i FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PEMANFAATAN PELAYANAN

advertisement
FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PEMANFAATAN PELAYANAN
ANTENATAL CARE DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS KEC.WOLO
KABUPATEN KOLAKA
TAHUN 2015
Skripsi
Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Mencapai Derajat
Sarjana Kesehatan Masyarakat
Oleh:
WARTINA KARAMELKA
F2DA 09 159
JURUSAN KESEHATAN MASYARAKAT
FAKULTAS KESEHATAN MASYARAKAT
UNIVERSITAS HALU OLEO
KENDARI
2015
i
ii
iii
iv
KATA PENGANTAR
Teriring salam dan doa semoga Allah SWT, senantiasa melimpahkan
rahmat dan hidayah-Nya kepada kita sekalian dalam menjalankan aktifitas
keseharian. Serta shalawat dan salam tak lupa kita haturkan kepada Rasulullah
SAW atas segala pencerahannya, sehingga penulis dapat merampungkan
penyusunan skripsi dengan judul “Faktor-faktor yang mempengaruhi pemanfaatan
pelayanan antenatal care di Wilayah Kerja Puskesmas Wolo Kecamatan Wolo
Kabupaten Kolaka Tahun 2015“
Penulis menyadari sepenuhnya bahwa dalam menyelesaikan hasil ini tidak
terlepas karena adanya bantuan dukungan dari berbagai pihak. Oleh karena itu,
penulis menyampaikan penghargaan, rasa hormat dan terima kasih kepada Bapak
Ambo Sakka,S.KM.,M.A.R.S., sebagai Pembimbing I dan La Ode Ali Imran
A.SKM.,M.KES sebagai Pembimbing II atas kesabarannya membimbing dan
mengarahkan serta memberikan masukan-masukan kepada penulis selama
penyusunan skripsi ini.
Penulis menyadari selain bekal ilmu yang ada, keberhasilan dalam
menyelesaikan skripsi ini juga berkat bantuan dan dukungan dari berbagai
pihak baik secara langsung maupun tidak langsung, baik materil maupun spiritual.
Oleh karena itu pada kesempatan ini dengan segala kerendahan hati penulis
mengahaturkan rasa terima kasih yang setulus-tulusnya kepada Ayahanda H.
Bahar S.pd dan Ibunda Hj. Naima dan Suamiku tercinta Hebby Prandawi, SE
serta kakak-kakak tercinta (Nirwana S.Pd, Nirwani S.Pd, Sriwati S.Si, Warda)
v
serta seluruh keluarga yang telah memberikan dorongan, keyakinan dan doa bagi
penulis untuk memantapkan langkah dalam melakukan setiap kegiatan. Banyak
pihak turut memberikan sumbangsih, cinta, doa, dukungan dan semangat. Serta
Keluarga yang telah membina, mendidik serta memberikan doa restu dan
dorongan kepada penulis.
Pada kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih yang sebesarbesarnya kepada :
1.
Rektor Universitas Halu Oleo Kendari.
2.
Wakil Rektor Universitas Halu Oleo Kendari.
3.
Dekan Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Halu Oleo.
4.
Ketua
Program
Studi
Kesehatan
Masyarakat
La
Ode
Ali
Imran
A.SKM.,M.KES dan Dosen Pengajar serta Staf Pengelolah Program Studi
Kesmas yang telah banyak memberikan dukungan dan bimbingan selama
mengikuti pendidikan.
5. Drs. La Dupai,M.Kes , Pitrah Asfian.S.sos., M.Sc, Amrin Farzan, S.KM.,MM
selaku penguji yang telah memberikan kritik dan saran yang membangun
demi penyempurnaan isi hasil penelitian ini.
6.
Kepada masyarakat desa Samaenre menyempatkan waktunya dan mau
bekerjasama demi kelancaran penelitian ini.
7.
Kepala Badan Riset Daerah Kabupaten Kolaka yang telah memberikan izin
penelitian kepada penulis.
8.
Kepala Puskesmas Wolo Kecamatan Wolo Kabupaten Kolaka yang telah
memberikan izin untuk melakukan penelitian kecamatan Kolaka .
vi
9.
Ucapan Terimakasih kepada seluruh keluarga Bapak Usman.M.si,Bapak
Sudarman, S.Pd, M.Si ; Bapak Lewa, Bapak Hasym Ciwink, Bapak
Hariagib.S.H, Ibu Cenning, S.Pd yang selalu memberikan bantuan, motivasi
dan dorongan dalam menyelesaikan pendidikan .
10. Buat sahabat-sahabatku tercinta Rismadiyanti, Moita, Hariati, Rohania,
Marfina, Irzal, Irmawati, Ito Erlis, una Maya, Tanggo, Musfika, Mira, Adin,
AsiaWati, Nurmalia, Waode Masfitri, Merry Ratna Dilla, Nansi Natalia,
SriAyu, Yeni Purnama, MasniWati, Nerawati seluruh teman-teman Kesmas
angkatan 2009 yang tidak dapat disebutkan namanya satu persatu, terima
kasih atas bantuannya, kerja samanya, kekompakannya, toleransinya,dan
kenangannya.
11. Buat teman-teman saya di Kesmas Kelas Pagi Angkatan 2009 serta temanteman Kesmas Kelas Sore Angkatan 2009, 2010, 2011, dan 2012 yang tak
dapat disebutkan namanya satu persatu, terima kasih atas bantuannya.
Akhirnya penulis berdoa semoga Allah SWT selalu melindungi dan
melimpahkan rahmat-Nya kepada semua pihak yang telah membantu.
Semoga hasil ini dapat memberikan manfaat bagi pengembangan Ilmu
Pengetahuan, Amin.
Wassalamu‟alaikum Warrahmatullahi Wabarakatuh.
Kendari, Otkober 2015
Penulis
vii
FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PEMANFAATAN PELAYANAN
ANTENATAL CARE DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS WOLO
KECAMATAN WOLO KABUPATEN KOLAKA TAHUN 2015
Oleh
WARTINA KARAMELKA
F2DA 09 159
ABSTRAK
Pemeriksaan Kehamilan adalah salah satu upaya pencegahan awal dari faktor
risiko kehamilan guna mendeteksi dini terjadinya risiko tinggi terhadap kehamilan
dan persalinan dan juga dapat menurunkan angka kematian ibu serta memantau
keadaan janin. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui faktor yang
mempengaruhi pemanfaatan pelayanan Antenatal Care di wilayah kerja
Puskesmas Kecamatan Wolo Kabupaten Kolaka tahun 2015. Jenis penelitian yang
digunakan adalah penelitian analitik dengan rancangan penelitian studi potong
lintang dengan populasi seluruh ibu hamil yang terdaftar mulai bulan Mei - Juni
2015 di Puskesmas Wolo berjumlah 75 orang. Tehnik penentuan sampel
menggunakan Purposive Sampling. Hasil penelitian menunjukkan bahwa variabel
yang mempunyai hubungan terhadap variabel pemanfaatan pelayanan Antenatal
Care oleh ibu hamil yaitu akses pelayanan (p=0,020) dan kondisi ibu hamil
(p=0,044)Variabel pendapatan/penghasilan keluarga (p=0,095), Pengetahuan
(p=0,243); Sikap (p=0,290) dan dukungan suami (p=0,404) tidak memiliki
hubungan terhadap pemanfaatan pelayanan Antenatal Care oleh ibu hamil.
perlunya perhatian terhadap akses ibu hamil dalam mendapatkan pelayanan
kesehatan kehamilan , manfaat dan tujuan dari pelayanan Antenatal Care agar ibu
hamil mampu menjaga kehamilannya dengan baik sehingga risiko kematian ibu
dan bayi dapat dihindari dengan cara melakukan penyuluhan secara merata di
setiap kelurahan/desa.
Kata Kunci : Antenatal Care, Pemanfaatan, Ibu hamil, Puskesmas
viii
FACTORS INFLUENCED ANTENATAL CARE SERVICE UTILIZATION
IN WORKING AREA OF PUBLIC HEALTH CENTER OF WOLO WOLO
DISTRICT KOLAKA REGENCY IN 2015
BY
WARTINA KARAMELKA
F2DA 09 159
ABSTRACT
Pregnancy check is one of the early evasive efforts of pregnancy risk factors to
establish early detection of high risk incidence over pregnancy and parturition as
well as to decline the maternal mortality rate and to control the fetus condition.
This study aimed to understand factors influenced the antenatal care service
utilization in working area of public health center of Wolo Wolo district Kolaka
regency in 2015. This study was analytical through cross sectional study design
with all population of pregnant women registered since May – June 2015 at public
health center of Wolo with the number was 75 people. The sampling technique
was purposive sampling. The results of the study showed that several variables,
which were associated with antenatal care utilization, were service access
(p=0.020), pregnant women condition (p=0.044), and income/family earn (0,095).
In contrast, knowledge (0.243), attitude (0.290) and husband support (0.404) had
no association with antenatal care utilization by pregnant women. There should be
more attention about pregnant women access on receiving pregnancy care service,
benefits and aims of antenatal care service for pregnant women in order they can
maintain their pregnancy well as well as to prevent maternal and infant mortality
risks by holding lecture and socialization thoroughly in each sub district/village.
Key Words: Antenatal Care, Utilization, Pregnant Women, Public Health Center
ix
DAFTAR ISI
Halaman
i
ii
iii
iv
vi
vii
viii
x
xi
xiii
xiv
HALAMAN JUDUL
HALAMAN PENGAJUAN
HALAMAN PENGESAHAN
KATA PENGANTAR
ABSTRAK
ABSTRACT
DAFTAR ISI
DAFTAR GAMBAR
DAFTAR TABEL
DAFTAR LAMPIRAN
DAFTAR SINGKATAN
I. PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah ..........................................................................
B. Rumusan Masalah ...................................................................................
C. Tujuan Penelitian ....................................................................................
D. Manfaat Penelitian ..................................................................................
E. Ruang Lingkup / Batasan Penelitian .......................................................
F. Definisi dan Istilah, Glosarium ...............................................................
G. Organisasi / Sistematika ..........................................................................
1
5
6
7
7
8
9
II. TINJAUAN PUSTAKA
A. Tinjauan Tentang Pelayanan Kesehatan
B. Tinjauan Tentang Utilisasi Pelayanan Kesehatan
C. Tinjauan Tentang Pelayanan Antenatal Care (ANC)
D. Tinjauan Tentang Variabel yang Diteliti
E. Tinjauan Penelitian Sebelumnya
F. Kerangka Konseptual
G. Hipotesis
10
12
15
19
24
26
28
III. METODE PENELITIAN
A. Rancangan Penelitian
B. Waktu dan Lokasi Penelitian
C. Populasi dan Sampel
D. Instrumen Penelitian
E. Definisi Operasional dan Kriteria Objektif
F. Sumber dan Cara Pengumpulan Data
G. Pengolahan, Analisis dan Penyajian Data
32
32
33
34
34
40
41
x
IV. HASIL DAN PEMBAHASAN
A. Gambaran Umum Lokasi Penelitian
B. Hasil Penelitian
C. Pembahasan
44
47
64
V. PENUTUP
A. Simpulan
B. Saran
86
87
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
88
xi
DAFTAR TABEL
No.
Teks
Halaman
1.
Distribusi Responden Menurut Umur di Wilayah Kerja
Puskesmas Wolo Kecamatan Wolo Kabupaten Kolaka
Tahun 2015.
48
2.
Distribusi Responden Menurut Tingkat Pendidikan di
Wilayah Kerja Puskesmas Wolo Kecamatan Wolo
Kabupaten Kolaka Tahun 2015.
49
3.
Distribusi Responden Menurut Pekerjaan Istri di Wilayah
Kerja Puskesmas Wolo Kecamatan Wolo Kabupaten Kolaka
Tahun 2015.
50
4.
Distribusi Responden Menurut Pekerjaan Suami di Wilayah
Kerja Puskesmas Wolo Kecamatan Wolo Kabupaten Kolaka
Tahun 2015.
50
5.
Distribusi Responden Menurut pemanfaatan Antenatal Care
di Wilayah Kerja Puskesmas Wolo Kecamatan Wolo
Kabupaten Kolaka Tahun 2015.
51
6.
Distribusi Responden Menurut Pengetahuan terhadap
Pemanfaatan Antenatal Care di Wilayah Kerja Puskesmas
Wolo Kecamatan Wolo Kabupaten Kolaka Tahun 2015.
52
7.
Distribusi Responden Menurut Sikap Terhadap Pemanfaatan
Antenatal Care di Wilayah Kerja Puskesmas Wolo
Kecamatan Wolo Kabupaten Kolaka Tahun 2015.
53
8.
Distribusi Responden Menurut Dukungan keluarga Terhadap
Pemanfaatan Antenatal Care di Wilayah Kerja Puskesmas
Wolo Kecamatan Wolo Kabupaten Kolaka Tahun 2015.
53
9.
Distribusi Responden Menurut Pendapatan/Penghasilan
Keluarga Terhadap Pemanfaatan Antenatal Care di Wilayah
Kerja Puskesmas Wolo Kecamatan Wolo Kabupaten Kolaka
Tahun 2015.
54
10. Distribusi Responden Menurut Akses Pelayanan terhadap
pemanfaatan antenatal care di Wilayah Kerja Puskesmas
Wolo Kecamatan Wolo Kabupaten Kolaka Tahun 2015.
xii
55
11. Distribusi Responden Menurut Kondisi Ibu Hamil Terhadap
Pemanfaatan Antenatal Care di Wilayah Kerja Puskesmas
Wolo Kabupaten Kolaka Tahun 2015.
12. Hubungan Pengetahuan Dengan Pemanfaatan Antenatal
Care di Wilayah Kerja Puskesmas Wolo Kecamatan Wolo
Kabupaten Kolaka Tahun 2015.
56
13. Hubungan sikap Dengan Pemanfaatan Antenatal Care di
Wilayah Kerja Puskesmas Wolo Kecamatan Wolo
Kabupaten Kolaka Tahun 2015.
57
14. Hubungan dukungan suami Dengan Pemanfaatan Antenatal
Care di Wilayah Kerja Wolo Kecamatan Wolo Kabupaten
Kolaka Tahun 2015.
61
15. Hubungan pendapatan Dengan Pemanfaatan Antenatal Care
di Wilayah Kerja Puskesmas Wolo Kecamatan Wolo
Kabupaten Kolaka Tahun 2015.
60
16. Hubungan Akses Pelayanan Dengan Pemanfaatan Antenatal
Care di Wilayah Kerja Puskesmas Wolo Kecamatan Wolo
Kabupaten Kolaka Tahun 2015.
6
17. Hubungan Kondisi Ibu Hamil Dengan Pemanfaatan
Antenatal Care di Wilayah Kerja Puskesmas Wolo
Kecamatan Wolo Kabupaten Kolaka Tahun 2015.
63
xiii
DAFTAR GAMBAR
No
Halaman
1.
Kerangka Teori Menurut Anderson (1974)
26
2.
Kerangka Konsep Penelitian
28
xiv
DAFTAR LAMPIRAN
Nomor
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
Lembar Pernyataan Persetujuan Menjadi Responden
Kuesioner Penelitian
Print Out SPSS
Print Out Master Tabel
Surat Izin Penelitian dari Badan Penelitian dan Pengembangan
Provinsi Sulawesi Tenggara
Surat Keterangan Telah Melaksanakan Penelitian dari Kepala
Puskesmas Wolo Kabupaten Kolaka
Jadwal Kegiatan
Dokumentasi Penelitian
xv
DAFTAR SINGKATAN
Lambang dan Singkatan
AKI
Depkes
Ditjen
Hb
Kepmenkes
KIA
MDGs
Nakes
Posyandu
Puskesmas
Renstra
RI
Risti
SD
SDKI
SKRT
SLTA
SLTP
SMA
SMP
SMTA
Sultra
TT
>
<
≥
%
=
≠
:
:
:
:
:
:
:
:
:
:
:
:
:
:
:
:
:
:
:
:
:
:
:
:
:
:
:
:
:
Arti/ Keterangan
Angka Kematian Ibu
Departemen Kesehatan
Direktorat Jenderal
Hemoglobin
Keputusan Menteri Kesehatan
Kesehatan Ibu dan Anak
Millenium Development Goals
Tenaga Kesehatan
Pos Pelayanan Terpadu
Pusat Kesehatan Masyarakat
Rencana Strategis
Republik Indonesia
Risiko Tinggi
Sekolah Dasar
Survei Demografi dan Kesehatan Indonesia
Survei Kesehatan Rumah Tangga
Sekolah Lanjut Tingkat Atas
Sekolah Lanjut Tingkat Pertama
Sekolah Menegah Atas
Sekolah Menengah Pertama
Sekolah Menengah Tingkat Atas
Sulawesi Tenggara
Tetanus Toxoid
Lebih besar dari
Lebih kecil atau sama dengan
Lebih besar atau sama dengan
Persen
Sama dengan
Tidak sama dengan
xvi
1
I. PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Menurut Organisasi Kesehatan Dunia World Health Organization
(WHO) Antenatal Care adalah salah satu upaya pencegahan awal dari faktor
risiko kehamilan guna mendeteksi dini terjadinya risiko tinggi terhadap
kehamilan dan persalinan dan juga dapat menurunkan angka kematian ibu
serta memantau keadaan janin. Idealnya bila tiap wanita hamil mau
memeriksakan kehamilannya, bertujuan untuk mendeteksi kelainan-kelainan
yang mungkin ada atau akan timbul pada kehamilan tersebut lekas diketahui,
dan segera dapat diatasi sebelum berpengaruh tidak baik terhadap kehamilan
tersebut dengan melakukan pemeriksaan Antenatal Care (Wiknjosastro,
2005).
Berdasarkan data WHO, ibu hamil yang memeriksakan kehamilannya
minimal empat kali selama periode 2000-2010 sebanyak 53%, untuk negara
berkembang ibu hamil yang memeriksakan kehamilannya satu kali kunjungan
mengalami peningkatan dari sekitar 64% pada tahun 1990 menjadi sekitar
81% pada tahun 2009, sedangkan untuk negara miskin hanya 39% ibu hamil
yang memeriksakan kehamilannya empat kali atau lebih sebelum melahirkan
selama tahun 2000-2010 (WHO, 2012).
Setiap hari pada tahun 2013, sekitar 800 perempuan meninggal karena
komplikasi kehamilan dan kelahiran anak. Hampir semua kematian ini terjadi
di pengaturan sumber daya rendah, dan yang paling bisa dicegah. Penyebab
2
utama kematian adalah perdarahan, hipertensi, infeksi, dan penyebab tidak
langsung, sebagian besar karena interaksi antara kondisi medis yang sudah
ada sebelumnya dan kehamilan. Risiko seorang wanita di negara berkembang
meninggal akibat penyebab ibu berhubungan selama hidupnya adalah sekitar
23 kali lebih tinggi dibandingkan dengan wanita yang tinggal di negara maju.
Kematian ibu merupakan indikator kesehatan yang menunjukkan kesenjangan
yang sangat lebar antara daerah kaya dan miskin, perkotaan dan pedesaan,
baik antar negara dan dalam diri mereka (WHO, 2015).
Dari semua target Millenium Development Goals (MDGs), kinerja
penurunan angka kematian ibu secara global masih rendah. Di Indonesia,
angka kematian ibu melahirkan (MMR/Maternal Mortality Rate) menurun
dari 390 pada tahun 1991 menjadi 228 per 100.000 kelahiran hidup pada
tahun 2007. Target pencapaian MDGs pada tahun 2015 adalah sebesar 102
per 100.000 kelahiran hidup, sehingga diperlukan kerja keras untuk mencapai
target tersebut.
Derajat kesehatan masyarakat di Indonesia dapat ditinjau dari AKI dan
AKB. Salah satu faktor yang memengaruhi AKB adalah tenaga penolong
persalinan. Meskipun banyak ibu hamil yang pernah memeriksakan
kehamilannya ke tenaga medis, namun masih banyak persalinan yang
ditolong oleh tenaga non medis, khususnya yang terjadi di pedesaan. Untuk
dapat menekan AKB dan AKI perlu digerakkan upaya Gerakan Sayang Ibu
(GSI), kelangsungan hidup, perkembangan serta perlindungan ibu dan anak,
3
Gerakan Keluarga Reproduksi Sehat (GKRS), Safe Motherhood, dan
penempatan bidan di desa-desa (Depkes RI, 2009; Kusmiran, 2011).
Upaya Safe Motherhood merupakan upaya untuk menyelamatkan wanita
agar kehamilan dan persalinan dapat dilalui dengan sehat dan aman, serta
menghasilkan bayi yang sehat. Di Indonesia, upaya Safe Motherhood
diterjemahkan sebagai upaya kesejahteraan/ keselamatan ibu. Kesejahteraan
ibu menunjukkan ruang lingkup yang luas, meliputi hal-hal di luar kesehatan,
sedangkan keselamatan ibu berorientasi khusus pada aspek kesehatan. Safe
Motherhood memiliki Empat Pilar utama yaitu; 1) Keluarga berencana, 2)
Pelayanan Antenatal Care (ANC), 3) Persalinan yang aman, 4) Pelayanan
obstetric essensi/emergensi. Pilar yang kedua yaitu pelayanan Antenatal Care
yang bertujuan utamanya mencegah komplikasi obstetri dan memastikan
bahwa komplikasi dideteksi sedini mungkin serta ditangani secara memadai
(Prawirohardjo, 2010).
Menurut Profil Dinas Kesehatan Provinsi Sulawesi Tenggara Tahun
2014, cakupan kunjungan ibu hamil K1 di Sulawesi Tenggara adalah 96,14%
dan K4 adalah 81,41%. Untuk Kabupaten Kolaka, cakupan kunjungan ibu
hamil K1 di Sulawesi Tenggara adalah 99,98% dan K4 adalah 79,97%, dan
menjadi terdapat 5 kasus kematian maternal pada tahun 2014. (Dinkes Prov.
Sulawesi Tenggara, 2014).
Berdasarkan laporan data dinas kesehatan kabupaten kolaka pada tahun
2011 Angka Kematian Ibu (AKI) meningkat menjadi 10 orang dari 6.800
kelahiran hidup, kemudian tahun 2012 jumlah kematian ibu meningkat lagi
4
menjadi 13 orang dari 5.744 kelahiran hidup dan tahun 2013 menjadi 15
kematian ibu dari 6.285 kelahiran hidup.dari 15 kematian ibu berdasarkan
tempat yang tertinggi adalah meninggal di Rumah Sakit BLUD Benyamin
Guluh Kolaka 8 orang, Rumah sakit Provinsi 3 orang, dalam perjalanan 2
orang , Rumah Sakit Unaaha 1 orang dan 1 orang dirumah pasien,Sedangkan
Angka Kematian Bayi (AKB ) berfluktuasi, tahun 2011 meningkat menjadi
16,2% per 1.000 kelahiran hidup, kemudian tahun 2012 turun menjadi 11,1% per
1.000 kelahiran hidup dan tahun 2013 menjadi 11,6%per 1.000 kelahiran hidup.
Pencapaian ini cukup baik karena lebih rendah dari angka nasional.(Dinkes
Kab.kolaka,2013).
Berdasarkan laporan data pada wilayah kerja Puskesmas kecamatan
Wolo, pada tahun 2013 kematian ibu nifas (post partum 24 hari) sebesar 1
kasus dan kematian neonatal sebesar 2 kasus. Persentase ibu hamil risti yang
dirujukan selama tahun 2011 di Kabupaten Kolaka sebesar 125 kasus.
