148 JURNAL PENDIDIKAN PROFESIONAL, VOLUME 4, NO. 3, DESEMBER 2015 PENERAPAN MODEL BELAJAR ROTATING TRIO EXCHANGE UNTUK MENINGKATKAN PRESTASI BELAJAR SISWA PADA MATERI PEMILU SEMESTER I KELAS VI MI AL-HUDA KECAMATAN GANDUSARI KABUPATEN TRENGGALEK Oleh: Suhartatik MI Al Huda, Gandusari, Trenggalek Abstrak. Tujuan penelitian sebagai berikut: (1) Mengetahui dan mendeskripsikan proses pembelajaran mata pelajaran PKn di Kelas VI Semester I MI Al-Huda Karanganyar Kecamatan Gandusari Kabupaten Trenggalek dengan menerapkan metode rotating trio exchange; (2) Mengetahui perkembangan prestasi belajar siswa Kelas VI pada mata pelajaran PKn setelah diterapkannya metode rotating trio exchange. Penelitian ini merupakan penelitian kualitatif dengan menggunakan rancangan penelitian tindakan kelas, yang berlatar alami. Rancangan penelitian terdiri dari refleksi, perencanaan, pelaksanaan tindakan, observasi, analisis, refleksi. Instrumen yang digunakan terdiri dari rencana pembelajaran, lembar observasi, lembar evaluasi, dan angket. Dengan adanya rotasi kelompok menumbuhkan rasa tanggung jawab dan kebersamaan dalam menyelesaikan setiap tugas yang diberikan oleh guru. Dengan menumbuhkan kerjasama, komunikasi dan interaksi yang positif kepada siswa mampu meningkatkan peran siswa dalam pembelajaran. Dengan demikian Melalui pembelajaran rotating trio exchange siswa dilatih untuk leluasa mengeluarkan ide atau gagasan dalam setiap kegiatan diskusi kelompok maupun diskusi kelas. Pembelajaran lebih menarik lagi dengan adanya dorongan dari guru berupa pemberian pujian dan reward berupa koin kepasa siswa yang aktif. Prestasi belajar siswa yang menunjukkan perkembangan yang signifikan yaitu pada hasil nilai sebelum siklus diperoleh nilai rata-rata I : 73,33 siklus II : 87,50 dengan ketuntasan belajar siswa sebesar 100% pada akhir siklus II . Kata kunci: PKn, metode rotating trio exchange, prestasi belajar Menurut Tim Pembina PKn dalam Aboe (1983:24), “Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaran adalah usaha yang dilakukan secara sadar, teratur dan terus menerus ynag terjadi di dalam proses belajar mengajar yang diciptakan hubungan antara guru dengan siswa menurut aturan moral Pancasila. Proses belajar mengajar menanamkan norma Pancasila dengan adanya perubahan sikap dan tingkah laku siswa menurut tuntutan moral Pancasila”. Tujuan mempelajari PKn adalah untuk mengerti dan memahami tentang isi dan makna yang terkandung dalam Pancasila dan Undang-Undang Dasar 1945 atau dengan kata lain untuk menjadi warganegara yang baik. dengan sikap moral dan perilaku yang berdasarkan falsafah negara dan UUD 1945 (Djamal, D. 1979:7). Menurut Prasodjo, Budi, dkk, 2003, Para guru PKn seharusnya mengenal, memahami dan dapat menerapkan berbagai metode penyajian yang bervariasi sesuai dengan perkembangan dunia metodologi pendidikan dewasa ini. Metode apapun yang kita pilih atau kita gunakan dalam pelaksanaan program pembelajaran PKn hendaknya dapat menjamin pengembangan keseluruhan aspek, yakni Pengetahuan, sikap dan ketrampilan, terutama pcngembangan sikap dan moral dan mental (penghayatan) nilai nilai yang terkandung dalam UUD 1945. Dengan demikian PKn juga membentuk peserta didik yang sadar akan hak dan kewajibannya. Sebagai peserta-didik yang taat akan peraturan kedisiplinan sekolah dan peraturan lainnya. Suhartatik, Penerapan