PENGGUNAAN INSTAGRAM SEBAGAI BENTUK EKSISTENSI DIRI

advertisement
1
PENGGUNAAN INSTAGRAM SEBAGAI BENTUK EKSISTENSI DIRI
Makalah Non Seminar
Oleh
Nidya Zahra Hayumi
1106085711
Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik
Universitas Indonesia
Depok, 2014
Penggunaan Instagram..., Nidya Zahra Hayumi, FISIP UI, 2014
2
Penggunaan Instagram..., Nidya Zahra Hayumi, FISIP UI, 2014
3
Penggunaan Instagram..., Nidya Zahra Hayumi, FISIP UI, 2014
4
PENGGUNAAN INSTAGRAM SEBAGAI BENTUK EKSISTENSI DIRI
Nidya Zahra Hayumi, D. Chandra Kirana (0906050088)
Fakultas Ilmu Komunikasi Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik
[email protected]
Abstrak
Perkembangan teknologi komunikasi saat ini membawa sejumlah perubahan dalam perilaku manusia. Perubahan
tersebut mencakup cara berpikir, cara berperilaku, dan berbagai aspek lainnya. Penelitian ini bertujuan untuk
mengidentifikasi perkembangan eksistensi dalam diri remaja saat ini. Dengan berkembangnya media online,
terdapat perubahan perilaku yang cukup spesifik bagi individu khususnya dalam cara bagaimana individu tersebut
mempersepsikan atau memaknai diri mereka sendiri. Selanjutnya saat ini muncul aplikasi seperti Instagram yang
dapat menampilkan foto dan video, yang mengambarkan citra diri individu. Masyarakat terutama kaum muda di
kalangan mahasiswa yang dinamis, cenderung senang untuk mengekspresikan diri melalui media online yang
dianggap dapat meningkatkan eksistensi diri mereka. Dalam tulisan ini, metode penelitian yang digunakan adalah
kuantitatif. Untuk mengumpulkan data, penulis menggunakan kuesioner yang disebarkan kepada sejumlah
responden. Dari hasil pengumpulan data, ditemukan bahwa remaja saat ini gemar menggunakan aplikasi
Instagram untuk berbagi momentum agar keberadaannya lebih dianggap terkait dengan eksistensi diri mereka.
Lebih lanjut, foto yang dimasukkan ke Instagram antara lain adalah foto tentang kegiatan sehari-hari bersama
teman-teman mereka, termasuk juga foto berupa selfie.
Kata kunci: Studi kuantitatif; Instagram; Eksistensi; Selfie
Abstract
The development of communications technology currently brought a number of changes in human behavior .The
changes include the process of thinking, behaviour, and other various aspects. This study aims to identify the
development of self existence in teenagers. With the rise of online media, there are specific behavior changes for
individuals especially in how individuals perceive themselves. For now adays, then came an application such as
instagram that can display photos and video which can form an individual image. The society, especially for youth,
among the students who dynamic tending to pleased to express their self through the media online that are
considered to be an increase in existence. This research using quantitative method. To collect the data , writer uses
a questionnaire to be distributed to a number of respondents. The results of research method found that, most of the
teenager is using Instagram to share their moment in instagram more considered and related to their self existence.
Further more, the type of photograph they usually uploaded are picture of their routine with their friends, including
selfie photo.
Keyword: Quantitative; Instagram; Existence; Selfie
Penggunaan Instagram..., Nidya Zahra Hayumi, FISIP UI, 2014
5
PENDAHULUAN
Dewasa ini, perkembangan teknologi yang menciptakan munculnya media online telah
mempengaruhi banyak aspek dalam kehidupan. Aspek kehidupan yang sangat terpengaruh
terhadap media online adalah aspek komunikasi dalam masyarakat saat ini. Aspek komunikasi
yang menarik perhatian penulis salah satunya adalah komunikasi intrapersonal. Komunikasi
intrapersonal adalah penggunaan bahasa atau pikiranyang terjadi di dalam diri komunikator
sendiri. Dengan adanya keterlibatan internal secara aktif dari individu mendorong seseorang
untuk meningkatkan kesadaran pribadi (self awareness) memiliki beberapa elemen yang
mengacu pada identitas spesifik dari individu salah satunya adalah konsep diri yang di dalamnya
terdapat pula proses menghargai diri sendiri (self esteem) (Fisher, 1987)i.
Konsep diri adalah pandangan individu mengenai siapa diri individu, dan itu bisa diperoleh
lewat informasi yang diberikan lewat informasi yang diberikan orang lain pada diri individu
(Mulyana, 2000:7).ii Dengan mengetahui diri individu, seseorang dapat pula melihat eksistensi
diri dalam dirinya. Di mana eksistensi dapat diartikan dengan ada. Eksistensi tersebut muncul
karena kesadaran akan keberadaan sesuatu atau seseorang. iii
Pengertian eksistensi yang menunjukkan bahwa diri seseorang itu ada, menjadikannya
menarik bagi penulis untuk dipelajari. Wujud dari eksistensi yang dimaksud penulis adalah
pembuktian akan keberadaan seseorang melalui penggunaan media online, khususnya Instagram.
