1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Di dalam

advertisement
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Di dalam belajar mengajar di kelas pasti ada kesulitan bagi guru.
Adapun masalah yang di hadapi guru dianataranya berhitung dan
mengenalkan bilangan berbentuk hitungan. Biasanya para guru mengeluhkan
tidak tercapainya taget yang sesuai dengan tingkat perkembangan anak.
Keberhasilan seseorang dipengaruhi oleh beberapa faktor. Beberapa faktor
yang mempengaruhi tingkat keberhasilanya yaitu guru sering menggunakan
metode ceramah, alat yang di gunakan tidak menarik sehingga anak pun
merasa malas untuk belajar mengenal angka atau berhitung.
Matematika atau berhitung sering kali dianggap susah dan mata
pelajaran yang tidak disukai oleh anak. Dari hal tersebut banyak anak yang
yang merasa belajar berhitung itu sangatlah susah sehingga belajar berhitung
perlu di tekankan sejak dini sehingga belajar berhitung itu sangat mudah.
Supaya anak-anak tidak terpengaruh dengan matematika atau berhitung itu
sulit maka sebagai guru harus aktif dan kreatif untuk mengajarkan berhitung
kepada anak-anak sehingga anak-anak mengetahui bahwa berhitung itu tidak
sulit. Alasan lain yaitu bahwa matematika sangatlah bermanfaat bagi diri
peneliti sendiri matematika sangat penting bagi kehidupan sehari-hari maka
belajar matematika atau berhitung itu sangatlah penting. Hal itu perlu di
tanamkan sejak dini.
1
2
Istilah kognitif seringkali di kenal dengan istilah intelek. Intelek berasal
dari bahasa Inggris “intellect” yang menurut Chaplin (dalam Asrori, 2007:
36) diartikan “proses kognitif, proses berfikir, daya menghubungkan
kemampuan menilai dan mempertimbangkan juga kemampuan mental atau
intelegensi”. Montessori mengatakan bahwa masa inilah anak secara khusus
mudah menerima situasi-situasi dari lingkungannya (Sujiono, 2009 : 202).
Setiap anak memiliki kemampuan masing-masing dalam menyerap
ilmu yang di berikan guru. Dalam hal ini peran guru sangatlah penting untuk
memotifasi dan memberika pengarahan kepada anak didik agar anak didik
dalam menyerap ilmu dengan baik dan timbul rasa suka terhadap kegiatan
yang di berikan oleh guru maka anak didik merasa sengan dan menginginkan
kegiatan itu kembali. Oleh karna itu guru harus menimbulkan rasa suka
terhadap kegiatan yang akan diberikan oleh anak didik sehingga anak didik
melakukan kegiatan tidak dengan terpaksa karena dengan keinginannya
sendiri dia melakukan kegiatan.
Masalah umum yang ditemui adalah kesulitan untuk mencapai tujuan.
Tujuan yang di maksud di sini adalah tujuan yang diharapkan guru secara
pribadi pada saat guru mengajar. Hal ini di sebabkan oleh beberapa faktor
yang di alami guru pada saat roses belajar berlangsung. Hal-hal yang terjadi
anak-anak tidak memperhatihkan guru di kelas anak-anak tidak mengerjakan
kegiatan yang di berikan guru, kegiatan yang di berikan guru tidak menari dan
membosankan, kegiatan di dalam kelas sangat membosankan dan anak pun
tidak sama sekali tertarik dengan kegiatan yang di berikan olehguru, anak-
3
anak terlalu konsentrasi dengan hal lain/kegiatan yang lain. Hal ini akan
mempengaruhi hasil belajar sehingga tujuan yang di harapkan guru sulit untuk
di capai.
Kondisi di lapangan saat ini menunjukkan bahwa sistem lama masih di
berlakukan dan masing menggunakan metode ceramah dan kegiatan yang di
lakukan kurang menarik. Sehingga guru kurang kreatif dalam mengolah
kegiatan yang akan di lakukan. Hal ini dapat menimbulkan kejenuhan dalam
kelas, sehingga anak didik kehilangan semangat dan kesenangannya dalam
melakukan kegiatan.
Dalam kegiatan belajar mengajar guru maupun anak didik harus
mempunyai semangat dan senang dalam melakukan kegiatan sehingga
kegiatan yang di lakukan menjadi lebih mudah dan menyenangkan dan tujuan
pembelajran dapat tercapai.
Seperti halnya di lihat dari hasil pengamatan di PAUD Sahabat
Blulukan Colomadu terlihat masalah pada saat anak melakukan kegiatan
berhitung anak terlihat kurang semangat dan anak merasa bosan dengan
kegiatan yang di lakukannya sehingga anak melakukan kegiatan lain yang
membuatnya senang. Dari hasil pengamatan disimpulkan bahwa anak didik di
PAUD Sahabat Blulukan Colomadu masih memiliki kemampuan yang sangat
rendah dalam mengenal dan menghitung. Hal ini terjadi karena pembelajaran
yang di lakukan kurang menarik belajar anak didik ketika melakukan kegiatan.
4
Masalah tersebut harus menjadi perhatian dalam semua kalangan.
