PERAN GURU PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DALAM MENINGKATKAN PRESTASI BELAJAR SISWA KELAS VIII DI MTs AT-THOHIRIYAH SUKAJAWA KECAMATAN BUMIRATU NUBAN KABUPATEN LAMPUNG TENGAH TAHUN PELAJARAN 2013/2014 SKRIPSI Diajukan Untuk Melengkapi Tugas-Tugas dan Memenuhi Syarat-syarat Guna Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Islam (S.Pd.I) OLEH TARMIDI NPM. 11210108 FAKULTAS : TARBIYAH PROGRAM STUDI : PENDIDIKAN AGAMA ISLAM (PAI) INSTITUT AGAMA ISLAM MA’ARIF (IAIM) NU METRO - LAMPUNG 1435 H / 2014 M RIWAYAT HIDUP Penulis dilahirkan di Gunung Pasir Jaya pada 12 Oktober 1990, putra dari perkawinan yang sah Bapak Abdul Hamid dengan Ibu Saniyem, anak kelima dari lima bersaudara. Riwayat pendidikan penulis di antaranya: 1. Pendidikan Sekolah Dasar Negeri 1 Gunung Pasir Jaya, lulus pada tahun 2002. 2. Pendidikan Madrasah Tsanawiyah Ma’arif NU 10 Penawaja Pugungraharjo, lulus pada Tahun 2005. 3. Pendidikan Sekolah Menengah Kejuruan Ma’arif 2 Penawaja Pugungraharjo, lulus pada Tahun 2008. 4. Tahun 2011 penulis tercatat sebagai mahasiswa pada program S-1 di IAIM NU Metro Lampung. v MOTTO “(…Sesungguhnya Allah tidak merobah Keadaan sesuatu kaum sehingga mereka merobah keadaan yang ada pada diri mereka sendiri…)” (QS. Ar Rad: 11)1 1 Departemen Agama RI, Al-Quran dan Terjemahannya, Jakarta, 2000, hal. 910 vi KATA PERSEMBAHAN 1. Yang kucintai dan kusayangi Ibu Saniyem dan Bapak Abdul Hamid sebagai kedua orangtuaku yang telah membesarkanku dan memperhatikanku terhadap dunia pendidikan, baik pendidikan akhirat maupun pendidikan dunia. 2. Yang kucintai dan kusayangi istriku yang selalu mendampingi dan mensupport selama pembuatan karya tulis ini. 3. Yang tercinta dan tersayang kepada kakak-kakakku yang telah memberi support yang sangat membantu dalam penyusunan skripsi ini. 4. Pada rekan-rekanku mahasiswa IAIM NU Metro Lampung diucapkan terima kasih atas segala dukungan dan bantuannya selama ini. 5. Yang tercinta Almamaterku IAIM NU Metro Lampung. vii KATA PENGANTAR Alhamdulillah, puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT., berkat rahmat dan karunia-Nya maka penulis berhasil menyelesaikan penyusunan skripsi ini yang berjudul “PERAN GURU PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DALAM MENINGKATKAN PRESTASI BELAJAR SISWA KELAS VIII DI MTs AT-THOHIRIYAH SUKAJAWA KECAMATAN BUMIRATU NUBAN KABUPATEN LAMPUNG TENGAH TAHUN PELAJARAN 2013/2014” sesuai dengan waktu yang direncanakan. Skripsi ini disusun sebagai persyaratan dalam menyelesaikan studi di IAIM NU Metro Fakultas Tarbiyah Program Studi Pendidikan Agama Islam Tahun Akademik 2013/2014. Pada kesempatan ini penulis menghaturkan ucapan terima kasih kepada berbagai fihak yang telah banyak berjasa dalam penyelesaian skripsi ini. 1. Yang Terhormat Bapak Drs. Mispani, M.Pd.I, selaku Rektor IAIM NU Metro Lampung. 2. Bapak Ahmad Ahwan, S.Ag, M.Ag, selaku Wakil Rektor I IAIM NU Metro Lampung dan selaku Pembimbing I. 3. Bapak Abdul Jalil Machmud, M.Pd.I, selaku Dekan Fakultas Tarbiyah IAIM NU Metro Lampung. 4. Ibu Hernisawati, M.Pd.I selaku dosen Pembimbing II. viii DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL.................................................................................. i HALAMAN PERSETUJUAN................................................................... ii HALAMAN NOTA DINAS ...................................................................... iii HALAMAN PENGESAHAN.................................................................... iv RIWAYAT HIDUP.................................................................................... v MOTTO...................................................................................................... vi PERSEMBAHAN ...................................................................................... vii KATA PENGANTAR ............................................................................... viii DAFTAR ISI.............................................................................................. x DAFTAR TABEL...................................................................................... xiii ABSTRAK ................................................................................................. xiv BAB I PENDAHULUAN A. Pengertian Judul ....................................................................... 1 B. Alasan Memilih Judul .............................................................. 3 C. Latar Belakang ........................................................................ 3 D. Identifikasi Masalah ................................................................. 11 E. Batasan Masalah....................................................................... 11 F. Rumusan Masalah .................................................................... 11 G. Hipotesis................................................................................... 12 H. Tujuan dan Kegunaan Penelitian ............................................. 13 I. Metodologi Penelitian .............................................................. 13 x BAB II LANDASAN TEORI A. Peran Guru ............................................................................... 21 1. Pengertian Guru ................................................................... 21 2. Abilitas Guru ....................................................................... 22 3. Kinerja Guru ........................................................................ 30 4. Peran Guru dalam Mengajar................................................ 31 B. Prestasi Belajar .......................................................................... 36 1. Pengertian Prestasi Belajar ................................................. 36 2. Tipe-tipe Prestasi Belajar ................................................... 36 3. Faktor-faktor Yang Mempengaruhi Prestasi Belajar.......... 38 4. Pengukuran Prestasi Belajar ............................................... 43 C. Pendidikan Agama Islam ............................................................ 45 1. Pengertian Pendidikan Agama Islam ................................. 45 2. Dasar-Dasar dan Tujuan Pendidikan Agama Islam ........... 47 3. Ruang Lingkup Pendidikan Agama Islam ......................... 54 D. Peran Guru PAI dalam Meningkatkan Prestasi Belajar Siswa.... 56 BAB III LAPORAN HASIL PENELITIAN A. Gambaran Umum Daerah Penelitian .......................................... 58 1. Sejarah Singkat Berdirinya MTs At-Thohiriyah Sukajawa Bumiratu Nuban ................................................... 58 2. Letak Geografis MTs At-Thohiriyah Sukajawa Bumiratu Nuban .................................................................................... 59 3. Data Guru MTs At-Thohiriyah Sukajawa Bumiratu Nuban . 60 4. Data Siswa MTs At-Thohiriyah Sukajawa Bumiratu Nuban 61 xi 5. Struktur Organisasi MTs At-Thohiriyah Sukajawa Bumiratu Nuban .................................................................... 62 6. Denah Lokasi MTs At-Thohiriyah Sukajawa Bumiratu Nuban .................................................................................... 63 B. Data Variabel Penelitian .................................................................. 64 1. Data Tentang Peran Guru PAI .............................................. 64 2. Data Tentang Prestasi Belajar Siswa .................................... 67 BAB IV ANALISA DATA BAB V KESIMPULAN A. Kesimpulan ................................................................................ 86 B. Saran............................................................................................ 86 DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN-LAMPIRAN xii ABSTRAK Peran Guru Pendidikan Agama Islam Dalam Meningkatkan Prestasi Belajar Siswa Kelas VIII Di MTs At-Thohiriyah Sukajawa Kecamatan Bumiratu Nuban Kabupaten Lampung Tengah Tahun Pelajaran 2013/2014 OLEH TARMIDI NPM : 11210108 Guru pendidikan agama Islam sangatlah berperan atas peningkatan prestasi belajar siswa dalam satu bidang studi tertentu, seperti halnya bidang studi Pendidikan Agama Islam. Guru PAI sangat besar peranannya dalam keberhasilan prestasi belajar siswa. Prestasi belajar adalah “kemampuan yang dimiliki peserta didik setelah ia menerima pengalaman belajarnya. Siswa adalah komponen masukan dalam sistem pendidikan, yang selanjutnya diproses dalam proses pendidikan, sehingga menjadi manusia yang berkualitas sesuai dengan tujuan pendidikan nasional. Pendidikan Agama Islam dalam adalah bidang studi yang diberikan kepada murid sekolah terutama yang berhubungan dengan prestasi belajar, dan kemudian setelah anak tersebut telah keluar dari lembaga pendidikan dapat memahami dan mengamalkan serta menjadikan sebagai jalan kehidupan di tengah keluarga dan masyarakat. MTs At-Thohiriyah Sukajawa adalah Suatu lembaga pendidikan setingkat SMP yang berciri khas Islam yang dikelola oleh Lembaga Pendidikan Nahdatul Ulama yang berada di bawah naungan Departemen Agama yang terletak di Desa Sukajawa Kecamatan Bumiratu Nuban Kabupaten Lampung Tengah. Dalam penelitian ini penulis mengambil rumusan masalah Adakah Peran Guru PAI dalam Meningkatkan Prestasi Belajar Siswa Kelas VIII di MTs AtThohiriyah Sukajawa Kecamatan Bumiratu Nuban Kabupaten Lampung Tengah Tahun Pelajaran 2013/2014? Sedangkan tujuan dan kegunaan penelitian diantaranya adalah: Untuk mengetahui peran Peran Guru PAI dalam Meningkatkan Prestasi Belajar Siswa Kelas VIII di MTs At-Thohiriyah Sukajawa Kecamatan Bumiratu Nuban Kabupaten Lampung Tengah Tahun Pelajaran 2013/2014; Agar guru menyadari akan tanggung jawabnya dan memberikan pendidikan agama kepada siswa-siswinya sesuai tuntutan agama; Diharapkan dapat menjadi bahan informasi yang positif kepada para siswa khususnya, bahwa perlunya mempelajari agama Islam. Adapun yang menjadi populasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswa kelas VIII yang berjumlah 20 siswa. Untuk meperoleh data-data yang diperlukan penulis menggunakan beberapa metode diantaranya adalah Metode metode observasi, angket tes, metode wawancara, dan dokumentasi. Setelah memperoleh data yang diperlukan penulis menganalisa data tersebut dengan menggunakan rumus Chi Kuadrat yaitu: f o f h 2 2 X fh Berdasarkan analisa data sebagai hasil penelitian, ternyata Ada Peran Guru PAI Dalam Meningkatkan Prestasi Belajar Siswa Kelas VIII Di MTs At-Thohiriyah Sukajawa Kecamatan Bumiratu Nuban Kabupaten Lampung Tengah Tahun Pelajaran 2013/2014. Hal ini terbukti dengan diperolehnya nilai t 0 dengan tt ternyata t0 jauh lebih besar daripada tt, yaitu : 2,02 > 1,08 < 2,7 pada taraf signifikan 5 % maupun pada taraf signifikan 1 %. xiv BAB I PENDAHULUAN A. Penegasan Judul Untuk memudahkan dan menghindari dari kesalahpahaman dalam memahami kalimat judul Skripsi ini, maka terlebih dahulu penulis akan menjelaskan istilah-istilah yang terdapat dalam Skripsi ini. Adapun judul dari Skripsi ini adalah “PERAN GURU PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DALAM MENINGKATKAN PRESTASI BELAJAR SISWA KELAS VIII DI MTs ATTHOHIRIYAH SUKAJAWA KECAMATAN BUMIRATU NUBAN KABUPATEN LAMPUNG TENGAH TAHUN PELAJARAN 2013/2014”. 1. Peran Peran adalah “Bagian dari tugas utama yang harus dilaksanakan”.1 Jadi “Peranan” merupakan sesuatu yang harus dikerjakan atau dilaksanakan oleh seseorang dengan baik, sedangkan peranan dalam skripsi ini maksudnya : usaha yang harus dilaksanakan Orang Tua dalam bentuk mendidik untuk membentuk kepribadian anak (remaja) di Desa Sukajawa Kecamatan Bumiratu Nubang Kabupaten Lampung Tengah. 1 Departemen Pendidikan Nasional, Kamus Besar Bahasa Indonesia, Balai Pustaka, Jakarta, 2008, Cetakan ke-5, hlm. 667 1 2 2. Guru PAI Guru adalah “orang yang pekerjaannya (mata pencahariannya, profesinya) mengajar”.2 Guru adalah pendidik profesional dengan tugas utama mendidik, mengajar, membimbing, mengarahkan, melatih, menilai, dan mengevaluasi peserta didik pada pendidikan anak usia dini jalur pendidikan formal, pendidikan dasar dan pendidikan menengah. 3 Pendidikan agama islam adalah pendidikan “yang mengarahkan, menanamkan nilai-nilai kebaikan kepada diri peserta didik yang bercorak Islam dan mampu membentuk sumberdaya manusia yang dicita-citakan oleh Islam”.4 Berdasarkan pengertian di atas maka dapat ditarik kesimpulan bahwasannya guru pendidikan agama Islam sangatlah berperan atas peningkatan prestasi belajar siswa dalam satu bidang studi tertentu, seperti halnya bidang studi Pendidikan Agama Islam. 2 3 Departemen Pendidikan Nasional, Op. Cit., hlm. 377 DPR RI dan Presiden Republik Indonesia, Undang-undang Tentang Guru dan Dosen, 2005, hlm. 2 4 Ahmad Ahwan, Dimensi Etika Belajar-Mengajar dalam Pendidikan Islam, Gama Media, Yogyakarta, 2010, Cetakan ke-1, hal. 21 3 3. Prestasi Belajar Prestasi adalah “Hasil yang telah dicapai (dari yang telah dilakukan, dikerjakan, dsb)”.5 Sedangkan Prestasi belajar adalah “”bentuk perubahan tingkah laku”.6 B. Alasan Memilih Judul Dalam pencetusan sebuah ide atau suatu obyek penelitian ini, tentu ada hl-hal yang menarik dalam masalah tersebut sehingga mendorong seseorang untuk melakukan penelitian. Adapun yang menjadi alasan dalam memilih judul proposal ini adalah : 1. Guru PAI sangat besar peranannya dalam keberhasilan prestasi belajar siswa. 2. Bahan-bahan pendukung yang bersifat teoritis maupun yang bersifat praktis seperti dana, sarana, waktu dan transportasi cukup mudah terjangkau dan didapatkan, sehingga akan dapat memperlancar kegiatan penelitian yang penulis lakukan, terlebih lagi tempat penelitian yang jaraknya tidak jauh dengan tempat tinggal penulis. 5 6 hlm. 197 Departemen Pendidikan Nasional, Op. Cit., hlm. 895 Zakiah Daradjat, Metodik Khusus Pengajaran Agama Islam, Bumi Aksara, Jakarta, 2011, 4 C. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan sarana yang sangat penting bagi kehidupan manusia untuk mengembangkan potensi dirinya agar mampu mencapai harkat dan martabat yang tinggi di hadapan manusia maupun Tuhan-Nya. Undang-undang Sisdiknas menyatakan bahwa orang tua, atau lebih tepat disebut keluarga merupakan salah satu penanggung jawab penyelenggaraan pendidikan.7 Manusia Indonesia seutuhnya yang diidealisasikan menjadi titik puncak pencapaian tujuan pendidikan nasional sebagai proses kemanusiaan dan pemanusiaan sejati masih menjadi dambaan kita, ketika sosok yang sesungguhnya belum lagi ditemukan pada saat arus globalisasi dan era pasar bebas terus menerpa secara keras. Dari sini dapat dilihat bahwa betapa pentingnya dan perlunya pendidikan bagi anak-anak, jelaslah pula mengapa anak-anak itu harus mendapatkan pendidikan yang layak. Agar bisa menjadi bekal hidupnya di masyarakat nanti, karena merekalah yang akan menjadi generasi penerus bangsa. Bahwa kita ketahui apabila suatu bangsa generasi penerusnya bagus maka masa depan bangsapun akan bagus pula, begitu juga sebaliknya apabila generasi atau penerus bangsa rusak maka suramlah masa depan bangsa tersebut. 7 Eman Surachman, Komunitas Jurnal Sosiologi, volume 5, Jakarta, 2011, hlm. 51 5 Whitehead menghendaki pendidikan memiliki tujuan agung melalui penanaman ide-ide yang hidup dan dihidupi, bukan inert ideas, oleh orang-orang yang terdidik.8 Menurut Mortimer J. Adler, seperti yang telah dikutip olah Muzayyin Arifin, bahwa pendidikan adalah “proses yang mana semua kemampuan manusia (bakat dan kemampuan yang diperoleh) yang dapat dipengaruhi oleh pembiasaan, disempurnakan dengan kebiasaan-kebiasaan yang baik melalui sarana- yang secara artistic dibuat dan dipakai oleh siapa pun untuk membantu orang lain atau dirinya sendiri mencapai tujuan yang ditetapkan, yaitu kebiasaan yang baik”.9 Dengan demikian pendidikan terhadap anak dipandang sebagai salah satu aspek yang memiliki peranan pokok sebagai pembentukan manusia menjadi insan yang sempurna (insan kamil) atau memiliki kepribadian yang utama. Berdasarkan asumsi tersebut maka diperlukan pendidikan anak yang dapat membantu menyelesaikan problem yang dihadapi masyarakat muslim dewasa ini. Semisal semakin gencarnya Pengaruh modernisme yang menuntut lembaga pendidikan formal untuk memberikan ilmu pengetahuan umum dan ketrampilan sebanyak-banyaknya kepada peserta didik yang menyebabkan terdesaknya mereka (khusus umat Islam) untuk memperoleh bekal keagamaan yang cukup memadai. 8 Dharma Kesuma, Contextual Teaching and Learning, Rahayasa Research ang Training, Garut, 2009, hlm. 5 9 Muzayyin Arifin, Filsafat Pendidikan Islam, Bumi Aksara, Jakarta, 2012, hlm. 13 6 Artinya : “Alif, laam raa, (ini adalah) Kitab yang Kami turunkan kepadamu supaya kamu mengeluarkan manusia dari gelap gulita kepada cahaya terang benderang dengan izin Tuhan mereka, (yaitu) menuju jalan Tuhan Yang Maha Perkasa Lagi Maha Terpuji. (Q.S. Ibrahim : 21)10 Ayat di atas menjelaskan bahwa dasar pemikiran yang menggambarkan harapan atau tujuan setiap bentuk pendidikan dan makna telaah mengenai esensi kependidikan mempunyai tujuan yakni mengadakan perubahan-perubahan positif. Kegiatan pembelajaran peserta didik tidak saja ditentukan oleh managemen sekolah, kurikulum, sarana dan prasarana pembelajaran, tetapi sebagian besar ditentukan oleh guru, guru merupakan komponen penting yang snagat berpengaruh dalam mempertinggi prestasi belajar siswa. Pendidik bertanggung jawab terhadap penciptaan situasi komunitas yang dialogis interdependen dan terpercaya dimata pendidik atau guru, anak didik dipandang sebagai sumber pengetahuan, sehingga mereka tidak dipandang sebagai objek pendidikan yang pasif, melainkan subjek yang satu sama lain saling mempengaruhi dalam proses belajar mengajar. 10 227 Departemen Agama RI., Al-Qur’an dan Terjemahnya, Diponegoro, Bandung, 2010, hlm. 7 Dalam pendidikan guru mempunyai peranan yang sangat besar dan merupakan kunci utama dalam keberhasilan belajar mengajar. Proses belajar mengajar dan hasil belajar para siswa bukan saja ditentukan oleh sekolah, pola struktur, dan isi kurikulumnya, akan tetapi sebagian besar ditentukan oleh kompetensi yang mengajar dan membimbing mereka. Guru yang berkompeten akan lebih mampu menciptakan lingkungan belajar yang efektif, menyenangkan dan akan lebih mampu mengelola kelasnya, sehingga belajar para siswa berada pada tingkat optimal.11 Jadi untuk menjadikan guru sebagai guru yang profesional ada beberapa kompetensi yang harus dimiliki oleh seseorang pendidik (guru) yaitu kompetensi pedagogik, kompetensi kepribagian, kompetensi sosial, dan kompetensi profesional sehingga nantinya dalam mengajar dapat meningkatkan prestasi belajar siswa. Menurut Zakiah Daradjat dijelaskan hasil belajar adalah ”bentuk perubahan tingkah laku”.12 Hasil belajar meliputi tiga aspek “aspek kognitif, afektif, dan psikomotorik.”13 Setiap domain pada hasil belajar memiliki cakupan masing-masing, diantaranya adalah sebagai berikut : 11 Oemar Hamalik, Pendidikan Guru Berdasarkan Pendekatan Kompetensi, Bumi Aksara, Jakarta, 2002, hal. 36. 12 Zakiah Daradjat, Metodik Khusus Pengajaran Agama Islam, Bumi Aksara, Jakarta, 2011, hal. 197 13 Zakiah Daradjat, Op,Cit, hal. 197 8 1. Aspek Kognitif mencakup: a. Pengetahuan b. Komprehensif; c. Aplikasi d. Analisis; e. Sintesis); f. Evaluasi. 2. Aspek Afektif mencakup a. Penerimaan; b. Memberikan respons atau jawaban; c. Penilaian; d. Pengorganisasian Nilai; e. Karakterisasi dengan suatu nilai. 3. Aspek Psikomotor mencakup: a. Persepsi b. Kesiapan atau Set; c. Respons terpimpin d. Mekanisme e. Respons yang kompleks;14 Dalam meningkatkan prestasi belajar siswa dapat dilakukan dengan jalan: 1) Membangkitkan kebutuhan dengan jalan mengadakan suatu perlombaan praktek solat, pidato, kaligrafi dan sebagainya. 2) Memberi pelajaran baru yang mengkaitkan pelajaran lampau jadi siswa mengingat kembali pelajaran-pelajaran yang lalu. 3) Dalam proses belajar mengajar hendaknya menggunakan media pengajaran yang disesuaikan dengan metode yang digunakan sehingga apa yang disampaikan dapat diterima dengan baik. 4) Guru memberi kesempatan siswa untuk berprestasi dengan memberikan suatu penghargaan (hadiah), jadi siswa timbul minat untuk belajar, guna mencari 14 Zakiah Daradjat, Op. Cit, hlm. 197-206 9 prestasi yang baik atau dengan cara siapa yang dapat menjawab pertanyaan yang benar akan mendapatkan hadiah. Hal-hal tersebut diatas dapat dilakukan hanya oleh guru yang memiliki kompetensi mengajar yang baik sehingga dapat mengarahkan dan menyajikan pelajaran yang tidak terlalu sulit, akan tetapi mudah dicerna oleh siswa sehingga dalam mengikuti proses belajar mengajar siswa memiliki kecenderungan dalam mengikuti pelajaran khususnya Pendidikan Agama Islam. Selanjutnya penulis akan menguraikan tentang pengertian Pendidikan Agama Islam, Pendidikan Agama Islam menurut Omar Muhammad Al-Touny al-Syaebani adalah “usaha mengubah tingkah laku individu dalam kehidupan pribadinya atau kehidupan kemasyarakatannya dan kehidupan dalam alam sekitarnya melalui proses kependidikan yang dilandasi dengan nilai-nilai Islami”.15 Begitu pula pendidikan Islam merupakan suatu "bimbingan terhadap pertumbuhan rohani dan jasmani menurut ajaran Islam engan hikmah mengarahkan, mengajarkan, melatih, mengasuh, dan mengawasi berlakunya semua ajaran Islam”.16 Upaya sadar dan terencana dalam menyiapkan peserta didik untuk mengenal, memahami, menghayati, mengimani, bertaqwa, berakhlak mulia, mengamalkan ajaran agama Islam dari sumber utamanya kitab suci Al-Quran dan 15 16 Muzayyin Arifin, Op. Cit., hlm. 15 Ibid., hlm. 15 10 Al-Hadits, melaui kegiatan bimbingan, pengajaran, latihan, serta penggunaan pengamalan. Maka dapat disimpulkan bahwa indikator keberhasilan belajar mengajar dari 3 (tiga) aspek ini : Dalam sistem pendidikan nasional, rumusan tujuan pendidikan menggunakan klasifikasi hasil belajar dari Benyamin Bloom yang secara garis besar membaginya menjadi tiga ranah, yaitu: “ranah kognitf, efektif, dan psikomotorik.”17 1) Ranah kognitif berkenan dengan hasil belajar intelektual yang terdiri dari enam spek yakni: pengetahuan, pemahaman, aplikasi, analisis dan evaluasi. Pengetahuan dan ingatan merupakan aspek-aspek kognitif berkatagori rendah, sedangkan kemampuan-kemampuan lainnya termasuk aspek kognitif berkatagori tinggi. 2) Ranah afektif berkenaan dengan sikap yang terdiri dari lima aspek, yang meliputi: penerimaan, jawaban atau reaksi, penilaian, organisasi dan internalisai. 3) Ranah psikomotoris berkenan dengan presasi belajar keterampilan dan kemampuan bertindak. Ada enam aspek ranah psikomoris yakni: gerakan refleks, ketrampilan gerakan dasar, kemampuan perceptual, keharmonisan atau ketepatan, gerakan ketrampilan kompleks, dan gerakan ekspresif dan interpretatif.18 Dari ketiga aspek tersebut dapat diketahui hasil dari proses belajar mengajar yang dilakukan oleh pendidik, hasil tersebut tidak akan terwujud tanpa upaya-upaya pendidik dalam meningkatkan prestasi belajar siswa. Jadi menurut penulis, upaya-upaya yang dapat dilakukan untuk meningkatkan prestasi belajar siswa adalah sebagai berikut : 17 18 Nana Sudjana, Op.Cit, hlm. 22 Nana Sudjana, Op.Cit, hlm. 22-23 11 a) Guru harus menyusun perencanaan pembelajaran yang bijak b) Guru harus mampu berkomunikasi efektif dengan peserta didik. c) Guru mampu mengembangkan strategi pembelajaran. d) Guru harus mampu menguasai kelas. Dari penjelasan diatas dapat penulis ambil sebagai sub indikator dalam proses pelaksanaan pengajaran adapun hasil survey yang penulis lakukan terhadap pelaksanaan pengajaran pelajaran pendidikan Agama Islam dapat dilihat pada tabel dibawah ini : Tabel 1 Prestasi Siswa Kelas VIII Dalam Pendidikan Agama Islam No. 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9. 10. 11. 12. 13. 14. 15. 16. 17. 18. 19. Nama Akgil Yuda Selfia Ipung Ferayanti Rio Sepdiansyah Vina Winarsih Erwin Singgih Adyta Andre Wahyu Nugroho Masyudi Lisa Listiana Ida Fitriyani Novili Dian Pratiwi Lia Amelia Rudi Hartono Cindi Elisa Putri Arya Wijaya Elina Sintya Agung Efendi Yuda Hermawan Antika Nurfia Aji Priambada KKM 65 65 65 65 65 65 65 65 65 65 65 65 65 65 65 65 65 65 65 Nilai PAI 63 64 65 65 73 74 68 69 64 65 83 80 69 75 82 75 78 70 72 Ket. Kurang Kurang Cukup Cukup Cukup Cukup Cukup Cukup Kurang Cukup Baik Baik Cukup Cukup Baik Cukup Cukup Cukup Cukup 12 20. Luki Rifaldi 65 68 Cukup Hasil Prasurvey di kelas VIII MTs At-Thohiriyah Sukajawa 3 April 2014 Kenyataan yang ada di lapangan yakni siswa kelas VIII di MTs AtThohiriyah Sukajawa, jika dilihat dari hasil Pra survey maka dapat diketahui bahwa kompetensi mengajar guru sudah baik akan tetapi prestasi siswa dalam mengikuti proses belajar mengajar masih ada yang kurang dan cukup. Semua itu dapat dilihat dari prestasi siswa yang diukur dengan KKM yang ditentukan dengan nilai 65. Jadi siswa yang mendapat nilai di bawah 65 maka mendapat prestasi kurang dan prestasi cukup bila mendapat nilai 65-80 dan prestasi tinggi jika mendapat nilai 80-100. D. Identifikasi Masalah Berdasarkan penjelasan yang ada pada latar belakang, maka penulis menyimpulkan beberapa masalah yang akan dijawab dalam penelitian ini: 1. Peran guru dalam kelas merupakan pendorong bagi siswa dalam proses belajar. 2. Aktifitas belajar siswa dalam mata pelajaran Pendidikan Agama Islam sangatlah menentukan keberhasilan belajar siswa. E. Batasan Masalah Untuk memudahkan pembahasan ini, maka peneliti membatasi ruang lingkupnya agar tidak melebar pembahasannya dari penelitian ini yaitu: 1. Peran guru pendidikan Agama Islam 13 2. Prestasi belajar siswa kelas VIII MTs At-Thohiriyah Sukajawa. F. Rumusan Masalah Dari uraian latar belakang di atas maka dapat dirumuskan masalahnya sebagai berikut : 1. “ Adakah Peran Guru PAI dalam Meningkatkan Prestasi Belajar Siswa Kelas VIII di MTs At-Thohiriyah Sukajawa Kecamatan Bumiratu Nuban Kabupaten Lampung Tengah Tahun Pelajaran 2013/2014?” G. Hipotesis Hipotesis adalah “jawaban sementara terhadap rumusan masalah penelitian, di mana rumusan masalah penelitian telah dinyatakan dalam bentuk kalimat pertanyaan”.19 Berdasarkan pendapat di atas penulis dapat mengemukakan hipotesis dalam penelitian ini adalah sebagai berikut : “Peran Guru PAI dalam Meningkatkan Prestasi Belajar Siswa Kelas VIII di MTs At-Thohiriyah Sukajawa Kecamatan Bumiratu Nuban Kabupaten Lampung Tengah Tahun Pelajaran 2013/2014” adalah : Ha : Ada Peran Guru PAI dalam Meningkatkan Prestasi Belajar Siswa Kelas VIII di MTs At-Thohiriyah Sukajawa Kecamatan Bumiratu Nuban Kabupaten Lampung Tengah Tahun Pelajaran 2013/2014 19 hal. 39 Sugiyono, Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R & D, Alfabeta, Bandung, 2011, 14 Ho : Tidak Ada Peran Guru PAI dalam Meningkatkan Prestasi Belajar Siswa Kelas VIII di MTs At-Thohiriyah Sukajawa Kecamatan Bumiratu Nuban Kabupaten Lampung Tengah Tahun Pelajaran 2013/2014 H. Tujuan dan Kegunaan Penelitian 1. Tujuan Penelitian Tujuan penelitian ini di antaranya: a. Untuk mengetahui peran Peran Guru PAI b. Untuk mengetahui Prestasi Belajar Siswa Kelas VIII di MTs AtThohiriyah Sukajawa Kecamatan Bumiratu Nuban Kabupaten Lampung Tengah Tahun Pelajaran 2013/2014. c. Untuk mengetahui sejauh mana peran guru dalam meningkatkan prestasi belajar siswa kelas VIII di MTs At-Thohiriyah Sukajawa Kecamatan Bumiratu Nuban Kabupaten Lampung Tengah Tahun Pelajaran 2013/2014. 2. Kegunaan Penelitian a. Agar guru menyadari akan tanggung jawabnya dan memberikan pendidikan agama kepada siswa-siswinya sesuai tuntutan agama. b. Diharapkan dapat menjadi bahan informasi yang positif kepada para siswa khususnya, bahwa perlunya mempelajari agama Islam. 15 I. Metode Penelitian Metode penelitian sangat bergantung pada pokok permasalahan dan sifat dari penelitian tersebut. Sedangkan untuk mendapatkan data yang obyektif bagi suatu penelitian maka setiap penelitian ilmiah harus menggunakan suatu metode penelitian tertentu. Guna memperoleh data yang sesuai dengan tujuan penelitian, diperlukan metode yang tepat. Dalam pengumpulan data untuk penelitian ini, maka dikemukakan beberapa hal di bawah ini : 16 1. Sifat dan Jenis Penelitian a. Sifat Penelitian Sifat penelitian ini bersifat Quantitatif yaitu penelitian yang banyak dituntut menggunakan angka, mulai dari pengumpulan data, penafsiran terhadap data tersebut, serta penampilan dari hasilnya. 