Dengan kemajuan teknologi dan situasi kehidupan dewasa ini berkembang sangat pesat
dengan munculnya teknologi internet yang kemudian berlanjut dengan kemunculan media
online. Internet memiliki teknologi, cara penggunaan, lingkup layanan, isi, dan citra sendiri.
Internet tidak dimiliki, dikendalikan atau dikelola oleh sebuah badan tunggal tetapi merupakan
sebuah jaringan komputer yang terhubung secara intensional dan beroperasi berdasarkan
protocol yang disepakati bersama. Sejumlah organisasi khususnya provider dan badan
telekomunikasi berperan dalam operasi internet (McQuail, 1992 : 28-29).iv
Sama halnya dengan perkembangan teknologi, dengan adanya media online, komunikasi
pun ikut berkembang. Saat ini komunikasi tidak hanya berkutat pada daerah nyata atau realita
saja, tetapi komunikasi juga menjangkau dunia virtual atau maya. Di Indonesia dewasa ini
sedang marak jejaring sosial. Dalam internet kita mengenal jejaring sosial, bahkan yang terbaru
muncul adalah Instagram. Salah satu media online yang saat ini jumlah penggunanya
Penggunaan Instagram..., Nidya Zahra Hayumi, FISIP UI, 2014
6
berkembang dengan pesat. Instagram merupakan media online dengan peningkatan jumlah
pengguna aktif terbesar dalam enam bulan terakhir di awal tahun 2014.v Instagram adalah sebuah
aplikasi berbagi foto yang memungkinkan pengguna mengambil foto, menerapkan filter digital,
dan membagikannya ke berbagai layanan jejaring sosial, termasuk milik Instagram sendiri. vi Satu
fitur yang unik di Instagram adalah memotong foto menjadi bentuk persegi, sehingga terlihat
seperti hasil kamera Kodak Instamatic dan Polaroid.
Di era post-modernitas ini, ciri masyarakat yang cukup menonjol adalah perasaan
ketinggalan jaman dan minder bila tidak memiliki dan membeli produk terbaru yang dipersepsi
sebagai bagian dari identitas status masyarakat. vii Masyarakat cenderung menunjukkan gaya
hidup sesuai perkembangan jaman. Salah satu yang menarik perhatian penulis adalah bagaimana
remaja yang sedang berada pada masa mencari jati diri berpeluang besar untuk mengikuti trend
yang berkembang di masyarakat. Remaja adalah mereka yang sedang mengalami perubahan dari
masa kanak-kanak ke masa dewasa.
Dengan adanya Instagram, dapat dilihat bahwa masyarakat terpengaruh dengan adanya
penggunaan instagram menjadikan perubahan perilaku manusia akan kesadaran dirinya untuk
menampilkan berbagai hal yang ia dokumentasikan ke dalam bentuk foto. Perubahan pada
remaja tersebut mencakup perubahan fisik dan perubahan emosional yang kemudian tercemin
dalam sikap dan perilaku. Perilaku adalah sikap yang diekspresikan (expressed attitudes).
Perilaku dengan sikap saling berinteraksi, saling mempengaruhi satu dengan yang lain. Perilaku
manusia adalah suatu keadaan yang seimbang antara kekuatan‐kekuatan pendorong (driving
forces) dan kekuatan‐ kekuatan penahan (restrining forces).viii
Kebutuhan akan Instagram menuntut untuk seseorang sebagai kebutuhan yang bersifat
untuk mengabadikan dirinya melalui sebuah dokumentasi foto dengan deskripsinya. Kebutuhan
ini akan terus meningkat saat diikuti dengan berbagai keinginan untuk mengeksistensikan diri
atau menampilkan identitas diri di tengah-tengah lingkungan. Hal ini berkaitan pula terhadap
eksistensi diri dan bagaimana seseorang tersebut ingin menunjukkan citra diri mereka di media
online (Instagram).
Penggunaan Instagram..., Nidya Zahra Hayumi, FISIP UI, 2014
7
Permasalahan
Dengan adanya teknologi dan media online yang berkembang seperti Instagram (pola
komunikasi berubah, cara memahami eksistensi diri pun berubah) menyebabkan kompleksitas
kehidupan seolah-olah telah menjadi bagian dari kehidupan masyarakat, sebagian demi sebagian
akan bergeser atau bahkan mungkin hilang sama sekali karena digantikan oleh pola kehidupan
yang baru. Laju perkembangan tekhnologi dan arus kehidupan global yang sulit atau tidak
mungkin dibendung, mengisyaratkan bahwa manusia akan semakin didesak kearah kehidupan
yang sangat kompetitif.
