Volume XLV, No.3, November 2010, pp 52-57 PENGAMATAN KANDUNGAN Pengamatan Kandungan Tar dan Nikotin Rokok di Pabrik dan Pasar TAR DAN NIKOTIN ROKOK 01 PABRIK DAN PASAR (Observation of Tar and Nicotine Cigarettes in the Factory and Market) Oleh : Lutfi Amanati *) dan Mustika Murni **) ABSTRAK Penelitian ini merupakan studi deskriptif, untuk mengetahui kandungan nikotin dan tar dari berbagai merek rokok kretek yang ada di industri rokok menengah, industri rokok kecil dan industri rokok rumah tangga yang ada di daerah Sidoarjo, Bangil dan Pasuruan dan yang beredar di pasar dengan merek yang sama. Jumlah contoh yang diambil 20 merek dan telah dianalisis dengan metode uji ISO 10315-2000. Didapatkan hasil nikotin dan tar yang beredar di pasar dan yang ada di pabrik mempunyai nilai yang tidak beda nyata. Kata kunci : rokok kretek, nikotin, tar ABSTRACT This research is a descriptive study, to determine the nicotine and tar content of different brands of clove cigarettes in the cigarette industry medium, small cigarette industry, and domestic cigarette industry in the area of Sidoarjo, Pasuruan and Bangil and circulating in the market by brand same. The amount of sample 20 brands and were analyzed by test method ISO 10315-2000. The result of nicotine and tar in the market and in the factory, has a value that is not different Keywords : clove cigarette, nicotine ,tar *) Staf pada Baristand Industri Surabaya **) Peneliti pada Baristand Industri Surabaya PENDAHULUAN Industri rokok di Jawa Timur merupakan salah satu industri yang besar, dilihat dari jumlah produksi, penyerapan tenaga kerja maupun dari segi penerimaan untuk negara. Dari khasanah industri rokok maupun dari kebeacukaian jenis produksi rokok yaitu SKT (Sigaret Kretek Tangan), SKM (Sigaret Kretek Mesin), SPM (Sigaret Putih Mesin), KLB (Rokok Klobot), TIS (Tembakau Iris), Cerutu dan HTL (Hasil Tembakau Lainnya). Pembagian jenis produksi rokok berdasarkan pertimbangan bagaimana cara memproduksinya (Ismartono, 2002). Rokok adalah hasil olahan tembakau terbungkus yang meliputi kretek dan rokok putih yang dihasilkan dari tanaman Nicotiana Berita Litbang Industri Tabacum, Nicotiene Rustica dan spesies lainnya atau sintesisnya yang mengandung nikotin dan tar dengan atau tanpa bahan tambahan. Nikotin adalah zat atau bahan senyawa pirolidin yang terdapat dalam Nicotiana Tabacum, Nicotiana Rustica dan spesies lainnya atau sintesisnya yang bersifat adiktif dapat mengakibatkan ketergantungan. Tar adalah senyawa polinuklir hidrokarbon aromatik yang bersifat karsiogenik. (Anonim, 20041) Rokok kretek memberi ciri khas produk rokok nasional yaitu adanya perpaduan tembakau, cengkeh dan saus dengan kekhasannya. Pabrik Rokok Kretek (PRK) terus berkembang dan dapat menjadi tuan di negeri sendiri, tanpa tergusur oleh industri sejenis dari mancanegara. PRK telah menjadi industri 52 Volume XLV, No.3, November 2010, pp 52-57 Pengamatan Kandungan Tar dan Nikotin Rokok di Pabrik