1 PENGGUNAAN INSTAGRAM SEBAGAI BENTUK EKSISTENSI DIRI Makalah Non Seminar Oleh Nidya Zahra Hayumi 1106085711 Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia Depok, 2014 Penggunaan Instagram..., Nidya Zahra Hayumi, FISIP UI, 2014 2 Penggunaan Instagram..., Nidya Zahra Hayumi, FISIP UI, 2014 3 Penggunaan Instagram..., Nidya Zahra Hayumi, FISIP UI, 2014 4 PENGGUNAAN INSTAGRAM SEBAGAI BENTUK EKSISTENSI DIRI Nidya Zahra Hayumi, D. Chandra Kirana (0906050088) Fakultas Ilmu Komunikasi Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik [email protected] Abstrak Perkembangan teknologi komunikasi saat ini membawa sejumlah perubahan dalam perilaku manusia. Perubahan tersebut mencakup cara berpikir, cara berperilaku, dan berbagai aspek lainnya. Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi perkembangan eksistensi dalam diri remaja saat ini. Dengan berkembangnya media online, terdapat perubahan perilaku yang cukup spesifik bagi individu khususnya dalam cara bagaimana individu tersebut mempersepsikan atau memaknai diri mereka sendiri. Selanjutnya saat ini muncul aplikasi seperti Instagram yang dapat menampilkan foto dan video, yang mengambarkan citra diri individu. Masyarakat terutama kaum muda di kalangan mahasiswa yang dinamis, cenderung senang untuk mengekspresikan diri melalui media online yang dianggap dapat meningkatkan eksistensi diri mereka. Dalam tulisan ini, metode penelitian yang digunakan adalah kuantitatif. Untuk mengumpulkan data, penulis menggunakan kuesioner yang disebarkan kepada sejumlah responden. Dari hasil pengumpulan data, ditemukan bahwa remaja saat ini gemar menggunakan aplikasi Instagram untuk berbagi momentum agar keberadaannya lebih dianggap terkait dengan eksistensi diri mereka. Lebih lanjut, foto yang dimasukkan ke Instagram antara lain adalah foto tentang kegiatan sehari-hari bersama teman-teman mereka, termasuk juga foto berupa selfie. Kata kunci: Studi kuantitatif; Instagram; Eksistensi; Selfie Abstract The development of communications technology currently brought a number of changes in human behavior .The changes include the process of thinking, behaviour, and other various aspects. This study aims to identify the development of self existence in teenagers. With the rise of online media, there are specific behavior changes for individuals especially in how individuals perceive themselves. For now adays, then came an application such as instagram that can display photos and video which can form an individual image. The society, especially for youth, among the students who dynamic tending to pleased to express their self through the media online that are considered to be an increase in existence. This research using quantitative method. To collect the data , writer uses a questionnaire to be distributed to a number of respondents. The results of research method found that, most of the teenager is using Instagram to share their moment in instagram more considered and related to their self existence. Further more, the type of photograph they usually uploaded are picture of their routine with their friends, including selfie photo. Keyword: Quantitative; Instagram; Existence; Selfie Penggunaan Instagram..., Nidya Zahra Hayumi, FISIP UI, 2014 5 PENDAHULUAN Dewasa ini, perkembangan teknologi yang menciptakan munculnya media online telah mempengaruhi banyak aspek dalam kehidupan. Aspek kehidupan yang sangat terpengaruh terhadap media online adalah aspek komunikasi dalam masyarakat saat ini. Aspek komunikasi yang menarik perhatian penulis salah satunya adalah komunikasi intrapersonal. Komunikasi intrapersonal adalah penggunaan bahasa atau pikiranyang terjadi di dalam diri komunikator sendiri. Dengan adanya keterlibatan internal secara aktif dari individu mendorong seseorang untuk meningkatkan kesadaran pribadi (self awareness) memiliki beberapa elemen yang mengacu pada identitas spesifik dari individu salah satunya adalah konsep diri yang di dalamnya terdapat pula proses menghargai diri sendiri (self esteem) (Fisher, 1987)i. Konsep diri adalah