Mengakses internet saat ini sudah menjadi rutinitas kebanyakan masyarakat. Tidak hanya
dengan menggunakan komputer/laptop saja tetapi kini dapat mengaksesnya melalui handphone
dengan berbagai kemudahan yang ditawarkan oleh sejumlah provider telepon selular. Saat ini
masyarakat tidak hanya menggunakan internet untuk berinteraksi dengan orang lain, namun juga
menggunakannya sebagai sebuah sarana sosialisasi, membentuk hubungan yang lebih bertahan
lama, bahkan malah dapat berkembang secara nyata di dalam kehidupan sosial.ix
Berdasarkan paparan di atas permasalahan dalam penulisan ini adalah:
“Bagaimana eksistensi diri individu ketika mereka menggunakan Instagram?”
Tujuan Penelitian
Berdasarkan paparan selumnya, maka tujuan penulisan ini adalah untuk mengidentifikasi
penggunaan instagram sebagai bentuk eksistensi diri.
Penggunaan Instagram..., Nidya Zahra Hayumi, FISIP UI, 2014
8
TINJAUAN TEORITIS
Pada bagian ini saya akan memaparkan konsep konsep yang berkaitan dengan penelitian
ini seperti, eksistensi diri, definisi media online, remaja, Instragram dan fenomena foto sharing
dan selfie.
Eksistensi Diri
Eksistensi berarti kesatuan dengan dunia luar. Dunia masuk dalam struktur eksistensi.
(Nicolaus Driyarkara, A, 2006, p. 722).x Hal ini membuktikan bahwa eksistensi diri seseorang
dapat dipengaruhi oleh dunia luar. Dengan adanya pengaruh dari dunia luar, menjadi eksistensi
seseorang dapat pula dipengaruhi oleh perkembangan teknologi. Penjelasan tentang eksistensi
manusia dengan menggunakan konsep-konsep seperti diri, suatu energi psikis atau fisik yang tak
sadar yang tak sadar, atau kekuatan-kekuatan lain seperti insting, gelombang otak, dorongan, dan
arkhetipe juga dikesampingkanxi. Hal ini dapat diartikan pula bahwa dorongan dari dunia luar
dapat mempengaruhi eksistensi.
Media Online
Pengaruh dari dunia luar bagi eksistensi diri seseorang salah satunya dapat dipengaruhi
oleh media online. Media Online biasa juga disebut media sosial, media baru, atau jejaring sosial
yang didefinisikan sebagai produk dari komunikasi yang termediasi teknologi yang terdapat
bersama dengan komputer digital (Creeber and Martin, 2009). xii Definisi lain media online
adalah media yang di dalamnya terdiri dari gabungan berbagai elemen. Itu artinya terdapat
konvergensi media di dalamnya, dimana beberapa media dijadikan satu (Lievrouw, 2011). Media
online merupakan media yang menggunakan internet, media online berbasis tekhnologi,
berkarakter fleksibel, berpotensi interaktif, dan dapat berfungsi secara privat maupun secara
publik (Mondry, 2008: 13).xiii
Media online yang berkembang kemudian mendorong munculnya aplikasi-aplikasi untuk
berinteraksi sesama penggunanya seperti Instagram. Instagram adalah sebuah aplikasi berbagi
foto yang memungkinkan pengguna mengambil foto, menerapkan filter digital, dan
membagikannya ke berbagai layanan jejaring sosial, termasuk milik Instagram sendiri. Satu fitur
yang unik di Instagram adalah memotong foto menjadi bentuk persegi, sehingga terlihat seperti
Penggunaan Instagram..., Nidya Zahra Hayumi, FISIP UI, 2014
9
hasil kamera Kodak Instamatic dan Polaroid. Hal ini berbeda dengan rasio aspek 4:3 yang umum
digunakan oleh kamera pada peralatan bergerak. Instagram dapat digunakan di iPhone, iPad,
atau iPod Touch versi apapun dengan sistem operasi iOS 3.1.2 atau yang terbaru dan telepon
kameraAndroid apapun dengan sistem operasi 2.2 (Froyo) atau yang terbaru. Aplikasi ini
tersebar melalui Apple App Store dan Google Play. (Frommer, 2010).xiv Di bawah ini terdapat
contoh gambar akun Instagram.
Poin 1: caption atau judul yang biasanya dicnatumkan saat memasukkan foto ke dalam
Instagram.
Poin 2: di poin ini menunjukkan bahwa di Instagram dapat memberikan komentar terhadap
foto yang kita upload.
Poin 3: di poin kedua adalah siapa saja yang memberikan like pada foto yang kita upload.
Poin 4: di poin ini adalah contoh foto dari salah satu pemilik akun Instagram.
