BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Ruang Lingkup Penelitian Penelitian ini merupakan penelitian event study karena meneliti dampak dari suatu peristiwa pada periode tertentu. Fokus penelitian ini adalah 5 hari sebelum terjadi pengumuman penurunan BI Rate pada tanggal 14 januari 2016 dan 5 hari setelah terjadinya peristiwa tersebut. Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif karena menggunakan data sekunder yang diolah, dianalisis dan diproses menggunakan dasar-dasar teori pendukung untuk mempelajari pengujian hipotesis. Dalam mencari landasan teori pendukung, penelitian ini menggunakan metode library research method. Penelitian ini merupakan studi perstiwa pada Bursa Efek Indonesia. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis dan mendeskripsikan pengaruh sebelum dan sesudah peristiwa pengumuman kebijakan penurunan BI Rate pada tanggal 14 januari 2016 terhadap abnormal return, trading volume activity, dan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) pada saham-saham yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia sektor Properti dan Real Estate. Karena hanya mengambil sampel kejadian pada waktu tertentu saja maka penelitian ini bersifat cross sectional. 27 28 3.2 Periode Pengamatan Periode pengamatan pada penelitian ini adalah periode estimasi serta periode sebelum dan setelah peristiwa (windows event). Penelitian ini menggunakan periode estimasi selama 90hari, sedangkan untuk periode pengamatan (windows event) ditentukan 5 hari sebelum peristiwa dan 5 hari setelah peristiwa yang dimulai pada waktu peristiwa terjadi yaitu pada tanggal 14 Januari 2016. Periode estimasi selama 90 hari dimaksudkan agar estimasi yang dihasilkan tidak tercampur dengan informasi event yang diteliti, sedangkan penentuan 5 hari sebelum dan 5 hari setelah event terjadi agar dapat ditentukan dengan mudah nilai ekonomisnya dan dapat diketahui kecepatan reaksi investor terhadap peristiwa tersebut. Dengan penentuan periode pengamatan (windows event) selama 10 hari (t-5 sampai dengan t+10) tersebut diharapkan pergerakan harga yang terjadi pada bursa hanya dipengaruhi oleh adanya peristiwa tersebut. Gambar 3.1 Periode Pengamatan Sampel Periode Estimasi (90Hari) Windows Event ( t-5 sampai t+5) 29 3.3 Populasi, Sampel, dan Sampling Populasi yang digunakan dalam penelitian ini adalah seluruh perusahaan sector property, real estate, dan konstruksi bangunan, sub sektor property dan real estate yang terdaftar dalam Bursa Efek Indonesia tahun 2015/2016. Penentuan sampel dalam penelitian ini menggunakan purposive sampling, yaitu dipilih sesuai dengan kriteria agar mendapatkan sampel yang representatif dengan kriteria yang telah ditentukan. Kriteria sampel yang harus dipenuhi dalam penelitian ini yaitu: 1. Perusahaan yang terdaftar pada Bursa Efek Indonesia pada periode 2015/2016. 2. Data yang digunakan sebagai sampel merupakan perusahaan yang masuk dalam sektor Properti dan Real Estate periode 2015/2016. 3. Data saham perusahaan yang dijadikan sampel merupakan saham perusahaan dalam kategori aktif dalam lima hari sebelum dan lima hari setelah peristiwa. Kriteria saham kategori aktif sesuai dengan surat edaran PT BEJ No. SE 03/BEJ/II-94 yakni saham yang memiliki frekuensi perdagangan selama 3bulan sebanyak 75kali atau lebih. 4. Data saham perusahaan yang digunakan sebagai sampel merupakan data saham yang bebas dari aksi korporasi selama periode peristiwa. 30 Berikut ini, daftar 25 perusahaan jasa, sector property, real estate, dan konstruksi bangunan, sub sektor property dan real estate yang terdaftar sebagai perusahaan publik (emiten) di Bursa Efek Indonesia (BEI) dan dijadikan sebagai sampel dalam penelitian ini : Tabel 3.1 Daftar Sampel Penelitian NO 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 KODE SAHAM APLN ASRI BEST BKSL BSDE COWL CTRA CTRP CTRS DILD DMAS KIJA LPCK LPKR MDLN MTLA NIRO PPRO PWON SMRA TARA BCIP BIKA LCGP MMLP NAMA PERUSAHAAN PT. Agung Podomoro Land Tbk PT. Alam Sutera Reality Tbk PT. Bekasi Fajar Industrial Estate Tbk PT. Sentul City Tbk PT. Bumi Serpong Damai Tbk PT. Cowell Development Tbk PT. Ciputra Development Tbk