dan Pasar yang kuat dalam kegiatan ekonomi dari sektor Dikeluarkan PP 38/2000 yang memuat tenhulu (perkebunan tembakau dan cengkeh) tang perubahan atas PP 81/99 dan masa sampai ke sektor hilir (industri dan pemasaran penyesuaian persyaratan batas maksimal tar produknya) (Sholichin, 2002). dan nikotin lebih diperpanjang. Bagi produsen Dengan semakin meningkatnya produksi rokok kretek buatan mesin menjadi 7 tahun rokok, baik produksi sigaret kretek (SKT + dan produsen kretek buatan tangan 10 tahun. SKM) dan SPM serta adanya kenyataan Pada tahun 2003 diterbitkan PP 19 tahun yang berkembang bahwa rokok dapat 2003. PP ini hanya menyebutkan bahwa mengganggu kesehatan, maka perlu adanya produsen rokok wajib memberikan informasi upaya penurunan kandungan tar dan nikotin kandungan tar dan nikotin pada setiap batang seperti yang telah diatur dalam PP. 381 tahun rokok yang diproduksi. 2000 tentang Pengamanan Rokok bagi Resiko yang dapat ditimbulkan oleh rokok Kesehatan (Sholichin, 2002). Oleh karena itu sebenarnya dapat dikurangi dengan jalan untuk mengantisipasi hal tersebut di atas dan mengetahui kandungan nikotin dan tar dalam dalam rangka menghadapi tuntutan yang rokok. Bila kadar nikotin dan tar dicantumkan, berkembang, pabrik industri rokok khususnya calon perokok dapat memilih rokok dengan industri rokok kretek harus melakukan inovasi .Randunqan nikotin dan tar yang sekecil dengan meningkatkan teknologi dibidang mungkin. pembuatan rokok yang mengarah ke tar dan Tujuan dari penelitian, ini adalah untuk nikotin rendah sebagaimana yang telah diatur mendapatkan peta kandungan nikotin dan tar dalam Peraturan Pemerintah tersebut. pada rokok kretek mulai dari industri sampai Nikotin merupakan alkaloid beracun, pasar, yang dilakukan dengan pengukuran hanya ditemukan di alam pada tembakau, kandungan nikotin dan tar pada berbagai merupakan stimulator kuat bagi otak dan macam dan merek rokok kretek mulai dari system saraf sentral. Sifat ketagihan nikotin industri sampai pasar. dikaitkan dengan kemampuannya untuk merangsang pelepasan dopamine, suatu zat BAHAN DAN METODE kimia didalam otak yang dihubungkan dengan perasaan kenikmatan. Namun penelitian Bahan dan Alat Bahan yang digunakan dalam penelitian akhir-akhir ini menunjukkan bahwa dalam jangka panjang, nikotin sebenarnya menekan ini yaitu rokok kretek yang diambil dari 20 kemampuan otak untuk mengalami kenik- industri rokok menengah, industri rokok kecil dan industri rokok rumah tangga (20 merek) matan (Anonim,20042» Tar merupakan partikel padat yang di- dan dari pasar dengan merek yang sama (20 keluarkan pada saat tembakau dibakar dan merek) dari daerah Sidoarjo, Bangil dan terdiri dari 4000 zat kimia yang telah Pasuruan. Beberapa bahan kimia yang digunakan diketahui. Penyakit jantung dan pembuluh darah, kanker paru dan kanker lainnya, dalam penelitian ini yaitu propanol, ethanol eugenol, chfhaldine, nikotin, emfisema dan bronchitis kronik dikaitkan