Selain itu, terdapat pula fitur untuk tag orang lain ke dalam foto atau video. Bisa juga
melalui mention orang yang hendak diajak berinteraksi. Fitur tag ini juga dapat digunakan untuk
menandakan di mana lokasi sebuah foto diambil.
Dalam contoh di bawah, merupakan contoh pemilik akun Instagram memasukkan foto
selfie. Terdapat pula komentar pada foto selfie yang di upload oleh pemilik akun. Komentar dan
apresiasi yang baik dapat dilihat di kotak komen dari para followers-nya. Selfie atau self portrait
yaitu istilah yang dipakai untuk menyebutkan foto diri yang diambil sendiri dan tidak/bukan
dengan bantuan orang lain. Kedua kata ini memang sedang popular digunakan oleh remaja
maupun orang dewasa. xv Adanya fenomena selfie ini menjadikan salah satu pendorong seseorang
dapat menunjukkan eksistensi diri mereka.
Penggunaan Instagram..., Nidya Zahra Hayumi, FISIP UI, 2014
10
Remaja
Dengan adanya media online seperti Instagram saat ini mempengaruhi masyarakat hingga
kepada cara komunikasi yang saat ini dapat dilakukan melalui media online tersebut. Dilihat dari
usia, yang dapat dengan cepat terpengaruh oleh perkembangan media online adalah usia remaja.
Kata remaja berasal dari bahasa latin yaitu adolescere (kata bendanya, adolescentia yang berarti
remaja) yang berarti tumbuh atau tumbuh menjadi dewasa. Istilah adolescence mempunyai arti
yang cukup luas: mencakup kematangan mental, emosional, sosial, dan fisik. (Piaget).
Dengan mengatakan poin- poin sebagai berikut secara psikologis masa remaja :
1.
usia dimana individu berintegrasi dengan masyarakat dewasa
2.
usia dimana anak tidak merasa dibawah tingkat orang –orang yang lebih tua
melainkan berada pada tingkatan yang sama, sekurang –kurangnya masalah hak.
3.
integrasi dalam masyarakat dewasa mempunyai banyalah aspek afektif
4.
kurang lebih berhubungan dengan masa puber
5.
transformasi intelektual yang khas dari cara berpikir remaja ini memungkinkan
untuk mencapai integrasi dalam hubungan sosial orang dewasa.
Usia remaja ini adalah awal remaja sekitar usia 13 tahun sampai dengan 16 tahun dan akhir
masa remaja sekitar usia 17 tahun sampai 18 tahun. Penyesuaian sosial pada remaja merupakan
hal yang penting dalam kehidupannya untuk mencapai pola sosialisasi dewasa. Hal yang
terpenting dan tersulit adalah : pengaruh teman sebaya, perubahan dalam perilaku sosial, nilai –
nilai baru dalam seleksi persahabatan, dalam kepemimpinan, dalam dukungan dan penolakan
sosial. xvi
Penggunaan Instagram..., Nidya Zahra Hayumi, FISIP UI, 2014
11
Menurut Shanon dan Weaver, komunikasi adalah bentuk interaksi manusia yang saling
mempengaruhi satu sama lain, sengaja atau tidak sengaja dan tidak terbatas pada bentuk
komunikasi verbal, tetapi juga dalam bentuk hal ekspresi muka, lukisan, seni dan teknologi
(Wiryanto, 2004, p.7).xvii Bentuk interaksi manusia sebagai bagian dari komunikasi tidak dapat
dihindarkan dari kepuasan seseorang dalam memilih medium dalam berkomunikasi. Penggunaan
Instagram oleh remaja dapat didasari oleh adanya kepuasan penggunanya apabila ia
berkomunikasi melalui medium Instagram tersebut. Uses and Gratifications Theory
memperlihatkan bahwa pengguna media mempunyai kesempatan dalam menentukan media
sumber berita. Dalam hal ini, pengguna media berperan aktif dalam kegiatan komunikasi untuk
memenuhi kepuasannya.xviii
Teori kegunaan dan kepuasan menjelaskan tentang seseorang memilih sebuah media, yaitu
dengan menggunakan media untuk pemuas kebutuhannya. Menurut para pendirinya, Elihu Katz;
Jay G. Blumler; dan Michael Gurevitch (Jalaluddin Rakhmat, 1984), uses and gratifications
meneliti asal mula kebutuhan secara psikologis dan sosial, yang menimbulkan harapan tertentu
dari media massa atau sumber-sumber lain, yang membawa pada pola terpaan media yang
berlainan (atau keterlibatan pada kegiatan lain), dan menimbulkan pemenuhan kebutuhan dan
akibat-akibat lain. xix
Metode Penelitian
Studi ini menggunakan pendekatan kuantatif dengan menggunakan metode survei
(kuesioner) untuk mengumpulkan data. Analisis yang digunakan dalam penelitian ini dengan
analisis statistik univariat. Hal ini dilakukan dengan menekankan pada pentingnya kedekatan
dengan orang-orang dan situasi penelitian, agar peneliti memperoleh pemahaman jelas tentang
realitas dan kondisi kehidupan nyata (Patton dalam Poerwandari, 1998); yang di mana analisis
ini dilakukan dengan mendeskripsikan atau menggambarkan data yang telah terkumpul
sebagaimana adanya dengan membuat kesimpulan yang berlaku. Pengumpulan data dilakukan
pada mahasiswa dan mahasiswi Universitas London School yang berjumlah 30 responden.
