajar
mengajar dari guru pendidikan agama Islam yang diarahkan kepada
penanaman nilai-nalai agama Islam sehingga tumbuh menjadi suatu kebiasaan
dalam bentuk tingkah laku yang tercermin dalam perbuatan sehari-hari
61
sehingga dapat terwujudnya akhlak yang mulia yang sesuai dengan tuntunantuntunan ajaran agama Islam.
Selain itu guru pendidikan agama Islam juga mempunyai peran yang
sangat besar dalam meningkatkan prestasi belajar siswa, antara lain :
Contoh tauladan dari guru agama Islam :
a. Cara berpakaian guru agama Islam yang selalu rapih .
b. Cara berbicara ketika menyampaikan materi pelajaran di depan kelas.
c. Sikap sabar dan penuh tanggung jawab
d. Tidak membedakan antara siswa yang satu dengan siswa yang lain. 1
Contoh mencintai jabatan sebagai guru :
a. Datang tepat waktu
b. Tidak meninggalkan kelas saat bertugas.
c. Saling menghargai dan menghormati.
d. Tertib dan sopan santun terhadap sesama.
e. Tidak pilih kasih dan memberikan perhatian yang penuh terhadap siswa.
Dari beberapa hal tersebut di atas merupakan peran guru pendidikan
agama Islam yang dilakukan dalam bentuk interaksi belajar, dan hal ini sangat
positif karena akan dapat merangsang dan membekas pada diri siswa sehingga
diharapkan siswa akan memiliki kepribadian yang mulia sehingga diharapkan
nantinya siswa akan memiliki kebiasaan yang baik dalam hidup. Contohnya
1
Mar’atussa’adah, Guru PAI kelas VIII, Wawancara, tanggal 26 Juni 2014
62
seperti : sopan santun, sabar, pemaaaf, dan mempunyai rasa kasih sayang
kepada sesama dan bersikap qona’ah.
Dalam meningkatkan prestasi belajar PAI siswa guru agama Islam
memerlukan waktu yang lama untuk membina. Sedangkan pendidikan agama
Islam diajarkan satu kali dalam satu minggu. Oleh karenanya guru agama
Islam harus bersungguh-sungguh dalam menanamkan nilai agama kepada
siswa yang dalam hal ini pun harus dibantu oleh guru-guru yang lain yang
mengajar di MTs At-Thohiriyah.
Dalam membina akhlak siswa dilakukan melalui pendidikan dengan
melalui pemberian materi yang telah ditetapkan, disamping itu juga
memberikan contoh yang baik seperti cara berpakaian, cara berbicara kepada
orang lain yang lebih tua maupun yang lebih muda.2
Oleh karena itu guru agama dapat mempengaruhi kepribadian siswa
karena siswa merupakan sasaran dalam penanaman nilai-nilai agama,
sehingga guru dapat menumbuhkan motivasi yang baik terhadap siswa.
Adapun peran Guru Pendidikan Agama Islam dalam meningkatkan
prestasi belajar PAI siswa di MTs At-Thohiriyah antara lain sebagai berikut :
a. Memberikan nasehat kepada siswa.
b. Memberi contoh atau membiasakan perbuatan baik.
c. Membiasakan untuk selalu mengucapkan salam.
2
Kepala Sekolah MTs At-Thohiriyah, Wawancara, tanggal 30 Juni 2014
63
d. Membiasakan untuk selalu berlaku sopan-santun.
e. Mengawasi siswa dalam kegiatan belajar – mengajar.
f. Memberikan ketauladanan kepada siswa.
g. Mendidik siswa supaya terbiasa dengan berakhlak baik.
h. Menjelaskan pentingnya pendidikan agama Islam.
i. Menjelaskan faedah berakhlak yang baik dan yang buruk.
j. Berusaha untuk menumbuhkan motivasi dalam belajar.
k. Membiasakan untuk selalu bersikap adil.
l. Membiasakan untuk selalu berkata jujur.
m. Menumbuhkan rasa kasih sayang dan saling menghargai.3
Selain peran guru pendidikan agama Islam di atas, guru Pendidikan
Agama Islam juga menerapkan kedisiplinan terhadap siswa dan berusaha
melaksanakan tugasnya dengan baik dalam upaya meningkatkan prestasi
belajar PAI siswa di MTs At-Thohiriyah Sukajawa.
2. Data Hasil Prestasi Belajar Siswa
Untuk mengetahui prestasi belajar siswa kelas VIII MTs AtThohiriyah Sukajawa Bumiratu Nuban, maka penulis mengambil dokumentasi
(buku legger guru) semester II Tahun Pelajaran 2013/2014.
3
Observasi, Tanggal 4 dan 5 Juli 2014
64
Maka langkah selanjutnya yaitu mengumpulkan data dengan metode
questioner, untuk mengetahui peran guru PAI terhadap prestasi belajar siswa.