absofute, dengan zat kimia tersebut (Anonim, 20042». aquabidest Alat yang digunakan yaitu conditioning PP Pengamanan Rokok bagi Kesehatan chamber, tabung pengkondisi, jangka sorong, (PP 81/1999) memuat banyak hal antara lain: penetapan kadar tar dan nikotin pada setiap neraca analitik, smoking machine, filter pad batang rokok tidak boleh melebihi 1,5 mg khusus untuk smoking machine ~ 92 mm., nikotin dan 20 mg tar, persyaratan promosi erlenmeyer 250 ml, pipet volume 50 ml, dan iklan rokok yang hanya dapat dilakukan pengocok (shaker), vial, syringe 10 j,J1, gas di media cetak dan media luar ruangan, chromatography dengan kondisi sebagai pengaturan tentang batas waktu beberapa berikut: tahun penyesuaian persyaratan batas 250°C maksimal tar dan nikotin bagi produsen rokok Suhu injeksi 250°C kretek buatan mesin 5 tahun dan 10 tahun Suhu detector Jenis kolom Model No Agilent 19095N-123 240°C untuk produsen rokok kretek buatan tangan. maks HP Inowax Polyethylene Glycol Belum sempat diberlakukan secara efektif, PP capillary 30,0 m x 530 urn x 1,00 urn nominal ini sudah ditentang oleh kalangan industri Model No Agilent 19095N-Q04 290°C rokok. Karena akan menyebabkan PHK serta maks 30 m x 0,535 mm x 40 pm akan menghancurkan petani tembakau. Berita Litbang Industri 53 Volume XLV, No.3, November 2010, pp 52-57 $uhu kolom Carier gas Laju alir Volume injeksi 170°C Helium 30 ml/min 21J1 METODE PENELlTIAN Pengukuran kandungan nikotin dan tar pada rokok kretek mengacu pada keputusan Menteri Perindustrian dan Perdagangan RI Nomor : 62/MPP/Kep/2/2004 tanggal 17 Februari 2004 tentang Pedoman Cara Uji Kandungan Kadar Nikotin dan Tar untuk Kretek. Prosedur Kerja Persiapan Contoh 1. Pengambilan contoh Sejumlah 8 (delapan) batang rokok diambil secara random dari masing-masing pak rokok (total jumlah tidak lebih dari 160 batang rokok untuk tiap jenis contoh). 2. Penyimpanan dalam conditioning chamber. Rokok dikondisikan dalam conditioning chamber selama 48 jam atau lebih, tetapi tidak melebihi 10 hari dengan kondisi sebagai berikut : Suhu 22 ± 1 QC dan kelembaban relatif 60 ± 3 %. 3. Pengukuran fisik rokok Contoh rokok yang akan diuji, diambil secara acak dari rokok yang telah dikondisikan dan kemudian dilakukan pengukuran fisik rokok sekurang-kurangnya 10 batang tiap kali pengujian. Pengukuran meliputi ; bobot rokok, diameter rokok, panjang rokok, panjang ekor rokok (butt length). (Anonim, 20041)} Pemeriksaan Kadar TPM Dalam Rokok 1. Masukkan contoh rokok dan rokok standard yang akan diuji ke dalam conditioning chamber untuk dikondisikan pad a suhu 22 ± 1 QC dan kelembaban relatif 60 ± 3 % selama minimal 48 jam dan maksimal 10 hari. 2. Ambil 10 batang rokok secara acak dari tabung pengkondisi, kemudian lakukan pengukuran fisik yang meliputi : bobot rokok, panjang rokok, butt length, diameter rokok. Berita Litbang Industri Pengamatan Kandungan Tar dan Nikotin Rokok di Pabrik dan Pasar 3. Timbang filter holder beserta filter cap sebelum memulai proses smoking. 