Model Belajar Rotating Trio Exchange... Pembelajaran PKn yang berlangsung di kelas VI MI Al-Huda selama ini berupaya untuk menyeimbangkan aspek akhkaq dan pengetahuan.Upaya ini terus dikembangkan guru sejak anak duduk di kelas I hingga kelas VI. Adanya tuntutan kebutuhan anak terhadap mata pelajaran tertantu khususnya mata pelajaran yang masukl dalam UAN, seringkali mata pelajaran lain dianggap kurang bermakna bagi anak. Ditambah lagi guru dalam mengajar belum menggunakan cara yang tepat, sehingga dalam pembelajaran PKn sering terlihat anak yang menguap dan respon keaktifan anak sangat kurang. Untuk itu, selaku guru kelas VI sebagai salah satu ujung tombak keberhasilan pendidikan di MI Al-Huda berupaya untuk mengatasi kendala pembelajaran PKn yang muncul dengan menggunakan pendekatan pembelajaran rotating trio exchange. Metode Rotating Trio Exchange ini termasuk salah satu strategi model pembelajaran langsung yang dapat di terapkan pada semua mata pelajaran. Metode ini merupakan cara siswa untuk mendiskusikan permasalahan dengan beranggotakan tiga orang. Penerapan teknik merotasi pertukaran pendapat kelompok tiga orang ini diarahkan pada materi pelajaran (kompetensi dasar) yang akan diajarkan dikelas. Melalui pendekatan ini anak dilatih untuk aktif dalam berfikir secara menyenangkan, karena anak dapat saling bertukar pikiran dengan temannya dengan berganti pasangan kelompok. Menurut Moh. Uzer Usman(2000) belajar melalui tukar belajar disejajarkan dengan belajar mengarahkan diri (self directed learning) danbelajar private(private learning). Definisi paling pas yaitu seseorang yang mempelajari materi tertentu atau keahlian bersama dengan orang lain yang mau menjadi pembelajar atau sumber belajar. 149 Model belajar learning exchange pada prinsipnya memiliki berbagai kesamaan dengan konsep model belajar lainya. Learning exchange sebagai sebuah model belajar yang lebih menekankan pada konteks dinamikakelompok secara prinsipil mendasarkan pada konteks perubahan sikap. METODE PENELITIAN Pendekatan dalam penelitian ini adalah pendekatan kualitatif, dengan menggunakan rancangan penelitian tindakan kelas. Penelitian ini dilaksanakan di MI Al-Huda Karanganyar pada siswa Kelas VISemester I bidang studi PKnpokok bahasan PemiliTahun Pelajaran pelajaran 2014/2015 dengan jumlah siswa sebanyak 12 siswa. Penelitian ini dilaksanakan mulai bulan Oktober sampai Nopember 2014. Prosedur siklus penelitian yang dilakukan, prosedur penelitian ini terdiri dari 2 siklus, tiap siklus dilaksanakan sesuai dengan perubahan yang ingin dicapai. Untuk melihat apakah ada peningkatan kemampuan bertanya siswa, dengan melihat hasil observasi dari hasil observasi awal siswa dan guru, maka refleksi awal diperlukan perubahan-perubahan untuk meningkatkan bertanya siswa di dalam kelas. Dengan berpatokan pada refleksi awal tersebut maka dilaksanakan penelitian ini dengan prosedur: (a) Perencanaan (Planning); (b) Pelaksanaan (Action); (c) Observasi (Observation); (d) Refleksi (Reflection). Analisis data dilakukan dengan menggunakan teknik analisis data kualitatif, baik yang bersifat linear (mengalir) maupun yang bersifat sirkuler. Metode Pengumpulan Data terdiri dari: (1) Tes; (2) Observasi; (3) Angket; (4) Catatan Lapangan (fieldnote). Penelitian ini menggunakan beberapa instrumen yaitu: (1) Silabus; (2) Rencana Pembelajaran; (3) Lembar