PANDUAN MANAJEMEN RESIKO PASIEN JATUH DI RSUD dr. FAUZIAH BIREUEN RSUD dr. FAUZIAH BIREUEN TAHUN 2015 KATA PENGANTAR Dalam pelaksanaan Akreditasi Rumah Sakit sangatlah di perlukan berbagai Dokumen Rumah Sakit. Dokumen tersebut dapat dalam bentuk regulasi maupun sebagai bukti pelaksanaan kegiatan. Salah satu regulasi yang dibutuhkan adalah adanya Panduan dalam pelaksanaan setiap kegiatan ataupun program. Panduan Manajemen Resiko Pasien Jatuh disusun untuk menyamakan persepsi seluruh petugas RSUD dr. Fauziah Bireuen dalam upaya mencegah dan menghindari jangan sampai terjadi pasien terjatuh, sebagai salah satu upaya penting dalam menerapkan Sasaran Keselamatan Pasien RSUD dr. Fauziah Bireuen. Semoga buku Panduan Manajemen Resiko Pasien Jatuh ini bermanfaat bagi petugas yang berkaitan dengan kegiatan Pelayanan Pasien dan bermanfaat bagi pencapaian Akreditasi RSUD dr. Fauziah Bireuen. Akhirnya saran dan koreksi demi perbaikan buku Panduan ini sangan kami harapkan. Terimakasih DAFTAR ISI 2 KATA PENGANTAR.................................................................................................2 DAFTAR ISI...............................................................................................................3 BAB I DEFINISI ....................................................................................................4 BAB II RUANG LINGKUP....................................................................................6 BAB III TATA LAKSANA MANAJEMEN RESIKO PASIEN JATUH..............7 A. TATA LAKSANA UMUM MANAJEMEN RESIKO PASIEN JATUH............................................................................................7 B. TATA LAKSANA MANAJEMEN RESIKO JATUH PASIEN RAWAT INAP................................................................................8 1. Assesmen resiko jatuh pasien Dewasa.....................................8 2. Assesmen resiko jatuh pasin Anak...........................................10 3. Assesmen resiko jatuh pasien Neonatus...................................12 C. TATA LAKSANA MANAJEMEN RESIKO JATUH PASIEN RAWAT JALAN.............................................................................16 BAB IV DOKUMENTASI .....................................................................................17 BAB V PENUTUP ................................................................................................18 3 BAB I DEFINISI Jatuh adalah : a. Kejadian seseorang secara tidak sengaja dan tiba-tiba terjatuh dari posisi berdiri, duduk atau berbaring ke tingkat yang lebih rendah. Dikecualikan dari definisi ini adalah perubahan posisi tersebut disebabkan oleh kekuatan besar (misalnya didorong). b. Pasien yang dibantu oleh staf berdiri dari lantai (dan akan jatuh tanpa bantuan staf) juga akan diidentifikasi sebagai jatuh. c. Secara singkat faktor resiko jatuh dibagi dalam dua golongan besar, yaitu faktor intrinsik dan faktor ekstrinsik. Faktor intrinsik adalah variabel -variabel yang menentukan mengapa seseorang dapat jatuh pada waktu tertentu dan orang lain dalam kondisi yang sama mungkin tidak jatuh. Faktor Instrinsik dibagi 2, yaitu : a. Faktor intrinsik yang dapat di antisipasi ( Physiological Anticipated Fall ), diantaranya adalah : Gangguan muskuloskeletal / gangguan keseimbangan / mobilitas misalnya menyebabkan gangguan gaya berjalan, kelemahan ekstremitas bawah, kekakuan sendi, osteoporosi Sinkope yaitu kehilangan kesadaran secara tiba -tiba yang disebabkan oleh berkurangnya aliran darah ke otak dengan gejala lemah, penglihatan gelap, keringat