pandangan individu mengenai siapa diri individu, dan itu bisa diperoleh lewat informasi yang diberikan lewat informasi yang diberikan orang lain pada diri individu (Mulyana, 2000:7).ii Dengan mengetahui diri individu, seseorang dapat pula melihat eksistensi diri dalam dirinya. Di mana eksistensi dapat diartikan dengan ada. Eksistensi tersebut muncul karena kesadaran akan keberadaan sesuatu atau seseorang. iii Pengertian eksistensi yang menunjukkan bahwa diri seseorang itu ada, menjadikannya menarik bagi penulis untuk dipelajari. Wujud dari eksistensi yang dimaksud penulis adalah pembuktian akan keberadaan seseorang melalui penggunaan media online, khususnya Instagram. Dengan kemajuan teknologi dan situasi kehidupan dewasa ini berkembang sangat pesat dengan munculnya teknologi internet yang kemudian berlanjut dengan kemunculan media online. Internet memiliki teknologi, cara penggunaan, lingkup layanan, isi, dan citra sendiri. Internet tidak dimiliki, dikendalikan atau dikelola oleh sebuah badan tunggal tetapi merupakan sebuah jaringan komputer yang terhubung secara intensional dan beroperasi berdasarkan protocol yang disepakati bersama. Sejumlah organisasi khususnya provider dan badan telekomunikasi berperan dalam operasi internet (McQuail, 1992 : 28-29).iv Sama halnya dengan perkembangan teknologi, dengan adanya media online, komunikasi pun ikut berkembang. Saat ini komunikasi tidak hanya berkutat pada daerah nyata atau realita saja, tetapi komunikasi juga menjangkau dunia virtual atau maya. Di Indonesia dewasa ini sedang marak jejaring sosial. Dalam internet kita mengenal jejaring sosial, bahkan yang terbaru muncul adalah Instagram. Salah satu media online yang saat ini jumlah penggunanya Penggunaan Instagram..., Nidya Zahra Hayumi, FISIP UI, 2014 6 berkembang dengan pesat. Instagram merupakan media online dengan peningkatan jumlah pengguna aktif terbesar dalam enam bulan terakhir di awal tahun 2014.v Instagram adalah sebuah aplikasi berbagi foto yang memungkinkan pengguna mengambil foto, menerapkan filter digital, dan membagikannya ke berbagai layanan jejaring sosial, termasuk milik Instagram sendiri. vi Satu fitur yang unik di Instagram adalah memotong foto menjadi bentuk persegi, sehingga terlihat seperti hasil kamera Kodak Instamatic dan Polaroid. Di era post-modernitas ini, ciri masyarakat yang cukup menonjol adalah perasaan ketinggalan jaman dan minder bila tidak memiliki dan membeli produk terbaru yang dipersepsi sebagai bagian dari identitas status masyarakat. vii Masyarakat cenderung menunjukkan gaya hidup sesuai perkembangan jaman. Salah satu yang menarik perhatian penulis adalah bagaimana remaja yang sedang berada pada masa mencari jati diri berpeluang besar untuk mengikuti trend yang berkembang di masyarakat. Remaja adalah mereka yang sedang mengalami perubahan dari masa kanak-kanak ke masa dewasa. Dengan adanya Instagram, dapat dilihat bahwa masyarakat terpengaruh dengan adanya penggunaan instagram menjadikan perubahan perilaku manusia akan kesadaran dirinya untuk menampilkan berbagai hal yang ia dokumentasikan ke dalam bentuk foto. Perubahan pada remaja tersebut mencakup perubahan fisik dan perubahan emosional yang kemudian tercemin dalam sikap dan perilaku. Perilaku adalah sikap yang diekspresikan (expressed attitudes). Perilaku dengan sikap saling berinteraksi, saling mempengaruhi satu dengan yang lain. Perilaku manusia adalah suatu keadaan yang seimbang antara kekuatan‐kekuatan pendorong (driving forces) dan kekuatan‐ kekuatan penahan (restrining forces).viii Kebutuhan akan Instagram menuntut untuk seseorang sebagai kebutuhan yang bersifat untuk mengabadikan dirinya melalui sebuah dokumentasi foto dengan deskripsinya. Kebutuhan ini akan terus meningkat saat diikuti dengan berbagai keinginan untuk mengeksistensikan diri atau menampilkan identitas diri di tengah-tengah lingkungan. Hal ini berkaitan pula terhadap eksistensi diri dan bagaimana seseorang tersebut ingin menunjukkan citra diri mereka di media online (Instagram). Penggunaan Instagram..., Nidya Zahra