20 a. Jenis Penelitian Jenis penelitian dengan penggolongan berdasarkan sifat masalah yaitu penelitian kancah atau lapangan (field research), yaitu sesuai dengan bidangnya, maka kancah penelitian akan berbeda-beda tempatnya. Penelitian pendidikan mempunyai kancah bukan saja di sekolah dapat dikeluarga, di masyarakat, di pabrik, di rumah sakit, asal semuanya mengarah tercapainya tujuan pendidikan”. Adapun kegiatan penelitian yang dilakukan oleh penulis adalah di MTs At-Thohiriyah Sukajawa Kecamatan Bumiratu Nuban Kabupaten Lampung Tengah Tahun Pelajaran 2013/2014. 2. Definisi Operasional Variabel Variabel adalah objek penelitian atau apa yang menjadi titik perhatian suatu penelitian. Dalam penelitian yang dilakukan ini terdapat dua variabel, yaitu : 20 Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik, (Jakarta: Rineka Cipta, 2010), hlm. 27 17 a. Variabel bebas atau sering disebut sebagai variabel yang mempengaruhi dalam hal ini yang mempengaruhi adalah : “Peran Guru Pendidikan Agama Islam” Adapun indicator-indikator tentang peran guru PAI adalah sebagai berikut: 1) Menguasai substansi materi pelajaran 2) Menguasai metodologi mengajar 3) Menguasai teknik evaluasi dengan baik 4) Memahamai, menghayati, dan mengamalkan nilai-nilai moral dan kode etik profesi. b. Variabel Terikat yang disebut juga variabel (Y), yakni Prestasi Belajar Pendidikan Agama Islam. Dengan indikator sebagai berikut: 1) Membaca Al-Qur’an dengan baik dan benar 2) Berakhlak mulia 3) Shalat lima waktu dengan baik 4) Memahami hukum Islam dengan baik 3. Populasi Untuk melaksanakan penelitian dengan baik dan terhindar dari data-data yang relevan dengan permasalahan penelitian maka penulis kemukakan 18 populasi dalam penelitian ini. Menurut Suharsimi Arikunto populasi adalah “keseluruhan subjek penelitian”.21 Berdasarkan pendapat diatas maka jumlah populasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswa kelas VIII yang berjumlah 20 siswa. 4. Metode Pengumpulan Data Dalam penelitian ini penulis menggunakan metode pengumpulan data yang meliputi metode pokok dan metode pelengkap, yaitu sebagai berikut : a. Metode Interview Metode interview merupakan salah satu teknik pengumpulan data yang dilakukan dengan cara mengadakan tanya jawab, baik secara langsung maupun tidak langsung dengan sumber data. Hal ini dijelaskan oleh S. Margono sebagai berikut : “Interview merupakan alat pengumpul informasi dengan cara mengajukan sejumlah pertanyaan secara lisan untuk dijawab secara lisan pula."22 Metode ini adalah metode pokok dalam penelitian metode ini penulis tujukan kepada Kepala MTs At-Thohiriyah, sehingga diperoleh data dan informasi tentang peran guru PAI dengan prestasi belajar siswa kelas VIII MTs At-Thohiriyah. 21 22 Ibid, hlm. 173 S. Margono, Metodologi Penelitian Pendidikan, Rineka Cipta, Jakarta, 2010, hlm. 165 19 b. Metode Observasi Metode observasi diartikan sebagai pengamatan dan pencatatan secara sistematik terhadap gejala yang tampak pada obyek penelitian.23 Jadi observasi adalah sebuah studi yang disengaja dan sistematis tentang fenomena sosial dan gejala-gejala alam dengan jalan pengamatan dan pencatatan. Adapun jenis-jenis observasi dibagi menjadi dua yaitu : a. Observasi partisipan. Yaitu suatu proses pengamatan bagian dalam dilakukan oleh observer dengan ikut mengambil bagian dalam kehidupan orang-orang yang akan diobservasi b. Observasi non partisipan, apabila observasi tidak ikut dalam kehidupan orang yang diobservasi dan secara terpisah berkedudukan selaku pengamat. 24 Dari beberapa jenis observasi, penulis memakai observasi jenis non partisipan yaitu suatu proses pengamatan dimana si obsevasi tidak berkalikali langsung mengadakan pengamatan atau ambil bagian dalam kegiatan dan kehidupan yang diobservasi atau diteliti. Adapun penulis menggunakan metode ini untuk memperoleh data tentang kondisi, sarana dan prasarana serta fasilitas yang menunjang pelaksanaan proses belajar mengajar. 23 24 Ibid., hlm. 158 Ibid., hal. 161-162 20 c. Metode Quesioner Quesioner adalah sejumlah pertanyaan tertulis yang digunakan untuk memperoleh informasi dari responden dalam arti laporan tentang pribadinya, atau hal-hal yang ia ketahui.25 Ditinjau dari cara penyampaian metode ini dibagi menjadi dua yaitu: 1. Kuesioner berstruktur. 2. Kuesioner tak berstruktur. 3. Kuesioner kombinasi berstruktur dan tak berstruktur. 4. Kuesioner semi terbuka. 26 Dari segi penyampaian quesioner, penulis menggunakan metode kuesioner berstruktur yaitu quesioner yang berisi pertanyaan sekaligus pilihan jawaban yang diberikan kepada siswa yang dijadikan sampel. d. Metode Dokumentasi Suharsimi Arikunto mengatakan dokumentasi adalah “Mencari data mengenai hal-hal atau variable yang berupa catatan, transkrip, buku, surat kabar, majalah, prasasti, notulen rapat, lengger, agenda dan sebagainya”. 27 Dalam penelitian ini metode yang diambil adalah sebagai berikut: sejarah berdirinya MTs At-Thohiriyah, Struktur Organisasi MTs At- 25 Suharsimi Arikunto, Op. Cit, hal. 194 S. Margono, Op. Cit, hal. 168 27 Suharsimi Arikunto, Op. Cit., hal. 274 26 21 Thohiriyah, Keadaaan Siswa dan Guru serta peran guru PAI dengan prestasi belajar di kelas VIII MTs At-Thohiriyah Sukajawa. 5. Metode Analisis Data Setelah data yang telah terkumpul merupakan data yang masih mentah, yang berarti data tersebut masih perlu diolah dan dianalisis sehingga mendapatkan kesimpulan yang baik. Dalam hal ini, menurut jenisnya data dapat diklasifikasikan menjadi dua yaitu data kualitatif yang sifatnya tidak bisa dihitung dengan bilangan atau angka-angka dan data kuantitatif yakni data yang dapat dihitung dengan angka-angka. Dalam hal pengolahan dan analisis data ini peneliti menggunakan rumus: P F 100 % N Keterangan : P = Angka persentase N = populasi. F = frekuensi aktifitas 28 28 Anas Sudijono, Pengantar Statistik Pendidikan, Jakarta: Grafirda Persada. 2008, Hlm. 43 BAB II LANDASAN TEORI A. Peran Guru 1. Pengertian Guru Dalam pengertian yang sederhana, guru adalah orang yang memberikan ilmu pengetahuan kepada anak didik. Guru dalam pandangan masyarakat adalah orang yang melaksanakan pendidikan di tempat-tempat tertentu, tidak mesti di lembaga pendidikan formal. Tetapi bisa juga di masjid, di surau/musalla, di rumah dan sebagainya. 1 Guru memang menempati kedudukan yan terhormat dalam masyarakat, kewibawaanlah yang menyebabkan guru dihormati, sehingga masyarakat tidak tidak meragukan figur guru, masyarakat yakin bahwa gurulah yang dapat mendidik anak mereka agar menjadi orang yang berkepribadian mulia. Guru sangat berperan dalam membantu perkembangan peserta didik untuk mewujudkan tujuan hidupnya secara optimal. Guru juga harus berpacu dalam pembelajaran, dengan memberikan kemudahan belajar bagi seluruh peserta didik, agar dapat mengembangkan potensinya secara optimal. Dalam 1 Mulyasa, Menjadi Guru Profesional Menciptakan Pembelajaran Menyenangkan, Remaja Rosdakarya, Bandung, 2011, Cet. Ke-11, hlm. 35 22 Kreatif dan 23 hal ini, guru harus kreatif, professional, dan menyenangkan, dengan memposisikan diri sebagai berikut: 1) Orang tua yang penuh kasih saying pada peserta didiknya. 2) Teman, tempat mengadu, dan mengutarakan perasaan bagi para peserta didik. 3) Fasilitator yang selalu siap memberikan kemudahan, dan melayani peserta didik sesuai minat, kemampuan, dan bakatnya. 4) Memberikan sumbangan pemikiran kepada orang tua untuk dapat mengetahui permasalahan yang dihadapi anak dan memberikan saran pemecahannya. 5) Memupuk rasa percaya diri, berani dan bertanggung jawab. 6) Membiasakan peserta didik untuk saling berhubungan (bersilaturahmi) dengan orang lain secara wajar. 7) Mengembangkan proses sosialisasi yang wajar antarpeserta didik, orang lain, dan lingkungannya. 8) Mengembangkan kreativitas. 9) Menjadi pembantu ketika diperlukan.2 Guru adalah orang yang memberikan ilmu pengetahuan kepada anak didik. Guru dalam pandangan masyarakat adalah orang yang melaksanakan pendidikan di tempat-tempat tertentu baik di lembaga formal maupun lembaga non formal, tetapi disengaja dan disadari. Guru atau dosen dianggap sebagai orang yang paling tahu ciri khas atau keadaan siswa/mahasiswa yang akan diajarkan. Mereka juga dianggap paling tahu bidang studi yang diajarkan, dapat merumuskan TIK yang tepat dan memilih metode yang tepat pula. Merekapun dianggap paling tahu dalam memilih media yang sesuai dengan bidang studi masing-masing. Mereka juga dianggap yang paling banyak memiliki pengalaman di dalam berhubungan dengan siswa di dalam proses belajar mengajar. Oleh karena itulah, kehadiran tenaga pengajar (guru/dosen) sebagai anggota tim pengembang system pengajaran mutlak diperlukan.3 2 Ibid, hlm. 36 Abdul Gafur, Konsep, Model, dan Aplikasinya dalam Perencanaan Pelaksanaan Pembelajaran, Ombak, Yogyakarta, 2012, hlm. 161 3 24 Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa guru adalah semua orang yang berwenang dan bertanggung jawab untuk membimbing dan membina anak didik, baik secara individual maupun klasikal di sekolah maupun diluar sekolah. Sedangkan kewajiban guru adalah untuk mengembangkan profesionalitas diri sesuai perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi. Mendidik, mengajar, dan melatih anak didik, meneruskan dan mengembangkan nilai-nilai hidup kepada anak didik, serta mengembangkan keterampilan dan menerapkan dalam kehidupan demi masa depan anak didik sebagai generasi penerus. Guru adalah salah satu faktor yang sangat dominan dalam proses belajar mengajar. Karena tidak akan terjadi suatu proses kegiatan pendidikan tanpa adanya guru. Berkenaan tentang pengaturan tentang guru, Undang-Undang Sisdiknas (Sistem Pendidikan Nasional) 2003 (UU RI No. 20 Tahun 2003) dituangkan dalam Bab XI tentang Pendidik dan Tenaga Kependidikan; pasal 39 sebagai berikut: 1) Tenaga kependidikan bertugas melaksanakan tugas administrasi, pengelolaan, pengembangan, pengawasan, dan pelayanan teknis untuk menunjang proses pendidikan pada satuan pendidikan. 2) Pendidik merupakan tenaga professional yang bertugas merencanakan dan melaksanakan proses pembelajaran, menilai hasil pembelajaran, melakukan pembimbingan dan pelatihan, serta melakukan penelitian dan 25 pengabdian kepada masyarakat, terutama bagi pendidik pada perguruan tinggi.4 Dari uraian di atas, dapat dilihat berat tugas yang harus dilaksanakan dan dimiliki oleh seorang guru atau pendidik. Mengaji atau mengajar huruf hijaiyah bukan merupakan pekerjaan yang amat berat bagi mereka yang dikarunia Allah kemampuan membaca al-Qur’an. Oleh karena itu, banyak terdapat guru pengajian al-Qur’an walau hanya memiliki syarat pandai membaca al-Qur’an. Di samping itu seorang guru juga harus dapat melaksanakan evaluasi atau penilaian. Melakukan penilaian untuk mengetahui kemampuan murid sebelum pengajaran dimulai disebut pre test. Sedangkan test yang diselingi gerakan setelah proses pengajaran yang disebut post test atau test akhir. 1. Abilitas Guru Abilitas adalah faktor yang penting dalam meningkatkan produktivitas kerja, abilitas berhubungan dengan pengetahuan dan keterampilan yang dimiliki individu. Menurut Bob Davis at. al. skill dan abilitas adalah dua hal yang saling berhubungan. Abilitas seseorang dapat dilihat dari skill yang diwujudkan melalui tindakannya.5 4 5 Mulyasa, Op. Cit., hlm. 197-198 HM. Yunus, Indikator Kinerja Guru dan Penilaiannya, Bekasi Center, Bekasi, 2010, hlm. 16 26 Berkenaan dengan abilitas dalam arti kecakapan guru A. Samana menjelaskan bahwa, ”Kecakapan profesional guru menunjuk pada suatu tindakan kependidikan yang berdampak positif bagi proses belajar dan perkembangan pribadi siswa”.6 Bentuk tindakan dalam pendidikan dapat berwujud keterampilan mengajar (teaching skills) sebagai akumulasi dari pengeta-huan (knowledge) yang diperoleh para guru pada saat menempuh pendidikan seperti di SPG, PGSD, atau sejenisnya. Abilitas dapat dipandang sebagai suatu karakteristik umum dari seseorang yang berhubungan dengan pengetahuan dan keterampilan yang diwujudkan melalui tindakan. Abilitas seorang guru secara aplikatif indikatornya dapat digambarkan melalui delapan keterampilan mengajar (teaching skills), yakni: a. Keterampilan Bertanya (Questioning skills) Dalam proses pembelajaran, bertanya memainkan peranan penting, hal ini dikarenakan pertanyaan yang tersusun dengan baik dan teknik melontar-kan pertanyaan yang tepat akan memberikan dampak positif terhadap siswa, yaitu: 1) Meningkatkan pastisipasi siswa dalam kegiatan pembelajaran. 2) Membangkitkan minat dan rasa ingin tahu siswa terhadap sesuatu masalah yang sedang dibicarakan. 3) Mengembangkan pola fikir dan cara belajar aktif dari siswa, karena pada hakikatnya berpikir itu sendiri sesungguhnya adalah bertanya. 4) Menuntun proses berpikir siswa, sebab pertanyaan yang baik akan mem-bantu siswa agar dapat menentukan jawaban yang baik. 6 Ibid., hlm. 16 27 5) Memusatkan perhatian siswa terhadap masalah yang sedang dibahas. Pertanyaan yang baik menurut Uzer Usman (1992: 67) adalah: a) Jelas dan mudah dimengerti oleh siswa. b) Berikan informasi yang cukup untuk menjawab pertanyaan. c) Difokuskan pada suatu masalah atau tugas tertentu. d) Berikan waktu yang cukup kepada siswa untuk berpikir sebelum menjawab pertanyaan. e) Berikan pertanyaan kepada seluruh siswa secara merata. f) Berikan respon yang ramah dan menyenangkan sehingga timbul kebera-nian siswa untuk menjawab dan bertanya. g) Tuntunlah jawaban siswa sehingga mereka dapat menemukan sendiri ja-waban yang benar.7 b. Keterampilan Memberi Penguatan (Reinforcement Skills) Penguatan adalah segala bentuk respon apakah bersifat verbal (diung-kapkan dengan kata-kata langsung seperti: bagus, pintar, ya, betul, tepat sekali, dan sebagainya), maupun nonverbal (biasanya dilakukan dengan gerak, isyarat, pendekatan, dan sebagainya) merupakan bagian dari modifikasi tingkah laku guru terhadap tingkah laku siswa yang bertujuan untuk memberikan informasi atau umpan balik (feedback) bagi siswa atas perbuatannya sebagai suatu tindak dorongan atau koreksi. Reinforcement dapat berarti juga respon terhadap suatu tingkah laku yang dapat meningkatkan kemungkinan berulangnya kembali tingkah laku tersebut. Tindakah tersebut dimaksudkan untuk memberikan ganjaran atau membesarkan hati siswa agar mereka lebih giat berpartisipasi dalam interaksi pembelajaran. 