dingin, pucat, dan pusing. Riwayat jatuh sebelumnya Incontinensia Urine Gangguan Kognitif ( Psikologis ) Usia ≥ 65 tahun Status kesehatan yang buruk b. Faktor Instrinsik yang tidak dapat di antisipasi ( Unanticipated Physiological Fall ), diantaranya : Kejang Aritmia Jantung 4 Stroke atau serangan Ischemia Attack ( TIA ) Pingsan Serangan Jatuh ( Drop Attack ) Faktor ekstrinsik merupakan faktor yang berhubungan dengan lingkungan pasien, hal ini mencakup faktor yang mengarah pada keadaan lingkungan fisik pasien. Faktor Ekstrinsik juga dibagi 2, yaitu : a. Faktor eksntrinsik yang dapat di antisipasi ( Physiological Anticipated Fall ), diantaranya adalah : Lingkungan yang tidak mendukung meliputi cahaya ruangan yang kurang terang atau silau, lantai yang basah atau licin, tempat berpegangan yang tidak kuat, kabel yang longgar Kursi atau tempat tidur yang beroda Dudukan toilet yang rendah Peralatan yang rusak / tidak aman Tempat tidur yang terlalu tinggi Alas kaki yang tidak pas Rawat inap yang berkepanjangan b. Faktor Ekstrinsik yang tidak dapat di antisipasi ( Unanticipated Physiological Fall ), diantaranya : Reaksi pasien terhadap obat-obatan, seperti pasien yang mengkonsumsi obat -obatan antihipertensi, diuretik,autonomik bloker, antidepresan, hipnotik, anxiolitik, analgetik dan psikotropik memiliki faktor resiko seseorang untuk jatuh. Hal ini disebabkan karena obat -obatan tersebut memiliki efek samping yang dapat menyebakan seseorang memiliki risiko untuk jatuh. 5 BAB II RUANG LINGKUP Jumlah kasus jatuh menjadi bagian yang bermakna penyebab cedera pasien rawat inap. Dalam konteks populasi/masyarakat yang dilayani, pelayanan yang diberikan, dan fasilitasnya, rumah sakit perlu mengevaluasi risiko pasien jatuh dan mengambil tindakan untuk mengurangi risiko cedera bila sampai jatuh. Evaluasi bisa meliputi riwayat jatuh, obat dan telaah terhadap obat dan konsumsi alkohol, penelitian terhadap gaya/cara jalan dan keseimbangan, serta alat bantu berjalan yang digunakan oleh pasien. Kegiatan ini memonitor baik konsekuensi yang dimaksudkan atau yang tidak sengaja terhadap langkah-langkah yang dilakukan untuk mengurangi jatuh. Misalnya penggunaan yang tidak benar dari alat penghalang atau pembatasan asupan cairan bisa menyebabkan cedera, sirkulasi yang terganggu, atau integrasi kulit yang menurun. Program tersebut harus diterapkan di rumah sakit dr. Fauziah Bireuen Ruang Lingkup Pencegahan Resiko pasien jatuh meliputi : 1. Pasien Rawat Inap, terdiri dari : a. Pasien dewasa b. Pasien anak c. Pasien Psikiatri d. Pasien Neonatus 2. Pasien Rawat Jalan 6 BAB III TATA LAKSANA MANAJEMEN RESIKO PASIEN JATUH A. TATA LAKSANA UMUM MANAJEMEN RESIKO PASIEN JATUH 1. Anjurkan pasien meminta bantuan yang diperlukan (RT) 2. Sediakan alas kaki anti slip dan anjurkan pasien untuk memakai alas kaki anti slip (RR) 3. Pasang alat pegangan pasien di dinding ruangan sepanjang jalur yang sering 4. 5. 6. 7. 8. 9. dilalui pasien ( RR ) Sediakan kursi roda yang terkunci di samping tempat tidur pasien (RT) Pastikan bahwa jalur ke kamar kecil bebas dari hambatan dan terang (RR) Pastikan lorong bebas hambatan (RR) Tempatkan alat bantu seperti walkers/tongkat dalam jangkauan pasien (RS & RT) Pasang Bedside rel (RS & RT) Evaluasi kursi dan tinggi tempat tidur. Sediakan tangga kecil untuk injakan untuk tempat tidur yang tinggi ( RT) 10. Pertimbangkan efek puncak obat yang diresepkan yang mempengaruhi tingkat kesadaran, dan gait (RS & RT) 11. Amati lingkungan untuk kondisi berpotensi tidak aman, dan segera laporkan untuk perbaikan, seperti : a. Lantai