Adapun untuk pengumpulan datanya, penulis mengambil skor:
-
Jawaban item a
: nilai 3
-
Jawaban item b
: nilai 2
-
Jawaban item c
: nilai 1
Tabel 7
Data Prestasi Belajar Siswa Kelas VIII MTs At-Thohiriyah Sukajawa
Bumiratu Nuban Tahun Pelajaran 2013/2014
No
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
Nama Siswa
Burdani
Ella
Eva epriani
Peri suseno
Hendra
Miftaul umi
Poppy
Putri Lestari
Rendi
Ria
Ferini
Suwarningsih
Surtini
Turni
Yesi
Adi Safidin
Agus Setawan
Anita
Bela Safitri
Novitasari
1
3
3
2
3
2
3
3
3
2
3
3
2
3
3
2
3
3
3
2
3
2
3
3
2
3
2
3
3
3
2
3
3
2
3
3
2
3
3
3
2
3
3
3
3
2
3
2
3
3
3
2
3
3
2
3
3
2
3
3
3
2
3
Item Soal
4 5 6 7
3 3 3 3
3 3 3 3
2 2 2 2
3 3 3 3
2 2 2 2
3 3 3 3
3 2 2 2
2 2 2 2
2 2 2 2
3 2 2 2
3 3 3 3
2 2 2 2
2 2 2 2
3 3 3 3
2 2 2 2
3 3 3 3
3 2 2 2
3 3 3 3
2 2 2 2
3 2 2 2
8
3
3
2
3
2
3
2
3
2
2
3
2
3
3
2
3
2
3
2
2
9 10
3 3
3 3
2 2
3 3
2 3
3 3
3 2
3 3
2 2
3 2
3 3
2 3
3 3
3 3
2 2
3 3
3 2
3 3
2 2
3 2
Jmlh
Ket.
30
30
20
30
21
30
25
26
20
25
30
21
26
30
20
30
25
30
20
25
Baik
Baik
Kurang
Baik
Kurang
Baik
Cukup
Cukup
Kurang
Cukup
Baik
Kurang
Cukup
Baik
Kurang
Baik
Cukup
Baik
Kurang
Cukup
65
Berdasarkan data di atas kemudian dicari interval kelasnya dengan
rumus :
I
NT  NR  = 30  20 = 10  3,3
K
3
3
Tabel 8
Distribusi Frekuensi tentang Prestasi Belajar Siswa Kelas VIII MTs AtThohiriyah Sukajawa Bumiratu Nuban Tahun Pelajaran 2013/2014
No.
Interval
Frekuensi
Kategori
Persen
1.
28-30
8
Baik
40 %
2.
24-27
6
Cukup
30 %
3.
20-23
6
Kurang
30 %
20
-
100 %
JUMLAH
Berdasarkan tabel distribusi frekuensi di atas, dapat penulis jelaskan
sebagai berikut :
1) Jumah sampel yang memperoleh skor nilai 28-30 sebanyak 8 orang atau
mencapai 40 %
2) Jumah sampel yang memperoleh skor 24-27 sebanyak 6 orang atau
mencapai 30 %
3) Jumah sampel yang memperoleh skor 20-23 sebanyak 6 orang atau
mencapai 30 %
Jadi dapat disimpulkan bahwa prestasi belajar siswa yang termasuk
kategori baik ada 8 siswa atau 40 %, prestasi belajar siswa yang termasuk
66
kategori sedang ada 6 siswa atau 30 % dan prestasi belajar yang termasuk
kategori kurang ada 6 siswa atau 30 %
BAB IV
ANALISA DATA
Dalam bab ini penulis akan mengolah data yang diperoleh dari hasil
penelitian yang terdiri dari data primer dan data sekunder. Data primer penulis
peroleh melalui kuisioner yang ditujukan kepada peserta didik, dan data sekunder
yang masing-masing dari interview, observasi dan dokumentasi.
Dalam menganalisa data ini penulis menggunakan penganalisaan secara
induktif yaitu mengumpulkan pendapat-pendapat anggota sampel yang masih
bersifat khusus yang akan penulis simpulkan menjadi kesimpulan yang bersifat
umum.
Dalam pengolahan data ini penulis menggunakan rumus :
P
F
x 100
X
Dengan keterangan :
F = Jumlah Jawaban Siswa
X = Jumlah Sampel
P = Hasil prosentase jawaban
Kemudian langkah selanjutnya setiap item jawaban penulis analisa yang
kemudian penulis kemukakan dalam tabel yang merupakan hasil jawaban
kuisioner, sebagai berikut :
67
68
Table 9
Rekapitulasi Jawaban Kuesioner dari Responden
No
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.
10.
11.
12.
13.
14.
15.
16.
17.
18.
19.
20.