7 Ibid, hlm. 6 28 Tujuan dari pemberian penguatan ini adalah untuk: 1) Meningkatkan perhatian siswa terhadap pembelajaran. 2) Merangsang dan meningkatkan motivasi belajar. 3) Meningkatkan kegiatan belajar dan membina tingkah laku siswa yang produktif. Ada 4 cara dalam memberikan penguatan (reinforcement) yaitu: 1) Penguatan kepada pribadi tertentu. Penguatan harus jelas kepada siapa di-tujukan, yaitu dengan cara menyebutkan namanya, sebab bila tidak jelas akan tidak efektif. 2) Penguatan kepada kelompok siswa, yaitu dengan memberikan pengharga-an kepada kelompok siswa yang dapat menyelesaikan tugas dengan baik. 3) Pemberian penguatan dengan cara segera. Penguatan seharusnya diberi-kan sesegera mungkin setelah muncul tingkah laku/respon siswa yang di-harapkan. Penguatan yang ditunda cenderung kurang efektif. 4) Variasi dalam penggunaan. Jenis penguatan yang diberikan hendaknya bervariasi, tidak terbatas pada satu jenis saja karena akan menimbulkan kebosanan, dan lama kelamaan akan kurang efektif. 8 c. Keterampilan Mengadakan Variasi Variasi stimulus adalah suatu kegiatan guru dalam konteks proses inter-aksi pembelajaran yang ditujukan untuk mengatasi kejenuhan siswa, sehing-ga dalam situasi belajar mengajar, siswa menunjukkan ketekunan, antusiasme serta penuh partisipasi. Tujuan dan manfaat variation skills adalah untuk: 1) Menimbulkan dan meningkatkan perhatian siswa kepada aspek-aspek pembelajaran yang relevan. 2) Memberikan kesempatan berkembangnya bakat yang dimiliki siswa 3) Memupuk tingkah laku yang positif terhadap guru dan sekolah dengan berbagai cara mengajar yang lebih hidup dan lingkungan belajar yang le-bih baik. 4) Memberi kesempatan kepada siswa untuk memperoleh cara menerima pe-lajaran yang disenangi.9 Ada tiga prinsip penggunaan variation skills diperhatikan guru yaitu: 8 9 Ibid., hlm. 7 Ibid., hlm. 8 yang perlu 29 1) Variasi hendaknya digunakan dengan suatu maksud tertentu yang relevan dengan tujuan yang hendak dicapai. 2) Variasi harus digunakan secara lancar dan berkesinambungan sehingga ti-dak akan merusak perhatian siswa dan tidak mengganggu kegiatan pem-belajaran. 3) Direncanakan secara baik, dan secara eksplisit dicantumkan dalam renca-na pelaksanaan pembelajaran (RPP).10 d. Keterampilan Menjelaskan (Explaning skills) Keterampilan menjelaskan dalam pembelajaran adalah penyajian infor-masi secara lisan yang diorganisasi secara sistematis untuk menunjukkan adanya hubungan yang satu dengan lainnya, misalnya sebab dan akibat. Pe-nyampaian informasi yang terencana dengan baik dan disajikan dengan urut-an yang cocok merupakan ciri utama kegiatan menjelaskan. Pemberian penjelasan merupakan aspek yang sangat penting dari kegiat-an guru dalam berinteraksi dengan siswa di dalam kelas. Tujuan pemberian penjelasan dalam pembelajaran adalah: (1) membimbing siswa untuk dapat memahami konsep, hukum, dalil, fakta, dan prinsip secara objektif dan bernalar; (2) melibatkan siswa untuk berfikir dengan me-macahkan masalah-masalah atau pertanyaan; (3) mendapatkan balikan dari siswa mengenai tingkat pemahamannya dan untuk mengatasi kesalahpaham-an siswa; dan (4) membimbing siswa untuk menghayati dan mendapat proses penalaran dan menggunakan bukti-bukti dalam memecahkan masalah. 10 Ibid., hlm. 8 30 1) Komponen-komponen dalam Menjelaskan (explaning skills) (a) Merencanakan Penjelasan yang dilakukan guru perlu direncanakan dengan baik, teruta-ma yang berkenaan dengan isi materi dan siswa itu sendiri. Isi materi melipu-ti analisis masalah secara keseluruhan, penentuan jenis hubungan yang ada di antara unsur-unsur yang dikaitkan dengan penggunaan rumus, hukum, gene-ralisasi yang sesuai dengan hubungan yang telah ditentukan. Hal-hal yang berhubungan dengan siswa hendaknya diperhatikan perbedaan individual tiap siswa baik itu usia, tugas perkembangan, jenis kelamin, kemampuan, interes, latar belakang sosial budaya, bakat, dan lingkungan belajar anak. (b) Penyajian Suatu Penjelasan Penyajian suatu penjelasan dapat ditingkatkan hasilnya dengan memper-hatikan hal-hal berikuti ini: (1) Kejelasan. Penjelasan hendaknya diberikan dengan menggunakan bahasa yang mudah dimengerti oleh siswa, hindari penggunaan kata yang tidak perlu. (2) Penggunaan Contoh dan Ilustrasi. Memberikan penjelasan sebaiknya menggunakan contoh-contoh yang ada hubungannya dengan sesuatu yang dapat ditemui oleh siswa dalam kehidupan sehari-hari (kontekstual). (3) Pemberian Tekanan. Dalam memberikan penjelasan guru harus memu-satkan perhatian siswa kepada masalah/topik utama dan mengurangi infor-masi yang tidak terlalu penting. (4) Penggunaan Balikan. Guru hendaknya memberikan kesempatan kepada siswa untuk menunjukkan pemahaman, keraguan, atau ketidakmengertian siswa ketika penjelasan itu diberikan.11 e. Keterampilan Membuka dan Menutup Pelajaran (Set Induction and Closure Skills) Membuka pelajaran (set insuction) adalah usaha atau kegiatan yang di-lakukan oleh guru dalam kegiatan pembelajaran untuk menciptakan 11 Ibid., hlm. 9 pra kon-disi bagi siswa agar mental maupun 31 perhatiannnya terpusat pada apa yang akan dipelajarinya, sehingga usaha tersebut akan memberikan efek yang posi-tif terhadap kegiatan belajar. Menutup pelajaran (closure) adalah kegiatan yang dilakukan oleh guru untuk mengakhiri kegiatan pembelajaran. Kegiatan ini dimaksudkan untuk memberikan gambaran menyeluruh tentang apa yang telah dipelajari oleh sis-wa, mengetahui tingkat pencapaian siswa dan tingkat keberhasilan guru dalam proses pembelajaran. Komponen membuka dan menutup pelajaran sebagaimana dijelaskan M. Uzer Usman (1992: 85) adalah sebagai berikut: 1) Membuka Pelajaran Membuka Pelajaran, komponennya meliputi: a) Menarik perhatian siswa. Gaya mengajar, penggunaan media pembe-lajaran atau pola interaksi yang bervariasi. b) Menimbulkan motivasi, disertasi kehangatan dan keantusiasan, me-nimbulkan rasa ingin tahu, mengemukakan ide yang bertentangan dan memperhatikan minat atau interest siswa. c) Bemberi acuan melalui berbagai usaha, seperti mengemukakan tujuan pembelajaran dan batas-batas tugas, menyarankan langkah-langkah yang akan dilakukan, mengingatkan masalah pokok yang akan diba-has dan mengajukan beberapa pertanyaan. d) Memberikan apersepsi (memberikan kaitan antara materi sebelumnya dengan materi yang akan dipelajari) sehingga materi yang dipelari merupakan satu kesatuan yang utuh yang tidak terpisah-pisah. 2) Menutup Pelajaran. Dalam menutup pelajaran, cara yang harus dilakukan guru adalah: a) Meninjau kembali penguasaan materi pokok dengan merangkum atau menyimpulkan hasil pembelajaran. b) Melakukan evaluasi. Bentuk evaluasi yang dilakukan oleh guru antara lain adalah mendemonstrasikan keterampilan, 32 mengaplikasikan ide baru pada situasi lain, mengeksplorasi pendapat siswa sendiri dan memberikan soal-soal tertulis.12 f. Keterampilan Membimbing Diskusi Kelompok Kecil Diskusi kelompok adalah suatu proses yang teratur yang melibatkan sekelompok siswa dalam interaksi tatap muka yang informal dengan berbagai pengalaman atau informasi, pengambilan kesimpulan dan pemacahan masa-lah. Siswa berdiskusi dalam kelompok-kelompok kecil di bawah bimbingan guru atau temannya untuk berbagi informasi, pemecahan masalah atau pe-ngambilan keputusan. Komponen-komponen yang perlu dikuasi guru dalam membimbing diskusi kelompok yaitu: 1) Memusatkan perhatian siswa pada tujuan dan topik diskusi, dengan cara merumuskan tujuan dan topik yang akan dibahas pada awal diskusi, kemu-kakan masalah-masalah khusus, catat perubahan atau penyimpangan dis-kusi dari tujuan dan merangkum hasil diskusi. 2) Memperjelas masalah, untuk menghindari kesalahpahaman dalam memim-pin diskusi seorang guru perlu memperjelas atau menguraikan permasa-lahan, meminta komentar siswa, dan menguraikan gagasan siswa dengan memberikan informasi tambahan agar kelompok peserta diskusi memper-oleh pengertian yang lebih jelas. 3) Menganalisis pandangan siswa. Adanya perbedaan pendapat dalam disku-si, menuntut seorang guru harus mampu menganalisis dengan cara mem-perjelas hal-hal yang disepakati dan hal-hal yang perlu disepakati di sam-ping meneliti apakah suatu alasan mempunyai dasar yang kuat. 4) Meningkatkan urunan siswa, yaitu mengajukan pertanyaanpertanyaan yang menantang, memberikan contoh dengan tepat, dan 12 Ibid., hlm. 10 33 memberikan waktu untuk berpikir dan memberikan urun pendapat siswa dengan penuh perhatian. 5) Memberikan kesempatan untuk berpartisipasi, dilakukan dengan cara memancing pertanyaan siswa yang enggan berpartisipasi, memberikan kesempatan pada siswa yang belum bertanya (diam) terlebih dahulu, men-cegah monopoli pembicaraan, dan mendorong siswa untuk berkomentar terhadap pertanyaan temannya. 6) Menutup diskusi, yaitu membuat rangkuman hasil diskusi, menindaklan-juti hasil diskusi dan mengajak siswa untuk menilai proses maupun hasil diskusi. 7) Hal-hal yang perlu dihindari yaitu mendominasi/monopoli pembicaraan dalam diskusi, membiarkan terjadinya penyimpangan dalam diskusi.13 g. Keterampilan Mengelola Kelas Pengelolaan kelas adalah keterampilan guru untuk menciptakan dan memelihara kondisi belajar yang optimal dan mengembalikannya bila terjadi gangguan dalam proses pembelajaran, seperti penghentian perilaku siswa yang memindahkan perhatian kelas, memberikan ganjaran bagi siswa yang tepat waktu dalam dalam menyelesaikan tugas atau penetapan norma kelom-pok yang produktif. Komponen-komponen dalam mengelola kelas adalah sebagai berikut: 1) Keterampilan yang berhubungan dengan penciptaan dan pemeliharaan kondisi belajar yang optimal, seperti menunjukkan sikap tanggap, mem-berikan perhatian, memusatkan perhatian kelompok, memberikan petun-juk yang jelas, menegur bila siswa melakukan tindakan menyimpang, memberikan penguatan (reinforcement). 2) Keterampilan yang berhubungan dengan pengembalian kondisi belajar yang optimal, yaitu berkaitan dengan respon guru terhadap gangguan sis-wa yang berkelanjutan dengan maksud agar guru 13 Ibid., hlm. 11-12 34 dapat melakukan tinda-kan remidial untuk mengembalikan kondisi belajar yang optimal. Guru dapat menggunakan strategi: a) Modifikasi tingkah laku. Guru hendaknya menganalisis tingkah laku siswa yang mengalami masalah/kesulitan dan berusaha memodifikasi tingkah laku tersebut dengan mengaplikasikan pemberian penguatan secara sistematis. b) Guru menggunakan pendekatan pemecahan masalah kelompok dengan cara memperlancar tugas-tugas melalui kerjasama di antara siswa dan memelihara kegiatan-kegiatan kelompok. c) Menemukan dan memecahkan tingkah laku yang menimbulkan masalah.14 Di samping dua jenis keterampilan di atas, hal lain yang perlu diperha-tikan oleh guru dalam pengelolaan kelas adalah menghindari campur tangan yang berlebihan, menghentikan penjelasan tanpa alasan, ketidaktepatan me-mulai dan mengakhiri kegiatan, penyimpangan, dan sikap yang terlalu membingungkan. h. Keterampilan Pembelajaran Perseorangan Pembelajaran ini terjadi bila jumlah siswa yang dihadapi oleh guru ter-batas yaitu antara 3-8 orang untuk kelompok kecil, dan seorang untuk perse-orangan. Hakikat pembelajaran perseorangan adalah: 1) Terjadinya hubungan interpersonal antara guru dengan siswa dan juga sis-wa dengan siswa. 2) Siswa belajar sesuai dengan kecepatan dan kemampuan masingmasing. 3) Siswa mendapat bantuan dari guru sesuai dengan kebutuhannya. 4) Siswa dilibatkan dalam perencanaan kegiatan pembelajaran. Peran guru dalam pembelajaran perseorangan ini adalah sebagai organi-sator, narasumber, motivator, fasilitator, konselor dan sekaligus sebagai pe-serta kegiatan. Komponen-komponen yang perlu dikuasi guru berkenaan dengan pem-belajaran perseorangan ini adalah: a) Keterampilan mengadakan pendekatan secara pribadi. 14 Ibid., hlm. 12-13 35 b) Keterampilan mengorganisasi. c) Keterampilan membimbing dan memudahkan belajar, yaitu memungkin-kan guru membantu siswa untuk maju tanpa mengalami frustasi. Hal ini dapat dicapai bagi guru yang memiliki keterampilan dalam memberikan penguatan dan mengembangkan supervisi. d) Keterampilan merencanakan dan melaksanakan kegiatan pembelajaran, mencakup membantu siswa menetapkan tujuan dan menstimulasi siswa untuk mencapai tujuan tersebut, merencanakan kegiatan pembelajaran bersama siswa yang mencakup kriteria keberhasilan, langkah-langkah ke-giatan pembelajaran, waktu serta kondisi belajar, bertindak sebagai super-visor dan membantu siswa menilai pencapaiannya sendiri.15 3. Kinerja Guru Kinerja atau unjuk kerja dalam konteks profesi guru adalah kegiatan yang meliputi perencanaan pembelajaran, pelaksanaan pembelajaran/KBM, dan melakukan penilaian hasil belajar.16 Terdapat berbagai model instrumen yang dapat dipakai dalam penilaian kinerja guru. Namun demikian, ada dua model yang paling sesuai dan dapat digunakan sebagai instrumen utama, yaitu skala penilaian dan (lembar) observasi. Skala penilaian mengukur penampilan atau perilaku orang lain (individu) melalui pernyataan perilaku dalam suatu kontinum atau kategori yang memiliki makna atau nilai. Kategori dibuat dalam bentuk rentangan mulai dari yang tertinggi sampai terendah. Rentangan ini dapat disimbolkan 15 16 Ibid., hlm. 13-14 Ibid., hlm. 14 36 melalui huruf (A, B, C, D) atau angka (4, 3, 2, 1), atau berupa kata-kata, mulai dari tinggi, sedang, kurang, rendah, dan sebagainya. Observasi merupakan cara mengumpulkan data yang biasa digunakan untuk mengukur tingkah laku individu ataupun proses terjadinya suatu kegiatan Yang dapat diamati baik dalam situasi yang alami (sebenarnya) maupun situasi buatan. Tingkah laku guru dalam mengajar, merupakan hal yang paling cocok dinilai dengan observasi. Tentu saja penilai harus terlebih dahulu mempersiapkan lembaran-lembaran yang berisi aspek-aspek yang hendak dinilai. Dalam lembaran tersebut terdapat kolom di sebelah aspek yang hendak dinilai, di mana penilai dapat memberikan catatan atau penilaian mengenai kuantitas dan/atau kualitas aspek yang dinilai. Penilaian dapat diberikan dalam bentuk tanda cek (√). Lembar penilaian observasi juga dapat dibuat dalam bentuk yang tidak terstruktur. Maksudnya penilai (observer) tidak memberikan tanda cek, namun menuliskan catatan mengenai kondisi aspek yang diamati. Hal ini biasanya dilakukan apabila hal-hal yang diamati memang belum dapat dipastikan seperti apa dan bagaimana kemunculannya. Sebagai contoh, penilaian terhadap kemampuan seorang guru baru dalam mengelola kelas. Meskipun kisi-kisi pengelolaan kelas telah jelas, akan tetapi bisa saja guru baru yang dinilai tersebut memunculkan perilaku yang tidak terprediksi dalam menghadapi para siswa di kelas. Hal ini dilakukan terutama bila penilai menggunakan pendekatan kualitatif. 