Ditemukan kasus bayi lahir mati tahun 2012 sebanyak 1 kasus. Persentase ibu
hamil risti komplikasi selama tahun 2012 di Puskesmas Wolo sebesar 13
kasus atau 22,60%. Pada tahun 2010 kesenjangan antara cakupan K1 dan K4
sebesar 6,47%, kemudian tahun 2011 meningkat menjadi 12,48% dan
kesenjangannya kembali meningkat pada tahun 2012 sebesar 10,79%.
Kendala yang dihadapi oleh warga Kecamatan Wolo Kabupaten Kolaka
adalah kurang lancarnya akses, kurangnya pengetahuan dan kepedulian
mereka terhadap pelayanan kesehatan. Mengingat banyaknya faktor yang
mempengaruhi pemanfaatan pelayanan Antenatal Care maka penelitian ini
hanya melihat pada pengaruh pengetahuan, sikap, dukungan suami,
5
pendapatan/penghasilan keluarga, akses dan kondisi ibu hamil terhadap
pemanfaatan pelayanan Antenatal Care di wilayah kerja Puskesmas
kecamatan Wolo Kabupaten Kolaka tahun 2015.
Menurut UU No 36 Tahun 2009, kesehatan adalah keadaan sehat, baik
secara fisik, mental, spritual maupun sosial yang memungkinkan setiap orang
untuk hidup produktif secara sosial dan ekonomis. Kesehatan merupakan
investasi untuk mendukung pembangunan ekonomi serta memiliki peran
penting dalam upaya penanggulangan kemiskinan. Pembangunan kesehatan
harus dipandang sebagai investasi untuk meningkatkan kualitas sumber daya
manusia. Dalam pengukuran Indeks Pembangunan Manusia (IPM), kesehatan
adalah salah satu komponen utama selain pendidikan dan pendapatan
(Elfindri, 2011).
Kesenjangan antara cakupan K1 dan K4 menunjukkan angka drop out
K1-K4; dengan kata lain jika kesenjangan K1 dan K4 kecil maka hampir
semua ibu hamil yang melakukan kunjungan pertama pelayanan Antenatal
Care meneruskan hingga kunjungan keempat pada triwulan 3, sehingga
kehamilannya dapat terus dipantau oleh petugas kesehatan (Kemenkes RI,
2011).
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang tersebut, maka dapat ditarik rumusan
masalah
penelitian
yakni:
Bagaimana
pengaruh
pada
pengetahuan,
Bagaimana pendapatan/penghasilan keluarga, Bagaimana Akses, Bagaimana
pengaruh pengetahuan, sikap, Bagaimana dukungan suami serta Bagaimana
6
kondisi ibu hamil pemanfaatan pelayanan Antenatal Care di wilayah kerja
Puskesmas Kecamatan Wolo Kabupaten Kolaka tahun 2015?
C. Tujuan Penelitian
1. Tujuan Umum
Tujuan umum dari penelitian ini adalah untuk mengetahui faktor
yang mempengaruhi pemanfaatan pelayanan Antenatal Care di wilayah
kerja Puskesmas Kecamatan Wolo Kabupaten Kolaka tahun 2015.
2. Tujuan Khusus
a. Untuk mengetahui pengaruh akses terhadap pemanfaatan pelayanan
Antenatal Care di wilayah kerja Puskesmas Kecamatan Wolo
Kabupaten Kolaka tahun 2015.
b. Untuk mengetahui pengaruh pendapatan/penghasilan keluarga terhadap
pemanfaatan pelayanan Antenatal Care di wilayah kerja Puskesmas
Kecamatan Wolo Kabupaten Kolaka tahun 2015.
c. Untuk mengetahui pengaruh pengetahuan terhadap pemanfaatan
pelayanan Antenatal Care di wilayah kerja Puskesmas Kecamatan
Wolo Kabupaten Kolaka tahun 2015.
d. Untuk mengetahui pengaruh sikap terhadap pemanfaatan pelayanan
Antenatal Care di wilayah kerja Puskesmas Kecamatan Wolo
Kabupaten Kolaka tahun 2015.
e. Untuk mengetahui pengaruh dukungan suami terhadap pemanfaatan
pelayanan Antenatal Care di wilayah kerja Puskesmas Kecamatan
Wolo Kabupaten Kolaka tahun 2015.
7
f. Untuk mengetahui kondisi ibu hamil terhadap pemanfaatan pelayanan
Antenatal Care di wilayah kerja Puskesmas Kecamatan Wolo kabupaten
Kolaka tahun 2015.
D. Manfaat Penelitian
1. Manfaat Teoritis
Penelitian ini dapat dijadikan sebagai bahan pengembangan ilmu
pengetahuan khususnya pelayanan Antenatal Care dan sebagai bahan
informasi bagi peneliti selanjutnya yang relevan dengan penelitian ini.
2. Manfaat Praktis
Penelitian ini diharapkan dapat menjadi bahan informasi bagi dunia
kesehatan dan dunia pendidikan dalam menentukan kebijakan khususnya
dalam peningkatan pelayanan Antenatal Care di masa yang akan datang.
3. Manfaat Bagi Peneliti
Merupakan pengalaman bagi penulis dalam melaksanakan
penelitian serta mengaplikasikan berbagai teori dan konsep yang didapat
di bangku kuliah ke dalam bentuk penelitian ilmiah.
E. Ruang Lingkup / Batasan Penelitian
Mengingat luasnya pembahasan mengenai permasalahan tentang
Pelayanan Kesehatan Ibu Hamil, maka penelitian ini membatasi pada :
1.
Objek Penelitian : Ibu Hamil Trimester III di wilayah kerja Puskesmas
Kecamatan Wolo Kabupaten Kolaka Tahun 2015.
8
2.
Pembahasan Penelitian : dibatasi pada pembahasan mengenai Akses,
Pendapatan/penghasilan keluarga, pengetahuan, sikap, dukungan suami,
kondisi ibu hamil dan pemanfaatan pelayanan Antenatal Care.
F. Definisi dan Istilah, Glosarium
Amenore
: Keadaaan tidak terjadinya haid pada seorang
wanita. Hal tersebut normal terjadi pada masa
sebelum pubertas, kehamilan dan menyusui,
dan setelah menopause.
Anoreksia
: Kelainan psikis yang diderita seseorang berupa
kehilangan nafsu makan, meski sebenarnya
lapar dan berserela terhadap makanan.
Antenatal Care
: Pemeriksaan Kehamilan.
Cakupan
: Suatu pengukuran, biasanya dinyatakan dalam
persentase terhadap semua orang atau rumah
tangga
yang
memperoleh
pelayanan
dibandingkan dengan total orang atau rumah
tangga yang seharusnya mendapatkannya.
Demografi
: Kajian mengenai populasi yang menyangkut
berbagai faktor seperti jumlah, struktur usia,
kepadatan, fertilitas, kematian, pertumbuhan,
serta variabel sosial dan ekonomi.
Hiperemesis Gravidarum
: Mual muntah berlebihan selama masa hamil
karena intensitasnya melebihi muntah normal
dan berlangsung selama kehamilan trimester
pertama.
Hormon
: Zat yang dibentuk oleh bagian tubuh tertentu
dalam jumlah sedikit, dan dibawa kejaringan
tubuh lain; berguna untuk menggiatkan kerja
alat-alat tubuh tertentu.
Imunisasi TT
: Imunisasi Tetanus Toksoid, imunisasi untuk
mencegah penyakit tetanus.
Komplikasi
: Perpaduan beberapa penyakit yang terdapat
pada tubuh manusia yang disebabkan oleh
keadaan penyakit lama
Obsetri
: Cabang ilmu kedokteran yang berhubungan
dengan persalinan, hal-hal yang mendahuluinya
dan gejala-gejala sisanya.
9
Perinatal
: Periode yang muncul sekitar pada waktu
kelahiran (5 bulan sebelumnya dan satu bulan
sesudahnya)
Plasenta
: Suatu organ dalam kandungan pada masa
kehamilan.
Posyandu
: Salah satu wadah peran serta masyarakat yang
dikelola dan diselenggarakan dari, oleh, untuk
dan bersama masyarakat guna memperoleh
pelayanan kesehatan dasar dan memantau
pertumbuhan
balita
dalam
rangka
meningkatkan kualitas sumber daya manusia
secara dini.
Puskesmas
: Pusat Kesehatan Masyarakat, Unit pelaksana
teknis dinas kesehatan kabupaten/kota yang
bertanggung
jawab
menyelenggarakan
pembangunan kesehatan di suatu wilayah kerja.
G. Organisasi/Sistematika
Hasil
penelitian
ini
berjudul
“Faktor
yang
Mempengaruhi
Pemanfaatan Pelayanan Antenatal Care di Wilayah Kerja Puskesmas
Kecamatan Wolo Kabupaten Kolaka tahun 2015” yang dibimbing oleh
Pembimbing I, Ambo Sakka, S.KM.,M.A.R.S., dan Pembimbing II, La Ode
Imran A, S.KM., M.Kes., serta tim penguji I, Drs. La Dupai M.Kes., penguji
II, Pitrah Asfian, S.Sos., M.Sc., dan penguji III, Amrin Farzan, S.KM., MM.
10
II. TINJAUAN PUSTAKA
A. Tinjauan Tentang Pelayanan Kesehatan
Definisi pelayanan kesehatan menurut Depkes RI (2009) adalah setiap
upaya yang diselenggarakan sendiri atau secara bersama-sama dalam suatu
organisasi untuk memelihara dan meningkatkan kesehatan, mencegah dan
menyembuhkan penyakit serta memulihkan kesehatan perorangan, keluarga,
kelompok dan atupun masyarakat.
Kebutuhan akan layanan kesehatan membutuhkan 5 elemen yakni :
1.
Accesbility
Definisi dan aspek konsep akses ke perawatan medis yang
ditinjau dan diintegrasikan ke dalam kerangka kerja yang memandang
kebijakan kesehatan seperti yang dirancang untuk mempengaruhi
karakterisitik dari sistem penyedia layanan kesehatan dan populasi
berisiko dalam rangka membawa perubahan dalam pemanfaatan
kesehatan pelayanan perawatan dan kepuasan konsumen dengan
pelayanan tersebut. Akses dapat berupa ketersediaan dimanapun dan
kapanpun pasien membutuhkan. Akses juga dapat berupa ketersediaan
finansial dan sumber pelayanan kesehatan di dalam suatu daerah. Baik
rural maupun urban, harus memiliki akses yang seimbang untuk
pelayanan kesehatan.
2.
Availability
Ketersediaan dalam pelayanan kesehatan. Namun, tidak semua
pelayanan kesehatan dapat tersedia untuk beberapa populasi yang
11
berbeda, atau para dokter mungkin memiliki kecenderungan yang
berbeda untuk menawarkan pengobatan bagi pasien dengan kebutuhan
yang sama dari kelompok populasi yang berbeda.
3.
Knowledge
Pengetahuan dalam pelayanan kesehatan sangat dibutuhkan.
Terutama mengenai perawatan atau pengobatan. Pengetahuan diperlukan
sebagai titik puncak untuk mencapai sikap dan perilaku
4.
Attitude
Sikap atau perilaku kesehatan adalah suatu respons seseorang
(organisme) terhadap stimulus atau objek yang berkaitan dengan sakit,
penyakit dan sistem pelayanan kesehatan. Pasien dengan tingkat
pengetahuan yang tinggi tentang pelayanan kesehatan akan merasakan
kemampuan secara lebih dalam hal meningkatkan kewaspadaan mereka
dalam menjaga kesehatan.
5.
Beliefs
Kadang-kadang, di suatu daerah atau tempat, penduduk di
dalamnya memiliki berbagai macam kepercayaan yang berkaitan dengan
layanan kesehatan, yang tentu saja memberikan dampak pada status
kesehatan penduduk tersebut. Misalnya, di daerah Jawa Tengah, ada
kepercayaan bahwa ibu hamil pantang makan telur karena akan
mempersulit persalinan dan pantang makan daging karena akan
menyebabkan pendarahan yang banyak. Tentunya hal ini sangat
mempengaruhi daya tahan dan kesehatan bayi. Selain itu, larangan untuk
12
memakan buah-buahan seperti pisang, nenas, ketimun dan lain-lain bagi
wanita hamil juga masih dianut oleh beberapa kalangan masyarakat
terutama masyarakat di daerah pedesaan (Ridwan, 2011).
B. Tinjauan Tentang Utilisasi Pelayanan Kesehatan
Hakekat dasar penyelenggaraan pelayanan kesehatan menurut Aswar
(1996) adalah untuk memenuhi kebutuhan dan tuntutan para pemakai jasa
pelayanan kesehatan terhadap kesehatan sedemikian rupa sehingga kesehatan
para pemakai jasa pelayanan kesehatan tersebut tetap terpelihara. Bertitik
tolak dari hakekat dasar ini, maka pelayanan kesehatan dapat dikategorikan
sempurna bila memenuhi kebutuhan dan tuntutan setiap konsumen (pasien)
yang terkait dengan timbulnya rasa puas terhadap pelayanan kesehatan.
Arrow dalam Tjiptoherijanto (1994), utilisasi pelayanan kesehatan
sangat erat kaitannya dengan waktu kapan kita memerlukan pelayanan
kesehatan, dan seberapa jauh efektifitas pelayanan tersebut. Hubungan antara
keinginan sehat dan permintaan (demand) akan pemanfaatan pelayanan
kesehatan hanya kelihatannya saja sederhana tetapi sebenarnya sangat
kompleks, penyebab utamanya adalah misalnya karena persoalan informasi
yang umumnya dilakukan oleh para ahli kesehatan kepada masyarakat. Dari
informasi yang mereka sebarkan itulah masyarakat kemudian terpengaruh
untuk mengambil keputusan melakukan permintaan akan pemanfaatan
pelayanan kesehatan.
Cukup banyak model-model penggunaan pelayanan kesehatan yang
dikembangkan seperti model kependudukan, model sumberdaya masyarakat,
13
model organisasi dan lain-lain sesuai dengan variabel-variabel yang
digunakan dalam masing-masing model (Notoatmodjo, 2010).
Menurut Anderson dalam Notoatmodjo (2003), dalam Behavioral
Model of Health Service Use, bahwa faktor-faktor dalam utilisasi pelayanan
kesehatan adalah faktor prediposisi (demografi, struktur sosial, kepercayaan
konsumen terhadap pelayanan kesehatan), faktor pemungkin (keluarga,
masyarakat), dan faktor kebutuhan (perceived need dan evaluated need).
Dalam model Anderson ini, terdapat 3 (tiga) kategori utama dalam
pelayanan kesehatan yaitu :
1.
Komponen predisposisi, menggambarkan kecenderungan individu yang
berbeda-beda dalam menggunakan pelayanan kesehatan seseorang.
Komponen terdiri dari:
a.
Faktor-faktor demografi (umur, jenis kelamin, status perkawinan,
besar keluarga dan lain-lain).
2.
b.
Faktor struktural sosial (suku bangsa, pendidikan dan pekerjaan).
c.
Faktor keyakinan/kepercayaan (pengetahuan, sikap dan persepsi).
Komponen enabling (pemungkin/pendorong), menunjukkan kemampuan
individual untuk menggunakan pelayanan kesehatan. Di dalam
komponen ini termasuk faktor-faktor yang berpengaruh dengan perilaku
pencarian :
a.
Sumber keluarga (pendapatan/penghasilan, kemampuan membayar
pelayanan, keikutsertaan dalam asuransi, dukungan suami, informasi
pelayanan kesehatan yang dibutuhkan).
14
b.
Sumber daya masyarakat (suatu pelayanan, lokasi/akses transportasi
dan sebagainya).
3.
Komponen need (kebutuhan), merupakan faktor yang mendasari dan
merupakan stimulus langsung bagi individu untuk menggunakan
pelayanan kesehatan apabila faktor-faktor predisposisi dan enabling itu
ada. Kebutuhan pelayanan kesehatan dapat dikategorikan menjadi :
a.
Kebutuhan yang dirasakan/persepsikan (seperti kondisi kesehatan,
gejala sakit, ketidakmampuan bekerja).
b.
Evaluasi/clinical diagnosis yang merupakan penilaian keadaan sakit
didasarkan oleh petugas kesehatan (tingkat beratnya penyakit dan
gejala penyakit menurut diagnosis klinis dari dokter).
Pendapat ini didukung oleh Cumming dkk (Muzaham,1995), suatu
kategori variabel utama yang muncul dari analisis terhadap model-model
yang terdahulu bahwa pemanfaatan pelayanan kesehatan dipengaruhi oleh :
1.
Perihal yang menyangkut kemudahan memperoleh pelayanan kesehatan,
seperti
kemampuan
pemeliharaan
individu
kesehatan,
membayar
kesadaran
mereka
biaya
untuk
pelayanan
dan
menggunakan
pelayanan kesehatan dan tersedianya fasilitas pelayanan kesehatan.
2.
Perihal yang menyangkut sikap individu terhadap pelayanan kesehatan
seperti kepercayaan terhadap manfaat pengobatan dan kepercayaan
terhadap kualitas pelayanan yang tersedia.
15
3.
Perihal yang menyangkut ancaman penyakit seperti persepsi individu
terhadap gejala-gejala penyakit dan kepercayaan terhadap gangguan serta
akibat-akibat penyakit tersebut.
4.
Perihal yang berkaitan dengan pengetahuan tentang penyakit.
5.
Perihal yang berkaitan dengan interaksi sosio individu, norma sosial dan
struktur sosial.
6.
Perihal yang berkaitan dengan karakteristik demografi (status sosial,
penghasilan dan pendidikan).
C. Tinjauan Tentang Pelayanan Antenatal Care (ANC)
1.
Pengertian
Perawatan kehamilan merupakan pelayanan kesehatan oleh
tenaga kesehatan untuk ibu selama masa kehamilannya, dilaksanakan
sesuai dengan standar pelayanan antenatal yang ditetapkan (Depkes RI,
2009). Antenatal Care adalah pemeriksaan kehamilan untuk melihat dan
memeriksa keadaan ibu dan janin yang dilakukan secara berkala diikuti
dengan upaya koreksi terhadap penyimpangan yang ditemukan selama
kehamilan (Yulifah, dkk, 2009).
2.
Tujuan Antenatal Care (ANC)
Tujuan utama Antenatal Care adalah untuk memfasilitasi hasil
yang sehat dan positif bagi ibu maupun bayinya dengan membina
hubungan saling percaya dengan ibu, mendeteksi komplikasi-komplikasi
yang dapat mengancam jiwa, mempersiapkan kelahiran, dan memberikan
16
pendidikan. Antenatal Care penting untuk menjamin agar proses alamiah
tetap berjalan selama kehamilan (Marmi, 2011).
a) Tujuan Umum
1) Memantau kemajuan kehamilan untuk memastikan kesehatan
ibu dan tumbuh kembang janin.
2) Meningkatkan dan mempertahankan kesehatan fisik, maternal
dan sosial ibu dan bayi.
3) Mempersiapkan peran ibu dan keluarga dalam menerima
kelahiran bayi agar dapat tumbuh kembang secara normal.
4) Mempromosikan dan menjaga kesehatan fisik dan mental ibu
dan bayi dengan pendidikan, nutrisi, kebersihan diri, dan proses
kelahiran bayi.
5) Mendeteksi dan menatalaksanakan komplikasi medik, bedah,
atau obsetri selama kehamilan.
6) Mengembangkan
persiapan
persalinan
serta
persiapan
menghadapi komplikasi.
7) Membantu
menyiapkan
ibu
menyusui
dengan
sukses,
menjalankan nifas normal dan merawat anak secara fisik,
psikologis dan sosial (Marmi, 2011).
b) Tujuan Khusus
Menurut Manuaba (1998) sebagaimana yang dikutip oleh
Marmi (2011), menyatakan bahwa tujuan khusus Antenatal Care
adalah :
17
1) Mengenal dan menangani sedini mungkin penyulit-penyulit
yang terdapat saat kehamilan, persalinan, dan nifas.
2) Mengenal dan menangani penyakit yang menyertai hamil,
persalinan, nifas.
3) Menurunkan angka kesakitan dan kematian ibu dan perinatal.
3.
Jadwal Pemeriksaan Kehamilan
WHO dalam Marmi (2011) menganjurkan agar setiap wanita
hamil mendapatkan paling sedikit empat kali kunjungan selama periode
antenatal:
a) Satu kali kunjungan selama trimester pertama (sebelum usia
kehamilan 14 minggu).
b) Satu kali kunjungan selama trimester kedua (usia kehamilan antara
14-28 minggu).
c) Dua kali kunjungan selama trimester ketiga (usia kehamilan antara
28-36 minggu dan sesudah usia kehamilan 36 minggu).
4.
Cakupan Pemeriksaan Kehamilan
Cakupan pemeriksaan kehamilan (pelayanan antenatal) adalah
persentase ibu hamil yang telah mendapat pemeriksaan kehamilan oleh
tenaga kesehatan di suatu wilayah kerja. Cakupan, kunjungan baru ibu
hamil
(K1) dipakai
sebagai
indikator aksesabilitas
(jangkauan)
pelayanan, angka cakupan K1 diperoleh dari jumlah K1 dalam 1 tahun
dibagi jumlah ibu hamil di wilayah kerja dalam 1 tahun. Dalam
pengelolaan program KIA disepakati bahwa cakupan ibu hamil adalah
18
cakupan kunjungan ibu hamil yang keempat (K4), yang dipakai sebagai
indikator tingkat perlindungan ibu hamil (Depkes RI, 2007).
5.
Standar Pelayanan Antenatal Care
Pelayanan
antenatal
sesuai
standar
meliputi
anamnesis,
pemeriksaan fisik (umum dan kebidanan), pemeriksaan laboratorium
rutin dan khusus, serta intervensi umum dan khusus (sesuai risiko yang
ditemukan dalam pemeriksaan) (Depkes RI, 2009).
Dalam melaksanakan pelayanan Antenatal Care, ada sepuluh
standar pelayanan yang harus dilakukan oleh bidan atau tenaga kesehatan
yang dikenal dengan 10 T. Pelayanan atau asuhan standar minimal 10 T
adalah sebagai berikut (Depkes RI, 2009) :
1) Timbang berat badan dan ukur tinggi badan.
2) Pemeriksaan tekanan darah.
3) Nilai status gizi (ukur lingkar lengan atas).
4) Pemeriksaan puncak rahim (tinggi fundus uteri).
5) Tentukan presentasi janin dan denyut jantung janin (DJJ).
6) Skrining status imunisasi Tetanus dan berikan imunisasi Tetanus
Toksoid (TT) bila diperlukan.
7) Pemberian Tablet zat besi minimal 90 tablet selama kehamilan.
8) Test laboratorium (rutin dan khusus).
9) Tatalaksana kasus.
10) Temu wicara (konseling), termasuk Perencanaan Persalinan dan
Pencegahan Komplikasi (P4K) serta KB paska persalinan.
19
D. Tinjauan Tentang Variabel yang Diteliti
1.
Pengetahuan
Pengetahuan merupakan hasil dari tahu. Dan ini terjadi setelah
orang melakukan pengindraan terhadap suatu objek tertentu. Pengindraan
terjadi melalui panca indra manusia yaitu indra penglihatan, indra
pendengaran, penciuman, rasa dan raba. Dimana sebagian besar
pengetahuan manusia diperoleh melalui mata dan telinga (Notoatmodjo,
2003).
