penerapan model belajar rotating trio exchange untuk

advertisement
148
JURNAL PENDIDIKAN PROFESIONAL, VOLUME 4, NO. 3, DESEMBER 2015
PENERAPAN MODEL BELAJAR ROTATING TRIO EXCHANGE UNTUK
MENINGKATKAN PRESTASI BELAJAR SISWA PADA MATERI PEMILU
SEMESTER I KELAS VI MI AL-HUDA KECAMATAN GANDUSARI
KABUPATEN TRENGGALEK
Oleh:
Suhartatik
MI Al Huda, Gandusari, Trenggalek
Abstrak. Tujuan penelitian sebagai berikut: (1) Mengetahui dan mendeskripsikan proses pembelajaran mata pelajaran PKn di Kelas VI Semester I MI Al-Huda Karanganyar Kecamatan
Gandusari Kabupaten Trenggalek dengan menerapkan metode rotating trio exchange; (2) Mengetahui perkembangan prestasi belajar siswa Kelas VI pada mata pelajaran PKn setelah diterapkannya
metode rotating trio exchange. Penelitian ini merupakan penelitian kualitatif dengan menggunakan
rancangan penelitian tindakan kelas, yang berlatar alami. Rancangan penelitian terdiri dari refleksi,
perencanaan, pelaksanaan tindakan, observasi, analisis, refleksi. Instrumen yang digunakan terdiri
dari rencana pembelajaran, lembar observasi, lembar evaluasi, dan angket. Dengan adanya rotasi
kelompok menumbuhkan rasa tanggung jawab dan kebersamaan dalam menyelesaikan setiap tugas
yang diberikan oleh guru. Dengan menumbuhkan kerjasama, komunikasi dan interaksi yang positif
kepada siswa mampu meningkatkan peran siswa dalam pembelajaran. Dengan demikian Melalui
pembelajaran rotating trio exchange siswa dilatih untuk leluasa mengeluarkan ide atau gagasan
dalam setiap kegiatan diskusi kelompok maupun diskusi kelas. Pembelajaran lebih menarik lagi
dengan adanya dorongan dari guru berupa pemberian pujian dan reward berupa koin kepasa siswa
yang aktif. Prestasi belajar siswa yang menunjukkan perkembangan yang signifikan yaitu pada hasil
nilai sebelum siklus diperoleh nilai rata-rata I : 73,33 siklus II : 87,50 dengan ketuntasan belajar
siswa sebesar 100% pada akhir siklus II .
Kata kunci: PKn, metode rotating trio exchange, prestasi belajar
Menurut Tim Pembina PKn dalam Aboe
(1983:24), “Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaran adalah usaha yang dilakukan
secara sadar, teratur dan terus menerus ynag
terjadi di dalam proses belajar mengajar yang
diciptakan hubungan antara guru dengan
siswa menurut aturan moral Pancasila.
Proses belajar mengajar menanamkan norma
Pancasila dengan adanya perubahan sikap
dan tingkah laku siswa menurut tuntutan
moral Pancasila”. Tujuan mempelajari PKn
adalah untuk mengerti dan memahami
tentang isi dan makna yang terkandung
dalam Pancasila dan Undang-Undang Dasar
1945 atau dengan kata lain untuk menjadi
warganegara yang baik. dengan sikap moral
dan perilaku yang berdasarkan falsafah
negara dan UUD 1945 (Djamal, D. 1979:7).
Menurut Prasodjo, Budi, dkk, 2003,
Para guru PKn seharusnya mengenal, memahami dan dapat menerapkan berbagai
metode penyajian yang bervariasi sesuai
dengan perkembangan dunia metodologi
pendidikan dewasa ini. Metode apapun yang
kita pilih atau kita gunakan dalam pelaksanaan program pembelajaran PKn hendaknya dapat menjamin pengembangan keseluruhan aspek, yakni Pengetahuan, sikap dan
ketrampilan, terutama pcngembangan sikap
dan moral dan mental (penghayatan) nilai nilai yang terkandung dalam UUD 1945.
Dengan demikian PKn juga membentuk
peserta didik yang sadar akan hak dan
kewajibannya. Sebagai peserta-didik yang
taat akan peraturan kedisiplinan sekolah dan
peraturan lainnya.
Suhartatik, Penerapan Model Belajar Rotating Trio Exchange...
