32 DESAIN SISTEM ALAT PENGUKURAN DETAK JANTUNG

advertisement
DESAIN SISTEM ALAT PENGUKURAN DETAK JANTUNG PORTABLE
BERBASIS SENSOR PHOTOPLETISIMOGRAF
Sulaiman1, Sosiawati Teke2
Teknik Elektromedik Stikes Mandala Waluya Kendari
Email: [email protected], [email protected]
Abstrak
Detak jantung manusia merupakan salah satu factor yang menentukan
tingkat kesehatan seseorang. Detak jantung yang terlalu lambat ataupun terlalu
cepat akan berdampak buruk bagi kesehatan. Detak jantung dapat berdetak
cepat saat seseorang melakukan suatu aktifitas yang membutuhkan energy yang
cukup besar. Untuk mengetahui detak jantung masih berdetak dalam batas
normal ataupun tidak, maka didapat dilakukan pengukuran baik pengukuran
secara langsung oleh orang yang ahli dalam kesehatan maupun menggunakan
alat ukur detak jantung. Penggunaa alat ukur detak jantung merupakan metode
yang lebih sederhana untuk mengahui kecepatan detak jantung, namun
harganya masih cukup mahal. Oleh karena itu dikembangkan sistem
pengukuran detak jantung yang berbasis Sensor Photopletismograf (PPG).
Sistem ini mengukur detak jantung berdasarkan perubahan volume darah pada
ujung jari tangan seseorang. Untuk mendapatkan sinyal PPG, maka digunakan
sensor optic berupa photodiode dan LED ditempatkan pada ujung jari.
Tegangan keluaran dari sensor kemudian difilter dan dikuatkan menggunakan
Operational Amplifier (Op-Amp). Data sensor PPG yang telah diproses
kemudian diolang secara digital menggunakan mikrokontroler. Hasil pengkuran
menunjukkan sistem dapat melakukan pengukuran detak jantung dengan cukup
baik dimana hasil pengukuran sistem dicocokan dengan aplikasi pengkuran
detak jantung pada smarphone.
Kata kunci: Photopletismograf, jantung, mikrokontroler
.PENDAHULUAN
terlalu lambat akan berpenaruh terhadap
kesehatan seseorang. Oleh karena itu, detak
jantung seseorang harus dapat terkontrol
terlebih lagi pada orang yang sering
melakukan kegiatan yang dapat memicu
jantung berdetak lebih cepat.
Pengukuran detak jantung dapat
dilakukan dengan beberapa cara, yaitu
dengan melakukan pengukuran secara
langsung pada denyut nadi maupun
menggunakan alat pengukur detak jantung.
Pada pengukuran detak jantung melalui
pengukuran pada denyut nadi hanya dapat
Jantung merupakan salah satu organ
tubuh manusia yang berperan penting dalam
mengatur sirkulasi darah. Dalam keadaan
normal, jantung dapat berdetak dengan
kecepatan 60 – 100 kali permenit [1]. Detak
jantung dapat menjadi lebih cepat saat
sesorang melakukan latihan, olah raga
ataupun
kegiatan-kegiatan
yang
membutuhkan energy cukup banyak namun
dalam batas yang telah ditetapkan. Sehingga,
detak jantung yang terlalu cepat ataupun
32
33
dilakukan oleh orang-orang yang telah
terampil dan mendapatkan pelatiah khusus,
sehingga tidak semua orang dapat
melakukannya. Sedangkan untuk melakukan
pengukuran detak jantung menggunakan alat
ukur detak jantung masih sulit untuk
dilakukan karena harga peralatan tersebut
masih cukup mahal. Dengan perkembangan
teknologi khusus dalam bidang elektronika,
maka dapat dibangun suatu system yang
dapat melakukan pengukuran detak jantung.
System pengukuran detak jantung
yang
dibuat
menggunakan
prinsip
pembacaan sinyal Photopletismograf (PPG).
Dimana pada system ini, dilakukan
pengukuran menggunakan sensor optic yang
ditempatkan pada ujung jari untuk
mendeteksi perubahan volume darah yang
terjadi akibat proses pemompaan darah oleh
jantung [2]. Perubahan volume darah akan
menghasilkan korelasi dengan detak jantung
yang dideteksi oleh sensor dan kemudian
dilakukan
pengolahan
sinyal
yang
dikeluarkan oleh sensor tersebut [3].