Pengetahuan atau kognitif merupakan domain yang sangat
penting untuk terbentuknya tindakan seseorang, Karena dari pengalaman
dan penelitian ternyata pengetahuan dan sikap yang didasari oleh
pengetahuan akan lebih langgeng daripada penelitian yang tidak didasari
oleh pengetahuan. Penelitian Rogers (1974) dalam Notoatmodjo (2003)
mengungkapkan bahwa sebelum orang mengadopsi pengetahuan dan
sikap baru didalam diri orang tersebut terjadi proses yang berurutan,
yakni:
a) Awareness (kesadaran), di mana orang tersebut menyadari dalam arti
mengetahui terlebih dahulu terhadap stimulus (objek).
b) Interest (merasa tertarik) terhadap stimulus atau objek tersebut. Di
sini sikap subjek sudah mulai timbul.
c) Evalution (menimbang-nimbang) terhadap baik dan tidaknya
stimulus tersebut bagi dirinya. Hal ini berarti sikap responden sudah
lebih baik lagi.
20
d) Trial, di mana subjek mulai mencoba melakukan sesuatu sesuai
dengan apa yang dikehendaki oleh stimulus.
e) Adaption, di mana subjek telah berpengetahuan dan sikap baru
sesuai dengan pengetahuan, kesadaran, dan sikapnya terhadap
stimulus.
2.
Sikap
Sikap merupakan reaksi atau respon seseorang yang masih
tertutup terhadap suatu stimulus atau objek. Sikap tidak dapat langsung
dilihat, tetapi hanya dapat ditafsirkan terlebih dahulu dari perilaku yang
tertutup. Sikap secara nyata menunjukkan konotasi adanya kesesuaian
reaksi terhadap stimulus tertentu. Dalam kehidupan sehari-hari adalah
merupakan reaksi yang bersifat emosional terhadap stimulus sosial
(Notoatmodjo, 2003). Sikap merupakan reaksi atau respon yang masih
tertutup dari seseorang terhadap suatu stimulus atau objek. Sikap
mencerminkan kesenangan atau ketidaksenangan seseorang terhadap
sesuatu. Sikap berasal dari pengalaman, atau dari orang yang dekat
dengan kita. Mereka dapat mengakrabkan kita dengan sesuatu, atau
menyebabkan kita menolaknya (Wahid, 2007).
Menurut Notoatmodjo (2003) yang mengutip pendapat Allport
(1954), bahwa sikap itu mempunyai 3 komponen pokok, yaitu:
a) Kepercayaan (keyakinan), ide dan konsep terhadap suatu objek.
b) Kehidupan emosional atau evaluasi emosional terhadap suatu objek.
c) Kecenderungan untuk bertindak (trend to behave).
21
3.
Dukungan Suami
Dukungan yang diberikan suami selama istri hamil dapat
mengurangi kecemasan serta mengembalikan kepercayaan diri dari calon
ibu dalam mengalami proses kehamilan. Ada 4 bentuk dukungan yang
diberikan suami kepada istri dalam menghadapi proses kehamilannya,
yaitu: a) dukungan emosional, b) dukungan instrumental, c) dukungan
penghargaan, d) dukungan informasi (Bobak, 2005).
Peran suami dalam kehamilan istri dapat sebagai orang yang
memberi asuhan, sebagai orang yang berespons terhadap perasaan rentan
wanita hamil, baik pada aspek biologis maupun dalam hubungannya
dengan ibunya sendiri. Dukungan pria menunjukkan keterlibatannya
dalam kehamilan pasangannya dan persiapannya untuk terikat dengan
anaknya (Bobak, 2005).
4.
Pendapatan/Penghasilan Keluarga
Secara umum penghasilan atau biasa juga disebut pendapatan
adalah seluruh hasil kegiatan, baik itu uang ataupun materi lainnya.
Dalam Kamus ekonomi disebutkan penghasilan diartikan sebagai suatu
hasil berupa uang atau jasa-jasa lainnya. Pendapatan yang dimaksud
adalah pendapatan yang diperoleh kepala keluarga yang bersumber dari
sektor formal dan informal dalam waktu satu bulan yang diukur denga
rupiah. Sektor formal berupa gaji atau upah yang diperoleh secara tetap
sedangkan sektor informal berupa penghasilan tambahan seperti dagang,
tukang dan buruh (Sumardi, 2001).
22
Pendapatan keluarga adalah semua penghasilan yang didapat
keluarga selama sebulan. Berkaitan dengan besarnya pendapatan
keluarga, Pemerintah Kabupaten Kolaka telah menetapkan Upah
Minimum Kabupaten (UMK) Tahun 2013 sebesar Rp. 1.650.000,sebulan untuk sektor umum dan sektor bangunan sebesar Rp. 1.800.000,
(Peraturan Gubernur No. 88 Tahun 2013, dalam www. Suara kendari.
com ).
Salah satu faktor yang memberikan kontribusi terhadap
permintaan pelayanan
kesehatan
adalah pendapatan.
Pendapatan
merupakan pertimbangan dalam memilih pelayanan kesehatan. Sebagian
besar kesehatan merupakan barang mahal dimana kenaikan penghasilan
akan meningkatkan permintaan untuk pelayanan kesehatan (Maryam,
2005).
5.
Akses
Pengertian akses yaitu kemudahan menjangkau secara fisik bukan
cuma meter, tapi adanya jalan dan angkutan ke sana. Namun akses juga
dalam pengertian kemudahan untuk memperoleh pelayanan tersebut.
Jarak adalah tempat masyarakat dengan Puskesmas yang diukur
dengan indikator waktu. Wilayah kerja Puskesmas bisa kecamatan, faktor
kepadatan penduduk, luas daerah, keadaan geografis dan keadaan
infrastruktur lainnya merupakan bahan pertimbangan dalam menentukan
wilayah kerja Puskesmas.
23
Menurut Razak (2000), bahwa akses untuk memanfaatkan
pelayanan kesehatan dibagi dalam tiga kelompok yaitu; akses dekat bila
dihitung dalam radius kilometer sejauh kurang dari 1 Km, sedang bila
dihitung dalam radius kilometer sejauh 1-4 Km dan aksesnya jauh bila
dihitung dalam radius kilometer lebih dari 4 Km.
6.
Kondisi Ibu Hamil
Menurut Depkes (2007) keadaan ibu hamil yang harus diwaspadai
ialah keadaan yang mungkin berpengaruh terhadap timbulnya kesulitan
pada kehamilan atau persalinan, salah satunya adalah pernah mengalami
kesulitan selama kehamilan, misalnya pendarahan, kejang-kejang,
demam tinggi, keadaan-keadaan tersebut harus diwaspadai karena
kemungkinan ibu akan mendapatkan kesulitan lagi, sehingga diperlukan
pemantauan yang lebih intensif salah satunya melalui kunjungan
antenatal secara berkualitas.
24
E. Tinjauan Penelitian Sebelumnya
No
Nama
Tahun
Judul Penelitian
Hasil Penelitian
Sumber
1
1
2
Herzein M.
Harianja
3
2004
5
Umur ibu, tingkat
pendidikan, status
pekerjaan, pendapatan
keluarga, dukungan
suami, pengetahuan dan
sikap ibu berpengaruh
secara signifikan
terhadap frekuensi
pemeriksaan kehamilan.
6
Skripsi
2
Agnes MD
Tambunan
2005
Karakteristik ibu hamil
yang mempunyai
pengaruh terhadap
kunjungan pelayanan
antenatal adalah
pekerjaan (p=0.021),
tingkat pengetahuan
(p=0.006).
Skripsi
3
Murniati
2007
4
Hubungan
Karakteristik,
Pengetahuan dan
Sikap Ibu dengan
Frekuensi
Pemeriksaan
Kehamilan di
Puskesmas
Parsobiran
Pematangsiantar
2004
Pengaruh
Karakteristik Ibu
Hamil Terhadap
Frekuensi
Kunjungan
Pelayanan
Antenatal di
Wilayah Kerja
Puskesmas Sei
Semayang
Kabupaten Deli
Serdang Tahun
2005
Faktor-faktor
yang
Berhubungan
dengan
Pemanfaatan
Pelayanan
Antenatal oleh
Ibu Hamil di
Kabupaten Aceh
Tenggara
Faktor yang berhubungan
dengan pemanfaatan
pelayanan antenatal
adalah pengetahuan ibu
(komponen predisposisi)
dan keterjangkauan
pelayanan (komponen
pemungkin) dan kondisi
ibu serta ketersediaan
pelayanan (komponen
kebutuhan). Faktor yang
tidak berhubungan
adalah umur ibu, paritas,
jarak kelahiran,
pendidikan, sikap dan
pekerjaan.
Tesis
25
No
Nama
1
2
4 Adri
5
Rini
Mutahar
6
Riris
Situmeang
Tahun Judul Penelitian
3
4
2008
Faktor-faktor
yang
mempengaruhi
cakupan program
pemeriksaan
kehamilan (K1
dan K4) di
Puskesmas
Runding Kota
Subulussalam
Propinsi NAD
2010
Analisis
Determinan
Pemanfaatan
Layanan
Antenatal di
Sumatera Selatan
2010
Pengaruh Faktor
Predisposisi,
Pemungkin dan
Kebutuhan
Terhadap
Pemanfaatan
Sarana Pelayanan
Antenatal oleh
Ibu Hamil di
Hasil Penelitian
Sumber
5
6
Secara statistik seluruh
Tesis
faktor geografis (akses,
waktu tempuh dan sarana
transportasi) berpengaruh
terhadap Antenatal Care
(p<0,05). Variabel
perilaku (pengetahuan,
sikap dan tindakan)
berpengaruh terhadap
Antenatal Care (p<0,05).
Ibu yang mengalami
komplikasi kehamilan
memiliki resiko
memanfaatkan layanan
antenatal 2,59 kali lebih
besar dari pada ibu yang
tidak mengalami
komplikasi kehamilan
setelah dikontrol oleh
variable tempat tinggal,
layanan antenatal ditemani
suami dan umur (95% CI
1,27-5,32). Ibu yang tidak
ditemani suaminya saat
kunjungan ANC memiliki
resiko memanfaatkan
layanan antenatal hampir
2 kali lebih besar dari
pada ibu yang ditemani
suaminya saat kunjungan
ANC.
Variabel yang
mempunyai pengaruh
signifikan terhadap
variabel pemanfaatan
pelayanan antenatal oleh
ibu hamil yaitu variabel
pendidikan (ρ = 0,000);
pengetahuan (ρ = 0,015);
sikap (ρ = 0,000),
pendapatan keluarga (ρ =
0,012) dan kondisi ibu
(p= 0,027). Variabel
paritas, jarak kelahiran
Jurnal
Skripsi
26
No
1
Nama
2
Tahun
3
Judul Penelitian
4
Kelurahan Pasir
Bidang
Kecamatan
Sarudik
Kabupaten
Tapanuli Tengah
Tahun 2010
Hasil Penelitian
5
dan pekerjaan suami
tidak memiliki pengaruh
terhadap pemanfaatan
pelayanan antenatal oleh
ibu hamil.
Sumber
6
F. Kerangka Teori
Konsep yang dikembangkan Anderson (1974) mengemukakan bahwa
seseorang memanfaatkan pelayanan kesehatan tergantung pada komponen
predisposing (yang dikelompokkan dalam 3 variabel yaitu: variabel
demografi, variabel struktur sosial, dan variabel kepercayaan terhadap
pelayanan kesehatan), komponen enabling dan komponen need.
Model pemanfaatan pelayanan kesehatan menurut Anderson dapat
digambarkan sebagai berikut:
Predisposing
Enabling
Need
Demography
Family
Resources
Perceived
Social Structure
Health Beliefs
Health
Services
Use
Evaluated
Community
Resources
Gambar 1.
Kerangka Teori menurut Anderson (1974) dalam Notoatmodjo (2010)
27
Menurut Andersen (1968) dalam Wibowo (1992), faktor yang
berpengaruh terhadap pemanfaatan pelayanan Antenatal Care adalah
komponen predisposing (predisposisi seseorang untuk mencari pelayanan),
komponen enabling (kemampuan seseorang untuk mencari pelayanan) dan
komponen need (kebutuhan seseorang akan pelayanan kesehatan). Wibowo
(1992) mengembangkan model Andersen (1968) dengan meneliti faktorfaktor oleh ibu hamil. Model pemanfaatan pelayanan antenatal dihubungkan
oleh faktor predisposing yaitu susunan keluarga, struktur sosial dan
kepercayaan kesehatan, seperti: umur ibu, paritas, jarak kelahiran,
pendidikan, pengetahuan, sikap, dan faktor enabling adalah sumber keluarga
dan sumber masyarakat, seperti: dukungan suami, ekonomi keluarga,
pembayaran, ongkos, waktu, ketersediaan pelayanan, akses sedangkan faktor
need adalah sakit atau penyakit seperti riwayat, keluhan, persepsi sehat,
kondisi ibu, rencana pengobatan dan Hb.
28
Berdasarkan pola pikir seperti dikemukakan di atas, maka pola pikir
variabel penelitian sebagai berikut :
Pengetahuan
Sikap
Dukungan Suami
Pendapatan/Penghasilan
Keluarga
Pemanfaatan
Pelayanan Antenatal
Care
Akses
Kondisi Ibu Hamil
Keterangan:
: Variabel Independen yang diteliti
: Variabel Dependen yang diteliti
Gambar 3. Kerangka Konsep Penelitian
29
G. Hipotesis
1. Hipotesis Kerja
Hipotesis dalam penelitian ini yaitu pengaruh pengetahuan, sikap,
dukungan suami, pendapatan/penghasilan keluarga, akses dan persepsi
sehat/sakit terhadap pemanfaatan pelayanan Antenatal Care di wilayah
kerja Puskesmas Kecamatan Wolo Kabupaten Kolaka Tahun 2015.
2. Hipotesis Penelitian
a. Pengetahuan
H0 : ρ = 0
Pengetahuan tidak berpengaruh terhadap pemanfaatan
pelayanan Antenatal Care di wilayah kerja Puskesmas
Kecamatan Wolo Kabupaten Kolaka Tahun 2015.
Ha : ρ ≠ 0
Pengetahuan
berpengaruh
terhadap
pemanfaatan
pelayanan Antenatal Care di wilayah kerja Puskesmas
Kecamatan Wolo Kabupaten Kolaka Tahun 2015.
b. Sikap
H0 : ρ = 0
Sikap tidak berpengaruh terhadap pemanfaatan pelayanan
Antenatal Care di wilayah kerja Puskesmas Kecamatan
Wolo Kabupaten Kolaka Tahun 2015.
Ha : ρ ≠ 0
Sikap berpengaruh terhadap pemanfaatan pelayanan
Antenatal Care di wilayah kerja Puskesmas Kecamatan
Wolo Kabupaten Kolaka Tahun 2015.
30
c. Dukungan Suami
H0 : ρ = 0
Dukungan suami tidak berpengaruh terhadap pemanfaatan
pelayanan Antenatal Care di wilayah kerja Puskesmas
Kecamatan Wolo Kabupaten Kolaka Tahun 2015.
Ha : ρ ≠ 0
Dukungan suami berpengaruh terhadap pemanfaatan
pelayanan Antenatal Care di wilayah kerja Puskesmas
Kecamatan Wolo Kabupaten Kolaka Tahun 2015.
d. Pendapatan/penghasilan Keluarga
H0 : ρ = 0
Pendapatan/penghasilan
keluarga
tidak
berpengaruh
terhadap pemanfaatan pelayanan Antenatal Care di
wilayah kerja Puskesmas Kecamatan Wolo Kabupaten
Kolaka Tahun 2015.
Ha : ρ ≠ 0
Pendapatan/pengasilan keluarga berpengaruh terhadap
pemanfaatan pelayanan Antenatal Care di wilayah kerja
Puskesmas Kecamatan Wolo Kabupaten Kolaka Tahun
2015.
e. Akses
H0 : ρ = 0
akses tidak berpengaruh terhadap pemanfaatan pelayanan
Antenatal Care di wilayah kerja Puskesmas Wolo
Kabupaten Kolaka Tahun 2015.
Ha : ρ ≠ 0
Akses berpengaruh terhadap pemanfaatan pelayanan
Antenatal Care di wilayah kerja Puskesmas Kecamatan
Wolo Kabupaten Kolaka Tahun 2015.
31
f. Kondisi Ibu Hamil
H0 : ρ = 0
Kondisi
Ibu
Hamil
tidak
berpengaruh
terhadap
pemanfaatan pelayanan Antenatal Care di wilayah kerja
Puskesmas Kecamatan Wolo Kabupaten Kolaka Tahun
2015.
Ha : ρ ≠ 0
Kondisi Ibu Hamil berpengaruh terhadap pemanfaatan
pelayanan Antenatal Care di wilayah kerja Puskesmas
Kecamatan Wolo Kabupaten Kolaka Tahun 2015.
32
III. METODE PENELITIAN
A. Rancangan Penelitian
Penelitian ini menggunakan metode penelitian analitik dengan
rancangan penelitian yang digunakan adalah penelitian Cross Sectional Study,
yaitu suatu rancangan penelitian yang mempelajari dinamika korelasi antara
sebab dengan akibat pada saat yang bersamaan (Notoatmodjo, 2002).
B. Waktu dan Lokasi Penelitian
Penelitian ini telah dilaksanakan pada bulan Mei-Juni 2015, di wilayah
kerja Puskesmas Wolo Kecamatan Wolo Kabupaten Kolaka. Lokasi „penelitian
di Puskesmas wolo berada dalam wilayah Kecamatan
Wolo dengan luas
wilayah kerja 646,14 Km2, yang terdiri dari 14 Desa yaitu :
1. DesaDonggala
2. Desa Ulu Lapao-Pao
3. DesaLapao-Pao
4. DesaMuaraLapao-Pao
5. Desa T. PonreWaru
6. DesaLanggomali
7. DesaLalonggopi
8. Desa Ulu Wolo
9. DesaWolo
10. DesaLalonaha
11. Desa Lana
12. Desa Ulu Rina
13. Desa Samaenre
14. Desa Iwoimopuro
Dengan lingkup kerja adalah Empat Belas Desa, maka batas-batas
wilayah dari lingkup kerja tersebut adalah :
33
a. Batas Wilayah :
Sebelah Utara Berbatasan dengan Kecamatan Iwoimendaa.
Sebelah Timur Berbatasan dengan
Kecamatan Sanggona
Sebelah Selatan Berbatasan dengan Kecamatan Samaturu
Sebelah Barat Berbatasan dengan Teluk Bone
b. Jarak Dari Ibu kota Kabupaten : + 60 km
c. Jarak Dari Ibu Kota Provinsi
: + 230 km
C. Populasi dan Sampel
1. Populasi
Populasi adalah keseluruhan objek penelitian atau objek yang diteliti
(Nursalam, 2008). Populasi dalam penelitian ini adalah ibu hamil yang
terdaftar berjumlah 75 ibu hamil (Puskesmas Kecamatan Wolo, Januari Februari 2015).
2. Sampel
Sampel adalah sebagian dari keseluruhan objek yang diteliti dan
dianggap mewakili seluruh populasi. Teknik yang digunakan pada
penelitian ini menggunakan purposive sampling yaitu peneliti memilih
responden sesuai dengan kriteria inklusi. Purposive sampling yaitu
pengambilan sampel yang didasarkan pada suatu pertimbangan tertentu
yang dibuat oleh peneliti, berdasarkan ciri atau sifat-sifat populasi yang
sudah diketahui sebelumnya (Notoatmodjo, 2010).
Menurut Nursalam (2008), Purposive sampling adalah suatu teknik
penetapan sampel dengan cara memilih sampel diantara populasi sesuai
dengan yang dikehendaki peneliti, sehingga sampel tersebut dapat
34
mewakili karakteristik populasi yang telah dikenal sebelumnya. Adapun
kriteria yang menjadi responden adalah :
Kriteria Inklusi :
1. Ibu hamil trimester III yang pernah memeriksakan kehamilan di
Puskesmas/Posyandu sebanyak 65 orang
2. Ibu hamil trimester III yang bersedia menjadi responden sebanyak 65
orang.
Kriteria Eksklusi :
1. Ibu hamil trimester III yang tidak berada di rumah pada saat penelitian
berlangsung sebanyak 10 orang.
2. Ibu hamil trimester III yang mengundurkan diri jadi responden
sebanyak 10 orang.
Besar Sampel Penelitian ini yang Memenuhi Kriteria Inklusi yaitu
Sebanyak 65 resonden.
D. Instrumen Penelitian
Instrumen pengumpulan data yang digunakan pada penelitian ini
adalah:
1. Kuesioner yang berisi semua item pertanyaan.
2. Alat tulis dan komputer, yaitu alat yang digunakan untuk mengolah data
yang diperoleh serta yang digunakan dalam penyusunan laporan
penelitian.
35
E. Definisi Operasional dan Kriteria Objektif
1. Pengetahuan
Pengetahuan yang dimaksud adalah segala sesuatu yang diketahui
responden tentang pelayanan Antenatal Care. Kriteria penilaian pada
pengetahuan didasarkan pada skala Guttman.
Kriteria penilaian
didasarkan atas jumlah pertanyaan yaitu sebanyak 10 pertanyaan yang
terdiri dari 2 alternatif jawaban, jika jawaban benar diberi skor 1, dan
jawaban salah diberi skor 0 (Sugiyono, 2009), dengan rumus interval kelas
sebagai berikut:
I=
Keterangan:
I = interval
R = range/ kisaran (skor tertinggi-skor terendah)
K = jumlah kategori
Maka,
Skor tertinggi = 1 x 10 = 10 (100%)
Skor terendah= 0 x 10 = 0 (0/10 x 100%= 0%)
I=
I = 50%
Batas bawah = Skor terendah = 0%
Batas atas
= (Batas bawah + I )
= (0% + 50%)
= 50%
36
Kriteria obyektif:
Cukup : Apabila skor jawaban responden memenuhi kriteria ≥ 50%.
Kurang : Apabila skor jawaban responden memenuhi kriteria < 50%.
3. Sikap
Sikap adalah tanggapan atau reaksi respoden berdasarkan pendapat
tentang pelayanan Antenatal Care. Sikap diukur dengan berbagai item
pertanyaan yang dinyatakan dalam kategori respon dengan metode Likert
dan dilakukan skoring pada masing-masing item dengan jumlah
pertanyaan keseluruhan yaitu sebanyak 10 (sepuluh) pertanyaan. Masingmasing jawaban diberi skor tertinggi adalah 3 dan skor terendah adalah 1
(Sugiyono, 2009), dengan rumus interval kelas sebagai berikut:
I=
Keterangan:
I = interval
R = range/ kisaran (skor tertinggi-skor terendah)
K = jumlah kategori
Maka,
Skor tertinggi = 3 x 10 = 30 (100%)
Skor terendah= 1 x 10 = 10 (10/30 x 100% = 33,33%)
I=
I = 33,33%
Batas bawah = Skor terendah = 33,33%
Batas atas
= (Batas bawah + I )
37
= (33,33% + 33,33%)
= 66,67%
Kriteria objektif:
Positif : Apabila skor jawaban responden memenuhi kriteria > 66,67%,
yang berarti bahwa ibu hamil setuju akan pentingnya
pemeriksaan kehamilan secara teratur.
Negatif :
Apabila skor jawaban responden memenuhi kriteria 33,33% 66,67%, yang berarti bahwa ibu hamil kurang setuju akan
pentingnya pemeriksaan kehamilan secara teratur.