yang rusak / keramik pecah, b. Lantai yang tidak rata dan bergelombang atau bertingkat yang sulit terlihat c. Lantai yang menurun dan terbuat dari keramik yang licin (RR) d. Beri tanda warna merah pada area tersebut sebelum diperbaiki 12. Jangan biarkan pasien berisiko jatuh tanpa pengawasan saat di daerah diagnostik atau terapi (RS & RT) 13. Pastikan pasien yang diangkut dengan brandcard / tempat tidur / kursi roda, roda dan menguncinya dalam kondisi baik dan berfungi baik, dan bedside rel dalam keadaan terpasang (RS & RT) 14. Informasikan dan mendidik pasien dan / atau anggota keluarga mengenai rencana perawatan untuk mencegah jatuh ( RR,RS&RT) 15. Berkolaborasi dengan pasien atau keluarga untuk memberikan bantuan yang dibutuhkan pasien (Pemenuhan kebutuhan dasar manusia) B. TATA LAKSANA MANAJEMEN RESIKO JATUH PASIEN RAWAT INAP 1. Assesment Resiko Jatuh Pasien Dewasa Assesmen Resiko Jatuh Pasien Dewasa dengan menggunakan Skala Morse Fall Tata laksana pengisian Formulir Skala Morse Fall : a. Kotak Identitas harus diisi lengkap, meliputi : Nama pasien, Nomor Rekam Medis pasien, Tanggal lahir Pasien, dan jenis kelamin pasien 7 b. Kotak berikutnya diisi tanggal dan jam assesment, dan nma ruangan tempat pasien di rawat c. Cara melakukan Scoring : 1. Riwayat jatuh: Skor 25 bila pasien pernah jatuh sebelum perawatan saat ini, atau jika ada riwayat jatuh fisiologis karena kejang atau gangguan gaya berjalan menjelang dirawat. Skor 0 bila tidak pernah jatuh. Catatan: bila pasien jatuh untuk pertama kali, skor langsung 25. 2. Diagnosis sekunder: Skor 15 jika diagnosis medis lebih dari satu dalam status pasien. Skor 0 jika tidak. 3. Bantuan berjalan: Skor 0 jika pasien berjalan tanpa alat bantu/ dibantu, menggunakan kursi roda, atau tirah baring dan tidak dapat bangkit dari tempat tidur sama sekali. Skor 15 jika pasien menggunakan kruk, tongkat, atau walker. Skor 30 jika pasien berjalan mencengkeram furnitur untuk topangan. 4. Jika terpasang infus Skor 20 jika pasien terpasang infus. Skor 0 jika tidak terpasang infus 5. Gaya berjalan/ transfer: Skor 0 jika gaya berjalan normal dengan ciri berjalan dengan kepala tegak, lengan terayun bebas disamping tubuh, dan melangkah tanpa raguragu. Skor 10 jika gaya berjalan lemah, membungkuk tapi dapat mengangkat kepala saat berjalan tanpa kehilangan keseimbangan. Langkah pendekpendek dan mungkin diseret. 8 Skor 30 jika gaya berjalan terganggu, pasien mengalami kesulitan bangkit dari kursi, berupaya bangun dengan mendorong lengan kursi atau dengan melambung (menggunakan beberapa kali upaya untuk bangkit). Kepala tertunduk, melihat ke bawah. Karena keseimbangan pasien buruk, menggenggam furnitur, orang, atau alat bantu jalan dan tidak dapat berjalan tanpa bantuan. 6. Status mental: Skor 0 jika penilaian diri terhadap kemampuan berjalannya normal. Tanyakan pada pasien, “Apakah Bapak dapat pergi ke kamar mandi sendiri atau perlu bantuan?” Jika jawaban pasien menilai dirinya konsisten dengan kemampuan ambulasi, pasien dinilai normal. Skor 15 jika respon pasien tidak sesuai dengan kemampuan ambulasi atau jika respon pasien tidak realistis, dan pasien over estimate kemampuan dirinya dan lupa keterbatasannya. Tingkat risiko ditentukan sebagai berikut: a. Skor 0-24 berisiko rendah, Lakukan Perawatan yang baik b. Skor 25-50 Risiko sedang ,Lakukan intervensi jatuh standar c. Skor ≥ 51 Risiko Tinggi, Lakukan intervensi jatuh risiko tinggi Pedoman Manajemen Resiko Jatuh Pasien Dewasa a. Resiko rendah : Pastikan bel mudah terjangkau Roda tempat tidur pada posisi terkunci Posisikan