Penggunaan Instagram..., Nidya Zahra Hayumi, FISIP UI, 2014
12
Hasil Penelitian
Kegiatan pengambilan data dengan cara mengajukan pertanyaan kepada 30 responden
yang mencakup: jenis kelamin laki-laki dan perempuan, pengguna Instagram, seberapa sering
penggunaan Instagram, lama waktu penggunaan Instagram, kegiatan saat menggunakan
Instagram, jumlah followers Instagram, intensitas upload foto selfie, dan alasan penggunaan
Instagram. Dari hasil penelitian di dapatkan data berupa:
Tabel 1
Tabel 2
n = 30 orang
n = 30 orang
orang
orang
Tabel 3
Tabel 4
n = 30 orang
orang
Tabel 5
n = 30 orang
orang
Tabel 6
n = 30 orang
n = 30 orang
orang
orang
Penggunaan Instagram..., Nidya Zahra Hayumi, FISIP UI, 2014
13
Keterangan: Yang tidak meng-upload foto selfie sering meng-upload foto selain selfie seperti makanan atau
pemandangan.
Di dalam tabel 1, terdapat angka yang menunjukkan tentang seseorang dalam “Seberapa
sering menggunakan Instagram”. Dari hasil perhitungan, terdapat 57% dari 30 orang responden
yang sering menggunakan Instagram.
Sementara itu di dalam tabel 2, terdapat angka yang menunjukkan tentang seseorang dalam
“Lama waktu penggunaan Instagram”. Dari hasil perhitungan, terdapat presentasi paling tinggi
70% dari 30 responden menggunakan Instagram selama 1-3 jam/hari.
Selanjutnya di dalam tabel 3, dapat dilihat bahwa terdapat angka yang menunjukkan
tentang seseorang dalam “Kegitan saat menggunakan Instagram”. Dari hasil perhitungan,
terdapat presentasi paling tinggi sebesar 37% dari 30 responden menggunakan Instagram untuk
meng-upload foto.
Pada tabel 4, terdapat angka yang menunjukkan tentang seseorang dalam “Jumlah
followers Instagram”. Dari hasil perhitungan, terdapat presentasi paling tinggi sebesar 37% dari
30 responden dengan jumlah followers lebih dari 300 orang kurang dari 500 orang.
Di dalam tabel 5, terdapat angka yang menunjukkan tentang seseorang dalam “Intensitas
upload foto selfie”. Dari hasil perhitungan, terdapat presentasi paling tinggi sebesar 43% dari 30
orang responden tidak pernah meng-upload foto selfie. Biasanya mereka memasukkan foto
makanan, foto desain suatu tempat, atau pemandangan. Namun presentasi terbanyak nomor dua,
sebesar 40% dari 30 responden meng-upload foto selfie sebanyak satu kali dalam sebulan.
Terakhir, pada tabel 6, terdapat angka yang menunjukkan tentang seseorang dalam “Alasan
utama menggunakan Instagram”. Dari hasil perhitungan, terdapat presentasi paling tinggi sebesar
43% dari 30 responden menggunakan Instagram untuk berbagi momentum.
Penggunaan Instagram..., Nidya Zahra Hayumi, FISIP UI, 2014
14
Pembahasan
Di dalam studi komunikasi, terdapat konsep yang mempelajari tentang komunikasi
intrapersonal. Di mana dalam komunikasi intrapersonal, seseorang berkomunikasi dengan
dirinya sendiri. Bahwa seseorang harus dapat mengenali dirinya sendiri menjadikan faktor
eksistensi menjadi penting. Pengakuan atas keberadaan seseorang di suatu lingkungan, dapat
menimbulkan suatu penilaian bagi seseorang untuk menjadikan orang tersebut dapat menilai
dirinya sendiri dan menyesuaikan dirinya dengan sekitarnya.
Penyesuaian diri termasuk juga di dalamnya konsep diri yang nantinya juga saling
berkaitan dengan eksistensi. Di saat seseorang menganggap dirinya bagian dari suatu lingkungan
dan dianggap keberadaanya oleh lingkungan tersebut itulah disebut dengan eksistensi.