Kegiatan Siswa; 149 150 JURNAL PENDIDIKAN PROFESIONAL, VOLUME 4, NO. 3, DESEMBER 2015 (4) Lembar Observasi Kegiatan Belajar Mengajar; (5) Tes formatif. HASIL DAN PEMBAHASAN Siklus Pertama Refleksi Awal MI Al-Huda Karanganyar merupakan sekolah dasar berbasis islam. Sekolah ini dipimpin oleh Bapak Suyoto, A.Ma. untuk terus meningkatkan prestasi akademik maupun noin akademik semua elemen di MI Al-Huda tersu dipacu untuk berbenah diri. Salah satu upaya yang guru di MI Al Huda adalah dengan melakukan kegiatan penelitian tindakan kelas. Pada tanggal 7 Oktober 2014, peneliti mengajukan surat permohonan ijin penelitian kepada kepala MI. Syukur Alkhamdullillah, surat permohonan mendapatkan respon yang positif dari kepala MI dengan dibuktikan pada surat balasan pada lampiran 2. Langkah selanjutnya yang diambil oleh peneliti adalah menyusun perencanaan penelitian. Planning (Perencanaan) Persiapan yang perlu dilakukan sebelum pelaksanaan tindakan ini adalah: menyusun rencana pembelajaran dengan menggunakan metode rotating trio exchange, menyusun petunjuk kegiatan siswa, melaksanakan kegiatan penelitian, penilaian hasil kegiatan penelitian Action (Pelaksanaan) Dalam kegiatan proses pembelajaran ini guru dan siswa melaksanakan kegiatan dengan langkah-langkah sebagai berikut: (1) Pada pukul 07.00 WIB, peneliti dengan seorang guru sebagai observer dalam penelitian memasuki runag kelas VI. Selanjutnya guru meminta siswa untuk berdoa bersama, dilanjutkan dengan membaca 5 ayat surat Al Baqarah dan asmaul husna; (2) Guru mengkomunikasikan tujuan pembelajaran yaitu mengenai proses dan tahapan pemilu di Indonesia; (3) Pada pukul 07.15 WIB, guru membagi siswa dalam 4 kelompok; (4) Siswa membaca materi dari buku PKn; (5) Siswa membentuk kelompok dengan jumlah anggota 3 siswa. Selanjutnya anggota kelompok membagi dirinya dengan nomor 0, 1 dan 2; (6) Setiap kelompok mendapatkan pertanyaan yang sama untuk didiskusikan dengan kelompoknya; (7) Masing-masing kelompok mempresentasikan hasil diskusinya, kelompok lain memberikan tanggapan. Pada saat ini guru dapat memberikan penguatan dan penegasan atas jawaban siswa; (8) Pukul 07.30 WIB, guru memulai rotasi baru dengan meminta siswa yang memegang nomor 1 berpindah ke kelompok lain searah jarum jam, siswa yang bernomor 2 berpindah dengan arah yang berlawanan dengan arah jarum jam dan siswa yang memegang nomor 0 untuk tetap diam di tempat duduknya; (9) Setelah terbentuk kelompok baru guru memberikan permasalahan yang sama untuk didiskusikan bersama kelompoknya; (10) Masing-masing kelompok mempresentasikan hasil diskusinya, kelompok lain memberikan tanggapan. Pada saat ini guru dapat memberikan penguatan dan penegasan atas jawaban siswa; (11) Pukul 07.45 WIB, guru memulai rotasi baru dengan meminta siswa yang memegang nomor 1 berpindah ke kelompok lain searah jarum jam, siswa yang bernomor 2 berpindah dengan arah yang berlawanan dengan arah jarum jam dan siswa yang memegang nomor 0 untuk tetap diam di tempat duduknya; (12) Setelah terbentuk Suhartatik, Penerapan Model Belajar Rotating Trio Exchange... kelompok baru guru memberikan permasalahan yang sama untuk didiskusikan bersama kelompoknya; (13) Masing-masing kelompok mempresentasikan hasil diskusinya, kelompok lain memberikan tanggapan. Pada saat ini guru dapat memberikan penguatan dan penegasan atas jawaban