Hayumi, FISIP UI, 2014 7 Permasalahan Dengan adanya teknologi dan media online yang berkembang seperti Instagram (pola komunikasi berubah, cara memahami eksistensi diri pun berubah) menyebabkan kompleksitas kehidupan seolah-olah telah menjadi bagian dari kehidupan masyarakat, sebagian demi sebagian akan bergeser atau bahkan mungkin hilang sama sekali karena digantikan oleh pola kehidupan yang baru. Laju perkembangan tekhnologi dan arus kehidupan global yang sulit atau tidak mungkin dibendung, mengisyaratkan bahwa manusia akan semakin didesak kearah kehidupan yang sangat kompetitif. Mengakses internet saat ini sudah menjadi rutinitas kebanyakan masyarakat. Tidak hanya dengan menggunakan komputer/laptop saja tetapi kini dapat mengaksesnya melalui handphone dengan berbagai kemudahan yang ditawarkan oleh sejumlah provider telepon selular. Saat ini masyarakat tidak hanya menggunakan internet untuk berinteraksi dengan orang lain, namun juga menggunakannya sebagai sebuah sarana sosialisasi, membentuk hubungan yang lebih bertahan lama, bahkan malah dapat berkembang secara nyata di dalam kehidupan sosial.ix Berdasarkan paparan di atas permasalahan dalam penulisan ini adalah: “Bagaimana eksistensi diri individu ketika mereka menggunakan Instagram?” Tujuan Penelitian Berdasarkan paparan selumnya, maka tujuan penulisan ini adalah untuk mengidentifikasi penggunaan instagram sebagai bentuk eksistensi diri. Penggunaan Instagram..., Nidya Zahra Hayumi, FISIP UI, 2014 8 TINJAUAN TEORITIS Pada bagian ini saya akan memaparkan konsep konsep yang berkaitan dengan penelitian ini seperti, eksistensi diri, definisi media online, remaja, Instragram dan fenomena foto sharing dan selfie. Eksistensi Diri Eksistensi berarti kesatuan dengan dunia luar. Dunia masuk dalam struktur eksistensi. (Nicolaus Driyarkara, A, 2006, p. 722).x Hal ini membuktikan bahwa eksistensi diri seseorang dapat dipengaruhi oleh dunia luar. Dengan adanya pengaruh dari dunia luar, menjadi eksistensi seseorang dapat pula dipengaruhi oleh perkembangan teknologi. Penjelasan tentang eksistensi manusia dengan menggunakan konsep-konsep seperti diri, suatu energi psikis atau fisik yang tak sadar yang tak sadar, atau kekuatan-kekuatan lain seperti insting, gelombang otak, dorongan, dan arkhetipe juga dikesampingkanxi. Hal ini dapat diartikan pula bahwa dorongan dari dunia luar dapat mempengaruhi eksistensi. Media Online Pengaruh dari dunia luar bagi eksistensi diri seseorang salah satunya dapat dipengaruhi oleh media online. Media Online biasa juga disebut media sosial, media baru, atau jejaring sosial yang didefinisikan sebagai produk dari komunikasi yang termediasi teknologi yang terdapat bersama dengan komputer digital (Creeber and Martin, 2009). xii Definisi lain media online adalah media yang di dalamnya terdiri dari gabungan berbagai elemen. Itu artinya terdapat konvergensi media di dalamnya, dimana beberapa media dijadikan satu (Lievrouw, 2011). Media online merupakan media yang menggunakan internet, media online berbasis tekhnologi, berkarakter fleksibel, berpotensi interaktif, dan dapat berfungsi secara privat maupun secara publik (Mondry, 2008: 13).xiii Media online yang berkembang kemudian mendorong munculnya aplikasi-aplikasi untuk berinteraksi sesama penggunanya seperti Instagram. Instagram adalah sebuah aplikasi berbagi foto yang memungkinkan pengguna mengambil foto, menerapkan filter digital, dan membagikannya ke berbagai layanan jejaring sosial, termasuk milik Instagram sendiri. Satu fitur yang unik di Instagram adalah memotong foto menjadi bentuk persegi, sehingga terlihat seperti Penggunaan Instagram..., Nidya Zahra Hayumi, FISIP UI, 2014 9 hasil kamera Kodak Instamatic dan Polaroid. Hal ini berbeda dengan rasio aspek 4:3 yang umum digunakan oleh kamera pada peralatan bergerak. Instagram dapat digunakan di iPhone, iPad, atau iPod Touch versi apapun dengan sistem operasi iOS 3.1.2 atau yang terbaru dan telepon kameraAndroid apapun dengan sistem operasi 2.2 (Froyo) atau yang terbaru. Aplikasi ini tersebar melalui Apple App