Pembelajaran PKn yang berlangsung
di kelas VI MI Al-Huda selama ini berupaya
untuk menyeimbangkan aspek akhkaq dan
pengetahuan.Upaya ini terus dikembangkan
guru sejak anak duduk di kelas I hingga kelas
VI. Adanya tuntutan kebutuhan anak
terhadap mata pelajaran tertantu khususnya
mata pelajaran yang masukl dalam UAN,
seringkali mata pelajaran lain dianggap
kurang bermakna bagi anak. Ditambah lagi
guru dalam mengajar belum menggunakan
cara yang tepat, sehingga dalam pembelajaran PKn sering terlihat anak yang menguap
dan respon keaktifan anak sangat kurang.
Untuk itu, selaku guru kelas VI sebagai salah
satu ujung tombak keberhasilan pendidikan
di MI Al-Huda berupaya untuk mengatasi
kendala pembelajaran PKn yang muncul
dengan
menggunakan
pendekatan
pembelajaran rotating trio exchange.
Metode Rotating Trio Exchange ini
termasuk salah satu strategi model pembelajaran langsung yang dapat di terapkan pada
semua mata pelajaran. Metode ini merupakan
cara siswa untuk mendiskusikan permasalahan dengan beranggotakan tiga orang.
Penerapan teknik merotasi pertukaran pendapat kelompok tiga orang ini diarahkan pada
materi pelajaran (kompetensi dasar) yang
akan diajarkan dikelas. Melalui pendekatan
ini anak dilatih untuk aktif dalam berfikir
secara menyenangkan, karena anak dapat
saling bertukar pikiran dengan temannya
dengan berganti pasangan kelompok.
Menurut Moh. Uzer Usman(2000)
belajar melalui tukar belajar disejajarkan
dengan belajar mengarahkan diri (self
directed learning) danbelajar private(private
learning). Definisi paling pas yaitu seseorang
yang mempelajari materi tertentu atau
keahlian bersama dengan orang lain yang
mau menjadi pembelajar atau sumber belajar.
149
Model belajar learning exchange pada
prinsipnya memiliki berbagai kesamaan
dengan konsep model belajar lainya.
Learning exchange sebagai sebuah model
belajar yang lebih menekankan pada konteks
dinamikakelompok
secara
prinsipil
mendasarkan pada konteks perubahan sikap.
METODE PENELITIAN
Pendekatan dalam penelitian ini
adalah pendekatan kualitatif, dengan menggunakan rancangan penelitian tindakan kelas.
Penelitian ini dilaksanakan di MI Al-Huda
Karanganyar pada siswa Kelas VISemester I
bidang
studi
PKnpokok
bahasan
PemiliTahun Pelajaran pelajaran 2014/2015
dengan jumlah siswa sebanyak 12 siswa.
Penelitian ini dilaksanakan mulai bulan
Oktober sampai Nopember 2014. Prosedur
siklus penelitian yang dilakukan, prosedur
penelitian ini terdiri dari 2 siklus, tiap siklus
dilaksanakan sesuai dengan perubahan yang
ingin dicapai. Untuk melihat apakah ada
peningkatan kemampuan bertanya siswa,
dengan melihat hasil observasi dari hasil
observasi awal siswa dan guru, maka refleksi
awal diperlukan perubahan-perubahan untuk
meningkatkan bertanya siswa di dalam kelas.
Dengan berpatokan pada refleksi awal
tersebut maka dilaksanakan penelitian ini
dengan
prosedur:
(a)
Perencanaan
(Planning); (b) Pelaksanaan (Action); (c)
Observasi (Observation); (d) Refleksi
(Reflection). Analisis data dilakukan dengan
menggunakan teknik analisis data kualitatif,
baik yang bersifat linear (mengalir) maupun
yang bersifat sirkuler. Metode Pengumpulan
Data terdiri dari: (1) Tes; (2) Observasi; (3)
Angket; (4) Catatan Lapangan (fieldnote).
Penelitian ini menggunakan beberapa
instrumen yaitu: (1) Silabus; (2) Rencana
Pembelajaran; (3) Lembar Kegiatan Siswa;
149
150
JURNAL PENDIDIKAN PROFESIONAL, VOLUME 4, NO. 3, DESEMBER 2015
(4) Lembar Observasi Kegiatan Belajar
Mengajar; (5) Tes formatif.