siswa; (14) Membuat kesepakatan untuk menyimpulkan; (15) Guru memberikan tugas individu; (16) Pukul 08.10 WIB, guru bersama siswa melakukan refleksi; (17) Tindak lanjut memberikan tugas rumah 151 meningkatkan pengawasan ke pada beberapa anak yang sering menimbulkan gaduh. Action (Pelaksanaan) Pada siklus II pelaksanaan tindakannya secara garis besar sama dengan siklus I dengan adanya perbaikan mengurangi dominasi guru, memperbaiki teknik bertanya dan memotivasi siswa agar lebih aktif dalam kegiatan diskusi. Langkah-langkah utuk siklus II adalah sebagai berikut: (1) Pada pukul 07.00 WIB, peneliti dengan seorang guru sebagai observer dalam penelitian memasuki runag kelas VI. Selanjutnya guru meminta siswa untuk berdoa bersama, dilanjutkan dengan membaca 5 ayat surat Al Baqarah dan asmaul husna; (2) Guru mengkomunikasikan tujuan pembelajaran yaitu mengenai tugas dan wewenang KPU dan peraturan dalam pemilu; (3) Pada pukul 07.15 WIB, guru membagi siswa dalam 4 kelompok; (4) Siswa membaca materi dari buku PKn; (5) Siswa membentuk kelompok dengan jumlah anggota 3 siswa. Selanjutnya anggota kelompok membagi dirinya dengan nomor 0, 1 dan 2; (6) Setiap kelompok mendapatkan pertanyaan yang sama untuk didiskusikan dengan kelompoknya; (7) Masingmasing kelompok mempresentasikan hasil diskusinya, kelompok lain memberikan tanggapan. Pada saat ini guru dapat memberikan penguatan dan penegasan atas jawaban siswa; (8) Pukul 07.30 WIB, guru memulai rotasi baru dengan meminta siswa yang memegang nomor 1 berpindah ke kelompok lain searah jarum jam, siswa yang bernomor 2 berpindah dengan arah yang berlawanan dengan arah jarum jam dan siswa yang memegang nomor 0 untuk tetap diam di tempat duduknya; (9) Setelah terbentuk kelompok baru guru memberikan Observation (Pengamatan) Pengamatan penelitian pada siklus I dilakukan oleh kolaborator penelitian. Dari hasil catatan observer siswa yang menjawab pertanyaan dari kartu soal banyak dilakukan oleh anak yang pandai saja, saat bertukar posisi atau rotaring exchange sering dimanfaatkan oleh beberapa anak untuk ramai sendiri dan mengganggu temannya. Untuk guru saat mengajar sudah sesuai dengan RPP, hanya saja guru sering kali mengingatkan siswa untuk kembali berkonsentrasi dengan teriakan. Refleksi Dari hasil observasi dapat peneliti refleksikan, bahwa guru dalam penguasaan kelas perlu ditingkatkan, sehingga konsentrasi siswa tetap fokus. Hasil ulangan siswa pada siklus I hanya mencapai 75%. Untuk itu peneliti perlu melanjutkan penelitian pada siklus II. Siklus Kedua Planning (Perencanaan) Pada siklus kedua ini perencanaannya secara garis besar sama dengan siklus satu, hanya saja pada siklus II guru akan lebih 151 152 JURNAL PENDIDIKAN PROFESIONAL, VOLUME 4, NO. 3, DESEMBER 2015 permasalahan yang sama untuk didiskusikan bersama kelompoknya; (10) Masing-masing kelompok mempresentasikan hasil diskusinya, kelompok lain memberikan tanggapan. Pada saat ini guru dapat memberikan penguatan dan penegasan atas jawaban siswa; (11) Pukul 07.45 WIB, guru memulai rotasi baru dengan meminta siswa yang memegang nomor 1 berpindah ke kelompok lain searah jarum jam, siswa yang bernomor 2 berpindah dengan arah yang berlawanan dengan arah jarum jam dan siswa yang memegang nomor 0 untuk tetap diam di tempat duduknya; (12) Setelah terbentuk kelompok baru guru memberikan permasalahan yang sama untuk