Store dan Google Play. (Frommer, 2010).xiv Di bawah ini terdapat contoh gambar akun Instagram. Poin 1: caption atau judul yang biasanya dicnatumkan saat memasukkan foto ke dalam Instagram. Poin 2: di poin ini menunjukkan bahwa di Instagram dapat memberikan komentar terhadap foto yang kita upload. Poin 3: di poin kedua adalah siapa saja yang memberikan like pada foto yang kita upload. Poin 4: di poin ini adalah contoh foto dari salah satu pemilik akun Instagram. Selain itu, terdapat pula fitur untuk tag orang lain ke dalam foto atau video. Bisa juga melalui mention orang yang hendak diajak berinteraksi. Fitur tag ini juga dapat digunakan untuk menandakan di mana lokasi sebuah foto diambil. Dalam contoh di bawah, merupakan contoh pemilik akun Instagram memasukkan foto selfie. Terdapat pula komentar pada foto selfie yang di upload oleh pemilik akun. Komentar dan apresiasi yang baik dapat dilihat di kotak komen dari para followers-nya. Selfie atau self portrait yaitu istilah yang dipakai untuk menyebutkan foto diri yang diambil sendiri dan tidak/bukan dengan bantuan orang lain. Kedua kata ini memang sedang popular digunakan oleh remaja maupun orang dewasa. xv Adanya fenomena selfie ini menjadikan salah satu pendorong seseorang dapat menunjukkan eksistensi diri mereka. Penggunaan Instagram..., Nidya Zahra Hayumi, FISIP UI, 2014 10 Remaja Dengan adanya media online seperti Instagram saat ini mempengaruhi masyarakat hingga kepada cara komunikasi yang saat ini dapat dilakukan melalui media online tersebut. Dilihat dari usia, yang dapat dengan cepat terpengaruh oleh perkembangan media online adalah usia remaja. Kata remaja berasal dari bahasa latin yaitu adolescere (kata bendanya, adolescentia yang berarti remaja) yang berarti tumbuh atau tumbuh menjadi dewasa. Istilah adolescence mempunyai arti yang cukup luas: mencakup kematangan mental, emosional, sosial, dan fisik. (Piaget). Dengan mengatakan poin- poin sebagai berikut secara psikologis masa remaja : 1. usia dimana individu berintegrasi dengan masyarakat dewasa 2. usia dimana anak tidak merasa dibawah tingkat orang –orang yang lebih tua melainkan berada pada tingkatan yang sama, sekurang –kurangnya masalah hak. 3. integrasi dalam masyarakat dewasa mempunyai banyalah aspek afektif 4. kurang lebih berhubungan dengan masa puber 5. transformasi intelektual yang khas dari cara berpikir remaja ini memungkinkan untuk mencapai integrasi dalam hubungan sosial orang dewasa. Usia remaja ini adalah awal remaja sekitar usia 13 tahun sampai dengan 16 tahun dan akhir masa remaja sekitar usia 17 tahun sampai 18 tahun. Penyesuaian sosial pada remaja merupakan hal yang penting dalam kehidupannya untuk mencapai pola sosialisasi dewasa. Hal yang terpenting dan tersulit adalah : pengaruh teman sebaya, perubahan dalam perilaku sosial, nilai – nilai baru dalam seleksi persahabatan, dalam kepemimpinan, dalam dukungan dan penolakan sosial. xvi Penggunaan Instagram..., Nidya Zahra Hayumi, FISIP UI, 2014 11 Menurut Shanon dan Weaver, komunikasi adalah bentuk interaksi manusia yang saling mempengaruhi satu sama lain, sengaja atau tidak sengaja dan tidak terbatas pada bentuk komunikasi verbal, tetapi juga dalam bentuk hal ekspresi muka, lukisan, seni dan teknologi (Wiryanto, 2004, p.7).xvii Bentuk interaksi manusia sebagai bagian dari komunikasi tidak dapat dihindarkan dari kepuasan seseorang dalam memilih medium dalam berkomunikasi. Penggunaan Instagram oleh remaja dapat didasari oleh adanya kepuasan penggunanya apabila ia berkomunikasi melalui medium Instagram tersebut. Uses and Gratifications Theory memperlihatkan bahwa pengguna media mempunyai kesempatan dalam menentukan media sumber berita. Dalam hal ini, pengguna media berperan aktif dalam kegiatan komunikasi untuk memenuhi kepuasannya.xviii Teori kegunaan dan kepuasan menjelaskan tentang seseorang memilih sebuah media, yaitu dengan menggunakan media untuk pemuas kebutuhannya. Menurut para pendirinya, Elihu Katz; Jay G. Blumler; dan Michael Gurevitch (Jalaluddin Rakhmat, 1984), uses and gratifications