PT. Ciputra Property Tbk PT. Ciputra Surya Tbk PT. Intiland Development Tbk PT. Puradelta Lestari Tbk PT. Kawasan Industri Jababeka Tbk PT. Lippo Cikarang Tbk PT. Lippo Karawaci Tbk PT. Modernland Realty Tbk PT. Metropolitan Land Tbk PT. Nirvana Development Tbk PT. PP Property Tbk PT. Pakuwon Jati Tbk PT. Summarecon Agung Tbk PT. Sitara Propertindo Tbk PT. Bumi Citra Permai Tbk PT. Binakarya Jaya Abadi Tbk PT. Eurika Prima Jakarta Tbk PT. Mega Manunggal Property Tbk Sumber : data dari www.sahamok.com diolah 31 3.4 Sumber Data Dalam penelitian ini data yang digunakan merupakan data sekunder. Data sekunder adalah data yang diperoleh melalui terbitan atau laporan suatu lembaga dan tidak dikumpulkan langsung oleh peneliti. Data sekunder yang digunakan dalam penelitian ini didapat dari situs resmi Bursa Efek Indonesia yaitu www.idx.co.id serta dari website penunjang lainnya seperti www.finance.yahoo.com. Data dan sumber data yang digunakan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut : 1. Data harga saham penutupan harian perusahaan sektor Properti dan Real Estate , jumlah lembar saham perusahaan yang beredar, serta Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) harian yang diperoleh dari www.finance.yahoo.com. 2. Data jumlah perusahaan jasa yang tercatat dalam Bursa Efek Indonesia sector property, real estate, dan konstruksi bangunan, sub sektor property dan real estate tahun 2015/2016 yang diperoleh dari www.sahamok.com. 3.5 Definisi Operasional Variabel dan Pengukuran Variabel Pada penelitian ini dengan menggunakan variable event pengumuman kebijakan penurunan BI Rate pada tanggal 14 januari 2016, peneliti ingin mengetahui reaksi yang terjadi pada pasar modal. Variabel yang digunakan untuk melihat reaksi yang terjadi adalah menggunakan abnormal return, trading volume activity, dan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) sebagai variable pre-event dan post-event. Abnormal 32 return merupakan kelebihan dari imbal hasil yang sesungguhnya terjadi (actual return) terhadap imbal hasil normal. Imbal hasil normal merupakan imbal hasil ekspektasi (expected return) atau imbal hasil yang diharapkan oleh investor. Trading volume activity merupakan perbandingan antara jumlah saham yang diperdagangkan pada waktu tertentu dengan jumlah saham perusahaan yang beredar pada periode tertentu. Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) merupakan indeks yang menunjukkan pergerakan harga saham secara umum yang tercatat di bursa efek dan menjadi acuan tentang perkembangan kegiatan di pasar modal. Pada penelitian ini menggunakan harga saham penutupan 5 hari sebelum peristiwa, saat peristiwa, dan 5 hari setelah peristiwa. Untuk menghitung expected return didasarkan pada return pasar yaitu dengan menggunakan dua tahap, yaitu pertama membentuk model ekspektasi dengan menggunakan data realisasi selama periode ekspektasi. Kedua menggunakan model tersebut untuk mengestimasi return pada windows event. Langkah-langkah menghitung abnormal return menggunakan market model adalah sebagai berikut : a. Menghitung harga saham harian Dimana : Rit : Return saham masing-masing perusahaan Pit : Harga saham masing perusahaan tanggal t Pit-1 : Harga saham masing-masing perusahaan tanggal t-1 33 b. Menghitung return pasar harian Dalam penelitian ini return pasar harian yang digunakan adalah Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) yang dirumuskan sebagai berikut : Dimana : Rmt : Return pasar IHSGt : Harga saham masing perusahaan tanggal t IHSGt-1 : Harga saham masing-masing perusahaan tanggal t-1 c. Menghitung Abnormal Return masing-masing saham. Rumus yang digunakan untuk menghitung abnormal return masingmasing saham dengan menggunakan Single Index Market Model (SIMM) adalah : E(R) = a + b (Rmt) Sehingga, ARit = Rit – E(R) Dimana : Arit = Abnormal return pada saham i pada hari t Rit = Aktual return saham i pada hari t E(R) = Expected return saham i pada hari 34 d. Menghitung Cumulative Abnormal Return (CAR) Untuk menghitung Cumulative Abnormal Return (CAR) masingmasing saham digunakan rumus : CARit = ∑Arit Dimana : CARit = Cumulative Abnormal Return ∑Arit = Total