Eksistensi seseorang yang dipengaruhi oleh dunia luar menjadikan seseorang ingin
mengembangkan dirinya dengan mengikuti perkembangan disekitarnya terutama bagi orang
yang sedang berada dalam usia 13 – 18 tahun (usia remaja). Salah satu wadah untuk
menunjukkan eksistensi seseorang saat
ini adalah media online. Dengan semakin
berkembangnya teknologi, media online juga terus berkembang dan menjadi alat untuk
berkomunikasi. Salah satu media online yang cukup berpengaruh di kalangan remaja adalah
Instagram. Hal-hal yang ada di dalam Instagram pun mejadi sangat berpengaruh terhadap
perkembangan remaja itu sendiri. Hal ini dikarenakan pada tahap ini seseorang (remaja) sedang
dalam tahap mengenali diri sendiri (konsep diri) dan ingin lebih diakui keberadaannya sehingga
ia cenderung mudah mendapat pengaruh dari orang lain salah satunya pengaruh untuk lebih
dilihat dan diakui atau eksis.
Dengan keinginannya untuk eksis di suatu lingkungan mempengaruhi cara berkomunikasi
remaja yang dapat dipengaruhi dan mempengaruhi lingkungan, dimana saat semua teman‐teman
di sekitar mereka memanfaatkan Instagram maka mereka juga akan melakukan hal yang sama.
Selain intu bentuk pemanfaatan Instagram lainnya juga bisa menjadi sarana interaksi sosial guna
mendapatkan banyak informasi, pengetahuan dan pengalaan baru sekaligus terhibur dan
menghibur orang lain melalui Instagram atau sebaliknya mendapatkan masalah.
Perilaku remaja dalam penggunaan Instagram memiliki karakteristik dapat dilihat pada
perkataan dan perbuatan remaja saat mereka memanfaatkan Instagram. Dari hasil penelitian,
mayoritas responden menggunakan Instagram dalam durasi per harinya selama 1-3 jam/hari yang
hasilnya tidak jauh beda dengan yang menggunakan Instagram selama 3-5 jam/hari. Hal itu
Penggunaan Instagram..., Nidya Zahra Hayumi, FISIP UI, 2014
15
menunjukkan bahwa remaja saat ini mengalokasikan waktunya untuk membuka Instagram
namun menurut data penelitian masih dalam waktu yang belum berlebihan.
Dilihat dari hasil pengumpulan data pada responden, alasan utama orang menggunakan
Instgram adalah untuk berbagi momentum. Saat berbagi momentum, seseorang bebas untuk
mengekspresikan diri mereka melalui momentum yang mereka bagi di akun Instagram mereka.
Dalam hal berbagi momentum juga menunjukkan keberadaan seseorang di lingkungan tertentu
(dalam kasus ini di Instagram). Dengan adanya situasi bahwa seseorang berbagi momentum di
dalam Instagram menunjukkan bahwa ia ada di Instagram, yang berarti ia ada di satu lingkungan.
Ditambah lagi, kegiatan yang paling sering dilakukan oleh remaja saat membuka Instagram
adalah meng-upload foto.
Selain itu, terdapat pula fitur tag untuk menunjukkan siapa saja yang berada di dalam foto
atau video atau tag untuk menunjukkan di mana lokasi foto tersebut di ambil. Hal ini juga
menunjukkan bahwa seseorang ingin dianggap dan diakui keberadaannya dalam satu lingkungan
tertentu. Baik di lingkungan sosial maupun di lingkungan tempat di mana ia memijakkan kaki.
Dengan adanya fitur tag tersebut semakin memperjelas bahwa eksistensi dapat ditunjukkan
dengan penggunaan Instgram. Misalnya saja A sedang bepergian ke pantai dan memberi tag di
foto yang ia masukkan ke Instagram. Hal itu menunjukkan bahwa A ingin keberadaannya di
pantai tersebut diakui bahwa ia pernah ada di tempat itu. Begitu pula dengan siapa saja yang
berada di dalam foto tersebut. Misalnya saat liburan A pergi dengan B dan C, kemudian saat foto
bersama, A memberikan tag kepada B dan C. Hal itu menunjukkan bahwa A menunjukkan
bahwa ia bagian dari komunitas yang sama dengan B dan C.
Fitur lain dalam Instagram yang paling penting, yaitu fitur pemberian komen dan like. Saat
seseorang memberi komentar dan tanda like hal itu sudah menjadi bagian dari komunikasi. Di
mana dari hasil dari komen tersebut merupakan hasil komunikasi yang menjadikan seseorang
merasa bahwa dirinya dianggap atau ada (eksis) di suatu lingkungan. Selain itu penghargaan
terhadap diri sendiri (self esteem) pun muncul dengan adanya komentar atau pemberian tanda
like dari orang lain, terutama apabila komentar yang diberikan oleh orang lain merupakan
komentar yang positif. Namun tidak menutup kemungkinan adanya komentar yang negatif akan
suatu foto atau video yang dimasukkan di Instagram.