37 4. Peran Guru dalam Mengajar Sebagaimana firman Allah pada surah Fathir ayat 28 yang berbunyi : Artinya : dan demikian (pula) di antara manusia, binatang-binatang melata dan binatang-binatang ternak ada yang bermacam-macam warnanya (dan jenisnya). Sesungguhnya yang takut kepada Allah di antara hamba-hamba-Nya, hanyalah ulama. Sesungguhnya Allah Maha Perkasa lagi Maha Pengampun.17 Untuk itu peran guru perlu direvitalisasi, sebagaimana ayat di atas. 1. Sebagai saksi kepada semua umat manusia tentang kebenaran yang hakiki (al haqqu mirrobbik, fala takunanna minal mumtarin), perintis jalan dari kebodohan, kejumudan, dan fanatisme buta. 2. Pembawa kabar gembira tentang rahmat, karunia, dan ampunan Allah SWT yang Maha Luas kepada hamba Nya, biar sejauh apapun kesesatan umat. 3. Memberi peringatan kepada manusia untuk menegakkan keadilan, melaksanakan hukum-hukum Allah dalam kehidupan, baik dalam masyarakat maupun bernegara. Dan memberi peringatan kepada umat manusia bahwa kehidupan dunia bukan merupakan kehidupan yang abadi, tetapi masih ada kehidupan lain yang setiap umat mempertanggung jawabkan segala perbuatan dan perkataannya. 17 Departemen Agama RI, Op. Cit., hlm. 437 38 4. Sebagai obor penyuluh yang memberi penerangan kepada umat, bukan menyesatkannya. 5. Mengajarkan umat tentang al Qur’an secara kaffah, tidak parsialis. Disamping itu para guru harus berdiri tegak (istiqomah) pada kedudukannya, memelihara wibawa dan integritasnya, agar mereka tetap mendapat kepercayaan dari semua pihak, ia berada di tengah, antara umat dan pemerintah. B. Prestasi Belajar 1. Pengertian Prestasi Belajar Menurut Watson, seperti yang dikutip oleh Djaali mengemukakan: ”Belajar merupakan proses terjadi refleks atau respons bersyarat melalui stimulus pengganti. Manusia dilahirkan dengan beberapa refleks dan reaksi emosional berupa takut, cinta, dan marah. Semua tingkah laku lainnya terbentuk oleh hubungan stimulus respons baru melalui conditioning”.18 Hal lain dikemukakan oleh Howard L. Kingsley, seperti yang dikutip oleh Wasty Soemanto bahwa: ”belajar adalah proses di mana tingkah laku (dalam artian luas) ditimbulkan atau diubah melalui praktek atau latihan).” 19 Definisi lain seperti yang ditulis oleh Sudarwan Danim dalam bukunya Pengantar Kependidikan tentang pengertian belajar, yaitu: ”proses perubahan perilaku sebagai hasil dari perbuatan belajar itu”. 20 Ditambah oleh Muhaimin 18 19 Djaali, Psikologi Pendidikan, Bumi Aksara, Jakarta, 2013, Cet. ke-7, hlm. 86 Wasty Soemanto, Psikologi Pendidikan, Rineka Cipta, Jakarta, 2012. Cet. ke-5, hlm. 104 20 Sudarwan Danim, Pengantar Kependidikan, Alfabeta, Bandung, 2011, Cet. ke-2, hlm. 141 39 bahwa belajar dapat diartikan sebagai: ”aktivitas atau upaya yang sadar dan terencana, dirancang untuk membantu seseorang mengembangkan pandangan hidup, sikap hidup, dan keterampilan hidup, baik yang bersifat manual (petunjuk praktis) maupun mental dan sosial.” 21 Belajar juga merupakan proses pengumpulan atau penghafalan suatu fakta dalam bentuk informasi atau materi pelajaran, demikianlah sebagian orang menafsirkan arti belajar. Sedangkan hasil belajar adalah perubahan tingkah laku. Tingkah laku sebagai hasil belajar dalam pengertian yang luas mencakup bidang kognitif, afektif, dan psikomotoris.22 Belajar adalah suatu terminologi yang menggambarkan proses perubahan melalui pengalaman. Proses tersebut mempersyaratkan perubahan yang relatif permanen berupa sikap, pengetahuan, informasi, kemampuan, dan keterampilan melalui pengalaman. 1. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Hasil Belajar Menurut Shertzer dan Stone seperti yang telah dikutip oleh Endin Nasrudin, secara garis besar faktor-faktor yang memengaruhi belajar dan hasil belajar dapat digolongkan menjadi dua bagian, yaitu faktor internal dan faktor eksternal yang dapat dijabarkan lebih lanjut sebagai berikut : 21 Hasan Basri, Filsafat Pendidikan Islam, Pustaka Setia, Bandung, 2009, Cet. ke-1, hlm. 53 22 Nana Sudjana, Op.Cit, hlm. 3 40 a. Faktor Internal Faktor yang berasal dari dalam diri siswa (internal), diantaranya meliputi: 1. Faktor Fisiologis Faktor fisiologis adalah faktor yang berhubungan dengan kesehatan dan pancaindra. 2. Faktor Psikologis Yaitu faktor yang dapat memengaruhi prestasi belajar, antara lain sebagai berikut: a) Inteligensi Inteligensi adalah kemampuan untuk menetapkan dan mempertahankan suatu tujuan, untuk mengadakan penyesuaian dalam rangka mencapai tujuan, dan menilai keadaan diri secara kritis dan objektif. b) Sikap Sikap adalah kesiapan seseorang untuk bertindak tertentu terhadap hal-hal tertentu c) Motivasi Motivasi adalah penggerak perilaku. Sedangkan motivasi belajar adalah keseluruhan daya penggerak di dalam diri yang menimbulkan kegiatan belajar, yang menjamin kelangsungan kegiatan belajar dan memberikan arah pada kegiatan belajar, sehingga tujuan yang dikehendaki tercapai. b. Faktor Eksternal Faktor-faktor eksternal antara lain sebagai berikut: 1. Faktor lingkungan keluarga a) Sosial ekonomi keluarga b) Pendidikan orangtua c) Perhatian orangtua dan suasana hubungan antara anggota keluarga 2. Faktor lingkungan tempat belajar a) Sarana dan prasarana b) Kompetensi c) Silabus dan metode mengajar 3. Faktor lingkungan masyarakat a) Sosial budaya b) Partisipasi terhadap pendidikan c) Pengukuran prestasi belajar.23 Hal serupa juga dikemukakan oleh Abu Ahmadi yang menyatakan bahwa ada beberapa faktor yang mempengaruhi belajar siswa baik secara 23 Endin Nasrudin, Psikologi Manajemen, Pustaka Setia, Bandung, 2010, Cet. ke-1, hlm. 106-111 41 langsung maupun tidak langsung. Faktor-faktor tersebut digolongkan menjadi tiga macam yaitu: 1. Faktor-faktor stimulasi belajar, mencakup panjangnya bahan pelajaran kesulitan bahan pelajaran, berartinya bahan pengajaran, berat ringannya tugas, dan suasana lingkungan eksternal.24 2. Faktor-faktor metode belajar, mencakup kegiatan berlatih, overlearning dan drill resistensi dalam belajar, pengenalan tentang hasil-hasil belajar, bimbingan dalam belajar, dan kondisi-kondisi intensif.25 3. Faktor-faktor individual, mencakup usia kronologis, perbedaan jenis kelamin, pengalamannya sebelumnya, kapasitas mental, kondisi kesehatan jasmani, kondisi kesehatan rohani, dan motivasi. 26 Dari berbagai penjabaran tentang faktor-faktor yang mempengaruhi belajar dapat dikelompokan menjadi dua yaitu faktor internal dan faktor eksternal. Faktor internal merupakan faktor yang timbul dari dalam diri anak didik tersebut sedangkan faktor eksternal faktor yang disebabkan oleh stimuli eksternal terhadap anak didik sehingga anak didik tersebut terpengaruh atau terkondisikan oleh faktor eksternal tersebut. 2. Usaha-usaha Dalam Meningkatkan Hasil Belajar Belajar bertujuan untuk mendapatkan pengetahuan, sikap, kecakapan dan keterampilan, cara-cara yang dipakai itu akan menjadi kebiasaan. Hal ini perlu adanya usaha-usaha yang dilakukan demi meningkatkan hasil belajar siswa. Diantara usaha-usaha tersebut adalah: 1) Pembuatan jadwal dan pelaksanaannya 24 Wasty Soemanto, Op. Cit. hlm. 113 Ibid., hlm. 115-118 26 Ibid., hlm. 119-121 25 42 2) 3) 4) 5) Jadwal adalah pembagian waktu untuk sejumlah kegiatan yang dilaksanakan oleh seseorang setiap harinya. Jadwal juga berpengaruh terhadap belajar. Agar belajar dapat berjalan dengan baik dan berhasil perlulah seseorang siswa mempunyai jadwal yang baik dan melasanakannya dengan teratur/disiplin.27 Membaca dan membuat catatan Membaca besar pengaruhnya terhadap belajar. Hampir sebagian besar kegiatan belajar adalah membaca. Agar dapat belajar dengan baik maka perlulah membaca dengan baik pula, karena membaca adalah alat belajar.28 Mengulangi bahan pelajaran Mengulangi besar pengaruhnya dalam belajar, karena dengan adanya pengulangan (review) ”bahan yang belum begitu dikuasai serta mudah terlupakan” akan tetap tertanam dalam otak seseorang.29 Konsentrasi Konsentrasi adalah pemusatan pikiran terhadap suatu hal dengan menyampingkan semua hal lainnya yang tidak berhubungan. Dalam belajar konsentrasi berarti pemusatan pikiran terhadap suatu mata pelajaran dengan menyampingkan semua hal lainnya yang tidak berhubungan dengan pelajaran.30 Mengerjakan tugas Mengerjakan tugas dapat berupa pengerjaan tes/ulangan atau ujian yang diberikan guru, tetapi juga termasuk membuat/mengerjakan latihan-latihan yang ada dalam buku-buku ataupun soal-soal buatan sendiri. Sesuai dengan prinsip belajar, jelas mengerjakan tugas itu mempengaruhi hasil belajar.31 Demikianlah usaha-usaha yang dapat dilakukan agar dapat mengerjakan tugas dengan sebaik-baiknya, sehingga dapat berhasil dalam belajar. 27 Slameto, Op. Cit., hlm. 82 Ibid., hlm. 83-84 29 Ibid., hlm. 85 30 Ibid., hlm. 86 31 Ibid., hlm. 87-88 28 43 C. Pendidikan Agama Islam 1. Pengertian Pendidikan Agama Islam Menurut Mortimer J. Adler, seperti yang telah dikutip olah Muzayyin Arifin, bahwa pendidikan adalah proses dengan mana semua kemampuan manusia (bakat dan kemampuan yang diperoleh) yang dapat dipengaruhi oleh pembiasaan, disempurnakan dengan kebiasaan-kebiasaan yang baik melalui sarana- yang secara artistic dibuat dan dipakai oleh siapa pun untuk membantu orang lain atau dirinya sendiri mencapai tujuan yang ditetapkan, yaitu kebiasaan yang baik.32 Dari pendapat di atas dapat dijelaskan bahwa pendidikan agama Islam adalah usaha yang dilakukan secara terus menerus serta berkesinambungan agar membantu anak didik manusia yang berkepribadian yang sesuai dengan ajaran Islam. Pendidikan Islam pada dasarnya lebih luas dan mendalam tinjauannya. Disamping aspek jasmaniah juga rohaniyah bertujuan kebahagiaan di dunia dan di akhirat kelak. Omar Muhammad Al-Touny al-Syaebani mengemukakan bahwa pendidikan Islam adalah “usaha mengubah tingkah laku individu dalam kehidupan pribadinya atau kehidupan kemasyarakatannya dan kehidupan dalam alam sekitarnya melalui proses kependidikan yang dilandasi dengan nilai-nilai Islami”.33 Berdasarkan kutipan di atas dapat dijelaskan pendidikan agama Islam adalah bimbingan jasmani-rohani yang berlandaskan pada hukum yang berlaku pada Islam agar nantnya dapat membentuk-pribadi-pribadi yang 32 33 Muzayyin Arifin, Filsafat Pendidikan Islam, Bumi Aksara, Jakarta, 2012, hlm. 13 Ibid, hlm. 15 44 berakhlakul karimah. Lebih lanjut Abdu Rachman Shaleh menyatakan : “Pendidikan Islam ialah usaha berupa bimbingan dan asuhan terhadap anak didik kelak setelah selesai pendidikannya dapat memahami dan mengamalkan ajaran-ajaran agama Islam serta menjadikannya sebagai way of life (jalan kehidupan). Berdasarkan pengertian di atas ternyata pendidikan Islam adalah suatu bimbingan jasmani dan rohani yang dilakukan oleh orang dewasa yang bertanggung jawab terhadap anak didik berdasarkan hukum-hukum Islam agar menjadi manusia yang seluruh hidupnya semata-mata karena Allah SWT, pengabdian dan penyerahan diri sepenuhnya kepada-Nya. 1. Dasar-Dasar Pendidikan Agama Islam Dalam pelaksanaan pendidikan Islam, yang menjadi dasarnya adalah Al-Qur’an dan Hadits serta Ulil Amri. Hal ini sesuai firman Allah SWT dalam Surat An-Nisa ayat 59 yang berbunyi : Artinya : “Hai orang-orang yang beriman, taatilah Allah dan taatilah Rasul (Nya), dan ulil amri di antara kamu. kemudian jika kamu berlainan Pendapat tentang sesuatu, Maka kembalikanlah ia kepada Allah (Al Quran) dan Rasul (sunnahnya), jika kamu benar-benar beriman kepada Allah dan hari 45 kemudian. yang demikian itu lebih utama (bagimu) dan lebih baik akibatnya.”34 Ayat di atas menerangkan bahwa segenap orang mukmin agar taat kepada Allah, Rasul-Nya dan ulil amri dan golongan mereka, dan dalam perselisihan pendapat supaya selalu mengambil pemecahannya kepada Allah dan Rasul. Dari ayat tersebut dapat diambil pelajaran bahwa, kebijaksanaan agama Islam dalam melaksanakan pemerintahan dan segala urusan kemaslahatan umat hendaknya didasarkan kepada Al-Qur’an dan Hadits sebagai dasar pokok kemudian karenan pemerintah sebagai pelaksana kebijakan maka peraturan perundang-undangan yang dibuat pemerintah yang tidak bertentangan dengan kedua dasar tersebut dapat dijadikan acuan dalam melaksanakan pemerintahan segala aktifitas manusia akan memperoleh jalan yang benar apabila berpegang teguh kepada Al-Qur’an dan Hadits. Begitu pula pendidikan Islam merupakan suatu "bimbingan terhadap pertumbuhan rohani dan jasmani menurut ajaran Islam engan hikmah mengarahkan, mengajarkan, melatih, mengasuh, dan mengawasi berlakunya semua ajaran Islam”.35 Adapun hadits yang berkaitan dengan pendidikan yaitu seperti yang telah disabdakan Rasulullah SAW : .... 34 35 َﻃَ ﻠَﺐ Departemen Agama RI, Al-Quran dan Terjemahannya, Op. Cit. hlm. 87 Muzayyin Arifin, Op. Cit, hlm. 15 46 Artinya : “Tuntutlah ilmu walaupun sampai negara Cina, karena sesungguhnya menuntut ilmu sangat diwajibkan bagi setiap orang Islam”.36 Telah diketahui pada hadits tersebut bahwasannya mencari ilmu merupakan suatu kewajiban bukan hanya bagi kaum Adam, bahkan kaum Hawa pun diwajibkan unuk mencarinya dan ilmu tersebut akan diperoleh tentunya dengan melalui proses pembelajaran. Dengan berpegang teguh pada Al-Qur’an maka pembentukan manusia yang berkepribadina luhur dapat terwujud sesuai dengan petunjuk yang ada dalam kendungan Al-Qur’an. Begitu pula untuk merealisasikan aturan secara menyeluruh dapat diterapkan dan diamalkan dan dilengkapi dengan sumber kedua yaitu Al- Hadits. Sedangkan yang menjadi ukuran ketiga dalam pelaksanaan pendidikan Islam adalah ketentuan atau peraturan pemimpin. 