Untuk mengatasi hal tersebut harus diciptakan pendekatan dan metode baru
yang kreatif dan inovatif sehingga anak dapat belajar dengan baik. Beberapa
metode pembelajaran diharapkan dapat meningkatkan hasil belajar anak didik
setelah mengikuti kegiatan. Kegiatan yang terjadi di dalam maupun di luar
kelas harus kreatif dan menarik anak untuk melakukan kegiatan itu. Sehingga
anak pun merasa senang dan gembira pada saat melakukan kegiatan yang di
berikan oleh guru. Terutama pada saat melakukan kegiatan mengenal angka
dan menghitung angka atau sering di sebut belajar matematika awal sampai
akhir harus menarik anak untuk melakukan kegiatan. Agar hasil akhir anak
meningkat dengan baik dan tujuan kegiatan tersebut tercapai.
Seiring
dengan
perkembangan
metode
pendidikan,
terciptalah
bermacam-macam metode pembelajaran yang kreatif dan inovatif dalam
pembelajaran. Salah satu metode dalam mengenal bilangan atau sering di
sebut belajar matematika salah satunya yaitu bermain bola hitung di mana
metode ini merupakan salah satu solusi yang dapat di gunakan dalam proses
belajar mengajar. Karena metode ini berpadu antara angka dengan bola, jadi
anak-anak bermain bola dengan menggunakan nomer selain itu sekali dayung
dua pulau terlampaui yaitu anak-anak menguasai kegiatan yang di lakukan dan
anak pun bisa bermain bola sesuai yang diinginkan. Metode bermain bola
hitung di rasa sangat membantu anak untuk menganal angka dan membuat
anak lebih aktif, selain itu juga kegiatan ini lebih menarik untuk anak.
5
Berdasarkan latar belakang tersebut, untuk meningkatkan hasil belajar
anak didik di PAUD Sahabat Blulukan Colomadu khususnya, peneliti merasa
perlu untuk mengadakan penelitian mengenai “Meningkatkan Kemampuan
Kognitif Melalui Bermainan Bola Berhitung Pada Anak Kelompok A Di
PAUD Sahabat Bulukan Colomadu Kabupaten Karanganyar Tahun Ajaran
2013/2014. Sehingga hasil akhir anak akan lebih baik dan lebih meningkat
dari sebelumnya.
B. Pembatasan Masalah
Agar tidak terjadi salah faham dan menghindari terjadinya penafsiran
yang tidak sesuai maka penelitian ini di batasi pada: Permainan bola berhitung
di batasi sesuai kemampuan anak dan ketrampilan anak dalam menghitung 1
sampai 5.
C. Rumusan Masalah
Sesuai dengan latar belakang masalah sebagaimana terurai di atas
rumusan masalah ini adalah: apakah permainan bola berhitung dapat
meningkatkan kemampuan kognitif anak melalui bermain bola berhitung di
PAUD Sahabat Bulukan Colomadu Kabupaten Karanganyar Tahun Ajaran
2013/2014?
6
D. Tujuan Penelitian
Berdasarkan perumusan masalah di atas, tujuan penelitian ini adalah:
1. Secara Umum
Tujuan umum penelitian ini untuk meningkatkan kemampuan kognitif
melalui bermain bola berhitung pada anak kelompok A.
2. Secara Khusus
Tujuan khusus penelitian ini untuk meningkatkan kemampuan kognitif
melalui permainan bola berhitung pada anak kelompok A di PAUD
Sahabat Bulukan Colomadu Kabupaten Karanganyar Tahun Ajaran
2013/2014
E. Manfaat Penelitian
Manfaat yang dapat diambil dari penelitian ini adalah:
1. Manfaat Teoritis
Secara umum bermain bola berhitung sebagai pendorong untuk
pelaksanaan pendidikan sehingga menjadi pengetahuan bagi orang tua dan
guru khususnya PAUD dalam meningkatkan kemampuan kognitif melalui
permainan bola berhitung untuk anak usia dini.
2. Manfaat Praktis
a. Bagi Guru
1) Sebagai
bahan
masukan
dan
rujukan
dalam
meningkatkan
kemampuan kognitif melaui bermainan bola berhitung.
2) Memudahkan guru untuk melatih ketrampilan dan kesabaran dalam
mengajarkan pelajaran berhitung.
7
3) Dapat menerapkan pelajaran berhitung dengan menggunakan strategi
bermain bola hitung.
4) Membangkitkan
menciptakan
kreativitas
kemampuan
guru
kognitif
dalam
anak
menerapkan
dalam
dan
kegiatan
pembelajaran.
b. Bagi Anak
1) Membantu anak menemukan dan memahami konsep-konsep yang
sulit.
2) Mendorong semangat belajar anak didik terhadap pelajaran
berhitung.
3) Menanamkan pengertian bilangan dan kecakapan dasar berhitung.
4) Memupuk dan mengembangkan kemampuan berpikir logis dan
kritis dalam memecahkan masalah dalam kegiatan.
c. Bagi Sekolah
1) Sebagai dasar dalam penyedian sarana dan prasarana pembelajaran.
2) Meningkatkan prestasi belajar anak.
3) Pembelajaran di kelas akan lebih efektif dan efisien.
4) Mampu menghasilkan sumber daya yang berkualitas.
d. Bagi Peneliti
Dapat menambah wawasan dan pengalaman langsung tentang cara
meningkatkan kemampuan berhitung pemula bagi anak usia dini.
Download