Didukung oleh segala fitur yang terdapat di Instagram, kemudian muncul pula istilah selfie
yang juga marak dilakukan oleh banyak orang saat ini. Fenomena selfie ini juga menjadi faktor
pendorong seseorang untuk memasukkan foto dirinya sendiri maupun foto bersama teman-teman
Penggunaan Instagram..., Nidya Zahra Hayumi, FISIP UI, 2014
16
ke dalam akun Instagramnya. Hal tersebut dapat menjadi salah satu pembuktian akan eksistensi
diri seseorang.
Kesimpulan
Dari hasil penelitian yang ada, simpulan yang didapat dari hasil penelitian menunjukkan
Instagram digunakan sebagai salah satu alat untuk menunjukkan eksistensi diri terutama
dikalangan remaja. Hal tersebut mengarahkan pula pada bagaimana Instagram dapat diartikan
sebagai akibat atau dampak yang ditimbulkan dari perkembangan media online saat ini. Adanya
perkembangan jaman yang mempengaruhi perubahan perilaku manusia akan kesadaran dirinya
untuk menampilkan berbagai hal yang ia dokumentasikan ke dalam bentuk foto atau video ke
dalam Instagram.
Saran
Adapun saran yang bisa diberikan oleh peneliti adalah peneliti merasa bahwa penelitian ini
masih belum sempurna. Terutama dalam metode penelitian. Di mana metode penelitian dapat
menggunakan metode penelitian dengan menggabungkan metode penelitian kuantitatif dan
kualitatif.
Pengambilan sample dari penelitian ini juga masih terbatas (30 responden), sehingga
apabila memungkinakan di penelitian selanjutnya dapat mengambil sample yang lebih banyak
lagi dan lebih luas. Misalnya saja pengambilan sample yang tidak hanya di kalangan masyarakat
urban yang di Jakarta saja, namun dapat juga diambil sample dari masyarakat urban yang ada di
kota-kota besar di Indonesia.
Keberadaan media online seperti Instagram memiliki sisi yang positif dan negatif. Di
situlah dianjurkan agar para pengguna media online mengerti dan memahami tentang media
literacy. Hal itu disebabkan karena pada media online seperti Instagram seseorang
berkomunikasi di dunia maya, dengan kata lain tidak berkomunikasi secara tatap muka yang
memungkinkan terjadinya bias terhadap informasi yang diberikan.
Untuk meningkatkan eksistensi yang positif bagi pengguna, maka disadari, bahwa walau
dasar aplikasi instagram adalah sebuah aplikasi foto, dan ini bukan berarti kita tidak dapat
melakukan percakapan atau menutup diri. Pada waktu kita berkomentar mengenai sebuah foto,
Penggunaan Instagram..., Nidya Zahra Hayumi, FISIP UI, 2014
17
cobalah untuk berkomentar dengan yang positif. Follower kita pun akan merasa senang dan
mendapatkan apresiasi dengan komentar kita yang positif.
Sebagian orang menggunakan instagram dengan berlebihan, agar dapat memanipulasi
wajah asli. Akan lebih baik bila instagram digunakan pada saat moment-moment tertentu atau
dengan kata lain ada batasan waktu selama penggunaan. Mengupload foto sendiri ke media
sosial bukan masalah. Tetapi sebisa mungkin tidak terlalu sering dilakukan karena dapat
dimanfaatkan dan semakin membuka privasi diri.
Penggunaan Instagram..., Nidya Zahra Hayumi, FISIP UI, 2014
18
DAFTAR REFERENSI
Books:
Fisher, D.H. 1987. Knowledge Acquisition via Incremental Conceptual Clustering, Machine
Learning 2
Mulyana, Dedy. 2000. “ Pengantar Ilmu Komunikasi”
Hall. S. Calvin & Lindzey Gardner.1993. Teori-Teori Psikodinamik
McQuail, 1992. Media Performance: Mass Communication and the Public Interes
Splatf. 2011. "Instagram is Quickly Becoming the Next Great Social Network"
Christiany Juditha, 2011. Hubungan Penggunaan Situs Jejaring Sosial Terhadap Perilaku Remaja
di Kota Makkasar. Jurnal Balai Besar Pengkajian dan Pengembangan Komunikasi dan
Informatika Makassar Volume 13, No. 1, Juni 2011
Nicolaus Driyarkara, A. Sudiarja. 2006. Karya Lengkap Driyakara. Gramedia Pustaka Utama
Creeber and Martin. 2009. Digital Culture: Understanding New Media
Mondry. 2008. Pemahaman Teori dan Praktik Jurnalistik
Harlock. B. Elizabeth. 1980. Psikologi Perkembangan (suatu pendekatan sepanjang rentang
kehidupan)
Wiryanto. 2004. Pengantar Ilmu Komunikasi
Online journal:
http://library.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2011-2-01107-MC%20Bab2001.pdf
http://repository.petra.ac.id/16642/1/Publikasi1_10021_1481.pdf
Online news:
https://id.berita.yahoo.com/pengguna-aktif-instagram-naik-pesat-232837958.html
Online document:
Penggunaan Instagram..., Nidya Zahra Hayumi, FISIP UI, 2014
19
http://balitbang.kominfo.go.id/balitbang/bppki-yogyakarta/files/2012/06/01-HUBUNGANPENGGUNAAN-SITUS-JEJARING-SOSIAL-FACEBOOK-TERHADAP-PERILAKUREMAJA.pdf
Former, 2010. http://www.businessinsider.com/instagram-2010-11?IR=T&op=1
Online blog
http://susantidewiok.blogspot.com/2013/12/selfie-apa-sih.html
Lampiran Pertanyaan Kuesioner
Lama waktu responden menggunakan Instagram dalam satuan jam/hari atau jam/minggu dll
1.