4. Dukungan Suami
Dukungan suami adalah suatu sikap dengan cara memberikan
dorongan atau bantuan secara fisik atau yang nyata kepada ibu hamil pada
masa kehamilannya. Skala pengukurannya menggunakan Skala Guttman.
Kriteria penilaian didasarkan atas jumlah pertanyaan yaitu sebanyak 7
pertanyaan yang terdiri dari 2 alternatif jawaban, yaitu „Ya‟ diberi skor 1,
dan jawaban „Tidak‟ diberi skor 0 (Sugiyono, 2009). Dengan rumus
interval kelas :
I=
Keterangan:
I = interval
R = range/ kisaran (skor tertinggi-skor terendah)
K = jumlah kategori
Maka,
38
Skor tertinggi = 1 x 7 = 7 (100%)
Skor terendah= 0 x 7 = 0 (0/7 x 100% = 0%)
I=
= 50%
Batas bawah = Skor terendah = 0%
Batas atas
= (Batas bawah + I )
= (0% + 50%)
= 50%
Kriteria Objektif:
Mendukung
: Apabila skor jawaban responden memenuhi kriteria ≥
50%, yang berarti bahwa suami mendukung secara
fisik
dan
nyata
kepada
ibu
hamil
selama
kehamilannya.
Tidak mendukung : Apabila skor jawaban responden memenuhi kriteria
< 50%, yang berarti bahwa suami kurang mendukung
secara fisik dan nyata kepada ibu hamil selama
kehamilannya.
5. Pendapatan/Penghasilan Keluarga
Semua pendapatan/penghasilan yang didapat oleh kepala keluarga
ditambah dengan pendapatan anggota keluarga lainnya dalam satu bulan
dihitung dalam rupiah.
Kriteria Objektif:
Cukup : Apabila pendapatan responden ≥ Rp. 1.800.000-/ bulan
Kurang : Apabila pendapatan responden < Rp. 1.800.000-/bulan
39
6. Akses
Akses adalah tingkat keterjangkauan yang di hadapi oleh masyarakat
untuk menuju puskesmas atau posyandu.
Kriteria Objektif :
Terjangkau
: Bila letak rumah responden terhadap puskesmas atau
posyandu dapat dengan lancar di jangkau oleh alat
transportasi.
Tidak terjangkau
: Bila letak rumah responden terhadap puskesmas atau
posyandu tidak dengan lancar di jangkau oleh alat
transportasi.
7. Kondisi Ibu Hamil
Kondisi ibu hamil adalah ada tidaknya penyakit/keluhan yang
diderita ibu selama kehamilan.
Kriteria Obyektif :
Mengalami Tanda Bahaya
: Apabila responden mengalami tandatanda
bahaya
kehamilan
(komplikasi)
seperti
:
mules
selama
hebat
sebelum 9 bulan, Pendarahaan, Demam
tinggi, Kejang-kejang dan pingsan.
Tidak Mengalami Tanda Bahaya : Apabila responden tidak mengalami
tanda-tanda
bahaya
selama kehamilan.
(komplikasi)
40
8. Pemanfaatan Pelayanan Antenatal Care
Pemanfaatan Antenatal Care penelitian ini adalah frekuensi
pelayanan kesehatan bagi ibu hamil oleh tenaga professional yang
dilakukan minimal 4 kali kunjungan selama kehamilan.
Kriteria Obyektif:
Memanfaatkan
: Memanfaatkan pelayanan antenatal ≥ 4 kali (1
kali saat hamil 3 bulan pertama, 1 kali saat hamil
3 bulan kedua, dan 2 kali saat hamil 3 bulan
ketiga/terakhir)
Tidak Memanfaatkan : Memanfaatkan pelayanan antenatal < 4 kali ((1
kali saat hamil 3 bulan pertama, 1 kali saat
hamil 3 bulan kedua, dan 2 kali saat hamil 3
bulan ketiga/terakhir).
F. Sumber dan Cara Pengumpulan Data
1.
Data Primer
Pengumpulan data primer diperoleh dari pengambilan dari
wawancara langsung dengan menggunakan (kuesioner). Wawancara
dilaksanakan dengan melakukan kunjungan pada saat ibu memeriksakan
kehamilannya di Puskesmas/Posyandu dan melakukan kunjungan ke
rumah-rumah.
2.
Data Sekunder
41
Data sekunder dalam penelitian ini diperoleh dari data administrasi
Puskesmas Wolo Kabupaten Kolaka yang ada hubungannya dengan
penelitian ini.
G. Pengolahan, Analisis dan Penyajian Data
1. Pengolahan data
a) Editing
Pada kegiatan editing penelitian ini dilakukan dengan cara
peneliti mengecek ulang kelengkapan dan kejelasan jawaban
responden.
b) Scoring
Pada kegiatan ini penilaian data dengan memberikan skor pada
pertanyaan yang berkaitan dengan pengetahuan responden.
c) Coding
Setelah data terkumpul dan selesai diedit, tahap berikutnya
adalah mengkode data. Untuk mempermudah mengolah data
jawaban diberi kode langsung pada lembar kuisioner
d) Tabulating
Kegiatan ini dilakukan mengelompokkan data dalam bentuk
tabel menurut sifat-sifat yang dimilikinya, sesuai dengan tujuan
penelitian agar mudah dianalisa.
42
e) Processing
Dalam kegiatan ini jawaban dari responden yang telah
diterjemahkan menjadi bentuk angka, selanjutnya diproses agar
mudah dianalisis.
f)
Cleaning
Kegiatan ini merupakan kegiatan pembersihan data dengan
cara pemeriksaan kembali data yang sudah dimasukkan, apakah ada
kesalahan atau tidak. Pemeriksaan ini meliputi pemeriksaan ulang
terhadap data, pengkodean dan scoring.
2. Analisis Data
a. Analisis Univariat
Analisis univariat merupakan analisis yang dilakukan terhadap
tiap variabel dalam hasil penelitian. Pada umumnya dalam analisis ini
hanya menghasilkan distribusi dan persentase dari tiap variabel
(Notoatmodjo, 2002). Hasil analisis univariat akan disajikan dalam
bentuk tabel dan narasi
b. Analisis Bivariat
Untuk mengetahui hubungan antara pengetahuan, budaya,
dukungan suami, kepercayaan dan jarak askes dengan kelengkapan
imunisasi
dasar
balita
umur
10-18
bulan
dilakukan
dengan
menggunakan uji Chi Square dengan tingkat signifikan (α = 0,05).
Dasar pengambilan keputusan penelitian hipotesis (Budiarto, 2002)
adalah :
43
H0 diterima jika X2hitung ≤ X2tabel atau
≥ (α) = 0,05
H0 ditolak jika X2hitung > X2tabel atau
≥ (α) = 0,05
Jika H0 ditolak kemudian dilanjutkan uji keeratan hubungan
dengan menggunakan koefisien phi (Ø). Hasil uji statistik yang
bermakna atau diketahui adanya hubungan antara variabel bebas dan
variabel terikat akan diketahui keeratan hubungannya dengan uji
koefisien Phi, yang dimaksudkan untuk melihat keeratan atau kekuatan
hubungan
dengan komputer. Berikut rumus perhitungan manual
koefisien phi (Ø).
Rumus :
√(
)(
)(
)
rikunto, 2002).
Stang (2003), mengemukakan bahwa koefisien Phi memiliki standar,
yaitu sebagai berikut:
0,76 - 1,00
: hubungan sangat kuat
0,51 - 0,75
: hubungan kuat
0,26 - 0,50
: hubungan sedang
0,01 - 0,25
: hubungan lemah
c. Penyajian Data
Data yang diperoleh dan diolah kemudian ditampilkan dalam
bentuk tabel dan tekstual, serta selanjutnya diinterprestasikan dalam
bentukpenjelasan.
44
IV. HASIL DAN PEMBAHASAN
A. Gambaran Umum Lokasi Penelitian
1.
GEOGRAFI
Puskesmas wolo berada dalam wilayah Kecamatan Wolo dengan luas
wilayah kerja 646,14 Km2, Dengan lingkup kerja adalah Empat Belas Desa,
maka batas-batas wilayah dari lingkup kerja tersebut adalah :
a. Batas Wilayah :
1. Sebelah Utara Berbatasan dengan Kecamatan Iwoimendaa.
2. Sebelah Timur Berbatasan dengan Kecamatan Sanggona
3. Sebelah Selatan Berbatasan dengan Kecamatan Samaturu
4. Sebelah Barat Berbatasan dengan Teluk Bone
b. Jarak Dari Ibu kota Kabupaten : + 60 km
c. Jarak Dari Ibu Kota Propinsi
2.
: + 230 km
DEMOGRAFI
1. Jumlah penduduk pada lingkup kerja Puskesmas Wolo (Lampiran 1).
Lampiran 1. Jumlah Penduduk Kecamatan Wolo Tahun 2013
No
Desa
Jumlah Penduduk
1
Lana
1304
2
Lalonaha
840
3
Iwoimopuro
730
4
Wolo
2373
5
Ulu Wolo
1892
6
Lalonggopi
761
7
Langgomali
1071
8
T.Ponrewaru
1989
9
Samaenre
776
10
Lapao-Pao
1908
11
Ulu Lapao-Pao
1059
12
M.Lapao-Pao
1601
13
Donggala
1637
14
Ulu Rina
517
JUMLAH
18.458
Sumber : Profil Puskesmas Wolo,2013
45
2. Jarak Wilayah Kerja Puskesmas Wolo
Wilayah kerja puskesmas wolo terdiri dari pegunungan dan dataran
rendah yakni pinggiran pantai, meskipun begitu semua desa dan kelurahan
yang berada di kecamatan Wolo dapat diakses melalui jalan darat (Lampiran 2)
Lampiran 2. Jarak Wilayah Kerja Puskesmas Wolo Tahun 2013
No
Desa
Jarak Ke Puskesmas
(Km)
1
Donggala
15 Km
2
Ulu Lapao-Pao
13 Km
3
Lapao-Pao
12 Km
4
Muara Lapao-Pao
11 Km
5
T. Ponre Waru
11 Km
6
Langgomali
9 Km
7
Lalonggopi
7 Km
8
Ulu Wolo
4 Km
9
W olo
0 Km
10 Lalonaha
2 Km
11 Lana
5 Km
12 Samaenre
10 Km
13 Iwoimopuro
2 Km
14 Ulu Rina
20 Km
Sumber : Profil Puskesmas Wolo,2013
Waktu Tempuh
(Menit/Jam/Hari)
40 Menit
35 Menit
30 Menit
30 Menit
30 Menit
25 Menit
15 Menit
10 Menit
0 Menit
3 Menit
5 Menit
20 Menit
3 Menit
90 Menit
46
3. KEADAAN SUMBER DAYA
a. Tenaga Kesehatan
NO
1
2
Lampiran 3.Tenaga Kesehatan Puskesmas Wolo Tahun 2013
PROFESI
PENDIDIKAN
TEMPAT KERJA
PUSKESMAS
PUSTU,
POLINDES,
POSKESDES
Dokter Umum
S1
2
Ahli Kesehatan
Masyarakat
Perawat Ahli
Perawat Ahli
Madya
Bidan Ahli Madya
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
Bidan
Perawat Kesehatan
Perawat Gigi
Sanitarian
Sanitarian
Asisten Apoteker
Pranata Lab.Kes
Nutrisionis
Gizi
Administrasi
JUMLAH
S1
4
S1
DIII
1
7
4
DIII
4
5
SPK (+)
SPK
SPRG
S1
DIII
SMF
DIII Analis
DIII
SPAG
SMEA
3
3
2
1
1
1
1
1
1
1
33
10
Sumber : Bagian TU Puskesmas Wolo Tahun 2013
KET.
1 PTT
1 PPDK
2 PNS
2 PHTT
1 PNS
4 PNS
7 PHTT
4 PNS
5 PTT
3 PNS
3 PNS
2 PNS
1 PNS
1 PNS
1 PNS
1 PNS
1 PNS
1 PNS
1 PNS
28 PNS
47
b.
Sarana Kesehatan
Lampiran 4. Sarana Kesehatan di Wilayah Kerja Puskesmas Wolo Tahun
2013.
No
Sarana Kesehatan
Tahun 2013
1
Puskesmas Induk dengan Rawat Inap
1 Buah
2
PuskesmasPembantu
3 Buah
3
Polindes (PondokBersalinDesa)
2 Buah
4
Poskesdes
6 Buah
5
Apotik
1 Buah
6
Transportasi :
7
- Ambulans
1 Buah
- Motor
3 Buah
8
Sarana Komunikasi
Handphone
9
Sarana Penerangan
Lampu Listrik
10 Sarana Air Bersih
PDAM
11 Posyandu
17 Pyd
Sumber: Bagian Log.Puskesmas Wolo Tahun 2013
B. Hasil Penelitian
Penelitian ini Telah dilaksanakan di Wilayah Kerja Puskesmas Wolo
Kecamatan Wolo Kabupaten Kolaka Tahun 2015 dengan total sampel 65 responden.
Berdasarkan hasil pengolahan data yang dilakukan, maka disajikan hasil sebagai
berikut:
1. Identitas Responden
a. Umur
Umur adalah satuan waktu yang mengukur waktu keberadaan suatu benda
atau makhluk, baik yang hidup maupun yang mati. Misalnya, umur manusia
dikatakan lima belas tahun diukur sejak dia lahir hingga waktu umur itu
dihitung (Rush, 2001). Adapun distribusi responden menurut umur di Wilayah
Kerja Puskesmas Wolo Kecamatan Wolo Kabupaten Kolaka Tahun 2015. dapat
disajikan pada tabel 1.
48
Tabel 1. Distribusi Responden Menurut Umur di Wilayah Kerja
Puskesmas Wolo Kecamatan Wolo Kabupaten Kolaka Tahun
2015.
Presentase
No
Umur
Jumlah (n)
(%)
1
>19
9
13,8
2
20-24
11
16,9
3
25-29
18
27,7
4
30-34
14
21,6
5
35-39
13
20,0
6
Total
65
100
Sumber: Data Primer diolah Juni 2015
Tabel 1 menunjukkan bahwa dari 65 responden, proporsi responden yang
paling banyak adalah responden yang berada pada kelompok umur 25-29 tahun
dengan jumlah 18 responden (27,7%) dan yang paling sedikit adalah responden
yang berada pada kelompok umur >19 tahun dengan jumlah 9 responden
(13,8%).
b. Pendidikan
Pendidikan adalah salah satu faktor yang mempengaruhi responden dalam
berpikir dan bertindak. Semakin tinggi tingkat pendidikan seseorang maka
makin mudah menerima sesuatu yang sifatnya baru dan lebih terampil serta
lebih dinamis terhadap setiap perubahan (Rush, 2001). Adapun distribusi
responden menurut tingkat pendidikan di wilayah kerja Puskesmas Wolo
Kecamatan Wolo Kabupaten Kolaka Tahun 2015, disajikan pada Tabel 2 :
49
Tabel 2. Distribusi Responden Menurut Tingkat Pendidikan di Wilayah
Kerja Puskesmas Wolo Kecamatan Wolo Kabupaten Kolaka
Tahun 2015.
No
Pendidikan
1
2
3
4
5
TTSD
SD
SMP
SMA
AKADEMI/PT
Total
Sumber: Data Primer diolah Juni 2015
Jumlah (n)
Presentase (%)
8
14
16
16
11
65
12,3
21,6
24,6
24,6
16,9
100
Tabel 2 menunjukkan bahwa dari 65 responden, proporsi responden
yang paling banyak adalah responden yang memiliki tingkat pendidikan
SMP dan SMA yakni 16 responden (24,6%), dan yang paling sedikit adalah
responden yang memilki tingkat pendidikan Tidak Tamat Sekolah Dasar
(TTSD) yakni 8 responden (16,9%) dan responden yang berpendidikan
Akademi/PT yakni 12 (16,0).
c. Pekerjaan
Pekerjaan seseorang menunjukkan tingkat ekonomi orang tersebut.
Pekerjaan sangat menunjang pemenuhan kebutuhan hidup. Pekerjaan pada
umumnya lebih banyak dilihat dari kemungkinan keterpaparan atau
tingkat/derajat keterpaparan serta besarnya risiko yang berdasarkan sifat
pekerjaan, lingkungan kerja dan sifat sosial ekonomi karyawan pada pekerjaan
tertentu. Pekerjaan juga dapat mempunyai hubungan erat dengan status sosial
ekonomi sedangkan pada berbagai jenis penyakit timbul dalam keluarga sering
berkaitan dengan jenis pekerjaan dan pendapatan keluarga (Rush, 2001).
50
Adapun distribusi responden menurut pekerjaan di wilayah kerja Puskesmas
Wolo Kecamatan Wolo Kabupaten Kolaka Tahun 2015, disajikan pada Tabel 3:
Tabel 3. Distribusi Responden Menurut Pekerjaan Istri di Wilayah Kerja
Puskesmas Wolo Kecamatan Wolo Kabupaten Kolaka Tahun
2015.
No
Pekerjaan Istri
Jumlah (n)
Presentase (%)
10
17
15,4
26,1
18
27,7
20
65
30,8
100
1
2
Petani/Buruh
PNS/TNI/POLRI
Wiraswasta/pegawai
3
swasta
5
IRT
Total
Sumber: Data Primer diolah Juni 2015
Tabel 7 menunjukkan bahwa dari 65 responden, proporsi responden yang
paling banyak adalah responden yang bekerja sebagai IRT yakni 20 responden
(30,8%), dan yang paling sedikit adalah responden yang bekerja sebagai
petani/buruh yakni 10 responden (15,5%).
Sedangkan distribusi pekerjaan suami disajikan pada Tabel 4.
Tabel 4. Distribusi Responden Menurut Pekerjaan Suami di Wilayah
Kerja Puskesmas Wolo Kecamatan Wolo Kabupaten Kolaka
Tahun 2015.
No
1
2
Pekerjaan Suami
Petani/Buruh
PNS/TNI/POLRI
Wiraswasta/pegawai
3
swasta
5
Tidak Bekerja
Total
Sumber: Data Primer diolah Juni 2015
Jumlah (n)
Presentase (%)
17
18
26,2
27,1
17
26,2
13
65
20,0
100
Tabel 4 menunjukkan bahwa dari 65 responden, proporsi responden
yang paling banyak adalah responden yang bekerja sebagai
51
PNS/TNI/POLRI yakni 18 responden (27,7%), dan yang paling
sedikit adalah responden yang tidak bekerja yakni 13 responden (20,0%).
2. Analisis Univariat
a. Pemanfaatan Antenatal Care
Pemanfaatan pelayanan antenatal care adalah frekuensi pelayanan
kesehatan bagi ibu hamil oleh tenaga professional yang dilakukan minimal 4
kali kunjungan selama kehamilan sesuai dengan standar yang ditentukan.
Adapun distribusi responden menurut pemanfaatan Antenatal Care di wilayah
kerja Puskesmas Wolo Kecamatan Wolo Kabupaten Kolaka Tahun 2015,
disajikan pada Tabel 5 :
Tabel 5. Distribusi Responden Menurut pemanfaatan Antenatal Care di
Wilayah Kerja Puskesmas Wolo Kecamatan Wolo Kabupaten
Kolaka Tahun 2015.
Pemanfaatan Antenatal
No
Jumlah (n)
Presentase (%)
Care
1
Memanfaatkan
29
44,6
2
Tidak memanfaatkan
36
55,4
Total
65
100
Sumber: Data Primer diolah Juni 2015
Tabel 5 menunjukkan bahwa dari 65 responden, sebagian kecil
responden memanfaatkan antenatal care yakni 29 responden (44,6%), dan
sebagian besar responden tidak memanfaatkan antenatal care yakni 36
responden (55,4%).
b. Pengetahuan
Pengetahuan yang dimaksud dalam penelitian ini adalah tingkat
pemahaman yang dimilki oleh ibu mengenai pentingnya antenatal care.
52
Distribusi responden berdasarkan pengetahuan yang dimiliki oleh responden
disajikan pada Tabel 6.
Tabel 6 : Distribusi Responden Menurut Pengetahuan terhadap
Pemanfaatan Antenatal Care di Wilayah Kerja Puskesmas
Wolo Kecamatan Wolo Kabupaten Kolaka Tahun 2015
No
Pengetahuan
Jumlah (n)
Presentase (%)
1.
Cukup
23
35,4
2.
Kurang
42
64,6
Total
65
100
Sumber: Data Primer, diolah Juni 2015
Tabel 6 menunjukkan bahwa dari 65 responden, proporsi responden
dengan pengetahuan cukup yaitu sebanyak 23 orang (35,4 %), dan
responden dengan pengetahuan kurang yaitu sebanyak 42 orang (48,0 %).
c. Sikap
Sikap tentang Antenatal Care (pemeriksaan kehamilan) yang diperoleh
dari responden meliputi sikap setuju, kurang setuju, dan tidak setuju dengan
pernyataan:
setiap
ibu
hamil
perlu
memeriksakan
kehamilannya,
Memeriksakan kehamilan sebaiknya secara teratur kecuali jika mengalami
gangguan kehamilan, Memeriksakan kehamilan mempunyai manfaat bagi
kesehatan ibu dan anak, Pemeriksaan kehamilan sebaiknya kepada tenaga
profesional, pemeriksaan kehamilan menghindarkan ibu dan bayi dari
penyulit yang timbul sewaktu hamil dan melahirkan, pemeriksaan kehamilan
ke tenaga profesional sebaiknya minimal dilakukan 4 kali. Distribusi
responden berdasarkan sikap yang dimiliki oleh responden disajikan pada
Tabel 7.
53
Tabel 7 : Distribusi Responden Menurut Sikap Terhadap Pemanfaatan
Antenatal Care di Wilayah Kerja Puskesmas Wolo
Kecamatan Wolo Kabupaten Kolaka Tahun 2015.
No
Sikap
Jumlah (n)
Presentase (%)
1.
Positif
30
46,2
2.
Negativ
35
53,8
Total
65
100
Sumber: Data Primer diolah Juni 2015
Tabel 7 menunjukkan bahwa dari 65 responden, proporsi responden
dengan sikap yang positif yaitu sebanyak 30 orang (46,2%), dan responden
dengan sikap yang negatif yaitu sebanyak 35 orang (53,8%).
d. Dukungan Suami
Dukungan yang diberikan kelurga selama istri hamil dapat mengurangi
kecemasan serta mengembalikan kepercayaan diri dari calon ibu dalam
mengalami proses kehamilan Distribusi responden berdasarkan dukungan
suami yang dimiliki oleh responden disajikan pada Tabel 8.
Tabel 8 : Distribusi Responden Menurut Dukungan Keluarga
Terhadap Pemanfaatan Antenatal Care di Wilayah Kerja
Puskesmas Wolo Kecamatan Wolo Kabupaten Kolaka Tahun
2015.
Dukungan
No
Jumlah (n)
Presentase (%)
Keluarga
1.
Mendukung
34
52,3
2.
Tidak Mendukung
31
47,7
Total
65
100
Sumber: Data Primer diolah Juni 2015
Tabel 8 menunjukkan bahwa dari 65 responden, proporsi responden
dengan dengan suami/keluarga yang medukung yaitu sebanyak 34 orang
(52,3%), dan responden dengan suami/keluarga yang tidak mendukung
yaitu sebanyak 31 orang (47,7%).