4. Pastikan bahwa smoking machine dalam keadaan siap untuk melakukan pengujian dengan cara melakukan pemanasan awal selama minimal 20 menit, menguji aliran udara dalam alat puff volume untuk mengetahui kemungkinan adanya kebocoran. Sila dipastikan alat telah memenuhi syarat, maka siap dilakukan pengujian. 5. Kerjakan 10 batang contoh untuk rokok kretek dan 20 batang untuk rokok filter dalam smoking machine. Lakukan secara duplo. 6. Pastikan kondisi ruang uji sesuai dengan persyaratan, yaitu suhu 22 ± 2 QC dan kelembaban relatif 60 ± 5 %. 7. Timbang filt&/' holder beserta filter cap setelah proses smoking. (Anonim, ISO 3402-1999, ISO 4387-2000, ISO 3308-2000 ) Pemeriksaan kadar nikotin, eugenol, air dan tar. 1. Membuat larutan pengekstrak Timbang 1 gr Chinaldine tambahkan 10 ml ethanol kemudian tepatkan dengan 2propanol dalam labu takar 2 liter. 2. Membuat larutan induk Timbang 0,5 gr nikotine, 2,5 gr eugenol dan 1 gr air kemudian tepatkan dengan larutan pengekstrak dalam labu takar 50 ml. 3. Membuat larutan standar untuk kurva kalibrasi Pipet larutan induk sebanyak 1 ml, 2 ml, 3 ml, 4 ml, 5 ml dan masukkan dalam labu ukur 10 mh Kemudian tepatkan sampai tanda garis dengan larutan pengekstrak. Injek 2 ~I larutan tersebut dalam GC sehingga didapatkan kurva kalibrasi. 4. Ekstraksi filter pad dari smoking machine dalam 50 ml larutan pengekstrak, kocok menggunakan shaker selama 30 menit dengan kecepatan 270 rpm. 5. Masukkan ekstrak dalam vial, tutup rapat. 6. Memasukkan 2 ~I larutan tersebut, kemudian uji dalam GC untuk mendapatkan kadar nikotin, eugenol dan air. (Anonim, ISO 3402-1999, ISO 10362-11999) 54 Volume XLV, No.3, November 2010, pp 52-57 Pengamatan Kandungan Tar dan Nikotin Rokok di Pabrik dan Pasar HASIL CAN PEMBAHASAN 4.00 1. Contoh Rokok dari Perusahaan S.50 Tabel l.OO 1 Hasil Uji Contoh Rokok dari Pabrik r----------~ 2.60 Kadar, (mglbatang) 2.00 Kode TPM Nikotin Air Eugenol Tar 1.50 ..........J 1.00.l...- R1 R2 R3 R4 R5 R6 R7 R8 R9 R10 R11 R12 R13 R14 R15 R16 R17 R18 R19 R20 42,75 45,02 44,43 39,54 44,87 42,64 44,41 46,32 51,31 47,35 44,02 41,00 40,84 42,23 42,15 43,22 40,29 45,02 36,14 44,40 2,0 2,0 1,7 1,4 1,6 1,6 1,1 2,5 2,1 2,2 1,9 1,8 1,5 1,7 1,3 2,0 1,8 1,7 1,9 1,7 1,16 1,02 1,59 2,91 3,15 3,20 1,72 2,42 3,17 1,90 1,64 1,48 3,24 2,94 2,89 3,73 2,73 2,12 8,84 2,34 4,31 6,46 5,52 4,09 5,53 5,10 7,33 6,14 8,12 6,86 4,47 4,40 4,73 4,53 5,13 3,47 3,84 6,89 4,99 3,78 35 36 36 31 35 33 34 35 38 36 36 33 31 33 33 34 32 34 20 37 l--+-p·~lk-P ..... , Gambar 1 Kadar Nikotin Pabrik VS Pasar 50.00 ..----------~ .