2. Tujuan Pendidikan Agama Islam Jika berbicara tentang tujuan pendidikan Islam, berarti berbicara tentang nilai-nilai ideal yang bercorak Islami. Hal ini mengandung makna bahwa tujuan pendidikan Islam tidak lain adalah tujuan yang merealisasi idealitas Islami. Sedang idealitas Islami itu sendiri pada hakikatnya adalah mengandung nilai perilaku manusia yang didasari atau dijiwai oleh iman da 36 Ibnu Abd. Ghofur, DEWA, Ta’bir-ta’bir Sekaligus Keterangan Permasalahan Aktual,, Pustaka ‘Azm, Kediri: 2007, hlm. 203 47 takwa kepada Allah sebagai sumber kekuasaan mutlak yang harus ditaati.37 Adapun tujuan muslim itu dijelaskan dalam Al-Qur’an antara lain Surat AdzDzariyat ayat 56 : Artinya : “Dan aku tidak menciptakan jin dan manusia melainkan supaya mereka mengabdi kepada-Ku.”38 Berdasarkan ayat di atas jelaslah bahwa tujuan hidup setiap orang Islam adalah untuk menyembah kepada Allah SWT atau dapat dinyatakan segala aspek kehidupannya semata-mata untuk mengabdi kepada-Nya. Dengan demikian tujuan pendidikan agama Islam adalah : “bahwa pendidikan harus merealisasikan cita-cita (identitas) Islam yang mencakup perkembangan kepribadiannya yang bersifat menyeluruh sejarah harmonis berdasarkan potensi psikologis dan filosofis maupun yang mengacu pada keislaman dan sekaligus berilmu pengetahuan secara berkesinambungan sehingga terbentuklah manusia muslim yang berjiwa tawakal secara total kepada Allah. Jalan yang ditempuh untuk mencapai tujuan tersebut dapat dilakukan dengan memahami ajaran agama Islam. Hal ini tersimpul dalam Surat AtTaubah ayat 22 yang berbunyi : 37 38 Muzayyin Arifin, Op. Cit, hlm. 108 Departemen Agama RI, Op. Cit. Hal. 523 48 Artinya : “Mereka kekal di dalamnya selama-lamanya. Sesungguhnya di sisi Allah-lah pahala yang besar.”39 Ayat tersebut memberikan suatu pelajaran bagi kita akan pentingnya pengetahuan agama bagi kita, yaitu pemerintah memperdalam pengetahuan agama untuk beberapa hal tersebut. Akan mengajarkan kepada segenap umat, dengan tujuan utamanya agar memudahkan umat untuk memahami agama Islam serta menyembah Allah SWT. Dengan memahami ajaran agama, maka dalam kehidupan dapat menghayati dan mengamalkan ajaran agama dalam segala aspek kehidupan sehingga ajaran Islam akan dijadikan sebagai jalan kehidupan. Satu hal yang perlu dipertimbangkan guru agama dalam penilaian, yaitu masalah pengamalan agama oleh siswa, baik di rumah, di masyarakat, maupun di sekolah.40 Dari pendapat di atas dapat penulis jelaskan bahwa tujuan mendidik anak adalah agar setelah mereka dewasa mereka akan beriman, selalu beramal sholeh dan berakhlak mulia sehingga akan menjadi manusia yang mandiri, berbakti kepada Allah SWT dan kemudian berangkat dari pemikiran di atas bahwa agama memiliki peran yang amat penting dalam upaya mewujudkan suatu kehidupan yang bermakna, damai dan bermatabat. Menyadari betapa pentingnya peran agama bagi kehidupan umat manusia maka internalisasi 39 40 hlm. 94 Departemen Agama RI, Op. Cit, hal. 190 Ahmad Tafsir, Metodologi Pengajaran Agama Islam, Remaja Rosdakarya, Bandung, 2013, 49 nilai-nilai agama dalam kehidupan setiap pribadi menjadi sebuah keniscayaan yang ditempuh melalui pendidikan baik pendidikan di lingkungan keluarga maupun kmasyarakat. Pendidikan agama dimaksudkan untuk peningkatan potensi spiritual dan membentuk peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa dan berakhlak mulia. Akhlak mulia mencakup etika, budi pekerti, dan moral sebagai perwujuan dari pendidikan agama. Peningkatan potensi spiritual yang mencakup pengenalan, pemahaman dan penanaman nilai-nilai keagamaan, serta pengalaman nilai-nilai tersebut dalam kehidupan individual maupun koletif, kemaslahatan. Peningkatan spiritual tersebut pada akhirnya bertujuan pada obtimalisasi berbagai potensi yang dimiliki manusia yang aktualisasi mencerminkan harkat dan martabatnya sebagai makhluk Tuhan. Pendidikan Agama Islam diberikan dengan mengikuti tuntutan bahwa agama diajarkan kepada manusia dengan visi untuk mewujudkan manusia yang bertaqwa kepada Allah SWT dan berakhlak mulia serta bertujuan untuk menghasilkan manusia yang jujur, adil, berbudi pekerti, etis, saling menghargai, didiplin, harmonis, dan produktif, baik personal maupun social. Tuntutan visi ini menuntut serta mendorong dikembangkannya standard kompetensi sesuai dengan jenjang persekolahan yang secara nasioanl ditandai dengan ciri-ciri : 50 4. lebih menitikberatkan pencapaian kompetensi secara utuh selain penguasaan materi. 5. Mengakomodasikan keragaman kebutuhan dan sumber daya pendidikan yang kesekian 6. Memberikan kebebasan yang lebih luas kepada pendidik di lapangan untuk mengembangkan strategi dan program pembelajaran sesuai dengan kebutuhan dan ketersediaan sumber daya penduduk. Pendidikan agama Islam diharapkan menghasilkan manusia yang selalu berupaya menyempurnakan iman, takwa dan akhlak serta aktif membangun peradapan dan keharmonisan kehidupan, khususnya dalam memajukan peradaban bangsa yang bermartabat, manusia seperti itu diharapkan tangguh dalam menghadapi tantangan, hambatan dan perubahan yang muncul dalam pergaulan masyarakat baik dalam lingkup lokal, nasional, regional maupun global. Pendidikan diharapkan dapat mengembangkan metode pembelajaran sesuai dengan standard kompetensi dasar perilaku terpuji dapat dilakukan tidak beraturan. Peran semua unsure sekolah, orang tua siswa dan masyarakat sangat penting dalam mendukung keberhasilan pencapaian tujuan Pendidikan Agama Islam. 7. Kurikulum Pendidikan Agama Islam Kelas VIII, Semester 1 Standar Kompetensi Kompetensi Dasar 51 Al-Quran 1. Menerapkan hukum bacaaan Qalqalah dan Ra. Aqidah 2. Meningkatkan keimanan kepada Kitab-kitab Allah Akhlak 3. Membiasakan perilaku terpuji 4. Menghindari perilaku tercela Fiqih 5. Mengenal tatacara shalat sunnat 6. Memahami macammacam sujud 1.1 Menjelaskan hukum bacaan Qalqalah dan Ra. 1.2 Menerapkan hukum bacaan Qalqalah dan Ra dalam bacaan surat-surat Al-Quran dengan benar. 2.1 Menjelaskan pengertian beriman kepada Kitab-kitab Allah. 2.2 Menyebutkan nama-nama Kitab-kitab Allah yang diturunkan kepada para Rasul. 2.3 Menampilkan sikap mencintai Al-Quran sebagai Kitab Allah. 3.1 Menjelaskan pengertian zuhud dan tawakal. 3.2 Menampilkan contoh perilaku zuhud dan tawakal. 3.3 Membiasakan perilaku zuhud dan tawakal dalam kehidupan sehari-hari. 4.1 Menjelaskan pengertian ananiah, ghadhab, hasad, ghibah, dan namimah. 4.2 Menyebutkan contoh-contoh perilaku ananiah, ghadhab, hasad, ghibah, dan namimah. 4.3 Menghindari perilaku ananiah, ghadhab, hasad, ghibah, dan namimah dalam kehidupan sehari-hari. 5.1 Menjelaskan ketentuan shalat sunnat rawatib. 5.2 Mempraktikkan shalat sunnat rawatib. 6.1 Menjelaskan pengertian sujud syukur, sujud sahwi, dan sujud tilawah. 6.2 Menjelaskan tatacara sujud syukur, sujud sahwi, dan sujud tilawah. 6.3 Mempraktikkan sujud syukur, sujud sahwi, dan sujud tilawah. 52 7. Memahami tatacara puasa. 8. Memahami zakat 7.1 Menjelaskan ketentuan puasa wajib. 7.2 Mempraktikkan puasa wajib. 7.3 Menjelaskan ketentuan puasa sunnah Senin-Kamis, Syawal, dan Arafah. 7.4 Mempraktikkan puasa sunnah Senin-Kamis, Syawal, dan Arafah. 8.1 Menjelaskan pengertian zakat fitrah dan zakat mal. 8.2 Membedakan antara zakat fitrah dan zakat mal. 8.3 Menjelaskan orang yang berhak menerima zakat fitrah dan zakat mal. 8.4 Mempraktikkan pelaksanaan zakat fitrah dan akat mal. Tarikh dan Kebudayaan Islam 9. Memahami sejarah 9.1 Menceritakan sejarah Nabi Muhammad Saw. dalam Nabi Muhammad membangun masyarakat melalui kegiatan ekonomi Saw. dan perdagangan. 9.2 Meneladani perjuangan Nabi Muhammad Saw. dan para sahabat di Madinah. Kelas VIII, Semester 2 Standar Kompetensi Al-Quran 10. Menerapkan hukum bacaaan Mad dan Waqaf Aqidah 11. Meningkatkan keimanan kepada Rasul Allah Kompetensi Dasar 10.1 Menjelaskan hukum bacaan Mad dan Waqaf. 10.2 Menunjukkan contoh hukum bacaan Mad dan Waqaf dalam bacaan surat-surat Al-Quran. 10.3 mempraktikkan bacaan Mad dan Waqaf dalam bacaan surat-surat Al-Quran. 11.1 Menjelaskan pengertian beriman kepada Rasul Allah. 11.2 Menyebutkan nama dan sifat-sifat Rasul Allah. 11.3 Meneladani sifat-sifat Rasulullah Saw. 53 Akhlak 12. Membiasakan perilaku terpuji 13. Menghindari perilaku tercela. Fiqih 14. Memahami hukum Islam tentang hewan sebagai sumber bahan makanan 12.1 Menjelaskan adab makan dan minum. 12.2 Menampilkan contoh adab makan dan minum. 12.3 Mempraktikkan adab makan dan minum dalam kehidupan sehari-hari. 13.1 Menjelaskan pengertian perilaku dendam dan munafik. 13.2 Menjelaskan ciri-ciri pendendam dan munafik. 13.3 Menghindari perilaku pendendam dan munafik dalam kehidupan sehari-hari. 14.1 Menjelaskan jenis-jenis hewan yang halal dan haram dimakan. 14.2 Menghindari makanan yang bersumber dari binatang yang diharamkan. Tarikh dan Kebudayaan Islam 15. Memahami sejarah 15.1 Menceritakan sejarah pertumbuhan ilmu dakwah Islam. pengetahuan Islam sampai masa Abbasiyah. 15.2 Menyebutkan tokoh ilmuwan Muslim dan perannya sampai masa daulah Abbasiyah. Dalam penelitian ini, peneliti tidak mengambil semua kurikulum yang ada, akan tetapi peneliti hanya memfokuskan pada kurikulum kelas XI dalam melaksanakan penelitian. 54 BAB III LAPORAN HASIL PENELITIAN A. Gambaran Umum Daerah Penelitian 1. Sejarah Singkat Berdirinya MTs At-Thohiriyah Sukajawa Bumiratu Nuban Kecamatan Bumiratu Nuban terdiri dari enam kampung. Penduduknya sebagian besar warga Nahdlatul Ulama (NU) dan sebagian yang lain adalah umat Islam di luar NU serta umat non Islam. Sebagian jumlah yang mayoritas pada mulanya warga Nahdliyin di dalam membina generasi dan mengembangkan agama Islam hanya dengan pendidikan non formal yang bertempat di masjid-masjid, mushola-mushola, rumah-rumah para ustadz dan juga dalam acara hari-hari besar Islam yang bertempat di halaman-halaman masjid, halaman mushola dan tanah lapang. Di tengah-tengah pelaksanaan pendidikan non formal yang semakin berkembang pesat, maka atas permintaan masyarakat yang didorong oleh tuntutan kemajuan teknologi informasi yang mengarah pada era globalisasi dna didukung oleh berbagai pihak yang menginginkan berdirinya suatu pendidikan formal lanjutan tingkat pertama yang bernafaskan agama, maka para tokoh muslim berserta para da’i mengadakan suatu pertemuan pada tanggal 05 Maret 1987 bertempat di kediaman Bapak Isma’il Ahmad yang dihadiri oleh 68 orang dari para tokoh umat Islam dan sejumlah da’i di 54 55 Bumiratu Nuban dengan agenda mencurahkan gagasan yang dituangkan dalam suatu kesepakatan yaitu berdirinya Madrasah Tsanawiyahyang diberi nama Bumiratu Nuban yang bertujuan sebagai berikut : a. Memberikan kesempatan kepada tamatan SD/MI untuk melanjutkan ke tingkat SLTP yang bernafaskan Islam di Kecamatan Bumiratu Nuban. b. Menciptakan tamatan yang berwawasan luas, cerdas, terampil dan berakhlak mulia. c. Mendukung program pemerintah dalam mewujudkan pembangunan nasional di bidang pendidikan. d. Sebagai wadah tempat membina generasi muda dalam mengembangkan ilmu-ilmu agama Islam di Bumiratu Nuban. 2. Letak Geografis MTs At-Thohiriyah Sukajawa Bumiratu Nuban Letak geografis MTs At-Thohiriyah Sukajawa Bumiratu Nuban Kecamatan Belalau Kabupaten Lampung Tengah berbatasan dengan beberapa rumah penduduk dan jalan raya. Adapun batas-batas lokasi MTs AtThohiriyah Sukajawa Bumiratu Nuban Kabupaten Lampung Tengah adalah sebagai berikut: 1. Sebelah utara berbatasan dengan rumah penduduk 2. Sebelah selatan berbatasan dengan rumah penduduk 3. Sebelah barat berbatasan dengan jalan raya 4. Sebelah timur berbatasan dengan jalan raya 56 Dari letak geografis di atas, dapat diketahui bahwa MTs At-Thohiriyah Sukajawa Bumiratu Nuban Kabupaten Lampung Tengah cukup strategis. Hal ini dapat dilihat dari letak MTs At-Thohiriyah Sukajawa Bumiratu Nuban yang berada di seberang jalan raya dan rumah penduduk sekitar. 3. Keadaan Guru MTs At-Thohiriyah Sukajawa Bumiratu Nuban Berdasarkan hasil penelitian penulis di MTs At-Thohiriyah Sukajawa Bumiratu Nuban Kabupaten Lampung Tengah berjumlah 12 orang dan 1 penjaga sekolah, seluruh tenaga kerja yang ada tersebut aktif dalam menjalankan tugasnya sehari-hari dan dengan jumlah guru yang telah mencukupi tenaga guru dalam pelaksanaan pendidikan dan pengajaran. Tabel 2 Keadaan Guru dan Karyawan MTs At-Thohiriyah Sukajawa Bumiratu Nuban Tahun Pelajaran 2013/2014 No 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 Nama Guru Herman, A.Ma.Pd Rotmi Jon Heri Yeni Zulkipli Her Yati Rinawati Lahmuddin Haidajuita Mar’atussa’adah Tarmidi Lena Mardiah Hermawan Jabatan Kepala Sekolah Wakil Kepala Sekolah Guru Kelas Guru Kelas Guru Kelas Guru Kelas Guru Mulok Guru Penjas Guru Agama Guru Agama Guru Agama Guru Kelas Penjaga Pendidikan Akhir DII S1 S1 DII DII S1 MAN MAN DII S1 SMA MA MAN Sumber : Dokumentasi MTs At-Thohiriyah Sukajawa Bumiratu Nuban 5 Juni 2011 57 4. Keadaan Siswa MTs At-Thohiriyah Sukajawa Bumiratu Nuban Pada saat dilakukan penelitian siswa MTs At-Thohiriyah Sukajawa Bumiratu Nuban Kabupaten Lampung Tengah berjumlah 80, adapun pembagian kelas dan jumlah siswa dapat dilihat pada tabel berikut: Tabel 3 Keadaan Siswa MTs At-Thohiriyah Sukajawa Bumiratu Nuban Tahun Pelajaran 2013/2014 Kelas Kelas VII Kelas VIII Kelas IX Jumlah Laki-laki 15 9 8 32 Perempuan 17 11 20 48 Jumlah 32 20 28 80 Sumber: Dokumentasi MTs At-Thohiriyah Sukajawa Bumiratu Nuban 6 Juni 2011 Berdasarkan tebel di atas maka dapat disimpulkan bahwa jumlah murid di MTs At-Thohiriyah Sukajawa Bumiratu Nuban yaitu sebanyak 80 orang siswa dengan jumlah siswa laki-laki sebanyak 32 siswa dan siswa perempuan sebanyak 48 siswa. 