meneliti asal mula kebutuhan secara psikologis dan sosial, yang menimbulkan harapan tertentu dari media massa atau sumber-sumber lain, yang membawa pada pola terpaan media yang berlainan (atau keterlibatan pada kegiatan lain), dan menimbulkan pemenuhan kebutuhan dan akibat-akibat lain. xix Metode Penelitian Studi ini menggunakan pendekatan kuantatif dengan menggunakan metode survei (kuesioner) untuk mengumpulkan data. Analisis yang digunakan dalam penelitian ini dengan analisis statistik univariat. Hal ini dilakukan dengan menekankan pada pentingnya kedekatan dengan orang-orang dan situasi penelitian, agar peneliti memperoleh pemahaman jelas tentang realitas dan kondisi kehidupan nyata (Patton dalam Poerwandari, 1998); yang di mana analisis ini dilakukan dengan mendeskripsikan atau menggambarkan data yang telah terkumpul sebagaimana adanya dengan membuat kesimpulan yang berlaku. Pengumpulan data dilakukan pada mahasiswa dan mahasiswi Universitas London School yang berjumlah 30 responden. Penggunaan Instagram..., Nidya Zahra Hayumi, FISIP UI, 2014 12 Hasil Penelitian Kegiatan pengambilan data dengan cara mengajukan pertanyaan kepada 30 responden yang mencakup: jenis kelamin laki-laki dan perempuan, pengguna Instagram, seberapa sering penggunaan Instagram, lama waktu penggunaan Instagram, kegiatan saat menggunakan Instagram, jumlah followers Instagram, intensitas upload foto selfie, dan alasan penggunaan Instagram. Dari hasil penelitian di dapatkan data berupa: Tabel 1 Tabel 2 n = 30 orang n = 30 orang orang orang Tabel 3 Tabel 4 n = 30 orang orang Tabel 5 n = 30 orang orang Tabel 6 n = 30 orang n = 30 orang orang orang Penggunaan Instagram..., Nidya Zahra Hayumi, FISIP UI, 2014 13 Keterangan: Yang tidak meng-upload foto selfie sering meng-upload foto selain selfie seperti makanan atau pemandangan. Di dalam tabel 1, terdapat angka yang menunjukkan tentang seseorang dalam “Seberapa sering menggunakan Instagram”. Dari hasil perhitungan, terdapat 57% dari 30 orang responden yang sering menggunakan Instagram. Sementara itu di dalam tabel 2, terdapat angka yang menunjukkan tentang seseorang dalam “Lama waktu penggunaan Instagram”. Dari hasil perhitungan, terdapat presentasi paling tinggi 70% dari 30 responden menggunakan Instagram selama 1-3 jam/hari. Selanjutnya di dalam tabel 3, dapat dilihat bahwa terdapat angka yang menunjukkan tentang seseorang dalam “Kegitan saat menggunakan Instagram”. Dari hasil perhitungan, terdapat presentasi paling tinggi sebesar 37% dari 30 responden menggunakan Instagram untuk meng-upload foto. Pada tabel 4, terdapat angka yang menunjukkan tentang seseorang dalam “Jumlah followers Instagram”. Dari hasil perhitungan, terdapat presentasi paling tinggi sebesar 37% dari 30 responden dengan jumlah followers lebih dari 300 orang kurang dari 500 orang. Di dalam tabel 5, terdapat angka yang menunjukkan tentang seseorang dalam “Intensitas upload foto selfie”. Dari hasil perhitungan, terdapat presentasi paling tinggi sebesar 43% dari 30 orang responden tidak pernah meng-upload foto selfie. Biasanya mereka memasukkan foto makanan, foto desain suatu tempat, atau pemandangan. Namun presentasi terbanyak nomor dua, sebesar 40% dari 30 responden meng-upload foto selfie sebanyak satu kali dalam sebulan. Terakhir, pada tabel 6, terdapat angka yang menunjukkan tentang seseorang dalam “Alasan utama menggunakan Instagram”. Dari hasil perhitungan, terdapat presentasi paling tinggi sebesar 43% dari 30 responden menggunakan Instagram untuk berbagi momentum. Penggunaan Instagram..., Nidya Zahra Hayumi, FISIP UI, 2014 14 Pembahasan Di dalam studi komunikasi, terdapat konsep yang mempelajari tentang komunikasi intrapersonal. Di mana dalam komunikasi intrapersonal, seseorang berkomunikasi dengan dirinya sendiri. Bahwa seseorang harus dapat mengenali dirinya sendiri menjadikan faktor eksistensi menjadi penting. Pengakuan atas keberadaan seseorang di suatu lingkungan, dapat menimbulkan suatu penilaian bagi seseorang untuk menjadikan orang tersebut dapat menilai dirinya sendiri dan