tempat tidur pada posisi terendah Pagar pengaman tempat tidur dinaikkan b. Resiko sedang : Lakukan SEMUA pedoman pencegahan untuk Risiko Rendah Pasangkan gelang khusus (warna kuning) sebagai tanda Risiko jatuh Beri tanda Risiko pasien jatuh pada tempat tidur pasien. c. Resiko tinggi : 9 Lakukan SEMUA pedoman pencegahan untuk Risiko Rendah dan Sedang Kunjungi dan monitor pasien setiap 1 jam Tempatkan pasien dikamar yang paling dekat dengan Nurse Station (jika memungkinkan) 2. Assesment Resiko Jatuh Pasien Anak, Assesment Resiko Jatuh Pasien Anak dengan menggunakan Skala Humpty Dumpty Pasien anak adalah paspien yang berumur sampai dengan 16 tahun. Tata laksana pengisian Formulir Skala Humpty Dumpty : a. Kotak Identitas harus diisi lengkap, meliputi : Nama pasien, Nomor Rekam Medis pasien, Tanggal lahir Pasien, dan jenis kelamin pasien b. Kotak berikutnya diisi tanggal dan jam assesment, dan nma ruangan tempat pasien di rawat c. Cara melakukan Scoring : 1. Umur : Skor 4 bila umur pasien dibawah 3 tahun Skor 3 bila umur pasien 3-7 tahun Skor 2 bila umur pasien 7-13 tahun Skor 1 bila umur pasien > 13 tahun 2. 3. Jenis kelamin : Skor 2 jika pasien berjenis kelamin laki laki. Skor 1 jika pasien berjenis kelamin perempuan. Diagnosis : Skor 4 jika pasien didiagnosis kelainan neurologi (kejang,infeksi SSP,cidera kepala) Skor 3 jika pasien mengalami gangguan saluran nafas,dehidrasi,anemia,anoreksia dan sinkop Skor 2 jika tidak pasien disertai gangguan perilaku dan psikis (Autis,Sindrom down dll) 4. Gangguan Kognitif : 10 Skor 3 jika pasien tidak sadar/over estimet terhadap kemampuan dirinya. Skor 2 jika pasien lupa keterbatasan pada dirinya Skor 1 jika pasien mengetahui dan menyadari kemampuan sebenarnya dari dirinya. 5. Faktor Lingkungan : Skor 4 jika pasien mempunyai riwayat jatuh dari tempat tidur saat bayi dan anak 6. Skor 3 jika pasien menggunakan alat penopang saat berjalan Skor 2 Jika pasien hanya dapat berada di tempat tidur saat perawatan Skor 1 jika pasien dapat melakukan aktivitas diluar ruang rawat Respon terhadap operasi/obat Skor 3 jika pasien respon terhadap operasi dan efek obat anastesi dalam waktu 24 jam Skor 2 jika pasien respon terhadap operasi dan efek obat anastesi dalam waktu 48 jam Skor 1 jika pasien respon terhadap operasi dan efek obat anastesi dalam waktu > 48 jamObat-Obat beresiko tinggi Skor 2 Jika pasien menggunakan salah satu obat diuretik, narkotik, sedatif, anti psikotik, laksatif, vasodilator, antiaritmia, antihipertensi, obat hipoglikemik, antidepresan, neuroleptik, NSAID 7. Skor 0 jika tidak Penggunaan Obat Skor 3 jika pasien menggunakan lebih dari satu obat sedatif (Kecuali pasien ICU yang menggunakan sedasi dan paralisis), hipnotik,Barbiturat,Fenotiazin, Antidepresan,Laksans/Diuretika,Narkotik Skor 2 Jika pasien menggunakan salah satu obat sedatif (Kecuali pasien ICU yang menggunakan sedasi dan paralisis), hipnotik,Barbiturat,Fenotiazin, Antidepresan,Laksans/Diuretika,Narkotik 11 Skor 1 jika pasien menggunakan pengobatan selain terapi di atas Tingkat risiko ditentukan sebagai berikut: d. 7-11 Risiko Rendah ,Lakukan intervensi jatuh resiko rendah e. ≥ 12 Risiko Tinggi, Lakukan intervensi jatuh risiko tinggi Pedoman Manajemen Resiko Jatuh Pasien Anak : a. Resiko Rendah : skala 7-11 - Pastikan tempat tidur / box terkunci - Dekatkan bel dan pastikan bel terjangkau - Pasang pengaman tempat tidur - Posisikan tempat tidur / box pada posisi terendah jika memungkinkan - Singkirkan barang yang berbahaya terutama pada malam hari - Minta persetujuan pasien agar lampu malam tetap menyala - Pastikan selalu ada orang tua / keluarga - Pastikan lantai dan alas kaki tidak licin - Kontrol / observasi rutin oleh perawat (setiap 2 jam) - Bila dirawat dalam inkubator, pastikan semua jendela terkunci - Edukasi orangtua/keluarga b. Resiko tinggi : skala 12-23 - Lakukan tindakan pencegahan seperti skala rendah ( skala 7-11) - Pasang gelang risiko jatuh warna kuning - Pasang tanda risiko jatuh di tempat tidur pasien - Lakukan observasi setiap 1 jam - Tempatkan pasien dikamar yang paling dekat dengan Nurse Station (jika memungkinkan) 3. Assesment Resiko Jatuh Pasien Psikiatri, Assesment Resiko Jatuh Pasien Psikiatri dengan menggunakan Skala Edmonson Tata laksana pengisian Formulir Skala Edmonson : a. Kotak Identitas harus diisi lengkap, meliputi : Nama pasien, Nomor Rekam Medis pasien, Tanggal lahir Pasien, dan jenis kelamin pasien b. Kotak berikutnya diisi tanggal dan jam assesment, dan nma ruangan tempat pasien di rawat c. Cara melakukan Scoring : 1. Usia: Skor 8 bila usia pasien kurang dari 50 tahun Skor 10 bila usia pasien 50-70 tahun 12 2. Skor 26 bila usia lebih dari 80 tahun Status Mental : Skor 4 jika Kesadaran baik / Orientasi baik setiap saat Skor 12 jika Agitasi / Ansietas Skor 13 jika Kadang-kadang bingung Skor 14 jika bingung atau disorentasi 3. Kliminasi : Skor 8 jika Mandiri dan mampu mengontrol BAB / BAK Skor 12 jika Dower catheter / Colostomy Skor 10 jika Eliminasi dengan bantuan Skor 12 jika Gangguan eliminasi (Inkontinensia / Nukturia / Frekuensi) Skor 12 jika Inkontinensia tetapi mampu untuk mobilisasi 4. Pengobatan Skor 10 tanpa obat-obatan Skor 10 jika mendapatkan obat-obat jantung Skor 8 jika mendapatkan Obat-obat Psikotropika (termasuk Benzodiazepine dan Antidepresan) Skor 12 jika Mendapat tambahan obat-obatan dan / atau obat-obat PRN (psikiatri, anti nyeri) yang diberikan dalam 24 jam terakhir 5. Diagnosa: Skor 10 jika Bipolar / Gangguan Schizoaffective Skor 8 jika Penggunaan obat-obatan terlarang / ketergantungan alkohol Skor 10 jika Gangguan depresi mayor Skor 12 jika Dimensia / delirium 6. Ambulasi atau keseimbangan: Skor 7 jika Mandiri / keseimbangan baik / Immobilisasi Skor 8 jika menggunakan alat bantu (kursi roda, walker, dll) Skor 10 jika vertigo / kelemahan Skor 8 jika Goyah / membutuhkan bantuan dan menyadari kemampuan Skor 15 jika Goyah tapi lupa keterbatasan 13 7. Nutrisi : Skor 12 jika Mengkonsumsi sedikit makanan atau minuman dalam 24 jam terakhir Skor 0 jika Tidak ada kelainan dengan nafsu makan 8. Gangguan pola tidur : Skor 8 jika tidak ada gangguan pola tidur Skor 12 jika Ada keluhan gangguan tidur yang dilaporkan oleh pasien, keluarga atau petugas 9. Riwayat jatuh: Skor 8 jika tidak ada riwayat jatuh Skor 12 jika ada riwayat jatuh dalam 3 bulan terakhir Tingkat risiko ditentukan sebagai berikut: - Tidak beresiko jatuh jika skor < 90. - Beresiko jatuh jika skor ≥ 90. Manajemen resiko jatuh psikiatri : a. Tidak Berisiko : Skor ≤ 90 1. Orientasikan pasien pada lingkungan kamar / bangsal 2. Pastikan rem tempat tidur terkunci 3. Pastikan bel terjangkau 4. Singkirkan barang yang berbahaya terutama pada malam hari (kursi tambahan dan lainlain) 5. Minta persetujuan pasien agar lampu malam tetap menyala karena lingkungan masih asing 6. Pastikan alat bantu jalan dalam jangkauan (bila menggunakan) 7. Pastikan alas kaki tidak licin 8. Pastikan kebutuhan pribadi dalam jangkauan 9. Tempatkan meja pasien dengan baik agar tidak menghalangi 10. Tempat pasien sesuai dengan tinggi badannya b. Berisiko : Skor ≥ 90 1. Lakukan tindakan sesuai skor (≤ 90) 2. Pasang penanda risiko