Seberapa sering Anda menggunakan Instagram?
a.
Sering
b.
Jarang
c.
Pernah
d. Tidak pernah
Penggunaan Instagram..., Nidya Zahra Hayumi, FISIP UI, 2014
20
2.
Dalam satu hari, berapa lama Anda menggunakan jejaring sosial?
a.
<1 jam/hari
b.
1-3 jam/hari
c.
3-5 jam/hari
d. >5 jam/hari
Pengalaman dalam menggunakan Instagram
3.
Apa yang paling sering Anda lakukan saat Anda menggunakan Instagram?
a.
Upload photo
b.
Berbelanja online
c.
Membuka Instagram orang lain
d. Memberi komentar atau “Like” v
4.
Berapa banyak jumlah followers di Instagram?
a.
`
< 100
b.
lebih dari 100 kurang dari 300
c.
lebih dari 300 kurang dari 500
d. > 500
5.
Seberapa sering anda meng-upload foto selfie anda?
a. Tidak pernah
b. Satu kali sehari
c. Seminggu sekali
d. Sebulan sekali
6.
Apakah alasan utama anda menggunakan Instagram? (boleh lebih dari satu)
a. Mengikuti trend
b. Lebih mudah dibandingkan media online lainnya
c. Mencari teman baru
d. Untuk berbagi momentum
e. Mayoritas teman menggunakan Instagram
f. Lainnya, sebutkan.....
Penggunaan Instagram..., Nidya Zahra Hayumi, FISIP UI, 2014
21
i
Fisher, D.H. 1987. Knowledge Acquisition via Incremental Conceptual Clustering, Machine Learning 2
Mulyana, Dedy. 2000. “ Pengantar Ilmu Komunikasi”
iii
Hall. S. Calvin & Lindzey Gardner.1993. Teori-Teori Psikodinamik
iv
McQuail, 1992. Media Performance: Mass Communication and the Public Interes
v
https://id.berita.yahoo.com/pengguna-aktif-instagram-naik-pesat-232837958.html
vi
Splatf. 2011. "Instagram is Quickly Becoming the Next Great Social Network"
vii
http://repository.petra.ac.id/16642/1/Publikasi1_10021_1481.pdf
viii
Christiany Juditha, 2011. Hubungan Penggunaan Situs Jejaring Sosial Terhadap Perilaku Remaja di Kota
Makkasar. Jurnal Balai Besar Pengkajian dan Pengembangan Komunikasi dan Informatika Makassar Volume
13, No. 1, Juni 2011
ix
http://balitbang.kominfo.go.id/balitbang/bppki-yogyakarta/files/2012/06/01-HUBUNGAN-PENGGUNAANSITUS-JEJARING-SOSIAL-FACEBOOK-TERHADAP-PERILAKU-REMAJA.pdf
x
Nicolaus Driyarkara, A. Sudiarja. 2006. Karya Lengkap Driyakara. Gramedia Pustaka Utama
xi
Hall. S. Calvin & Lindzey Gardner. 1993. Teori-Teori Psikodinamik
xii
Creeber and Martin. 2009. Digital Culture: Understanding New Media
xiii
Mondry. 2008. Pemahaman Teori dan Praktik Jurnalistik
xiv
Former, 2010. http://www.businessinsider.com/instagram-2010-11?IR=T&op=1
xv
http://susantidewiok.blogspot.com/2013/12/selfie-apa-sih.html
xvi
Harlock. B. Elizabeth. 1980. Psikologi Perkembangan (suatu pendekatan sepanjang rentang kehidupan)
xvii
Wiryanto. 2004. Pengantar Ilmu Komunikasi
xviii
http://library.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2011-2-01107-MC%20Bab2001.pdf
xix
http://library.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2011-2-01107-MC%20Bab2001.pdf
ii
Penggunaan Instagram..., Nidya Zahra Hayumi, FISIP UI, 2014
Download