Jumlah
Sampel
20
20
20
20
20
20
20
20
20
20
20
20
20
20
20
20
20
20
20
20
a
15
10
10
15
10
10
10
6
10
13
13
12
16
5
9
11
9
7
5
7
Hasil Jawaban
%
b
%
75
5
25
50
5
25
50
7
35
75
2
10
50
5
25
50
8
40
50
10
50
30
9
45
50
5
25
65
5
25
65
6
30
60
8
40
80
4
20
25
10
50
45
10
50
55
3
15
45
4
20
35
5
25
25
10
50
35
6
30
1015%
635%
c
0
5
3
3
5
2
0
5
5
2
1
0
0
5
1
6
7
8
5
7
Jumlah
%
%
0
100
25
100
15
100
15
100
25
100
10
100
0
100
25
100
25
100
10
100
5
100
0
100
0
100
25
100
5
100
30
100
35
100
40
100
25
100
35
100
350% 2000%
Dari hasil pengolahan data di atas, selanjutnya penulis mengadakan
penganalisaan terhadap data sehingga sesuai dengan pengolahan data yang
dimaksud, sebagai berikut :
Item nomor 1
Apakah guru pendidikan agama Islam adik berperan aktif
terhadap kegiatan belajar mengajar?
a. Berperan aktif
69
b. Kadang-kadang
c. Tidak pernah
Hasil Jawaban
Dari 20 siswa yang menjadi anggota sampel yang
menjawab
A = 15 orang (75 %)
B = 5 orang (25 %)
C = 0 orang (0 %)
Interpretasi
Dari item no.1 menjelaskan bahwa 75 % guru pendidikan
agama Islam berperan aktif mengajar, 25 % guru
pendidikan agama Islam yang kadang-kadanng dan 0 %
guru pendidikan agama Islam yang tidak pernah.
Item nomor 2
Pada saat adik tidak melakukan shalat berjama’ah di
sekolah, bagaimanakah tindakan guru pendidikan agama
Islam adik ?
a. Menegur dan memarahi
b. Menegur dan menasehati
c. Membiarkan saja
Hasil Jawaban
Dari 20 siswa yang menjadi anggota sampel yang
menjawab
A = 10 orang (50 %)
B = 5 orang (25 %)
C = 5 orang (25 %)
70
Interpretasi
Dari item no. 2 menjelaskan bahwa 50 % guru pendidikan
agama Islam menegur dan memarahi, 25% guru pendidikan
agama Islam menegur dan menasehati dan 25% guru
pendidikan agama Islam membiarkan saja.
Item nomor 3
Bagaimana sikap yang dilakukan adik saat guru pendidikan
agama Islam menerangkan pelajaran agama ?
a. Memperhatikan dengan baik
b. Kadang-kadang saja memperhatikan
c. Acuh tak acuh
Hasil Jawaban
Dari 20 siswa yang menjadi anggota sampel yang
menjawab
A = 10 orang (50 %)
B = 7 orang (35 %)
C = 3 orang (15 %)
Interpretasi
Dari item no. 3 menjelaskan bahwa 50 % siswa
memperhatikan dengan baik, 35% siswa hanya kadangkadang saja memperhatikan dan 15 % siswa acuh tak acuh.
Item nomor 4
Metode apa saja yang sering digunakan oleh guru
pendidikan agama Islam adik ?
a. Metode ceramah, resitasi dan demonstrasi
b. Metode ceramah dan sosio drama
c. Metode ceramah dan karya wisata
71
Hasil Jawaban
Dari 20 siswa yang menjadi anggota sampel yang
menjawab
A = 15 orang (75 %)
B = 2 orang (10 %)
C = 3 orang (15 %)
Interpretasi
Dari item no. 4 menjelaskan bahwa 75 % guru
menggunakan metode ceramah, resitasi dan demonstrasi, 10
% guru menggunakan metode ceramah dan sosiodrama dan
15 % guru menggunakan metode karya wisata.
Item nomor 5
Apakah adik selalu mengucapkan salam kepada temanteman saat bertemu ?
a. Selalu mengucapkan
b. Kadang-kadang
c. Tidak pernah
Hasil Jawaban
Dari 20 siswa yang menjadi anggota sampel yang
menjawab
A = 10 orang (50 %)
B = 5 orang (25 %)
C = 5 orang (25 %)
Interpretasi
Dari item no. 5 menjelaskan bahwa 50 % siswa selalu
mengucapkan salam, 25% siswa hanya kadang-kadang
mengucapkan salam dan 25 % siswa tidak pernah
mengucapkan salam..
72
Item nomor 6
Tindakan apa yang biasanya dilakukan oleh guru pendidikan
agama Islam jika melihat salah satu muridnya merokok ?
a. menegur dan menasehati
b. memarahi dan menskor
c. membiarkan saja
Hasil Jawaban
Dari 20 siswa yang menjadi anggota sampel yang menjawab
A = 10 orang (50 %)
B = 8 orang (40 %)
C = 2 orang (10 %)
Interpretasi
Dari item no. 6 menjelaskan bahwa 50 % guru menegur dan
menasehati, 40 % guru memarahi dan menskorsing dan 10 %
guru membiarkan saja.