menyesuaikan dirinya dengan sekitarnya. Penyesuaian diri termasuk juga di dalamnya konsep diri yang nantinya juga saling berkaitan dengan eksistensi. Di saat seseorang menganggap dirinya bagian dari suatu lingkungan dan dianggap keberadaanya oleh lingkungan tersebut itulah disebut dengan eksistensi. Eksistensi seseorang yang dipengaruhi oleh dunia luar menjadikan seseorang ingin mengembangkan dirinya dengan mengikuti perkembangan disekitarnya terutama bagi orang yang sedang berada dalam usia 13 – 18 tahun (usia remaja). Salah satu wadah untuk menunjukkan eksistensi seseorang saat ini adalah media online. Dengan semakin berkembangnya teknologi, media online juga terus berkembang dan menjadi alat untuk berkomunikasi. Salah satu media online yang cukup berpengaruh di kalangan remaja adalah Instagram. Hal-hal yang ada di dalam Instagram pun mejadi sangat berpengaruh terhadap perkembangan remaja itu sendiri. Hal ini dikarenakan pada tahap ini seseorang (remaja) sedang dalam tahap mengenali diri sendiri (konsep diri) dan ingin lebih diakui keberadaannya sehingga ia cenderung mudah mendapat pengaruh dari orang lain salah satunya pengaruh untuk lebih dilihat dan diakui atau eksis. Dengan keinginannya untuk eksis di suatu lingkungan mempengaruhi cara berkomunikasi remaja yang dapat dipengaruhi dan mempengaruhi lingkungan, dimana saat semua teman‐teman di sekitar mereka memanfaatkan Instagram maka mereka juga akan melakukan hal yang sama. Selain intu bentuk pemanfaatan Instagram lainnya juga bisa menjadi sarana interaksi sosial guna mendapatkan banyak informasi, pengetahuan dan pengalaan baru sekaligus terhibur dan menghibur orang lain melalui Instagram atau sebaliknya mendapatkan masalah. Perilaku remaja dalam penggunaan Instagram memiliki karakteristik dapat dilihat pada perkataan dan perbuatan remaja saat mereka memanfaatkan Instagram. Dari hasil penelitian, mayoritas responden menggunakan Instagram dalam durasi per harinya selama 1-3 jam/hari yang hasilnya tidak jauh beda dengan yang menggunakan Instagram selama 3-5 jam/hari. Hal itu Penggunaan Instagram..., Nidya Zahra Hayumi, FISIP UI, 2014 15 menunjukkan bahwa remaja saat ini mengalokasikan waktunya untuk membuka Instagram namun menurut data penelitian masih dalam waktu yang belum berlebihan. Dilihat dari hasil pengumpulan data pada responden, alasan utama orang menggunakan Instgram adalah untuk berbagi momentum. Saat berbagi momentum, seseorang bebas untuk mengekspresikan diri mereka melalui momentum yang mereka bagi di akun Instagram mereka. Dalam hal berbagi momentum juga menunjukkan keberadaan seseorang di lingkungan tertentu (dalam kasus ini di Instagram). Dengan adanya situasi bahwa seseorang berbagi momentum di dalam Instagram menunjukkan bahwa ia ada di Instagram, yang berarti ia ada di satu lingkungan. Ditambah lagi, kegiatan yang paling sering dilakukan oleh remaja saat membuka Instagram adalah meng-upload foto. Selain itu, terdapat pula fitur tag untuk menunjukkan siapa saja yang berada di dalam foto atau video atau tag untuk menunjukkan di mana lokasi foto tersebut di ambil. Hal ini juga menunjukkan bahwa seseorang ingin dianggap dan diakui keberadaannya dalam satu lingkungan tertentu. Baik di lingkungan sosial maupun di lingkungan tempat di mana ia memijakkan kaki. Dengan adanya fitur tag tersebut semakin memperjelas bahwa eksistensi dapat ditunjukkan dengan penggunaan Instgram. Misalnya saja A sedang bepergian ke pantai dan memberi tag di foto yang ia masukkan ke Instagram. Hal itu menunjukkan bahwa A ingin keberadaannya di pantai tersebut diakui bahwa ia pernah ada di tempat itu. Begitu pula dengan siapa saja yang berada di dalam foto tersebut. Misalnya saat liburan A pergi dengan B dan C, kemudian saat foto bersama, A memberikan tag kepada B dan C. Hal itu menunjukkan bahwa A menunjukkan bahwa ia bagian dari komunitas yang sama dengan B dan C. Fitur lain dalam Instagram yang paling penting, yaitu fitur pemberian komen dan like. Saat seseorang memberi komentar dan tanda like hal itu sudah menjadi bagian dari