54
e. Pendapatan/Pengahasilan Keluarga
Pendapatan atau pengahsilan kelurga yang dimaksud dalam penelitian
ini adalah semua penghasilan yang didapat keluarga selama sebulan dalam
bentuk rupiah. Distribusi responden berdasarkan pendapatan/penghasilan
keluarga yang dimiliki oleh responden disajikan pada Tabel 9.
Tabel 9 : Distribusi Responden Menurut Pendapatan/Penghasilan
Keluarga Terhadap Pemanfaatan Antenatal Care di Wilayah
Kerja Puskesmas Wolo Kecamatan Wolo Kabupaten Kolaka
Tahun 2015.
Pendapatan/Penghasilan
No
Jumlah (n)
Presentase (%)
Keluarga
1.
Cukup
44
67,7
2.
Kurang
21
32,3
Total
65
100
Sumber: Data Primer diolah Juni 2015
Tabel 9 menunjukkan bahwa dari 65 responden, proporsi responden
dengan dengan pendapatan/penghasilan keluarga yang cukup yaitu sebanyak
44 orang (67,7%), dan responden dengan pendapatan/penghasilan keluarag
yang kurang yaitu sebanyak 21 orang (32,3%).
f. Akses Pelayanan
Akses pelayanan yang dimaksud dalam penelitian ini adalah jarak
tempat tinggal responden ke tempat pusat pemeriksaan kehamilan, dalam
satuan kilometer. Distribusi responden berdasarkan akses pelayanan yang
dimiliki oleh responden disajikan pada Tabel 10.
55
Tabel 10 : Distribusi Responden Menurut Akses Pelayanan Terhadap
Pemanfaatan Antenatal Care di Wilayah Kerja Puskesmas
Wolo Kecamatan Wolo Kabupaten Kolaka Tahun 2015.
No
Akses Pelayanan
Jumlah (n)
Presentase (%)
1.
Sulit Dijangkau
34
52,3
2.
Mudah Dijangkau
31
47,7
Total
65
100
Sumber: Data Primer diolah Juni 2015
Tabel 10 menunjukkan bahwa dari 65 responden, proporsi responden
dengan akses pelayanan yang sulit dijangkau yaitu sebanyak 31 orang
(52,3%), dan responden dengan akses pelayanan yang mudah dijangkau yaitu
sebanyak 34 orang (52,3%).
g. Kondisi Ibu Hamil
Keadaan ibu hamil yang harus diwaspadai ialah keadaan yang mungkin
berpengaruh terhadap timbulnya kesulitan pada kehamilan atau persalinan.
Distribusi responden berdasarkan kondisi ibu hamil yang dimiliki oleh
responden disajikan pada Tabel 11.
Tabel 11 : Distribusi Responden Menurut Kondisi Ibu Hamil Terhadap
Pemanfaatan Antenatal Care di Wilayah Kerja Puskesmas
Wolo Kecamatan Wolo Kabupaten Kolaka Tahun 2015.
Jumlah
Presentase
No
Kondisi Ibu Hamil
(n)
(%)
1.
Mengalami Tanda Bahaya
28
43,1
Tidak Mengalami Tanda
2.
37
56,9
Bahaya
Total
65
100
Sumber: Data Primer diolah Juni 2015
Tabel 11 menunjukkan bahwa dari 65 responden, proporsi responden
dengan kondisi ibu hamil yang mengalami tanda bahaya yaitu sebanyak 28
orang (43,1%), dan responden dengan kondisi ibu hamil yang tidak
mengalami tanda bahaya yaitu sebanyak 37 orang (56,9%).
56
3. Analisis Bivariat
a. Pengaruh Pengetahuan dengan Pemanfaatan Antenatal Care di Wilayah
Kerja Puskesmas Wolo Kecamatan Wolo Kabupaten Kolaka Tahun 2015
Pengaruh pengetahuan dengan Pemanfaatan Antenatal Care di wilayah
kerja puskesmas Wolo Kecamatan Wolo Kabupaten Kolaka Tahun 2015 ,
dapat disajikan pada Tabel 12 :
Tabel 12. Pengaruh Pengetahuan Dengan Pemanfaatan Antenatal Care di
Wilayah Kerja Puskesmas Wolo Kecamatan Wolo Kabupaten
Kolaka Tahun 2015.
Pemanfaatan
Antenatal Care
Jumlah
Tidak
Pengetahuan Memanfa memanfaat
X2hit ρValue
No
atkan
kan
n % n
%
n %
1
Cukup
13 56,5 10 43,5 23 100
2
Kurang
16 38,1 26 61,9 42 100 1,364 0,243
Total
29 44,6 36 55,4 65 100
Sumber: Data Primer diolah Juni 2015
Berdasarkan tabel 12, melalui persentase baris dapat diketahui bahwa
dari 65 responden, hanya 23 responden (100%) yang memiliki pengetahuan
cukup dengan memanfaatkan antenatal care yakni 13 responden (56,5%),
daripada responden yang tidak memanfaatkan pelayanan antenatal care
dengan jumlah 10 responden (43,5%). Sedangkan dari 42 responden (100%)
yang memiliki pengetahuan kurang, terdapat lebih sedikit responden dengan
memanfaatkan pelayanan antenatal care yaitu dengan jumlah 16 responden
(38,1%) daripada responden yang tidak memanfaatkan pelayanan antenatal
care dengan jumlah 26 responden (61,9%).
57
Berdasarkan analisis Chi-Square (X2), diperoleh hasil X2hitung = 1,364
dan ρValue = 0,243. Dengan menggunakan α = 0,05 dan dk = 1, maka
diperoleh X2tabel = 3,841. Oleh karena X2hitung lebih kecil dari pada X2tabel dan
ρValue < 0,05, maka H0 diterima yaitu tidak ada Pengaruh terhadap
pengetahuan dengan pemanfaatan pelayanan antenatal care di wilayah kerja
Puskesmas Wolo Kecamatan Wolo Kabupaten Kolaka Tahun 2015.
b. Pengaruh Sikap dengan Pemanfaatan Antenatal Care di Wilayah Kerja
Puskesmas Wolo Kecamatan Wolo Kabupaten Kolaka Tahun 2015
Pengaruh sikap dengan Pemanfaatan Antenatal Care di wilayah kerja
Puskesmas Wolo Kecamatan Wolo Kabupaten Kolaka Tahun 2015,
disajikan pada Tabel 13 :
Tabel 13. Pengaruh sikap Dengan Pemanfaatan
Wilayah Kerja Puskesmas Wolo
Kabupaten Kolaka Tahun 2015.
Pemanfaatan
Antenatal Care
Jumlah
Tidak
Memanfa
Sikap
memanfaa
No
atkan
tkan
n % N %
n %
1
Positif
16 53,3 14 46,7 30 100
2
Negatif
13 37,1 22 62,9 35 100
Total
29 44,6 36 55,4 65 100
Sumber: Data Primer diolah Juni 2015
Antenatal Care di
Kecamatan Wolo
X2hit
ρValue
1,121 0,290
Berdasarkan tabel 13, melalui persentase baris dapat diketahui bahwa
dari 65 responden, hanya 30 responden (100%) yang memiliki sikap yang
positif dengan memanfaatkan antenatal care yakni 16 responden (53,3%),
sedangkan yang tidak memanfaatkan yakni 14 (46,7%). Responden yang
sikapnya yang negative terhadap pemanfaatan pelayanan antenatal care
58
yakni
13 responden (37,1%) dan yang tidak memannfaatkan pelayanan
antenatal care yakni 22 responden (62,9%) .
Berdasarkan analisis Chi-Square (X2), diperoleh hasil X2hitung = 1,121
dan ρValue = 0,290. Dengan menggunakan α = 0,05 dan dk = 1, maka
diperoleh X2tabel = 3,841. Oleh karena X2hitung lebih kecil dari pada X2tabel dan
ρValue < 0,05, maka H0 diterima yaitu tidak ada Pengaruh terhadap sikap
dengan pemanfaatan pelayanan antenatal care di wilayah kerja Puskesmas
Wolo Kecamatan Wolo Kabupaten Kolaka Tahun 2015.
c. Pengaruh Dukungan Suami dengan Pemanfaatan Antenatal Care di
Wilayah Kerja Puskesmas Wolo Kecamatan Wolo Kabupaten Kolaka
Tahun 2015
Pengaruh dukungan suami dengan Pemanfaatan Antenatal Care di
wilayah kerja Puskesmas Wolo Kecamatan Wolo Kabupaten Kolaka Tahun
2015, disajikan pada Tabel 14.
Tabel 14. Pengaruh Dukungan Suami Dengan Pemanfaatan Antenatal
Care di Wilayah Kerja Wolo Kecamatan Wolo Kabupaten Kolaka
Tahun 2015.
Pemanfaatan
Antenatal Care
Jumlah
Dukungan Memanfa Tidak
X2hit ρValue
memanfaa
No
Suami
atkan
tkan
n % N %
n %
1
Mendukung
13 38,2 21 61,8 34 100
Tidak
2
16 51,6 15 48,4 31 100 0,695 0,404
Mendukung
Total
29 44,6 36 55,4 65 100
Sumber: Data Primer diolah Juni 2015
Berdasarkan tabel 14, melalui persentase baris dapat diketahui bahwa
dari 65 responden, responden yang mendapat dukungan keluarga dengan
59
memanfaatkan pelayanan antenatal care yakni 13 responden (38,2%),
sedangkan yang tidak memanfaatkan pelayanan antenatal care yakni 21
(61,8%). Responden yang tidak mendapat dukungan terhadap pemanfaatan
pelayanan antenatal care yakni
16 responden (51,6%) dan yang tidak
memanfaatkan yakni 15 responden (48,4%) .
Berdasarkan analisis Chi-Square (X2), diperoleh hasil X2hitung = 0,695
dan ρValue = 0,404. Dengan menggunakan α = 0,05 dan dk = 1, maka
diperoleh X2tabel = 3,841. Oleh karena X2hitung lebih kecil dari pada X2tabel dan
ρValue < 0,05, maka H0 diterima yaitu tidak ada Pengaruh terhadap dukungan
keluarga dengan pemanfaatan pelayanan antenatal care di wilayah kerja
Puskesmas Wolo Kecamatan Wolo Kabupaten Kolaka Tahun 2015.
d. Pengaruh Pendapatan dengan Pemanfaatan Antenatal Care di Wilayah
Kerja Puskesmas Wolo Kecamatan Wolo Kabupaten Kolaka Tahun
2015
Pengaruh pendapatan dengan Pemanfaatan Antenatal Care di wilayah
kerja Puskesmas Wolo Kecamatan Wolo Kabupaten Kolaka Tahun 2015,
disajikan pada Tabel 15 :
60
Tabel 15. Pengaruh Pendapatan Dengan Pemanfaatan Antenatal Care di
Wilayah Kerja Puskesmas Wolo Kecamatan Wolo Kabupaten
Kolaka Tahun 2015.
Pemanfaatan
Antenatal Care
Jumlah
Tidak
Pendapatan Memanfamemanfaa
X2hit
No
atkan
ρValue
tkan
n % N %
n %
1
Cukup
16 36,4 28 63,6 44 100
2
Kurang
13 61,9 8 38,1 21 100 2,790
0,095
Total
29 44,6 36 55,4 65 100
Sumber: Data Primer diolah Juni 2015
Berdasarkan tabel 15, melalui persentase baris, dapat diketahui
bahwa dari 65 responden, hanya 44 responden (100%), yang pendapatannya
cukup, dengan memanfaatkan pelayanan antenatal care yakni 16 responden
(36,4%) dan responden yang tidak memanfaatkan pelayanan antenatal care
yakni 28 responden (63,3%). Dari 21 responden (100%) pendapatan
keluarganya yang kurang dengan memanfaatkan pelayanan antenatal care
yakni 13 responden (61,9%) daripada responden yang tidak memanfaatkan
dengan jumlah 8 responden (38,1%).
Berdasarkan analisis Chi-Square (X2), diperoleh hasil X2hitung = 2,790
dan ρValue = 0,095. Dengan menggunakan α = 0,05 dan dk = 1, maka
diperoleh X2tabel = 3,841. Oleh karena X2hitung lebih kecil dari pada X2tabel dan
ρValue < 0,05, maka H0 diterima yaitu tidak ada Pengaruh terhadap
pendapatan dengan pemanfaatan pelayanan antenatal care di wilayah Kerja
Puskesmas Wolo Kecamatan Wolo Kabupaten Kolaka Tahun 2015.
61
e. Pengaruh Akses Pelayanan dengan Pemanfaatan Antenatal Care di
Wilayah
Kerja
Puskesmas
Puskesmas
Wolo
Kecamatan
Wolo
Kabupaten Kolaka Tahun 2015
Pengaruh akses pelayanan dengan Pemanfaatan Antenatal Care di
wilayah kerja Puskesmas Wolo Kecamatan Wolo Kabupaten Kolaka Tahun
2015, dapat disajikan pada Tabel 16 :
Tabel 16.Pengaruh Akses Pelayanan Dengan Pemanfaatan Antenatal Care
di Wilayah Kerja Puskesmas Wolo Kecamatan Wolo Kabupaten
Kolaka Tahun 2015.
Pemanfaatan
Antenatal Care
Jumlah
Tidak
ρValue
Akses
2
Memanfa
X
hit
memanfaa
No
Pelayanan
atkan
RØ
tkan
n % N %
n %
Mudah
1
10 29,4 24 70,6 34 100
dijangkau
Sulit
0,020 0,320
5,441
2
19 61,3 12 38,7 31 100
dijangkau
Total
29 44,6 36 55,4 65 100
Sumber: Data Primer diolah Juni 2015
Berdasarkan tabel 16, melalui persentase baris dapat diketahui bahwa
dari 65 responden, responden yang akses pelayanannya mudah dijangkau
dengan memanfaatkan pelayanan antenatal care yakni 10 responden (29,4%),
sedangkan yang tidak memanfaatkan pelayanan antenatal care yakni 24
(70,6%). Responden yang akses pelayanannya sulit dijangkau dengan
memanfaatkan pelayanan antenatal care yakni 19 responden (61,3%) dan
yang tidak memanfaatkan yakni 12 responden (56,2%) .
Berdasarkan analisis Chi-Square (X2), diperoleh hasil X2hitung = 5,441
dan ρValue = 0,020. Dengan menggunakan α = 0,05 dan dk = 1, maka
diperoleh X2tabel = 3,841. Oleh karena X2hitung lebih kecil dari pada X2tabel dan
62
ρValue < 0,05, maka H0 ditolak yaitu ada Pengaruh terhadap akses pelayanan
dengan pemanfaatan pelayanan antenatal care di wilayah kerja Puskesmas
Wolo Kecamatan Wolo Kabupaten Kolaka Tahun 2015. dengan hasil uji
keeratan sebesar 0,320 (berhubungan sedang). Dari hasil uji analisis ini,
menyatakan bahwa akses pelayanan
memang memiliki hubungan yang
“sedang” dengan pemanfaatan pelayanan antenatal care di wilayah Kerja
Puskesmas Puskesmas Wolo Kecamatan Wolo Kabupaten Kolaka Tahun
2015.
f. Pengaruh Kondisi Ibu Hamil dengan Pemanfaatan Antenatal Care di
Wilayah Kerja Puskesmas Wolo Kecamatan Wolo Kabupaten Kolaka
Tahun 2015.
Pengaruh Kondisi Ibu Hamil dengan Pemanfaatan Antenatal Care di
wilayah kerja Puskesmas Wolo Kecamatan Wolo Kabupaten Kolaka Tahun
2015, dapat disajikan pada Tabel 17 :
Tabel 17. Pengaruh Kondisi Ibu Hamil Dengan Pemanfaatan Antenatal
Care di Wilayah Kerja Puskesmas Wolo Kecamatan Wolo
Kabupaten Kolaka Tahun 2015.
Pemanfaatan
No
Antenatal Care
ρValue
Jumlah
Kondisi Memanfa Tidak
X2hit
RØ
Memanfa
Ibu Hamil
atkan
atkan
n % n %
n
%
1
Mengalami
Tanda
8 28,6 20 71,4 28 100
Bahaya
0,044
2
Tidak
4,047
0,281
Mengalami
21 56,8 16 43,2 37 100
Tanda
Bahaya
Total
29 44,6 36 55,4 65 100
Sumber: Data Primer diolah Juni 2015
63
Berdasarkan tabel 17, melalui persentase baris, dapat diketahui bahwa
dari 65 responden, hanya 28 responden (100%) yang memiliki kondisi ibu
hamil mengalami tanda bahaya, dan memanfaatkan pelayanan antenatal care
yakni 8 responden (28,6%) sedangkan responden yang mengalami tanda
bahaya dengan tidak memanfaatkan pelayanan antenatal care yakni 20
responden (71,4%). Dari 37 responden (100%) kondisi ibu hamil yang tidak
mengalami tanda bahaya dengan memanfaatkan pelayanan antenatal care
yakni 21 responden (56,8%) daripada responden yang tidak memanfaatkan
dengan jumlah 16 responden (43,2%).
Berdasarkan analisis Chi-Square (X2), diperoleh hasil X2hitung = 4,047
dan ρValue = 0,044. Dengan menggunakan α = 0,05 dan dk = 1, maka diperoleh
X2tabel = 3,841. Oleh karena X2hitung lebih besar dari pada X2tabel dan ρValue <
0,05, maka H0 ditolak yaitu ada Pengaruh terhadap kondisi ibu hamil dengan
pemanfaatan pelayanan antenatal care di wilayah Kerja Puskesmas Wolo
Kecamatan Wolo Kabupaten Kolaka Tahun 2015, dengan hasil uji keeratan
sebesar 0,281 (berhubungan sedang). Dari hasil uji analisis ini, menyatakan
bahwa kondisi ibu hamil memang memiliki hubungan yang “sedang” dengan
pemanfaatan pelayanan antenatal care di wilayah Kerja Puskesmas
Puskesmas Wolo Kecamatan Wolo Kabupaten Kolaka Tahun 2015.
64
C. Pembahasan
a. Pengaruh Pengetahuan Dengan Pemanfaatan Antenatal Care Di Wilayah
Kerja Puskesmas Wolo Kecamatan Wolo Kabupaten Kolaka Tahun 2015
Pengetahuan atau kognitif merupakan domain yang sangat penting untuk
terbentuknya seseorang makin tinggi pendidikan atau pengetahuan kesehatan
seseorang makin tinggi kesadaran untuk berperan serta karena dari pengalaman
dan penelitian ternyata perilaku yang didasari oleh pengetahuan akan lebih
langgeng daripada perilaku yang tidak didasari oleh pengetahuan (Notoatmodjo,
2010).
Hasil penelitian menjukkan bahwa dari 65 responden, proporsi responden
dengan pengetahuan cukup yaitu sebanyak 23 orang (35,4 %), dan responden
dengan pengetahuan kurang yaitu sebanyak 42 orang (48,0 %). Sedangkan uji
statistic menjelaskan bahwa tidak ada Pengaruh yang bermakna antara
pengetahuan dengan pemanfaatan antenatal care. Hal ini dikarenakan responden
telah mengetahuai pentingnya pemanfaatan antenatal care bagi dirinya dan
janinnya. Tingginya tingkat pengetahuan responden dipengaruhi oleh kualitas
pelayanan yang baik dari petugas kesehatan dalam hal memberikan informasi atau
penyuluhan kesehatan kepada masyarakat. Semakin tinggi pengetahuan seseorang
memungkinkan orang tersebut untuk mengaplikasikan pengetahuannya dan
informasi yang didapatkan kepada orang lain.
Dalam penelitian ini di dapati hasil yang tidak singkron dimana ada
responden dengan hasil pengetahuan baik tetapi tidak teratur dalam pemeriksaan
ANC. Hal ini mungkin disebabkan adanya faktor lain misalnya karena ibu hamil
65
terlalu sibuk dengan pekerjaan dan ibu hamil yang pernah melahirkan sebelumnya
karena semakin banyak ibu memiliki riwayat melahirkan, kunjungan ANC menjadi
berkurang karena ibu hamil menganggap bahwa dia memiliki pengalaman yang
cukup sehingga kurang termotivasi untuk
memeriksakan kehamilannya.
Sebaliknya ada responden dengan hasil pengetahuan kurang baik tetapi teratur
dalam pemeriksaan ANC. Hal ini mungkin dikarenakan ada faktor yang
menyebabkan demikian sehingga walau memiliki pengetahuan yang kurang baik
tetapi teratur dalam pemeriksaan ANC, faktor penyebabnya seperti jarak tempat
tinggal, karena sebagian besar responden memiliki tempat tinggal yang dekat
dengan pelayanan kesehatan dan juga dengan adanya dukungan dari suami kerena
sebagian besar ibu hamil yang datang di Puskesmas Bahu didampingi oleh
suaminya
sehingga ibu hamil termotivasi untuk melakukan pemeriksaan
kehamilan.
Hal ini didukung oleh teori Suryanto (2007) yang menyatakan bahwa
informasi adalah salah satu organ pembentuk pengetahuan. Semakin banyak
seseorang memperoleh informasi, maka semakin baik pula pengetahuannya,
sebaliknya semakin kurang informasi yang diperoleh, maka semakin kurang
pengetahuannya. Hasil penelitian lain juga yang dilakukan oleh Lina (2006) yang
menyatakan semakin baik pengetahuan seseorang, makin mudah menerima
informapsi sehingga makin baik pula pengetahuan yang dimiliki. Pengetahuan
suatu bentuk tahu yang diperoleh dari pengetahuan, akal dan pikiran seseorang
melakukan
pengindraan
terhadap
suatu
objek
tertentu
memungkinkan seseorang untuk melakukan suatu tindakan.
pada
akhirnya
66
Senada dengan hasil penelitian Murniati (2007), terdapat kecenderungan
tingkat pengetahuan dengan pemanfaatan pelayanan antenatal, dimana ibu yang
memannfaatkan pelayanan antenatal cenderung adalah ibu yang memiliki
pengetahuan yang baik mengenai pelayanan antenatal itu sendiri. Pengetahuan ini
akan mambawa ibu untuk berpikir dan berusaha supaya ia sehat (tidak ada
keluhan) dalam kehamilannya dan berusaha agar ia dan bayinyppa sehat dan
selamat sewaktu melahirkan. Hasil penelitian tersebut juga didukung oleh
penelitian yang dilakukan oleh Sadik (1996) yang menemukan bahwa
pengetahuan merupakan salah satu variabel yang memiliki hubungan dengan
derajat pemanfaatan pelayanan antenatal oleh ibu hamil. Penelitian yang dilakukan
oleh Mullany dan Beckerand (2007) dengan juga menemukan bahwa tingkat
pelayanan antenatal paling tinggi didapatkan pada kelompok ibu dan suami yang
mendapatkan pendidikan kesehatan.
Hasil penelitian Mariam (2005) tentang faktor-faktor penyebab belum
tercapainya cakupan K4 antenatal care di Desa Sukoharjo I Wilayah Kerja
Puskesmas Sukoharjo Kabupaten Tanggamus menunjukkan bahwa tingkat
pengetahuan ibu hamil sangat mempengaruhi dalam pelaksanaan antenatal care .
Pengetahuan mengenai kehamilan dapat diperoleh melalui penyuluhan
tentang kehamilan seperti perubahan yang berkaitan dengan kehamilan,
pertumbuhan dan perkembangan janin dalam rahim, perawatan diri selama
kehamilan serta tanda bahaya yang perlu diwaspadai. Dengan pengetahuan
tersebut diharapkan ibu akan termotivasi kuat untuk menjaga dirinya dan
kehamilannya dengan mentaati nasehat yang diberikan oleh pelaksana pemeriksa
67
kehamilan, sehingga ibu dapat melewati masa kehamilannya dengan baik dan
menghasilkan bayi yang sehat (Kusmiyati, Wahyuningsi, & Sujiyatini, 2008).