Item nomor 7
Jika guru pendidikan agama Islam adik berhalangan hadir,
apa saja yang adik lakukan ?
a. berdiskusi
b. membolos
c. membiarkan saja
Hasil Jawaban
Dari 20 siswa yang menjadi anggota sampel yang menjawab
A = 10 orang (50 %)
B = 10 orang (50 %)
C = 0 orang (0 %)
Interpretasi
Dari item no. 7 menjelaskan bahwa 50 % siswa berdiskusi,
50 % membolos dan 0 % membiarkan saja.
73
Item nomor 8
Apakah
guru
pendidikan
agama
Islam
adik
selalu
menganjurkan untuk shalat lima waktu ?
a. Menganjurkan
b. Kadang-kadang
c. Tidak pernah
Hasil Jawaban
Dari 20 siswa yang menjadi anggota sampel yang menjawab
A = 6 orang (30 %)
B = 9 orang (45 %)
C = 5 orang (25 %)
Interpretasi
Dari item no. 8 menjelaskan bahwa sebanyak 30 % guru
menganjurkan agar siswa mengerjakan shalat lima waktu, 45
% kadang-kadang dan 25 % tidak pernah.
Item nomor 9
Bagaimanakah sikap adik pada saat pelaksanaan ujian ?
a. Mencontek buku
b. Kerja sama dengan teman
c. Mengerjakan soal dengan baik.
Hasil Jawaban
Dari 20 siswa yang menjadi anggota sampel yang menjawab
A = 10 orang (50 %)
B = 5 orang (25 %)
C = 5 orang (25 %)
Interpretasi
Dari item no. 9 menjelaskan bahwa sebanyak 50 % siswa
mencontek buku pada saat ujian, 25 % siswa kerja sama
dengan teman dan 25 % siswa mengerjakan soal dengan baik.
74
Item nomor 10
Apakah orang tua adik selalu mengajak shalat berjamaah di
rumah ?
a. Selalu shalat berjamaah
b. Kadang-kadang
c. Tidak pernah
Hasil Jawaban
Dari 20 siswa yang menjadi anggota sampel yang menjawab
A = 13 orang (65%)
B = 5 orang (25 %)
C = 2 orang (10 %)
Interpretasi
Dari item no. 10 menjelaskan bahwa sebanyak 65 % orang
tua yang mengajak anaknya shalat berjama’ah, 25 % kadangkadang mengajak shalat berjama’ah dan 10 % tidak pernah.
Item nomor 11
Apakah orang tua adik sangat memperhatikan pelajaran yang
adik terima dari sekolah ?
a. Sangat memperhatikan
b. Kadang-kadang
c. Tidak pernah
Hasil Jawaban
Dari 20 siswa yang menjadi anggota sampel yang menjawab
A = 13 orang (65 %)
B = 6 orang (30 %)
C = 1 orang (5 %)
75
Interpretasi
Dari item no. 11 menjelaskan bahwa sebanyak 65 % orang
tua sangat memperhatikan terhadap pelajaran anaknya di
sekolah, 30 % kadang-kadang saja dan 5 % tidak pernah.
Item nomor 12
Apakah adik maupun teman-teman pernah berkelahi di
sekolah atau di luar sekolah ?
a. Pernah
b. Kadang-kadang
c. Tidak pernah
Hasil Jawaban
Dari 20 siswa yang menjadi anggota sampel yang menjawab
A = 12 orang (60 %)
B = 8 orang (40 %)
C = 0 orang (0 %)
Interpretasi
Dari item no. 12 menjelaskan bahwa sebanyak 60 % siswa
pernah berkelahi, 40 % kadang-kadang dan 0 % tidak pernah.
Item nomor 13
Apakah guru pendidikan agama Islam adik senantiasa
mengucapkan salam saat memulai dan mengakhiri pelajaran ?
a. Selalu mengucapkan salam
b. Kadang-kadang
c. Tidak pernah
Hasil Jawaban
Dari 20 siswa yang menjadi anggota sampel yang menjawab
A = 16 orang (80 %)
B = 4 orang (20 %)
C = 0 orang (0 %)
76
Interpretasi
Dari item no. 13 menjelaskan bahwa 80 % guru pendidikan
agama Islam senantiasa mengucapkan salam saat memulai
dan mengakhiri pelajaran, 20 % kadang-kadanng dan 0 %
tidak pernah.