Abnormal Return e. Menghitung rata-rata abnormal return masing-masing saham pada hari ke t Dimana : AARit = Rata-rata Abnormal return N = Jumlah total perusahaan sampel ∑ARit = Total Abnormal return perusahaan sampel Pada penelitian ini data volume perdagangan saham yang digunakan adalah 5 hari sebelum (t-5) dan 5 hari setelah peristiwa (t+5) pengumuman kebijakan penurunan BI Rate pada tanggal 14 januari 2016. Dalam menghitung volume perdagangan saham pada hari ke t digunakan rumus sebagai berikut : TVAt : Trading volume activity 35 3.6 3.6.1 Uji Statistik Analisis Deskriptif Untuk mengetahui karakteristik dari return saham, trading volume activity, dan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) yang dijadikan sampel dalam penelitian ini maka dilakukan analisis secara deskriptif. Analisis deskriptif membahas tentang data sekunder yang telah diperoleh secara deskriptif. Dalam penelitian ini komponen yang dimaksudkan adalah mean, standar deviasi, nilai maksimum dan nilai minimum. Menurut Iqbal Hasan (2001:7) statistik deskriptif atau statistik deduktif adalah bagian dari statistik mempelajari cara pengumpulan data dan penyajian data sehingga mudah dipahami. Statistik deskriptif hanya berhubungan dengan hal menguraikan atau memberikan keteranganketerangan mengenai suatu data atau keadaan atau fenomena. Dengan kata lain, statistik deskriptif berfungsi menerangkan keadaan, gejala, atau persoalan. Penarikan kesimpulan pada statistik deskriptif (jika ada) hanya ditujukan pada kumpulan data yang ada. 3.6.2 Uji Normalitas Dalam penelitian ini digunakan uji normalitas yang bertujuan untuk mengetahui apakah data yang akan diuji berdistribusi normal atau tidak. Hasil dari uji normalitas dapat menentukan kelayakan data tersebut untuk diuji secara statistik. Jika dalam pengujian normalitas diketahui bahwa data tersebut berdistribusi normal maka dapat dilanjutkan dengan uji parametric, sedangkan apabila data tersebut diketahui tidak berdistribusi normal maka dilakukan pengujian secara non-parametric. Dalam penelitian ini uji normalitas dilakukan dengan uji statistik deskriptif 36 Sapphiro Wilk Test, uji statistik yang dilakukan dengan dua sisi (two-tailed test) yang bertujuan untuk membandingkan nilai p yang telah diperoleh. Selanjutnya nilai p yang telah diperoleh tersebut ditentukan signifikansinya dengan ketentuan yaitu sebesar 5%. Apabila nilai p > 0,05 maka dapat diartikan bahwa data tersebut berdistribusi normal, sebaliknya jika nilai p<0,05 maka data tersebut tidak berdistribusi normal. 3.6.3 Uji Hipotesis a. One sample T-Test Pengujian hipotesis ini dimaksudkan untuk mengetahui signifikansi dari return saham yang terdapat pada periode peristiwa (windows event). Pengujian ini dilakukan dengan tujuan untuk mengetahui signifikansi dengan maksud bahwa signifikan tidak sama dengan 0 (positif untuk kabar baik dan negatif untuk kabar buruk). H0 : Tidak terdapat abnormal return pada lima hari sebelum dan lima hari setelah peristiwa pengumuman penurunan BI Rate pada tanggal 14 januari 2016. H1 : Terdapat terdapat abnormal return pada lima hari sebelum dan lima hari setelah peristiwa pengumuman penurunan BI Rate pada tanggal 14 januari 2016. 37 b. Paired Sample T-Test Pengujian hipotesis ini dilakukan dengan menggunakan uji statistik parametric. Pengujian parametric dengan menggunakan paired sample t-test (uji t) untuk data berdistribusi normal. H0 : Tidak terdapat abnormal return, trading volume activity, dan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) pada lima hari sebelum dan lima hari setelah peristiwa pengumuman penurunan BI Rate pada tanggal 14 januari 2016. H1 : terdapat abnormal return, trading volume activity, dan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) hari sebelum dan lima hari setelah pada lima peristiwa pengumuman penurunan BI Rate pada tanggal 14 januari 2016. Paired sampel T Test merupakan analisis dengan melibatkan dua pengukuran pada subjek yang sama terhadap suatu pengaruh atau perlakuan tertentu. Pada uji beda Paired sample t test, peneliti menggunakan sampel yang sama, tetapi pengujian terhadap sampel dilakukan sebanyak dua kali.