Pengetahuan merupakan hasil tahu serta terjadi setelah melakukan
penginderaan terhadap objek tertentu. Apabila seseorang mempunyai pengetahuan
pada suatu materi yang telah dipelajari sebelumnya maka orang tersebut
mempunyai kemampuan untuk menjelaskan secara besar sampai dengan
menggunakan atau berprilaku sesuai dengan pengetahuannya pada situasi yang
sebenarnya. seseorang mempunyai kemampuan yang sebenarnya menyusun
formulasi baru berdasarkan ilmu pengetahuan yang dapat dipertanggung jawabkan
serta melakukan evaluasi sejauh mana kemampuan seseorang.
Ibu hamil juga perlu mengetahui tentang jadwal kunjungan pemeriksaan
kehamilannya. Pada kunjungan pertama, wanita hamil akan senang bila diberitahu
jadwal kunjungan berikutnya. Untuk memenuhi kebutuhan ibu mungkin
dibutuhkan kunjungan yang lebih sering. Kunjungan pertama biasanya memakan
waktu yang lama, selain itu ibu hamil juga harus mengetahui tentang status nutrisi
seorang wanita hamil yang memiliki efek langsung pada pertumbuhan dan
perkembangan janin dan ibu hamil sehingga ibu hamil memiliki motivasi yang
tinggi untuk mempelajari gizi yang baik (Bobak, Lowdermilk, & Jensen, 2005).
Pengetahuan merupakan faktor yang dapat memudahkan seseorang atau
masyarakat terhadap apa yang akan dilakukan. Ibu yang akan memeriksakan
kehamilannya
akan
dipermudah
apabila
ibu
mengetahui
apa
manfaat
memeriksakan kehamilan, siapa dan dimana memeriksakan kehamilan dilakukan
(Notoatmodjo, 2005). Kurangnya pemahaman dan pengetahuan ibu dan keluarga
68
terhadap pentingnya pemeriksaan kehamilan berdampak pada ibu hamil (Depkes
RI, 2008).
Peneliti berasumsi bahwa pengetahuan ibu hamil yang tinggi akan
pemeriksaan kehamilan memberikan sumbangan pada pencapaian target
kenjungan pemeriksaan kehamilan. Pengetahuan ibu hamil tentang pemeriksaan
kehamilan dapat dipengaruhi oleh beberapa faktor diantaranya tingkat pendidikan,
sosial ekonomi, lingkungan dan faktor dari dalam diri ibu sendiri. Seseorang yang
tidak mempunyai pengetahuan tentang pentingnya pemeriksaan kehamilan,
kemungkinan besar kehamilannya terdapat masalah dan komplikasi yag bisa
menyebabkan kesakitan ataupun kematian bagi ibu dan bayi. Oleh karena itu
pengetahuan ibu sangatlah penting untuk menunjang kesejahteraan ibu dan janin
selama masa kehamilan.
b. Pengaruh Sikap Dengan Pemanfaatan Antenatal Care Di Wilayah Kerja
Puskesmas Wolo Kecamatan Wolo Kabupaten Kolaka Tahun 2015
Sikap mencerminkan penilaian yang menyenangkan maupun yang tidak
menyenangkan terhadap obyek sikap sebagai kecenderungan yang dipelajari, sikap
mempunyai kemampuan memotivasi yaitu mendorong konsumen ke arah perilaku
tertentu atau menarik konsumen dari perilaku tertentu. Selain itu sikap relatif
konsisten dengan perilaku yang dicerminkannya meskipun sikap bisa berubah
(Schiffman & Kanuk, 2007).
Hasil penelitian menunjukkan bahwa dari 65 responden, proporsi responden
dengan sikap yang positif yaitu sebanyak 30 orang (46,2%), dan responden
dengan sikap yang negatif yaitu sebanyak 35 orang (53,8%). Hasil uji statistic
69
menunjukkan bahwa sikap ibu tidak mempunyai Pengaruh terhadap pemanfaatan
pelayanan antenatal care, tetapi walaupun demikian sikap ibu yang lebih baik akan
berdampak juga pada ibu yang memanfaatkan pelayanan antenatal. Sikap ibu
dalam penelitian ini sebagian besar berada pada tingkat yang baik. Hasil penelitian
ini sejalan dengan hasil penelitian yang dilakukan oleh Risdamayanti (2013),
bahwa Sikap tidak memiliki pengaruh terhadap pemanfaatan pelayanan Antenatal
Care di wilayah kerja Puskesmas Abuki tahun 2013. Menurut Depkes RI (2008)
bahwa sikap merupakan faktor penting dan besar pengaruhnya terhadap derajat
kesehatan. Respon ibu hamil tentang pemeriksaan kehamilan merupakan salah
satu faktor yang mempengaruhi keteraturatan antenatal care. Adanya sikap yang
baik tentang pelaksanaan antenatal care, mencerminkan kepedulian ibu hamil
terhadap kesehatan diri dan janinnya.
Sikap dan keyakinan berpengaruh terhadap proses pemanfaatan pelayanan
pemeriksaan kesehatan. Sikap konsumen berhubungan kuat dengan proses
pemanfaatan ulang maupun meneruskan pelayanan yang sedang dilakukan,
sedangkan keyakinan berhubungan dengan pandangan konsumen terhadap produk
yang di tawarkan. Sikap merupakan faktor penting dan besar pengaruhnya
terhadap derajat kesehatan. Respon ibu hamil tentang pemeriksaan kehamilan
merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi keteraturatan antenatal care.
Adanya sikap yang baik tentang pelaksanaan antenatal care, mencerminkan
kepedulian ibu hamil terhadap kesehatan diri dan janinnya (Depkes RI, 2008).
Menurut Natoatmodjo (1997), sikap merupakan reaksi atau respon seseorang
yang masih tertutup terhadap suatu stimulus atau objek. Menifestasi sikap tidak
70
dapat langsung dilihat, tetapi hanya dapat ditafsirkanterlebih dahulu dari perilaku
yang tertutup.
Sikap merupakan kesiapan untuk bereaksi terhadap objek di lingkungan
tertentu sebagai suatu penghayatan terhadap obyek. Contohnya adalah seperti
sikap setuju atau tidaknya ibu hamil terhadap jumlah kunjungan, informasi,
manfaat yang dapat diterima ibu hamil dalam pelaksanaan pelayanan Antenatal
Care dapat mempengaruhi ibu hamil dalam mengambil tindakan yang positif atau
negatif tentang Antenatal Care itu sendiri.
Peneliti berasumsi bahwa respon dan perilaku terhadap pemeriksaan dapat
ditandai dengan adanya rasa kesetiaan terhadap tempat pelayanan, rasa kebanggan
terhadap tempat pelayanan, rasa kebanggan terhadap pelayanan kesehtaan, dengan
kata lain bersikap positif terhadap pemeriksaan kehamilan berati mempunyai
pikiran atau persepsi yang positif dan senang terhadap pelayanan pemeriksaan
kehamilan. Dengan demikian bersikap terhadap pemeriksaan kehamilan akan
memberikan pengaruh yang baik dalam peningkatan cakupan kunjugan ibu hamil
dan angka kematian ibu dan angka kematian bayi dapat diturunkan sesuai dengan
harapan. Sikap yang positif terhadap pemeriksaan kehamilan memberikan
sumbangan pada pencapaian target kunjungan pemeriksaan kehamilan dan
meningkatkan indicator kesehatan ibu dan janin. Hal ini dapat dilihat apabila
seseorang yang bersikap positif terhadap sesuatu objek (dalam hal ini pemeriksaan
kehamilan), cenderung menerima objek tersebut dengan rasa senang. Berdasarkan
penilaian terhadap objek tersebut berguna atau berharga baginya, maka
kecenderungan untuk menyenangi dan minat untuk melakukan pemeriksaan
71
kehamilan lebih besar. Adanya pelayanan Antenatal Care bukan menjadi jaminan
mereka untuk cukup memanfaatkan pelayanan Antenatal Care. Seperti yang
disebutkan sebelumnya, bahwa pemanfaatan pelayanan Antenatal Care memiliki
banyak faktor penyebab atau faktor yang berpengaruh. Sehingga untuk
memastikan ibu memanfaatkan pelayanan ANC maka diperlukan berbagai faktor
yang mampu mendukung ketercapaiannya.
c. Pengaruh Dukungan Suami/keluarga Dengan Pemanfaatan Antenatal Care
Di Wilayah Kerja Puskesmas Wolo Kecamatan Wolo Kabupaten Kolaka
Tahun 2015
Dukungan dapat diartikan sebagai satu diantara fungsi pertalian atau ikatan
sosial segi fungsionalnya mencakup dukungan emosional, mendorong adanya
ungkapan perasaan, memberi nasihat atau informasi, pemberian bantuan
material. Sebagai fakta sosial yang sebenarnya sebagai kognisi individual atau
dukungan yang dirasakan melawan dukungan yang diterima (Ninuk, 2007).
Hasil penelitian menujukkan bahwa dari 65 responden, proporsi responden
dengan dengan suami/keluarga yang medukung yaitu sebanyak 34 orang
(52,3%), dan responden dengan suami/keluarga yang tidak mendukung yaitu
sebanyak 31 orang (47,7%). Sedangkan uji statistic menujukkan bahwa tidak
ada hubungan yang bermakna antara dukungan suami terhadap pemanfaatan
pelayanan antenatal care. Dukungan suami dalam kategori baik (e”rata-rata)
lebih banyak melakukan pemeriksaan kehamilan dibandingkan dengan
dukungan suami yang tidak baik (<rata-rata). kemandirian ibu hamil dalam
melakukan pemeriksaan kehamilan ke bidan desa, tidak hanya itu lokasi dan
72
jarak petugas kesehatan yaitu bidan desa yang strategis yaitu berada dibalai desa
setempat sehingga membuat ibu hamil tanpa dukungan suami tetap melakukan
pemeriksaan kehamilan. Penelitian ini tidak sesuai dengan penelitian Subekti
(2010) yang menyatakan bahwa dukungan suami yang baik akan mempengaruhi
perilaku istri dalam pemeriksaan kehamilan. Hasil penelitian ini sejalan dengan
penelitian yang dilakukan oleh Faija (2012), bahwa tidak ada pengaruh yang
signifikan dari variabel dukungan suami terhadap pemanfaatan ANC (p = 0.000
dengan α <0,05). Senada dengan hasil penelitian Herzein (2004) menyatakan
bahwa terdapat hubungan yang signifikan antara dukungan suami dengan
frekuensi pemeriksaan kehamilan (p = 0.000 dengan α <0,05).
Dalam hal ini untuk kesehatan kehamilan istri dibutuhkan dukungan
suami, apabila ada dukungan suami untuk melakukan pemeriksaan Antenatal
Care, maka ibu hamil akan lebih sering untuk memanfaatan kunjungan
Antenatal Care (ANC). Begitupula sebaliknya jika dukungan suami kurang
kepada ibu hamil untuk memeriksakan kehamilannya secara rutin, ini akan
berdampak pada keputusan ibu untuk memanfaatkan dan lebih jauhnya ini akan
sangat berdampak pada kesehatan ibu dan anak yang di kandung serta
bagaimana hasil dari proses persalinan ibu selanjutnya.
Dukungan merupakan sokongan atau bantuan dari orang terdekat untuk
melakukan suatu tindakan. Orang yang paling penting bagi seorang wanita hamil
adalah suaminya. Dukungan sosial suami yang sangat diharapkan oleh sang istri
antara lain suami mendambakan bayi dalam kandungan istri, suami
menunjukkan kebahagiaan pada kelahiran bayi, memperhatikan kesehatan istri,
73
tidak menyakiti istri, berdo‟a untuk keselamatan istri dan suami menunggu
ketika istri dalam proses persalinan (Harymawan, 2007).
Dukungan keluarga yang dapat diberikan agar kehamilan ibu dapat
berjalan lancar meliputi memberikan dukungan pada ibu untuk menerima
kehamilannya, memberikan dukungan pada ibu untuk mepersiapkan peran
sebagai ibu, memberi dukungan pada ibu untuk menciptakan ikatan yang kuat
antara ibu dan anak yang dikandungya melalui perawatan kehamilan,
menyiapkan keluarga lainnya untuk menerima kehadiran anggota keluarga baru.
Keadaan lingkungan keluarga yang tidak mendukung akan mempengaruhi ibu
dalam memeriksakan kehamilannya. Sebaliknya, adanya dukungan dari
lingkungan keluarga akan membuat ibu hamil nyaman dalam melewati
kehamilannya. Psikologi ibu hamil sangat unik dan sensitif, oleh karena itu
dukungan yang diberikan harus harus serius dan maksimal (Yeyeh, 2009).
Peneliti berasumsi bahwa ketika ibu hamil memiliki dukungan suami
yang cukup untuk memeriksakan kehamilannya bukan menjadi jaminan mereka
untuk cukup memanfaatkan pelayanan Antenatal Care. Pemanfaatan pelayanan
Antenatal Care memiliki banyak faktor penyebab atau faktor yang berpengaruh
dan saling berkaitan satu sama lain. Sehingga untuk memastikan ibu
memanfaatkan pelayanan ANC maka diperlukan berbagai faktor yang mampu
mendukung ketercapaiannya. Ibu hamil dengan dukungan suami yang cukup
bisa saja kurang memanfaatkan pelayanan Antenatal Care. Suami secara materiil
maupun non-materiil harus bisa mendukung istri untuk selalu mempertahankan
kondisinya yang sehat disaat hamil untuk kepentingan ibu dan bayi dalam
74
kansungan. Memberikan izin untuk memeriksakan kehamilan, menganjurkan
istri memeriksakan kehamilan ke pelayanan kesehatan, menyediakan waktu
untuk mendampingi istri memeriksakan kehamilannya, menyediakan dana untuk
ibu memeriksakan kehamilan, membantu ibu dalam mencari informasi tentang
kesehatan selama masa kehamilan, mengingatkan istri untuk memeriksakan
kehamilannya, dan memperhatikan kesehatan istri selama hamil merupakan
bentuk dukungan suami kepada istri dalam memanfaatkan pelayanan Antenatal
Care. Hal-hal tersebut sangat dibutuhkan jika suami menginginkan agar ketika
masa hamil istri sampai proses persalinan berjalan dengan lancar dan dalam
keadaan yang sehat untuk keduanya (ibu dan bayi).
d. Pengaruh Pendapatan/Penghasilan Keluarga Dengan Pemanfaatan Antenatal
Care Di Wilayah Kerja Puskesmas Wolo Kecamatan Wolo Kabupaten
Kolaka Tahun 2015
Pendapatan mempunyai kontribusi besar dalam pemanfaatan pelayanan
kesehatan. Bagi ibu-ibu yang mempunyai biaya akan lebih leluasa untuk
memanfaatkan pelayanan kesehatan, sebaliknya ibu-ibu yang kurang mempunyai
biaya akan kurang leluasa untuk memanfaatkan pelayanan kesehatan (Ulina,
2004).
Hasil penelitian menunjukkan bahwa dari 65 responden, proporsi responden
dengan dengan pendapatan/penghasilan keluarga yang cukup yaitu sebanyak 44
orang (67,7%), dan responden dengan pendapatan/penghasilan keluarag yang
kurang yaitu sebanyak 21 orang
(32,3%). Sedangakan hasil uji statistic
menujukkan bahwa ada Pengaruh yang bermakna antara pendapatan/pengahasilan
75
keluaraga terhadap pemanfaatan pelayanan antenatal care. Keluarag yang
berpendapatan rendah kemungkinan kecil akan memnfaatkan pelayanan kesehatan
guna untuk memeriksakan kehamilannya, sebaliknya jika pendapatan keluaraga
relative tinggi maka kemungkinan besar ia akan memanfaatkan pelayanan
kesehatan dalam memeriksakan kehamilannya. Besarnya pendapatan keluarga
akan mempengaruhi orang untuk memilih sarana pelayanan kesehatan. masyarakat
dengan tingkat pendapatan keluarga yang lebih rendah cenderung untuk memilih
sarana pelayanan kesehatan karena tarif pelayananya lebih tinggi dibanding
dengan pelayanan kedukun yang relative murah dan mudah terjangkau.
Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Herzein
(2004), bahwa terdapat hubungan yang signifikan antara pendapatan/penghasilan
keluarga dengan frekuensi pemeriksaan kehamilan (p = 0.000 dengan α <0,05).
Senada dengan hasil penelitian Riris (2010) juga menyatakan bahwa terdapat
pengaruh dari pendapatan keluarga terhadap pemanfaatan pelayanan antenatal (p =
0.012 dengan α <0,05).
Hal ini sesuai dengan Anonim (2008), yang menyatakan bahwa
pendapatan besar kecilnya pendapatan seseorang akan mempengaruhi sikap
individu untuk melakukan sesuatu. Peningkatan pendapatan rumah tangga
terutama bagi kelompok rumah tangga miskin dapat meningkatkan status gizi,
karena peningkatan pendapatan tersebut memungkinkan mereka mampu
membeli pangan berkualitas dan berkuantitas yang lebih baik. Tingkat
pendapatan ini biasanya berhubungan dengan aktivitas kerja yang digeluti.
Berdasarkan hasil penelitian yang telah disampaikan sebelumnya tentang jenis
76
pekerjaan yang digeluti masyarakat, tingkat pendapatan tersebut seiring dengan
aktivitas kerja masyarakat yang dominan sebagai kaum petani.
Pemanfaatan pelayanan Antenatal Care dipengaruhi oleh banyak faktor.
Walaupun dari hasil penelitian yang ditemukan bahwa pendapatan/penghasilan
keluarga responden cenderung pada kategori kurang tapi banyak juga ibu hamil
yang cukup memanfaatkan pelayanan Antenatal Care. Hal ini bisa disebabkan
karena jarak rumah responden ke tempat pemeriksaan kehamilan dekat dan
dukungan suami yang cukup pada masa kehamilan.
Berdasarkan literatur menurut Green dan Kreuter (2005), Penghasilan
keluarga juga menentukan status sosial ekonomi keluarga tersebut yang akan
berpengaruh terhadap seseorang untuk memanfaatkan pelayanan kesehatan.
Begitu juga menurut Indrayani (2011) yang memberikan konsep bahwa keluarga
dengan ekonomi yang cukup dapat memeriksakan kehamilannya secara rutin,
merencanakan persalinan di tenaga kesehatan dan melakukan persiapan lainnya
dengan baik. Begitu juga dengan hasil penelitian Riskesdas (2007) didapatkan
semakin tinggi pendidikan kepala keluarga atau semakin tinggi tingkat
pengeluaran per kapita, semakin tinggi pula cakupan pemeriksaan kehamilan.
Peneliti
berasumsi
pendapatan/penghasilan
bahwa
keluarga
ketika
yang
cukup
ibu
hamil
untuk
memiliki
memeriksakan
kehamilannya bukan menjadi jaminan mereka untuk cukup memanfaatkan
pelayanan Antenatal Care. Pemanfaatan pelayanan Antenatal Care memiliki
banyak faktor penyebab atau faktor yang berpengaruh dan saling berkaitan satu
sama lain. Sehingga untuk memastikan ibu memanfaatkan pelayanan ANC maka
77
diperlukan berbagai faktor yang mampu mendukung ketercapaiannya. Ibu hamil
dengan pendapatan/penghasilan yang cukup bisa saja kurang memanfaatkan
pelayanan Antenatal Care. Pendapatan/penghasilan keluarga akan menjadi tolak
ukur ibu hamil dalam memanfaatkan pelayanan Antenatal Care. Ketika
pendapatan/ penghasilan keluarga mencukupi maka ibu hamil akan dengan
sendirinya mencari pelayanan yang lebih baik untuk masa kehamilannya.
e. Pengaruh Akses Pelayanan Dengan Pemanfaatan Antenatal Care di Wilayah
Kerja Puskesmas Wolo Kecamatan Wolo Kabupaten Kolaka Tahun 2015
Keterjangkauan dimaksud adalah Jarak rumah dengan tempat pelayanan
kesehatan.Pada umumnya pasien-pasien akan mencari tempat pertolongan
kesehatan ke fasilitas kesehatan yang berlokasi di dekat tempat tinggal mereka.
Bila karena alasan tertentu mereka mendatangi tempat pelayanan yang jauh maka
petugas klinik tersebut harus mampu membantu dan menjelaskan fasilitas
kesehatan terdekat yang dapat memberikan perawatan dan pelayanan kesehatan
lanjutan (Saifuddin, 2003).
Hasil penelitian menujukkan bahwa dari 65 responden, proporsi responden
dengan akses pelayanan yang sulit dijangkau yaitu sebanyak 31 orang (52,3%),
dan responden dengan akses pelayanan yang mudah dijangkau yaitu sebanyak 34
orang (52,3%). Sedangkan hasil uji statistic menunjukkan bahwa ada Pengaruh
yang bermakna terhadap pemanfaatan pelayananan antenatal care. Hal ini
dikarenakan bahwa
jarak rumah ke tempat pemeriksaan kehamilan tidak
berpengaruh terhadap pemanfaatan pelayanan Antenatal Care. Ketika jarak rumah
jauh ke tempat pemeriksaan kehamilan, tidak berarti ibu hamil tersebut akan
78
kurang memanfaatkan pelayanan Antenatal Care. Walaupun jarak tempuh jauh,
jika ibu hamil memiliki pengetahuan yang cukup dan sadar bahwa pemeriksaan
kehamilan penting untuk dilakukan secara rutin dan dukungan orang sekitar ibu
hamil tersebut khususnya dukungan suami cukup, maka ibu hamil akan
memanfaatkan pelayanan Antenatal Care sesuai dengan yang dianjurkan demi
kondisi kandungannya.
Sejalan dengan penelitian Mariam (2008) bahwa jarak tempat tinggal
berhubungan dengan keterjangkauan pelayanan kesehatan yang kemudian
mempengaruhi frekuensi antenatal care. Kemudian terjangkaunya tempat
pelayanan kesehatan semakin mendukung antenatal care secara teratur. Hal ini
sesuai dengan penelitian Murniati (2007)yang menyatakan transportasi yang sulit
atau waktu tempuh yang lama mengakibatkan munculnya perasaan malas atau
enggan untuk pergi ke tempat pelayanan kesehatan dan memeriksakan
kehamilannya.
Hasil penelitian Ridwan A, 2011, menyatakan sebesar 64 % responden yang
mudah menjangkau sarana kesehatan memanfaatkan pelayanan antenatal acare
sementara responden yang tidak mudah menjangkau sarana kesehatan sebesar 66.2
% tidak memanfaatkan pelayanan antenatal care.
Keterjangkauan pelayanan kesehatan mencakup jarak, waktu dan biaya.
Tempat pelayanan yang lokasinya tidak strategis atau sulit dicapai oleh para ibu
menyebabkan berkurangnya akses ibu hamil terhadap pelayanan kesehatan.
Walaupun
ketersediaan
pelayanan
kesehatan
sudah
memadai,
namun
penggunaannya tergantung dari aksesibilitas masyarakat terhadap informasi. Ibu
79
hamil yang tinggal ditempat yang terpencil umumnya desa-desa yang masih
terisolisir dan transportasi yang sulit terjangkau, sehingga untuk menempuh
perjalanan ke tempat pelayanan kesehatan akan memerlukan waktu yang lama,
sementara ibu hamil harus memeriksakan kehamilannya (Meilani,dkk, 2009).