komunikasi. Di mana dari hasil dari komen tersebut merupakan hasil komunikasi yang menjadikan seseorang merasa bahwa dirinya dianggap atau ada (eksis) di suatu lingkungan. Selain itu penghargaan terhadap diri sendiri (self esteem) pun muncul dengan adanya komentar atau pemberian tanda like dari orang lain, terutama apabila komentar yang diberikan oleh orang lain merupakan komentar yang positif. Namun tidak menutup kemungkinan adanya komentar yang negatif akan suatu foto atau video yang dimasukkan di Instagram. Didukung oleh segala fitur yang terdapat di Instagram, kemudian muncul pula istilah selfie yang juga marak dilakukan oleh banyak orang saat ini. Fenomena selfie ini juga menjadi faktor pendorong seseorang untuk memasukkan foto dirinya sendiri maupun foto bersama teman-teman Penggunaan Instagram..., Nidya Zahra Hayumi, FISIP UI, 2014 16 ke dalam akun Instagramnya. Hal tersebut dapat menjadi salah satu pembuktian akan eksistensi diri seseorang. Kesimpulan Dari hasil penelitian yang ada, simpulan yang didapat dari hasil penelitian menunjukkan Instagram digunakan sebagai salah satu alat untuk menunjukkan eksistensi diri terutama dikalangan remaja. Hal tersebut mengarahkan pula pada bagaimana Instagram dapat diartikan sebagai akibat atau dampak yang ditimbulkan dari perkembangan media online saat ini. Adanya perkembangan jaman yang mempengaruhi perubahan perilaku manusia akan kesadaran dirinya untuk menampilkan berbagai hal yang ia dokumentasikan ke dalam bentuk foto atau video ke dalam Instagram. Saran Adapun saran yang bisa diberikan oleh peneliti adalah peneliti merasa bahwa penelitian ini masih belum sempurna. Terutama dalam metode penelitian. Di mana metode penelitian dapat menggunakan metode penelitian dengan menggabungkan metode penelitian kuantitatif dan kualitatif. Pengambilan sample dari penelitian ini juga masih terbatas (30 responden), sehingga apabila memungkinakan di penelitian selanjutnya dapat mengambil sample yang lebih banyak lagi dan lebih luas. Misalnya saja pengambilan sample yang tidak hanya di kalangan masyarakat urban yang di Jakarta saja, namun dapat juga diambil sample dari masyarakat urban yang ada di kota-kota besar di Indonesia. Keberadaan media online seperti Instagram memiliki sisi yang positif dan negatif. Di situlah dianjurkan agar para pengguna media online mengerti dan memahami tentang media literacy. Hal itu disebabkan karena pada media online seperti Instagram seseorang berkomunikasi di dunia maya, dengan kata lain tidak berkomunikasi secara tatap muka yang memungkinkan terjadinya bias terhadap informasi yang diberikan. Untuk meningkatkan eksistensi yang positif bagi pengguna, maka disadari, bahwa walau dasar aplikasi instagram adalah sebuah aplikasi foto, dan ini bukan berarti kita tidak dapat melakukan percakapan atau menutup diri. Pada waktu kita berkomentar mengenai sebuah foto, Penggunaan Instagram..., Nidya Zahra Hayumi, FISIP UI, 2014 17 cobalah untuk berkomentar dengan yang positif. Follower kita pun akan merasa senang dan mendapatkan apresiasi dengan komentar kita yang positif. Sebagian orang menggunakan instagram dengan berlebihan, agar dapat memanipulasi wajah asli. Akan lebih baik bila instagram digunakan pada saat moment-moment tertentu atau dengan kata lain ada batasan waktu selama penggunaan. Mengupload foto sendiri ke media sosial bukan masalah. Tetapi sebisa mungkin tidak terlalu sering dilakukan karena dapat dimanfaatkan dan semakin membuka privasi diri. Penggunaan Instagram..., Nidya Zahra Hayumi, FISIP UI, 2014 18 DAFTAR REFERENSI Books: Fisher, D.H. 1987. Knowledge Acquisition via Incremental Conceptual Clustering, Machine Learning 2 Mulyana, Dedy. 2000. “ Pengantar Ilmu Komunikasi” Hall. S. Calvin & Lindzey Gardner.1993. Teori-Teori Psikodinamik McQuail, 1992. Media Performance: Mass Communication and the Public Interes Splatf. 2011. "Instagram is Quickly Becoming the Next Great Social Network" Christiany Juditha, 2011. Hubungan Penggunaan Situs Jejaring Sosial Terhadap Perilaku Remaja di Kota Makkasar. Jurnal Balai Besar Pengkajian dan Pengembangan Komunikasi dan Informatika Makassar Volume 13, No. 1, Juni 2011 Nicolaus Driyarkara, A. Sudiarja. 