58 5. Struktur Organisasi MTs At-Thohiriyah Sukajawa Bumiratu Nuban Gambar 1 Struktur Organisasi MTs At-Thohiriyah Sukajawa Bumiratu Nuban Kabupaten Lampung Tengah Tahun Pelajaran 2013/2014 Komite Sekolah Kepala Sekolah Karyono Herman, A.Ma.Pd Bid. Kesiswaan Zakaria Perpustakaan Guru Zakaria P. Osis P. Pramuka P. UKS Nurhuda Nasir Nuraini Siswa / Siswi Sumber : Dokumentasi MTs At-Thohiriyah Sukajawa Bumiratu Nuban 5 Juni 2011 59 6. Denah Lokasi MTs At-Thohiriyah Sukajawa Bumiratu Nuban Gambar 2 Denah Lokasi MTs At-Thohiriyah Sukajawa Bumiratu Nuban Q C D E M L K J I H G F B KETERANGAN : A. Kantor MI B. Mushola C. Rumah TU D. Kantin A N O P 60 E. Toilet/WC F. Ruang Belajar MI G. Ruang Belajar MI H. Ruang Belajar MI I. Ruang Belajar MI J. Ruang Belajar MI K. Ruang Belajar MI L. Ruang Belajar MTs M. Ruang Belajar MTs N. Ruang Belajar MTs O. Kantor MTs P. Ruang UKS Q. Ruang Alat Olah Raga B. Data Variabel Penelitian 1. Data Peran Guru PAI Dari hasil wawancara dengan kepala sekolah dan guru pendidikan agama Islam diperoleh keterangan bahwa dalam upaya meningkatkan prestasi belajar siswa sangat perlu dilakukan karena dalam proses kegiatan belajar mengajar dari guru pendidikan agama Islam yang diarahkan kepada penanaman nilai-nalai agama Islam sehingga tumbuh menjadi suatu kebiasaan dalam bentuk tingkah laku yang tercermin dalam perbuatan sehari-hari 61 sehingga dapat terwujudnya akhlak yang mulia yang sesuai dengan tuntunantuntunan ajaran agama Islam. Selain itu guru pendidikan agama Islam juga mempunyai peran yang sangat besar dalam meningkatkan prestasi belajar siswa, antara lain : Contoh tauladan dari guru agama Islam : a. Cara berpakaian guru agama Islam yang selalu rapih . b. Cara berbicara ketika menyampaikan materi pelajaran di depan kelas. c. Sikap sabar dan penuh tanggung jawab d. Tidak membedakan antara siswa yang satu dengan siswa yang lain. 1 Contoh mencintai jabatan sebagai guru : a. Datang tepat waktu b. Tidak meninggalkan kelas saat bertugas. c. Saling menghargai dan menghormati. d. Tertib dan sopan santun terhadap sesama. e. Tidak pilih kasih dan memberikan perhatian yang penuh terhadap siswa. Dari beberapa hal tersebut di atas merupakan peran guru pendidikan agama Islam yang dilakukan dalam bentuk interaksi belajar, dan hal ini sangat positif karena akan dapat merangsang dan membekas pada diri siswa sehingga diharapkan siswa akan memiliki kepribadian yang mulia sehingga diharapkan nantinya siswa akan memiliki kebiasaan yang baik dalam hidup. Contohnya 1 Mar’atussa’adah, Guru PAI kelas VIII, Wawancara, tanggal 26 Juni 2014 62 seperti : sopan santun, sabar, pemaaaf, dan mempunyai rasa kasih sayang kepada sesama dan bersikap qona’ah. Dalam meningkatkan prestasi belajar PAI siswa guru agama Islam memerlukan waktu yang lama untuk membina. Sedangkan pendidikan agama Islam diajarkan satu kali dalam satu minggu. Oleh karenanya guru agama Islam harus bersungguh-sungguh dalam menanamkan nilai agama kepada siswa yang dalam hal ini pun harus dibantu oleh guru-guru yang lain yang mengajar di MTs At-Thohiriyah. Dalam membina akhlak siswa dilakukan melalui pendidikan dengan melalui pemberian materi yang telah ditetapkan, disamping itu juga memberikan contoh yang baik seperti cara berpakaian, cara berbicara kepada orang lain yang lebih tua maupun yang lebih muda.2 Oleh karena itu guru agama dapat mempengaruhi kepribadian siswa karena siswa merupakan sasaran dalam penanaman nilai-nilai agama, sehingga guru dapat menumbuhkan motivasi yang baik terhadap siswa. Adapun peran Guru Pendidikan Agama Islam dalam meningkatkan prestasi belajar PAI siswa di MTs At-Thohiriyah antara lain sebagai berikut : a. Memberikan nasehat kepada siswa. b. Memberi contoh atau membiasakan perbuatan baik. c. Membiasakan untuk selalu mengucapkan salam. 2 Kepala Sekolah MTs At-Thohiriyah, Wawancara, tanggal 30 Juni 2014 63 d. Membiasakan untuk selalu berlaku sopan-santun. e. Mengawasi siswa dalam kegiatan belajar – mengajar. f. Memberikan ketauladanan kepada siswa. g. Mendidik siswa supaya terbiasa dengan berakhlak baik. h. Menjelaskan pentingnya pendidikan agama Islam. i. Menjelaskan faedah berakhlak yang baik dan yang buruk. j. Berusaha untuk menumbuhkan motivasi dalam belajar. k. Membiasakan untuk selalu bersikap adil. l. Membiasakan untuk selalu berkata jujur. m. Menumbuhkan rasa kasih sayang dan saling menghargai.3 Selain peran guru pendidikan agama Islam di atas, guru Pendidikan Agama Islam juga menerapkan kedisiplinan terhadap siswa dan berusaha melaksanakan tugasnya dengan baik dalam upaya meningkatkan prestasi belajar PAI siswa di MTs At-Thohiriyah Sukajawa. 2. Data Hasil Prestasi Belajar Siswa Untuk mengetahui prestasi belajar siswa kelas VIII MTs AtThohiriyah Sukajawa Bumiratu Nuban, maka penulis mengambil dokumentasi (buku legger guru) semester II Tahun Pelajaran 2013/2014. 3 Observasi, Tanggal 4 dan 5 Juli 2014 64 Maka langkah selanjutnya yaitu mengumpulkan data dengan metode questioner, untuk mengetahui peran guru PAI terhadap prestasi belajar siswa. Adapun untuk pengumpulan datanya, penulis mengambil skor: - Jawaban item a : nilai 3 - Jawaban item b : nilai 2 - Jawaban item c : nilai 1 Tabel 7 Data Prestasi Belajar Siswa Kelas VIII MTs At-Thohiriyah Sukajawa Bumiratu Nuban Tahun Pelajaran 2013/2014 No 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 Nama Siswa Burdani Ella Eva epriani Peri suseno Hendra Miftaul umi Poppy Putri Lestari Rendi Ria Ferini Suwarningsih Surtini Turni Yesi Adi Safidin Agus Setawan Anita Bela Safitri Novitasari 1 3 3 2 3 2 3 3 3 2 3 3 2 3 3 2 3 3 3 2 3 2 3 3 2 3 2 3 3 3 2 3 3 2 3 3 2 3 3 3 2 3 3 3 3 2 3 2 3 3 3 2 3 3 2 3 3 2 3 3 3 2 3 Item Soal 4 5 6 7 3 3 3 3 3 3 3 3 2 2 2 2 3 3 3 3 2 2 2 2 3 3 3 3 3 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 3 2 2 2 3 3 3 3 2 2 2 2 2 2 2 2 3 3 3 3 2 2 2 2 3 3 3 3 3 2 2 2 3 3 3 3 2 2 2 2 3 2 2 2 8 3 3 2 3 2 3 2 3 2 2 3 2 3 3 2 3 2 3 2 2 9 10 3 3 3 3 2 2 3 3 2 3 3 3 3 2 3 3 2 2 3 2 3 3 2 3 3 3 3 3 2 2 3 3 3 2 3 3 2 2 3 2 Jmlh Ket. 30 30 20 30 21 30 25 26 20 25 30 21 26 30 20 30 25 30 20 25 Baik Baik Kurang Baik Kurang Baik Cukup Cukup Kurang Cukup Baik Kurang Cukup Baik Kurang Baik Cukup Baik Kurang Cukup 65 Berdasarkan data di atas kemudian dicari interval kelasnya dengan rumus : I NT NR = 30 20 = 10 3,3 K 3 3 Tabel 8 Distribusi Frekuensi tentang Prestasi Belajar Siswa Kelas VIII MTs AtThohiriyah Sukajawa Bumiratu Nuban Tahun Pelajaran 2013/2014 No. Interval Frekuensi Kategori Persen 1. 28-30 8 Baik 40 % 2. 24-27 6 Cukup 30 % 3. 20-23 6 Kurang 30 % 20 - 100 % JUMLAH Berdasarkan tabel distribusi frekuensi di atas, dapat penulis jelaskan sebagai berikut : 1) Jumah sampel yang memperoleh skor nilai 28-30 sebanyak 8 orang atau mencapai 40 % 2) Jumah sampel yang memperoleh skor 24-27 sebanyak 6 orang atau mencapai 30 % 3) Jumah sampel yang memperoleh skor 20-23 sebanyak 6 orang atau mencapai 30 % Jadi dapat disimpulkan bahwa prestasi belajar siswa yang termasuk kategori baik ada 8 siswa atau 40 %, prestasi belajar siswa yang termasuk 66 kategori sedang ada 6 siswa atau 30 % dan prestasi belajar yang termasuk kategori kurang ada 6 siswa atau 30 % BAB IV ANALISA DATA Dalam bab ini penulis akan mengolah data yang diperoleh dari hasil penelitian yang terdiri dari data primer dan data sekunder. Data primer penulis peroleh melalui kuisioner yang ditujukan kepada peserta didik, dan data sekunder yang masing-masing dari interview, observasi dan dokumentasi. Dalam menganalisa data ini penulis menggunakan penganalisaan secara induktif yaitu mengumpulkan pendapat-pendapat anggota sampel yang masih bersifat khusus yang akan penulis simpulkan menjadi kesimpulan yang bersifat umum. Dalam pengolahan data ini penulis menggunakan rumus : P F x 100 X Dengan keterangan : F = Jumlah Jawaban Siswa X = Jumlah Sampel P = Hasil prosentase jawaban Kemudian langkah selanjutnya setiap item jawaban penulis analisa yang kemudian penulis kemukakan dalam tabel yang merupakan hasil jawaban kuisioner, sebagai berikut : 67 68 Table 9 Rekapitulasi Jawaban Kuesioner dari Responden No 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9. 10. 11. 12. 13. 14. 15. 16. 17. 18. 19. 20. Jumlah Sampel 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 a 15 10 10 15 10 10 10 6 10 13 13 12 16 5 9 11 9 7 5 7 Hasil Jawaban % b % 75 5 25 50 5 25 50 7 35 75 2 10 50 5 25 50 8 40 50 10 50 30 9 45 50 5 25 65 5 25 65 6 30 60 8 40 80 4 20 25 10 50 45 10 50 55 3 15 45 4 20 35 5 25 25 10 50 35 6 30 1015% 635% c 0 5 3 3 5 2 0 5 5 2 1 0 0 5 1 6 7 8 5 7 Jumlah % % 0 100 25 100 15 100 15 100 25 100 10 100 0 100 25 100 25 100 10 100 5 100 0 100 0 100 25 100 5 100 30 100 35 100 40 100 25 100 35 100 350% 2000% Dari hasil pengolahan data di atas, selanjutnya penulis mengadakan penganalisaan terhadap data sehingga sesuai dengan pengolahan data yang dimaksud, sebagai berikut : Item nomor 1 Apakah guru pendidikan agama Islam adik berperan aktif terhadap kegiatan belajar mengajar? a. Berperan aktif 69 b. Kadang-kadang c. Tidak pernah Hasil Jawaban Dari 20 siswa yang menjadi anggota sampel yang menjawab A = 15 orang (75 %) B = 5 orang (25 %) C = 0 orang (0 %) Interpretasi Dari item no.1 menjelaskan bahwa 75 % guru pendidikan agama Islam berperan aktif mengajar, 25 % guru pendidikan agama Islam yang kadang-kadanng dan 0 % guru pendidikan agama Islam yang tidak pernah. Item nomor 2 Pada saat adik tidak melakukan shalat berjama’ah di sekolah, bagaimanakah tindakan guru pendidikan agama Islam adik ? a. Menegur dan memarahi b. Menegur dan menasehati c. Membiarkan saja Hasil Jawaban Dari 20 siswa yang menjadi anggota sampel yang menjawab A = 10 orang (50 %) B = 5 orang (25 %) C = 5 orang (25 %) 70 Interpretasi Dari item no. 2 menjelaskan bahwa 50 % guru pendidikan agama Islam menegur dan memarahi, 25% guru pendidikan agama Islam menegur dan menasehati dan 25% guru pendidikan agama Islam membiarkan saja. Item nomor 3 Bagaimana sikap yang dilakukan adik saat guru pendidikan agama Islam menerangkan pelajaran agama ? a. Memperhatikan dengan baik b. Kadang-kadang saja memperhatikan c. Acuh tak acuh Hasil Jawaban Dari 20 siswa yang menjadi anggota sampel yang menjawab A = 10 orang (50 %) B = 7 orang (35 %) C = 3 orang (15 %) Interpretasi Dari item no. 3 menjelaskan bahwa 50 % siswa memperhatikan dengan baik, 35% siswa hanya kadangkadang saja memperhatikan dan 15 % siswa acuh tak acuh. Item nomor 4 Metode apa saja yang sering digunakan oleh guru pendidikan agama Islam adik ? a. Metode ceramah, resitasi dan demonstrasi b. Metode ceramah dan sosio drama c. Metode ceramah dan karya wisata 71 Hasil Jawaban Dari 20 siswa yang menjadi anggota sampel yang menjawab A = 15 orang (75 %) B = 2 orang (10 %) C = 3 orang (15 %) Interpretasi Dari item no. 4 menjelaskan bahwa 75 % guru menggunakan metode ceramah, resitasi dan demonstrasi, 10 % guru menggunakan metode ceramah dan sosiodrama dan 15 % guru menggunakan metode karya wisata. Item nomor 5 Apakah adik selalu mengucapkan salam kepada temanteman saat bertemu ? a. Selalu mengucapkan b. Kadang-kadang c. Tidak pernah Hasil Jawaban Dari 20 siswa yang menjadi anggota sampel yang menjawab A = 10 orang (50 %) B = 5 orang (25 %) C = 5 orang (25 %) Interpretasi Dari item no. 5 menjelaskan bahwa 50 % siswa selalu mengucapkan salam, 25% siswa hanya kadang-kadang mengucapkan salam dan 25 % siswa tidak pernah mengucapkan salam.. 72 Item nomor 6 Tindakan apa yang biasanya dilakukan oleh guru pendidikan agama Islam jika melihat salah satu muridnya merokok ? a. menegur dan menasehati b. memarahi dan menskor c. membiarkan saja Hasil Jawaban Dari 20 siswa yang menjadi anggota sampel yang menjawab A = 10 orang (50 %) B = 8 orang (40 %) C = 2 orang (10 %) Interpretasi Dari item no. 6 menjelaskan bahwa 50 % guru menegur dan menasehati, 40 % guru memarahi dan menskorsing dan 10 % guru membiarkan saja. Item nomor 7 Jika guru pendidikan agama Islam adik berhalangan hadir, apa saja yang adik lakukan ? a. berdiskusi b. membolos c. membiarkan saja Hasil Jawaban Dari 20 siswa yang menjadi anggota sampel yang menjawab A = 10 orang (50 %) B = 10 orang (50 %) C = 0 orang (0 %) Interpretasi Dari item no. 7 menjelaskan bahwa 50 % siswa berdiskusi, 50 % membolos dan 0 % membiarkan saja. 73 Item nomor 8 Apakah guru pendidikan agama Islam adik selalu menganjurkan untuk shalat lima waktu ? a. Menganjurkan b. Kadang-kadang c. Tidak pernah Hasil Jawaban Dari 20 siswa yang menjadi anggota sampel yang menjawab A = 6 orang (30 %) B = 9 orang (45 %) C = 5 orang (25 %) Interpretasi Dari item no. 8 menjelaskan bahwa sebanyak 30 % guru menganjurkan agar siswa mengerjakan shalat lima waktu, 45 % kadang-kadang dan 25 % tidak pernah. Item nomor 9 Bagaimanakah sikap adik pada saat pelaksanaan ujian ? a. Mencontek buku b. Kerja sama dengan teman c. Mengerjakan soal dengan baik. Hasil Jawaban Dari 20 siswa yang menjadi anggota sampel yang menjawab A = 10 orang (50 %) B = 5 orang (25 %) C = 5 orang (25 %) Interpretasi Dari item no. 9 menjelaskan bahwa sebanyak 50 % siswa mencontek buku pada saat ujian, 25 % siswa kerja sama dengan teman dan 25 % siswa mengerjakan soal dengan baik. 74 Item nomor 10 Apakah orang tua adik selalu mengajak shalat berjamaah di rumah ? a. Selalu shalat berjamaah b. Kadang-kadang c. Tidak pernah Hasil Jawaban Dari 20 siswa yang menjadi anggota sampel yang menjawab A = 13 orang (65%) B = 5 orang (25 %) C = 2 orang (10 %) Interpretasi Dari item no. 10 menjelaskan bahwa sebanyak 65 % orang tua yang mengajak anaknya shalat berjama’ah, 25 % kadangkadang mengajak shalat berjama’ah dan 10 % tidak pernah. Item nomor 11 Apakah orang tua adik sangat memperhatikan pelajaran yang adik terima dari sekolah ? a. Sangat memperhatikan b. Kadang-kadang c. Tidak pernah Hasil Jawaban Dari 20 siswa yang menjadi anggota sampel yang menjawab A = 13 orang (65 %) B = 6 orang (30 %) C = 1 orang (5 %) 75 Interpretasi Dari item no. 11 menjelaskan bahwa sebanyak 65 % orang tua sangat memperhatikan terhadap pelajaran anaknya di sekolah, 30 % kadang-kadang saja dan 5 % tidak pernah. Item nomor 12 Apakah adik maupun teman-teman pernah berkelahi di sekolah atau di luar sekolah ? a. Pernah b. Kadang-kadang c. Tidak pernah Hasil Jawaban Dari 20 siswa yang menjadi anggota sampel yang menjawab A = 12 orang (60 %) B = 8 orang (40 %) C = 0 orang (0 %) Interpretasi Dari item no. 12 menjelaskan bahwa sebanyak 60 % siswa pernah berkelahi, 40 % kadang-kadang dan 0 % tidak pernah. Item nomor 13 Apakah guru pendidikan agama Islam adik senantiasa mengucapkan salam saat memulai dan mengakhiri pelajaran ? a. Selalu mengucapkan salam b. Kadang-kadang c. Tidak pernah Hasil Jawaban Dari 20 siswa yang menjadi anggota sampel yang menjawab A = 16 orang (80 %) B = 4 orang (20 %) C = 0 orang (0 %) 76 Interpretasi Dari item no. 13 menjelaskan bahwa 80 % guru pendidikan agama Islam senantiasa mengucapkan salam saat memulai dan mengakhiri pelajaran, 20 % kadang-kadanng dan 0 % tidak pernah. Item nomor 14 Bagaimana peran serta masyarakat di lingkungan adik dalam kegiatan keagamaan ? a. Berperan aktif b. Kadang-kadang aktif c. Tidak