Jarak yang mudah terjangkau dan tersedianya fasilitas yang memadai akan
memberi kemudahan bagi ibu hamil untuk memeriksakan kehamilannya dan bisa
melaksanakan antenatal care sehingga jika terdapat keadaan gawat darurat dapat
segera ditangani. Saat ini, penyebaran sarana kesehatan masih belum merata.
Terdapat daerah yang belum memiliki sarana kesehatan khususnya dalam bidang
persalinan. Hal ini menyebab-kan masyarakat kesulitan mendapatkan pelayanan
kesehatan. Bila sarana kesehatan atau rumah sakit sudah tersedia, yang menjadi
masalah selanjutnya adalah terdapat daerah yang tidak dijangkau oleh sarana
transportasi untuk mencapai sarana kesehatan tersebut (Yeyeh, 2009).
Keterjangkauan dikategorikan menjadi mudah terjangkau dan sulit
terjangkau dan sulit diajangkau. Mudah terjangkau jika ibu hamil dapat mencapai
tempat pelayanan kurang dari 1 jam atau dengan biaya kurang dari Rp 20.000.
Keterjangkaun berhubungan dengan pemanfaatan pelayanan antenatal karena
keterjangkauan
tempat
pelayanan
yang
mudah
akan
mendukung
ibu
memeriksakan kehamilannya, sebab ditempat pelayanan antenatal ibu dapat
memantau pertumbuhan dan perkembangan janin dan kesehatan ibu. Maslaahmasalah yang sering dihadapi ibu saat kehamilan dapat diketahui dan ditangani
dengan segera jika ibu sering memeriksakan kehamilan dan datang ketempat
pelayanan antenatal. Selain itu komunikasi antara ibu dan petugas pelayanan
80
antenatal akan berlangsung efektif dan saling mengenal. Jika hubungan telah
terbina akan lebih mudah petugas menyampaikan pesan-pesan yang berguna dan
memudahkan rasa percaya diri dan rasapercaya kepada petugas dimana hal ini
merupakan dasar yang baik dalam merawat diri serta keputusan dalam rangka
persalinan.p
Kemudahan menjangkau tempat pelayanan antenatal semakin mendukung
pemeriksaan kehamilan secara berkala. Menurut Depkes RI,
(1996), selama
kehamilan ada hal-hal yang perlu dipantau agar bila ada penyimpangan dari
keadaan normal dapat segera diberikan penanganan yang memadai. Karena itu
dimulai sejak kehamilan muda. Makin tinggi resiko kehamilan yang dipunyai oleh
ibu, makin tinggi pula kebutuhan untuk memeriksakan kehamilannya lebih sering.
Peneliti berasumsi bahwa jarak tempuh kesuatu tempat mempengaruhi
seseorang untuk mengunjungi suatu lokasi yang dituju, semakin jauh jarak tempuh
kesuatu tempat, semakin enggan seseorang akan memilih lokasi tersebut untuk
dikunjungi. Namun jarak tempuh yang lebih jauh dengan kualitas pelayanan
kesehatan yang lebih baik mungkin akan lebih dipertimbangkan disbanding jarak
tempuh yang dekat tapi kualitas pelayanan kesehatannya buruk. Ketersediaan dan
kemudahan menjangkau tempat pelayanan, akses terhadap sarana kesehatan dan
transportasi merupakan salah satu pertimbangan keluarga dalam pengambilan
keputusan mencari tempat pelayanan kesehatan.
Aksesibilitas ke tempat
pelayanan kesehatan merupakan penghambat untuk memanfaatkan pelayanan
kesehatan tertentu seperti sarana transportasi, keadaan geografis dan waktu
tempuh untuk menuju tempat pelayanan kesehatan. waktu tempuh yang di maksud
81
di sini adalah waktu tempuh dari tempat tinggal menuju tempat pelayanan
kesehatan, waktu tempuh yang lama seringkali menjadi kendala bagi masyarakat
dalam upaya pencarian pengobatan. Pada umumnya ibu akan mencari tempat
pelayanan kesehatan yang berlokasi dekat tempat tinggal mereka.
f. Pengaruh Kondisi Ibu Hamil Dengan Pemanfaatan Antenatal Care di
Wilayah Kerja Puskesmas Wolo Kecamatan Wolo Kabupaten Kolaka Tahun
2015
Kondisi ibu hamil dikategorikan menjadi ada penyakit/keluhan dan tidak ada
penyakit/keluhan. Ada penyakit/keluhan jika ibu mempunyai maslah kesehatan
selama kehamilan, seperti penyakit yang diderita ibu dan ada oedema selama
kehamilan. Tidak ada penyakit/keluhan jika ibu tidak mengalami masalah
kesehatan selama kehamilan.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa dari 65 responden, proporsi responden
dengan kondisi ibu hamil yang mengalami tanda bahaya yaitu sebanyak 28 orang
(43,1%), dan responden dengan kondisi ibu hamil yang tidak mengalami tanda
bahaya yaitu sebanyak 37 orang
(56,9%). Sedangkan hasil uji statistic
menunjukkan bahwa ada Pengaruh yang bermakna antara kondisi ibu hamil
dengan pemanfaatan pelayanan antenatal care. Hal ini dikarenakan kondisi ibu
yang mengalami keluhan/ada penyakit selam kehamilan harus memeriksakan
kehamilannya ketempat pelayanan antenatal, agar ibu lebih mengetahui kondisi
keselamatan dan kehamilan ibu. Hasil Penelitian ini senada dengan hasil
penelitian yang dilakukan Wibowo (1992) menyatakan bahwa kondisi kesehatan
yang dirasakan merupakan dasar dan stimulus langsung untuk mennggunakan
82
pelayanan kesehatan. Dalam hal ini ibu hamil yang merasa dirinya sakit-sakitan
selama kehamilannya akan menggunakan pelayanan Antenatal Care secara lebih
adekuat.
Menurut Depkes RI dalam Murniati (2007), kondisi ibu selama kehamilan
harus dipahami, agar ibu tahu bagaimana keadaan (keluhan) normal atau tidak.
Keluhan normal yang tidak membahayakan bagi kehamilan seperti perubahan
hormonal
atau perubahan bentuk
tubuh.
Keluhan atau keadaan
yang
membahayakan seperti perdarahan baik sedikit atau banyak, pembengkakan pada
kaki yang tidak hilang setelah istirahat rebahan yang disertai nyeri kepala, mual
dan nyeri ulu hati keluar cairan ketuban sebelum kehamilan cukup umur, janin
tidak bergerak atau jarang dalam sehari semalam dan berat badan tidak bertambah
bahkan turun.
Kondisi kehamilan harus dipahami, agar ibu tahu bagaimana keadaan
(keluhan) normal atau tidak. Keluhan normal yang tidak membahayakan bagi
kehamilan seperti perubahan hormonal atau perubahan bantuk tubuh. Keluahan
atau keadaan yang membahayakan seperti perubahan hormonal atau perubahan
bentuk tubuh. Keluhan atau keadaan yang membahayakan seperti perdarahan baik
sedikit atau banyak, pembengkakan pada kaki yang tidak hilang setelah istrahat
rebahan yang disertai nyeri kepala, mual dan nyeri ulu hati, keluar cairan ketuban
sebelum kehamilan cukup umur, jamin tidak bergerak atau jarang dalam sehari
semalam dan berat badan bertambah bahkan turun (Depkes RI, 1996).
Kondisi ibu mempunyai hubungan dengan pemanfaatan pelayanan antenatal
karena perubahan-perubahan yang terjadi dalam diri ibu ditambah dengan adanya
83
keluhan-keluahan penyakit yang dialami selama kehamilan membuat ibu cemas
dengan keadaan dirinya sehingga mendorong ibu untuk memeriksakan
kehamilannya ketempat pelayanan kesehatan. keluhan yang sering timbul selama
kehamilan, baik karena perubahan hormonal , dorongan penekanan atau perubahan
bentuk tubuh akibat pembesaran janin maupun perubahan emosional. Keluhankeluhan tersebut sering mencemaskan ibu hamil, sehingga diperlukan peranan
petugas untuk memberikan rasa percaya diri pada ibu ibu dan memberitahukan
bahwa keadaan ibu normal. Jika ibu memanfaatkan pelayanan antenatal maka
keadaan keluhan yang dirasakan dapat diatasi terutama rasa cemas ibu terhadap
kondisi kehamilan seperti memberikan motivasi pada ibu untuk lebih sering
memanfaatkan pelayanan antenatal.
Hal ini sesuai dengan teori Anderson, yaitu keadaan atau kondisi saat periksa
hamil yang dirasa atau dipersepsi ibu terhadap berat ringannya penyakit atau
keluhan/gejala yang dirasakan ibu sebagai gangguan kesehatan selama
kehamilannya. Anderson juga berpendapat bahwa kebutuhan merupakan faktor
yang menjadi alasan langsung untuk seseorang menggunakan fasilitas pelayanan
kesehatan. Kondisi ibu hamil sangat berpengaruh terhadap proses kehamilan,
persalinan, maupun saat masa nifas. Oleh karena itu diperlukan upaya pendidikan
mengenai tanda bahaya (komplikasi) yang sering dialami oleh ibu saat hamil dan
apa yang harus dilakukan ibu jika komplikasi atau tanda bahaya tersebut dialami
oleh ibu. Sosialisasi ini dapat dilakukan oleh ahli kesehatan atau tenaga yang
profesional kepada ibu hamil tentang tanda-tanda bahaya atau komplikasi atau
juga dapat dilakukan oleh tokoh masyarakat yang memiliki pengaruh di
84
masyarakat atau ibu-ibu kader dengan dibantu oleh ahli kesehatan untuk
meminimalisir komplikasi saat hamil.
Peneliti berasumsi bahwa ketika seseorang dalam kondisi yang tidak sehat
atau mengalami gangguan, maka mereka akan lebih sadar untuk memanfaatkan
pelayanan kesehatan dengan cukup agar kondisi mereka menjadi baik. Sama
seperti ibu hamil, ketika mereka mengalami keluhan/komplikasi saat hamil maka
mereka akan lebih waspada dan lebih cermat dalam menjalani setiap proses
kehamilannya.
Ibu
hamil
yang
mengalami
keluhan/komplikasi
akan
memanfaatkan pelayanan Antenatal Care demi menjaga kondisi mereka membaik
atau tidak lebih memburuk nantinya. Ibu hamil dengan pengetahuan yang kurang
akan menganggap bahwa tanda bahaya (komplikasi) yang dialami merupakan hal
yang wajar bagi ibu hamil dan bukan merupakan masalah bagi kehamilannya.
Padahal sebenarnya, tanda bahaya (komplikasi) yang terjadi menandakan bahwa
terdapat kelainan atau gangguan pada kehamilan dan ini bisa meningkat
bahayanya jika dibiarkan begitu sjaa tanpa adanya penanganan yang profesional.
Pemanfaatan pelayanan Antenatal Care memiliki banyak faktor penyebab atau
faktor yang berpengaruh dan saling berkaitan satu sama lain. Sehingga untuk
memastikan ibu memanfaatkan pelayanan ANC maka diperlukan berbagai faktor
yang mampu mendukung ketercapaiannyaketidaktahuannya terhadap tanda bahaya
(komplikasi) yang biasa dialami ibu hamil.
85
V. PENUTUP
A. Simpulan
Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan, dapat disimpulkan yaitu
sebagai berikut :
1. Pengetahuan tidak memiliki Pengaruh terhadap pemanfaatan pelayanan
Antenatal Care di wilayah kerja Puskesmas Wolo Kecamatan Wolo Kabupaten
Kolaka Tahun 2015.
2. Sikap tidak memiliki Pengaruh terhadap pemanfaatan pelayanan Antenatal Care
di wilayah kerja Puskesmas Wolo Kecamatan Wolo Kabupaten Kolaka Tahun
2015.
3. Dukungan suami tidak memiliki Pengaruh terhadap pemanfaatan pelayanan
Antenatal Care di wilayah kerja Puskesmas Wolo Kecamatan Wolo Kabupaten
Kolaka Tahun 2015.
4. Pendapatan/penghasilan
keluarga
tidak
memiliki
Pengaruh
terhadap
pemanfaatan pelayanan Antenatal Care di wilayah kerja Puskesmas Wolo
Kecamatan Wolo Kabupaten Kolaka Tahun 2015.
5. Akses pelayanan memiliki Pengaruh terhadap pemanfaatan pelayanan Antenatal
Care di wilayah kerja Puskesmas Wolo Kecamatan Wolo Kabupaten Kolaka
Tahun 2015.
6. Kondisi Ibu Hamil memiliki Pengaruh terhadap pemanfaatan pelayanan
Antenatal Care di wilayah kerja Puskesmas Wolo Kecamatan Wolo Kabupaten
Kolaka Tahun 2015
7.
86
B. Saran
Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan serta kesimpulan maka dapat
dikemukakan saran-saran sebagai berikut:
1.
Kepada petugas perlunya meningkatkan kunjungan kerumah ibu hamil yang
aksesnya tidak mudah dijangkau Dan memperhatikan tanda-tanda Resiko ibu
hamil.
2.
Kepada para ibu hamil, sebaiknya melakukan pemeriksaan kesehatan
kehamilan secara rutin sehingga petugas dapat memberikan pelayanan yang
optimal yaitu sesuai standar.
3.
Kepada Pemerintah, perlunya tambahan sarana kesehatan di Puskesmas agar
kualitas pelayanan antenatal di Puskesmas Wolo dapat ditingkatkan dan
petugas lebih meningkatkan kinerjanya sehingga ibu hamil juga akan lebih
terpanggil untuk melakukan kunjungan ke Puskesmas.
4.
Bagi peneliti lain agar meneliti variabel lain yang dapat mempengaruhi
pemanfaatan pelayanan antenatal care di wilayah kerja puskesmas.
87
DAFTAR PUSTAKA
Agnes, 2005. Pengaruh Karakteristik Ibu Hamil Terhadap Kunjungan Pelayanan
Antenatal di Wilayah Kerja Puskesmas Sei Semayang Kabupaten Deli Serdang
Tahun 2005. Skripsi. FKM-USU. Medan.
Anonim. 2008. Psikologi Sosial. Bandung: Refika Aditama.
Azwar, Azrul, Joedo Prihartono, 2003. Metodologi Penelitian Kedokteran dan
Kesehatan Masyarakat. Binurupa Aksara. Jakarta.
Bobak, dkk. 2005. Buku Ajar Keperawatan Maternitas edisi 4. EGC. Jakarta.
Depkes RI, 2007. Pedoman Pelayanan Antenatal. Dirjen Binkesmas Depkes RI.
Jakarta.
_______. 2008. Pelatihan Klinik Asuhan Persalinan Normal. Departemen Kesehatan
Republik Indonesia. Jakarta.
_______. 2009. Pedoman Pemantauan Wilayah Setempat PWS-KIA. Direktorat Bina
Kesehatan Masyarakat, Jakarta.
_______. 1996. Metodologi Penelitian Kesehatan (Edisi Revisi),Rineka Cipta, Jakarta.
Dinkes Sultra, 2013. Profil Kesehatan Sulawesi Tenggara Tahun 2013. Dinkes. Jakarta.
Disnakertrans Sulawesi Tenggara, 2013. Peraturan Gubernur Sulawesi Tenggara
Tentang Penetapan Upah Minimum Provinsi Sulawesi Tenggara. Disnakertrans.
Kendari.
Eka, Arsita, 2011. Ilmu Kesehatan Masyarakat. Yogyakarta.
Elfindri, 2011. Metode Penelitian Kesehatan. Baduose Media. Jakarta.
Faija. 2012. Pengaruh Faktor Predisposisi, Kebutuhan dan Pemungkin Ibu Hamil
Terhadap Pemanfaatan Antenatal Care (ANC) di Wilayah Kerja Puskesmas
Simpang Limun Kota Medan. Tesis, FKM-USU, Medan.
Green dan Kreuter. 2005. Mengungkap Misteri Kematian Ibu di Jawa Barat. Depok.
Hani, Ummi, dkk., 2010. Asuhan Kebidanan Pada Kehamilan Fisiologis. Salemba
Medika. Jakarta.
Harianja, Herzein., 2004. Hubungan Karakteristik, Pengetahuan dan Sikap Ibu dengan
Frekuensi Pemeriksaan Kehamilan di Puskesmas Parsoburan Pematangsiantar
Tahun 2004. Skripsi, FKM-USU, Medan.
Harymawan.
2007.
Dukungan
Suami
dan
Keluarga.
http://drsuparyanto.blogspot.com/2011/02/konsep-anc-ante-natal-care.html, diakses pada
tanggal 10 Agustus 2013.
Indrayani . 2011. Buku Ajar Asuhan Kehamilan. Trans Info Media. Jakarta.
88
Kemenkes RI, 2011. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor
2562/Menkes/Per/XII/201, tentang Petunjuk Teknis Jaminan Persalinan.
Kemenkes RI. Jakarta.
Kemenkes RI, 2011. Profil Kesehatan Indonesia 2010. Kemenkes RI. Jakarta.
_________, 2010. Ilmu Kebidanan, penyakit Kandungan dan KB untuk Pendidikan
Bidan Edisi 2. EGC. Jakarta.
Kusmiyati, Wahyuningsi, & Sujiyatini,. 2008. Analisis Perilaku Konsumen Terhadap
Pemanfaatan Pelayanan Kesehatan Antenatal Care Di Puskesmas Antara Kota
Makassar Tahun 2008. Skripsi Universitas Hasanuddin.
Lina.2006. Tingkat Pengetahuan Wanita Pada Masa Klimakterium Tentang Menopause
Di Kelurahan Simpang Selayang Medan. Skripsi, FKM-USU.
Marmi, 2011. Asuhan Kebidanan pada Masa Antenatal. Pustaka Pelajar. Yogyakarta.
Maryam, 2005. Studi Permintaan Pelayanan Kesehatan pada Nelayan Penyelam di
Pulau Barrang Lompo kota Makassar. FKM Unhas. Makassar.
Maulana, M, 2007, What a Woman Wants: Cara Cerdas Merencanakan dan Menjalani
Kehamilan. Katahati. Yogyakarta.
Murniati, 2007. Faktor-faktor yang Berhubungan dengan Pemanfaatan Pelayanan
Antenatal oleh Ibu Hamil di Kabupaten Aceh Tenggara. Tesis. Sekolah Pasca
Sarjana Universitas Sumatera Utara. Medan.
Mullany dan Beckerand. 2007. Hubungan Pengetahuan dan Sikap Ibu Hamil Terhadap
Perilaku Seksual Terhadap Kehamilan Trimester III di RB Nur- Hikmah Desa
Kwaron Kecamatan Gubug Kabupaten Grobogan. Skripsi Poltekes Semarang.
Meilani,dkk. 2009. Faktor-Faktor Yang Memengaruhi Pemanfaatan Pelayanan
Antenatal Care (Anc) Di Wilayah Kerja Puskesmas Sosopan Kabupaten Padang
Lawas Tahun 2012. Program Studi S2 Ilmu Kesehatan Masyarakat Fakultas
Kesehatan Masyarakat Universitas Sumatera Utara.Medan
Ninuk. 2007. Asuhan Keperawatan Pada Pasien Terinfeksi HIV/AIDS. Penerbit
Salemba Medika. Jakarta.
Notoatmodjo, S., 2010. Ilmu Perilaku Kesehatan, Rineka Cipta. Jakarta.
__________. 2005. Ilmu Kesehatan Masyarakat. Rineka Cipta. Jakarta.
__________. 1997. Metode Penelitian Kesehatan. Rineka Cipta. Jakarta.
Nursalam, 2008. Konsep dan Penerapan Metodologi Penelitian Keperawatan. Jakarta.
89
Prawirohardjo, S., 2010. Ilmu Kebidanan. PT Bina Pustaka Sarwono Prawirohardjo.
Jakarta.
Purwaningsih,W., 2010. Asuhan Keperawatan Maternitas. ISBN. Yogyakarta.
Puskesmas Wolo, 2013. Profil Puskesmas Wolo Tahun 2013.
Ridwan, Amiruddin, 2011. Epidemiologi Perencanaan dan Pelayanan Kesehatan.
Masagena Press. Makassar.
Risdamayanti. 2013. Faktor Yang Mempengaruhi Pemanfaatan Pelayanan Antenatal
Care Di Wilayah Kerja Puskesmas Motaha Kabupaten Konawe Selatan Tahun
2013. Skripsi. FKM Universitas UHO. Kendari.
Rini, M., 2010. Analisis Determinan Pemanfaatan Layanan Antenatal di Sumatera
Selatan. Jurnal Pembangunan Manusia Vol. 4 No.12 Tahun 2010.
Riris. 2010. Pengaruh Faktor Predisposisi, Pemungkin dan Kebutuhan Terhadap
Pemanfaatan Sarana Pelayanan Antenatal oleh Ibu Hamil di Kelurahan Pasir
Bidang Kecamatan Sarudik Kabupaten Tapanuli Tengah Tahun 2010. Skripsi,
FKM-USU, Medan.
Riskesdas. 2007. Analisis Kematian Ibu di Indonesia Tahun 2007, Jakarta.
Rush. 2001. Pengantar Demografi Fakultas Ekonomi. Universitas Indonesia. Jakarta.
Suara Kendari, 2014. Hanya Dua Daerah Tetapkan UMK, 21 Februari 2014.
www.suarakendari.com (diakses Mei 2015).
Sadik.1996. Asuhan Kebidanan pada Masa Antenatal. Pustaka Pelajar. Yogyakarta.
Subekti. 2010. Hubungan Dukungan Suami dengan Keteraturan Antenatal Care
pada Multigravida Trimester III di Wilayah Kerja Puskesmas Puedage.
Kecamatan Jepon Kabupaten Blora, Jurnal Keperawatan dan Kebidanan (JIKK),
Vol. I, No.3: 164-174, Desember 2010.
Sugiyono, 2009. Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R&D. Alfabeta. Bandung.
Saifuddin. 2003. Pengantar Perilaku Manusia untuk Keperawatan. EGC. Jakarta.
Suryanto. 2007. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Ibu Hamil Terhadap Kunjungan
Pemeriksaan Kehamilan di Puskesmas Rawat Inap Panjang Bandar Lampung.
Medical Journal of Lampung University Volume 2 No 4 Februari 2013.
Schiffman & Kanuk, 2007. Perilaku Konsumen. trans. K Zulkifli, PT Indeks, edk 7.
Jakarta.
Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 36 Tahun 2009 Tentang Kesehatan
Wahid dkk., 2007. Promosi Kesehatan. Graha Ilmu. Yogyakarta.
90
Wibowo. 1992. Pemanfaatan Pelayanan Antenatal : Faktor-faktor yang Mempengaruhi
dan Hubungannya dengan Berat Badan Lahir Rendah. Disertasi. Program Pasca
Sarjana Universitas Indonesia.
WHO, 2010. Trends in maternal mortality 1990-2008: estimates developed by WHO,
UNICEF, UNFPA and the World Bank. Geneva ( www.who.int)
____, 2012. Global Health Observatory (GHO) Antenatal Care. Geneva (www.who.int)
____, 2015. Maternal Health. Geneva (www.who.int)
Wiknjosastro, H., 2005. Ilmu Kebidanan. Yayasan Bina Pustaka Sarwono Prawiroharjo.