didiskusikan bersama kelompoknya; (13) Masing-masing kelompok mempresentasikan hasil diskusinya, kelompok lain memberikan tanggapan. Pada saat ini guru dapat memberikan penguatan dan penegasan atas jawaban siswa; (14) Membuat kesepakatan untuk menyimpulkan; (15) Guru memberikan tugas individu; (16) Pukul 08.10 WIB, guru bersama siswa melakukan refleksi; (17) Tindak lanjut memberikan tugas rumah. Observasi (Pengamatan) Dari hasil pengamatan pada catatan observer, fekuensi anak yang ramai berkurang, guru saat mengingatkan siswa sudah tidak berteriak lagi. Refleksi Dari hasil pengamatan peneliti refleksikan bahwa bahwa pembelajaran di kelas Vi sudah sesaui dengan RPP, ulangan siswa sudah mencapai ketuntasan 100%. Untuk itu penelitian ini peneliti akhiri pada siklus II. Interpretasi Data Aktivitas pembelajaran di kelas Penerapan metode belajar rotating trio exchange, peneliti membagi siswa Kelas VI yang berjumlah 12 siswa menjadi 4 kelompok. Pembagian kelompok berdasarkan hasil ulangan harian siswa. Jumlah kelompok juga disesuaikan dengan lokasi belajar dan jumlah bangku yang tersedia. Pada siklus I, untuk memotivasi siswa guru meminta salah satusiswa untuk memimpin rekan yang lain menyanyikan lagu “Pemilihan Umum”. Kemudian guru memberikan penjelasan mengenai materi yang akan dipelajari. Guru membagikan lembar kerja siswa untuk didiskusikan bersama kelomponya. Dalam kegiatan diskusi ini guru menempatkan diri sebagai mediator dan fasilitator pembelajaran. Guru berusaha merangsang komunikasi antar siswa dalam kelompok dengan memberikan pertanyaan kepada masing-masing anggota kelompok sesuai dengan soal pada lembar kerja, sehingga semua siswa termotivasi untuk memberikan ide atau gagasannya. Selanjutnya guru meminta kelompok diskusi untuk mempresentasikan hasil diskusinya di depan kelas. Kelompok yang mempresentasikan hasil diskusinya dipilih secara undian. Kelompok yang tidak terpilih memberikan tanggapan. Peneliti selaku observer melakukan pengamatan pada terhadap jalannya pembelajaran. Pada akhir pembelajaran guru memberikan reward berupa pujian dan koin kepada siswa yang aktif. Pada siklus II peran guru banyak sebagai fasilitator, siswa tampil lebih antusias dalam mengikuti pembelajaran. Pemberian reward berupakoin dan lagu yang dinyanyikan dalam pembelajaran mampu memotivasi siswa untuk selalu aktif dalam kegiatan pembelajaran di kelas. Aktivitas Belajar PKn di Kelas VI Suhartatik, Penerapan Model Belajar Rotating Trio Exchange... Dengan diterapkannya metode rotating trio exchangemampu menghidupkan aktivitas belajar siswa Kelas VIMI Al-Huda Karanganyar pada mata pelajaran PKn. Hal ini dapat dilihat dari hasil obervasi yang dilakukan oleh peneliti yang menunjukkan peningkatan yang signifikan yaitu persentase aktivitas guru pada siklus I mencapai 67,50% termasuk dalam kriteria “baik” meningkat menjadi 80,00% termasuk dalam kriteria “sangat baik”. Hal ini membuktikan bahwa langkah-langkah yang telah direncanakan oleh peneliti mampu diterima dan dilaksanakan dengan baik oleh guru Kelas VI sebagai kolaborator penelitian. Dengan meningkatkan aktivitas guru terntu berimbas pada peningkatan aktivitas belajar siswa yaitu pada siklus I persentase aktivitas siswa mencapai 67,50% dalam kriteria “cukup baik” meningkat menjadi 75,00% dalam kriteria “sangat baik”. Hal ini mebuktikan siswa mau dan mampu