HASIL DAN PEMBAHASAN
Siklus Pertama
Refleksi Awal
MI Al-Huda Karanganyar merupakan
sekolah dasar berbasis islam. Sekolah ini
dipimpin oleh Bapak Suyoto, A.Ma. untuk
terus meningkatkan prestasi akademik
maupun noin akademik semua elemen di MI
Al-Huda tersu dipacu untuk berbenah diri.
Salah satu upaya yang guru di MI Al Huda
adalah dengan melakukan kegiatan penelitian tindakan kelas. Pada tanggal 7 Oktober
2014, peneliti mengajukan surat permohonan
ijin penelitian kepada kepala MI. Syukur
Alkhamdullillah,
surat
permohonan
mendapatkan respon yang positif dari kepala
MI dengan dibuktikan pada surat balasan
pada lampiran 2. Langkah selanjutnya yang
diambil oleh peneliti adalah menyusun
perencanaan penelitian.
Planning (Perencanaan)
Persiapan yang perlu dilakukan
sebelum pelaksanaan tindakan ini adalah:
menyusun rencana pembelajaran dengan
menggunakan metode rotating trio exchange, menyusun petunjuk kegiatan siswa,
melaksanakan kegiatan penelitian, penilaian hasil kegiatan penelitian
Action (Pelaksanaan)
Dalam kegiatan proses pembelajaran
ini guru dan siswa melaksanakan kegiatan
dengan langkah-langkah sebagai berikut: (1)
Pada pukul 07.00 WIB, peneliti dengan
seorang guru sebagai observer dalam penelitian memasuki runag kelas VI. Selanjutnya guru meminta siswa untuk berdoa bersama, dilanjutkan dengan membaca
5 ayat surat Al Baqarah dan asmaul husna;
(2) Guru mengkomunikasikan tujuan
pembelajaran yaitu mengenai proses dan
tahapan pemilu di Indonesia; (3) Pada
pukul 07.15 WIB, guru membagi siswa dalam 4 kelompok; (4) Siswa membaca materi dari buku PKn; (5) Siswa membentuk
kelompok dengan jumlah anggota 3 siswa.
Selanjutnya anggota kelompok membagi
dirinya dengan nomor 0, 1 dan 2; (6) Setiap
kelompok mendapatkan pertanyaan yang
sama
untuk
didiskusikan
dengan
kelompoknya;
(7)
Masing-masing
kelompok mempresentasikan hasil diskusinya, kelompok lain memberikan tanggapan. Pada saat ini guru dapat memberikan penguatan dan penegasan atas jawaban
siswa; (8) Pukul 07.30 WIB, guru memulai
rotasi baru dengan meminta siswa yang
memegang nomor 1 berpindah ke
kelompok lain searah jarum jam, siswa
yang bernomor 2 berpindah dengan arah
yang berlawanan dengan arah jarum jam
dan siswa yang memegang nomor 0 untuk
tetap diam di tempat duduknya; (9) Setelah
terbentuk kelompok baru guru memberikan
permasalahan
yang
sama
untuk
didiskusikan bersama kelompoknya; (10)
Masing-masing kelompok mempresentasikan hasil diskusinya, kelompok lain
memberikan tanggapan. Pada saat ini guru
dapat memberikan penguatan dan penegasan atas jawaban siswa; (11) Pukul 07.45
WIB, guru memulai rotasi baru dengan
meminta siswa yang memegang nomor 1
berpindah ke kelompok lain searah jarum
jam, siswa yang bernomor 2 berpindah
dengan arah yang berlawanan dengan arah
jarum jam dan siswa yang memegang
nomor 0 untuk tetap diam di tempat
duduknya;
(12)
Setelah
terbentuk
Suhartatik, Penerapan Model Belajar Rotating Trio Exchange...
kelompok baru guru memberikan permasalahan yang sama untuk didiskusikan
bersama kelompoknya; (13) Masing-masing kelompok mempresentasikan hasil
diskusinya, kelompok lain memberikan
tanggapan. Pada saat ini guru dapat memberikan penguatan dan penegasan atas
jawaban siswa; (14) Membuat kesepakatan
untuk
menyimpulkan;
(15)
Guru
memberikan tugas individu; (16) Pukul
08.10 WIB, guru bersama siswa melakukan
refleksi; (17) Tindak lanjut memberikan
tugas rumah
151
meningkatkan pengawasan ke pada beberapa
anak yang sering menimbulkan gaduh.