2006. Karya Lengkap Driyakara. Gramedia Pustaka Utama Creeber and Martin. 2009. Digital Culture: Understanding New Media Mondry. 2008. Pemahaman Teori dan Praktik Jurnalistik Harlock. B. Elizabeth. 1980. Psikologi Perkembangan (suatu pendekatan sepanjang rentang kehidupan) Wiryanto. 2004. Pengantar Ilmu Komunikasi Online journal: http://library.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2011-2-01107-MC%20Bab2001.pdf http://repository.petra.ac.id/16642/1/Publikasi1_10021_1481.pdf Online news: https://id.berita.yahoo.com/pengguna-aktif-instagram-naik-pesat-232837958.html Online document: Penggunaan Instagram..., Nidya Zahra Hayumi, FISIP UI, 2014 19 http://balitbang.kominfo.go.id/balitbang/bppki-yogyakarta/files/2012/06/01-HUBUNGANPENGGUNAAN-SITUS-JEJARING-SOSIAL-FACEBOOK-TERHADAP-PERILAKUREMAJA.pdf Former, 2010. http://www.businessinsider.com/instagram-2010-11?IR=T&op=1 Online blog http://susantidewiok.blogspot.com/2013/12/selfie-apa-sih.html Lampiran Pertanyaan Kuesioner Lama waktu responden menggunakan Instagram dalam satuan jam/hari atau jam/minggu dll 1. Seberapa sering Anda menggunakan Instagram? a. Sering b. Jarang c. Pernah d. Tidak pernah Penggunaan Instagram..., Nidya Zahra Hayumi, FISIP UI, 2014 20 2. Dalam satu hari, berapa lama Anda menggunakan jejaring sosial? a. <1 jam/hari b. 1-3 jam/hari c. 3-5 jam/hari d. >5 jam/hari Pengalaman dalam menggunakan Instagram 3. Apa yang paling sering Anda lakukan saat Anda menggunakan Instagram? a. Upload photo b. Berbelanja online c. Membuka Instagram orang lain d. Memberi komentar atau “Like” v 4. Berapa banyak jumlah followers di Instagram? a. ` < 100 b. lebih dari 100 kurang dari 300 c. lebih dari 300 kurang dari 500 d. > 500 5. Seberapa sering anda meng-upload foto selfie anda? a. Tidak pernah b. Satu kali sehari c. Seminggu sekali d. Sebulan sekali 6. Apakah alasan utama anda menggunakan Instagram? (boleh lebih dari satu) a. Mengikuti trend b. Lebih mudah dibandingkan media online lainnya c. Mencari teman baru d. Untuk berbagi momentum e. Mayoritas teman menggunakan Instagram f. Lainnya, sebutkan..... Penggunaan Instagram..., Nidya Zahra Hayumi, FISIP UI, 2014 21 i Fisher, D.H. 1987. Knowledge Acquisition via Incremental Conceptual Clustering, Machine Learning 2 Mulyana, Dedy. 2000. “ Pengantar Ilmu Komunikasi” iii Hall. S. Calvin & Lindzey Gardner.1993. Teori-Teori Psikodinamik iv McQuail, 1992. Media Performance: Mass Communication and the Public Interes v https://id.berita.yahoo.com/pengguna-aktif-instagram-naik-pesat-232837958.html vi Splatf. 2011. "Instagram is Quickly Becoming the Next Great Social Network" vii http://repository.petra.ac.id/16642/1/Publikasi1_10021_1481.pdf viii Christiany Juditha, 2011. Hubungan Penggunaan Situs Jejaring Sosial Terhadap Perilaku Remaja di Kota Makkasar. Jurnal Balai Besar Pengkajian dan Pengembangan Komunikasi dan Informatika Makassar Volume 13, No. 1, Juni 2011 ix http://balitbang.kominfo.go.id/balitbang/bppki-yogyakarta/files/2012/06/01-HUBUNGAN-PENGGUNAANSITUS-JEJARING-SOSIAL-FACEBOOK-TERHADAP-PERILAKU-REMAJA.pdf x Nicolaus Driyarkara, A. Sudiarja. 2006. Karya Lengkap Driyakara. Gramedia Pustaka Utama xi Hall. S. Calvin & Lindzey Gardner. 1993. Teori-Teori Psikodinamik xii Creeber and Martin. 2009. Digital Culture: Understanding New Media xiii Mondry. 2008. Pemahaman Teori dan Praktik Jurnalistik xiv Former, 2010. http://www.businessinsider.com/instagram-2010-11?IR=T&op=1 xv http://susantidewiok.blogspot.com/2013/12/selfie-apa-sih.html xvi Harlock. B. Elizabeth. 1980. Psikologi Perkembangan (suatu pendekatan sepanjang rentang kehidupan) xvii Wiryanto. 2004. Pengantar Ilmu Komunikasi xviii http://library.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2011-2-01107-MC%20Bab2001.pdf xix http://library.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2011-2-01107-MC%20Bab2001.pdf ii Penggunaan Instagram..., Nidya Zahra Hayumi, FISIP UI, 2014