Item nomor 14
Bagaimana peran serta masyarakat di lingkungan adik dalam
kegiatan keagamaan ?
a. Berperan aktif
b. Kadang-kadang aktif
c. Tidak aktif
Hasil Jawaban
Dari 20 siswa yang menjadi anggota sampel yang menjawab
A = 5 orang (25 %)
B = 10 orang (50 %)
C = 5 orang (25 %)
Interpretasi
Dari item no. 14 menjelaskan bahwa 25 % masyarakat
berperan aktif dalam kegiatan keagamaan yang ada
dilingkungan siswa, 50 % kadang-kadanng aktif dan 25 %
tidak aktif.
Item nomor 15
Apakah adik senantiasa mengikuti kegiatan keagamaan
secara aktif di sekolah (contohnya ROHIS) ?
a. Aktif
b. Kadang-kadang
c. Tidak pernah.
Hasil Jawaban
Dari 20 siswa yang menjadi anggota sampel yang menjawab
77
A = 9 orang (45 %)
B = 10 orang (50 %)
C = 1 orang (5 %)
Interpretasi
Dari item no. 15 menjelaskan bahwa 45 % siswa senantiasa
mengikuti kegiatan ROHIS, 50 % kadang- dan 5 % tidak
pernah.
Item nomor 16
Bagaimana sikap adik jika ada teman yang menasehati
berkaitan dengan kesalahan yang telah adik perbuat ?
a. Mendengarkan dan berterima kasih
b. Memarahi karena belum pantas untuk menasehati
c. Acuh tak acuh
Hasil Jawaban
Dari 20 siswa yang menjadi anggota sampel yang menjawab
A = 11 orang (55 %)
B = 3 orang (15 %)
C = 6 orang (30 %)
Interpretasi
Dari item no. 16 menjelaskan bahwa 55 % siswa
mendengarkan dan berterima kasih, 15 % memarahi karena
belum pantas menasehati dan 30 % acuh tak acuh.
Item nomor 17
Bagaimanakah sikap adik jika ada salah satu teman adik yang
sakit ?
a. Menjenguk dan memberikan bantuan materi
b. Diam seolah-olah tidak tahu
c. Memberikan bantuan materi saja.
78
Hasil Jawaban
Dari 20 siswa yang menjadi anggota sampel yang menjawab
A = 9 orang (45 %)
B = 4 orang (20 %)
C = 7 orang (35 %)
Interpretasi
Dari item no. 17 menjelaskan bahwa 45 % para siswa
menjenguk dan memberikan bantuan materi jika ada teman
yang sakit, 20 % diam seolah-olah tidak tahu dan 35 %
Memberikan bantuan materi saja.
Item nomor 18
Atas inisiatif siapakah adik mengikuti kegiatan ROHIS di
sekolah ?
a. Inisiatif sendiri
b. Saran orang tua
c. Saran guru pendidikan agama Islam.
Hasil Jawaban
Dari 20 siswa yang menjadi anggota sampel yang menjawab
A = 7 orang (35 %)
B = 5 orang (25 %)
C = 8 orang (40 %)
Interpretasi
Dari item no. 18 menjelaskan bahwa 35 % siswa mengikuti
kegiatan ROHIS atas inisiatif sendiri, 25 % atas saran orang
tua dan 40 % atas saran guru pendidikan agama Islam.
Item nomor 19
Dalam kegiatan ibadah-ibadah (shalat, puasa dan membaca
Al-Qur’an) yang sering melaksanakan ibadah seperti itu
adalah ?
79
a. Guru pendidikan agama Islam
b. Orang tua sendiri
c. Teman-teman
Hasil Jawaban
Dari 20 siswa yang menjadi anggota sampel yang menjawab
A = 5 orang (25 %)
B = 10 orang (50 %)
C = 5 orang (25 %)
Interpretasi
Dari item no. 19 menjelaskan bahwa 25 % siswa dalam
melaksanakan kegiatan ibadah mereka dianjurkan oleh Guru
pendidikan agama Islam, 50 % anjuran orang tua dan 25 %
atas anjuran teman-teman.
Item nomor 20
Apakah
guru
pendidikan
agama
Islam
adik
selalu
memberikan hadiah jika ada siswa yang berprestasi ?
a. Memberikan
b. Kadang-kadang
c. Tidak pernah
Hasil Jawaban
Dari 20 siswa yang menjadi anggota sampel yang menjawab
A = 7 orang (35 %)
B = 6 orang (30 %)
C = 7 orang (35 %)
Interpretasi
Dari item no. 20 menjelaskan bahwa 35 % memberikan
hadiah, 30 % kadang-kadang dan 35 % tidak pernah.