Yogyakarta.
Yulifah, Rita dan Tri Johan A.Y, 2009. Asuhan Kebidanan Komunitas. Salemba
Medika. Jakarta.
Yeyeh. 2009. Gambaran Pengetahuan, Sikap, dan Tindakan Terhadap Status Gizi ibu
hamil di puskesmas Rappokaling Kecamatan Tallo Makasar Tahun 2009.
Skripsi Universitas Hasanuddin.Makassar.
Ulina. 2004. Pengaruh Karakteristik Ibu Hamil Terhadap Pemanfaatan Pelayanan
Antenatal K4 Di Kelurahan Tanjung Jati Wilayah Kerja Puskesmas Sambi
Tanjung
Rejo
Tahun
2004.
Skripsi,
FKM-USU.
Medan.
Persetujuan Informan
PERNYATAAN PERSETUJUAN
(Informed Consent)
Saya yang bertanda tangan di bawah ini:
Nama
: …………………(inisial)
Umur
: …………………..(tahun)
Setelah membaca dengan seksama, mengerti dan memahami penjelasan dan
informasi yang diberikan dari peneliti, saya bersedia berpartisipasi menjadi sampel
dalam penelitian yang di lakukan oleh Saudari. Wartina Karamelka dengan judul
“Faktor yang Mempengaruhi Pemanfaatan Pelayanan Antenatal Care di wilayah kerja
Puskesmas Wolo Kabupaten Kolaka tahun 2015.” sampai dengan berakhirnya masa
penelitian dimaksud. Bersedia memberikan informasi yang dibutuhkan dalam penelitian
sesuai dengan kondisi yang sesungguhnya.
Demikian pernyataan persetujuan ini saya buat dalam keadaan sadar dan tidak
sedang dalam paksaan siapapun serta untuk dapat dipergunakan sebagaimana mestinya.
Kendari,
Peneliti,
(Wartina Karamelka)
F2DA 09 159
2015
Responden,
(
)
Kuesioner Penelitian
KUESIONER PENELITIAN
FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PEMANFAATAN PELAYANAN
ANTENATAL CARE DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS WOLO
TAHUN 2015
No. Responden
:
A. Identitas Umum Responden
1.
Nama
: ........................................................................
2.
Umur
: ............... tahun
3.
Pendidikan
:
4.
5.
a.
Tidak Sekolah/ Tidak Tamat SD
b.
Tamat SD Sederajat
c.
Tamat SLTP Sederajat
d.
Tamat SLTA Sederajat
e.
Akademi/ Perguruan Tinggi
Pekerjaan Responden :
a.
Petani/Buruh
d. Tidak Bekerja
b.
PNS/TNI/Polri
e. Lain-lain (.....................................)
c.
Wiraswasta/Pegawai Swasta
Pekerjaan Suami
:
a.
Petani/Buruh
d. Tidak Bekerja
b.
PNS/TNI/Polri
e. Lain-lain (.....................................)
c.
Wiraswasta/Pegawai Swasta
B. Pengetahuan
1.
Menurut ibu, bagaimana cara mengetahui adanya kehamilan?
a. Memeriksakan pada dukun bayi
b. Memeriksakan ke pelayanan kesehatan (bidan di desa atau puskesmas)
2.
Menurut ibu, pada saat kapan sebaiknya pemeriksaan pertama kali pada
kehamilan?
a. Sejak terlambat haid
b. Dekat Mau Melahirkan
3.
Menurut ibu, dimana tempat pemeriksaan kehamilan yang seharusnya?
a. Dukun
b. Rumah Sakit/ Puskesmas
4.
Menurut ibu, berapa kali minimal (paling sedikit) selama hamil ibu harus
memeriksakan kehamilan di sarana kesehatan?
a. 4 kali (1 kali saat hamil 3 bulan pertama, 1 kali saat hamil 3 bulan kedua, dan 2
kali saat hamil 3 bulan ketiga/terakhir)
b. 2 kali (ketika 3 bulan pertama dan 3 bulan terakhir)
5.
Menurut ibu, apa manfaat imunisasi TT bagi ibu hamil?
a. Mencegah penyakit Malaria
b. Mencegah penyakit Tetanus
6.
Menurut ibu, faktor apa yang menyebabkan seorang ibu melahirkan prematur?
a. Tidak melakukan pemeriksaan antenatal secara lengkap, dan mengkonsumsi
makanan yang tidak seimbang serta status gizi ibu yang rendah
b. Terlalu banyak bergerak dan mengkonsumsi makanan secara berlebihan
7.
Menurut ibu, berapa kadar Hb yang baik bagi seorang ibu hamil?
a. < 11 gr
b. ≥ 11 gr
8.
Menurut ibu, bila terjadi penurunan berat badan pada waktu hamil, ini
menandakan bahwa ibu sehat?
a. Salah
b. Benar
9. Menurut ibu, obat yang paling baik diminum setiap hari oleh Ibu hamil adalah tablet
tambah darah?
a. Betul
b. Salah
10. Menurut ibu, berapa jumlah tablet yang baik dikonsumsi oleh seorang ibu hamil?
a. < 90 tablet selama hamil sampai melahirkan
b. ≥ 90 tablet selama hamil sampai melahirkan
C. Sikap
No.
Pernyataan
1.
Ibu hamil perlu memeriksakan kehamilannya
2.
Memeriksakan kehamilan sebaiknya secara teratur
kecuali jika mengalami gangguan kehamilan
Memeriksakan kehamilan mempunyai manfaat
bagi kesehatan
Memeriksakan kehamilan mempunyai manfaat
bagi kesehatan anak
3.
4.
5.
6.
S
Pemeriksaan kehamilan sebaiknya kepada bidan
Dapat dipastikan tanpa periksa kehamilan ibu
tetap melahirkan bayi sehat
7.
Penyakit yang timbul pada waktu hamil akan
sembuh sendiri
8.
Pada waktu memeriksakan kehamilan, ibu harus
mendapatkan keterangan tentang kesehatan ibu
9.
Pemeriksaan kehamilan dilakukan jika ada
masalah saja dengan kehamilan ibu
10. Pemeriksaan kehamilan ke bidan sebaiknya
minimal dilakukan 4 kali
Keterangan : S = Setuju, KS = Kurang Setuju, TS = Tidak Setuju
Respon
KS
TS
D. Dukungan Suami
1.
Apakah suami memberikan izin untuk memeriksakan kehamilan ibu saat ini?
a. Ya
b. Tidak
2. Apakah suami menganjurkan ibu periksa kehamilan saat ini ke pelayanan
kesehatan?
a. Ya
b. Tidak
3. Apakah suami mau menyediakan waktu untuk mendampingi ibu periksa
kehamilan sekarang?
a. Ya
b. Tidak
4. Apakah suami mau menyediakan dana untuk ibu memeriksakan kehamilan
sekarang?
a. Ya
b. Tidak
5. Apakah suami membantu ibu dalam mencari informasi tentang kesehatan selama
masa kehamilan sekarang?
a. Ya
b. Tidak
6. Apakah suami selalu mengingatkan ibu untuk memeriksakan kehamilan sekarang?
a. Ya
b. Tidak
7. Apakah suami selalu memperhatikan kesehatan ibu selama masa kehamilan ini?
a. Ya
b. Tidak
E. Pendapatan/penghasilan Keluarga
Petunjuk: isilah kolom sesuai jumlah pendapatan/penghasilan yang diperoleh
No.
Anggota Keluarga
1
Ayah
2
Ibu
3
Anak
4
Dll
Jumlah Pendapatan (Rp) / bulan
F. Akses
1. Apakah ibu dapat dengan mudah kepuskesmas atau posyandu?
2. Bila iya, ibu menggunakan transportasi apa ke puskesmas atau keposyandu?
3. Bila tidak apa alasan/kendala ibu ke puskesmas atau keposyandu?
G. Kondisi Ibu Hamil
1. Apa ibu mengalami tanda-tanda bahaya (komplikasi) selama kehamilan?
a. Ya
b. Tidak
2. Jika ya, apa sajakah tanda-tanda bahaya (komplikasi) kehamilan tersebut? (boleh
memilih lebih dari satu)
a. Mules hebat sebelum 9 bulan
b. Pendarahan
c. Demam Tinggi
d. Kejang-kejang dan pingsan
e. Lainnya, tuliskan .................................................................................
H. Pemanfaatan Antenatal Care
1. Apakah selama hamil memeriksakan kehamilan di sarana pelayanan kesehatan
(Bidan di desa, Polindes, Posyandu)
a. Ya
b. Tidak, tetapi di .................................................
2. Jika tidak, apa alasan ibu?
a. Jarak dekat dan susah ditempuh
b. Sikap petugas tidak ramah
c. Alasan lain ...........................................................................................
3. Berapa kali ibu memeriksakan kehamilan selama hamil?
a. < 4 kali
b. ≥ 4 kali
HASIL OUTPUT SPSS
UMUR
Cumulative
Frequency
Valid
>19 tahun
Percent
Valid Percent
Percent
9
13.8
13.8
13.8
20-24
11
16.9
16.9
30.8
25-29
18
27.7
27.7
58.5
30-34
14
21.5
21.5
80.0
35-39
13
20.0
20.0
100.0
Total
65
100.0
100.0
pekerjaan istri
Cumulative
Frequency
Valid
Percent
Valid Percent
Percent
Petani/Buruh
10
15.4
15.4
15.4
PNS/TNI/POLRI
17
26.2
26.2
41.5
Wiraswasta/pegawai swasta
18
27.7
27.7
69.2
IRT
20
30.8
30.8
100.0
Total
65
100.0
100.0
pekerjaan suami
Cumulative
Frequency
Valid
Percent
Valid Percent
Percent
petani/buruh
17
26.2
26.2
26.2
PNS/TNI/POLRI
18
27.7
27.7
53.8
wiraswasta/pegawai swasta
17
26.2
26.2
80.0
tidak bekerja
13
20.0
20.0
100.0
pekerjaan suami
Cumulative
Frequency
Valid
Percent
Valid Percent
Percent
petani/buruh
17
26.2
26.2
26.2
PNS/TNI/POLRI
18
27.7
27.7
53.8
wiraswasta/pegawai swasta
17
26.2
26.2
80.0
tidak bekerja
13
20.0
20.0
100.0
Total
65
100.0
100.0
Pendidikan
Cumulative
Frequency
Valid
TTSD
Percent
Valid Percent
Percent
8
12.3
12.3
12.3
SD
14
21.5
21.5
33.8
SMP
16
24.6
24.6
58.5
SMA
16
24.6
24.6
83.1
AKADEMI/PT
11
16.9
16.9
100.0
Total
65
100.0
100.0
pemanfaatan antenatal care
Cumulative
Frequency
Valid
Percent
Valid Percent
Percent
memanfaatkan
29
44.6
44.6
44.6
tidak memanfaatkan
36
55.4
55.4
100.0
Total
65
100.0
100.0
Pengetahuan
Cumulative
Frequency
Valid
Percent
Valid Percent
Percent
cukup
23
35.4
35.4
35.4
kurang
42
64.6
64.6
100.0
Total
65
100.0
100.0
Crosstab
pemanfaatan antenatal care
tidak
memanfaatkan
Pengetahuan
cukup
Count
% within pengetahuan
% within pemanfaatan antenatal
care
kurang
Count
% within pengetahuan
% within pemanfaatan antenatal
care
Total
Count
% within pengetahuan
% within pemanfaatan antenatal
care
memanfaatkan
Total
13
10
23
56.5%
43.5%
100.0%
44.8%
27.8%
35.4%
16
26
42
38.1%
61.9%
100.0%
55.2%
72.2%
64.6%
29
36
65
44.6%
55.4%
100.0%
100.0%
100.0%
100.0%
Chi-Square Tests
Value
Asymp. Sig. (2-
Exact Sig. (2-
Exact Sig. (1-
sided)
sided)
sided)
df
Pearson Chi-Square
2.042a
1
.153
Continuity Correctionb
1.364
1
.243
Likelihood Ratio
2.041
1
.153
Fisher's Exact Test
.195
Linear-by-Linear Association
2.011
N of Valid Casesb
1
.121
.156
65
a. 0 cells (.0%) have expected count less than 5. The minimum expected count is 10.26.
b. Computed only for a 2x2 table
Symmetric Measures
Asymp. Std. Errora
Value
Nominal by Nominal
Approx. Tb
Approx. Sig.
Phi
.177
.153
Cramer's V
.177
.153
Interval by Interval
Pearson's R
.177
.123
1.429
.158c
Ordinal by Ordinal
Spearman Correlation
.177
.123
1.429
.158c
N of Valid Cases
65
a. Not assuming the null hypothesis.
b. Using the asymptotic standard error assuming the null hypothesis.
c. Based on normal approximation.
Sikap
Cumulative
Frequency
Valid
Percent
Valid Percent
Percent
positif
30
46.2
46.2
46.2
negatif
35
53.8
53.8
100.0
Total
65
100.0
100.0
sikap * pemanfaatan antenatal care
Crosstab
pemanfaatan antenatal care
tidak
memanfaatkan
sikap
positif
Count
% within sikap
% within pemanfaatan antenatal
care
negatif
% within pemanfaatan antenatal
care
Total
14
30
53.3%
46.7%
100.0%
55.2%
38.9%
46.2%
13
22
35
37.1%
62.9%
100.0%
44.8%
61.1%
53.8%
29
36
65
44.6%
55.4%
100.0%
100.0%
100.0%
100.0%
Count
% within sikap
% within pemanfaatan antenatal
care
Total
16
Count
% within sikap
memanfaatkan
Chi-Square Tests
Value
Df
Asymp. Sig. (2-
Exact Sig. (2-
Exact Sig. (1-
sided)
sided)
sided)
Pearson Chi-Square
1.714a
1
.191
Continuity Correctionb
1.121
1
.290
Likelihood Ratio
1.719
1
.190
Fisher's Exact Test
Linear-by-Linear Association
N of Valid Casesb
.219
1.687
1
.194
65
a. 0 cells (.0%) have expected count less than 5. The minimum expected count is 13.38.
b. Computed only for a 2x2 table
.145
Symmetric Measures
Asymp. Std. Errora
Value
Nominal by Nominal
Approx. Tb
Approx. Sig.
Phi
.162
.191
Cramer's V
.162
.191
Interval by Interval
Pearson's R
.162
.123
1.306
.196c
Ordinal by Ordinal
Spearman Correlation
.162
.123
1.306
.196c
N of Valid Cases
65
a. Not assuming the null hypothesis.
b. Using the asymptotic standard error assuming the null hypothesis.
c. Based on normal approximation.
dukungan keluarga
Cumulative
Frequency
Valid
Percent
Valid Percent
Percent
mendukung
34
52.3
52.3
52.3
tidak mendukung
31
47.7
47.7
100.0
Total
65
100.0
100.0
Crosstab
pemanfaatan antenatal care
tidak
memanfaatkan
dukungan keluarga
mendukung
Count
21
34
38.2%
61.8%
100.0%
44.8%
58.3%
52.3%
16
15
31
51.6%
48.4%
100.0%
55.2%
41.7%
47.7%
29
36
65
44.6%
55.4%
100.0%
100.0%
100.0%
100.0%
% within pemanfaatan antenatal
care
Count
% within dukungan keluarga
% within pemanfaatan antenatal
care
Total
Count
% within dukungan keluarga
% within pemanfaatan antenatal
care
Chi-Square Tests
Value
Pearson Chi-Square
Continuity Correctionb
Likelihood Ratio
df
Asymp. Sig. (2-
Exact Sig. (2-
Exact Sig. (1-
sided)
sided)
sided)
1.174a
1
.279
.695
1
.404
1.177
1
.278
Fisher's Exact Test
Linear-by-Linear Association
N of Valid Casesb
.324
1.156
1
.282
65
a. 0 cells (.0%) have expected count less than 5. The minimum expected count is 13.83.
b. Computed only for a 2x2 table
Total
13
% within dukungan keluarga
tidak mendukung
memanfaatkan
.202
Symmetric Measures
Asymp. Std. Errora
Value
Nominal by Nominal
Phi
Approx. Tb
Approx. Sig.
-.134
.279
Cramer's V
.134
.279
Interval by Interval
Pearson's R
-.134
.123
-1.077
.286c
Ordinal by Ordinal
Spearman Correlation
-.134
.123
-1.077
.286c
N of Valid Cases
65
a. Not assuming the null hypothesis.
b. Using the asymptotic standard error assuming the null hypothesis.
c. Based on normal approximation.
akses pelayanan
Cumulative
Frequency
Valid
Percent
Valid Percent
Percent
mudah terjangkau
34
52.3
52.3
52.3
sulit terjangkau
31
47.7
47.7
100.0
Total
65
100.0
100.0
akses pelayanan * pemanfaatan antenatal care Crosstabulation
pemanfaatan antenatal care
tidak
memanfaatkan
akses pelayanan
mudah terjangkau
Count
% within akses pelayanan
% within pemanfaatan antenatal
care
sulit terjangkau
% within pemanfaatan antenatal
care
Total
24
34
29.4%
70.6%
100.0%
34.5%
66.7%
52.3%
19
12
31
61.3%
38.7%
100.0%
65.5%
33.3%
47.7%
29
36
65
44.6%
55.4%
100.0%
100.0%
100.0%
100.0%
Count
% within akses pelayanan
% within pemanfaatan antenatal
care
Chi-Square Tests
Value
df
Asymp. Sig. (2-
Exact Sig. (2-
Exact Sig. (1-
sided)
sided)
sided)
Pearson Chi-Square
6.669a
1
.010
Continuity Correctionb
5.441
1
.020
Likelihood Ratio
6.779
1
.009
Fisher's Exact Test
Linear-by-Linear Association
N of Valid Casesb
.013
6.566
1
.010
65
a. 0 cells (.0%) have expected count less than 5. The minimum expected count is 13.83.
b. Computed only for a 2x2 table
Total
10
Count
% within akses pelayanan
memanfaatkan
.010
Symmetric Measures
Asymp. Std. Errora
Value
Nominal by Nominal
Approx. Tb
Approx. Sig.
Phi
.320
.010
Cramer's V
.320
.010
Interval by Interval
Pearson's R
-.320
.118
-2.684
.009c
Ordinal by Ordinal
Spearman Correlation
-.320
.118
-2.684
.009c
N of Valid Cases
65
a. Not assuming the null hypothesis.
b. Using the asymptotic standard error assuming the null hypothesis.
c. Based on normal approximation.
pendapatan/pengahsilan keluarga
Cumulative
Frequency
Valid
Percent
Valid Percent
Percent
cukup
44
67.7
67.7
67.7
kurang
21
32.3
32.3
100.0
Total
65
100.0
100.0
pendapatan/pengahsilan keluarga * pemanfaatan antenatal care Crosstabulation
pemanfaatan antenatal care
tidak
memanfaatkan
pendapatan/pengahsilan
Cukup
keluarga
Count
memanfaatkan
Total
16
28
44
36.4%
63.6%
100.0%
55.2%
77.8%
67.7%
13
8
21
61.9%
38.1%
100.0%
44.8%
22.2%
32.3%
29
36
65
44.6%
55.4%
100.0%
100.0%
100.0%
100.0%
% within
pendapatan/pengahsilan
keluarga
% within pemanfaatan antenatal
care
Kurang
Count
% within
pendapatan/pengahsilan
keluarga
% within pemanfaatan antenatal
care
Total
Count
% within
pendapatan/pengahsilan
keluarga
% within pemanfaatan antenatal
care
Value
Asymp. Sig. (2-
Exact Sig. (2-
Exact Sig. (1-
sided)
sided)
sided)
df
Pearson Chi-Square
3.753a
1
.053
Continuity Correctionb
2.790
1
.095
Likelihood Ratio
3.761
1
.052
Fisher's Exact Test
.066
Linear-by-Linear Association
N of Valid Casesb
3.695
1
.047
.055
65
a. 0 cells (.0%) have expected count less than 5. The minimum expected count is 9.37.
b. Computed only for a 2x2 table
Symmetric Measures
Asymp. Std. Errora
Value
Nominal by Nominal
Phi
Approx. Tb
Approx. Sig.
-.240
.053
Cramer's V
.240
.053
Interval by Interval
Pearson's R
-.240
.121
-1.965
.054c
Ordinal by Ordinal
Spearman Correlation
-.240
.121
-1.965
.054c
N of Valid Cases
65
a. Not assuming the null hypothesis.
b. Using the asymptotic standard error assuming the null hypothesis.
c. Based on normal approximation.
kondisi ibu hamil
Cumulative
Frequency
Valid
Percent
Valid Percent
Percent
mengalami tanda bahaya
28
43.1
43.1
43.1
tidak mengalami tanda bahaya
37
56.9
56.9
100.0
Total
65
100.0
100.0
kondisi ibu hamil * pemanfaatan antenatal care Crosstabulation
pemanfaatan antenatal care
tidak
memanfaatkan
kondisi ibu hamil
mengalami tanda bahaya
Count
% within kondisi ibu hamil
% within pemanfaatan antenatal
care
tidak mengalami tanda bahaya
% within pemanfaatan antenatal
care
Total
20
28
28.6%
71.4%
100.0%
27.6%
55.6%
43.1%
21
16
37
56.8%
43.2%
100.0%
72.4%
44.4%
56.9%
29
36
65
44.6%
55.4%
100.0%
100.0%
100.0%
100.0%
Count
% within kondisi ibu hamil
% within pemanfaatan antenatal
care
Chi-Square Tests
Value
Pearson Chi-Square
Continuity Correction
b
Likelihood Ratio
df
Asymp. Sig. (2-
Exact Sig. (2-
Exact Sig. (1-
sided)
sided)
sided)
5.124a
1
.024
4.047
1
.044
5.236
1
.022
Fisher's Exact Test
Linear-by-Linear Association
N of Valid Cases
b
.043
5.045
1
.025
65
a. 0 cells (.0%) have expected count less than 5. The minimum expected count is 12.49.
Total
8
Count
% within kondisi ibu hamil
memanfaatkan
.021
Chi-Square Tests
Value
Asymp. Sig. (2-
Exact Sig. (2-
Exact Sig. (1-
sided)
sided)
sided)
df
Pearson Chi-Square
5.124a
1
.024
Continuity Correctionb
4.047
1
.044
Likelihood Ratio
5.236
1
.022
Fisher's Exact Test
.043
Linear-by-Linear Association
N of Valid Casesb
5.045
1
.021
.025
65
a. 0 cells (.0%) have expected count less than 5. The minimum expected count is 12.49.
b. Computed only for a 2x2 table
Symmetric Measures
Asymp. Std. Errora
Value
Nominal by Nominal
Approx. Tb
Approx. Sig.
Phi
.281
.024
Cramer's V
.281
.024
Interval by Interval
Pearson's R
-.281
.117
-2.322
.023c
Ordinal by Ordinal
Spearman Correlation
-.281
.117
-2.322
.023c
N of Valid Cases
65
a. Not assuming the null hypothesis.
b. Using the asymptotic standard error assuming the null hypothesis.
c. Based on normal approximation.
PENYERAHAN SURAT KEPADA PUSKESMAS WOLO
PEMERIKSAAAN IBU HAMIL DI PUSKESMAS WOLO
PENGISIAN KUISIONER DI KECAMATAN WOLO
PENGAMBILAN SAMPEL DI PUSKESMAS WOLO
LOKASI PUSKESMAS WOLO
Download