BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Pajak merupakan penghasilan negara yang berasal dari rakyat dan merupakan sumber terpenting bagi Negara dalam menopang pembiayaan pembangunan. Besar kecilnya pajak akan menentukan kapasitas anggaran dalam Negara, baik dalam membiayai pengeluaran Negara, pembangunan maupun untuk biaya rutin Negara. Oleh karena itu segala upaya ditingkatkan agar penerimaan Negara dari sektor pajak meningkat. Pemerintah melalui Kementerian Keuangan yang menaungi Direktorat Jenderal Pajak terus berusaha agar rencana penerimaan pajak yang telah ditetapkan tiap tahunnya dapat terus tercapai. Peraturan perundang - undangan yang berhubungan dengan perpajakan terus disempurnakan agar pajak dapat lebih diterima oleh masyarakat. Menurut (Soemitro dan Sugiharti, 2010:1) Pajak Merupakan : “Gejala sosial dan hanya terdapat dalam suatu masyarakat. Tanpa ada masyarakat, tidak mungkin ada suatu pajak. Perlu diketahui, bahwa manusia hidup bermasyarakat masing-masing (individu) membawa hak dan kewajiban. Akan tetapi, dalam hal ini ada timbal balik antara individu dan masyarakat. Artinya, ada hak dan kewajiban individu terhadap masyarakat begitu juga sebaliknya.” Dengan pajak, roda pembangunan Negara dapat berjalan. Hal ini selaras dengan penting nya kesadaran dalam membayar pajak, karena pajak digunakan untuk pembangunan Negara kita, akibat dari penundaan pajak yang Wajib Pajak lakukan akan menyebabkan terhambatnya proses pembangunan negara kearah yang lebih baik lagi. 1 2 Menurut (Rahayu, 2010:138) Kepatuhan pajak : “Merupakan suatu keadaan dimana Wajib Pajak memenuhi semua kewajiban perpajakan dan melaksanakan hak perpajakannya, maka konteks kepatuhan mengandung arti bahwa Wajib Pajak berusaha untuk mematuhi peraturan hukum perpajakan yang berlaku, baik memenuhi kewajiban atau pun melaksanakan hak perpajakannya. Wajib Pajak yang patuh adalah Wajib Pajak yang taat dan memenuhi serta melaksanakan kewajiban perpajakan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan perpajakan.” Dalam hal ini, kualitas pelayanan pajak juga dapat mempengaruhi kepatuhan Wajib Pajak. Pelayanan itu sendiri menurut (Kotler dan Keller, 2002:36) adalah : “Semua tindakan atau kinerja yang dapat ditawarkan satu pihak kepada pihak lain yang pada intinya tidak berwujud dan tidak menghasilkan kepemilikan apapun.” Sedangkan pelayanan yang berkualitas menurut (Priyadi, 2013) adalah : “Pelayanan yang dapat meminimalkan Compliance Cost (biaya kepatuhan). Meminimalkan Compliance Cost berarti mereduksi tiga hal. Pertama, Direct Money Cost (biaya uang tunai yang dikeluarkan Wajib Pajak dalam rangka pemenuhan kewajiban perpajakan). Kedua, Time Cost (waktu yang dipakai untuk pemenuhan kewajiban perpajakan), dan yang ketiga Phsychological Cost (rasa stress saat melakukan pemenuhan kewajiban perpajakan).” Maka dari itu pelayanan fiskus juga merupakan hal penting dalam menggali penerimaan negara dimana fiskus seharusnya melayani para Wajib Pajak dengan jujur, profesional dan bertanggung jawab yang akan sangat mempengaruhi kepatuhan Wajib Pajak. Tapi hingga saat ini masyarakat masih tetap mempunyai kesan negatif terhadap Direktorat Jenderal Pajak (DJP) yang mengakibatkan ketidak patuhan. Masyarakat sudah terlanjur menganggap DJP sebagai instansi pemerintah yang „tidak jujur‟. Tampaknya masyarakat sudah sangat antipati terhadap DJP sehingga segala upaya DJP untuk membuktikan perubahan dalam sistem birokrasinya hanya dianggap sebagai angin lalu. Katakan saja masyarakat menganggap bahwa ketidak jujuran di tubuh DJP sudah mendarah daging sehingga mustahil untuk 3 disembuhkan. Pendapat tersebut seolah-olah terbukti dengan adanya berita penangkapan beberapa oknum DJP yang sedang menerima sejumlah uang dari pengusaha, dalam kurun waktu yang berdekatan pula. Sungguh ironis, bahkan setelah melakukan reformasi, ternyata masih ada saja pegawai DJP yang nekat tidak jujur (Nurbina, 2012). Masyarakat khususnya mereka yang wajib pajak mengeluhkan rendahnya pelayanan pembayaran pajak kendaraan bermotor serta Surat Tanda Nomor Kendaraan (STNK) di Kantor Samsat Purwakarta. Warga mengaku kecewa dengan pelayanan yang diberikan petugas Kantor Samsat dalam proses pembayaran pajak kendaraan dan STNK. “Harusnya tidak membutuhkan waktu lama, karena antriannya juga tidak banyak. Waktu saya banyak terbuang hanya untuk menunggu,” tegas Rastamin, 44. Warga desa Cikeuyeup Purwakarta. Lamanya pelayanan