jatuh pada tempat tidur pasien 3. Cepat menanggapi keluhan pasien 14 4. Review kembali obat-obatan yang berisiko 5. Beritahu pasien agar mobilisasi secara bertahap : duduk perlahan-lahan sebelum berdiri 6. Libatkan pasien secara aktif 4. Assesment Resiko Jatuh Pada Neonatus Neonatus adalah bayi yang berusia 0 sampai 28 hari Tata laksana pengisian Formulir Assesment Resiko Jatuh pada Neonatus adalah sebagai berikut : a. Kotak Identitas harus diisi lengkap, meliputi : Nama pasien, Nomor Rekam Medis pasien, Tanggal lahir Pasien, dan jenis kelamin pasien b. Kotak berikutnya diisi tanggal dan jam assesment, dan nma ruangan tempat pasien di rawat c. Semua neonatus dikatagorikan Beresiko Jatuh d. Pedoman Pengurangan Resiko Jatuh Neonatus : 1. Pasang Gelang Resiko Jatuh 2. Orientasikan ruangan pada orang tua / keluarga 3. Dekatkan box bayi dengan ibu 4. Pastikan selalu ada pendamping 5. Pastikan lantai dan alas kaki petugas atau keluarga tidak licin 6. Kontrol rutin oleh perawat / bidan 7. Bila dirawat dalam incubator, pastikan semua jendela terkunci 8. Edukasi orang tua / keluarga, tentang hal : a. Tempatkan bayi pada tempat yang aman b. Ajarkan tekhnik menggondang bayi yang aman dan nyaman c. Ajarkan cara membungkus bayi d. Segera istirahat apabila merasa lelah e. Libatkan keluarga untuk mendampingi atau segera panggil perawat / bidan jika dibutuhkan C. TATA LAKSANA MANAJEMEN RESIKO JATUH PASIEN RAWAT JALAN Assesment Resiko Jatuh Pasien rawat Jalan dengan menggunakan tekhnik Get Up and Go : 15 1. Pengkajian a. Perhatikan cara berjalan pasien : 1. Tidak seimbang / sempoyongan / limbung 2. Jalan dengan menggunakan alat bantu ( Kruk, tongkat, kuri roda, atau bantuan orang lain b. Menopang saat akan duduk : Tampak memegang pinggiran kursi / meja / perabotan lainnya sebagai penopang saat akan duduk 2. Hasil 1. Tidak beresiko : Tidak ditemukan a dan b 2. Resiko rendah : Ditemukan salah satu dari a atau b 3. Resiko tinggi : Ditemukan a dan b 3. Tindakan 1. Tidak beresiko : Tidak ada tindakan 2. Resiko rendah : Lakukan edukasi 3. Resiko tinggi : Pasang gelang kuning , edukasi dan lakukan upaya pencegahan resiko jatuh Upaya Pengurangan resiko jatuh pasien rawat jalan antara lain : a. Lakukan pendampingan / bantuan oleh petugas b. Hindari atas kaki yang licin atau tidak pas c. Berikan kursi roda atau brankar d. Tempatkan / tidurkan di kamar tunggu / kamar poliklinik sehingga keselamatan dan keamanan pasien tetap terjamin BAB IV DOKUMENTASI 1. Surat Keputusan Direktur RSUD dr. Fauziah Bireuen nomor........tahun............tentang Sasaran Keselamatan Pasien 2. Surat Keputusan Direktur RSUD dr. Fauziah Bireuen nomor........tahun............tentang Kebijakan Manajemen Resiko Pasien Jatuh di RSUD dr. Fauziah Bireuen 3. Formulir Skala Morse Fall untuk assesment Resiko Jatuh Pasien Dewasa 4. Formulir Skala Humpty Dumpty untuk assesmen Resiko Jatuh Pasien Anak 5. Formulir Skala Edmonson untuk assesmen Resiko Jatuh Pasien Psikiatri 16 6. Formulir assesmen Resiko Jatuh Pasien Neonatus 7. Formulir assesmen resiko jatuh pasien rawat jalan BAB V PENUTUP Pada Prinsipnya dokumen Akreditasi adalah Tulis Yang Dikerjakan dan Kerjakan yang Ditulis dan Bisa Dibuktikan. Perlu Komitmen yang kuat dari semua pihak yang ada di Rumah Sakit untuk terlaksananya kegiatan sesuai dengan Panduan yang telah disusun. Dengan telah disusunnya buku Panduan Pencegahan resiko Pasien Jatuh ini diharapkan dapat membantu petugas terkait dalam menerapkan tindakan pencegahan resiko pasien jatuh pada RSUD dr. Fauziah Bireuen. Amiin Ya Rabbal Alamiin. 17 18