aktif Hasil Jawaban Dari 20 siswa yang menjadi anggota sampel yang menjawab A = 5 orang (25 %) B = 10 orang (50 %) C = 5 orang (25 %) Interpretasi Dari item no. 14 menjelaskan bahwa 25 % masyarakat berperan aktif dalam kegiatan keagamaan yang ada dilingkungan siswa, 50 % kadang-kadanng aktif dan 25 % tidak aktif. Item nomor 15 Apakah adik senantiasa mengikuti kegiatan keagamaan secara aktif di sekolah (contohnya ROHIS) ? a. Aktif b. Kadang-kadang c. Tidak pernah. Hasil Jawaban Dari 20 siswa yang menjadi anggota sampel yang menjawab 77 A = 9 orang (45 %) B = 10 orang (50 %) C = 1 orang (5 %) Interpretasi Dari item no. 15 menjelaskan bahwa 45 % siswa senantiasa mengikuti kegiatan ROHIS, 50 % kadang- dan 5 % tidak pernah. Item nomor 16 Bagaimana sikap adik jika ada teman yang menasehati berkaitan dengan kesalahan yang telah adik perbuat ? a. Mendengarkan dan berterima kasih b. Memarahi karena belum pantas untuk menasehati c. Acuh tak acuh Hasil Jawaban Dari 20 siswa yang menjadi anggota sampel yang menjawab A = 11 orang (55 %) B = 3 orang (15 %) C = 6 orang (30 %) Interpretasi Dari item no. 16 menjelaskan bahwa 55 % siswa mendengarkan dan berterima kasih, 15 % memarahi karena belum pantas menasehati dan 30 % acuh tak acuh. Item nomor 17 Bagaimanakah sikap adik jika ada salah satu teman adik yang sakit ? a. Menjenguk dan memberikan bantuan materi b. Diam seolah-olah tidak tahu c. Memberikan bantuan materi saja. 78 Hasil Jawaban Dari 20 siswa yang menjadi anggota sampel yang menjawab A = 9 orang (45 %) B = 4 orang (20 %) C = 7 orang (35 %) Interpretasi Dari item no. 17 menjelaskan bahwa 45 % para siswa menjenguk dan memberikan bantuan materi jika ada teman yang sakit, 20 % diam seolah-olah tidak tahu dan 35 % Memberikan bantuan materi saja. Item nomor 18 Atas inisiatif siapakah adik mengikuti kegiatan ROHIS di sekolah ? a. Inisiatif sendiri b. Saran orang tua c. Saran guru pendidikan agama Islam. Hasil Jawaban Dari 20 siswa yang menjadi anggota sampel yang menjawab A = 7 orang (35 %) B = 5 orang (25 %) C = 8 orang (40 %) Interpretasi Dari item no. 18 menjelaskan bahwa 35 % siswa mengikuti kegiatan ROHIS atas inisiatif sendiri, 25 % atas saran orang tua dan 40 % atas saran guru pendidikan agama Islam. Item nomor 19 Dalam kegiatan ibadah-ibadah (shalat, puasa dan membaca Al-Qur’an) yang sering melaksanakan ibadah seperti itu adalah ? 79 a. Guru pendidikan agama Islam b. Orang tua sendiri c. Teman-teman Hasil Jawaban Dari 20 siswa yang menjadi anggota sampel yang menjawab A = 5 orang (25 %) B = 10 orang (50 %) C = 5 orang (25 %) Interpretasi Dari item no. 19 menjelaskan bahwa 25 % siswa dalam melaksanakan kegiatan ibadah mereka dianjurkan oleh Guru pendidikan agama Islam, 50 % anjuran orang tua dan 25 % atas anjuran teman-teman. Item nomor 20 Apakah guru pendidikan agama Islam adik selalu memberikan hadiah jika ada siswa yang berprestasi ? a. Memberikan b. Kadang-kadang c. Tidak pernah Hasil Jawaban Dari 20 siswa yang menjadi anggota sampel yang menjawab A = 7 orang (35 %) B = 6 orang (30 %) C = 7 orang (35 %) Interpretasi Dari item no. 20 menjelaskan bahwa 35 % memberikan hadiah, 30 % kadang-kadang dan 35 % tidak pernah. 80 Berdasarkan uraian tersebut di atas dapat diungkapkan bahwa peran guru pendidikan agama Islam dalam meningkatkan prestasi belajar PAI siswa di MTs At-Thohiriyah Sukajawa sudah dilaksanakan dengan baik hal ini sesuai dengan item nomor 1, 2, 8, 13 dan 20. Dan didukung hasil observasi penulis pada tanggal 4 dan 5 Juli 2014 dan wawancara dengan guru pendidikan agama Islam 24 Juni 2014, serta wawancara dengan kepala sekolah SMP Daarul Ma’arif Natar Lampung Selatan pada tanggal 30 Juni 2014. Bahwa peran guru tersebut sudah diperankan dengan baik dan secara maksimal dan sebagaimana yang telah direncanakan agar dapat meningkatkan prestasi belajar PAI siswa menjadi lebih baik. Namun usaha tersebut belum membuahkan hasil yang maksimal dimana masih banyak siswa yang berakhlak kurang baik dalam pendidikan agama Islam dan perilaku sehari-hari, hal ini dapat dilihat dari item nomor 17, 18, dan 20, masih banyak siswa yang tidak memahami tentang ajaran pendidikan agama Islam, dan tidak mengamalkan pendidikan agama Islam, serta tidak menuruti apa yang diperintahkan oleh guru pendidikan agama Islam. Selain itu belum berhasilnya guru pendidikan agama Islam di MTs AtThohiriyah dalam menunjukkan perannya terhadap siswa, dikarenakan kurangnya kesadaran dari diri siswa itu sendiri. Hal ini dapat dilihat dalam item nomor 14 dan 16 serta wawancara dengan guru pendidikan agama Islam pada tanggal 24 Juni 2014 bahwa masih banyak siswa yang belum sadar akan pentingnya berakhlak baik. Selain itu peran orang tua yang kurang mengarahkan anak- anaknya dalam bimbingan agama hal ini berdasarka item nomor 10 dan 11. Hal 81 ini didukung dengan hasil observasi penulis. Disamping itu juga peran lingkungan yang kurang kondusif bagi terciptanya suasana yang religius, hal ini ditunjukkan pada item nomor 14 dan didukung dengan hasil observasi penulis pada tanggal 4 Juli 2014 yang menunjukkan bahwa pengaruh lingkungan juga sangat mempengaruhi prestasi belajar siswa. Dengan demikian dalam prestasi belajar siswa sangat dipengaruhi oleh tiga faktor yaitu sekolah, keluarga dan lingkungan. Sebagai proses dalam peningkatan prestasi belajar siswa khususnya pengetahuan tentang pendidikan agama Islam. Dari analisa data tersebut maka dapat penulis simpulkan untuk mendapat keberhasilan peranan guru pendidikan agama Islam dalam meningkatkan prestasi belajar siswa diperlukan pendidikan dan pendekatan serta pembinaan akhlak dan kesadaran dari siswa itu sendiri untuk melakukan perbuatan yang mulia sesuai dengan ajaran agama Islam. Jadi faktor yang mempengaruhi belum berhasilnya peran guru pendidikan agama Islam dalam meningkatkan prestasi belajar siswa di MTs At-Thohiriyah Sukajawa karena belum tertanamnya kesadaran nilai-nilai agama yang baik dalam jiwa siswa dan kebiasaan dalam melaksanakan tata tertib. Sehingga peran guru Pendidikan Agama Islam belum membuahkan hasil yang baik sebagaimana yang telah direncanakan sebelumnya. Dengan demikian hipotesis yang penulis ajukan yaitu : “peran guru pendidikan agama Islam dalam meningkatkan prestasi belajar siswa kelas VIII di MTs At-Thohiriyah Sukajawa Kecamatan Bumiratu Nuban Kabupaten Lampung Tengah Tahun Pelajaran 2013/2014 sudah maksimal tetapi belum semua siswa 82 memperoleh prestasi belajar PAI baik, karena belum tertanamnya nilai-nilai agama yang baik dan kebiasaan dalam melaksanakan tata tertib dalam jiwa siswa”. Dengan demikian Hipotesis dapat diterima. BAB V KESIMPUN DAN SARAN A. KESIMPULAN Kesimpulan yang dapat penulis peroleh dari hasil penelitian ini adalah sebagai berikut : 1. Peran guru pendidikan agama Islam dalam meningkatkan prestasi belajar siswa di MTs At-Thohiriyah Sukajawa sudah maksimal namun belum membuahkan hasil yang diinginkan, karena belum tertanamnya nilai-nilai agama yang baik dalam jiwa siswa dan kurangnya kesadaran dalam melaksanakan tata tertib. B. SARAN-SARAN Dari kesimpulan tersebut di atas maka penulis dapat memberikan saran- saran sebagai berikut : 1. Kepala sekolah MTs At-Thohiriyah Sukajawa hendaknya mengusahakan adanya buku-buku pendidikan agama Islam sebagai pegangan untuk siswa dan melengkapi sarana dan prasarana guna menunjang proses belajar mengajar. 2. Kepada guru pendidikan agama Islam agar jangan bosan-bosan untuk berusaha meningkatkan prestasi belajar siswa dan menanamkan ajaranajaran agama Islam kepada siswa dengan materi pendidikan agama Islam yang sudah diusahakan harus diteruskan jangan sampai tidak dilaksanakan 83 84 lagi dan berusaha mencari solusi untuk dapat menumbuhkan sikap atau akhlak yang baik. 3. Kepada siswa MTs At-Thohiriyah Sukajawa sadarlah bahwa pendidikan agama Islam itu lebih penting karena mencerminkan akhlak dan perilaku yang baik, dan kelak merupakan bekal di akhirat. DAFTAR PUSTAKA A. Tabrani Rusyan, siswa teladan, (Bandung, Sineregi Pustaka, 2006) Abdul Majid dan Dian Handayani, Pendidikan Agama Islam Berbasis Kompetensi, PT. Remaja Rosda Karya, Bandung, Cet. 2, 2005 Abdul majid, dan Dian Andayani, Spd. Pendidikan Agama Islam Berbasis Kompetensi, Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2004 Cet. Ke-1 Abu Ahmadi Nur Uhbiyati, Ilmu Pendidikan, Rineka Cipta, Semarang, 2001 Abu Ahmadi S. Psikologi Belajar (Jakarta : Rieneka Cipta, 1991 Abu Ahmadi, Dedaktik Metodik, Semarang, Toha Putra, 1978, Cet ke-2 Ahmad D. Marimba, Metodik Khusus Islam, Bandung: PT. Al-Maarif, 1981, Cet ke-5 Ali Muhammad, Penelitian Kependidikan Prosedur dan Strategi, PN Angkasa, Bandung, 1987 Dede Rosyda, Paradigma Pendidikan Demokrasi Sebuah Model Pelibatan Masyarakat dalam Penyelenggaraan Pendidikan, Prenada Media, Jakarta, 2004 Depag RI, Al-Qur’an dan Terjemahnya, CV. Katado Jakarta, 2005 Departemen Agama RI, Al-qur’an dan Terjemahannya, Toha putra, Semarang, 1994 Departemen Agama RI, metodologi PAI, (Jakarta: ditjen binbaga islam, 2001) Departemen Agama RI., AlQur’an dan Terjemahnya, Jakarta: Proyek Pengadaan Kitab Suci Al-Qur’an, 1985 Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, Kamus Besar Bahasan Indonesia, Balai Pustaka, Jakarta. 1991 Departemen Pendidikan Nasional, Kamus Besar Bahasa Indonesia, Balai Pustaka, Jakarta, 2008 Depdikbud, Pelaksanaan Pendidikan Agama Islam Sekolah Dasar, Jakarta, 1997 Dharma Kesuma, Contextual Teaching and Learning, Rahayasa Research ang Training, Garut, 2009 H. M. Arifin, Kapita Selekta Pendidikan Agama Islam, Bumi Aksara, Jakarta, 2003 H.M Arifin, Ilmu Pendidikan, Bumi Aksara, Jakarta 1989 Hasbullah, Dasar-dasar Ilmu Pendidikan, Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada, 2005, Cet ke-4 HM. Yunus, Indikator Kinerja Guru dan Penilaiannya, Bekasi Center, Bekasi, 2010 Htpp/www.Guru.Co.Id, M. Arifin, 1984 hal. 100 Tanggal 9 November 2010 http//www.yahoo.com/metode mengajar/9 november 2010 http/www.Mengajar Guru, Com, Zamroni 2000 hal 74 Tanggal 9 November 2010 Koentjoronongrat, Metode-metode Penelitian Masyarakat, Gramedia, Jakarta, 1991 Mahmud Yunus, Metode Khusus Pendidikan Agama, Jakarta: PT. Hidakarya Agung, 1983) Muhammad Ali, Guru Dalam Proses Belajar Mengajar, Sinar Baru, Bandung, 1987, Cet. Ke-3 Muhammad Athiyyah al-Abrasy, Dasar-dasar Pokok Pendidikan islam , terjemahan Bustami Abdul Ghani dan Djohar Bahry, (Jakarta: PT. Bulan Bintang, 1987 ), cet ke-5 Muhibbin syah, profesionalisme guru agama islam dan prestasi belajar agama islam, jakarta: raja wali, 2002 Muhibbin syah, psikologi pendidikan dengan pendekatan baru, (bandung: remaja rosdakarya, 1997) Muhimmatul Fuadah, Upaya Meningkatkan Hasil Belajar Al-Qur’an Hadits Materi Pokok Lam dan Ra’ dengan Menggunakan Media Lingkaran Tajwid, Skripsi Fakultas Tarbiyah IAIN Walisongo, Semarang, 2010 Nana Sudjana, Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar, PT. Remana Rosdakarya, Bandung, 2009 Ngalim Purwanto, MP., Ilmu Pendidikan Teoritis Dan Praktis, (Bandung: Remaja Rosda Karya, 2008) Ngalim Purwanto, Prinsip-Prinsip dan Teknik Evaluasi Pengajaran, Remaja Roesdakarya, Bandung, 1997, Cet. 8 Nur Uhbiyati, Ilmu Pendidikan Islam, Bandung: CV. Pustaka Setia, 1998 Oemar Hamalik, Pendidikan Guru Berdasarkan Pendekatan Kompetensi, Bumi Aksara, Jakarta, 2002 Ramayulis, Ilmu Pendidikan Islam, Jakarta: Kalam Mulia, 2004 Cet ke-4 Roestiyah N.K, Masalah-masalah ilmu keguruan. Bina Aksara 1989 S. Margono, Metodologi Penelitian Pendidikan, Rineka Cipta, Jakarta, 2009 Sudarwam Danim, Agenda Pembaruan Sistem Pendidikan, Pustaka Pelajar, 2003) (Yogyakarta: Suharsimi Arikunto, Dasar-Dasar Evaluasi Pendidikan, Bina Aksara, Jakarta, 1986 Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek, Rineka Cipta, Jakarta, 1998 Sumadi Suryabrata, Metodologi Penelitian, Rajawali, Jakarta, 2003 Sutrisno Hadi, Metodologi Riset, Andi Offset Jilid I, Yogyakarta, 2009 www.yohoo.com.Mengajar.Hamalik 2001 Zakiah Daradjat, dkk, Ilmu Pendidikan Islam, Jakarta:Bumi Aksara, 1992, cet ke-2 Zuhairini, Abdul Ghofir, Slamet As. Yusuf, Metodik Khusus Pendidikan Agama, Surabaya: biro Ilmiah fakultas tarbiyah IAIN Sunan Ampel Malang, Cet ke-8 a KUESIONER PERAN GURU PAI DALAM MENINGKATKAN PRESTASI BELAJAR SISWA KELAS VIII DI MTs AT-THOHIRIYAH SUKAJAWA KECAMATAN BUMIRATU NUBAN KABUPATEN LAMPUNG TENGAH TAHUN PELAJARAN 2013/2014 A. Petunjuk 1. Bacalah soal dibawah ini secara jujur sesuai dengan kenyataan yang ada. 2. Pilihlah jawaban yang tersedia dengan memberikan tanda silang (X) pada jawaban yang anda pilih. 3. Jawaban anda kami jamin kerahasiaanya dan tidak akan berpengaruh negative terhadap nama baik anda. B. Soal-soal mengenai peran guru dan pendidikan agama Islam 1. Apakah materi yang diajarkan pada saat Pendidikan Agama Islam di sekolah anda ? A. Ya B. Kadang-kadang C. Tidak 2. Dengan adanya materi ilmu tajwid yang anda pelajari, apakah anda dapat membaca Al-Qur’an dengan benar? A. Ya b B. Kadang-kadang C. Belum 3. Apakah dalam mengajarkan pendidikan agama Islam guru memberikan contoh dengan benar? A. Ya B. Kadang-kadang C. Tidak 4. Setelah anda diajarkan pengetahuan tentang pendidikan agama Islam, apakah anda mengulang kembali di rumah? A. Ya B. Kadang-kadang C. Tidak 5. Apakah di sekolah anda memiliki fasilitas yang lengkap untuk menunjang pemahaman Pendidikan Agama Islam atau buku pegangan lain? A. Ya B. Kadang-kadang C. Tidak 6. Selain mendapat pengetahuan tentang pendidikan agama Islam di sekolah, Apakah anda memperoleh pengetahuan serupa di luar sekolah misalnya di masjid, lingkungan atau lainnya? A. Ya B. Kadang-kadang C. Tidak c 7. Apakah setelah mendapatkan materi dari guru berpengaruh pada nilai pendidikan agama islam anda menjadi lebih baik ? A. Ya B. Kadang-kadang C. Tidak 8. Bila anda merasa kesulitan dalam memahami materi pendidikan agama Islam, apakah guru anda memberikan bimbingan untuk dapat menyelesaikan kesulitan anda ? A. Ya B. Kadang-kadang C. Tidak 9. Apakah anda selalu mengulang materi yang telah diajarkan guru disekolah ? A. Ya B. Kadang-kadang C. Tidak 10. Apakah dengan adanya kegiatan sebelum memulai pelajaran, dapat meningkatkan prestasi pendidikan agama Islam dengan baik ? A. Ya B. Kadang-kadang C. Tidak