80
Berdasarkan uraian tersebut di atas dapat diungkapkan bahwa peran guru
pendidikan agama Islam dalam meningkatkan prestasi belajar PAI siswa di MTs
At-Thohiriyah Sukajawa sudah dilaksanakan dengan baik hal ini sesuai dengan
item nomor 1, 2, 8, 13 dan 20. Dan didukung hasil observasi penulis pada tanggal
4 dan 5 Juli 2014 dan wawancara dengan guru pendidikan agama Islam 24 Juni
2014, serta wawancara dengan kepala sekolah SMP Daarul Ma’arif Natar
Lampung Selatan pada tanggal 30 Juni 2014. Bahwa peran guru tersebut sudah
diperankan dengan baik dan secara maksimal dan sebagaimana yang telah
direncanakan agar dapat meningkatkan prestasi belajar PAI siswa menjadi lebih
baik.
Namun usaha tersebut belum membuahkan hasil yang maksimal dimana
masih banyak siswa yang berakhlak kurang baik dalam pendidikan agama Islam
dan perilaku sehari-hari, hal ini dapat dilihat dari item nomor 17, 18, dan 20,
masih banyak siswa yang tidak memahami tentang ajaran pendidikan agama
Islam, dan tidak mengamalkan pendidikan agama Islam, serta tidak menuruti apa
yang diperintahkan oleh guru pendidikan agama Islam.
Selain itu belum berhasilnya guru pendidikan agama Islam di MTs AtThohiriyah dalam menunjukkan perannya terhadap siswa, dikarenakan kurangnya
kesadaran dari diri siswa itu sendiri. Hal ini dapat dilihat dalam item nomor 14
dan 16 serta wawancara dengan guru pendidikan agama Islam pada tanggal 24
Juni 2014 bahwa masih banyak siswa yang belum sadar akan pentingnya
berakhlak baik. Selain itu peran orang tua
yang kurang mengarahkan anak-
anaknya dalam bimbingan agama hal ini berdasarka item nomor 10 dan 11. Hal
81
ini didukung dengan hasil observasi penulis. Disamping itu juga peran lingkungan
yang kurang kondusif bagi terciptanya suasana yang religius, hal ini ditunjukkan
pada item nomor 14 dan didukung dengan hasil observasi penulis pada tanggal 4
Juli 2014 yang menunjukkan bahwa pengaruh lingkungan juga sangat
mempengaruhi prestasi belajar siswa. Dengan demikian dalam prestasi belajar
siswa sangat dipengaruhi oleh tiga faktor yaitu sekolah, keluarga dan lingkungan.
Sebagai proses dalam peningkatan prestasi belajar siswa khususnya pengetahuan
tentang pendidikan agama Islam.
Dari analisa data tersebut maka dapat penulis simpulkan untuk mendapat
keberhasilan peranan guru pendidikan agama Islam dalam meningkatkan prestasi
belajar siswa diperlukan pendidikan dan pendekatan serta pembinaan akhlak dan
kesadaran dari siswa itu sendiri untuk melakukan perbuatan yang mulia sesuai
dengan ajaran agama Islam.
Jadi faktor yang mempengaruhi belum berhasilnya peran guru pendidikan
agama Islam dalam meningkatkan prestasi belajar siswa di MTs At-Thohiriyah
Sukajawa karena belum tertanamnya kesadaran nilai-nilai agama yang baik dalam
jiwa siswa dan kebiasaan dalam melaksanakan tata tertib. Sehingga peran guru
Pendidikan Agama Islam belum membuahkan hasil yang baik sebagaimana yang
telah direncanakan sebelumnya.
Dengan demikian hipotesis yang penulis ajukan yaitu : “peran guru
pendidikan agama Islam dalam meningkatkan prestasi belajar siswa kelas VIII di
MTs At-Thohiriyah Sukajawa Kecamatan Bumiratu Nuban Kabupaten Lampung
Tengah Tahun Pelajaran 2013/2014 sudah maksimal tetapi belum semua siswa
82
memperoleh prestasi belajar PAI baik, karena belum tertanamnya nilai-nilai
agama yang baik dan kebiasaan dalam melaksanakan tata tertib dalam jiwa
siswa”. Dengan demikian Hipotesis dapat diterima.
BAB V
KESIMPUN DAN SARAN
A.
KESIMPULAN
Kesimpulan yang dapat penulis peroleh dari hasil penelitian ini adalah
sebagai berikut :
1.
Peran guru pendidikan agama Islam dalam meningkatkan prestasi belajar
siswa di MTs At-Thohiriyah Sukajawa sudah maksimal namun belum
membuahkan hasil yang diinginkan, karena belum tertanamnya nilai-nilai
agama yang baik dalam jiwa siswa dan kurangnya kesadaran dalam
melaksanakan tata tertib.
B.
SARAN-SARAN
Dari kesimpulan tersebut di atas maka penulis dapat memberikan saran-
saran sebagai berikut :
1.
Kepala sekolah MTs At-Thohiriyah Sukajawa hendaknya mengusahakan
adanya buku-buku pendidikan agama Islam sebagai pegangan untuk siswa
dan melengkapi sarana dan prasarana guna menunjang proses belajar
mengajar.
2.