Pengolahan sinyal yang semula berupa sinyal
analog menjadi sinyal digital dilakukan
menggunakan mikrokontroler sehingga hasil
pengukuran dapat ditampilkan pada LCD.
METODOLOGI PENELITIAN
System pengukuran detak jantung
yang dibangun terdiri dari beberapa bagian
utama yaitu: sensor PPG, rangkaian
pengkondisi sinyal, mikrokontroler, dan
LCD.
Gambar 30 Blok diagram perancangan
sistem
Pembuatan
system
diawal
dengan
perancangan sensor optic yang ditempakan
pada ujung jari. Sensor optic yang dibuat
terdiri dari sumber cahaya berupa Light
Emitting Diode (LED) dan Photodioda yang
berfungsi sebagai sensor cahaya [4]. Cahaya
yang dihasilkan oleh LED akan merambat ke
dalam jari dan dipantulkan oleh tulang yang
kemudian dideteksi oleh sensor cahaya.
Intensitas cahaya yang diterima oleh sensor
akan bergantung seberapa besar intensitas
cahaya yang diteruskan ataupun diserap oleh
jari. Dimana saat volume darah pada jari
maksimum, maka intensitas cahaya yang
diterima akan semakin kecil dan sebaliknya
jika volume darah pada jari menurun, maka
intensitas cahaya yang diterima oleh sensor
akan semakin besar. Frekuensi maksimum
dan minimum dari volume darah akan
bergantung pada detak jantung sehingga
tegangan keluaran dari sensor cahaya juga
akan mengikuti frekuensi dari detak dari
jantung. Akan tetapi, amplitude dari tegangan
tersebut masihlah sangat kecil dan masih
bercampur dengan sinyal-sinyal noise
sehingga harus dilakukan penguatan dan
penyaringan/filter pada sinyal tersebut.
Penguatan dan pemfilteran sinyal
dilakukan
menggunakan
Operasional
Amplifier (op-amp). Dimana proses ini
dilakukan beberapa kali untuk mendapatkan
sinyal yang baik dan bersih dari noise. Jenis
op-amp yang digunakan adalah IC LM324
yang merupakan IC dengan 4 channel.
Sehingga proses penguatan dan pemfilteran
sinyal dapat lang sung dilakukan dengan satu
IC.
Gambar 31 IC LM324
34
Sinyal tersebut kemudian diubang menjadi
sinyal digital menggunakan mikrokontroler
berdasarkan program yang dimasukkan ke
dalamnya. Berikut adalah flowchart dari
program tersebut:
bagian penerima berupa photodiode yang
juga dirangkai secar seri dengan sebuah
resistor. Pemasangan resistor bertujuan untuk
mencegah arus berlebih pada LED dan
photodiode.
Gambar 34 Rangkain sensor PPG
Gambar 32 Flowchart program
mikrokontroler
HASIL DAN PEMBAHASAN
Sistem pengukuran detak jantung
yang dibangun terdiri dari beberapa blok
utama untuk mengolah sinyal PPG hingga
dapat merepresentasikan nilai dari detak
jantung. Berikut adalah blok sistem
pengukuran detak jantung yng dibuat:
Pada rangkaian sumber tegangan sensor
digunakan regulator tegangan menggunkan
diode zener agar tegangan keluaran pada
photodiode
hanya
bergantung
pada
perubahan volume darah pada jari bukan dari
fluktuatif sumber tegangan. Sebab jika besar
tegangan sumber berubah, maka besar
tegangan photodiode juga akan berubah.
Tegangan keluaran sensor yang telah stabil
kemudian
difilter
dan
dikuatkan
menggunakan Op-Amp.