Action (Pelaksanaan)
Pada siklus II pelaksanaan tindakannya secara garis besar sama dengan siklus I
dengan adanya perbaikan mengurangi
dominasi guru, memperbaiki teknik bertanya
dan memotivasi siswa agar lebih aktif dalam
kegiatan diskusi. Langkah-langkah utuk
siklus II adalah sebagai berikut: (1) Pada
pukul 07.00 WIB, peneliti dengan seorang
guru sebagai observer dalam penelitian
memasuki runag kelas VI. Selanjutnya
guru meminta siswa untuk berdoa bersama,
dilanjutkan dengan membaca 5 ayat surat
Al Baqarah dan asmaul husna; (2) Guru
mengkomunikasikan tujuan pembelajaran
yaitu mengenai tugas dan wewenang KPU
dan peraturan dalam pemilu; (3) Pada
pukul 07.15 WIB, guru membagi siswa
dalam 4 kelompok; (4) Siswa membaca
materi dari buku PKn; (5) Siswa
membentuk kelompok dengan jumlah
anggota 3 siswa. Selanjutnya anggota
kelompok membagi dirinya dengan nomor
0, 1 dan 2; (6) Setiap kelompok mendapatkan pertanyaan yang sama untuk didiskusikan dengan kelompoknya; (7) Masingmasing kelompok mempresentasikan hasil
diskusinya, kelompok lain memberikan
tanggapan. Pada saat ini guru dapat
memberikan penguatan dan penegasan atas
jawaban siswa; (8) Pukul 07.30 WIB, guru
memulai rotasi baru dengan meminta siswa
yang memegang nomor 1 berpindah ke
kelompok lain searah jarum jam, siswa
yang bernomor 2 berpindah dengan arah
yang berlawanan dengan arah jarum jam
dan siswa yang memegang nomor 0 untuk
tetap diam di tempat duduknya; (9) Setelah
terbentuk kelompok baru guru memberikan
Observation (Pengamatan)
Pengamatan penelitian pada siklus I
dilakukan oleh kolaborator penelitian. Dari
hasil catatan observer siswa yang menjawab
pertanyaan dari kartu soal banyak dilakukan
oleh anak yang pandai saja, saat bertukar
posisi atau rotaring exchange sering
dimanfaatkan oleh beberapa anak untuk
ramai sendiri dan mengganggu temannya.
Untuk guru saat mengajar sudah sesuai
dengan RPP, hanya saja guru sering kali
mengingatkan
siswa
untuk
kembali
berkonsentrasi dengan teriakan.
Refleksi
Dari hasil observasi dapat peneliti
refleksikan, bahwa guru dalam penguasaan
kelas perlu ditingkatkan, sehingga konsentrasi siswa tetap fokus. Hasil ulangan siswa
pada siklus I hanya mencapai 75%. Untuk itu
peneliti perlu melanjutkan penelitian pada
siklus II.
Siklus Kedua
Planning (Perencanaan)
Pada siklus kedua ini perencanaannya
secara garis besar sama dengan siklus satu,
hanya saja pada siklus II guru akan lebih
151
152
JURNAL PENDIDIKAN PROFESIONAL, VOLUME 4, NO. 3, DESEMBER 2015
permasalahan
yang
sama
untuk
didiskusikan bersama kelompoknya; (10)
Masing-masing kelompok mempresentasikan hasil diskusinya, kelompok lain memberikan tanggapan. Pada saat ini guru dapat
memberikan penguatan dan penegasan atas
jawaban siswa; (11) Pukul 07.45 WIB,
guru memulai rotasi baru dengan meminta
siswa yang memegang nomor 1 berpindah
ke kelompok lain searah jarum jam, siswa
yang bernomor 2 berpindah dengan arah
yang berlawanan dengan arah jarum jam
dan siswa yang memegang nomor 0 untuk
tetap diam di tempat duduknya; (12)
Setelah terbentuk kelompok baru guru
memberikan permasalahan yang sama
untuk didiskusikan bersama kelompoknya;
(13) Masing-masing kelompok mempresentasikan hasil diskusinya, kelompok
lain memberikan tanggapan. Pada saat ini
guru dapat memberikan penguatan dan
penegasan atas jawaban siswa; (14)
Membuat kesepakatan untuk menyimpulkan; (15) Guru memberikan tugas individu;
(16) Pukul 08.10 WIB, guru bersama siswa
melakukan refleksi; (17) Tindak lanjut
memberikan tugas rumah.