~oo 1 •. = 40.00 = '5.00 , III '0.00 25.00 . .. ~ ,, ~ , U___I .l--~ ~ ~ Gambar 2 KadarTar Pabrik VS Pasar 2. Contoh Rokok dari Pasar Tabel2 Hasil Uji contoh Rokok dari Pasar Kadar, (mglbatang) Kode TPM R1 R2 R3 R4 R5 R6 R7 R8 R9 R10 R11 R12 R13 R14 R15 R16 R17 R18 R19 R20 42,96 45,01 43,92 34,34 43,04 42,24 43,69 48,47 46,11 45,30 59,91 41,37 40,17 41,80 42,17 42,87 41,27 47,92 37,16 47,52 Nikotin 1,9 1,9 1,7 1,4 1,5 1,5 1,1 1,8 1,7 2.0 3,5 1,9 1,7 1,7 1,3 2,0 1,7 1,8 1,9 1,7 8erita Litbang Industri Air 1,43 1,10 1,86 2,19 2,52 2,88 1,07 1,28 1,63 1,00 2,98 1,65 3,48 3,31 3,05 3,86 2,89 2,57 7,73 2,73 Eugenol 3,86 6,01 5,33 3,70 6,46 4,85 6,60 4,07 6,77 6,66 7,97 3,62 4,53 4,19 4,71 3,22 4,03 7,13 4,64 4,14 Tar , 36 36 35 27 33 33 35 41 36 36 45 34 30 33 33 34 33 37 23 39 TPM (Total Particulate Matter) merupakan hasil asap yang ditampung pada cambridge pad (CP) dari proses smoking. Hasil dari proses smoking kemudian diekstrak dengan menggunakan 2-propanol, diinjeksikan ke dalam gas chromatography sehingga di peroleh kadar nikotin, air dan eugenol. Kadar tar rokok dihitung dari selisih kadar TPM d~n kadar air, nikotin dan eugenol dalam rokok. Tar = TPM-Nikotin-Air-Eugenol Dari Tabel di atas dapat dilihat kandungan nikotin dan tar pada rokok dari perusahaan relatif tinggi tidak memenuhi standar dari WHO yaitu 1,5 mg nikotin dan 20 mg tar, hanya R4, R7, R13 dan R15 yang mempunyai nilai nikotin tidak lebih dari 1,5 mg, begitu juga pada contoh rokok yang ada dipasaran hanya rokok R4, R4, R6, R7 dan R15 yang mempunyai kadar nikotin tidak lebih dari 1.5 mg. Hal ini memang dikarenakan karakter tembakau di Indonesia yang memiliki kandungan nikotin yang tinggi ditambah dengan adanya cengkeh yang menyebabkan kandungan tar tinggi, Rokok kretek memberi ciri khas produk rokok nasional yaitu adanya 55 Volume XLV, No.3, November 2010, pp 52-57 perpaduan tembakau, dengan kekhasannya cengkeh dan saus Tabel 3. Hasil Pengamatan Kadar Nikotin Rokok yang beredar dipasaran dan yang ada di pabrik Pabrik (X1) mg/batang Pasar(X2) mg/batang 2 2 1,7 1,4 1,9 1,9 1,7 1,4 1,6 1,6 1,1 2,5 2,1 2,2 1,9 1,8 1,5 1,7 1,3 2 1,8 1,7 1,9 1,7 Jumlah Rata-rata (d) Standar deviasi 1,5 1,5 1,1 1,8 1,7 2 3,5 1,9 1,7 1,7 1,3 2 1,7 1,8 1,9 1,7 Ttest = d 0,1 0,1 0 0 0,1 0,1 0 0,7 0,4 0,2 -1,6 -0,1 -0,2 0 0 0 0,1 -0,1 0 0 0,2 0,01 0,42 (sd) I sd / '" n 0.01 ci: = 0.106 0.42/ '" 20 Sehingga T test < T tabel berarti tidak ada beda nyata antara rata-rata. kadar nikotin yang ada di perusahaan denqan yang ada di pasaran. Hal ini disebabkan karena suhu di pabrik dan di pasar tidak berpengaruh terhadap kadar nikotin, ini sesuai dengan MSOS nikotin yaitu mempunyai suhu dekomposisi 247°C (Anonim, 2006) Oari tabel di bawah kemudian dilakukan T test dengan tingkat kepercayaan 95 % dan derajat kebebasan (n-1) didapat 1,72 Ttest = Ttest = d tx: 2.87/",20 Berita Litbang Industri Pabrik (X1) mg/batang = 1.24 Pasar(X2) mg/batang 35 36 36 31 35 33 34 35 38 36 36 33 31 33 33 34 32 34 20 37 Jumlah Rata-rata (d) Standar deviasi 36 36 35 27 32 33 35 41 36 37 45 34 30 33 33 34 33 .36 23 39 (sd) I (X1-X2) I -1 0 1 4 3 0 -1 -6 2 -1 -9 -1 1 0 0 0 -1 -2 -3 -2 16 0.8 2.87 Sehingga T test < T tabel berarti tidak ada beda nyata antara rata-rata kadar tar yang ada di perusahaan dengan yang ada di pasaran. Yang mempengaruhi kandungan tar