Kepada guru pendidikan agama Islam agar jangan bosan-bosan untuk
berusaha meningkatkan prestasi belajar siswa dan menanamkan ajaranajaran agama Islam kepada siswa dengan materi pendidikan agama Islam
yang sudah diusahakan harus diteruskan jangan sampai tidak dilaksanakan
83
84
lagi dan berusaha mencari solusi untuk dapat menumbuhkan sikap atau
akhlak yang baik.
3.
Kepada siswa MTs At-Thohiriyah Sukajawa sadarlah bahwa pendidikan
agama Islam itu lebih penting karena mencerminkan akhlak dan perilaku
yang baik, dan kelak merupakan bekal di akhirat.
DAFTAR PUSTAKA
A. Tabrani Rusyan, siswa teladan, (Bandung, Sineregi Pustaka, 2006)
Abdul Majid dan Dian Handayani, Pendidikan Agama Islam Berbasis
Kompetensi, PT. Remaja Rosda Karya, Bandung, Cet. 2, 2005
Abdul majid, dan Dian Andayani, Spd. Pendidikan Agama Islam Berbasis
Kompetensi, Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2004 Cet. Ke-1
Abu Ahmadi Nur Uhbiyati, Ilmu Pendidikan, Rineka Cipta, Semarang, 2001
Abu Ahmadi S. Psikologi Belajar (Jakarta : Rieneka Cipta, 1991
Abu Ahmadi, Dedaktik Metodik, Semarang, Toha Putra, 1978, Cet ke-2
Ahmad D. Marimba, Metodik Khusus Islam, Bandung: PT. Al-Maarif, 1981,
Cet ke-5
Ali Muhammad, Penelitian Kependidikan Prosedur dan Strategi, PN Angkasa,
Bandung, 1987
Dede Rosyda, Paradigma Pendidikan Demokrasi Sebuah Model Pelibatan
Masyarakat dalam Penyelenggaraan Pendidikan, Prenada Media,
Jakarta, 2004
Depag RI, Al-Qur’an dan Terjemahnya, CV. Katado Jakarta, 2005
Departemen Agama RI, Al-qur’an dan Terjemahannya, Toha putra, Semarang,
1994
Departemen Agama RI, metodologi PAI, (Jakarta: ditjen binbaga islam, 2001)
Departemen Agama RI., AlQur’an dan Terjemahnya, Jakarta: Proyek
Pengadaan Kitab Suci Al-Qur’an, 1985
Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, Kamus Besar Bahasan Indonesia,
Balai Pustaka, Jakarta. 1991
Departemen Pendidikan Nasional, Kamus Besar Bahasa Indonesia, Balai
Pustaka, Jakarta, 2008
Depdikbud, Pelaksanaan Pendidikan Agama Islam Sekolah Dasar, Jakarta,
1997
Dharma Kesuma, Contextual Teaching and Learning, Rahayasa Research ang
Training, Garut, 2009
H. M. Arifin, Kapita Selekta Pendidikan Agama Islam, Bumi Aksara, Jakarta,
2003
H.M Arifin, Ilmu Pendidikan, Bumi Aksara, Jakarta 1989
Hasbullah, Dasar-dasar Ilmu Pendidikan, Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada,
2005, Cet ke-4
HM. Yunus, Indikator Kinerja Guru dan Penilaiannya, Bekasi Center, Bekasi,
2010
Htpp/www.Guru.Co.Id, M. Arifin, 1984 hal. 100 Tanggal 9 November 2010
http//www.yahoo.com/metode mengajar/9 november 2010
http/www.Mengajar Guru, Com, Zamroni 2000 hal 74 Tanggal 9 November
2010
Koentjoronongrat, Metode-metode Penelitian Masyarakat, Gramedia, Jakarta,
1991
Mahmud Yunus, Metode Khusus Pendidikan Agama, Jakarta: PT. Hidakarya
Agung, 1983)
Muhammad Ali, Guru Dalam Proses Belajar Mengajar, Sinar Baru, Bandung,
1987, Cet. Ke-3
Muhammad Athiyyah al-Abrasy, Dasar-dasar Pokok Pendidikan islam ,
terjemahan Bustami Abdul Ghani dan Djohar Bahry, (Jakarta: PT. Bulan
Bintang, 1987 ), cet ke-5
Muhibbin syah, profesionalisme guru agama islam dan prestasi belajar agama
islam, jakarta: raja wali, 2002
Muhibbin syah, psikologi pendidikan dengan pendekatan baru, (bandung:
remaja rosdakarya, 1997)
Muhimmatul Fuadah, Upaya Meningkatkan Hasil Belajar Al-Qur’an Hadits
Materi Pokok Lam dan Ra’ dengan Menggunakan Media Lingkaran
Tajwid, Skripsi Fakultas Tarbiyah IAIN Walisongo, Semarang, 2010