tersebut, sempat disampaikan kepada petugas di Kantor Samsat. Dia berharap, proses pembayaran tersebut tidak dilalui dengan proses yang berbelit. “Seharusnya lebih simpel dan praktis saja” harap dia. Adapun beberapa penelitian yang telah dilakukan sebelumnya. Winerungan (2013) melakukan penelitian Sosialisasi Perpajakan, Pelayanan Fiskus dan Sanksi Perpajakan Terhadap Kepatuhan Wajib Pajak Orang Pribadi (WPOP) di Kantor Pelayanan Pajak (KPP) Manado dan KPP Bitung. Hasil penelitiannya adalah sosialisasi perpajakan, pelayanan fiskus dan sanksi perpajakan tidak memiliki pengaruh terhadap kepatuhan WPOP di KPP Manado dan KPP Bitung. Ada pun Harinurdin (2009) melakukan penelitian mengenai Perilaku Kepatuhan Wajib Pajak Badan. Hasil penelitian adalah sebagai berikut : 4 Pertama, perilaku Wajib Pajak tidak signifikan berpengaruh langsung pada kepatuhan pajak. Kedua, perilaku Wajib Pajak mempunyai pengaruh positif yang signifikan terhadap niat. Ketiga, kondisi keuangan mempunyai pengaruh positif yang signifikan terhadap kepatuhan pajak. Keempat, kondisi fasilitas perusahaan mempunyai pengaruh positif yang signifikan terhadap kepatuhan pajak. Kelima, lingkungan perusahaan mempunyai pengaruh positif yang signifikan terhadap kepatuhan pajak. Keenam, niat mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap kepatuhan pajak. Ketujuh, kesimpulan terakhir berkenaan terhadap niat dan kepatuhan ialah apabila memiliki perilaku yang baik, niat kepatuhan pajaknya tinggi dan pengaruh lingkungan perusahaan yang kuat maka Wajib Pajak akan berperilaku patuh dalam menjalankan kewajiban perpajakan. Berdasarkan uraian diatas serta beberapa penelitian yang telah dilakukan sebelumnya. Peneliti tertarik untuk mengadakan penelitian dengan mengambil objek penelitian di Kantor Samsat Purwakarta yang berjudul : “PENGARUH KUALITAS PELAYANAN FISKUS TERHADAP KEPATUHAN WAJIB PAJAK DALAM MEMBAYAR PAJAK KENDARAAN BERMOTOR” 1.2 Identifikasi Masalah Berdasarkan latar belakang penelitian yang telah diuraikan maka masalah- masalah dalam penelitian ini diidentifikasikan sebagai berikut : 5 1. Bagaimana respon wajib pajak terhadap kualitas pelayanan pajak di kantor Samsat Purwakarta. 2. Apakah wajib pajak patuh dalam membayar pajak kendaraan bermotor di Kantor Samsat Purwakarta. 3. Apakah ada pengaruh antara kualitas pelayanan pajak terhadap kepatuhan wajib pajak dalam membayar kewajiban pajaknya di kantor Samsat Purwakarta. 1.3 Tujuan Penelitian Adapun maksud peneliti mengadakan penelitian ini yaitu untuk memperoleh data dan informasi yang sebenarnya mengenai kualitas pelayanan pajak dan kepatuhan wajib pajak serta untuk menempuh ujian sarjana pada Fakultas Ekonomi Program Studi Akuntansi Jenjang Program Pendidikan Strata 1 Universitas Widyatama Bandung. Sedangkan tujuan penelitian ini adalah sebagai berikut : 1. Dapat memahami respon wajib pajak terhadap kualitas pelayanan pajak di kantor Samsat Purwakarta. 2. Mengetahui bahwa wajib pajak patuh dalam membayar pajak kendaraan bermotor di kantor Samsat Purwakarta. 3. Mengatahui adanya pengaruh kualitas pelayanan pajak terhadap kepatuhan wajib pajak dalam membayar kewajiban pajaknya di kantor Samsat Purwakarta. 1.4 Kegunaan Penelitian Hasil penelitian tersebut diharapkan dapat berguna sebagai masukan dan bermanfaat bagi pihak-pihak yang berkepentingan, yakni antara lain : 6 1. Akademis Dari hasil penelitian diharapkan bisa memberikan masukan berupa bahan bagi penelitian lebih lanjut dan sumbangan bagi pengembangan ilmu Perpajakan terutama tentang kualitas pelayanan pajak dan kepatuhan wajib pajak. 2. Peneliti Bagi peneliti hasil penelitian ini sangat berguna untuk menambah wawasan mengenai kualitas pelayanan pajak dan kondisi kepatuhan wajib pajak. 3. Kantor Samsat Purwakarta Dalam hal ini kantor samsat Purwakarta akan memperoleh tambahan informasi dan masukan yang dapat dijadikan bahan pertimbangan dan menanggapi persepsi negative dari wajib pajak tentang kualitas pelayanan pajak. Serta dapat memahami faktor yang mempengaruhi kepatuhan wajib pajak dalam memenuhi kewajiban pajaknya. 4. Bagi Pembaca Hasil penelitian ini diharapkan dapat menambah ilmu dan pengetahuan serta menjadi masukan yang berguna bagi dunia pendidikan khususnya mengenai kualitas pelayanan pajak dan kepatuhan wajib pajak. 1.5 Lokasi dan Waktu Penelitian Dalam penelitian ini diperoleh data dari Kantor Samsat Purwakarta. Adapun waktu pelaksanaan penelitian adalah dimulai pada Maret 2014.