ini adalah kadar nikotin, eugenol dan air dari rokok tersebut. Nikotin tidak beda nyata dikarenakan .suhu de composite nya adalah 247°C (Anonim, 2006). Sedangkan eugenol mempunyai boiling point 253.2°C (Anonim, 2010), kadar air tidak beda nyata mencerminkan bahwa rokok baik yang di pabrik maupun yang di pasar terkemas secara baik . " KESIMPULAN Oari pengukuran kandungan nikotin dan tar yang dilakukan terhadap 20 merek kretek yang dlamblldarl 20 industri rokok kecil dan dari pasar dengan merek yang sama dapat diambil kesimpulan bahwa • • I sd / '" n 0.8 Tabel4. Hasil Pengamatan Kadar Tar Rokok yang beredar dipasaran dan ada di pabrik I (X1-X2)I Oari tabel di atas kemudian dilakukan T test dengan tingkat kepercayaan 95 % dan derajat kebebasan (n-1) didapat 1,72 Ttest = Pengamatan Kandungan Tar dan Nikotin Rokok di Pabrik dan Pasar Kandungan nikotin dan tar dari pabrik maupun dari pasar tidak beda nyata. Kandungan nikotin rokok kretek dari industri yang memenuhi syarat hanya R4, R7, R13 dan R15 sedangkan yang dari pasar dengan merek yang sama hanya R4, R4, R6, R7 dan R15 yang memenuhi 56 Volume XLV, No.3, November 2010, pp 52-57 • syarat (kandungan nikotin lebih kecil dari 1,5 mg/batang) Kandungan tar rokok kretek baik dari industri maupun dari pasar belum ada yang memenuhi syarat WHO dikarenakan kandungan tar lebih dari 20 mg/batang. Pengamatan Kandungan Tar dan Nikotin Rokok di Pabrik dan Pasar 7. 8. 9. DAFTAR PUSTAKA 1. 2. 3. 4. 5. 6. Anonim, 20021), Kebijaksanaan Pengembangan Industri Olahan Hasil Tembakau, Ditjen IKAHH, Depperindag Anonim, 20022), Kesiapan Pabrikan Rokok Kretek Ska/a Kecil untuk memproduksi Rokok Rendah Tar dan Nikotin, Gappri, Surabaya Anonim, 20041), Keputusan Menteri Perindag RI No 62/MPP/kep/2/2004, tentang Pedoman Cara Uji Kandungan Kadar Nikotin dan Tar Rokok, Depperindag Anonim, 20042) Beban Penggunaan Tembakau Anonim, 2006, Safety Data Sheet Nicotin, www.fisherci.se/safenet/pdf Anonim, 2010, Material Safety Data Sheet Eugenol MSDS, www.sciencelab. com 10. 11. 12. 13. 14. Anonim, ISO 3402-1999 Tobacco and Tobacco Product Atmoshere for Conditioning and Testing Anonim, ISO 3308-2000 Routine Analytical Cigarette-Smoking Machine Definitions and Standard Conditions. Anonim, ISO 4387-2000 Cigarette Determination of Total and Nicotin Free Dry Particulate Mater using a Routine Analytical Smoking Machine. Anonim, ISO 10315-2000 CigareteDetermination of Nicotine in Smoke Condensates gas Chromatographic Method Anonim, ISO 10362-1-1999 CigarettesDetermination of Water in Smoke Condensates-gas Chromatographic Method Ismartono, 2002, Poteesi , Industri Rokok Kretek di Jawa Timur dan Permasalahannya, Surabaya Sholichin, M, 2002, Pengujian Tar dan Nikotin Pada Rokok Kretek PT HM Sampoema Tbk, Surabaya Suwarso, 2007, Akselera si Alih Teknologi Tembakau Madura Rendah Nikotin Warta Litbang Pertanian vol 29 No 9 Balai Penelitian Tanaman Tembakau dan Serat. - ..•.... Berita Litbang Industri -, 57