Observasi (Pengamatan)
Dari hasil pengamatan pada catatan
observer, fekuensi anak yang ramai
berkurang, guru saat mengingatkan siswa
sudah tidak berteriak lagi.
Refleksi
Dari hasil pengamatan peneliti
refleksikan bahwa bahwa pembelajaran di
kelas Vi sudah sesaui dengan RPP, ulangan
siswa sudah mencapai ketuntasan 100%.
Untuk itu penelitian ini peneliti akhiri pada
siklus II.
Interpretasi Data
Aktivitas pembelajaran di kelas
Penerapan metode belajar rotating
trio exchange, peneliti membagi siswa Kelas
VI yang berjumlah 12 siswa menjadi 4
kelompok. Pembagian kelompok berdasarkan hasil ulangan harian siswa. Jumlah
kelompok juga disesuaikan dengan lokasi
belajar dan jumlah bangku yang tersedia.
Pada siklus I, untuk memotivasi
siswa guru meminta salah satusiswa untuk
memimpin rekan yang lain menyanyikan
lagu “Pemilihan Umum”. Kemudian guru
memberikan penjelasan mengenai materi
yang akan dipelajari. Guru membagikan
lembar kerja siswa untuk didiskusikan bersama kelomponya. Dalam kegiatan diskusi
ini guru menempatkan diri sebagai mediator
dan fasilitator pembelajaran. Guru berusaha
merangsang komunikasi antar siswa dalam
kelompok dengan memberikan pertanyaan
kepada masing-masing anggota kelompok
sesuai dengan soal pada lembar kerja,
sehingga semua siswa termotivasi untuk
memberikan ide atau gagasannya. Selanjutnya guru meminta kelompok diskusi untuk
mempresentasikan hasil diskusinya di depan
kelas. Kelompok yang mempresentasikan
hasil diskusinya dipilih secara undian. Kelompok yang tidak terpilih memberikan tanggapan. Peneliti selaku observer melakukan
pengamatan pada terhadap jalannya
pembelajaran. Pada akhir pembelajaran guru
memberikan reward berupa pujian dan koin
kepada siswa yang aktif.
Pada siklus II peran guru banyak
sebagai fasilitator, siswa tampil lebih antusias dalam mengikuti pembelajaran. Pemberian reward berupakoin dan lagu yang dinyanyikan dalam pembelajaran mampu memotivasi siswa untuk selalu aktif dalam
kegiatan pembelajaran di kelas.
Aktivitas Belajar PKn di Kelas VI
Suhartatik, Penerapan Model Belajar Rotating Trio Exchange...
Dengan diterapkannya metode rotating trio exchangemampu menghidupkan
aktivitas belajar siswa Kelas VIMI Al-Huda
Karanganyar pada mata pelajaran PKn. Hal
ini dapat dilihat dari hasil obervasi yang
dilakukan oleh peneliti yang menunjukkan
peningkatan yang signifikan yaitu persentase
aktivitas guru pada siklus I mencapai 67,50%
termasuk dalam kriteria “baik” meningkat
menjadi 80,00% termasuk dalam kriteria
“sangat baik”. Hal ini membuktikan bahwa
langkah-langkah yang telah direncanakan
oleh peneliti mampu diterima dan
dilaksanakan dengan baik oleh guru Kelas VI
sebagai kolaborator penelitian. Dengan
meningkatkan aktivitas guru terntu berimbas
pada peningkatan aktivitas belajar siswa
yaitu pada siklus I persentase aktivitas siswa
mencapai 67,50% dalam kriteria “cukup
baik” meningkat menjadi 75,00% dalam
kriteria “sangat baik”. Hal ini mebuktikan
siswa mau dan mampu menerapkan metode
belajar yang diterapkan oleh guru dengan
baik, sehingga secara tidak langsung langkah-langkah yang direncanakan oleh peneliti
mampu diapresiasikan dengan baik oleh
siswa. berikut peneliti tampilkan tabel
rekapitulasi aktivitas guru dan siswa.