menerapkan metode belajar yang diterapkan oleh guru dengan baik, sehingga secara tidak langsung langkah-langkah yang direncanakan oleh peneliti mampu diapresiasikan dengan baik oleh siswa. berikut peneliti tampilkan tabel rekapitulasi aktivitas guru dan siswa. Pada hasil nilai siklus I: 73,33 siklus II: 87,50 dengan ketuntasan belajar siswa sebesar 100% pada akhir siklus II . Dengan melihat hasil yang terus naik pada tiap siklus maka penelitian ini dapat dikatakan berhasil dengan baik. Untuk dapat lebih jelasnya penulis telah sajikan perbandingan perolehan atau peningkatan nilai pada Gambar 1. Respons Siswa Pada akhir siklus II, peneliti menyebarkan angket yang berisi 10 butir pernyaataan untuk mengetahui respon siswa setelah diterapkannya metode rotating trio exchange. Dari hasil rekapitulasi respon siswa diketahui bahwa siswa merespon sangat positif penerapan metode pembelajaran yang dirancang oleh peneliti, dengan hasil respon 3,53. 100.00 100.00 90.00 80.00 70.00 60.00 50.00 40.00 30.00 20.00 10.00 0.00 87.50 73.33 75.00 NILAI RATA-RATA KETUNTASAN SIKLUS I 153 SIKLUS II Gambar 1 Perkembangan Prestasi Belajar Siswa Kelas VI MI Al-Huda Karanganyar Kecamatan Gandusari 153 154 JURNAL PENDIDIKAN PROFESIONAL, VOLUME 4, NO. 3, DESEMBER 2015 PENUTUP Kesimpulan Adanya rotasi kelompok menumbuhkan rasa tanggung jawab dan kebersamaan dalam menyelesaikan setiap tugas yang diberikan oleh guru. Dengan menumbuhkan kerjasama, komunikasi dan interaksi yang positif kepada siswa mampu meningkatkan peran siswa dalam pembelajaran. Melalui pembelajaran rotating trio exchange siswa dilatih untuk leluasa mengeluarkan ide atau gagasan dalam setiap kegiatan diskusi kelompok maupun diskusi kelas. Pembelajaran lebih menarik lagi dengan adanya dorongan dari guru berupa pemberian pujian dan reward berupa koin kepasa siswa yang aktif. Prestasi belajar siswa yang menunjukkan perkembangan yang signifikan yaitu pada hasil nilai sebelum siklus diperoleh nilai rata-rata: I: 73,33 siklus II: 87,50 dengan ketuntasan belajar siswa sebesar 100% pada akhir siklus II . Saran Hendaknya guru dalam mengajar menggunakan metode atau model belajar yang dapat mempermudah anak didiknya dalam memahami pokok bahasan dan sesuai dengan pelajaran. Memaksimalkan persiapan perangkat pembelajaran, khususnya LKS yang melibatkan kegiatan metode rotating trio exchange. DAFTAR RUJUKAN Aboe Dhari, Mas & Rianto, Milan. 1999. Metodologi Pembelajaran. Malang: Depdikbud-Dirjen Dikdasmen-PPPG IPAS dan PMP Malang. Djamal, D. 1979. Prinsip-prinsip ekologi dan organisasi. Jakarta: Bumi Aksara Marsetia, Dono Saputro. 2002. Pendidikan Menyongsong Globalisasi. Makalah Seminar Nasional 13 Mei 2002 dalam rangka Hari Pendidikan Nasional FIS Nasional. Usman, Moh. Uzer dan Setiawati, Lilis. 2000. Upaya mengoptimalkan Kegiatan Belajar Mengajar. Bandung: Remaja Rosdakarya. Ngalim Purwanto, MP. 1997. Psikologi Pendidikan. Bandung: PT. Remaja, Rosdakarya. Pedomo Hadinoto, H, dkk. 1991. Kesulitan Belajar Dan Gangguan Bicara. Semarang: Baridan Penerbit Universitas Diponegoro. Pehardjono. 1995. Pedoman Penyusunan Karya Tulis Ilmiah Di Bidang Pendidikan dan Angka Kredit Pengembangan Profesi Guru. Jakarta: Depdikbud. Prasodjo, Budi, dkk. 2003. Teori dan Aplikasi PKn Untuk kelas 1 SD, Jakarta: Yudhistira. Sutopo. 2007. Kebijaksanaan pendidikan di Indonesia. Malang: Proyek OPF UM