Nana Sudjana, Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar, PT. Remana
Rosdakarya, Bandung, 2009
Ngalim Purwanto, MP., Ilmu Pendidikan Teoritis Dan Praktis, (Bandung:
Remaja Rosda Karya, 2008)
Ngalim Purwanto, Prinsip-Prinsip dan Teknik Evaluasi Pengajaran, Remaja
Roesdakarya, Bandung, 1997, Cet. 8
Nur Uhbiyati, Ilmu Pendidikan Islam, Bandung: CV. Pustaka Setia, 1998
Oemar Hamalik, Pendidikan Guru Berdasarkan Pendekatan Kompetensi,
Bumi Aksara, Jakarta, 2002
Ramayulis, Ilmu Pendidikan Islam, Jakarta: Kalam Mulia, 2004 Cet ke-4
Roestiyah N.K, Masalah-masalah ilmu keguruan. Bina Aksara 1989
S. Margono, Metodologi Penelitian Pendidikan, Rineka Cipta, Jakarta, 2009
Sudarwam Danim, Agenda Pembaruan Sistem Pendidikan,
Pustaka Pelajar, 2003)
(Yogyakarta:
Suharsimi Arikunto, Dasar-Dasar Evaluasi Pendidikan, Bina Aksara, Jakarta,
1986
Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek, Rineka
Cipta, Jakarta, 1998
Sumadi Suryabrata, Metodologi Penelitian, Rajawali, Jakarta, 2003
Sutrisno Hadi, Metodologi Riset, Andi Offset Jilid I, Yogyakarta, 2009
www.yohoo.com.Mengajar.Hamalik 2001
Zakiah Daradjat, dkk, Ilmu Pendidikan Islam, Jakarta:Bumi Aksara, 1992, cet
ke-2
Zuhairini, Abdul Ghofir, Slamet As. Yusuf, Metodik Khusus Pendidikan
Agama, Surabaya: biro Ilmiah fakultas tarbiyah IAIN Sunan Ampel
Malang, Cet ke-8
a
KUESIONER
PERAN GURU PAI DALAM MENINGKATKAN PRESTASI BELAJAR
SISWA KELAS VIII DI MTs AT-THOHIRIYAH SUKAJAWA KECAMATAN
BUMIRATU NUBAN KABUPATEN LAMPUNG TENGAH TAHUN
PELAJARAN 2013/2014
A. Petunjuk
1. Bacalah soal dibawah ini secara jujur sesuai dengan kenyataan
yang ada.
2. Pilihlah jawaban yang tersedia dengan memberikan tanda silang
(X) pada jawaban yang anda pilih.
3. Jawaban anda kami jamin kerahasiaanya dan tidak akan
berpengaruh negative terhadap nama baik anda.
B. Soal-soal mengenai peran guru dan pendidikan agama Islam
1. Apakah materi yang diajarkan pada saat Pendidikan Agama Islam di sekolah
anda ?
A. Ya
B. Kadang-kadang
C. Tidak
2. Dengan adanya materi ilmu tajwid yang anda pelajari, apakah anda dapat
membaca Al-Qur’an dengan benar?
A. Ya
b
B. Kadang-kadang
C. Belum
3. Apakah dalam mengajarkan pendidikan agama Islam guru memberikan contoh
dengan benar?
A. Ya
B. Kadang-kadang
C. Tidak
4. Setelah anda diajarkan pengetahuan tentang pendidikan agama Islam, apakah
anda mengulang kembali di rumah?
A. Ya
B. Kadang-kadang
C. Tidak
5. Apakah di sekolah anda memiliki fasilitas yang lengkap untuk menunjang
pemahaman Pendidikan Agama Islam atau buku pegangan lain?
A. Ya
B. Kadang-kadang
C. Tidak
6. Selain mendapat pengetahuan tentang pendidikan agama Islam di sekolah,
Apakah anda memperoleh pengetahuan serupa di luar sekolah misalnya di
masjid, lingkungan atau lainnya?
A. Ya
B. Kadang-kadang
C. Tidak
c
7. Apakah setelah mendapatkan materi dari guru berpengaruh pada nilai
pendidikan agama islam anda menjadi lebih baik ?
A. Ya
B. Kadang-kadang
C. Tidak
8. Bila anda merasa kesulitan dalam memahami materi pendidikan agama Islam,
apakah guru anda memberikan bimbingan untuk dapat menyelesaikan
kesulitan anda ?
A. Ya
B. Kadang-kadang
C. Tidak
9. Apakah anda selalu mengulang materi yang telah diajarkan guru disekolah ?
A. Ya
B. Kadang-kadang
C. Tidak
10. Apakah dengan adanya kegiatan sebelum memulai pelajaran, dapat
meningkatkan prestasi pendidikan agama Islam dengan baik ?
A. Ya
B. Kadang-kadang
C. Tidak
Download