Pada hasil nilai siklus I: 73,33 siklus
II: 87,50 dengan ketuntasan belajar siswa
sebesar 100% pada akhir siklus II . Dengan
melihat hasil yang terus naik pada tiap siklus
maka penelitian ini dapat dikatakan berhasil
dengan baik. Untuk dapat lebih jelasnya
penulis telah sajikan perbandingan perolehan
atau peningkatan nilai pada Gambar 1.
Respons Siswa
Pada akhir siklus II, peneliti menyebarkan angket yang berisi 10 butir
pernyaataan untuk mengetahui respon
siswa setelah diterapkannya metode
rotating trio exchange. Dari hasil rekapitulasi respon siswa diketahui bahwa siswa merespon sangat positif penerapan metode pembelajaran yang dirancang oleh peneliti, dengan hasil respon
3,53.
100.00
100.00
90.00
80.00
70.00
60.00
50.00
40.00
30.00
20.00
10.00
0.00
87.50
73.33 75.00
NILAI RATA-RATA
KETUNTASAN
SIKLUS I
153
SIKLUS II
Gambar 1 Perkembangan Prestasi Belajar Siswa Kelas VI
MI Al-Huda Karanganyar Kecamatan Gandusari
153
154
JURNAL PENDIDIKAN PROFESIONAL, VOLUME 4, NO. 3, DESEMBER 2015
PENUTUP
Kesimpulan
Adanya rotasi kelompok menumbuhkan rasa tanggung jawab dan kebersamaan
dalam menyelesaikan setiap tugas yang
diberikan oleh guru. Dengan menumbuhkan
kerjasama, komunikasi dan interaksi yang
positif kepada siswa mampu meningkatkan
peran siswa dalam pembelajaran. Melalui
pembelajaran rotating trio exchange siswa
dilatih untuk leluasa mengeluarkan ide atau
gagasan dalam setiap kegiatan diskusi kelompok maupun diskusi kelas. Pembelajaran
lebih menarik lagi dengan adanya dorongan
dari guru berupa pemberian pujian dan
reward berupa koin kepasa siswa yang aktif.
Prestasi belajar siswa yang menunjukkan perkembangan yang signifikan yaitu
pada hasil nilai sebelum siklus diperoleh nilai
rata-rata: I: 73,33 siklus II: 87,50 dengan
ketuntasan belajar siswa sebesar 100% pada
akhir siklus II .
Saran
Hendaknya guru dalam mengajar menggunakan metode atau model belajar yang
dapat mempermudah anak didiknya dalam
memahami pokok bahasan dan sesuai dengan
pelajaran.
Memaksimalkan
persiapan
perangkat pembelajaran, khususnya LKS
yang melibatkan kegiatan metode rotating
trio exchange.
DAFTAR RUJUKAN
Aboe Dhari, Mas & Rianto, Milan. 1999.
Metodologi Pembelajaran. Malang:
Depdikbud-Dirjen Dikdasmen-PPPG
IPAS dan PMP Malang.
Djamal, D. 1979. Prinsip-prinsip ekologi dan
organisasi. Jakarta: Bumi Aksara
Marsetia, Dono Saputro. 2002. Pendidikan
Menyongsong Globalisasi. Makalah
Seminar Nasional 13 Mei 2002 dalam
rangka Hari Pendidikan Nasional FIS
Nasional.
Usman, Moh. Uzer dan Setiawati, Lilis.
2000. Upaya mengoptimalkan Kegiatan Belajar Mengajar. Bandung:
Remaja Rosdakarya.
Ngalim Purwanto, MP. 1997. Psikologi
Pendidikan. Bandung: PT. Remaja,
Rosdakarya.
Pedomo Hadinoto, H, dkk. 1991. Kesulitan
Belajar Dan Gangguan Bicara.
Semarang: Baridan Penerbit Universitas Diponegoro.
Pehardjono. 1995. Pedoman Penyusunan
Karya Tulis Ilmiah Di Bidang
Pendidikan dan Angka Kredit Pengembangan Profesi Guru. Jakarta:
Depdikbud.
Prasodjo, Budi, dkk. 2003. Teori dan
Aplikasi PKn Untuk kelas 1 SD,
Jakarta: Yudhistira.
Sutopo. 2007. Kebijaksanaan pendidikan di
Indonesia. Malang: Proyek OPF UM
Download