Rangkaian filter pertama yang
digunakan adalah filter lolos tinggi (Gambar
35) dengan frekuensi Cut off (fc) yang
besarnya ditentukan dengan persamaan
berikut:
fc 
Gambar 33 Blok diagram sistem
pengukuran detak jantung
Proses pengukuran detak diawali dari
perubahan volume darah pada ujung jari yang
didteksi oleh sensor. Sensor terdiri dari
bagian pemancar berupa LED yang dirangkai
secara seri seeri dengan sebuah resistor serta
1
2 RC
1
2  47k   4, 7  F
 0, 7 Hz

35
Gambar 35 Rangkaian filter lolos tinggi
dan rangkaian penguat operasional
Dengan frekuensi cut off sebesar 0,7 Hz,
maka sinyal dengan frekuensi di bawah
frekuensi cut off tidak dilewatkan. Keluaran
dari rangkaian filter lolos tinggi kemudian
menjadi
masukkan
pada
rangkaian
berikutnya yaitu filter lolos rendah serta
penguat operasional dengan frekuensi cut off
dan penguatan sebagai berikut:
Frekuesi cut off filter lolos rendah:
1
fc 
2 RC
1

2  6,8k  100nF
 2, 43Hz
Gambar 36 Rangkaian filter lolos rendah
dan lolos tinggi kedua
Dari proses pemfilteran dan penguatan
tersebut, maka diperoleh sinyal yang bersih
dengan amplitude yang cuup tinggi untuk
dilakukan pengolahan data secara digital oleh
mikrokontroler.
Gain dari penguat operasional non-inverting:
 R 
G  1  2 
 R2 
 680k  
 1 

 6,8k  
Gambar 37 Bentuk sinyal sebelum
dilakukan pemfilteran dan penguatan
 101
Dengan kombinasi rangkaian filter aktif lolos
tinggi dan rangkaian filter lolos rendah akan
membantu untuk menghilangkan sinyal DC
yang tidak diinginkan dan noise dengan
frekuensi tinggi. Sedangkan rangkaian
penguat operasional memiliki penguatan (G)
hingga 101 kali untuk menguatakan sinyal
amplitude dari komponen AC.
Gambar 38 Bentuk sinyal ssetelah
dilakukan pemfilteran dan penguatan
36
Mikrokontroler mengolah sinya
sensor PPG dan merepresentasikan data
tersebut sebagai banyaknya detak jantung
setiap menit.hasil. untuk
mengtahui
keakuratan pengukuran sistem, maka hasil
pengukuran sistem dicocokan dengsn hasil
pengkuran detak jantung menggunkan
aplikasi pengukuran detak jantung pada
smartphone.
DAFTAR PUSTAKA
[1] Akhmad A., 2012. Integrasi Sistem
Monitoring Elektrokardiograf Dan
Fotopletismografberbasis
Mikrokontroler. Bandung: Fakultas
Elektro dan Komunikasi IT Telkom
[2] Heydar T. S, 2009. Diabetic diagnose
test based on PPG signal and
identification system. Iran: Shahrood
University of Technology.
[3] Meredith
D.
J.,
2012.
Photoplethysmographic derivation of
respiratory rate: a review of relevant
physiology.
Journal
of
Medical
Engineering & Technology.
Gambar 39 Tampilan sistem pengukuran
detak jantung
Dari hasil pengukuran menunjukkan adanya
sedikit perbedaan antara hasil pengukuran
sistem yang dibuat dengan hasil pengkuran
oleh aplikasi pada smartphone. Dari hsil
perhitungan, rata-rata perbedaan yang
diperoleh mencapai 4 detak permenit. Hal ini
disebabkan karena proses pembacaan sensor
yang tidak tepat saat jari pasien bergerak dari
posisi awal pengukuran.
KESIMPULAN
Kesimpulan yang dapat diperoleh dari
penelitian ini adalah sebagai berikut:
1. Sensor PPG dapat dibangun dengan
menggunakan LED sebagai sumber
cahaya
dan
photodiode
untuk
mendeteksi perubahan intensitas cahaya
akibat perubahan volume darah pada
ujung jari.
2. Untuk memperoleh sinyal yang dapat
direpresentasikan sebagai jumlah detak
jantung permienit, maka harus dilakukan
pemfilteran dan penguatan sinyal sensor
PPG.
[4] Juan C., 2013. Innovative Continuous
Non-Invasive Cuffless Blood Pressure
Monitoring
Based
On
Photoplethysmography
Technology.
Intensive Care Med (2013) 39:1618–
1625
Download